• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II. LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

9 BAB II

LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka

1. Hakekat Belajar dan Pembelajaran Fisika

Belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam kompetensi, ketrampilan, dan sikap. Belajar tidak hanya dipahami sebagai aktivitas yang dilakukan oleh pelajar saja. Belajar merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan perubahan dalam dirinya melalui berfikir, pelatihan-pelatihan atau pengalaman-pengalaman. Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya, tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi. Kegiatan belajar mengajar seperti mengorganisasi pengalaman belajar, mengolah kegiatan belajar mengajar menilai proses, dan hasil belajar, kesemuanya termasuk dalam cakupan tanggung jawab guru. Jadi, hakikat belajar adalah perubahan (Djamarah. 2013:10).

Sedangkan menurut Reber (1988) dalam Aunnurrahman (2010:36) belajar dapat diartikan dalam dua pengertian berikut : (1) Learning as the process of acquiring knowledge. Belajar adalah sebagai proses memperoleh ilmu pengetahuan; (2) Learning is a relatively permanent change in respons potentiality which occurs as a result of reonfeced practice. Belajar sebagai suatu perubahan kemampuan bereaksi yang relative langgeng sebagai hasil latihan yang diperkuat. Definisi diatas menekankan bahwa pengertian belajar pada aspek kognitif disamping behavioris (tingkah laku) yaitu belajar sebagai upaya memperoleh ilmu pengetahuan, pemahaman, kecakapan, kebiasaan dan sikap yang disimpan dan dilaksanakan sehingga melahirkan perubahan pengetahuan dan tingkah laku, hal ini senada dengan yang dikatakan Gredler (1994) dalam Aunurrahman (2010:38) bahwa belajar adalah proses yang memperoleh berbagai kecakapan, keterampilan, dan sikap.

commit to user

(2)

Dari uraian beberapa pendapat para ahli mengenai hakekat belajar, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses mencari ilmu dan pengetahuan yang dilakukan seseorang melalui pengalaman dan latihan yang bertujuan menimbulkan perubahan dan cara berfikir yang lebih baik.

Ciri-ciri umum kegiatan belajar menurut Wragg (1994) dalam (Aunurrahman, 2010:36-37) sebagai berikut:

a. Belajar menunjukkan suatu aktivitas pada diri seseorang yang disadari atau disengaja. Begitu banyak aktivitas seseorang yang merupakan cerminan dari kegiatan belajar, walaupun diri individu tersebut tidak secara nyata memahami bahwa dirinya melakukan kegiatan belajar.

b. Belajar merupakan interaksi individu dengan lingkungannya. Lingkungan dalam hal ini dapat berupa manusia atau obyek-obyek lain yang memungkinkan individu memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan, baik yang baru maupun sesuatu yang pernah diperoleh atau ditemukan sebelumnya akan tetapi menimbulkan perhatian kembali bagi individu tersebut sehingga memungkinkan terjadinya interaksi.

c. Hasil belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku pada kebanyakan hal merupakan sesuatu perubahan yang dapat diamati (observable) namun juga dapat menyentuh perubahan pada aspek afektif, termasuk perubahan aspek emosional.

Sehingga suatu kegiatan disebut sebagai kegiatan belajar jika terdapat ciri-ciri bahwa orang yang melakukan aktivas tersebut sadar atau sengaja melakukannya.

Kemudian terdapat interaksi antara individu dengan lingkungan di sekitarnya dan terdapat perubahan tingkah laku sebagai hasil dari kegiatan belajar.

Dalam kegiatan belajar terdapat prinsip-prinsip belajar. Aunnurrahman (2014:114-130) menjelaskan bahwa terdapat prinsip-prinsip umum yang berkaitan dengan proses belajar. Adapun prinsip-prinsip umum tersebut yaitu :

a. Prinsip perhatian dan motivasi

Perhatian dan motivasi merupakan dua aktivitas yang memiliki keterkaitan yang sangat erat. Untuk menumbuhkan perhatian diperlukan adanya motivasi. Sejumlah hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar padacommit to user

(3)

umumnya meningkat jika anak memiliki motivasi yang kuat untuk belajar.

Perhatian memegang peranan penting dalam proses belajar. Tanpa adanya perhatian maka tidak aka nada kegiatan belajar. Anak akan memberikan perhatian, jika mata pelajarannya sesuai dengan kebutuhan.

