MODEL BAHAN AJAR
ASURANSI
TIM PENGEMBANG
PUSAT KURIKULUM
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
TAHUN 2008
Kata Pengantar
Bahan ajar Asuransi ini diintegrasikan pada mata pelajaran Ekonomi dan diajarkan di SMA program Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Kelas X semester 2, sebagai bagian dari Standar Kompetensi nomor 7 tentang “ memahami uang dan perbankan” yang dijabarkan lebih lanjut pada Kompetensi Dasar nomor 7.1 tentang “ menjelaskan konsep permintaan dan penawaran uang. Pada penjabarannya lebih lanjut disitu dijelaskan bahwa penawaran uang berasal dari bank maupun lembaga keuangan bukan bank. Lembaga keuangan bukan bank antara lembaga asuransi. Mengingat bahwa Standar kompetensi dan kompetensi dasar pada peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 yang kemudian dijabarkan di dalam Permendiknas nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi merupakan standar minimal, maka perlu dilengkapi jika diperlukan. Dalam hal ini dimunculkan sebagai indikator pada materi pengayaan atau bisa dimasukkan sebagai materi wajib yang harus diberikan sesuai dengan kebutuhan.
I. Standar Kompetensi
7. Memahami uang dan lembaga perbankan II. Kemampuan Dasar
7.1 Menjelaskan konsep permintaan dan penawaran uang III Materi pembelajaran : Lembaga Keuangan Bukan Bank Sub materi pembelajaran : Asuransi
III. Alokasi waktu
2 jam pelajaran @ 45 menit
A. Pengertian, Tujuan, dan prinsip Asuransi 1. Pengertian Asuransi
Secara umum asuransi dapat diartikan sebagai persiapan yang dibuat oleh sekelompok orang yang masing-masing menghadapi kerugian kecil sebagai suatu yang tidak dapat diduga. Apabila kerugian itu menimpa salah seorang dari mereka yang menjadi anggota perkumpulan itu maka kerigian itu akan ditanggung bersama oleh mereka ( Supardjono : Perasuransian di Indonesia)
Pengertian Asuransi menurut pasal 246 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang(KUHD) adalah sebagai berikut:
“ Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian , dengan mana seorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung , dengan menerima suatu premi, untuk memberikan penggantian kepadanya karena suat kerugikan , kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan , yang mungkin akan dideritanya karena peristiwa yang tak tertentu”
Dalam pasal ini hanya menyebutkan tentang Asuransi Kerugian tanpa menyebutkan tentang asuransi jiwa.sehingga kemudian diterbitkan Undang-undang khusus tentang perasuransian yaitu undang-undang Nomor 2 Thun 1992 dimana pada pasal 1 undang-undang ini menyebutkan :
“ Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung , dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan”.
Undang-undang ini memperjelas pengertian asuransi yang merupakan perjanjian dua pihak atau lebih mengenai pergantian atas kerugian , kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diderita pihak tertentu.
2. Tujuan asuransi
Tujuan diadakannya industri asuransi yaitu dengan memberikan sejumlah uang yang disebut uang premi yang dibayarkan kepada perusahaan asuransi agar terhindar, meminimalkan atau mengurangi resiko kerugian yang lebih besar yang mungkin terjadi kemudian.
Tujuan tersebut dapat ditinjau dari pihak tertanggung maupun pihak perusahaan asuransi.
a. Pihak tertanggung
1) Menghindari kemungkinan kerugian yang lebih luas
2) Mendapatkan ganti rugi dari perusahaan asuransi bila terjadi musibah yang merugikan
3) Menggeser kemungkinan resiko kepada pihak lain 4) Memperkecil kemungkinan kerugian yang diderita b. Pihak perusahaan asuransi
1) Memberikan perlindungan terhadap kemungkinan kerugian yang diderita tertanggung
2) Memberikan dorongan kearah perkembangan perekonomian yang lebih maju
3) Menghilangkan keragu-raguan bagi usahawan dalam menjalankan usaha atau pekerjaan nya
4) Menjamin penanaman modal para investor
5) Memperoleh hasil berupa premi atas imbalan jasa yang diberikan 3. Prinsip Asuransi Jiwa
Prinsip-prinsip yang harus dipenuhi dalam Asuransi Jiwa adalah
a. Prinsip kerjasama yaitu terselenggaranya jasa asuransi merupakan bentuk kerjasama antara pihak tertanggung ( nasabah) dan pihak penanggung (perusahaan asuransi) untuk meminimalkan terjadinya resiko kerugian yang diakibatkan kematian, hari tua, dan kecelakaan.
b. Prinsip aktuaria yaitu terdapatnya hubungan hak dan kewajiban yang dinyatakan dalam besaran jumlah iuran (premi) dengan jumlah uang Asuransi (benefit) yang diatur dengan perjanjian tertentu oleh pihak tertanggung dan pihak penanggung.
