SKRIPSI
PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR ANEKA INDUSTRI
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
OLEH
EVA FRANSISKA SITEPU 100522030
PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
i PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh
Rasio Keuangan Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Aneka Industri yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah
dibuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks skripsi
Program Studi S-1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera
Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan
jelas, benar apa adanya. Apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya
bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.
Medan, Juli 2015 Yang membuat pernyataan
ii ABSTRAK
PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR ANEKA INDUSTRI
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menguji pengaruh current ratio, debt ratio, return on asset, total asset turnover, gross profit margin baik secara parsial maupun simultan terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur yang meliputi sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun penelitian 2012-2014.
Sampel penelitian yang digunakan sebanyak 40 perusahaan sektor industri
dasar dan kimia, dimana metode yang digunakan adalah metode purposive
sampling yaitu penetapan sampel dengan menggunakan kriteria tertentu. Teknik analisis data menggunakan analisis dan statistik (regresi linear berganda).
Secara parsial, hasil penelitian menunjukkan bahwa current ratio, debt
ratio, return on asset, total asset turnover, gross profit margin tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan pada perusahaan sektor aneka industri ,
sedangkan secara parsial debt ratio dan total asset turnover berpengaruh
signifikan terhadap kinerja perusahaan pada perusahaan manufaktur sektor aneka industri . Secara simultan, current ratio, debt ratio, return on asset, total asset turnover, gross profit margin berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaanpada perusahaan manufaktur sektor aneka industri.
iii ABSTRACT
EFFECT FINANCIAL RATIO TO COMPANY PERFORMANCE
IN MANUFACTURING COMPANIES MISCELLANEOUS INDUSTRY SECTOR LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE
This study is to know and test the effect of sales current ratio, debt ratio, return on asset, total asset turnover, gross profit margin either partially or simultaneously in manufacturing companies covering miscellaneous industry sector listed on the Indonesian Stock Exchange during the period of study 2012-2014.
Thirty four manufacture company are used as the sample of this research in manufactured company of miscellaneous industry sector. The method of the research is purposive sampling which devine as a sample of taking method which take an object by certain criteria. Analysis using descriptive and statistical analysis (linear regression).
Partially, the results showed that current ratio, debt ratio, return on asset, gross profit margin are not influential significantly to company performance of the company while the current ratio and total asset turnover influential significantly to capital manufactured company orf miscellaneous industry sector. Simultaneously, the results showed that the variables of current ratio, debt ratio, return on asset, total asset turnover, gross profit margin significantly to company performance of manufacture company of miscellaneous industry sector.
iv KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini berjudul ” Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Aneka Industri yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, yang disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana S-1 pada
Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi di Universitas Sumatera Utara.
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada
berbagai pihak yang telah memberikan bantuan baik langsung maupun tidak
langsung, antara lain kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac., Ak., CA., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, M.A.F.I.S., Ak., dan Bapak Drs.
Hotmal Ja’far, M.M., Ak., selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Sekretaris
Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak., dan Ibu Dra. Mutia Ismail, M.M,
Ak.,selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Akuntansi S1 Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Dr. Rina br. Bukit, M.Si, Ak, selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, saran, serta pengarahan
v
5. Bapak Drs. M. Zainul Bahri Torong, M.Si., selaku Dosen Pembaca yang
memberikan koreksi serta petunjuk dan saran sehingga skripsi ini dapat
menjadi lebih baik lagi.
6. Orangtua Penulis S. Sitepu / R. Bangun, kepada Abang saya Thomas Sitepu
dan kakak saya Merry Sitepu yang selalu mendoakan, memberi semangat,
motivasi dan kasih sayang yang begitu besar dalam penulisan skripsi ini.
7. Sahabat-sahabat penulis, yang selalu menemani saat suka maupun duka, tempat
berbagi cerita dan cita-cita. Terimakasih atas kebersamaan dan pertemanan
yang terjalin selama ini. Sukses buat kita semua.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun senantiasa sangat dibutuhkan penulis
dari segenap pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya, penulis berharap
semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pembaca. TerimaKasih.
Medan, Juli 2015 Penulis
vi DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. ABSTRACT ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. 1.1 Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.2 Perumusan Masalah ... 6
1.3 Tujuan Penelitian ... 6
1.4 Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB IITINJAUAN PUSTAKA ... 8
2.1 Tinjauan Teoritis ... 8
2.1.1 Teori Keagenan ... 8
2.1.2 Teori Sinyal ... 9
2.1.3 Kinerja Keuangan ... 10
2.1.3.1 Pengerian Kinerja Keuangan ... 10
2.1.3.2 Tujuan Penilaian Kinerja ... 12
2.1.4Tobin’s Q ... 13
2.1.4.1 Pengertian Tobin’s Q ... Error! Bookmark not defined. 2.1.4.2 Keunggulan dan Kelemahan Tobin’s QError! Bookmark not defined. 2.1.4.3 Pengukuran Tobin’s Q ... Error! Bookmark not defined. 2.1.5 Analisis Rasio Keuangan ... Error! Bookmark not defined. 2.1.5.1 Pengertian Rasio KeuanganError! Bookmark not defined. 2.1.5.2 Jenis-jenis Rasio KeuanganError! Bookmark not defined. 2.1.5.3 Pengertian Analisis Rasio Keuangan ... 24
2.1.5.4 Kegunaan Analisis Rasio Keuangan ... 24
2.1.6 Pertumbuhan Laba ... 25
2.1.6.1 Pengertian Laba ... Error! Bookmark not defined. 2.1.6.2 Pengertian Pertumbuhan LabaError! Bookmark not defined. 2.2 Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined. 2.3 Kerangka Konseptual ... 33
2.4 Hubungan Antar Variabel ... Error! Bookmark not defined. 2.4.1 Hubungan Antara Current Ratio dengan Kinerja PerusahaanError! Bookmark n 2.4.2 Hubungan Antara Debt Ratio dengan Kinerja Perusahaan ... 35
vii 2.4.4 Hubungan Antara Total Asset Turnover dengan Kinerja
Perusahaan ... 36
2.4.5 Hubungan Antara Gross Profit Margin dengan Kinerja Perusahaan ... Error! Bookmark not defined. 2.5 Hipotesis Penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB IIIMETODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined. 3.1 Jenis Penelitian... Error! Bookmark not defined. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.3 Batasan Operasional... Error! Bookmark not defined. 3.4 Populasi dan Sampel Penelitian ... 40
3.5 Jenis dan Sumber Data ... 41
3.6 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 42
3.6.1 Variabel Dependen ... Error! Bookmark not defined. 3.6.2 Variabel Independen ... Error! Bookmark not defined. 3.7 Metode Analisis Data ... 47
3.8 Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. 3.8.1 Statistik Deskriptif ... 48
3.8.2 Uji Asumsi Klasik ... 48
3.8.2.1 Uji Normalitas ... 48
3.8.2.2 Uji Multikolinearitas ... 50
3.8.2.3 Uji Autokorelasi ... 51
3.8.2.4 Uji Heteroskedastisitas ... 52
3.8.3 Pengujian Hipotesis ... 53
3.8.3.1Uji Signifikansi Parsial (Uji t) ... 53
3.8.3.2Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ... 54
3.8.3.3Uji Koefisien Determinasi ... 55
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANError! Bookmark not defined. 4.1 Deskriptif Data ... Error! Bookmark not defined. 4.2 Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif ... Error! Bookmark not defined. 4.2.2 Pengujian Asumsi Klasik ... Error! Bookmark not defined. 4.2.2.1Uji Normalitas ... 60
4.2.2.2Uji Multikolinearitas ... Error! Bookmark not defined. 4.2.2.3Uji Autokorelasi ... Error! Bookmark not defined. 4.2.2.4Uji Heteroskedastisitas ... Error! Bookmark not defined. 4.2.3 Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. 4.2.3.1Uji Signifikansi Parsial (Uji-t) ... 66
4.2.3.2Uji Signifikansi Simultan (Uji-F) ... 69
4.2.3.3Uji Koefisien Determinasi ... 70
4.2.4 Analisis Regresi ... 72
viii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 80
5.1Kesimpulan ... 80
5.2Keterbatasan ... 81
5.3Saran ... 81
ix DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu... 30
3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel... 46
3.2 Kriteria Pengambilan Keputusan Metode Durbin-Watson... 52
4.1 Hasil Analisis Statistik Deskriptif …...………... 58
4.2 Uji Normalitas………... 60
4.3 Uji Normalitas setelah Data Menyimpan/Outlier Dihapus ... 62
4.4 Uji Multikolinearitas………... 65
4.5 Uji Autokorelasi………... 66
4.6 Uji Signifikansi Koefisien Regresi Parsial Secara Individu... 68
4.7 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)………... 71
4.8 Hasil Koefisien Determinasi………... 72
x DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
2.1 Kerangka Konseptual... 34
4.1 Uji Normalitas Histogram... 63
4.2 Uji Normalitas Grafik P-Plot... 63
xi DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Halaman
1 Daftar Populasi dan Sampel Perusahaan Manufaktur
Sektor Aneka Industri Yang
Terdaftar Di BEI Tahun 2012-2014 85
2 Tabel Perhitungan Current Ratio 87
3 Tabel Perhitungan Debt Ratio 89
4 Tabel Perhitungan Return on Asset 91
5 Tabel Perhitungan Total Asset Turnover 93
6 Tabel Perhitungan Gross Profit Margin 95
7 Tabel Perhitungan Profit Growth 97
8 Tabel Perhitungan Tobin’s Q 99
ii ABSTRAK
PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR ANEKA INDUSTRI
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menguji pengaruh current ratio, debt ratio, return on asset, total asset turnover, gross profit margin baik secara parsial maupun simultan terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur yang meliputi sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun penelitian 2012-2014.
