UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
MEDAN
SKRIPSI
ANALISIS HUBUNGAN PERTUMBUHAN RASIO
KEUANGAN DENGAN PERTUMBUHAN LABA PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2008-2009
OLEH:
NAMA : RIZA HIDAYAT LUBIS
NIM : 050503089
DEPARTEMEN : AKUNTANSI
Guna Memenuhi Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Hubungan
Pertumbuhan Rasio Keuangan Dengan Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2009” adalah
benar hasil karya saya sendiri dan judul belum pernah dimuat, dipublikasikan,
atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi program S-1
Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas,
benar, dan apa adanya. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya
bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.
Medan, 24 Mei 2010
Yang Membuat Pernyataan,
Riza Hidayat Lubis
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis mengucapkan kehadirat Allah Subhanahu
wa Ta’ala atas segala rahmat dan karunia-Nya yang telah melimpahkan kepada
penulis sejak mencari ide, mengajukan, menyusun hingga dapat menyelesaikan
penulisan skripsi ini.
Shalawat beriring salam penulis panjatkan kepada nabi terakhir yang
membawa umat manusia dari alam kekufuran kepada jalan shirathal mustaqim,
yaitu Nabi Muhammad S.A.W. yang memberikan syafa’at kepada ummat-Nya di
hari kiamat kelak.
Terima kasih yang tulus saya ucapkan kepada kedua orang tua saya mama
(Aminah Nasution) dan papa (Indra Gunawan Lubis) yang selalu memberikan
doa, dukungan, perhatian, dan pengorbanan yang begitu besar. Terima kasih atas
segalanya, semoga mama dan papa selalu dalam lindungan Allah SWT.
Penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya dukungan berupa
pengarahan, bimbingan, bantuan, dan kerja sama semua pihak yang telah turut
membantu dalam proses menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu, penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada berbagai pihak.
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar M.Si, Ak selaku Ketua Departemen
Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dra. Nurzaimah, MM, Ak selaku Dosen Pembimbing, saya ucapkan
terima kasih atas bimbingan dan arahan Ibu dalam proses penyelesaian
skripsi ini.
4. Bapak Drs. M. Utama Nasution, MM, Ak selaku Dosen Penguji I, dan Ibu
Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Dosen Penguji II, terima kasih atas
segala masukan dan saran yang telah diberikan.
5. Seluruh keluarga kakak (Henny Indriany Lubis, Milda Rosa Lubis dan
Medina Khairina Lubis), dan Keponakan (Fathyannisa Zahra Rangkuti)
yang selalu memberikan dukungan moral maupun materi, perhatian, kasih
sayang, dan doanya kepada penulis.
Penulis menyadari banyak terdapat kekurangan dalam skripsi ini, untuk itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga
skripsi ini dapat bermamfaat bagi banyak pihak.
Medan, 24 Mei 2010
Penulis,
Riza Hidayat Lubis
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan pertumbuhan rasio keuangan dengan pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel Net Profit Margin (NPM) dan Market Book Value (MBV) digunakan sebagai variabel independen, sedangkan pertumbuhan laba digunakan sebagai variabel dependen.
Pengujian dilakukan dengan menggunakan sampel sebanyak 30 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dengan menggunakan teknik analisis multiple regression dalam menguji rasio keuangan untuk diketahui hubungan liniernya dengan pertumbuhan laba satu tahun yang akan datang. Penelitian ini merupakan jenis penelitian asosiatif kausal yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya. Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dalam teknik pemilihan sampel. Uji asumsi klasik yang digunakan adalah uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji heterokedastisitas. Pengujian hipotesis yang digunakan adalah uji signifikan simultan (uji – F), uji signifikan parsial (uji – t) dan adjusted R square.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa satu rasio keuangan terbukti signifikan untuk digunakan sebagai prediktor pertumbuhan laba satu tahun yang akan datang. Secara simultan pertumbuhan rasio keuangan berhubungan dengan pertumbuhan laba, dan secara parsial variabel Net Profit Margin berhubungan dengan pertumbuhan laba dan variabel Market Book Value tidak berhubungan.
ABSTRACT
The main objective of this research was to analyze the correlation between financial ratio growth and income growth at manufacture company who listed in Indonesia Stock Exchange. Net Profit Margin and Market Book Value was the variable that used as independent variable and growth income was the variable that used as dependent variable.
This test was done used 30 sample of the manufacture company who listed in Indonesia Stock Exchange. Analysis multiple regression technic that being used for financial ratio test to analyze the linier correlation with income growth for one next year. This research was an assosiative causal research where the objective to analyze correlation between one variable and another variable. This research was used purposive sampling technic which technic sampling method. Classic assumption tests that being used were normality test, multicolinearity test, and heterocedastisity test. Hypothesis test that being used were simultan test (F- test), partial test (t – test) and adjusted R square.
The result of this research showed one financial ratio significant proof for used to predictor income growth for one next year. Financial ratio growth have a correlation with income growth simultanly, and for the partially, Net Profit Margin variable have a correlation with income growth and Market Book Value variable haven’t a correlation with income growth.
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Batasan Penelitian... 5
C. Perumusan Masalah ... 5
D. Tujuan Penelitian ... 6
E. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis ... 8
1. Pengertian Rasio Keuangan ... 8
2. Jenis-jenis Rasio Keuangan ... 10
b. Penilaian Pasar (Market Based Ratio) ... 12
3. Analisis Rasio Keuangan ... 13
a. Pengertian Analisis Rasio Keuangan ... 13
b. Kegunaan Analisis Rasio Keuangan ... 14
c. Keunggulan dan Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan ... 14
4. Laba ... 16
a. Pengertian Laba ... 16
b. Pengertian Pertumbuhan Laba ... 17
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 17
C. Kerangka Konseptual ... 21
D. Hipotesis Penelitian ... 22
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 24
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 24
C. Jenis dan Sumber Data ... 26
D. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian ... 27
E. Metode Analisis Data ... 29
a. Statistik Deskriptif ... 29
b. Pengujian Asumsi Klasik ... 29
c. Pengujian Hipotesis ... 32
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Data Penelitian ... 35
B. Statistik Deskriptif ... 37
C. Pengujian Asumsi Klasik ... 39
1. Uji Normalitas ... 39
2. Uji Multikolinearitas ... 42
3. Uji Heteroskedastisitas ... 43
4. Uji Autokorelasi... 45
D. Hasil Pengujian Hipotesis ... 47
1. Persamaan Regresi ... 47
2. Hasil Pengukuran Adjusted R2 ... 49
3. Uji Signifikasi Simultan ... 50
4. Uji Signifikansi Parsial ... 52
E. Implikasi Hasil Penelitian ... 54
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 57
B. Keterbatasan Penelitian ... 58
C. Saran ... 59
DAFTAR TABEL
Nama Halaman
Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 20
Tabel 3.1 Daftar Perusahaan Yang Memenuhi Kriteria ... 25
Tabel 3.2 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian ... 28
Tabel 3.3 Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Durbin Watson ... 31
Tabel 3.4 Jadwal Penelitian ... 34
Tabel 4.1 Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur ... 35
Tabel 4.2 Data Variabel Penelitian ... 36
Tabel 4.3 Statistik Deskriptif ... 38
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas ... 39
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Setelah Transformasi Logaritma Natural ... 41
Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolinearitas ... 44
Tabel 4.7 Hasil Uji Glejser………46
Tabel 4.8 Hasil Uji Autokorelasi ... 47
Tabel 4.9 Analisis Hasil Regresi ... 48
Tabel 4.10 Variables Entered/Removed ... 49
Tabel 4.11 Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi ... 51
Tabel 4.12 Tabel Hubungan Antar Variabel ... 51
Tabel 4.13 Hasil Uji F ... 52
DAFTAR GAMBAR
Nama Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual... 22
Gambar 4.1 Grafik Histogram ... 42
Gambar 4.2 Grafik Normal P-Plot ... 43
DAFTAR LAMPIRAN
Nama Halaman
Lampiran i Daftar Perusahaan Manufaktur Yang Memenuhi Kriteria ... 63
Lampiran ii Perhitungan Pertumbuhan Net Profit Margin ... 64
Lampiran iii Perhitungan Pertumbuhan Market Book Value ... 65
Lampiran iv Perhitungan Pertumbuhan Laba ... 66
Lampiran v Data Variabel Penelitian (Sebelum Transformasi) ... 67
Lampiran vi Data Variabel Penelitian (Sesudah Transformasi) ... 68
Lampiran vii Statistik Deskriptif ... 69
Lampiran viii Hasil Uji Normalitas ... 70
Lampiran ix Hasil Uji Multikolinearitas... 72
Lampiran x Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 73
Lampiran xi Hasil Uji Autokorelasi ... 74
Lampiran xii Analisis Hasil Regresi ... 75
Lampiran xii Hasil Analisis Koefisien Korelasi Dan Koefisien Determinasi .... 75
Lampiran xii Variables Entered/Removed... 75
Lampiran xiii Hasil Uji R Square ... 76
Lampiran xiii Hasil Hasil Uji F ... 76
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan pertumbuhan rasio keuangan dengan pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel Net Profit Margin (NPM) dan Market Book Value (MBV) digunakan sebagai variabel independen, sedangkan pertumbuhan laba digunakan sebagai variabel dependen.
