SKRIPSI
PENGARUH ANALISIS KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
OLEH
NATIKA E. MANURUNG 090503270
PROGRAM STUDI STRATA-1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan dengan sesungguhnya
bahwa skripsi saya yang berjudul “PENGARUH ANALISIS KINERJA
KEUANGAN TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA” adalah
benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna
menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera
Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga,
dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau
dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika
penulisan ilmiah.
Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam
skripsi saya ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
Medan, 14 Agustus 2013
Yang Membuat Pernyataan,
ABSTRAK
PENGARUH ANALISIS KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG
TERDAFTAR DIBURSA EFEK INDONESIA
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kinerja keuangan yang di proksi dengan rasio keuangan yaitu Debt to Equity Ratio (DER), Return On Assets (ROA), Gross Profit Margin (GPM), dan Net Profit Margin (NPM) terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI..
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal dan bersifat replikasi terhadap penelitian sebelumnya.Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Dan diperoleh 20 perusahaan sebagai sampel. Analisis ini dilakukan melalui uji regresi berganda yaitu F- Test dan t-
test pada tingkat signifikan 5% (α = 0.005).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Debt to Equity Ratio (DER), Return On Assets (ROA), Gross Profit Margin (GPM),dan Net Profit Margin (NPM), tidakberpengaruh baik secara simultan maupun secara parsial terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
ABSTRACT
THE ANALYSIS EFFECT OF THE FINANCIAL PERFORMANCE OF PROFIT GROWTH OF MANUFACTURING FIRMS IN INDONESIA STOCK
EXCHANGE
The purpose of this research to analyze the influenced of financial performance that in the proxy with financial ratio are Debt to Equity ratio (DER), Return On Assets (ROA), Gross Profit Margin (GPM), and Net Profit Margin (NPM) to the profit growth of the manufacture firms on BEI.
This research is classified as causal research and replication of former researches .The sampel selection is using purposive sampling method and the result are 20 companies as sample. This analyst is tested by using multiple regression that are F- test and t- test on 5% level of significant (α = 0,005).
The result indicated that debt to equity ratio (DER),return on assets (ROA),gross profit margin (GPM),and net profit margin (NPM) has no significant effect either simultaneously or partially to the profit growth of manufacture firms on BEI.
KATA PENGANTAR
Skripsi ini berjudul “Pengaruh Analisis Kinerja Keuangan Terhadap
Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursak Efek
Indonesia”. Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dan doa
dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan
ini penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada:
1. Bapak Prof.Dr. Azhar Maksum, S.E., M.Ec.,AK. Selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak. selaku Ketua
Departemen Akuntansi dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM. selaku
Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera
Utara.
3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak. selaku Ketua Program Studi S-1
Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak. selaku Sekretaris Program
Studi S-1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Drs. Chairul Nazwar,M.Si.,Akselaku Dosen Pembimbing penulis
yang sangat banyak membantu dan membimbing dalam menyelesaikan
skripsi ini.
5. BapakDrs. Syamsul Bahri TRB, MM, Ak selaku Dosen Pembaca Penilai
6. Teristimewa untuk orang tua penulis, ayahanda Drs. Togap Manurung dan
ibunda Yovanka Tobing serta adik –adik saya Sophia Christie Manurung,
Frans Martin Manurung dan Eunike Juliet Manurung. Terima kasih atas
semua kasih sayang yang tulus, doa,bantuan material dan moril serta
semangat yang diberikan kepada penulis selama ini, khususnya dalam
menyelesaikan skripsi ini
7. sahabat-sahabatku Novalia Verdiana, Yosevine Natalina dan Muliadi
Tumbur serta teman-teman Akuntansi angkatan 2009 yang sama-sama
berjuang dari awal kuliah sampai sama-sama berjuang menulis skripsi
Yohana Gevita, Rotua Osin, Stella Yolanda, Nova Sari, Romauli
Morentina, Rany Anggriani dan Josua Torang atas segala saran dan
bantuan yang telah diberikan selama ini. Dan terakhir kepada Louis P.Y
Sirait yang senantiasa membantu saya serta memberi motivasi dan
dukungannya dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini juga masih banyak tersdapat
kekurangan.Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dalam
penyempurnaan skripsi ini.Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Medan, 14 Agustus 2013
Penulis,
Natika E.Manurung
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
ABSTRACT ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Perumusan Masalah... 5
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6
1.3.1 Tujuan Penelitian ... 6
1.3.2 Manfaat Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8
2.1 Tinjauan Teoritis ... 8
2.1.1 Pengertian Kinerja Keuangan ... 8
2.1.2 Jenis-jenis Rasio Keuangan ... 11
2.1.3 Pengertian Analisis Rasio Keuangan ... 14
2.1.4 Manfaat Analisis Rasio Keuangan ... 15
2.1.5 Keunggulan dan Keterbatasan Analisis Rasio ... 16
2.1.6 Analisis Laporan Keuangan ... 17
2.1.7 Pertumbuhan Laba... 17
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 21
2.3 Kerangka Konseptual ... 24
2.4 Hipotesis Penelitian ... 26
BAB III METODE PENELITIAN ... 27
3.1 Jenis Penelitian ... 27
3.2 Populasi dan Jenis Penelitian ... 27
3.3 Jenis Data dan Sumber Data ... 29
3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 29
3.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 29
3.6 Teknik Analisis Data ... 31
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN ... 38
4.1 Data Penelitian ... 38
4.2 Analisis Data ... 38
4.2.1 Metode Analisis Deskriptif ... 39
4.2.2 Analisis Uji Klasik ... 40
4.2.3 Metode Analisis Regresi Berganda ... 48
4.2.4 Uji Hipotesis ... 50
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 53
5.2 Keterbatasan Penelitian ... 53
5.3 Saran ... 54
DAFTAR PUSTAKA ... 56
DAFTAR TABEL
No.Tabel Judul Halaman
Tabel 2.1Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu………...23
Tabel 3.1 Sampel Perusahaan Manufaktur ... 28
Tabel 3.2 Tabel Pengambilan Keputusan Ada Tidaknya Autokorelasi………35
Tabel 4.1 Hasil Uji Deskriptif... 39
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Sebelum Data Ditransformasi ... 41
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Setelah Data Ditransformasi... 42
Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas ... 45
Tabel 4.5 Hasil Uji Autokolerasi ... 48
Tabel 4.6 Hasil Analisis Regresi Berganda ... 49
Tabel 4.7 Hasil UJi Signifikasi Simultan (Uji- F) ... 50
DAFTAR GAMBAR
No.Gambar Judul Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 26
Gambar 4.1 Histogram ... 43
Gambar 4.2 Grafik Normal P-Plot ... 44
DAFTAR LAMPIRAN
No.Lampiran Judul Halaman
ABSTRAK
PENGARUH ANALISIS KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG
TERDAFTAR DIBURSA EFEK INDONESIA
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kinerja keuangan yang di proksi dengan rasio keuangan yaitu Debt to Equity Ratio (DER), Return On Assets (ROA), Gross Profit Margin (GPM), dan Net Profit Margin (NPM) terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI..
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal dan bersifat replikasi terhadap penelitian sebelumnya.Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Dan diperoleh 20 perusahaan sebagai sampel. Analisis ini dilakukan melalui uji regresi berganda yaitu F- Test dan t-
test pada tingkat signifikan 5% (α = 0.005).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Debt to Equity Ratio (DER), Return On Assets (ROA), Gross Profit Margin (GPM),dan Net Profit Margin (NPM), tidakberpengaruh baik secara simultan maupun secara parsial terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
ABSTRACT
THE ANALYSIS EFFECT OF THE FINANCIAL PERFORMANCE OF PROFIT GROWTH OF MANUFACTURING FIRMS IN INDONESIA STOCK
EXCHANGE
The purpose of this research to analyze the influenced of financial performance that in the proxy with financial ratio are Debt to Equity ratio (DER), Return On Assets (ROA), Gross Profit Margin (GPM), and Net Profit Margin (NPM) to the profit growth of the manufacture firms on BEI.