B. Komponen yang terlibat dalam produk Asuransi
Menurut pasal 246 KUHD komponen yang terlibat pada produk Asuransi adalah adanya pihak tertanggung (nasabah), pihak Penanggung ( perusahaan asuransi) yang diikat oleh suatu pertanggungan secara tertulis dalam suatu akta yang dinamakan Polis (pasal 255 KUHD), dengan Tertanggung memberikan Premi (sejumlah uang) kepada Penanggung dengan kewajiban penanggung memberikan penggantian pada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan ( UU No 2 Tahun 1992).
Secara khusus Polis Asuransi disebut pada pasal 255 KUHD : Suatu tanggungan harus dibuat secara tertulis dalam suatu akta yang dinamakan polis.
Sedang pada pasal 256 KUHD ditentukan bahwa pada setiap polis kecuali yang mengenai suatu pertanggungan jiwa harus menyebutkan :
1. Hari tutupnya pertanggungan
2. Nama orang yang menutup pertanggungan atas tanggungan sendiri atau atas tanggungan orang ketiga.
3. uraian yang jelas mengenai barang yang dipertanggungkan 4. jumlah uang untuk berapa diadakan pertanggungan
5. Bahaya bahaya mana tanggungan mulai berlaku serta saat berakhirnya
6. Pada saat bahaya mana tanggungan mulai berlaku serta saat berakhirnya.
7. Premi pertanggungan
8. Semua keadaan sekiranya penting diketahui penanggung dan segala syarat yang diperjanjikan antar pihak terkait. Polis harus ditandatangani pihak-pihak penanggung.
Dalam setiap polis biasanya mengandung pasal-pasal pengecualian oleh karenanya pihak tertanggung harus membacanya secara jelas agar tahu persis bagian mana yang merupakan pengecualian.
C Jenis-jenis dan produk-produk Asuransi
Menurut Paket Kebijakan Deregulasi 20 Desember 1988 terdapat dua jenis Asuransi yaitu Asuransi Jiwa dan Asuransi Kerugian, perbedaan antara keduanya terletak pada
Asuransi Jiwa Asuransi Kerugian
1 Adanya unsur tabungan dari premi yang dibayarkan, jika sampai waktu pertanggungan selesai tidak jadi musibah, maka perusahaan asuransi tetap membayarkan sejumlah uang seperti yang tertera dalam perjanjian awal
1 Tidak ada unsur tabungan dari premi yang dibayarkan , jika sampai waktu pertanggungan selesai tidak jadi musibah, maka Perusahaan Asuransi tidak memberikan pembayaran sejumlah uang kepada tertanggung.
2 Jumlah uang santunan dari perusahaan Asuransi telah ditetapkan pada awal perjanjian
2 Jumlah uang santunan dari perusahaan Asuransi akan ditentukan oleh nilai kerugian yang diderita setelah musibah terjadi.
Dalam praktek usaha Asuransi dibagi menjadi tiga jenis yaitu : 1. Asuransi Jiwa
Antara lain :
a. Asuransi Hari Tua b. Asuransi Pendidikan c. Asuransi Kesehatan 2. Asuransi Kerugian
Antara lain
a. Asuransi Kebakaran b. Asuransi pengangkutan c. Asuransi Kendaraan bermotor d. Asuransi Kapal
e. Asuransi Aneka 3. Reasuransi
Yaitu perusahaan Asuransi yang menanggung resiko perusahaan – perusahaan asuransi. Sedangkan produk Asuransi yang diselenggarakan/dikelola oleh pemerintah antara lain :
a. Asuransi kesehatan (ASKES)
b. Tabungan Asuransi Pensiun (TASPEN) c. Jaminan Sosial tenaga Kerja (Jamsostek) d. Asuransi ABRI(ASABRI)
e. Asuransi Kerugian Jasa raharja
f. Asuransi Kesehatan Orang miskin (ASKESKIN)
Dari kewajiban peserta asuransi terdapat dua penggolongan Asuransi yaitu a. Asuransi Wajib (Sosial) yang diselenggarakan oleh pemerintah b. Asuransi Sukarela (Komersial) yang diselenggarakan oleh Swasta D Pengertian Premi Asuransi
Menurut Pasal 1 UU No 2 tahun 1992, pengertian Premi dalam Asuransi adalah pembayaran sejumlah uang dari Tertanggung kepada Penanggung sehingga si Penanggung terikat untuk memberikan penggantian kepada Tertanggung karena adanya kerugian. Pembayaran premi mengikut pada pasal 257 Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD);
Pertanggungan/perpanjangan pertanggungan ini baru akan akan berlalu terhitung sejak dilakukan pembayaran premi yang bersangkutan, sebagaimana diatur dalam jadwal jika ada, dengan tenggang waktu pembayaran selama 14( empat belas) hari, terhitung tanggal permulaan/perpanjangan tersebut.
