IDENTIFIKASI PARASITOID Drosophila sp.
DI SEKITAR PASAR LEMBANG KABUPATEN BANDUNG BARAT
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat
untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains
Progam Studi Biologi
Oleh
Mufti Mulia Lestari
0902010
PROGRAM STUDI BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
IDENTIFIKASI PARASITOID Drosophila sp.
DI SEKITAR PASAR LEMBANG KABUPATEN BANDUNG BARAT
Oleh
Mufti Mulia Lestari
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada
Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
© Mufti Mulia Lestari 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang
Skirpsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
MUFTI MULIA LESTARI
IDENTIFIKASI PARASITOID Drosophila sp.
DI SEKITAR PASAR LEMBANG KABUPATEN BANDUNG BARAT
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH
PEMBIMBING:
Pembimbing I
Dr. Yayan Sanjaya, M.Si
NIP. 197112312001121001
Pembimbing II
Tina Safaria, M.Si
NIP. 197303172001122002
Mengetahui
Ketua Jurusan
H. Dr. Riandi, M.Si
PERNYATAAN
“Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “IDENTIFIKASI PARASITOID Drosophila sp. DI SEKITAR PASAR LEMBANG KABUPATEN BANDUNG BARAT” ini
beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan
penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang
berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko/sanksi
yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini”.
Bandung, Januari 2014
Yang membuat pernyataan,
Mufti Mulia Lestari
IDENTIFIKASI PARASITOID Drosophila sp.
DI SEKITAR PASAR LEMBANG KABUPATEN BANDUNG BARAT
ABSTRAK
Produk pasca panen buah-buahan diketahui sangat mudah mengalami kerusakan fisik akibat berbagai penanganan yang dilakukan. Hal ini mengakibatkan selama periode pasca panen terjadi kemunduran mutu kesegarannya. Salah satu faktor utama yang dapat menurunkan produksi buah adalah serangan serangga pengganggu. Salah satu serangga pengganggu adalah Drosophila sp. yang menimbulkan kerusakan pada buah-buahan, yang mengakibatkan pembusukan pada buah tersebut. Penelitian ini akan membahas mengenai jenis dan tingkat parasitasi parasitoid Drosophila. Parasitoid ialah serangga yang hidup dipermukaan atau di dalam tubuh inang, yang akhirnya membunuh inang tersebut. Sampel diambil dari 9 titik di sekitar Pasar Lembang Kabupaten Bandung Barat, dengan meletakan umpan selama 5 hari. Selanjutnya umpan melalui tahap Rearing hingga menjadi pupa, lalu pupa diletakan di kandang rearing hingga menetas. Pupa yang menetas diidentifikasi jenis parasitoid dan Drosophilanya, lalu menghitung jumlah yang didapat dan menganalisisnya. Hasilnya, terdapat dua jenis parasitoid, yaitu Leptopilina
victoriae dan Trichopria drosophilae yang berasal dari inang Drosophila melanogaster.
Tingkat parasitasi keseluruhan 5,08%, dan tingkat parasitasi tertinggi pada Leptopilina
victoriae sebesar 2,99% dan Trichopria drosophilae sebesar 2,07%.
IDENTIFICATION PARASITOID OF Drosophila sp.
AROUND LEMBANG DISTRICT AT WEST BANDUNG REGENCY
ABSTRACT
Fruits as after harvest product are known to be easy physicaly damage as a result from bad handling. This matter gave a to quality decrease during post-harvest periodes. One of the principal factors that cause quality decrease on fruits is insect brunt. One of them is Drosophila sp which often cause a damage to fruits. This research discussed about species and parasitasi level of Drosophila’s parasitoid. Parasitoid is an insect lived on surface or in host body and kill the host in the end. Sample were taken by put a tine bait in nine plot around Lembang district at West Bandung regency for five days. Furthermore the bait passee through rearing phase in order to become pupa, then pupa were placed in rearing stable until there are hatched. The hatch pupas then identified for their parasitoid species and their host, afterwards the parasitoid is quantified. There were two parasitoids that were identification as Leptopilina victoriae and Trichopria drosophilae they were found in Drosophila melanogastert. The whole parasitasi level was about 5,08%, and the highest parasitasi level was 2,99% from Leptopilina victoriae and 2,07% from Trichopria drosophilae.
