• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengertian Bahan Pembelajaran Cetak kucing lucu

N/A
N/A
Daffa Amirrul Haq

Academic year: 2025

Membagikan "Pengertian Bahan Pembelajaran Cetak kucing lucu"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

A. Pengertian Bahan Pembelajaran Cetak

Pembelajaran cetak dapat diartikan sebagai perangkat bahan yang memuat materi atau isi pelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dituangkan dengan menggunakan teknologi cetak. Suatu bahan pembelajaran cetak memuat materi yang berupa ide, fakta, konsep, prinsip, kaidah, atau teori yang tercangkup dalam mata pelajaran sesuai dengan disiplin ilmunya serta informasi lainnya dalam pembelajaran.

Bahan ajar merupakan sumber belajar esensial dan penting yang diperlukan pembelaja-ran dari mata pelajaran di sekolah untuk mendo-rong efisien guru dan meningkatkan kinerja siswa. Dengan bahan ajar membuat pembelajaran lebih menarik, praktis, dan realistik. Disamping itu penggunaan bahan ajar dalam

pembelajaran memungkingkan baik guru dan siswa dapat ber-patisipasi secara aktif dan membuat pembelajaran lebih efektif.

Menurut (Asmirani 2013) Bahan ajar merupakan segala bentuk bahan yang digunakan guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan ajar yang dimaksut biasanya berupa bahan tertulis dan bahan yang tidak tertulis”. Pengetian mengenai bahan ajar (Lendri 2019) merupakan bagian yang sangat penting dalam kegiatan pembelajaran. Bahan ajar juga memiliki banyak fungsi dalam

pembelajaran[3] . Bahan ajar berfungsi sebagai pedoman bagi guru untuk memudahkan siswa dalam memahami pem belajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu, bahan ajar adalah alat atau bahan yang digunakan guru dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

B. Tahapan Pengembangan Bahan Pembelajaran Cetak

Pengembangan bahan ajar cetak dapat dilakukan dengan 4 cara yaitu;

cara kompilasi terhadap bahan yang telah tersedia dan dilengkapi dengan panduan belajar, menggunakan buku teks yang telah tersedia di pasaran dengan disertai panduan

belajar,dan yang menyadur buku teks yang sudah tersedia,

Analisis Kebutuhan: Menentukan kebutuhan belajar siswa dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Hal ini penting untuk memastikan bahan ajar yang dikembangkan relevan dan sesuai dengan kurikulum.

(2)

.Perencanaan dan Penyusunan Materi: Menyusun materi pembelajaran secara sistematis, mulai dari yang paling dasar hingga yang kompleks. Materi harus disajikan dengan bahasa yang jelas dan mudah dipahami oleh siswa.

menulis baris bahan ajar cetak yang diperlukan yang dirancang sesuai dengan karakteristik yang dibutuhkan.

Untuk mengembangkan bahan ajar cetak harus ditempuh.

1. Menyusun Garis-garis Besar Program Pembelajaran (GBPP) bahan ajar tercetak yang akan dikembangkan.

GBPP bahan pembelajaran cetak adalah rumusan tujuan

pembelajaran/kompetensi dan pokok-pokok materi yang akan dikembangkan ke dalam bahan ajar cetak. Di dalam GBPP bahan ajar cetak harus memuat standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, topik/pokok bahasan, sub pokok bahasan, esstimasi waktu dan daftar pustaka yang akan digunakan.

2. Menulis bahan ajar dengan mengikuti strategi instruksional tertentu.

Bahan ajar ditulis dengan menggunakan strategi instruksional yang sama seperti yang digunakan pengajaran di dalam kelas biasa. Menulis bahan ajar berarti mengajar mengajarkan mata pelajaran melalui tulisan. Oleh karena itu, prinsip prinsip yang digunakan dalam menulis bahan ajar sama halnya dengan prinsip prinsip pengajaran biasa. Perbedaannya adalah bahasa yang digunakan bersifat 4 - 11

Pengembangan Bahan Pembelajaran

setengah formal dan setengah lisan, bukan bahasa buku teks yang bersifat sangat formal.

