• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PEMBERITAAN GERAKAN REFORMASI DI SUMATERA UTARA 1998 (HARIAN WASPADA MEDAN JANUARI-DESEMBER 1998).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PEMBERITAAN GERAKAN REFORMASI DI SUMATERA UTARA 1998 (HARIAN WASPADA MEDAN JANUARI-DESEMBER 1998)."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Pemberitaan Gerakan Reformasi di

Sumatera Utara 1998

(Harian Waspada Medan Januari-Desember 1998)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

SISTER LINIER TOGATOROP NIM.3123121050

Program Studi Pendidikan Sejarah

Jurusan Pendidikan Sejarah

Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Medan

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul Analisis Pemberitaan Gerakan Reformasi di Sumatera Utara 1998 (Harian Waspada Medan Januari-Desember 1998). Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana Surat Kabar Waspada mengonstruksi sebuah wacana berita dengan melakukan penonjolan-penonjolan tertentu pada masa-masa pelik tahun 1998. Adapun berita yang dimaksud disini adalah adalah berita demonstrasi mahasiswa terkait perjuangan reformasi. Tahap awal penelitian ini dilakukan dengan analisis isi setelah mengetahui frekuensi pemunculan berita-berita demonstrasi untuk mengidentifikasi atau mengukur dan melihat pola penyajian media terhadap berita-berita gerakan reformasi. Penelitian ini menggunakan 4 (empat) dimensi rujukan dalam menganalisis content/isi berita. Yang menjadi fokus penelitian ini adalah pada analisis kualitatif yang menggunakan pendekatan paradigma konstruktivis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis framing dengan model analisis yang dikembangkan dari model Pan and Kosicki dan Teun A. Van Dijk. Dalam pendekatan ini, perangkat framing dapat dibagi menjadi empat struktur besar. Pertama, Struktur Sintaksis (Headline, Lead, Latar informasi, Kutipan sumber, Pernyataan, Penutup). Kedua, struktur skrip (5W+1H). Ketiga, Struktur Tematik (Paragraf, Proposisi, Kalimat, Hubungan antar kalimat). Keempat, struktur Retoris (kata, idiom, gambar/foto, grafik). Dalam penelitian ini yang menjadi unit penelitian ialah berita-berita seputar gerakan yang dilakukan mahasiswa dalam memperjuangkan reformasi yang dimuat oleh harian Waspada Januari-Desember 1998. Penelitian dilakukan pada bulan Desember sampai Februari 2016. Dalam penelitian ini, peneliti mencari isu-isu serta opini Harian Waspada seputar perjuangan reformasi di Indonesia yang dimuat dalam harian Waspada. Adapun berita yang dianalisis ialah seputar perjuangan reformasi yang berlangsung di Sumatera Utara sebanyak 9 berita. Hasil penelitian menunjukkan bahwa harian Waspada melakukan pemaknaan dalam memberitakan peristiwa, merefleksikan realitas sosial, politik dan ekonomi seputar aksi-aksi reformasi tahun 1998.

(6)

KATA PENGANTAR

Segala Puji, hormat dan syukur penulis hantarkan kepada Tuhan Yang

Maha Esa atas segala rahmat yang senantiasa dicurahkan kepada penulis. Melalui

penyertaan-Nya penulis dimampukan menyelesaikan skripsi ini dengan judul

“Analisis Pemberitaan Gerakan Reformasi di Sumatera Utara 1998 (Harian

Waspada Medan Januari-Desember 1998)”.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih

jauh dari kesempurnaan, baik dari cara penulisannya, penggunaan tata bahasa

bahkan dalam penyajiannya. Oleh sebab itu, penulis dengan segala kerendahan

hati menerima kritik dan saran yang bersifat membangun. Begitu banyak pihak

yang terlibat mendukung dalam penulisan sehingga penulis mampu

menyelesaikan skripsi ini. Oleh sebab itu penulis sepatutnya mengucapkan

terimakasih yang sebesar-besarnya, antara lain kepada:

1. Motivator terbaik sekaligus menjadi inspirator bagi penulis yaitu kedua

Orang Tuaku: Bapak (Sonar Togatorop) dan Ibunda tercinta (Maulina

Napitupulu). Mereka 2 sosok yang selalu penulis banggakan yang selalu

mendukung penulis. Penulis berharap melalui skripsi ini mereka bisa

memiliki senyum sumbringah yang senantiasa melekat di wajah mereka

seperti cinta kasih mereka yang penulis maknai sebagai kasih sepanjang

Amazon serta kepada 3 saudara penulis Winda Togatorop, Pande

Togatorop dan Fedro Togatorop. Semoga kita sebagai anak-anak titipan

Allah bisa membahagiakan Kedua Orang Tua kita serta berkenan di

(7)

2. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri

Medan.

3. Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial.

4. Ibu Dra. Flores Tanjung, M.A selaku Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah

serta sebagai penguji yang telah banyak membantu dan memberi masukan

kepada peneliti

5. Bapak Dr. Phil. Ichwan Azhari M.S selaku Dosen Pembimbing Skripsi

penulis. Terimakasih untuk bimbingan dan semua yang telah Bapak

berikan yang sangat membantu dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Semoga Bapak selalu sehat dan diberkati oleh Tuhan.

6. Ibu Dra. Lukita Ningsih, M.Hum, selaku Dosen Pembimbing Akademik

penulis. Terimakasih untuk arahan serta bimbingan yang selalu diberikan

kepada penulis selama masa perkuliahan.

7. Ibu Hafnita Sari Dewi Lubis selaku Dosen penguji atau pembanding bebas

yang banyak memberi inspirasi bagi peneliti.

8. Seluruh staf pengajar di Fakultas Ilmu Sosial Unimed khususnya Jurusan

Pendidikan Sejarah yang selama ini telah mentransferkan ilmunya dengan

senang hati kepada penulis.

9. Seluruh staf Harian Waspada terkhusus kepada Bu Nina selaku kepala

Perpustakaan harian Waspada, Pak Khaidir, Kak Ine. Terimakasih untuk

bantuan serta diskusi selama penulis mengadakan penelitian dalam

(8)

10.Sahabat-Sahabat penulis di Five Girls (Eva Susanti, Lastrika Debora, Jelita

dan Dewi). Terimakasih banyak untuk persahabatan yang terjalin selama

masa kuliah. Teman-teman Kartika Siregar, Regina Siburian, Hariaty,

Niko, Imam, Wido, Lely, Kak Dyna, Rioby serta teman-teman Kelas

Reguler A 2012 lainnya serta untuk Bang Arby, Kak Agus, Kak Senta,

Kak Kend, Eben Haezer .

11.Teman-Teman PPL PMKPUG (Perkumpulan Mahasiswa/i Kristen PPLT

Unimed Galang) terkhusus Teman-teman di SMK BM+TR Pembangunan

Galang, Lamria, Suhari, Novita, Tiur, Agustina, Roni, Rikardo,

Ramadhan, Hadi, Irvan, Eko, Horasmawaty, Luki, Hernita, Sri Bunga dan

lainnya terkhusus Ibu Posko. Terimakasih buat rasa dan warna baru yang

kalian berikan bagi penulis selama masa PPL. Semangat bagi yang masih

Kuliah dan semoga dimampukan dalam pengerjaan Tugas Akhir.

12.Teman-Teman di GmnI dan UKMKP, Okberima, Bung Rio, Asnidar, Bg

Jontri, Bung Kafi, Kak Rosani, Bung Amrin, Bung Troy, Bg Ronal, Bung

Effendy. Terimakasih buat kebersamaan, obrolan-obrolan ringan yang

membantu penulis berkembang dari segi Intelektual dan Bertumbuh

menjadi Pribadi yang sehat secara Rohani.

13.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan. Terimakasih untuk setiap

motivasi serta canda tawa yang selalu menghibur penulis dalam

pengerjaan Skripsi ini.

Medan, Mei 2016

(9)

DAFTAR ISI

(10)

IV.1.2. Visi Dan Misi Harian Waspada ... 27

IV.2. Identifikasi Berita Gerakan Reformasi 1998 yang dimuat dalam Harian Waspada ... 29

IV.3. Identifikasi Opini Harian Waspada Seputar Gerakan Reformasi Dalam Harian Waspada ... 39