1. Menetapkan besarnya Premi Asuransi
Premi biasanya ditetapkan perseratus jumlah tertentu dari jumlah uang yang dijamin, didasarkan pula statistik masa lalu oleh perusahaan Asuransi.Masing- masing asuransi memiliki cara/tabel besaran premi yang harus dibayar yang berbeda tergantung karakteristik/sifat perusahaan Asuransi. Pertimbangan besar kecilnya premi berdasarkan Buku Tarip yang dibuat oleh Dewan Asuransi Indonesia, untuk menetapkan besarannya diperlukan survey atau peninjauan lokasi.
Jika dari data statistik didapat kesimpulan bahwa pada suatu wilayah satu rumah diasuransikan seharga Rp 1. 000.000,- jika kemudian terjadi kebakaran rumah itu habis maka pihak asuransi harus membayar Rp.1000.000,- kepada pihak tertanggung. Jika pada wilayah itu setiap tahunnya dari 1000 rumah ada satu rumah yang terbakar, maka premi untuk satu tahun ditetapkan Rp 1.000.000,- dibagi 1000 rumah diwilayah itu menjadi Rp 1.000,- dan ditambah biaya-biaya administrasi antara lain biaya polis, biaya materai dan biaya kuitansi.
Contoh menghitung besarnya premi:
a. Tuan S memiliki sebuah rumah seharga Rp 300.000.000,- diasuransikan kepada perusahaan Asuransi PT AS sebagai berikut :
Harga pertanggungan : Rp 300.000.000,-
Jangka waktu pertanggungan : 10 Agustus 2000-10 Agustus 2001 (1 tahun)
Tarip premi : 0,19% pertahun
Biaya polis : Rp 10.000,-
Bea materai polis : Rp 6.000,-
Bea materai kwitansi : Rp 3.000,-
Tentukan berapa besar premi dan biaya yang harus dibayar Tuan S kepada Perusahaan Asuransi PT AS?
Premi = 0,19% x Rp300.000.000,- = Rp 570.000,-
Biaya polis = Rp 10.000,-
Bea materai polis = Rp 6.000,-
Bea materai kuitansi = Rp 3.000,-
Jumlah = Rp 589.000,-
b. Tuan AD memiliki sebuah minibus Toyota seharga Rp 150.000.000,- mengadakan kesepakatan pertanggungan dengan perusahaan asuransi PT BA dengan data sebagai berikut:
Harga pertanggungan : Rp 150.000.000,-
Jangka waktu pertanggungan : 1 Juli 1998-1Juli 1999 (1 tahun)
Tarip premi : 0, 1% pertahun
Biaya polis : Rp 10.000,-
Bea materai polis : Rp 6.000,- Bea materai kwitansi : Rp 3.000,-
Tentukan berapa besar premi dan biaya yang harus dibayar Tuan S kepada Perusahaan Asuransi PT AS?
Jawab
Premi =0,1% x Rp 150.000,- = Rp 150.000.,-
Biaya polis = Rp 10.000,-
Bea materai polis = Rp 6.000,- Bea materai kwitansi = Rp 3.000,-
jumlah = Rp 169.000,-
Contoh menghitung besarnya premi Perusahaan Asuransi Blife Education Masa pembayaran premi tergantung usia anak saat masuk asuransi
Terdapat 12 (dua belas) kategori masa pembayaran premi yang sesuai dengan usia
Usia anak Masa pembayaran premi
0 s/d 1 tahun 17 tahun
diatas 1 s/d 2 tahun 16 tahun diatas 2 s/d 3 tahun 15 tahun diatas 3 s/d 4 tahun 14 tahun diatas 4 s/d 5 tahun 13 tahun diatas 5 s/d 6 tahun 12 tahun diatas 6 s/d 7 tahun 11 tahun
diatas 7 s/d 8 tahun 10 tahun diatas 8 s/d 9 tahun 9 tahun diatas 9 s/d 10 tahun 8 tahun diatas 10 s/d 11 tahun 7 tahun diatas 11 s/d 12 tahun 6 tahun
Contoh tabel pertanggungan Asuransi Anak Sekolah pada Asuransi Jasindo risiko Kelompok 1 Kelompok II Kelompok III Kelompok IV A.