3. Mereview, melakukan uji coba lapangan dan merivisi bahan ajar sebelum digunakan di lapangan.

Dalam bentuk bagan tahap pengembangan tersebut tampak sebagai berikut : Digunakan ajar cetak

Reviuw lapangan da

C. Kelebihan Bahan Ajar Cetak Buku 1. Dari sudut penggunaan

Menulis bahan ajar cetak Menulis GBPP bahan

ajar cetak

Reviuw lapangan

Digunakan

(3)

Media cetak merupakan media yang paling mudah diperoleh dan lebih sederhana dibanding program komputer, dapat dipelajari dan dibaca di mana saja dan kapan saja, tidak perli alat khusus dan mahal untuk memanfaatkannya.

2. Dari sudut pengajaran

Bahan ajar cetak lebih unggul dibanding bahan ajar jenis lain karena bahan ajar cetak merupakan media yang canggih dalam hal mengembangkan kemampuan siswa untuk belajar tentang fakta dan mampu memahami prinsip-prinsip umum dan abstrak dengan menggunakan argumentasi yang logis.

3. Dari sudut kualitas penyampaian

Bahan ajar cetak dapat memaparkan kata-kata, angka-angka, notasi musik, gambar dua dimensi serta diagram. Jika biaya bukan merupakan masalah maka media cetak dapat dipresentasikan lengkap dengan ilustrasi yang berwarna.

4. Dari segi ekonomi

Bahan ajar cetak relatif murah untuk diproduksi atau dibeli dan dapat digunakan berulang-ulang. Di samping itu, pengirimannya relatif lebih mudah, efisien, cepat dan ongkosnya relatif lebih murah.

Sekarang kita beranjak pada sisi negatif penggunaan bahan ajar cetak. Seperti juga bahan ajar lainnya, bahan ajar cetak memiliki kelemahan. Kita perlu mengetahui kelemahan-kelemahan ini, karena dengan demikian kita dapat menghindari

pengembangnan produk bahan ajar cetak yang memiliki kelemahan ini. Kelemahan bahan ajar cetak antara lain adalah:

D. Kelemahan Bahan Ajar Cetak Buku

1. Tidak mampu mempresentasikan gerakan, pemaparan materi bersifat linear, tidak mampu mempresentasikan kejadian secara berurutan

2. Sulit memberikan bimbingan kepada pembacanya yang mengalami kesulitan memahami bagian tertentu dari bahan ajar tersebut

3. Sulit memberikan umpan balik untuk pertanyaan yang diajukan yang memiliki banyak kemungkinan jawaban atau pertanyaan yang membutuhkan jawaban yang kompleks dan mendalam

4. Tidak dapat mengakomodasi siswa dengan kemampuan baca terbatas karena bahan ajar cetak ditulis pada tingkat baca tertentu

5. Memerlukan pengetahuan prasyarat agar siswa dapat memahami materi yang dijelaskan. Siswa yang tidak memenuhi asumsi pengetahuan prasyarat ini akan mengalami kesulitan dalam memahami

6. Cenderung digunakan sebagai hafalan. Ada sebagian guru yang menuntut siswanya untuk menghafal data, fakta dan angka. Tuntutan ini akan membatasi penggunaan bahan ajar cetak hanya sebatas alat bantu menghafal

(4)

7. Kadang kala memuat terlalu banyak terminologi dan istilah sehingga dapa menyebabkan beban kognitif yang besar kepada siswa

8. Presentasi satu arah karena bahan ajar cetak tidak interaktif sehingga cenderung digunakan dengan pasif, tanpa pemahaman yang memadai

E. Contoh Bahan Ajar Cetak Buku

 Buku Teks Pelajaran:

Dalam kamus Oxford, buku diartikan sebagai number of sheet of paper, either printed or blank, fastened together in a cover, yaitu sejumlah lembaran kertas, baik cetakan maupun kosong, yang dijilid dan diberi kulit. Hal serupa juga dapat ditemukan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang

mendefinisikan buku sebagai lembar kertas yang berjilid, berisi tulisan atau kosong (Setiawan, 2010

