• Tidak ada hasil yang ditemukan

IDENTIFIKASI PARASITOID DROSOPHILA SP. DI SEKITAR PASAR LEMBANG KABUPATEN BANDUNG BARAT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IDENTIFIKASI PARASITOID DROSOPHILA SP. DI SEKITAR PASAR LEMBANG KABUPATEN BANDUNG BARAT."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

IDENTIFIKASI PARASITOID Drosophila sp.

DI SEKITAR PASAR LEMBANG KABUPATEN BANDUNG BARAT

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat

untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains

Progam Studi Biologi

Oleh

Mufti Mulia Lestari

0902010

PROGRAM STUDI BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

IDENTIFIKASI PARASITOID Drosophila sp.

DI SEKITAR PASAR LEMBANG KABUPATEN BANDUNG BARAT

Oleh

Mufti Mulia Lestari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada

Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Mufti Mulia Lestari 2014

Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Skirpsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(3)

MUFTI MULIA LESTARI

IDENTIFIKASI PARASITOID Drosophila sp.

DI SEKITAR PASAR LEMBANG KABUPATEN BANDUNG BARAT

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

PEMBIMBING:

Pembimbing I

Dr. Yayan Sanjaya, M.Si

NIP. 197112312001121001

Pembimbing II

Tina Safaria, M.Si

NIP. 197303172001122002

Mengetahui

Ketua Jurusan

H. Dr. Riandi, M.Si

(4)

PERNYATAAN

“Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “IDENTIFIKASI PARASITOID Drosophila sp. DI SEKITAR PASAR LEMBANG KABUPATEN BANDUNG BARAT” ini

beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan

penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang

berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko/sanksi

yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini”.

Bandung, Januari 2014

Yang membuat pernyataan,

Mufti Mulia Lestari

(5)

IDENTIFIKASI PARASITOID Drosophila sp.

DI SEKITAR PASAR LEMBANG KABUPATEN BANDUNG BARAT

ABSTRAK

Produk pasca panen buah-buahan diketahui sangat mudah mengalami kerusakan fisik akibat berbagai penanganan yang dilakukan. Hal ini mengakibatkan selama periode pasca panen terjadi kemunduran mutu kesegarannya. Salah satu faktor utama yang dapat menurunkan produksi buah adalah serangan serangga pengganggu. Salah satu serangga pengganggu adalah Drosophila sp. yang menimbulkan kerusakan pada buah-buahan, yang mengakibatkan pembusukan pada buah tersebut. Penelitian ini akan membahas mengenai jenis dan tingkat parasitasi parasitoid Drosophila. Parasitoid ialah serangga yang hidup dipermukaan atau di dalam tubuh inang, yang akhirnya membunuh inang tersebut. Sampel diambil dari 9 titik di sekitar Pasar Lembang Kabupaten Bandung Barat, dengan meletakan umpan selama 5 hari. Selanjutnya umpan melalui tahap Rearing hingga menjadi pupa, lalu pupa diletakan di kandang rearing hingga menetas. Pupa yang menetas diidentifikasi jenis parasitoid dan Drosophilanya, lalu menghitung jumlah yang didapat dan menganalisisnya. Hasilnya, terdapat dua jenis parasitoid, yaitu Leptopilina

victoriae dan Trichopria drosophilae yang berasal dari inang Drosophila melanogaster.

Tingkat parasitasi keseluruhan 5,08%, dan tingkat parasitasi tertinggi pada Leptopilina

victoriae sebesar 2,99% dan Trichopria drosophilae sebesar 2,07%.

(6)

IDENTIFICATION PARASITOID OF Drosophila sp.

AROUND LEMBANG DISTRICT AT WEST BANDUNG REGENCY

ABSTRACT

Fruits as after harvest product are known to be easy physicaly damage as a result from bad handling. This matter gave a to quality decrease during post-harvest periodes. One of the principal factors that cause quality decrease on fruits is insect brunt. One of them is Drosophila sp which often cause a damage to fruits. This research discussed about species and parasitasi level of Drosophila’s parasitoid. Parasitoid is an insect lived on surface or in host body and kill the host in the end. Sample were taken by put a tine bait in nine plot around Lembang district at West Bandung regency for five days. Furthermore the bait passee through rearing phase in order to become pupa, then pupa were placed in rearing stable until there are hatched. The hatch pupas then identified for their parasitoid species and their host, afterwards the parasitoid is quantified. There were two parasitoids that were identification as Leptopilina victoriae and Trichopria drosophilae they were found in Drosophila melanogastert. The whole parasitasi level was about 5,08%, and the highest parasitasi level was 2,99% from Leptopilina victoriae and 2,07% from Trichopria drosophilae.