This research is classified as causal research and replication of former researches .The sampel selection is using purposive sampling method and the result are 20 companies as sample. This analyst is tested by using multiple regression that are F- test and t- test on 5% level of significant (α = 0,005).
The result indicated that debt to equity ratio (DER),return on assets (ROA),gross profit margin (GPM),and net profit margin (NPM) has no significant effect either simultaneously or partially to the profit growth of manufacture firms on BEI.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Laporan keuangan merupakan media komunikasi yang digunakan untuk
menghubungkan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan dan
merupakan salah satu bentuk dari pertanggungjawaban manajemen perusahaan
terhadap seluruh stakeholder perusahaan, seperti: manajemen, investor, kreditur,
dan pemerintah. Hal ini sama hakikatnya dengan tujuan laporan keuangan
menurut SAK No. 1, yaitu : “Menyediakan informasi yang menyangkut posisi
keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang
bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan”.
Dari laporan keuangan tersebut baik pihak eksternal maupun pihak internal
perusahaan dapat meramalkan, membandingkan, dan menilai dampak keuangan
yang timbul dari keputusan ekonomis yang diambil dari perusahaan, karena dalam
laporan keuangan tersebut terdapat banyak informasi yang dibutuhkan oleh
pihak-pihak tersebut, terutama adalah informasi tentang laba. Laba merupakan salah satu
elemen yang potensial yang terdapat dalam laporan keuangan.Laba bukan saja
penting untuk menentukan prestasi perusahaan, tetapi juga penting sebagai
informasi yang menjadi dasar pertimbangan dalam pembagian laba, penentuan
investasi, dan pembagian hasil.
Laba yang dihasilkan pada laporan keuangan merupakan laba yang
Melumad (2002:134)“informasi laba diharapkan bermanfaat untuk
merepresentasikan kinerja perusahaan, membantu mengestimasi kemampuan laba
yang representatif dalam jangka panjang, dan menaksir risiko investasi dan
meminjamkan dana”. Pentingnya informasi laba tercantum secara jelas dalam
PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) No. 25 (IAI, 2007) :
Laporan laba rugi merupakan laporan utama untuk melaporkan kinerja suatu perusahaan selama satu periode tertentu.Informasi tentang kinerja suatu perusahaan terutama tentang profitabilitas,dibutuhkan untuk mengambil keputusan tentang sumber daya ekonomi yang akan dikelola oleh suatu perusahaan dimasa yang akan datang.
Pengumuman laba perusahaan juga merupakan informasi penting yang
mencerminkan nilai perusahaan bagi pelaku pasar. Dari informasi laba yang
diberikan oleh perusahaan tersebut maka pelaku pasar akan memprediksi dan
menentukan keputusan investasi.Hal ini menjadi perhatian investor dan calon
investor terpusat pada laba suatu perusahaan.Seorang investor yang rasional akan
memprediksi terlebih dahulu sebelum membuat keputusan dengan mengamati
sinyal yang diberikan perusahaan.
Salah satu cara untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan adalah
dengan menganalisis laporan keuangan. Pertumbuhan laba dapat dilihat melalui
laporan keuangan.Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk
memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang
dicapai oleh perusahaan tersebut. Cara untuk mengevaluasi, menganalisis dan
menginterpretasikan data laporan keuangan adalah melalui analisis rasio
keuangan. Rasio keuangan ini pada dasarnya dikelompokkan menjadi lima
profitabilitas dan rasio pasar. Menurut Hanafi (2003: 69) analisis rasio merupakan
“cara lain menyajikan informasi dari laporan keuangan, analisis disusun dengan
menggabung-gabungkan angka-angka dalam dan antar neraca dan laporan
laba-rugi”.
Pada penelitian ini rasio yang digunakan peneliti adalah Debt to Aquity
Ratio (DER), Return on Assets (ROA), Gross Profit Margin (GPM), Net Profit
Margin (NPM) terhadap pertumbuhan laba. Dengan Debt to Equity Ratio (DER)
yang tinggi perusahaan menanggung resiko kerugian yang tinggi tetapi juga
berkesempatan untuk memperoleh laba yang meningkat.DER yang tinggi
berdampak pada peningkatan perubahan laba, berarti memberikan efek
keuntungan bagi perusahaan (Kuswadi 2005:90).Return On Assets (ROA)
memfokuskan kemampuan perusahaan untuk memperoleh pendapatan dalam laba
kegiatan operasi perusahaan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya,
sehingga dalam penelitian ini ROA digunakan sebagai ukuran kinerja suatu bank.
Penggunaan rasio ROA dalam penelitian ini karena ROA dapat memperhitungkan
kemampuan manajemen perusahaan dalam mengelola aktiva yang dimilikinya
untuk menghasilkan income.Semakin besar ROA suatu perusahaan, semakin besar
pula tingkat keuntungan yang dicapai perusahaan tersebut dan semakin baik pula
posisi perusahaan tersebut dari segi penggunaan asset (Dendawijaya, 2009:118).
Pengaruh Gross Profit Margin(GPM) terhadap pertumbuhan laba bersih
perusahaan adalah semakin tinggi nilai rasio ini, maka laba bersih yang dihasilkan
akansemakin meningkat. Hal tersebut menandakan bahwa laba kotor yang
kegiatan penjualan. Menurut Darsono dan Ashari (2005:56) “Penentuan margin
keuntungan kotor oleh perusahaan akan mempertimbangkan aspek struktur pasar,
jenis barang, dan stuktur pesaing.Pada pasar dengan pesaing yang amat ketat,
margin keuntungan kotor akan semakin rendah dibandingkan dengan pasar yang
bersifat monopolistis”. Sedangkan Net Profit Margin (NPM) menggambarkan
besarnya laba bersih yang diperoleh oleh perusahaan pada setiap penjualan yang
dilakukan (Darsono dan Ashari, 2005:56).
Laba yang dicapai merupakan salah satu indikator keberhasilan dan
menunjukkan kinerja yang telah dicapai manajemen perusahaan pada periode
tertentu, sedangkan dari sisi pengguna eksternal, laba perusahaan merupakan salah
satu pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi di pasar modal.
Para investor akan menginvestasikan asetnya pada perusahaan yang
memiliki pertumbuhan laba yang meningkat setiap periodenya. Kinerja keuangan
suatu perusahaan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan labanya. Kinerja
keuangan ini bisa dilihat dari cara perusahaan itu dalam mengelola asset lancar
perusahaan agar perusahaan tersebut tetap bisa dikatakan likuid, dan bagaimana
manajemen menggunakan hutang untuk membiayai asset tetap agar tidak
menurunkan laba perusahaan, dan bagaimana perusahaan menggunakan modal
yang dimilikinya.
Penelitian ini akan mengambil objek perusahaan yang bergerak dalam
bidang manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Peneliti memilih perusahaan
manufaktur yang ada di BEI, karena perusahaan ini telah mencapai skala usaha
ratusan miliar rupiah.Hal ini dapat dibuktikan misalnya kapasitas produksi,
aktualisasi pesanan yang diterima, jumlah asset, nilai penjualan konkret, dan
lain-lain.Ada banyak perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI, maka untuk
memperkecil ruang lingkup penelitian ini, peneliti menggunakan metode
purposive sampling dalam menentukan sampel penelitian.
Berdasarkan latar belakang perusahaan manufaktur di atas, penulis
terdorong untuk melaksanakan penelitian lebih lanjut mengenai analisis kinerja
keuangan terhadap pengaruh pertumbuhan laba dalam perusahaan manufaktur
pada tahun 2009 sampai dengan 2011 yang terdaftar di BEI. Penelitian ini
dituangkan dalam bentuk skripsi yang berjudul “Pengaruh Analisis Kinerja Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
Apakah Debt to Equity Ratio (DER), Return On Assets (ROA),
Gross Profit Margin (GPM),dan Net Profit Margin (NPM) secara parsial
dan secara simultan berpengaruh signifikan terhadappertumbuhan laba ?
