• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

17

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Inovasi Pemerintah Daerah

Inovasi dalam suatu organisasi merupakan suatu cara-cara baru dalam pengaturan kerja, dan dilakukan dalam sebuah organisasi untuk mendorong dan mempromosikan keunggulan secara kompetitif (Simon Sumanjoyo Hutagalung, 2018). Inovasi dalam suatu organisasi sangatlah diperlukan, termasuk di dalam suatu pemerintah daerah. Karena inovasi pemerintah daerah merupakan suatu bentuk kebutuhan untuk memperbaiki kinerja pemerintah daerah dengan membuat ide-ide yang selaras dengan kondisi, kebutuhan, dan tantangan seiring berjalannya waktu.

Proses kelahiran suatu inovasi, bisa didorong oleh bermacam situasi. Secara umum inovasi dalam layanan publik ini bisa lahir dalam bentuk inisiatif, seperti kemitraan dalam penyampaian layanan publik, baik antara pemerintah dan pemerintah, sektor swasta dan pemerintah. Penggunaan teknologi informasi untuk komunikasi dalam pelayanan publik maupun pengadaan atau pembentukan lembaga layanan yang secara jelas meningkatkan efektivitas layanan (kesehatan, pendidikan, hukum dan keamanan masyarakat).

Terdapat lima karakteristik inovasi yang dikemukakan oleh Rogers (1983), yaitu relative advantage, compatibility, complexity, trialability, dan observability.

Keunggulan relative (relative advantage) merupakan suatu inovasi dianggap lebih baik/unggul dari yang pernah ada. Hal ini dapat diukur dari beberapa segi,

(2)

18

sepertiekonomi, prestise sosial, kenyamanan, dan kepuasan. Sedangkan Kompatibilitas (compatibility), inovasi dianggap konsisten dengan nilai-nilai yang berlaku, pengalaman masa lalu, dan kebutuhan pengadopsi. Sebagai contoh, jika suatu inovasi atau ide baru tertentu tidak sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku, inovasi itu tidak dapat diadopsi dengan mudah.

Karakteristik yang ketiga yaitu Kerumitan (complexity). Inovasi dianggap sebagai suatu yang sulit untuk dipahami dan digunakan. Beberapa inovasi tertentu ada yang dengan mudah dapat dimengerti dan digunakan oleh pengadopsi dan ada pula yang sebaliknya. Semakin mudah dipahami oleh pengadopsi, semakin cepat suatu inovasi dapat diterima. Karakteristik yang keempat yaitu Kemampuan diujicobakan (trialability), dimana suatu inovasi dapat diuji coba batas tertentu.

Suatu inovasi yang dapat diujicobakan dalam setting sesungguhnya, umumnya akan lebih cepat diadopsi. Jadi, agar dapat dengan cepat diadopsi, suatu inovasi harus mampu mengemukakan keunggulan. Dan karakteristik yang terakhir, Kemampuan untuk diamati (observability), di mana hasilsuatu inovasi dapat dilihat orang lain. Semakin mudahseseorang melihat hasil suatu inovasi, semakin besar kemungkinan orang atau kelompok orang tersebut mengadopsi.

Menurut Rogers dalam LAN (2007) mengatakan bahwa inovasi mempunyai atribut sebagai berikut:

1. Keuntungan Relatif: Sebuah inovasi harus mempunyai keunggulan dan nilai lebih dibandingkan dengan inovasi sebelumnya. Selalu ada sebuah nilai kebaruan yang melekat dalam inovasi yang menjadi ciri yang membedakannya dengan yang lain.

(3)

19

2. Kesesuaian: Inovasi juga sebaiknya mempunyai sifat kompatibel atau kesesuaian dengan inovasi yang digantinya. Hal ini dimaksudkan agar inovasi yang lama tidak serta-merta dibuang begitu saja, selain karena alasan faktor biaya yang sedikit, namun juga inovasi yang lama menjadi bagian dari proses transisi ke inovasi terbaru. Selain itu juga dapat memudahkan proses adaptasi dan proses pembelajaran terhadap inovasi itu secara lebih cepat.

