9 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pengembangan Tari
Pengembangan merupakanpenjabaran dari suatu desain kedalam bentuk fisik, sehingga dapat dimengerti maksud dan tujuannya (Seels & Richey dalam Sustiawati, 2018:129). Pengembangan tari merupakan suatu cara untuk yang dapat dilakukan untuk mengembangkan gerakan pada tarian yang belum ada ataupun sudah ada agar dapat menyampaikan pesan dalam tarian. Melalui pengembangan gerakan tari dapat melibatkan lingkungan disekitar dalam kehidupan sehari-hari serta bermanfaat untuk kegiatan pembelajaran seni tari di Sekolah Dasar.
Pembelajaran seni tari di sekolah dasar bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan diri peserta didik dalam mengekspresikan perasaannya dan berkomunikasi dengan lingkungannya melalui gerakan tarian agar pesan dalam tarian dapat tersampaikan, serta menjadi wadah untuk peserta didik mengembangkan kepribadian peserta didik. Pembelajaran seni tari dapat meningkatkan dan menumbuh kembangakan kesadaran dan kemapuan apresiasi terhadap budaya daerah maupun budaya nusantara (Sundari, 2016:64). Menurut Sal Murgianto (dalam Masunah 2003) bahwa nilai tari dalam dunia pendidikan tidak terletak pada latihan kemahiran atau keterampilan gerak saja, tetapi lebih kepada kemungkinan untuk membuat siswa mampu mengembangkan daya ekspresinya.
Dapat disimpulkan pengembangan merupakan suatu pembaruan yang bermaksud untuk mempermudah dalam menyampaikan tujuan.
Pengembangan tari merupakan suatu cara untuk mengembangkan gerakan yang ada di dalam suatu tarian. Melalui pendidikan seni dapat di ajarkan dalam pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP). Pembelajaran seni tari dapat membantu menumbuh kembangkan dalam berlatih berekspresi serta melatih kesadaran peserta didik dalam melestarikan kebudayaan.
2. Seni Tari
a. Pengertian Seni Tari
Pengertian seni tari adalah ruang gerakwaktu, seni tari mencangkup 3 elemen dasar sebagai fondasi mendasar yang dibentuk disaat gerakan tersebut dilakukan maka akan terbentuknyasebuah ruang yang terangkum dalam waktu (Hidajat 2006:56). Menurut Soedarsono (dalam Sumaryono, 2017:9) bahwatari merupakan ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan melalui gerak-gerakritmis yang indah. Menurut Sekarningsih & Rohayani (dalam Mulyani, 2016:50) pengertian tari yaitu komunikasi rasa yang disampaikanmelalui gerak ritmis yang indah. Sedangkan pengertian tari menurut M. Jazuli (2008:7), tari adalah bentuk gerak yang indah lahir dari tubuh yang bergerak, berirama dan berjiwa sesuai dengan maksud dan tujuan tari.
Dapat disimpulkan bahwa, seni tari adalah ekspresi jiwa manusia melalui gerakan-gerakan ritmis seluruh tubuhnya yang terdiri dari kelompok atau individual untuk menyampaikan maksud dan tujuan dari sebuah tarian
b. Unsur Dasar Seni Tari
Menciptakan sebuah gerakan dalam tarian tidak seenaknya saja, namun membuat gerakan dalam tarian harus mememiliki unsur dan makna dalam tari tersebut agar mengerti tujuan yang disampaikan. Gerak dapat disebut sebagai sebuah tari apabila memenuhi unsurdasar wiraga, wirama, wirasa (Soyomukti, 2016:230). Sedangkan menurut Eki (2015) unsur dasar tari yaitu bentukgerak tari yang melibatkan anggota tubuh yang dapat berdiri sendiri atau bersambungan, ada banyak unsur pendukung dalam tari antara lain adatema, tempat pentas, iringan musik, tata rias, tata busana, dan tata lampu. Dari pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa unsur dalam seni tari yang berkaitan untuk menciptakan sebuah karya tari. Uraian tentang wiraga, wirama, wirasa adalah sebagai berikut:
1. Wiraga
Wiraga adalah keterampilan dalam mengelolah tubuh penari.
