• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Komunikasi

Communication merupakan istilah bahasa inggris dari komunikasi yang berasal dari kata Latin communicatio dan berasal dari kata communis yang berarti sama, yang berarti mengatakan makna yang sama (Effendy, 2002). Komunikasi merupakan pertukaran pesan atau informasi antara dua orang atau lebih dengan maksud dan tujuan tertentu. Seperti yang dikemukakan oleh Carl I. Hovland dalam (Saddoen, 2020), komunikasi adalah proses yang mungkin dilakukan oleh pembawa informasi dengan tujuan memberikan rangsangan kepada orang lain untuk mengubah perilakunya. Dengan pengertian yang hampir sama juga diutarakan oleh Everett M. Rogers (Saddoen, 2020) bahwa komunikasi adalah penyaluran ide atau maksud dari sumber satu ke sumber yang lain dengan tujuan mengubah tingkah laku penerima ide. Pesan yang disampaikan oleh pengirim pesan dapat menciptakan perbedaan pengertian bagi penerima pesan. Maka komunikasi yang baik adalah komunikasi yang mana penerima pesan mengerti maksud dari pemberi pesan seperti kata Raymond S. Ross;

komunikasi adalah proses memilih, menyortir, atau memberi informasi kepada seseorang agar pendengar informasi tersebut memahami makna sesuai dengan yang dimaksudkan pemberi informasi (Saddoen, 2020).

2.1.1 Komunikasi Massa

Perkembangan media massa semakin pesat ketika terjadi perubahan teknologi komunikasi yang drastis. Kemajuan pesat dalam sistem teknologi informasi telah membawa dampak positif dan negatif terhadap perubahan gaya hidup masyarakat secara global dan signifikan(Tambunan, 2018). Komunikasi massa adalah bentuk komunikasi yang menggunakan saluran pers, surat kabar elektronik dan komunikasi online seperti saat ini. Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) maupun elektronik (radio, televisi)

(2)

oleh suatu organisasi atau organisasi yang dioperasikan oleh seseorang, untuk melayani sejumlah masyarakat yang tersebar luas di berbagai daerah yang bersifat heretogen (Mulyana, 2002).

Komunikasi massa didefinisikan oleh Bittner dalam (Rakhmat, 2017) yang menjelaskankomunikasi massa merupakan sebuah pesan yang disampaikan dengan menggunakanberbagai media massa kepadabanyak orang (mass communication is messages communicated through a mass medium to a large number of people). Dari statementyang disampaikan diatas dapat disimpulkan bahwasannya komunikasi massa syaratnya wajib memakai media massa. Mesikpun komunikasi tersebut disampaikan kepada orang banyak atau masyarakat luas, seperti ketika demo di depan kantor DPRD, apabila tidak mempergunakan media massa seperti majalah, televisi, radio, dan koran maka hal tersebut tidak dapat dikatakan sebagai komunikasi massa.

Menurut (Nurudin, 2007) pengertian komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (media cetak atau elektronik). Sebab, pada awal perkembangannya, komunikasi massa berasal dari konstruksi kata komunikasi massa. Media massa sendiri merupakan alat komunikasi untuk menyampaikan pesan secara serentak dan cepat kepada khalayak yang besar dan heterogen. Keunggulan komunikasi massa dibandingkan bentuk komunikasi lainnya adalah dapat mengatasi hambatan ruang dan waktu. Bahkan media massa dapat menyampaikan pesan hampir secara instan untuk jangka waktu yang terbatas.

2.1.2 Ciri-ciri Komunikasi Massa

Menurut (Nurudin, 2004) komunikasi massa memiliki ciri-ciri tertentu, yaitu :

1. Komunikator dalam Komunikasi Massa Melembaga

Komunikator tidak mengacu pada individu tetapi terhadap kumpulan orang yang terlibat dalam elemen yang berbeda dan bekerja sama. Organisasi adalah suatu sekelompok orang yang berada dalam suatu sistem tertentu. Suatu petunjuk, sarana

(3)

melaksanakan kegiatan, penyimpanan, pengungkapan gagasan, lambang, menjadi sebuah pesan untuk mencapai kepuasan dan kesepakatan, sehingga dapat mengubah pesan menjadi sebuah informasi. Sedangkan, komunikator pada komunikasi massa memiliki ciri - ciri, yaitu: (1) sekelompok individu (2) individu dalam komunikasi dibatasi perannya dengan sistem media.media massa, (3) pesan yang disebarkan atas nama media yang bersangkutan, (4) pesan yang dikemukakan komunikator berdasarkan untuk mencapai keuntungan.

2. Komunikasi dalam Komunikasi Massa bersifat Heterogen

Komunikasi dapat dikatakan heterogen apabila komunikasi tersebut berlangsung terdiri dari beragam pendidikan, jenis kelamin, umur, jabatan, status sosial, dst. Adapun ciri - ciri karakteristik audience sebagai berikut : (1) Audience bersifat heterogen, (2) Audience bersifat individual, (3) Audience tidak masuk dalam sebuah organisasi formal.

3. Pesan Bersifat Umum

Sebuah pesan yang bersifat umum yaitu jika pesan tersebut disampaikan melelui media masaa.

