• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2012"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN WORTEL (Daucus carota L.) PADA BERBAGAI DOSIS PUPUK

KANDANG AYAM

ARJUNAYANTI AMIR G 111 08 265

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2012

(2)

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN WORTEL (Daucus carota L.) PADA BERGAGAI DOSIS PUPUK

KANDANG AYAM

SKRIPSI

Diajukan untuk menempuh Ujian Sarjana pada Program Studi Agroteknologi Jurusan Budidaya Pertanian

Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin

ARJUNAYANTI AMIR G 111 08 265

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2012

(3)

ABSTRAK

ARJUNAYANTI AMIR (G11108265). Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Wortel (Daucus carota L.) Pada Berbagai Dosis Pupuk Kandang Ayam (dibimbing oleh M. AMIN ISHAK dan AMIRULLAH DACHLAN).

Penelitian ini berbentuk percobaan yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh pupuk kandang ayam dengan dosis yang sesuai yang dapat memberikan pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman wortel yang dilaksanakan di Lingkungan Buluballea, Kelurahan Pattapang, Kecamatan Tinggimoncong, Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan, berlangsung dari Desember 2011 sampai Februari 2012. Percobaan ini dilaksanakan dengan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) yang terdiri dari satu faktor yaitu dosis pupuk kandang ayam dimana terdapat enam taraf : 0 kg m-2; 0,4 kg m-2; 0,8 kg m-2; 1,2 kg m-2; 1,6 kg m-2 dan 2 kg m-2. Pengamatan dilakukan dengan pengambilan sampel tanaman secara acak, untuk satu bedengan mengambil sepuluh sampel. Pengamatan meliputi tinggi tanaman, jumlah percabangan daun, panjang umbi, diameter umbi, bobot per umbi, bobot per petak, bobot per hektar dan jumlah umbi normal. Pengamatan dilakukan sekali dalam dua minggu setelah tanaman berumur satu bulan. Pemberian pupuk kandang ayam dengan dosis 1,2 kg m-2 / 12 ton ha-1 memberikan hasil terbaik pada pertumbuhan dan hasil tanaman wortel dengan produksi 30,33 ton ha-1.

Kata kunci : Wortel, dosis, pupuk kandang ayam.

(4)

UCAPAN TERIMA KASIH

Bismillahirahmanirahim

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT atas berkat dan segala nikmat yang diberikan kepada penulis sehingga mampu menyelesaikan tugas akhir dengan judul

“Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Wortel (Daucus carota L) Pada Berbagai Dosis Pupuk Kandang Ayam” yang sederhana ini. Semoga shalawat dan salam dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabat serta kaum muslimin yang senantiasa selalu berada di jalan-Nya.

Dengan rasa cinta yang tulus, penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya dan mempersembahkan skripsi ini untuk Ayahanda H. Muh. Amir Soi dan Ibunda Hj. Sitti Rosmini tercinta, atas kasih sayang,

cinta, doa dan dorongan baik moril maupun materi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Buat saudara-saudariku Arni Hadrayani, S.Pd;

Nurhayani Amir, S.Pd; Rezeky Setyawan dan Nenek Hj. Setiamawa yang selalu memotivasi penulis, terima kasih.

Dalam menyelesaikan laporan ini, penulis juga banyak memperoleh bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, sehingga dalam kesempatan ini dengan penuh keikhlasan dan kerendahan hati Penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Bapak Ir. H. M. Amin Ishak, M.Sc selaku pembimbing I dan bapak Dr. Ir. Amirullah Dachlan, MP selaku pembimbing II atas segala keikhlasan meluangkan waktu dalam membimbing penulis.

2. Ibu Ir. Hj. A. Rusdayani Amin, MS dan ibu Ir. Hj. Rialid Halide, M.Sc dalam mendampingi penulis dalam melakukan penelitian.

3. Bapak Prof. Dr. Ir. Elkawakib Syam’un, MP selaku Ketua Jurusan Budidaya Pertanian.

4. Bapak Dr. Ir. H. Muh. Farid BDR, MP selaku Penasehat Akademik.

5. Dosen pengajar dan staf Jurusan Budidaya Pertanian.

(5)

6. Bapak H. Bahar (sek) yang telah bersedia memberikan kesempatan kepada penulis untuk menggunakan lahannya sebagai lahan penelitian.

