SKRIPSI
PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA
EFEK INDONESIA PERIODE 2009 - 2013
OLEH
ABDUL HADI RIZKI PRADANA 110522140
PROGRAM STUDI STRATA 1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan dengan sesungguhnya
bahwa skripsi saya yang berjudul “ Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap
Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2009-2013” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang
disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga,
dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau
dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika
penulisan ilmiah.
Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam
skripsi saya ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
Medan, Oktober 2014
Yang membuat pernyataan
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya serta
shalawat beriring salam penulis panjatkan kepada Nabi Muhammad SAW atas
segala akhlaknya yang mulia.
Skripsi ini berjudul “Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan
Laba Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di bursa Efek Indonesia
Periode 2009-2013”. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis telah banyak
menerima bantuan dan dukungan dari berbagai pihak baik langsung maupun tidak
langsung. Dengan segala keikhlasan dan kerendahan hati izinkanlah penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ak, CA, selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak dan Bapak Drs. Hotmal
Ja’far, M.M, Ak, selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak selaku Ketua Program Studi S-1
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak, selaku Sekretaris Program Studi S-1
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan
sebagai dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu, pikiran dan tenaga
5. Bapak Drs. Rustam, M.Si, Ak, selaku Dosen Penguji dan Bapak Drs. Zainul
Bahri Torong, M.Si, Ak selaku dosen pembanding.
6. Kedua orangtua penulis ayahanda Alm. Muhammad Syafi’i dan ibunda Tuty
Irawaty yang senantiasa melimpahkan cinta dan kasih sayang kepada penulis
serta selalu mendoakan dan mendukung dalam penyelesaian skripsi ini dan
kepada seluruh teman-teman penulis yang telah membantu selama masa
perkuliahan sampai selesainya skripsi ini.
Penulis menyadari skripsi ini masih terdapat kekurangan dikarenakan
keterbatasan kemampuan penulis. Sehingga penulis mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun untuk perbaikan. Akhir kata penulis berharap agar
kiranya skripsi ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.
Medan, Oktober 2014
Abdul Hadi Rizki Pradana
ABSTRAK
Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009 – 2013
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013. Hipotesis dalam penelitian ini adalah rasio keuangan berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013.
Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan teknik pengolahan data kuantitatif. Sampel data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 45 perusahaan dari populasi sebanyak 140 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan memiliki laporan keuangan lengkap yang telah diaudit mulai dari tahun 2009 – 2013. Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan mengunggah laporan keuangan yang diperoleh dari internet melalui situs www.idnfinancials.com. Metode analisis data yang digunakan adalah pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan variabel Current Ratio (CR), Cash Ratio (CAR), Debt to Equity Ratio (DER), Total Assets Turnover (TATO), Inventory Turnover (ITO), Return On Equity (ROE), Gross Profit Margin (GPM) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel pertumbuhan laba (Y). Secara parsial, hanya variabel Current Ratio (CR) yang berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba sedangkan variabel Cash Ratio (CAR), Debt to Equity Ratio (DER), Total Assets Turnover (TATO), Inventory Turnover (ITO), Return On Equity (ROE) dan Gross Profit Margin (GPM) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba. Hasil uji Koefisien Determinasi (R-Square) dapat dilihat bahwa kemampuan Current Ratio (CR), Cash Ratio (CAR), Debt to Equity Ratio (DER), Total Assets Turnover (TATO), Inventory Turnover (ITO), Return On Equity (ROE), Gross Profit Margin (GPM) terhadap pertumbuhan laba sebesar 6,1% dan sisanya 93,9% dipengaruhi oleh variabel lain diluar model penelitian ini.
ABSTRACT
Influence of Financial Ratios toward Growth of Profit in Manufacturing Companies Listed in Indonesia Stock Exchange Period 2009 - 2013
The purpose is determining influence of financial ratios toward growth of profit in manufacturing companies listed in Indonesia stock exchange period 2009 – 2013. The hypothesis is influence of financial ratios toward growth of profit in manufacturing companies listed in Indonesia stock exchange period 2009 – 2013 simultaneously and partially.
Processing of the data is using quantitative techniques. The samples are 45 companies from a population of 140 companies listed in Indonesia Stock Exchange and has completed financial statements which have been audited from 2009 – 2013. The collection of data is by uploading the financial statements obtained from www.idnfinancials.com. The method of analysis are the classical assumption testing] and hypothesis testing.
The results showed that variable current ratio (CR), Cash Ratio (CAR), Debt to Equity Ratio (DER), Total Assets Turnover (TATO), Inventory Turnover (ITO), Return on Equity (ROE), Gross Profit Margin (GPM) significantly affect toward growth of profit (Y) simultaneously. Partially, only the variable Current Ratio (CR) which significantly affect toward growth of profit, while the variable Cash Ratio (CAR), Debt to Equity Ratio (DER), Total Assets Turnover (TATO), Inventory Turnover (ITO), Return on Equity (ROE) and Gross profit Margin (GPM) aren’t significantly affect toward growth of profit. The Coefficient of Determination (R-Square) which can be seen that the ability of the Current Ratio (CR), Cash Ratio (CAR), Debt to Equity Ratio (DER), Total Assets Turnover (TATO), Inventory Turnover (ITO), Return on Equity (ROE), Gross profit Margin (GPM) toward growth of profit only 6.1% and the remaining 93.9% is influenced by other variables outside the model of this research.
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
2.4 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 11
2.5 Kerangka Konseptual ... 15
2.6 Hipotesis Penelitian ... 18
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 20
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 57
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 61
... 5.2 Keterbatasan Penelitian... 62
5.2 Saran ... 62
DAFTAR PUSTAKA ... 64
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 13
3.1 Daftar Populasi dan Sampel Penelitian ... ... 21
3.2 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 30
3.3 Koefisien Korelasi dan Taksiran ... 36
4.1 Sampel Penelitian ... 37
4.2 Statistik Deskriptif ... 39
4.3 Uji Kolmogorov - Smirnov ... 42
4.4 Uji Kolmogorov – Smirnov Setelah Transformasi ... 42
4.5 Tolerance and VIF (Variance Inflation Factor)... 44
4.6 Uji Statistik Glejser ... 46
4.7 Uji Durbin - Watson ... 47
4.8 Uji Runs Test ... 48
4.9 Uji Box-Ljung ... 49
4.10 Regresi Linear Berganda ... 50
4.11 Hasil Uji F ... 53
4.12 Hasil Uji t ... 54
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
2.1 Kerangka Konseptual ... 18
4.1 Grafik Normal Probability Plot ... 43
4.2 Grafik Scatterplot ... 45
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Halaman
Lampiran i Daftar Sampel Perusahaan ... 66
Lampiran ii Perhitungan Variabel ... 68
Lampiran iii Hasil Output Statistik Deskriptif ... 88
Lampiran iv Hasil Output Uji Normalitas ... 88
Lampiran v Hasil Output Uji Multikolinearitas ... 90
Lampiran vi Hasil Output Uji Heteroskedastisitas ... 90
Lampiran vii Hasil Output Uji Autokorelasi ... 91
ABSTRAK
Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009 – 2013
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013. Hipotesis dalam penelitian ini adalah rasio keuangan berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013.
Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan teknik pengolahan data kuantitatif. Sampel data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 45 perusahaan dari populasi sebanyak 140 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan memiliki laporan keuangan lengkap yang telah diaudit mulai dari tahun 2009 – 2013. Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan mengunggah laporan keuangan yang diperoleh dari internet melalui situs www.idnfinancials.com. Metode analisis data yang digunakan adalah pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan variabel Current Ratio (CR), Cash Ratio (CAR), Debt to Equity Ratio (DER), Total Assets Turnover (TATO), Inventory Turnover (ITO), Return On Equity (ROE), Gross Profit Margin (GPM) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel pertumbuhan laba (Y). Secara parsial, hanya variabel Current Ratio (CR) yang berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba sedangkan variabel Cash Ratio (CAR), Debt to Equity Ratio (DER), Total Assets Turnover (TATO), Inventory Turnover (ITO), Return On Equity (ROE) dan Gross Profit Margin (GPM) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba. Hasil uji Koefisien Determinasi (R-Square) dapat dilihat bahwa kemampuan Current Ratio (CR), Cash Ratio (CAR), Debt to Equity Ratio (DER), Total Assets Turnover (TATO), Inventory Turnover (ITO), Return On Equity (ROE), Gross Profit Margin (GPM) terhadap pertumbuhan laba sebesar 6,1% dan sisanya 93,9% dipengaruhi oleh variabel lain diluar model penelitian ini.
ABSTRACT
Influence of Financial Ratios toward Growth of Profit in Manufacturing Companies Listed in Indonesia Stock Exchange Period 2009 - 2013
The purpose is determining influence of financial ratios toward growth of profit in manufacturing companies listed in Indonesia stock exchange period 2009 – 2013. The hypothesis is influence of financial ratios toward growth of profit in manufacturing companies listed in Indonesia stock exchange period 2009 – 2013 simultaneously and partially.
Processing of the data is using quantitative techniques. The samples are 45 companies from a population of 140 companies listed in Indonesia Stock Exchange and has completed financial statements which have been audited from 2009 – 2013. The collection of data is by uploading the financial statements obtained from www.idnfinancials.com. The method of analysis are the classical assumption testing] and hypothesis testing.
The results showed that variable current ratio (CR), Cash Ratio (CAR), Debt to Equity Ratio (DER), Total Assets Turnover (TATO), Inventory Turnover (ITO), Return on Equity (ROE), Gross Profit Margin (GPM) significantly affect toward growth of profit (Y) simultaneously. Partially, only the variable Current Ratio (CR) which significantly affect toward growth of profit, while the variable Cash Ratio (CAR), Debt to Equity Ratio (DER), Total Assets Turnover (TATO), Inventory Turnover (ITO), Return on Equity (ROE) and Gross profit Margin (GPM) aren’t significantly affect toward growth of profit. The Coefficient of Determination (R-Square) which can be seen that the ability of the Current Ratio (CR), Cash Ratio (CAR), Debt to Equity Ratio (DER), Total Assets Turnover (TATO), Inventory Turnover (ITO), Return on Equity (ROE), Gross profit Margin (GPM) toward growth of profit only 6.1% and the remaining 93.9% is influenced by other variables outside the model of this research.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pasar modal merupakan salah satu alternatif sumber pendanaan bagi
perusahaan sekaligus sarana investasi bagi para investor. Pasar modal secara
umum dapat diidentikkan dengan sebuah tempat dimana modal
diperdagangkan antara investor dengan orang yang membutuhkan modal
issuer untuk mengembangkan investasi. Dalam Undang-Undang No. 8 tahun
1995, pasar modal didefinisikan sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan
penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan
dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan
dengan efek.
Keberadaan pasar modal di Indonesia merupakan salah satu faktor
terpenting dalam ikut membangun perekonomian nasional, terbukti telah
banyak industri dan perusahaan yang menggunakan institusi pasar modal ini
sebagai media untuk menyerap investasi dan media untuk memperkuat posisi
keuangannya.
Membaiknya kinerja pasar modal merupakan barometer bagi sehatnya
perekonomian yang akan menimbulkan kegairahan investor untuk kembali
berinvestasi. Timbulnya anggapan bahwa fluktuasi yang besar pada nilai tukar
sebagai faktor utama yang mampu menjelaskan fluktuasi yang besar pada
Indonesia pada saat krisis ekonomi bukan disebabkan oleh faktor fundamental
semata.
Menghadapi persaingan dalam era globalisasi saat ini setiap
perusahaan dituntut untuk dapat melakukan pengelolaan terhadap
fungsi-fungsi penting yang ada dalam perusahaan secara efektif dan efisien sehingga
perusahaan dapat lebih unggul dalam persaingan yang dihadapi. Dengan
tingginya tingkat return yang diperoleh pemegang saham maka para
pemegang saham akan meningkat. Disamping itu juga bertujuan untuk
mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan dan melakukan
pengembangan usahanya (Rakhmawati, 2008).
Financial Accounting Standards Board – FASB (1978), Statement Of
Financial Accounting Concepts No.1, menyatakan bahwa fokus utama laporan
keuangan adalah laba, jadi informasi laporan keuangan seharusnya
mempunyai kemampuan untuk memprediksi laba dimasa depan. Laba
(penghasilan bersih) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama satu periode
akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva. Berdasarkan
konsep akuntansi, laba adalah selisih lebih antara pendapatan yang berasal dari
transaksi perusahaan pada periode tertentu dengan biaya yang dikeluarkan
untuk memperoleh pendapatan tersebut. Laba seringkali digunakan sebagai
dasar perpajakan, pengambilan keputusan investasi, prediksi untuk peramalan
laba yang akan datang dan sebagai penilaian kinerja perusahaan.
Para pelaku bisnis dan pemerintah dalam pengambilan keputusan
perusahaan. Dari laporan keuangan, perusahaan dapat memperoleh informasi
tentang performance (kinerja) perusahaan, aliran kas perusahaan dan
informasi lain yang berkaitan dengan laporan keuangan. Oleh karena itu,
analisis laporan keuangan sangat diperlukan untuk memahami informasi
laporan keuangan. Dalam menganalisis dan menilai kondisi keuangan
perusahaan serta prospek pertumbuhan labanya, ada beberapa teknik analisis
yang dapat digunakan. Salah satu alternatif untuk mengetahui apakah
informasi keuangan yang dihasilkan dapat bermanfaat untuk memprediksi
pertumbuhan laba, termasuk kondisi keuangan di masa depan adalah dengan
melakukan analisis rasio keuangan. Analisis rasio keuangan adalah salah satu
cara pemrosesan dan penginterpretasian informasi akuntansi yang dinyatakan
dalam artian relatif maupun absolut untuk menjelaskan hubungan tertentu
antara angka yang satu dengan angka yang lain dari suatu laporan keuangan
(Suhardito dkk, 2000).