3. Kerumitan: Dengan sifatnya yang baru, maka inovasi mempunyai tingkat kerumitan yang boleh jadi lebih tinggi dibandingkan dengan inovasi sebelumnya. Namun demikian, karena sebuah inovasi menawarkan cara yang lebih baru dan lebih baik, maka tingkat kerumitan ini pada umumnya tidak menjadi masalah penting.

4. Kemungkinan Dicoba: Inovasi hanya bisa diterima apabila telah teruji dan terbukti mempunyai keuntungan atau nilai dibandingkan dengan inovasi yang lama. Sehingga sebuah produk inovasi harus melewati fase “uji publik”, dimana setiap orang atau pihak mempunyai kesempatan untuk menguji kualitas dari sebuah inovasi.

5. Kemudahan diamati: Sebuah inovasi harus juga dapat diamati, dari segi bagaimana sebuah inovasi bekerja dan menghasilkan sesuatu yang lebih baik.

Selain itu inovasi juga suatu langkah atau strategi yang digunakan untuk mengembangkan potensi dari suatu daerah yang diselaraskan dengan cara-cara terkini. Berbagai jenis inovasi sebagai berikut (Setijaningrum, 2017):

(4)

20

a. Penemuan: merupakan kreasi atas suatu produk, jasa, atau proses baru yang sebelumnya belum pernah dilakukan. Konsep ini sering disebut revolusioner.

b. Pengembangan: merupakan pengembangan dari suatu produk, jasa, atau proses yang sudah ada. Konsep ini adalah aplikasi ide dari sesuatu yang telah ada menjadi berbeda.

c. Duplikasi: merupakan peniruan suatu produk, jasa, atau proses yang telah ada. Meskipun demikian duplikasi tidak semata meniru tetapi menambah sentuhan kreatif untuk memperbaiki konsep agar dapat memenangkan persaingan.

d. Sintesis: perpaduan konsep dan faktor-faktor yang sudah ada sebelumnya menjadi formulasi baru. Pada proses ini meliputi pengambilan sejumlah ide maupun produk yang sudah ditemukan dan dibentuk sehingga menjadi produk yang dapat diaplikasikan dengan cara baru.

Inovasi erat kaitannya teknologi dan informasi, khususnya internet, memiliki peranan penting dalam meningkatkan transparansi. Richard Heeks dalam LAN (2007) mengelompokkan manfaat teknologi informasi dan komunikasi dalam dua kelompok, yaitu:

1. Manfaat pada Tingkat Proses

a. Menghemat biaya: mengurangi biaya transaksi bagi masyarakat untuk akses ke informasi pemerintah dan mengirim informasi ke pemerintah, mengurangi biaya bagi pemerintah untuk menyediakan informasi.

(5)

21

b. Menghemat waktu: mempercepat proses internal dan proses pertukaran data dengan instansi lain.

c. Mengurangi keterbatasan: dimana pun, kapan pun informasi dan layanan pemerintah dapat diakses oleh masyarakat.

d. Keputusan yang lebih baik: pimpinan dapat mengontrol kinerja stafnya, mengontrol kegiatan, ataupun mengontrol kebutuhan.

2. Manfaat pada Tingkat Pengelolaan

a. Mengubah perilaku aparatur: mengurangi interes pribadi dan meningkatkan interes rasional atau nasional. Misalnya dalam mengurangi tindakan korupsi, mengurangi pemalsuan, kerja lebih efektif dan efisien dan perlakuan terhadap masyarakat yang lebih setara dalam pelayanan publik.

b. Mengubah perilaku masyarakat: partisipasi yang lebih besar terhadap proses pemerintahan dan memperluas kesempatan pemasok untuk ambil bagian dalam pelayanan pengadaan barang atau jasa.

c. Pemberdayaan: meningkatkan keseimbangan kekuatan antar kelompok, melalui kemudahan, akses ke informasi kepemerintahan. Pemberdayaan aparatur lebih meningkat melalui akses ke informasi yang dibutuhkan mereka dalam menjalankan tugas dan fungsinya, pemberdayaan pemasok melalui akses ke informasi tentang pengadaan barang dan jasa dan pemberdayaan manajer melalui akses ke informasi mengenai stafnya dan sumber daya lainnya.

