• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Analisis Kinerja Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengaruh Analisis Kinerja Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Pengertian Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan mengindikasikan apakah strategi perusahaan, implementasi strategi, dan segala inisiatif perusahaan dapat memperbaiki

laba perusahaan. Para pengambil keputusan akan mendapatkan gambaran

komprehensif mengenai kinerja beragam aktivitas perusahaan, namun

tetap dalam satu rangkaian strategi yang saling terkait satu sama lain,

dengan menelusuri serangkaian aktivitas penciptaan nilai tambah melalui

serangkaian indikator sebab akibat yang penting bagi organisasi, dari

aktivitas riil sampai aktivitas keuangan, dari aktivitas operasional sampai

aktivitas strategis, dari aktivitas jangka pendek sampai aktivitas jangka

panjang, dari aktivitas lokal sampai aktivitas global, atau dari aktivitas

bisnis sampai aktivitas korporasi. Martono dan Agus Harjito (2008 : 52)

berpendapat bahwa “Kinerja keuangan suatu perusahaan sangat

bermanfaat bagi berbagai pihak (stakeholders) seperti investor, kreditur, analis, konsultan keuangan, pialang, pemerintah, dan pihak manajemen

sendiri ”. Selanjutnya Moh. Wahyuddin Zarkasyi (2008 : 48) mengatakan

bahwa “Kinerja keuangan merupakan sesuatu yang dihasilkan atau hasil

kerja yang dicapai dari suatu perusahaan”.

Pengukuran kinerja mencerminkan pengukuran hasil atas

(2)

Untuk melakukan pengukuran kinerja perlu adanya ukuran yang

dipergunakan seperti :

1. Rasio profitabilitas yaitu mengukur efektivitas manajemen berdasarkan

hasil pengembalian yang dihasilkan dari penjualan dan investasi.

2. Rasio pertumbuhan yang mengukur kemampuan perusahaan untuk

mempertahankan posisi ekonomisnya dalam pertumbuhan

perekonomian dan industri.

3. Ukuran penilaian (evaluation measure), mengukur kemampuan manajemen untuk mencapai nilai-nilai pasar yang melebihi pengeluaran

kas.

Secara umum dapat dikatakan bahwa kinerja keuangan adalah

prestasi yang dicapai oleh perusahaan di bidang keuangan dalam suatu

periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan perusahaan. Disisi

lain kinerja keuangan menggambarkan kekuatan struktur keuangan suatu

perusahaan dan sejauh mana dengan assets yang tersedia, perusahaan

sanggup meraih keuntungan. Hal ini berkaitan erat dengan kemampuan

manajemen (khususnya manajer keuangan) dalam mengelola seluruh

sumber daya yang dimiliki perusahaan secara efektif dan efisien.

Didalam menganalisis kinerja keuangan dibutuhkan rasio

keuangan.Rasio keuangan adalah alat analisis keuangan yang paling sering digunakan.Rasio keuangan menghubungkan berbagai perkiraan yang

terdapat pada laporan keuangan sehingga kondisi keuangan dan hasil

(3)

Menurut Simamora (2000 : 822) rasio keuangan merupakan

“pedoman yang berfaedah dalam mengevaluasi posisi dan operasi

keuangan perusahaan dan mengadakan perbandingan dengan hasil-hasil

dari tahun-tahun sebelumnya atau perusahaaan-perusahaan lain”.

Rasio keuangan menunjukkan hubungan sistematis dalam bentuk

perbandingan antara perkiraan laporan keuangan.Agar hasil perhitungan

rasio keuangan dapat diinterpretasikan, perkiraan yang dibandingkan harus

mengarah pada hubungan ekonomis yang penting.Contoh perbandingan

yang tidak dapat diinterpretasikan adalah perbandingan antara beban

perlengkapan dengan harga saham karena beban perlengkapan tidak ada

kaitannya dengan faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham

perusahaan tersebut.

Untuk dapat menginterpretasikan hasil perhitungan rasio keuangan,

maka diperlukan adanya pembanding. Ada dua metode pembandingan

rasio keuangan perusahaan menurut Syamsuddin (2000 : 39) yaitu:

1. Cross-sectional approach adalah suatu cara mengevaluasi dengan jalan membandingkan rasio-rasio antara perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya yang sejenis pada saat yang bersamaan.