Pengujian dilakukan dengan menggunakan sampel sebanyak 30 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dengan menggunakan teknik analisis multiple regression dalam menguji rasio keuangan untuk diketahui hubungan liniernya dengan pertumbuhan laba satu tahun yang akan datang. Penelitian ini merupakan jenis penelitian asosiatif kausal yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya. Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dalam teknik pemilihan sampel. Uji asumsi klasik yang digunakan adalah uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji heterokedastisitas. Pengujian hipotesis yang digunakan adalah uji signifikan simultan (uji – F), uji signifikan parsial (uji – t) dan adjusted R square.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa satu rasio keuangan terbukti signifikan untuk digunakan sebagai prediktor pertumbuhan laba satu tahun yang akan datang. Secara simultan pertumbuhan rasio keuangan berhubungan dengan pertumbuhan laba, dan secara parsial variabel Net Profit Margin berhubungan dengan pertumbuhan laba dan variabel Market Book Value tidak berhubungan.
ABSTRACT
The main objective of this research was to analyze the correlation between financial ratio growth and income growth at manufacture company who listed in Indonesia Stock Exchange. Net Profit Margin and Market Book Value was the variable that used as independent variable and growth income was the variable that used as dependent variable.
This test was done used 30 sample of the manufacture company who listed in Indonesia Stock Exchange. Analysis multiple regression technic that being used for financial ratio test to analyze the linier correlation with income growth for one next year. This research was an assosiative causal research where the objective to analyze correlation between one variable and another variable. This research was used purposive sampling technic which technic sampling method. Classic assumption tests that being used were normality test, multicolinearity test, and heterocedastisity test. Hypothesis test that being used were simultan test (F- test), partial test (t – test) and adjusted R square.
The result of this research showed one financial ratio significant proof for used to predictor income growth for one next year. Financial ratio growth have a correlation with income growth simultanly, and for the partially, Net Profit Margin variable have a correlation with income growth and Market Book Value variable haven’t a correlation with income growth.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Akuntansi dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang
menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) di
dalam suatu perusahaan mengenai kegiatan ekonomi yang dijalankan oleh
perusahaan serta kondisi perusahaan tersebut. Akuntansi sendiri terdapat berbagai
proses, antara lain: pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, dan
pengkomunikasian informasi ekonomi yang dapat dipakai untuk penilaian dan
pengambilan keputusan oleh pemakai informasi tersebut. Akuntansi dapat
dipahami sebagai penghubung antara kegiatan ekonomi suatu perusahaan dengan
pengambilan keputusan dengan jalan dibuatnya sistem pemrosesan dan
komunikasi yang meringkaskan informasi perusahaan yang sangat banyak ke
dalam bentuk yang lebih mudah dipahami. Informasi akuntansi dapat mengurangi
ketidakpastian dalam pengambilan keputusan oleh para pemakai.
Pemakai data akuntansi secara umum dapat dikelompokkan ke dalam dua
kelompok, yaitu pemakai internal dan pemakai eksternal. Pemakai eksternal
adalah investor atau calon investor yang meliputi pembeli saham atau obligasi,
kreditor atau peminjam dana bank, supplier, dan pemakai–pemakai lain, seperti
karyawan, analis keuangan, pialang saham, pemerintah (berkait dengan pajak),
Pemakai internal mempunyai akses ke informasi akuntansi yang lebih
besar. Faktor pembatas disini adalah kemampuan sistem akuntansi untuk
memberikan informasi yang diperlukan. Semakin baik informasi yang disusun,
berarti semakin banyak informasi yang relevan yang dapat dihasilkan.
Untuk memperoleh informasi keuangan yang relevan dari suatu
perusahaan yang diperlukan oleh stakeholders, maka dibutuhkan informasi
keuangan yang sudah terlebih dahulu dianalisis sehingga akan dapat diambil
keputusan bisnis yang tepat. Analisis yang biasanya dilakukan adalah analisis
keuangan. Analisis keuangan mencoba menghubungkan perkiraan-perkiraan yang
terdapat dalam laporan untuk mengetahui bagaimana kinerja perusahaan.
Dalam melakukan analisis keuangan diperlukan alat analisis keuangan.
Alat analisis keuangan yang paling sering digunakan adalah rasio keuangan.
Rasio keuangan merupakan perbandingan angka-angka dari perkiraan-perkiraan
yang terdapat di neraca dan laporan laba rugi. Perbandingan antara satu perkiraan
dengan perkiraan yang lain harus saling berhubungan sehingga hasilnya dapat
diinterpretasikan untuk mengatahui kondisi keuangan atau kinerja perusahaan.
Untuk mengetahui apakah kondisi keuangan dan kinerja perusahaan baik, maka
hasil perhitungan rasio keuangan harus dibandingkan dengan tahun-tahun
sebelumnya atau dengan rata-rata industri.
Prediksi mengenai kinerja perusahaan di masa depan sangat penting.
Indikator terbaik atas kinerja adalah laba, maka perubahan laba yang diperoleh
akan mengindikasikan adanya peningkatan atau penurunan kinerja perusahaan.
dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Ada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi perubahan laba seperti adanya perubahan harga jual, perubahan
unit yang terjual, perubahan beban operasi, dan perubahan komponen-komponen
lainnya dalam laporan laba rugi. Penting bagi pemakai laporan keuangan untuk
mengetahui pertumbuhan laba karena peningkatan laba yang diperoleh perusahaan
akan menentukan besarnya tingkat pengembalian kepada pemegang saham atau
bagi calon investor untuk mengambil keputusan. Bagi manajemen perusahaan,
dengan tumbuhnya laba disuatu perusahaan, evaluasi rasio keuangan dapat
menjadi alat kontrol perusahaan terhadap tahun-tahun berikutnya. Sedangkan
bagi investor, dengan meningkatnya laba dapat menjadi bahan masukan dalam
mengambil keputusan untuk melakukan investasi di perusahaan tersebut.
