• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pancuran merupakan salah satu daerah pemukiman padat penduduk yang berada di pusat kota Salatiga. Wilayah ini dikelilingi oleh beberapa pasar diantaranya Shopping Center, Pasar Raya 1, Pasar Raya 2, dan Pasar Blauran. Daerah ini terkenal dengan image yang buruk, dimana warga Pancuran dikenal masyarakat Salatiga sebagai orang-orang yang sering membuat keributan dan melakukan tindakan menyimpang. Hal tersebut menimbulkan pandangan negatif atau image negatif di benak masyarakat Salatiga.

Hal ini diperkuat dengan pendapat salah satu warga Salatiga, TT1 :

“Anak Pancuran itu suka tawuran, jago, preman. Haha banyak tawuran”.

Hal yang hampir sama terlihat pada pendapat salah satu warga kota Salatiga yaitu MF 2 mengenai anak Pancuran :

“Kalau dulu ya dari pandangan ketika aku kecil dari temen- temen. Pancuran itu..eee...dulu terkenal dengan orang-orangnya yang...eee sangat apa..solidaritasnya sangat tinggi. Jadi semisalnya dulu kan masih ada yang namane anak kecil itu kan semisal..ee.. satu kena semua harus ikut. Jadi contohe kayak semisal aku disalahi orang, nah aku nyalahi orang dari pancuran. Semua orang pancuran itu harus jadi satu gitu loh, lawan aku yang sendirian. Ya gitu.. jadi mereka ibaratnya gimana ya,eee ya kayak tadi ibaratnya satu kena semua harus ikut.

Modele Pancuran kan kayak gitu”. (Kalau dahulu ya dari pandangan ketika saya masih kecil dari teman-teman. Pancuran itu dahulu terkenal dengan orang-oarangnya yang..aaa..solidaritasnya sangat tinggi. Jadi misalkan dahulu yang namanya akan kecil kan misalnya..ee..satu kena masalah semua harus ikut. Jadi contohnya, misalkan saya ada masalah dengan orang, nah orangnya itu berasal dari Pancuran. Semua orang di Pancuran itu harus jadi satu gitu lho melawan saya yang sendirian. Ya

1 Wawancara dengan masyarakat Salatiga mengenai persepsi tentang anak-anak Pancuran yaitu TT pada 18 September 2015 pukul 15.00 WIB di kediaman TT.

2 Wawancara dengan masyarakat Salatiga mengenai persepsi tentang anak-anak Pancuran yaitu MF pada 03 Mei 2015 pukul 09.30 WIB di UKSW.

(2)

2

seperti itu, jadi mereka ibaratnya gimana ya, eee seperti tadi ibaratnya kalau satu kena semua harus ikut. Modelnya Pancuran seperti itu)

Selain itu pendapat lain yang memperkuat persepsi negatif dari Pancuran yaitu pernyataan Bambang3 :

“Dulu Pancuran kan imagenya jelek. Disitu banyak pendatang, campur baur. Disitu ya isinya ada yang pengangguran, preman-preman.

Disitu banyak pelaku kriminal. Banyak orang yang melakukan kejahatan, banyak yang mabuk, karena penduduknya SDM nya sekolahnya tidak tinggi-tinggi dulu.

Terdapat pula pernyataan dari warga Pancuran yaitu Didik Subianto Marsuri4:

“Disini itu orangnya dulu seneng ribut, tawuran, dan banyak yang kalau bahasa dulu gali kalau sekarang preman. Di sini banyak gengster dan yang rata-rata pegang kota-kota besar misalnya Jakarta kayak Jatinegara, Surabaya, Jogja, dan dulu gengsternya rata-rata dari sini. Makanya orang bilang imagenya buruk. Terus tahun 83 yang ada namanya misterius, dari sini banyak yang ditembak” (Disini itu orangnya dahulu suka berkelahi, tawuran, dan banyak yang kalau bahasa dahulu itu gali kalau sekarang preman. Disisni banyak gengster dan yang rata-rata memimpin kota-kota besar seperti di Jatinegara, Surabaya, Jogja, dan dahulu gengsternya rata-tara berasal dari sini. Makanya orang bilang imagenya buruk. Terus yang tahun 83 ada yang namanya misterius, dari sini banyak yang ditembak).