Meninggal Dunia
Rp 3.000.000,- Rp.2000.000,- Rp 1.000.000,- Rp. 500.000,-
B. Cacat tetap (max)
*
Rp 6.000.000,- Rp.4000.000,- Rp.2000.000,- Rp.1000.000,-
C.
Perawatan Pengobatan
Rp.1000.000,- Rp 750.000,- Rp.500.000,- Rp.250.000,-
a) Premi 1 tahun biasa
**
Rp 4000,- Rp 2.500,- Rp. 1.250,- Rp 600,-
b) Premi 1 tahun /24 jam **
Rp 6.750,- Rp 4.250,- Rp. 2.500,- Rp. 1.000,-
CARA PERHITUNGAN JAMINAN
DALAM HAL TERDAPAT KEADAAN CACAT TETAP
Apabila terjadi kecelakaan , tertanggung menderita kehilangan seluruh dan/atau tidak dapat dipakai lagi untuk selamanya anggota bagian tubuhnya seperti tersebut di bawah ini, maka Penanggung akan membayar jaminannya sebagai berikut
Kelompok 1 Kelompok II
1. Akal budi Rp 6.000.000,- Rp 4.000.000,-
Kedua mata/tangan/kaki Rp 6.000.000,- Rp 4.000.000,- Pendengaran pada kedua belah
telinga
Rp 3.000.000,- Rp 3.000.000,-
Rp 2.000.000,- Rp 2.000.000,- Satu mata/tangan/kaki Rp 1.200.000,- Rp 800.000,- Pendengaran pada sebelah
telinga
Rp 600.000,- Rp 300.000,-
Rp 400.000,- Rp 200.000,- Setiap jari tangan
Setiap jari kaki
Kelompok III Kelompok IV
1. Akal budi Rp 2.000.000,- Rp 1.000.000,-
Kedua mata/tangan/kaki Rp 2.000.000,- Rp 1.000.000,- Pendengaran pada kedua belah
telinga
Rp 1.000.000,- Rp 1.000.000,-
Rp 500.000,- Rp 500.000,- Satu mata/tangan/kaki Rp 400.000,- Rp 200.000,- Pendengaran pada sebelah
telinga
Rp 200.000,- Rp 100.000,-
Rp 100.000,- Rp 50.000,- Setiap jari tangan Fig
Setiap jari kaki
2. Jumlah pembayaran jaminan tersebut akan dikurangi dengan semua biaya perawatan/pengobatan yang tel;ah diterima penggantiannya bila hal itu menyangkut kecelakaan yang sama.
Perhitungan jaminan dalam hal terdapat cacat tetap
a. Apabila akibat dari sesuatu kecelakaan harus dikeluarkan biaya –biaya untuk perawatan/pengobatan, maka berdasarkan kebenaran bukti kwitansi, Penanggung akan memberikan penggantian untuk itu setinggi-tingginya sampai jumlah
Kelompok I Rp 1.000.000,-
Kelompok II Rp 750.000,-
Kelompok III Rp 500.000,-
Kelompok IV Rp 250.000,-
b. Biaya biaya perawatan/pengobatan dari sesuatu kecelakaan yang sama yang jumlahnya melebihi tersebut point 1 tidak lagi menjadi beban penanggung
c. Dengan tidak mengurangi ketentuan ketentuan yang tersebut dalam ayat 1 dan ayat 2 diatas, maka perawatan ulangan hanya dapat dilakukan menurut pertimbangan Dokter, yang harus dibuat secara tertulis dan disampaikan kepada Penanggung d Yang dimaksud dengan biaya-biaya perawatan/pengobatan ialah: ongkos-ongkos
pertolongan pertama, ongkos dokter dan ongkos pengobatan, perawatan, pemeriksaan, obat-obatan dan perban dan perawatan dalam rumah sakit.
Obyek Pertanggungan : Siswa dari tingkat Taman Kanak kanak s/d Perguruan tinggi, guru, Dosen, Staf dan kursus-kursus
Jangka waktu Pertanggungan : 1(satu) tahun.
2. PEMBAYARAN PREMI
Banyak ragam untuk pembayaran premi, ada yang pertahun, per 6 bulan, atau per 3 bulanan, pilihan seharusnya disesuaikan dengan kemampuan kita untuk membayarnya . pastikan Formulir Pengisian diisi dengan sejujur-jujurnya untuk dapat menerima manfaat.
Apabila polis sudah diterima , minta agent/consultant untuk menjelaskan rincian klausulnya, apabila diperlukan
Contoh pembayaran premi
a. Pada Asuransi Bumiputera
Asuransi Bumiputera membagi menurut waktu pembayaran menjadi duasebagai berikut
1) Premi dari asuransi ini adalah premi tahunan dan dengan persetujuan Bumiputera dapat diangsur secara triwulanan, setengah tahunan , premi tunggal atau premi sekaligus berdasarkan premi tahunan.