Selain itu, motivasi mempunyai perhatian besar dalam belajar. Motivasi merupakan mesin penggerak yang mendorong siswa melakukan aktivitas belajarnya. Motivasi dapat menjadi alat dan tujuan pembelajaran.

b. Prinsip keaktifan

Keaktifan anak dalam belajar merupakan persoalan penting dan mendasar yang harus dipahami, disadari dan dikembangkan oleh setiap guru di dalam proses belajaran. Demikian pula berarti harus dapat diterapkan oleh siswa dalam setiap bentuk kegiatan belajar. Keaktifan belajar ditandai oleh adanya keterlibatan secara optimal, baik intelektual, emosional dan fisik jika dibutuhkan. Kecenderungan pada masa sekarang, inisiatif anak untuk belajar muncul dalam diri sendiri. Dengan kata lain keberhasilan belajar lebih dapat terwujudkan jika anak mempunyai inisiatif untuk melakukan aktivtas belajar, dan guru berfungsi sebagai pengaruh dan pembimbing.

Dalam tataran praktis, keatifan siswa dapat terlihat dalam aktivitas kegiatan sehari-hari, dengan contoh ia sering membaca buku pelajaran, serius menyimak keterangan guru, sering bertanya kepada guru, aktif dalam diskusi kelas, rajin berlatih dalam penguasaan keterampilan dan lain-lain.

c. Prinsip keterlibatan langsung dan berpengalaman

Keterlibatan langsung siswa di dalam proses pembelajaran memiliki intensitas keaktifan yang lebih tinggi. Dalam keadaan ini siswa tidak hanya sekedar aktif mendengar, mengamati dan mengikuti, akan tetapi terlibat langsung di dalam melaksanakan suatu percobaan, peragaan atau mendemonstrasikan sesuatu. Dengan keterlibatan langsung ini berarti siswa aktif mengalami dan melakukan proses belajar sendiri

Belajar yang paling baik adalah belajar dengan mengalami langsung tanpa diwakilkan kepada orang lain. Dalam belajar dengan mengalami langsung siswacommit to user

(4)

dapat menghayati, melibatkan langsung dalam perbuatan, dan memiliki tanggung jawab atas keberhasilan belajar itu.

Keterlibatan siswa dalam belajar bukan hanya diartikan sebagai keterlibatan fisik semata, tapi juga yang diperlukan keterlibatan emosional, kegiatan berpikir, penghayatan dan internalisasi.

d. Prinsip pengulangan

Teori belajar klasik yang memberikan dukungan paling kuat terhadap prinsip belajar pengulangan ini adalah teori psikologi daya. Berdasarkan teori ini, belajar adalah melatih daya-daya yang ada pada manusia yang meliputi daya berpikir, mengingat, mengamati, menghapal, menanggapi dan sebagainya. Melalui latihan-latihan maka daya-daya tersebut semakin berkembang. Sebaliknya semakin kurang pemberian latihan, maka daya-daya tersebut semakin lambat perkembangannya.

Pengulangan sangat diperlukan dalam belajar. Ini berkaitan dengan teori psikologi daya, yang menyatakan bahwa belajar adalah memilih daya-daya yang ada pada diri manusia, yaitu daya mengingat, mengamati, menanggapi, mengkhayal, merasakan, berpikir dan lain-lain. Dengan cara pengulangan-pengulangan itulah maka daya-daya tersebut akan berkembang dengan baik.

e. Prinsip tantangan

Dalam teori medan (field theory) yang dicetuskan oleh Kurt Lewin, dinyatakan bahwa siswa dalam situasi belajar berada dalam suatu medan atau lapangan psikologis. Dalam situasi belajar, siswa berada dalam tujuan yang ingin dicapai, akan tetapi selalu mendapatkan tantangan dan hambatan dalam mempelajari bahan pelajaran. Dengan hambatan dan tantangan itulah timbul motif untuk mengatasi hambatan dengan mempelajari bahan belajar tersebut. Jika hambatan itu dapat teratasi maka ia akan memasuki medan baru.

f. Prinsip penguatan

Penguatan dapat diartikan sebagai hasil belajar yang menyenangkan (positif) dan dapat pula berupa hasil belajar yang tidak menyenangkan (negatif). Anak yangcommit to user

(5)

nilai belajarnya baik akan meningkatkan gairah belajar, sedangkan anak yang mendapatkan nilai jelek akan takut tidak lulus dan berusaha meningkatkan aktivitas belajarnya.

g. Prinsip perbedaan Individual

Dalam proses belajar guru harus memperhatikan perbedaan invidual siswa agar dapat menyesuaikan materi, irama, metode dan tempo penyampaian. Bagi siswa yang tingkat kemampuannya rendah, guru harus memberikan perhatian lebih dengan latihan-latihan atau pelajaran-pelajaran ekstra. Sedangkan bagi yang kemampuannya menonjol, guru memberikan penugasan yang lebih intensif dari pada siswa yang lain.