4. Komunikasi Berlangsung Satu Arah

Komunikasi terjadi hanya dalam satu arah, sehingga subjek tidak dapat menanggapi komunikator.

5. Komunikasi Menimbulkan Keserampakan

Penyebaran pesan yang dilakukan secara serentak melalui media menyebabkan audience dapat menikmati media massa yang ada secara bersamaan.

6. Komunikasi Massa Mengandalkan Peralatan Teknis

Media massa memerlukan suatu alat untuk menyampaikan sebuah pesan, salah satunya berupa surat kabar tertulis. Maka alat yang dapat digunakan adalah surat kabar kertas yang kemudian akan dibuah menjadi surat kabar harian dan disebarluaskan kepada masyarakat.

(4)

7. Komunikasi Massa Dikontrol oleh GateKeeper

Gatekeeper merupakan faktor penentu suatu kualitas pesan yang dikirimkan,pesan yang masuk akan diolah dengan cara menambah, mengurangi, menganalisis, menambah data untuk memudahkan masyarakat dalam memahami informasi yang dikirimkan.

2.1.3 Proses Komunikasi Massa

Komunikasi massa merupakan sebuah proses yang dapat digambarkan dengan seorang komunikator yang menyebarkan pesan untuk mempengaruhi masyarakat secara luas dengan jarak yang jauh dengan menggunakan teknologi komunikasi massa dengan baik.(Elvinaro, 2004). Dengan begitu, komunikasi massa merupakan sebuah proses komunikasi dalam penggunaannya memanfaatkan media baik media cetak atau non cetak.

Menurut Harold D. Lasswell dalam (Elvinaro, 2009), Lasswell mengemukakan bahwa ada lima unsur yang terkandung dalam proses terjadinya komunikasi massa terlihat pada tabel 2.1 dibawah ini :

Who Siapa Komunikator Kontrol Studi

Says What Berkata Apa Pesan Analisis Pesan

In Which Channel Saluran Apa Media Analisis Media To Whom Kepada Siapa Penerima Analisis Khayalak With What Effect Dengan Efek Apa Efek Analisis Efek Tabel 2.1 Tabel Unsur Proses Komunikasi Massa.Sumber : Elvirano (2009)

1. Who : Komunikator adalah seseorang yang menyampaiakn suatu pesan saat proses terjadinya komuni massa komunikas.

2. Says What : Sebuah isi pesan yang sedang disampaikan, sepertiide, pernyataan, informasi dan sejenisnya.

3. In Which Channel : Suatu media yang dapat menjadi perantara untuk melakukan kegiatan komunikasi.

4. To Whom : Audienceadalah tujuan dari komunikasi.

5. With what effect : Hasil dari upaya mengkomunikasikan pernyataan bersama ke tujuan yang dimaksudkan.

(5)

Dari kelima unsur yang dijelaskan oleh Lasswell, dapat lebih dispesifikasikan bahwa komunikasi massa adalah sebuah proses yang digunakan oleh komunikator massa untuk mengirimkan pesan kepada khalayak lebih luas. Maka dari itu komunikasi massa mempunyai lima komponen yang terkait, yakni :

1. Komunikator Massa

Komunikator massa yaitu seseorang yang dapat menciptakan sebuah pesan yang akan disampaikan melalui media massa, contohnya seperti jurnalis, musisi, penulis film, pemaik poker, prkatisi radio, dan sebagainya (Vivian, 2008). Komunikator massa tidak dapat mengetahui secara langsung tanggapan yang diberikan oleh massanya, hal tersebutlah yang dapat menjadi ciri-ciri khusus dari komunikasi massa dan berbeda dengan bentuk komunikasi lainnya(Vivian, 2008).

2. Pesan Massa

Item berita merupakan sebuah pesan massa atau yang sering disebut dengan mass message. “Pesan” (message) merupakan bukti nyata dari hubungan antara kita dengan media massa.

3. Media Massa

Media massa (mass media) merupakan suatu sarana yang dapat membentuk sebuah pesan, contohnya seperti koran, buku, majalah, radio, rekaman, televisi, dan sebagainya.

4. Komunikasi Massa

Komunikasi massa merupakan proses penyampian pesan melalui media massa untuk diterima oleh audience.

5. Audien Massa

Komunikator massa tidak pernah tahu mengenai efek dari pesannya dikarenakan audienceyang dapat berubah-ubah setiap waktu. Pesan yang dapat menarik perhatianaudiencesaat ini mungkin sudah tidak menarik lagi dimasa yang akan datang. Saat melakukan komunikasi massa terhadap audiencememiliki tantangan yang lebih kompleks, karena audiencememiliki

(6)

perhatian atau tanggapan yang berbeda-beda setiap waktu. Setiap audience yang memerhatikan pesan tersebut memiliki tingkat intensitas yang bervariasi (Vivian, 2008).

2.1.4 Pemberitaan Media Massa

Pemberitaan berasal dari kata “berita” dan kata “berita” berasal dari bahasa sansekerta “vrit” yang artinya adalah ada atau sedang terjadi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) disebutkan, berita adalah pelaporan tercepat tentang peristiwa atau peristiwa panas.