Menurut pandangan lainnya, buku adalah bahan tertulis yang menyajikan ilmu pengetahuan atau buah pikiran dari pengarangnya. Sementara itu, buku sebagai bahan ajar didefinisikan sebagai buku yang berisi suatu ilmu

pengetahuan hasil analisis terhadap kurikulum dalam bentuk tertulis. Buku teks pelajaran pada umumnya merupakan bahan ajar hasil seorang

pengarang atau tim pengarang yang disusun berdasarkan kurikulum yang berlaku. Pendidik diberi kesempatan untuk memilih buku teks mana yang mereka anggap paling sesuai dengan peserta didiknya

A. Fungsi buku teks pelajaran

1. Sebagai bahan referensi atau bahan rujukan oleh peserta didik 2. Sebagai bahan evaluasi

3. Sebagai alat bantu pendidik dalam melaksanakan kurikulum

4. Sebagai salah satu penentu metode atau teknik pengajaran yang akan digunakan pendidik.

b. Tujuan buku teks pelajaran

1. Memudahkan pendidik dalam meyampaikan materi pembelajaran 2. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengulangi pelajaran atau mempelajari pelajaran baru,

4. Menyediakan materi pembelajaran yang menarik bagi peserta didik.

C. Unsur-unsur buku sebagai bahan ajar

 Sebagai bahan tertulis dalam bentuk lembaran-lembaran kerts yang dijilid dan diberi kulit (cover) yang menyajikan ilmu pengetahuan yang disusun secara sistematis oleh pengarangnya, buku teks pelajaran tersusun atas beberapa komponen-komponen tertentu. Susunan komponen ini juga disebut sebagai struktur buku teks.

(5)

 Bahan ajar buku teks pelajaran ini tersusun atas lima komponen, yaitu judul, kompetensi dasar atau materi pokok, informasi pendukung, latihan, serta penilaian. Jadi, dalam membuat buku teks pelajaran, maka kelima komponen utama itu harus ada. Selain itu, isi kandungannya juga harus mengacu kepada kompetensi dasar yang telah ditetapkan berdasrakan kurikulum yang berlaku .

B. Modul

Modul secara Bahasa yaitu sebagai seperangkat bahan ajar yang disajikan secara sistematis, sehingga penggunanya dapat belajar dengan atau tanpa seorang fasilitator atau guru. Sebuah modul harus dapat dijadikan bahan ajar sebagai pengganti fungsi pendidik. Jika pendidik mempunyai fungsi

menjelaskan sesuatu, maka modul harus mampu menjelaskan Sesuatu dengan bahasa yang mudah diterima peserta didik sesuai dengan tingkat pengetahuan dan usianya.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (kbbi) juga ditemukan pengertian yang hampir serupa bahwa modul adalah kegiatan program belajar mengajar yang dapat dipelajari oleh peserta didik dengan bantuan yang minimal dari guru atau dosen pembimbing, meliputi perencanaan tujuan yang akan dicapai secara jelas, penyediaan materi pelajaran, alat yang dibutuhkan dan alat untuk penilai, serta pengukuran keberhasilan peserta didik dalam penyelesaian pelajaran.

Sementara itu, Surahman (2010:2) mengatakan bahwa modul adalah satuan program pembelajaran terkecil yang dapat dipelajari oleh peserta didik secara perseorangan (self instructional); setelah peserta menyelesaikan satu satuan dalam modul, selanjutnya peserta dapat melangkah maju dan mempelajari satuan modul berikutnya. Sedangkan modul pembelajaran, sebagaimana yang dikembangkan di Indonesia, merupakan suatu paket bahan pembelajaran (learning materials) yang membuat deskripsi tentang tujuan pembelajaran, lembaran petunjuk pengajar atau instruktur yang menjelaskan cara mengajar yang efisien, bahan bacaan bagi peserta, lembaran kunci jawaban pada lembar kertas kerja peserta, dan alat-alat evaluasi pembelajaran.