Menurut Syaiful Sagala (2008:61) pembelajaran ialah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Corey (1986) dalam Syaiful Sagala (2008:61) menyatakan bahwa pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap situasi tertentu, pembelajaran merupakan subset khusus dari pendidikan.

Menurut Krik dan Gustafson (1986) dalam Syaiful Sagala (2008:64) pembelajaran merupakan suatu proses yang sistematis melalui tahap rancangan, pelaksanaan, dan evaluasi. Pembelajaran tidak terjadi secara seketika, melainkan sudah melalui tahapan perancangan pembalajaran.

Sebagai interaksi antara siswa dengan guru dan sumber belajar untuk mengembangkan potensi diri siswa melalui berbagai strategi, model, dan metode pembelajaran, terdapat beberapa ciri pembelajaran. Menurut Sutikno (2013:12-13) ciri-ciri pembelajaran yaitu :

a. Mempunyai tujuan yaitu membentuk siswa dalam suatu perkembangan tertentu.

b. Terdapat mekanisme, langkah-langkah,metode, dan teknik yang direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

c. Fokus materi yang jelas, terarah, dan terencana dengan baik.commit to user

(6)

d. Adanya aktivitas siswa.

e. Tindakan guru yang cermat dan tepat.

f. Terdapat polaaturan yang ditaati guru dan siswa dalam porsi masing-masing.

g. Batas waktu untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran.

h. Evaluasi proses dan hasil.

Semua kegiatan manusia baik dimanapun tempatnya, kapanpun waktunya, dan apapun macam kegiatan selalu berprinsip pada sains. Istilah sains memiliki makna yang beraneka warna sesuai jenis kegiatan yang dilakukan. Para filosof yang segala sesuatunya dibahas berdasarkan hakekat menyatakan bahwa sains adalah jalan untuk mendapatkan kebenaran dari apa yang telah kita ketahui. Semua pandangan yang diketahui manusia dapat dipertanggungjawabkan, tetapi yag dapat ditampilkan hanya definisi bagian dari sains itu sendiri. Dengan cara bersama-sama para filosof dapat mendefiniskan sains secara menyeluruh. Sains adalah suatu cara berpikir untuk memahami suatu gejala alam, suatu cara untuk menyelidiki gejala alam, dan sebagai batang tubuh keilmuan yang diperoleh dari suatu penyelidikan.

Menurut Percy Bridgman’s dalam Supriyadi (2010:5) menyatakan bahwa menggunakan metode ilmiah (scientific methods) lebih dari sekedar metode biasa dimana dengan metode ilmiah kita dapat mengerjakan lebih dari satu pengertian dan tanpa adanya rintangan untuk dapat menyelesaikan segala permasalahan yang timbul.

Adanya masalah akan muncul jawaban sementara atau hipotesa setelah adanya pemikiran-pemikiran dari kajian teori atau pengalaman lainnya. Dengan melakukan percobaan atau observasi dan meneliti tentang fenomena maka akan mendapatkan fakta yang akurat.

Fisika merupakan salah satu pelajaran pokok yang diterima di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) dengan beberapa pertimbangan. Pertama, selain memberikan bekal ilmu kepada peserta didik, mata pelajaran fisika dimaksudkan sebagai sarana untuk menumbuhkembangkan kemampuan berfikir yang bergunacommit to user

(7)

untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Kedua, mata pelajaran fisika perlu diajarkan untuk tujuan yang lebih khusus yaitu membekali peserta didik pengetahuan, pemahaman, dan sejumlah kemampuan yang dipersyaratkan untuk memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi serta mengembangkan ilmu dan teknologi. Pembelajaran fisika dilaksanakan secara inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berfikir, bekerja, dan bersikap ilmiah serta berkomunikasi sebagai salah satu aspek penting kecakapan hidup (Depdiknas, 2006).