Sampel penelitian yang digunakan sebanyak 40 perusahaan sektor industri
dasar dan kimia, dimana metode yang digunakan adalah metode purposive
sampling yaitu penetapan sampel dengan menggunakan kriteria tertentu. Teknik analisis data menggunakan analisis dan statistik (regresi linear berganda).
Secara parsial, hasil penelitian menunjukkan bahwa current ratio, debt
ratio, return on asset, total asset turnover, gross profit margin tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan pada perusahaan sektor aneka industri ,
sedangkan secara parsial debt ratio dan total asset turnover berpengaruh
signifikan terhadap kinerja perusahaan pada perusahaan manufaktur sektor aneka industri . Secara simultan, current ratio, debt ratio, return on asset, total asset turnover, gross profit margin berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaanpada perusahaan manufaktur sektor aneka industri.
iii ABSTRACT
EFFECT FINANCIAL RATIO TO COMPANY PERFORMANCE
IN MANUFACTURING COMPANIES MISCELLANEOUS INDUSTRY SECTOR LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE
This study is to know and test the effect of sales current ratio, debt ratio, return on asset, total asset turnover, gross profit margin either partially or simultaneously in manufacturing companies covering miscellaneous industry sector listed on the Indonesian Stock Exchange during the period of study 2012-2014.
Thirty four manufacture company are used as the sample of this research in manufactured company of miscellaneous industry sector. The method of the research is purposive sampling which devine as a sample of taking method which take an object by certain criteria. Analysis using descriptive and statistical analysis (linear regression).
Partially, the results showed that current ratio, debt ratio, return on asset, gross profit margin are not influential significantly to company performance of the company while the current ratio and total asset turnover influential significantly to capital manufactured company orf miscellaneous industry sector. Simultaneously, the results showed that the variables of current ratio, debt ratio, return on asset, total asset turnover, gross profit margin significantly to company performance of manufacture company of miscellaneous industry sector.
1 BAB I
PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang Masalah
Bursa Efek Indonesia merupakan salah satu tempat transaksi perdagangan
saham dari berbagai jenis perusahaan yang ada di Indonesia. Ada beberapa jenis
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, yaitu perusahaan pertanian,
pertambangan, industri dasar dan kimia, aneka industri, industri barang konsumi,
property, infrastruktur, keuangan, dan perdagangan jasa investasi. Perusahaan
aneka industri adalah salah satu perusahaan yang ikut berperan dalam pasar
modal. Semua perusahaan dituntut untuk mengelola perusahaan sebaik mungkin
agar mampu bersaing dengan perusahaan lain.
Suatu perusahaan dikatakan baik apabila dapat bertahan dalam kondisi
ekonomi apapun, yang terlihat dari kemampuannya dalam memenuhi
kewajiban-kewajiban dan melaksanakan operasinya dengan stabil serta dapat menjaga
kontinuitas perkembangan usahanya dari waktu ke waktu. Salah satu tujuan
penting pendirian suatu perusahaan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan
pemiliknya atau pemegang saham, atau perusahaan. Peningkatan nilai
perusahaan tersebut dapat dicapai jika perusahaan mampu beroperasi dengan
mencapai laba yang ditargetkan. Melalui laba yang diperoleh tersebut
perusahaan akan mampu memberikan dividen kepada pemegang saham,
meningkatkan pertumbuhan perusahaan dan mempertahankan kelangsungan
2 Walaupun bukan semata-mata berorientasi pada laba namun dalam
menjalankan usahanya, perusahaan juga harus memperhatikan upaya yang
dapat dilakukan agar posisinya tetap menguntungkan sehingga kelangsungan
perusahaan tetap terjaga. Laba yang besar belum tentu menunjukkan bahwa
perusahaan telah bekerja secara efisien. Laba yang diperoleh perusahaan untuk
tahun yang akan datang tidak dapat dipastikan. Untuk itu, perlu adanya suatu
alat untuk prediksi kinerja perusahaan di masa mendatang khususnya pada
kondisi perekonomian negara yang sedang dilanda krisis ekonomi.
Untuk memperoleh laba perusahaan yang maksimal diperlukan adanya
kinerja perusahaan yang baik. Pertumbuhan laba yang terus-menerus meningkat
dari tahun ke tahun dapat memberikan sinyal yang positif mengenai prospek
perusahaan di masa depan tentang kinerja perusahaan. Angkoso (2006)
menyatakan bahwa pertumbuhan laba perusahaan yang baik mencerminkan
bahwa kinerja dari suatu perusahaan juga baik, maka semakin tinggi
pertumbuhan laba yang dicapai perusahaan mengindikasikan semakin baik
kinerja perusahaan.
Kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu faktor yang
dilihat oleh calon investor untuk menentukan investasi saham. Bagi sebuah
perusahaan, menjaga dan meningkatkan kinerja keuangan adalah suatu
keharusan agar saham tersebut tetap eksis dan tetap diminati oleh investor.
Umumnya investor akan mencari perusahaan yang mempunyai kinerja terbaik
dan menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Dikatakan perolehan
3 memiliki reputasi baik yang tercermin dalam laporan keuangannya.
Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh
informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang dicapai oleh
perusahaan. Penting bagi pemakai laporan keuangan untuk mengetahui
pertumbuhan laba karena peningkatan laba yang diperoleh perusahaan akan
menentukan besarnya tingkat pengembalian kepada pemegang saham atau bagi
calon investor untuk mengambil keputusan apakah akan melakukan investasi di
perusahaan tersebut. Oleh karena itu, analisis laporan keuangan sangat diperlukan
untuk memahami informasi laporan keuangan. Dalam menganalisis dan menilai
kondisi keuangan perusahaan serta prospek kinerja perusahaan, ada beberapa
teknik analisis yang dapat digunakan. Salah satu alternatif untuk mengetahui
apakah informasi keuangan yang dihasilkan dapat bermanfaat untuk memprediksi
kinerja perusahaan di masa yang akan datang adalah analisis keuangan.