Wiraga juga aspek dalam gerak tari, baik berupa sikap gerak, pengulangan tenaga dan proses gerak yang dilakukan pada saat menari. Serta kemampuan untuk mengingat dan ketepatan gerak mulai dari gerak kepala, mengekspresikan wajah, gerak mata, gerak bahu, gerak jari, gerak tangan, gerak pinggul, gerak kaki.
2. Wirama
Wirama adalah penghayatan terhadap iringan musik yang dapat membantu penari dalam menandai sebuah gerakan. Seluruh gerakan harus dilakukan selaras dengan ketukan hitungan tari, kecepatan pukulan suatu gending, dan suasana gendingnya. Selain itu juga dapat melatih kepekaan penari dalam pergantian gerakan yang dibantu dengan iringan musik. Iringan musik yang digunakan dalam tarian biasanya menggunakan alat musik gamelan seperti gong, saron, peking, seruling, gendhang, dengan tambahan alat kencreng, angklung, suling, dan tong plastik.
3. Wirasa
Wirasa adalah cara seorang penari mengekspresikan diri melalui gerakan tarian, seperti mengekspresikan senang, sedih, marah, lembut, tegas, halus sehingga dapat mendukung penjiwaan dalam menari.
Dapat disampulkan bahwa, Menciptakan sebuh tarian tidak hanya melibatkan anggota tubuh saja, namun ada 3 unsur dasar lainnya sebagai pendukung dalam tarian yaitu wiraga, wirama dan wirasa.
Wiraga adalah proses pengelolahan tubuh dalam membawakan tarian. Wirama adalah proses penghayatan penari terhadap iringan musik yang ditampilkan. Wirasa adalah pengelolahan tentang ekspresi diri melalui gerakan tarian.
c. Jenis-jenis Seni Tari
Menurtut Sekarningsih & Rohayani (dalam Mulyani, 2016:61) taridapat dikekelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu : 1) jenis tari
berdasarkan pola garapan, 2) jenis tari berdasarkan koreografi, dan 3)jenis tari berdasarkan tema.
1. Jenis tari berdasarkan pola garapan a. Tari Tradisional Rakyat
Tari Tradisional Rakyat adalah sebuah tarian yang lahir dari kebudayaan lokal dan bertumbuh kembang dari lingkungan masyarakat sekitar. Gerakan tarian ini sederhana dan biasanya menggambarkan sebuah kegiatan yang dilakukan masyarakat. Tari tradisional ini biasanya dipentaskan secara berkelompok.
b. Tari Tradisional Klasik
Tari Tradisional Klasik adalah sebuah tarian yang lahir dari keturunan bangsawan. Tarian ini bertumbuh kembang di lingkungan tertentu saja, tidak sembarang rang dapat menarikan atau menirukan jenis tarian tradisional klasik ini karena gerakan dalam tarian ini sudah pakem, tidak bisa dirubah. Tari tradisional klasik juga memiliki aturan-aturan yang tertulis, baku dan mengikat yang tidak bisa dilanggar.
c. Tari Kreasi Baru
Tari Kreasi adalah jenis tarian yang telah dikembangkan.
Tari kreasi baru ini juga tarian yang tidak terikat dengan aturan- aturan tertulis serta tarian yang dikembangkan sesuai dengan maksud dan tujuan yang akan disampaikan. Gerakan dalam tarian ini dapat dikembangkan dari gerakan yang sudah ada maupun gerakan yang benar-benar sudah di modifikasi.
d. Tari Kontemporer
Tari Kontemporer adalah salah satu jenis karya seni yang mengandung arti, misi, gebrakan walaupun hanya dengan percobaan. Tari kontemporer ini seperti pembebasan dari aturan waktu, tempat, situasi dan nilai-nilai tradisi serta pembebasan dalam berekspresi.
2. Jenis Tari berdasarkan Koreografi a. Tari Tunggal
Tari Tunggal merupakan tari yang ditampilkan secara individu.
b. Tari Berpasangan
Tari Berpasangan merupakan tari yang ditampilkan secara berpasangan yang dalam sebuah tarian saling merespon.
c. Tari Kelompok
Tarian Kelompok merupakan tari yang ditampilkan dengan jumlah tiga orang atau lebeih sesuai dengan konsep tarian yang dibuthkan.
