• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Hakikat Demokrasi

N/A
N/A
Sebutsaja@dicky

Academic year: 2022

Membagikan "Makalah Hakikat Demokrasi"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

HAKIKAT DEMOKRASI INDONESIA BERLANDASKAN PANCASILA

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kewarganegaraan Semester Genap TA. 2021-2022

Disusun Oleh :

Dicky 215110002

Vicky Maulana 215110010 Bumi Akmal S. 195100049

FAKULTAS KOMPUTER PROGRAM STUDI INFORMATIKA

UNIVERSITAS MITRA (UMITRA) INDONESIA

2021-2022

(2)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Segala puji bagi Allah SWT. yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat kesehatan dan kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah Kewarganegaraan yang berjudul “Hakikat Demokrasi Indonesia Berlandaskan Pancasila”.

Shalawat serta salam kita curahkan kepada nabi besar Muhammad SAW. yang syafaatnya kelak kita nantikan.

Makalah ini merupakan tugas mata kuliah Kewarganegaraan. Penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada dosen pengampu mata kuliah Kewarganegaraan yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama proses perkuliahan, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini.

Makalah ini merupakan tugas mata kuliah Kewarganegaraan. Penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada dosen pengampu mata kuliah Kewarganegaraan yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama proses perkuliahan, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini.

Demikian makalah ini kami buat semoga bermanfaat bagi yang membaca. Terima kasih

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Bandar Lampung, 06 Maret 2022

(3)

DAFTAR ISI

JUDUL ... I KATA PENGANTAR ... II DAFTAR ISI ... III

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 1

C. Tujuan Penulisan ... 1

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Demokrasi ... 2

B. Hakikat Demokrasi... 2

C. Tiga Tradisi Pemikiran Politik Demokrasi ... 3

D. Pemikiran Demokrasi Indonesia ... 4

E. Alasan Mengapa Diperlukan Demokrasi Yang Bersumber Dari Pancasila ... 6

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan ... 8

DAFTAR PUSTAKA

(4)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

Demokrasi saat ini merupakan kata yang senantiasa mengisi perbincangan berbagai lapisan masyarakat mulai dari masyarakat bawah sampai masyarakat kelas elit seperti kalangan elit politik, birokrat pemerintahan, tokoh masyarakat, aktivis lembaga swadaya masyarakat, cendikiawan, mahasiswa, kaum profesional lainnya. Pada berbagai kesempatan mulai dari obrolan warung kopi sampai dalam forum ilmiah seperti seminar, lokakarya, symposium, diskusi publik, dan sebagainya. Semaraknya perbincangan tentang demokrasi semakin memberi dorongan kuat agar kehidupan bernegara , berbangsa , dan bermasyarakat menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi. Wacana tentang demokrasi seringkali dikaitkan dengan berbagai persoalan. Karena itu demokrasi menjadi alternatif system nilai dalam berbagai lapangan kehidupan manusia baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, dan Negara.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Demokrasi ? 2. Apa Hakikat Demokrasi ?

3. Apa Saja 3 Tradisi Pemikiran Politik Demokrasi ? 4. Bagaimana Pemikiran Tentang Demokrasi Indonesia ?

5. Apa Alasan Demokrasi Diperlukan Bersumber Dari Pancasila ?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk Mengetahui Pengertian Demokrasi.

2. Untuk Mengetahui Hakikat Demokrasi.

3. Untuk Mengetahui Tradisi Pemikiran Politik Demokrasi.

4. Untuk Mengetahui Alasan Demokrasi Diperlukan Harus Bersumber Dari Pancasila.

(5)

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Demokrasi

Demokrasi berasal dari bahasa Yunani yaitu “Demos” dan “Kratos”. Demos bermakna rakyat atau khalayak, sementara Kratos bermakna pemerintahaan. Demokrasi sebagai sistem pemerintahan yang mengijinkan dan memberikan hak, kebebasan kepada warga negaranya untuk berpendapat serta turut serta dalam pengambilan keputusan di pemerintahan. Berikut beberapa pengertian demokrasi menurut para ahli :

Demokrasi adalah sistem pemerintahan di mana mayoritas rakyat berusia dewasa turut serta dalam politik atas dasar sistem perwakilan, yang kemudian menjamin pemerintahan mempertanggungjawabkan setiap tindakan dan keputusannya. (C.F Strong)

Demokrasi adalah bentuk pemerintahan di mana rakyat memiliki wewenang untuk mempertimbangkan dan memutuskan undang-undang ("demokrasi langsung"), atau untuk memilih pemerintahan pejabat untuk melakukannya ("demokrasi perwakilan").