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A.Latar Belakang ... 1
B.Rumusan Masalah ... 3
C.Pernyataan Penelitian ... 3
D.Batasan Masalah ... 4
E. Tujuan Penelitian ... 4
F. Manfaat Penelitian ... 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 5
A.Drosophila sp. ... 5
1. Morfologi ... 5
2. Siklus Hidup ... 6
B.Parasitoid ... 8
1. Definisi ... 8
2. Jenis Parasitoid ... 10
3. Hymenoptera ... 12
3.1.Diapridae ... 13
3.2.Figitidae ... 14
3.3.Formicidae ... 14
C. Pengendalian Hayati ... 15
BAB III METODE PENELITIAN ... 18
A.Jenis Penelitian ... 18
B.Populasi dan Sampel ... 18
2. Sampel ... 18
C.Lokasi dan Waktu Penelitian ... 18
1. Lokasi Penelitian ... 18
2. Waktu Penelitian ... 19
D.Alat dan Bahan ... 19
1. Alat ... 19
2. Bahan ... 19
E. Cara Kerja ... 20
1. Pembuatan Media ... 20
2. Prosedur Rearing ... 20
3. Pemeliharaan di Kandang Rearing ... 21
4. Identifikasi ... 22
5. Analisis Data ... 22
F. Alur Penelitian ... 23
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 24
A.Hasil dan Pembahasan ... 24
B.Jenis Parasitoid ... 29
1. Leptopilina victoriae ... 30
2. Trichopria drosophilae ... 31
C.Crematogaster sp. ... 32
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 34
A.Kesimpulan ... 34
B.Saran ... 34
DAFTAR PUSTAKA ... 35
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Daftar alat yang digunakan saat penelitian ... 19
Tabel 3.2 Daftar bahan yang digunakan saat penelitian ... 19
Tabel 4.1 Hasil spesies parasitoid dari tiga titik pengulangan ... 26
Tabel 4.2 Hasil seluruh jenis spesies parasitoid ... 27
Tabel 4.3 Hasil pengukuran faktor klimatik ... 28
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 a). Drosophila betina; b). Drosophila jantan ... 6
Gambar 2.2 Siklus Hidup Drosophila sp. ... 7
Gambar 2.3 Larva Drosophila sp. ... 7
Gambar 2.4 Pupa Drosophila sp. ... 8
Gambar 2.5 Eurytoma masii Russo bertelur eksternal pada Phloeotribus scarabaeoides (Bern.) di cabang kayu ... 9
Gambar 2.6 Siklus hidup parasitoid ... 10
Gambar 2.7 Leptopilina ... 13
Gambar 2.8 Trichopria ... 14
Gambar 2.9 Crematogaster ... 15
Gambar 3.1 Trap paralon ... 20
Gambar 3.2 Media rearing ... 21
Gambar 3.3 Kandang rearing ... 21
Gambar 3.4 Mikroskop stereo ... 22
Gambar 3.5 Bagan alur penelitian ... 23
Gambar 4.1 Sex comb (metatarsal sisir) Drosophila melanogaster ... 24
Gambar 4.2 Drosophila melanogaster ... 25
Gambar 4.3 Diagram presentase parasitasi parasitoid ... 26
Gambar 4.4 Leptopilina victoriae jantan ... 31
Gambar 4.5 Leptopilina victoriae berina ... 32
Gambar 4.6 Leptopilina victoriae ... 32
Gambar 4.7 Trichopria drosophilae jantan ... 33
Gambar 4.8 Trichopria drosophilae betian ... 33
Gambar 4.9 Trichopria drosophilae ... 34
Gambar 4.10 Crematogaster sp. jantan ... 35
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Produk pasca panen buah-buahan diketahui sangat mudah mengalami
kerusakan fisik akibat berbagai penanganan yang dilakukan. Hal ini
mengakibatkan selama periode pasca panen terjadi kemunduran mutu
kesegarannya. Kemunduran ini akan dibarengi dengan tumbuh dan
berkembanganya agen-agen perusak lainnya seperti mikroorganisme pembusuk
dan serangga perusak. Salah satu faktor utama yang dapat menurunkan produksi
buah adalah serangan serangga pengganggu. Lembang merupakan daerah
pertanian yang dapat menopang berbagai kebutuhan pokok seperti buah-buahan,
sayur-sayuran, dan lain sebagainya. Lembang memiliki perkebunan yang luas
yang dapat menghasilkan berbagai jenis buah-buahan yang dihasilkan. Namun,
kondisi buah-buahan yang dihasilkan tidak selalu dalam keadaan baik, bahkan ada
yang terserang berbagai jenis penyakit dan serangan dari serangga pengganggu.
