• Tidak ada hasil yang ditemukan

C-SAVE: KILAS BALIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "C-SAVE: KILAS BALIK"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Daftar isi

03

Kata Pengantar

05

2020 Program RR

06

2020 Program Sistem Deteksi dan Penanganan Dini (SITI)

07

Keberhasilan Program RR

14

Keberhasilan Program SITI

28

Keberhasilan Program UN-Peace

30

Keberhasilan Program AMF

32

Struktur Organisasi C-SAVE

(3)

Kata Pengantar

Setelah mengalami proses yang panjang selama dua tahun, pada tanggal 4 April 2016 berdirilah Perkumpulan Masyarakat Sipil Anti Radikalisme Pro-kekerasan, yang disebut juga Civil Society Against Violent Extremism dan disingkat menjadi C-SAVE. Masyarakat lebih mengenalnya sebagai C-SAVE.

Tujuan C-SAVE adalah membangun sinergi, mendorong inisiatif, dan melakukan kajian strategis untuk pencegahan tindak kekerasan ekstrem di masyarakat, mendukung kerja-kerja pemerintah, melakukan kegiatan rehabilitasi dan reintegrasi, serta mengembangkan narasi alternatif dan positif untuk perdamaian.

Pada tahun 2020 ini ada dua program utama yang perlu kami pertanggungjawabkan kepada masyarakat, pemerintah, dan penyandang dana. Pertama adalah program Sistem Deteksi dan Penanganan Dini (SITI) Ekstremisme Kekerasan Berbasis Desa/Kelurahan, yang dikembangkan pada 16 Desa/Kelurahan di Propinsi Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Program ini didukung oleh Pemerintahan Kerajaan Belanda melalui lembaga donor Global Center Security. Kedua adalah program Rehabilitasi dan Reintegrasi di Jawa Timur yang didukung oleh lembaga donor ICAN (International Civil Society Action Network).

(4)

Selain dua program utama, ada juga dua program pendukung yang akan kami laporkan, yaitu program

“Pengembangan Aplikasi Sistem Manajemen Data SITI” yang didukung oleh N-PEACE (Engage for Equality, Access, Community and Empowerment, bagian dari UNDP) serta program “Membangun Keberlanjutan Finansial Melalui Social Enterprise” yang didukung oleh AMF (Australia Multicultural Foundation).

Banyak pelajaran yang didapatkan melalui program yang telah dilaksanakan oleh C-SAVE. Pada kesempatan ini kami ingin membagikan beberapa kisah sukses dari kegiatan yang telah dilakukan melalui buku laporan tahun ini.

Selamat membaca.

Ichsan Malik

Direktur Eksekutif C-SAVE

(5)

Kegiatan Setahun Program RR dan EWS

• Pemilihan lokus pelaksanaan program RR bekerjasama dengan Kementrian Sosial dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur

• Workshop Orientasi Program dan Perencanaan Kegiatan dengan melibatkan Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) dan pemerintah

• Traning Rehabilitasi dan Reintegrasi untuk Pekerja Sosial, aparat pemerintah, dan perwakilan masyarakat

• Simulasi SOP Rehabilitasi dan Reintegrasi

• Pertemuan koordinasi dengan pemerintah lokal dan organisasi masyarakat sipil (OMS) lokal Jawa Timur

• Pengembangan laporan analisis rehabilitasi untuk mendorong Peraturan Pemerintah tentang Pencegahan Terorisme

• Pembuatan buku narasi tentang Rehabilitasi dan Reintegrasi untuk proses pembelajaran

2020

Program Rehabilitasi dan Reintegrasi Orang yang Terpapar Ekstremisme Kekerasan

(6)

Februari – Mei 2020

• Pengembangan sejumlah perangkat Sistem Deteksi dan Penanganan Dini (SITI) Ekstremisme Kekerasan; Modul Pelatihan untuk Staf Lapangan dan Tim Desa/

Kelurahan, SOP SITI, dan Panduan Implementasi Kegiatan

• Produksi materi SITI untuk informasi, edukasi, dan komunikasi

• Seleksi Tim Desa/Kelurahan untuk 16 desa/kelurahan di 8 kabupaten/kota, 4 regional provinsi

Juni - September 2020

• Pelatihan Sistem Deteksi dan Penanganan Dini (SITI) Tim Desa/Kelurahan

• Simulasi Prosedur Tetap SITI

• Pertemuan kesepakatan Tim Desa, pemangku kepentingan, dan tokoh masyarakat untuk menerbitkan peraturan Desa/Kelurahan

• Pembuatan video showcase dan video materi SITI Oktober - Desember 2020

• Pembagian 800 paket sembako untuk solidaritas Covid-19 di 4 provinsi

• Seleksi pemberian Dana Hibah Inisiatif Kreatif Komunitas kepada 16 desa/kelurahan

2020

Program Sistem Deteksi dan Penanganan Dini (SITI) Ekstremisme Kekerasan Berbasis Desa/Kelurahan

(7)

Keberhasilan Program Rehabilitasi dan Reintegrasi

Program Rehabilitasi dan Reintegrasi Orang yang Terpapar Ekstremisme Kekerasan (selanjutnya disebut Program RR) telah dijalankan oleh C-SAVE sejak 2017 sampai 2020 dalam 3 tahap, dengan 3 lembaga donor berbeda, serta bentuk program yang berbeda pula. Lembaga donor tersebut yakni AIPJ (Australia), HARMONI (US) dan ICAN (CSO US). Program RR tahap 3 dijalankan di Jawa Timur.