1.3.1 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan pokok permasalahan yang telah
dirumuskansebelumnya maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh kinerja keuangan terhadap pertumbuhan laba pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
1.3.2 Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
bagisemua pihak yang terkait, yaitu :
a. Bagi Peneliti :
Diharapkan dapat menambah pengetahuan serta wawasan mengenai
kinerja keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftardi Bursa Efek
Indonesia dan Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan
tambahan pengetahuan tentangpengaruh tingkat Debt to Equity Ratio
(DER), Return On Assets (ROA), Gross Profit Margin (GPM), dan
Net Profit Margin (NPM)terhadap Pertumbuhan laba pada
perusahaaan manufaktur yang terdaftar di BEIsehingga diperoleh
gambaran yang lebih jelas mengenai kesesuaian antarateori yang ada
dengan fakta yang diperoleh dari aktivitas penelitian ini.
b. Bagi Perusahaan :
Dapat memberikan informasi yang bersifat ilmiah tentang
tentangpengaruh tingkat Debt to Equity Ratio (DER), Return On Assets
(ROA), Gross Profit Margin (GPM), dan Net Profit Margin
perusahaan sebelum manajemen perusahaan mengambil keputusan
untuk menanamkan modalnya pada perusahaan. Dan dijadikan sebagai
tolak ukur keberhasilan operasional yang akan meningkatkan
efektivitas dan efisiensi perusahaan, serta untuk mengetahui cara
menilai kinerja perusahaan yang sehat dan meningkatkan wawasan
tentang kondisi perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
c. Bagi Peneliti Selanjutnya :
Dapat digunakan sebagai bahan informasi dan referensi bagi penelitian
berikutnya yang ingin meneliti dengan materi yang berhubungan
dengan peneliti ini.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis
2.1.1 Pengertian Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan mengindikasikan apakah strategi perusahaan, implementasi strategi, dan segala inisiatif perusahaan dapat memperbaiki
laba perusahaan. Para pengambil keputusan akan mendapatkan gambaran
komprehensif mengenai kinerja beragam aktivitas perusahaan, namun
tetap dalam satu rangkaian strategi yang saling terkait satu sama lain,
dengan menelusuri serangkaian aktivitas penciptaan nilai tambah melalui
serangkaian indikator sebab akibat yang penting bagi organisasi, dari
aktivitas riil sampai aktivitas keuangan, dari aktivitas operasional sampai
aktivitas strategis, dari aktivitas jangka pendek sampai aktivitas jangka
panjang, dari aktivitas lokal sampai aktivitas global, atau dari aktivitas
bisnis sampai aktivitas korporasi. Martono dan Agus Harjito (2008 : 52)
berpendapat bahwa “Kinerja keuangan suatu perusahaan sangat
bermanfaat bagi berbagai pihak (stakeholders) seperti investor, kreditur,
analis, konsultan keuangan, pialang, pemerintah, dan pihak manajemen
sendiri ”. Selanjutnya Moh. Wahyuddin Zarkasyi (2008 : 48) mengatakan
bahwa “Kinerja keuangan merupakan sesuatu yang dihasilkan atau hasil
kerja yang dicapai dari suatu perusahaan”.
Pengukuran kinerja mencerminkan pengukuran hasil atas
Untuk melakukan pengukuran kinerja perlu adanya ukuran yang
dipergunakan seperti :
1. Rasio profitabilitas yaitu mengukur efektivitas manajemen berdasarkan
hasil pengembalian yang dihasilkan dari penjualan dan investasi.
2. Rasio pertumbuhan yang mengukur kemampuan perusahaan untuk
mempertahankan posisi ekonomisnya dalam pertumbuhan
perekonomian dan industri.
3. Ukuran penilaian (evaluation measure), mengukur kemampuan
manajemen untuk mencapai nilai-nilai pasar yang melebihi pengeluaran
kas.
Secara umum dapat dikatakan bahwa kinerja keuangan adalah
prestasi yang dicapai oleh perusahaan di bidang keuangan dalam suatu
periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan perusahaan. Disisi
lain kinerja keuangan menggambarkan kekuatan struktur keuangan suatu
perusahaan dan sejauh mana dengan assets yang tersedia, perusahaan
sanggup meraih keuntungan. Hal ini berkaitan erat dengan kemampuan
manajemen (khususnya manajer keuangan) dalam mengelola seluruh
sumber daya yang dimiliki perusahaan secara efektif dan efisien.
Didalam menganalisis kinerja keuangan dibutuhkan rasio
keuangan.Rasio keuangan adalah alat analisis keuangan yang paling sering digunakan.Rasio keuangan menghubungkan berbagai perkiraan yang
terdapat pada laporan keuangan sehingga kondisi keuangan dan hasil
Menurut Simamora (2000 : 822) rasio keuangan merupakan
“pedoman yang berfaedah dalam mengevaluasi posisi dan operasi
keuangan perusahaan dan mengadakan perbandingan dengan hasil-hasil
dari tahun-tahun sebelumnya atau perusahaaan-perusahaan lain”.
Rasio keuangan menunjukkan hubungan sistematis dalam bentuk
perbandingan antara perkiraan laporan keuangan.Agar hasil perhitungan
rasio keuangan dapat diinterpretasikan, perkiraan yang dibandingkan harus
mengarah pada hubungan ekonomis yang penting.Contoh perbandingan
yang tidak dapat diinterpretasikan adalah perbandingan antara beban
perlengkapan dengan harga saham karena beban perlengkapan tidak ada
kaitannya dengan faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham
perusahaan tersebut.
Untuk dapat menginterpretasikan hasil perhitungan rasio keuangan,
maka diperlukan adanya pembanding. Ada dua metode pembandingan
rasio keuangan perusahaan menurut Syamsuddin (2000 : 39) yaitu:
1. Cross-sectional approach adalah suatu cara mengevaluasi dengan jalan membandingkan rasio-rasio antara perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya yang sejenis pada saat yang bersamaan.
2. Time series analysisdilakukan dengan jalan membandingkan rasio-rasio finansial perusahaan dari satu periode ke periode lainnya. Rasio keuangan merupakan alat utama untuk melakukan analisis keuangan dan memiliki beberapa kegunaan.
Keomn, Scott, Martin, dan Petty (2005 : 108) menyatakan bahwa :
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan rasio
keuangan sebagai alat analisis. Hal-hal tersebut akan membantu analis dalam
menginterpretasikan hasil perhitungan rasio keuangan sehingga dihasilkan
kesimpulan yang lebih tepat. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
menggunakan rasio keuangan sebagai alat analisis sebagaimana dinyatakan
dalam Syamsuddin (2000 : 40) :
1. sebuah rasio saja tidak dapat digunakan untuk menilai keseluruhan operasi yang telah dilaksanakan. Untuk menilai keadaan perusahaan secara keseluruhan sejumlah rasio haruslah dinilai secara bersama-sama. Kalau sekiranya hanya satu aspek saja yang ingin dinilai, maka satu atau dua rasio saja sudah cukup digunakan.
2. pembandingan yang dilakukan haruslah dari perusahaan yang sejenis dan pada saat yang sama. Tidaklah tepat kita membandingkan rasio finansial perusahaan A pada tahun 19X0 dengan rasio finansial perusahaan B pada tahun 19X1.
3. sebaiknya perhitungan rasio finansial didasarkan pada data laporan keuangan yang telah diaudit (diperiksa). Laporan keuangan yang belum diaudit masih diragukan kebenarannya, sehingga rasio-rasio yang dihitung juga kurang akurat
4. adalah sangat penting untuk diperhatikan bahwa pelaporan atau akuntansi yang digunakan haruslah sama.