Laba merefleksikan telah terjadinya proses peningkatan atau
penurunan ekuitas dari berbagai sumber transaksi. Untuk mengukur dan
memprediksi laba perusahaan dapat menggunakan rasio keuangan. Hal ini
menjadikan rasio keuangan dapat menjadi faktor dalam mengevaluasi
keadaan keuangan perusahaan masa lalu, sekarang, dan memproyeksikan
laba yang akan datang (Juliana dan Sulardi, 2003). Selain itu, rasio
keuangan dapat dipakai sebagai sistem peringatan awal terhadap
kemunduran kondisi keuangan dari suatu perusahaan.
kelemahan yang dihadapi perusahaan di bidang keuangan yang pada dasarnya
tidak hanya berguna bagi kepentingan intern perusahaan, melainkan juga bagi
pihak eksternal. Selain itu, rasio keuangan dapat dipakai sebagai sistem
peringatan awal (early warning system) terhadap kemunduran kondisi
keuangan dari suatu perusahaan. Dengan rasio keuangan, investor dapat
dibimbing untuk membuat keputusan atau perimbangan tentang apa yang akan
dicapai oleh perusahaan dan bagaimana prospek yang akan dihadapi di masa
yang akan datang. Seperangkat laporan keuangan utama belum dapat memberi
manfaat maksimal bagi pemakai sebelum pemakai menganalisis laporan
keuangan tersebut lebih lanjut dalam bentuk analisis laporan keuangan yang
didalamnya termasuk analisis terhadap rasio-rasio keuangan. Analisis laporan
keuangan mencurahkan perhatian kepada penghitungan rasio agar dapat
mengevaluasi keadaan financial masa lalu, sekarang, dan memproyeksikan
hasil atau laba yang akan datang. Analisis ini dilakukan dengan mengukur
hubungan antara unsur-unsur tersebut dari tahun ke tahun untuk mengetahui
arah perkembangannya (Thaussie Nurvigia, 2010 : 3).
Terdapat beberapa penelitian yang mengkaitkan pengaruh rasio
keuangan terhadap pertumbuhan laba diantaranya adalah Thaussie Nurvigia
(2010), Analisis Rasio – Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba pada
Perusahaan Otomotif yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian
tersebut adalah current ratio, quick ratio, working capital to total asset, debt
to equity ratio, profit margin secara simultan memiliki pengaruh yang
berpengaruh secara signifikan dan negatif, working capital to total asset
berpengaruh signifikan dan positif, debt to equity ratio tidak berpengaruh
secara signifikan dan positif, serta profit margin berpengaruh secara signifikan
dan positif. Indah Widya Ningsih (2010), Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap
Pertumbuhan Laba Perusahaan Manufaktur Industri Makanan dan Minuman
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian tersebut adalah
berdasarkan uji simultan current ratio, debt to equity ratio, debt to asset ratio,
total asset turnover, return on equity, return on asset, gross profit margin,
inventory turnover berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba,
berdasarkan uji parsial current ratio, total asset turnover, inventory turnover
bepengaruh signifikan, debt to equity ratio, debt to asset ratio, return on asset,
return on equity, gross profit margin tidak bepengaruh signifikan terhadap
petumbuhan laba. Danny Oktanto dan Muhammad Nuryatno (2014), Pengaruh
Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2011. Hasil penelitian tersebut
adalah secara parsial quick ratio, total asset turnover, tidak berpengaruh
terhadap perubahan laba, Secara simultan quick ratio, debt to equity ratio,
debt to total asset, total asset turnover, inventory turnover berpengaruh secara
serempak terhadap perubahan laba.
Dari uraian diatas peneliti tertarik untuk mengambil judul penelitian
yaitu “Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka perumusan
masalah dalam penelitian ini adalah
1. Apakah current ratio berpengaruh secara signifikan terhadap
pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2009-2013?
2. Apakah cash ratio berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan
laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2009-2013?
3. Apakah debt to equity ratio berpengaruh secara signifikan terhadap
pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2009-2013?
4. Apakah total asset turnover berpengaruh secara signifikan terhadap
pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2009-2013?
5. Apakah inventory turnover berpengaruh secara signifikan terhadap
pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2009-2013?
6. Apakah return on equity berpengaruh secara signifikan terhadap
pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2009-2013?
7. Apakah gross profit margin berpengaruh secara signifikan terhadap
Efek Indonesia periode 2009-2013?
8. Apakah rasio keuangan berpengaruh secara simultan terhadap
pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2009-2013?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh current ratio terhadap pertumbuhan laba
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2009-2013.
2. Untuk mengetahui pengaruh cash ratio terhadap pertumbuhan laba pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2009-2013.
3. Untuk mengetahui pengaruh debt to equity ratio terhadap pertumbuhan
laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2009-2013.
4. Untuk mengetahui pengaruh total asset turnover terhadap pertumbuhan
laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2009-2013.
5. Untuk mengetahui pengaruh inventory turnover terhadap pertumbuhan
laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2009-2013.
6. Untuk mengetahui pengaruh return on equity terhadap pertumbuhan laba
periode 2009-2013.
7. Untuk mengetahui pengaruh gross profit margin terhadap pertumbuhan
laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2009-2013.
8. Untuk mengetahui pengaruh rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2009-2013.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
1. Bagi peneliti yaitu, untuk memenuhi persyaratan akademis dan
tambahan wawasan sebagai pengetahuan peneliti tentang masalah yang
di teliti.
2. Bagi peneliti selanjutnya yaitu, untuk bahan pertimbangan dan
informasi yang nantinya dapat memberikan perbandingan dalam
mengadakan peneliti pada bidang yang sama di masa yang akan datang
dan sebagai bahan referensi untuk melakukan pengembangan penelitian
selanjutnya.
3. Bagi investor yaitu, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan dasar
pertimbangan dalam membuat keputusan investasi pada perusahaan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Keuangan
Rasio keuangan menurut Horne dalam Kasmir (2008:104) adalah
indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan
membagi satu angka dengan angka yang lainnya dalam satu periode
maupun beberapa periode.
Rasio keuangan menurut Brigham dan Houston (2006:94),
dirancang untuk membantu dalam mengevaluasi suatu laporan keuangan.
Rasio keuangan menurut Harahap (2006:297) adalah angka yang
diperoleh dari hasil perbandingan satu pos laporan keuangan dengan pos
lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (berarti).
Berdasarkan beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa
rasio keuangan adalah indeks yang mempunyai hubungan relevan dan
signifikan antara dua angka dalam pos-pos laporan keuangan dengan
membandingkan angka-angka tersebut dalam satu periode atau beberapa
periode dalam rangka membantu mengevaluasi suatu laporan keuangan.
2.2 Jenis Rasio Keuangan
Menurut Kasmir (2009:127), jenis rasio keuangan terdiri dari sebagai berikut:
a. Rasio Likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Jenis dari rasio likuiditas antara lain:
2. Rasio Cepat (Quick Ratio) merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau membayar kewajiban atau utang lancar dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai persediaan.
3. Rasio Kas (Cash Ratio) merupakan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang.
4. Rasio Perputaran Kas merupakan rasio yang mengukur tingkat kecukupan modal kerja perusahaan yang dibutuhkan untuk membayar tagihan dan membiayai penjualan.
5. Inventory to Net Working Capital merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur atau membandingkan antara jumlah persediaan yang ada dengan modal kerja perusahaan. b. Rasio Solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Jenis-jenis rasio solvabilitas antara lain:
1. Debt to Asset Ratio merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva.
2. Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas.