Pembelajaran Fisika bukanlah sekedar membangun pengetahuan, cara-cara pengumpulan dan pembuktian pengetahuan sebab pembelajaran Fisika juga merupakan aktivitas sosial yang menggabungkan nilai-nilai kemanusiaan seperti rasa ingin tahu, kreativitas, imajinasi, dan keindahan. Oleh karena itu dalam belajar Fisika siswa harus dapat merasakan bahwa nilai-nilai ini sebagai bagian dari pengalamannya.

Menurut Sutrinso (2009:15-16) mempelajari Fisika dapat menumbuhkan nilai-nilai positif diantaranya :

a. Berlatih berpikir logis.

b. Menyelesaikan persoalan fisis : berlatih berpikir logis dan analitis

c. Menyelesaikan soal Fisika dengan perhitungan :melatih ketelitian dan berpikir kritis.

d. Melakukan eksperimen : melatih sikap hati-hati, teratur, dan jujur.

Berdasarkan beberapa pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran harus mempunyai tujuan yang jelas yang diatur dalam rencana pembelajaran sehingga fokus materinya jelas, siswa dan guru berperan aktif dalam pembelajaran, dan tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan optimal.

2. Modul Elektronik

Menurut Diknas dalam buku yang berjudul Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar (2004), modul disebutkan sebagai sebuah buku yang ditulis yang bertujuan agar siswa dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengancommit to user

(8)

bimbingan guru. Sementara dalam pandangan lainnya menyatakan bahwa modul dimaknai sebagai seperangkat bahan ajar yang disusun secara sistematis, sehingga penggunanya dapat belajar tanpa seorang fasilitator ataupun guru. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia juga menyatakan bahwa modul adalah kegiatan program belajar mengajar yang dapat dipelajari oleh peserta didik dengan bantuan yang minimal dari guru atau dosen pembimbing, meliputi perencanaan tujuan pembelajaran yang akan dicapai secara jelas, penyediaan materi pembelajaran, serta pengukuran keberhasilan peserta didik dalam penyelesaian pelajaran. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa modul harus dapat menggantikan fungsi pendidik.

Seorang pendidik mempunyai fungsi menjelaskan sesuatu, maka modul juga harus dapat menjelaskan sesuatu dengan bahasa yang mudah diterima oleh penggunanya.

Badan Pengembangan Pendidikan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dalam Wijaya (1988:128) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan modul adalah satu unit program belajar mengajar terkecil yang secara terperinci menggariskan hal-hal sebagai berikut:

a. tujuan instruksional umum yang akan ditunjang pencapaiannya;

b. topik yang akan dijadikan pangkal proses belajar mengajar;

c. tujuan instruksional khusus yang akan dicapai oleh siswa;

d. pokok-pokok materi yang akan diajarkan;

e. kedudukan dan fungsi satuan (modul) dalam kesatuan program yang lebih luas;

f. peranan guru didalam proses belajar mengajar;

g. alat-alat dan sumber yang akan dipakai;

h. kegiatan-kegiatan belajar yang harus dilakukan dan dihayati murid secara berurutan;

i. lembaran-lembaran kerja yang harus diisi oleh murid; dan

j. program evaluasi yang akan dilaksanakan selama proses belajar ini.

Sementara itu, Surahman (2010:2) mengatakan bahwa modul adalah satuan program pembelajaran terkecil yang dapat dipelajari oleh peserta didik secara perseorangan (self instructional); setelah peserta menyelesaikan satu satuan dalamcommit to user

(9)

modul, selanjutnya peserta dapat melangkah maju dan mempelajari satuan modul berikutnya. Sedangkan modul pembelajaran, senagaimana yang dikembangkan di Indonesia, merupakan suatu paket bahan pembelajaran (learning materials) yang memuat deskripsi tentang tujuan pembelajaran, lembaran kunci jawaban pada kertas lembar kerja peserta, alat-alat evaluasi pembelajaran, dan lembaran petunjuk pengajar yang menjelaskan cara yang efisien, bahan bacaan bagi peserta.