Hasil perhitungan rasio keuangan akan lebih bermanfaat apabila
digunakan untuk memprediksi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan di masa
depan. Sebagai alat analisis keuangan, rasio keuangan dapat digunakan untuk
memprediksi perubahan laba yang diperoleh perusahaan sehingga rasio keuangan
yang lebih baik dibandingkan rata-rata industri atau tahun sebelumnya diharapkan
dapat menunjukkan adanya peningkatan laba. Penelitian mengenai kemampuan
rasio keuangan dalam memprediksi perubahan laba yang dilakukan oleh
Purnawati (2005) menunjukkan bahwa rasio keuangan mampu memprediksi
perubahan laba satu tahun yang akan datang. Analisis rasio keuangan dalam
memprediksi perubahan laba pada perusahaan manufaktur yang dilakukan oleh
Widiasih (2006) menyatakan bahwa perubahan laba mempunyai hubungan
dan kelompok rasio ukuran kebijakan keuangan (leverage). Simamora (2000 :
522) menyatakan “banyak rasio yang sudah terstandardisasi; rasio tersebut sudah
diakui sebagai indikator yang bermanfaat mengenai kinerja keuangan dan
dihitung secara rutin serta dipublikasikan berdasarkan keuangan atau industri oleh
perusahaan-perusahaan analisis keuangan”.
Pada kenyataannya tidak semua rasio mampu memprediksi kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba. Pengaruh perubahan rasio keuangan
terhadap perubahan laba pada perusahaan makanan dan minuman terkait yang
dilakukan oleh Sari (2008) menunjukkan bahwa secara simultan, menunjukkan
adanya pengaruh antara current ratio, debt ratio, total assets turnover, return on
equity, dan gross profit margin terhadap perubahan laba. Akan tetapi secara
parsial, hanya variabel debt ratio yang memiliki pengaruh terhadap perubahan
laba. Variabel lainnya yaitu current ratio, total assets turnover, return on equity,
dan gross profit margin tidak berpengaruh terhadap perubahan laba pada
perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumen.
Hasil penelitian Sari (2008) juga memiliki perbedaan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Situmeang (2004) mengenai pengaruh perubahan rasio
keuangan dan tingkat inflasi terhadap perubahan laba karena dalam penelitian
tersebut sales to total assets atau total assets turnover berpengaruh secara
simultan maupun parsial terhadap perubahan laba. Hal ini menunjukkan adanya
ketidakkonsistenan penelitian-penelitian terdahulu mengenai pengaruh beberapa
Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk meneliti kembali
mengenai kekonsistenan hubungan rasio keuangan dengan pertumbuhan laba
dengan menggunakan variabel yang berbeda dari peneliti sebelumnya. Peneliti
menuangkannya dalam sebuah karya tulis ilmiah berbentuk skripsi dengan judul
“Analisis Hubungan Pertumbuhan Rasio Keuangan Dengan Pertumbuhan Laba
Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode
2008-2009”.
B. Batasan Penelitian
Adapun batasan penelitian dalam penelitian ini adalah:
1. Rasio yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah rasio penilaian
pasar (Market Book Value) dan rasio rentabilitas (Net Profit Margin).
2. Data yang digunakan adalah laporan keuangan pada tahun 2008 dan 2009
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian, maka penulis merumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Apakah ada hubungan pertumbuhan Market Book Value dengan
pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Periode 2008-2009?
2. Apakah ada hubungan pertumbuhan Net Profit Margin dengan
pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
3. Apakah ada hubungan pertumbuhan Market Book Value dan Net Profit
Margin dengan pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2009?
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah pertumbuhan Market Book Value berhubungan
dengan pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2009.
2. Untuk mengetahui apakah pertumbuhan Net Profit Margin berhubungan
dengan pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2009.
3. Untuk mengetahui apakah pertumbuhan Market Book Value dan Net Profit
Margin berhubungan dengan pertumbuhan laba pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2009.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan tidak hanya bermanfaat bagi peneliti, tetapi juga
bagi perusahaan, investor, dan peneliti selanjutnya.
1. Bagi peneliti, penelitian ini bermanfaat sebagai bahan masukan apabila
peneliti dimintai pendapat mengenai pengaruh pertumbuhan rasio
2. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan
masukan dalam mengambil keputusan bisnis yang berkaitan dengan
pertumbuhan rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba di masa yang
akan datang.
3. Bagi investor, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan dasar
pertimbangan dalam membuat keputusan investasi pada perusahaan
emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
4. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi
bahan referensi untuk penelitian selanjutnya pada bidang analisis laporan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis
1. Pengertian Rasio Keuangan
Rasio keuangan merupakan suatu perhitungan rasio dengan menggunakan
laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja
perusahaan. Menurut Harahap (1999 : 297) “rasio keuangan adalah angka yang
diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos
lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan atau berarti”.
Rasio keuangan dapat digunakan untuk mengetahui apakah telah terjadi
penyimpangan dalam melaksanakan aktivitas operasional perusahaan. Menurut
Wild, Subramanyam, dan Halsey (2005 : 36) “Rasio merupakan alat untuk
menyediakan pandangan terhadap kondisi yang mendasari. Rasio merupakan
salah satu titik awal, bukan titik akhir. Rasio yang diinterpretasikan dengan
tepat mengindikasikan area yang memerlukan investigasi lebih lanjut”. Dari
defenisi ini rasio dapat digunakan untuk mengetahui apakah terdapat
penyimpangan-penyimpangan dengan cara membandingkan rasio keuangan
dengan tahun-tahun sebelumnya.
Rasio keuangan menunjukkan hubungan sistematis dalam bentuk
perbandingan antara perkiraan-perkiraan laporan keuangan. Agar hasil
perhitungan rasio keuangan dapat diinterpretasikan, perkiraan-perkiraan yang
perbandingan yang tidak dapat diinterpretasikan adalah perbandingan antara
beban perlengkapan dengan harga saham karena beban perlengkapan tidak ada
kaitannya dengan faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham perusahaan
tersebut.
Untuk dapat menginterpretasikan hasil perhitungan rasio keuangan, maka
diperlukan adanya pembanding. Ada dua metode pembandingan rasio keuangan
perusahaan menurut Syamsuddin (2000 : 39) yaitu:
− Cross-sectional approach
Cross-sectional approach adalah suatu cara mengevaluasi dengan jalan membandingkan rasio-rasio antara perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya yang sejenis pada saat yang bersamaan.
− Time series analysis
Time series analysis dilakukan dengan jalan membandingkan rasio-rasio finansial perusahaan dari satu periode ke periode lainnya.
Rasio keuangan merupakan alat utama untuk melakukan analisis keuangan
dan memiliki beberapa kegunaan. Menurut Keomn, Scott, Martin, dan Petty
(2005 : 108)
Rasio keuangan dapat digunakan untuk menjawab setidaknya 4 pertanyaan:
bagaimana tingkat likuiditas perusahaan, apakah manajemen efektif dalam
menghasilkan laba operasi atas aktiva yang dimiliki perusahaan, bagaimana
perusahaan didanai, apakah pemegang saham biasa mendapat tingkat
pengembalian yang cukup.
Terdapat dua hal penting yang harus diperhatikan ketika melakukan
perhitungan rasio keuangan agar diperoleh hasil perhitungan rasio lebih tepat.
Pertama, untuk beberapa pengecualian, tidak ada ketentuan-ketentuan baku dan cepat untuk komputasi rasio. Kedua, dalam penghitungan banyak rasio, angka-angka laporan laba rugi dibandingkan dengan angka-angka neraca. Karena laporan laba rugi mengacu pada suatu periode waktu dan neraca mengacu pada suatu titik waktu, maka dalam penghitungan rasio-rasio adalah baik untuk menghitung rata-rata untuk angka-angka neraca.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan rasio
keuangan sebagai alat analisis. Hal-hal tersebut akan membantu analis dalam
menginterpretasikan hasil perhitungan rasio keuangan sehingga dihasilkan
kesimpulan yang lebih tepat. Syamsuddin (2000 : 40) mengemukakan beberapa
hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan rasio keuangan sebagai alat
analisis.
