• Tidak ada hasil yang ditemukan

3. KONSEP DESAIN. Universitas Kristen Petra

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "3. KONSEP DESAIN. Universitas Kristen Petra"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

21

Universitas Kristen Petra

3. KONSEP DESAIN

3.1. Tinjauan Tentang Gambar

3.1.1. Tinjauan Tentang Unsur Gambar 3.1.1.1. Garis (Line)

Menurut Mendelowitz, garis merupakan unsur gambar yang sangat penting karena dapat digunakan untuk menjelaskan bentuk atau observasi visual secara objektif, dan sebagai pengungkapan gagasan, membangkitkan berbagai pengalaman, pikiran/paham, dan intuisi secara subjektif. Garis yang paling sederhana dapat menunjukkan arah, membagi ruang, menunjukkan panjang, lebar, dan tekstur, bahkan bentuk (64). Berikut ini adalah beberapa karakter garis (Sanyoto 95-96):

a. Garis horizontal

Garis horizontal atau garis mendatar air mengasosiasikan cakrawala laut mendatar, pohon tumbang, orang tidur /mati, benda-benda lain yang panjang mendatar, mengesankan keadaan istirahat. Garis horizontal member karakter tenang, damai, pasif, kaku. Garis ini melambangkan ketenangan, kedamaian, dan kemantapan.

b. Garis vertikal

Garis vertikal atau garis tegak mengasosiasikan benda-benda yang berdiri tegak lurus seperti batang pohon, orang berdiri, tugu, dan lain-lain. Garis vertikal mengesankan keadaan yang tak bergerak, sesuatu yang melesat menusuk langit, mengesankan agung, jujur, tegas, cerah, cita-cita/pengharapan. Garis vertikal memberikan karakter seimbang (stabil), megah, kuat, tapi statis dan kaku. Garis ini melambangkan kestabilan/keseimbangan, kemegahan, kekuatan, kekokohan, kejujuran, dan kemasyuran.

c. Garis diagonal

Garis diagonal atau garis miring ke kanan atau ke kiri mengasosiasikan orang lari, kuda meloncat, pohon doyong, dan lain-lain yang mengesankan objek dalam keadaan tak seimbang dan menimbulkan gerakan akan jatuh. Garis diagonal memberikan karakter gerakan (movement), gerak lari/meluncur,

(2)

22

Universitas Kristen Petra

dinamis, tak seimbang, gerak gesit, lincah, kenes, dan menggetarkan. Garis diagonal melambangkan kedinamisan, kegesitan, kelincahan, dan kekenesan.

d. Garis lengkung

Garis lengkung meliputi lengkung mengapung, lengkung kubah, lengkung busur; memberi kualitas mengapung seperti pelampung, mengasosiasikan gumpalan asap, buih sabun, balon, dan semacamnya; mengesankan gaya mengapung (buoyancy), ringan dan dinamis. Garis ini memberi karakter ringan, dinamis, kuat; dan melambangkan kemegahan, kekuatan, dan kedinamisan.

e. Garis lengkung S

Garis lengkung S atau garis lemah gemulai (grace) merupakan garis lengkung majemuk atau lengkung ganda. Garis ini dibuat dengan gerakan melengkung ke atas bersambung melengkung ke bawah atau melengkung ke kanan bersambung ke kiri, yang merupakan gerakan indah sehingga garis ini sering disebut “line of beauty”. Garis ini merupakan garis terindah dari semua garis;

memberikan asosiasi gerakan ombak, pohon/padi tertiup angin, gerakan lincah bocah/anak binatang, dan semacamnya. Garis lengkung S member karakter indah, dinamis, luwes, melambangkan keindahan, kedinamisan, dan keluwesan.

f. Garis zig-zag

Garis zig-zag merupakan garis lurus patah-patah bersudut runcing yang dibuat dengan gerakan naik turun secara cepat spontan merupakan gabungan dari garis-garis vertikal dan diagonal memberi sugesti semangat dan gairah.

Karenanya, garis ini diasosiasikan sebagai petir/kilat, letusan, retak-retak tembok, dan semacamnya, sehingga mengesankan bahaya. Garis zig-zag memberi karakter gairah (excited), semangat, bahaya, dan kengerian. Karena dibuat dengan tikungan-tikungan tajam dan mendadak maka mengesankan nervous, kalau irama musik seperti musik rock, metal, dan semacamnya. Garis ini melambangkan semangat, kegairahan, dan bahaya.

3.1.1.2. Kualitas Gelap Terang (Value)

Value adalah dimensi mengenai derajat terang gelap atau tua muda warna, yang disebut pula dengan istilah lightness atau ke-terang-an warna. Value merupakan nilai gelap terang untuk memperoleh kedalaman karena pengaruh

(3)

23

Universitas Kristen Petra

cahaya. Value dapat pula disebut suatu gejala cahaya yang menyebabkan perbedaan pancaran warna suatu objek. Value adalah tingkatan ke-terang-an suatu hue dalam perbandingannya dengan warna-warna akromatis hitam-putih.

3.1.1.3. Bentuk dan Ruang (Shape and Space)

Bentuk merupakan suatu wujud dimana terdapat garis bersentuhan dengan dirinya sendiri, sehingga terbentuklah suatu bidang. Bidang merupakan titik yang berpotongan dengan dirinya sendiri. Menurut Sanyoto (103) “bidang adalah suatu bentuk raut pipih, datar sejajar dengan dimensi panjang dan lebar serta menutup permukaan”.

Ruang atau space adalah keluasan dari suatu bidang permukaan dan lainnya. Dalam desain elementer, ruang dikatakan sebagai bentuk dua atau tiga dimensional, bidang, atau keluasan positif atau negatif yang dibatasi oleh limit.

Ruang mempunyai dua dimensi tambahan, yaitu lebar dan dalam. Ruang mempunyai gerakan, arah, dan ciri-ciri umum seperti diagonal, horizontal, melengkung dan lain-lain.

3.1.1.4. Pola (Pattern)

Istilah pola secara umum menunjuk pada repetisi suatu bentuk atau desain.

Selain berfungsi membuat bentuk dan ruang, pola juga bersifat dekoratif. Pola bersifat datar dan tidak memiliki gradasi gelap terang sehingga menyerupai siluet dan meminimalkan volume objek. Apabila pola bersifat dekoratif maka hanya bertujuan untuk memperindah seperti pola dekoratif pada tekstil, dapat diaplikasikan dalam bentuk pengulangan/repetisi pada suatu bentuk atau desain.

Pola bersifat rata (flat), permukaan gelap terang yang tak beraturan lebih berfungsi sebagai pola, daripada sebuah bentuk.

3.1.1.5. Tekstur (Texture)

Tekstur adalah nilai atau ciri khas suatu permukaan atau raut. Nilai atau ciri khas permukaan tersebut dapat kasar, halus, polos, bermotif/bercorak, mengkilat, buram, licin, keras, lunak, dan sebagainya.

(4)

24

Universitas Kristen Petra

Dari pelbagai tekstur tersebut ada yang bersifat teraba, disebut tekstur traba. Ada yang bersifat visual, disebut tekstur lihat. Berikut ini adalah penjelasannya (Sanyoto 120):

a. Tekstur raba atau tekstur nyata

Tekstur raba adalah tekstur yang dapat dirasakan lewat indera peraba (ujung jari). Tekstur raba ini sifatnya nyata, artinya dilihat tampak kasar, diraba pun nyata kasar.

b. Tekstur lihat atau tekstur semu

Tekstur lihat adalah tekstur yang dirasakan lewat panca indera penglihatan, Tekstur lihat ini bersifat semu, artinya tekstur yang terlihat kasar jika diraba ternyata bisa halus.

3.1.1.6. Warna (Colors)

Warna dapat didefinisikan secara objektif/psikologis sebagai sifat cahaya yang dipancarkan, atau secara subjektif/psikologis sebagai bagian dari pengalaman indera penglihatan (Sunyoto 11). Warna adalah salah satu unsur seni rupa yang sangat berpengaruh pada kehidupan manusia. Oleh karena warna mempunyai kekuatan kesan yang universal. Disamping itu, warna dapat menjadi medium mengungkap gagasan dari bentuk visual yang mampu mempengaruhi jiwa manusia (Mudjiono 19).

a. Klasifikasi Warna berdasarkan Spektrum Warna - Warna Primer

Warna primer merupakan warna-warna dasar yang terdiri dari merah (magenta red), kuning (lemon yellow), dan biru (turquoise blue).

- Warna Sekunder

Warna-warna sekunder merupakan hasil dari pencampuran antara berbagai warna primer, misalnya pencampuran antara warna merah dan biru yang menghasilkan warna ungu, pencampuran warna merah dan kuning yang menghasilkan warna jingga, dan sebagainya.

- Warna Tertier

(5)

25

Universitas Kristen Petra

Warna tertier merupakan warna yang terletak di antara kedua warna. Warna yang terletak diantara merah dan jingga disebut merah-jingga, warna di antara biru dan hijau disebut biru-hijau, dan sebagainya.

- Warna Komplementer

Warna-warna yang saling berlawanan di dalam lingkaran warna disebut warna komplementer. Warna-warna komplementer yang sangat kontras ini jika dicampur akan menghasilkan warna kelabu. Misalnya, warna ungu dan kuning, merah dan hijau, biru dan jingga, dan sebagainya.