Ciri-ciri pengajaran modul menurut Wijaya (1988:129) adalah:

a. Siswa dapat belajar secara individual.

b. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara khusus. Rumusan tujuan bersumber pada perubahan tingkah laku.

c. Modul merupakan paket pengajaran yang bersifat self-instruction. Dengan belajar seperti ini, modul membuka kesempatan kepada siswa untuk mengembangakn dirinya secara optimal.

d. Modul banyak memberikan kesempatan kepada siswa untuk bersikap aktif, artinya proses kegiatan belajar mengajar secara ceramah dapat dikurangi.

Modul menganut prinsip learning by doing atau learning by problem solving.

e. Modul memiliki kekuatan ulang yang cukup tinggi (re-inforcement), artinya siswa mempelajari modul tidak hanya dengan sekali membaca teks dalam lembaran kegiatannya, tetapi mendapat penguatan ulang dari lembaran-lembaran lainnya (lembar kerja dan lembar evaluasi.

f. Adanya evaluasi yang kontinu dari setiap paket program. Formative test selalu dilakukan secara konsekuen.

Sehingga suatu bentuk media pembelajaran dapat dikatakan sebagai modul apabila terdapat ciri-ciri diatas.

Modul juga disebut sebagai media untuk belajar mandiri karena di dalamnya telah dilengkapi petunjuk untuk siswa dapat mempelajari sendiri. Sebuah modul bisa dikatakan baik dan menarik apabila terdapat karakteristik sebagai berikut (Depdiknas,2008:3-5) :

a. Self Instruction, dengan adanya modul siswa dapat belajar dengan mandiri tanpa tergantung pada guru. Maka dalam modul harus berisi tujuan yangcommit to user

(10)

dirumuskan dengan jelas, materi yang spesifik sehingga memudahkan untuk belajar, menyediakan contoh dan ilustrasi yang mendukung, menampilkan soal latihan, menggunakan bahasa yang sederhana, terdapat rangkuman materi dan rujukan/pengayaan/referensi yang mendukung materi pembelajaran.

b. Self Contained, keseluruhan materi yang utuh terdapat dalam satu modul, yaitu dari satu unit kompetensi, sehingga materi pembelajaran dapat dipahami secara tuntas.

c. Stand Alone, yaitu modul dikembangkan tidak bergantung dengan media pembelajaran yang lain. Sehingga hanya dengan menggunakan modul siswa dapat memahami materi dengan tuntas.

d. Adaptive, yaitu pengembangan modul hendaknya dapat mengikuti dengan perkembangan ilmu dan teknologi serta fleksibel digunakan.

e. User Friendly, pembuatan modul hendaknya menggunakan bahasa yang sederhana, istilah umum dan mudah dimengerti sehingga memudahkan pembaca adalah memakainya.

Dari beberapa uraian diatas dapat diketahui bahwa modul adalah sebuah bahan ajar yang disusun secara sistematis dengan bahasa yang mudah dipahami oleh pengguna (peserta didik) agar mereka dapat belajar mandiri saat tidak ada guru atau instruktur. Kemudian dari modul tersebut peserta didik dapat mengetahui tingkat penguasaan materi yang dibahas pada setiap bagian dan dapat menentukan apakah dapat lanjut ke materi selanjutnya atau tidak.

Saat ini tekhnologi telah merambah ke semua aspek kehidupan, tak terkecuali dunia pendidikan. Maka dari situlah perlu di kembangkannya modul dalam bentuk elektronik atau yang biasa disebut dengan e-book. Menurut Sugianto (2013), Modul elektronik dapat didefinisikan sebagai sebuah bentuk penyajian bahan belajar mandiri yang disusun secara sistematis ke dalam unit pembelajaran terkecil untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu yang disajikan ke dalam format elektronik yang di dalamnya terdapat animasi, audio, navigasi yang membuat pengguna lebih interaktif dengan program. Pengembangan modul elektronik juga memberikan kemudahan pada peserta didik untuk belajar karenacommit to user

(11)

dapat diakses dimana saja dan kapan saja salah satunya melalui ponsel android.

Adapun perbedaan modul cetak dan modul elektronik menurut Rijal (2014) seperti pada tabel 2.1 berikut:

Modul Elektronik Modul Cetak

Format elektronik (dapat berupa file .doc; .exe; dan .swf)

Format hanya dapat berbentuk cetak (kertas)

Ditampilkan menggunakan perangkat elektronik dan perangkat lunak khusus (Laptop, komputer, ponsel, internet)

Tampilannya berupa kumpulan kertas yang dicetak

Lebih praktis untuk dibawa Berbentuk fisik, untuk membawa dibutuhkan ruang untuk meletakkan.