2) Premi sekaligus berdasarkan premi tahunan adalah premi yang dibayar berdasarkan Premi Tahunan yang akan diperhitungkan untuk membayar Premi tahunan pada saat jatuh tempo
Bagian dari premi sekaligus berdasarkan premi tahunan yang belum diperhitungkan sebagai premi tahunan disebut Premi Deposit. Masa leluasa pembayaran premi (grace periode) : 30 (tiga puluh hari) terhitung sejak tanggal jatuh tempo, atau 1(satu) bulan kalender.
b. Pada Asuransi Jasa Raharja
Pembayaran Premi dalam program asuransi kecelakaan pada PT Jasa Raharja dikenal dengan 2 (dua) bentuk yaitu Iuran Wajib (IW) dan sumbangan Wajib (SW)
1) uran wajib dikutip atau dikenakan kepada penumpang alat transportasi umum seperti kereta api, pesawat terbang, bus dan sebagainya (pasal 3 (1) a UU No 33/1964 jo pasal 2(1) PP no. 17/1965). Sedangkan khusus penumpang kendaraan bermotor umum di dalam kota dan kereta api jarak pendek (kurang dari 50 km) dibebaskan dari pembayaran iuran wajib tersebut
2) Sumbangan Wajib dikutib atau dikenakan kepada pemilik/pengusaha kendaraan bermotor ( pasal 2 (1) UU No. 34/1964 jo pasal 2(1) PP No.
18/1965) 3)
Besaran premi dan Santunan
Untuk sumbangan Wajib Dana Kecelakaan lalu Lintas Jalan dan Santunannya diatur berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 36/PMK.010/2008 tentang Besar Santunan dan Sumbangan wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas jalan
Untuk Iuran wajib dan Santunannya diatur berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 37/PMK.010/2008 tentang Besar santunan dan Iuran Wajib Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang Alat Angkutan Penumpang Umum di darat, sungai/Danau, Ferry/ Penyeberangan, Laut dan Udara.
Teknik Pengutipan Premi Iuran Wajib
Setiap penumpang yang akan menggunakan alat transportasi umum membayarkan iuran wajib yang disatukan dengan ongkos angkut pada saat membeli karcis atau membayar tarif angkutan dan pengutipan ini dilakukan oleh masing-masing operator(pengelola) alat transportasi tersebut
Sumbangan wajib
Pembayaran SW dilakukan secara periodik(setiap tahun) di kantor Samsat pada saat pendaftaran atau perpanjangan STNK
E. Pengajuan klaim
Klaim atau santunan pada Asuransi adalah tuntutan dari pihak tertanggung kepada pihak penanggung sesuai dengan perjanjian yang tertulis pada polis. Langkah – langkah yang harus dilakukan tertanggung dalam rangka mengajukan suatu klaim kepada Perusahaan asuransi sebagai berikut
1. Segera melaporkan kepada Perusahaan asuransi paling lambat 72 jam setelah terjadinya musibah
2. Melengkapi dokumen sebagai berikut:
a. Mengisi formulir kerugian yang disediakan Perusahaan asuransi
b. Mengambil/meminta berita acara dari kepolisian (jika diperlukan) atau instansi terkait tentang terjadinya musibah tersebut
c. Menyiapkan Polis asli dan kwitansi-kwitansi premi asli
d. Mengajukan surat rincian tentang jumlah kerugian yang dituntut e. Menyiapkan /melengkapi dokumen pendukung lainnya sekiranya
diperlukan untuk menguatkan tuntutan, misalnya: copy kapasitas muat barang, kwitansi-kwitansi biaya-biaya yang telah dikeluarkan dll yang diperlukan
Dalam hal ini Perusahaan Asuransi akan memberitahukan tentang besarnya ganti kerugian yang akan diterima setelah Perusahaan Asuransi meninjau lokasi kejadian untuk memperkirakan besarnya kerugian , selanjutnya pembayaran ganti kerugian akan diberikan sesuai yang telah disepakati
Contoh tatacara pengajuan klaim pada 1. Asuransi Bumiputera
a. Secara umum
Kalim adalah suatu tuntutan atas suatu hak, yang timbul karena persyaratan dalam perjanjian yang ditentukan sebelum nya telah dipenuhi b. Secara khusus
Klaim Asuransi jiwa adalah suatu tuntutan dari pihak pemegang polis/yang ditunjuk kepada pihak Asuransi, atas sejumlah pembayaran uang Pertanggungan(UP) atau nilai Tunai yang timbul karena syarat-syarat dalam perjanjian asuransinya telah dipenuhi.