Sebagian besar produk hasil tanaman tersebut dimanfaatkan oleh manusia untuk
kepentingan hidup dan kehidupannya, namun sebaliknya, produk hasil tanaman
tersebut juga diminati makhluk hidup lain yaitu serangga pengganggu. Salah satu
serangga pengganggu adalah Drosophila sp. yang sering menimbulkan kerusakan
pada buah-buahan, sehingga mengakibatkan pembusukan pada buah tersebut.
Cara pengendalian yang paling sering digunakan adalah dengan menggunakan
insektisida, tetapi penggunaan insektisida yang tinggi dapat memberikan dampak
yang negatif terhadap kesehatan tubuh, sehingga perlu adanya pengendalian alami
yang dilakukan untuk mengurangi penggunaan insektisdida. Penggunaan
insektisida untuk mengendaliakan serangan serangga pengganggu cenderung
mengakibatkan penurunan bahkan menghilangkan keberadaan musuh alami
2
Drosophila sp. menyimpan telur dengan menusukan ovivositornya ke dalam
daging buah. Telur tersebut akan berkembang menjadi larva, yang kemudian akan
menggerogoti daging buah. Akibatnya buah tersebut akan cepat membusuk dan
tidak layak untuk dikonsumsi. Untuk mengatasi hal tersebut di atas diperlukan
adanya upaya pengendalian serangga pengganggu secara alami untuk mengurangi
penggunaan insektisida. Musuh alami yang terdiri atas parasitoid, predator dan
patogen merupakan pengendali alami utama hama yang bekerja secara terkait
kepadatan populasi sehingga tidak dapat dilepaskan dari kehidupan dan
perkembangbiakan hama (Untung, 2010). Dari itu perlu adanya musuh alami
untuk pemberantasan serangga pengganggu. Pengendalian ini baik diterapkan
karena lebih ramah lingkungan dan berlangsung dalam jangka waktu cukup lama,
selain itu juga dapat memberikan keuntungan lain salah satunya tidak
menimbulkan pengaruh yang negatif terhadap lingkungan. Dalam pengendalian
serangga pengganggu dan penyakit, petani masih banyak mengandalkan
insektisida karena menganggap bahwa insektisida adalah obat. Ketergantungan
petani terhadap insektisida harus dihapuskan mengingat harga insektisida semakin
mahal dan timbulnya berbagai efek negatif termasuk dampak terhadap lingkungan
hidup dan kesehatan manusia (Ardjanhar & Negara, 2011).
Pengendali hayati baik berupa organisme vertebrata (predator) maupun
organisme invertebrata (patogen, parasitoid dan agens antagonis) diatur
keberadaanya dalam keseimbangan ekologis, sehingga tidak menyebabkan
kerusakan tanaman (Setyolaksono, 2012). Kerusakan yang terdapat di buah dapat
sangat tinggi jika tidak ditanggulangi dan dikendalikan secara tepat, karena sifat
dari serangga pengganggu adalah hanya dapat bertelur di dalam buah. Larva yang
menetas di dalam buah akan menggerogoti buah, sehingga mengakibatkan
sulitnya pengendalian serangga pengganggu karena keberadaannya yang di dalam
buah.