− Sebuah rasio saja tidak dapat digunakan untuk menilai keseluruhan operasi yang telah dilaksanakan. Untuk menilai keadaan perusahaan secara keseluruhan sejumlah rasio haruslah dinilai secara bersama-sama. Kalau sekiranya hanya satu aspek saja yang ingin dinilai, maka satu atau dua rasio saja sudah cukup digunakan.
− Pembandingan yang dilakukan haruslah dari perusahaan yang sejenis dan pada saat yang sama. Tidaklah tepat kita membandingkan rasio finansial perusahaan A pada tahun 19X0 dengan rasio finansial perusahaan B pada tahun 19X1.
− Sebaiknya perhitungan rasio finansial didasarkan pada data laporan keuangan yang telah diaudit (diperiksa). Laporan keuangan yang belum diaudit masih diragukan kebenarannya, sehingga rasio-rasio yang dihitung juga kurang akurat.
− Adalah sangat penting untuk diperhatikan bahwa pelaporan atau akuntansi yang digunakan haruslah sama.
2. Jenis-jenis Rasio Keuangan
Dengan menggunakan rasio keuangan sebagai alat ukur untuk menilai
Menurut Harahap (1999 : 301), rasio keuangan yang sering digunakan
adalah:
1. Rasio Likuiditas 2. Rasio Solvabilitas
3. Rasio Profitabilitas / Rentabilitas 4. Rasio Leverage
5. Rasio Aktivitas 6. Rasio Pertumbuhan
7. Market Based (Penilaian Pasar) 8. Rasio Produktivitas.
Dari berbagai macam rasio keuangan diatas, yang menjadi objek penelitian
bagi peneliti adalah dengan menggunakan rasio profitabilitas dan rasio penilaian
pasar.
a. Rasio Profitabilitas / Rentabilitas
Rasio profitabilitas atau sering disebut rentabilitas adalah rasio yang
menggambarkan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba melalui
semua kemampuan perusahaan dan sumber daya yang ada. Seperti kegiatan
penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang yang dimiliki
perusahaan ataupun anak perusahaan dan sebagainya. Rasio yang
menggambarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba disebut juga
operating ratio.
Rasio profitabilitas (profitability ratio) menurut Van Horne dan
Wachowicz (2005 : 222) adalah “rasio yang menghubungkan laba dari
penjualan dan investasi”. Dari rasio profitabilitas dapat diketahui bagaimana
tingkat profitabilitas perusahaan. Setiap perusahaan menginginkan tingkat
harus berada dalam keadaan yang menguntungkan (profitable). Apabila
perusahaan berada dalam kondisi yang tidak menguntungkan, maka akan sulit
bagi perusahaan untuk memperoleh pinjaman dari kreditor maupun investasi
dari pihak luar.
Fokus dari rasio profitabilitas dalam menganalisis kinerja keuangan
dengan pertumbuhan laba yang dilakukan peneliti adalah dengan
menggunakan margin laba bersih atau disebut juga Net Profit Margin.
Net Profit Margin =
Angka ini menunjukan berapa besar persentase pendapatan bersih yang
diperoleh dari setiap penjualan. Besarnya rasio yang didapat menunjukan
bahwa kemampuan suatu perusahaan untuk mendapatkan laba cukup tinggi.
b. Penilaian Pasar (Market Based Ratio)
Rasio ini adalah rasio yang sering dipergunakan di pasar modal. Rasio ini
menggambarkan kondisi atau keadaan prestasi perusahaan di pasar modal.
Indikator ini biasanya dipakai investor untuk mengukur tingkat ketertarikan
terhadap harga saham tertentu. Rasio ini menunjukan perbandingan harga
saham dipasar dengan nilai buku saham tersebut yang di gambarkan di
Neraca. Semakin tinggi rasio yang didapat, maka semakin tinggi pula minat
investor untuk membeli saham tersebut.
Nilai buku (book value) per lembar saham menunjukan aktiva bersih (net
assets) per lembar saham yang dimiliki oleh pemegang saham. Nilai buku per
lembar saham (book value per share) tidak menunjukan ukuran kinerja saham
besar jaminan yang akan diperoleh oleh pemegang saham apabila perusahaan
penerbit saham (emiten) dilikuidasi.
Sedangkan nilai pasar (market value) berbeda dengan nilai buku. Jika
nilai buku merupakan nilai yang dicatat pada saat saham dijual oleh
perusahaan, maka nilai pasar bursa pada saat tertentu ditentukan oleh pelaku
pasar. Nilai pasar ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham
bersangkutan di pasar bursa.
Adapun rumus yang dipergunakan dalam menghitung rasio ini adalah:
Market Book Value =
Dengan mengetahui nilai buku dan nilai pasar, pertumbuhan perusahaan
dapat diketahui. Pertumbuhan menunjukan investment opportunity set, atau
set kesempatan investasi dimasa yang akan datang. Dengan semakin besarnya
rasio yang diperoleh, artinya pasar percaya bahwa nilai pasar perusahaan
bersangkutan lebih besar dari nilai bukunya. Dan pilihan keputusan investor
untuk berinvestasi akan semakin besar.
3. Analisis Rasio Keuangan
a. Pengertian Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio keuangan merupakan bagian dari analisis keuangan.
Analisis rasio keuangan adalah analisis yang dilakukan dengan
menghubungkan berbagai perkiraan yang terdapat pada laporan keuangan
dalam bentuk rasio keuangan. Menurut Wild, Subramanyam, dan Halsey
(2005 : 36) “analisis rasio (ratio analysis) dapat mengungkapkan hubungan
yang sulit untuk dideteksi dengan mempelajari masing-masing komponen
yang membentuk rasio”.
b. Kegunaan Analisis Rasio Keuangan
Rasio keuangan dapat digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan
perusahaan dan kinerjanya. Dengan membandingkan rasio keuangan
perusahaan dari tahun ke tahun dapat dipelajari komposisi perubahan dan
dapat ditentukan apakah terdapat kenaikan atau penurunan kondisi dan kinerja
perusahaan selama waktu tersebut. Selain itu, dengan membandingkan rasio
keuangan terhadap perusahaan lainnya yang sejenis atau terhadap rata-rata
industri dapat membantu mengidentifikasi adanya penyimpangan.
Analisis rasio keuangan pada umumnya digunakan oleh tiga kelompok
utama pemakai laporan keuangan yaitu manajer perusahaan, analis kredit, dan
analis saham. Kegunaan rasio keuangan bagi ketiga kelompok utama tersebut
menurut Brigham dan Houston (2006 : 119) adalah sebagai berikut:
1) Manajer, yang menerapkan rasio untuk membantu menganalisis, mengendalikan, dan kemudian meningkatkan operasi perusahaan,
2) Analis kredit, termasuk petugas pinjaman bank dan analis peringkat obligasi, yang menganalisis rasio-rasio untuk membantu memutuskan kemampuan perusahaan untuk membayar utang-utangnya, dan
3) Analis saham, yang tertarik pada efisiensi, risiko, dan prospek pertumbuhan perusahaan.
c. Keunggulan dan Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio keuangan merupakan analisis yang paling sering dilakukan
untuk menilai kondisi keuangan dan kinerja perusahaan dibandingkan alat
keunggulan sebagai alat analisis sebagaimana yang dikemukakan oleh
Harahap (2006 : 298).
− Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan.
− Rasio merupakan pengganti yang sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.
− Rasio mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain.
− Rasio sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi (z-score).