2. Asuransi Jasa Raharja
Pada Asuransi jasa Raharja tata cara klaim disebut Prosedur Santunan ditentukan sebagai berikut
a. Cara memperoleh Santunan
1) Menghubungi kantor jasa Raharja terdekat
2) Mengisi formulir pengajuan dengan melampirkan:
o Keterangan kecelakaan Lalu-lintas dari kepolisian dan atau dari instansi berwenang lainnya
o Keterangan kesehatan dari dokter/RS yang merawat o KTP/identitas korban/ahli waris korban
o Formulir pengajuan diberikan Jasa raharja secara cuma- cuma
b. Bukti lain yang diperlukan
1) Dalam hal korban luka –luka
Kuitansi biaya perawatan dan pengobatan yang asli dan sah 2) Dalam hal korban meninggal dunia
Surat kartu keluarga/surat nikah(bagi yang sudah menikah c. Ketentuan lain yang diperlukan
1) Jenis santunan
o Santunan berupa penggantian biaya rawatan dan pengobatan(sesuai dengan ketentuan)
o Santuan kematian o Santuan cacat tetap 2) Ahli waris
o Janda atau dudanya yang sah o Anak-anaknya yang sah o Orang tuanya yang sah 3) Kedaluwarsa
Hak santunan menjadi gugur/kedaluwarso jika:
o Permintaan diajukan dalam waktu lebih dari 6 bulan setelah terjadinya kecelakaan.
o Tidak dilakukan penagihan dalam waktu 3 bulan setelah hak dimaksud disetujui oleh jasa raharja
Jumlah santunan
Besarnya santunan UUNo 33 &34 tahun 1964, ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan RI No 36/PMK.010/2008 dan 37/PMK.010/2008 tanggal 26 Februari 2008
Jenis santunan Angkutan Umum
Darat/Laut Udara
Meninggal Dunia Rp25.000.000,- Rp 50.000.000,- Cacat Tetap
(maksimal)
Rp25.000.000,- Rp 50.000.000,- Biaya Rawatan
(maksimal)
Rp10.000.000,- Rp25.000.000,- Biaya Penguburan Rp2.000.000,- Rp.
Penyebab terjadinya klaim
1. tertanggung meninggal dunia
2. Pemegang polis menghentikan pembayaran preminya dan memutuskan perjanjian asuransinya pada saat polisnya sudah mempunyai nilai tunai
3. perjanjian asuransi sudah berakhir sesuai dengan jangka waktu yang tercantum dalam polis dan kewajiban pemegang polis telah terpenuhi atau polis dalam keadaan lapse tetapi telah mempunyai nilai tunai (habis kontrak bebas premi) 4. tertanggung mendapat kecelakaan
5. tertanggung karena suatu penyakit perlu diopname atau rawat jalan.
Seringkali klaim gagal dibayar, ternyata tidak semua kegagalan pembayaran klaim disebabkan oleh perusahaan asuransi. Bisa juga penyebabnya adalah nasabah sendiri.
Umumnya ada lima kesalahan nasabah yang bisa menyebabkan uang asuransi tak dibayarkan
1. Ketidak jujuran nasabah
Sebelum seseorang memiliki produk Asuransi Jiwa, ia lebih dahulu harus mengisi Surat Permohonan Asuransi. Dalam Surat Permohonan tewrdapat pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh seorang calon nasabah, dan dari jawaban-jawaban itulah Perusahaan Asuransi akan melihat apakah akan memberikan perlindungan Asuransi Jiwa kepada Anda atau tidak. Nah, saat mengisi Surat Permohonan inilah seringkali calon nasabah tidak memberikan jawaban yang benar. Misalnya, dalam Surat Permohonan terdapat pertanyaan tentang apakah Anda pernah dirawat di Rumah Sakit dalam dua tahun terakhir. Jika anda menjawab tidak padahal pernah dirawat di Rumah Sakit enam bulan lalu , maka bila terjadi kematian pada anda dan perusahaan Asuransi (PA) menemukan bahwa penyebab kematian anda adalah karena adanya penyakit yang pernah membuay anda masuk Rumah Sakit sekitar enam bulan lalu, dalam hal ini Perusahaan Asuransi tidak akan membayar Pertanggungan yang mereka janjikan
2. Adanya pengecualian oleh Perusahaan Asuransi(PA) dalam membayar uang Pertanggungan kadang-kadang Perusahaan asuransi jiwa tidak memberikan manfaat yang mereka janjikan bila ternyata penyebab kematian anda memang dikecualikan . Ini umumnya PA menetapkan jumlah pengecualian yang bervariasi. Akan tetapi umumnya adalah
o Kematian karena bunuh diri
o Kematian karena orang yang bersangkuatan melakukan tindak kriminal
o Kematian karena AIDS
o Kematian karena penyakit kritis, dimana kematian pada tahun pertama dia mengikuti program asuransi dari PA yang bersangkutan
o Kematian karena force majeure, atau hal-hal yang memang tidak bisa dihindari seperti perang, bencana alam atau huru hara. Pengecualian yang terdapat dalam pasal –pasal yang ada dalam polis itu harus dibaca oleh nasabah, sehingga dikemudian hari ia tidak merasa dirugikan ketika uang Pertanggunan Asuransinya tidak dibayar.