IV.3.1. Kenaikan Harga Barang/Sembako ... 46

IV.3.1.1. Siaga Mengantisipasi Kerusuhan ... 46

IV.3.1.2. Unjuk Rasa Mahasiswa ... 47

IV.3.1.3. Kepedulian Mahasiswa Calon Pemimpin ... 48

IV.3.1.4. Unjuk Rasa, Hak Asasi Rakyat ... 49

IV.3.1.5. Upaya Menghempang Gerakan Mahasiswa ... 51

IV.3.1.6. Gerakan Mahasiswa Di Atas Angin ... 52

IV.3.1.7. Tuntutan Mundur Dan Kecaman Mengalir ... 53

IV.3.1.8. Aksi Mahasiswa Dan Wakil Rakyat ... 54

IV.3.2. Korupsi, Kolusi Dan Nepotisme (KKN) ... 56

IV.3.2.1. Menumbuhkan“Clean Government”... 56

IV.3.2.2. Ditunggu, Dialog Pak Harto-Mahasiswa ... 57

IV.3.2.3. Jangan Cemari Perjuangan Reformasi Mahasiswa ... 58

IV.3.2.4. KKN, Bagaimana Di Golkar Sumut? ... 59

IV.3.2.5. Reformasi Di Sumut Belum Jalan ... 60

IV.3.2.6. “Musibah” ... 61

IV.3.2.7. Rakyat Ingin Soeharto Diadili ... 62

IV.3.2.8. Reformasi Total Vs. ReziM KKN... 63

IV.3.3. Bentrok Mahasiswa Dengan Aparat Keamanan (ABRI) ... 64

IV.3.3.1. Ini Bukan Negara Coboy! ... 64

IV.3.3.2. Gerakan Mahasiswa Sangat Serius! ... 65

IV.3.3.3. Hindari Pengrusakan Dan Bentrok ... 66

IV.3.3.4. Kasus Medan Ambil Hikmahnya ... 67

IV.3.3.4. Kasus Medan Ambil Hikmahnya... 68

IV.3.4.1. Korban Kekerasan Berjatuhan ... 68

(11)

IV.3.4.3. Gerakan Moral Mahasiswa Sudah Bulat ... 71

IV.3.4.4. Reformasi Bukan Kebulatan Tekad ... 72

IV.3.4.5. Kontroversi Kasus Perkosaan Massal Terjawab ... 73

IV.3.4.6. Antiklimaks TGPF ... 73

IV.3.5. Pembatasan Jabatan Presiden ... 74

IV.3.5.1. Tentang Periode Jabatan Presiden... 74

IV.3.6. Supremasi Hukum ... 75

IV.3.6.1. Aksi Demo Mahasiswa Dan UU No 9/98 ... 75

IV.4. Analisis Berita Perjuangan Reformasi yang Berlangsung di Sumatera Utara dan Opini seputar Gerakan Reformasi dalam HarianWaspada ... 77

IV.4.1. Frame 1: Umsu Lepas Tapi Tertib ... 79

IV.4.2. Frame 2: Lempar-Lemparan Lagi ... 85

IV.4.3. Frame 3: Massa Dan Mahasiswa Bergabung ... 91

IV.4.4. Frame 4: Pangdam I/BB: Pengunjuk Rasa Rasial Dan Brutal 96 IV.4.5.Frame 5: Forum Eksponen 66 Sumut Sampaikan pernyataan: DPR Harus Segera Laksanakan Reformasi Yang Menyeluruh ... 101

IV.4.6. Frame 6: HMI, BPRPI, FSPI, Dan SPSU Unjukrasa Ke Kantor Gubsu ... 106

IV.4.7. Frame 7: Empat Mahasiswa Unika Lakukan Aksi Gantung 113 IV.4.8. Frame 8: Aksi Gantung Diri Mahasiswa Unika Berlanjut ... 119

IV.4.9. Frame 9: Ratusan Mahasiswa Unjuk Rasa Ke DPRD SU Tuntut Penghapusan Dwifungsi ABRI, Azas Tunggal Pancasila Dan Adili Soeharto ... 123

(12)

BAB V. PENUTUP

V.1. Kesimpulan ... 135

V.2. Saran ... 137

DAFTAR PUSTAKA ... 139

LAMPIRAN ... 140

Lampiran 1 ... 140

Lampiran 2 ... 167

Lampiran 3 ... 184

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Persentasi kemunculan berita gerakan reformasi di beberapa kota

dalam harian Waspada Medan 1998 ... 32

Tabel 2. Posisi penempatan Berita Gerakan Reformasi dalam harian Waspada Medan 1998 ... 34

Tabel 3. Narasumber Pemberitaan Gerakan Reformasi dalam Harian Waspada Medan 1998 ... 37

Tabel 4. Opini harian Waspada terhadap Gerakan Reformasi ... 43

Tabel 5. Perangkat Penanda Frame 1: Umsu Lepas Tapi Tertib... 84

Tabel 6. Perangkat Penanda Frame 2: Lempar-Lemparan Lagi ... 90

Tabel 7. Perangkat Penanda Frame 3: Massa Dan Mahasiswa Bergabung ... 95

Tabel 8. Perangkat Penanda Frame 4: Pangdam I/BB: Pengunjuk Rasa Rasial Dan Brutal ... 99

Tabel 9. Perangkat Penanda Frame 5: Forum Eksponen 66 Sumut Sampaikan pernyataan: DPR Harus Segera Laksanakan Reformasi Yang Menyeluruh ... 105

(14)