- Warna Analogus

Warna-warna yang menggunakan terang gelap dan intensitas dari warna terdekat, misalnya kuning kehijauan, ungu kemerah-merahan, dan sebagainya.

b. Klasifikasi Warna berdasarkan Gambar/Ilustrasi - Warna Monochrome

Warna monochrome adalah perpaduan warna yang didapat hanya dengan menambahkan atau mengurangi intensitas dari satu warna saja. Gambar dengan warna monochrome tidak mempresentasikan realitas/kenyataan yang ada, namun mengidentifikasikan suatu keseimbangan antara gelap terang dari sebuah objek. Gambar monochrome memberikan kesan volume dari sebuah warna, kelonggaran dan kebebasan bagi pengamatnya untuk memiliki imajinasi tentang objek gambar serta partisipasi dalam memahami objek.

- Warna Polychrome/Optical Color

Berbeda dengan warna monochrome, warna polychrome menggunakan banyak warna yang dicampurkan dan tidak hanya menambah atau mengurangi intensitas serta kuat lemahnya satu warna saja. Warna polychrome membuat objek terkesan lebih realis dan ekspresif.

c. Klasifikasi Warna berdasarkan Sensasinya

- Warna-warna panas meliputi daerah di antara warna merah dan kuning.

Warna-warna ini merupakan warna yang agresif dan tampil menonjol dalam suatu komposisi.

(6)

26

Universitas Kristen Petra

- Warna-warna dingin yang meliputi biru, hijau, violet, dan warna-warna tersier di dalamnya. Warna dingin cenderung tidak menonjol.

- Warna-warna netral seperti putih, abu-abu, dan hitam.

d. Klasifikasi Warna berdasarkan Karakteristiknya

- Warna Positif atau Aktif, yaitu kuning, merah, jingga, dan warna-warna tersier di antaranya. Warna-warna ini memberi kesan sifat dan karakter yang aktif dan bersemangat.

- Warna Negatif atau Pasif, yaitu biru, ungu, serta warna-warna tersier lainnya.

Warna-warna ini mengidentifikasikan kegelisahan, kepatuhan, dan kelemahlembutan.

e. Klasifikasi Warna berdasarkan Kualitasnya

- Hue, merupakan kualitas yang membedakan antara warna yang satu dengan warna yang lainnya/keunikan masing-masing warna. Hue mengacu pada nama dari warna-warna tersebut.

- Chroma, adalah kekuatan dan kelemahan warna yang mengacu pada intensitas warna, misalnya warna kuning memiliki intensitas warna yang kuat, sedangkan warna ungu kurang kuat.

- Value, adalah kualitas warna terang atau gelap dibandingkan dengan warna hitam atau putih. Penambahan warna hitam dapat menyebabkan warna menjadi gelap, sedang penambahan warna putih akan menyebabkan warna menjadi lebih terang.

f. Klasifikasi Warna berdasarkan Maknanya

Warna memiliki karakter dan simbolisasi serta makna masing-masing, yaitu (Sanyoto 46-51):

- Kuning

Kuning mempunyai karakter terang, gembira, ramah, supel, riang, cerah, hangat. Kuning melambangkan kecerahan, kehidupan, kemenangan, kegembiraan, kemeriahan, kecemerlangan, peringatan dan humor.

- Jingga/Oranye

(7)

27

Universitas Kristen Petra

Warna jingga mempunyai karakter dorongan, semangat, merdeka, anugerah, tapi juga bahaya. Warna ini melambangkan kemerdekaa, penganugerahan, kehangatan, kehangatan, tetapi juga tanda bahaya.

- Merah

Karakter warna ini adalah kuat, cepat, energik, semangat, gairah, marah, berani, bahaya, positif, agresif, merangsang, dan panas. Merah merupakan simbol umum dari sifat nafsu primitif, marah, berani, perselisihan, bahaya, perang, seks, kekejaman, bahaya, dan kesadisan. Warna ini bersifat menaklukkan, ekspansif, dan dominan (berkuasa).

- Ungu

Ungu memiliki watak keangkuhan, kebesaran, dan kekayaan. Ungu adalah lambing kebesaran, kejayaan , keningratan, kebangsawanan, kebijaksanaan, pencerahan.

- Violet

Watak warna violet adalah dingin, negatif, dan diam. Warna ini memiliki watak melankoli, kesusahan, kesedihan, belasungkawa, bahkan bencana.

- Biru

Biru mempunyai watak dingin, pasif, melankoli, sayu, sendu, sedih, tenang, berkesan jauh, mendalam, tak terhingga, tetapi cerah. Biru melambangkan keagungan, keyakinan, keteguhan iman, kesetiaan, kebenaran, kemurahan hati, kecerdasan, perdamaian, stabilitas, keharmonisan, kesatuan, kepercayaan, dan keamanan.

- Hijau

Hijau mempunyai watak segar, muda, hidup, tumbuh, dan beberapa watak lainnya yang hamper sama dengan warna biru. Hijau melambangkan kesuburan, kesetiaan, keabadian, kebangkitan, kesegaran, kemudaan, keremajaan, keyakinan, kepercayaan, keimanan, pengharapan, kesanggupan, keperawanan, kementahan/belum pengalaman, kealiman, lingkungan, keseimbangan, kenangan, dan kelarasan.

- Putih

Putih mempunyai watak positif, merangsang, cerah, tegas, mengalah. Warna ini melambangkan cahaya, kesucian, kemurnian, kekanak-kanakan,

(8)

28

Universitas Kristen Petra

kejujuran, ketulusan, kedamaian, ketentraman, kebenaran, kesopanan, keadaan tak bersalah, kehalusan, kelembutan, kewanitaan, kebersihan, simpel, kehormatan.

- Hitam

Watak atau karakter warna ini adalah menekan, tegas, mendalam, dan

“depresive”. Hitam melambangkan kesedihan, malapetaka, kesuraman, kemurungan, kegelapan, bahkan kematian, terror, kejahatan, keburukan ilmu sihir, kedurjanaan, kesalahan, kekejaman, kebusukan, rahasia, ketakutan, seksualitas, ketidakbahagiaan, penyesalan yang mendalam, amarah, duka cita.

- Abu-abu

Warna ini menyimbolkan ketenangan, kebijaksanaan, kerendahhatian, keberanian untuk mengalah, turun tahta, suasana kelabu, dan keragu-raguan.

- Coklat

Karakter warna coklat adalah kedekatan hati, sopan, arif, bijaksana, hemat, hormat, tetapi sedikit terasa kurang bersih atau tidak cemerlang. Warna coklat melambangkan kesopanan, kearifan, kebijaksanaan, kehormatan.

3.1.2. Tinjauan Unsur Komposisi 3.1.2.1. Penataan Layout

a. Komposisi Secara Umum (Vertikal-Horisontal)

Secara umum, komposisi dibedakan menjadi dua, yaitu vertikal dan horisontal. Komposisi vertikal umumnya digunakan untuk memberi penekanan pada unsur ketinggian atau untuk gambar yang memanjang ke baeah, misalnya proporsi tubuh manusia saat berdiri tegak. Sedang komposisi horisontal biasanya digunakan untuk menggambarkan skematik atau pemandangan.

b. Perkembangan Komposisi

Komposisi bekembang tidak hanya vertikal dan horisontal, melainkan juga penataan miring atau bahkan objek diletakkan di tepi atau pada bagian pinggir media gambar. Hal ini dapat dilakukan dengan permainan grid sebagai garis

(9)

29

Universitas Kristen Petra

bantu, sehingga objek dapat berada pada tempat yang unik, menarik, namun juga seimbang.

c. Warna dan Komposisi

Kuat lemahnya warna juga mempengaruhi penempatan komposisi.

Bidang-bidang yang memiliki intensitas yang tinggi dan kontras yang kuat, secara psikologis memiliki berat yang lebih dibandingkan bidang-bidang yang intensitas warnanya lemah. Komposisi dengan dominasi kualitas value yang gelap, akan memberikan kesan kegelapan, misteri, ketakutan. Sebaliknya sebuah komposisi yang didominasi kualitas value yang terang, akan menciptakan kesan pencerahan, kejelasan, dan penampilan yang optimis.

3.1.2.2. Tinjauan Teori Perspektif Cahaya

Konsep dasar perspektif sederhana adalah objek seakan-akan mengecil sejalan dengan jauhnya jarak objek tersebut. Pengecilan itu berakhir pada suatu titik, yang disebut dengan titik hilang (vanishing point), dimana pada akhirnya objek yang paling jauh tampak seolah-olah menghilang. Titik hilang dimana dua garis pararel bertemu di kejauhan selalu akan membentuk garis, yang disebut garis horison, yang sejajar dengan ketinggian mata (penggambar). Untuk menghasilkan gambar dengan perspektif yang benar, dapat dilakukan dengan bantuan, baik satu titik hilang, maupun dua titik hilang.

3.1.2.3. Tinjauan Teori Tata Cahaya

Menurut Mendelowitz dan Wakeham, tata cahaya dalam gambar berkaitan dengan kualitas terang gelap (value) karena aspek cahaya menentukan kualitas gradasi suatu objek. Dengan adanya kualitas gelap terang, gambar akan menampakkan bentuk tiga dimensi sehingga tampak lebih realistis. Beberapa elemen cahaya yang menentukan skala gradasi antara lain (84):

(10)

30

Universitas Kristen Petra

Gambar 3.1. Teori tata cahaya berdasarkan Chiaroscuro Sumber: Mendelowitz, Wakeham (1993, p. 84)

- Highlight, atau bagian dari objek yang memiliki warna yang paling ringan atau terang dibandingkan dengan bagian lainnya. Biasanya muncul dari permukaan yang paling halus dan mengkilap.

- Light dan Shadow, merupakan kualitas gelap dan terang yang paling luas areanya, berada diantara highlight dan pusat bayangan.

