LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERIODE JANUARI - DESEMBER 2019
PT. BPR LAWU ARTHA
Sehubungan dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 04/POJK.03/2015 tanggal 31 Maret 2015 tentang PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT dan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan(SEOJK) Nomor 05/SEOJK.03/2016 tanggal 10 Maret 2016 tentang PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT, maka PT BPR LAWU ARTHA pada tahun 2017 merealisasikan pembuatan Laporan untuk periode Januari sampai dengan Desember 2017 dengan mengacu pada prinsip - prinsip keterbukaan (transparency), akuntabilitas (accountability), pertanggungjawaban (responsibility), independensi (independency), dan kewajaran (fairness) dengan penjelasannya sebagai berikut ini :
a. Keterbukaan (transparency) yaitu keterbukaan. Dalam artian bahwa mengemukakan informasi yang material dan relevan serta keterbukaan dalam proses pengambilan keputusan.
b. Akuntabilitas (accountability) yaitu kejelasan fungsi dan pelaksanaan pertanggungjawaban organ BPR sehingga pengelolaannya berjalan secara efektif.
c. Pertanggungjawaban (responsibility) yaitu kesesuaian pengelolaan BPR dengan peraturan perundang-undangan dan prinsip-prinsip pengelolaan BPR yang sehat.
d. Independensi (independency) yaitu pengelolaan BPR secara profesional tanpa pengaruh atau tekanan dari pihak manapun.
e. Kewajaran (fairness) yaitu keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak pemangku kepentingan (stakeholders) yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang - undangan.
Laporan Penerapan Tata Kelola / (GCG) PT. BPR LAWU ARTHA
POKOK-POKOK ISI LAPORAN
Mengacu pada Pasal 75 POJK Nomor 4/2015 dan SEOJK Nomor 5/2015 tentang Penerapan Tata Kelola, pokok-pokok isi laporan disusun sebagai berikut:
a. Ruang lingkup Tata Kelola adalah penilaian faktor-faktor yang meliputi : 1. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi;
2. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris;
3. Pelengkapan dan pelaksanaan tugas atau fungsi komite;
4. Penanganan benturan kepentingan;
5. Penerapan fungsi kepatuhan, audit intern, dan audit ekstern;
6. Penerapan manajemen risiko, termasuk sistem pengendalian intern;
7. Batas maksimum pemberian kredit;
8. Rencana bisnis BPR;
9. Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan.
Berikut dengan hasil penilaian (self assesment) atas penerapan Tata Kelola BPR yang akan disajikan dalam Kertas Kerja tersendiri dan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam Laporan ini.
b. Kepemilikan saham anggota Direksi serta hubungan keuangan dan/ atau hubungan keluarga anggota Direksi dengan anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi lain dan/atau pemegang saham BPR Lawu Artha;
c. Kepemilikan saham anggota Dewan Komisaris serta hubungan keuangan dan/atau hubungan keluarga anggota Dewan Komisaris dengan anggota Dewan Komisaris lain, anggota Direksi dan/atau pemegang saham BPR Lawu Artha;
d. Paket atau kebijakan remunerasi dan fasilitas lain bagi Direksi dan Dewan Komisaris;
e. Rasio gaji tertinggi dan gaji terendah;
f. Frekuensi rapat Dewan Komisaris;
g. Jumlah penyimpangan intern yang terjadi dan upaya penyelesaian oleh BPR;
h. Jumlah permasalahan hukum dan upaya penyelesaian oleh BPR;
i. Transaksi yang mengandung benturan kepentingan; dan
j. Pemberian dana untuk kegiatan sosial dan kegiatan politik, baik nominal maupun penerima dana.
A. URAIAN DARI POKOK-POKOK LAPORAN TATA KELOLA I. Ruang lingkup Tata Kelola
a. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi
Jumlah dan komposisi anggota Direksi : Jumlah anggota Direksi 2 orang :
1. Ibu Umi Tri Hartini, SE sebagai Direktur Utama
2. Bapak Harry Martanto, SH sebagai Direktur Yang Membawahi Fungsi Kepatuhan (YMFK).
Masing-masing telah diangkat secara resmi berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham dan telah mendapatkan persetujuan dari Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Nomor :KEP-31/KO.0301/2017
Tindak lanjut rekomendasi Dewan Komisaris
Direktur Utama dan Direktur Yang Membawahkan Fungsi Kepatuhan (YMFK) telah menjalankan tugas operasional BPR Lawu Artha dengan baik.
Pelaksanaan Operasional
Tidak terdapat pelanggaran atas pelaksanaan operasional PT. BPR Lawu Artha.
BMPK
Tidak terdapat pelanggaran BMPK (Batas Maksimal Pemberian Kredit).
Tata Kelola, Fungsi Kepatuhan dan Manajamen Risiko
Direksi telah menerapkan Tata Kelola, Fungsi Kepatuhan dan manajemen Risiko sesuai ketentuan. Ketentuan mengenai kebijakan, pelaksanaan dan laporan-laporan telah dilaksanakan. Hasil penilaian self assessment dengan nilai dan peringkat komposit 1,83 (Baik). Kepatuhan terhadap ketentuan menunjukan faktor belum tercapai dalam kondisi optimal.