Keberadaan musuh alami pada ekosistem pertanian, baik itu predator
maupun parasitoid, memiliki peranan yang sangat penting khususnya dalam
pengaturan populasi serangga pengganggu (Altieri, 1999). Untung (2010)
3
dilakukan secara sengaja memanfaatkan atau memanipulasikan musuh alami
untuk menurunkan atau mengendalikan populasi serangga pengganggu. De Bach
(1979) mendefinisikan pengendalian hayati sebagai pengaturan populasi
organisme dengan musuh-musuh alami, sehingga kepadatan populasi organisme
tersebut berada di bawah rata-ratanya dibandingkan bila tanpa pengendali.
Pengendali alami ialah proses pengendalian yang berjalan sendiri tanpa ada
kesengajaan yang dilakukan oleh manusia (Untung, 2010).
Pengendalian alami ini terjadi tidak hanya oleh bekerjanya musuh alami,
tetapi juga oleh komponen ekosistem lainnya seperti makanan, dan cuaca. Sebagai
agensia pengendali hayati, parasitoid sangat baik digunakan dan selama ini yang
paling sering berhasil mengendalikan serangga pengganggu dibandingkan dengan
kelompok agensia pengendali lainnya (Hadi, 2009). Penggunaan insektisida
untuk mengendalikan serangga pengganggu cenderung mengakibatkan penurunan
atau bahkan menghilangkan keberadaan musuh alami (Wanger, et al. 2010).
Masih sedikitnya informasi mengenai keanekaragaman parasitoid dan
hubungannya dengan kondisi habitat dan fenologi serangga pengganggu,
menyebabkan parasitoid belum dapat dimanfaatkan secara optimal. Berangkat dari
uraian di atas, maka perlu dilakukan penelitian dan pengembangan tentang
parasitoid sebagai pengendali hayati untuk serangga pengganggu. Selain itu
penggunaan parasitoid untuk mengendalikan serangga pengganggu bersifat ramah
lingkungan dan lebih terarah pada pengendalian secara alami dengan membiarkan
musuh alami tetap hidup, sehingga terjaga keseimbangan ekosistem.
Untuk mendukung pengembangan parasitoid sebagai pengendali hayati
diperlukan informasi awal parasitoid yang menginfeksi Drosophila sp. dan
persentase parasitasi parasitoid yang ditemukan. Hal ini penting untuk
dilakukannya pembiakan parasitoid di laboratorium, sehingga pengendalian
Drosophila sp. dengan menggunakan parasitoid dapat lebih efektif. Dilakukannya
penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi parasitoid yang ada pada Drosophila
sp., sehingga nantinya dapat digunakan sebagai pengendali alami untuk
4
B. Rumusan Masalah
Bagaimana keanekaragaman dan presentase parasitasi parasitoid yang
terdapat di pupa Drosophila sp.?
C. Pertanyaan Penelitian
1. Jenis parasitoid apa saja yang menginfeksi Drosophila sp.?
2. Bagaimana tingkat parasitasi setiap jenis parasitoid terhadap
Drosophila sp.?
3. Bagaimana tingkat parasitasi seluruh jenis parasitoid terhadap
Drosophila sp.?
D. Batasan Masalah
1. Pupa dari Drosophila sp. yang dipelihara di kandang rearing sebanyak
200 buah
2. Buah yang digunakan sebagai umpan adalah pisang ambon
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keanekaragaman dan
presentase parasitasi pada pupa Drosophila sp.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini ialah dapat digunakan sebagai informasi awal untuk
pengembangan parasitoid sebagai pengendali hayati yang efektif dalam
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan termasuk penelitian deskriptif. Menurut Syah
(2010) penelitian deskriptif adalah metode penelitian yang digunakan untuk
menemukan pengetahuan yang seluas-luasnya terhadap objek penelitian pada
suatu masa tertentu. Punaji (2010) menjelaskan bahwa penelitian deskriptif adalah
penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan suatu
keadaan, peristiwa, objek apakah orang, atau segala sesuatu yang terkait dengan
variabel-variebel yang bisa dijelaskan baik dengan angka-angka maupun
kata-kata.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh parasitoid yang terdapat pada
pupa Drosophila sp.di sekitar pasar Lembang Kabupaten Bandung.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah jenis-jenis parasitoid yang muncul dari
pupa Drosophila sp. yang menginfeksi buah pisang di sekitar pasar Lembang
Kabupaten Bandung.
C. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di sekitar pasar Lembang di sembilan titik dan
sampel dibawa ke Laboratorium Struktur Hewan, Jurusan Pendidikan Biologi,
Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Pendidikan Indonesia serta dibawa ke LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan
19
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan selama empat bulan, mulai dari bulan Maret 2013
sampai bulan Juni 2013.
D. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel
di bawah ini:
1. Alat
Tabel 3.1 Daftar alat yang akan digunakan saat penelitian
No. Alat Jumlah
1 Paralon 9
2 Stoples 9
3 Botol vial 10 ml 9
4 Cawan Petri 9
5 Objek glass secukupnya
6 Mikroskop 1
7 Kandang rearing 3 unit
8 Kain rearing 5 meter
9 Alat tulis 1
10 Sendok 1
11 Camera digital 1
12 Kertas label 1 bungkus
13 Kuas 1
2. Bahan
Tabel 3.2 Daftar bahan yang akan digunakan saat penelitian
No Nama bahan Jumlah
1 Buah Pisang 9 buah
2 Kapas 1 bungkus
3 Alkohol 70% 500 ml
4 Kapur barus secukupnya
20
E. Cara Kerja
1. Pembuatan Media
Media yang digunakan terbuat dari paralon yang diberi dua buah pisang
ambon yang masing-masing dibelah menjadi dua bagian. Langkah-langkah yang
digunakan ialah:
a. Meninjau tempat yang berlokasi di sekitar pasar Lembang
b. Menentukan sembilan titik sebagai tempat untuk meletakkan umpan
c. Paralon yang diberi pisang diletakkan di titik yang sudah ditentukan sebagai
media untuk mendatangkan Drosophila sp.
d. Paralon tersebut didiamkan selama lima hari
e. Paralon yang berisi pisang dibawa ke Laboratorium Struktur Hewan FPMIPA
UPI untuk dipindahkan ke media rearing
Gambar 3.1 Trap paralon Sumber: Dokumentasi pribadi (2013)
2. Prosedur Rearing
Rearing yang digunakan adalah toples dengan penutup kain rearing, dengan
cara:
a. Buah pisang yang sudah mengandung telur Drosophila sp. dipindahkan untuk
dimasukan ke dalam toples
b. Buah pisang yang ada dalam toples tersebut di tutup dengan kain rearing
c. Buah pisang didiamkan selama beberapa hari sampai telur berubah menjadi
21
Gambar 3.2 Media rearing Sumber: Dokumentasi pribadi (2013)
3. Pemeliharaan di Kandang Rearing
Kandang rearing yang digunakan ialah kandang rearing yang terbuat dari
mika dengan penutup kain rearing, proses ini dilakukan dengan cara:
a. Pupa yang ada diambil dengan menggunakan sendok, kemudian dipindahkan
ke dalam cawan petri yang diberi alas kapas
b. Cawan petri yang berisi pupa dimasukan ke dalam kandang rearing yang
berukuran 20 x 20 x 20 cm untuk perkembangan hingga menjadi imago
c. Jumlah pupa yang diperoleh di hitung
d. Pupa yang menetas menjadi imago dipindahkan ke dalam vial dan diawetkan
menggunakan alkohol 70%
22
4. Identifikasi
Pupa yang telah menetas di identifikasi secara morfologi baik Drosophila
sp. maupun parasitoid yang muncul, dengan cara:
a. Imago diamati dengan menggunakan mikroskop stereo
b. Pengidentifikasian Drosophila berdasarkan karakter morfologi dengan
menggunakan buku identifikasi Drosophila: A Guide To Species Identification
And Use (Therese & Patrick, 2006)
c. Pengidentifikasian parasitoid berdasarkan karakter morfologi dengan
menggunakan buku identifikasi Hymenoptera Of The World: An Identification
Guide To Families (Goulet & Huber, 1993)
d. Pengidentifikasian juga dilakukan di LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia) Cibinong Bogor untuk dilakukan determinasi dan cross cek.