Beberapa keberhasilan Program RR ICAN selama tahun 2020:

1. Implementasi Program RR Raih Dukungan dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Pemerintah Kabupaten Sidoarjo, dan Pemerintah Kabupaten Lamongan

C-SAVE diwakili oleh Frederik Sarira (Pelaksana Program RR) bersama Dewi Winarti (Ketua PW Fatayat NU Jawa Timur) melakukan pengenalan program dan izin pelaksaan kepada Kepala Bakesbangpol Jawa Timur.

Pertemuan ini di ruang kerja Kepala Bidang Kewaspadaan, Eddy Supriyanto, pada 24 Februari 2020.

Bakesbangpol Jawa Timur menyambut baik program ini dan setuju dengan pemilihan Lamongan dan Sidoarjo sebagai lokus projek lantaran keduanya sesuai dengan pemetaan BNPT

(8)

sebagai daerah yang rawan radikalisme atau ekstremisme kekerasan. Juga, setuju dibentuknya sebuah Peraturan tingkat Provinsi terkait penanganan orang yang terpapar ekstremisme kekerasan dengan mengedepankan pendekatan kearifan lokal.

Di Kantor Bupati Sidoarjo pada 25 Februari 2020, Frederik dan tim dari Fatayat NU Jatim bertemu dengan Alm. Nur Ahmad Syaifuddin (Plt Bupati Sidoarjo saat itu) untuk melakukan pengenalan program sekaligus meminta izin pelaksanaan program RR di Sidoarjo.

Nur Ahmad sangat mendukung program ini karena menurut beliau di Sidoarjo radikalisme memang tinggi. Radikalisme telah merasuk di berbagai lini seperti di lingkungan pendidikan.

Bahkan, juga sudah merambah ke sektor properti yang sebagian oknum pengusaha properti merupakan orang radikal yang membuat perumahan-perumahan berlabel tertentu. Ia juga setuju jika refleksi dari program ini nantinya diakomodir dalam Pergub/Perbup tentang pencegahan radikalisme.

Pada kesempatan berbeda, kesiapan Pemerintah Kabupaten Lamongan melalui Dinas Sosial untuk terlibat dalam Program RR telah disampaikan kepada Mira Kusumarini (Mantan Direktur Eksekutif C-SAVE) saat ia melakukan kunjungan ke Lamongan pada bulan Januari 2020.

(9)

2. Pendampingan Deportan Anak di Lamongan dan Keluarganya

Pengelolaan data deportan dan orang terpapar ekstremisme kekerasan di beberapa OPD belum terintegrasi dan belum optimal. Hal ini terbukti dari penemuan Rijal (bukan nama sebenarnya), deportan anak yang didampingi dalam program ini.

Ia ditemukan secara langsung oleh pendamping lapangan. Informasi status Rijal sebagai deportan anak ini justru didapatkan dari teman pendamping lapangan (bukan dari pihak pemerintah pusat maupun pemerintah daerah). Pendampingan dilakukan untuk membangun kepercayaan agar ia tidak mudah untuk kembali ke jaringan kelompok ekstremis dan juga dilakukan asesmen psikologis.

3. Pendampingan Deportan Perempuan di Sidoarjo

Deportan perempuan dewasa (Nana_bukan nama sebenarnya) yang dideportasi dari Turki telah didampingi oleh C-SAVE dan Fatayat NU Jatim pada tahun 2017, kembali didampingi dalam program ini.

Idealnya, deportan yang perlu didampingi dalam program ini adalah deportan baru dan belum pernah didampingi sebelumnya. Data deportan yang diperoleh oleh Mira Kusumarini dalam sebuah forum di Jawa Timur pada Januari 2020 menyatakan terdapat masing-masing 16 orang deportan baru di Lamongan dan di Sidoarjo. Namun, ketika kami menelusuri detail data deportan tersebut di beberapa OPD terkait, mereka menyatakan bahwa tidak mempunyai data detail yang dicari.

(10)

4. Pelatihan Daring SOP RR Libatkan Kementerian Sosial, Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur, Dinas Sosial Sidoarjo, Dinas Sosial Lamongan, dan Pendamping Kemasyarakatan (PK) Bapas Surabaya

Pelatihan berlangsung pada masa pandemic Covid-19, dijalankan secara virtual pada 7 Juli 2020. Dihadiri oleh 27 peserta (9 Laki-laki dan 18 Perempuan) yang berasal dari Dinsos Provinsi Jatim, Dinsos Kab. Lamongan, Dinsos Kab. Sidoarjo, Bapas Surabaya, Fatayat NU Jawa Timur.

Neneng Heryani selaku Kepala Balai Rehabilitasi Anak yang Memerlu-kan Perlindungan Khusus (BRSAMPK) Handayani, Kementerian Sosial menjadi narasumber untuk 2 materi, yakni SOP RR Anak yang Terpapar Paham Radikal Terorisme dan Perangkat Analisis Risiko (Risk Analysis Tools).

Sedangkan 2 materi lainnya, yaitu SOP RR Dewasa yang Terpapar Paham Radikal Terorisme dan Protokol Keamanan dan Keselamatan disampaikan oleh Sri Musfiah (Pekerja Sosial Senior) BRSAMPK Handayani.

Sebagai tindak lanjut atas Training SOP RR, pada tanggal 31 Agustus 2020 bertempat di Kantor Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur dilaksanakan Simulasi untuk mendiskusikan lebih lanjut SOP RR yang telah dibahas secara virtual sebelumnya. Acara simulasi ini dihadiri oleh para pekerja sosial dari Dinsos Provinsi Jawa Timur, pekerja sosial dari Dinsos Sidoarjo dan PK Bapas Surabaya. Sementara itu, Simulasi dengan Dinas Sosial Lamongan dilaksanakan pada tanggal 15 September 2020.