2. Time series analysisdilakukan dengan jalan membandingkan rasio-rasio finansial perusahaan dari satu periode ke periode lainnya. Rasio keuangan merupakan alat utama untuk melakukan analisis keuangan dan memiliki beberapa kegunaan.

Keomn, Scott, Martin, dan Petty (2005 : 108) menyatakan bahwa :

(4)

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan rasio

keuangan sebagai alat analisis. Hal-hal tersebut akan membantu analis dalam

menginterpretasikan hasil perhitungan rasio keuangan sehingga dihasilkan

kesimpulan yang lebih tepat. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam

menggunakan rasio keuangan sebagai alat analisis sebagaimana dinyatakan

dalam Syamsuddin (2000 : 40) :

1. sebuah rasio saja tidak dapat digunakan untuk menilai keseluruhan operasi yang telah dilaksanakan. Untuk menilai keadaan perusahaan secara keseluruhan sejumlah rasio haruslah dinilai secara bersama-sama. Kalau sekiranya hanya satu aspek saja yang ingin dinilai, maka satu atau dua rasio saja sudah cukup digunakan.

2. pembandingan yang dilakukan haruslah dari perusahaan yang sejenis dan pada saat yang sama. Tidaklah tepat kita membandingkan rasio finansial perusahaan A pada tahun 19X0 dengan rasio finansial perusahaan B pada tahun 19X1.

3. sebaiknya perhitungan rasio finansial didasarkan pada data laporan keuangan yang telah diaudit (diperiksa). Laporan keuangan yang belum diaudit masih diragukan kebenarannya, sehingga rasio-rasio yang dihitung juga kurang akurat

4. adalah sangat penting untuk diperhatikan bahwa pelaporan atau akuntansi yang digunakan haruslah sama.

2.1.2 Jenis- Jenis Rasio Keuangan

Pada dasarnya macam atau jumlah angka-angka rasio banyak sekali

karena rasio dibuat menurut kebutuhan penganalisa.Namun demikian angka

rasio yang ada dapat digolongkan menjadi dua.Golongan yang pertama adalah

berdasarkan sumber data keuangan yang merupakan unsur atau elemen dari

angka rasio tersebut dan penggolongan yang kedua adalah berdasarkan pada

tujuan penganalisa (Munawir, 2001: 68).

Rasio keuangan berdasarkan sumber data yang digunakan dibedakan

(5)

laporan keuangan.Sedangkan berdasarkan tujuannya rasio keuangan

dibedakan menjadi rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas, rasio

profitabilitas dan rasio pertumbuhan.

Dari rasio-rasio tersebut yang berkaitan langsung dengan kepentingan

analisis kinerja perusahaan dalam penelitian ini meliputi:

1. Debt to Equity Ratio (DER)

Menurut Darsono (2005: 54), “Debt to Equity Ratio adalah rasio yang menunjukan persentase penyedian dana oleh pemegang saham terhadap

pemberi pinjaman”. Semakin tinggi rasio, semakin rendah pendanaan

perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham. Dari perspektif

kemampuan membayar kewajiban jangka panjang, semakin rendah rasio

akan semakin baik kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban

jangka panjangnya.Cara menghitung DER adalah dengan membandingan

total hutang dengan total ekuitas.

Debt to equity ratio = 𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓 𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓

2. Return On Assets (ROA)

Menurut Kasmir (2002:139), Return On Assets(ROA) merupakan “rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan

dalam perusahaan atau suatu ukuran tentang efisiensi manajemen”.Rasio

ini menunjukkan hasil dari seluruh aktiva yang dikendalikannya dengan

mengabaikan sumber pendanaan dan biasanya rasio ini diukur dengan

persentase. Rasio ini menunjukkan produktivitas dari seluruh dana

(6)

ROA akan semakin baik,demikian pula sebaliknya. Artinya rasio ini

digunakan untuk mengukur efektifitas dari keseluruhan operasi

perusahaan. ROA merupakan salah satu indikator penting untuk menilai

prospek perusahaan dimasa yang akan datang dan penting untuk

diperhatikan investor dalam melihat sejauh mana investasi yang akan

dilakukannya disuatu perusahaan mampu memberikan return yang sesuai dengan tingkat yang disyaratkannya. Jadi semakin tinggi ROA suatu

perusahaan akan semakin menarik minat investor untuk berinvestasi di

perusahaan tersebut,karena apabila ROA perusahaan tinggi berarti return yang akan diterimanya juga semakin besar. Rasio ROA dapat dihitung

dengan menggunakan rumus :