Tabel 11. Perangkat Penanda Frame 7: Empat Mahasiswa Unika Lakukan

Aksi Gantung Diri ... 118

Tabel 12. Perangkat Penanda Frame 8: Aksi Gantung Diri Mahasiswa Unika

Berlanjut ... 122

Tabel 13. Perangkat Penanda Frame 9: Ratusan Mahasiswa Unjuk Rasa Ke

DPRD SU Tuntut Penghapusan Dwifungsi ABRI, Azas Tunggal

Pancasila Dan Adili Soeharto ... 128

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1.Latar Belakang Masalah

Sejarah akan selalu jadi kenangan bagi hidup manusia. Sejarah tidak selalu

datang dengan penuh keramahan, tetapi juga datang dengan cara tidak terduga,

dengan kepahitan. Sejarah datang kepada bangsa Indonesia penuh dengan

kepahitan. Soekarno memperoleh sejarah kejayaan dengan memerdekakan bangsa

Indonesia penuh dengan penuh kepahitan. Kemudian ia digantikan Soeharto yang

berkuasa selama 32 tahun penuh dengan kejayaan pembangunan kemudian jatuh

dalam sejarah kepahitan. Pada masanya, Indonesia malah terpuruk dalam

kemiskinan.

Keberhasilan aspek kehidupan yang telah dicapai selama 32 tahun

pemerintahan Orde baru, mengalami kemerosotan tajam. Krisis multidimensi

yang memprihatinkan karena adanya krisis moneter dan ekonomi yang terjadi

pada pertengahan tahun 1997. Kemudian berkembang menjadi krisis

multidimensi yang meliputi seluruh aspek kehidupan politik, sosial dan budaya

di negeri ini, ditandai dengan rusaknya tatanan ekonomi dan keuangan, timbulnya

pengangguran yang meluas dan meningkatnya kemiskinan yang menjurus pada

ketidakberdayaan masyarakat. Landasan ekonomi yang tadinya dianggap kuat,

ternyata tidak berdaya menghadapi krisis keuangan eksternal serta

(16)

yang terus meningkat tajam. Situasi tersebut tidak mampu diatasi pemerintah,

sehingga akhirnya menyebabkan timbulnya krisis kepercayaan rakyat terhadap

pemerintah.

Kejayaan Soeharto ternyata hanya merupakan fantasi-fantasi. Kekayaan

negara yang dibangunnya hanya diperuntukkan demi kepentingan segolongan

orang, keluarga, kroni, dan para pejabat pemerintah. Sementara itu, rakyat harus

menanggung beban yang begitu berat, yakni semisal kemiskinan. Aritonang

(1999:317)

Kondisi kehidupan sosial dan ekonomi yang makin memprihatinkan,

harga kebutuhan Sembilan bahan pokok dan obat-obatan tidak lagi mampu

terjangkau oleh daya beli masyarakat, serta taraf hidup rakyat terus menurun

tajam, kualitas hasil didik tidak memberikan harapan, jumlah peseta didik yang

putus sekolah makin meningkat dan jumlah pengangguran akibat pemutusan

hubungan kerja meningkat, telah memicu masyarakat Indonesia untuk

melengserkan pemerintah Orde baru yang kemudian diganti dengan pemerintahan

reformasi. Tambun (2008:78)

Selama masa pemerintahan Orde Baru, DPR tidak dapat berfungsi dengan

baik. DPR tidak lagi mampu merefleksikan dirinya sebagai lembaga perwakilan

rakyat, akan tetapi lebih merupakan wakil dan perpanjangan tangan pemerintah

yang berkuasa waktu itu. Rakyat tidak dapat menyuarakan dan menyalurkan

aspirasi dan kepentingannya melalui DPR sebab DPR mengalami keterputusan

(17)

yang jauh antara rakyat dan wakil-wakil mereka di DPR. Oleh karena itu, pada

akhirnya rakyat tidak dapat mempercayai lagi wakil-wakil mereka di DPR. Tohadi

(2000:60)

Dalam hal ini penulis menganalisa bahwa timbulnya krisis kepercayaan

rakyat terhadap pemerintah telah mendorong keinginan rakyat untuk melakukan

gerakan yang bertujuan untuk menumbangkan kekuasaan pemeritah. Selain

gerakan yang dilakukan oleh rakyat, Gerakan yang kemudian berkembang

menjadi perjuangan reformasi yang sejak awal 1998 dilakukan oleh para

mahasiswa di seluruh Indonesia yang mempunyai sifat dan tujuan yang sama

seperti gerakan-gerakan pendahulu. Tujuan para mahasiswa adalah untuk

menghentikan kekuatan-kekuatan politik dan sosial yang secara otoriter dan

represif menyesakkan masyarakat.