(11)

5. C-SAVE Dorong Pemerintah Provinsi Jawa Timur Kembangkan Peraturan Gubernur tentang Pencegahan Ekstremisme Kekerasan

C-SAVE melalui melalui program RR mendorong pengembangan Draft Peraturan Gubernur tentang Pencegahan Ekstremisme Kekarasan. Hal ini sesuai dengan tujuan utama dari Program RR ini adalah memitigasi pertumbuhan ektremisme kekerasan di Jawa Timur melalui pengembangan sebuah regulasi berupa Peraturan Gubernur. Di samping itu, untuk meningkatkan kapasitas para pekerja sosial terkait rehabilitasi dan reintegrasi anak dan dewasa yang terpapar ekstremisme kekerasan.

Setelah menggunakan berbagai macam strategi advokasi, pada tanggal 24 Agustus 2020 Jonathan Judianto selaku Kepala Bakesbangpol Provinsi Jawa Timur mengundang C-SAVE dan Fatayat NU Jawa Timur untuk menyampaikan urgensi pembentukan sebuah Peraturan Gubernur tentang Pencegahan Ekstrimisme Kekerasan di Jawa Timur. Hal ini telah dijabarkan dalam kajian akademik yang disusun oleh Prof.

Akh. Zaki (Guru Besar FISIP UIN Sunan Ampel dan Ketua Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) Provinsi Jawa Timur).

(12)

Sejumlah perwakilan OPD terkait, seperti Polda Jatim, Diknas Jatim, TNI Jatim, DP3AK Jatim, FKPT Jatim, Dinsos Jatim, dan Biro Hukum Jatim hadir memberikan pandangannya dalam forum tersebut. Semua OPD yang hadir sepakat pentingnya menyusun sebuah regulasi guna memitigasi pertumbuhan ekstremisme kekerasan. Namun, menurut Biro Hukum Provinsi Jawa Timur, ditinjau dari perspektif hukum, sebuah peraturan bisa dibuat ketika memenuhi salah satu dari 3 kriteria berikut; sesuai dengan kewenangan Pemda, merupakan amanat UU yang lebih tinggi derajatnya dan UU tersebut dibutuhkan.

Pada akhirnya Jonathan Judianto menyatakan bahwa masih perlu diteruskan ke Gubernur terkait rencana pembentukan Rancangan Peraturan ini.

6. Klien Anak Deportan dan Keluarganya di Lamongan Didampingi untuk Dapatkan KTP dan Bantuan Sosial dari Pemerintah

Seorang anak yang dideportasi dari Turki karena terindikasi berjejaring dengan kelompok teroris ini, pada tahun 2020 berusia 18 tahun. Melalui proses pen- dampingan dalam program ini, ia dan ibunya difasilitasi dalam pembuatan KTP.

Selain itu, tim dari C-SAVE mengupayakan agar keluarga ini mendapat bantuan sosial. Setelah berkoordinasi dengan Ketua RT, Kepala desa Kandang Semangkon dan Dinas Sosial Lamongan, pada bulan November 2020 keluarga ini telah diberikan bantuan Jaring Pengaman Sosial (JPS) berupa uang tunai sejumlah 200.000 selama 2 bulan.

(13)

Tidak hanya itu, berkas-berkas keluarga mereka telah diserahkan oleh tim dari C-SAVE kepada pihak Dinsos Lamongan untuk diinput ke dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Hal ini menjadi prasyarat bagi keluarga tidak mampu untuk mendapatkan bantuan sosial berkelanjutan dari Kementerian Sosial dari Jakarta.

Seperti keluarga Ibu Hermin yang telah ditinggal suami dan memiliki 3 orang anak tanpa pekerjaan tetap.

7. Menulis Buku Tentang Kisah Perjalanan Kedua Deportan

Buku terbit berjudul KISAH TAK TERUNGKAP: Anak dan Perempuan Deportan Simpatisan ISIS ini mengangkat kisah dua deportan, remaja lelaki asal Lamongan dan seorang perempuan muda di Sidoarjo yang terindikasi berjejaring dengan kelompok ISIS di Suriah. Keduanya dipulangkan ke Indonesia dari negara transit Turki.

Penulisan buku ini berangkat dari beberapa alasan. Kami berupaya mengungkap dari mana mereka terpapar, bagaimana sampai ke negara transit, proses rehabilitasi, hingga reintegrasi di masyarakat

atau keluarga. Selain itu, memetakan peran pemerintah dan masyarakat sipil untuk selanjutnya mendorong terbentuknya sebuah regulasi spesifik dalam penanganan deportan dan returni di daerah.

Isi naskah ini berbasis fakta, dengan metode wawancara. Data lapangan diambil pada situasi pandemi Covid-19, sejak Juni hingga awal Desember 2020. Juga, diperkaya data hasil pendampingan deportan yang dilakukan C-SAVE sejak 2017. Buku ini diharapkan bisa menjadi media edukasi berbasis bukuti bagi semua kalangan bagaimana radikalisme masuk ke dalam keluarga; bagaimana proses radikalisasi terjadi, secara khusus bagi anak dan perempuan, serta dampak yang ditimbulkannya. Buku ditulis oleh Nur Laeliyatul Masruroh dan Frederik Sarira, diterbitkan oleh Epigraf.