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang ... 1

B.Rumusan Masalah ... 3

C.Pernyataan Penelitian ... 3

D.Batasan Masalah ... 4

E. Tujuan Penelitian ... 4

F. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 5

A.Drosophila sp. ... 5

1. Morfologi ... 5

2. Siklus Hidup ... 6

B.Parasitoid ... 8

1. Definisi ... 8

2. Jenis Parasitoid ... 10

3. Hymenoptera ... 12

3.1.Diapridae ... 13

3.2.Figitidae ... 14

3.3.Formicidae ... 14

C. Pengendalian Hayati ... 15

BAB III METODE PENELITIAN ... 18

A.Jenis Penelitian ... 18

B.Populasi dan Sampel ... 18

(8)

2. Sampel ... 18

C.Lokasi dan Waktu Penelitian ... 18

1. Lokasi Penelitian ... 18

2. Waktu Penelitian ... 19

D.Alat dan Bahan ... 19

1. Alat ... 19

2. Bahan ... 19

E. Cara Kerja ... 20

1. Pembuatan Media ... 20

2. Prosedur Rearing ... 20

3. Pemeliharaan di Kandang Rearing ... 21

4. Identifikasi ... 22

5. Analisis Data ... 22

F. Alur Penelitian ... 23

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 24

A.Hasil dan Pembahasan ... 24

B.Jenis Parasitoid ... 29

1. Leptopilina victoriae ... 30

2. Trichopria drosophilae ... 31

C.Crematogaster sp. ... 32

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 34

A.Kesimpulan ... 34

B.Saran ... 34

DAFTAR PUSTAKA ... 35

(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Daftar alat yang digunakan saat penelitian ... 19

Tabel 3.2 Daftar bahan yang digunakan saat penelitian ... 19

Tabel 4.1 Hasil spesies parasitoid dari tiga titik pengulangan ... 26

Tabel 4.2 Hasil seluruh jenis spesies parasitoid ... 27

Tabel 4.3 Hasil pengukuran faktor klimatik ... 28

(10)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 a). Drosophila betina; b). Drosophila jantan ... 6

Gambar 2.2 Siklus Hidup Drosophila sp. ... 7

Gambar 2.3 Larva Drosophila sp. ... 7

Gambar 2.4 Pupa Drosophila sp. ... 8

Gambar 2.5 Eurytoma masii Russo bertelur eksternal pada Phloeotribus scarabaeoides (Bern.) di cabang kayu ... 9

Gambar 2.6 Siklus hidup parasitoid ... 10

Gambar 2.7 Leptopilina ... 13

Gambar 2.8 Trichopria ... 14

Gambar 2.9 Crematogaster ... 15

Gambar 3.1 Trap paralon ... 20

Gambar 3.2 Media rearing ... 21

Gambar 3.3 Kandang rearing ... 21

Gambar 3.4 Mikroskop stereo ... 22

Gambar 3.5 Bagan alur penelitian ... 23

Gambar 4.1 Sex comb (metatarsal sisir) Drosophila melanogaster ... 24

Gambar 4.2 Drosophila melanogaster ... 25

Gambar 4.3 Diagram presentase parasitasi parasitoid ... 26

Gambar 4.4 Leptopilina victoriae jantan ... 31

Gambar 4.5 Leptopilina victoriae berina ... 32

Gambar 4.6 Leptopilina victoriae ... 32

Gambar 4.7 Trichopria drosophilae jantan ... 33

Gambar 4.8 Trichopria drosophilae betian ... 33

Gambar 4.9 Trichopria drosophilae ... 34

Gambar 4.10 Crematogaster sp. jantan ... 35

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Produk pasca panen buah-buahan diketahui sangat mudah mengalami