Transparansi Kondisi keuangan dan non keuangan
Direksi telah membuat Laporan Keuangan Tahunan yang diperiksa oleh Kantor Akuntan Publik dan telah dilaporakan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Selama periode Januari sampai dengan Desember 2019 terdapat pengaduan nasabah yang telah diselesaikan dengan baik.
b. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris
jumlah dan komposisi anggota Dewan Komisaris :
1. Bapak Taviv Warsono, SE sebagai Komisaris Utama 2. Bapak Bandi Minarko, SH sebagai Komisaris
Tindak lanjut Rekomendasi Dewan Komisaris Kepada Direksi
Rekomendasi Dewan Komisaris sudah ditindaklanjuti kecuali satu komitmen
Tindak lanjut hasil audit OJK.
Fungsi Pengawasan Dewan Komisaris
Dewan Komisaris menjalankan fungsi pengawasan dengan kegiatan : 1. Kehadiran di kantor BPR Lawu Artha minimal seminggu 2 (dua) kali 2. Menyelenggarakan rapat minimal 4 (empat) kali dalam 1 tahun.
3. Mengawasi dan memberikan saran-saran kepada Direksi, dengan pengawasan langsung (OTS) dan tidak langsung (memeriksa berkas- berkas).
4. Mengawasi dan memberikan saran-saran kepada Direksi, dengan pengawasan langsung (OTS) dan tidak langsung (memeriksa berkas- berkas).
5. Menyetujui pembuatan pedoman-pedoman kerja, seperti pedoman kerja mngenai :
a. Tata kelola b. Fungsi kepatuhan c. Manajemen Risiko
6. Mengawasi dan mengevaluasi Kebijakan antara lain kebijakan mengenai Tata Kelola, Fungsi Kepatuhan dan Manajemen Risiko.
c. Kepemilikan saham anggota Direksi serta hubungan keuangan dan/atau hubungan keluarga anggota Direksi dengan anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi lain dan/atau pemegang saham BPR
Susunan Pengurus dan Pemegang Saham
Susunan pengurus yang tercatat dalam administrasi PT. BPR LAWU ARTHA adalah sebagai berikut:
PENGURUS
JABATAN NAMA
Komisaris Utama TAVIV WARSONO, SE
Komisaris BANDI MINARKO, SH
Direktur Utama UMI TRI HARTINI, SE
Direktur HARRY MARTANTO, SH
PEMEGANG SAHAM 1 = Rp1.000
PEMEGANG SAHAM KEPEMILIKAN SAHAM
Nominal %
1. MADE LINGGARASIH, SH Rp. 970.000.000,- 97%
2. IR. ENDAR KUSUMAWATI Rp. 30.000.000,- 3%
d. Kepemilikan saham anggota Dewan Komisaris serta hubungan keuangan dan/atau hubungan keluarga anggota Dewan Komisaris dengan anggota Dewan Komisaris lain, anggota Direksi dan/atau pemegang saham BPR adalah NIHIL
e. Paket/ kebijakan remunerasi dan fasilitas lain bagi Direksi dan Dewan Komisaris yang ditetapkan berdasarkan RUPS.
1. Berupa uang Jenis
remunerasi
Direksi Dewan Komisaris
Sdr. Umi Tri Hartini, SE
Sdr. Harry Martanto, SH
Sdr. Taviv Warsono, SE
Sdr. Bandi Minarko, SH 1.Gaji/Honor Rp. 18.000.000,- Rp. 9.500.000,- Rp. 12.101.250,- Rp. 6.014.000,- 1. Tunjangan
kemahalan Rp. - Rp. - Rp. - Rp. -
2. Tantiem Rp. 98.000.000,- Rp. 52.625.000,- Rp. 23.115.000,- Rp. 15.157.500,- 3. Kompensasi
berbasis
saham Rp. - Rp. - Rp. - Rp. -
TOTAL
2. Berupa fasilitas lain/non uang
Jenis remun Direksi Dewan Komisaris
Sdr. Umi Tri Hartini, SE
Sdr. Harry Martanto, SH
Sdr. Taviv Warsono, SE
Sdr. Bandi Minarko, SH 1.Perumahan Rumah Dinas Tidak ada Tidak ada Tidak Ada 2. Transportasi Mobil dinas Mobil dinas Sepeda
Motor Dinas
Sepeda Motor Dinas
3. Asuransi Kesehatan BPJS BPJS BPJS BPJS
f. Rasio gaji tertinggi dan terendah, dalam skala perbandingan:
1) rasio gaji pegawai yang tertinggi dan terendah; 75% : 25%
2) rasio gaji Direksi yang tertinggi dan terendah; 65% : 35%
3) rasio gaji Komisaris yang tertinggi dan terendah; 62% : 38%
4) rasio gaji Direksi tertinggi dan Komisaris tertinggi; 73% : 27%
5) rasio gaji Direksi tertinggi dan pegawai tertinggi; 77% : 23%
g. Frekuensi rapat Dewan Komisaris.
1) Jumlah rapat yang diselenggarakan dalam 1 (satu) tahun;
Rapat diselenggarakan sebanyak 8 kali dalam 1 tahun
2) Jumlah rapat yang dihadiri secara fisik dan/atau melalui teknologi telekonferensi;
Jumlah rapat yang dihadiri secara fisik sebanyak 8 kali, sedangkan yang melalui teknologi infromasi belum pernah.
3) kehadiran masing-masing anggota di setiap rapat;
Rapat sebanyak 8 kali dalam 1 tahun selalu dihadiri oleh seluruh anggota Komisaris
4) Topik atau materi rapat;
No Tanggal Materi Rapat
1 26 Januari 2019 Evaluasi Kinerja Keuangan Triwulan IV Tahun 2019 (bulan Desember)
2 26 Januari 2019 Evaluasi Penyaluran Kredit Dana Pihak Ketiga
3 26 Januari 2019 Kendala-kendala yang mungkin dihadapi dalam pelaksanaan operasional BPR
4 10 April 2019 Evaluasi Kinerja Keuangan Triwulan I Tahun 2019 (bulan Maret)
5 10 April 2019 Evaluasi Penyaluran Kredit Dana Pihak Ketiga
6 10 April 2019 Kendala-kendala yang mungkin dihadapi dalam pelaksanaan operasional BPR
7 10 Juli 2019 Evaluasi Kinerja Keuangan Triwulan II Tahun 2019 (bulan Juni)
8 10 Juli 2019 Evaluasi Penyaluran Kredit dan penghimpunan Dana Pihak Ketiga
9 10 Juli 2019 Kendala-kendala yang mungkin dihadapi dalam pelaksanaan operasional BPR
10 11 Oktober 2019 Evaluasi Kinerja Keuangan Triwulan III Tahun 2019 (bulan September)
11 11 Oktober 2019 Evaluasi Penyaluran Kredit dan penghimpunan Dana Pihak Ketiga
12 11 Oktober 2019 Kendala-kendala yang mungkin dihadapi dalam pelaksanaan Operasional BPR
h. Jumlah penyimpangan intern yang terjadi dan upaya penyelesaian oleh BPR;
1) jumlah internal fraud yang telah diselesaikan;
Tidak ada kejadian fraud yang sedang diproses
2) jumlah internal fraud yang sedang dalam proses penyelesaian di internal BPR;
Tidak ada kejadian fraud yang sedang diproses
3) jumlah internal fraud yang belum diupayakan penyelesaiannya;
Tidak ada internal fraud yang belum diupayakan penyelesaiannya
4) jumlah internal fraud yang telah ditindak lanjuti melalui proses hukum, sebagaimana tabel sebagai berikut :
Internal Fraud
Jumlah kasus yang dilakukan oleh dalam
1tahun
Direksi Dewan Komisaris
Pegawai tetap Pegawai tidak tetap Tahun
sebelumn ya
Tahun laporan
Tahun sebelu mnya
Tahun laporan
Tahun sebelum nya
Tahun laporan
Tahun sebelumn ya
Tahun laporan
Total Fraud Telah diselesaika n
Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil
Nihil Nihil Nihil Nihil
Dalam proses penyelesai an di internal BPR
Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil
Belum diupayakan penyelesai annya
Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil
Telah ditindaklan juti melalui proses hukum.
Nihil Nihil Nihil Nihil
i. Jumlah permasalahan hukum dan upaya penyelesaian oleh BPR;
Permasalahan Hukum Jumlah
Perdata Pidana
Telah selesai (telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap)
Nihil nihil
Dalam proses penyelesaian nihil nihil
Total nihil nihil
j. Transaksi yang mengandung benturan kepentingan No Nama dan Jabatan
Pihak yang Memiliki Benturan Kepentingan
Nama dan Jabatan Pengambil Keputusan
Jenis Transaksi
Nilai Transaksi
(jutaan Rupiah)
Keterangan
*)
Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil
*) - tidak sesuai sistem dan prosedur yang berlaku; dan
- menjelaskan keterkaitan antara nama dan jabatan pihak yang memiliki benturan kepentingan dengan nama dan jabatan pengambil keputusan.
h. Pemberian dana untuk kegiatan sosial dan kegiatan politik, baik nominal maupun penerima dana.
No Kegiatan Sosial Jumlah (Rp)
1 Bingkisan anak yatim hari Raya Rp. 3.000.000,-
2 CSR Rp. 24.000.000,-
3 Agustusan Rp. 8.577.900,-
4 Qurban Rp. 11.500.000,-
5 Sodaqoh (Infaq) Rp. 7.200.000,-
II. PENUTUP
Laporan Penerapan Tata Kelola BPR yang mengacu pada prinsip “TARIF” pada dasarnya merupakan seluruh proses kerja (businnes process) PT BPR LAWU ARTHA selama satu tahun melalui pendekatan pemberdayaan seluruh Sumber Daya yang ada di BPR sehingga