3. Nasabah terlalu lama mengajukan klain
Umumnya , PA menetapkan batasan waktu pengajuan klaim asuransi.
Biasanya , batasan waktu yang ditetapkan adalah tiga bulan. Repotnya , nasabah seringkali mengajukan klaim di luar batas waktu tersebut sehingga PA sulit memenuhinya. Sebagai contoh, seseorang mengikuti sebuah program Asuransi jiwa dengan anak sebaai ahli warisnya. Bila terjadi kematian pada orang tersebut, maka anaknya hanya bisa mendapatkan manfaat asuransi yang dijanjikan apabila pengajuan klaim anaknya masih berada dalam batas waktu tiga bulan setelah kematian tersebut. Jika tidak, perusahaan asuransi mungkin tidak mau memberikan manfaat yang mereka janjikan. Lama batasan waktu yang diberikan oleh perusahaan Asuransi bisa dibaca dari polis asuransi yang kita ikuti. Jika dikemudian hari terjadi kematian, tertanggung harus segera mengajukan klaimnya kepada perusahaan asuransi.
4. Syarat-syarat saat pengajuan klaim kurang lengkap
PA biasanya meminta sejumlah persyaratan saat pengajuan klaim apabila betul terjadi risiko kematian pada orang yang ditanggung. Persyaratan – persyaratan yang diperlukan itu sering tidak dipenuhi atau dilengkapi oleh ahli waris nasabah yang bersangkutan, sehingga perusahaan Asuransi tidak bisa langsung membayar klaim. Persyaratan-persyaratan yang bisa diminta misalnya kematian adalah:
a. Surat keterangan Kematian dari RT/RW setempat
b. Surat keterangan Kecelakaan dari Kepolisian (jika kematian terjadi karena kecelakaan)
c. Surat keterangan dari rumah sakit (jika kematian terjadi di Rumah sakit) dimana surat itu ditandatangani oleh dokter yang bersangkutan d. Mengisi formulir Pengajuan Klaim yang diterbitkan oleh perusahaan
asuransi
e. Fotocopy Identitas Diri Ahli waris, bila terjadi resiko kematian, jangan lupa memenuhi semua persyaratan yang diminta oleh perusahaan asuransi.
5. Tidak dibayarnya premi oleh nasabah dalam jangka waktu yang sudah ditentukan
Jika tertanggung tidak membayar premi sesuai dengan jangka waktu yang ditentukan, bisa saja Polis Asuransi menjadi tidak berlaku lagi. Ini berarti tertanggung tidak lagi dilindungi asuransi. Biasanya nasabah rajin membayar premi pada awal, tetapi pada suatu saat tertentu, premi tidak lagi dibayar, bahkan hingga batas waktu tertentu. Dalam hal ini nasabah harus membaca/mengetahui peraturan pembayaran premi pada perusahaan Asuransi dimana yang bersangkutan menjadi nasabahnya jangan sampai Polis Asuransi menjadi tidak berlaku karena nasabah tidak jelas mengenai peraturannya atau tidak tertib membayar premi.