(14)

Keberhasilan Program Sistem Deteksi dan Penanganan Dini (SITI) Ekstremisme Kekerasan Berbasis Desa/Kelurahan pada 2020

Program SITI C-SAVE dimulai sejak 2018 dengan dua tahap. Periode I bertajuk “Kepemimpinan Perempuan dalam Sistem Deteksi dan Penanganan Dini Ekstremisme Kekerasan Tingkat Desa”, pilot project yang telah berlangsung pada 2018. Periode II bertajuk “Sistem Deteksi dan Penanganan Dini (SITI) Ekstremisme Kekerasan Berbasis Desa/Kelurahan”

sejak 2019 hingga 2021 nanti. Kedua tahap tersebut didukung oleh donor Global Center Security.

Pada tahun 2020, program SITI telah memasuki periode II sebagai replikasi dari periode sebelumnya. Dilaksanakan di 16 desa/kelurahan dampingan yang tersebar di empat provinsi; Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

C-SAVE bekerjasama dengan mitra lokal di 7 kabupaten/kota untuk memonitor program SITI, yaitu Yayasan Empatiku di Kota Tangerang Selatan, Banten; Yayasan Peace Generation di Kota Bandung, Jawa Barat; Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat; Jaringan Gusdurian Solo-Yayasan Bani Abdurrahman Wahid (YBAW) di Solo, Jawa Tengah; PW Fatayat NU Jawa Timur di Kota Surabaya, Jawa Timur; dan Yayasan Tanoker di Kabupaten Jember, Jawa Timur.

Tujuan utama SITI yaitu implementasi sistem deteksi dan penanganan dini, meningkatkan daya tahan/daya tangkal masyarakat, mendorong terciptanya kohesi sosial, dan advokasi kebijakan SITI di level desa/kelurahan hingga kabupaten/kota.

Beberapa capaian sukses dan pembelajaran penting program SITI selama tahun 2020:

(15)

1. Program SITI Disambut Baik dan Didukung Positif oleh Pemerintah Kota/Kabupaten

Program SITI berhasil mendapatkan dukungan dari pemerintah kota/kabupaten setempat. Di antaranya, salah satu mitra lokal C-SAVE, Gusdurian Solo saat melakukan audiensi ke Walikota Solo Fx. Hadi Rudyatmo pada 20 Januari 2020 untuk memperkenalkan program disambut baik dan didukung penuh. Walikota juga memberikan masukan untuk menyederhanakan teminologi ekstremisme kekerasan untuk mempermudah pemahaman bagi masyarakat.

Hal serupa juga dialami oleh mitra C-SAVE, Yayasan Empatiku, saat audiensi dengan Pemerintah Kota Tangerang Selatan, Banten, pada 5 Februari 2020. Diterima oleh Asda I Pemkot Tang-Sel, Rahmat Salam, yang menyambut baik program SITI bersinergi dengan pemerintah guna mendorong pencegahan ekstremisme kekerasan di Tangerang Selatan. Rahmat Salam atas nama Pemkot Tang-Sel bersedia secara aktif mendukung advokasi kebijakan SITI di level kabupaten/kota.

(16)

Hasil dari audiensi oleh enam mitra lokal C-SAVE terhadap pemerintah setempat, yaitu surat izin implementasi program SITI dari BAKESBANGPOL di 7 kabupaten/kota. Selain menyambut baik, Pemerintah Kabupaten/Kota juga memberikan rekomendasi untuk memilih desa/kelurahan dampingan sebagai implementor program.

2. Sosialisasi Program SITI di Berbagai Komunitas Desa untuk Tingkatkan Kesadaran Masyarakat

Sosialisasi Program SITI di 16 desa/kelurahan berhasil dilaksanakan di berbagai komunitas desa. Di antaranya melalui Majelis Taklim, pengajian bapak-bapak, perayaan Hari kemerdekaan RI, Arisan RT, saat pembagian daging kurban, rapat koordinasi, diskusi remaja masjid, diskusi bersama orangtua di Posyandu, dan diskusi bersama komunitas senam. Sosialiasi program bertujuan pengenalan program SITI dan meningkatkan kesadaran warga pentingnya deteksi dan penanganan ekstremisme kekerasan. Kegiatan dilaksanakan oleh mitra lokal C-SAVE di lapangan pada Maret–September 2020 dengan metode diskusi dan pembagian flier tematik.

(17)

Materi yang disampaikan terdiri dari beberapa tema pencegahan paham radikalisme, yaitu pencegahan paham radikalisme melalui berbagai perspektif (termasuk perspektif qur’an dan hadis), peran pemuda dalam pencegahan radikalisme, peran orangtua dalam pencegahan anak dari radikalisme dan terorisme, serta memahami sejarah munculnya pemahaman radikalisme.

Pada Maret 2020, di Kelurahan Babakan Sari, Bandung, Jawa Barat dalam kegiatan sosialisasi juga berhasil mengadakan

“Pelatihan Pendidikan Karakter Damai & Kreatif PGKids untuk Guru Pos PAUD di Kelurahan Babakan Sari”. Selain itu, pelatihan Digital Literasi untuk pencegahan ekstremisme kekerasan.

Pasca pelatihan SITI Tim Desa/ Kelurahan di bulan September 2020, Divisi Pendidikan Masyarakat di Tim Desa/ Kelurahan melanjutkan upaya peningkatan daya tahan/ daya tangkal terhadap ekstremisme kekerasan dengan rutin mengadakan sosialisasi yang membaur dengan komunitas aktif diikuti oleh seluruh lapisan masyarakat. Pembagian flier tematik yang juga digunakan sebagai topik diskusi di wilayah dampingan

(18)

mendorong warga ikut aktif dalam pencegahan. Momen sosialisasi juga digunakan tim Desa/ Kelurahan untuk berjejaring dengan lembaga rujukan program SITI seperti Polsek dan Puskesmas. Lembaga rujukan menyambut baik dan memberikan dukungan penuh untuk implementasi SITI di wilayah program.