kerusakan fisik akibat berbagai penanganan yang dilakukan. Hal ini

mengakibatkan selama periode pasca panen terjadi kemunduran mutu

kesegarannya. Kemunduran ini akan dibarengi dengan tumbuh dan

berkembanganya agen-agen perusak lainnya seperti mikroorganisme pembusuk

dan serangga perusak. Salah satu faktor utama yang dapat menurunkan produksi

buah adalah serangan serangga pengganggu. Lembang merupakan daerah

pertanian yang dapat menopang berbagai kebutuhan pokok seperti buah-buahan,

sayur-sayuran, dan lain sebagainya. Lembang memiliki perkebunan yang luas

yang dapat menghasilkan berbagai jenis buah-buahan yang dihasilkan. Namun,

kondisi buah-buahan yang dihasilkan tidak selalu dalam keadaan baik, bahkan ada

yang terserang berbagai jenis penyakit dan serangan dari serangga pengganggu.

Sebagian besar produk hasil tanaman tersebut dimanfaatkan oleh manusia untuk

kepentingan hidup dan kehidupannya, namun sebaliknya, produk hasil tanaman

tersebut juga diminati makhluk hidup lain yaitu serangga pengganggu. Salah satu

serangga pengganggu adalah Drosophila sp. yang sering menimbulkan kerusakan

pada buah-buahan, sehingga mengakibatkan pembusukan pada buah tersebut.

Cara pengendalian yang paling sering digunakan adalah dengan menggunakan

insektisida, tetapi penggunaan insektisida yang tinggi dapat memberikan dampak

yang negatif terhadap kesehatan tubuh, sehingga perlu adanya pengendalian alami

yang dilakukan untuk mengurangi penggunaan insektisdida. Penggunaan

insektisida untuk mengendaliakan serangan serangga pengganggu cenderung

mengakibatkan penurunan bahkan menghilangkan keberadaan musuh alami

(12)

2

Drosophila sp. menyimpan telur dengan menusukan ovivositornya ke dalam

daging buah. Telur tersebut akan berkembang menjadi larva, yang kemudian akan

menggerogoti daging buah. Akibatnya buah tersebut akan cepat membusuk dan

tidak layak untuk dikonsumsi. Untuk mengatasi hal tersebut di atas diperlukan

adanya upaya pengendalian serangga pengganggu secara alami untuk mengurangi

penggunaan insektisida. Musuh alami yang terdiri atas parasitoid, predator dan

patogen merupakan pengendali alami utama hama yang bekerja secara terkait

kepadatan populasi sehingga tidak dapat dilepaskan dari kehidupan dan

perkembangbiakan hama (Untung, 2010). Dari itu perlu adanya musuh alami

untuk pemberantasan serangga pengganggu. Pengendalian ini baik diterapkan

karena lebih ramah lingkungan dan berlangsung dalam jangka waktu cukup lama,

selain itu juga dapat memberikan keuntungan lain salah satunya tidak

menimbulkan pengaruh yang negatif terhadap lingkungan. Dalam pengendalian

serangga pengganggu dan penyakit, petani masih banyak mengandalkan

insektisida karena menganggap bahwa insektisida adalah obat. Ketergantungan

petani terhadap insektisida harus dihapuskan mengingat harga insektisida semakin

mahal dan timbulnya berbagai efek negatif termasuk dampak terhadap lingkungan

hidup dan kesehatan manusia (Ardjanhar & Negara, 2011).

Pengendali hayati baik berupa organisme vertebrata (predator) maupun

organisme invertebrata (patogen, parasitoid dan agens antagonis) diatur

keberadaanya dalam keseimbangan ekologis, sehingga tidak menyebabkan

kerusakan tanaman (Setyolaksono, 2012). Kerusakan yang terdapat di buah dapat

sangat tinggi jika tidak ditanggulangi dan dikendalikan secara tepat, karena sifat

dari serangga pengganggu adalah hanya dapat bertelur di dalam buah. Larva yang

menetas di dalam buah akan menggerogoti buah, sehingga mengakibatkan

sulitnya pengendalian serangga pengganggu karena keberadaannya yang di dalam

buah.

Keberadaan musuh alami pada ekosistem pertanian, baik itu predator

maupun parasitoid, memiliki peranan yang sangat penting khususnya dalam

pengaturan populasi serangga pengganggu (Altieri, 1999). Untung (2010)

(13)

3

dilakukan secara sengaja memanfaatkan atau memanipulasikan musuh alami

untuk menurunkan atau mengendalikan populasi serangga pengganggu. De Bach

(1979) mendefinisikan pengendalian hayati sebagai pengaturan populasi

organisme dengan musuh-musuh alami, sehingga kepadatan populasi organisme

tersebut berada di bawah rata-ratanya dibandingkan bila tanpa pengendali.