− Rasio menstandarisir size perusahaan.
− Dengan rasio lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau time series.
− Dengan rasio lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang.
Sebagai alat analisis keuangan, analisis rasio keuangan juga memiliki
keterbatasan atau kelemahan. Menurut Syahyunan (2004 : 82-83) ada
beberapa keterbatasan atau kelemahan analisis rasio keuangan.
− Kesulitan dalam mengidentifikasi kategori industri dari perusahaan yang dianalisis apabila perusahaan tersebut bergerak di beberapa bidang usaha.
− Perbedaan metode akuntansi akan menghasilkan perhitungan yang berbeda, misalnya perbedaan metode penyusutan atau metode penilaian persediaan.
− Rasio keuangan disusun dari data akuntansi dan data tersebut dipengaruhi oleh cara penafsiran yang berbeda bahkan bisa merupakan hasil manipulasi.
− Informasi rata-rata industri adalah data umum dan hanya merupakan hasil manipulasi.
Keterbatasan utama dalam analisis rasio keuangan adalah sulit
membandingkan hasil perhitungan rasio keuangan suatu perusahaan dengan
rata-rata industri. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Kieso, Weygandt,
Kritik terbesar atas analisis rasio adalah sulitnya mencapai komparabilitas (comparability) yang tinggi di antara perusahaan-perusahaan dalam industri tertentu. Untuk mencapai komparabilitas di antara perusahaan-perusahaan mengharuskan analis untuk (1) mengidentifikasi perbedaan mendasar yang terdapat dalam prinsip dan prosedur akuntansi yang digunakan dan (2) menyesuaikan saldo untuk mencapai komparabilitas.
4. Laba
a. Pengertian Laba
Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Wild,
Subramanyam, dan Halsey (2005 : 25) mendefenisikan laba sebagai berikut:
Laba (earnings) atau laba bersih (net income) mengindikasikan profitabilitas perusahaan. Laba mencerminkan pengembalian kepada pemegang ekuitas untuk periode bersangkutan, sementara pos-pos dalam laporan merinci bagaimana laba didapat. Laba merupakan perkiraan atas kenaikan (atau penurunan) ekuitas sebelum distribusi kepada dan kontribusi dari pemegang ekuitas.
Laba terdiri dari empat elemen utama yaitu pendapatan (revenue), beban
(expense), keuntungan (gain), dan kerugian (loss). Defenisi dari
elemen-elemen laba tersebut telah dikemukakan oleh Financial Accounting Standard
Board dalam Stice, Stice, dan Skousen (2004 : 230).
1) Pendapatan (revenue) adalah arus masuk atau peningkatan lain dari aktiva suatu entitas atau pelunasan kewajibannya (atau kombinasi dari keduanya) dari penyerahan atau produksi suatu barang, pemberian jasa, atau aktivitas lain yang merupakan usaha terbesar atau usaha utama yang sedang dilakukan entitas tersebut.
2) Beban (expense) adalah arus keluar atau penggunaan lain dari aktiva atau timbulnya kewajiban (atau kombinasi keduanya) dari penyerahan atau produksi suatu barang, pemberian jasa, atau pelaksanaan aktivitas lain yang merupakan usaha terbesar atau usaha utama yang sedang dilakukan entitas tersebut.
mempengaruhi entitas tersebut, kecuali yang berasal dari pendapatan atau investasi pemilik.
4) Kerugian (loss) adalah penurunan dalam ekuitas (aktiva bersih) dari transaksi sampingan atau transaksi yang terjadi sesekali dari suatu entitas dan dari semua transaksi, kejadian, dan kondisi lainnya yang mempengaruhi entitas tersebut, kecuali yang berasal dari pendapatan atau investasi pemilik.
Informasi tentang komponen-komponen laba merupakan hal yang penting
karena kita dapat mengetahui dari mana perusahaan memperoleh labanya.
Informasi tentang komponen-komponen laba akan membantu pemakai laporan
keuangan untuk memprediksi laba dan arus kas di masa depan.
b. Pengertian Pertumbuhan Laba
Setiap perusahaan berusaha untuk memperoleh laba yang maksimal. Laba
yang diperoleh perusahaan akan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup
perusahaan tersebut. Perusahaan pasti menginginkan adanya peningkatan laba
yang diperoleh dalam setiap tahunnya. Pertumbuhan laba adalah peningkatan
laba suatu perusahaan pada satu tahun dibandingkan dengan tahun
sebelumnya. Adapun pertumbuhan laba yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah pertumbuhan laba bersih.
Pertumbuhan Laba = 100%
Tahun
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Sari (2008) melakukan penelitian dengan judul pengaruh rasio keuangan
terhadap perubahan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia sektor industri barang konsumen. Variabel independen dalam
(DR), Total Assets Turnover (TATO), Return On Assets (ROA) Return On Equity
(ROE), dan Gross Profit Margin (GPM). Sedangkan variabel dependen dalam
penelitian ini adalah perubahan laba. Penelitian dilakukan terhadap 33 perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Sektor Industri Barang
Konsumen dengan menggunakan model analisis regresi linear berganda. Hasil
penelitian secara simultan variabel current ratio, debt ratio, total asset turn over,
return on asset, return on equity dan gross profit margin berpengaruh terhadap
perubahan laba, sedangkan secara parsial hanya variabel debt ratio yang
berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba, sedangkan current ratio, total
assset turn over, return on asset, return on equity dan gross profit margin tidak
berpengaruh.
Widiasih (2006) melakukan penelitian untuk menganalisis pengaruh rasio
keuangan dalam memprediksi perubahan laba pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Variabel independen dalam penelitian ini adalah
rasio keuangan meliputi: (1) rasio ukuran kinerja terdiri dari: laba per saham
(EPS), dan price earnings ratio (PER); (2) rasio ukuran efisiensi operasi terdiri
dari HPP terhadap penjualan, penjualan terhadap aktiva tetap, dan margin laba
kotor; (3) ukuran kebijakan keuangan terdiri dari rasio leverage. Variabel
dependen dalam penelitian ini adalah perubahan laba relatif dan laba yang
digunakan adalah laba sebelum pajak. Penelitian dilakukan terhadap 76
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ dengan menggunakan model
analisis regeresi linear berganda. Hasil penelitian secara simultan, perubahan laba
kelompok rasio ukuran efisiensi operasi (HPP/Persediaan, Penjualan/AT, dan
GPM), dan kelompok rasio ukuran kebijakan keuangan (leverage), sedangkan secara
parsial, hanya dua variabel independen yang berpengaruh secara parsial terhadap
variabel dependen yaitu variabel GPM dan leverage. Variabel independen
lainnya yaitu EPS, PER, perputaran persediaan, dan perputaran aktiva tetap tidak
berpengaruh secara parsial terhadap perubahan laba.
Purnawati (2005) melakukan penelitian untuk menguji kemampuan rasio
keuangan dalam memprediksi perubahan laba. Variabel independen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah current ratio (CR), gross profit margin
(GPM), operating profit margin (OPM), net income to sales (NIS), return on
equity (ROE), inventory turnover (ITO), total assets turnover (TATO), dan sales
to current liabilities (SCL). Variabel dependen penelitian ini adalah perubahan
laba relatif dan laba yang digunakan adalah laba bersih setelah pajak, tidak
termasuk extraordinary dan discontinued operation. Penelitian dilakukan
terhadap 53 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ dengan menggunakan
analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian secara simultan, rasio keuangan
yang digunakan dalam penelitian mampu memprediksi laba satu tahun yang akan
datang, sedangkan secara parsial, rasio ITO, TATO, NIS, dan SCL dapat
digunakan untuk memprediksi perubahan laba satu tahun yang akan datang.