Landasan demokrasi termasuk kebebasan berkumpul, berserikat dan berbicara, inklusivitas dan kesetaraan, kewarganegaraan, persetujuan dari yang diperintah, hak suara, kebebasan dari perampasan pemerintah yang tidak beralasan atas hak untuk hidup dan kebebasan, dan hak minoritas. Ada begitu banyak model pemerintahan demokratis yang berbeda di seluruh dunia sehingga terkadang lebih mudah untuk memahami gagasan demokrasi dalam pengertian apa yang sebenarnya bukan.

Jadi, demokrasi bukanlah otokrasi atau kediktatoran, di mana satu orang memerintah;

dan itu bukan oligarki, di mana sebagian kecil masyarakat berkuasa. Dipahami dengan benar, demokrasi seharusnya tidak menjadi "kekuasaan mayoritas", jika itu berarti kepentingan minoritas diabaikan sepenuhnya. Demokrasi, setidak-tidaknya secara teori, adalah pemerintahan atas nama seluruh rakyat, menurut "kehendak" mereka.

B. Hakikat Demokrasi

Pada dasarnya, hakikat demokrasi adalah menempatkan rakyat sebagai pemegang kuasa.

1. Pemerintahan dari Rakyat

Mengandung pengertian yang berhubungan dengan pemerintahan yang sah di mata rakyat atau legitimate government. Pemerintahan yang sah ini adalah pemerintahan yang mendapat pengakuan dan dukungan rakyat. Legitimasi atau pengakuan ini penting

(6)

bagi sebuah pemerintahan agar pemerintah dapat menjalankan birokrasi dan program- programnya.

2. Pemerintahan Oleh Rakyat

Suatu pemerintahan harus dijalankan atas nama rakyat, bukan atas dorongan sendiri.

Pengawasannya pun dilakukan oleh rakyat. Proses pengawasannya dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung (melalui lembaga pengawas).

3. Pemerintahan Untuk Rakyat

Kekuasaan yang diberikan oleh rakyat kepada pemerintah dijalankan untuk kepentingan rakyat. Kemudian, pemerintah harus menjamin adanya kebebasan seluas- luasnya kepada rakyat dalam menyampaikan aspirasinya. Penyampaian ini dapat dilakukan secara langsung atau melalui media.

C. Tiga Tradisi Pemikiran Politik Demokrasi

Secara konseptual, seperti dikemukakan oleh Carlos Alberto Torres (1998) demokrasi dapat dilihat dari tiga tradisi pemikiran politik, yakni “classical Aristotelian theory, medieval theory, contemporary doctrine”. Dalam tradisi pemikiran Aristotelian demokrasi merupakan salah satu bentuk pemerintahan, yakni “…the government of all citizens who enjoy the benefits of citizenship”, atau pemerintahan oleh seluruh warganegara yang memenuhi syarat kewarganegaraan. Sementara itu dalam tradisi

“medieval theory” yang pada dasarnya menerapkan “Roman law” dan konsep “popular souvereignity” menempatkan “…a foundation for the exercise of power, leaving the supreme power in the hands of the people”, atau suatu landasan pelaksanaan kekuasaan tertinggi di tangan rakyat. Sedangkan dalam “contemporary doctrine of democracy”, konsep “republican” dipandang sebagai “…the most genuinely popular form of government”, atau konsep republik sebagai bentuk pemerintahan rakyat yang murni. Lebih lanjut, Torres (1998) memandang demokrasi dapat ditinjau dari dua aspek, yakni di satu pihak adalah “formal democracy” dan di lain pihak “substantive democracy”. “Formal democracy” menunjuk pada demokrasi dalam arti sistem pemerintahan. Hal ini dapat dilihat dari dalam berbagai pelaksanaan demokrasi di berbagai negara. Dalam suatu negara demokrasi, misalnya demokrasi dapat dijalankan dengan menerapkan sistem presidensial

(7)

1. Pertama, konsep “protective democracy” yang merujuk pada perumusan Jeremy Bentham dan James Mill ditandai oleh “… the hegemony of market economy”, atau kekuasaan ekonomi pasar, di mana proses pemilihan umum dilakukan secara reguler sebagai upaya “…to advance market interests and to protect against the tyrany of the state within this setting”, yakni untuk memajukan kepentingan pasar dan melindunginya dari tirani negara.

2. Kedua, “developmental democracy”, yang ditandai oleh konsepsi “…the model of man as a possesive individualist, atau model manusia sebagai individu yang posesif, yakni manusia sebagai “…conflicting, self interested consummers and appropriators”, yang dikompromikan dengan konsepsi “…manusia sebagai “… a being capable of developing his power or capacity”, atau mahluk yang mampu mengembangkan kekuasaan atau kemampuannya. Di samping itu, juga menempatkan “democratic participation” sebagai “central route to self development”.