Dalam wawancara dengan MI, salah satu anak muda Pancuran ia mengatakan bahwa kondisi Pancuran pada masa lalu tidak kondusif. Ia menjelaskan contoh tidak kondusif tersebut mengarah kepada tindakan berfoya-foya yang mengarah pada kesenangan tetapi menjurus ke sisi yang negatif. Berikut kutipan wawancara dengan MI, salah satu warga Pancuran5 :

“Lha makanya itu sering gak kondusif. Lebih berfoya-foya sih mbak..hahaha lebih ke seneng-seneng. Ya yang menjurus ke sisi yang negatif sih mbak”. (Iya makanya itu sering tidak kondusif. Lebih berfoya-foya sih mbak...hahaha...lebih ke senang-senang. Ya menjurus ke sisi yang negatif mbak)

3 Wawancara dengan masyarakat Salatiga Bapak Bambang pada 17 September 2015 pukul 16.15 WIB di kediamannya.

4 Wawancara dengan warga asli Pancuran Bapak Didik Subiantoro Marsyuri pada 11 Februari 2016 pukul 09.00 WIB di kediamannya.

5 Wawancara dengan warga asli Pancuran MI pada 05 Mei 2016 pukul 19.20 WIB di Cosmo Cafe.

(3)

3

Dibalik pandangan negatif yang ada, Pancuran merupakan daerah pertama yang menjadi pelopor munculnya drumblek di Kota Salatiga.

Dalam wawancara dengan Bapak Didik Subianto Marsyuri6, awal mula terbentuknya drumblek Pancuran dilatar belakangi oleh kewajiban Warga Pancuran untuk berpartisipasi dalam Karnaval peringatan HUT RI yang dilaksanakan oleh Kota Salatiga pada tahun 1987. Keterbatasan biaya yang dimiliki oleh warga Pancuran kala itu, membuat Bapak Didik Subiantoro Marsyuri dan beberapa rekannya memikirkan solusi dari masalah tersebut agar dapat ikut berpartisipasi dalam kegiatan tahunan tersebut. Munculah ide untuk membuat drum band dimana alat musik yang digunakan berasal dari barang bekas yang saat itu banyak dan mudah di temukan di Pancuran.

Drumblek merupakan salah satu karya seni yang dimiliki oleh Kota Salatiga. Secara harafiah drumblek mempunyai arti drum yang terbuat dari blek. Menurut buku “Drumblek dari Salatiga untuk Dunia” yang diterbitkan oleh komunitas Kampoeng Salatiga, kata “blek” tersebut berasal dari bahasa Belanda yang disebut dengan “blik” dimana mempunyai arti kaleng yang biasa digunakan untuk menyimpan roti atau makan lainnya (Kampoeng Salatiga, 2013:31).

Apabila dilihat dari sejarahnya, bentuk drumblek hampir mirip dengan Marching Band. Marching Band (orkes barisan) merupakan musik baris berbaris yang berbasis militer di Indonesia. Dalamnya terdapat sekelompok barisan orang yang memainkan lagu dengan menggunakaan sejumlah kombinasi alat musik dimana dalam penampilannya dipimpin oleh satu atau dua orang komandan lapangan, biasanya drumband diiringi tarian bendera dan membentuk formasi dengan pola yang berubah-ubah sesuai dengan alur koreografi dari lagu yang dimainkan. Drum Band adalah bentuk sederhana dari Marching Band Band, dimana di dalamnya tidak ada formasi baris berbaris dan tidak menggunakan alat musik yang

6Wawancara dengan Bapak Didik Subiyanto Marsuri pada tanggal 11 Februari pukul 09.00 WIB.

(4)

4

lengkap yaitu alat musik tiup yang menjadi ciri khas Marcing Band (Kampoeng Salatiga, 2013:20-21).