IV Sarana (sumber/alat/media) belajar A. Sumber belajar
Buku-buku panduan, modul
Artikel-artikel di koran, tabloit dan majalah Internet
Narasumber masyarakat dan praktisi asuransi B. Alat belajar
Alat tulis
Peralatan kantor (meja, kursi dsb) White board/papan Tulis
Overhead Transparancy (OHT) C. Media pembelajaran yang digunakan
Overhead Projector (OHP) LCD dab In Focus
Brosur
VCD mengenai asuransi
VI Kecakapan hidup yang dirancang
Kecakapan hidup yang dikehendaki dalam pembelajaran ini adalah Kecakapan membaca
Kecakapan mendengarkan informasi Kecakapan menggali informasi Kecakapan mengolah informasi Kecakapan menelaah masalah
Kecakapan mengembangkan informasi Kecakapan berbicara
V Strategi Pembelajaran Skenario Pembelajaran No Kriteria unjuk
Kerja
Kegiatan Metode waktu Komponen CTL 1 Perusahaan
Asuransi yang sudah sering/dikena l masyarakat Mempelajari
cara
menghitung premi dan cara
mengajukan klaim
asuransi pada masing- masing perusahaan asuransi
Guru melakukan Apersepsi dengan
mengajukan
berbagai pertanyaan untuk mengetahui pengetahuan awal siswa mengenai Asuransi yang berkembang di masyarakat
Guru menjelaskan secara garis besar gambaran mengenai :
- Asuransi
- Pengertian, prinsip dan tujuan asuransi - Komponen yang
terlibat dalam asuransi
- Jenis-jenis dan produk asuransi - Pengertian premi
asuransi, dan pembayaran premi Siswa dibagi dalam
kelompok, tiap kelompok 4-5 orang . masing-masing kelompok diberi
Tanya jawab
Ceramah
Diskusi Kelompok
10 menit
2x45 menit
2x45 menit
Questioning
Questioning
Mastery Learning
tugas untuk membawa brosur dari perusahaan Asuransi, dimana masing-masing kelompok dengan jenis/produk yang berbeda. Pada pertemuan
selanjutnya mendiskusikan
“masalah produk asuransi, premi dan klaim/santunan dari masing-masing brosur perusahaan asuransi yang dibawa siswa
VI Bentuk Penilaian A. Tes Essay
1. Apa yang dimaksud dengan Asuransi?
2. Apa tujuan Asuransi?
3. Ada beberapa komponen yang terlibat dalam asuransi. Jelaskan ! 4. Apa yang dimaksud Polis Asuransi?
5. Jelaskan jenis-jenis Asuransi!
6. Jelaskan perbedaan Asuransi Jiwa dan Asuransi Kerugian!
7. Apa yang dimaksud premi asuransi?
8. Hitunglah premi yang harus dibayar Tn X yang mengasuransikan kendaraannya sebuah sedan Honda seharga Rp 200.000.000,- kepada PT Asuransi Abadi dengan data sebagai berikut
- harga pertanggungan = Rp 200.000.000,-
- Jangka waktu 1 Maret 2001 s/d 1 maret 2002 (1 tahun) - Premi asuransi = 1% (kondisi total loss only)
- Biaya polis = Rp 10.000,- - Bea Materai polis = Rp 6000,- - Bea Materai kuitansi = Rp 3.000,-
9. Ada langkah yang harus dilakukan tertanggung jika akan melakukan klaim asuransi! Jelaskan.
10. Ungkapkan 4 penyebab terlambat/tertundanya klaim asuransi!
B. Tugas Kelompok
Bentuklah kelompok –kelompok dalam kelasmu. Tiap kelompok terdiri minimal 3 orang dan maksimal 5 orang. Setiap kelompok mengerjakan tugas :
1. Mencari /membawa brosur-brosur asuransi dari perusahaan Asuransi yang berbeda
2. Masing-masing kelompok mendiskusikan
a. Apa yang ditawarkan perusahaan asuransi ?
b. Bagaimana cara pembayaran asuransi dan jangka waktu premi?
3. masing-masing kelompok membuat laporan hasil diskusi dan menyajikan dipepan kelas yang ditanggapi siswa lainnya.
4. Membuat perbaikan hasil kelompok masing-masing Penilaian
Performance test (saat diskusi kelompok )
No Obyek Penilaian kurang cukup baik Sangat baik
1 keaktifan 2 partisipasi 3 komunikasi 4 kerjasama
5 Penguasaan materi Jumlah
Skor Kurang =1 Cukup =2 Baik = 3 Sangat baik = 4 Total Skor =20
Pada saat diskusi kelas
No Obyek Penilaian kurang cukup baik Sangat baik
1 keaktifan 2 partisipasi 3 komunikasi 4 kerjasama
5 Penguasaan materi Jumlah
Skor Kurang =1 Cukup =2 Baik = 3 Sangat baik = 4 Total Skor =20
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Hasym , 1995, Pengantar Asuransi (cetakan kedua). Jakarta, Bumi Aksara Suhawan , 1999, Asuransi SMK, Bandung, Armico
Prodjodikoro, Wirjono. 1996 (cetakan 11), hukum asuransi di Indonesia, Jakarta:
Intermasa
Prihantoro, Wahyu. M , Aneka Produk Asuransi dan Karakteristiknya. Jakarta : Kanisius Rejeki. Sri, hartono. 2008, hukum asuransi dan perusahaan asuransi (cetakan kelima) , jakarta. Sinar Grafika.