• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Rasio Keuangan Untuk Memprediksikan Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Rasio Keuangan Untuk Memprediksikan Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia"

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSIKAN

PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN

MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI

OLEH:

KATRIN SISKA SIMAMORA

100503113

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Rasio Keuangan Untuk Memprediksikan Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Juli 2014 Yang membuat pernyataan

(3)

ABSTRAK

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSIKAN PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis pengaruh rasio keuangan yang diwakili dengan Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Operating Profit Margin Ratio (OPM), Return On Asset (ROA), Inventory Turnover (IT) dan Total Asset Turnover (TATO) terhadap Pertumbuhan Laba baik secara parsial maupun simultan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI periode 2009 hingga 2013.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode tahun 2009 hingga 2013. Setelah melewati tahap purposive sampling, maka sampel yang layak digunakan sebanyak 46 perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI . Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi berganda menggunakan SPSS versi 20.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel DER dan ROA berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Laba tetapi variabel CR, OPM, IT dan TATO tidak berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Laba. Sedangkan hasil penelitian secara simultan menunjukkan bahwa variabel CR, DER, OPM, ROA, IT, dan TATO berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Laba.

(4)

ABSTRACT

ANALYSIS FINANCIAL RATIO TO PREDICT PROFIT GROWTH IN MANUFACTURING COMPANIES

LISTED IN INDONESIAN STOCK EXCHANGE

The objectives of this study was to test and analyze the influence of financial ratio that represented by Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Operating Profit Margin (OPM), Return On Asset (ROA), Inventory Turnover (IT) and Total Asset Turnover (TATO) to Financial Growth either partially or simultaneously on manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange. Indonesian Stock Exchange period 2009 to 2013

The population in this study is the entire manufacturing companies that listed in the Indonesian Stock Exchange period 2009 to 2013. After passed the purposive sampling phase, the number of valid sample is 46 Manufacturing Firms that listed in Indonesian Stock Exchange (BEI). Source of data in this study is secondary data obtained from the official site of Indonesian Stock Exchange (BEI) i used SPSS version 20 software.

The result of this research indicate that partially DER and ROA variables significantly influence to Financial Growth, but CR, OPM, IT and TATO variables not significantly influence to Financial Growth. Meanwhile, the result of this research indicate that simultaneously CR, DER, OPM, IT and TATO significantly influence to Financial Growth.

(5)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, atas kebaikan dan kemurahanNya, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Rasio Keuangan Untuk Memprediksin Pertumbuhan Laba Pada Perusahan

Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Sumatera Utara.

Di dalam penulisan ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dalam bentuk materiil ataupun spiritual, serta dukungan dari pihak yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran demi tersusunnya skripsi ini. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan bantuan baik langsung maupun tidak langsung, antara lain kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak., dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, M.M., Ak., selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

(6)

4. Ibu Dra. Naleni Indra, M.M., Ak. selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, saran, serta pengarahan kepada penulis dalam proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, MSi, Ak. selaku Pembanding yang memberikan koreksi serta petunjuk dan saran sehingga skripsi ini dapat menjadi lebih baik lagi.

6. Kedua orang tua, L.Simamora dan F.Nainggolaan dan adik- adikku yang tercinta, Maria Oktavina, Yolanda, Yonathan Amindito dan Michael beserta seluruh keluarga penulis yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual yang sangat besar, tulus, ikhlas serta selalu mendoakan dan memberikan motivasi yang tiada henti, sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

7. Teman- teman terdekat, Betty, Astry, Kak Vero, Vevy, Rona, Dini dan Sarah yang selalu mendoakan, memberikan dukungan, menemani di saat suka maupun duka selama masa perkuliahan khususnya saat penyusunan skripsi ini.

8. Teman- teman angkatan 2010 departemen Akuntansi S-1 yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah membantu dan memberikan dukungan serta motivasi dalam proses penyusunan skripsi ini.

(7)

bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun senantiasa sangat dibutuhkan penulis dari segenap pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kepada peneliti lain mungkin dapat mengembangkan hasil penelitian ini pada ruang lingkup yang lebih luas dan analisis yang lebih tajam. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pembaca. Terimakasih.

Medan, Juli 2014 Penulis

(8)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN i

ABSTRAK ii

ABSTRACT iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ix

DAFTAR GAMBAR x DAFTAR LAMPIRAN xi

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 5

1.3.2 Manfaat Penelitian ... 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 667 2.1 Landasan Teoritis Laba ... 7

2.1.1 Laba ... 7

2.1.2 Pertumbuhan Laba ... 7

2.1.3 Analisis Pertumbuhan Laba ... 9

2.1.4 Laporan Keuangan ... 10

2.1.5 Analisis Laporan Keuangan ... 12

2.1.6 Analisis Rasio Keuangan ... 14

2.1.7 Penggolongan Rasio Keuangan... 16

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 24

2.3 Kerangka Konseptual ... 27

(9)

BAB 3 METODE PENELITIAN ... 10111131

3.1 Desain Penelitian ... 31

3.2 Jenis dan Sumber Data ... 31

3.3 Populasi dan Sampel ... 32

3.3.1 Populasi ... 32

3.3.2 Sampel ... 32

3.4 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian ... 33

3.4.1 Variabel Dependen ... 33

3.4.2 Variabel Independen ... 34

3.5 Teknik Analisis Data ... 36

3.5.1 Pengujian Asumsi Klasik ... 36

3.5.1.1 Uji Normalitas Data ... 36

3.5.1.2 Uji Multikolinearitas ... 38

3.5.1.3 Uji Autokorelasi ... 39

3.5.1.4 Uji Heteroskedastisitas ... 40

3.5.2Metode Regresi Linier Berganda ... 41

3.5.3 Pengujian Hipotesis ... 42

3.5.3.1 Koefisien Determinasi ... 42

3.5.3.2 Uji Signifikansi Simultan ... 42

3.5.3.3 Uji Signifikansi Parsial ... 43

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 45

4.1 Data Penelitian ... 45

4.2 Analisis Hasil Penelitian ... 45

4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 45

4.2.2 Pengujian Asumsi Klasik ... 48

4.2.2.1 Uji Normalitas ... 48

(10)

4.2.2.3 Uji Autokorelasi ... 54

4.2.2.4 Uji Heteroskedastisitas ... 55

4.2.3 Analisis Regresi Berganda ... 56

4.2.3.1 Koefisien Determinasi ... 57

4.2.4.2 Uji Statistik F ... 58

4.2.4.2 Uji Statistik F ... 59

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ... 64

5.1 Kesimpulan ... 64

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 65

5.3 Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA 68

(11)

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu...26

Tabel 3.1 Identifikasi Variabel ... 36

Tabel 3.2 Pengambilan Keputusan Uji Durbin-Watson ... 40

Tabel 4.1 Descriptive Statistics ... 46

Tabel 4.2 Uji Kolmogorov- Smirnov ... 50

Tabel 4.3 Uji Kolmogorov- Smirnov (setelah transformasi Ln) ... 52

Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas ... 53

Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi dengan Durbin-Watson ... 55

Tabel 4.6 Hasil Koefisien Determinasi ... 57

Tabel 4.7 Hasil Uji F ... 58

(12)