Setelah adanya drumblek di Pancuran, terdapat perubahan pada Pancuran. Anak-anak muda di daerah Pancuran pun banyak yang bersedia bergabung dalam komunitas ini, mereka rutin melakukan latihan bersama ketika akan mengikuti sebuah event. Saat ini Pancuran lebih dikenal dengan lebih positif oleh masyarakat. Saat ini Pancuran mempunyai pengaruh dan dijadikan acuan bagi drumblek-drumblek lain, berikut adalah pernyataan yang menerangkan akan hal tersebut7 :

“Yo jelas punya lho. Karena sekarang gini. Pengaruh dari drumblek itu jelas kita dari masyarakat Pancuran itu sekarang ditiru.

Bukan di Salatiga aja, tapi diseluruh kabupaten, di Semarang. Ya drumblek itu menjadi icon kita, icon masyarakat Pancuran. Yang dulu sukanya gelut sekarang menjadi percontohan”. (Ya jelas mempunyai.

Karena sekarang begini. Pengaruh dari drumblek itu jelas dari masyarakat Pancuran itu sekarang ditiru. Tidak hanya di Salatiga saja, tetapi diseluruh kabupaten, di Semarang. Ya drumblek itu menjadi icon Pancuran. Yang dahulu suka berkelai sekarang menjadi percontohan)

Masyarakat Pancuran juga merasakan adanya perubahan, hal tersebut juga diutarakan oleh Bapak Budi Sutrisno selaku RW dari Pancuran8 bahwa daerah ini sekarang mengalami perubahan apabila dibandingkan dengan masa lalu yaitu sebagai berikut:

“Ya Alhamdulillah sekarang memang di Pancuran itu perubahannya ya mungkin panjenengan denger sendiri, dulu kan terkenal segala macam lah, kalau bahasa jawanya molimo. Kalau sekarang berkurang, berkurang dan berkurang...Kalau memimpin disini itu memang Pancuran itu sangat berat. Saya jadi RW itu dulu ndak pernah tidur malem, ada masalah terus. Ada gelut, ada berkelahi, ada yang dipegang Satpol PP, saya yang ngatasi. Akhirnya timbul masyarakat itu sendiri atau pemuda itu sendiri, saya kalau mengatasi itu sampai tuntas, katakanlah yang negatif seperti mencuri itu bagaimana

7 Wawancara dengan ketua RW Pancuran, Bapak Budi Sutrisno pada 17 Mei 2016 pukul 17.30 WIB di kediamannya.

8 Wawancara dengan ketua RW Pancuran, Bapak Budi Sutrisno pada 17 Mei 2016 pukul 17.30 WIB di kediamannya.

(5)

5

jangan sampai ke polisi. Saya datang ke pihak korban, dan akhirnya masyarakat itu sadar dengan sendirinya. Sampai sekarang udak endak, saya sekarang jadi RW tidurnya nyenyak..hahahha. Waktu saya jadi RW itu selama 3 tahun saya tidak bisa tidur. Sebelumnya saya menjadi ketua pemuda”. (Ya Alhamdulillah sekarang memang di Pancuran itu perubahannya ya mungkin anda mendengar sendiri, dahulu kan terkenal segala macam lah, kalau bahasa Jawanya molimo kalau sekaranf berkurang, berkurang dan berkurang...Kalau memimpin disini itu memang Pancuran itu sangat berat. Saya jadi RW dahulu itu tidak pernah tidur malam, ada masalah terus. Ada gelut gelut (berkelahi) ada yang di tangkap Satpol PP, saya yang membatu mengatasi. Akhirnya timbul dalam masyarakat atau pemuda itu sendiri, saya kalau membantu mengatasi sampai tuntas katakanlah yang negatif seperti mencuri itu bagaimana jangan sampai ke polisi. Saya datang ke pihak korban, dan akhirnya masyarakat itu sadar dengan sendirinya. Sampai sekarang sudah tidak, saya sekarang jadi RW dapat tidur nyenyak..hahahha. Waktu saya jadi RW itu selama 3 tahun saya tidak bisa tidur. Sebelumnya saya pernah menjadi ketua Pemuda)

Hal serupa diutarakan oleh salah satu anggota drumblek Pancuran yang merasakan adanya perubahan setelah adanya drumblek yaitu sebagai berikut:

“Pancuran itu mesti orang denger kata Pancuran mesti yang satu ya kriminal. Kriminal yang mungkin seneng berantem, ya seperti itu.