Dari beberapa pandangan diatas dapat kita pahami bahwa modul pada dasarnya adalah sebuah bahan ajar yang disusun secara sistematis dengan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta didik sesuai tingkat pengetahuan dan usia mereka, agar mereka dapat belajar sendiri (mandiri) dengan bantuan atau bimbingan yang minimal dari pendidik.

Fungsi Modul

Sebagai salah sattu bentuk bahan ajar modul memiliki fungsi sebagai

(6)

berikut:

1. Bahan ajar mandiri. Maksudnya, penggunaan modul dalam proses pembelajaran berfungsi meningkatkan kemampuan peserta didik untuk belajar sendiri tanpa tergantung kepada kehadiran pendidik.

2. Pengganti fungsi pendidik. Maksudnya, modul sebagai bahan ajar yang harus mampu menjelaskan materi pembelajaran dengan baik dan

mudah dipahami oleh peserta didik sesuai tingkat pengetahuan dan usia mereka. Sementara fungsi penjelas sesuatu tersebut juga melekat pada pendidik. Maka dari itu, penggunaan modul bisa berfungsi sebagai pengganti fungsi atau peran fasilitator/pendidik.

3. Sebagai alat evaluasi. Maksudnya, dengan modul, peserta didik dituntut untuk dapat mengukur dan menilai sendiri tingkat penguasaannya terhadap materi yang telah dipelajari. Dengan demikian, modul juga sebagai alat evakuasi.

b. Tujuan Pembuatan Modul

Adapun tujuan dari pembuatan modul sebagai berikut:

1. Agar peserta didk dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan pendidik (yang minimal)

2. Agar peran pendidik tidak terlalu dominan dan otoriter dalam kegiatan pembelajaran.

3. Melatih kejujuran peserta didik.

4. Mengakomodasi berbagai tingkat dan kecepatan belajar peserta didik.

c. Unsur-unsur Modul

Untuk membuat sebuah modul yang baik, maka satu hal penting

yang harus kita lakukan adalah mengenali unsur-unsurnya. Modul paling tidak harus berisikan tujuh unsure, yakni judul, petunjuk belajar (petunjuk peserta didik atau pendidik), kompetensi yang akan dicapai, informasi pendukung, latihan-latihan, petunjuk kerja atau lembar kerja (LK), dan evaluasi. Melalui ketujuh komponen itulah, kita bisa menyusun sebuah bahan ajar yang disebut modul. Komponen modul:

1. Modul untuk siswa, berisi kegiatan belajar yang dilakukan siswa.

2. Modul untuk Guru, berisi petunjuk guru, tes akhir modul, dan kunci jawaban akhir modul.

d. Struktur Pembuatan Modul 1. Pendahuluan

Pendahuluan setidaknya memuat lima elemen, yaitu:

 Tujuan.

 Pengenalan terhadap topik yang akan dipelajari.

(7)

 Informasi tentang pembelajaran.

 Hasil belajar.

 Orientasi.

Kegiatan belajar

Struktur kegiatan belajar meliputi Kegiatan belajar 1: Judul

 Tujuan.

 Materi pokok.

 Uraian materi, berisi penjelasan, contoh, ilustrasi, aktivitas, tugas/latihan, rangkuman.

 Tes mandiri 1.

Kegiatan belajar 2: Judul, struktur seperti kegiatan belajar 1.

3. Penutup

 Salam, rangkuman, aplikasi, tindak lanjut, kaitan dengan modul berikutnya.

 Daftar kata penting.

 Daftar pustaka.

 Kunci tes mandiri.

e. Karakteristik Modul

1. Dirancang untuk sistem pembelajaran mandiri.

2. Program pembelajaran yanng utuh dan sistematis.

3. Mengandung tujuan, bahan/kegiatan dan evaluasi.

4. Disajikan komunitatif, dua arah.

5. Diupayakan untuk mengganti beberapa peran peran pengajar.

6. Cakupan bahasa terfokus dan terukur.

7. Mementingkan aktivitas belajar pemakai.

Jenis-jenis Modul

1. Menurut Penggunaanya

Dilihat dari penggunaannya, modul terbagi menjadi dua macam, yaitu modul untuk peserta didik dan modul untuk pendidik. Modul untuk peserta didik berisi kegiatan belajar yang dilakukan oleh peserta didik, sedangkan modul untuk pendidik berisi petunjuk pendidik, tes akhir modul, dan kunci jawabab tes akhir modul.