Biaya produksi lebih murah. Biaya produksi lebih mahal.

Tahan lama dan tidak akan lapuk dimakan waktu.

Daya tahan kertas terbatas oleh waktu.

Dapat dilengkapi dengan audio atau video dalam penyajiannya.

Tidak dapat dilengkapi dengan audio atau video dalam penyajiannya.

Menggunakan sumber daya tenaga listrik. Tidak perlu sumber daya khusus untuk menggunakannya.

(Sumber: Rijal, 2014:18)

Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa modul elektronik merupakan suatu perangkat pembelajaran yang disusun secara sistematis ke dalam unit pembelajaran terkecil untuk mencapai tujuan pembelajaran, yang dapat di dalamnya terdapat media audio maupun visual sehingga menjadikan modul elektronik lebih interaktif dan lebih menarik dibandingkan modul cetak.

3. Pendekatan Saintifik

Pendekatan saintifik (scientific) disebut juga sebagai pendekatan ilmiah.

Proses pembelajaran dapat dipadankan dengan suatu proses ilmiah, karena itu Kurikulum 2013 mengamanatkan esensi pendekatan saintifik dalam pembelajaran.

Tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik menurut Daryanto (2014:54)commit to user

(12)

didasarkan pada keunggulan pendekatan tersebut. Beberapa tujuan pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik adalah:

a. Untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan berfikir tingkat tinggi siswa.

b. Untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah secara sistematik.

c. Menciptakan keadaan pembelajaran dimana siswa merasa bahwa belajar merupakan suatu kebutuhan.

d. Diperolehnya hasil belajar yang tinggi.

e. Untuk melatih siswa mengkomunikasikan ide f. Untuk mengembangkan karakter siswa.

Sedangkan prinsip pendekatan saintifik dalam pembelajaran adalah pembelajaran berpusat pada siswa, pembelajaran membentuk student self concept, pembelajaran terhindar dari verbalisme, pembelajaran memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengasimilasi dan mengakomodasi konsep, pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berfikir kritis siswa, dan pembelajaran meningkatkan motivasi belajar siswa.

Langkah-langkah pendekatan ilmiah dalam proses pembelajaran meliputi mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosisasi atau menalar, dan menarik kesimpulan.

a. Mengamati

Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan objek secara nyata, peserta didik sennag dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik, sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggidengan metode observasi peserta didik menemukan fakta bahwa ada hubungan antara objek yang analisis dengan materi pembelajaran yang digunakan

oleh guru. commit to user

(13)

b. Menanya

Guru yang efektif mampu menginspirasi siswa peserta didik untuk meningkatkan dan mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula guru membimbing atau memandu peserta didiknya belajar dengan baik. Ketika guru menjawab pertanyaan peserta didiknya, ketika itu pula guru mendorong peserta didik untuk menjadi penyimak dan pembelajar yang baik. Berbeda dengan penugasan yang menginginkan tindakan nyata, pertanyaan dimaksudakn untuk ememperoleh tanggapan verbal. Istilah

“pertanyaan” tidak selalu dalam kalimat tanya, melainkan juga dapat pernyataan, asalkan keduanya menginginkan tanggapan verbal. Kegiatan menanya memiliki fungsi sebagai berikut.

1) Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, perhatian peserta diidk tentang suatu tema atau topik pembelajaran.

2) Mendorong dan mengisnpirasi peserta didik untuk aktif belajar, serta mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri.

3) Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didiks eklaigus menyampian rancangan untuk mencari solusinya.

4) Menstruktur tugas-tugas dan emmberikan kesempatan pada peserta didik untuk menunjukkan sikap, keterampilan, dan pengetahuannya atas substansi pembelajaran yang diberikan.

5) Membangkitkan keterampilan peserta didik dalm berbicara, mengajukan pertanyaan, dan memberikan jawaban logis, sistemastis, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar.

6) Mendorong peserta didik dalam berdiskudi, berargumen, megembangkan berpikir, dan menarik simpulan.

7) Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan menerima pendapat atau gagasan, memeperkaya kosa kata, serta mengemabngkan toleransu sosial dalam hidup berkelompok.