3. Long Term Debt to Equity Ratio merupakan rasio antara utang jangka panjang dengan modal sendiri.
4. Times Interest Earned merupakan rasio untuk mencari jumlah kali perolehan bunga.
5. Fixed Charge Coverage merupakan rasio yang dilakukan apabila perusahaan memperoleh utang jangka panjang atau menyewa aktiva berdasarkan kontrak sewa ( lease contract). c. Rasio Aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur tingkat efisiensi pemanfaatan sumber daya perusahaan (penjualan, persediaan, penagihan piutang, dan lainnya) atau rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari. Jenis-jenis rasio aktivitas antara lain:
1. Perputaran Piutang merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu periode atau berapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini akan berputar dalam satu periode.
2. Perputaran Persediaan merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam persediaan ini berputar dalam suatu periode.
3. Perputaran Modal Kerja merupakan salah satu rasio untuk mengukur atau menilai keefektifan modal kerja perusahaan selama periode tertentu.
aktiva tetap berputar dalam satu periode.
5. Total Assets Turnover merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva.
d. Rasio Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan atau laba dalam suatu periode tertentu. Jenis-jenis rasio profitabilitas antara lain:
1. Profit Margin on Sales merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur margin laba atas penjualan. 2. Return on Investment merupakan rasio yang menunjukkan
hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan.
3. Return on Equity merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.
4. Laba Per Lembar Saham Biasa merupakan rasio untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi pemegang saham.
2.3 Laba
Menurut Warren et.al (2005:25), laba bersih atau keuntungan bersih
(net income atau net profit) merupakan kelebihan pendapatan terhadap
beban-beban yang terjadi.
Menurut Wild et.al (2005:25) mendefinisikan laba sebagai berikut:
“Laba (earnings) atau laba bersih (net income) mengindikasikan profitabilitas perusahaan. Laba mencerminkan pengembalian kepada pemegang ekuitas untuk periode yang bersangkutan. Laba merupakan perkiraan atas kenaikan atau penurunan ekuitas sebelum distribusi kepada dan kontribusi dari pemegang ekuitas.”
Menurut Soemarso (2005:230), laba adalah selisih lebih pendapatan
atas beban sehubungan dengan kegiatan usaha.
2.4 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Terdapat beberapa penelitian yang mengkaitkan pengaruh rasio
keuangan terhadap pertumbuhan laba diantaranya adalah Thaussie
Laba pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
yang menggunakan variabel current ratio, quick ratio, working capital to
total asset, debt to equity ratio, profit margin sebagai variabel independen.
Hasil penelitian tersebut adalah current ratio, quick ratio, working capital
to total asset, debt to equity ratio, profit margin secara simultan memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan laba, secara parsial
current ratio tidak berpengaruh secara signifikan dan negatif, working
capital to total asset berpengaruh signifikan dan positif, debt to equity
ratio tidak berpengaruh secara signifikan dan positif, serta profit margin
berpengaruh secara signifikan dan positif. Indah Widya Ningsih (2010),
Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Perusahaan
Manufaktur Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia dengan menggunakan variabel Current Ratio, debt to equity
ratio, debt to asset ratio, total asset turnover, return on equity, return on
asset, gross profit margin, inventory turnover sebagai variabel independen.
Hasil penelitian tersebut adalah berdasarkan uji simultan current ratio,
debt to equity ratio, debt to asset ratio, total asset turnover, return on
equity, return on asset, gross profit margin, inventory turnover
berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba, berdasarkan uji parsial
current ratio, total asset turnover, inventory turnover berpengaruh
signifikan, debt to equity ratio, debt to asset ratio, return on asset, return
on equity, gross profit margin tidak bepengaruh signifikan terhadap
Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2011
dengan menggunakan variabel quick ratio, debt to equity ratio, debt to
total asset, total assetturnover, inventory turnover. hasil penelitian tersebut
adalah secara parsial quick ratio, total asset turnover, tidak berpengaruh
terhadap perubahan laba, secara simultan quick ratio, debt to equity ratio,
debt to total asset, total asset turnover, inventory turnover berpengaruh
secara serempak terhadap perubahan laba.
Berikut adalah penelitian terdahulu yang terlampir pada
3 Danny Oktanto Sumber : Data Diolah
2.5 Kerangka Konseptual
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah
rasio keuangan dan yang menjadi variabel dependen adalah pertumbuhan
laba.
Current ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang
segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Apabila rasio
lancar rendah, dapat dikatakan bahwa perusahaan kurang modal untuk
membayar utang sehingga laba perusahaan akan rendah karena akan
digunakan untuk membayar utang tersebut.
Rasio kas (Cash Ratio) merupakan alat yang digunakan untuk
mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang.
karena untuk membayar kewajiban masih memerlukan waktu untuk
menjual sebagian dari aktiva lancar lainnya sehingga berdampak pada laba
perusahaan yang akan berkurang karena kas digunakan untuk membayar
utang jangka pendek tersebut.
Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio yang digunakan
untuk menilai utang dengan kas dengan membandingkan seluruh utang
termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Semakin besar rasio ini,
akan semakin tidak menguntungkan karena semakin besar resiko yang
akan ditanggung karena perusahaan lebih banyak dibiayai oleh utang
sehingga laba perusahaan akan rendah karena diproyeksikan untuk
membayar utang tersebut.
Total Asset Turn Over (TATO) merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan
mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva.
Apabila rasio ini tinggi, penjualan akan semakin besar sehingga laba yang
akan diperoleh semakin besar dan begitu juga sebaliknya.
Invetory Turn Over (ITO) merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam persediaan ini berputar
dalam suatu periode. Apabila perputaran persediaan rendah berarti
perusahaan bekerja tidak efisien dan produktif dan banyak barang
persediaan yang menumpuk sehingga penjualan rendah yang berakibat
Return on Equity (ROE) merupakan rasio untuk mengukur laba
bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan
efisiensi pengunaan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini, maka semakin
baik karena laba bersih yang diperoleh semakin tinggi.
Gross Profit Margin (GPM) merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur margin laba atas penjualan. Apabila rasio ini tinggi, maka
laba perusahaan akan semakin tinggi karena rasio ini membandingkan
antara laba dengan penjualan.
Berdasarkan latar belakang masalah, tinjauan teoritis, dan tinjauan
penelitian terdahulu, maka dirumuskan kerangka konseptual penelitian
Variabel Independen Variabel Dependen
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual 2.6 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian mengenai
pengaruh rasio keuangan (Rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio
aktivitas dan rasio profitabilitas) terhadap perubahan laba pada perusahaan
manufaktur, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
H1: Current Ratio berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan
laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Current Ratio
X1
Cash Ratio X2
Debt to Equity Ratio X3
Indonesia periode 2009-2013.
H2: Cash Ratio berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan
laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2009-2013.
H3: Debt to Equity Ratio berpengaruh secara signifikan terhadap
pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013
H4: Total Asset Turnover berpengaruh secara signifikan terhadap
pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013.
H5: Inventory Turnover berpengaruh secara signifikan terhadap
pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013.