Salah satu alat analisis keuangan yang paling sering digunakan adalah rasio
keuangan. Rasio keuangan merupakan perbandingan angka-angka dari
perkiraan-perkiraan yang terdapat di neraca dan laporan laba rugi. Rasio keuangan sering
digunakan untuk mengukur kekuatan atau kelemahan yang dihadapi perusahaan di
bidang keuangan yang pada dasarnya tidak hanya berguna bagi kepentingan intern
perusahaan, melainkan juga bagi pihak eksternal. Untuk mengetahui kinerja
perusahaan, maka hasil perhitungan rasio keuangan harus dibandingkan dengan
4 Penelitian yang menghubungkan rasio dengan fenomena akuntansi tertentu
telah banyak dilakukan. Salah satunya penelitian yang dilakukan oleh Angkoso
(2006), dimana dia menguji pengaruh rasio keuangan (debt ratio dan return on equity) terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan industri barang konsumsi periode 2003-2004. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang
signifikan baik secara simultan maupun parsial antara debt ratio dan return on equity terhadap pertumbuhan laba.
Pada kenyataannya tidak semua rasio mampu memprediksi kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba. Efendi (2006) menunjukkan bahwa secara
simultan terdapat hubungan antara perubahan laba dengan current ratio (CR),
debt ratio (DR), total assets turnover (TATO), return on assets (ROA), return on equity (ROE), dan gross profit margin (GPM). Secara parsial, hanya return on assets (ROA), return on equity (ROE), dan gross profit margin (GPM) yang berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan laba. Ini membuktikan terdapat
perbedaan pendapat penlitian terdahulu.
Rasio-rasio keuangan juga digunakan investor untuk mengetahui nilai
pasar perusahaan. Rasio tersebut dapat memberikan indikasi bagi manajemen
mengenai penilaian investor terhadap kinerja perusahaan di masa lampau dan
prospeknya dimasa depan. Ada beberapa rasio untuk mengukur nilai pasar
perusahaan, salah satunya Tobin’s Q. Alasan memilih rasio Tobin’q dalam
penelitian ini untuk mengukur nilai perusahaan adalah karena penghitungan rasio
Tobin’s Q lebih rasional mengingat unsur-unsur kewajiban juga dimasukkan
5 bahwa ROA berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan (Tobin’s Q) sedangkan
Carningsih (2009) mengindikasikan Return On Assets (ROA) terbukti
berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan (Tobin’s Q). Hal ini menunjukkan
adanya ketidakkonsistenan penelitian-penelitian terdahulu mengenai pengaruh
beberapa rasio keuangan tertentu terhadap perubahan laba dan nilai perusahaan.
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya dan adanya
perbedaan pendapat, peneliti tertarik untuk menganalisis rasio keuangan yang
diduga berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Penelitian ini merupakan
penelitian replikasi penelitian terdahulu. Hal ini disebabkan peneliti ingin menguji
generalisasi hasil dari penelitian ini dengan menggunakan periode penelitian dan
sampel yang berbeda. Penelitian ini menggunakan data dari tahun 2012-2014 pada
perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Peneliti memilih meneliti perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia karena melalui Bursa Efek Indonesia peneliti dapat memperoleh laporan
keuangan dan data manufaktur sektor aneka industri yang diperlukan dalam
penelitian, khususnya yang menjadi objek penelitian secara lengkap. Oleh karena
itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Kinerja Perusahaan pada Perusahan Manufaktur Sektor Aneka Industri yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.
1. 2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka
6
1. Apakah current ratio berpengaruh terhadap kinerja perusahaan pada
perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia?
2. Apakah debt ratio berpengaruh terhadap kinerja perusahaan pada
perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia?
3. Apakah total assets turnover berpengaruh terhadap kinerja perusahaan pada perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia?
4. Apakah return on assets berpengaruh terhadap kinerja perusahaan pada perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia?s
5. Apakah gross profit margin berpengaruh terhadap kinerja perusahaan
pada perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia?
6. Apakah Current Ratio, Debt Ratio, Return on Assets, Total Assets Turnover, dan Gross Profit Margin secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja perusahaan pada perusahaan manufaktur sektor aneka
7 1. 3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah rasio keuangan
(current ratio, debt ratio, total assets turnover, return on assets, dan gross profit margin) berpengaruh terhadap kinerja perusahaan baik secara simultan maupun parsial pada perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia.
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan tidak hanya bermanfaat bagi peneliti, tetapi juga bagi perusahaan, investor, dan peneliti selanjutnya.
1. Bagi peneliti, penelitian ini bermanfaat sebagai bahan masukan apabila
peneliti dimintai pendapat mengenai pengaruh rasio keuangan terhadap
pertumbuhan laba.
2. Bagi emiten (manajemen), penelitian ini diharapkan dapat dijadikan
sebagai bahan masukan dalam mengambil keputusan bisnis yang
berkaitan dengan pengaruh rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba di
masa yang akan datang.
3. Bagi investor, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan dasar
pertimbangan dalam membuat keputusan investasi pada perusahaan
emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
4. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi
bahan referensi untuk penelitian selanjutnya pada bidang analisis laporan
8 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. 1. Tinjauan Teoritis
2.1.1 Teori Keagenan
Menurut Jensen dan Meckling (1976) ada dua macam bentuk
hubungan keagenan, yaitu antara manajer dengan pemegang saham
(shareholders) dan antara manajer dengan pemberi pinjaman (bandholders). Masalah keagenan (agency problem) sebenarnya muncul ketika adanya kesulitan untuk memastikan bahwa agent bertindak untuk
memaksimumkan kesejahteraan principal. Agency theory (teori keagenan)
membahas hubungan antara principal (pemilik dan pemegang saham)
dengan agent (manajemen).
Pihak manajemen atau pengelola perusahaan tidak akan selalu
bertindak sesuai keinginan pemilik atau pemegang saham. Hal ini
dikarenakan pemilik memiliki motivasi jangka panjang, sedangkan pihak
manajemen memiliki motivasi jangka pendek untuk mendapatkan profit
dengan mengabaikan keuntungan jangka panjang. Untuk mengurangi
kemungkinan tersebut maka ditetapkan biaya monitoring. Hal tersebut
akan membuat pihak manajemen akan lebih maksimal dalam mengelola
perusahaan.
Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa hubungan
9 mempekerjakan individu lain (agent) untuk memberikan suatu jasa dan
kemudian mendelegasikan kekuasaan kepada agent untuk membuat
keputusan atas nama principal tersebut. Selain itu mereka juga menyatakan
bahwa ada dua cara dalam tata kelola perusahaan yang dapat digunakan
dalam mengatasi masalah keagenan yakni kepemilikan manajerial dan
kepemilikan institusional. Dengan adanya kepemilikan manajerial yang
tinggi dapat mengurangi adanya konflik keagenan yang akan
meningkatkan kinerja perusahaan.
2.1.2 Teori Sinyal
Menurut Brigham dan Houston (2006:39) “perusahaan dengan
prospek yang menguntungkan akan mencoba menghindari penjualan
saham dan mengusahakan setiap modal baru yang diperlukan dengan
cara-cara lain, termasuk penggunaan hutang yang melebihi target struktur
modal yang normal”. Teori sinyal menjelaskan mengapa perusahaan
mempunyai dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan pada
pihak eksternal. Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi adalah
karena terdapat asimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar karena
perusahaan mengetahui lebih banyak mengenai perusahaan dan prospek
yang akan datang daripada pihak luar (investor, kreditor).
Kurangnya informasi pihak luar mengenai perusahaan
menyebabkan mereka melindungi diri mereka dengan memberikan harga
yang rendah untuk perusahaan. Perusahaan dapat meningkatkan nilai
10 mengurangi informasi asimetri adalah dengan memberikan sinyal pada
pihak luar, salah satunya berupa informasi keuangan yang dapat dipercaya
dan akan mengurangi ketidakpastian mengenai prospek perusahaan yang
akan datang.
Teori sinyal mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah
perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal
ini berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen
untuk merealisasikan keinginan pemilik. Sinyal dapat berupa promosi atau
informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik
daripada perusahaan lain. Laporan keuangan seharusnya memberikan
informasi yang berguna bagi investor dan kreditor untuk membuat
keputusan investasi, kredit dan keputusan sejenis. Laba merupakan bagian
dari laporan keuangan sehingga laba seharusnya juga berguna untuk
keputusan kredit.