- Core of Shadow, yaitu inti bayangan merupakan area bayangan paling gelap.

- Reflected Light, adalah area dimana cahaya dipantulkan kembali dari permukaan objek lain yang tidak seberapa jauh, berfungsi sebagai pengisi dan membuat objek semakin jelas bentuknya.

- Cast Shadow, adalah bayangan yang dijatuhkan sebuah objek diatas permukaan dasar atau objek yang lain.

3.1.3. Tinjauan Gambar Ilustrasi

3.1.3.1. Tinjauan Gambar Ilustrasi berdasarkan Bidang Kajian a. Ilustrasi Editorial

Merupakan Ilustrasi buku yang berfungsi untuk memperjelas cerita aau sebagai visualisasi pesan. Ilustrasi ini sering dijumpai pada novel, buku bacaan anak atau dewasa, buku olahraga, kartun atau karikatur politik dan sebagainya.

Ilustrasi ini juga digunakan sebagai cover buku yang bertujuan untuk menarik perhatian konsumen.

(11)

31

Universitas Kristen Petra

b. Ilustrasi Periklanan

Merupakan ilustrasi yang digunakan dengan tujuan sebagai promosi dan pemasaran. Jenis ilustrasi ini meliputi:

- Ilustrasi fashion, dapat berupa fotografi maupun gambar untuk mempromosikan dan menjual produk fashion.

- Ilustrasi produk, memiliki fungsi untuk menggambarkan berbagai macam produk secara menarik untuk dipromosikan dan ditawarkan kepada konsumen.

- Ilustrasi pariwisata, umumnya menggambarkan pemandangan alam, arsitektur, serta figur-figur tertentu pada daerah yang dipromosikan.

c. Ilustrasi Medis

Ilustrasi medis berkaitan dengan pengetahuan kedokteran dan bersifat biologis yang menggambarkan berbagai macam hal dalam bidang kedokteran seperti penggambaran anatomi tubuh, bakteri, jamur dan sebagainya.

d. Ilustrasi Ilmiah

Ilustrasi ini menggambarkan berbagai macam hal yang berhubungan dengan bidang kajian ilmiah yang sangat membutuhkan ketepatan, kejelasan, kerapian dan sebagainya.

3.1.3.2. Tinjauan Gambar Ilustrasi berdasarkan Sifat dan Fungsi

a. Gambar ilustrasi yang memvisualkan ide atau konsep, misalnya dalam bentuk simbolisasi. Gambar ilustrasi yang tidak hanya menekankan permasalahan, teknik, dan kemampuan, namun menuntut kedalaman isi yang digambarkan.

Tipe penggambaran ini menghadirkan sudut pandang, perasaan dan emosi, interpretasi dan ekspresi orang yang menggambarnya (ekspresif).

b. Gambar ilustrasi yang bertujuan untuk menjelaskan keadaan yang dilihat, baik yang berupa sketsa kasar dengan garis-garis yang cepat maupun gambar yang detail. Contoh: sketsa cepat atau bahkan photo realism (mirip foto, karena detail yang akurat).

c. Gambar ilustrasi yang memvisualkan apa yang diimajinasikan, yaitu menggambarkan objek atau keadaan yang tidak ada dalam kenyataan.

(12)

32

Universitas Kristen Petra

Visualisainya dapat berupa penggambaran yang mewakili sesuatu bahkan dalam bentuk abstrak.

d. Gambar ilustrasi yang menjelaskan atau berfungsi sebagai jembatan di dalam pemahaman terhadap bahasa verbal. Biasanya ilustrasi dan verbalisasi berdampingan dan saling mendukung serta mengarahkan pembaca sesuai dengan keinginan penulis. Ilustrasi dapat memperluas cerita dan mempermudah pemahaman atas sesuatu yang abstrak.

e. Gambar ilustrasi yang berfungsi menghias atau sebagai unsur dekoratif yang mengisi komposisi atau bidang yang ada sehingga memberikan daya tarik besar dan memenuhi kepuasan estetis pengamatnya.

3.1.3.3. Tinjauan Gambar Ilustrasi berdasarkan Alat a. Perlengkapan sketsa

Sketsa adalah tahap awal dalam pembuatan sebuah ilustrasi dimana biasanya menggambarkan keseluruhan secara kasar guna membentuk dasar dari sebuah gambar. Perlengkapan untuk membuat sketsa meliputi 2b dan HB, charcoal atau pensil arang, ballpoint, dan penghapus pensil.

b. Perlengkapan warna

Menggunakan berbagai macam media warna seperti cat air, cat minyak, pensil warna, crayon, pastel, dan sebagainya.

c. Media gambar

Setiap media gambar dapat memberikan sensasi dan warna yang berbeda pada ilustrasi. Media berupa kertas yang bertekstur akan menghasilkan sensasi yang berbeda dengan media yang halus meski menggunakan perlengkapan warna yang sama.Selain itu setiap perlengkapan warna memiliki media yang lebih cocok dibanding media yang lain. Contohnya, media yang kasar akan lebih cocok untuk pastel atau charcoal.

d. Kuas

Kuas berfungsi sebagai alat pendukung dalam menggambar. Kuas memiliki bermacam-macam bentuk disesuaikan dengan perlengkapan warna yang akan digunakan. Misalnya, untuk cat minyak yang lebih pekat, akan lebih baik jika menggunakan kuas yang lebih kasar dan kaku serta memiliki ujung yang kotak

(13)

33

Universitas Kristen Petra

guna memberikan sapuan yang ekspresif dan juga tekstur. Sedangkan untuk cat air, menggunakan kuas yang lebih lembut, halus, serta meruncing sehingga dapat menciptakan detail yang lebih halus daripada cat minyak.

e. Palet dan air

Palet digunakan sebagai media untuk meletakkan campuran warna cat yang diinginkan. Sedangkan air digunakan untuk mengurangi kepekatan cat.

3.1.3.4. Tinjauan Gambar Ilustrasi berdasarkan Teknik a. Fotografi

Teknik fotografi merupakan teknik ilustrasi yang digunakan sejak ditemukannya kamera untuk memotret pada tahun 1665. Fotografi merupakan teknik menggambar objek dengan menggunakan cahaya. Ada dua macam fotografi berdasarkan fungsinya, yaitu:

- Fotografi dokumentasi yang memotret objek atau peristiwa penting tanpa terlalu memperlihatkan segi estetisnya.

- Fotografi piktorial yang sangat memperlihatkan segi estetis objek yang dipotret serta hasil dari fotografi tersebut, yang kemudian menjadi media ekspresi keindahan dan seni baru.

b. Manual

Teknik manual merupakan teknik gambar yang hanya dapat dihasilkan melalui keterampilan dan kekreativitasan tangan, yang dapat menciptakan kekhasan dan keunikan gaya masing-masing seniman yang tercermin melalui gaya dan ciri khas goresan.

c. Digital

Teknik ini merupakan teknik menggambar yang berbasiskan pada teknologi.

Perkembangan teknologi komputer yang semakin canggih mulai menggeser teknik manual secara perlahan. Kelebihan teknik komputer adalah sifatnya yang serba otomatis dan terkontrol sehingga dapat membuat gambar sebuah ilustrasi dengan cepat. Namun, kadang ciri khas atau keunikan goresan seniman menjadi kurang bahkan tidak terlihat pada karyanya.

(14)

34

Universitas Kristen Petra

d. Kubisme sintetik atau Kolase atau Photomontage

Kolase artinya menempel, yaitu teknik yang menggunakan kertas, kain, gambar, atau benda-benda lainnya yang ditempelkan pada satu permukaan dan menjadi satu kesatuan. Teknik ini pertama kali digunakan oleh aliran Kubisme.

Photomontage menerapkan prinsip yang sama dengan dengan kolase, namun teknik ini menggunakan fotografi. Teknik photomontage banyak digunakan oleh gaya Punk, Surealis, Pop Art, dan Dadaisme.

3.1.3.5. Tinjauan Gambar Ilustrasi berdasarkan Goresan a. Arsir

Merupakan teknik yang menggambarkan bentuk objek dengan mengisi daerah- daerah yang tidak terkena cahaya atau bayangan objek, sehingga dapat mendeskripsikan volume tiga dimensi dari objek. Teknik arsir ini dibedakan menjadi dua:

- Arsiran garis lurus, antara lain garis-garis pararel (Hatching), yaitu goresan garis dengan pola sejajar, garis-garis berpotongan (Cross Hatching) yaitu pola garis yang memotong garis-garis yang sejajar, gari bervariasi (Scibbling) yaitu garis-garis yang bersifat abstrak dan acak ke segala arah.