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 27

Gambar 4.1 Grafik Histogram ... 49

Gambar 4.2 Normal Probability Plot ... 49

Gambar 4.3 Grafik Histogram (Data LN) ... 51

Gambar 4.4 Normal Probability Plot (Data LN) ... 52

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Halaman

Lampiran 1 Populasi dan Sampel Penelitian...71 Lampiran 2 Nilai Pertumbuhan Laba Perusahaan Manufaktur yang terdaftar

di BEI tahun 2009-2013 ... 74 Lampiran 3 Nilai CR Perusahaan Manufaktur yang terdaftar

di BEI tahun 2009-2013 ... 75 Lampiran 4 Nilai DER Perusahaan Manufaktur yang terdaftar

di BEI tahun 2009-2013 ... 76 Lampiran 5 Nilai OPM Perusahaan Manufaktur yang terdaftar

di BEI tahun 2009-2013 ... 77 Lampiran 6 Nilai ROA Perusahaan Manufaktur yang terdaftar

di BEI tahun 2009-2013 ... 78 Lampiran 7 Nilai IT Perusahaan Manufaktur yang terdaftar

di BEI tahun 2009-2013 ... 79 Lampiran 8 Nilai TATO Perusahaan Manufaktur yang terdaftar

di BEI tahun

2009-2013...80

(14)

ABSTRAK

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSIKAN PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis pengaruh rasio keuangan yang diwakili dengan Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Operating Profit Margin Ratio (OPM), Return On Asset (ROA), Inventory Turnover (IT) dan Total Asset Turnover (TATO) terhadap Pertumbuhan Laba baik secara parsial maupun simultan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI periode 2009 hingga 2013.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode tahun 2009 hingga 2013. Setelah melewati tahap purposive sampling, maka sampel yang layak digunakan sebanyak 46 perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI . Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi berganda menggunakan SPSS versi 20.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel DER dan ROA berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Laba tetapi variabel CR, OPM, IT dan TATO tidak berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Laba. Sedangkan hasil penelitian secara simultan menunjukkan bahwa variabel CR, DER, OPM, ROA, IT, dan TATO berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Laba.

(15)

ABSTRACT

ANALYSIS FINANCIAL RATIO TO PREDICT PROFIT GROWTH IN MANUFACTURING COMPANIES

LISTED IN INDONESIAN STOCK EXCHANGE

The objectives of this study was to test and analyze the influence of financial ratio that represented by Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Operating Profit Margin (OPM), Return On Asset (ROA), Inventory Turnover (IT) and Total Asset Turnover (TATO) to Financial Growth either partially or simultaneously on manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange. Indonesian Stock Exchange period 2009 to 2013

The population in this study is the entire manufacturing companies that listed in the Indonesian Stock Exchange period 2009 to 2013. After passed the purposive sampling phase, the number of valid sample is 46 Manufacturing Firms that listed in Indonesian Stock Exchange (BEI). Source of data in this study is secondary data obtained from the official site of Indonesian Stock Exchange (BEI) i used SPSS version 20 software.

The result of this research indicate that partially DER and ROA variables significantly influence to Financial Growth, but CR, OPM, IT and TATO variables not significantly influence to Financial Growth. Meanwhile, the result of this research indicate that simultaneously CR, DER, OPM, IT and TATO significantly influence to Financial Growth.

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Laporan keuangan merupakan informasi yang menunjukkan posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang telah lalu dan prospeknya dimasa mendatang, laporan keuangan disusun bagi pemakai laporan keuangan agar dapat digunakan untuk mendukung pengambilan keputusan ekonomi. Salah satu hal yang penting dalam penilaian prestasi perusahaan adalah kondisi keuangannya.

(17)

ketidakpastian, hal ini menyebabkan dibutuhkan kemampuan untuk memprediksi keadaan mendatang sehingga dapat memperkecil resiko investasi.

Laba pada umumnya dipakai sebagai ukuran dari prestasi yang dicapai dalam suatu perusahaan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan investasi, dan prediksi untuk meramalkan pertumbuhan laba yang akan datang yang akan berpengaruh terhadap keputusan investasi para investor dan calon investor yang akan menanamkan modalnya ke dalam perusahaan. Laba bisa menjelaskan kinerja perusahaan selama satu periode di masa lalu. Informasi ini tidak saja ingin diketahui oleh manajer tetapi juga investor dan pihak-pihak lain yang berkepentingan seperti pemerintah dan kreditur. Laba yang diperoleh perusahaan untuk tahun yang akan datang tidak dapat dipastikan, maka perlu adanya suatu prediksi pertumbuhan laba.

(18)

nilai tukar rupiah. Krisis global yang terjadi di tahun 2008 pasti mempengaruhi kondisi keuangan perusahaan di Indonesia melemahnya nilai tukar rupiah menjadi ancaman bagi perusahaan besar yang melakukan kegiatan ekspor dan impor. Begitu banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan laba membuat prediksi pertumbuhan laba sangat luas dan harus memperhatikan banyak kondisi tetapi dalam penelitian ini pertumbuhan laba hanya dilihat dari segi kondisi keuangan perusahaan. Hal tersebut mungkin kurang dapat menginterpretasikan pertumbuhan laba dalam jangka lama tetapi penelitian ini dilakukan untuk melihat apakah kondisi dari dalam perusahaan sudah dapat memprediksi pertumbuhan laba lewat analisis laporan keuangan.

Ada berbagai macam teknik analisis yang dapat digunakan untuk menganalisis dan menilai kondisi keuangan perusahaan serta prospek pertumbuhan labanya (Djarwanto 2009:61). Salah satu alternatif untuk mengetahui apakah informasi keuangan yang dihasilkan dapat bermanfaat untuk memprediksi pertumbuhan laba, termasuk kondisi keuangan di masa depan adalah dengan melakukan analisis rasio keuangan. Analisis rasio keuangan berguna untuk mengindikasikan kekuatan dan kelemahan keuangan suatu perusahaan. Selain analisis rasio-rasio keuangan, laba dan ukuran perusahaan juga dapat digunakan untuk memprediksi pertumbuhan laba pada periode mendatang (Dwimulyani dan Shirley, 2007:44).

(19)

penyusunan skripsi. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Susilawaty (2010) menunjukkan bahwa current ratio, debt ratio, total assets turnover, return on assets tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Hasil yang berbeda ditunjukkan dalam penelitian Sinaga (2010) yang membuktikan bahwa current ratio dan total assets turnover berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Penelitian yang dilakukan Aminatuzzahra (2010) mendukung penelitian Sinaga yang menunjukkan bahwa current ratio, debt ratio, total assets turnover berpengaruh signifikan dalam memprediksi pertumbuhan laba. Penelitian selanjutnya yang dilakukan Itasabella (2011) menunjukkan hasil yang mendukung penelitian Susilawaty bahwa current ratio, debt ratio, total assets turnover dan operating profit margin tidak berpengaruh signifikan dalam memprediksi pertumbuhan laba.

Berdasarkan adanya kebutuhan prediksi pertumbuhan laba dan hasil yang masih beragam diantara penelitian terdahulu maka peneliti ingin melakukan pengujian untuk menelaah kembali pengaruh rasio-rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya adalah tahun pengamatan yang dimulai dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah current ratio, debt to equity ratio, operating profit margin, return on assets, inventory

(20)

jenis perusahaan yang ada di BEI karena perusahaan manufaktur memiliki populasi mayoritas dari perusahaan dagang maupun jasa, selanjutnya penelitian ini diberi judul Analisis Rasio Keuangan Untuk Memprediksikan Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Manufaktur

yang terdaftar di BEI.

1.2 Rumusan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang penelitian yang telah dikemukakan diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:Apakah current ratio, debt to equity ratio, operating profit margin, return on assets, inventory turnover,

dan total assets turnover berpengaruh signifikan baik secara simultan maupun parsial terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur di BEI?