Gambar 3.4 Mikroskop stereo Sumber: Dokumentasi pribadi (2013)
5. Analisis Data
Presentase parasitasi parasitoid adalah jumlah parasitoid yang muncul
dibagi dengan jumlah keseluruhan pupa kemudian dikali 100%.
Presentase parasitasi parasitoid menggunakan perhitungan metode Hamid,
et al. (2003):
Jumlah parasitoid
P = X 100%
23
Presentase rasio parasitasi untuk setiap jenisnya dihitung menggunakan
rumus:
Keterangan:
P = persentase mortalitas/parasitasi lalat buah
F. Alur Penelitian
Studi literatur Penyusunan
proposal Seminar proposal
Persiapan alat dan bahan
Pemasangan umpan
Pengambilan umpan
Metode rearing Pengumpulan pupa
Pemilihan pupa dalam kandang
rearing
Observasi di laboratorium
Perhitungan presentase
parasitasi parasitoid
Penyusunan Skripsi
Ujian sidang
Gambar 3.5 Bagan alur penelitian Jumlah jenis parasitoid
P = X 100%
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dengan pengambilan sampel di Sekitar Pasar
Lembang Kabupaten Bandung Barat yaitu, inang dari parasitoid yang terparasiti
adalah Drosophila melanogaster dengan parasitoid yang menginfeksinya ialah
Leptopilina victoriae dan Trichopria drosophilae. Tingkat parasitasi keseluruhan
5,08% dengan tertinggi pada Leptopilina victoriae sebesar 2,99% dan Trichopria
drosophilae sebesar 2,07%.
B. Saran
Beberapa saran untuk penelitian selanjutnya yaitu penelitian sebaiknya
dilakukan dalam jangka waktu berbeda, baik di musim kemarau maupun musim
hujan. Karena faktor klimatik dapat mempengaruhi hasil. Dan penelitian
selanjutnya diharapkan adanya pembudidayaan parasitoid sebagai pengendali
hayati untuk mengurangi dampak dari insektisida.
38
DAFTAR PUSTAKA
Allan, S. (1996). Drosophila Guide: Introduction to the Genetic and Cytology of Drosophila melanogaster. Tenth Edition. Carnegie Institution of Washington.
Allemand, R., Lemaitre, C., Frey, F., Bouletreau, M., Vavre, F., Nordlander, G., Alphen van J., & Carton, Y. (2002). Phylogeny of six African Leptopilina species (Hymenoptera: Cynipoidea, Figitidae), parasitoids of Drosophila, with description of three new species. UMR CNRS 5558 Biometrie et Biologie Evolutive, Universite Claude Bernard-Lyon I, F-69622 Villeurbanne cedex, France.
Altieri, M.A. (1999). The ecological role of biodiversity in agroecosystems. Agriculture Ecosys- tems & Environment 74:19-31.
Ardjanhar, A. & Negara, A. (2011). Tingkat Parasitasi Dan Jenis Parasitoid Telur Penggerak Batang Padi Putih Di Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. Biromaru.
Campbell, N.A., Reece, J.B. & Mitchell, L.G. (2002). BIologi. Edisi Kelima. Jilid. 1. Biology. Lestari, R. Erlangga. Jakarta.
Carton, Y. & Claret, J. (1982). Adaptive significance of a temperature induced diapause in a cosmopolitan parasitoid of Drosophila. Ecological Entomology. 7 : 239-247.
De Bach, P. (1979). Biological Control of Insect Pests and Weeds. London (UK): Chapman and Hall.
Demerec, M. & Kaufmann, B.P. (1960). Drosophila Guide: Introduction To The Genetics And Cytology Of Drosophila melanogaster. Department of Genetics. Carnegie Institution of Washington.
Doutt, R.L. (1964). Biological characteristics of entomophagous adults. p. 145– 167. In Biological Control of Insect Pests and Weeds (Paul DeBach, editor). Chapman and Hall Ltd., London. 844 pp.