2.1.3 Kinerja Keuangan
2.1.3.1 Pengertian Kinerja Keuangan
Informasi akuntansi sangat bermanfaat untuk menilai
pertanggungjawaban kinerja manajer. Karena penilaian kinerja
pada dasarnya merupakan penilaian perilaku manusia dalam
melaksanakan peran yang dimainkannya dalam mencapai tujuan
organisasi atau perusahaan. Kemungkinan yang lain adalah
11 non akuntansi untuk menilai kinerja manajer atau pimpinan
perusahaan.
Menurut Mangkunegara (2000:67) dalam Fianka
(2008), Kinerja ( prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya. Kemudian menurut Sulistiyani (2003:223)
dalam Fianka (2008), “Kinerja seseorang merupakan kombinasi
dari kemampuan, usaha dan kesempatan yang dapat dinilai dari
hasil kerjanya”. Sedangkan menurut Hasibuan (2003:34) dalam
Fianka (2008) mengemukakan bahwa “kinerja (prestasi
kerja) adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas tugas yang dibebankan kepadanya yang
didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta
waktu”.
Menurut Rivai (2004:309) dalam Fianka (2008)
mengemukakan bahwa kinerja adalah merupakan perilaku yang
nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang
dihasilkan oleh karyawan sesuai perannya dalam perusahaan.
Menurut Mulyadi (1997:419) dalam Sucipto (2003:1), penilaian
kinerja adalah penentuan secara periodik efektifitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan
12 Sedangkan menurut Hastuti (2005) dalam Pranata
(2007:19), kinerja perusahaan adalah hasil banyak keputusan
individual yang dibuat secara terus menerus oleh
manajemen. Oleh karena itu untuk menilai kinerja perusahaan
perlu melibatkan analisis dampak keuangan kumulatif dan
ekonomi dari keputusan dan mempertimbangkannya dengan
menggunakan ukuran komparatif. Kinerja keuangan merupakan
salah satu faktor yang menunjukkan efektifitas dan efisien suatu
organisasi dalam rangka mencapai tujuannya.
Efektifitas apabila manajemen memiliki kemampuan
untuk memilih tujuan yang tepat atau suatu alat yang tepat untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan efisiensi
diartikan sebagai ratio (perbandingan) antara masukan dan
keluaran yaitu dengan masukan tertentu memperoleh keluaran
yang optimal. Sehingga dari beberapa pengertian di atas dapat
disimpulkan, kinerja keuangan adalah penentuan ukuran-ukuran
tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu perusahaan
dalam menghasilkan laba.
2.1.3.2 Tujuan Penilaian Kinerja
Setiap kebijakan dan aturan yang ditetapkan oleh sebuah
perusahaan terhadap manajemennya tentu memiliki tujuan yang
bermanfaat bagi manajemen itu sendiri. Begitu pula penilaian
13 oleh perusahaan. Penilaian kinerja diperlukan oleh manajemen
untuk mengetahui bagaimana kualitas manajemen organisasi
maupun manajemen keuangan perusahaan tersebut. Menurut
Mulyadi dalam Sucipto (2003:2), penilaian kinerja bertujuan
“untuk memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi
dan dalam mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan
sebelumnya agar membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan.
Standar perilaku dapat berupa kebijakan manajemen atau rencana
formal yang dituangkan dalam anggaran.
Penilaian kinerja dilakukan untuk menekan perilaku yang
tidak semestinya dan untuk merangsang dan menegakkan perilaku
yang semestinya diinginkan melalui umpan balik hasil kinerja dan
waktu serta penghargaan.
2.1.4 Tobin’s Q
2.1.4.1 Pengertian Tobin’s Q
Tobin’s Q atau biasa juga disebut Q ratio atau Q Teori diperkenalkan pertama kali oleh James Tobin pada tahun 1969.
James Tobin adalah ekonom Amerika yang berhasil meraih nobel
di bidang ekonomi dengan mengajukan hipotesis bahwa nilai
pasar suatu perusahaan seharusnya sama dengan biaya
penggantian aktiva perusahaan tersebut sehingga menciptakan
14 Tobin’s Q menawarkan penjelasan nilai dari suatu
perusahaan. Tobin’s Q model mendefinisikan nilai perusahaan
sebagai nilai kombinasi antara aktiva berwujud dan aktiva tak
berwujud. Nilai Tobin’s Q perusahaan yang rendah (antara 0 dan
1) mengindikasikan bahwa biaya ganti aktiva perusahaan lebih
besar daripada nilai pasar perusahaan tersebut. Hal ini
mengindikasikan bahwa pasar menilai kurang perusahaan
tersebut. Sedangkan jika nilai Tobin’s Q suatu perusahaan tinggi
(lebih dari 1), maka nilai perusahaan lebih besar daripada nilai
aktiva perusahaan yang tercatat. Hal ini mengindikasikan bahwa
terdapat beberapa aktiva perusahaan yang tidak terukur atau
tercatat.
2.1.4.2 Keunggulan dan Kelemahan Tobin’s Q
Menurut Smithers dan Wright (2007) keunggulan Tobin’s
Q adalah:
a. Tobin’s Q mencerminkan aset perusahaan secara keseluruhan,
b. Tobin’s Q mencerminkan sentimen pasar, misalnya analisis dilihat dari prospek perusahaan atau spekulasi, c. Tobin’s Q mencerminkan modal intelektual perusahaan,
d. Tobin’s Q dapat mengatasi masalah dalam
memperkirakan tingkat keuntungan atau biaya marjinal.
Menurut Smithers dan Wright (2007) kelemahan Tobin’s
Q adalah dapat menyesatkan dalam pengukuran kekuatan pasar
15 untuk iklan dan penelitian serta pengembangan aset tidak
berwujud.
Tobin’s Q didasarkan pada pandangan bahwa nilai pasar
modal merupakan nilai keseluruhan modal terpasang dan insentif
yang diinvestasikan. Penelitian terbaru tentang kesalahan
pengukuran menunjukkan bahwa ukuran q mungkin tidak dihitung
dengan benar jika ada “gelembung” pada penilaian pasar modal
yang terus menerus dari waktu ke waktu dan yang berhubungan
dengan nilai fundamental (Fiakas,2005). Walaupun Tobin’s Q
biasanya berkolerasi dengan investasi dalam studi empiris, peneliti
menemukan bahwa hubungan ini kadang-kadang lemah dan sering
didominasi oleh pengaruh langsung aliran kas terhadap investasi.
Tobin’s Q atau Q ratio merupakan suatu model yang
berguna dalam pembuatan keputusan investasi. Menurut
Ricardo dalam Juniarti (2009 : 24), Tobin’s Q meringkas
informasi yang akan datang yang relevan dengan keputusan
investasi perusahaan. Perusahaan meningkatkan modal saham
jika Q tinggi karena jika nilai Tobin’s Q di atas satu maka
perusahaan akan menghasilkan rate of return yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang dikeluarkan oleh biaya aktiva.
2.1.4.3 Pengukuran Tobin’s Q
Nilai Tobin’s Q atau Q ratio pada umumnya dapat
16 diukur dengan nilai pasar dari saham yang beredar dan utang)
dengan biaya penggantian aktiva. Pengukuran kinerja dengan
menggunakan Tobin’s Q tidak hanya memberikan gambaran pada
aspek fundamental saja, tetapi juga sejauh mana pasar menilai
perusahaan dari berbagai aspek yang dilihat oleh pihak luar
termasuk investor.
Tobin’s Q mewakili sejumlah variabel yang penting
dalam pengukuran kinerja, antara lain aktiva tercatat
perusahaan, kecenderungan pasar yang memadai seperti
pandangan – pandangan analis mengenai prospek perusahaan,
dan variabel modal intelektual atau intangible asset.