1.3 Tujuan penelitian

Tujuan yang ingin diambil dalam penelitian ini adalah: Untuk mengetahui apakah current ratio, debt to equity ratio, operating profit margin, return on assets, inventory turnover, dan total assets turnover berpengaruh signifikan

(21)

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Bagi peneliti, sebagai bahan masukan untuk memahami rasio keuangan dan pertumbuhan laba khususnya pada perusahaan manufaktur.

2. Bagi investor, sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan-keputusan keuangan yang menyangkut investasi pada perusahaan emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teoritis

2.1.1 Laba

Laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang direalisasi yang timbul dari transaksi selama satu periode dengan biaya yang berkaitan dengan pendapatan tersebut. Terdapat banyak penjelasan mengenai pengertian laba yang dijelaskan oleh para ahli. Seperti Harahap (2005:263):

Laba merupakan angka yang penting dalam laporan keuangan karena berbagai alasan antara lain: laba merupakan dasar dalam perhitungan pajak, pedoman dalam menentukan kebijakan investasi dan pengambilan keputusan, dasar dalam peramalan laba maupun kejadian ekonomi perusahaan lainnya di masa yang akan datang, dasar dalam perhitungan dan penilaian efisiensi dalam menjalankan perusahaan, serta sebagai dasar dalam penilaian prestasi atau kinerja perusahaan.

Wild, Subramanyam, dan Halsey (2005 : 25) mendefenisikan:

Laba (earnings) atau laba bersih (net income) mengindikasikan profitabilitas perusahaan. Laba mencerminkan pengembalian kepada pemegang ekuitas untuk periode bersangkutan, sementara pos-pos dalam laporan merinci bagaimana laba didapat. Laba merupakan perkiraan atas kenaikan (atau penurunan) ekuitas sebelum distribusi kepada dan kontribusi dari pemegang ekuitas.

(23)

utama yaitu pendapatan (revenue), beban (expense), keuntungan (gain), dan kerugian (loss). Defenisi dari elemen-elemen laba tersebut yaitu:

a.Pendapatan (revenue) adalah arus masuk atau peningkatan lain dari aktiva suatu entitas atau pelunasan kewajibannya (atau kombinasi dari keduanya) dari penyerahan atau produksi suatu barang, pemberian jasa, atau aktivitas lain yang merupakan usaha terbesar atau usaha utama yang sedang dilakukan entitas tersebut.

b.Beban (expense) adalah arus keluar atau penggunaan lain dari aktiva atau timbulnya kewajiban (atau kombinasi keduanya) dari penyerahan atau produksi suatu barang, pemberian jasa, atau pelaksanaan aktivitas lain yang merupakan usaha terbesar atau usaha utama yang sedang dilakukan entitas tersebut.

c. Keuntungan (gain) adalah peningkatan dalam ekuitas (aktiva bersih) dari transaksi sampingan atau transaksi yang terjadi sesekali dari suatu entitas dan dari semua transaksi, kejadian, dan kondisi lainnya yang mempengaruhi entitas tersebut, kecuali yang berasal dari pendapatan atau investasi pemilik.

d. Kerugian (loss) adalah penurunan dalam ekuitas (aktiva bersih) dari transaksi sampingan atau transaksi yang terjadi sesekali dari suatu entitas dan dari semua transaksi, kejadian, dan kondisi lainnya yang mempengaruhi entitas tersebut, kecuali yang berasal dari pendapatan atau investasi pemilik.

2.1.2 Pertumbuhan Laba

Indikasi pertumbuhan laba yang digunakan dalam penelitian ini adalah laba bersih. Laba bersih adalah laba yang dihasilkan setelah dikurangi dengan kerugian-kerugian diluar usaha serta pajak penghasilan. Pemilihan laba bersih karena dianggap mencerminkan fokus kinerja perusahaan yang penting. Pertumbuhan laba dihitung dengan cara mengurangkan laba bersih periode sekarang dengan laba bersih pada periode sebelumnya. Secara matematis dituliskan:

(24)

Pertumbuhan laba dipengaruhi oleh perubahan-perubahan komponen yang ada dalam laporan keuangan misalnya perubahan penjualan, perubahan harga pokok penjualan, perubahan pajak penghasilan, perubahan beban bunga, maupun perubahan pos-pos luar biasa, dan lain-lain. Perubahan laba juga dipengaruhi faktor-faktor dari luar seperti peningkatan harga akibat inflasi, kebebasan manajemen (managerial discrection) yang memungkinkan manajer memilih metode akuntansi

dan metode penyusutan yang diperkirakan dapat meningkatkan laba. Menurut Hanafi dan Halim (dalam Haryanti, 2007) menyebutkan bahwa pertumbuhan laba dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: 1. Besarnya perusahaan.

Semakin besar suatu perusahaan maka ketepatan pertumbuhan laba yang diharapkan semakin tinggi.

2. Umur perusahaan.

Perusahaan yang baru berdiri kurang memiliki pengalaman dalam meningkatkan laba, sehingga ketepatannya masih rendah. 3. Tingkat leverage.

Bila perusahaan memiliki tingkat hutang yang tinggi, maka manajer cenderung memanipulasi laba sehingga dapat mengurangi ketepatan pertumbuhan laba.

4. Tingkat penjualan.

Semakin tinggi tingkat penjualan di masa yang akan datang maka pertumbuhan laba akan semakin tinggi juga

5. Perubahan masa lalu.

Semakin besar perubahan masa lalu, semakin tidak pasti laba yang diperoleh di masa mendatang.

2.1.3 Analisis Pertumbuhan Laba

(25)

1. Analisis Fundamental

Analisis fundamental merupakan analisis yang berhubungan dengan kondisi keuangan perusahaan. Dengan analisis fundamental diharapkan calon investor akan mengetahui bagaimana operasional dari perusahaan yang nantinya menjadi milik investor, apakah sehat atau tidak, apakah menguntungkan atau tidak dan sebagainya. Hal ini penting karena nantinya akan berhubungan dengan hasil yang akan diperoleh dari investasi dan resiko yang harus ditanggung.

Analisis fundamental merupakan analisis historis atas kekuatan keuangan dari suatu perusahaan yang sering disebut dengan company analysis. Data yang digunakan adalah data historis, artinya data yang telah terjadi dan mencerminkan keadaan keuangan yang sebenarnya pada saat analisis. Dalam company analysis para analis akan menganalisis laporan keuangan perusahaan yang salah satunya dengan rasio keuangan. Para analis fundamental mencoba memprediksikan pertumbuhan laba di masa yang akan datang dengan mengestimasi faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi pertumbuahan laba yang akan datang, yaitu kondisi ekonomi dan kondisi keuangan yang tercermin melalui kinerja perusahaan.

2. Analisis Teknikal

Analisis teknikal sering dipakai oleh investor, dan biasanya data atau catatan pasar yang digunakan berupa grafik. Analisis ini berupaya untuk memprediksi pertumbuhan laba di masa yang akan datang dengan mengamati perubahan laba di masa lalu. Teknik ini mengabaikan hal-hal yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan.

Dalam hal ini analisis yang digunakan adalah analisis fundamental. Analisis fundamental merupakan analisis yang berkaitan dengan kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan dapat diketahui melalui rasio keuangan.

2.1.4 Laporan Keuangan

(26)

suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

Pengertian laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan (2009:7):

Laporan Keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggung jawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.

Menurut Munawir (2004:2) pengertian laporan keuangan “pada dasarnya hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan tata atau aktivitas perusahaan tersebut”. Sehingga disimpulkan laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang disajikan secara terstruktur sehingga dapat memberikan gambaran keadaan yang nyata mengenai hasil atau prestasi yang telah dicapai oleh perusahaan selama kurun waktu tertentu.