3. Sepuluh Serial Flier Tematik Pencegahan Ekstremisme Kekerasan

Dalam sosialisasi program SITI, C-SAVE mem produksi serial flier bertema pencegah an ekstremisme kekerasan sebanyak sepuluh seri. Flier ini dibagikan dalam bentuk fisik maupun digital untuk memudahkan pemahaman. Selain itu, konten flier untuk memantik diskusi di berbagai komunitas di desa/kelurahan.

Flier tematik ini berguna sebagai media komunikasi, informasi, dan edukasi Program SITI untuk mendukung peningkatan kesadaran masyarakat. Penguatan ide tema flier dan produksinya terjadi pada Mei—Juni 2020.

Selupuh tema flier tersebut, di antaranya mengenal arti ekstremisme kekerasan; penting nya kohesi sosial di masyarakat; pentingnya literasi digital dalam pencegahan ekstremisme kekerasan; pendidikan anak tanpa kekerasan; pengenalan sistem deteksi dini dan Tim Desa/ Kelurahan; pengenalan tugas dan fungsi Tim Desa/Kelurahan; perlindungan anak dari radikalisme dan pencegahan tindak pidana terorisme. Flier tematik ini menjadi inspirasi topik diskusi kampung yang rutin dilaksanakan oleh masyarakat di desa/

kelurahan dampingan SITI.

(19)

4. Diterbitkannya Surat Ketetapan (SK) Desa/ Kelurahan untuk 16 Tim SITI yang terbentuk dari Berbagai Elemen Masyarakat

Pemerintah Desa/ Kelurahan menerbitkan Surat Ketetapan (SK) untuk masing-masing Tim SITI di 16 desa/kelurahan wilayah dampingan. SK ini sebagai payung hukum terbentuknya Tim SITI untuk menjalankan tugas program hingga 2021 nanti.

Pembentukan Tim Desa/Kelurahan sendiri dilakukan sejak akhir 2019 hingga September 2020 di seluruh wilayah dampingan, di 16 desa/kelurahan. Masing-masing tim beranggotakan 7 orang yang terpilih dari berbagai elemen desa, yaitu tokoh masyarakat, ulama perempuan, tokoh pemuda, dan aktivis desa.

Tim dibentuk melalui musyawarah yang melibatkan kandidat anggota Tim, staf lapangan, mitra lokal, dan jajaran Pemerintah Desa/ Kelurahan. Meskipun sempat mengalami beberapa hambatan seperti pergantian formasi anggota tim dan pelaksanaan musyawarah yang terkendala kondisi PSBB Covid-19, C-SAVE bersama mitra di lapangan akhirnya berhasil membentuk 16 Tim Desa/Kelurahan. Tim Desa/ Kelurahan yang tersebar di 7 Kabupaten/ Kota diantaranya: Tangerang Selatan (Kelurahan Pondok Kacang Timur, Kelurahan Benda Baru, Kelurahan Muncul dan Kelurahan Jombang); Kota Bandung (Kelurahan Babakan Sari dan Kelurahan Pasirbiru);

Kabupaten Cirebon (Desa Cengkuang dan Desa Jungjang Wetan); Solo (Kelurahan Jebres dan Kelurahan Mojosongo); Sukoharjo (Kelurahan Surakarta dan Kelurahan Ngadirejo); Surabaya (Kelurahan Gunung Anyar dan Kelurahan Kali Rungkut); serta Kabupaten Jember (Desa Sumberlesung dan Desa Sumber Ketempa).

(20)

5. Penyusunan Modul Aplikatif Pelatihan Tim Desa/Kelurahan, Prosedur Tetap SITI, dan Pedoman Implementasi SITI

C-SAVE melakukan finalisasi Modul Pelatihan untuk peningkatan kapasitas dan kemampuan Tim Desa/ Kelurahan pada bulan April 2020, sebagai tindak lanjut dari Workshop pengembangan Modul yang dilaksanakan di Jakarta 15- 19 Oktober 2019 lalu. Modul disusun dengan melibatkan mitra SITI tahap I yaitu Fahmina Institute Cirebon, Yayasan Tanoker Jember, Tim Program C-SAVE beserta konsultan ahli. Modul yang disusun lebih aplikatif untuk digunakan dalam pelatihan Tim Desa/

Kelurahan ini berisikan materi pengetahuan seputar program sistem deteksi dini beserta tugas dan fungsi Tim Desa/ Kelurahan; pemahaman tentang ekstremisme kekerasan dan identifikasi tanda- tanda peringatan dini;

analisis sosial dan pemetaan realita sosial. Disamping itu keahlian Tim Desa/ Kelurahan akan diasah melalui materi alur menajamen kasus, strategi komunikasi; organisasi dan berjejaring dan advokasi kebijakan.

Pada bulan April- Mei 2020, Prosedur Tetap SITI alur manajemen kasus berhasil diselesaikan oleh Tim Program C-SAVE berkolaborasi dengan konsultan ahli. Prosedur tetap ini disusun untuk memberikan acuan kepada Tim Desa/ Kelurahan dalam implementasi sistem deteksi dan penanganan dini khususnya pada pelaksanaan

(21)

tahapan manajemen kasus dimulai dari proses pelaporan/pencatatan, pembahasan, remedial hingga rujukan lengkap dengan form pengisian untuk pendokumentasian/ pendataan kasus.