Pengendali alami ialah proses pengendalian yang berjalan sendiri tanpa ada

kesengajaan yang dilakukan oleh manusia (Untung, 2010).

Pengendalian alami ini terjadi tidak hanya oleh bekerjanya musuh alami,

tetapi juga oleh komponen ekosistem lainnya seperti makanan, dan cuaca. Sebagai

agensia pengendali hayati, parasitoid sangat baik digunakan dan selama ini yang

paling sering berhasil mengendalikan serangga pengganggu dibandingkan dengan

kelompok agensia pengendali lainnya (Hadi, 2009). Penggunaan insektisida

untuk mengendalikan serangga pengganggu cenderung mengakibatkan penurunan

atau bahkan menghilangkan keberadaan musuh alami (Wanger, et al. 2010).

Masih sedikitnya informasi mengenai keanekaragaman parasitoid dan

hubungannya dengan kondisi habitat dan fenologi serangga pengganggu,

menyebabkan parasitoid belum dapat dimanfaatkan secara optimal. Berangkat dari

uraian di atas, maka perlu dilakukan penelitian dan pengembangan tentang

parasitoid sebagai pengendali hayati untuk serangga pengganggu. Selain itu

penggunaan parasitoid untuk mengendalikan serangga pengganggu bersifat ramah

lingkungan dan lebih terarah pada pengendalian secara alami dengan membiarkan

musuh alami tetap hidup, sehingga terjaga keseimbangan ekosistem.

Untuk mendukung pengembangan parasitoid sebagai pengendali hayati

diperlukan informasi awal parasitoid yang menginfeksi Drosophila sp. dan

persentase parasitasi parasitoid yang ditemukan. Hal ini penting untuk

dilakukannya pembiakan parasitoid di laboratorium, sehingga pengendalian

Drosophila sp. dengan menggunakan parasitoid dapat lebih efektif. Dilakukannya

penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi parasitoid yang ada pada Drosophila

sp., sehingga nantinya dapat digunakan sebagai pengendali alami untuk

(14)

4

B. Rumusan Masalah

Bagaimana keanekaragaman dan presentase parasitasi parasitoid yang

terdapat di pupa Drosophila sp.?

C. Pertanyaan Penelitian

1. Jenis parasitoid apa saja yang menginfeksi Drosophila sp.?

2. Bagaimana tingkat parasitasi setiap jenis parasitoid terhadap

Drosophila sp.?

3. Bagaimana tingkat parasitasi seluruh jenis parasitoid terhadap

Drosophila sp.?

D. Batasan Masalah

1. Pupa dari Drosophila sp. yang dipelihara di kandang rearing sebanyak

200 buah

2. Buah yang digunakan sebagai umpan adalah pisang ambon

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keanekaragaman dan

presentase parasitasi pada pupa Drosophila sp.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini ialah dapat digunakan sebagai informasi awal untuk

pengembangan parasitoid sebagai pengendali hayati yang efektif dalam

(15)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan termasuk penelitian deskriptif. Menurut Syah

(2010) penelitian deskriptif adalah metode penelitian yang digunakan untuk

menemukan pengetahuan yang seluas-luasnya terhadap objek penelitian pada

suatu masa tertentu. Punaji (2010) menjelaskan bahwa penelitian deskriptif adalah

penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan suatu

keadaan, peristiwa, objek apakah orang, atau segala sesuatu yang terkait dengan

variabel-variebel yang bisa dijelaskan baik dengan angka-angka maupun

kata-kata.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh parasitoid yang terdapat pada

pupa Drosophila sp.di sekitar pasar Lembang Kabupaten Bandung.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah jenis-jenis parasitoid yang muncul dari

pupa Drosophila sp. yang menginfeksi buah pisang di sekitar pasar Lembang

Kabupaten Bandung.

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di sekitar pasar Lembang di sembilan titik dan

sampel dibawa ke Laboratorium Struktur Hewan, Jurusan Pendidikan Biologi,

Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas

Pendidikan Indonesia serta dibawa ke LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan

(16)

19

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan selama empat bulan, mulai dari bulan Maret 2013

sampai bulan Juni 2013.

D. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel

di bawah ini:

1. Alat

Tabel 3.1 Daftar alat yang akan digunakan saat penelitian

No. Alat Jumlah

1 Paralon 9

2 Stoples 9

3 Botol vial 10 ml 9

4 Cawan Petri 9

5 Objek glass secukupnya

6 Mikroskop 1

7 Kandang rearing 3 unit

8 Kain rearing 5 meter

9 Alat tulis 1

10 Sendok 1

11 Camera digital 1

12 Kertas label 1 bungkus

13 Kuas 1

2. Bahan

Tabel 3.2 Daftar bahan yang akan digunakan saat penelitian

No Nama bahan Jumlah

1 Buah Pisang 9 buah

2 Kapas 1 bungkus

3 Alkohol 70% 500 ml

4 Kapur barus secukupnya

(17)

20

E. Cara Kerja

1. Pembuatan Media

Media yang digunakan terbuat dari paralon yang diberi dua buah pisang

ambon yang masing-masing dibelah menjadi dua bagian. Langkah-langkah yang

digunakan ialah:

a. Meninjau tempat yang berlokasi di sekitar pasar Lembang

b. Menentukan sembilan titik sebagai tempat untuk meletakkan umpan

c. Paralon yang diberi pisang diletakkan di titik yang sudah ditentukan sebagai

media untuk mendatangkan Drosophila sp.

d. Paralon tersebut didiamkan selama lima hari

e. Paralon yang berisi pisang dibawa ke Laboratorium Struktur Hewan FPMIPA

UPI untuk dipindahkan ke media rearing

Gambar 3.1 Trap paralon Sumber: Dokumentasi pribadi (2013)

2. Prosedur Rearing

Rearing yang digunakan adalah toples dengan penutup kain rearing, dengan

cara:

a. Buah pisang yang sudah mengandung telur Drosophila sp. dipindahkan untuk

dimasukan ke dalam toples

b. Buah pisang yang ada dalam toples tersebut di tutup dengan kain rearing

c. Buah pisang didiamkan selama beberapa hari sampai telur berubah menjadi

(18)

21

Gambar 3.2 Media rearing Sumber: Dokumentasi pribadi (2013)

3. Pemeliharaan di Kandang Rearing

Kandang rearing yang digunakan ialah kandang rearing yang terbuat dari

mika dengan penutup kain rearing, proses ini dilakukan dengan cara:

a. Pupa yang ada diambil dengan menggunakan sendok, kemudian dipindahkan

ke dalam cawan petri yang diberi alas kapas

b. Cawan petri yang berisi pupa dimasukan ke dalam kandang rearing yang

berukuran 20 x 20 x 20 cm untuk perkembangan hingga menjadi imago

c. Jumlah pupa yang diperoleh di hitung

d. Pupa yang menetas menjadi imago dipindahkan ke dalam vial dan diawetkan

menggunakan alkohol 70%

(19)

22

4. Identifikasi

Pupa yang telah menetas di identifikasi secara morfologi baik Drosophila

sp. maupun parasitoid yang muncul, dengan cara:

a. Imago diamati dengan menggunakan mikroskop stereo

b. Pengidentifikasian Drosophila berdasarkan karakter morfologi dengan

menggunakan buku identifikasi Drosophila: A Guide To Species Identification

And Use (Therese & Patrick, 2006)

c. Pengidentifikasian parasitoid berdasarkan karakter morfologi dengan

menggunakan buku identifikasi Hymenoptera Of The World: An Identification

Guide To Families (Goulet & Huber, 1993)

d. Pengidentifikasian juga dilakukan di LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan

Indonesia) Cibinong Bogor untuk dilakukan determinasi dan cross cek.

Gambar 3.4 Mikroskop stereo Sumber: Dokumentasi pribadi (2013)

5. Analisis Data

Presentase parasitasi parasitoid adalah jumlah parasitoid yang muncul

dibagi dengan jumlah keseluruhan pupa kemudian dikali 100%.