2. Menurut Tujuan Penyusunanya

Jenis modul lainnya dikemukakan oleh Vembriarto. Ia mengatakan

bahwa menurut tujuan penyusunannya, modul dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu modul inti (modul dasar) dan modul pengayaan.

g. Langkah-langkah Penyusunan Modul 1. Analisis kurikulum

(8)

2. Menentukan judul modul 3. Pemberian kode modul 4. Penulisan modul

Work Book / Lembar Kerja Siswa (LKS)

Menurut pedoman umum pengembangan bahan ajar (Diknas, 2004), lembar kegiatan siswa (student work sheet) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembar kegiatan biasanya berupa petunjuk atau langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Tugas tersebut haruslah jelas kompetensi dasar yang akan dicapai. Sementara menurut pandangan lain, LKS bukan merpakan singkatan dari

lembar kegiatan siswa, yaitu materi ajar yang sudah dikemas sedemikian rupa, sehingga peserta didik diharapkan dapat mempelajari materi ajar tersebut secara mandiri. Dari penjelasan ini dapat kita pahami bhawa LKS merupakan suatu bahan ajar cetak berupa lemmbar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan oleh peserta didik yang mengacu pada kompetensi dasar yang harus dicapai.

Tujuan penggunaan LKS yang dikutip dari (Asmirani 2013) dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut; memberi pengetahuan, sikap dan keterampilan yang perlu dimiliki oleh peserta didik, mengecek tingkat pemahaman peserta didikterhadap materi yang telah disajikan, dan mengembangkan dan menerapkan materi pembelajaran yang sulit disampaikan secara lisan

Manfaat penggunaan LKS (Asmirani 2013) dalam pembelajaran untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa. Pengalaman belajar yang bermakna berarti melibatkan siswa secara aktif untuk

menemukan konsep atau pengetahuan baru dengan mengaitkannya dengan pengetahuan yang telah ada. Dalam penelitian ini diharapkan agar LKS yang digunakan mampu mengintegrasikan informasi, latihan dan umpan balik bagi siswa.

a. Fungsi LKS

Sebagai bahan ajar yang meminimalkan peran pendidik, namun lebih mengaktifkan peserta didik;

Sebagai bahan ajar yang mempermudah peserta didik untuk memahami materi yang diberikan

Sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya tugas untuk berlatih Memudahkan pelaksanaan pengajaran kepada pesrta didik b. Tujuan LKS

(9)

Menyajikan bahan ajar yang memudahkan peserta didik untuk

berinteraksi

dengan materi yang diberikan.

Menyajikan tugas-tugas yang meningkatkan penguasaan peserta didik

terhadap materi yang diberikan

Melatih kemandirian belajar peserta didik

Memudahkan pendidikdalam memberikan tugas kepada peserta didik

Unsur-unsur LKS

Dilihat dari strukturnya, bahan ajar LKS lebih sederhana daripada modul namun lebih kompleks daripada buku.

Bahan ajar LKS terdiri atas enam unsur utama,

meliputi judul, petunjuk belajar, kompetensi dasar atau materi pokok, informasi pendukug, tugas atau langkah kerja, dan penilaian. Sedangkan jika dilihat dari formatnya, LKS memuat paling tidak memuat delapan unsure, yaitu judul, kompetensi dasar yang akan dicapai, waktu penyelesaian, peralatan/bahan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas, informasi singkat, langkah kerja, tugas yang harus dilakukan, dan laporan yang harus dikerjakan

macam-macam bentuk LKS

LKS yang membantu peserta didik menemukan suatu konsep Lks jenis ini memuat apa yang (harus) dilakukan siswa, meliputi

melakukan, mengamati, dan menganalisis. Rumuskan langkah-langkah yang harus dilakukan siswa kemudian mintalah mengamati fenomena hasil kegiatannya, dan berilah pertanyaan-pertanyaan analisis yang

membantu siswa mengaitkan fenomena yang diamati dengan konsep yang akan dibangun siswa dalam benaknya.