Situmeang (2004) melakukan penelitian untuk menguji pengaruh rasio
keuangan dan tingkat inflasi terhadap perubahan laba pada perusahaan
manufaktur di Bursa Efek Jakarta dengan menggunakan model regresi. Hasil
signifikan terhadap perubahan laba yaitu: sales to total assets, quick assets to
inventory, net profit margin, return on assets, dan return on equity, sedangkan
perubahan tingkat inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba.
Secara simultan, perubahan rasio keuangan dan tingkat inflasi berpengaruh
signifikan terhadap perubahan laba.
Tabel 2.1
Tinjauan Penelitian Terdahulu
Nama Judul Variabel yang
Digunakan
Metode
Analisis Hasil Penelitian Sari (2008) Pengaruh
Perubahan Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba
Current Ratio (CR), Debt Ratio (DR), Total Assets Turnover (TATO), Return On Assets (ROA) Return On
Laba per saham (EPS), Price Earnings Ratio (PER), HPP/ Penjualan, Penjualan/Aktiva Tetap, Margin Laba Kotor (GPM), rasio leverage rasio leverage yang berpengaruh
Current Ratio (CR), Gross Profit
Nama Judul Variabel yang Digunakan
Metode
Analisis Hasil Penelitian Inventory Turnover parsial, rasio ITO, TATO), NIS, dan SCL dapat
digunakan untuk memprediksi perubahan laba satu tahun yang akan datang
Sales to Total Assets, Quick Assets to Inventory, Net Profit Margin, Return On Assets, dan Return On
Sales to Total Assets, Quick Assets to Inventory, Net Profit Margin, Return On Assets, dan Return On perubahan laba
Sumber: Data diolah penulis, 2010
C. Kerangka Konseptual
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah rasio
keuangan yang terdiri dari Net Profit Margin (NPM) dan Market Book Value
(MBV). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pertumbuhan laba.
Semakin tinggi NPM, maka menunjukan bahwa perusahaan semakin likuid dan
akan semakin mudah memperoleh pendanaan dari kreditor maupun investor untuk
memperlancar kegiatan operasionalnya sehingga laba dapat meningkat. Dan
semakin tinggi rasio Market Book Value yang diperoleh, berpengaruh pada
dengan meningkatnya minat investor pada suatu perusahaan, maka perusahaan
tersebut dapat berekspansi mengembangkan usahanya yang berujung pada
pertumbuhan laba yang diperoleh.
Berdasarkan latar belakang masalah, tinjauan teoritis, dan tinjauan
penelitian terdahulu, maka dirumuskan kerangka konseptual penelitian pada
gambar 2.1.
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual, maka maka
hipotesis dari penelitian ini adalah:
1. Pertumbuhan Market Book Value memiliki hubungan dengan
pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Periode 2008-2009.
2. Pertumbuhan Net Profit Margin memiliki hubungan dengan pertumbuhan
laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode 2008-2009. Raasio Keuangan (X)
Net Profit Margin (NPM)
Pertumbuhan Laba (Y)
3. Pertumbuhan Market Book Value dan Net Profit Margin memiliki
hubungan dengan pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal.
Menurut Umar (2003 : 30) penelitian asosiatif kausal adalah “penelitian yang
bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel
lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain”.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono (2006 : 55) “populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan
manufaktur yang terdaftar (listing) di Bursa Efek Indonesia sampai dengan tahun
2009 yang berjumlah 113 perusahaan.
Menurut Erlina dan Mulyani (2007 : 74) “sampel adalah bagian populasi
yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi”. Sampel yang
digunakan dalam penelitian ini ditentukan dengan teknik penentuan sampel secara
purposive sampling. Menurut Jogiyanto (2004 : 79) “pengambilan sampel
bertujuan (purposive sampling) dilakukan dengan mengambil sampel dari
populasi berdasarkan suatu kriteria tertentu”. Beberapa kriteria sampel digunakan
1. perusahaan-perusahaan manufaktur tersebut terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada tahun 2008 dan 2009,
2. perusahaan-perusahaan manufaktur tersebut tidak didelisting pada tahun
2008 dan 2009, dan
3. Perusahaan-perusahaan manufaktur tersebut memiliki pertumbuhan rasio
keuangan (Net Profit Margin dan Market Book Value) dari tahun 2008
sampai 2009.
Perusahaan-perusahaan yang memenuhi kriteria-kriteria tersebut dapat dilihat
dalam tabel 3.1.
Tabel 3.1
Daftar Perusahaan Yang Memenuhi Kriteria
No Perusahaan
22. PT Multi Prima Sejahtera Tbk √ √ √
23. PT Nipress Tbk √ √ √
24. PT Indo Tambang Raya Megah Tbk √ √ √
25. PT Holcim Indonesia Tbk √ √ √
26. PT Semen Gresik Tbk √ √ √
27. PT Sorini Agro Asia Corporindo Tbk √ √ √
28. PT Kimia Farma Tbk √ √ X
29. PT Suparma Tbk √ √ √
30. PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk √ √ √
31. PT Indorama Syntetics Tbk √ √ X
32. PT International Nickel Indnesia Tbk √ √ √
33. PT Trias Sentosa Tbk √ √ √
34. PT Tempo Scan Pacific Tbk √ √ √
35. PT Unilever Indonesia Tbk √ √ √
Sumber: Data diolah penulis, 2010
Perusahaan-perusahaan manufaktur yang memenuhi ketiga kriteria
tersebut ada sebanyak 30 perusahaan. Dengan demikian jumlah sampel dalam
penelitian ini adalah sebanyak 30 perusahaan.
C. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif
yaitu data yang diukur dalam suatu skala secara numerik (Kuncoro, 2003 : 124).
Data yang digunakan adalah laporan keuangan tahunan perusahaan-perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008 dan 2009.
Data ini merupakan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari sumber kedua
atau sumber sekunder dari data yang kita butuhkan (Bungin, 2005 : 122). Data
tersebut diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) 2009 dan
D. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel
independen (bebas) dan variabel dependen (terikat).
1. Variabel independen (bebas)
Variabel independen menurut Sugiyono (2006 : 3) adalah “variabel yang
menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen (variabel terikat)”.
Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio keuangan
yang terdiri dari net profit margin dan market book value.
a. Net Profit Margin (NPM)
Net Profit Margin (X1) adalah kemampuan sales / penjualan perusahaan
untuk memperoleh laba (Brigham and Gapenski, 1996:42).
NPM = Laba bersih setelah pajak × 100% Penjualan bersih
Dalam penelitian ini, rumus untuk mengukur pertumbuhan Net Profit
Margin yaitu dengan:
%
Market Book Vakue (X2) adalah perbandingan harga saham dipasar dengan
nilai buku saham tersebut yang di gambarkan di Neraca.
Dalam penelitian ini, rumus untuk mengukur pertumbuhan Market Book
Value yaitu dengan:
%
2. Variabel dependen (terikat)
Variabel dependen menurut Sugiyono (2006 : 3) adalah “variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”. Variabel
dependen dalam penelitian ini adalah pertumbuhan laba bersih dari setiap
perusahaan yang terpilih menjadi sampel. Pertumbuhan laba perusahaan
menyatakan berapa besar peningkatan laba perusahaan. Rumus untuk
menghitung pertumbuhan laba dinyatakan sebagai berikut:
Pertumbuhan Laba = 100%
Tahun
Definisi operasional dan pengukuran variabel penelitian disajikan dalam
tabel 3.2.
Tabel 3.2 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian
Variabel Indikator Sub Variabel Skala
X1 Pertumbu
han NPM
Net Profit Margin, yaitu kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan yang diperoleh dari setiap penjualan.
Market Book Value, indikator yang umumnya dipakai investor untuk mengukur tingkat ketertarikan terhadap harga saham tertentu..
Variabel Indikator Sub Variabel Skala Y Pertumbu
han Laba
Perubahan laba, yaitu
peningkatan laba bersih. LabaBersih Tahun t-1 100% 1
Sumber: Data diolah penulis, 2010
E. Metode Analisis Data 1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif merupakan statistik yang menggambarkan fenomena
atau karakteristik dari data (Jogiyanto, 2004 : 163). Statistik deskriptif
memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata
(mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan
skewness (kemencengan distribusi). Dalam penelitian ini penulis menjabarkan
statistik deskriptif berupa mean, maksimum, minimum, dan standar deviasi.
2. Pengujian Asumsi Klasik
Metode analisis data yang digunakan adalah model analisis regresi
berganda dengan bantuan software SPSS versi 16 for Windows. Untuk
menghasilkan suatu model yang baik, analisis regresi memerlukan pengujian
asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Pengujian asumsi klasik
tersebut meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas,
dan uji autokorelasi.
a. Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2005 : 110) “ uji normalitas bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki
distribusi normal”. Cara yang dapat digunakan untuk menguji apakah variabel
melakukan uji Kolmogorov-Smirnov terhadap model yang diuji. Kriteria
pengambilan keputusan adalah apabila nilai signifikansi atau probabilitas >
0.05, maka residual memiliki distribusi normal dan apabila nilai signifikansi
atau probabilitas < 0.05, maka residual tidak memiliki distribusi normal.
Selain itu, uji normalitas juga dapat dilakukan dengan melakukan analisis
grafik normal probability plot dan grafik histogram. Dasar pengambilan
keputusan dalam uji normalitas menurut Ghozali (2005 : 110) sebagai berikut:
1) jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas dan
2) jika data menyebar jauh dari diagonal dan / atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi
yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen
(Ghozali, 2005 : 91). Multikolinearitas dapat dideteksi dengan melihat nilai
tolerance dan variance inflation factor (VIF). Nilai cut off yang umum
dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance
<0.10 atau sama dengan nilai VIF >10 (Ghozali, 2005 : 92).
c. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (2005 : 105) “uji heteroskedastisitas bertujuan menguji
apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
terjadi heteroskedastisitas. Cara mendeteksi ada atau tidaknya
heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi
variabel dependen. Menurut Ghozali (2005 : 105) dasar analisis untuk
menentukan ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu:
1) jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas,
2) jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Uji Heteroskedastisitas dilakukuan dengan 2 pendekatan, yaitu:
a) Pendekatan Grafik
b) Pendekatan Statistik
d. Uji Autokorelasi
Menurut Ghozali (2005 : 95) “uji autokorelasi bertujuan menguji apakah
dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya)”. Cara
yang dapat dilakukan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi adalah
dengan melakukan uji Durbin Watson. Pengambilan keputusan ada tidaknya
autokorelasi dapat dilihat dalam tabel 3.3.
Tabel 3.3
Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Durbin Watson
Hipotesis Nol Keputusan Jika
Tidak ada autokorelasi positif
Tolak 0 < d < dl
Tidak ada autokorelasi positif
No decision dl ≤ d ≤ du
Tidak ada korelasi negatif Tolak 4 − dl < d < 4
Hipotesis Nol Keputusan Jika Tidak ada korelasi, positif
atau negatif
Tidak ditolak Du < d < 4 − du
Sumber: Ghozali, 2005 : 96
3. Pengujian Hipotesis
Hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan analisis regresi linear
berganda. Model regresi untuk menguji hipotesis tersebut dinyatakan dalam
bentuk fungsi perubahan laba.
Y = β0+ β1X1 + β2X2 + e
Y = pertumbuhan laba
β0 = konstanta
X1 = net profit margin
X2 = market to book value
β1, β2 = koefisien regresi
e = variabel pengganggu
a. Adjusted R2
Pengujian Adjusted R2 digunakan untuk mengukur proporsi atau
persentase sumbangan variabel independen yang diteliti terhadap variasi naik
turunnya variabel dependen. Adjusted R2 berkisar antara nol sampai dengan 1
(0≤ Adjusted R2≤1). Hal ini berarti bila adjusted R2 = 0 menunjukkan tidak
adanya pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen. Bila
adjusted R2 semakin besar mendekati 1, menunjukkan semakin kuatnya
R2 semakin kecil mendekati 0, maka dapat dikatakan semakin kecilnya
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
b. Uji signifikansi simultan
Secara simultan, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji F-test. Menurut
Ghozali (2005 : 84) “uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua
variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen / terikat”. Uji ini
dilakukan dengan membandingkan signifikansi Fhitung dengan ketentuan:
− jika Fhitung < Ftabel pada α 0.05, maka H1 ditolak dan
− jika Fhitung > Ftabel pada α 0.05, maka H1 diterima.
c. Uji signifikansi parsial
Secara parsial, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t-test. Menurut
Ghozali (2005 : 84) “uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh
pengaruh satu variabel penjelas / independen secara individual dalam
menerangkan variabel dependen”.
Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi thitung dengan ketentuan:
− jika thitung < ttabel pada α 0.05, maka Hi ditolak dan
F. Jadwal Penelitian
Tabel 3.4 Jadwal Penelitian Tahapan
Penelitian
Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei
Pencarian Data Awal
Penyelesaian Proposal
Bimbingan dan Perbaikan Proposal
Seminar Proposal
Pengumpulan dan Pengolahan Data
Analisis Data
Bimbingan Skripsi
Penyelesaian Skripsi
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Data Penelitian
Objek penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. Pada tanggal 30 November 2007 Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan
Bursa Efek Surabaya (BES) resmi berganti nama menjadi Bursa Efek Indonesia
(BEI). Setelah dilakukan pemilihan sampel dengan teknik purposive sampling
diperoleh 30 perusahaan. Daftar perusahaan berdasarkan tanggal listing di Bursa
Efek Indonesia dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1
Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur
No Stocks Nama Emiten Tanggal Berdiri Tanggal Listing
1 ADMG Polychem Indonesia 25 April 1986 20 Oktober 1993 2 ARNA Arwana Citra Mulia 22 Februari 1993 17 Juli 2001 3 ASII Astra International 20 Februari 1957 04 April 1990
4 AUTO Astra Otoparts 20 september 1991 15 Juni 1998
5 BUDI Budi Acid Jaya 15 Januari 1979 08 Mei 1995
6 ESTI Ever Shine Textile Inds 11 Desember 1973 13 Oktober 1992 7 GDYR Goodyear Indonesia 26 Januari 1917 22 Desember 1980
8 GGRM Gudang Garam 26 Juni 1958 27 Agustus 1990
9 GJTL Gajah Tunggal 24 Agustus 1951 08 Mei 1990
10 HDTX Panasia Indosyntec 06 April 1973 06 Juni 1990
11 IGAR Kageo Igar Jaya 30 Oktober 1975 31 Desember 2008 12 INCI Intanwijaya Internasional 23 April 1982 24 Juli 1990 13 INDF Indofood Sukses Makmur 14 Agustus 1990 14 Juli 1994
14 ELSA Elnusa 25 Januari 1969 06 Februari 2008
15 INTP Indocement Tunggal Prakasa 16 Januari 1985 05 desember 1989 16 KDSI Kedawung Setia Industrial 09 Januari 1973 29 Juli 1996 17 KKGI Resource Alam Indonesia 8 Juli 1981 1 Juli 1991
18 KLBF Kalbe Farma 10 September 1966 30 Juli 1991
19 LPIN Multi Prima Sejahtera 07 Januari 1982 05 Februari 1990
20 NIPS Nipress 24 April 1975 24 Juli 1991
No Stocks Nama Emiten Tanggal Berdiri Tanggal Listing
22 SMCB Holcim Indonesia 15 Juni 1971 10 Agustus 1977
23 SMGR Semen Gresik 25 Maret 1953 08 Juli 1991
24 SOBI Sorini Agro Asia Corporindo 07 Februari 1983 03 Agustus 1992
25 SPMA Suparma 25 Agustus 1976 16 November 1994
26 SULI Sumalindo Lestari Jaya 14 April 1980 21 Maret 1994 27 INCO International Nickel Indnesia 25 Juli 1968 16 Mei 1990
28 TRST Trias Sentosa 23 November 1979 02 Juli 1990
29 TSPC Tempo Scan Pacific 20 Mei 1970 17 Juni 1994
30 UNVR Unilever Indonesia 05 Desember 1933 11 Januari 1982
Sumber : Data diolah penulis, 2010
Periode penelitian dilakukan pada tahun 2009 dengan menggunakan
laporan keuangan emiten pada tahun 2008 dan 2009 dalam menilai pertumbuhan
rasio keuangan dan pertumbuhan laba. Pertumbuhan rasio keuangan dan
pertumbuhan laba dinyatakan dalam persen. Data penelitan secara keseluruhan
berjumlah 30 sampel. Berikut ini akan dijelaskan mengenai data variabel
penelitian yang dianalisis dalam penelitian ini.