Return On Asset = 𝐍𝐍𝐓𝐓𝐓𝐓𝐍𝐍𝐓𝐓𝐍𝐍𝐓𝐓𝐍𝐍𝐓𝐓

𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓 x 100% 3. Gross Profit Margin (GPM)

Gross Profit Margin (GPM) mengukur efesiensi pengendalian harga

pokok atau biaya produksi, mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk

berproduksi secara efesien.Gross Profit Margin menurut Van Horne dan

Wachonicz (2005:222) “memberitahukan kita laba dari perusahaan yang

berhubungan dengan penjualan, setelah kita mengurangi biaya untuk

memproduksi barang yang dijual”.

Gross Profit Margin = 𝐓𝐓𝐓𝐓𝐥𝐥𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐤𝐤

𝐏𝐏𝐓𝐓𝐓𝐓𝐏𝐏𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐥𝐥𝐓𝐓𝐤𝐤𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓 x 100%

Dalam mengevaluasi dapat dilihat margin per unit produk, bila rendah maka

perusahaan tersebut sensitif terhadap pesaing. Sedangkan menurut Djarwanto

(7)

rasio laba bruto yang rendah mungkin diakibatkan adanya kebijaksanaan

pembelian dan mark up yang tidak menguntungkan, ketidakmampuan

manajemen meningkatkan volume penjualan, harga menurun (untuk meningkatkan volume penjualan) tetapi tidak disertai dengan turunnya harga pokok penjualan barang, meningkatnya ongkos produksi karena kelebihan investasi fasilitas pabrik atau karena adanya kenaikkan harga bahan, kenaikan upah, atau kenaikan harga-harga umum yang tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan.

4. Net Profit Margin

Net profit marginmerupakan kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba pada tingkat penjualan tertentu.Net Profit Margin (NPM) dapat diinterpretasikan sebagai tingkat efisiensi perusahaan, yaitu

sejauh mana kemampuan perusahaan dalam menekan biaya-biaya yang

ada di perusahaan.Semakin tinggi NPM maka semakin efektif suatu

perusahaan dalam menjalankan operasinya.Cara menghitung NPM adalah

dengan membandingkan laba bersih dengan penjualan bersih.

Net profit margin = 𝐋𝐋𝐓𝐓𝐥𝐥𝐓𝐓𝐁𝐁𝐓𝐓𝐤𝐤𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓 𝐏𝐏𝐓𝐓𝐓𝐓𝐏𝐏𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐥𝐥𝐓𝐓𝐤𝐤𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓

2.1.3 Pengertian Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio keuangan merupakan bagian dari analisis keuangan

yaitu analisis yang dilakukan dengan menghubungkan berbagai perkiraan

yang terdapat pada laporan keuangan dalam bentuk rasio keuangan.

Menurut Wild, Subramanyam, dan Halsey (2005 : 36) “analisis rasio (ratio analysis) dapat mengungkapkan hubungan penting dan menjadi dasar perbandingan dalam menemukan kondisi dan tren yang sulit untuk

dideteksi dengan mempelajari masing-masing komponen yang membentuk

rasio”. Sedangkan analisis rasio keuangan menurut Warsidi dan Pramuka

(8)

menjelaskan berbagai hubungan dan indikator keuangan, yang ditujukan

untuk menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan atau prestasi

operasi lalu dan membantu menggambarkan trend pola perubahan tersebut,

untuk kemudian menunjukkan risiko dan peluang yang melekat pada

perusahaan yang bersangkutan”.

Hal ini menunjukkan bahwa analisis rasio keuangan, meskipun

didasarkan pada data dan kondisi masa lalu tetapi dimaksudkan untuk

menilai resiko dan peluang di masa yang akan datang.

2.1.4 Manfaat Analisis Rasio Keuangan

Rasio keuangan dapat digunakan untuk mengevaluasi kondisi

keuangan perusahaan dan kinerjanya.Dengan membandingkan rasio

keuangan perusahaan dari tahun ke tahun manajemen perusahaan dapat

mempelajari komposisi perubahan dan dapat menentukan apakah terdapat

kenaikan atau penurunan kondisi dan kinerja perusahaan selama waktu

tersebut.Selain itu, dengan membandingkan rasio keuangan terhadap

perusahaan lainnya yang sejenis atau terhadap rata-rata industri dapat

membantu mengidentifikasi adanya penyimpangan.