H6: Return On Equity berpengaruh secara signifikan terhadap
pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013.
H7: Gross Profit Margin berpengaruh secara signifikan terhadap
pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013.
H8: Rasio Keuangan berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap
pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan yaitu penelitian asosiatif kausal.
Menurut Umar (2003 : 30) penelitian asosiatif kausal adalah penelitian yang
bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel
lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain.
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono (2006:90) populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas subjek dan objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jumlah populasi dari
penelitian ini adalah 140 perusahaan (http://www.idnfinancials.com/).
Menurut Sugiyono (2006 : 96) sampel adalah bagian dari populasi
yang dipergunakan sebagai sumber data yang sebenarnya. Dengan kata lain,
sampel merupakan bagian dari populasi.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik
purposive sampling. Menurut Sugiono (2006 : 78) teknik purposive sampling
yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Berikut ini
merupakan kriteria pengambilan sampel yang ditetapkan yaitu :
1. Perusahaan manufaktur yang memiliki laporan keuangan lengkap
2. perusahaan manufaktur menerbitkan laporan keuangan secara
berturut-turut dan dinyatakan dalam rupiah (Rp).
3. Perusahaan yang menghasilkan laba selama masa penelitian.
Berdasarkan teknik pengambilan sampel diatas, maka pemilihan
sampel dengan teknik tersebut diatas diperoleh 45 perusahaan yang akan
digunakan sebagai sampel penelitian.
Tabel 3.1.
Daftar Populasi dan Sampel Penelitian
No. Nama Perusahaan Kriteria Sampel
120 Supreme Cable Manufacturing &
No. Nama Perusahaan Kriteria Sampel I II III
130 Toba Pulp Lestari Tbk - -
131 Tri Banyan Tirta Tbk - - 132 Trias Sentosa Tbk Sampel 42 133 Trisula International Tbk - - 134 Ultra Jaya Milk Tbk Sampel 43 135 Unggul Indah Cahaya Tbk. - -
136 Unilever Indonesia Tbk Sampel 44 137 Voksel Electric Tbk Sampel 45 138 Wilmar Cahaya Indonesia Tbk - - 139 Wismilak Inti Makmur Tbk - - 140 Yanaprima Hastapersada Tbk - - Sumber : www.idnfinancials.com
3.3 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder
yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi dan tidak memerlukan
pengolahan lebih lanjut, seperti laporan keuangan konsolidasi beserta laporan
auditor independen.
Menurut Umar (2003:60), “Data sekunder merupakan data primer yang
telah diolah lebih lanjut, misalnya dalam bentuk tabel, grafik, diagram,
gambar, dan sebagainya sehingga lebih informatif jika digunakan oleh pihak
lain”.
Sumber data diperoleh dari Bursa Efek Indonesia melalui situs
www.idnfinancials.com, www.idx.co.id dan website perusahaan yang diteliti berupa laporan keuangan sampel perusahaan yang dipublikasikan serta harga
Data yang diperoleh adalah kombinasi antara data time series dan data
cross section yang bersifat kuantitatif, yaitu data yang diukur dalam suatu
skala numerik atau angka.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan peneliti untuk mendapatkan data sekunder
adalah studi dokumentasi yaitu dengan mengumpulkan data sekunder berupa
catatan-catatan laporan keuangan, dan informasi lainnya yang berkaitan
dengan penelitian ini. Data penelitian ini diperoleh dari media internet dengan
cara mengunduh laporan keuangan perusahaan manufaktur dari Bursa Efek
Indonesia.
Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan
menggunakan model-model matematis, teori-teori dan/atau hipotesis yang
berkaitan dengan fenomena alam. Proses pengukuran adalah bagian yang
sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan yang
fundamental antara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari
hubungan-hubungan kuantitatif.
Dalam pengolahan data, peneliti menggunakan bantuan SPSS versi
21.0 untuk menganalisis data baik pengujian asumsi klasik maupun pengujian
hipotesis.
3.5 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Hasil
Defenisi operasional menjelaskan karakteristik dari objek ke dalam
elemen-elemen yang dapat diobservasi yang menyebabkan konsep dapat
digunakan dalam penelitian ini yaitu variabel dependen dan variabel
independen.
1. Variabel Independen
Variabel independen menurut Uma Sekaran (2006 : 117) adalah
variabel yang mempengaruhi variabel dependen, baik secara positif atau
negatif, yaitu jika terdapat variabel independen, variabel dependen juga
hadir, dan dengan setiap unit kenaikan dalam variabel independen,
terdapat pula kenaikan atau penurunan dalam variabel dependen. Variabel
independen dalam penelitian ini adalah Rasio Likuiditas, Rasio
Solvabilitas, Rasio Aktivitas, dan Rasio Profitabilitas.
a. Rasio Likuiditas
- Rasio Lancar (Current Ratio) menurut Kasmir (2008:134) adalah
rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar
kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada
saat ditagih secara keseluruhan. Rumus untuk menghitungnya
adalah:
Current Ratio =
- Rasio Kas (Cash Ratio) menurut Kasmir (2008:138) adalah alat
yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang
tersedia untuk membayar utang.
Cash Ratio Cash Equivalents or CashCurrent Liabilities
b. Rasio Solvabilitas
- Debt to Equity Ratio menurut Kasmir (2008:158) adalah rasio
yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rumus untuk
menghitungnya adalah:
c. Rasio Aktivitas
- Total Assets Turnover menurut Kasmir (2008:185) adalah rasio
yang digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva yang
dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah penjualan yang
diperoleh dari tiap rupiah aktiva. Rumus untuk menghitungnya
adalah:
- Perputaran Persediaan (Inventory Turnover) menurut Kasmir,
(2008:180) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur berapa
kali dana yang ditanam dalam persediaan ini berputar dalam suatu
periode. Rumus untuk menghitungnya adalah:
d. Rasio Profitabilitas
- Return on Equity menurut Kasmir (2008:204) adalah rasio untuk
mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rumus
untuk menghitungnya adalah:
- Gross Profit Margin menurut Kasmir (2008:199) adalah salah satu
rasio yang digunakan untuk mengukur margin laba atas penjualan.
Rumus untuk menghitungnya adalah:
2. Variabel Dependen
Variabel dependen menurut Uma Sekaran (2006 : 116) merupakan
variabel utama yang menjadi faktor yang berlaku dalam investigasi.
Variabel dependen merupakan variabel yang menjadi perhatian utama
peneliti. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pertumbuhan laba
bersih dari setiap perusahaan yang dipilih menjadi sampel. Pertumbuhan
laba perusahan menyatakan berapa besar peningkatan laba perusahaan.