2.1.2 Jenis- Jenis Rasio Keuangan
Pada dasarnya macam atau jumlah angka-angka rasio banyak sekali
karena rasio dibuat menurut kebutuhan penganalisa.Namun demikian angka
rasio yang ada dapat digolongkan menjadi dua.Golongan yang pertama adalah
berdasarkan sumber data keuangan yang merupakan unsur atau elemen dari
angka rasio tersebut dan penggolongan yang kedua adalah berdasarkan pada
tujuan penganalisa (Munawir, 2001: 68).
Rasio keuangan berdasarkan sumber data yang digunakan dibedakan
laporan keuangan.Sedangkan berdasarkan tujuannya rasio keuangan
dibedakan menjadi rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas, rasio
profitabilitas dan rasio pertumbuhan.
Dari rasio-rasio tersebut yang berkaitan langsung dengan kepentingan
analisis kinerja perusahaan dalam penelitian ini meliputi:
1. Debt to Equity Ratio (DER)
Menurut Darsono (2005: 54), “Debt to Equity Ratio adalah rasio yang
menunjukan persentase penyedian dana oleh pemegang saham terhadap
pemberi pinjaman”. Semakin tinggi rasio, semakin rendah pendanaan
perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham. Dari perspektif
kemampuan membayar kewajiban jangka panjang, semakin rendah rasio
akan semakin baik kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban
jangka panjangnya.Cara menghitung DER adalah dengan membandingan
total hutang dengan total ekuitas.
Debt to equity ratio = �����������
������������
2. Return On Assets (ROA)
Menurut Kasmir (2002:139), Return On Assets(ROA) merupakan
“rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan
dalam perusahaan atau suatu ukuran tentang efisiensi manajemen”.Rasio
ini menunjukkan hasil dari seluruh aktiva yang dikendalikannya dengan
mengabaikan sumber pendanaan dan biasanya rasio ini diukur dengan
persentase. Rasio ini menunjukkan produktivitas dari seluruh dana
ROA akan semakin baik,demikian pula sebaliknya. Artinya rasio ini
digunakan untuk mengukur efektifitas dari keseluruhan operasi
perusahaan. ROA merupakan salah satu indikator penting untuk menilai
prospek perusahaan dimasa yang akan datang dan penting untuk
diperhatikan investor dalam melihat sejauh mana investasi yang akan
dilakukannya disuatu perusahaan mampu memberikan return yang sesuai
dengan tingkat yang disyaratkannya. Jadi semakin tinggi ROA suatu
perusahaan akan semakin menarik minat investor untuk berinvestasi di
perusahaan tersebut,karena apabila ROA perusahaan tinggi berarti return
yang akan diterimanya juga semakin besar. Rasio ROA dapat dihitung
dengan menggunakan rumus :
Return On Asset = ���������
���������� x 100% 3. Gross Profit Margin (GPM)
Gross Profit Margin (GPM) mengukur efesiensi pengendalian harga
pokok atau biaya produksi, mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk
berproduksi secara efesien.Gross Profit Margin menurut Van Horne dan
Wachonicz (2005:222) “memberitahukan kita laba dari perusahaan yang
berhubungan dengan penjualan, setelah kita mengurangi biaya untuk
memproduksi barang yang dijual”.
Gross Profit Margin = ���������
��������������� x 100%
Dalam mengevaluasi dapat dilihat margin per unit produk, bila rendah maka
perusahaan tersebut sensitif terhadap pesaing. Sedangkan menurut Djarwanto
rasio laba bruto yang rendah mungkin diakibatkan adanya kebijaksanaan
pembelian dan mark up yang tidak menguntungkan, ketidakmampuan
manajemen meningkatkan volume penjualan, harga menurun (untuk meningkatkan volume penjualan) tetapi tidak disertai dengan turunnya harga pokok penjualan barang, meningkatnya ongkos produksi karena kelebihan investasi fasilitas pabrik atau karena adanya kenaikkan harga bahan, kenaikan upah, atau kenaikan harga-harga umum yang tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan.
4. Net Profit Margin
Net profit marginmerupakan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba pada tingkat penjualan tertentu.Net Profit Margin
(NPM) dapat diinterpretasikan sebagai tingkat efisiensi perusahaan, yaitu
sejauh mana kemampuan perusahaan dalam menekan biaya-biaya yang
ada di perusahaan.Semakin tinggi NPM maka semakin efektif suatu
perusahaan dalam menjalankan operasinya.Cara menghitung NPM adalah
dengan membandingkan laba bersih dengan penjualan bersih.
Net profit margin = ����������
���������������
2.1.3 Pengertian Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio keuangan merupakan bagian dari analisis keuangan
yaitu analisis yang dilakukan dengan menghubungkan berbagai perkiraan
yang terdapat pada laporan keuangan dalam bentuk rasio keuangan.
Menurut Wild, Subramanyam, dan Halsey (2005 : 36) “analisis rasio (ratio
analysis) dapat mengungkapkan hubungan penting dan menjadi dasar
perbandingan dalam menemukan kondisi dan tren yang sulit untuk
dideteksi dengan mempelajari masing-masing komponen yang membentuk
menjelaskan berbagai hubungan dan indikator keuangan, yang ditujukan
untuk menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan atau prestasi
operasi lalu dan membantu menggambarkan trend pola perubahan tersebut,
untuk kemudian menunjukkan risiko dan peluang yang melekat pada
perusahaan yang bersangkutan”.
Hal ini menunjukkan bahwa analisis rasio keuangan, meskipun
didasarkan pada data dan kondisi masa lalu tetapi dimaksudkan untuk
menilai resiko dan peluang di masa yang akan datang.
2.1.4 Manfaat Analisis Rasio Keuangan
Rasio keuangan dapat digunakan untuk mengevaluasi kondisi
keuangan perusahaan dan kinerjanya.Dengan membandingkan rasio
keuangan perusahaan dari tahun ke tahun manajemen perusahaan dapat
mempelajari komposisi perubahan dan dapat menentukan apakah terdapat
kenaikan atau penurunan kondisi dan kinerja perusahaan selama waktu
tersebut.Selain itu, dengan membandingkan rasio keuangan terhadap
perusahaan lainnya yang sejenis atau terhadap rata-rata industri dapat
membantu mengidentifikasi adanya penyimpangan.
Analisis rasio keuangan pada umumnya digunakan oleh tiga
kelompok utama pemakai laporan keuangan yaitu manajer perusahaan,
analis kredit, dan analis saham. Kegunaan rasio keuangan bagi ketiga
kelompok utama tersebut menurut Brigham dan Houston (2006 : 119)
adalah sebagai berikut :
2. Analis kredit, termasuk petugas pinjaman bank dan analis peringkat obligasi, yang menganalisis rasio-rasio untuk membantu memutuskan kemampuan perusahaan untuk membayar utang-utangnya, dan
3. Analis saham, yang tertarik pada efisiensi, risiko, dan prospek pertumbuhan perusahaan.
2.1.5 Keunggulan dan Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio keuangan merupakan analisis yang paling sering
dilakukan untuk menilai kondisi keuangan dan kinerja perusahaan.
Analisis rasio keuangan memiliki beberapa keunggulan sebagai alat
analisis sebagaimana yang dikemukakan oleh Harahap (2008 : 298) yaitu:
1. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan.
2. Rasio merupakan pengganti yang sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.
3. Rasio mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain.
4. Rasio sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi (z-score).
5. Rasio menstandarisir size perusahaan.
6. Dengan rasio lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau time series.
7. Dengan rasio lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang.
Sebagai alat analisis keuangan, analisis rasio keuangan juga memiliki
keterbatasan atau kelemahan. Menurut Syahyunan (2004 : 82-83) ada
beberapa keterbatasan atau kelemahan analisis rasio keuangan.
1. Kesulitan dalam mengidentifikasi kategori industri dari perusahaan yang dianalisis apabila perusahaan tersebut bergerak di beberapa bidang usaha.
2. Perbedaan metode akuntansi akan menghasilkan perhitungan yang berbeda, misalnya perbedaan metode penyusutan atau metode penilaian persediaan.