Emily, V.S. (2008). Crematogaster ashmeadi Emery (Insecta: Hymenoptera: Formicidae: Myrmicinae). University of Florida.
Ferster, B., Deyrup, M., Scheffrahn, R.H., & Cabrera, B.J. (2000). The pest ants
39
http://flrec.ifas.ufl.edu/entomo/ants/Pest%20Ants%20of%20FL/index.htm. [ 30 November 2013 ].
Fleury, F., Gibert, P., Ris, N., & Allemand, R. (2009). “Ecology and Life History
Evolution of Frugivorous Drosophila Parasioid”. Advances of Parasitology. 70, (1), 68-78.
Gaston, K.J. (1996). Biodiversity: A Biology of Numbers and Difference. Blackwell Science, Cambridge, UK.
Gerdeman, B. (2011). Spotted wing drosophila; slides and images. WSU Whatcom County Extension. Online http://w hatcom.wsu.edu/ipm/swd/ slides.html.
Godfray, H.C.J. (1994). Parasitoids: behavioral and evolutionary ecology. Princeton, Princeton University Press, 473p.
Goutlet, H. & Huber, J.T. (1993). Hymenoptera of the world: an identification guide to families. Research Branch, Agriculture Canada. University of Minnesota.
Hadi, M.H., Tarwotjo, U. & Rahadian, R. (2009). Biologi Insekta Entomologi (Edisi pertama). Yogyakarta. Graha Ilmu.
Hamid, H., Buchori, D., & Triwidodo, H. (2003). Keanekaragaman Parasitoid dan Parasitisasinya pada Pertanaman Padi di Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun. IPB. Bogor.
Hauser, M. (2011). “A historic account of the invasion of Drosophila suzukii (Matsumura) (Diptera: Drosophilidae) in the continental United States, with remarks on their identification”. Pest Management Science. doi: 10.1002/ps.2265.
Heinrichs, E.A., Aguda, R.M., Barrion, A.T., Bharathi. M., Chelliah, S., Dalle, D., Gallagher, K.O., Kritani, K., Litsinger, J.A., Loevinsohn, M.E., Naba, K., Ooi, P.A.C., Parada, O., Roberts, D.W., Rombach, M.C., Shepard, B.M., Smith, C.M., Weber, G. (1994). Biology and Management of Rice Insects. New Delhi. India: International Rice Research Institute. Willey Eastern.
Holldobler & Wilson (1990). The Ants. Belknap Press of Harvard University Press. Cambridge. Mass.
40
Jumar. (2000). Entomologi Pertanian. Rineka Cipta. Jakarta.
Krebs, C.J. (1999). Ecological Methodology. 2nd ed. Benjamin Cummings, Menlo Park. California. 620 pp.
Lasalle, J. (1993). Parasitic Hymenoptera, biological control, and biodiversity. pp. 197-215, in LaSalle, J. & Gauld, I. D. (eds), Hymenoptera and Biodiversity. CAB International, Wallingford, UK.
Longino, T.J. (2003). The Crematogaster (Hymenoptera, Formicidae, Myrmicinae) of Costa Rica. ZOOTAXA. The Evergreen State College, Olympia, Washington 98505, USA.
Marta, S.L., Cecilia, B.M., & Daniel, A.A. (2012). Diapriinae Wasps (Hymenoptera: Diaprioidea: Diapriidae) Associated with Ants (Hymenoptera: Formicidae) in Argentina. División Entomología, Facultad de Ciencias Naturales y Museo, Universidad Nacional de La Plata, 1900 La Plata, Buenos Aires, Argentina.
Masner, L. (1976). Notes On The Ecitophilous Diapriid Genus Mimopria Holmgren (Hymenoptera: Proctotrupoidea, Diapriidae). Canadian Entomologist 108: 123–126.
Meigen. (1830). Drosophila melanogaster. [Online]. Tersedia: http://www.itis.gov/servlet/SingleRpt/SingleRpt?search_topic=TSN&search _value=146290. [28 Desember 2013 ].