Pertumbuhan laba dapat diterjemahkan dengan skala rasio sebagai berikut:
∆
Keterangan :
∆ = Pertumbuhan Laba
= Laba tahun sebelumnya
Penelitian ini menggunakan skala pengukuran hasil sebagai berikut :
Tabel 3.2
Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel
No Variabel Definisi Operasional Indikator Skala
1 Current Ratio
Besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang
Cash Equivalents + Cash
Current Liabilities Rasio
3 Debt to Equity Ratio menilai utang dengan ekuitas
Total Liabilities
Total Equity Rasio
4 Total Assets Turnover
Total Asset Rasio
5 Inventory Turnover
berapa kali dana
Total Inventory Rasio
6 Return on Equity
laba bersih sesudah pajak dengan modal
sendiri
Net Income
Total Equity Rasio 7 Gross Profit
Margin
margin laba atas penjualan
Sales- Cost Of Good Sold
3.6 Metode Analisis Data 1. Uji Asumsi Klasik
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
model analisis regresi linear berganda dengan bantuan software SPSS
21.0. Sebelum melakukan pengujian hipotesis memerlukan pengujian
asumsi klasik yang meliputi :
a. Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2005 : 110) “uji normalitas bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau
residual memiliki distribusi normal”. Cara yang dapat digunakan untuk
menguji apakah variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi
normal adalah dengan melakukan uji Kolmogorov-Smirnov terhadap
model yang diuji. Kriteria pengambilan keputusan adalah apabila nilai
signifikansi atau probabilitas > 0.05, maka residual memiliki distribusi
normal dan apabila nilai signifikansi atau probabilitas < 0.05, maka
residual tidak memiliki distribusi normal. Selain itu, uji normalitas
juga dapat dilakukan dengan melakukan analisis grafik normal
probability plot dan grafik histogram. Dasar pengambilan keputusan
dalam uji normalitas menurut Ghozali (2005 : 110) sebagai berikut:
1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal menunjukkan pola distribusi normal, maka model
2) Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti
arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola
distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas.
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas menurut Ghozali (2005 : 91) bertujuan
untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar
variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi di antara variabel independen. Multikolinearitas dapat
dideteksi dengan melihat nilai tolerance dan variance inflation factor
(VIF). Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya
multikolinearitas adalah nilai tolerance < 0.10 atau sama dengan nilai
VIF >10.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas menurut Ghozali (2005 : 105) bertujuan
menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance
dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain”. Model
regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.
Beberapa cara untuk mendeteksi problem heteroskedastisitas pada
model regresi menurut Hengky & Selva (2013 : 66) antara lain yaitu:
1) Dengan melihat grafik scatterplot, yaitu ploting titik-titik menyebar
secara acak dan tidak berkumpul pada satu tempat, maka dapat
2) Dengan melakukan uji statistik glejser yaitu dengan
mentransformasi nilai resudial menjadi obsolut resudial dan
meregresnya dengan variabel independen dalam model (Gujarati
dan Poter 2010). Jika diperoleh nilai signifikansi untuk variabel
independen > 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
problem heteroskedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi menurut Ghozali (2005 : 95) bertujuan
menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara
kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu
pada periode t-1 (sebelumnya)”.
Menurut Sunyoto (2009:91) pengambilan keputusan ada
tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut:
1. Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif.
2. Angka D-W di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada
autokorelasi.
3. Angka D-W (pada output Model Summary) di atas +2 berarti
ada autokorelasi negatif.
Beberapa cara lain yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada
tidaknya problem autokorelasi pada model regresi menurut Hengky &
Selva (2013 : 73) yaitu :
Uji Runs Test dan uji Box-Ljung. Pada uji statistik Runs Test
data kita memenuhi asumsi klasik autokorelasi. Dan pada uji
Box-Ljung jika dari 16 lag yang dihasilkan terdapat dua lag atau lebih yang
nilainya signifikan, maka dapat disimpulkan bahwa data kita tidak
terjadi problem autokorelasi.
2. Uji Hipotesis
Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda (Multiple
Regression Analysis). Analisis regresi linier berganda ini digunakan
untuk menguji hipotesis pengaruh rasio keuangan terhadap pertumbuhan
laba. Model dalam penelitian ini adalah:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4+ b5X5 + b6X6 + b7X7 + e
Keterangan :
Y : Pertumbuhan Laba
a : Kontansta
b : Koefisien
X1 : Current Ratio
X2 : Cash Ratio
X3 : Debt to Equity Ratio
X4 : Total Asset Turnover
X5 : Inventory Turnover
X6 : Return On Equity
X7 : Gross Profit Margin
a. Uji signifikansi simultan
Secara simultan, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji F
test. Menurut Ghozali (2005 : 84) “ uji statistik F pada dasarnya
menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang
dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama
terhadap variabel dependen/ terikat”. Uji ini dilakukan dengan
membandingkan signifikansi F hitung dengan ketentuan:
jika F hitung < F tabel pada α 0.05, maka H1 ditolak dan
jika F hitung > F tabel pada α 0.05, maka H1 diterima.
b. Uji signifikansi parsial
Secara parsial, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t-test.
Menurut Ghozali (2005 : 84) “uji statistik t pada dasarnya
menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/
independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen”.
Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi t hitung dengan
ketentuan:
jika t hitung < t tabel pada α 0.05, maka H1ditolak dan
jika t hitung > t tabel pada α 0.05, maka H1 diterima.
c. Uji Koefisien Determinasi
Setelah koefisien korelasi diketahui, maka selanjutnya adalah
menghitung koefisien determinasi yaitu untuk mengetahui seberapa
Adapun pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien
korelasi atau seberapa besar pengaruh variabel-variabel bebas terhadap
variabel terikat digunakan pedoman yang dikemukakan oleh Sugiyono
(2010:214) sebagai berikut:
Tabel 3.3
Koefisien Korelasi dan Taksirannya Interval Koefisien Tingkat Hubungan
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Data Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia Indonesia tahun 2009-2013 dengan jumlah
populasi berjumlah 140 perusahaan. Jumlah sampel data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sebanyak 45 perusahaan.
Berikut ini adalah 45 perusahaan manufaktur sebagai sampel yang
digunakan penelitian ini:
Tabel 4.1. Sampel Penelitian
No. Nama Perusahaan Sampel
1 Arwana Citramulia Tbk Sampel 1
No. Nama Perusahaan Sampel
18 Indo Acidatama Tbk Sampel 18 19 Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Sampel 19 20 Indofood Sukses Makmur Tbk Sampel 20 21 Indospring Tbk Sampel 21 22 JAPFA Comfeed Indonesia Tbk Sampel 22 24 Kedawung Setia Industrial Tbk Sampel 24 25 Mandom Indonesia Tbk Sampel 25 26 Kimia Farma (Persero) Tbk Sampel 26 27 Mayora Indah Tbk Sampel 27
28 Merck Tbk Sampel 28
29 Multi Bintang Indonesia Tbk Sampel 29 30 Multi Prima Sejahtera Tbk Sampel 30 31 Mustika Ratu Tbk Sampel 31 32 Nippon Indosari Corporindo Tbk. Sampel 32
33 Nipress Tbk Sampel 33
34 Pelangi Indah Canindo Tbk Sampel 34 35 Pyridam Farma Tbk Sampel 35 36 Selamat Sempurna Tbk Sampel 36 37 Sepatu Bata Tbk Sampel 37 38 Siantar TOP Tbk Sampel 38 39 Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk Sampel 39 40 Surya TOTO Indonesia Tbk Sampel 40 41 Tempo Scan Pacific Tbk Sampel 41 42 Trias Sentosa Tbk Sampel 42 43 Ultra Jaya Milk Tbk Sampel 43 44 Unilever Indonesia Tbk Sampel 44 45 Voksel Electric Tbk Sampel 45
Sumber : Bursa Efek Indonesia
4.2. Analisis Hasil Penelitian
Dengan jumlah sampel 45 perusahaan maka total pengamatan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah 45 x 5 tahun = 225 observasi. Berikut
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
CR 225 .21 11.74 2.4738 1.79598 CAR 225 .36 537.55 66.5642 92.35758 DER 225 7.98 843.08 88.3325 81.21319 TATO 225 39.33 1226.09 133.2241 87.01986 ITO 225 1.08 265.53 7.5920 20.73284 ROE 225 .71 4306.76 42.4671 287.08060 GPM 225 -.86 92.35 29.9300 16.68778 LABA 225 -725.22 151649.69 827.9827 10168.37809 Valid N (listwise) 225
Sumber : Data diolah
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa variabel Current Ratio
memiliki nilai minimum 0.21, nilai maksimum 11.74, nilai mean (nilai
rata-rata) 2.4738 dan standar deviasi adalah 1.79598. Variabel Cash Ratio
memiliki nilai minimum 0.36, nilai maksimum 537.55, nilai mean (nilai
rata-rata) 66.5642 dan standar deviasi 92.35758. Variabel Debt to Equity
Ratio memiliki nilai minimum 7.98, nilai maksimum 843.08, nilai mean
(nilai rata-rata) 88.3325 dan standar deviasi 81.21319. Variabel Total Asset
Turnover memiliki nilai minimum 39.33, nilai maksimum 1226.09, nilai
mean (nilai rata-rata) 133.2241 dan standar deviasi 87.01986. Variabel
Inventory Turnover memiliki nilai minimum 1.08, nilai maksimum 265.53,
nilai mean (nilai rata-rata) 7.5920 dan nilai standar deviasi 20.73284.
Variabel Return On Equity memiliki nilai maksimum 0.71, nilai maksimum
151649.69, nilai mean (nilai rata-rata) 42.4671 dan standar deviasi
nilai maksimum 92.35, nilai mean (nilai rata-rata) 29.9300 dan standar
deviasi 16.68778. Variabel Laba memiliki nilai minimum 725.22, nilai
maksimum 151649.69, nilai mean (nilai rata-rata) 827.9827 dan standar
deviasi 10168.37809.
4.2.1. Pengujian Asumsi Klasik
Untuk menghasilkan suatu model regresi yang baik, analisis
regresi memerlukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan
pengujian hipotesis. Apabila terjadi penyimpangan dalam pengujian
asumsi klasik perlu dilakukan perbaikan terlebih dahulu.
4.2.1.1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah
residual data dari model regresi linear memiliki distribusi
normal atau tidak. Uji statistik yang dapat digunakan untuk
menguji apakah residual data berdistribusi normal adalah uji
statistik non parametric Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan
membuat hipotesis.
H0 : Data residual berdistribusi normal
HA : Data residual tidak berdistribusi normal
Apabila nilai signifikansi lebih besar dari 0.05, maka H0
diterima atau HA ditolak dan sebaliknya jika nilai signifikansi
Tabel 4.3 Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber : Data Diolah
Dari hasil pengolahan data pada tabel 4.3 diperoleh
besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 6.190 dan signifikan
pada 0.000. Nilai siginifikansi lebih kecil dari 0.05, maka H0
ditolak yang berarti data residual berdistribusi tidak normal.
Data yang tidak berdistribusi normal dapat disebabkan oleh
adanya data yang outlier yaitu data yang memiliki nilai yang
sangat menyimpang dari nilai data lainnya. Beberapa cara
mengatasi data outlier menurut Erlina (2007:106) yaitu:
- lakukan transformasi data ke bentuk lainnya
- lakukan trimming, yaitu membuang data outlier, dan
- lakukan winsorizing, yaitu mengubah nilai data yang outlier
ke suatu nilai tertentu.
dilakukan transformasi data ke model logaritma natural (Ln)
dari Pertumbuhan Laba = f(CR, CAR, DER, TATO, ITO, ROE,
GPM) menjadi Ln_Pertumbuhan Laba = f(Ln_CR, Ln_CAR,
Ln_DER, Ln_TATO, Ln_ITO, Ln_ROE, Ln_GPM).
Transformasi data ke dalam bentuk logaritma natural
menyebabkan data yang bernilai negatif tidak dapat
ditransformasi sehingga menghasilkan missing values. Setiap
data yang terdapat missing values akan dihilangkan dan
diperoleh jumlah sampel yang valid menjadi 156 pengamatan.
Kemudian data diuji ulang berdasarkan asumsi normalitas,
berikut ini hasil pengujian dengan Kolmogorov-Smirnov.
Tabel 4.2. Kolmogorov-Smirnov Z 1.120 Asymp. Sig. (2-tailed) .163
Dari hasil uji Kolmogorov-Smirnov di atas diperoleh
nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 1.120 dan nilai Asymp. Sig.
(2-tailed) sebesar 0.163. Karena Asymp. Sig. (2-tailed) > 0.05,
maka dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi normal.
Setelah data berdistribusi normal dapat dilanjutkan uji asumsi
klasik lainnya yaitu dengan melihat grafik probability plot.
Gambar 4.1.
Grafik Normal Probability Plot Sumber : Data Diolah
Dari grafik normal probability plot di atas dapat dilihat
bahwa titik-titik plot menyebar di sekitar garis diagonal. Hal ini
dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan terdistribusi normal
4.2.1.2. Uji Multikolinearitas
Pengujian terhadap asumsi klasik multikolinearitas bertujuan
untuk mengetahui apakah ada atau tidaknya korelasi antara variabel
independen dalam model regresi. Cara umum yang digunakan untuk
mendeteksi ada tidaknya problem multikolinearitas adalah dengan
melihat nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor).
Berikut ini hasil uji multikolinearitas.
Tabel 4.3.
Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor)
Coefficientsa
a. Dependent Variable: Y
Sumber : Data Diolah
Dari hasil uji multikolinearitas dapat dilihat bahwa tidak ada
satupun variabel bebas yang memiliki nilai VIF lebih dari 10 dan
tidak ada yang memiliki tolerance value lebih kecil dari 0,1. Dari
hasil uji ini maka dapat disimpulkan bahwa semua variabel bebas
4.2.1.3.Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah variance
dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lainnya berbeda
atau tetap. Ada beberapa cara untuk mendeteksi problem
heteroskedastisitas yaitu dengan grafik scatterplot dan uji statistik
glejser. Berikut ini hasil uji heteroskedastisitas.
Gambar 4.3. Grafik Scatterplot
Dari grafik scatterplot di atas dapat terlihat titik-titik
jelas serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol pada
sumbu y. Hal ini mengindikasikan bahwa pada data tidak terjadi
problem heteroskedastisitas sehingga memenuhi asumsi klasik
heteroskedastisitas. Namun analisis menggunakan grafik scatterpolt
memiliki kelemahan karena tergantung pada jumlah sampel. Oleh
karena itu dibutuhkan teknik lain yang lebih akurat untuk
mendeteksi ada atau tidak problem heteroskedastisitas yaitu dengan
melakukan uji statistik glejser.