LKS yang membantu peserta didik menerapkan dan mengintegrasikan berbagai konsep yang telah ditemukan

Didalam sebuah pembelajaran, setelah siswa berhasil menemukan konsep, siswa selanjutnya dilatih untuk menerapkan konsep yang telah dipelajari tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

LKS yang berfungsi sebagai penuntun belajar siswa

LKS ini berisi pertanyaan atau isian yang jawabannya ada didalam buku.

Siswa akan dapat mengerjakan lks tersebut jika ia membaca buku, sehingga fungsi utama LKS ini adalah membantu siswa menghafal dan memhami materi pembalajaran yang terdapat didalam buku. LKS ini juga sesuai untuk keperluan sendiri.

(10)

Peran Bahan Ajar Cetak Buku dalam Pendidikan Bagi Siswa:

Sebagai sumber belajar utama.

Membantu memahami materi secara mandiri.

Melatih keterampilan membaca dan menulis.

Bagi Guru:

Sebagai panduan dalam mengajar.

Memudahkan penyampaian materi.

Menyediakan bahan evaluasi Bagi Sekolah:

Memenuhi kebutuhan kurikulum.

Meningkatkan kualitas pembelajaran.

Komponen Bahan Ajar Cetak Buku.

Cover (Sampul): Menampilkan judul, penulis, dan gambar yang relevan.

Pendahuluan: Berisi tujuan pembelajaran, latar belakang, dan cara menggunakan buku.

Daftar Isi: Memudahkan pembaca menemukan materi tertentu.

materi Pembelajaran: Disajikan dalam bab-bab atau unit, dilengkapi dengan penjelasan, contoh, dan ilustrasi.

Latihan Soal: Untuk menguji pemahaman siswa.

Ringkasan: Poin-poin penting dari setiap bab.

Glosarium: Daftar istilah penting beserta penjelasannya.

Tujuan Bahan Ajar Cetak Buku

Sumber Belajar Utama: Sebagai referensi utama bagi siswa untuk memahami materi pelajaran.

Panduan Guru: Membantu guru dalam menyampaikan materi secara terstruktur.

Alat Evaluasi: Sering dilengkapi dengan latihan soal atau tugas untuk mengukur pemahaman siswa.

Media Pembelajaran Mandiri: Memungkinkan siswa belajar secara mandiri di luar kelas.

Ciri-Ciri Bahan Ajar Cetak Buku

Tersusun Sistematis: Materi disajikan secara berurutan dari yang mudah ke yang sulit.

(11)

.Tahan Lama: Bahan ajar cetak memiliki umur simpan yang panjang jika dirawat dengan baik, sehingga bisa digunakan berulang kali.

.Portabilitas: Siswa dapat membawa bahan ajar cetak ke mana saja, sehingga memudahkan proses belajar di luar kelas.

Tidak Memerlukan Teknologi: Penggunaan bahan ajar cetak tidak bergantung pada teknologi atau perangkat elektronik, sehingga dapat diakses oleh semua siswa tanpa hambatan teknologi.

.Stabilitas Materi: Informasi yang terdapat dalam bahan ajar cetak tidak akan berubah kecuali jika dilakukan revisi oleh pengarang atau penerbit.

Handout

Komponen-komponen pada handout tidaklah serumit seperti pada modul, karena telah dijelaskan sebelumnya bahwa handout tidak disajikan dalam unit-unit terkecil bagian pembelajaran. Handout berisi materi ajar dalam suatu mata pembelajaran secara utuh tanpa disajikan dalam kegiatan belajar.