4. Informasi rata-rata industri adalah data umum dan hanya merupakan hasil manipulasi.
2.1.6 Analisis Laporan Keuangan
Laporan keuangan, merupakan output dari proses akuntansi, adalah
suatu media informasi yang merangkum semua aktivitas keuangan
perusahaan. Laporan ini digunakan oleh berbagai pihak yang
berkepentingan yang memberikan informasi sebagai dasar dalam
pengambilan keputusan yang bersifat ekonomi.Dalam penyusunan laporan
keuangan haruslah berpedoman pada prinsip akuntansi yang telah diterima
secara umum.Laporan keuangan ini memberikan gambaran keadaan
perusahaan. Menurut IAI (2007: 13) “laporan keuangan lengkap terdiri
dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas
dan catatan atas laporan keuangan”. Informasi keuangan yang tersaji
dalam laporan keuangan banyak memberikan manfaat bagi pengguna
apabila laporan tersebut dianalisis lebih lanjut sebelum dimanfaatkan
sebagai alat bantu pembuat keputusan.
2.1.7 Pertumbuhan Laba
2.1.7.1 Pengertian dan Karakteristik Laba
Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan
laba.Pengertian laba secara operasional merupakan perbedaan
antara pendapatan yang direalisasi yang timbul dari transaksi
selama satu periode dengan biaya yang berkaitan dengan
pendapatan tersebut.Pengertian laba menurut Harahap (2008:113)
akuntansi”.Sementara pengertian laba yang dianut oleh struktur
akuntansi sekarang ini adalah selisih pengukuran pendapatan dan
biaya.Besar kecilnya laba sebagai pengukur kenaikan sangat
bergantung pada ketepatan pengukuran pendapatan dan biaya.
Menurut Harahap (2005:263) laba merupakan “angka yang
penting dalam laporan keuangan karena berbagai alasan antara
lain: laba merupakan dasar dalam perhitungan pajak, pedoman
dalam menentukan kebijakan investasi dan pengambilan
keputusan, dasar dalam peramalan laba maupun kejadian ekonomi
perusahaan lainnya di masa yang akan datang, dasar dalam
perhitungan dan penilaian efisiensi dalam menjalankan perusahaan,
serta sebagai dasar dalam penilaian prestasi atau kinerja
perusahaan”.
Chariri dan Ghozali (2003:214) menyebutkan bahwa laba
memiliki beberapa karakteristik antara lain sebagai berikut:
1. laba didasarkan pada transaksi yang benar-benar terjadi,
2.laba didasarkan pada postulat periodisasi, artinya merupakan prestasi perusahaan pada periode tertentu,
3. laba didasarkan pada prinsip pendapatan yang memerlukan pemahaman khusus tentang definisi, pengukuran dan pengakuan pendapatan,
4.laba memerlukan pengukuran tentang biaya dalam bentuk biaya historis yang dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan pendapatan tertentu, dan
5. laba didasarkan pada prinsip penandingan (matching) antara pendapatan dan biaya yang relevan dan berkaitan dengan pendapatan tersebut.
Perbandingan yang tepat atas pendapatan dan biaya
tersebut merupakan fokus kinerja perusahaan yang penting. Kinerja
perusahaan merupakan hasil dari serangkaian proses dengan
mengorbankan berbagai sumber daya. Adapun salah satu parameter
penilaian kinerja perusahaan tersebut adalah pertumbuhan laba.
Pertumbuhan laba dihitung dengan cara mengurangkan laba
periode sekarang dengan laba periode sebelumnya kemudian dibagi
dengan laba pada periode sebelumnya (Warsidi dan Pramuka,
2000).
Pertumbuhan Laba = ����������������−����������������−�
����������������−�
2.1.7.2 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Laba
Angkoso (2006) menyebutkan bahwa pertumbuhan laba
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
1. Besarnya perusahaan.
Semakin besar suatu perusahaan, maka ketepatan pertumbuhan laba yang diharapkan semakin tinggi.
2. Umur perusahaan.
Perusahaan yang baru berdiri kurang memiliki pengalaman dalam mengingkatkan laba, sehingga ketepatannya masih rendah.
3. Tingkat leverage.
Bila perusahaan memiliki tingkat hutang yang tinggi, maka manajer cenderung memanipulasi laba sehingga dapat mengurangi ketepatan pertumbuhan laba.
4. Tingkat penjualan.
Tingkat penjualan di masa lalu yang tinggi, semakin tinggi tingkat penjualan di masa yang akan datang sehingga pertumbuhan laba semakin tinggi.
5. Perubahan laba masa lalu.
2.1.7.3. Analisis Pertumbuhan Laba
Menurut Angkoso (2006:121) ada dua macam analisis
untuk menentukan pertumbuhan laba yaitu analisis fundamental
dan analisis teknikal, tetapi dalam penelitian ini analisis yang
digunakan adalah analisis fundamental.
1. Analisis Fundamental
Analisis fundamental merupakan analisis yang
berhubungan dengan kondisi keuangan perusahaan.Pada
analisis fundamental diharapkan calon investor akan mengetahui
bagaimana operasional dari perusahaan yang nantinya menjadi
milik investor, apakah sehat atau tidak, apakah menguntungkan
atau tidak dan sebagainya. Hal ini penting karena nantinya akan
berhubungan dengan hasil yang akan diperoleh dari investasi
dan risiko yang harus ditanggung.
Analisis fundamental merupakan analisis historis atas
kekuatan keuangan dari suatu perusahaan yang sering disebut
dengan company analysis.Data yang digunakan adalah data
historis, artinya data yang telah terjadi dan mencerminkan
keadaan keuangan yang sebenarnya pada saat dianalisis. Dalam
company analysis para analis akan menganalisis laporan
keuangan perusahaan, salah satunya dengan rasio keuangan.
Para analis fundamental mencoba memprediksikan pertumbuhan
fundamental yang mempengaruhi pertumbuhan laba yang akan
datang, yaitu kondisi ekonomi dan kondisi keuangan yang
tercermin melalui kinerja perusahaan.
2. Analisis Teknikal
Analisis teknikal sering dipakai oleh investor, dan biasanya
data atau catatan pasar yang digunakan berupa grafik.
Analisis ini berupaya untuk memprediksi pertumbuhan laba
di masa yang akan datang dengan mengamati perubahan
laba di masa lalu. Teknik ini mengabaikan hal-hal yang
berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan.
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Widiasih (2006) menguji resiko keuangan dalam memprediksi perubahan
laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ tahun 2001-2003. Rasio
keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah gross profit
margin,leverage, earning per share, price earning ratio, perputaran aktiva tetap
dan perputaran persediaan. Hasil penelitian menunjukkkan hanya variabel gross
profit margin dan leverageyang berpengaruh secara parsial.
Meilina sari (2008) variabel dependen dalam penelitian ini adalah
perubahan laba dan variabel independen adalah Current ratio, debt ratio, total
asset turnover,return on equity, dan Gross profit margin. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa secara simultan,current ratio,total asset turnover ,return on
parsial,hanya variabel Debt ratio yang berpengaruh secara signifikan,sedangkan
variabel lainnya tidak berpengaruh secara parsial terhadap perubahan laba.
Penelitian berikutnya dilakukan oleh Tika lestari (2010) “Pengaruh Rasio
Camel Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI” dengan
mengambil sampel perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI selama tahun
2004-2008. Hasil menunjukkan secara simultan selama tahun 2004-2008 bahwa
rasio CAR, NPL, ROA, ROE, NIM, BOPO dan LDR tidak berpengaruh signifikan
terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI, dan
secara parsial rasio CAR, NPL, ROA, ROE, NIM, BOPO dan LDR juga tidak
mempunyai pengaruh positif terhadap pertumbuhan laba dari tahun ke tahun
selama periode penelitian.