Secara khusus, Tobin’s atau Q ratio sering digunakan
sebagai alat pengukur nilai intangible asset atau modal
intelektual suatu perusahaan seperti kekuatan monopoli, sistem
manajerial dan peluang pertumbuhan. Karena adanya modal
intelektual inilah suatu perusahaan sering dinilai lebih oleh pasar.
Rupert dalam Juniarti (2009 : 23) mengungkapkan bahwa hal
tersebut tercermin dari banyaknya perusahaan yang memiliki
aktiva berwujud yang tidak signifikan dalam laporan keuangan
namun penghargaan pasar terhadap perusahaan – perusahaan
tersebut sangat tinggi. Atas dasar itulah sehingga Tobin’s Q
17 2.1.5. Analisis Rasio Keuangan
2.1.5.1 Pengertian Rasio Keuangan
Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang
paling sering digunakan. Rasio keuangan merupakan kegiatan
membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan
dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya (Kasmir,
2009). Selain itu, Rasio keuangan juga menghubungkan berbagai
perkiraan yang terdapat pada laporan keuangan sehingga kondisi
keuangan dan hasil operasi suatu perusahaan dapat
diinterpretasikan. Menurut Simamora (2000 : 822) “rasio
merupakan pedoman yang berfaedah dalam mengevaluasi posisi
dan operasi keuangan perusahaan dan mengadakan perbandingan
dengan hasil-hasil dari tahun-tahun sebelumnya atau
perusahaaan-perusahaan lain”.
Rasio keuangan dapat digunakan untuk mengetahui
apakah telah terjadi penyimpangan dalam melaksanakan aktivitas
operasional perusahaan. Menurut Wild, et al (2005 : 36) “Rasio merupakan alat untuk meyediakan pandangan terhadap kondisi
yang mendasari. Rasio merupakan salah satu titik awal, bukan
titik akhir. Rasio yang diinterpretasikan dengan tepat
mengindikasikan area yang memerlukan investigasi lebih lanjut”.
18 terdapat penyimpangan-penyimpangan dengan cara
membandingkan rasio keuangan dengan tahun-tahun sebelumnya.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
menggunakan rasio keuangan sebagai alat analisis. Hal-hal
tersebut akan membantu dalam menginterpretasikan hasil
perhitungan rasio keuangan sehingga dihasilkan kesimpulan yang
lebih tepat. Syamsuddin (2000) mengemukakan beberapa hal
yang harus diperhatikan dalam menggunakan rasio keuangan
sebagai alat analisis, yaitu :
a. Sebuah rasio saja tidak dapat digunakan untuk menilai
keseluruhan operasi yang telah dilaksanakan. Untuk menilai
keadaan perusahaan secara keseluruhan sejumlah rasio
haruslah dinilai secara bersama-sama. Kalau sekiranya hanya
satu aspek saja yang ingin dinilai, maka satu atau dua rasio saja
sudah cukup digunakan.
b. Pembandingan yang dilakukan haruslah dari perusahaan yang
sejenis dan pada saat yang sama.
c. Sebaiknya perhitungan rasio finansial didasarkan pada data
laporan keuangan yang telah diperiksa (diaudit). Laporan
keuangan yang belum diaudit masih diragukan kebenarannya,
sehingga rasio-rasio yang dihitung juga kurang akurat.
d. Adalah sangat penting untuk diperhatikan bahwa pelaporan
19 2.1.5.2 Jenis-Jenis Rasio Keuangan
Ada banyak jenis-jenis rasio keuangan yang biasa
digunakan dalam melakukan analisis keuangan. Secara umum
rasio-rasio keuangan dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis
kelompok rasio keuangan antara lain:
a. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas biasa digunakan dalam melakukan
analisis kredit karena likuiditas berkaitan dengan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Pihak
– pihak yang berkepentingan dalam menilai tingkat likuiditas
perusahaan adalah kreditor-kreditor jangka pendek seperti
pemasok dan bankir. Rasio likuiditas menurut Horne (2005)
adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Rasio likuiditas dapat dibagi lagi menjadi beberapa jenis.
Masing-masing rasio likuiditas mencerminkan perspektif yang
berbeda dalam mengukur kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio likuiditas tersebut
20 Rumus tersebut menunjukkan hubungan antara aktiva
lancar dengan kewajiban lancar. Semakin besar aktiva lancar,
maka semakin besar rasio lancarnya. Apabila dinyatakan bahwa
rasio lancar suatu perusahaan adalah sebesar 2, artinya setiap satu
Rupiah kewajiban lancar akan dijamin oleh dua aktiva lancar.
Rasio lancar yang tinggi belum tentu menunjukkan bahwa
kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban lancarnya
juga tinggi. Dalam menganalisis rasio lancar perlu diperhatikan
apakah yang menyebabkan rasio lancar tersebut tinggi.
Jika yang menyebabkan rasio lancar tersebut tinggi adalah
piutang atau persediaan, maka untuk memenuhi kewajiban
lancarnya perusahaan harus terlebih dahulu melakukan penagihan
atas piutang atau menjual persediaan agar diperoleh kas untuk
membayar kewajiban lancar tersebut. Kreditor harus menanggung
risiko bahwa kemungkinan perusahaan tidak dapat membayar
kewajiban lancarnya karena perusahaan tidak mampu menagih
piutangnya atau tidak dapat menjual persediaannya.
b. Rasio Solvabilitas
Perusahaan memiliki berbagai kebutuhan dalam
menjalankan operasinya, terutama yang berkaitan dengan dana
agar perusahaan dapat berjalan sebagaimana mestinya. Dalam
praktiknya untuk menutupi kekurangan akan kebutuhan dana,
21 digunakan. Pemilihan sumber dana ini tergantung dari tujuan,
syarat-syarat, keuntungan dan kemampuan perusahaan.
Sumber-sumber dana secara garis besar dapat diperoleh dari modal sendiri
dan pinjaman (bank atau lembaga keuangan lainnya). Perusahaan
dapat memilih salah satu sumber tersebut atau kombinasi dari
keduanya. Setiap sumber dana memiliki kelebihan dan
kekurangannya masing-masing.
Mengingat penggunaan salah satu dari dana tersebut
memiliki kelebihan dan kekurangan, perlu disiasati agar dapat
saling menunjang. Dengan kata lain, penggunaan dana yang
bersumber dari pinjaman harus dibatasi. Kombinasi dari
penggunaan dana dikenal dengan nama rasio solvabilitas atau
rasio leverage. Rasio solvabilitas atau leverage ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva
perusahaan dibiayai oleh utang (Kasmir, 2009), artinya berapa
besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan
dengan aktivanya. Rasio solvabilitas yang menjadi fokus
penelitian ini adalah debt ratio (DR).
Debt Ratio adalah rasio yang menunjukkan persentase penyediaan dana oleh pemegang saham terhadap pemberi
pinjaman (Darsono,2005). Nilai DR yang tinggi menunjukkan
bahwa struktur modal lebih banyak memanfaatkan utang
22 solvabilitas perusahaan semakin rendah sehingga kemampuan
perusahaan untuk membayar utangnya rendah.
c. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva
yang dimilikinya. Rasio aktivitas juga digunakan untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam melaksanakan aktivitas
sehari-hari. Dari hasil pengukuran dengan rasio aktivitas akan terlihat
apakah perusahaan lebih efisien dan efektif dalam mengelola
asset yang dimilikinya atau mungkin justru sebaliknya. Rasio
aktivitas yang menjadi fokus penelitian ini adalah total assets turn over.
Rasio perputaran total aktiva (total assets turn over
ratio) digunakan untuk mengukur perputaran dari seluruh aktiva perusahaan . Rasio ini juga dapat dipergunakan untuk mengukur
seberapa efisien aktiva tersebut telah dimanfaatkan untuk
memperoleh penghasilan sehingga rasio ini dapat digunakan
untuk memprediksi laba yang akan datang dan dapat digunakan
untuk memprediksi laba karena total aktiva dan penjualan
merupakan komponen dalam menghasilkan laba. Pengaruh rasio
total assets turnover terhadap perubahan laba bersih perusahaan
adalah semakin cepat tingkat perputaran aktivanya maka laba
23 yang berpengaruh terhadap pendapatan. Rasio yang rendah
menunjukkan bahwa perusahaan tidak beroperasi pada volume
yang memadai bagi kapasitas investasinya.
d. Rasio Profitabilitas
Profitabilitas adalah hasil akhir dari sejumlah kebijakan
dan keputusan yang dilakukan perusahaan. Rasio profitabilitas
menurut Horne (2005) adalah rasio yang menghubungkan laba
dari penjualan dan investasi. Dari rasio ini dapat diketahui
bagaimana tingkat profitabiltas perusahaan. Setiap perusahaan
menginginkan tingkat profitabilitas yang tinggi. Untuk dapat
melangsungkan hidupnya, perusahaan harus berada dalam
keadaan yang menguntungkan (profitable).
Apabila perusahaan dalam kondisi yang tidak
menguntungkan, maka akan sulit bagi perusahaan untuk
memperoleh pinjaman dari kreditor maupun investasi dari luar.
Rasio profitabilitas merupakan sekelompok rasio yang
menunjukkan kombinasi efek dari likuiditas, manajemen aktiva,
dan utang pada hasil-hasil operasi ( Brigham, 2009). Rasio
profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah gross profit margin. Gross profit margin (GPM) dapat digunakan untuk mengetahui keuntungan kotor dari setiap barang yang dijual
perusahaan. Gross profit margin menurut Horne (2005)
24 dengan penjualan, setelah kita mengurangi biaya untuk
memproduksi barang yang dijual”.
2.1.5.3 Pengertian Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio keuangan merupakan bagian dari analisis
keuangan. Analisis rasio keuangan adalah analisis yang dilakukan
dengan menghubungkan berbagai perkiraan yang terdapat pada
laporan keuangan dalam bentuk rasio keuangan. Menurut Wild, et
al (2005 : 36) “analisis rasio (ratio analysis) dapat
mengungkapkan hubungan penting dan menjadi dasar
perbandingan dalam menemukan kondisi dan tren yang sulit
untuk dideteksi dengan mempelajari masing-masing komponen
yang membentuk rasio”.
2.1.5.4 Kegunaan Analisis Rasio Keuangan
Rasio keuangan dapat digunakan untuk mengevaluasi
kondisi keuangan perusahaan dan kinerjanya. Dengan
membandingkan rasio keuangan perusahaan dari tahun ke tahun
dapat dipelajari komposisi perubahan dan dapat ditentukan
apakah terdapat kenaikan atau penurunan kondisi dan kinerja
perusahaan selama waktu tersebut. Selain itu, dengan
membandingkan rasio keuangan terhadap perusahaan lainnya
yang sejenis atau terhadap rata-rata industri dapat membantu
25 Analisis rasio keuangan pada umumnya digunakan oleh tiga
kelompok utama pemakai laporan keuangan yaitu manajer
perusahaan, analis kredit, dan analis saham. Kegunaan rasio
keuangan bagi ketiga kelompok utama tersebut menurut Brigham
dan Houston (2006 : 119) adalah sebagai berikut:
1. Manajer, yang menerapkan rasio untuk membantu
menganalisis, mengendalikan, dan kemudian meningkatkan
operasi perusahaan,
2. Analis kredit, termasuk petugas pinjaman bank dan analis
peringkat obligasi, yang menganalisis rasio-rasio untuk
membantu memutuskan kemampuan perusahaan untuk
membayar utang-utangnya, dan
3. Analis saham, yang tertarik pada efisiensi, risiko, dan prospek
pertumbuhan perusahaan.
2.1.6. Petumbuhan Laba 2.1.6.1 Pengertian laba
Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba.
Laba terdiri dari empat elemen utama yaitu pendapatan (revenue), beban (expense), keuntungan (gain), dan kerugian (loss). Menurut Harahap (2005:263) laba merupakan angka yang penting dalam
laporan keuangan karena berbagai alasan antara lain: laba
merupakan dasar dalam perhitungan pajak, pedoman dalam
26 dasar dalam peramalan laba maupun kejadian ekonomi
perusahaan lainnya di masa yang akan datang, dasar dalam
perhitungan dan penilaian efisiensi dalam menjalankan
perusahaan, serta sebagai dasar dalam penilaian prestasi atau
kinerja perusahaan.
2.1.6.2 Pengertian Pertumbuhan Laba
Setiap perusahaan berusaha untuk memperoleh laba yang
maksimal. Laba yang diperoleh perusahaan akan berpengaruh
terhadap kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Perusahaan
pasti menginginkan adanya peningkatan laba yang diperoleh
dalam setiap tahunnya. Peningkatan dan penurunan laba dapat
dilihat dari pertumbuhan laba. Pertumbuhan laba adalah
peningkatan dan penurunan laba yang diperoleh perusahaan
dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Pertumbuhan laba dapat digunakan untuk menilai
bagaimana kinerja suatu perusahaan. Menurut Stice, et al (2004 : 225-226) ”Riset mendukung pernyataan FASB bahwa indikator
terbaik atas kinerja adalah laba. Jadi memahami laba, apa yang
diukur oleh laba dan komponen-komponennya adalah penting
untuk dapat memahami dan menginterpretasikan keadaan
keuangan suatu perusahaan”. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesai
(2007) “penghasilan bersih (laba) seringkali digunakan sebagai
27
imbalan investasi (return on investment) atau penghasilan per
saham (earnig per share)”.
Pada umumnya kinerja manajer perusahaan diukur dan
dievaluasi berdasarkan laba yang diperoleh. Oleh karena itu,
banyak manajer yang melakukan manajemen laba agar kinerja
mereka terlihat baik. Tindakan manajemen tersebut dapat
merugikan pemegang saham. Pemegang saham mengharapkan
kinerja perusahaan mengalami peningkatan yang ditandai dengan
peningkaatan laba karena peningkatan laba akan meningkatkan
pengembalian kepada pemegang saham. Dengan demikian,
mengetahui pertumbuhan laba yang diperoleh perusahaan sangat
penting bagi pemakai laporan keuangan karena dengan
mengetahui pertumbuhan laba, mereka dapat menentukan apakah
terdapat peningkatan atau penurunan kinerja keuangan suatu
perusahaan.
Pertumbuhan laba dipengaruhi oleh perubahan
komponen-komponen dalam laporan keuangan. Pertumbuhan laba yang
disebabkan oleh perubahan komponen laporan keuangan misalnya
perubahan penjualan, perubahan harga pokok penjualan,
perubahan beban operasi, perubahan beban bunga, perubahan
pajak penghasilan, adanya perubahan pada pos-pos luar biasa, dan
lain-lain. Perubahan laba dapat juga disebabkan oleh faktor-faktor
28
kebebasan manajerial (manajerial discreation) yang
memungkinkan manajer memilih metode akuntansi dan membuat
estimasi yang dapat meningkatkan laba.
2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Yuniasih dan Wirakusuma (2007) mengindikasikan bahwa ROA
berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan (Tobin’s Q) sedangkan Carningsih
(2009) mengindikasikan Return On Assets (ROA) terbukti berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan (Tobin’s Q). Tobin’s Q merupakan suatu rasio yang
menawarkan penjelasan nilai dari suatu perusahaan di pasar dimana nilai pasar
suatu perusahaan seharusnya sama dengan biaya ganti aktivanya. Jika nilai
Tobin’s Q perusahaan lebih dari satu, berarti nilai pasar perusahaan tersebut
lebih besar daripada aktiva perusahaan yang tercatat. Oleh karena itu, pasar akan
menilai baik perusahaan yang memiliki nilai Tobin’s Q yang tinggi. Sebaliknya,
jika nilai Tobin’s Q kurang dari satu mengindikasikan bahwa biaya ganti
aktiva lebih besar daripada nilai pasar perusahaan sehingga pasar akan menilai
kurang perusahaan tersebut.
Meilina Sari (2009) melakukan penelitian mengenai pengaruh rasio
keuangan terhadap perubahan laba pada perusahaan manufaktur sektor
industri barang konsumen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel
indpenden yang digunakan adalah Current Ratio, Debt Ratio, Total Asset Turnover, Return on Asset, Return on Equity, dan Gross Profit Margin. Sedangkan variabel dependen yang digunakan adalah perubahan laba.
29 sektor industri barang konsumen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Hasil penelitian ini menemukan bahwa secara simultan terdapat adanya
pengaruh antara current ratio, debt ratio, total assets turnover, return on equity, dan gross profit margin terhadap perubahan laba. Namun secara parsial, penelitian ini menunjukkan hanya variabel debt ratio yang memiliki pengaruh terhadap perubahan laba. Variabel lainnya tidak berpengaruh
terhadap perubahan laba.
Penelitian tahun berikutnya dilakukan Haryanti (2007) yaitu untuk
memperoleh bukti empiris mengenai manfaat rasio keuangan (total assets to debt ratio, total assets turnover, net profit margin, dan return on investment) dalam memprediksi pertumbuhan laba pada KPRI di Kota Semarang tahun 2006. Hasil
penelitian menunjukkan secara simultan total assets to debt ratio, total asset turnover, net profit margin, dan return on investment berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Sedangkan secara parsial hanya variabel total asset turnover, net profit margin dan return on investment yang berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba dan variabel yang paling baik dalam
memprediksi pertumbuhan laba adalah ROI.
Angkoso (2006) menguji pengaruh rasio keuangan terhadap pertumbuhan
laba pada perusahaan industri barang konsumsi periode 2003-2004. Rasio
keuangan yang digunakan adalah debt ratio dan retun on equity. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan baik secara simultan maupun
30 Efendi (2006) melakukan penelitian untuk menganalisis pengaruh rasio
keuangan terhadap perubahan laba pada perusahaan otomotif dan industri terkait
yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Variabel independen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah rasio keuangan yang terdiri dari current ratio (CR), debt ratio (DR), total assets turnover (TATO), return on assets (ROA), return on equity (ROE), dan gross profit margin (GPM). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah perubahan laba dan laba yang digunakan adalah laba bersih.
Penelitian tersebut dilakukan terhadap 18 perusahaan yang terdaftar di BEJ
dengan menggunakan model analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian
menunjukkan secara simultan rasio keuangan berpengaruh terhadap perubahan
laba sedangkan secara parsial, hanya ROA, ROE, dan GPM yang berpengaruh
terhadap perubahan laba, sedangkan variabel lainnya yaitu CR, DR, TATO tidak
[image:44.595.104.514.517.765.2]berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba.
Tabel 2.1
Tinjauan Penelitian Terdahulu
Nama Judul Variabel yang
Digunakan
Metode
Analisis Hasil Penelitian Yuniasih
(2007)
Pengaruh Kinerja Keuangan
terhadap Nilai
Perusahaan dengan
mempetimbangk
an Good
Corporate Governance sebagai Variabel Pemoderasi (Perusahaan Manufaktur yang
Variabel Dependen: Nilai Perusahaan (Tobin’s Q) Variabel Variabel Independen:
Return On
Assets (ROA
31 terdaftar di BEI
periode 2005-2006)
Carningsih (2009)
Pengaruh Good
Corporate Governance terhadap
Hubungan antara Kinerja Keuangan
dengan Nilai
Perusahaan Pada
Perusahaan
Perbankan yang
terdaftar di BEI periode 2007-2008
Variabel Dependen: Nilai Perusahaan diukur dengan Tobin’s Q
Variabel Independen:
ROA dan
ROE
Menunjukkan bahwaROA terbukti berpengaruh negatif terhadap Nilai Perusahaan Meilina Sari (2009) Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Perubahan Laba pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumen yang
Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Variabel Dependen: Perubahan Laba. Variabel Independen: Current Ratio, Debt Ratio, Total Asset Turnover, Return on Asset, Return on Equity, Gross Profit Margin Secara simultan, hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh antara current ratio, debt ratio, total assets turnover,
return on equity,
32 laba. Variabel lainnya tidak berpengaruh terhadap perubahan laba. Haryanti (2007) Evaluasi Manfaat Rasio Keuangan Memprediksi Pertumbuhan Laba Pada KPRI di Kota Semarang
Variabel independen dalam
penelitian ini
adalah Total
Assets to Debt Ratio, Total Assets Turnover, Net Profit Margin,dan Rate of Return On Investment /ROI; sedangkan variabel dependennya adalah pertumbuhan laba menunjukkan secara simultan seluruh variabel independen berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Sedangkan secara parsial hanya variabel Total Asset Turnover, Net Profit Margin dan ROI berpengaruh secara signifikan terhadap
pertumbuhan laba dan variabel yang paling baik dalam memprediksi pertumbuhan laba adalah ROI
Angkoso (2006)
Ratio dan Return on Equity terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi independen dalam penelitian ini
adalah Debt
Ratio dan Return On Equity; sedangkan variabel dependennya adalah per-Hasil penelitian menunjukkan secara simultan dan parsial debt ratio dan retun on equity
berpengaruh
secara signifikan terhadap
33 tumbuhan laba Efendi (2006) Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan Otomotif dan Industri Terkait Yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta
current ratio
(CR), debt
ratio (DR), total assets turnover
(TATO),
return on assets (ROA), return on equity (ROE), dan gross profit margin (GPM) Analisis Regresi Linear Bergan da Secara simultan rasio keuangan berpengaruh terhadap perubahan laba, sedangkan secara parsial hanya ROA, ROE, dan GPM yang berpengaruh
signifikan terhadap perubahan laba
2.3 Kerangka Konseptual
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja perusahaan. Dalam
penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah rasio keuangan yang
terdiri dari current ratio (CR), debt ratio (DR), total assets turnover (TATO), return on assets (ROA), dan gross profit margin (GPM). Semakin tinggi CR maka perusahaan semakin likuid dan akan semakin mudah memperoleh pendanaan dari
kreditor maupun investor untuk memperlancar kegiatan operasionalnya sehingga
laba juga dapat meningkat. Semakin tinggi DR, maka semakin banyak aktiva
perusahaan yang didanai oleh utang sehingga semakin beban bunga yang harus
dibayar dan laba perusahaan akan menurun. Semakin tinggi TATO, maka semakin
efisien perusahaan dalam menggunakan aktivanya untuk menghasilkan penjualan
dan laba perusahaan juga dapat meningkat. Semakin tinggi ROA, semakin tinggi
laba yang diperoleh perusahaan dari aktiva yang dimilikinya dan akan
34 efektif dan efisien perusahaan dalam melaksanakan aktivitas operasionalnya
sehingga dapat mempengaruhi laba bersih yang akan diperoleh perusahaan.
Dengan demikian, secara simultan rasio keuangan berpengaruh terhadap
perubahan laba dan secara parsial, current ratio (CR), debt ratio (DR), total assets turnover (TATO), return on assets (ROA), dan gross profit margin (GPM) berpengaruh terhadap perubahan laba.
Berdasarkan latar belakang masalah, tunjuan teoritis, dan tinjauan
penelitian terdahulu, maka dirumuskan kerangka konseptual penelitian pada
gambar 2.1
[image:48.595.118.484.360.692.2]Variabel Independen Variabel Dependen
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Rasio Keuangan (X)
Current Ratio ( X1)
Debt Ratio ( X2 )
Return on Assets ( X3)
Total Assets Turnover ( X4)
Gross Profit Margin ( X5)
35 2.4 Hubungan Antar Variabel
2.4.1 Hubungan Current Ratio dengan Kinerja Perusahaan
Current ratio merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk mengetahui kesanggupan memenuhi kewajiban jangka pendek
karena rasio ini menunjukkan seberapa jauh tuntutan dari kreditor jangka
pendek dipenuhi oleh aktiva yang diperkirakan menjadi uang tunai dalam
periode yang sama dengan jatuh tempo. Current ratio yang rendah akan
memberikan image yang kurang baik. Rendahnya current ratio yang
dimiliki perusahaan mencerminkan adanya masalah dalam likuiditas. Akan
tetapi current ratio yang terlalu tinggi juga kurang baik karena
menunjukkan banyaknya dana menganggur yang pada akhirnya dapat
mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba.