Analisis rasio keuangan pada umumnya digunakan oleh tiga

kelompok utama pemakai laporan keuangan yaitu manajer perusahaan,

analis kredit, dan analis saham. Kegunaan rasio keuangan bagi ketiga

kelompok utama tersebut menurut Brigham dan Houston (2006 : 119)

adalah sebagai berikut :

(9)

2. Analis kredit, termasuk petugas pinjaman bank dan analis peringkat obligasi, yang menganalisis rasio-rasio untuk membantu memutuskan kemampuan perusahaan untuk membayar utang-utangnya, dan

3. Analis saham, yang tertarik pada efisiensi, risiko, dan prospek pertumbuhan perusahaan.

2.1.5 Keunggulan dan Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio keuangan merupakan analisis yang paling sering

dilakukan untuk menilai kondisi keuangan dan kinerja perusahaan.

Analisis rasio keuangan memiliki beberapa keunggulan sebagai alat

analisis sebagaimana yang dikemukakan oleh Harahap (2008 : 298) yaitu:

1. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan.

2. Rasio merupakan pengganti yang sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.

3. Rasio mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain.

4. Rasio sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi (z-score).

5. Rasio menstandarisir size perusahaan.

6. Dengan rasio lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau time series.

7. Dengan rasio lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang.

Sebagai alat analisis keuangan, analisis rasio keuangan juga memiliki

keterbatasan atau kelemahan. Menurut Syahyunan (2004 : 82-83) ada

beberapa keterbatasan atau kelemahan analisis rasio keuangan.

1. Kesulitan dalam mengidentifikasi kategori industri dari perusahaan yang dianalisis apabila perusahaan tersebut bergerak di beberapa bidang usaha.

2. Perbedaan metode akuntansi akan menghasilkan perhitungan yang berbeda, misalnya perbedaan metode penyusutan atau metode penilaian persediaan.

(10)

4. Informasi rata-rata industri adalah data umum dan hanya merupakan hasil manipulasi.

2.1.6 Analisis Laporan Keuangan

Laporan keuangan, merupakan output dari proses akuntansi, adalah

suatu media informasi yang merangkum semua aktivitas keuangan

perusahaan. Laporan ini digunakan oleh berbagai pihak yang

berkepentingan yang memberikan informasi sebagai dasar dalam

pengambilan keputusan yang bersifat ekonomi.Dalam penyusunan laporan

keuangan haruslah berpedoman pada prinsip akuntansi yang telah diterima

secara umum.Laporan keuangan ini memberikan gambaran keadaan

perusahaan. Menurut IAI (2007: 13) “laporan keuangan lengkap terdiri

dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas

dan catatan atas laporan keuangan”. Informasi keuangan yang tersaji

dalam laporan keuangan banyak memberikan manfaat bagi pengguna

apabila laporan tersebut dianalisis lebih lanjut sebelum dimanfaatkan

sebagai alat bantu pembuat keputusan.

2.1.7 Pertumbuhan Laba

2.1.7.1 Pengertian dan Karakteristik Laba

Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan

laba.Pengertian laba secara operasional merupakan perbedaan

antara pendapatan yang direalisasi yang timbul dari transaksi

selama satu periode dengan biaya yang berkaitan dengan

pendapatan tersebut.Pengertian laba menurut Harahap (2008:113)

(11)

akuntansi”.Sementara pengertian laba yang dianut oleh struktur

akuntansi sekarang ini adalah selisih pengukuran pendapatan dan

biaya.Besar kecilnya laba sebagai pengukur kenaikan sangat

bergantung pada ketepatan pengukuran pendapatan dan biaya.

Menurut Harahap (2005:263) laba merupakan “angka yang

penting dalam laporan keuangan karena berbagai alasan antara

lain: laba merupakan dasar dalam perhitungan pajak, pedoman

dalam menentukan kebijakan investasi dan pengambilan

keputusan, dasar dalam peramalan laba maupun kejadian ekonomi

perusahaan lainnya di masa yang akan datang, dasar dalam

perhitungan dan penilaian efisiensi dalam menjalankan perusahaan,

serta sebagai dasar dalam penilaian prestasi atau kinerja

perusahaan”.