Dalam konteksnya di Indonesia titik klimaks gerakan reformasi terjadi

pada hari dan jam-jam seputar keputusan lengsernya Soeharto. Saat-saat itu tak

mudah memperhitungkan seluruh deretan peristiwa yang terjadi dalam logika

politik dan skenario yang berkembang dalam konteks waktu itu. Misalnya saja,

turunnya masyarakat secara serentak hampir menyerupai gerakan people power di

Plilipina adalah sesuatu yang tidak mudah diduga sebelumnya, demikian juga

dengan gerakan mahasiswa yang secara dramatis makin menunjukkan

eksistensinya dibawah tekanan tentera yang justru meningkatkan keterampilan

mereka dalam mengorganisasikan dan mengolah massa. Hingga akhirnya meski

(18)

mahasiswa menemui titik klimaksnya manakala mereka mampu secara

beriring-iringan memasuki areal gedung rakyat untuk mendudukinya. Peristiwa lain yang

mudah dipahami lewat alam pikir dan logika politik waktu itu adalah munculnya

keadaan para profesional yang terdiri dari para eksekutif muda untuk

berpartisipasi turun kejalan meneriakkan tuntutan yang sangat politis secara

lantang mereka menuntut Soeharto mundur dari takhta singgasana yang telah

dikuasainya selama lebih dari tiga puluh tahun. Ditengah kebebalan kelompok

menengah Indonesia yang tak mau lepas kekuasaan rezim yang telah

menguntungkan mereka itu kaum berdasi dengan segala perlengkapan tipikal

kelasnya memulai era baru dibidang politik. Prasetyantoko (1999:159)

Untuk dapat mencermati perkembangan gerakan mahasiswa,dalam hal ini

gerakan mahasiswa pada tahun 1998 dibedakan tiga periode. Periodisasi ini dibuat

dengan mendasarkan diri pada momen-momen penting dalam gerakan mahasiswa

tahun 1998 yaitu: tanggal Sidang Umum MPR 1-11 Maret 1998, insiden berdarah

Universitas Trisakti 12 Mei dan mundurnya Presiden Soeharto tanggal 21 Mei

1998. Soemardjan (1999:141)

Suatu “aliran yang deras” sepertinya telah menyeret Indonesia ke dalam

pusaran prahara di hari-hari yang berat di bulan Mei 1998. Konflik tragedi Mei

dipetik dari hasil investigasi Tim Asistensi pada Tim Gabungan Pencari Fakta

(TGPF) meliputi beberapa daerah di Indonesia, yaitu Jakarta dan sekitarnya, Solo,

dan kota-kota di Sumatera Utara. Di propinsi Sumatera Utara, Tragedi Mei bukan

(19)

yang cukup luas. Sebagaimana dikemukakan dalam laporan TGPF, rentetan

kerusuhan tersebut dapat ditelusuri mulai dari Medan, ibukota Sumatera Utara. Di

kota ini dan wilayah di sekitarnya, perusakan dan penjarahan dimulai pada 2 Mei

dan berlangsung hingga 8 Mei. Kerusuhan lalu merembet ke daerah tingkat dua

lainnya di Sumatera Utara, yakni Deli Serdang (5-6 Mei), Tebing Tinggi (6-7

Mei), Simalungun (7 Mei), dan Tanjung Balai (27 Mei). Dalam laporannya, TGPF

menekankan bahwa “pola-pola kerusuhan yang terjadi di medan dan sekitarnya ini

tampaknya dapat dipakai sebagai suatu gambaran awal untuk melihat pola-pola

kerusuhan di tempat lainnya. Hawe (1999:13)

Salah satu demontrasi mahasiswa terbesar pada periode ini terjadi di

kampus Universitas Sumatera Utara (USU) Medan yang menyebabkan

diliburkannya kampus dari kegiatan akademik sejak 29 April hingga 7 Mei 1998.

Aksi ini sempat disebut sebagai aksi yang paling bringas yang melibatkan aksi

saling melempar batu antara mahasiswa dan aparat, penembakan gas air mata,

pembakaran 2 motor aparat kemanan dan sebagainya. Soemardjan (1999:147)

Perjuangan reformasi telah melibatkan banyak pihak, mulai dari berbagai

lapisan masyarakat, mahasiswa, kaum professional, bahkan media massa. Di satu

sisi, pers Indonesia didorong oleh kebutuhan untuk memproduksi informasi

bahkan hiburan sesuai dengan permintaan pasar pembaca dan pemirsa. Namun, di

sisi lain pers dibatasi pula oleh berbagai Undang-undang, peraturan dan ketentuan

hukum, ataupun tuntutan-tuntutan yang diciptakan oleh elite penguasa demi

(20)

baru untuk mengekang kebebasan menggunakan pikiran, yaitu pers Indonesia

adalah bebas tapi bertanggung jawab (kepada istana).