3. Jenis Tari berdasarkan Tema a. Tari dramatic
Tari dramatik merupakan sebuah tarian yang di tampilkan seorang penari atau sekolompok penari, namun terdapat cerita yang akan di sampaikan.
b. Tari non-dramatik
Tari non-dramatik merupakan sebuah tarian yang ditampilkan oleh penari atau sekelompok penari, namun tidak memiliki unsur cerita yang ingin di sampaikan.
Dapat disimpulkan bahwa, Jenis-jenis tari di bagi menjadi 3 yaitu jenis tari berdaarkan pola garapan (tari tradisional rakyat, tari tradisional klasik, tari kreasi baru, tari kontemporer). Selanjutnya, jenis tari berdasarkan koreografi (tari tunggal, tari berpasangan dan tari kelompok). Terakhir, jenis tari berdasarkan tema (tari dramatik dan tari non-dramatik).
d. Komposisi Dasar Tari 1. Rias dan Busana
Rias dan busana pada prinsipnya merupakan pendukung dalam tari.
Unsur ini sangat dibutuhkan pada saat ingin menampilkan sebuat tarian, karena berfungsi untuk memperdalam atau menunjukkan adanya karakter atau penokohan yang ada dalam tarian. Rias dan busana digunakan sebatas kebutuhan garis wajah dan pembungkus tubuh penari.
2. Pola Lantai
Pola lantai adalah garis-garis yang dilalui penari untuk berpindah, bergeser dan bergerak. Pola lantai yang digunakan biasanya dalam garis diagonal, lengkung, zig-zag, lurus bahkan lingkran. Pola lantai lurus dapat dibuat ke depan, ke belakang, dan ke samping atau serong. Formasi pola lantai juga dapat dalam bentuk segitiga, segi empat, huruf T, huruf V, dan bentuk lain seperti desain zigzag atau kebalikannya. Di sisi lain, garis lengkung dapat berwujud ular, spiral, lingkaran, angka delapan dan sebagainya.
3. Properti
Properti adalah sebuah peralatan yang digunakan untuk pementasan sebuah tari. Properti yang digunakan dalam sebuah tarian merupakan properti yang dibutuhkan dalam koreografi tari. Properti dalam tari terdiri dari dari properti yang dipegang penari secara langsung. Contoh properti yang digunakan dalam sebuah tarian antara lain meliputi selendang (sampur), kipas, rebana, payung, keris, tongkat, pedang, tombak, kendang, piring, panah dan masih banyak lainnya. Pada sisi lain dalam dunia pendidikan penggunaan propertinya meliputi sarung, piring, payung, bola, selendang, kipas caping dan masih banyak lainnya.
Dapat disimpulkan bahwa, pada sebuah tarian terdapat komposisi dasar tari seperti rias dan busana dengan adanya unsur kompisisi ini dapat membantu menunjukkan adanya karakter atau penokohan yang ditampilan penari. Pola lantai adalah garis-garis yang akan dilalui penari untuk berpindah posisi dalam menampilan tarian. Selanjutnya properti adalah sebuah peralatan yang dapat membantu dalam penampilan dalam tarian.
e. Peran Fungsi Tari 1. Tari Upacara
Tari upacara adalah sebuah tarian yang ditampilkan guna untuk keperluan upacara. Tarian jenis ini masih sangat erat hubungannya dengan masyarakat yang masih menggunakan tarian sebagai keperluan upacara. Jenis tarian ini berkembang kuat dalam tradisi masyarakat serta
sebagai simbol masyarakat yang berkembang subuh dan harus diwariskan.
2. Tari Upacara Adat
Tarian upacara adat ini biasanya digunakan untuk menyambut yang berhubungan dengan keperluan adat. Jenis tarian ini biasanya ditampilkan untuk menyambut tamu agung atau tamu yang terhormat.
3. Tari Religi/ Agama
Tari Religi atau agama biasanya tarian ini dipertunjukkan pada saat berkaitan dengan acara-acara prosesi upacara tertentu. Upacara yang digelar misalnya arak pengantin, penyembutan tamu agung, kelahiran, injak telur, kematian, potong rambut dan acara upacara lainnya yang dipelihara masyarakat dalam memfungisikan tarian ini.