- Arsiran mengikuti bentuk atau melengkung, antara lain garis-garis kontur (Contour Hatching) berupa garis-garis lengkung yang mengikuti perubahan bentuk objek baik bentuk melingkar maupun perspektifnya, serta garis-garis kontur yang saling memotong (Cross Contour Hatching) yang mendeskripsikan volume dan detail-detail benda.

b. Dry Brush

Merupakan teknik menggambar dengan sapuan kuas yang setengah kering atau tanpa campuran air, hanya menggunakan kepekatan cat saja, hal ini dilakukan dengan cara menyapukan kuas tanpa air tersebut ke permukaan kertas yang kasar dengan tujuan menghasilkan efek pecah-pecah atau tidak rata, hal ini untuk mendapatkan tekstur gambar.

c. Wet Brush

Teknik ini merupakan teknik menggambar dengan cara menyapukan air terlebih dahulu ke permukaan kertas sebagai dasar. Setelah itu baru

(15)

35

Universitas Kristen Petra

menyapukan kuas yang sudah mengandung cat. Teknik ini menghasilkan efek yang halus, lembut, dan tidak kaku karena cat meresap mengikuti air dan tekstur kertas.

d. Blocking

Blocking disebut dengan pengecatan plakat dengan menggunakan media cat poster. Pewarnaan ini berkesan datar, sedikit, tanpa gradasi, dan pada umumnya minim ornament, karena bertujuan untuk memusatkan perhatian pada objek utama yang sederhana.

e. Pointilism atau Texturing

Merupakan gaya gambar dengan memanfaatkan kualitas permukaan sutu bidang, baik kasar maupun halus, keras atau lembut, dan sebagainya. Teknik ini bersifat ekspresif, representasional, dan inovatif, yang ditentukan oleh material, teknik, serta kreativitas seniman. Bidang gambar diberikan titik berwarna sesuai dengan bentuk objeknya yang dari kejauhan seakan-akan menyatu, yang dapat mencapai tiga dimensi yang dapat menggambarkan cahaya dan bayangan serta suasana melalui pewarnaan kuat dan lemah, bahkan tidak menggunakan outline pada objek karena sudah menggunakan tekstur.

3.1.3.6. Tinjauan Gambar Ilustrasi berdasarkan Gaya Gambar a. Kartun

Gaya ini menggambarkan karakter yang lucu dan menggemaskan seperti karakter anak-anak dan paling banyak ditemui dalam bentuk komik. Gaya ini semakin umum dan universal di masyarakat, tidak hanya disukai oleh anak- anak, namun juga remaja dan dewasa. Penggambarannya bebas, tanpa memperdulikan bentuk dan proporsi tubuh.

b. Karikatur

Gaya ini penggambarannya sedikit mirip dengan kartun, dan sering diidentikkan dengan kartun. Bedanya adalah pada karikatur wajah digambar secara realis dengan proporsi kepala jauh lebih besar, sedangkan tubuhnya sangat kecil. Ciri khas gari gaya ini adalah pada bagian wajah biasanya dibuat lebih ekstrim dan terjadi beberapa distorsi. Gaya ini kebanyakan digunakan pada media majalah dan surat kabar yang terutama mengangkat artikel

(16)

36

Universitas Kristen Petra

mengenai politik karena bertujuan untuk menyindir mengenai apa yang sedang terjadi di masyrakat.

c. Realis

Gaya ini menggambarkan obyek serupa dengan aslinya tanpa melakukan perubahan pada proporsi, raut wajah, bentukan-bentukan tubuh, dan lain sebagainya. Gaya ini pada umumnya dapat ditemukan pada lukisan-lukisan yang menggambarkan potret diri/self portrait.

d. Kubisme

Gaya gambar ini hanya menggunakan bidang-bidang geometris. Gaya ini menyatukan bentukan-bentukan tersebut menjadi kesatuan gambar yang berkesan abstrak, meski objek yang digambar sebenarnya berasal dari objek yang nyata dan berbentuk dinamis.

e. Dekoratif

Gaya ini mengangkat ornamen sebagai unsur utama dalam sebuah karya.

Fungsi ornamen tersebut memiliki fungsi menambah estetika sebagai dekorasi tambahan. Gaya ini terbagi menjadi tiga, yaitu gaya Victorian, gaya Art and Craft, dan gaya Art Nouveau.

3.2. Konsep Kreatif Perancangan Buku Ilustrasi 3.2.1. Khalayak Sasaran

3.2.1.1. Khalayak Sasaran Primer

Khalayak sasaran Primer adalah target pembaca utama dari perancangan buku ilustrasi ini, yang ditinjau dari beberapa aspek sebagai berikut:

a. Demografis

Berdasarkan data dari Statistik Indonesia, diketahui bahwa rentang usia pernikahan warga Indonesia yang paling banyak berkisar antara 22-30 tahun.

Berdasarkan data tersebut maka, target audience dari perancangan buku ilustrasi ini adalah pemuda pemudi etnis Tionghoa berusia 22-30 tahun. Status pendidikan adalah mahasiswa sampai dengan yang sudah bekerja. Mereka yang sedang dalam masa berpacaran ataupun bertunangan. Merupakan masyarakat dengan kelas sosial menengah ke atas.

(17)

37

Universitas Kristen Petra

Tabel 3.1. Rata-rata Umur Perkawinan Menurut Daerah dan Jenis Kelamin di Indonesia tahun 1992-2005

Tahun Year

Perkotaan/Urban Perdesaan/Rural Total Perempuan

Female

Laki-laki Male

Perempuan Female

Laki-laki Male

Perempuan Female

Laki-laki Male

1992. 24.0 27.2 20.9 24.9 22.0 25.8

1993. 23.9 27.4 20.8 24.8 22.3 26.0

1994. 24.5 27.7 21.7 25.2 22.7 26.1

1995. 24.1 27.4 21.0 24.9 22.3 25.9

1996. 24.4 27.6 21.1 24.9 22.5 26.0

1997. 24.6 27.7 21.2 25.1 22.6 26.2

1998. 24.7 27.9 21.2 25.1 22.7 26.3

1999. 24.8 28.1 21.5 25.6 23.0 26.7

2000. 24.6 28.0 21.5 25.5 22.9 26.7

2001. 24.0 27.4 21.0 25.2 22.4 26.2

2002. 24.4 27.6 21.4 25.4 22.9 26.5

2003. 24.5 27.8 21.7 25.7 23.0 26.7

2004. 24.3 27.6 21.6 25.7 22.9 26.6

2005. 24.6 27.9 21.9 26.1 23.2 26.9

Sumber: Statistics Indonesia (2005) b. Psikografis

Target audience dari perancangan ini adalah pemuda pemudi yang mulai berpikir serius mengenai rencana pernikahan dan masa depan.

c. Geografis

Target audience dari perancangan ini adalah pemuda pemudi berusia 22-30 tahun yang tinggal di daerah perkotaan. Hal ini dipilih juga dengan pertimbangan untuk mempermudah distribusi dan pemasaran rancangan buku ilustrasi ini nantinya.

d. Behavioristis

Kegiatan sehari-hari dari target audience perancangan ini adalah belajar maupun bekerja. Pemuda pemudi yang gemar membaca dan mencari informasi dari buku, masih menjalankan adat etnisnya serta memiliki keingintahuan dan keinginan untuk melestarikan adat etnisnya.

(18)

38

Universitas Kristen Petra

3.2.1.2. Khalayak Sasaran Sekunder

Khalayak sasaran sekunder dari perancangan buku ilustrasi ini adalah para akademisi, peneliti, mahasiswa, pengajar di bidang ilmu budaya serta masyarakat secara umum.

3.2.2. Tujuan Kreatif

Tujuan kreatif dari perancangan ini adalah memberikan informasi dan wawasan mengenai adat pertunangan dan pernikahan etnis Tionghoa, dituangkan dalam bentuk tulisan yang disertai dengan gambar ilustrasi untuk memperjelas informasi yang disampaikan.

3.2.3. Strategi Kreatif

Strategi kreatif yang digunakan dalam perancangan ini adalah dengan memberikan informasi yang tidak hanya berupa tulisan, namun juga dilengkapi dengan ilustrasi berwarna yang sesuai dengan aslinya. Hal ini dimaksudkan agar pembaca tidak kesulitan dalam membayangkan informasi yang disampaikan.

Selain itu, untuk menarik target audience agar membeli rancangan buku ilustrasi ini, akan diberikan bonus-bonus yang menarik.

3.3. Konsep Rancangan Buku Ilustrasi 3.3.1. Judul Rancangan Buku Ilustrasi 3.3.1.1. Judul Utama Buku Ilustrasi

Judul utama perancangan buku ilustrasi ini adalah “Adat Pertunangan dan Pernikahan Tionghoa”. Pemilihan judul ini berdasarkan hasil wawancara singkat dengan target audience, dimana target audience lebih menyukai judul yang langsung menggambarkan isi buku.

3.3.1.2. Sub-Sub Judul Buku Ilustrasi

Pembagian sub-sub judul perancangan buku ilustrasi ini adalah sebagai berikut:

a. Adat Pertunangan

- Pemuda Pemudi pada Jaman Dahulu

(19)

39

Universitas Kristen Petra

- Melamar Calon Pengantin Perempuan

- Menanyakan Latar Belakang Calon Pengantin Perempuan - Pertunangan

- Seserahan Adat Tionghoa (Sangjit) - Memilih Hari Pernikahan

- Pengantaran Mahar Pengantin dan Menghias Tempat Tidur Pengantin - Dekorasi Pernikahan

- Pengasingan Diri untuk Pengantin Perempuan - Pesta pada Malam Sebelum Hari Pernikahan.

- Upacara Penyisiran Rambut b. Adat Pernikahan

- Persiapan Pengantin Laki-laki dan Perempuan - Penjemputan Pengantin Perempuan

- Permainan Pengiring Pengantin - Upacara di Klenteng

- Kembali ke Rumah Pengantin Laki-laki.

- Upacara Penghormatan - Upacara Penyuguhan Teh - Kamar Pengantin

- Paska Pernikahan

c. Beberapa Perubahan dalam Pernikahan Etnis Tionghoa Jaman Sekarang d. Hal-hal Tabu Dalam Pernikahan

- Pertunangan

- Persiapan Pengantin

- Penjemputan Pengantin Perempuan - Upacara Penghormatan

- Kamar Pengantin

3.3.2. Tema Buku Ilustrasi

Tema dari perancangan buku ilustrasi ini adalah mengenai adat pertunangan dan pernikahan etnis Tionghoa. Perancangan ini berisi persiapan- persiapan yang dilakukan baik berupa kegiatan maupun persiapan benda seperti

(20)

40

Universitas Kristen Petra

hadiah, serta makna yang terdapat pada setiap proses dari pertunangan dan pernikahan etnis Tionghoa.

3.3.3. Maksud dan Tujuan

Perancangan buku ilustrasi ini dibuat dengan maksud agar keturunan etnis Tionghoa dapat mengetahui secara jelas makna dan tujuan dari adat pertunangan dan penikahan etnisnya sehingga keturunan Tionghoa sendiri dapat menghargai, melestarikan, dan mengaplikasikannya secara fleksibel dengan menyesuaikan pada konteks masa kini agar adat ini tidak luntur ditelan jaman dan dapat diwariskan pada generasi berikutnya. Selain itu juga untuk menambah wawasan masyarakat luas.

3.3.4. Bentuk Penyajian dan Variasi Tampilan

Rancangan buku ilustrasi ini akan disajikan dengan ilustrasi full colour, dengan latar belakang halaman tidak hanya berwarna putih, namun juga merah dan oranye agar tampilan isi buku tidak membosankan. Sedangkan untuk cover luarnya akan menggunakan hard cover. Hal ini dipilih untuk menjaga kualitas buku, agar buku tidak mudah rusak.

3.3.5. Jumlah Seri

Perancangan buku ilustrasi ini hanya terdiri dari satu seri saja. Namun tidak menutup kemungkinan apabila di masa mendatang dikembangkan menjadi beberapa seri dengan tema yang berbeda.

3.3.6. Ukuran dan Jumlah Halaman

Format ukuran rancangan buku ilustrasi ini adalah 18x24 cm. Ukuran tersebut dipilih dengan mempertimbangkan kenyamanan membaca dan melihat gambar, serta kemudahan dalam membawa buku. Jumlah halaman rancangan buku ilustrasi ini adalah 63 halaman.

(21)

41

Universitas Kristen Petra

3.3.7. Sinopsis

Ini adalah sebuah buku ilustrasi yang berisi informasi mengenai adat pertunangan dan pernikahan Tionghoa, serta makna yang terkandung dalam setiap prosesnya. Buku ini dibuat dengan harapan agar generasi kerturunan Tionghoa tidak hanya memahami adat budayanya, namun juga dapat melestarikan, dan mewariskan pada generasi penerus.

3.3.8. Setting Cerita

Setting cerita dalam perancangan buku ilustrasi ini adalah suasana pertunangan dan pernikahan Tionghoa pada jaman dahulu.

(22)

42

Universitas Kristen Petra

3.4. Konsep Karakter Tokoh Buku Ilustrasi

Gambar 3.2. Gambar karakter tokoh pengantin perempuan dan laki-laki

(23)

43

Universitas Kristen Petra

3.5. Konsep Dasar Gaya Desain

Rancangan buku ilustrasi ini banyak menggunakan elemen-elemen yang khas dengan kultur negara Cina dan menampakkan kemeriahan prosesi pertunangan dan pernikahan. Gambar karakter tokoh menggunakan gaya gambar semi realis karena disesuaikan dengan target audience yang merupakan orang dewasa, agar perancangan berkesan lebih formal dan tidak kekanak-kanakan.

3.6. Konsep Warna

Konsep warna yang digunakan pewarnaan pada objek yang disesuaikan dengan warna aslinya atau sesuai budaya yang menjadi rujukan agar menampakkan kesan natural dan target audience dapat membayangkan sesuai dengan aslinya. Selain itu juga banyak menggunakan warna merah dan emas yang merupakan warna khas yang dipakai dalam pertunangan dan pernikahan Tionghoa.

3.7. Konsep Pengerjaan

Perancangan buku ilustrasi ini dibuat dengan teknik gabungan manual dan digital. Teknik manual digunakan dalam pembuatan sketsa dan inking. Sedangkan teknik digital digunakan untuk pewarnaan ilustrasi dan penyusunan layout serta lettering. Untuk pewarnaan akan menggunakan bantuan progam Adobe Photoshop, sedangkan untuk layout dan lettering akan menggunakan bantuan progam Adobe Ilustrator.

3.8. Konsep Font 3.8.1. Font Judul

Font judul menggunakan gabungan font jenis Sans Serif yaitu ParkAvenue BT dan Daniela Regular. Font jenis ini cocok untuk tema yang berhubungan dengan pertunangan maupun pernikahan karena berkesan anggun, elegan dan natural.

Adat Pertunangan Pernikahan Etnis Tionghoa

A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z

(24)

44

Universitas Kristen Petra

a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 . , : ; ” ? /

3.8.2. Font Nama Pengarang

Font nama pengarang disesuaikan dengan jenis font judul jenis sans serif, yaitu Daniela Regular.

3.8.3. Font Teks Narasi

Font untuk teks narasi menggunakan font Times New Roman yang berkesan formal dan mudah dibaca.

Times New Roman

A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z A b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z

1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 . , : ; ” ? /

3.8.4. Font Dekoratif

Untuk font dekoratif yang digunakan pada sub-sub judul, menggunakan font ParkAvenue BT sama dengan font yang digunakan untuk judul.

Pemuda Pemudi pada Jaman Dahulu

A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z

1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 . , : ; ” ? /

3.9. Storyline

Menurut legenda di Cina, Dewa telah mengikatkan seutas benang merah pada pergelangan kaki laki-laki dan perempuan yang akan menjadi suami dan istri

(25)

45

Universitas Kristen Petra

kelak. Maka dari itu, tak perduli sejauh apapun mereka terpisah, pada akhirnya mereka akan bertemu dan menikah (”Chinese”, par. 1).

a. Adat Pertunangan

- Pemuda Pemudi Pada Jaman Dahulu

Pernikahan merupakan salah satu bagian penting dari tradisi Cina. Banyak upacara dan ritual yang masih dilakukan untuk menghormati leluhur, nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, serta komitmen kekudusan pernikahan.

Pada jaman dahulu kebanyakan laki-laki dan perempuan tidak dapat berpacaran dan menikah secara bebas. Seorang gadis, sebelum menikah, harus tinggal di rumah dan dia tidak diperbolehkan berhubungan dengan siapa pun secara bebas, hal yang sama terjadi pula pada laki-laki, ia tidak dapat menghubungi perempuan siapa pun, kecuali itu diatur dan disetujui oleh orang tua atau mak comblang.

Jadi masa berpacaran dan pernikahan semua diatur oleh orang tua atau mak comblang, pasangan muda tidak memiliki kebebasan dalam berkencan dan masa depan pernikahan mereka. Banyak calon suami yang belum pernah melihat calon istri mereka hingga hari pernikahan mereka. Hal ini dilakukan sejak ribuan tahun hingga 60 tahun yang lalu. Ketika seorang gadis berusia sekitar 16 tahun dan anak laki-laki sekitar 18 tahun, orang tua atau mak comblang akan membantu mengatur pernikahan mereka.

Setelah tahun 1911, Negara Cina secara mulai menjadi masyarakat modern yang relatif, budaya dan adat barat diperkenalkan dan membuat adat tradisional Cina mulai berubah secara bertahap. Semakin banyak laki-laki dan perempuan yang mulai berkencan dan menikah dengan lebih bebas, namun masih banyak pula keluarga yang menjalankan adat tradisional lama dalam mencari suami dan istri untuk kemudian menjalankan upacara pernikahan secara tradisional (“Typical”, par. 1-3).

Pada masa itu, kegiatan komunikasi sebagian besar dilakukan melalui surat. Oleh karena itu, surat memegang peran penting dalam setiap peristiwa, begitu pula dengan pernikahan. Ada 3 macam surat yang digunakan dalam pernikahan, yaitu:

a) Surat Permintaan

(26)

46

Universitas Kristen Petra

Surat ini berisi permintaan untuk menjadikan anak perempuan sebuah keluarga sebagai calon pengantin untuk anak laki-laki keluarga pengirim dan juga menegaskan pengaturan formal pernikahan. Surat ini dikirim melalui mak comblang dan biasanya disajikan dengan hadiah awal untuk keluarga pengantin perempuan.

b) Surat Daftar Hadiah

Surat daftar hadiah ini mencatat deskripsi dan kuantitas hadiah yang diantar bersama dengan hadiah formal untuk keluarga pengantin perempuan.

c) Surat Pernikahan

Surat ini disampaikan kepada keluarga pengantin perempuan pada hari ke pernikahan. Surat ini menyatakan bahwa pengantin perempuan akan menjadi bagian dari keluarga pengantin laki-laki. (“Traditional”, par. 4).

Melaksanakan sebuah pernikahan tidaklah mudah, dimulai dari pertunangan yang terdiri dari beberapa tahap hingga pernikahan itu sendiri.

Berikut ini adalah beberapa tahap persiapan pertunangan hingga menjelang hari pernikahan:

- Melamar Calon Pengantin Perempuan

Pada jaman dahulu, jika pihak laki-laki mempunyai keinginan untuk melamar pihak perempuan, pertama-tama mereka harus mempersiapkan hadiah-hadiah, kemudian mereka akan meminta bantuan mak comblang untuk menyatakan maksud mereka dan menghantarkan hadiah-hadiah tersebut bersama dengan surat permintaan. Jika pihak perempuan merasa puas dengan kondisi pihak laki-laki dan mempunyai niat untuk melanjutkan ke jenjang pernikahan, maka ia akan menerima hadiah-hadiah tersebut atau sebaliknya.

Hadiah yang digunakan oleh setiap tingkatan masyarakat berbeda-beda, berdasarkan keadaaan ekonomi keluarga mereka. Misalnya anggota kerajaan menggunakan hadiah berupa arak kualitas terbaik, bangsawan menggunakan batu giok, orang berpangkat menggunakan kambing, dokter menggunakan angsa liar dan masyarakat biasa menggunakan kain sutra. Namun akhirnya masyarakat menggunakan angsa liar sebagai salah satu hadiah yang wajib dibawa.

(27)

47

Universitas Kristen Petra

Penggunaan angsa liar ini adalah sebagai simbol hidup sampai dengan janji antara satu sama lain, karena angsa itu selalu tepat waktu untuk terbang ke selatan pada musim gugur dan bergerak kembali ke utara di musim semi. Ada juga masyarakat yang menjelaskan bahwa angsa liar ini seumur hidup hanya sekali menikah dan mereka tak terpisahkan. Oleh karena itu, orang jaman dahulu menggunakan angsa liar ini dengan harapan sepasang suami istri seumur hidup dapat selalu hidup bahagia dan harmonis. Kemudian ada juga penggunaan angsa putih yang melambangkan kebajikan yang tak bernoda dan pohon sutra yang melambangkan kebahagiaan. Keluarga pihak perempuan tidak harus membunuh angsa itu dan memakannya karena angsa juga mewakili pengantin pria. Keluarga pihak perempuan harus meninggalkan angsa tersebut di kolam, di mana ia akan tumbuh dengan sendirinya.

Pada abad belakangan ini, hadiah-hadiah yang dibawa semakin mewah.

Masyarakat membagi arti penting atau lambing hadiah-hadiah ke dalam empat bagian, yaitu :

a) melambangkan kemujuran.

b) melambangkan suami-istri yang selalu rukun.

c) melambangkan suami adalah kepala dalam hubungan keluarga.

d) melambangkan moral atau kebaikan hati.

- Mei shuo zi yan (Perantara atau Mak Comblang)

Berdasarkan permintaan dalam adat pernikahan, peran mak comblang yang bertindak sebagai perantara, sama pentingnya dengan peran orang tua, ini merupakan syarat pernikahan yang harus dipenuhi. Sebenarnya pengertian kata mei memiliki pengertian perantara atau yang memperkenalkan atau mengarahkan terjadinya hubungan antara dua keluarga, sedangkan pengertian shuo adalah mempertimbangkan. Jadi mak comblang atau mei ren adalah orang yang mengambil langkah dan mempertimbangkan terjadinya suatu pernikahan.

Setiap kali mak comblang berhasil menjadikan sebuah pernikahan, ia pasti akan mendapatkan hadiah sebagai ucapan terima kasih dari kedua belah pihak pengantin. Terlebih lagi apabila keluarga baru tersebut harmonis, suami istri rukun, istri melahirkan anak laki-laki, maka setiap tahun baru atau hari raya

(28)

48

Universitas Kristen Petra

lainnya, perayaan satu bulan anak mereka, serta hari-hari membahagiakan lainnya, mak comblang tersebut akan mendapatkan hadiah uang.

- Menanyakan Latar Belakang Calon Pengantin Perempuan

Setelah pihak wanita menyetujui lamaran pihak laki-laki, mak comblang akan segera mengabarkan berita baik ini pada pihak laki-laki. Kemudian pihak laki-laki akan mempersiapkan lagi sedikit hadiah seperti angsa liar, serta meminta bantuan mak comblang agar kembali pergi ke rumah pihak perempuan untuk menanyakan latar belakang perepuan tersebut. Hal yang ditanyakan antara lain adalah nama calon pengantin perempuan, nama keluarga calon pengantin, apakah ia merupakan kandung atau anak angkat, nama ayah dan ibu, urutan calon pengantin perempuan ini dalam hubungan saudara, juga waktu, hari, tanggal, bulan, serta tahun kelahirannya.

Urutan kakak beradik diperhatikan dalam melaksanakan urutan pernikahan. Dimana yang boleh menikah terlebih dahulu adalah anak yang paling tua baru yang lebih muda. Misalnya kakak laki-laki atau kakak perempuan belum menikah, maka adik laki-laki maupun adik perempuan tidak boleh mendahuluinya. Apabila ada orang yang ingin melamar adik perempuannya, maka pihak laki-laki harus memberi seekor sapi untuk kakak perempuan calon pengantin perempuan dan calon pengantin perempuan (adik perempuannya) juga harus memberi kakak perempuannya sebuah kalung sebagai tanda permintaan maaf karena telah mendahuluinya. Hal ini melambangkan bahwa orang yang lebih muda harus menghormati orang yang lebih tua.

Orang jaman dahulu tidak memiliki akte kalahiran dan kartu susunan keluarga. Tetapi tiga bulan setelah seorang bayi dilahirkan, ayah mereka akan menuliskan nama, tahun, bulan, tanggal, serta waktu kelahiran bayi tersebut di atas sebuah kertas dan menyimpannya. Pada jaman dahulu masyarakat mengingat waktu dengan menggunakan sepuluh batang langit dan dua belas cabang bumi, maka tahun, bulan, tanggal, hari dan waktu digambarkan dalam Ba zi atau delapan karakter. Jumlah karakter yang dituliskan harus genap.

Apabila ternyata ganjil, maka karakter akan ditambah atau dikurangi satu supaya menjadi genap. Dengan menghitung delapan karakter tersebut, akan

(29)

49

Universitas Kristen Petra

diketahui nasib seseorang, elemen yang yang terdapat pada dirinya, usaha, jodoh yang cocok. Jadi dapat diketahui apakah pasangan tersebut akan saling cocok satu sama lain atau sebaliknya.

Setelah Ba zi dihitung, pihak laki-laki dan perempuan akan segera meletakkan Ba zi tersebut di tempat sembahyangan dan selama tiga hari bersembahyang kepada dewa dan leluhur mereka. Jika dalam jangka waktu tiga hari, dalam keluarga terjadi pertengkaran, kecurian, kehilangan barang atau terjadi bencana yang lain, makan dapat disimpulkan bahwa rencana pernikahan tersebut tidak mendatangkan kemujuran sehingga berakhirlah rencana pernikahan tersebut. Sebaliknya, apabila dalam jangka waktu tiga hari baik pihak laki-laki maupun pihak perempuan tidak mengalami musibah apapun, itu berarti dewa-dewa dan maupun leluhur merestui pernikahan tersebut dan itu menggambarkan keberuntunga, maka persiapan suatu pernikahan akan dilanjutkan. Selain itu, pada masa ini kedua belah pihak, baik laki-laki dan perempuan juga harus mengundang peramal untuk menghitung ba zi dan melihat karakter sifat pengantin. Jika sifat kedua calon pengantin tersebut cocok, maka pernikahan akan diteruskan, atau sebaliknya. Jika semuanya lancar, maka pembicaraan dilanjutkan ke arah yang lebih serius, yaitu mulai membicarakan mas kawin serta pakaian, perabot bawaan pengantin wanita, serta hal-hal lain yang berhubungan dengan pernikahan.

Selain perhitungan ba zi, shio juga diperhatikan karena dipercayai bahwa orang akan mempunyai kesamaan dengan hewan yang menjadi shio mereka.

Dalam pernikahan, masyarakat mempercayai hal tabu mengenai perempuan bershio macan dan kambing. Mereka mempercayai bahwa perempuan bershio macan biasanya bisa “memakan orang” atau ganas. Apalagi apabila mereka lahir pada malam hari, maka orang-orang lebih menakutinya karena pada malam hari macan mencari mangsa dan memaka daging, atau bahkan bisa memakan manusia. Sedangkan perempuan dengan shio kambing dipercaya dapat membawa sial. Biasanya perempuan dengan shio macan dan kambing, akan mengubah tahun kelahiran mereka dengan menambah atau mengurangi 1 tahun.

(30)

50

Universitas Kristen Petra

Saat dua tahap ini dilaksanakan, pihak laki-laki dan perempuan akan menyembunyikannya dari masyarakat luas. Hal ini dikarenakan pihak laki-laki khawatir apabila pihak perempuan tidak menerima lamaran mereka dan berita ini tersebar luas, maka mereka akan kehilangan muka atau harga diri.

Sedangkan pihak perempuan khawatir jika kedua tahapan ini telah dilaksanakan, namun tidak berhasil, maka calon pengantin perempuan tersebut akan kehilangan nama baik. Begitu pula dengan mak comblang, ia dengan sendirinya akan menjaga rahasia, sebab jika hal ini sampai terdengar pihak lain, maka nama mak comblang tersebut akan buruk dan keluarga-keluarga besar lainnya tidak akan meminta bantuannya.

- Pertunangan

Setelah melaksanakan tahap diatas, serta melakukan evaluasi dari segi penampilan, pendidikan, karakter, dan posisi sosial. Apabila kedua keluarga merasa puas, maka akan dilanjutkan dengan pertunangan.

Setelah menjalankan pertunangan, kedua keluarga akan membuat pengumuman pernikahan kepada sanak saudara dan teman dengan mengirimkan kue “Double Happiness” atau dalam bahasa Mandarin disebut

“Shuang-hzi”, bersama dengan undangan pernikahan. Ini adalah kue pernikahan gaya Cina yang juga dikenal sebagai "Dragon and Phoenix Cakes".

Disebut demikian karena pada kue yang dipanggang terdapat cetakan berbentuk naga dan burung phoenix di permukaannya.

Gambar 3.3. Tulisan “Shuang-hsi”

Sumber: “Chinese” (1996, par. 3)

Dalam kata “Shuang-hsi”, setiap setengah dari tulisan ini adalah karakter standar untuk kebahagiaan, yaitu "hsi", merupakan sesuatu yang diucapkan seperti "dia" dalam bahasa Mandarin. Oleh karena itu, dua karakter "hsi"

bersama-sama merupakan keinginan untuk dua pengantin baru untuk memiliki kebahagiaan bersama. Kata "Shuang-hsi" ini adalah karakter khusus yang

(31)

51

Universitas Kristen Petra

hanya digunakan untuk kebahagiaan pernikahan, tidak digunakan dalam penulisan bahasa Mandarin biasa.

Kue ini biasanya disajikan oleh keluarga pihak laki-laki untuk keluarga pihak perempuan sebagai bagian dari lamaran. Pihak keluarga perempuan akan mengambil beberapa kue untuk dipersembahkan pada nenek moyang mereka dan mengirimkan sisa kue kepada teman dan kerabat bersama dengan undangan pernikahan. Jumlah kue yang akan dikirim tergantung pada senioritas tamu atau hubungan dengan keluarga (“Chinese”, par. 3-4).

Ini merupkan adat bagi keluarga pihak perempuan untuk mengirimkan kue-kue yang mereka terima dari keluarga pihak laki-laki pada teman dan kerabat sebagai bentuk pengumuman dan undangan ke pesta pernikahan.

Jumlah kue yang dikirimkan oleh pengantin perempuan berdasarkan senioritas dan tingkat keintiman. Mereka yang menerima kue pengantin, diharapkan dapat memberikan ucapan selamat kepada orang tua pengantin perempuan tersebut.

Dalam persiapan sebuah pernikahan, etnis Tionghoa selalu banyak menggunakan warna merah. Misalnya untuk baju pernikahan, rumah pengantin, tandu pengantin, dekorasi, amplop angpao serta semua barang yang digunakan dalam pernikahan. Merah adalah pusat dengan tema pernikahan Cina. Ini menandakan kasih, sukacita dan kemakmuran dan digunakan dalam berbagai cara dalam tradisi pernikahan Cina. “Merah melambangkan kedatangan berbagai peristiwa yang membahagiakan dan peruntungan yang baik. Ia juga dipandang sebagai warna dan peruntungan yang baik” (Cheong 116).

Berikut ini adalah beberapa jenis kue yang populer dikirimkan pada keluarga, kerabat atau teman dari pengantin yang pada masa sekarang:

(32)

52

Universitas Kristen Petra

Gambar 3.4. Kue pertunangan Sumber: “Chinese” (2009, par. 5)

a) Kue bulan (moon cake), kue pia, kue maco lawa, ting-ting kacang, kue nanas, kue wijen, permen, cupcakes ,kue dari tepung kacang hijau (Xiang Gao), apel dan jeruk.

b) Untuk pasangan Hokian, ada 6 jenis kue tradisional yang dibungkus dengan kertas merah, yaitu semacam bipang (Mi Fang), kue yang terbuat dari kacang tumbuk (Dou Tang), kue dengan lapisan wijen (Ruan Tang), pia tausa (Dou Sha Bing), kue dari tepung kacang hijau (Xiang Gao) dan kacang karamel renyah yang tidak terlalu manis (Gong Tang) (“Betrothal”, par. 6).

Gambar 3.5. Kue pertunangan Hokian Sumber: “Betrothal” (2009, par. 5)

(33)

53

Universitas Kristen Petra

- Seserahan Adat Tionghoa (Sangjit)

Setelah acara pertunangan, pihak calon laki-laki akan mempersiapkan sejumlah hadiah untuk diberikan pada keluarga calon pengantin perempuan, yang berarti meminta anak perempuan tersebut menjadi menantu mereka. Hal ini juga dilakukan untuk menunjukkan dan meyakinkan bahwa pengantin perempuan akan diurus dengan baik setelah menikah. Barang-barang ini diberikan bersama surat daftar hadiah yang mencatat deskripsi dan kuantitas hadiah yang diantar untuk keluarga pengantin perempuan. Setelah menerima hadiah dari pihak laki-laki, pihak perempuan juga memberikan balasan pada pihak laki-laki yang berarti pernikahan sudah dapat dipastikan.

Secara harfiah, Sangjit dalam bahasa Indonesia berarti proses seserahan.

Atau proses kelanjutan lamaran dari pihak mempelai laki-laki dengan membawa persembahan ke pihak mempelai perempuan. Prosesi ini biasanya dihadiri rombongan pihak laki-laki yang terdiri dari keluarga inti dan keluarga besar, yaitu saudara dari orang tua, sepupu atau teman-teman dekat. Untuk acara ini orangtua pihak laki-laki tidak perlu datang, cukup mengirim perwakilan keluarga yang dituakan, misalnya paman atau bibi. Dalam mengadakan setiap acara, orang Tionghoa biasanya selalu mencari waktu yang serba muda, yaitu jam sebelum matahari tegak lurus, dengan hari yang menurut perhitungan bulan Tionghoa, dan bulan yang yang sedang naik atau menjelang purnama. Ini dilakukan karena orang Tionghoa memilih waktu yang dapat beranjak naik sebelum mencapai puncak yaitu, dengan harapan agar pasangan dapat memulai kehidupan pernikahan mereka dengan selalu beranjak naik (“Tata”, par. 4-5).

Wakil keluarga wanita beserta para penerima seserahan, biasanya anggota keluarga yang telah menikah, akan menunggu di depan pintu rumah. Dipimpin oleh anggota keluarga yang dituakan, rombongan pihak laki-laki datang membawa seserahan ke rumah pihak perempuan. Rombongan ini terdiri dari wakil keluarga serta para gadis yang belum menikah sebagai pembawa nampan seserahan. Sedangkan pihak perempuan yang menerima juga adalah gadis- gadis yang belum menikah atau pasangan-pasangan yang sudah menikah dan bahagia. Namun apabila banyak kanggota keluarga perempuan yang belum

(34)

54

Universitas Kristen Petra

menikah, biasanya mereka yang akan dimninta menerima baki, agar cepat menikah menyusul sang pengantin. Seserahan diberikan satu per satu secara berurutan, mulai dari seserahan untuk kedua orang tua mempelai perempuan, lalu untuk mempelai perempuan, dan seterusnya. Kemudian pihak keluarga perempuan juga menuangkan teh dan menjamu pihak keluarga laki-laki (“Chinese”, par 5-7).

Barang seserahan yang sudah diterima oleh pihak mempelai perempuan dibawa ke dalam kamar untuk diambil sebagian. Kemudian prosesi dilanjutkan dengan ramah tamah. Pada akhir kunjungan, barang-barang seserahan yang telah diambil sebagian diserahkan kembali pada para pembawa seserahan.

Wakil keluarga perempuan akan memberikan ang pao pada tiap-tiap pembawa seserahan. Setelah acara selesai, setiap pembawa dan penerima baki ini akan diberi angpao oleh masing masing pihak dengan maksud agar mudah mendapat jodoh.

Sebelum keluarga calon pengantin laki-laki memutuskan barang apa yang akan dibawa, mereka akan mendiskusikan bersama keluarga calon pengantin perempuan terlebih dahulu, karena barang-barang tersebut tentu saja memiliki makna simbolis yang juga disesuaikan dengan kondisi ekonomi mempelai laki- laki. Setelah ditentukan, barang-barang tersebut diletakkan dalam nampan- nampan berwarna merah atau emas dan biasanya berjumlah 12 buah (“Tata”, par. 7-8).

Hadiah yang dipersiapkan harus dalam jumlah genap, sebab pada jaman dahulu orang-orang mentabukan angka ganjil dan menganggapnya sebagai lambang ketidakberuntungan. Dalam suatu pernikahan, tahap ini merupakan tahapan yang paling penting dan istimewa. Oleh karena itu, pihak keluarga laki-laki harus memilih hari yang bagus dan berjumlah genap untuk menghantarkan mahar dari pengantin laki-laki.

Barang-barang seserahan biasanya terdiri dari (“Tata”, par. 10):

a) Alat-alat kecantikan dan perhiasan untuk mempelai perempuan, terkadang disertai sepatu untuk digunakan pada hari pernikahan, pakaian atau kain untuk mempelai perempuan. Maksudnya adalah segala keperluan sandang mempelai perempuan akan dipenuhi oleh mempelai laki-laki.

(35)

55

Universitas Kristen Petra

b) Angpao atau uang susu yang diletakkan dalam amplop merah sebagai hadiah dari pengantin laki-laki kepada orang tua pengantin perempuan karena telah membesarkan pengantin perempuan, sepasang angpao lamaran. Semua angpao menggunakan warna merah. Pihak mempelai perempuan biasanya hanya mengambil uang susu, sedangkan angpao sisanya diambil sebagian.

Apabila angpao yang disediakan hanya satu, maka yang diambil hanya lembar teratas dan lembar terbawah. Ada pula yang mengatakan bahwa angpao harus diberikan dalam jumlah yang mengandung angka 9 untuk nasib baik.

c) Tiga nampan masing-masing berisi 18 buah seperti apel, jeruk, pir atau buah yang manis lainnya sebagai lambang kedamaian, kesejahteraan dan rejeki.

Jeruk yang digunakan biasanya jeruk Mandarin, karena mengacu pada nasib baik. Ada pula yang memberikan sepasang delima, sepasang nanas yang melambangkan kemakmuran, sepasang kelapa tua yang berarti tiga generasi yang hidup bahagia bersama, ada pula yang menggunakan buah pisang.