Berdasarkan paparan di atas, rasio lancar dapat dikatakan sebagai
bentuk mengukur tingkat keamanan (margin of safety). Jika perusahaan
mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya, maka kinerja perusahaan
tersebut baik sehingga Current Ratio berpengaruh positif terhadap kinerja
perusahaan.
2.4.2 Hubungan Debt Ratio dengan Kinerja Perusahaan
Debt ratio digunakan untuk menilai utang dengan aktiva. Rasio ini
digunakan untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam
(kreditor) dengan pemilik perusahaan. Makin besar hutang perusahaan
untuk mendanai asset, makin besar pula financial leverage yaitu
36 laba yang diperoleh perusahaan. Semakin tinggi DR menunjukkan
semakin besar kepercayaan dari pihak luar, hal ini sangat memungkinkan
meningkatkan kinerja keuangan perusahaan, karena dengan modal yang
besar maka kesempatan untuk meraih tingkat keuntungan juga besar.
2.4.3 Hubungan Return On Asset dengan Kinerja Perusahaan
ROA merupakan rasio keuangan untuk mengukur dalam
memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. ROA yang tinggi
menunjukkan efisiensi manajemen asset, yang berarti efisiensi manajemen
dapat menciptakan laba perusahaan. Tinggi rendahnya ROA juga akan
mempengaruhi perubahan laba. ROA yang tinggi berarti rasio rentabilitas
juga tinggi, dengan tingginya rentabilitas berarti perusahaan sukses dalam
menghasilkan laba, dengan pencapaian laba yang tinggi itulah investor
dapat mengharapkan keuntungan yang berasal dari deviden. Dan
sebaliknya, ROA yang rendah berarti rentabilitas perusahaan juga rendah,
dengan rendahnya rentabilitas berarti perusahaan kurang sukses dalam
menghasilkan laba yang berarti perubahan laba mengalami penurunan.
Semakin tinggi ROA, memberikan gambaran semakin baik kinerja
perusahaan tersebut.
2.4.4 Hubungan Total Asset Turnover dengan Kinerja Perusahaan
TATO merupakan perbandingan antar penjualan bersih (Net sales)
terhadap total asset. Rasio ini mengukur seberapa baik efisiensi seluruh
aktiva perusahaan yang digunakan untuk menunjang kegiatan penjualan
37 Apabila rasio ini cenderung meningkat, maka kondisi ini memberikan
gambaran bahwa perusahaan semakin efisien dalam menggunakan
aktivanya untuk meningkatkan penjualannya sehingga berpengaruh
terhadap laba yang diperoleh. Dengan demikian kinerja perusahaan
semakin baik sehingga Total Assets Turnover berpengaruh positif terhadap
kinerja perusahaan dan para investor tertarik untuk menanamkan modalnya
sehingga dapat meningkatkan laba perusahaan.
2.4.5 Hubungan Gross Profit Margin dengan Kinerja Perusahaan
Gross profit margin merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba bruto dari setiap
rupiah penjualan. Semakin tinggi gross profit margin maka perubahan laba
yang diperoleh perusahaan semakin tinggi. Hal ini dikarenakan gross
profit margin yang tinggi menunjukkan perusahaan dapat menjual
produknya diatas harga pokok penjualannya sehingga perusahaan tidak
mengalami rugi (kinerja perusahaan semakin baik).
2.5 Hipotesis Penelitian
Hipotesis dari penelitian dilakukan berdasarkan permasalahan dan tujuan
yang ingin dicapai. Hipotesis adalah posisi yang dirumuskan dengan maksud
untuk diuji secara empiris (Erlina dan Mulyani, 2008:4). Hipotesis dari penelitian
ini adalah :
H1 : Current Ratio berpengaruh terhadap kinerja perusahaan pada perusahaan
38
H2 : Debt Ratio berpengaruh terhadap kinerja perusahaan pada perusahaan
manufaktur sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
H3 : Return on Assets berpengaruh terhadap kinerja perusahaan pada perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
H4 : Total Assets Turnover berpengaruh terhadap kinerja perusahaan pada
perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
H5 : Gross Profit Margin berpengaruh terhadap kinerja perusahaan pada
perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
39 BAB III
METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian merupakan kerangka kerja untuk merinci hubungan antara
variabel dalam suatu penelitian. Erlina dan Mulyani (2008:65) menyatakan bahwa
“desain penelitian adalah cetak biru yang memberi garis dari setiap prosedur
mulai dari hipotesis sampai analisa data”. Jenis penelitian ini menggunakan
asosiasif kausal yang berfungsi “untuk menganalisis hubungan antara satu atau
beberapa variabel dengan variabel lainnya dan bagaimana suatu variabel
mempengaruhi variabel lainnya” (Umar, 2003 :35).
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada Perusahaan Manufaktur Sektor Aneka Industri
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini dilakukan tidak secara
langsung pada Perusahaan Industri dasar dan Kimia yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia, tetapi dilakukan dengan mengunduh data melalui situs yang terdapat di
internet seperti www.idx.co.id.
3.3 Batasan Operasional
Adapun yang menjadi batasan operasional penelitian ini yaitu:
1. Objek dalam penelitian ini adalah Emiten (Perusahaan) yang termasuk
pada Perusahaan Manufaktur Sektor Aneka Industri yang terdaftar di
40
2. Data laporan keuangan Perusahaan Manufaktur Sektor Aneka Industri
yang termasuk pada yang terdaftar di BEI adalah data pada tahun 2012
sampai dengan 2014.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja perusahaan yaitu current ratio,
debt ratio, return on asset, total asset turnover, gross profit margin pada perusahaan manufaktur sector aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2012-2014.
3.4 Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Sugiono (2006:55) “populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya”.
Menurut Erlina dan Mulyani (2007:74) “sampel adalah bagian dari
populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi”. Sampel
yang digunakan dalam penelitian ini ditentukan dengan teknik penentuan sampel
secara purposive sampling, dimana pengambilan sampel dari populasi didasarkan pada suatu kriteia tertentu. Alasan penelitian ini menggunakan sample adalah :
1. Agar lebih efisien dalam mengolah data
2. Populasi dalam penelitian terlalu besar maka akan sangat memungkinkan
adanya data yang terlewati
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini dipilih berdasarkan kriteria
Gambar
Dokumen terkait
Dari tiga metode yang digunakan yaitu jala serangga, cylindrical gauze, dan umpan kupu-kupu lebih banyak tertangkap dengan menggunakan metode koleksi langsung yaitu
PENGARUH EARNING PER SHARE, GROSS PROFIT MARGIN, DEBT TO EQUITY RATIO, RETURN ON EQUITY, RETURN ON ASSET, DAN CURRENT RATIO TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN SUB SEKTOR
Jadi, dapat disimpulkan bahwa peran komite sekolah sebagai pemberi pertimbangan yaitu melakukan koordinasi dengan pihak sekolah dan memberikan masukan dalam proses
Rata-rata lama menginap tamu pada hotel berbintang di Provinsi Bengkulu bulan April 2015 mencapai 3,19 hari atau naik 0,53 hari bila dibandingkan rata-rata lama
semakin mengoptimalkan kinerjanya untuk meningkatkan nilai perusahaan, khususnya yang berkaitan dengan variabel-variabel yang dapat digunakan sebagai acuan untuk
Oleh karena itu direncanakan desain Jembatan THP Kenjeran yang baru menggunakan struktur jembatan bentang panjang menggunakan struktur box girder segmental pratekan
Prosentase penyelesaian keluhan atas akurasi charging pra bayar yang diselesaikan dalam 15 hari kerja5. ≥ 90%
serta tidak membebani anak. Dari latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk meneliti kemampuan hafalan anak-anak usia 16-18 tahun jurusan ilmu-ilmu keagamaan dan