Menurut(Kusumaningrat, 2005)beritaadalahsesuatu yangdianggapmedia sebagai suatu yang pantas untuk diliput. Biasanya topik berita adalahsuatu hal yang menjadi sorotanpublik pada satu waktu. Sehingga, media dapatmenjadi subjek utama sebuah pemberitaan.

Menurut (Elvinaro, 2007) komunikasi massa merupakan suatu media yang dapat digunakan untuk mendukung terjadinya proses komunikasi massa. Media massa memberikan berbagai informasi, seperti suatu ajakan untuk merubah perilaku ataupaun sekedar informasi hiburan. Berbagai konten media yang dikemas melalui gambar, teks, ataupun suara dapat menarik rasa ingin tahu publik dan mungkin mempengaruhi pikiran dan perasaan audiens.

Maka pemberitaan media massa merupakan sesuatu atau bahkan seseorang yang disorot oleh media massa yang dianggap subjek yang mumpuni untuk diberitakan kepada khalayak. Namun hasil dari pemberitaan tersebut akan sangat mungkin menjadi berbeda-beda penerimaannya oleh setiap masing-masing individu.

Adapun empat unsur nilai berita yang dapat dipakai saat memilih berita (Romli A. S., 2003), yakni :

1. Aktualitas

Pesan yang memuat suatau peristiwa yang up to date atau baru saja terjadi.

2. Faktual

(7)

Faktual merupakan adanya peristiwa (fakta) dan tidak dibuat-buat. Fakta muncul dari suatu fakta, opini, dan pernyataan faktual.

3. Penting

Sejauh mana peristiwa tersebut mempengaruhi masyarakat (konsekuensi), yaitu peristiwa tersebut dapat mempengaruhi kepentingan dari banyak orang dan mungkin dapat berdampak terhadap masyarakat.

4. Menarik

Menarik ini dimaksudkan untuk membangkitkan audiencememiliki rasa penasaran, ingin tahu serta minat membaca. Berita yang up to date dan penting biasanya dapat menarik perhatian pembaca.

Menurut (Romli, 2013) ada sejumlah jenis-jenis beirta dan yang dikenal didunia jurnalistik, yakni :

1. Berita Langsung

Sebuah laporan kejadian yang dikemas dengan singkat, padat, to the point, dan terkini.Berita yang memuatperistiwa apa adanya tanpa adapenjelasan tambahan, apalagi interpretasi. Berita langsung memiliki dua kategori: berita keras (breaking news) dan berita ringan (light news).

2. Berita Opini

Berita tentang pandangan seseorang, seperti pandangan seseorang terhadap suatu peristiwa tertentu.

3. Berita Interpretatif

Berita yang disusun dari sumber berita yang telah diterbitkan sebelumnya atau dari tanggapan beberapa wartawan. Sehingga berita menjadi rancu, berisikan fakta dan interpretasi.

4. Berita Mendalam

Berita yang dikembangkan dari berita yang telah diterbitkan namun belum terungkap secara jelas, lalu digali lagi beritanya

(8)

secara lebih dalam dan luashingga bisa diberitakan kembali (follow up system) dengan lebih aktual.

5. Berita Penjelasan

Berita tentang penguraian suatu peristiwa yang lebih detail sesuai dengan fakta di lapangan. Fakta tersebut dijelaskan seecara detail yang didukung dengan berbagai pendapat dari penulisanya sendiri.

6. Berita Penyelidikan

Berita yang berdasarakan peneyelidikan dari berbagai sumber atau memalui wartawan yang mencari informasi dari berbagai narasumber, bahkan mereka ada yang terjun langsung ke lapangan untuk mencari informasi yang valid.

2.1.5 Media Cetak

Media cetak adalah media yang mengutamakan peran visual dan tulisan. Media pun terdiri dari lembaran- lembaran dengan sejumlah gambar, foto, kata dalam kertas. Media cetak adalah suatu dokumen atas segala realitas yang dikatakan atau dari sebuah kejadian peristiwa yang ditangkap oleh seorang jurnalis dan dituangkan dalam bentuk kata-kata, gambar, dan sebagainya. Menurut Undang-Undang No.40 tahun 1999 tentang pers adalah : “lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media elektronik, dan segala jenis saluran yang tersedia.”

Secara kontemporer surat kabar memiliki tiga fungsi utama dan fungsi under. Fungsi utama media adalah (1) to inform (menginformasikan kepada pembaca); (2) to comment (komentar yang disampaikan lalu dikembangkan dalam pokok berita); (3) to provide (memberikan segala informasi melalui periklanan). Sedangkan fungsi

(9)

under media adalah : (1) untuk sebuah proyek kampanye masyarakat;

(2) memberikan hiburan dengan memperkenalkan komik atau semacamnya; (3) melayani pembaca sebagai penasihat, perantara informasi, dan pejuang hak (Waren, 2001).