(6)

22

Australian Public Sector Innovation Indicators Project (APSII) berpendapat

bahwa terdapat indikator didalam menilai inovasi suatu kebijakan publik, yaitu terdiri dari: (1) input to innovation; (2) Innovation processes; (3) Outputs of innovation; (4) Outcomes of innovation; dan (5) Environmental condition

(Andhika, 2020).

6. Input to innovation

Input to innovation memerlukan suatu investasi yang besar terutama dalam hal

sumber daya dan waktu. Suatu inovasi diperlukan agar suatu program dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Dalam kaitannya di lingkungan pemerintahan, input to innovation seperti halnya dalam menggunakan teknologi informasi di dalam program maupun kinerja mereka. sehingga hal tersebut akan lebih memudahkan pemerintah didalam menjalankan tugas- tugas mereka terutama dalam hal melayani masyarakat.

7. Innovation processes

Innovation processes merupakan suatu cara yang dilakukan untuk

meningkatkan hasil secara signifikan, termasuk juga dalam melakukan perubahan cara, maupun penggunaan alat.

8. Outputs of innovation

output inovasi merupakan hasil yang akan didapat dari suatu program/kegoatan inovasi tersebut. Tetapi, seringkali output inovasi ini menyebabkan keraguan untuk melakukan studi dan evaluasi mengenai inovasi yang berkelanjutan yang diakibatkan oleh kegagalan inovasi dalam memberikan manfaat yang lebih baik (Andhika, 2020).

(7)

23 9. Outcomes of innovation

outcome inovasi merupakan hasil atau kebermanfaatan dari suatu inovasi tersebut, misalnya kebermanfaatan yang akan diterima oleh instansi pemerintah tersebut, masyarakatnya, maupun sektor lainnya. Sehingga, inovasi tersebut hadir mempunyai keberlanjutan dan menjadi solusi dari permasalahan publik yang selama ini belum terselesaikan.

10. Environmental condition

Dalam merealisasikan suatu inovasi terdapat suatu elemen-elemen yang dapat melemahkan suatu inovasi tersebut. Sehingga diperlukannya suatu manajerial dari pemerintah untuk memahami kondisi atau sifat dari hambatan-hambatan tersebut agar inovasi tersebut dapat terealisasikan dengan baik. Setiap inovasi tentunya akan dihadapkan dengan hambatan-hambatan yang disebabkan karena ketidakmampuan kondisi didalam menangkap atau merealisasikan suatu inovasi tersebut. Karena seringkali dalam merealisasikan suatu inovasi tersebut kurang bisa berhasil seperti tujuan awal adalah dikarenakan inovasi tersebut kurang memahami kondisi sekitar/lingkungan dimana inovasi tersebut akan direalisasikan. Pentingnya melihat bagaiaman kondisi lingkungan yang akan dibangun adalah kunci dalam merealisasikan inovasi.

Jika inovasi sudah dipersiapkan dengan matang tetapi kondisi lingkungannya tidak cocok dengan inovasi tersebut, maka inovasi tersebut akan kurang maksimal didalam mencapai tujuan awal atau bahkan bisa menjadi inovasi yang gagal.