Chariri dan Ghozali (2003:214) menyebutkan bahwa laba

memiliki beberapa karakteristik antara lain sebagai berikut:

1. laba didasarkan pada transaksi yang benar-benar terjadi,

2.laba didasarkan pada postulat periodisasi, artinya merupakan prestasi perusahaan pada periode tertentu,

3. laba didasarkan pada prinsip pendapatan yang memerlukan pemahaman khusus tentang definisi, pengukuran dan pengakuan pendapatan,

4.laba memerlukan pengukuran tentang biaya dalam bentuk biaya historis yang dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan pendapatan tertentu, dan

5. laba didasarkan pada prinsip penandingan (matching) antara pendapatan dan biaya yang relevan dan berkaitan dengan pendapatan tersebut.

Perbandingan yang tepat atas pendapatan dan biaya

(12)

tersebut merupakan fokus kinerja perusahaan yang penting. Kinerja

perusahaan merupakan hasil dari serangkaian proses dengan

mengorbankan berbagai sumber daya. Adapun salah satu parameter

penilaian kinerja perusahaan tersebut adalah pertumbuhan laba.

Pertumbuhan laba dihitung dengan cara mengurangkan laba

periode sekarang dengan laba periode sebelumnya kemudian dibagi

dengan laba pada periode sebelumnya (Warsidi dan Pramuka,

2000).

Pertumbuhan Laba = 𝐋𝐋𝐓𝐓𝐥𝐥𝐓𝐓𝐁𝐁𝐓𝐓𝐤𝐤𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓−𝐋𝐋𝐓𝐓𝐥𝐥𝐓𝐓𝐁𝐁𝐓𝐓𝐤𝐤𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓−𝟏𝟏 𝐋𝐋𝐓𝐓𝐥𝐥𝐓𝐓𝐁𝐁𝐓𝐓𝐤𝐤𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓−𝟏𝟏

2.1.7.2 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Laba

Angkoso (2006) menyebutkan bahwa pertumbuhan laba

dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:

1. Besarnya perusahaan.

Semakin besar suatu perusahaan, maka ketepatan pertumbuhan laba yang diharapkan semakin tinggi.

2. Umur perusahaan.

Perusahaan yang baru berdiri kurang memiliki pengalaman dalam mengingkatkan laba, sehingga ketepatannya masih rendah.

3. Tingkat leverage.

Bila perusahaan memiliki tingkat hutang yang tinggi, maka manajer cenderung memanipulasi laba sehingga dapat mengurangi ketepatan pertumbuhan laba.

4. Tingkat penjualan.

Tingkat penjualan di masa lalu yang tinggi, semakin tinggi tingkat penjualan di masa yang akan datang sehingga pertumbuhan laba semakin tinggi.

5. Perubahan laba masa lalu.

(13)

2.1.7.3. Analisis Pertumbuhan Laba

Menurut Angkoso (2006:121) ada dua macam analisis

untuk menentukan pertumbuhan laba yaitu analisis fundamental

dan analisis teknikal, tetapi dalam penelitian ini analisis yang

digunakan adalah analisis fundamental.

1. Analisis Fundamental

Analisis fundamental merupakan analisis yang

berhubungan dengan kondisi keuangan perusahaan.Pada

analisis fundamental diharapkan calon investor akan mengetahui

bagaimana operasional dari perusahaan yang nantinya menjadi

milik investor, apakah sehat atau tidak, apakah menguntungkan

atau tidak dan sebagainya. Hal ini penting karena nantinya akan

berhubungan dengan hasil yang akan diperoleh dari investasi

dan risiko yang harus ditanggung.

Analisis fundamental merupakan analisis historis atas

kekuatan keuangan dari suatu perusahaan yang sering disebut

dengan company analysis.Data yang digunakan adalah data historis, artinya data yang telah terjadi dan mencerminkan

keadaan keuangan yang sebenarnya pada saat dianalisis. Dalam

company analysis para analis akan menganalisis laporan keuangan perusahaan, salah satunya dengan rasio keuangan.

Para analis fundamental mencoba memprediksikan pertumbuhan

(14)

fundamental yang mempengaruhi pertumbuhan laba yang akan

datang, yaitu kondisi ekonomi dan kondisi keuangan yang

tercermin melalui kinerja perusahaan.