3. Ketiga, ”equilibrium democracy” atau “pluralist democracy” yang dikembangkan oleh Joseph Schumpeter, yang berpandangan perlunya “depreciates the value of participation and appreciates the functional importance of apathy”, atau penyeimbangan nilai partisipasi dan pentingnya apatisme, dengan alasan bahwa

“Apathy among a majority of citizens now becomes functional to democracy, because intensive participation is inefficient to rational individuals”, yakni bahwa apatisme di kalangan mayoritas warga negara menjadi fungsional bagi demokrasi karena partisipasi yang intensif sesungguhnya dipandang tidak efisien bagi individu yang rasional. Selain itu ditambahkan bahwa “Participation activates the authoritarianism already latent in the masses, and overloads the systems with demands which it cannot meet”, yakni bahwa partisipasi membangkitkan otoritarianisme yang laten dalam massa dan memberikan beban yang berat dengan tuntutan yang tak bisa dipenuhi (Torres,1998).

Keempat, ”participatory democracy” yang diteorikan oleh C.B. Machperson yang dibangun dari pemikiran paradoks dari J.J. Rousseau yang menyatakan: “We cannot achieve more democratic participation without a prior change in social inequality and in

D. Pemikiran Tentang Demokrasi Indonesia

Mohammad Hatta menjadi salah satu founding father Indonesia yang menarik untuk dikaji pemikirannya. Pemikiran Hatta yang dikaji dalam penelitian ini ialah demokrasi.

(8)

modifikasi oleh Hatta dan demokrasi yang memang telah ada di Indonesia sejak lama. Dari konsep demokrasi tersebut, penelitian akan dilanjutkan dengan Hatta menjabat sebagai wakil presiden dan saat Hatta berhenti.

Pengumpulan data dilakukan dengan cara studi pustaka dengan pencarian sumber- sumber primer khususnya tulisan-tulisan Hatta kemudian mencari bahan sumber sekunder yang membahas dalam lingkup tahun 1945- 1965.

Hasilnya pada masa Hatta menjabat sebagai wakil Presiden, Hatta mengaplikasikan konsep demokrasinya dalam berbagai kebijakan. Kebijakankebijakan dibuat untuk mendemokratisasi Indonesia yang saat itu sedang menghadapi keadaan Revolusi Kemerdekaan. Dengan usaha mendemokratisasi Indonesia tersebut maka Indonesia akan mendapat pengakuan Internasional dan menjadi negara yang berdaulat. Kemudian pada masa demokrasi terpimpin, saat Hatta sudah berhenti dari jabatannya sebagai wakil Presiden. Keadaan demokrasi Indonesia malah menuju ke arah otoriter dengan berbagai kebijakan seperti pembubaran parlemen, pengebirian partai politik, dan pembreidelan pers.

Hal itu membuat Hatta merasa berkewajiban untuk menasehati dan mengkritik pemerintah dan Presiden agar kembali ke jalur demokrasi yang sebenarnya.

1. Demokrasi Politik dan Ekonomi

Demokrasi politik yang ingin dijelaskan oleh Mohammad Hatta adalah demokrasi yang mencerminkan sifat keperibadian kehidupan asli dari masyarakat Indonesia yang sejak dulu sudah ada, sifat-sifat tersebut seperti rapat, musyawarah untuk mencapai mufakat, dan sikap kritis terhadap peguasa. Sedangkan pengertian untuk demokrasi ekonomi oleh Mohammad Hatta dijelaskan bahwa demokrasi yang berdasarkan asaz tolong-menolong serta kebersamaan dan kekeluargaan yang tertuang dalam konsep koperasi iterjemahkan dengan menjadikan koperasi sebagai sokoguru perekonomian nasional.

Sebagai penjelasan akhir dari pandangan Mohammad Hatta mengenai demokrasi politik dan demokrasi ekonomi yaitu melalui kehidupan masyarakat asli Indonesia yang memiliki ciri kehidupan secara Kolektivisme atau kebersamaan diajadikan sebagai sendi dalam mengembangkan tatanan demokrasi untuk Indonesia merdeka. Penjelasan secara konkret adalah pertama, unsur rapat/musyawarah dan mufakat melandasi pengembangan demokrasi dalam kehidupan politik. Sedangkan

(9)

semua itulah yang menjadi kontruksi pemikiran Mohammad Hatta tentang demokrasi Indonesia.

2. Demokrasi Parlementer

Mohammad Hatta menggaris besarkan bahwa demokrasi parlementer yang dilaksanakan pada tahun 1955 bukan hanya memiliki parlemen sebagai wakil rakyat tetapi juga memiliki pemerintahan yang bertanggung jawab pada parlemen. Disamping itu parlemen dan peralatan parlementer merupakan suatu langkah kearah pembangunan demokrasi parlementer.