Media,baik cetak maupun elektronik turut andil dalam memberitakan

peristiwa, merefleksikan realitas sosial-politik seputar aksi-aksi reformasi selama

periode akhir 1997 hingga Mei 1998, bahkan secara aktif berperan

mendefinisikan dan menciptakan realitas sosial-politik yang berkaitan dengan

reformasi. Akan tetapi media massa mendapat pengawasan yang begitu ketat dari

pihak Pemerintah. Di tengah pengawasan yang begitu ketat, berbagai surat kabar

di Indonesia, khususnya di Sumatera Utara, Harian Waspada berperan aktif

sebagai medium yang memberitakan berbagai informasi seputar perjuangan

Reformasi 1998.

Berdasarkan kenyataan yang telah diuraikan di atas, ada alasan mengapa

hal ini perlu untuk diungkap dan dituliskan, yakni: pertama peristiwa seputar

reformasi akan selalu menarik untuk dikaji, karena ini merupakan satu moment

yang menentukan arah perekembangan atau perubahan Indonesia sebagai bangsa.

Pengungkapan jejak rekamnya akan memberi manfaat tersendiri untuk masa

sekarang dan masa depan.

Alasan kedua, secara umum belum ditemukan penelitian yang

mengkhususkan kajian pada sejarah reformasi yang dikaitkan dengan pemberitaan

di Harian Waspada. Selain itu, sampai saat sekarang belum ada karya yang secara

khusus mencoba melakukan tinjauan historiografis terhadap sejarah Harian

(21)

I.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan paparan latar belakang di atas, maka yang menjadi identifikasi

masalah adalah:

1. Berita Gerakan Reformasi 1998 yang dimuat dalam Harian Waspada.

2. Opini Harian Waspada seputar Gerakan Reformasi dalam Harian

Waspada.

3. Pemberitaan Gerakan Reformasi yang berlangsung di Sumatera Utara

dalam Harian Waspada.

I.3. Pembatasan Masalah

Untuk lebih memaksimalkan hasil penelitian, maka peneliti membatasi

masalah penelitian yaitu : “Analisis Pemberitaan Gerakan Reformasi di Sumatera

Utara 1998 (Harian Waspada Medan Januari-Desember 1998)”

I.4. Perumusan Masalah

Adapun yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apa saja berita Gerakan Reformasi 1998 yang dimuat dalam Harian

Waspada?

2. Apa saja Opini harian Waspada seputar Gerakan Reformasi dalam

Harian Waspada?

3. Bagaimana pemberitaan Perjuangan Reformasi yang berlangsung di

(22)

I.5. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengidentifikasi berita Gerakan Reformasi 1998 yang dimuat

dalam Harian Waspada.

2. Untuk mengidentifikasi Opini harian Waspada seputar Gerakan

Reformasi dalam Harian Waspada

3. Untuk menganalisis berita Perjuangan Reformasi yang berlangsung di

Sumatera Utara dalam Harian Waspada.

I.6. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang ingin diperoleh sesudah melaksanakan penelitian ini

adalah :

1. Memberikan pengetahuan dan wawasan kepada peneliti dan pembaca

mengenai “ Analisis Pemberitaan Gerakan Reformasi di Sumatera Utara

1998 (Harian Waspada Medan Januari-Desember 1998).

2. Sebagai bahan masukan dan perbandingan bagi peneliti lain yang

bermaksud mengadakan penelitian dalam masalah yang sama.

3. Sebagai landasan bagi masyarakat, penggiat pers dan Pemerintah baik

Pemerintah Daerah maupun Pemerintah Pusat dalam usaha

pendokumentasian hal yang berkaitan dengan peristiwa reformasi.

4. Menambah perbendaharaan karya ilmiah bagi lembaga pendidikan

(23)

BAB V

PENUTUP

V.1. Kesimpulan

1. Frekuensi pemunculan berita-berita demonstrasi ataupun berita-berita yang

berkaitan/relevan dengan gerakan terhadap isu perjuangan reformasi

selama bulan Januari-Desember 1998 ternyata Waspada lebih banyak

memuat berita seputar gerakan reformasi di Medan, lalu Jakarta, Banda

Aceh, Surabaya dan Solo. Berdasarkan 4 (empat) dimensi rujukan dalam

menganalisis content/isi berita, berita Kota Medan (belum mencakup

kota-kota lain di Sumatera Utara) memiliki jumlah berita yang tidak seimbang

antara headline dan halaman lainnya. Pola penulisan berita gerakan

reformasi yang dibuat oleh Waspada melalui jumlah paragraf dari berita

gerakan reformasi di kota Medan paling sedikit ditulis dengan 4-19

paragraf dan paling panjang antara 30-55 paragraf. Dari segi Narasumber,

Harian Waspada memuat pihak kepolisian. Hal ini menunjukkan

bagaimana kekuatan pihak-pihak tersebut memiliki pengaruh dan bahkan

sangat dipertimbangkan pernyataan-pernyataan yang dikeluarkan. Dalam

menyajikan berita, terkadang terdapat ketidaksesuaian antara judul dan isi.

2. Sikap atau pendirian surat kabar terhadap suatu peristiwa dinyatakan

secara formal dalam kolom Tajuk dan atau tulisan pimpinan redaksi.

Demikian juga dengan gerakan reformasi yang berlangsung di Indonesia.

(24)

mahasiswa yang bermotifkan kenaikan harga barang/sembako

proporsional atau wajar saja. Berbeda dengan pihak Pemerintah khususnya

para wakil rakyat yang dinilai tidak bisa mengemban tugas dan tidak

mampu menjaga kepercayaan masyarakat. Namun, pada bulan Mei

Waspada memaknai aksi mahasiswa bersifat anarkis dan mulai melenceng

dari gerakan yang seharusnya. Sedangkan terhadap pihak pemerintah lebih

banyak menyoroti adanya tindakan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Hal

ini menunjukkan ketidakseimbangan keterangan yang disajikan oleh

harian Waspada terhadap masing-masing pihak yang terlibat.

3. Waspada memberikan penonjolan pada isu kerusuhan dan anarkisme atas

unjuk rasa yang dilakukan Mahasiswa. Penonjolan terdapat ketika

Waspada menempatkan berita seputar gerakan reformasi di Sumatera utara

sebagai headline serta penambahan foto sebagai pendukung berita. Peneliti

menemukan ketidakjujuran Wartawan dalam menuliskan berita. Terhadap

beberapa berita yang dimuat dalam harian Waspada disebutkan bahwa aksi

mahasiswa berlangsung damai namun pada berita yang lain bahkan saat

melakukan wawancara terhadap wartawan peneliti menemukan pernyataan

yang menyebutkan aksi mahasiswa sebenarnya merugikan. Bahkan dalam

menggambarkan sosok lain yang terlibat semisal polisi peneliti juga

menemukan penggambaran yang sama. Peneliti berpendapat bahwa masih

banyak hal yang tidak ingin diungkapkan oleh wartawan secara vulgar.

Wartawan juga kurang tegas dalam menyajikan informasi maupun apa

(25)

V.2. Saran

1. Dalam memuat berita seputar gerakan reformasi, Waspada sebaiknya

mengungkapkan bagaimana berlangsungnya unjukrasa secara umum. Tidak hanya

melihat unjuk rasa yang dilakukan mahasiswa dari satu kampus berlangsung tertib

lalu ketika menulis judul juga menyatakan bahwa unjuk rasa berlangsung tertib.

Padahal pada kenyataannya dalam tubuh berita didapati bahwa tidak semua

mahasiswa dari berbagai kampus menjalankan unjuk rasa dengan tertib, justru

lebih banyak yang anarkis. Kesesuaian antara judul dan isi berita sangat perlu

supaya pembaca nantinya tidak salah paham dalam memaknai berita bahkan

memahami peristiwa yang sedang terjadi.

2. Waspada sebaiknya seimbang dalam mengungkapkan fakta misalnya terkait

gerakan reformasi. Waspada memberikan ruang terhadap pihak yang terlibat baik

mahasiswa dengan pihak Pemerintah bahkan ketika mahasiswa bentrok dengan

aparat keamanan sehingga keterangan masing-masing pihak sama rata dan

tersampaikan kepada pembaca. Dalam pemuatan foto tidak terlalu cenderung

menonjolkan satu pihak melalui pengambilan angel foto serta pemilihan kata

dalam menjelaskan satu pihak tidak terlalu vulgar.

3. Kepada rekan-rekan mahasiswa, sebagai agen perubahan, kiranya benar-benar

menjadi agen yang murni membawa perubahan kearah yang lebih baik dengan

tidak mau ditunggangi oleh pihak-pihak yang justru memanfaatkan keadaan untuk

kepentingan pribadi. Gerakan yang dilakukan oleh mahasiswa dalam

(26)

kepedulian mahasiswa bukan hanya kepada rakya saja melainkan kepada tanah air

tercinta. Akan tetapi, kita mengharapkan sekiranya aksi yang dilakukan sudah

benar-benar matang dipikirkan dan tidak diwarnai kerusuhan atau bersifat anarkis

yang justru tidak berdampak baik kepada rakyat dan tanah air yang diperjuangkan

bahkan kepada terhadap citra para mahasiswa.

4. Agar pihak Pemerintah maupun aparat keamanan benar-benar mengemban

tugasnya dengan baik dan tidak justru mengarjakan apa yang tidak menjadi

bagiannya sehingga kepahitan serta berbagai tragedi buruk yang lalu-lalu tidak

(27)

DAFTAR PUSTAKA

Aritonang, Diro. 1999. Runtuhnya Rezim daripada Soeharto Rekaman Perjuangan Mahasiswa Indonesia 1998. Bandung: Pustaka Hidayah

Bimo, dkk. 1999. Politik Media Mengemas Berita (Habibie Dalam Pemberitaan Kompas, Merdeka, dan Republika). Yogyakarta: Institut Studi Arus Informasi

Burton, Graeme. 2012. Media dan Budaya Populer. Yogyakarta: Jalasutra

Eriyanto. 2000. Analisis Wacana. Yogyakarta: LKiS

Haris, Syamsuddin. 1999. Reformasi Setengah Hati. Jakarta: Erlangga

Hawe, dkk. 1999. Negeri Dalam Kobaran Api (Sebuah Dokumentasi Tentang Tragedi Mei 1998). Jakarta: Lembaga Studi Pers dan Pembangunan (LSPP)

Prasetyantoko. 1999. Kaum Profesional Menentang Rezim Otoriter. Jakarta: PT Grasindo

Quail, Denis. 2011. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Salemba Humanika

Said, Mohammad. . Mengenal Berdirinya “Waspada”. Medan: Pencetak Abadi Press

Said, Mohammad. 1976. Sejarah Pers di Sumatera Utara. Medan: Percetakan Waspada

Sjamsuddin, Helius. 2007. Metodologi Sejarah Yogyakarta: Ombak

Sobur, Alex. 2004. Analisis Teks Media (Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Soemardjan, Selo. 1999. Kisah Perjuangan Reformasi . Jakarta: Penebar Swadaya

Tambun, Eliakim. 2008. Seratus Tahun Kebangkitan Nasional: Dan Visi Masa Depan Bangsa Indonesia. Jakarta: Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Daerah Indonesia

Tamburaka, Apriadi. 2013. Literasi Media. Jakarta: Rajawali Pers

Tohadi, Mohammad. 2000. Oase Kebangsaan.Jakarta: Lembaga Kajian Wacana Indonesia

Wajis, Kun. 2012. Media Massa dan Konstruksi Realitas. Malang: Aditya Mega Publishing

Siregar, SN. (2013), Peran Mahasiswa dalam Memperjuangkan Reformasi di Indonesia Tahun 1997-1999., Skripsi, FIS, Unimed, Medan

Gambar

grafik). Dalam penelitian ini yang menjadi unit penelitian ialah berita-berita seputar gerakan yang dilakukan mahasiswa dalam memperjuangkan reformasi yang dimuat oleh harian Waspada Januari-Desember 1998
Tabel 8. Perangkat Penanda Frame  4:   Pangdam I/BB: Pengunjuk Rasa
Tabel 11. Perangkat Penanda Frame  7:   Empat Mahasiswa Unika Lakukan

Referensi

Dokumen terkait

Mata kuliah belajar dan pembelajaran membahas pengertian belajar, hakekat belajar dan pembelajaran, cirri-ciri perubahan tingkah laku, tujuan pembelajaran, kiat guru

Perokok pasif adalah orang-orang yang tidak merokok namun hidup/bekerja sepanjang hari bersama-sama dengan perokok. Orang-orang tersebut dalam waktu yang lama

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang, dengan limpah karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir ini dengan judul

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah Untuk memperoleh biaya transportasi yang optimal dalam pendistribusian keramik di Kota Palu dengan menggunakan

hipotesis yaitu uji t – test yang digunakan untuk mengetahui pengaruh model.. pembelajaran Quantum Teaching terhadap motivasi belajar matematika siswa dan. untuk

Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi model pembelajaran kontekstual REACT dan peningkatan kemampuan pemecahan masalah serta hasil belajar

Duka lara duka di rantau ganti bergenta Tepat depan tempat tinggalku. Tempat tinggalku dulu

Selain itu, untuk hasil belajar siswa dalam ranah afektif dan psikomotorik dapat dilihat pada Tabel 3 yang telah dipaparkan bahwa rata-rata hasil belajar siswa