Milan, N.F., Kacsoh, B.Z., Schlenke, T.A. (2012). Alcohol Consumption as Self-Medication against Blood-Borne Parasites in the Fruit Fly. Current Biology.
Muesebeck, C.F.W. (1980). The Nearctic parasitic wasps of the genera Psilus Panzer and Coptera Say (Hymenoptera, Proctotrupoidea, Diapriidae). Washington, U.S. Department of Agriculture. 71p. (Techn. Bull., 1617).
Myers, P., Espinosa, R., Parr, C.S. Jones, T., Hammond, G.S., & Dewey, T.A. (2013). The Animal Diversity Web (online). Accessed at
http://animaldiversity.org. [Online]. Tersedia:
http://animaldiversity.ummz.umich.edu/accounts/Crematogaster_curvispino sa/classification/.[30 November 2013 ].
41
Nordlander, G. (1980). Revision of the genus Leptopilina Forster, 1869, with notes on the status of some other genera (Hymenoptera, Cynipoidea: Eucoilidae). Entomologica Scandinavica, 11 : 428-453.
Octriana, L. (2009). Identifikasi dan Analisis Tingkat Parasitasi Jenis Parasitoid terhadap Hama Lalat Buah Bactrocera tau pada Tanaman Markisa. J. Hort. Vol. 20 No. 2, 2010. Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika. Solok.
Ovruski, S., Aluja, M., Sivinski, J. & Wharton, R. (2000). Hymenopteran parasitoids on fruit-infesting Tephritidae (Diptera) in Latin America and southern United States: diversity, distribution, taxonomic status and their use in fruit fly biological control. Int. Pest Man. Rev. 5: 81-107.
Robert, L.Z. (2009). Ant Crematogaster Male. Mobile County. Alabama. USA. [Online]. Tersedia: http://bugguide.net/node/view/352741/bgimage [30 November 2013].
Ronquist, F., Hanson, P., Buffington, M.L., Fontal-Cazalla, F., & Ros-Farre, P. (2006). Familia Figitidae. In: P.E. Hanson & I.D. Gauld (eds.), Neotropical Hymenoptera. Memoirs of the American Entomological Institute. 77: 280– 293.
Roof, J. (2001). Formicidae Ants, Fourmis. University of Michigan. [Online]. Tersedia: http://animaldiversity.ummz.umich.edu/accounts/Formicidae/ [30 November 2013].
Setyolaksono, M.P., (2012). Pengendalian Hayati Dan Prospeknya. Balai Besar Perbenihan & Proteksi Tanaman Perkebunan Ambon. Kementrian
Pertanian. [Online]. Tersedia:
http://ditjenbun.deptan.go.id/bbp2tpbon/index.php?option=com_content&vi ew=article&id=199:pengendalian-hayati-dan-prospeknya&catid=12:news [12 Januari 2013].
Simangunsong, B.R. (1986). Parasitologi. Depdikbud. Universitas Terbuka. Jakarta.
Sunarno. (2012). Pengendalian Hayati (Biologi Control)Sebagai Salah Satu Komponen Pengendalian Hama Terpadu (PHT). Volume 1 Nomor 2, Agustus 2012. Universitas Halmahera.
Therese, A. Markow & Patrick M. O’Grady. (2006). Drosophila: A Guide To Species Identification And Use. Academic Press is an imprint of Elsevier.
42
Untung, K. (2010). Diktat Dasar-dasar Ilmu Hama Tanaman. Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan. Fakultas Pertanian Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
Walsh, D. (2009). Spotted wing drosophila could pose threat for Washington fruit growers. Washington State University.
Wanger, T.C., Rauf, A, & Schwarze S. (2010). Pesticides and tropical biodiversity. Frontiers in Ecology and the Environment 8:178- 179.
Williams, D.J.M., & Langor, D.W. (2002). Rearing, Identification And Biology Of Parasitoids And Predators Associated With Pissodes Weevils In Canada. Canadian Forest Service. Northern Forestry Centre.Canada.
Wilson. (1994). Life Cycle of the Fruit Fly. The Woodrow Wilson National
Fellowship Foundation. [Online]. Tersedia: