• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Dituliskan Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Jurusan Manajemen Pendidikan Islam

Oleh:

LIZATUL MARDIA NIM. 14 131 025

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BATUSANGKAR

2018M/1439H

(2)
(3)

vii Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar tahun 2018.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah pegawai yang kurang kemampuannya dalam menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya, masih ada pegawai yang dalam jam bekerja berbicara dengan rekan kerjanya, dan ada juga pegawai yang datangnya tidak tepat waktu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat apakah terdapat pengaruh yang signifikan total quality management terhadap kinerja pegawai di SMPN 2 Sungai Tarab. Penelitian ini ditujukan kepada pegawai di SMPN 2 Sungai Tarab.

Jenis Penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah angket tertutup dengan skala likert.Alternatif jawabannya adalah “selalu, sering, kadang-kadang, jarang, dan tidak pernah”.Analisis data yang digunakan adalah regresi sederhana dan pengolahan data penelitian menggunakan bantuan SPSS18 for windows. Populasi dalam penelitian ini adalah 8 orang pegawai, yang dijadikan sampel penelitian keseluruahan dari populasi yang ada.

Berdasarkan hasil penelitian ini bahwa terdapat pengaruh yang signifikan anatara Total Quality Management terhadap Kinerja Pegawai dimana hasil hitungan statistik menunjukkan persentase total quality management 37,5 ℅ pada kategori cukup sedangkan persentase kinerja pegawai sebesar50 ℅ pada kategori kurang sekali. Persamaan regresi sederhana adalah Y = 1614,163 + (-371). Hasil pengujian hipotesis ditemukan bahwa rxy=0,831 Dengan taraf signifikan uji T sebesar 1,860, rhitung=0,831 artinya Rhitung lebih besar dari pada Rtabel kesimpulannya bahwa Total Quality Management berpengaruh terhadap kineja pewagai maka Ha diterima dan Ho ditolak dimana hitungan statistik sehingga dapat dinyatakan bahwa “terdapat pengaruh yang signifikan antara total quality management terhadap kinerja pegawai di SMPN 2 Sungai Tarab”.

(4)
(5)
(6)
(7)

x

PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii

PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI... iv

BIODATA... v

PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI... . x

DAFTAR TABEL... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I ... 1

PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 5

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Batasan Masalah... 7

D. Perumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat dan Luaran Penelitian...7

(8)

xi

1. Total Quality Management ... 9

a. Pengertian Mutu ... 9

b. Pengertian Total Quality Management ... 10

c. Prinsip-prinsip Total Quality Management ... 16

d. Manfaat Total Quality Management ... 20

e..Pelaksanaan Total Quality Management ...20

f. Karaekteristik total quality management...25

2. Kinerja Pegawai ... 28

a. Pengertian Kinerja Pegawai ... 28

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja Pegawai...34

c. Upaya peningkatan kinerja...37

d.Penilian kinerja pegawai ...38

B. Penelitian yang Relevan ... 40

C. Kerangka Berfikir... 42

D. Hipotesis Penelitian... 43

BAB III ... 44

METODE PENELITIAN... 44

A. Jenis penelitian ... 44

B. Tempat dan waktu penelitian... 44

C. Populasi dan Sampel... 46

D. Definisi Operasional ...47

(9)

xii

BAB IV... 55

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...55

A. Deskripsi Data...55

B. Pengujian Persyaratan Analisis...60

C. Pengujian Hipotesis...63

D. Pembahasan ...71

BAB V...75

PENUTUP...75

A. Kesimpulan...75

B. Saran ...76 DAFTAR PUSTAKA

(10)

Gambar 4.2 : Kinerja pegawai ... 60 Gambar 4.3 : Normal P-P Plot Of Regression Standardized Residual ... 62

(11)

xiii Tabel 3.3 : Kisi-Kisi Instrumen total quality management kinerja pegawai . 48

Tabel 3.4 : Skor jawaban berdasarkan Skala likert... 50

Tabel 3.5 : Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefesien Kolerasi ... 52

Tabel 4.1 : Deskripsi data penelitian ... 55

Tabel 4.2 : Total Quality Management ... 56

Tabel 4.3 : Persentase Total Quality Management ... 56

Tabel 4.4 : Deskripsi kinerja pegawai... 58

Tabel 4.5 : Kinerja pegawai Deskriptive Statistics ... 58

Tabel 4.6 : Persentase kinerja pegawai ... 59

Tabel 4.7 : Hasil Uji Normalitas Data Npar Tests ... 61

Tabel 4.8 : Hasil Uji Linearitas... 63

Tabel 4.9 : Pengujian Hipotesis ... 64

Tabel 4.10 : Hasil Uji Sumbangan Efektif X ... 65

Tabel 4.11 : Uji T... 66

Tabel 4.12 :Perhitungan untuk memperoleh angka indeks pengaruh total quality management (X) dan kineja pegawai (Y) ... 67

Tabel 4.13 : Tabel R square ... 70

Tabel 4.14 : ... 71

(12)

1

pelaksana pendidikan formal terdepan dengan berbagai potensi pegawai, baik itu didalam bidang kinerja dari pegawai yang ada di sekolah tersebut untuk meningkatkan mutu dari pendidikan tersebut dan juga meningkatkan pemahaman pegawai dalam mengajarkan bahan yang akan diajarkan kepada peserta didiknya nanti, Agar dapat memanfaatkan kinerja yang dimiliki oleh pegawai dalam memberikan motivasi kepada siswa tersebut.

Mengingatkan peranan penting pendidikan dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, pemerintah telah mengupayakan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional, melalui dengan lahir UU NO 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang mengamanatkan pembiayaan pendidikan 20% dari APBN. Ini merupakan salah satu langkah pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.

Pendidikan nasional erat kaitannya dengan pendidikan di sekolah dimana untuk meningkatkan mutu pendidikan tersebut diperlukan kerja sama dari berbagai komponen sekolah yang meliputi kepala sekolah, guru, pegawai, siswa, komite dan masyarakat. Mutu pendidikan di sekolah dapat dikatakan maju apabila tersedianya sarana dan prasarana yang memadai, tersedianya pendidik dan tenaga kependidikan yang kompeten dan profesional, input disekolah itu sendiri (calon peserta didiknya), lingkungan sekolah yang kondusif, adanya kontribusi dan partisipasi dari seluruh elemen pendidikan, prestasi akademik dan non akademik dari siswa dan yang paling penting untuk menuju sekolah yang berkualitas.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi menyebabkan perubahan pada pola hidup masyarakat. Perubahan tersebut pada akhirnya akan mempengaruhi pula pada tuntutan kinerja pegawai.

Hal ini memberikan dampak terhadap kualitas sebuah kinerja pegawai.

Kualitas dan kelangsungan hidup kinerja pegawai sangat bergantung pada

(13)

kemampuan pegawai dalam menghadapi perubahan-perubahan tersebut.

Dengan perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi yang makin canggih, kinerja pegawai mendapatkan sebuah tantangan dan peluang di mana untuk mengembangkan kinerjanya serta meningkatkan daya saing pada pelayanan jasainformasi.

Untuk menghadapi tantangan dan peluang tersebut dibutuhkan sebuah konsep manajemen yang dapat merespon terhadap perubahan yang ada. Segala usaha pencapaian tujuan kinerja dengan memanfaatkan sumber daya manusia, informasi, ilmu pengetahuan, sistem, sumber dana, sarana prasarana, dan sumber daya lain dengan memperhatikan fungsi, peran dan keahlian. Dalam hal ini, untuk mencapai tujuan kinerja diperlukan sumber daya manusia dan non manusia ini perlu dikelola melalui proses manajemen.

Kinerja pegawai dapat dilihat dari seberapa baik kualitas pekerjaan yang dihasilkan, tingkatkujujuran dalam berbagai situasi, inisiatif dan prakarsa memunculkan ide-ide baru dalam pelaksanaan tugas, sikap karyawan terhadap pekerjaan dalam (suka atau tidak suka, menerima atau menolak), kerja sama dan keandalan, pengetahuan dan tanggung jawab, pemanfaatan waktu serta pemanfaatan waktu secara efektif. Dari indikator tersebut menunjukkan bahwa standar kinerja merupakan suatu bentu kualitas atau patokan yang menunjukkan adanya jumlah dan mutu kerja yang harus dihasilkan pegawai meliputi: pengetahuan, keterampilan, sistem penempatan dan unit variasi pengalaman, kemampuan praktis, kualifikasi, hasil pekerjaan, dan pengembangan (Supardi, 2013:49).

Kinerja merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk melaksanakan, menyelesaikan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan harapan dan tujuan yang telah ditetapkan. Hasil kerja seseorang dalam periode tertentu merupakan prestasi kerja, bila dibandingkan dengan target/sasaran, standar, kriteria yang telah ditentuakn terlebih dahulu dan telah disepakati bersama ataupun kemungkinan-kemungkinan lain dalam suatu rencana tertentu (Supardi, 2013, hal. 45).

(14)

Bagi suatu lembaga pendidikan atau sekolah, kinerja pegawai sangat diperlukan di lembaga pendidikan karena dengan adanya kinerja dari pegawai tersebut bisa meningkatakan atau mengembangkan nama pendidikannya di luar sana dengan prestasi atau kinerja yang telah di raih oleh pegawai yang ada di sekolah tersebut. Sumber daya manusia (SDM), dalam hal ini adalah pegawai yang merupakan aset pendidikan yang paling mahal dibandingkan yang aset-aset yang lainnya.

Karena SDM merupakan penggerak dari suatu organisasi atau instansi pendidikan, agar pegawai dapat bekerja sesuai dengan yang diharapkan, maka dalam diri seorang pegawai harus ada motivasi untuk meraih segala sesuatu sesuai dengan keinginan dan kebutuhan dari pegawai tersebut dalam pencapaian presatsi di dalam bidang masing- masing. Apabila semangat kerja menjadi tinggi maka semua pekerjaan yang diberikan tidak terasa begitu berat karena telah terlatih dan mampu mengerjakannya.

Sekolah sebagai lembaga pendidikan terikat akan norma dan budaya yang mendukung sebagai suatu sistem nilai. Sekolah merupakan instansi yang spesifik dari perangkat fungsi-fungsi yang mendasar dalam melayani masyarakat. Keberhasilan dalam menciptakan sekolah yang bermutu akan memberikan kontribusi terhadap keberhasilan pendidikan, yang selanjutnya akan meningkatkan profil sumber daya manusia yang akan menjadi modal utama untuk berdaya saing diarea globalisasi.

Pada dasarnya, setiap lembaga pendidikan atau sekolah menginginkan memiliki mutu yang tinggi dan unggul. Untuk mewujudkan mutu pendidikan yang unggul, lembaga pendidikan harus menerapkan dan melaksanakan Total Quality Management (TQM) atau dalam bahasa Indonesia biasa dikenal dengan istilah manajemen mutu terpadu (MMT).

Total Quality Management merupakan suatu usaha keras yang membutuhkan kerja sama dari semua instansi atau suatu lembaga pendidikan, terkait perwujudan mutu pada lembaga pendidikan atau sekolah. Pada awalnya, total quality management (TQM) berasal dari

(15)

dunia bisnis dan diterapkan khusus dalam dunia perusahaan saja, tetapi seiring dengan berjalannya waktu, Total Quality Management juga diterapkan pada dunia pendidikan atau sekolah. Bagi suatu pendidikan atau sekolah, mutu merupakan agenda terpenting dan memang seharusnya diupayakan serta diwujudkan. Untuk mewujudkan perubahan inilah, lembaga pendidikan atau sekolah memerlukan tenaga pendidikan yang memiliki kinerja dan berkualitas tinggi yang akan dikelola memalui manajemen sumber daya manusia (MSDM ).

Total Quality Management (TQM) ialah suatu pendekaan dalam usaha memaksimalkan daya saing melalui perbaikan terus menerus atas jasa, manusia, produk dan lingkungan. Di dalam Total Quality Management terdapat serangkaian usaha untuk memaksimalkan semua fungsi organisasi dalam falsafah holitis yang dibangun berdasarkan konsep mutu, kerja tim, efektivitas, dan potensi serta kepuasaan pelanggan. Ini menunjukkan bahwa TQM merupakan suatu sistem yang menyangkut mutu sebagai strategi usaha dan berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota organisasi. Di dalam total quality management yang diutamakan pertama total. Total TQM merupakan strategi organisasional menyeluruh yang melibatkan semua jenjang dan jajaran manajemen dan karyawan, bukan hanya mengguna akhir dan pembeli eksternal saja, melainkan pula pelanggan internal, pemasok, bahkan personalia pendukung.

Namun ada beberapa kendala yang penulis lihat dari kinerja pegawai, yaitu adanya sebagian pegawai yang kurang mampu menyelesaikan tugasnya. Seperti ada sebagian pegawai yang tidak menyiapakan tugasnya tepat pada waktu yang telah ditentukan, dan pegawai akan melaksanakan tugasnya secara tersgesa-gesa dan lain-lain.

Berdasarkan hasil wawancara yang didapatkan dilapangan dari kepala sekolah SMPN 2 Sungai Tarab, hari senin tanggal 22 januari tahun 2018. Beliau mengatakan bahwa kinerja pegawai yang ada di SMPN 2 Sungai Tarab masih kurang, masih rendah atau belum maksimal. Jadi

(16)

disini Peneliti menemukan permasalahan-permasalahan atau kendala- kendala baik yang datangnya dari pegawai yang ada di SMPN 2 Sungai Tarab bahwa kinerja pegawai yang belum optimal dan maksimal.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah kualitas kinerja pegawai dapat dimaksimalkan setelah melakukan pelatihan dan dapat memuaskan hasil yang lebih baik lagi untuk kedepannya.

Masih terlihat masalah penegakkan kedisplin, yang menimbulkan prilaku atau kebiasaan yang tidak baik bagi sebagian personil dalam menjalankan aturan yang telah dibuat. Hal tersebut dapat terlihat dari kebiasaan sebagian personel yang dalam bekerja masih juga tertawa dan banyak waktu bercanda, yang seharusnya waktu tersebut dimanfaatkan untuk melakukan pekerjaan yang diembankan kepada mereka, dan adanya personil sekolah yang datang terlambat dan pulangnya lebih cepat juga dari waktu yang telah ditentukan.

Inilah yang menjadi ketertarikan peneliti untuk menjadikan obyek penelitian di Sekolah SMPN 2 Sungai Tarab.Peneliti juga tertarik dengan pengelolaan manajemen sekolah melalui pengaruhTotal Quality Management. Total Quality Management atau manajemen mutu terpadu merupakan manajemen fungsional dengan pendekatan yang secara terus menerus difokuskan pada peningkatan kualitas, agar produknya sesuai dengan standar kualitas dari yang diinginkan masyarakat sebagai tugas pelayanan umum (public service) dan pembangunan masyarakat (community development) (Nawawi, 2005 :78).

Kinerja yang baik di SMPN 2 Sungai Tarab seharusnya juga mengahsilkan kinerja pegawai yang baik pula. Namun dari observasi yang dilakukan oleh peneliti masih terlihat pegawai yang berbincang-bincang dengan rekannya pada saat jam kerja berlangsung. Dan masih terlihat pegawai yang terlambat masuk jam kerja. SMPN 2 Sungai Tarab menerapkan jam masuk kerja pada jam 07.30 WIB, namun pada kenyataannya masih ada pegawai yang datang terlambat dari jam yang telah ditentukan. Dan juga terlihat masih ada pegawai yang keluar dari

(17)

ruangan dijam kerja, yang menandakan masih kurang disiplin pegawai yang merupakan salah satu aspek yang dinilaidalam kinerja pegawai.

pegawainya dan masih ada juga pegawai yang datangnya terlambat.

Namun dari hasil observasi sementara terdapat beberapa orang pegawai yang masih melanggar peraturan sekolah, seperti datang terlambat, pulang sebelum waktunya, kemudian berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 22 januari 2018 bahwa masih ada juga pegawai yang meninggalkan pekerjaanya demi keprntingan pribadi, bisa dikatakan hampir setiap hari ada pegeawai yang datang terlambat, dalam melakukan pekerjaan yang yelah diperintahkan oleh kepala sekolah sesuai dengan fungsinya masih belum optimal dalam bekerja.

Yang mana disini pegawai yang ada di SMPN 2 Sungai Tarab yang enggan membantu kesulitan teman sejawat, baik itu berkaitan dengan persoallan pribadi maupun persoalan pekerjaan. Para personil kesannya mementingkan individualnya saja agar cepat selesai dan pulang segera tanpa menghiraukan teman yang lain. Padahal tolong menolong dan kerja sama yang baik itu akan melahirkan etos kerja yang optimal dalam menjalankan dan mengerjakan program-program kerja yang ada dalam organisasi sekolah tersebut.

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara awal yang peneliti lakukan dengan kepala sekolah pada 22 Januari 2018 di SMPN 2 Sungai Tarab, peneliti menemukan bahwa kinerja pegawai tersebut kurangmemuaskan atau belum di kategorikan baik, sehingga sudah diterapkan perubahan dalam pengelolaan yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja pegawai sesuai dengan visi misi dan tujuan dari lembaga pendidikan. Berdasarkan fenomena diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul” Pengaruh Total Quality Management terhadap kinerja pegawai di SMPN 2 Sungai Tarab”.

(18)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan paparan latar belakang masalah diatas, masalah- masalah yang muncul anatara lain :

1. Kurangnya kinerja pegawai di SMPN 2 Sungai Tarab ?

2. pengaruh total qaulity management terhadap kinerja pegawai di SMPN 2 Sungai Tarab ?

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka penulis membatasi permasalahan yang akan diteliti yaitu “Pengaruh Total Quality Management terhadap Kinerja Pegawai di SMPN 2 Sungai Tarab”.

D. Perumumusan Masalah

Berdasarkan batasan rumusan masalah diatas dapat diketahui tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana kinerja pegawai di SMPN 2 Sungai Tarab.

2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Total Qaulity managemnt terhadap kinerja pegawai di SMPN 2 Sungai Tarab.

E. Tujuan Penelitian

Adapun berdasarkan rumusan masalah diatas dapat diketahui tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana kinerja pegawai di SMPN 2 Sungai Tarab.

2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Total Quality Management terhadap kinerja pegawai di SMPN 2 Sungai Tarab.

F. Manfaat Penelitian dan Luaran Penelitian

Sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian yang telah dirumuskan diatas, maka kegunaan penelitian ini antara lain adalah sebagai berikut :

(19)

1. Secara Teoritis

Hasil penelitian dapat menghasilkan konsep mengenai pengaruh total quality management terhadap kinerja pegawai di SMPN 2 Sungai Tarab.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis hasil penelitian ini berguna untuk :

a. Hasil penelitian ini dapat memberikan masalah bagi lembaga maupun instansi pendidikan, khususnya pada sekolah yang kaitannya dengan pengaruh total quality management terhadap kinerja pegawai di SMPN 2 Sungai Tarab.

b. Sebagai bahan informasi terhadap lembaga-lembaga lain tentang pengaruh total quality management terhadap kinerja pegawai.

c. Bagi kepala sekolah dan pegawai dapat dijadikan rujukkan dalam upaya mengembangkan kualitas dan kinerja dirinya di lembaga tempat mereka bertugas.

(20)

9 1. Total Quality Management

a. Pengertian mutu

Menurut J.M Juran mutu adalah kesesuaian dengan tujuan atau manfaatnya. Sedangkan menurut Deming, mutu harus bertujuan memenuhi kebutuhan pelanggan sekarang dan masa depan (Hadis dan Nurhayati, 2014:85). Sesuatu dianggap bemutu apabila sesuai dengan tujuan atau manfaat yang telah ditentukan serta dapat memberikan kepuasan dan kebutuhan pelanggan baik untuk sekarang maupun masa yang akan datang.

Dalam konteks pendidikan, penegertian mutu mencakup input, proses, dan output pendidikan. Pengertian mutu secara umum adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh dari bidang atau jasa yang menunjukkan dalam kemampuan memuaskan yang diharapkan atau tersirat. Dalam konteks pendidikan, pengertian mutu mutu mencakup input, proses, dan output pendidikan (Zahroh,2014:55).

Menurut Sallis peneingkatan mutu menjadi semakin penting bagi institusi yang digunakan untuk memperoleh kontrol yang lebih baik melalui usaha sendiri. Kebebasan yang baik harus disesuaikan dengan akuntabilitas yang baik.institus- institusi harus mendemostrasikan bahwa mereka mampu memberikan pendidikan yang bermutu pada pada peserta didik.

Mutu merupakan suatu hal yang membedakan anatara yang baik dan sebaliknya. Hal tersebut berarti mutu dalam sekolah merupakan sesuatu hal membedakan antara kesuksesan dan kegagalan. Mutu merupakan masalah pokok yang akan menjamin perkembangan sekolah dalam meraih status di tengah-

(21)

tengah persaingan dunia pendidikan yang makin keras (Edward,2006:30).

Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa yang di maksud mutu adalah gambaran atau karakteristik menyeluruh dari barang atau jasa yang menunjukkan kemampuanya dalam memuaskan kebutuhan yangdiharapkan.

b. Pengertian Total Quality Management

Istilah Total Quality Management (TQM) atau Manajemen Mutu Terpadu (MMT) pertama kali lahir sebagai bentuk respon terhadap munculnya persoalan krisis produktifitas. Fenomena ini pertama kali mencuat di dunia industri yang melibatkan Negara- negara industri terutama di Jepang dan Amerika pada tahun 1970- an dan 1980-an. Pada saat itu terjadi banjir barang buatan Jepang di pasar Amerika dan Kanada.

Sementara itu, di Amerika Utara berada dalam periode dengan inflasi tinggi dan pengangguran yang tinggi.Para analis menduga bahwa sumber terjadinya pengangguran yang tinggi adalah karena krisis produktifitas.Oleh karena itu, pemecahanya disarankan untuk meningkatkan produktifitas. Akan tetapi, persoalanya ternyata tidak sesederhana itu, karena unsur pembentuk produktifitas yang terdiri dari input dan output dari proses banyak jenisnya (Syilviana dan Rivai, 2010 : 477).

Menurut edward sallis (2010:73) TQM adalah sebuah filosofi tentang perbaikan secara terus menerus, yang dapat memberikan seperangkat alat praktis kepada setiap institusi pendidikan dalam memenuhi kebutuhan, keinginan, dan harapan para pelanggannya, saat ini dan untuk masa yang akan datang.

TQM adalah suatu keinginan untuk selalu mencoba mengerjakan segala sesuatu dengan selalu baik sejak awal. Kata “total”

(terpadu) dalam tqm menegaskan bahwa setiap orang yang berada

(22)

di dalam organisasi harus terlibat dalam upaya melakukan peningkatan secara terus menerus.

Memurut Sallis (2011), konsep TQM menekankan pada pencarian secara konsisten terhadap perbaikan yang berkelanjutan untuk mencapai kebutuhan dan kepuasan pelanggan. Sementara Permadi menyebutkan bahwa dalam pendidikan, filosofi TQM berati bahwa untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, budaya kerja yang mantap harus terbina dan berkembang dengan baik dengan diri seluruh karyawan yang terlibat dalam pendidikan. Motivasi, sikap, kemauan, dan dedikasi, untuk memenuhi kebutuhan pelanggan adalah bagian terpenting bari budaya kerja itu (Permadi, 1998).

Menurut Edward Sallis (1993) telah mencoba mengadopsi masalah mutu dalam dunia ekonomi dan bisnis kedalam pendidikan dengan melakukan penyesuaian-penyesuaian yang diperlukan sesuai dengan karakteristik yang dimiliki dunia pendidikan khususnya persekolahan. Insitusi yang efektif memerlukan strategi yang kuat dan maksud tertentu untuk menghadapi suasana kompetitif dan orientasi dimasa sekarang, insitusi memerlukan proses pengembangan strategi kualitas, antara lain : (a) misi yang jelas dan tertentu, (b) menfokuskan kustomer secara jelas, (c) strategi untuk pencapaian misi, (d) melibatkan semua kostomer, baik internal maupun eksternal, didalam pengembangan strategi, (e) penguatan staff dengan menggerakkan penghalang dan bantuan untuk membuat konstribusi maksimal terhadap insitusi melalui pengembangan kelompok kerja yang efektif, (f) penilaian dan evaluasi ke- efektifan insitusi menghadapi tujuan yang diharapkan oleh kustomer.

Menurut bounds dalam mulyadi,(1998:10), total quality management (TQM) adalah suatu sistem manajemen yang

(23)

berfokus pada kepada orang atau pelanggang yang bertujuan untuk meninggkatkan secara berkelanjutan kepuasan customers pada biaya sesungguhnya yang secara berkelanjutan terus menerus.

Dalam pendidikan, filosofi TQM bearti bahwa untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, maka budaya kerja yang mantap harus terbina dan berkembang dengan baik dengan diri seluruh karyawan yang terlibat dalam pendidikan. Motivasi, sikap, kemauan dan dedikasi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan adalah bagian terpenting dari budaya kerja itu.

Menurut mulyasa (2012:177), Konsep total quality management dalam pendidikan memandang bahwa lembaga pendidikan merupakan industri jasa dan bukan sebagai proses produksi. TQM dalam hal ini tidak membicarakan permasalahan masukkan (peserta didik) dan keluaran (lulusan), tetapi mengenai pelanggan yang mempunyai kebutuhan dan cara memuaskan pelanggan tersebut. Sehingga dapat dikatakan bahwa TQM memandang produk usaha pendidikan sebagai jasa dalam bentuk pelayanan yang diberikan oleh pengelola pendidikan beserta seluruh karyawan kepada para pelanggan sesuai dengan standar mutu tertentu. Adanya pendapat yang menyatakan lulusan merupakan produk pendidikan pada kenyataannya memiliki kelemahan-kelemahan yang mendasar.

Memahami kutipan tersebut, dapat di kemukakan bahwa pendidikan yang bermutu tidak dapat hanya dilihat dari kualitas lulusanya, tetapi juga mencakup bagaimana lembaga pendidikan mampu memenuhi kebutuhan pelanggan sesuai dengan standar mutu yang berlaku. Pelanggan dalam hal ini adalah pelanggan internal (karyawan dan guru) serta pelanggan eksternal (siswa, orang tua siswa, masyarakat dan pengguna lulusan).

(24)

Menurut Goestsh dan Davis dalam Tjiptono, seperti dikutip oleh La Rajab (2004:66) mengemukakan bahawa total quality manajemen (TQM) dapat ditinjau dai 2 aspek yitu :

1) Total Quality Manajemen (TQM) didefinisikan seabagai suatau pendekatan dalam menjalankan usaha, dengan upaya memaksimalkan daya saing melalui penyempurnaan terus menerus atas prodak, jasa, manusia, proses dan lingkungan organisasi.

2) Menyangkut cara penyampaian, dan berkaitan dengan lingkungan, dan berlaiatan dengan sepuluh karakteristik yang terdiri atas : (1), fokus pada pelanggan, (2), berobsesi tinggi pada kualitas, (3), menggunakan pendekatan ilmiah, (4), memiliki komitmen jangka panjang, (5), kerja sama tim, (6), menyempurnakan kualitas secara berkesimambungan, (7), menerapkan kebebesan secara terkendali, (8), memiliki kesatuan tujuan, (9), melibatkan dan memberdayakan karyawan.

Menurut mears ((2011: 91 ), TQM sebagai suatu sistem yang dilaksanakan dalam jangka panjang dan terus menerus untuk memuaskan konsumen dengan meningkatkan kualitas produk perusahaan. TQM memiliki tujuan perbaikan kualitas teru menerus, disesuaikan dengan perubahan yang menyangkut kebutuhan, keinginn dan selera konsumen.

Menurut lewis dan smith (2011: 91-92 ), terdapat empat pilar penerapan TQM yaitu :

a) Kepuasan konsumen

Untuk dapat memberikan kepuasan kepada konsumen, langkah awal yang harus dilakukan, yaitu mengidentifikasi

(25)

siapa pelanggan perusahaan, apa kebutuhan, dan keinginan mereka.

b) Perbaikan terus menerus

Konsumen akan selalu mengalami dinamika seiring lingkungan bisnis yang terus mengalami perubahan harus mampu mengikuti gerak perubahan kebutuhan dan keinginan konsumen.

c) Hormat / respek terhadap setiap orang

Setiap orang dalam organisasi merupakan inividu yang memiliki kontribusi bagi pencapaian kualitas yang diharapkan, oleh karena itu setiap orang dalam organisasi harus diperlakukan dengan baik dan diberi kesempatan untuk berpartisipasi aktif dalam pengambila keputusan.

d) Manajemen berdasarkan fakta

Setiap keputusan yang diambil akan memberikan hasil yang memuaskan jika didasarkan pada data dan informasi yang objektif, lengkap, dan akurat.

Total Quality Management merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus menerus atau produk, tenaga kerja, proses, dan lingkungannya. Untuk mencapai usaha tersebut digunakan sepuluh unsur utama TQM yaitu, fokus pada pelanggan, obsesi pada kualitas, pendekatan ilmiah, komitmen jangka panjang, kerja sama tim, perbaikan berkesinambungan, pendidikan dan latihan, kebebesan yang terkendali, kesatuan tujuan dan keterlibatan serta pemberdayaan karyawan.

Menurut ( goetch dan davis, 1994 ) mengungkapkan sepuluh unsur utama (karakteristik) total quality management sebagai berikut:

(26)

1) Fokus pada pelanggan

Dalam organisasi TQM, konsumen internal dan konsumen eksternal merupakan kekuatan pendorong aktivitas organisasi. Konsumen eksternal menentukan kualitas produk yang merka terima, edangkan konsumen internal berperan dalam menentukan kualitas SDM, proses, dan lingkungan yang berhubungan dengan produk yang dihasilkan.

2) Obsesi terhadap kualitas

Obsesi untuk memenuhi atau melebihi kualitas yang telah ditentukan konsumen, dengan melibatkan aktif semua pihak yang terlibat.

3) Pendekatan ilmiah

Segala aktivitas organisasi TQM terutama menyangkut desain pekerjaan, proses pengambilan keputusan, dan pemecahan masalah harus didasarkan pada kaidah ilmiah yang bisa dipertanggungjawabkan dan terima semua pihak yang terlibat.

4) Komitmen jangka panjang

Komitmen jangka panjang dari seluruh elemen organisasi sangat diperlukan untuk mengadakan perubahan budaya agar penerapan TQM bisa berjalan baik.

Manajemen puncak merupakan pendorong proses pengembangan kualitas, penciptaan nilai, tujuan dan sistem.

5) Kerja sama tim

Dalam organisasi TQM, keberhasilan hanya akan dicapai jika ada kerja sam antar elemen internal organisasi maupun dengan pihak eksternal organisasi.

6) Pendidikan dan latihan

Dalam persaingan global yang diwarnai berbagai perubahan, kualitas total hanya bisa dicapai jika para

(27)

pekerja memiliki keahlian dan keterampilan yang tinggi.

Pelatiahan yang diberikan harus merupakan pelatihan yang bersifat dinamis, fleksibel, dan bisa mendorong kreativitas pekerja.

7) Kebebasan yang terkendali

Dalam organisasi TQM, para pekerja diberi kesempatan luas untuk turut serta dalam proses pengambilan keputusan dan pemecahan masalah.

8) Perbaikan sistem secara berkesinambungan

Setiap produk yang dihasilkan organisasi selalu melalui tahapan / proses tertentu di dalam suatu sistem / lingkungan, oleh karena itu sistem yng ada perlu terus di perbaiki agar selalu mendukung upaya pencapaian kualitas.

9) Kesatuan tujuan

Segala aktifitas seluruh elemen dalam organisasi TQM harus mengarah pada satu tujuan yang sama. Akan tetapi, kesatuan tujuan ini bukan berarti harus selalu persetujuan / kesepakatan antara pihak manajemen dan pekerja mengenai upah dan kondisi kerja.

10) Adanya keterlibatan dan pemberdayaan pekerja

Para pekerja merupakan sumber daya sangat berharga bagi organisasi. Pemberdayaan terhadap para pekerja dapat diartikan sebagai pemberian wewenang dan kekuasaan kepada mereka dalam pengambilan keputusan, kontrol terhadap pekerjaan mereka, dan kemudahan dalam memuaskan konsumen.

Manajemen mutu terpadu sebagai strategi pendekatan manajemen mutu total (total quality management strategy) dikembangkan oleh Juran dan Deming (1986:78). Konsep ini diterapkan di sekolah melalui sistem akreditasi (accreditation

(28)

system). Sekolah menggunakan standar standar pelayanan minimal, sedangkan perguruan tinggi dikembangkan standar Reliability, assurance, tangibility, empathy, responsiveness atau RATER. TQM menerapkan metode kuantitatif dan pengetahuan kemanusiaan yang berlandaskan pada pemikiran kesisteman, yaitu:

a. Memperbaiki material dan jasa yang menjadi masukan pada organisasi

b. Memperbaiki seluruh proses penting dalam organisasi dan c. Memperbaiki upaya guna memenuhi kebutuhan para

pemakai produk dan jasa (customer) pada masa kini dan waktu yang akan datang.

Menurut creech (2011: 92-93)menyatakan bahwa agar penerapan TQM berhasil, empat kriteria berikut harus dipenuhi perusahaan yaitu :

a) Harus didasarkan atas kesadaran terhadap pentingnya kualitas.

b) Harus memiliki sifat kemanusian yang kuat yang tercerminkan pada cara pekerja diperlakukan, diikutsertakan dan diberi inspirasi.

c) harus didasarkan pada pendekatan desntralisasi dengan memberikan pemberdayaan dan keterlibatan para pekerja pada semua level.

d) Harus dilaksanakan secara menyeluruh yang melibatkan seluruh elemen perusahaan..

c. Prinsip Total Quality Managemen

Prinsip esensial dari Total Quality Management adalah upaya mengerjakan sesuatu dengan benar, dari sejak awal setiap waktu, serta memfokuskan pada spesifikasi apa yang diharapkan oleh pelanggan dan klien. Arti manajemen dalam Total Quality

(29)

Management(TQM) adalah mengharuskan setiap individu bertanggung jawab sesuai status, posisi dan peranannya dalam institusi pendidikan untuk memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapan masa sekarang dan masa yang akan datang secara berkelanjutan. (sagala,2004:39), dalam buku manajemen pendidikan islam, (prof. H. Baharuddin, dan makin, 2010:31-32).

Total Quality Management sebagai suatu konsep yang berupaya melaksanakan sistem manajemen kualitas kelas dunia, untuk itu diperlukan perubahan besar dalam budaya dan sistem nilai suatu organisasi.Menurut Hensler (dalam Christoper, 1993), ada empat prinsip utama dalam Total Quality Management.

Keempat prinsip tersebut adalah:

1) Kepuasan Pelangan

Dalam Total Quality Management, konsep mengenai pelanggan dan kualitas diperluas. Kualitas tidak lagi hanya bermakna kesesuaian dengan spesifikasi-spesifikasi tertentu, tetapi kualitas tersebut ditentukan oleh pelanggan.Pelanggan itu sendiri meliputi pelanggan internal dan eksternal.Kebutuhan pelanggan diusahakan untuk dipuaskan dalam segala aspek, termasuk didalamnya keamanan dan ketepatan waktu.Oleh karena itu segala aktivitas di dalam perpustakaan harus dikoordinasikan untuk memuaskan pelanggan.

2) Respek Terhadap Setiap Orang

Dalam perpustakaan yang kualitasnya kelas dunia, setiap staff perpustakaan dipandang sebagai individu yang memiliki talenta dan kreativitas tersendiri yang cepat dan tanggap.Dengan demikian perpustakaan merupakan sumber daya organisasi yang paling bernilai. Oleh karena itu setiap orang dalam organisasi diperlakukan dengan baik dan diberi kesempatan untuk terlibat dan berpartisipasi dalam tim pengambil keputusan.

(30)

3) Manajemen Berdasarkan Fakta

Setiap keputusan selalu didasarkan pada data, bukan sekedar pada perasaan (feeling).Ada dua konsep pokok berkaitan hal ini.Pertama, prioritisasi (prioritization) yakni suatu konsep bahwa perbaikan tidak dapat dilakukan pada semua aspek pada saat yang bersamaan, mengingat keterbatasan sumber daya yang ada.

Oleh karena itu dengan menggunakan data maka manajemen dan tim dalam perusahaan dapat memfokuskan usahanya pada situasi tertentu yang vital. Konsep kedua, variasi (variation) atau variabilitas kinerja manusia.Data statistik dapat memberikan gambaran mengenai variabilitas yang merupakan bagian yang wajar dari setiap sistem organisasi.Dengan demikian manajemen dapat memprediksi hasil dari setiap keputusan dan tindakan yang dilakukan.

4) Perbaikan Berkesinambungan

Agar dapat sukses, setiap perusahaan perlu melakukan proses secara sistematis dalam melaksanakan perbaikan berkesinambungan. Konsep yang berlaku disini adalah siklus PDCA (plan-do-chek-act), yang terdiri dari langkah-langkah perencanaan, pelaksanaan rencana, pemeriksaan hasil pelaksanaan rencana, dan tindakan korektif terhadap hasil yang diperoleh.

Sementara itu Taylor (dalam Fitriani, 2008; 23) mengemukakan prinsip Total Quality Management antara lain;

a) Customer-oriented (fokus pada konsumen) b) Leadership (kepemimpinan)

c) Strategy planning (perencanaan strategi)

d) Employee responsibility (keterlibatan semua orang) e) Constinuous improvement (perbaikan terus menerus) f) Cooperation (kerjasama)

(31)

g) Statistical methods (penggunaan metode-metode statistik) h) Training and education (pendidikan dan latihan)

d. Manfaat Total Quality Management

Manfaat Total Quality Management adalah memperbaiki kinerja manjerial dalam menggelola perusahaan agar dapat meningkatkan penghasilan perusahaan.Ada beberapa keuntungan pengendalian Total Quality Management atau mutu yang digambarkan ishikawa (1992) dalam bukunya, antara lain :

Pengendalian muu memungkinkan untuk membangun mutu setiap langkah proses produksi demi menghasilakn produk yang 100℅ bebas cacat.

1) Pengendalian mutu memungkinkan perusahaan menemukan kesalahan atau kegagalan sebelum akhirnya berubah menjadi musibah bagi perusahaan.

2) Pengendalian mutu menungkinkan desain produk mengikuti keinginan pelanggan serta efisien sehingga produknya selalu dibuat sesuai pilihan pelanggan.

3) Pengendalian mutu dapat membantu perusahaan menetukkan data-data produksi yang salah.

4) Perbaikan kualitas yang dilakukan oleh perusahaan tidak lain bertujuan untuk meningkatkan penghasilan perusahaan dan tujuan akhirnya adala untuk meningkatkan laba perusahaan agar perusahaan dapat berjalan terus dan tetap hidup dalam persaingan perdagangan yang semakin ketat saat sekarang ini.

Perbaikkan kualitas juga dapat meningkatkan citra perusahaan dimata pelanggan.

e. Pelaksanaan Total Quality Management

Pelaksanaan manajemen mutu total perlu memperhatikan prinsip-prinsipnya, sebagai berikut:

(32)

1) Berkesinambungan

Pengendalian dan peningkatan mutu tidak harus memerlukan dana yang besar. Ketersedian dana yang besar tidak otomatis akan menghasilkan produk (barang atau jasa ) yang berkualitas. Justru kegiatan-kegiatan yang berskala kecil perlu dikembangkan untuk menghasilkan paket-paket yang berskala besar.

2) Melangkah benar sejak awal

Setiap permulaan akan menentukan langkah-langkah selanjutnya. Oleh karena itu, sejak awal perlu ditanamkan agar setiap unsur melakukan kegiatan dengan benar.

3) Penanaman sikap mental

Setiap orang terkait dengan kegiatan lembaga perlu menyadari bahwa apapun yang mereka lakukan akan memperngaruhi kualitas. Prilaku pengolahan, pelaksanaan dan gaya kepemimpinan sangat menentukan dalam pengendalian kualitas. Oleh karena itu perlu ditanamkan sikap mental, suasana kerja dan sistem kerja yang kondusif untuk mencapai kualitas.

4) Dorongan, pengakuan dan penghargaan atas prestasi

Suasana kerja, sistem kerja dan penghargaan yang sesuai akan ikut memotivasi seseorang dalam upaya meningkatkan mutu kerja. Disinilah perlunya pemberian kepercayaan, pendelegasian wewenang dan tanggung jawab kepada bawahan dengan jelas.Hal ini merupakan bentuk pemberian kebebasan berinisiatif.Dampak adanya inisiatif ini adalah upaya peningkatan mutu.

5) Inovasi

Adanya keinginan perubahan dan peningkatan merupakan tuntutan tersendiri. Tanpa adanya inovasi yang dilaukan secara terus-menerus, sulit diharapkan adanya peningkatan mutu.

(33)

Oleh karena itu, setiap elemen lembaga perlu mengevaluasi hasil kerja masing-masing, lalu berani mengakui kekurangan untuk melangkah lebih baik lagi (Ibrahim, 2014 : 64-65).

Menurut Lewis dan Smith (1994:91) penerapan TQM yaitu : a. Kehandalan

Kehandalan adalah kemampuan untuk melaksanakan layanan sesuai dengan yang di janjikan secara meyakinkan dan akurat. Pemustaka memahami bahwa apapunnyang terjadi atau yang telah disepakati, mereka bisa mengandalkan perpustakaan beserta pustakawan dan sistemnya dan memenuhi janji dan melakukan segala sesuatu dengan mengutamakan kepentingan pemustaka.

b. Daya Tanggap

Dayatanggap yang di maksudkan adalah kesediaan membantu konsumen dan memberikan layanan dan jasa dengan cepat. Pemustaka merasa bahwa pustakawan menaruh perhatian besar pada mereka secaraspontan.

c. Jaminan

Yang dimaksudkan dengan jaminan disini adalah pengetahuan dan kesopanan pustakawan dan kemampuan mereka menyampaikan kepercayaan terhadap pemustaka.

Pemustaka memahami bahwa apapun yang terjadi Mereka bisa mengandalkan perpustakaan beserta pustakawan untuk memenuhi kepentingan pemustaka.

d. Empati

Empati dalam layanan adalah kesediaan memberikan perhatian kepada masing-masing pemustaka. Hal yang termudah yaitu dengan tersenyum kepada pemustaka dan tidak harus memberikan perhatian secara berlebihan.

(34)

e. Bukti langsung

Bukti langsung dalam hal ini adalah penampilan fasilitas fisik, perlengkapan serta komunikasi. Memberikan layanan terbaik kepada pemustaka akan berdampak terhadap kenyamanan dan kepuasan pemustaka,serta bisa meningkatkan citra unggul dari perpustakaan.

f. Mengutamakan kepuasan pelanggan

Pemustaka merasa bahwa perpustakaan, lokasi, jam buka, pustakawan dirancang dan dioperasikan sedemikian rupa sehingga pemustaka dapat mengakses jasa tersebut dengan mudah.

g. menghargai orang

Pustakawan dalam memberikan pelayanan seharusnya mengedepankan etika dalam memberikan pelayanan di perpustakaan sehingga pemustaka menyadari bahwa bila terjadi kesalahan maka pustakawan akan segera mengambil tindakan untuk mengendalikan dan mencarikan solusi.

h. Berbicara dengan fakta

Pustakwan seharusnya selalu berkata jujur dalam memberikan informasi yang dibutuhkan oleh pemustakanya sehingga pemustaka merasa tidak dirugikan dalam mendapatkan informasi dan pelayanan sesuai dengan kebutuhan mereka.

i. perbaikan terus menerus

Adanya keinginan perubahan dan peningkatan merupakan tuntutan tersendiri. Tampa adanya inovasi yang dilakukan secara terus menerus. Setiap elemen atau lembaga perlu mengevaluasi hasil kerja masing-masing.

f. Standar nasional pendidikan

Mutu layanan sekolah mengacu kepada peraturan pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan (SNP). Berdasarkan peraturan tersebut standar nasional

(35)

pendidikan meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Masing-masing diuraikan sebagai berikut:

a. Standar isi

Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.

b. Standar proses

Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk pencapaian standar kompetensi lulusan.

Standar proses pada hakikatnya merupakan implementasi dari standar isi.

c. Standar kompetensi lulusan

Standar kompetensi lulusan merupakan pedoman penilaian didalam menentukan lulus tidaknya peserta didik dari satuan pendidikan yang bersangkutan. Standar kompetensi lulusan meliputi kompetensi untuk keseluruhan mata pelajran, yang mencakup sikap pengetahuan dan keterampilan.

d. Standar pendidik dan tenaga kependidikan

Standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah kriteria pendidikan prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan.

e. Standar sarana dan prasarana

Standar sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat olahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi

(36)

dan berekreasi, serta sumber belajar lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.

f. Standar pengelolaan

Standar pengelolaan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan pendidikan.

g. Standar pembiayaan

Standar pembiayaan adalah standar yang mengatur komponen dan besarnya biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun. Pembiayaan merupakan salah satu faktor penunjang berlangsungnya proses pendidikan pada satuan pendidikan.

h. Standar penilaian pendidikan

Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik.

g. Karakteristik manajemen peningkatan mutu pendidikan sekolah Menurut Asmendri (2012:192) adapun karakteristik MPMBS (yang juga karakteristik sekolah efektif) dalam MPMBS, mendasarkan kepada input, proses dan output:

a. Output yang diharapkan

Output sekolah dalah prestasi sekolah yang dihasilakan oleh proses pembelajaran dan manajemen disekolah. Pada umumnya output dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu: output yang berupa prestasi akademik (academic achivement) dan output berupa prestasi non-akademik (non-academic achivement).

(37)

b. Proses

Sekolah yang efektif pada umunya memiliki sejumlah karakteristik proses sebagai berikut:

1) Proses belajar mengajar yang efektivitasnya tinggi 2) Kepemimpinan sekolah yang kuat

3) Lingkungan Sekolah/Madrasah yang aman dan tertib 4) Pengelolaan Tenaga Kependidikan yang efektif 5) Sekolah Memiliki Budaya Mutu

6) Sekolah memiliki Teamwork yang kompak, Cerdas dan Dinamis 7) Sekolah memiliki Kewenangan (kemandirian)

8) Partisipasi yang tinggi dari warga dan masyarakat

9) Sekolah memiliki keterbukaan (transparansi) manajemen

10) Sekolah memiliki kemauan untuk berubah (psikologis dan fiisik)

11) Sekolah melakukan evaluasi dan perbaikan secara berkelanjutan

12) Sekolah responsi dan antisipatif terhadap kebutuhan 13) Memiliki komunikasi yang baik

14) Sekolah sudah memiliki akutabilitas

15) Sekolah memiliki kemampuan manajemen sustainabilitas.

c. Input pendidikan

1) Memiliki kebijakan, tujuan dan sasaran mutu yang jelas 2) Sumberdaya tersedia dan siap

3) Staf yang kompeten dan berdedikasi tinggi 4) Memiliki harapan prestasi yang tinggi 5) Fokos pada pelangan (khususnya siswa) 6) Input manajemen

h. Pilar Total Quality Management (TQM) dalam lembaga pendidikan

Lima pilar yang sangat menesntukan tegaknya organisasi kelembagaan dalam rangka menghasilkan produk yang berkualitas

(38)

dalam mengimplementasikan TQM di lembaga pendidikan. Tokoh yang menemukan lima pilar dalam TQM (total qaulity management) ini adalah : Bill Grech, dia mengatakan bahwa: “ produk adalah titik pusat untuk tujuan dan pencapaian organisasi, mutu dalam produk tidak mungkin ada tanpa mutu dalam suatu proses. Mutu di dalam proses tidak mungkin ada tanpa organisasi yang tepat. Organisasi yang tepat tidak ada artinya tanpa pemimpin yang memadai. Komitmen yang kuat, dari bawah keatas merupakan pilar pendukung bagi semua yang lain. Setiap pilar tergantung pada keempat pilar yang lain, dan kalau salah satu lemah dengan sendirinya yang lain juga lemah.

Lima pilar utama total quality management (TQM) disini adanya produk yang dihasilkan, proses yang dilakukan, dalam menghasilkan produk dan organisasi yang digerakkan oleh seorang pemimpin, serta adanya komitmen diantara para pemimpin didalam suatu organisasi. Istilah manager dan pemimpin janganlah dicampur adukan, karena kepemimpinan merupakan salah satu bagian dari manajemen. Manajer melaksanakan fungsi-fungsi pengawasan, termasuk dalam fungsi itu adalah perlunya memimpin dan mengarahkan. Jadi antara pemimpin dan manager adalah dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Kemudian berjalannya lima pilar ini sangat menentukkan keberhasilan implementasi TQM di lemaga pendidikan dan yang menggerakkannya tiada lain adalah pemimpin tertinggi disekolah. Untuk itu, fungsi dan peran pemimpin untuk menggerakkan sistem mutu ini sangat penting adanya.

i. Pelayanan mutu sekolah a. Lingkungan sekolah

Lingkungan dalam pengertian umum adalah situasi disekitar kita, karena lingkungan sekolah merupakan lingkungan yang berhubungan langsung antara siswa,

(39)

pendidikan dan tenaga kependidikan sehingga dari pihak sekolah dapat melakukan perbaikan secara terus menerus yang nantinya akan tercipta lingkungan yang kondusif dan mempengaruhi mutu atau kualitas pendidikan. Lingkungan sekolah yang efektif mencakup dua hal, Yaitu lingkungan sekolah fisik dan nonfisik.

b. Sarana prasarana

Proses manajemen sarana dan prasarana pendidikan disekolah berkaitan erat dengan; (1) perencanaan sarana dan prasarana pendidikan; (2) pengadaan sarana dan prasarana; (3) inventaris sarana dan prasaranapendidikan; (4) pengawasan dan pemiliharaan sarana dan prasarana pendidikan; (5) penghapusan sarana dan prasarana sekolah.

c. Relasi siswa, guru dan staff sekolah

Didalam relasi (guru dengan siswa) yang baik, siswa akan menyukai gurunya, juga akan menyukai mata pelajaran yang diberikannya sehingga siswa berusaha mempelajari sebaik- baiknya. Hal tersebut juga terjadi sebaliknya, jika siswa membenci gurunya. Ia segan mempelajari mata pelajaran yang diberikannya. Akibatnya pelajarannya tidak maju.

Begitupun staff sekolah harus memberikan pelayanan kepada siswa pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan operatif untuk mencapai tujuan sekolah, dan membantu kelancaran perkembangan sekolah sebagai suatu keseluruhan.

2. Pengertian Kinerja Pegawai a. Kinerja

Job performance/kinerja adalah tingkat produktifitas seorang karyawan, relatif pada rekan kerjanya, pada beberapa hasil dan perilaku yang terkait dengan tugas. Kinerja di pengaruhi oleh variabel yang terkait dengan pekerjaan meliputi role-stress dan konflik kerja/

non-kerja. Perbedaan kinerja dapat terjadi karena perbedaan

(40)

kemampuan (ability), keterampilan (skill) dan motivasi. Oleh karenanya dapat dikatakan bahwa kinerja seseorang dipertimbangkan sebagai fungsi dari kemampuan dan kemauan. Tanpa kemauan kerja, walau seseorang mempunyai kemampuan, maka kinerjanya tidak sesuai dengan yang diharapkan (Asri Laksmi Riani, 2013:61).

Kinerja dalam kamus Bahasa Indonesia diartikan sebagai, 1) sesuatu yang dicapai,

2) prestasi yang diperlihatkan, 3) kemampuan kerja.

Kinerja merupakan gabungan dari tiga elemen yang saling berkaitan, yakni keterampilan, upaya dan sipaf keadaan ekternal.

Tingkat keterampilan merupakan bahan mentah yang dibawa oleh seseorang karyawan ketempat kerja seperti halnya pengetahuan, kemampuan maupun kecakapan-kecakapan teknis. Tingkat upaya dapat memberikan motivasi yang diperlihatkan seorang karyawan untuk menyelesaikan pekerjaannya. Sedangkan kondisi eksternal pendukung produktifitas kerja(Chustul Chotimah dan Muhammad Fathurrohman, 2014:210).

Indra Bastian menyatakan bahwa kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/ program/

kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam perumusan skema strategi (strategic planning) suatu organisasi (Irham Fahmi, 2013:2).

Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (A. A. Anwar Prabu Mangkunegara, 2001:67).

Dengan demikian, kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut. kinerja adalah tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya (Wibowo, 2011:7).

(41)

b. Kinerja pegawai

Menurut griffin, 1987, Kinerja merupakan salah satu kumpulan total dari kerja yang ada pada diri pekerja. Menurut casio1992, kinerja merujuk pada pencapaian tujuan pegawai atas tugas yang diberikan kepadanya.

Lijan poltak sinambela, dkk, (2011: 478) mengemukakan kinerja pegawai adalah sebagai kemampuan pegawai dalam melakukan sesuatu keahlian tertentu. Kinerja pegawai sangatlah perlu, sebab dengan kinerja ini akan diketahui seberapa jauh kemampuan mereka dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya. Untuk itu, diperlukan penentuan kriteria yang jelas dan terukur, serta ditetapkan secara bersama-sama untuk dijadikan sevagai acuan.

Kinerja individu pegawai adalah tingakatan pencapaian atau hasil kerja seseorang dan sasaran yang harus dicapai atau tugas yang harus dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu. Beberpa ahli mendefinisikan kinerja sebagai berikut:

a) Bambang Kusriyanto

Perbandingan hasil yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja persatuan waktu (lazimnya perjam).

b) Faustino

Ungkapan seperti output, efesiensi serta efektivitas dibutuhkan dengan produktivitas.

c) A.A Anwar Prabu Mangkunegara

Kinerja karyawan adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Jadi dapat disimpulkan bahwa kinerja pegawai adalah hasil kerja atau prestasi kerja baik dari kualitas dan kuantitas yang dicapai pegawai dalam melaksanakan tugas kerjanya sesuai dengan tanggung jawab dan wewenang yang diberikan kepadanya.

(42)

Menurut (suprihanto, 2013:46-47) kinerja adalah hasil kerja seseorang dalam periode tertentu yang dibandingkan dengan beberapa kemungkinan, misalnya standar target, sasaran, atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu.

Menurut miner (2011: 170) kinerja adalah bagaimana seseorang diharapkan dapat berfungsi dan berprilaku sesuai dengan tugas yang telah dibebankan kepadanya. Setiap harapan mengenai bagaimana seseorang harus berperilaku dalam melaksanakan tugasnya, berati menunjukan sesuatu peran dalam organisasi.

Menurut mangkunegara (dalam aritonang,2005:5), kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melakasanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Tinggi rendahnya kinerja berkaitan erat dengan sistem pemberian penghargaan yang diterapkan oleh lembaga/organisasi tempat mereka bekerja, (dalam barnawi dan mohammad, 2014:71).

Menurut (suprihanto, 2013:46-47) kinerja adalah hasil kerja seseorang dalam periode tertentu yang dibandingkan dengan beberapa kemungkinan, misalnya standar target, sasaran, atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu.

Menurut miner (2011: 170) kinerja adalah bagaimana seseorang diharapkan dapat berfungsi dan berprilaku sesuai dengan tugas yang telah dibebankan kepadanya. Setiap harapan mengenai bagaimana seseorang harus berperilaku dalam melaksanakan tugasnya, berati menunjukan sesuatu peran dalam organisasi.

Menurut rinsawatiririn (2014:72), mengutip beberapa pendapat para ahli sebagai berikut. Gomes mengatakan bahwa kinerja adalah cacatan hasil produksi pada fungsi pekerjaan yang spesifik atau aktivitas selama periode waktu tertentu. Fattah berpendapat bahwa kinerja atau prestasi kerja merupakan ungkapan kemampuan yang didasri oleh

(43)

pengetahuan, sikap, keterampilan, dan motivasi dalam menghasilkan sesuatu. Samsudin menyebutkan bahwa kinerja adalah tingkat pelaksanaan tugas yang dapat dicapai seseorang, unit atau divisi dengan menggunakan kemampuan yang ada dan batasan-batasan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan organisasi/perusahaan. Sementara itu simamora lebih tegas menyebutkan bahwa kinerja mengacu kepada kadar pencapaian tugas-tugas yang membentuk sebuah pekerjaan seseorang.

Menurut lawler dan porter (2011: 170) yang menyatakan bahwa kinerja adalah kesuksesan seseorang dalam melaksanakan tugas. Menurut prawirosentono (1990), mengemukakan kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tangung jawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum, dan sesuai dengan moral maupun etika. Sedangkan cormick dan tiffin (2011: 172), mengemukakan kinerja adalah kuantitas, kualitas, dan waktu yang digunakan dalam menjalankan tugas. Kinerja karyawan adalah hasil kerja karyawan dilihat dari pada aspek kualitas, kuantitas, waktu kerja, dan kerja sama untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan oleh organisasi.

Personalia pada prinsipnya yang di maksud adalah “ personel “ yaitu orang-orang yang melaksanakan sesuatu tugas untuk mencapai tujuan. Dalam hal ini di sekolah dibatasi dengan sebutan pegawai. Karena itu personel disekolah tentu saja meliputi unsur guru yang disebut dengan tenaga edukatif dan unsur karyawan yang disebut tenaga administrasi.

Secara terperinci dapat disebutkan keseluruhan personel sekolah adalah:

kepala sekolah, guru, pegawai tata usaha dan pesuruh/ penjaga sekolah.

Manajemen personalia adalah serangkaian proses kerjasama mulai dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan dan pengawasan dalam bidang personalia dengan mendayagunakan sumber yang ada secara

(44)

efektif dan efisien, sehingga semua personil sekolah menyumbang secara optimal bagi pencapaian tujuan pendidikan sekolah telah ditetapkan.

Ayat al-Qur’an yang berkaitan dengan kinerja sebagai berikut :



4. Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.

Ayat di atas menjelaskan bahwa bagaimana allah memberikan petunjuk kepada kaumnya untuk berperang dengan barisan yang teratur, dengan orang-oran yang masuk (bekerja dalam) organisasitertentu. “dalam barisan yang teratur “ dapat dijelaskan bahwa ketika masuk di dalam barisan (organisasi) haruslah melakukan sesuatu yang diperoleh keteraturan untuk mencapai tujuan, standar – standar kinerja organisasi kearah yang lebih baik, sehingga organisasi tersebut menjadi kuat.





105. dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.

Ayat di atas menerangkan kepada kaum beriman untuk dapat bekerja sehingga dapat meningkatkan produktifitas kerja guna memperoleh pendapatan yang memperbaiki keadaan ekonominya.

(45)

Produktifitas merupakan hal yang sangat penting bagi karyawan yang ada pada sebuah organisasi. Dengan adanya produktifitas kerja diharapkan pekerjaan akan terlaksana secara efisien dan efektif, sehingga sangat diperlukan dalam pencapaian tujuan yang sudah ditetapkan.

Kepala sekolah wajib mendayagunakan seluruh personil secara efektif dan efisien agar tujuan penyelenggaraan pendidikan di sekolah tersebut tercapai dengan optimal. Pendayagunaan ini ditempuh dengan jalan memberikan tugas-tugas jabatan sesuai dengan kemampuan dan kewenangan masing-masing individu. Karena itu adanya job discription yang jelas sangat diperlukan. Personalia sekolah meliputi guru, dan pegawai lainnya. Personalia sekolah disini dapat dibedakan atas tenaga kependidikan dan non kependidikan.

a. Tenaga kependidikan terdiri dari atas tenaga pendidik, pengelola satuan pendidikan, pemilik, pengawas peneliti dan pengembangan dibidang pendidikan pustakawan, laboran, teknisi sumber belajar dan pengajar.

b. Tenaga pendidik terdiri atas pembimbing, pengajar dan pelatih

c. Pengelolaan satuan pendidikan terdiri atas kepala sekolah, direktur, ketua, rektor, dan pimpinan satuan pendidikan luar sekolah. (Asmendri : 48-49)

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai

Banyak faktor yang mempengruhi organisasi maupun individu tempe mengemukakan bahwa “ faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi kerja atau kinerja seseorang antara lain adalah lingkungan, prilaku, manajemen, desain jabatan, penilaian kinerja, umpan balik, dan administrasi pengupahan.

Menurut Encep safrudin muhyi (2011 : 197), Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja, yaitu : individu, meliputi kemampuan, keterampilan, mental fisik, latar belakang keluarga, tingkat sosial, pengalaman, demografi (umur, asal-usul jenis kelamin), organisasi, meliputi sumber daya, kepemimpinan, imbalan, struktur desain pekerjann

(46)

dan psikologi yang meliputi persepsi, sikap, kepribadian, belajar dan motivasi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja adalah : a. Faktor motivasi

Motivasi terbentuk dari sikap seorang pegawai dalam menghadapi situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi menggerakan diri pegawai yang terarah untuh mencapai tujuan organisasi. Sikap mental merupakan kondisi mental yang mendorong diri pegawai untuk berusaha mencapai prestasi kerja secara maksimal. Pegawai akan mampu mencapai kinerja maksimal jika ia memiliki motivasi tinggi.

b. Faktor kemampuan

Secara psikologi kemampuan (ability) pegawai terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality ( knowledge + skill ). Artinya pegawai yang memiliki IQ di atas rata-rata (IQ 110-120) dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari- hari, maka ia akan mudah mencapai kinerja yang diharapkan, oleh karena itu, pegawai perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya.

Kasmir (2016:189), adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja baik hasil maupun perilaku kerja adalah sebagai berikut:

1) Kemampuan dan keahlian

Merupakan kemampuan atau skill yang dimiliki seseorang dalam melakukan suatu pekerjaan. Semakin memiliki kemampuan dan keahlian maka akan dapat menyelesaikan pekerjaan secara benar, sesuai dengan yang telah ditetapkan.

2) Pengetahuan

Maksudnya adalah pengetahuan tentang pekerjaan.

Seseorang yang memiliki pengetahuan tentang pekerjaan secara

(47)

baik akan memberikan hasil yang baik demikian pula sebaliknya.

3) Rancangan kerja

Merupakan rancangan pekerjaan yang akan memudahkan karyawan dalam mencapai tujuan.

4) Kepribadian

Yaitu kepribadian seseorang atau karakter yang dimiliki seseorang. Setiap orang memiliki kepribadian dan karakter yang berbeda satu sama lainnya.

5) Motivasi kerja

Motivasi kerja merupakan dorongan bagi seseorang untuk melakuka pekerjaan.

6) Kepemimpinan

Kepemimpinan merupakan perilaku seseorang pemimpin dalam mengatur, mengelola dan memerintah bawahannya untuk mengerjakan sesautu tugas dan tanggung jawab yang diberikan.

7) Gaya kepemimpinan

Merupakan gaya atau sikap seorang pemimpin dalam menghadapi atau memerintah bawahannya.

8) Budaya organisasi

Merupakan kebiasaan-kebiasaan atau norma-norma yang berlaku dan dimiliki oleh suatu organisasi.

9) Kepuasan kerja

Merupakan perasaan senang dan gembira, atau perasaan suka seseorang sebelum dan setelah melakukan pekerjaannya.

10) Lingkungan kerja

Merupakan suasana atau kondisi kerja disekitar lokasi temapat kerja.

(48)

11) Loyalitas

Merupakan kesetiaan karyawan untuk tetap bekerja dan membela perusahaan dimana tempatnya bekerja.

12) Komitmen

Merupakan kepatuhan karyawan untuk menjalankan kebijakkan atau peraturan dalam bekerja.

13) Disiplin kerja

Merupakan usaha karyawan untuk menjalankan aktifitas kerjanya secara bersungguh-sungguh.

d. Upaya peningkatan kinerja

Seperti diketahui tujuan organisasi hanya dapat dicapai, karena organisasi tersebut di dukung leh unit-unit kerja yang terdapat di dalamnya. Terdapat beberapa cara untuk meningkatkan kinerja karyawan. Menurut stoner (dalam irianto,2011 : 184 ), mengemukakan ada empat cara yaitu :

1) Diskriminasi

Dalam konteks penilaian kinerja memang harus ada perbedaan antara karyawan yang berprestasi dengan karyawan yang tidak berprestasi. Oleh karena itu, dapat dibuat keputusan yag dail dalam berbagai bidang, misalnya pengembangan SDM, penggajian, dan sebaginya.

2) Pengharapan

Karyawan yang memiliki nilai kinerja tinggi mengharapkan pengakuan dalam bentuk berbagai pengharapan yang diterima dari organisasi. Untuk mempertinggi motivasi dan kinerja, mereka yang tampil mengesankan dalam bekerja harus diindentifikasi sedemikian rupa sehingga penghargaan memang jatuh pada tangan yang memang berhak.

(49)

3) Pengembangan

Bagi yang bekerja di bwah standar, skema untuk mereka dalah mengikuti program pelatihan dan pengembangan. Sedangkan yang diatas standar, misalnya dapat dipromosikan kepada jabatan yang lebih tinggi.

4) Komunikasi

Para manajer bertanggung jawab untuk mengevaluasi kinerja para karyawan dan secara akurat mengkomunikasikan penilaian yang dilakukan. Untuk dapat melakukan secara akurat, para manajer harus mengetahui kekurangan dan masalah yang dihadapi para karyawan dan bagaimana cara mengatasinya.

e. Penilaian Kinerja Pegawai

Dalam suatu organisasi penilaian kinerjaadalah insrumen yang sangat diperlukan untuk mengukur tingat kinerja akarawan. Penilaian kinerja adalah bagaimana organisasi melakukan evaluasi dalam pelaksanaan pekerjaan individu ataupun kelompok. Dalam penilain ini yang dinilai adalah kontribusi karyawan dalam organisasi selama organisasi tertent. Penilaiankinerja juga dapat diartikansebagai sebuah prosesmengevaluasi karyawan dalam melakukan pekerjaan mereka dibandingkan dengan seperangkat standar, dan mengkomunikasikan informasi tersebut kepada karyawan (Acmad Sani Supriyanto dan Masyhuri Machfudz, 2010: 131).

Penilaian kinerja pada dasarnya digunakan untuk penilaian atas keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan kegiatan, program dan kebijakansesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi suatu instansi atau lembaga.

Pengukuran kinerja mencakup penetapan indikator dan penetapan capaian indikator kinerja.

Penilaian kinerja merupakan evaluasi keberhasilan atau kegagalan seseorang dalam menjalankan tugasnya. Jika penilaian kinerja terhadap birokrasi, berarti evaluasi keberhasilan atau kegagalan

(50)

birokrasi dalam menjalankan tugasnya sebagai pelayanan masyarakat (Harbani Pasolong, 2010:2006).

Penilaian kinerja merupakan faktor yang penting dalam sebuah organiasi, kerena merupakan tolok ukur untuk mengetahui seberapa jumlah hasil/ karya yang telah diciptakan oleh seseorang pegawai untuk kelompoknya maupun untuk dirinya sendiri, dan juga merupakan proses cipta karya pegawai yang bersangkutan. Dalam penilaian kinerja tidak hanya menilai hasil fisik, tetapi pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan yang menyangkut berbagai bidang seperti kemampuan, kerajinan, disiplin, hubungan kerja atau hal-hal khusus sesuai dengan bidang tugasnya semuanya layak untuk dinilai (Chusnul Chotimah dan Muhammad Fathurrohman, 2014:215).

Adapun tujuan kegiatan penilaian kinerja adalah:

a. Untuk meningkatkan kinerja

b. Mengukur dan meningkatkan akuntabilitas terhadap pekerjaannya.

c. Meningkatkan dan menumbuhkanprofesionalitas.

d. Meningkatkan kerja sama baik antar sejawat maupun dengan pihak luar.

Menurut Sondang P. Siagian, penilaian kinerja dilakukan untuk dua kepentingan yaitu:

1) Kepentingan pegawai sendiri, penilaian bisa berperan sebagai umpan balik berbagai hal seperti: kemampuan, latihan, kekurangan kelebihan maupun potensi yang nantinya akan bermanfaat untuk menentukan tujuan, jalur, rencana maupun pengembangan profesionalismenya.

2) Kepentingan lembaga atai organisasi, bisa digunakan untuk mengambil keputusan tentang sesuatu yang berhubungan dengan peningkatan pendidikan seperti halnya pelatihan, seleksi, pengenalan, promosi, penempatan ataupun yang berhubungan

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka berfikir
Gambar 4.2 Kinerja pegawai Di SMPN 2 Sungai Tarab
Gambar 4.3 Kinerja pegawai SMPN 2 Sungai Tarab
Tabel 4.8 Hasil Uji Linieritas
+4

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uji analisis data diperoleh thitung>ttabel yaitu 3,63>1,63, artinya penerapan model pembelajaran kooperatif tipe the learning cell dapat meningkatkan

USER DIAL USER DIAL CUSTUMER CLOUD CUSTUMER CLOUD LNS LNS DINACCESS Frame Relay VPN IP Server Server RADIUS RADIUS SERVER SERVER Modem Dial Up Tunneling dengan L2TP Customer

Multikulturalisme dalam novel Pelangi Melbourne: Dua Dunia Satu Cinta karya Zuhairi Misrawi merupakan sebuah gambaran tentang hidup bertoleransi di tengah berbagai

5engacu dari konsep getaran yang menyebar  kesegala arah maka rambatan yang dihasilkan jauh dari sumber getaran akan semakin mengecil nilai PP% nya. Penurunan

Pemboran berarah adalah salah satu seni membelokan lubang sumur untuk kemudian diarahkan ke suatu sasaran tertentu di dalam formasi yang tidak terletak vertikal di bawah mulut

Dapatan menunjukkan bahawa teori pembelajaran yang diterapkan dalam perisian dapat membantu pelajar menguasai pembelajaran secara efektif tanpa bergantung sepenuhnya kepada

In helping the students to develop their English language ability, teachers should consider that learning English skills (Listening, Speaking, Reading, and

Lukijan puhuttelussa käytetään toista persoonaa (s inä olet hyvä juuri sellaisena kuin olet ), inklusiivista me -pronominia ( meillä kaikilla on hallussa oman elä- mämme avaimet