8) Membiasakan peserta didik berpikir spontan dan cepat, seta sigap dalam merespon persoalan yang tiba-tiba muncul.commit to user

(14)

9) Melatih kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan kemampuan berempati satu sama lain.

c. Mengumpulkan informasi

Kegiatan mengumpulkan informasi merupakan tindak lanjut dari kegiatan bertanya. Kegiatan ini dilakukan dengan menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Untuk itu peserta didik dapat membaca buku yang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek yang lebih teliti, atau bahkan melakukan eksperimen. Dari kegiatan tersebut terkumpul sejumlah informasi. Dalam Permendikbud Nomor 18a Tahun 2013, aktivitas mengumpulkan informasi dilakukan melalui eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengamati objek/kejadian/aktivitas wawancara dengan nara sumber dan sebagainya. Adapun kompetensi yang diharapkan adalah mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.

d. Mengasosiasi atau menalar

Kegiatan mengassisasi atau menalar berdasarkan Permendikbud Nomor 18a Tahun 2013, adalah memproses informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada kedalaman informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan. Kegiatan ini dilakukan untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainnya, menemukan pola dari keterkaitan informasi tersebut. Adapun kompetensi yang diharapkan adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berfikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan. commit to user

(15)

e. Menarik kesimpulan

Kegiatan menyimpulkan dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik merupakan kelanjutan dari kegiatan mengolah data atau informasi. Setelah menemukan keterkaitan antar informasi dan menemukan berbagai pola dari keterkaitan tersebut, selanjutnya secara bersama-sama membuat kesimpulan dalam satu kesatuan kelompok atau individu.

f. Mengkomunikasikan

Pada pendekatan saintifik guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengomunikasikan apa yang telah mereka dapat dalam pembelajaran. Hasil pengkomunikasian yang disampaikan peserta didik dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik. Berdasarkan Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, kegiatan mengomunikasikan adalah kegiatan menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya.

Adapun kompetensi yang diharapkan muncul pada peserta didik dari kegiatan ini adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berfikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.

Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruksi konsep,hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasi konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan.

4. Gerak Parabola

Gerak Parabola adalah salah satu materi pokok yang diajarkan pada kelas X semester I. Berdasarkan karakteristik materi dan sub materi yang ada, materi Gerak Parabola dalam modul elektronik dibagi menjadi 3 sub materi, yaitu (1) karakteristik gerak parabola, (2) waktu untuk mencapai jarak maksimum, (3)commit to user

(16)

waktu untuk mencapai jarak maksimum. Untuk uraian materi disajikan pada Lampiran 3.

B. Kerangka Berfikir

Fisika merupakan merupakan ilmu pengetahuan yang dapat menggambarkan berbagai gejala yang terjadi di alam dan memungkinkan kegiatan ilmiah. Pada kurikulum yang dipakai saat ini yaitu Kurikulum 2013, menggunakan konsep pembelajaran Student Centered Learning (SCL) yaitu pembelajaran berpusat pada siswa yang dilakukan menggunakan pendekatan saintifik atau pendekatan ilmiah. Di dalam kegiatan ilmiah dapat dilakukan beberapa tindakan seperti percobaan, penelitian, observasi, serta pengukuran. Beberapa tindakan tersebut dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Tindakan yang dilakukan secara langsung dapat dilakukan melalui pengamatan langsung di alam, sedangkan tindakan yang dilakukan secara tidak langsung dapat dilakukan dengan menggunakan media. Program Adobe Flash CS6 dapat digunakan sebagai media untuk melakukan percobaan secara tidak langsung, yaitu melalui animasi simulasi.

Pembelajaran yang berpusat pada siswa harus memberi ruang pada siswa untuk menemukan sendiri konsep-konsep yang akan mereka pelajari. Sehingga terjadi kebermaknaan dalam pembelajaran. Siswa melakukan kegiatan sendiri yang saling berinteraksi dengan modul pembelajaran. Modul menuntun siswa untuk melakukan kegiatan, kemudian siswa melakukan kegiatan hingga mendapat kesimpulan, dan modul memberikan materi sesuai dengan simpulan yang ditemukan siswa sehingga siswa tahu apakah kesimpulannya benar atau tidak.