Untuk melengkapi modul dan prosedur tetap, Tim C-SAVE menyusun buku Pedoman Implementasi SITI yang berisi panduan teknis setiap agenda kegiatan selama periode program. Dalam buku ini, dijelaskan tujuan, sasaran, kebutuhan materi, timeline dan hasil diharapkan dari setiap kegiatan agar dapat dijalankan secara maksimal oleh mitra lokal, sekretariat dan staff pendamping di lapangan.

6. Pelatihan Sistem Deteksi dan Penanganan Dini Ekstremisme Kekerasan untuk 16 Tim Desa/Kelurahan Dalam rangka meningkatkan kapasitas pengetahuan dan keterampilan Tim SITI, C-SAVE mengadakan pelatihan Sistem Deteksi dan Penanganan Dini Ekstremisme Kekerasan. Kegiatan dilaksanakan di 4 Regional Provinsi, yaitu di Banten pada 20-11 Juli 2020 secara langsung; Jawa Barat (24-27 Agustus 2020); Jawa Timur (28-30 Agustus 2020) dan Jawa Tengah (1-4 September 2020) dengan metode semi-daring menyesuaikan dengan

(22)

situasi pandemi Covid-19. C-SAVE berhasil melatih 112 peserta yang merupakan anggota Tim SITI dari 16 Desa/

Kelurahan di 8 Kabupaten/Kota (Bandung, Cirebon, Tangerang Selatan, Solo, Sukoharjo, Surabaya, dan Jember).

Melalui metode semi daring, Tim Program C-SAVE bekerjasama dengan staf lapangan yang berada real time di lokasi dampingan dalam memfasilitasi pelatihan.

Hasil evaluasi pelatihan, tercatat lebih dari 70% peserta mengalami peningkatan dilihat dari hasil pre-test dan post-test. Sebagai tindak lanjut pelatihan Tim SITI Desa/ Kelurahan, peserta mengimplementasikan rencana advokasi kebijakan, strategi komunikasi/sosialisasi SITI ke masyarakat dan lembaga rujukan, serta rencana berjejaring dengan para pemangku kepentingan (stakeholder) terkait yang dapat mendukung pelaksanaan sistem deteksi dan penanganan dini di wilayah dampingan.

(23)

7. Empat Video Materi Pembelajaran SITI

Dalam pelatihan Tim Desa/ Kelurahan Sistem Deteksi dan Penanganan Dini, selain Fasilitator, Tim C-SAVE juga menghadirkan narasumber yang materi pembelajarannya dikemas dalam format video. Ada 4 video pembelajaran, yaitu Pengenalan Program dan Tupoksi Tim Desa/Kelurahan oleh Dr. Ichsan Malik selaku Direktur Eksekutif; materi Pengantar Ekstremisme Kekerasan dan Tanda-Tanda Peringatan Dini oleh Savic Ali selaku board C-SAVE dan materi Advokasi Kebijakan SITI oleh Dr. Ahmad Suaedy selaku board C-SAVE

dan materi “Strategi Komunikasi dalam SITI oleh Robi Sugara selaku Direktur IMCC. Materi dibuat dalam format video pembelajaran untuk memudahkan peserta mengunduh dan mempelajari kembali setelah pelatihan.

8. Simulasi Prosedur Tetap (SOP) SITI

Simulasi SOP SITI dilaksanakan secara berkala setiap bulan untuk mengimplementasikan langsung dan meninjau keseluruhan pelaksanaan SITI. Dalam kegiatan tersebut juga mendiskusikan kasus yang telah dilaporkan masyarakat.

Kegiatan ini diikuti seluruh staf lapangan dan anggota Tim Desa/Kelurahan yang terdiri dari Koordinator, Wakil Koordinator, Divisi Pendidikan Masyarakat, Divisi Pengorganisasian Pelaporan Kasus, Divisi Pengorganisasian Pembahasan Kasus, Divisi Remedial dan Divisi Rujukan Kasus. Sejak Agustus 2020, kasus yang terdeteksi oleh

(24)

Tim Desa/ Kelurahan, di antaranya ceramah ujaran kebencian yang ingin menanamkan ideologi radikal kepada kelompok jemaah pengajian dengan menjelekkan pemerintah.

Kasus ini dikategorikan ke dalam aspek ideologi dengan tingkatan waspada. Kasus lain yang muncul yaitu sepasang suami istri yang memutuskan menarik diri dan tidak lagi berkegiatan di lingkungannya karena enggan bertemu warga yang dianggapnya berbeda paham, hal ini masuk ke dalam aspek kategori hubungan sosial di tingkatan siaga. Menanggapi kasus hubungan sosial ini, Tim SITI terus menindaklanjuti dengan melakukan pendekatan kepada terlapor dan mengajak warga untuk peduli dan saling mengontrol kondisi lingkungan sekitar untuk meminimalisir keterpaparan akan ekstremisme kekerasan.

9. Advokasi Kebijakan Peraturan SITI Level Desa/Kelurahan Dorong Terciptanya Peraturan Desa

Advokasi kebijakan Peraturan SITI dilakukan untuk mendorong terciptanya Peraturan Desa (Perdes)/Kelurahan bagi sistem deteksi dan penanganan dini ekstremisme kekerasan di 16 wilayah dampingan.

Advokasi dilakukan dengan mengadakan diskusi yang melibatkan Kepala Desa/Lurah, Tim SITI Desa/Kelurahan, okoh masyarakat, dan pemangku kepentingan untuk membahas pentinya pengembangan Perdes/Kelurahan SITI dalam upaya pencegahan ekstremisme kekerasan.

(25)

Kegiatan dimulai sejak September 2020 secara aktif oleh para mitra C-SAVE sebagai pelaksana di lapangan.

Sejumlah desa/kelurahan di Regional Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur menyambut baik dan mulai aktif merumuskan kebijakan. Di Desa Sumber Lesung, Kabupaten Jember, mitra Tanoker telah berproses mendampingi tim perumus kebijakan untuk membawa ke Musyawarah Desa dan menunggu tahap akhir disepakatinya Perdes. Tiga Kelurahan di Tangerang Selatan, Banten, bersama mitra Empatiku sedang berproses mengupayakan rancangan peraturan desa dibahas dalam Musrembangdes. Hal yang sama dilakukan mitra ISIF, Kebupaten Cirebon yang mengajak segenap pemerintah Desa dan anggota Tim Desa mempelajari UU.

No. 5/2018 Tindak Pidana Terorisme sebagai dasar urgensi terciptanya Perdes SITI serta memahami Langkah penentuan keputusan Perdes hingga dibawa ke Musrembangdes untuk disahkan.

Desa/kelurahan dampingan lainnya hingga akhir tahun 2020 masih fokus pada penanganan Covid-19 dan pelaksanaan Pilkada Daerah sehingga rangkaian pertemuan pengembangan Perdes/ Kelurahan direncanakan pada awal Januari—Mei 2021.

(26)

10. Video Showcase

Pada September 2020, Program SITI C-SAVE dipilih oleh donor Global Center Security sebagai salah satu model program deteksi dini dan mendapat kesempatan untuk membuat Video Showcase bercerita tentang kisah sukses hingga pembelajaran penting selama periode program. Video Showcase ini diputar dalam pertemuan jajaran Kementerian Luar Negeri Belanda dan Kedutaan Belanda pada 22 September 2020.

11. Pembagian 800 paket Sembako untuk Solidaritas Covid-19

Pandemi Covid-19 sejak awal tahun 2020 menimbulkan dampak sosial ekonomi cukup besar dan berpotensi meningkatkan keterpaparan ekstremisme kekerasan di masyarakat. Sebagai bentuk kepedulian, C-SAVE mengadakan kegiatan bertajuk Covid-19 Solidarity Response di wilayah program. Kegiatan dilaksanakan pada

(27)

16-26 Desember 2020 berupa pembagian 800 paket sembako kepada 800 kepala keluarga penerima manfaat di 16 Desa/Kelurahan dampingan.

Para penerima manfaat adalah 50 kepala keluarga terpilih di masing- masing desa berdasarkan pendataan oleh staf lapangan, Tim SITI, dan rekomendasi dari Desa/Kelurahan.

Kegiatan dimulai dengan sosialisasi program SITI untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam pencegahan ekstremisme kekerasan khususnya selama pandemi Covid-19, lalu pembagian paket sembako diterima langsung oleh penerima manfaat terpilih. Jaringan Gusdurian Solo mengawali pembagian sembako disertai sosialisasi program di Kelurahan Mojosongo, Kota Solo, Jawa Tengah pada 16 Desember 2020, dilanjutkan dengan mitra di lokasi dampingan lainnya selama hingga akhir Desember.

Aksi kepedulian ini, selain untuk meningkatan kesadaran masyarakat dalam pencegahan ekstremisme kekerasan, juga menjalin silaturahmi antara C-SAVE, Tim Desa/Kelurahan, dan masyarakat wilayah dampingan agar senantiasa konsisten dan semangat menjalankan kegiatan SITI meskipun dalam situasi pandemi Covid-19. Sekaligus mengimbau agar disiplin mematuhi protokol kesehatan yang berlaku.

(28)

Keberhasilan Program UN-Peace

1. Pembuatan Website www.programsiti.com Sebagai Sistem Manajemen Database

Sejak Januari 2020, C-SAVE dipercaya oleh donor UN-PEACE untuk membuat website Database Management System (DMS) untuk mendukung Tim Desa/ Kelurahan dalam mendokumentasikan pelaporan kasus tanda- tanda peringatan dini ekstremisme kekerasan. Website sebagai sistem informasi yang terintegrasi dapat digunakan untuk analisis data dan tren kasus dengan pembagian kategori berdasarkan aspek hubungan sosial, ideologi, dan tindak kriminal, serta mengukur derajat intensitasnya (waspada, siaga, atau awas).

Tim Program C-SAVE bekerjasama dengan pengembang web membuat rancangan fitur website untuk mengakomodasi manajemen kasus. Pengguna (user) website adalah Tim Desa/ Kelurahan dan admin oleh Sekretariat

C-SAVE. Website disertai petunjuk praktis pandu- an (buku manual), telah diujicoba pada Oktober 2020.

(29)

2. Pelatihan Daring Penggunaan Website Database Management System (DMS) Program SITI untuk 47 Peserta

Pelatihan penggunaan website DMS terhadap 47 peserta yang berasal dari representatif Tim SITI di 16 desa/

kelurahan dan staf lapangan. Kegiatan ini difasilitasi oleh C-SAVE dan web developer dan dilakukan secara daring. Pelatihan berlangsung pada 18 November 2020, sekaligus peluncuran resmi website, dibuka oleh Direktur Eksekutif C-SAVE Dr. Ichsan Malik. Program Officer SITI, Nurshinta Anggia memberikan pengantar tentang sistem DMS, kemudian Tim Web Developer memaparkan teknis mengoperasikan website.