4. Tari Pergaulan
Tarian pergaulan merupakan tarian yang mengisyaratkan antara muda dan mudi. Tarian ini biasanya dilakukan para pemuda pemudi pada saat bulan purnama karena memiliki latar belakang cerita. Jenis tarian ini biasanya wujud dari suka cita warga desa dalam menyambut panen, bersih desa, atau acara lainnya yang berhubungan dengan bertemuanya para pemuda dan pemudi.
Dapat disimpulkan bahwa, pada penampilan sebuah tarian juga terdapat peran fungsi tari seperti sebagai tari upacara yang telah diwariskan untuk keperluaan upacara. Tari upacara adat digunakan guna menyambut upacara adat yang ada didaerah biasanya digunakan pada saat menyambut tamu. Tari Religi/Agama adalah sebuah tarian yang ditampilkan untuk acara prosesi pada acara yang berhubungan dengan keagamaan. Tari Pergaulan adalah sebuah tarian yang ditampilkan pemuda pemudi.
3. Pendidikan Seni Tari di Sekolah Dasar
Seni tari dalam dunia pendidikan terdapat pada mata pelajaran seni budaya dan prakarya (SBdP). Melalui pendidikan, seni tari sangat dibutuhkan untuk diajarkan kepada peserta didik sekolah dasar. Seni budaya dan prakarya (SBdP) di sekolah dasar di berikan agar peserta didik dapat
mengenal budaya, menumbuhkan sikap cinta terhadap budaya yang dimiliki bangsanya, melestarikan budaya, serta dapat membantu tumbuh kembang peserta didik. Sehingga peserta didik dapat belajar berkekspresi, mengembangkan bakat minat, serta dapat berkreasi dalam seni. Seni dalam pendidikan dijelasakan oleh Kususmastuti (dalam Mulyani, 2016:19) bahwa pendidikan seni lebih berdimendi sebagai media pembelajaran yang memberikan serangkai pengalaman estetika yang sangat besar pengaruhnya bagi perkembangan jiwa anak. Pendidikan seni tari di sekolah dasar melatih peserta didik melakukan serta dapat menciptakan gerak dari bagian tubuhnya.
Dapat disimpulkan bahwa pendidikan seni tari dalam pendidikan dapat mengajarkan peserta didik mengelolah tubuh melalui gerakan, pembentukan badan dan berekspresi yang indah serta dapat menyegarkan jasmani. Melalui pendidikan seni tari dapat memperkenalkan kebudayaan yang ada disekitar kepada peserta didik.
4. Pengembangan Gerak Tari Kreasi KALISIR (Kali Pasir)
Pengembangan Tari KALISIR (Kali Pasir) ini merupakan karya tari kreasi yang bertema tentang pekerjaan yang sebagian besarnya di daerah pasirian bekerja sebagai penambang pasir yang sudah terkenal akan kualitas pasirnya. Tema tentang penambang pasir dalam karya tari kreasi ini merupakan upaya pengenalan kegiatan atau pekerjaan sehari-hari yang ada di daerah sekitar peserta didik.
Gerakan pada karya tari kreasi ini menggambarkan tentang kegiatan masyarakat daerah pasirian yang sebagian besar pekerjaannya sebagai penambang pasir. Kegiatan tersebut dikemas sebaik mungkin menjadi karya tari yang menarik serta memberikan pesan untuk peserta didik di sekolah dasar
Iringan musik dalam karya tari kreasi ini berdurasi 5 menit 59 detik dengan iringan music menggunakan alat musik gamelan seperti kendhang, gong, saron, peking, seruling, gendhang, dengan tambahan alat kencreng, angklung, suling, dan tong plastik. Kostum yang digunakan dalam tari kreasi ini terdiri dari : headpiece (hiasan kepala) pakaian dasar (baju dan rok), kace
rend, sampur, ikat pinggang, rapak. Kostum tari ini dikombinasikan dengan batik khas daerah Lumajang. Properti yang digunakan dalam tari kreasi ini menggunakan caping dan pengki yang terbuat dari aluminium sebagai pengganti alat serokan untuk menggaet pasir.