Semuanya disajikan dalam jumlah genap. Pihak mempelai perempuan mengambil separuh dan sisanya dikembalikan.

d) Dua pasang lilin berwarna merah dengan motif naga dan phoenix yang diikat dengan pita merah untuk menandakan bahwa keduanya adalah pasangan yang cocok, serta sebagai simbol perlindungan untuk menghalau pengaruh negatif, benang merah dan juga spanduk yang akan dipasang pada hari pernikahan. Keluarga pengantin perempuan akan menerima dan menyimpan lilin naga, ini menandakan bahwa keluarga pihak perempuan menerima dia sebagai menantu. Sedangkan lilin phoenix akan dikembalikan pada keluarga pengantin laki-laki, ini melambangkan pemberian tangan putri mereka.

e) Sepasang kaki babi. Jika tidak ada dapat digantikan dengan makanan kaleng, beserta 6 kaleng kacang polong. Pihak mempelai perempuan mengambil separuhnya.

f) Satu nampan berisikan kue mangkok berwarna merah sebanyak 18 potong, sebagai lambang kelimpahan dan keberuntungan. Pihak mempelai perempuan mengambil separuhnya.

(36)

56

Universitas Kristen Petra

g) Satu nampan berisikan dua botol arak atau brandy yang terdiri dari 6 jenis biji-bijian, yaitu kurma Tiongkok sebagai lambang agar pasangan pengantin senantiasa memperoleh berkah kebahagiaan dalam hidupnya atau cepat memperoleh keturunan, kacang merah dan kacang hijau yang melambangkan keturunan, kelengkeng kering melambangkan kesempurnaan, biji teratai melambangkan banyak keturunan dan umbi bunga lili melambangkan pernikahan yang kekal. Pihak mempelai perempuan mengambil semuanya, dan ditukar dengan dua botol sirup merah, kemudian dikembalikan ke pihak mempelai laki-laki.

h) Seafood kering, jamur dan makanan bernama Fat Cai. Fat Cai melambangkan keberuntungan dan kemakmuran. Seafood yang dihadiahkan berisi empat, enam atau delapan jenis, meliputi teripang, kerang, udang, cumi, sirip hiu, dua pasang ikan. “Dalam bahasa Mandarin „6‟ berbunyi seperti “kesinambungan” dan itu berarti kesinambungan generasi dengan banyak cucu, juga sebagai lambang kesatuan, „8‟ merupakan digit yang popular yang memiliki ucapan mirip dengan “makmur” dan karenanya banyak orang Cina yang menyukainya” (Cheong 132).

i) Empat macam buah kering yaitu kelengkeng, leci, kastanye, kacang tanah kupas, diletakkan dalam kotak kayu merah dengan dekorasi. Dapat pula menyertakan biji teratai, bunga lili, daun cemara, wijen, kacang merah dan kacang hijau.

j) Sepasang mie atau misoa sebagai lambang supaya panjang umur.

k) Permen manis agar kehidupan pengantin selalu manis nantinya.

l) Dua kaleng teh yang menyiratkan bahwa keluarga akan memiliki lebih banyak keturunan setelah pernikahan, serta mewakili kelimpahan di masa depan.

Banyak hadiah dalam mas kawin yang melambangkan nasib baik pihak keluarga laki-laki. Jika pihak keluarga perempuan menerimanya, berarti mereka merebut kebahagiaan pihak keluarga laki-laki. Oleh karena itu, berdasarkan adat dan kebiasaan, pihak keluarga perempuan harus mengembalikan sebagian hadiah. Misalnya saat menjamu keluarga pengantin laki-laki, seekor babi panggang utuh akan disajikan kepada orang tua pengantin

(37)

57

Universitas Kristen Petra

perempuan setelah pengantin perempuan menyuguhkan teh untuk keluarga pengantin laki-laki. Setelah menerima babi panggang, keluarga pengantin perempuan harus mengiris bagian ekor dan kepala untuk dikembalikan pada pengantin laki-laki, ini melambangkan awal dan akhir yang baik dari pernikahan. Selain itu, masyarakat beranggapan bahwa buah kelengkeng merupakan lambang dari mata menantu laki-laki, maka hadiah ini harus dikembalikan.

Pengembalian sebagian dari barang-barang seserahan ini dilakukan juga sebagai tanda bahwa setelah menikah, orangtua pihak perempuan masih memiliki andil dalam kehidupan rumah tangga anaknya. Karena, apabila keluarga perempuan mengambil seluruh barang yang ada, artinya mereka menyerahkan pengantin pengantin perempuan sepenuhnya pada keluarga laki- laki dan tak akan ada hubungan lagi antara si pengantin perempuan dengan keluarganya, keluarga perempuan tidak bisa turut campur dalam keluarga pengantin perempuan. Selain itu juga berarti pihak keluarga perempuan tidak memiliki sopan santun (“Chinese”, par. 8).

Selain mengembalikan barang-barang seserahan dari pihak laki-laki, keluarga perempuan juga memberikan balasan pada keluarga laki-laki, antara lain (“Betrothal”, par. 14):

a) Manisan seperti permen atau cokelat.

b) Berbagai keperluan laki-laki seperti celana melambangkan keberuntungan dalam bahasa Kanton yang berarti istri akan membawa keberuntungan bagi suami, sabuk melambangkan “kantung” dalam bahasa Kanton yang berarti saku akan selalu terisi. Kemudian ada pakain, pakaian dalam, sapu tangan, dasi, topi dan sebagainya. Dengan menerima dan bertukar hadiah, itu berarti kedua keluarga tersebut akan selalu tetap berhubungan.

Kemudian pihak keluarga laki-laki akan meletakkan hadiah dari pihak keluarga perempuan di atas altar sembahyangan dewa dan leluhur mereka dengan maksud memberitahukan bahwa keluarga asing tersebut sekarang telah menjadi keluarga dekat.

(38)

58

Universitas Kristen Petra

- Memilih hari pernikahan

Selanjutnya pihak keluarga laki-laki kembali meminta bantuan mak comblang untuk mempersilahkan pihak keluarga perempuan memilih hari pernikahan. Masyarakat pada jaman dahulu member sebutan tahapan ini dengan “memilih hari”. Yang dimaksud dengan “mempersilahkan” di sini sebenarnya merupakan kata rendah hati, karena pihak laki-lakilah yang menetapkan hari pernikahan, baru setelah itu memberitahukan pada keluarga pihak perempuan. Tetapi dalam prakteknya, sebagian masyarakat menjalankan sesuai dengan sebutan “mempersilahkan”. Hal ini disebabkan karena mereka harus menghindari masa haid calon pengantin perempuan karena pengantin yang baru menikah diharapkan bisa segera hamil. Selain itu, ada juga pasangan laki-laki dan perempuan yang sama-sama mencari suhu untuk menentukan hari pernikahan yang baik bagi mereka. Orang jaman dahulu beranggapan bahwa jika melaksanakan pernikahan pada saat yang tepat, maka akan mendapatkan hasil yang baik. Yang terpenting adalah memilih hari dan waktu pernikahan yang baik, penjemputan pengantin wanita yang cocok, serta siapa saja yang yang ikut menjemput pengantin perempuan. Inti utama dalam peramalan tetap sama, yaitu dengan melihat ba zi dan juga shio. Pertama-tama adalah memilih hari dan waktu yang baik. Masyarakat pada umumnya memilih bulan dan hari yang kembar atau genap, misalnya tanggal 2 bulan 2, tanggal 4, bulan 8, tanggal 6 bulan 6, dan sebagainya. Tetapi dalam memilih bulan pernikahan tidak boleh melanggar pantangan shio calon pengantin laki-laki dan perempuan.

Dalam waktu 1 tahun, 1 rumah tidak boleh mengadakan pernikahan sebanyak dua kali. Ada juga yang mempercayai untuk tidak menikah di tahun yang merupakan tahun dari shio calon mempelai laki-laki dan perempuan dengan tujuan untuk menghindari hal-hal jelek menimpa diri mereka. Dengan kata lain, kedua belah pihak tidak akan menikah dikala usia mereka mengunjak usia 24, 36, 48 tahun, dan seterusnya. Mereka juga mempercayai bahwa apabila saudara dekat mereka ada yang baru meninggal, maka mereka tidak boleh melangsungkan pernikahan dalam kurun waktu satu tahun.

Referensi

Dokumen terkait

Sistem reproduksi vertebata jantan terdiri atas sepasang testis, saluran reproduksi jantan, kelenjar seks asesoris (pada mamlia) dan organ kopulatoris

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Poernomo (2009) dari Universitas Diponegoro yang melakukan penelitian tentang Analisis Pengaruh

Perencanaan pajak dan kepemilikan manajerial dengan transparansi perusahaan sebagai pemoderasi secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan dalam mempengaruhi

Stroke adalah suatu penyakit defisit neurologis akut yang disebabkan oleh Stroke adalah suatu penyakit defisit neurologis akut yang disebabkan oleh gangguan pembuluh

Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara kepemilikan asing dan rasio pajak pada perusahaan menengah dan kecil, hal ini berbeda dengan pada

Dalam menghadapi situasi baru yang belum pernah terjadi  nilai kemungkinan obyektif tidak bisa diperoleh  dipakai konsep nilai. kemungkinan lain yang dapat menerangkan

(1) Kepala Bidang Kepemudaan mempunyai tugas membantu Kepala Dinas melalui Sekretaris melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis dan pelaksanaan Bidang

Sholeh Tuban" dibawah naungan UD Budi Karya, mayoritas beragam produk Batik Tulis Gedog Tuban produksi secara handmade (tulis) dan sebagian lainnya diproduksi