Standar Akuntansi Keuangan (2009:8) menjelaskan laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen berikut:

1. laporan posisi keuangan pada akhir periode; 2. laporan laba rugi komprehensif selama periode 3. laporan perubahan ekuitas selama periode; 4. laporan arus kas selama periode;

(27)

6. laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya.

2.1.5 Analisis Laporan Keuangan

Analisis terhadap laporan keuangan pada dasarnya dilakukan untuk menilai prospek dan resiko perusahaan. Prospek untuk menilai keuntungan (profitabilitas) sedangkan resiko untuk menilai apakah perusahaan tersebut sedang mengalami kesulitan atau tidak.

Djarwanto (2004:59) menjelaskan:

analisis laporan keuangan meliputi penelaahan tentang hubungan dan kecenderungan atau trend untuk mengetahui apakah keadaan keuangan, hasil usaha, dan kemajuan keuangan perusahaan memuaskan atau tidak memuaskan. Analisis dilakukan dengan mengukur hubungan antara unsur-unsur laporan keuangan dan bagaimana perubahan unsur-unsur itu dari tahun ke tahun untuk mengetahui arah perkembangannya

Tunggal (2000:22) mendefinisikan analisis laporan keuangan sebagai “suatu proses untuk membantu memecahkan dan sekaligus menjawab masalah-masalah yang timbul dalam suatu organisasi perusahaan maupun organisasi yang tidak bertujuan untuk memperoleh laba”.

(28)

laporan keuangan tersebut. Sehingga analisis laporan keuangan akan tergantung pada kepentingan masing-masing pihak. Djarwanto (2004:60) menjelaskan berbagai tujuan analisis laporan keuangan ditinjau dari berbagai sudut kepentingan yaitu:

Dari sudut pandang manajemen yang penting adalah bahwa laba yang dicapai cukup tinggi, cara kerja cukup efisien, aktiva aman dan terjaga, struktur permodalan sehat, dan perusahaan mempunyai rencana yang baik mengenai masa depan perusahaan. Sedangkan bagi pemegang saham, dalam menilai keberhasilan manajemen dalam memimpin perusahaan, perhatian terutama ditujukan pada kemampuan perusahaan membayar dividen dan bunga yang dihasilkan dari investasi. Pihak lain seperti kreditur, yang penting adalah likuiditas perusahaan dan prospek ekonomi perusahaan. Bagi pemerintah, analisis laporan keuangan berpengaruh untuk penarikan pajak sebagai salah satu sumber anggaran belanja, kesempatan kerja bagi masyarakat.

Menurut Djarwanto (2004:61) ada beberapa macam teknik analisis laporan keuangan yang dapat dibuat:

1.Analisis perbandingan neraca, laporan laba rugi, dan laporan laba ditahan dengan menunjukkan:

a.data absolut (jumlah dalam rupiah)

b.kenaikan dan penurunan dalam jumlah rupiah c.kenaikan dan penurunan dalam persen

d.perbandingan yang dinyatakan dalam mrasio e.persentase dari total

2.Analisis perubahan modal kerja

3.Analisis trend dari rasio unsur-unsur neraca dandata operasi yang ada kaitannya

4.Analisis persentase per komponen dari neraca dan laporan laba rugi

5.Analisis rasio yang memperlihatkan hubungan beberapa unsur neraca, laporan laba-rugi, dan kedua laporan keuangan tersebut. 6.Analisis perbandingan dengan rasio industri

7.Analisis perubahan pendapatan neto atau analisis perubahan laba bruto

(29)

Kasmir (2009:69) menyebutkan terdapat dua macam metode analisis laporan keuangan yang biasa dipakai, yaitu:

1.Analisis Vertikal: merupakan analisis yang dilakukan terhadap hanya satu periode laporan keuangan saja. Analisis dilakukan antara pos-pos yang ada, dalam satu periode. Informasi yang diperoleh hanya untuk satu periode saja dan tidak diketahui perkembangan dari periode ke periode tidak diketahui

2.Analisis Horizontal: merupakan analisis yang dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode. Dari hasil analisis iniakan terlihat perkembangan perusahaan periode yang satu ke periode yang lain

Ada beberapa keuntungan yang diperoleh dari analisis horizontal jika dibandingkan dengan analisis vertikal. Dalam analisis horizontal, akan terlihat jika terjadi perubahan-perubahan terhadap komponen laporan keuangan dari periode ke periode lain sedangkan dalam anlisis vertikal tidak terlihat. Analisis horizontal juga mempermudah kita mengambil keputusan tentang hal yang perlu dilakukan jika perubahan terjadi. 2.1.6 Analisis Rasio Keuangan

Pengertian analisis rasio keuangan menurut Weston (1995:225):

Analisis rasio keuangan memberikan kerangka hubungan antar pos-posneraca dan perhitungan laba rugi, memungkinkan seseorang menelusurisejarah suatu perusahaan dan menilai posisi keuangannya saat ini, sertamemungkinkan bagi manajer keuangan memperkirakan reaksi kreditur atau investor terhadap keadaan keuangan perusahaan dan dengan demikiandapat mencari cara-cara yang tepat untuk mendapatkan dana

Analisis rasio ini memiliki keunggulan dibandingkan teknik analisis lainnya.

(30)

1.rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca atau ditafsirkan;

2.merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit;

3.mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain;

4.sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi (Z-score);

5.menstandarisir size perusahaan;

6.lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau time series;

7.lebih mudah dalam melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang.

Selain memiliki keunggulan yang cukup banyak bagi perusahaan dalam mengambil keputusan, rasio keuangan belum bisa dipastikan menjamin kondisi dan posisi keuangan yang sebenarnya. Hal itu terjadi karena rasio-rasio keuangan juga memiliki kelemahan. Weston (dalam Kasmir, 2009:117) menyebutkan kelemahan rasio keuangan:

1.Data keuangan disusun dari data akuntansi. Kemudian data tersebut ditafsirkan dengan berbagai macam cara, misalnya perusahaan menggunakan:

-metode penyusutan yang berbeda untuk menentukan nilai penyusutan terhadap aktivanya sehingga menghasilkan nilai penyusutan setiap periode juga berbeda, atau

- penilaian sediaan yang berbeda

(31)

3.Adanya manipulasi data, artinya dalam menyusun data pihak penyusun tidak jujur dalam memasukkan angka-angka ke laporan keuangan yang mereka buat. Akibatnya hasil perhitungan rasio keuangan tidak menunjukkan hasil yang sesungguhnya.

4.Perlakuan pengeluaran untuk biaya-biaya antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya berbeda. Misalnya biaya riset dan pengembangan, biaya perencanaan pensiun, merger, jaminan kualitas pada barang jadi dan cadangan kredit macet.

5.Penggunaan tahun fiskal yang berbeda, juga dapat menghasilkan perbedaan.

6.Pengaruh musiman mengakibatkan rasio komperatif akan ikut berpengaruh

7.Kesamaan rasio keuangan yang telah dibuat dengan standar industri belum menjamin perusahaan berjalan normal dan telah dikelola dengan baik.

2.1.7 Penggolongan Rasio Keuangan

Rasio (atau sering juga disebut nisbah) finansial atau rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan perusahaan untuk menilai kinerja suatu perusahaan berdasarkan perbandingan data keuangan yang terdapat pada pos laporan keuangan (laporan posisi keuangan, laporan laba/rugi, laporan arus kas). Rasio keuangan menurut Riyanto (2001:329) ialah “ukuran yang digunakan dalam interpretasi dananalisis laporan finansial suatu perusahaan”. Rasio keuangan menurut Horne (dalam Kasmir, 2008:104) ialah “indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka lainnya”. Dari hasil rasio keuangan ini akan terlihat kondisi keuangan dan kinerja perusahaan.