Peserta berkumpul di desa/kelurahan masing-masing praktik langsung pendokumentasian kasus menggunakan website www.programsiti.com. Sebelumnya, peserta diberi worksheet berisi studi kasus ekstremisme kekerasan.

Website DMS dibuat dengan konsep user friendly sehingga memudahkan pengguna. Secara resmi telah digunakan oleh Tim Desa/Kelurahan pasca-pelatihan. Website DMS ini diharapkan menjadi sistem informasi terintegrasi untuk mendukung deteksi dan penanganan dini ekstremisme kekerasan.

(30)

Keberhasilan Program AMF

Pelatihan Social Enterprise Dorong Organisasi Masyarakat Sipil Siapkan Keberlanjutan Finansial

C-SAVE dipercaya oleh Australia Multicultural Foundation (AMF) menjalankan program bertema “Membangun Keberlanjutan Finansial melalui Social Enterprise”. Secara resmi berlangsung selama bulan November 2020 – Januari 2021. Tujuan utama program adalah meningkatkan kapasitas Organisasi Masyarakat Sipil/ Civil Society Organization (CSO) anggota SEAN CSO (South East Asian CSO) di Indonesia dalam membangun konsep Social enterprise untuk mendukung keberlanjutan finansial lembaga mereka.

Pelaksana program ini kolaborasi empat lembaga anggota SEAN CSO, yaitu C-SAVE, Wahid Foundation, Peace Generation, dan DASPR (Division for Applied Social Psychology Research), dengan C-SAVE sebagai penanggungjawab utama. Peserta program adalah perwakilan dari tiga CSO anggota SEAN CSO terpilih, yaitu Gusdurian Depok (Jawa Barat), Dian Interfidei (Yogyakarta), dan Solo Bersimponi (Jawa Tengah). Masing-masing organisasi mengirim dua perwakilan sehingga jumlah total peserta enam orang.

(31)

Pada 11 dan 15 Desember 2020 telah berlangsung dua pelatihan daring Social Enterprise untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta dalam membangun ide atau model Social Enterprise. Menghadirkan trainer berpengalaman dalam Creative Social Enterprise Irfan Amali. Peserta memetakan potensi lembaga masing- masing berdasarkan nilai-nilai dasar organisasi tersebut

untuk merencanakan atau mengembangkan produk yang bernilai jual. Lalu, membuat draft bisnis kreatif yang bisa memperkuat keuangan lembaga ke depan. Selanjutnya, pada Januari 2021 diteruskan dengan mentoring pengembangan draft tersebut. Selain itu, pengembangan modul pembelajaran dan video testimoni peserta dengan harapan bisa menjadi produk pengetahuan yang bermanfaat lebih luas.

(32)

Struktur Organisasi C-SAVE

Dewan Pengurus Ketua: -

Sekertaris: Solahudin Hartman Bendahara: Dr. Ahmad Suaedy Anggota: Savic Ali

Pelaksana Harian

Direktur Eksekutif: Dr. Ichsan Malik Manajer Program: Nur Laeliyatul Masruroh Manajer Keuangan: Frank Malingkas Asisten Keuangan: Richard Ryando A.

Pelaksana Program Rehabilitasi dan Reintegrasi :

Frederik Sarira

Pelaksana Program Sistem Deteksi Dini Berbasis Desa :

Nurshinta Anggia Anggraeni Asisten Program: Elva Fidela Rachma Pembantu Umum: Supriadi

Anggota C-SAVE 1. Peace Generation 2. NU Online

3. Komunitas Belajar Islam 4. Indonesia Muslim Crisis Center 5. Abdurrahman Wahid Centre UI

6. Yayasan Portal Informasi NGO (PINGO) Indonesia 7. Lingkar Perdamaian

8. LAKPESDAM NU 9. Yayasan Empatiku 10. Institut Mosintuwu 11. Tanoker Ledokombo 12. Fahmina Institute

13. Ichsan Malik Center (IM Center) 14. The Habibie Centre

15. Indonesian Strategic Policy Institute (ISPI) 16. Search for Common Ground

17. Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) 18. Universitas Multimedia Nusantara 19. Jaringan Gusdurian

(33)
(34)

Referensi

Dokumen terkait

Seiring dengan kebutuhan pembangunan perkotaan yang dikeluarkan Pemerintah Kota Jambi, maka salah satu upaya penting yang dilakukan adalah dengan pemahaman persepsi dan

Berdasarkan analisis data diatas dapat disimpulkan bahwa Distro Mesin Hujan memiliki kekuatan yaitu merupakan Distro pertama yang mengusung tema seni kata-kata

Penelitian Paju dkk., (2013) menyatakan bahwa salep ekstrak daun binahong memiliki efektivitas pada penyembuhan luka yang terinfeksi bakteri Staphylococcus aureus pada

Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi kecerdasan emosi yang dimiliki remaja akhir maka akan semakin tinggi pula perilaku asertif yang dimiliki, begitu juga

Edema paru adalah akumulasi cairan ekstravaskular yang patologis pada jaringan parenkim paru tiba-tiba akibat peningkatan tekanan intravascular. Edema paru terjadi

Menurut Moleong (2000: 3), penelitian kualiatif menghasilkan data deskriptif yaitu berupa kata-kata atau lisan dari subyek yang diamati menggunakan pendekatan yang

Atas dasar hal tersebut maka diperlukan studi tentang pengaruh penambahan enzim cairan rumen terhadap kandungan serat kasar dam energi metabolis pada wheat pollard sebagai

x Hasil respon mahasiswa terhadap penerapan modul pembelajaran Portable Digi-print Analyzer dan Portable Diagnostic Scope pada mata kuliah Praktik Motor Bensin pada