Tabel 2.1 Indikator Pengembangan Gerak Tari Kreasi
Indikator Tahapan Kegiatan Pembelajaran Ragam Gerak
Kompetensi Dasar 3.9 Mencermati
tokoh-tokoh yang terdapat pada teks fiksi
Guru memberikan materi tentang cerita fiksi dengan metode cermah
Peserta didik mengdengarkan
penjelasan guru mengenai pengertian cerita fiksi
Indikator
3.9.1 Menganalisis cerita fiksi tentang daerah Lumajang
Guru membagikan kelompok
Peserta didik berkumpul sesuai dengan
kelompoknya
Guru memberikan teks cerita fiksi tentang daerah Lumjang
Peserta didik
menganalisis cerita fiksi tentang daerah Lumajang
Kompetensi Dasar 4.9 Menyampaikan
hasil identifikasi tokoh-tokoh yang terdapat pada teks fiksi secara lisan, tulis, dan visual
Guru mengarahkan peserta didik yang presentasi
Peserta didik menyiapkan hasil kerjanya yang akan dipresentasikan
Indikator 4.9.1
Mempresentasikan hasil teks fiksi tentang daerah Lumajang secara lisan
Guru mengarahkan peserta didik untuk mempresentasikan hasil kerjanya secara berkelompok
Peserta didik
mempresentasikan hasil kerjanya secara berkelompok
Kompetensi Dasar 1.3 Mengetahui gerak
tari kreasi daerah
Indikator
3.3.1 Menemukenali gerak tari kreasi daerah
Guru menjalaskan tujuan pembelajaran mengenai materi tari kreasi dengan metode ceramah
Peserta didik
mendengarkan penjelasan guru memgenai tujuan pembelajaran tentang materi tari kreasi
Guru memberikan materi tentang tari kreasi dan tari kreasi KALISIR (Kali Pasir)
Peserta didik memperhatikan penjelasan guru serta mencatat materi yang penting mengenai tari kreasi dan tari kreasi KALISIR (Kali Pasir)
Guru memberikan pertanyaan mengenai tari kreasi dan tari kreasi KALISIR (Kali Pasir)
Peserta didik menjawab pertanyaan yang
diberikan guru mengenai tari kreasi dan tari kreasi KALISIR (Kali Pasir)
Guru memutarkan video tari kreasi KALISIR (Kali Pasir)
Peserta didik
memperhatikan ragam gerak tari kreasi KALISIR (Kali Pasir)
Kompetensi Dasar 4.3 Meragakan gerak
tari kreasi daerah
Indikator
4.3.1 Mempraktekkan gerak yari kreasi daerah
Guru membagi kelompok
Peserta didik berkumpul seuai dengan
kelompoknya
Guru memberikan contoh ragam gerak tari kreasi KALISIR (Kali Pasir)
Peserta didik
memperhatikan guru pada saat memberikan contoh gerakan tari kreasi KALISIR (Kali Pasir) Guru mengarahkan
peserta didik untuk menirukan ragam gerak tari kreasi KALISIR (Kali Pasir)
Peserta didik menirukan ragam gerak tari kreasi KALISIR (Kali Pasir)
Guru mengarahkan peserta didik untuk mempraktekkan secara berkelompok
Peserta didik
mempraktekkan gerakan tari kreasi KALISIR (Kali Pasir) di depan secara berkelompok serta secara bergantian
5. Deskripsi Gerak Tari KALISIR (Kali Pasir)
Tari KALISIR (Kali Pasir) ini merupakan tarian kreasi baru yang menceritakan tentang kegiatan para penambang pasir, tari ini ditarikan secara berkelompok dengan jumlah lima orang. Tarian ini menggunkan tambahan properti yaitu caping dan pengki. Ragam gerak dalam tarian ini menggunakan hitungan (1x8) untuk memudahkan menghafalkan gerakan dalam tarian. Ragam gerak I menggambarkan seorang penambang pasir yang sedang menyiapkan pengkinya untuk menambang pasir yaitu tangan kanan memegang pengki diarahkan ke kanan serta kaki kanan diarahkan ke kanan, selanjutnya tangan kiri di bawah dada sebelah kiri, kaki kiri gejug dengan posisi badan mendhak.