2.2 Aplikasi Hi, Sumenep

(8)

24

Aplikasi Hi, Sumenep merupakan aplikasi yang berbasis android dan dapat diunduh melalui play store. Aplikasi ini merupakan aplikasi yang memanfaatkan teknologi dengan menyediakan konten video, animasi, dan 3D sekaligus terhubung dengan Google Maps, yang langsung menampilkan profil lokasi tempat wisata publik, wisata, kuliner, tempat kebudayaan, tempat wisata religi, maupun tempat penginapan yang ada di Kabupaten Sumenep. Sehingga aplikasi Hi, Sumenep ini dirancang untuk memudahkan wisatawan yang bukan berasal dari

Kabupaten Sumenep sehingga para wisatawan akan dimudahkan dengan bantuan aplikasi tersebut dan dapat melihat referensi berbagai wisata yang ada di Kabupaten Sumenep. Adanya aplikasi Hi, Sumenep ini dengan harapan semakin banyaknya wisatawan bahkan wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Kabupaten Sumenep karena konsep wisata yang sudah di digitalisasikan.

Aplikasi Hi, Sumenep merupakan bentuk inovasi yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata Kebudayaan dan Olahraga bersama dengan Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sumenep untuk menarik pengunjung atau wisatawan domestik maupun mancanegara. Strategi yang dilakukan menggunakan aplikasi tersebut juga dengan mengadakan event-event skala nasional maupun internasional. Salah satu event yang yang sudah dilakukan yaitu Festival Keraton Nusantara yang dilaksanakan pada 27-31 Oktober 2018 dengan dihadiri oleh berbagai masyarakat adat se-ASEAN. Event-event skala nasional maupun internasional yang diadakan di Kabupaten Sumenep tersebut akan ditampilkan didalam aplikasi Hi, Sumenep tersebut.

2.3 Daya Tarik Wisata

(9)

25

Daya Tarik Wisata merupakan segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan(Pemerintah Kabupaten Sumenep, 2018). Menurut Cooper, terdapat empat komponen daya tarik wisata yaitu: (Cooper, Chris, 1993)

a. Daya tarik, merupakan sesuatu yang bisa membuat wisatawan terkesan akan wisata di suatu tempat tersebut.

b. Aksesibilitas, merupakan kemudahan baik prasarana maupun sarana yang tersedia, sehingga memudahkan menuju tempat wisata tersebut.

c. Amenitas, merupakan adanya fasilitas penunjang bagi wisatawan seperti tempat penginapan, tempat makan, alat transportasi, dan lain-lain

d. Ansilier, merupakan jasa penunjang untuk mempermudahkan wisatawan, seperti adanya tour guide lokal, jasa peminjaman barang untuk berwisata, dan lain-lain.

Sedangkan menurut A. Yoeti dalam bukunya Pengantar Ilmu Pariwisatamenyatakan bahwa daya tarik wisata atau “tourist attraction”, istilah yanglebih sering digunakan, yaitu segala sesuatu yangmenjadi daya tarik bagi orang untukmengunjungi suatu daerah tertentu. Usaha daya tarik wisata dibagi kedalam beberapa jenis seperti berikut:

1. Daya tarik wisata alam i. Flora fauna

ii. Keunikan dan kekhasan ekosistem, misalnya eksistem pantai dan ekosistem hutan bakau

(10)

26

iii. Gejala alam,misalnya kawah, sumber air panas, air terjun dan danau iv. Budidaya sumber daya alam, misalnya sawah, perkebunan, peternakan,

usaha perikanan

2. Daya Tarik Wisata Sosial Budaya i. Museum

ii. Peninggalan Sejarah iii. Upacara Adat

iv. Seni Pertunjukan Dan Kerajinan.