Penelitian lainnya juga dilakukan oleh Evy Melinda Simarmata (2010),
“Pengaruh rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan
manufaktur sektor konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia” . Variabel
dependen dalam penelitian ini adalah pertumbuhan laba dan variabel independen
adalah Debt Ratio,Net profit margin, Inventory turnover, Return on equity.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal dengan jumlah sampel 31
perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi yang terdaftar di BEI selama
tahun 2006-2008. Penelitian sampel yang digunakan adalah dengan cara
menggunakan metode purposive sampling. Secara simutan dan parsial hasil
penelitian menunjukkan bahwa debt ratio,net profit margin,inventory turnover,
dan return on equity berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba.
Tabel 2.1
Nama Variabel yang digunakan Hasil Penelitian Nur Ari Widiasih (2006)
Laba per saham (EPS), price earnings ratio (PER),Perputaran persediaan,Perputaran aktiva tetap, Gross profit margin (GPM),dan leverage
Secara bersama-sama laba per saham (EPS), Price Earnings ratio (PER).perputaran persediaan,perputaran aktiva tetap,Gross profit margin (GPM) dan leverage mempunyai
pengaruh terhadap perubahan laba.sedangkan secara parsial ,hanya gross profit margin (GPM) dan leverage yang berpengaruh terhadap perubahan laba
Meilina sari (2008)
Current ratio, debt ratio, total asset turnover,return on equity, dan Gross profit margin
Secara simultan,current
ratio,total asset turnover ,return on equity, dan Gross profit margin berpengaruh terhadap perubahan laba. Secara
parsial,hanya variabel Debt ratio yang berpengaruh secara
signifikan,sedangkan variabel lainnya tidak berpengaruh secara parsial terhadap perubahan laba. Tika Lestari
(2010)
CAR, NPL, ROA, ROE, NIM, BOPO, dan LDR
Hasil penelitian ini menunjukkan secara parsial variabel CAR, NPL,ROA, ROE, NIM, BOPO, danLDR juga tidak mempunyai pengeruh positif
terhadappertumbuhan laba. Sedangkan secara simultan CAR, NPL, ROA, ROE, NIM, BOPO, dan LDR tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
pertumbuhan laba. Evy Melinda
simarmata (2010)
Debt Ratio,Net profit margin, Inventory turnover, Return on equity
Secara simutan dan parsial hasil penelitian menunjukkan bahwa debt ratio,net profit
2.3 Kerangka Konseptual
Kinerja perusahaan yang baik dapat dilihat dari kemampuannya dalam
menghasilkan laba yang tinggi, dengan menggunakan analisi rasio yang dilakuka n
untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba, sehingga dapat
diketahui kekuatan dan kelemahan perusahaan secara finansial.
Kemampuan DER dalam mempengaruhi pertumbuhan laba dapat
disebabkan oleh pendanaan yang diperoleh dari pihak ketiga (kreditur) yang
akan digunakan untuk mendanai aktiva yang akan digunakan dalam kegiatan
operasional untuk menghasilkan keuntungan. Semakin besar pendanaan yang
diperoleh dari hutang,semakin besar pula kesempatan perusahaan untuk
memperoleh laba. Hal ini didukung oleh penelitian Angkoso (2006) yang
menyimpulkan bahwa DER berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.
Semakin tinggi Return on Assets, maka semakin tinggi laba yang diperoleh
perusahaan dari aktiva yang dimilikinya dan akan berpengaruh terhadap
pertumbuhan laba.
Gross Profit Margin merupakan salah satu rasio profitabilitas.Gross Profit
Margin yang meningkat menunjukkan bahwa semakin besar laba kotor yang
diterima perusahaan terhadap penjualan bersihnya.Ini menunjukkan bahwa
perusahaan mampu menutup biaya administrasi, biaya penyusutan juga beban
bunga atas hutang dan pajak.Ini berarti kinerja perusahaan dinilai baik dan ini
dapat meningkatkan daya tarik investor untuk menanamkan modalnya pada
bahwa Gross Profit Margin berpengaruh positif signifikan terhadap pertumbuhan
laba satu tahun kedepan.
Net profit margin merupakan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba pada tingkat penjualan tertentu. Tingginya NPM akan
menghasilkan laba yang tinggi, sebaliknya NPM yang rendah akan menghasilkan
laba yang rendah pula. Dengan demikian tinggi rendahnya NPM akan
mempengaruhi pertumbuhan laba. Hal ini didukung oeh penelitian Haryanti
(2007) yang menyimpulkan bahwa NPM berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat digambarkan suatu kerangka
konseptual teoritis yang menyatakan bahwa pengaruh kinerja keuangan
merupakan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan laba. Oleh karena itu
kerangka konseptual teoritis dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
�1
Debt to Equity Ratio
�2
Return On Assets
Pertumbuhan Laba (Y)
�3
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
2.4 Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian (Sugiyono 2006:51). Berdasarkan latar belakang,rumusan masalah dan
kerangka konseptual,maka penelitian hipotesis sebagai berikut:
2.4.1 Debt to Equity Ratio, Return On Assets, Gross Profit Margin, dan
Net Profit Margin secara parsial berpengaruhsignifikan terhadap
pertumbuhan laba.
2.4.2 Debt to Equity Ratio, Return On Assets, Gross Profit Margin, dan
Net Profit Margin secara simultan berpengaruh signifikan terhadap
pertumbuhan laba.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian �4
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal. Menurut
umar (2003 : 30) penelitian asosiatif kausal adalah “penelitian yang bertujuan
untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau
bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain”.
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2009 sampai dengan tahun
2011 yang terdiri atas 20 perusahaan.Populasi ini dipilih karena peneliti tertarik
untuk meneliti populasi tersebut dan memenuhi kriteria yang telah dibuat oleh
peneliti yang salah satunya adalah tersedianya laporan keuangan yang dibutuhkan
untuk aktivitas penelitian ini.
“Sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan
karakteristik populasi” (Sumarni,2006:70). Metode pengambilan sampel
dilakukan dengan purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel
berdasarkan suatu kriteria tertentu pertimbangan (judgement sampling)
Kriteria-kriteria pemilihan sampel tersebut terdiri dari :
a. perusahaan manufaktur yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah
perusahaan manufaktur yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia,
b. laporan keuangan perusahaan selama periode penelitian tersedia yaitu
pada tahun 2009-2011.
c. data rasio keuangan selama periode penelitian tersedia yaitu pada tahun
Berdasarkan kriteria-kriteria diatas hanya 20 perusahaan yang memenuhi
kriteria. Berikut adalah 20 nama perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
[image:41.595.159.482.193.587.2]Efek Indonesia, yaitu:
Tabel 3.1
Sampel Perusahaan Manufaktur
3.3 Jenis Data dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal
dari Indonesia Capital Market Directory(ICMD), IDX statistics dan datayang
berasal dari situs Bursa Efek Indonesia,
NO Nama Perusahaan Kode
1. PT. Duta Pertiwi Tbk DUTI
2. PT.Asiaplast IndustriesTbk. APLI 3. PT. Akbar Indo Makmur Stimec Tbk. AIMS 4. PT. Elang Mahkota Teknologi Tbk. EMTK
5. PT. Gudang GaramTbk. GGRM
6. PT. Dian Swastatika Sentosa Tbk. DSSA 7. PT. Eksploitasi Energi IndonesiaTbk. CNKO 8. PT. Indorama Synthetics Tbk. INDR 9. PT. Pudjiadi & Sons EstateTbk. PNSE 10. PT. Radiant Utama Interinsco Tbk. RUIS
11. PT. Mustika Ratu Tbk. MRAT
12. PT. Darya – Varia LaboratoriaTbk. DVLA 13. PT. JAPFA Comfeed IndonesiaTbk. JPFA 14. PT. Dayaindo Resources International Tbk. KARK
15. PT. MERCK Tbk MERK
16. PT. Sierad Produce Tbk. SIPD
17. PT. Sekar LautTbk. SKLT
18. PT. Asahimas Flat Gass Tbk. AMFG
19. PT. BW Plantation Tbk. BWPT
yang dikumpulkan dari sumber-sumber tercetak, dimana data itu telah
dikumpulkan oleh pihak lain sebelumnya (Erlina, 2008 : 36).
3.4 Teknik pengumpulan data
Teknik yang digunakan peneliti untuk mendapatkan data sekunder adalah
dengan teknik dokumentasi. Teknik dokumentasi yaitu teknik yang dilakukan
dengan mengumpulkan data-data perusahaan yang menjadi sampel penelitian
melalui fasilitas internet, dengan cara mengunduh laporan keuangan
perusahaan-perusahaan manufaktur yang diperlukan dalam penelitian ini melalui situs
3.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
3.5.1. Variabel Independen
Menurut Sugiyono (2005 : 3 ) “variabel independen atau variabel
bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya
variabel dependen atau variabel terikat”. Variabel independen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah rasio keuangan yang terdiri dari
Debt to Equity Ratio, Return On Assets, Gross Profit Margin, danNet
Profit Margin.
3.5.1.1Variabel independen pertama (X1) adalah Debt to Equity
Ratiodigunakan untuk mengukur sampai seberapa jauh
Ratio dihitung dengan membandingkan total hutang dengan
total ekuitas.
Debt to equity ratio = �����������
������������
3.5.1.2Variabel independen kedua (X2)adalah Return On Assets,
rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva yang
digunakan, dengan rumus :
Return On Assets = ���������
���������� x 100%
3.5.1.3Variabel independen ketiga (X3) adalah Gross Profit
Margin, merupakan perbandingan penjualan bersih
dikurangi harga pokok penjualan dengan penjualan bersih
atau rasio antara laba kotor dengan penjualan bersih. Secara
matematis dapat diformulasikan sebagai berikut :
Gross Profit Margin = ���������
��������������� x 100%
3.5.1.4Variabel independen keempat (X4) adalah Net profit
margin merupakan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba pada tingkat penjualan tertentu. Net
profit margin memperlihatkan proporsi antara laba bersih
setelah pajak dengan penjualan bersih perusahaan. Net
profit margin dihitung dengan membandingkan laba bersih
dengan penjualan bersih.
Net profit margin = ����������
3.5.2 Variabel Dependen
Variabel dependen menurut Sugiyono (2006: 3) adalah “variabel
yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel
independen”.Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pertumbuhan laba bersih dari setiap perusahaan yang terpilih menjadi
sampel.Pertumbuhan laba perusahaan menyatakan berapa besar peningkatan
laba perusahaan. Rumusnya adalah :
Pertumbuhan Laba = ����������������−����������������−�
����������������−�
3.6 Teknik Analisis Data
Metode analisi data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan
analisis statistik yang menggunakan bantuan SPSS.Metode dan teknik analisis
yang dilakukan dengan melakukan pengujian asumsi klasik terlebih dahulu dan
diakhiri dengan pengujian hipotesis. Adapun pengujian yang akan dilakukan
dalam penelitian ini adalah :
3.6.1 Metode Analisis Deskriptif
Metode analisis deskriptif adalah metode analisis dimana data
dikumpulkan, diklasifikasikan, dianalisis, dan diinterepretasikan secara
objektif sehingga memberikan informasi dan gambaran mengenai topik
yang dibahas.
3.6.2Pengujian Asumsi Klasik
Penggunaan analisis regresi dalam statistik harus bebas dari
dalam penelitian ini adalah uji normalitas, uji multikolonieritas, uji
heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.
3.6.2.1 Uji normalitas
“Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel
dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki
distribusi normal” (Ghozali, 2006:110). Model regresi yang baik
adalah yang memiliki distribusi data normal atau mendekati
normal. Histogram atau pola distribusi data normal dapat
digunakan untuk melihat normalitas data. Uji Kolmogrov Smirnov,
dalam uji pedoman yang digunakan dalam pengambilan keputusan
yaitu :
a. Jika nilai signifikansi <0,05 maka distribusi data tidak
normal,
b. Jika nilai signifikansi >0,05 maka distribusi data normal.
Menurut Ghozali (2006:112), pada prinsipnya normalitas
data dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada
sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari
residualnya.
Dari pengambilan keputusan :
1. Jika data penyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah
distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi
normalitas.
2. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan atau tidak mengikuti
arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan
pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi
asumsi normalitas.
3.6.2.2 Uji heteroskedastisitas
“Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan varience dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain” (Ghozali, 2006:105). Suatu
model yang baik adalah homoskedastisitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas.
Menurut Fatma (2007:34) cara memprediksinya adalah jika
pola gambar scatterplot model tersebut adalah :
1. Titik-titik data menyebar diatas dan dibawah atau disekitar angka 0
2. Titik-titik data tidak mengumpul hanya diatas atau dibawah saja
3. Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali
4. Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.
3.6.2.3 Uji multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah
model regresi mempunyai korelasi antar variabel independen.
Menurut Umar (2003:132), “multikolonieritas adalah ada tidaknya
relatif tinggi pada variabel-variabel bebasnya”.
Pengujianmultikolonieritas dilakukan dengan melihat nilai VIF
antar variabel independen. Pendeteksian ada atau tidaknya
multikolonieritas didalam model regresi adalah sebagai berikut :
1. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi
empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel
independen banyak yang tidak signifikan mempengaruhi
variabel dependen.
2. Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen.
Jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi
(umumnya di atas 0,90), maka hal ini merupakan indikasi
adanya multikolonieritas. Tidak adanya korelasi yang tinggi
antar variabel independen tidak berarti bebas dari
multikolonieritas.
3. Multikolonieritas dapat juga dilihat dari nilai tolerance dan
lawannya serta variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran
ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang
dijelaskan oleh variabel independen lainnya (Ghozali,
2006:91).
3.6.2.4 Uji autokorelasi
“Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam
periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya)”
(Ghozali, 2006:95). Autokorelasi muncul karena obeservasi yang
berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang
lainnya. Hal ini sering ditemukan dalam time series. Ada beberapa
cara untuk menguji adanya autokorelasi seperti metode grafik, uji
LM, uji Runs dan lain-lain. Untuk menguji ada atau tidaknya
autokorelasi, dapat menggunakan uji Durbin Watson (DW) maupun
tabel berikut ini (Ghazali, 2006:96) :
[image:48.595.126.543.373.529.2]Tabel 3.2
Tabel Pengambilan Keputusan Ada Tidaknya Autokorelasi
Hipotesis Nol Keputusan Jika
Tidak ada autokorelasi positif
Tolak 0<d<dl
Tidak ada autokorelasi positif
No decision dl≤d≤du
Tidak ada korelasi negatif Tolak 4-dl<d<4 Tidak ada korelasi negatif No decision 4-du≤d≤4-dl
Tidak ada autokorelasi, positif atau negatif
Tidak ditolak du<d<4-du
3.6.3 Analisis regresi berganda
Menurut Rochaety (2007:142) “regresi berganda bertujuan untuk
menghitung besarnya pengaruh dua atau lebih variabel bebas terhadap satu
variabel terikat dan memprediksi variabel terikat dengan menggunakan dua
atau lebih variabel bebas”. Model persamaannya adalah sebagai berikut :
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e
Y = Pertumbuhan laba
a = Konstanta
b1,b2,b3,b4 = Koefisien regresi
X1 = Debt to Equity Ratio
X2 = Return On Assets
X3 = Gross Profit Margin
X4 = Net Profit Margin
e = Error
3.6.4 Pengujian Hipotesis
Menurut Rochaety (2007:107) “dengan uji hipotesis kita
memusatkan perhatian pada peluang kita membuat keputusan yang salah.
Hipotesis diterima atau ditolak berdasarkan informasi yang terkadang dalam
sampel tetapi menggambarkan keadaan populasi”. Maka, untuk menguji
apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak, digunakan uji t
(t-test).
3.6.4.1Uji simultan (F-test)
Pengujian hipotesis secara simultan dilakukan dengan uji f.