Ragam gerak II menggambarkan para penambang yang sedang membawa hasil tambangannya yaitu kedua tangan membawa pengki diarahkan ke kanan posisi kaki kiri kedepan kaki kanan dibelakang kemudian diarahkan ke kiri dengan kaki kanan didepan dan kaki kiri dibelakang, dilakukan secara bergantian dengan hitungan (1x8) dengan posisi mendhak. Ragam gerak III menggambarkan para penambang yang sedang membawa pengkinya yaitu kedua tangan membawa pengki diarahkan kekanan terlebih dahulu kemudian tangan digerakan ke disamping kiri sejajar dengan dada. Kaki melangkah double step
selanjutnya melangkah kecil. Gerakan kepala mengikuti gerak tangan.
Posisi badan mendhak dengan hitungan (1x8) diulang 2x.
Ragam gerak IV menggambarkan kegiatan setelah mengeduk pasir yaitu dengan gerakan kedua tangan membawa pengki digerakkan ke kanan terlebih dahulu kemudian diarahkan ke kiri posisi badan duduk. Gerakan kepala mengikuti gerakan tangan Gerakan ini dilakukan dengan hitungan (2x8). Ragam gerak V menggambarkan para penambang pasir sedang istirahat terdiam dengan gerakan yaitu kedua tangan di depan tangan kiri dibawah tangan kanan diatas tangan kiri, tangan kanan ditarik ke arah atas.
Posisi badan duduk, gerakan kepala mengikuti gerakan tangan. Gerakan ini dilakukan dengan hitung (1x8).
Ragam gerak VI menggambarkan perasaan bijaknya seorang penambang pasir dengan gerakan yaitu kedua tangan membuka kemudian digerakan pergelangan tangan secara bersamaan. Gerkan kepala menoleh kanan terebih dahulu kemudian menoleh kekiri. Posisi badan duduk dengan ekspresi wajah tegas. Gerakan ini dilakukan dengan hitungan (1x8). Ragam gerak VII menggambarkan para penambang pasir sedang memungut batu dengan gerakan yaitu tanagan kiri memegang rapak tangan kanan bergerak ke bawah, gerakan kepala mengikuti gerak tangan. Gerakan kaki membuka kedua kaki berjalan. Posisi badan membungkuk sedikit. Gerakan dilakukan dengan hitungan (1x8).
Ragam gerak VIII menggambarkan para penambang pasir mengangkat hasil tambangannya yaitu gerakan tangan kanan ngepel dengan membawa caping diarahkan ke kanan dari bawah keatas, tangan kiri berada dipinggul dengan hitungan (1x8). Gerakan kedua kaki berseger kearah kanan bersamaan dengan gerakan tangan. Gerakan kepala mengikuti gerak tangan, Posisi badan mendhak. Ragam gerak IX menggambarkan para penambang pasir sedang membawa alat kerjanya gerakannya yaitu tangan kanan memegang pengki diarahkan ke tangan kiri dengan telak tangan terbuka menghadap dada, dilakukan secara bergantian keatas dan kebawah dengan hitungan (1x8). Gerakan kaki melangkah kebelakang secara bergantian.
Posisi badan agak membungkuk dan gerakan kepala mengikuti gerak tangan.
Ragam gerak X menggambarkan para penambang sedang megangkat alat kerjanya dengan gerakan yaitu tangan kanan memegang pengki diarahkan keatas dsedangkan tangan kiri ngruji didepan dada samping kiri.
Gerakan kaki kanan diangkat setinggi betis sedangkan kaki kiri tetap tegak.
Gerakan kepala menghadap kedepan dengan hitungan (1x8).
B. Kajian Penelitian Yang Relevan
Penelitian relevan yang terkait dengan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, peneliti sebelumnya yang telah dilakukan sebelumnya oleh Yulinda Dwi Pangesti dengan judul “Pengembangan Karya Tari SOLARIT (Solah Lare Alit) untuk Mengenalkan Budaya Daerah Trenggalek pada Kegiatan Ekstrakulikuler di Sekolah Dasar”. Penelitian terdahulu bertujuan untuk mengembangkan karya tari melalui kegiatan ekstrakulikuler dengan mengembangkan tari SOLARIT (Solah Lare Alit).