3. Daya Tarik Wisata Minat Khusus

Merupakan jenis wisata yang baru dikembangkan diIndonesia.Wisata ini lebih diutamakan pada wisatawan yangmempunyai motivasi khusus. Biasanya para wisatawan harus memiliki keahlian seperti

i. Berburu

ii. Mendaki Gunung iii. Arung Jeram iv. Tujuan Pengobatan

v. Agrowisata

Syarat-syarat Untuk Daerah Daya Tarik Wisata yang pertama di tempat tersebut harus ada objek dan atraksi wisata yang berbeda dengan yang dimiliki daerah lain. Dengan kata lain daerah tersebut harus memiliki daya tarik khusus dan atraksi budaya yang dapat dijadikan “entertainment” bagi wisatawan. Yang kedua yaitu pemandangan alam, kegiatan, kesenian dan atraksi wisata.

Maksudnya adalah sesuatu yang menarik untuk dilihat. Ketiga, di tempat tersebut

(11)

27

selain banyak yang dapat dilihat dan disaksikan, harus disediakan fasilitas rekreasi yang dapat membuat wisatawan betah tinggal lama ditempat itu. Maksudnya adalah sesuatu aktivitas yang dapat dilakukan di tempat itu. Keempat, tempat tujuan wisata harus tersedia fasilitas untuk berbelanja terutama barang souvenir dan kerajinan rakyat sebagai oleh-oleh untuk di bawa pulang ketempat asal.

Kelima, di dalamnya termasuk aksesbilitas, bagaimana kita mengunjungi daya tarik wisata tersebut, kendaraan apa yang akan digunakan dan berapa lama tiba ketempat tujuan wisata tersebut. Keenam, bagaimana wisatawan akan tingggal untuk sementara selama dia berlibut. Diperlukan penginapan-penginapan baik hotel berbintang atau hotel non berbintang dan sebagainya.

Selain itu pada umunya daya tarik wisata suatu objek wisata berdasarkan atas (1) adanya sumber daya yang dapat menimbulkan rasa senang, indah, nyaman dan bersih; (2) adanya aksesibilitas yang tinggi untuk dapat mengunjunginya; (3) adanya ciri khusus atau spesifikasi yang bersifat langka; (4) adanya sarana dan prasarana penunjang untuk melayani para wisatawan yang hadir; (5) punya daya tarik tinggi karena memiliki nilai khusus dalam bentuk atraksi kesenian, upacaraupacara adat, nilai luhur yang terkandung dalam suatu objek buah karya manusia pada masa lampau.

Suatu daerah dikatakan memiliki daya tarik wisata bila memiliki sifat (a) keunikan, contoh: bakar batu (di Papua) sebuah cara masak tradisional mulai dari upacara memotong hewan (babi) sampai membakar daging, sayuran dan umbi/talas yang disekam dalam lubang, ditutup batu lalu dibakar, serta keunikan cara memakan masakan tersebut; (b) keaslian, alam dan adat yang dilakukan

(12)

28

sehari-hari, dalam berpakaian dan kehidupan keluarga dimana seorang perempuan lebih mengutamakan menggendong babi yang dianggapnya sangat berharga dari pada menggendong anak sendiri; (c)kelangkaan, sulit ditemui di daerah/negara lain; (d)menumbuhkan semangat dan memberikan nilai bagi wisata.

Syarat-syarat untuk daerah daya tarik wisata yaitu harus adanya pembangunan suatu objek wisata yang dirancang dengan bersumber pada potensi daya tarik yang dimiliki objek tersebut dengan mengacu pada ceritera keberhasilan pengembangan yang meliputi berbagai kelayakan, yaitu diantaranya adalah:

1. Kelayakan Finansial.

Studi kelayakan ini menyangkut perhitungan secara komersial dan pembangunan objek wisata tersebut. Perkiraan untung-rugi sudah harus diperkirakan dari awal. Berapa tenggang waktu yang dibutuhkan untuk kembali modal pun sudah harus diramalkan.