Presentase parasitasi parasitoid menggunakan perhitungan metode Hamid,

et al. (2003):

Jumlah parasitoid

P = X 100%

(20)

23

Presentase rasio parasitasi untuk setiap jenisnya dihitung menggunakan

rumus:

Keterangan:

P = persentase mortalitas/parasitasi lalat buah

F. Alur Penelitian

Studi literatur Penyusunan

proposal Seminar proposal

Persiapan alat dan bahan

Pemasangan umpan

Pengambilan umpan

Metode rearing Pengumpulan pupa

Pemilihan pupa dalam kandang

rearing

Observasi di laboratorium

Perhitungan presentase

parasitasi parasitoid

Penyusunan Skripsi

Ujian sidang

Gambar 3.5 Bagan alur penelitian Jumlah jenis parasitoid

P = X 100%

(21)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dengan pengambilan sampel di Sekitar Pasar

Lembang Kabupaten Bandung Barat yaitu, inang dari parasitoid yang terparasiti

adalah Drosophila melanogaster dengan parasitoid yang menginfeksinya ialah

Leptopilina victoriae dan Trichopria drosophilae. Tingkat parasitasi keseluruhan

5,08% dengan tertinggi pada Leptopilina victoriae sebesar 2,99% dan Trichopria

drosophilae sebesar 2,07%.

B. Saran

Beberapa saran untuk penelitian selanjutnya yaitu penelitian sebaiknya

dilakukan dalam jangka waktu berbeda, baik di musim kemarau maupun musim

hujan. Karena faktor klimatik dapat mempengaruhi hasil. Dan penelitian

selanjutnya diharapkan adanya pembudidayaan parasitoid sebagai pengendali

hayati untuk mengurangi dampak dari insektisida.

(22)

38

DAFTAR PUSTAKA

Allan, S. (1996). Drosophila Guide: Introduction to the Genetic and Cytology of Drosophila melanogaster. Tenth Edition. Carnegie Institution of Washington.

Allemand, R., Lemaitre, C., Frey, F., Bouletreau, M., Vavre, F., Nordlander, G., Alphen van J., & Carton, Y. (2002). Phylogeny of six African Leptopilina species (Hymenoptera: Cynipoidea, Figitidae), parasitoids of Drosophila, with description of three new species. UMR CNRS 5558 Biometrie et Biologie Evolutive, Universite Claude Bernard-Lyon I, F-69622 Villeurbanne cedex, France.

Altieri, M.A. (1999). The ecological role of biodiversity in agroecosystems. Agriculture Ecosys- tems & Environment 74:19-31.

Ardjanhar, A. & Negara, A. (2011). Tingkat Parasitasi Dan Jenis Parasitoid Telur Penggerak Batang Padi Putih Di Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. Biromaru.

Campbell, N.A., Reece, J.B. & Mitchell, L.G. (2002). BIologi. Edisi Kelima. Jilid. 1. Biology. Lestari, R. Erlangga. Jakarta.

Carton, Y. & Claret, J. (1982). Adaptive significance of a temperature induced diapause in a cosmopolitan parasitoid of Drosophila. Ecological Entomology. 7 : 239-247.

De Bach, P. (1979). Biological Control of Insect Pests and Weeds. London (UK): Chapman and Hall.

Demerec, M. & Kaufmann, B.P. (1960). Drosophila Guide: Introduction To The Genetics And Cytology Of Drosophila melanogaster. Department of Genetics. Carnegie Institution of Washington.

Doutt, R.L. (1964). Biological characteristics of entomophagous adults. p. 145– 167. In Biological Control of Insect Pests and Weeds (Paul DeBach, editor). Chapman and Hall Ltd., London. 844 pp.

Emily, V.S. (2008). Crematogaster ashmeadi Emery (Insecta: Hymenoptera: Formicidae: Myrmicinae). University of Florida.

Ferster, B., Deyrup, M., Scheffrahn, R.H., & Cabrera, B.J. (2000). The pest ants

(23)

39

http://flrec.ifas.ufl.edu/entomo/ants/Pest%20Ants%20of%20FL/index.htm. [ 30 November 2013 ].

Fleury, F., Gibert, P., Ris, N., & Allemand, R. (2009). “Ecology and Life History

Evolution of Frugivorous Drosophila Parasioid”. Advances of Parasitology. 70, (1), 68-78.

Gaston, K.J. (1996). Biodiversity: A Biology of Numbers and Difference. Blackwell Science, Cambridge, UK.

Gerdeman, B. (2011). Spotted wing drosophila; slides and images. WSU Whatcom County Extension. Online http://w hatcom.wsu.edu/ipm/swd/ slides.html.

Godfray, H.C.J. (1994). Parasitoids: behavioral and evolutionary ecology. Princeton, Princeton University Press, 473p.

Goutlet, H. & Huber, J.T. (1993). Hymenoptera of the world: an identification guide to families. Research Branch, Agriculture Canada. University of Minnesota.

Hadi, M.H., Tarwotjo, U. & Rahadian, R. (2009). Biologi Insekta Entomologi (Edisi pertama). Yogyakarta. Graha Ilmu.

Hamid, H., Buchori, D., & Triwidodo, H. (2003). Keanekaragaman Parasitoid dan Parasitisasinya pada Pertanaman Padi di Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun. IPB. Bogor.

Hauser, M. (2011). “A historic account of the invasion of Drosophila suzukii (Matsumura) (Diptera: Drosophilidae) in the continental United States, with remarks on their identification”. Pest Management Science. doi: 10.1002/ps.2265.

Heinrichs, E.A., Aguda, R.M., Barrion, A.T., Bharathi. M., Chelliah, S., Dalle, D., Gallagher, K.O., Kritani, K., Litsinger, J.A., Loevinsohn, M.E., Naba, K., Ooi, P.A.C., Parada, O., Roberts, D.W., Rombach, M.C., Shepard, B.M., Smith, C.M., Weber, G. (1994). Biology and Management of Rice Insects. New Delhi. India: International Rice Research Institute. Willey Eastern.

Holldobler & Wilson (1990). The Ants. Belknap Press of Harvard University Press. Cambridge. Mass.

(24)

40

Jumar. (2000). Entomologi Pertanian. Rineka Cipta. Jakarta.

Krebs, C.J. (1999). Ecological Methodology. 2nd ed. Benjamin Cummings, Menlo Park. California. 620 pp.

Lasalle, J. (1993). Parasitic Hymenoptera, biological control, and biodiversity. pp. 197-215, in LaSalle, J. & Gauld, I. D. (eds), Hymenoptera and Biodiversity. CAB International, Wallingford, UK.

Longino, T.J. (2003). The Crematogaster (Hymenoptera, Formicidae, Myrmicinae) of Costa Rica. ZOOTAXA. The Evergreen State College, Olympia, Washington 98505, USA.

Marta, S.L., Cecilia, B.M., & Daniel, A.A. (2012). Diapriinae Wasps (Hymenoptera: Diaprioidea: Diapriidae) Associated with Ants (Hymenoptera: Formicidae) in Argentina. División Entomología, Facultad de Ciencias Naturales y Museo, Universidad Nacional de La Plata, 1900 La Plata, Buenos Aires, Argentina.

Masner, L. (1976). Notes On The Ecitophilous Diapriid Genus Mimopria Holmgren (Hymenoptera: Proctotrupoidea, Diapriidae). Canadian Entomologist 108: 123–126.

Meigen. (1830). Drosophila melanogaster. [Online]. Tersedia: http://www.itis.gov/servlet/SingleRpt/SingleRpt?search_topic=TSN&search _value=146290. [28 Desember 2013 ].

Milan, N.F., Kacsoh, B.Z., Schlenke, T.A. (2012). Alcohol Consumption as Self-Medication against Blood-Borne Parasites in the Fruit Fly. Current Biology.

Muesebeck, C.F.W. (1980). The Nearctic parasitic wasps of the genera Psilus Panzer and Coptera Say (Hymenoptera, Proctotrupoidea, Diapriidae). Washington, U.S. Department of Agriculture. 71p. (Techn. Bull., 1617).

Myers, P., Espinosa, R., Parr, C.S. Jones, T., Hammond, G.S., & Dewey, T.A. (2013). The Animal Diversity Web (online). Accessed at

http://animaldiversity.org. [Online]. Tersedia:

http://animaldiversity.ummz.umich.edu/accounts/Crematogaster_curvispino sa/classification/.[30 November 2013 ].

(25)

41

Nordlander, G. (1980). Revision of the genus Leptopilina Forster, 1869, with notes on the status of some other genera (Hymenoptera, Cynipoidea: Eucoilidae). Entomologica Scandinavica, 11 : 428-453.

Octriana, L. (2009). Identifikasi dan Analisis Tingkat Parasitasi Jenis Parasitoid terhadap Hama Lalat Buah Bactrocera tau pada Tanaman Markisa. J. Hort. Vol. 20 No. 2, 2010. Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika. Solok.

Ovruski, S., Aluja, M., Sivinski, J. & Wharton, R. (2000). Hymenopteran parasitoids on fruit-infesting Tephritidae (Diptera) in Latin America and southern United States: diversity, distribution, taxonomic status and their use in fruit fly biological control. Int. Pest Man. Rev. 5: 81-107.

Robert, L.Z. (2009). Ant Crematogaster Male. Mobile County. Alabama. USA. [Online]. Tersedia: http://bugguide.net/node/view/352741/bgimage [30 November 2013].

Ronquist, F., Hanson, P., Buffington, M.L., Fontal-Cazalla, F., & Ros-Farre, P. (2006). Familia Figitidae. In: P.E. Hanson & I.D. Gauld (eds.), Neotropical Hymenoptera. Memoirs of the American Entomological Institute. 77: 280– 293.

Roof, J. (2001). Formicidae Ants, Fourmis. University of Michigan. [Online]. Tersedia: http://animaldiversity.ummz.umich.edu/accounts/Formicidae/ [30 November 2013].

Setyolaksono, M.P., (2012). Pengendalian Hayati Dan Prospeknya. Balai Besar Perbenihan & Proteksi Tanaman Perkebunan Ambon. Kementrian

Pertanian. [Online]. Tersedia:

http://ditjenbun.deptan.go.id/bbp2tpbon/index.php?option=com_content&vi ew=article&id=199:pengendalian-hayati-dan-prospeknya&catid=12:news [12 Januari 2013].

Simangunsong, B.R. (1986). Parasitologi. Depdikbud. Universitas Terbuka. Jakarta.

Sunarno. (2012). Pengendalian Hayati (Biologi Control)Sebagai Salah Satu Komponen Pengendalian Hama Terpadu (PHT). Volume 1 Nomor 2, Agustus 2012. Universitas Halmahera.

Therese, A. Markow & Patrick M. O’Grady. (2006). Drosophila: A Guide To Species Identification And Use. Academic Press is an imprint of Elsevier.

(26)

42

Untung, K. (2010). Diktat Dasar-dasar Ilmu Hama Tanaman. Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan. Fakultas Pertanian Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

Walsh, D. (2009). Spotted wing drosophila could pose threat for Washington fruit growers. Washington State University.

Wanger, T.C., Rauf, A, & Schwarze S. (2010). Pesticides and tropical biodiversity. Frontiers in Ecology and the Environment 8:178- 179.

Williams, D.J.M., & Langor, D.W. (2002). Rearing, Identification And Biology Of Parasitoids And Predators Associated With Pissodes Weevils In Canada. Canadian Forest Service. Northern Forestry Centre.Canada.

Wilson. (1994). Life Cycle of the Fruit Fly. The Woodrow Wilson National

Fellowship Foundation. [Online]. Tersedia:

Gambar

Tabel 3.1 Daftar alat yang digunakan saat penelitian  .......................................
Tabel 3.1 Daftar alat yang akan digunakan saat penelitian
Gambar 3.1 Trap paralon Sumber: Dokumentasi pribadi (2013)
Gambar 3.2 Media rearing Sumber: Dokumentasi pribadi (2013)
+3

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Menghitung besarnya kebutuhan air irigasi dilakukan dengan menggunakan metode F.J.Mock, dari analisis kebutuhan air irigasi didapat besarnya debit andalan DAS

Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara terkait dengan kinerja karyawan dalam bekerja.. Dari hasil prasurvei, diperoleh bahwa kinerja karyawan

Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Menulis Karangan Narasi Melalui Penggunaan Media Gambar Seri di Kelas IV SD Negeri.. Julang

A Temu anggota dekranas kota yogyakarta 2010 Pembuakaan amikom enterpreneur

asing” atau pihak luar, maka penilaian mahasiswa terhadap agama Baha’i mengarah pada kesimpulan bahwa agama Baha’i adalah agama yang menyimpang dari ajaran Islam dan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa siswa dengan gaya kognitif Field Independent telah mampu berpikir relasional dan dapat memenuhi semua indikator,

And yet, even this is not quite the end of the story. The greater the distance between main narrative and simile, the more sense it makes to talk of a parallel world established by