Kalau kemudian orang melihat drumblek Pancuran itu kan dilihat sebagai hal yang positif. Pancuran yang mungkin dalam imagenya opo kampung yang mungkin tempat-tempat yang nakal...kita bisa berkreasi.

Mereka bisa menunjukkan “ini lho Pancuran”. Ya itu kebanggan tersendiri”9. (Pancuran itu kalau orang mendengar kata Pancuran itu pasti yang satu ya kriminal. Kriminal yang ungkin suka berkelahi, ya seperti itu. Kalau orang kemudian melihat drumblek Pancuran itu kan dilihat sebagai hal yang positif. Pancuran mungkin dalam imagenya kampung yang mungkin merupakan tempat-tempat nakal...kita (Pancuran) dapat berkreasi. Mereka bisa menunjukkan “ini Pancuran”.

Ya itu kebanggaan tersendiri)

“Orang-orangne gak pada nakal sekarang, karena terpengaruh sama temen-temen yang baik. Semua campur gitu jadi satu”10. (Orang- orangnya tidak nakal sekarang, karena terpengaruh oleh teman-teman yang baik. Semua berkumpul menjadi satu)

Data kepolisian dari unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) menyatakan selama tahun 2013 sampai 2015 anak pancuran tidak tercatat

9 Wawancara dengan warga Pancuran, Bram pada 20 Mei 2016 pukul 12.30 WIB di kediamannya.

10 Wawancara dengan warga Pancuran, Huda pada 16 Mei 2016 pukul 20.20 WIB di Star Steak.

(6)

6

sebagai pelaku tindak pidana. Hal tersebut didasari oleh penyataan salah satu anggota PPA yaitu sebagai berikut11 :

“Kalau selama ini, saya di PPA kan sejak tahun 2013. Sebagai pelaku tindak pidana anak-anak Pancuran sejak tahun 2013 sampai sekarang nihil, saya masih ingat. Selama saya disini yaitu dari tahun 2013 sampai sekarang tidak ada yang terlibat tindak pidana, ini yang masuk dalam laporan”.

Terlihat dari data kepolisian yang menyatakan sejak tahun 2013, anak Pancuran tidak tercatat sebagai pelaku tindak pidana. Pancuran sekarang dikenal dengan drumbleknya yang sekarang ini membawa dampak positif dan memberikan image positif bagi daerah Pancuran.

Uniknya Warga Pancuran secara sukarela dan tanpa paksaan mengikuti kegiatan drumblek ini. Apabila dilihat dari image negatif yang ada di masyarakat, warga Pancuran dikenal sebagai orang yang sulit diatur, namun hal yang berbeda terjadi dalam kegiatan drumblek dimana warga Pancuran bersedia untuk mengikuti kegiatan ini. Oleh sebab itu, peneliti ingin mengetahui strategi komunikasi yang terjadi terhadap warga Pancuran yang menyebabkan mereka memutuskan ikut kegiatan drumblek.

Dengan adanya kegiatan drumblek, warga yang sebelumya dikenal masyarakat Salatiga dengan image warga Pancuran yang dekat dan kerap melakukan tindakan menyimpang kini berubah, mereka dengan senang hati bersedia bergabung untuk mengikuti kegiatan drumblek. Sekarang daerah Pancuran dikenal dengan drumbleknya, terlebih lagi drumblek Pancuran merupakan yang pertama muncul di Salatiga yang menjadi pelopor terbentuknya drumblek lain di kota ini. Sekarang wilayah ini memiliki image baru yang positif dimata masyarakat.