Tabel 4.4. Uji Statistik Glejser
Sumber : Data Diolah
Dari hasil uji glejser di atas diperoleh nilai signifikansi
untuk semua variabel > 0.05. Oleh karena itu, dapat disimpulkan
bahwa data memenuhi asumsi klasik heteroskedastisitas. Coefficientsa
4.2.1.4. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah dalam
model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada
satu pengamatan ke pengamatan yang lainnya. Ada beberapa cara
yang dapat digunakan yaitu dengan melakukan uji statistik
Durbin-Watson dan uji Runs Test. Berikut ini hasil uji autokorelasi.
Tabel 4.5. Uji Durbin-Watson Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 .322a .103 .061 1.59473 1.557 a. Predictors: (Constant), X7, X4, X5, X1, X6, X2, X3
b. Dependent Variable: Y
Dari hasil analisis di atas diperoleh nilai DW statistik
sebesar 1.557. Jumlah variabel yang digunakan ada sembilan (k = 8)
dengan sampel n = 156, maka diperoleh nilai DW tabel sebesar
1.852. Karena nilai DW statistik lebih kecil dari nilai DW tabel
yaitu 1.557 < 1.852, maka dapat disimpulkan bahwa data memiliki
problem autokorelasi. Selanjutnya dilakukan uji Runs Test untuk
Tabel 4.6. Uji Runs Test
Runs Test
Unstandardized Residual
Test Valuea -.19239 Cases < Test Value 78
Dari hasil uji statistik Runs Test di atas diperoleh nilai
signifikansi 0.520. Artinya nilai signifikansi 0.520 > 0.05, maka
dapat disimpulkan bahwa data tidak terdapat problem autokorelasi,
dan selanjutnya untuk meyakinkan apakah data tidak terdapat
problem autokorelasi dilakukan Uji Box-Ljung.
Tabel 4.7. Uji Box-Ljung
Autocorrelations Series: Unstandardized Residual
8 .068 .066 38.039 8 .000 9 .055 .065 38.744 9 .000 10 .175 .065 45.984 10 .000 11 .058 .065 46.795 11 .000 12 -.016 .066 46.853 12 .000 13 .085 .066 48.514 13 .000 14 .148 .065 53.639 14 .000 15 .003 .063 53.642 15 .000 16 .023 .064 53.774 16 .000
a. The underlying process assumed is independence (white noise). b. Based on the asymptotic chi-square approximation.
Dari hasil Uji Box-Ljung di atas terdapat lebih dari dua lag
yang mempunyai nilai signifikansi kurang dari 0.05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa data tidak terdapat problem autokorelasi. Hasil
uji Box-Ljung ini konsisten dengan uji run test.
4.2.2. Pengujian Hipotesis
4.2.2.1. Model Analisis Regresi
Analisis regresi linear berganda merupakan teknik
analisis regresi yang dapat digunakan untuk menguji pengaruh
beberapa variabel independen terhadap satu variabel dependen.
Berikut ini hasil regresi linear berganda.
Tabel 4.10
Regresi Linear Berganda Coefficientsa Model Unstandardized
Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 3.296 2.517 1.309 .192
X1 -.957 .363 -.367 -2.639 .009
X2 .255 .134 .234 1.896 .060
X3 .038 .317 .018 .119 .906
X4 .233 .360 .058 .647 .519
X5 -.010 .184 -.005 -.057 .955
X6 -.021 .232 -.009 -.089 .930
X7 -.362 .307 -.121 -1.176 .241
a. Dependent Variable: Y Sumber : Data Diolah
Berdasarkan penjelasan dari pengujian asumsi klasik
sebelumnya, model regresi dalam penelitian ini telah diubah
menjadi model logaritma natural, sehingga beta dan koefisien
regresi berdasarkan hasil analisis regresi dinyatakan dalam
bentuk fungsi Ln_PL.
Dari hasil penelitian diatas maka persamaannya dapat
ditulis sebagai berikut:
Y = 3,296 – 0,957 X1+ 0,255 X2 + 0,038 X3 + 0,233 X4 – 0,010 X5 - 0,021 – 0,362 X7
Dari persamaaan regresi dijelaskan sebagai berikut:
1. Konstanta sebesar 3.296 artinya jika CR, CAR, DER,
TATO, ITO, ROE, GPM dianggap konstan atau nol maka
pertumbuhan laba meningkat sebesar 3.296 %.
2. Nilai koefisien current ratio sebesar -0.957 artinya setiap
kenaikan sebesar 1% current ratio maka pertumbuhan laba
akan turun sebesar 0,957%.
3. Nilai koefisien cash ratio sebesar 0.255 artinya setiap
kenaikan sebesar 1% cash ratio maka pertumbuhan laba
akan meningkat sebesar 0,255%.
4. Nilai koefisien debt to equity ratio sebesar 0.038 artinya
setiap kenaikan sebesar 1% debt to equity ratio maka
pertumbuhan laba akan meningkat sebesar 0,038%.
5. Nilai koefisien total asset turnover sebesar 0.233 artinya
setiap kenaikan sebesar 1% total asset turnover maka
6. Nilai koefisien inventory turnover sebesar -0.010 artinya
setiap kenaikan sebesar 1% inventory turnover maka
pertumbuhan laba akan turun sebesar 0,010%.
7. Nilai koefisien return on equity sebesar -0.021 artinya setiap
kenaikan sebesar 1% return on equity maka pertumbuhan
laba akan turun sebesar 0,021%.
8. Nilai koefisien gross profit margin sebesar -0.362 artinya
setiap kenaikan sebesar 1% return on equity maka
pertumbuhan laba akan turun sebesar 0,362%.
4.2.2.2. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua
variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi
mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel
dependen atau tidak. Jika nilai signifikansi yang dihasilkan uji
F p < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa semua variabel
independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap
Tabel 4.8 Hasil Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares
df Mean Square F Sig.
1
Regression 43.392 7 6.199 2.437 .022b Residual 376.390 148 2.543
Total 419.782 155
a. Dependent Variable: Y
b. Predictors: (Constant), X7, X4, X5, X1, X6, X2, X3
Berdasarkan nilai statistik pada hasil analisis di atas,
dapat dilihat bahwa nilai F hitung sebesar 2,437 dengan nilai
signifikansi 0.022. Dengan menentukan level of significant =
5% (0,05) dan degree of freedom untuk df1 = 7 dan df2 = 156
maka diperoleh nilai (F tabel = 2,07).
Oleh karena 2,437 > 2,07 atau F hitung > F tabel, maka
H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan nilai signifikansi lebih
kecil yaitu 0.001 < 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa
variabel Current Ratio (CR), Cash Ratio (CAR), Debt to Equity
Ratio (DER), Total Assets Turnover (TATO), Inventory
Turnover (ITO), Return On Equity (ROE), Gross Profit Margin
(GPM) secara simultan berpengaruh terhadap variabel
pertumbuhan laba (Y).
4.2.2.3. Uji Signifikansi Parsial (Uji t)
Uji t pada dasarnya bertujuan untuk mengetahui secara