2. Analisis Teknikal

Analisis teknikal sering dipakai oleh investor, dan biasanya

data atau catatan pasar yang digunakan berupa grafik.

Analisis ini berupaya untuk memprediksi pertumbuhan laba

di masa yang akan datang dengan mengamati perubahan

laba di masa lalu. Teknik ini mengabaikan hal-hal yang

berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan.

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Widiasih (2006) menguji resiko keuangan dalam memprediksi perubahan

laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ tahun 2001-2003. Rasio

keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah gross profit margin,leverage, earning per share, price earning ratio, perputaran aktiva tetap dan perputaran persediaan. Hasil penelitian menunjukkkan hanya variabel gross profit margin dan leverageyang berpengaruh secara parsial.

Meilina sari (2008) variabel dependen dalam penelitian ini adalah

(15)

parsial,hanya variabel Debt ratio yang berpengaruh secara signifikan,sedangkan variabel lainnya tidak berpengaruh secara parsial terhadap perubahan laba.

Penelitian berikutnya dilakukan oleh Tika lestari (2010) “Pengaruh Rasio

Camel Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI” dengan

mengambil sampel perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI selama tahun

2004-2008. Hasil menunjukkan secara simultan selama tahun 2004-2008 bahwa

rasio CAR, NPL, ROA, ROE, NIM, BOPO dan LDR tidak berpengaruh signifikan

terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI, dan

secara parsial rasio CAR, NPL, ROA, ROE, NIM, BOPO dan LDR juga tidak

mempunyai pengaruh positif terhadap pertumbuhan laba dari tahun ke tahun

selama periode penelitian.

Penelitian lainnya juga dilakukan oleh Evy Melinda Simarmata (2010),

“Pengaruh rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan

manufaktur sektor konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia” . Variabel

dependen dalam penelitian ini adalah pertumbuhan laba dan variabel independen

adalah Debt Ratio,Net profit margin, Inventory turnover, Return on equity. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal dengan jumlah sampel 31

perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi yang terdaftar di BEI selama

tahun 2006-2008. Penelitian sampel yang digunakan adalah dengan cara

menggunakan metode purposive sampling. Secara simutan dan parsial hasil

penelitian menunjukkan bahwa debt ratio,net profit margin,inventory turnover, dan return on equity berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba.

Tabel 2.1

(16)

Nama Variabel yang

Laba per saham (EPS), price earnings ratio (PER),Perputaran persediaan,Perputaran aktiva tetap, Gross profit margin (GPM),dan leverage

Secara bersama-sama laba per saham (EPS), Price Earnings ratio (PER).perputaran persediaan,perputaran aktiva tetap,Gross profit margin (GPM) dan leverage mempunyai

pengaruh terhadap perubahan laba.sedangkan secara parsial ,hanya gross profit margin (GPM) dan leverage yang berpengaruh terhadap perubahan laba

Meilina sari (2008)

Current ratio, debt ratio, total asset turnover,return on equity, dan Gross profit margin

Secara simultan,current

ratio,total asset turnover ,return on equity, dan Gross profit margin berpengaruh terhadap perubahan laba. Secara

parsial,hanya variabel Debt ratio yang berpengaruh secara

signifikan,sedangkan variabel lainnya tidak berpengaruh secara parsial terhadap perubahan laba. Tika Lestari

(2010)

CAR, NPL, ROA, ROE, NIM, BOPO, dan LDR

Hasil penelitian ini menunjukkan secara parsial variabel CAR, NPL,ROA, ROE, NIM, BOPO, danLDR juga tidak mempunyai pengeruh positif

terhadappertumbuhan laba. Sedangkan secara simultan CAR, NPL, ROA, ROE, NIM, BOPO, dan LDR tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

pertumbuhan laba. Evy Melinda

simarmata (2010)

Debt Ratio,Net profit margin, Inventory turnover, Return on equity

Secara simutan dan parsial hasil penelitian menunjukkan bahwa debt ratio,net profit

(17)

2.3 Kerangka Konseptual

Kinerja perusahaan yang baik dapat dilihat dari kemampuannya dalam

menghasilkan laba yang tinggi, dengan menggunakan analisi rasio yang dilakuka n

untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba, sehingga dapat

diketahui kekuatan dan kelemahan perusahaan secara finansial.

Kemampuan DER dalam mempengaruhi pertumbuhan laba dapat

disebabkan oleh pendanaan yang diperoleh dari pihak ketiga (kreditur) yang

akan digunakan untuk mendanai aktiva yang akan digunakan dalam kegiatan

operasional untuk menghasilkan keuntungan. Semakin besar pendanaan yang

diperoleh dari hutang,semakin besar pula kesempatan perusahaan untuk

memperoleh laba. Hal ini didukung oleh penelitian Angkoso (2006) yang

menyimpulkan bahwa DER berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.

Semakin tinggi Return on Assets, maka semakin tinggi laba yang diperoleh perusahaan dari aktiva yang dimilikinya dan akan berpengaruh terhadap

pertumbuhan laba.

Gross Profit Margin merupakan salah satu rasio profitabilitas.Gross Profit Margin yang meningkat menunjukkan bahwa semakin besar laba kotor yang diterima perusahaan terhadap penjualan bersihnya.Ini menunjukkan bahwa

perusahaan mampu menutup biaya administrasi, biaya penyusutan juga beban

bunga atas hutang dan pajak.Ini berarti kinerja perusahaan dinilai baik dan ini

dapat meningkatkan daya tarik investor untuk menanamkan modalnya pada

(18)

bahwa Gross Profit Margin berpengaruh positif signifikan terhadap pertumbuhan laba satu tahun kedepan.

Net profit margin merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba pada tingkat penjualan tertentu. Tingginya NPM akan

menghasilkan laba yang tinggi, sebaliknya NPM yang rendah akan menghasilkan

laba yang rendah pula. Dengan demikian tinggi rendahnya NPM akan

mempengaruhi pertumbuhan laba. Hal ini didukung oeh penelitian Haryanti

(2007) yang menyimpulkan bahwa NPM berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat digambarkan suatu kerangka

konseptual teoritis yang menyatakan bahwa pengaruh kinerja keuangan

merupakan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan laba. Oleh karena itu

kerangka konseptual teoritis dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

𝑥𝑥1

Debt to Equity Ratio

𝑥𝑥2

Return On Assets

Pertumbuhan Laba (Y)

𝑥𝑥3

(19)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian (Sugiyono 2006:51). Berdasarkan latar belakang,rumusan masalah dan

kerangka konseptual,maka penelitian hipotesis sebagai berikut:

2.4.1 Debt to Equity Ratio, Return On Assets, Gross Profit Margin, dan Net Profit Margin secara parsial berpengaruhsignifikan terhadap pertumbuhan laba.

2.4.2 Debt to Equity Ratio, Return On Assets, Gross Profit Margin, dan Net Profit Margin secara simultan berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian 𝑥𝑥4

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Referensi

Dokumen terkait

Di Perkotaan, variabel, yang berhubungan bermakna dengan status gizi akut pada anak balita adalah status ekonomi, pendidikan, tinggi badan orang tua, pemanfaatan pelayanan

 Rata-rata lama menginap tamu pada hotel berbintang di Provinsi Bengkulu bulan April 2015 mencapai 3,19 hari atau naik 0,53 hari bila dibandingkan rata-rata lama

Neuron-neuron itu relatif tidak peka terhadap fitur-fitur visual lain; mereka tidak merespons secara selektif terhadap orientasi berbeda dan memiliki medan

Berdasarkan wawancara dengan perawat yang bertanggungjawab terhadap program pembinaan usia lanjut di Puskesmas Sukolilo II, selama ini perawat telah melaksanakan

First, “How is Little Tree, the main character in Forest Carter’s Education of Little Tree , depicted in the novel?” Second, “What are the characteristics of Cherokee

Oleh karena itu direncanakan desain Jembatan THP Kenjeran yang baru menggunakan struktur jembatan bentang panjang menggunakan struktur box girder segmental pratekan

Prosentase penyelesaian keluhan atas akurasi charging pra bayar yang diselesaikan dalam 15 hari kerja5. ≥ 90%

Pembuatan aplikasi ini untuk memudahkan para pengguna handphone dalam berbelanja, karena banyak sekali masyarakat kita yang pelupa, sehingga banyak diantara mereka yang membawa