Tabel 4.2
Data Variabel Penelitian No Stocks Pertumbuhan
Net Profit Margin
16 KDSI 300 85.19 83.87
Sumber: Data diolah penulis, 2010
Pada tabel 4.2 menunjukan bahwa pertumbuhan Net Profit Margin
tertinggi adalah PT Goodyear Indonesia Tbk dengan nilai 1484.62 persen dan
terendah adalah PT Tempo Scan Pacific Indonesia dengan nilai pertumbuhan 1.23
persen. Pada variabel Market Book Value nilai pertumbuhan tertinggi adalah PT
Sumalindo Lestari Jaya Tbk dengan nilai 258.57 persen dan terendah adalah PT
Panasia Indosyntec Tbk dengan nilai 1.79 persen. Dan pada variabel
Pertumbuhan Laba nilai tertinggi adalah PT Goodyear Indonesia dengan nilai
14,811.06 persen dan terendah adalah PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk dengan
nilai -60.45 persen, artinya bahwa pada tahun 2009 PT Sumalindo Lestari Jaya
Tbk mengalami penurunan laba sebesar 60.45 persen.
B. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan penjelasan mengenai nilai minimum, nilai
maksimum, nilai rata-rata (mean), dan nilai standar deviasi dari variabel-variabel
Tabel 4.3 Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
NPM 30 1.23 1484.62 1.8546E2 301.50136
MBV 30 1.79 975.00 1.1385E2 177.70726
Pertumbuhan_laba 30 -60.45 14811.06 5.8859E2 2688.42670
Valid N (listwise) 30
Sumber: Data diolah penulis, 2010
Tabel 4.3 menunjukan bahwa hanya variabel Pertumbuhan Laba yang
memiliki nilai minus, artinya bahwa suatu perusahaan mengalami penurunan laba
sebesar 60.45 persen pada suatu periode tertentu. Berikut ini perincian data
deskriptiv yang telah diolah:
1. Variabel Net Profit Margin memiliki nilai minimum sebesar 1.23, nilai
maksimum sebesar 1484.62, rata-rata sebesar 1.8546, dan standar deviasi
sebesar 301.50136 dengan jumlah pengamatan sebanyak 30 sampel.
2. Variabel Market Book Value memiliki nilai minimum sebesar 1.79,
maksimum sebesar 975.00, rata-rata sebesar 1.1385, dan standar deviasi
sebesar 177.70726 dengan jumlah pengamatan sebanyak 30 sampel.
3. Variabel pertumbuhan laba memiliki nilai minimum sebesar -60.45,
maksimum sebesar 14811.06, rata-rata sebesar 5.8859 dan standar deviasi
C. Pengujian Asumsi Klasik
Untuk menghasilkan suatu model regresi yang baik, analisis regresi
memerlukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis.
Apabila terjadi penyimpangan dalam pengujian asumsi klasik perlu dilakukan
perbaikan terlebih dahulu.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel residual
berdistribusi normal. Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji apakah
residual berdistribusi normal adalah uji statistik non parametrik
Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan membuat hipotesis.
H0 : Data residua l berdistribusi normal
HA : Data residual tidak berdistribusi normal
Apabila nilai signifikansi lebih besar dari 0.05, maka H0 diterima dan
sebaliknya jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05, maka H0 ditolak atau HA
diterima.
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 30
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 1.50590617E3
Most Extreme Differences Absolute .268
Positive .268
Negative -.193
Kolmogorov-Smirnov Z 1.468
Asymp. Sig. (2-tailed) .027
Dari hasil pengolahan data pada tabel 4.4 diperoleh besarnya nilai
Kolmogorov-Smirnov adalah 1.468 dan signifikan pada 0.027. Nilai
siginifikansi lebih kecil dari 0.05, maka H0 ditolak yang berarti data residual
berdistribusi tidak normal. Data yang tidak berdistribusi normal dapat
disebabkan oleh adanya data yang outlier yaitu data yang memiliki nilai yang
sangat menyimpang dari nilai data lainnya. Beberapa cara mengatasi data outlier
menurut Erlina (106 : 2007) yaitu:
− lakukan transformasi data ke bentuk lainnya,
− lakukan trimming, yaitu membuang data outlier
− lakukan winsorizing, yaitu mengubah nilai data yang outlier ke suatu nilai
tertentu.
Untuk mengubah nilai residual agar berdistribusi normal, penulis
melakukan transformasi data ke model logaritma natural (Ln) dari Perubahan
Laba= f(NPM, MBV) menjadi Ln_Perubahan Laba= f(Ln_NPM, Ln_MBV).
Transformasi data ke dalam bentuk logaritma natural menyebabkan data yang
bernilai negatif tidak dapat ditransformasi sehingga menghasilkan missing
values. Setiap data yang terdapat missing values akan dihilangkan dan
diperoleh jumlah sampel yang valid menjadi 25 pengamatan. Kemudian data
diuji ulang berdasarkan asumsi normalitas, berikut ini hasil pengujian dengan
Tabel 4.5
Hasil Uji Normalitas Pada Data Setelah Transformasi Logaritma Natural One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Ln_NPM Ln_MBV
Ln_Pertumbuha n_laba
N 30 30 25
Normal Parametersa Mean 4.3016 4.0296 4.4951
Std. Deviation 1.53757 1.27526 1.77699
Most Extreme Differences Absolute .145 .094 .184
Positive .081 .082 .184
Negative -.145 -.094 -.126
Kolmogorov-Smirnov Z .794 .517 .922
Asymp. Sig. (2-tailed) .554 .952 .363
Sumber: Data diolah penulis, 2010
Dari hasil pengolahan data pada tabel 4.5 diperoleh besarnya nilai
Kolmogorov-Smirnov adalah 0.922 dan signifikan pada 0.363. Nilai signifikansi
lebih besar dari 0.05, maka H0 diterima yang berarti data residual berdistribusi
normal. Setelah data berdistribusi normal dapat dilanjutkan dengan uji asumsi
klasik lainnya. Untuk lebih jelas berikut ini dilampirkan grafik histogram dan
Gambar 4.1 Histogram Sumber : Data diolah penulis, 2010
Grafik histogram pada gambar 4.1 menunjukkan pola distribusi normal
karena grafik tidak menceng kiri maupun menceng kanan. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa model regresi telah memenuhi asumsi normalitas.