2. Kelayakan Sosial Ekonomi Regional.

Studi kelayakan ini dilakukan untuk melihat apakah investasi yang ditanamkan untuk membangun suatuobjek wisata juga akan memiliki dampak sosial ekonomi secara regional; dapat menciptakan lapangan kerja berusaha, dapat meningkatkan penerimaan devisa, dapat meningkatkan penerimaan pada sektor yang lain seperti pajak, perindustrian, perdagangan, pertanian, dan lain sebagainya. Dalam kaitannya dengan hal ini

(13)

29

pertimbangan tidak semata-mata komersial saja tetapi juga memperhatikan dampaknya secara lebih luas.

3. Layak Teknis.

Pembangunan objek wisata harus dapat dipertanggungjawabkan secara teknis dengan melihat daya dukung yang ada. Tidaklah perlu memaksakan diri untuk membangun suatu objek wisata apabila daya dukung objek wisata tersebut rendah. Daya tarik suatu objek wisata tersebut membahayakan keselamatan para wisatawan.

4. Layak Lingkungan.

Analisis dampak lingkungan dapat dipergunakan sebagai acuan kegiatan pembangunan suatu objek wisata. Pembangunan objek wisata yang mengakibatkan rusaknya lingkungan harus dihentikan pembangunannya.

Pebangunan objek wisata bukanlah untuk merusak lingkungan, tetapi sekedar memanfaatkan sumber daya alam untuk kebaikan manusia dan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia sehingga terciptanya keseimbangan, keselarasan, dan keserasian hubungan antara manusia dengan lingkungan alam dan manusia dengan Tuhannya.

Hal-hal yang dapat menarik orang untuk berkunjung ke suatu daya tarik wisata antara lain dapat dirinci sebagai berikut.

a. Benda-benda yang terdapat di alam sekitar seperti iklim, bentuk tanah dan pemandangan (land configuration and landscape), hutan belukar, fauna dan flora, dan pusat-pusat kesehatan (health center).

(14)

30

b. Hasil ciptaan manusia (man made supply) seperti momentum bersejarah dan sisa peradaban masa lalu, museum, art galery, perpustakaan kesenian rakyat, dan handicraft, acara tradisional, pamderan, festival, upacara naik haji, upacara perkawinan, dan khitanan, rumah-rumah ibadah, seperti masjid, gereja, kuil, candi maupun pura.

c. Tata cara hidup masyarakat (the way of life) seperti pembakaran mayat (ngaben) di Bali, Upacara pemakaman mayat di Tanah Toraja, Upacara Batagak Penghuku di Minangkabau, Upacara khitanan di daerah Parahiyangan, Tea ceremony di Jepang, dan Upacara waisak di candi mendut dan brobudur.

Referensi

Dokumen terkait

Matriks Matriks Matriks Matriks Usulan Kebutuhan Program Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman Kota Usulan Kebutuhan Program Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman

Berdasarkan uraian diatas, peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian atas kualitas pelayanan suatu perusahaan terhadap kepuasan konsumen, dengan topik penelitian

Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah penelitian ini adalah : “Adakah Pengaruh Tindakan Restrain Fisik Dengan Manset Terhadap Penurunan Perilaku Kekerasan Pada

Pada awal berdirinya William Soeryadjaya bersama saudaranya Drs.Tjia Kian Tie (alm) menggunakan nama PT. Astra International Incorporated dan usaha ini bergerak

Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan yang berbunyi: “Apabila salah satu pihak mengakhiri hubungan kerja sebelum berakhir jangka waktu yang telah ditetapkan

Terima kasih juga kepada abang/kakak Jonseri Berlinson Zalukhu S, S H, Rinawati Br Zalukhu S, SPd, Roy Erwin Luther Zalukhu S, S.Kom, Merry Sus anti Br Purba, SE dan keponakan

Sama halnya pada pengukuran kadar air kulit kemiri, pada pengukuran kadar air daging kemiri juga didapatkan bahwa pengeringan dengan mesin pengering lebih baik

Bumi Raya Property...212 Gambar 4.93 Grafik pie chart tingkat kemudahan dalam memasarkan produk properti pada website Bumi Raya Property... 213 Gambar 4.94 Grafik pie chart