11 Wawancara dengan Bapak Asroni selaku anggota unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) pada 2 Desember 2015 di POLRES Salatiga

(7)

7 1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana strategi komunikasi yang dilakukan Ketua Rukun Warga dalam menarik minat warga Pancuran untuk bersedia bergabung dalam drumblek Generasi Muda Pancuran (GEMPAR) ?

1.3 Tujuan Penelitian

Mengetahui tentang strategi komunikasi Ketua Rukun Warga dalam menarik minat warga Pancuran untuk bergabung dalam drumblek Generasi Muda Pancuran (GEMPAR).

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1.4.1 Manfaat Praktis

Manfaat praktis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam bidang komunikasi terutama jika diterapkan dalam proses komunikasi antar personal.

1.4.2 Manfaat Teoritis

Manfaat secara teoritis dalam penelitian ini adalah dapat memberikan sumbangsih dalam ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang Ilmu Komunikasi yaitu Strategi Komunikasi Perekrutan Drumblek Remaja di Pancuran.

1.5 Batasan Penelitian

Penelitian ini hanya akan membahas mengenai strategi komunikasi yang dilakukan oleh komunikator yaitu Bapak RW (Budi Sutrisno) dengan warga Pancuran. Penelitian yang berjudul Strategi Komunikasi dalam Menarik Minat warga Pancuran untuk bergabung dalam drumblek GEMPAR menggunakan beberapa konsep yang dijadikan sebagai acuan kerangka analisis yaitu :

1. Strategi komunikasi : menurut Effendy (2013:32), strategi komunikasi merupakan panduan perencanaan komunikasi

(8)

8

(communication planning) dengan manajemen komunikasi (communication management) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2. Perencanaan Komunikasi : perencanaan komunikasi adalah keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang dari hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan datang dalam rangka mencapai tujuan tertentu (Cangara, 2013:22). Perencanaan komunikasi menjelaskan cara mengirimkan pesan yang tepat, dari komunikator yang tepat, kepada khalayak yang tepat, melalui saluran yang tepat pada waktu yang tepat (Abidin, 2015:89).

3. Manajemen komunikasi : Manajemen komunikasi adalah cara membangun dan mengelola suatu hubungan untuk mencapai tujuan bersama, baik secara lisan maupun tulisan (Abidin, 2015:132).

4. Minat : menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia minat adalah perhatian, kesukaan, atau kecenderungan hati (Suharso, 2005:232).

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini adalah secara umum pengetahuan masyarakat tentang penyakit DBD kurang, ini dapat dilihat dari hanya 1 orang yang menjawab bahwa demam

Sebagian besar masyarakat batak yang mengerti tentang ulos yaitu orang tua yang lanjut usia, demikian pula dalam pembuatan ulos,hanya orang tua tertentu yang memiliki pengalaman

Demikian juga, masalah kesehatan yang sering terjadi pada lansia berbeda dari orang dewasa, yang menurut Kane dan Ouslander sering disebut dengan istilah 14 I, yaitu

Seseorang dengan masalah pernapasan dapat mengganggu tidurnya, napas yang pendek membuat orang sulit tidur dan orang yang memiliki kongesti di hidung dan adanya

Oleh sebab itu dari fenomena - fenomena yang terjadi mengenai rumah sakit dapat dilihat eksistensi peran public relations rumah sakit dengan menggunakan konsep public relations harus

Ada anak yang menjadi negatif dan agresif serta mudah frustasi; ada yang menjadi sangat pasif dan apatis; ada yang tidak mempunyai kepibadian sendiri; ada yang sulit menjalin

Melihat fenomena pentingnya pengelolaan corporate image yang dilakukan salah satunya melalui kegiatan Corporate Social Responsibility yang terjadi tersebut, mendorong

Fenomena-fenomena yang terjadi dalam masyarakat, khususnya dalam batasan orang Kristen, memperlihatkan hal yang secara normatif kurang sesuai. Perilaku-perilaku yang