Biasanya penyajiannya berdasarkan pada pokok-pokok bahasan yang terdapat dalam suatu mata pelajaran pada semester tertentu. Jika dilihat sepintas handout hampir sama dengan buku teks biasa, tetapi yang membedakan adalah dalam handout terdapat panduan belajar bagi siswa dan

tujuan/kompetensi yang akan dicapai dalam pembelajaran.

Komponen-komponen Handout.

1. Kata pengantar 2. Daftar isi

3. Pendahuluan (seperti tinjauan mata pelajaran dalam modul) 4. Bab 1 berisi : uraian dari setiap pokok bahasan dalam suatu mata pelajaran, rangkuman dan latihan (biasanya dalam bentuk pertanyaan esai/tugas).

5. Bab 2 dst 6. Daftar Pustaka

Manfaat Penggunaan Bahan Ajar Cetak

1.Memudahkan Proses Pembelajaran: Bahan ajar cetak dapat digunakan sebagai panduan bagi guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Guru dapat merencanakan dan menyampaikan materi dengan lebih terstruktur,

sedangkan siswa dapat belajar secara mandiri di luar jam pelajaran.

2.Meningkatkan Kemandirian Siswa: Dengan adanya bahan ajar cetak, siswa dapat belajar sendiri tanpa selalu bergantung pada penjelasan guru. Hal ini dapat meningkatkan kemandirian dan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajaran mereka.

(12)

3.Memperkuat Pemahaman: Bahan ajar cetak yang disusun dengan baik dapat membantu siswa memahami materi dengan lebih mendalam melalui penjelasan yang sistematis dan latihan soal yang beragam.

4.Menjadi Referensi Belajar: Siswa dapat menggunakan bahan ajar cetak sebagai referensi belajar yang dapat diakses kapan saja. Ini sangat membantu saat mereka perlu mengulang atau mempersiapkan diri menghadapi ujian.

Tantangan Dalam Penggunaan Bahan Ajar Cetak

Meskipun memiliki banyak manfaat, penggunaan bahan ajar cetak juga menghadapi beberapa tantangan, seperti:

1.Biaya Produksi: Pengembangan dan pencetakan bahan ajar cetak memerlukan biaya yang tidak sedikit, terutama untuk bahan ajar yang berkualitas tinggi dengan desain menarik.

2.Distribusi: Distribusi bahan ajar cetak ke berbagai daerah dapat menjadi kendala, terutama di daerah terpencil yang sulit dijangkau.

3.Keterbatasan dalam Revisi: Bahan ajar cetak sulit untuk direvisi atau diperbarui dengan cepat. Jika ada perubahan dalam kurikulum atau materi, perlu mencetak ulang bahan ajar yang baru.

Bahan ajar cetak merupakan media pembelajaran yang efektif dan memiliki banyak keunggulan, seperti kemudahan akses, kestabilan materi, dan kemampuan untuk digunakan secara mandiri oleh siswa. Namun, dalam penggunaannya juga terdapat beberapa tantangan yang perlu diatasi, seperti biaya produksi dan distribusi.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), gelanggang memiliki pengertian ruang atau lapangan tempat meyabung ayam, tinju, berpacu, berolahraga, dan sebagainya

Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), gelanggang memiliki pengertian ruang atau lapangan tempat meyabung ayam, tinju, berpacu, berolahraga, dan sebagainya

Sementara itu, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah “berdasarkan kesepakatan umum” seperti adat, kebiasaan, kelaziman. Berdasarkan pengertian itu, bank

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) hasil belajar adalah penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ( KBBI ), pengertian eksploitasi anak adalah Pengusahan, Pendayagunaan, pemanfaatan untuk keuntungan sendiri, pengesiapan,

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pengertian pasar modal adalah seluruh kegiatan yang mempertemukan penawaran dan permintaan atau merupakan aktivitas yang

Pengertian kata “konvensional” menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah “menurut apa yang sudah menjadi kebiasaan”.Sementara itu, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI) buku mempunyai pengertian yaitu lembar kertas yang berjilid, berisi tulisan atau kosong. Sedangkan menurut Kamus Oxford, buku