Persamaan dengan peneliti yang terdahulu yaitu pada subyek peserta didik sekolah dasar, tarian yang dikembangkan tarian kreasi dari suatu daerah.
Sedangkan perbedaannya yaitu dari sasarannya. Sasaran peneliti yang terhulu pada kegiatan ekstrakulikuler sedangakan peneliti saat ini sasarnnya yaitu pada kegiatan proses pembelajaran.
Penelitiam relevan yang terkait dengan penelitian yang akan saya dilakukan sebagai berikut
No Judul, Identitas Penulis Persamaan Berbedaan
1 Pengembangan Karya Tari SOLARIT (Solah Lare Alit) untuk Mengenalkan Budaya Daerah Trenggalek pada Kegiatan Ekstrakulikuler di Sekolah Dasar (2019).
Peneliti : Yulinda Dwi Pangesti
Mengembangkan Karya Tari Kreasi untuk mengenalkan budaya daerah
Menggunakan metode ADDIE
Dalam penelitian yang dilakukan peneliti, peneliti melakukan pada saat pembelajaran.
Media yang dibuat terdapat step by step gerak tari.
2. Pembelajaran Seni Budaya Berbasis Kearifan Lokal dalam Upaya Membangun Pendidikan Karakter Siswa Sekolah Dasar (2016)
Peneliti : Dedi Rosala
Pengenalan tari berbasis kearifan lokal
Pengembangan gerak tari kreasi yang akan dilakukan di sekolah dasar.
Pemberian materi lebih spesifik lagi yakni geak tari KALISIR (Kali Pasir)
Terdpaat buku panduan
3. Creative Dance as a Means of Growth and Development of Fundamental Motor Skills for Children in First Grades of Primary Schools in Greece (2014)
Peneliti : Goeogios Lykesas, dkk
Melatih motorik, melatih kepercayaan diri peserta didik untuk mengekspresikan tubuhnya melalui gerak tari.
Peneliti tidak anya menggunakan data kualitatif saja.
Peneliti terjun langsung untuk memberikan materi tari dan melihat langsung respon peserta didik.
Tabel 2.2 Penelitian Relevan
C. Kerangka Pikir
Bagan 2.3 Kerangka Pikir
Judul :
Pengembangan Tari Kreasi KALISIR (Kali Pasir) Daerah Pasirian Kabupaten Lumajang Kelas 4 di Sekolah Dasar
Kondisi Ideal :
1. Mengembangkan keterampilan gerak tari
2. Menggunakan media agar lebih mudah dalam menyampaikan materi
Kondisi di Lapangan :
1. Media dalam pembelajaran SBdP masih kurang.
2. Peserta didik belum diajarkan tari kreasi 3. Belum mengembangkan materi yang
yang lebih mengenalkan daerahnya sendiri.
Analisis kebutuhan yang dilakukan peneliti bahwa pendidik belum pernah diajarkan tari kreasi yang ada didaerah peserta didik serta dapat memperkenalkan daerah dilingkungan
sekitarnya melalui tarian kreasi.
Potensi dan Masalah
Desain Produk Tari Kreasi KALISIR (Kali
Pasir) Pengumpulan
Data Awal
Validasi Produk (Tari Kreasi KALISIR (Kali
Pasir)
Revisi Produk Tari Kreasi KALISIR (Kali
Pasir)
Revisi Produk Tari Kreasi KALISIR (Kali
Pasir) Produk
Final
Uji Coba Produk Tari Kreasi KALISIR (Kali
Pasir)
PROSES PENGEMBANGAN
Produk Akhir Berupa Pengembangan Tari Kreasi Kalisir (Kali Pasir) Daerah Pasirian Kabupaten Lumajang Kelas 4 di Sekolah Dasar
DI SEKOLAH DASAR
Terciptanya pembelajaran yang aktif serta menyenangkan sehingga peserta didik terlibat aktif dalam pembelajaran