Menurut Mohammad Hatta, demokrasi parlementer mengutamakan aspek- aspek politik, karena cita-cita demokrasi politik di Barat telah maju. Definisi Parlementer di Barat merupakan hasil politik dari suatu evaluasi politik karena lapisan demi lapisan dan masyarakat memperoleh kekuatan ekonomi, mereka maju ke medan perjuangan politik serta telah mencapai kemenangan/telah mendapat perwakilan parlementer. Disini dapat disimpulkan parlementer di Barat adalah ganjaran politik untuk kekuatan ekonomi yang telah dicapai karena mereka kuat ekonominya berusaha melindungi kekuatan itu dengan alat-alat politik. Demokrasi di Indonesia mengandung unsur pembinaan dan pelaksanaan ekonomi yang besar. Sedangkan demokrasi di Barat dapat menerima banyak bentuk, selama dua hal yang pokok dipenuhi yaitu; (1) perwakilan rakyat secara jujur (2) pemerintahan yang bertanggung jawab pada parlemen.

E. Alasan Mengapa Diperlukan Demokrasi Yang Bersumber Dari Pancasila

Demokrasi memiliki prinsip dari rakyat oleh rakyat untuk rakyat. Mengapa demokrasi harus bersumber dari Pancasila? Karena dengan berumber dari Pancasila maka demokrasi diharapkan dapat berjalan sesuai dengan nilai-nilai dan tujuan dari setiap sila Pancasila.

Demokrasi harus sesuai dengan nilai-nilai dan tujuan setiap sila Pancasila seperti, Demokrasi di Indonesia harus berketuhanan sesuai dengan sila pertama, lalu demokrasi harus bersifat kemanusiaan dengan cara adil dan beradab sesuai dengan sila kedua, lalu demokrasi harus menyatukan setiap elemen-elemen yang ada di Indonesia sesuai dengan sila ketiga, lalu demokrasi harus dipimpin oleh hikmat serta bijaksana dalam permusyawaratan maupun perwakilan sesuai dengan sila keempat, lalu demokrasi harus memiliki tujuan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia sesuai dengan sila kelima.

(10)

Dengan begitu demokrasi bersumber dari Pancasila itu sebuah kewajiban agar tidak terjadi penyelewengan demokrasi untuk kepentingan golongan maupun sepihak.

(11)

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Demokrasi merupakan suatu sistem pemerintahan yang dirancang dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Pancasila merupakan dasar negara Indonesia yang bersumber pada nilai-nilai luhur bangsa Indonesia itu sendiri. Pancasila mengandung cita-cita dan pedoman dasar bagi bangsa Indonesia untuk mewujudkan jati diri bangsa Indonesia yang sesungguhnya. Demokrasi yang berlaku di Indonesia memiliki sifat kolektif yang telah menyatu atau membaur dalam pergaulan hidup rakyat Indonesia, sehingga tidak bisa dihilangkan sampai kapan pun. Dalam menjalankan suatu negara yang demokrasi, maka perlu sesuai dengan jati diri atau budaya bangsa Indonesia itu sendiri. Pancasila merupakan cerminan jati diri bangsa Indonesia. Untuk mencapai sistem pemerintahan yang baik dan lancar, demokrasi tersebut harus sesuai dan tidak bertolak belakang dengan nilai-nilai Pancasila. Bagaimanapun Pancasila menjadi sumber hukum dari segala sumber hukum dari negara Indonesia.

Referensi

Dokumen terkait

dikarenakan pada proses penentuan nilai pembatas masing-masing himpunan tidak ada variabel pembatas pembanding, hanya nilai atribut kualitas layanan persepsi 1 yang

[r]

Di sini kami menawarkan alternative pengobatan dengan kemasan yang lebih praktis yang berupa manisan kunyit ( ma’nyit ), pembuatan manisan juga tidak mahal biayanya serta

Ketika sel surya masuk ke modul surya, sel surya ini akan diubah menjadi energi listrik yang selanjutnya dialirkan melalui kabel-kabel yang terdapat pada masing-masing dahan

 Biaya Internal / private cost yaitu biaya yang memang dikeluarkan untuk proses produksi itu sendiri.  Biaya pembelian pakan, obat-obatan, dan

Sudah banyak didengar dan dialami akhir – akhir ini kejadian serangan keamanan sistem informasi (KSI) baik itu dari dalam organisasi kita sendiri ataupun sesuatu yang

Oleh karena itu, Mathematics Journalism Club (MJC) sebagai underbow di bawah Departemen Bakat dan Minat Himpunan Mahasiswa Matematika yang bergerak dalam bidang

Based on sequence alignment (BLASTn) result, this sequence had high levels of similarities with ChiA and ChiC domain sequence in B. licheniformis chiB gene strain F11) (Table