Di era digital ini banyak dikembangkan program yang dapat digunakan untuk pembuatan modul elektronik yang lebih interaktif, salah satunya program Adobe Flash CS6. Software berbasis Adobe Flash CS6 ini memiliki beberapa keunggulan sebagai modul elektronik. Adapun keunggulan yang dimiliki yaitu dalam Adobe Flash CS6 dapat dimuat materi yang lebih menarik dan memotivasi siswa dengan disertakan eksperimen, contoh soal, tugas mandiri, tes formatif, kuis interaktif. Selain itu juga terdapat gambar, video, animasi, demo, rangkuman, kunci jawaban, dan multimedia lainnya. Modul elektronik berbasis software Adobecommit to user

(17)

Flash CS6 yang akan dibuat memuat materi Gerak Parabola yang ditujukan untuk siswa SMA kelas X. Penggunaan modul elektronik berbasis software Adobe Flash CS6 mendorong siswa untuk lebih aktif, kreatif, inovatif dan mandiri dalam memahami konsep Gerak Parabola. Dilihat dari hal-hal tersebut modul elektronik berbasis software Adobe Flash CS6 telah melengkapi ciri-ciri modul yaitu siswa dapat belajar secara individual, kemudian bersifat self-instruction karena modul dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan dirinya dan memberikan kesempatan pada siswa untuk bersikap aktif. Kemudian pada modul elektronik berbasis Adobe Flash CS6 ini juga menganut konsep learning by doing.

Pada modul juga terdapat ciri re-inforcement, artinya pada modul terdapat penguatan ulang dari lembaran-lembaran lainnya, dan diakhir modul terdapat evaluasi yang kontinu dari setiap paket program.

commit to user

(18)

Pembelajaran Fisika

Membutuhkan Modul Pembelajaran

Proses pembelajaran masih banyak menggunakan buku pegangan

Belum banyak menggunakan

modul pembelajaran

Tuntutan dinamika kurikulum dan

teknologi

Inovasi teknologi belum optimal diimplementasika

n dalam pembelajaran

Solusi

Dikembangkan modul pembelajaran Fisika interaktif berbasis software Adobe Flash CS6 pada materi Gerak Parabola

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berfikir V

Kemudahan Akses Ponsel/Tablet Laptop Fasilitas

Materi Video Gambar

Animasi atau Simulasi Kuis

modul pembelajaran Fisika interaktif berbasis software Adobe Flash CS6 pada materi Gerak Parabola

Siswa dapat belajar mandiri dan menemukan konsep sendiri

commit to user

(19)

C. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka berfikir di atas, maka diajukan beberapa pertanyaan penelitian yang berkaitan dengan pengembangan modul elektronik berbasis software Adobe Flash CS6 tentang materi Gerak Parabola sebagai berikut:

1. Bagaimana spesifikasi modul pembelajaran elektronik tentang Gerak Parabola menggunakan software Adobe Flash CS6?

2. Apakah hasil dari pengembangan modul pembelajaran elektronik tentang Gerak Parabola menggunakan software Adobe Flash CS6 memenuhi kriteria baik?

commit to user

Gambar

Gambar 2.1 Bagan Kerangka BerfikirV Kemudahan AksesPonsel/TabletLaptopFasilitasMateriVideoGambar

Referensi

Dokumen terkait

Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) modul dalam pendidikan yaitu kegiatan program belajar- mengajar yang dapat dipelajari oleh murid dengan bantuan yang

dipelajari sebelumnya. Guru mempergunakan berbagai macam cara penyampaian materi ketika kegiatan belajar mengajar di dalam kelas, agar peserta didik mudah memahami materi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia guru adalah “orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar.” Sedangkan dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun

Kata aktif dalam kamus Besar Bahasa Indonesia artinya giat (bekerja, berusaha) dinamis atau bertenaga. Sedangkan keaktifan yaitu kegiatan, kesibukan. 17 Peserta didik aktif

i) Peserta didik dapat menghindari dari cara-cara belajar tradisional. b) Metode ini kurang berhasil untuk mengajar kelas besar. c) Harapan yang ditumpahkan pada strategi ini

modul adalah sebuah bahan ajar yang disusun secara sistematis dengan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta didik sesuai tingkat pengetahuan dan usia mereka agar mereka dapat

Metode Demonstrasi ialah suatu upaya pembelajaran atau proses belajar dengan cara praktek menggunakan peragaan yang di tunjukan pada peserta didik dengan tujuan

Pengertian kata “konvensional” menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah “menurut apa yang sudah menjadi kebiasaan”.Sementara itu, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)