(32)

keuangan yang sering digunakan adalah rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas/rentabilitas, rasio leverage, rasio aktivitas, rasio pertumbuhan, market based, dan rasio produktivitas. Secara umum, rasio keuangan dapat dikelompokkan menjadi rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas dan rasio profitabilitas.

1. Rasio Likuiditas

(33)

a.current ratio mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar utang lancar dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki, b.quick ratio atau acid test ratio mengukur kemampuan perusahaan

untuk membayar utang lancar dengan menggunakan aktiva lancar dikurang persediaan karena kurang likuid,

c.cash ratio mengukur kemampuan kas dan surat berharga yang dimiliki perusahaan untuk menutup utang lancar.

Dalam penelitian ini digunakan current ratio untuk mengukur likuiditas.

������������= ������ �������

������� ���������

Semakin besar rasio ini berarti semakin likuid perusahaan.

2. Rasio Solvabilitas

(34)

atau rasio leverage. Horne (2005:209) mengatakan “rasio leverage adalah rasio yang menunjukkan sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang”. Artinya berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti luas rasio leverage/solvabilitas adalah rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan tersebut dibubarkan (dilikuidasi). Untuk mengukur rasio leverage digunakan: a.debt ratio mengukur proporsi dana yang bersumber dari utang

untuk membiayai aktiva perusahaan.

b.Times interest earned ratio mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar beban tetap berupa bunga dengan menggunakan EBIT (Earning Before Interest and Taxes)

c.Debt to equity ratio merupakan perbandingan antara hutang-hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan. Rasio ini juga menunjukkan kemampuan untuk memperoleh pinjaman yang baru. d.Long term debt to equity ratio mengukur besar kecilnya

penggunaan utang jangka panjang dibandingkan dengan modal sendiri perusahaan.

Pada penelitian ini menggunakan debt to equity ratio untuk mengukur solvabilitas.

�����������������=���������

(35)

Semakin tinggi debt to equity ratio semakin aman posisi perusahaan dan semakin besar kemampuan perusahaan untuk mencari pinjaman. Apabila perusahaan mempunyai kemampuan yang besar untuk mencari pinjaman maka perusahaan mempunyai kesempatan yang tinggi untuk memperoleh laba dengan memanfaatkan secara optimal pinjaman tersebut dalam kegiatan usahanya. Tetapi jika pinjaman tidak digunakan seoptimal mungkin maka semakin besar jumlah modal pinjaman perusahaan akan menyebabkan penurunan laba.

3. Rasio Aktivitas

(36)

untuk menggunakan dan mengoptimalkan aktiva yang dimiliki. Beberapa jenis rasio aktivitas adalah:

a.inventory turnover mengukur perputaran persediaan dalam menghasilkan penjualan,

b.average days in inventory mengukur berapa hari rata-rata dana terikat dalam persediaan,

c.receivable turnover mengukur perputaran piutang dalam menghasilka penjualan,

d.days sales outstanding mengukur rata-rata waktu yang diperlukan untuk menerima kas dari penjualan,

e.fixed assets turnover mengukur efektivitas penggunaan aktiva tetap dalam menghasilkan penjualan, dan

f.total assets turn over mengukur efektivitas penggunaan seluruh aktiva dalam menghasilkan penjualan.

Penelitian ini menggunakan inventory turnover dan total assets turnover untuk mengukur aktivitas.

�����������������= �����

���������

(37)

�������������������= �����

�����������

Semakin besar rasio ini berarti semakin efektif pengelolaan seluruh aktiva yang dimiliki perusahaan.

4. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Intinya adalah rasio ini menunjukkan efisiensi perusahaan. Brigham dan Houston (2001:89) mendefinisikan profitability ratio sebagai “hasil akhir bersih dari berbagai kebijakan dan keputusan manajemen”. Rasio ini akan memberikan jawaban akhir tentang efektivitas manajemen perusahaan, memberi gambaran tentang efektivitas pengelolaan perusahaan, serta menunjukkan pengaruh gabungan dari likuiditas, manajemen aktiva, dan hutang terhadap hasil operasi. Kasmir (2009:114) membagi dua rasio profitabilitas yaitu:

1. rentabilitas ekonomi, yaitu dengan membandingkan laba usaha dengan seluruh modal (modal sendiri dan asing)

(38)

Untuk mengukur besar kecilnya profitabilitas dilakukan dengan menggunakan beberapa rasio yaitu:

a.Retun on Assets (ROA) menunjukkan kemampuan perusahaan dengan menggunakan seluruh aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan laba setelah pajak,

b.Return on Equity (ROE) menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba setelah pajak dengan menggunakan modal sendiri perusahaan,

c.Net Profit Margin Ratio mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba bersih dari penjualan ,

d.Operating Profit Margin mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba sebelum bunga dan pajak dengan penjualan , e.Gross Profit Margin mengukur kemampuan untuk menghasilkan

laba kotor dengan penjualan, dan

f.Basic Earning Power mengukur kemampuan untuk menghasilkan laba sebelum bunga dan pajak dengan menggunakan total aktiva yang dimiliki.

Pada penelitian ini profitabilitas diukur dengan: operating profit margin dan return on assets.

���������������������=������� ������ �������� ��������

�����

(39)

��������������= ���������

�����������

Pada umumnya semakin tinggi rasio ini maka perolehan laba akan semakin baik begitu pula sebaliknya

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Salah satu analisis untuk membuat perencanaan dan pengendalian keuangan yang baik adalah dengan melakukan analisis rasio keuangan. Adapun penelitian-penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini dijelaskan berikut:

(40)

Hapsari (2007) melakukan penelitian tentang analisis rasio keuangan yang digunakan untuk memprediksi pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta tahun 2001-2005. Variabel independen yang digunakan adalah Working Capital to Total Assets (WCTA), Current Liability to Inventory (CLI), Operating Income to Total Liabilities (OITL),

Total Assets Turnover (TAT), Net Profit Margin (NPM), dan Gross Profit

Margin (GPM). Hasil dari penelitian ini menunjukkan dalam uji parsial

hanya variabel NPM yang berpengaruh untuk memprediksikan pertumbuhan laba sedangkan dalam uji simultan semua variabel independen berpengaruh signifikan untuk memprediksikan pertumbuhan laba padaa perusahan manufaktur di BEJ tahun 2001-2005.

Sianturi (2011) meneliti analisis rasio keuangan untuk memprediksikan pertumbuhan laba pada perusahaan farmasi yang terdaftar di BEI tahun 2006-2009. Variabel independen yang digunakan adalah current ratio (CR), total debt to equity ratio (DER), total assets turnover (TAT), inventory turnover (IT), operating profit margin (OPM) dan rate of return on investment (ROI). Hasil penelitian menunjukkan hanya DER, IT,

dan OPM secara parsial mampu memprediksikan pertumbuhan laba sedangkan secara simultan semua variabel mampu memprediksikan pertumbuhan laba pada perusahaan farmasi di BEI tahun 2006-2009.

(41)

Penelitian secara parsial menunjukkan hanya debt to equity ratio yang berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba sedangkan secara simultan current ratio, total assets turnover dan inventory turnover berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba.