Berbagai bentuk saluran media massa saat ini tersebar melalui saluran transmisi yang berbeda. Salah satu media massa yang digunakan adalah media cetak. Media cetak sendiri adalah alat komunikasi yang dicetak dengan menggunakan kertas dan kain untuk menyampaikan pesan. Teks dan gambar visual merupakan elemen utama dalam media cetak. Surat kabar merupakan salah satu jenis media cetak yang masuk dalam jejeran media massa. Menurut (Cangara, 2006) media merupakan alat untuk menyampaikan pesan yang dikirimkan oleh komunikator kepada khalayak, sedangkan konsep komunikasi massa adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari sumber kepada khalayak seperti surat kabar, bioskop, televisi, dll. radio dan televisi. Menurut Soehadi dalam (Romli, 2013) media adalah bentuk jamak dari medium yang berarti perantara. Massa berasal dari bahasa Inggris mass yang memiliki makna kelompok.

Sehingga, konsep media massa sebagai alat perantara komunikasi antara kelompok satu dengan kelompok yang saling berhubungan.

2.1.6 Koran (Surat Kabar)

Surat kabar merupakan sarana komunikasi massa yang memberitakanberbagai banyak bidang, seperti bidang politik, budaya,kemasyarakatan,dan lain-lain.Surat kabar berfungsi sebagai penyebar informasi yang mendidik, menghibur, membingkai atau mengatur massa (Gunadi, 1998).

Surat kabar merupakan salah satu wahana bagi masyarakat untuk dapat mengutarakan hasil semua pemikiran dan juga memberikan informasi dari fenomena-fenomena yang tengah terjadi disekitaran kehidupan masyarakat. Pers yang bebas serta memiliki tanggung jawab memainkan peran penting dalam kepintaran masyarakat, terutama di

(10)

negara-negara demokrasi. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Pasal 33, menjelaskan lebih tepatnya fungsi pers, yaitu :

1. Sebagai wahana komunikasi massa

Pers nasional merupakan sarana komunikasi antara warga negara dan pemerintah, serta dengan berbagai pihak lain.

2. Sebagai penyebar informasi

Pers nasional dapat menyebarkan informasi kepada warga negara dari pemerintah ataupun sebaliknya.

3. Sebagai pembentuk opini

Pers nasional dapat mengungkapkan sebuah opini melalui cerita di media yang dapat memberikan opini bagi seluruh warga negara.

4. Sebagai sarana informasi, pendidikan, hiburan dan kontrol serta sebagai lembaga ekonomi

Dalam penerbitan sebuah koran terdapat banyak bagian yang bertanggung jawab atas setiap pekerjaan yang ditugaskannya terhadap penerbitan sebuah koran tersebut, adapun susuran divisi dalam sebuah perusahaan koran yakni :

1. Penanggung jawab

Sebagai pimpinan dari suatu agensi penerbit surat kabar 2. Pimpinan Redaksi

Sebagai anggota tim redaksi yang bertugas untuk mengundang / memimpin rapat redaksi untuk membahas dan menulis topik yang akan dimuat per edisi dari surat kabar

3. Tim Redaksi

Biasanya mencakup beberapa orang yang bertanggung jawab untuk memilih, memproses, dan mengedit artikel untuk publikasi di surat kabar (sesuai topik dan panjang pendeknya penulisan).

Tim redaksi merupakan jurnalis yang mencari bahan dan sumber tertulis untuk ditulis sesuai dengan kebutuhan dokumenter suatu penerbitan surat kabar. Selain mengambil gambar, kumpulkan dan sintesis menjadi stok yang dapat digunakan kapan saja.

(11)

4. Tim Reporter

Merupakan seorang reporter lapangan yang bekerja untuk mencari berita dari lapangan, mewawancarai seseorang dan menuliskan hasil dari lapangan. Hasil laporan tersebut kemudian diubah menjadi teks siap publikasi oleh tim redaksi. Selain itu, reporter juga melakukan sesi foto di lapangan.

5. Lay Outer

Merupakan departemen yang bertanggung jawab atas tata tata letak (layout) surat kabar, khususnya dalam penentuan jenis dan ukuran font yang sesuai dengan kebutuhan.

6. Ilustrator

Sebagai seorang ilustraror yang menyelesaikan sebuah skenario (cerita/catatan, cerpen, puisi, dll) khususnya pada surat kabar.

2.1.7 Karakteristik Koran

Menurut (Sumadiria, 2008) ada lima ciri atau karakteristik dari koran, adapun disebutkan sebagai berikut :

1. Periodesitas

Periodisitas artinya surat kabar harus terbit secara berkala, misalnya harian, seminggu sekali, sebulan sekali, dan seterusnya.

Surat kabar yang terbit setiap hari harus konsisten dalam waktu penerbitannya, kecualijika pergantian pengurus diputuskan dalam rapat paripurna pengurus. Surat kabar yang tidak terbit secara berkala sering menghadapi masalah manajemen, seperti konflik internal, krisis keuangan, atau kekurangan dana. Surat kabar yang tidak terbit secara berkala mengalamai beberapa kendala, salah satunya masalah manajemen.

2. Publisitas

Publisitas merupakan pers yang diberikan secara umum yang mencakup tentang psikologis dan geografis. Geografis memuat tentang data administrasi penduduk dan psikologis memuat tentang kepribadian seseorang. Pers dikemas secara sederhana,

(12)

singkat, dan jelas karena ditunjukkan kepada masyarakat umum yang bersifat heterogen.

3. Aktualitas

Aktualitas, berarti informasi apapun yang disuguhkan media pers harus mengandung unsur kebaruan, menuju kepada peristiwa yang benar-benar baru terjadi atau yang sedang tejadi.Secara etimologis, aktualisasi (actuallity) mengandung arti kini dan keadaan sebenarnya.Secara teknis jurnalistik, aktualitas mengandung tiga dinesi yakni kalender, waktu, dan masalah.

4. Universalitas

Universalitas umumnya sering dilihat dari sumber dan isi pers yang dimuat. Sumber pers terdiri dari empat arah yaitu timur, barat, selatan, dan utara. Sedangkan menurut isi pers terdapat tiga macam yaitu berita, opini, dan iklan.

5. Objektifitas

Objektifitas adalah suatu nilai moral yang wajib dimiliki oleh setiap penulis dalam membuat surat kabar. Setiap berita yang dimuat harus menarik, menyajikan berita yang faktual, tidak menyinggung orang lain, serta harus dapat menimbulkan kepercayaan pembaca.

Dilihat dari kelima karakteristik diatas dapat diketahui bahwa pers tetap dapat memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat, serta berada pada urutan keempat dalam menentukan arah mobilitasnya.

2.1.7 Fungsi Koran

Menurut (Dzulfikri, 2014) menjelaskan bahwa ada lima fungsi koran yakni :

1. Informasi (to inform)

Fungsi utama pers adalah menyampaikan informasi secepat mungkin kepada seluruh masyarakat. Dalam menyampaikan informasi ada kriteria tertntu yang harus dipenuhi, seperti faktual,

(13)

benar, penting, lengkap, jelas, seimbang, relevan, jujur, dan tentunya bermanfaat dan etis untuk para pembaca.

2. Mendidik (to educate)

Informasi yang disebarkan oleh pers harus dalam kerangka pendidikan. Hal inilah yang membedakan pers sebagai institusi sosial dengan institusi sosial lainnya. Sebagai lembaga ekonomi, pers dituntut untuk berorientasi komersial agar dapat meraup keuntungan finansial. Namun, orientasi dan misi komersil itu sama sekali tidak boleh mengurangi, apalagi meniadakan fungsi dan tanggung jawab sosial pers. Dengan kata lain, pers harus mau dan mampu memerankan dirinya sebagai guru bangsa.

3. Mempengaruhi (to influence)

Pers adalah kekuatan keempat setelah legislative, eksekutif dan yudikatif.Dalam kerangka ini kehadiran pers dimaksudkan untuk mengawasi atau mengontrol kekuasaan legislative, eksekutif, dan yudikatif agar kekuasaan mereka tidak korup dan absolute.Untuk itulah, dalam Negara-negara yang menganut paham demokrasi, pers mengemban fungsi sebagai pengawas pemerintah dan masyarakat.Dalam mengemban fungsi kontrol sosial, pers pun tunduk pada ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Karena itu, sangat bisa difahami jika eksistensi pers ditempatkan pada kontrol sosial.

4. Menghibur (to entertain)

Keberadaan pers tidak hanya sebagai informasi yang mendidik, mengkoreksi tetapi pers juga harus mampu berperan sebagai media hiburan yang menyenangkan dan sehat bagi seluruhlapisan masyaratkat.Artinya, apapun pesan rekreatif yang disajikan mulai dari cerita pendek hingga teka-teki silang tidak boleh bersifat negative.Pers harus menjadi sahabat setia pembaca yang menyenangkan. Sehingga, beberapa hiburan yang memiliki pengaruh negatif ataupun menyesatkanharus dihindari dari pola pikir pers sehari-hari.

(14)

5. Mediasi (to mediate)

Mediasi yang artinya penghubung yang juga bisa disebut dengan mediator. Setiap hari, pers melaporkan peristiwa - peristiwa yang terjadi di seluruh dunia dalam bentuk lembaran kertas yang rapi dan menarik. Dengan kemampuannya, pers telah menghubungkan berbagai peristiwa yang terjadi di berbagai belahan dunia dengan pembaca yang keberadaannya berbeda dengan lokasi peristiwa yang diberitakan, karena pers pembaca yang mengetahui berbagai peristiwa lokal, regional, nasional ataupun internasional dalam waktu singkat pada waktu yang sama. Pembaca hanya perlu beberapa menit untuk membaca berita pada saat yang sama, karena peristiwa lain di tempat yang berbeda juga ditampilkan di halaman yang sama. Dengan fungsi mediasi, pers dapat menghubungkan satu tempat dengan tempat lain, peristiwa satu dengan peristiwa lain di masa lampau, orang satu dengan orang lain, atau orang satu dengan orang lain dalam waktu yang bersamaan.

2.1.8 Koran Sebagai Media Massa

Koran adalah perantara atau media massa yang paling utama bagi setiap individu untuk memperoleh berita. Di beberapa wilayah, tidak ada sumber berita lainnya yang dapat menandingi luas dan dalamnya jurnalisme. Ini meningkatkan popularitas dan pengaruh surat kabar (Vivian, 2008).

Menurut (Biagi, 2010) dalam buku Media/Impact : An Indroduction to Mass Media menerangkan bahwa pada tahun 1960-an, surat kabar adalah satu-satunya alat komunikasi yang tersedia dan mereka biasa menerima berita dan informasi sesegera mungkin setelah terjadinya suatu peristiwa. Hingga tahun 1920 tidak terlihat adanya persaingan di dunia surat kabar yang menjadi sumber informasi utama bagi masyarakat.

(15)

Koran merupakan media yang terdiri dari beberapa aspek, seperti jumlah periodisitas, frekuensi kemunculannya, alat percetakannya, isi dan referensi topik khusus, serta gaya membaca individu dan kelompok(McQuail, 2011).

2.2 Konstruksi Realitas Sosial

Peter L. Berger adalah seorang sosiolog interpretatif, memperkenalkan sebuah konsep konstruksionisme. Teori konstruksi realitas sosial adalah teori tentang seperti apa suatu realitas atau realitas sebagai hasil konstruksi.

Analisis framing adalah salah satu bagian dari paradigma konstruksionis ini.

Paradigma ini memiliki visi media dan teks informatif yang dihasilkan. Media tidak hanya menyuguhkan berita dan hiburan saja, melainkan untuk menyajikan pengetahuan kepada publik sehingga refleksi analitik sesuatu dapat berkembang, memberikan refleksi sosial yang baik untuk pembentukan kebijakan publik, bentuk tersirat dari proses yang dibuat oleh faktor-faktor tersebut. Oleh karena itu, itu adalah bagian dari cara media mereproduksi realitas sosial di masyarakat.

Pendekatan mengenai konstruksi sosial dari Peter L. Berger dan Luckman dalam (Sobur, 2015) adalah realitas sosial yang dibangun dengan proses eksternalisasi, objektifikasi dan internalisasi. Konstruksi sosial tidak berlangsung dalam ruang hampa, tetapi ketika ada kepentingan. Adapun penjelasan dari eksternalisasi, objektivasi, insternalisasi sebagai berikut :

1. Eksternalisasi

adalah meluap-luap atau mengekspresikan diri secara fisik dan mental.

Proses ini memperkuat eksistensi setiap individu di lingkungan masyarakat. Masyarakat dianggap sebagai produk dari orang-orang (society is a human product).

2. Objektivasi

Objektivitas adalah hasil yang diperoleh secara mental dan fisik dari aktivitas eksternal manusia dengan bentuk realitas objektif.

Masyarakat dipersepsikan sebagai proses interaksi sosial antara objektif menjadi realitas yang terlembagakan atau mengalami sebuah proses pelembagaan (socirty is a objective reality).

(16)

3. Internalisasi

Subyek individu yang dipengaruhi dengan suatu struktur sosial, danbanyakfaktor objektif diambil sebagai gejala realitas di luar kesadaran. Manusia dianggap sebagai produk masyarakat(man is a social product).

Istilah konstruksi realitas diperkenalkan oleh Peter dan Thomas melalui salah satu karya tulisnya yang berjudul The Social Construction of Reality: A Treatise in the Socialogical of Knowledge (Sobur, 2015). Proses sosial yang digambarkan melalui suatu tindakan ataupun interaksi yang mereka lakukan sendiri secara subjektif. Berikut merupakan realiatas sosial menurut Berger dan Luckmann yakni :

1. Realitas Objektif

Terbentuk dari pengalaman objektif eksternal setiapseseorang yang dianggap nyata.

2. Realitas Simbolik

Berbagai bentuk ekspresi simbolisyang realitas objektif.

3. Realitas Subjektif

Sebuah proses reabsorpsi objek tertentuk dan merupakansimbolik realitas dalam diri individu dengan menggunakan proses internalisasi.

Konstruksi sosial merupakan teori pendekatan realis oleh Peter dan Luckman yang dikembangan dengan mempertimbangkan variabel atau fenomena media massa yang begitu penting dalam eksternalisasi, subjek, serta internalisasinya, sehingga disebut "konstruksi sosial media massa".

Maksud dari konstruksi sosial media massa adalah peredaran informasi secara luas dan sangat cepat, sehingga konstruksi sosial dilakukan secara cepat dan sama rata. Realitas yang dikonstruksikan juga membentuk opini publik, massa cenderung apriori dan opini populer cenderung skeptis (Bungin, 2008).

Berikut adalah sebuah bagan tentang konstruksi sosial yang disampaikan oleh Bungin dalam teori Berger dan Luckman :

(17)

Gambar 2.1Bagan Konstruksi Sosial Sumber :Bungin (2008)

2.2.1 Konstruksi Realitas Media Cetak

Untuk memahami sebuah proses dari konstruksi media massa terdapat empat tahap menurut oleh (Bungin, 2008) yakni :

1. Menyiapkan Materi Konstruksi

Pengembangan materi konstruksi sosial untuk media massa adalah tugas editor media, tugas yang didistribusikan ke ruang redaksi pada masing-masing media massa. Setiap media memiliki kantor pusat yang berbeda sesuai dengan kebutuhan dan visinya.

Isu pekerja menjadi sorotan media massa sehari-hari, terutama yang berkaitan dengan tiga hal, yakni jabatan (tahta), kekayaan dan perempuan(Bungin, 2008).

Ada tiga hal penting menurut Bungin dalam (Santoso, 2016) untuk mempersiapkan materi konstruksi sosial media massa :

● Berpihakan terhadap kapitalisme

Kekuatan kapital menggunakan media massa untuk menjadi mesinpencetakan uang dan penggandaan modal.

● Berpihak kepada semua masyarakat

(18)

Bentuk bias ini dalam bentuk empati, simpati, dan berbagai keterlibatan dengan masyarakat, namun pada akhirnya bermaksud "menjual informasi" dan meningkatkanperingkat untuk kepentingan masyarakat kapitalis.

● Berpihak terhadap kepentingan umum

Bentuk literal berpihak pada kepentingan segala pihakmemang merupakan visi dari semua media massa, namun belakangan visi tersebut tidak pernah mengungkapkan identitasnya, namun slogan-slogan dari tatapan ini masih terdengar.

2. Sebaran Konstruksi

Hal ini dilakukan dengan berbagai strategi dalam penyebaran media massa. Semua media memiliki prinsip yang sama yaitu real time, namun memiliki strategi yang berbeda.

Konsep real time ini memiliki beberapa konsep harian, mingguan, atau bisa juga bulanan yang sifatnya tertunda, namun dengan adanya konsep aktualitas pembaca dapat tetap merasakan bahwa berita diperoleh dengan tepat waktu.

3. Pembentukan Konstruksi Realitas

a. Pada tahap pembentukan konstruksi realitas terdapat tiga tahapan yang berlangsung secara generik;

● Konstruksi pembenaran

Merupakan suatu bentuk konstruksi sosial media massa yang cenderung menghalalkan segala sesuatu yang disajikan di media massa sebagai realitas kebenaran atau disebut sebagai institusi yang selalu membenarkan suatu peristiwa.

● Kesediaan dikonstruksi oleh media massa

Keputusan seseorang untuk menjadi pembaca media diawali dengan keputusannya dalam menerima pemikirannya sebagaimana dirumuskan oleh media.

● Sebagai pilihan konsumtif

(19)

Menjadikan konsumsi media massa sebagai perilaku konsumtif, dimana setiap individu selalu bergantung dengan media massa dan tak akan terpisahkan dari kebiasaan hidup. Pada kondisi tertentu, seseorang merasa tidak akan bisa melakukan aktivitas lainnya jika belum membaca koran.

b. Pembentukkan konstruksi citra

Terdapat dua model dalam pembentukan konstruksi citra, yaitu pertama model good news yaitu suatu konstruksi berita yang dikemas sebagai berita bagus. Dalam model ini objek yang dibahas sebisa mungkin dikonstruksi menjadi objek dengan citra yang lebih baik dari aslinya. Selanjutnya, yang kedua model bad news yaitu suatu konstruksi berita yang dikemas dengan memperburuk citra dari objek aslinya.

4. Konfirmasi

Konfirmasi adalah tahap di mana media dan pembaca memberikan argumen dan penjelasan atas pilihan mereka untuk berpartisipasi dalam tahap formatif karya. Bagi media, langkah ini diperlukanagar dapat menjelaskan alasan media terlibat dalam suatu proses pembangunan sosial. Ada berbagai alasan yang sering digunakan adalah kebutuhan manusia yang selalu berubah-ubah dari masa ke masa dapat menjadi bagian dari produksi, kedekatan antara cara hidup masyarakat dengan media massa, dan yang terakhir media massa sebagai sebagai sumber berita atau ilmu yang mudah sekali didapatkan.

2.3 Demonstrasi

Demo atau demonstrasi menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) menunjukkan pernyataan protes terhadap massa. Tapi protes juga bisa dipahami dalam proses mendukung sesuatu secara massal. Protes merupakan salah satu bentuk gerakan massa yang biasanya dilakukan oleh suatu kelompok gerakan sebagai bentuk ekspresi dari kondisi terkini. Aksi merupakan bagian dari pola gerakan sosial kolektif untuk mendorong atau

(20)

menolak perubahan dalam masyarakat. Gerakan sosial adalah suatu bentuk kolektivitas yang secara konsisten bertindak untuk mendorong atau mencegah perubahan dalam suatu masyarakat atau kelompok (Tribowo, 2006).

Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1998 mengatakan bahwasannya “unjuk rasa atau demonstrasi adalah kegiatan yang dilakukan oleh seorang atau lebih untuk mengeluarkan pikiran”.

2.3.1 Aksi Demonstrasi Mahasiswa

Aksi mahasiswa bisa menjadi bagian dari gerakan sosial dan juga bisa berkembang menjadi gerakan politik, namun yang menjadi pembeda adalah para pelakunya, yakni mahasiswa yang mana mahasiswa adalah kelompok generasi muda yang kritis karena mempunyai tingkat intelektual pun juga merupakan kelompok yang bisa mengenyam dunia pendidikan hingga tingkat yang tinggi.

Menurut (Santoso T. , 2009) aksi mahasiswa diawali dengan aksi 1966 yang dikenal dengan Generasi '66 merupakan gerakan awal mahasiswa dalam skala nasional. Gerakan yang masih bersifat regional dan memuat isu komunisme sebagai potensi bahaya bagi negara.

Gerakan tersebut berhasil memperoleh rasa percaya dari masyarakat terhadap mahasiswa dalam melawan komunis yang dibentuk oleh PKI (Partai Komunis Indonesia).Dirut juga sudah berganti dan memihak rakyat, apalagi Presiden Soekarno mengeluarkan SUPERSEMAR (Perintah Sura Sebelas Maret) kepada para penerima masa jabatan Suharto. Transisi ini ditandai dengan berakhirnya ORLA (Orde Lama) dan transisi ke ORBA (Orde Baru). Lot‘66 mendapatkanpenghargaan, yakni aktivis nomor 66 yang bertugas di kabinet pemerintahan ORBA.

Aksi mahasiswa berikutnya terjadi pada tahun 1972yaitu peristiwa MALARI (Malapetaka 15 Januari) yang menolak adanya produk Jepang dan tidak mempercayai keturunan mereka.

Aksi demonstrasi mahasiswa juga terjadi pada tahun 1998, yang muncul dengan jatuhnya era Orde Baru di bawah kepresidenan Suharto pada 12 Mei 1998. Gerakan mahasiswa mencapai klimaksnya pada

(21)

tahun 1998, berawal dari krisisnya mata uang di pertengahan tahun 1997 sehingga harga kebutuhan pokok meningkat, daya beli masyarakat menurun. Saat era Orde Baru mahasiswa medapat dukungan yang sangat luar biasa dari masyarakat untuk menuntut Suharto mundur, para politisi yang gugur karena lingkaran kekuasaan terlalu kuat, yang dikenal dengan istilah ABG. lini (ABRI, Birokrasi dan Golkar).

KAMMI (Unit Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia), FKSMJ (Forum Media Senat) untuk Mahasiswa Jakarta), FORBES (Forum Bersama) dan FORKOT (Forum Kota). Mahasiswa yang berbeda pandangan dan aliran bisa bersatu untuk satu tujuan, yaitu menggulingkan Soeharto (Santoso T. , 2009).

2.3.2 Aksi Demonstrasi Mahasiswa Kota Malang

Penyebab utama aksi demonstrasi ribuan mahasiswa dari berbagai kampus dan para serikat buruh/pekerja yang terjadi di daerah-daerah khususnya Kota Malang adalah berdasarkan rasa kecewa pada pemerintah yang pada tanggal 05 Oktober 2020 mengesahkan UU CIPTAKER. Masyarakat menilai UU CIPTAKER lebih memberikan kekuasaan terhadap pengusaha dan memberatkan para buruh/pekerja.

Kekuasaan lebih yang dirasakan oleh pengusaha dan kelemahan yang dirasakan oleh buruh/pekerja dari adanya UU CIPTAKER ini adalah mulai dari pasal pertama tentang berubahnya satuan upah yang dinilai dari satuan waktu dan atau satuan hasil, yang kedua tentang penghapusan pasal yang mengatur tentang kesepakatan pengupahan antara pihak perusahaan dengan buruh/pekerja, yang ketiga pasal yang mengatur tentang PKWT berubah menjadi PKWTT, dan yang keempat adalah tentang ketentuan pelaksanaan waktu kerja yang tidak jelas.

Secara garis besar bahwa pasal-pasal yang diatur oleh UU CIPTAKER dinilai menguntungkan pihak pengusaha, namun para buruh/pekerja merasa tereksploitasi mulai dari jam kerja hingga upah yang akan diterima, maka kesejahteraan yang diharapkan tidak berjalan sesuai yang diinginkan.

Referensi

Dokumen terkait

Lebih lanjut, pada penggunaan teknik anestesi aliran tinggi (high flow anesthesia ) tidak dapat menghasilkan sistem rebreathing yang

Pasien mengeluh mimisan yang keluar dari kedua lubang hidung sudah 2 hari, awalnya pada hari minggu sore setelah pasien berpergian jauh, perdarahan yang keluar sedikit,

Selama proses komposisi maka imajinasi berada dalam struktur rangsang (stimulus), pengetahuan materi gerak serta yang lebih penting lagi dari semua itu adalah “teknik

Pembangunan Masjid Mahmud di Malmo dan pengorbanan Harta; Nasehat-nasehat amat penting dari Hadhrat Masih Mau’ud as kepada Jemaat kita tentang keharusan adanya,

Perancangan multimedia interaktif pengodean penyakit berdasarkan ICD-10 membutuhkan isi berupa berupa rule bab XV, struktur ICD- 10 bab XV, terminologi, contoh soal dan

Hasil studi dokumentasi terhadap 10 sampel berkas rekam medis rawat jalan yang dikode oleh petugas kesehatan, ditemukan 60% kode tidak akurat dan 80% terminologi

Pengendalian yang dapat dilakukan adalah dengan membangun Dam konsolidasi dengan menggunakan metode poligon Thiessen dengan mengumpulkan data hidrologi di stasiun

Bonet Utama merupakan obral bandwidth dan hal tersebut kurang efektif dan tidak tepat sasaran, karena pada kenyataannya banyak pelanggan yang berprinsip tidak mau rugi