Menurut Ghozali (2006:84) “uji statistik F pada dasarnya
menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang
dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara simultan
terhadap variabel dependen / terikat”. Uji F merupakan suatu cara
untuk mengetahui apakah semua variabel independen bukan
Pengujian ini dilakukan dengan menghitung serta membandingkan F
hitung dengan F tabel yaitu dengan ketentuan sebagai berikut :
H0 diterima dan Ha ditolak apabila Fhitung< F tabel, pada α = 5%
H0 ditolak dan Ha diterima apabila Fhitung> F tabel, pada α = 5%
3.6.4.2 Uji parsial (t-test)
Menurut Ghozali (2006:84) “uji statistik t pada dasarnya
menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas /
independen secara individual dalam menerangkan variabel
dependen”. Uji t merupakan penjelasan yang signifikan terhadap
variabel dependen. Dalam pengujian ini dilakukan dengan
menghitung serta membandingkan t hitung dengan t tabel yaitu
dengan ketentuan sebagai berikut :
H0 diterima dan Ha ditolak apabila t hitung< t tabel, pada α = 5%
H0 ditolak dan Ha diterima apabila t hitung> t tabel, pada α = 5%
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
analisis statistik dengan menggunakan metode persamaan regresi berganda yang
bertujuan untuk mengetahui hubungan dan pengaruh dari beberapa variabel bebas
atau independen terhadap variabel tidak bebas atau dependen.Analisis data
dimulai dengan mengelola data menggunakan Microsoft Excel, selanjutnya
dilakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis dilakukan dengan
menggunakan regresi berganda.Pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis
regresi berganda dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi
17.Prosedur dimulai dengan memasukkan semua variabel independen dan variabel
dependen ke program SPSS tersebut dan menghasilkan output-output sesuai
metode analisis data yang telah ditentukan.Berdasarkan kriteria yang telah
ditetapkan, ada 20 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI yang memenuhi
kriteria untuk dijadikan sampel dapat dilihat dari tabel 3.1.
4.2 Analisis Data
Dalam penelitian ini, metode analisis data yang dilakukan adalah analisis
statistik dan menggunakan software SPSS versi 17. Dalam penggunaan metode
analisis regresi dalam pengujian hipotesis, terlebih dahulu diuji apakah model
tersebut memenuhi asumsi klasik atau tidak.
4.2.1 Metode Analisis Deskriptif
Metode analisis deskriptif memberikan penjelasan mengenai nilai
dari variabel-variabel independen dan variabel dependen. Berikut
[image:52.595.111.517.174.373.2]merupakan data statistik secara umum dari seluruh data yang digunakan :
Tabel 4.1 Hasil Uji Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Sum Mean
Std.
Deviation
Pertumbuhan Laba 60 -7.25 24.70 44.72 .7453 3.56913
DER 60 .14 9.41 68.67 1.1445 1.65588
ROA 60 .35 47.91 573.62 9.5603 9.23301
GPM 60 1.34 75.35 1819.54 30.3257 23.91052
NPM 60 .24 54.34 875.50 14.5917 14.34557
Valid N (listwise) 60
Dari tabel 4.1 diatas dapat dijelaskan beberapa hal dengan rincian sebagai
berikut:
1. Nilai rata-rata dari pertumbuhan labaadalah 0,7453 dengan
standard deviasi 3,56913 dan jumlah data yang ada adalah 60. Nilai
tertinggi pertumbuhan labaadalah 24,70 dan nilai terendah
pertumbuhan labaadalah -7,25.
2. Nilai rata-rata dari Debt to Equity Ratio adalah 1,1445 dengan
standard deviasi 1,65588 dan jumlah data yang ada adalah 60. Nilai
tertinggi Debt to Equity ratio adalah 9,41dan nilai terendah Debt to
Equity Ratio adalah 0,14.
3. Nilai rata-rata dari Return On Assets adalah 9,5603 dengan
tertinggi Return On Assets adalah 47,91 dan nilai terendah Return
On Assets adalah 0,35.
4. Nilai rata-rata dari Gross Profit Margin adalah 30,3257 dengan
standard deviasi 23,91052 dan jumlah data yang ada adalah 60.
Nilai tertinggi Gross Profit Margin adalah 75,35 dan nilai terendah
Gross Profit Margin adalah 1,34.
5. Nilai rata-rata dari Net Profit Margin adalah 14,5917 dengan
standard deviasi 14,34557dan jumlah data yang ada adalah 60.
Nilai tertinggi Net Profit Margin adalah 54,34dan nilai terendah
Net Profit Margin adalah 0,24.
4.2.2 Analisis Uji Klasik 4.2.2.1 Uji Normalitas
Pengujian normalitas data dalam penelitian ini
menggunakan uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov
(K-S) dengan membuat hipotesis :
Ho : Data residua l berdistribusi normal,
Ha : Data residua l tidak berditribusi normal.
Apabila nilai signifikansi lebih besar dari 0.05, maka H0
diterima atau HA ditolak dan sebaliknya jika nilai signifikansi lebih
kecil dari 0.05, maka H0 ditolak atau HA diterima.
Tabel 4.2
Unstandardized
Residual
N 60
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation 3.52864102
Most Extreme Differences Absolute .286
Positive .286
Negative -.267
Kolmogorov-Smirnov Z 2.216
Asymptotic Significance (2-tailed) .000
a. Test Distribution is Normal
b. Calculated from data
Dari hasil pengolahan data pada tabel 4.2 diperoleh besarnya
nilaiKolmogorov-Smirnov (K-S) adalah 2,216 dan signifikan pada
0,000. Nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05) maka
Ha diterima yang berarti nilai residual tidak berdistribusi normal.
Data yang tidak berdistribusi normal dapat disebabkan karena
adanya data yang outlier, yaitu data yang memiliki nilai yang
menyimpang dari data lainnya. Beberapa cara untuk mengatasi data
outlier yaitu :
1. lakukan transformasi data dalam bentuk lainnya,
2. lakukan trimming, yaitu membuang data outlier,
3. lakukanwinsorizing, yaitu mengubah data yang outlier ke suatu
nilai tertentu.
Untuk mengubah nilai residual agar berdistribusi normal,
(Log10) dari persamaan rasio keuangan = f(DER,ROA,GPM,NPM)
menjadi Log10_rasio keuangan = f(Log10_DER,ROA,GPM,NPM)
dan Pertumbuhan Laba = f(Pertumbuhan Laba) menjadi
Log10_Pertumbuhan Laba = f(Log10_Pertumbuhan laba). Setelah
dilakukan transformasi ke logaritma10, jumlah sampel (n)
berkurang sebagai proses penormalan data, yakni dari 60 menjadi
34 sampel. Setelah data menjadi normal, kemudian data diuji ulang
berdasarkan asumsi normalitas, berikut ini hasil pengujian dengan
[image:55.595.161.511.410.610.2]Kolmogorov-Smirnov.
Tabel 4.3
Hasil Uji Normalitas Setelah Data Ditransformasi One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 34
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation .57677511
Most Extreme Differences Absolute .096
Positive .096
Negative -.073
Kolmogorov-Smirnov Z .560
Asymptotic Significance (2-tailed) .913
a. Test Distribution is Normal
b. Calculated from data
Dari hasil pengolahan data pada tabel 4.3 diperoleh besarnya
Kolmogorov-Smirnov adalah 0,560 dan signifikan pada 0,913. Nilai
yang berarti data residual berdistribusi normal. Data yang
berdistribusi normal tersebut juga dapat dilihat melalui grafik
[image:56.595.125.507.228.554.2]histrogram dan grafik normal plot data.
Gambar 4.1 Histogram
Grafik histogram pada gambar 4.1 menunjukan pola distribusi
normal karena grafik tidak melenceng kiri atau melenceng
kanan.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi
telah memenuhi asumsi normalitas.Demikian pula hasil uji
Gambar 4.2 Grafik Normal P-Plot
Pada grafik normal p-plot terlihat bahwa data menyebar
disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, bahwa
dapat disimpulkan model regresi memenuhi asumsi nor