Susilawaty (2010) melakukan penelitian terhadap 19 industri makanan dan minuman yang terdaftar di BEI tahun 2006-2008. Variabel independen yang diteliti adalah current ratio, debt ratio, total assets turnover, return on assets, dan gross profit margin. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa baik secara parsial maupun simultan, lima rasio keuangan tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba pada industri makanan dan minuman yang terdaftar di BEI tahun 2006-2008

Tabel 2.1

secara parsial variabel TAT dan NPM berpengaruh signifikan positif terhadap ROE

secara simultan bahwa variabel TAT, NPM, CR, DER berpengaruh signifikan terhadap variabel ROE. 2. Hapsari

Secara parsial hanya variabel NPM berpengarug signifikan terhadap PL Secara simultan semua variabel berpengaruh signifikan

3. Sianturi Variabel Independen: CR,DER,TAT,IT,OPM, dan ROI

Variabel dependen: PL

Secara parsial DER,IT dan OPM berpengaruh signifikan terhadap PL Secara simultan semua variabel berpengaruh

Variabel dependen: PL

(42)

Sumber: data diolah penulis, 2014

2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu model yang menerangakan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Kerangka konseptual akan menghubungkan secara teoritis antara variabel-variabel penelitian yaitu variabel bebas dengan variabel terikat.Hubungan antara rasio laporan keuangan dengan pertumbuhan laba dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1

secara parsial menunjukkan hanya DER yang berpengaruh signifikan secara simultan CR,TAT dan IT berpengaruh signifikan terhadap PL

Current Ratio /CR(X1)

Debt to Equity Ratio /DER (X2)

Return on Assets /ROA (X4)

Inventory Turnover /IT (X5)

(43)

Berdasarkan kerangka konseptual di atas, dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah current ratio, debt to equity ratio operating profit margin, return on assets, inventory turnover, total assets

turnover, dan variabel dependennya adalah pertumbuhan laba.

1. Current Ratio (CR) berpengaruh positif terhadap Pertumbuhan Laba. Current Ratio digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan

dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki. Semakin tinggi CR maka semakin likuid dan semakin mudah perusahaan memperoleh pendanaan dari kreditor maupun investor untuk memperlancar kegiatan operasionalnya sehingga laba perusahaan dapat meningkat sehingga dapat dikatakan Current Ratio berpengaruh positif terhadap Pertumbuhan Laba.

2. Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh positif terhadap Pertumbuhan Laba.

Debt to Equity Ratio merupakan perbandingan antara hutang-hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan. Semakin tinggi DER berarti perusahaan memiliki dana yang diperoleh dari pendanaan pihak ketiga yang dapat digunakan untuk membiayai operasional perusahaan yang dapaat mendukung perusahaan untuk memaksimalkan produksinya agar memperoleh peningkatan laba sehingga dapat dikatakan Debt to Equity Ratio berpengaruh positif terhadap Pertumbuhan Laba.

(44)

Operating Profit Margin mengukur kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan laba sebelum bunga dan pajak dengan penjualan yang dicapai. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin efisien penjualan yang dilakukan untuk menghasilkan laba perusahaan sehingga dapat dikatakan Operating Profit Margin berpengaruh positif terhadap Pertumbuhan Laba.

4. Return on Assets (ROA) berpengaruh positif terhadap Pertumbuhan Laba

Return on Assets menunjukkan kemampuan perusahaan dengan

menggunakan seluruh aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan laba bersih. Semakin besar rasio ini berarti semakin efisien penggunaan aktiva perusahaan ataau dengan kata lain dengan jumlah aktiva yang sama bisa dihasilkan laba yang lebih besar berarti dapat dikatakan Return on Assets berpengaruh positif terhadap Pertumbuhan Laba.

(45)

6. Total Assets Turnover (TATO) berpengaruh positif terhadap Pertumbuhan Laba.

Total asset turnover mengukur efektivitas penggunaan seluruh aktiva

dalam menghasilkan penjualan. Semakin besar TAT akan semakin baik karena semakin efisien seluruh aktiva yang digunakan untuk menujang kegiatan penjualan. Semakin cepat perputaran aktiva perusahaan untuk menunjang kegiatan penjualannya maka pendapatan yang diperoleh akan meningkat dan berbanding lurus dengan laba yang akan semakin besar sehingga dapat dikatakan Total Assets Turnover berpengaruh positif terhadap Pertumbuhan Laba.

2.4 HIPOTESIS

Menurut Rochaety, dkk (2009:31) “hipotesis merupakan kebenaran sementara yang masih harus diuji”. Hipotesis menyatakan hubungan yang diduga secara logis antara dua variabel atau lebih dalam rumusan proposisi yang dapat diuji secara empiris. Berdasarkan pada latar belakang, perumusan masalah dan kerangka konseptual seperti yang telah diuraikan di atas, maka hipotesis penelitian yang diajukan adalah Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Operating Profit Margin (OPM), Return on Assets (ROA),

Inventory Turnover (IT) dan Total Assets Turnover (TATO) berpengaruh baik

(46)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif. Rochaety, dkk (2009:17) menjelaskan tujuan penelitian asosiatif yang “bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih”. Bentuk hubungan antara dua variabel atau lebih merupakan bentuk hubungan kausal. Jadi, ada variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan variabel dependen (variabel yang dipengaruhi). Hasil penelitian ini dapat membangun teori yang berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan, dan mengontrol suatu gejala.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif. Jika serangkaian observasi (pengukuran) dapat dinyatakan dalam angka-angka, maka kumpulan angka-angka hasil observasi tersebut dinamakan data kuantitatif. Sumber data dalam penelitian ini merupakan data sekunder. Data yang diperoleh adalah data gabungan dari data time series dan data cross section. Data time series (data deret waktu) adalah sekumpulan data dari

(47)

Bursa Efek Indonesia akan diteliti dari tahun 2009-2013.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Menurut Rochaety, dkk(2009:35) “populasi adalah sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang memiliki karakteristik tertentu.” Populasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2009, 2010, 2011, 2012, dan 2013. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI sebanyak 130 perusahaan. Daftar populasi dapat dilihat pada Lampiran 1.

3.3.2 Sampel

(48)

1. Perusahaan manufaktur terdaftar di BEI pada tahun penelitian yaitu 2009-2012.

2. Perusahaan manufaktur menerbitkan laporan keuangan secara berturut-turut per 31 Desember yang dinyatakan dalam rupiah (Rp). 3. Perusahaan manufaktur yang menerbitkan laporan keuangan telah

diaudit oleh auditor independen.

4. Perusahaan manufaktur yang menghasilkan laba selama masa penelitian.

Berdasarkan kriteria tersebut, diperoleh sampel sebanyak 46 perusahaan (Lampiran 1) sehingga memiliki data observasi sebesar 46 x 5 = 230 data observasi

3.4 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel independen (bebas) dan variabel dependen (terikat).

3.4.1 Variabel dependen (terikat/tergantung)

(49)

mencerminkan kinerja perusahaan, dari ukuran laba maka dapat dilihat apakah perusahaan mempunyai kinerja yang bagus atau tidak.

��������ℎ������ =���������ℎ��ℎ���− ���������ℎ��ℎ���−1 �����������ℎ���−1

3.4.2 Variabel independen (bebas)

Variabel independen adalah variabel yang menjadi sebab terjadinya atau terpengaruhnya variabel dependen. Menurut Sarwono (2003:38) “variabel independen (bebas) adalah variabel stimulus atau variabel yang mempengaruhi variabel lain”. Dalam penelitian ini, variabel independen yang digunakan peneliti adalah rasio keuangan yang terdiri dari current ratio, debt to equity ratio, operating profit margin, return on assets, inventory turnover, dan total asset turnover.

a.Current Ratio

Current ratio, merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki.

������������= �������������

���������������

b.Debt to Equity Ratio

debt to equity ratio, merupakan perbandingan antara hutang – hutang

(50)

�����������������=��������� ������

c. Operating Profit Margin,

Operating Profit Margin, yaitu rasio untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan keuntungan operasi perusahaan.

���������������������=�����������������������������

�����

d. Return on Assets

Return on assets (ROA), merupakan kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan neto.

��������������= ���������

�����������

e. Inventory Turnover

Inventory turnover, yaitu rasio untuk mengukur efisiensi penggunaan

persediaan atau rasio untuk mengukur kemampuan dana yang tertanam dalam persediaan untuk berputar dalam suatu periode tertentu.

�����������������= �����

���������

f. Total Assets Turnover

Total assets turnover yaitu rasio untuk mengukur efisiensi penggunaan

aktiva secara keseluruhan.

�������������������= �����

(51)

Tabel 3.1 Identifikasi Variabel

Variabel Simbol Rumus Skala

Pertumbu

Sumber: data diolah penulis, 2014

3.5 Teknik Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik dengan menggunakan software SPSS 20. Analisis data dilakukan dengan pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis. Hasil pengujian asumsi klasik akan mendukung hasil pengujian hipotesis.

3.5.1 Pengujian asumsi klasik

3.5.1.1 Uji Normalitas Data

(52)

diagonal. Menurut Ghozali (2006:110) “jika distribusi data adalah normal, maka garis yang menghubungkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya”. Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara analisis grafik. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik pada Normal P- Plot of Regression Standardized atau dengan melihat histogram dari

residualnya, dimana:

a. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal regresi memenuhi asumsi normalitas. b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak

mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan kalau tidak hati-hati. Secara visual kelihatan normal, padahal secara statistik bisa sebaliknya. Oleh sebab itu disamping uji grafik sebaiknya dilengkapi dengan uji statistik. Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas adalah uji statistik Kolmogorov-Smirnov, yaitu kriteria pengujian normalitas data

(53)

(2006:112) terdapat beberapa kriteria dengan menggunakan uji Kolmogorov-smirnov antara lain:

1.Bila nilai signifikansi uji kolmogorov-smirnov bernilai dibawah 0,05 maka data tidak berdistribusi normal.

2.Bila nilai signifikansi uji kolmogorov-smirnov bernilai diatas 0,05 maka data berdistribusi normal.

3.5.1.2 Uji Multikolinearitas

Menurut Ghozali (2006:91) “uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi yang tinggi atau sempurna antar variabel bebas/independen”. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas sama dengan nol. Apabila terjadi korelasi antara variabel bebas, maka terdapat problem multikolinearitas pada model regresi tersebut.

(54)

terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Sebagai dasar acuannya dapat disimpulkan:

1. Jika nilai tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.

2. Jika nilai tolerance < 0,10 dan nilai VIF > 10, maka dapat disimpulkan bahwa ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.

3.5.1.3 Uji Autokorelasi

(55)

Tabel 3.2

Pengambilan Keputusan Uji Durbin-Watson

Sumber: Ghozali (2006:96)

3.5.1.4 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas ditujukan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dan residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Menurut Ghozali (2006:105) “jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastis dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas”. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara untuk mendeteksi ada atau heteroskedastisitas dapat diketahui dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Dasar analisis dari uji heteroskedastis melalui grafik plot adalah sebagai berikut (Ghozali, 2006: 105) :

a.Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang,

Hipotesis Nol Keputusan Jika

Tidak ada autokorelasi Tidak ada korelasi positif

atau negatif

(56)

melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

b.Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y secara acak, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

.

3.5.2 Metode Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh dari beberapa variabel bebas terhadap variabel terikat. Penelitian ini menggunakan model analisis regresi berganda dengan persamaan kuadrat terkecil atau ordinary least square (OLS) untuk menganalisis pengaruh CR, DER, OPM, ROA, IT dan TATO dengan model dasar sebagai berikut :

�= �0+�11+�22+�33+�44+�55+�66+℮ dimana Y = Pertumbuhan Laba

β0 = konstanta

X1 = current ratio X2 = debt to equity ratio X3 = operating profit margin X4 = return on assets

X5 = inventory turnover X6 = total assets turnover

β1, β2,...β6 = koefisien regresi

(57)

Besarnya konstanta tercermin dalam "β0", dan besarnya koefisien

regresi dari masing-masing variabel independen ditunjukkan dengan β1, β2, β3, β4, β5, dan β6.

3.5.3 Pengujian Hipotesis

3.5.3.1 Koefisien determinasi (R2)

Ghozali (2006:83) berpendapat “koefisien determinasi (R2) mengukur seberapa jauh kemampuan model menerangkan variasi variabel independen”. Nilai koefisien determinasi dapat dilihat pada R square. Nilai R square dikatakan baik jika diatas 0,5.

3.5.3.2 Uji signifikansi simultan (Uji F)

Secara simultan, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji F-test. Menurut Ghozali (2006:84) “uji statistik pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen”.

Hipotesis yang akan diuji adalah:

H0: variabel current ratio, debt to equity ratio, operating profit

margin, return on assets, inventory turnover, dan total

assets turnover secara simultan tidak berpengaruh

(58)

Ha: variabel current ratio, debt to equity ratio, operating profit

margin, return on assets, inventory turnover, dan total

assets turnover secara simultan berpengaruh signifikan

dalam memprediksikan pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur di BEI.

Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi Fhitung dengan ketentuan:

1. Jika Fhitung<Ftabelpada α=0,05 dan nilai p-value > level of

significant sebesar 0,05 maka Ha ditolak dan H0 diterima

2. Fhitung>Ftabel pada α=0,05 dan nilai p-value < level of

significant sebesar 0,05 maka Ha diterima dan H0 ditolak

3.5.3.3 Uji signifikansi parsial

Secara parsial, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t-test. Ghozali (2006:84) “uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen.” Uji t dilakukan untuk mengetahui signifikan tidaknya pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat atau dengan kata lain untuk menguji pengaruh variabel independen dan variabel dependen secara parsial. Hipotesis yang akan diuji adalah:

H0: variabel current ratio, total debt to equity ratio, operating

(59)

assets turnover secara parsial tidak berpengaruh signifikan dalam memprediksikan pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur di BEI.

Ha: variabel current ratio, total debt to equity ratio, operating

profit margin, return on assets, inventory turnover dan total

assets turnover secara parsial berpengaruh signifikan dalam

memprediksikan pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur di BEI.

Uji ini dilakukan dengan ketentuan:

1. Jika thitung< ttabel, maka Ha ditolak dan H0 diterima

(60)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Penelitian

Objek penelitian ini adalah Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan purposive sampling dan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. Penelitian

ini dilakukan selama periode 2009-2013 dengan sampel sebanyak 46 perusahaan manufaktur, maka diperoleh 46 perusahaan x 5 tahun = 230 data observasi.

4.2 Analisis Hasil Penelitian

4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul. Statistik deskriptif memberikan penjelasan mengenai nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean), dan nilai standar

deviasi (δ) dari variabel-variabel independen dan variabel dependen.

(61)

Tabel 4.1

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

PL 230 -825,24 998,93 43,1868 149,97611

CR 230 20,85 1174,28 243,9725 158,63349

DER 230 ,08 3,19 ,8515 ,62995

OPM 230 ,38 32,68 10,9357 6,34756

ROA 230 ,22 47,91 12,1560 8,97812

IT 230 1,49 63,75 8,1035 7,80858

TATO 230 ,39 2,74 1,3148 ,44675

Valid N (listwise) 230

Sumber: Data penelitian yang diolah menggunakan SPSS 20

Tabel 4.1 diatas menunjukkan bahwa penelitian ini menggunakan sampel (N) sebanyak 230 sampel. Berdasarkan hasil analisis deskriptif diatas dapat dijelaskan bahwa :

1. Variabel pertumbuhan laba (Y) memiliki nilai minimun sebesar -825,24 yang dimiliki oleh PT Asiaplast Industries Tbk sedangkan nilai maksimum dimiliki oleh PT Voksel Electronic Tbk sebesar 998,93. Rata-rata pertumbuhan laba (PL) sebesar 43,19 dan standar deviasi 149,98 dengan jumlah pengamatan sebanyak 230.

2. Variabel current ratio (X1) memiliki dengan nilai minimum sebesar 20,85 yang dimiliki oleh PT Sepatu Bata Tbk sebesar 20,85 tahun 2010 sedangkan nilai maksimal dimiliki oleh PT Mandom Indonesia Tbk sebesar 1174,28 tahun 2011. Rata-rata current ratio (CR) sebesar 243,97 dan standar deviasi 158,63 dengan jumlah pengamatan sebanyak 230

(62)

Tbk sebesar 3,19. Rata-rata DER sebesar 0,85 dan standar deviasi sebesar 0,63 dengan jumlah pengamatan 230.

4. Variabel operating profit margin (X3) memiliki nilai minimun sebesar 0,38 yang dimiliki oleh PT Alumindo Light Metal Industry Tbk sedangkan nilai maksimum dimiliki oleh PT Delta Djakarta Tbk sebesar 32,68. Rata-rata OPM sebesar 10,93 dan standar deviasi 6,35 dengan jumlah pengamatan sebanyak 230.

5. Variabel return on assets (X4) memiliki nilai minimun sebesar 0,22 yang dimilki oleh PT Budi Acid Jaya Tbk sedangkan nilai maksimum dimiliki oleh PT Merck Indonesia Tbk sebesar 47,91. Rata-rata ROA sebesar 12,16 dengan jumlah pengamatan 230. 6. Variabel inventory turnover (X5) memiliki nilai minimun sebesar

1,49 yang dimiliki oleh PT Gudang Garam Tbk sedangkan nilai maksimum dimiliki oleh PT Nippon Indosari Corpindo Tbk sebesar 63,75. Rata-rata IT sebesar 8,10 dan standar deviasi 7,81 dengan jumlah pengamatan 230.

(63)

4.2.2 Pengujian Asumsi Klasik

Uji Asumsi Klasik digunakan untuk menguji, apakah model regresi yang digunakan dalam penelitian ini layak diuji atau tidak. Uji Asumsi klasik digunakan untuk memastikan bahwa multikolinearitas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas tidak terdapat dalam model yang digunakan dan data yang dihasilkan terdistribusi normal. Jika keseluruhan syarat tersebut terpenuhi, berarti bahwa model analisis telah layak digunakan (Gujarati dalam Hapsari, 2007:69). Uji penyimpangan asumsi klasik, dapat dijabarkan sebagai berikut.

4.2.2.1Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah regresi variabel dependen, variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak mempunyai distribusi normal. Dalam penelitian ini pengujian normalitas data dilakukan secara grafik dan statistik sehingga dapat diketahui secara pasti bagaimana distribusi data yang diperoleh. Data yang tidak berdistribusi secara normal dalam persamaan regresi maka akan memberikan hasil yang bias.

(64)

SPSS 20, maka dihasilkan grafik histogram seperti terlihat pada gambar 4.1 dibawah ini:

Gambar 4.1 Grafik Histogram

Sumber: Output SPSS 20, Grafik Histogram

Gambar 4.2 Uji Normalitas

(65)

Dengan melihat tampilan histogram maupun grafik normal plot dapat disimpulkan bahwa grafik histogram memberikan pola distribusi yang tidak normal. Pada grafik P-Plot terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal, serta penyebaran agak jauh dari garis diagonal. Hal ini menunjukkan baik histogram maupun P-Plot tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Hasil analisis statistik adalah sebagai berikut : Tabel 4.2

Kolmogorov-Smirnov Z 3,949

Asymp. Sig. (2-tailed) ,000

Sumber: Output SPSS 20, One Sample Kolmogrov-Smirnov Untuk menentukan data dengan uji statistic non – parametrik Kolmogrov-Smirnov, nilai signifikasi harus diatas 0,05 atau 5%. Pengujian terhadap normalitas residual dengan menggunakan uji Kolmogrov-Smirnov, mempunyai nilai kolmogrov-smirnov sebesar 3,949 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Hal ini berarti H0 ditolak yang berarti data residual terdistribusi tidak

(66)

Uji normalitas secara residual pada industri manufaktur terdistribusi tidak normal, hal ini dikarenakan industri manufaktur yang listed di BEI tahun 2009-2013 mempunyai fluktuasi data yang tidak stabil artinya banyak data residual yang tidak terpenuhi. Oleh karena dilakukan teknik menormalkan distribusi data dalam bentuk transformasi bentuk natural (LN). Secara rinci hasil perhitungan uji normalitas residual dengan grafik histogram, uji normal probability plot dan uji Komolgrov-Smirnov berdasarkan data transform-LN variabel PL ditunjukkan pada gambar dan tabel sebagai berikut:

Gambar 4.3

(67)

Gambar 4.4

Uji Normalitas P-Plot (LN) Sumber: Output SPSS 20, Normal P-Plot

Dari grafik normal probility plot titik-titik menyebar berhimpit disekitar diagonal dan hal ini menunjukkan bahwa residual terdistribusi secara normal.

Tabel 4.3

Uji Statistik- Non Parametrik (Data LN)

Sumber: Output SPSS 20, One Sample Kolmogrov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 163

Normal Parametersa,b Mean 0E-7

Std. Deviation 1,32702604 Most Extreme Differences

Absolute ,074 Positive ,052 Negative -,074

Kolmogorov-Smirnov Z ,946

Asymp. Sig. (2-tailed) ,332

Gambar

Tabel 2.1
Gambar 2.1     Kerangka Konseptual
Tabel 3.1 Identifikasi Variabel
Tabel 3.2 Pengambilan Keputusan Uji Durbin-Watson
+7

Referensi

Dokumen terkait

Adapun yang menjadi tujuan penelitian penulis Disini adalah untuk mengetahui “Upaya Pemerintahan Desa Dalam Mewujudkan Masyarakat Madani ( civil society ) Di Desa

Keterangan: * Isilah tanda ceklis (  ) pada kolom jawaban “Ada” atau “Tidak”.. STANDAR PENGELOLAAN. 113. Tujuan program keahlian. a) Rencana kerja jangka menengah (empat

Di bidang pendidikan simulasi komputer juga sangat penting dalam pembelajaran sains seperti fisika pada mekanika gerak peluru dan tumbukan benda yang sulit diamati detail

3 cakupan layanan persampahan sudah mencapai 85 % Meningkat nya cakupan pelayanan persampah an Identifikasi Kebutuhan Pelayanan Persampahan Pengembanga n sistem

Di Perkotaan, variabel, yang berhubungan bermakna dengan status gizi akut pada anak balita adalah status ekonomi, pendidikan, tinggi badan orang tua, pemanfaatan pelayanan

Hakikat yang disebut ayat di atas yang mengaitkan permohonan ampun dengan limpahan rezeki dan tersebarnya kesejahteraan lahir dan batin merupakan kaidah yang

Pada penelitian ini akan dilakukan analisa pengaruh penggunaan information gain untuk seleksi fitur citra tanah dalam rangka menilai kesesuaian lahan pada tanaman cengkeh..

Level pendidikan karyawan juga dapat mempengaruhi perilaku inovatif yang muncul pada karyawan (Etikariena &amp; Muluk, 2014). Karyawan yang memiliki level pendidikan