7. Bapak Amin atas bantuannya dalam terlaksananya penelitian.

8. Sahabat-sahabatku Nurwanti, Hasriati Saleh, Siti Aisyah, Asia Arifin, Irma Jamaluddin, Aslam Nur Akhsan AP, Muh. Mukhtadir Putra dan Ermansyah, terima kasih atas dukungan, saran dan bantuannya, serta teman-teman seangkatan Rejuvinasi 08 canda tawa bersama kalian akan selalu teringat.

Penulis berharap laporan berguna bagi segenap civitas akademika dan masyarakat luas, Amin.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Makassar, Mei 2012

Penulis

(6)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

ABSTRAK ... v

UCAPAN TERIMA KASIH ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakan ... 1

1.2 Hipotesis ... 4

1.3 Tujuan dan Kegunaan ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karakteristik Wortel ... 6

2.1.1 Lingkungan Tumbuh ... 7

2.1.1.1 Iklim ... 7

2.1.1.2 Media Tanam ... 7

2.1.1.3 Ketinggian Tempat ... 8

2.2 Pupuk Kandang ... 8

2.3 Pupuk Kandang Ayam ... 10

III. METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu ... 12

3.2 Alat dan Bahan ... 12

3.3 Metode Penelitian ... 12

3.4 Pelaksanaan Percobaan ... 13

(7)

3.4.1 Penyiapan Benih ... 13

3.4.2 Pengolahan Media Tanam ... 13

3.4.3 Pemupukan ... 14

3.4.4 Penanaman ... 14

3.4.5 Pemeliharaan Tanaman ... 14

3.4.6 Panen ... 15

3.5 Parameter Pengamatan ... 16

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ... 17

4.1.1 Tinggi Tanaman ... 17

4.1.2 Jumlah Daun ... 18

4.1.3 Panjang Umbi ... 18

4.1.4 Diameter Umbi ... 19

4.1.5 Bobot Per Umbi ... 20

4.1.6 Bobot Umbi Per Petak ... 21

4.1.7 Bobot Umbi Per Hektar ... 21

4.1.8 Jumlah Umbi Normal ... 22

4.2 Pembahasan ... 23

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 29

5.2 Saran ... 29

DAFTAR PUSTAKA ... 30

LAMPIRAN... 31

(8)

DAF TAR TAB EL

No Teks Halaman

1. Pengaruh perlakuan pupuk kandang ayam terhadap tinggi tanaman ... 17

2. Pengaruh perlakuan pupuk kandang ayam terhadap jumlah percabangan daun18 3. Pengaruh perlakuan pupuk kandang ayam terhadap panjang umbi ... 18

4. Pengaruh perlakuan pupuk kandang ayam terhadap diameter umbi ... 19

5. Pengaruh perlakuan pupuk kandang ayam terhadap bobot per umbi ... 20

6. Pengaruh perlakuan pupuk kandang ayam terhadap bobot umbi per Petak ... 20

7. Pengaruh perlakuan pupuk kandang ayam terhadap bobot umbi per hektar .. 21

8. Pengaruh perlakuan pupuk kandang ayam terhadap jumlah umbi normal... 22

Lampiran 1. Dena Percobaan ... 32

2. a. Rata-rata tinggi tanaman (cm) ... 33

b. Sidik ragam tinggi tanaman ... 33

3. a. Rata-rata jumlah daun (helai) ... 34

b. Sidik ragam jumlah percabangan daun ... 34

4. a. Rata-rata panjang umbi (cm) ... 35

b. Sidik ragam panjang umbi ... 35

5. a. Rata-rata diameter umbi (mm) ... 36

b. Sidik ragam diameter umbi ... 36

6. a. Rata-rata berat umbi (gram) ... 37

b. Sidik ragam berat umbi ... 37

7. a. Rata-rata bobot umbi per petak (kg) ... 38

b. Sidik ragam bobot umbi per petak ... 38

8. a. Rata-rata bobot umbi per hektar (ton) ... 39

(9)

b. Sidik ragam bobot umbi per hektar ... 39

9. a. Rata-rata jumlah umbi normal (%) ... 40

b. Sidik ragam jumlah umbi normal ... 40

10. Komposisi Kandungan Wortel Per 100 gram Bahan ... 41

11. Kandungan hara pupuk kandang... 41

12. Analisis Tanah ... 42

(10)

DAF TAR G AMB AR

No. Teks Halaman

1. Gambar Lampiran 1a ... 43

2. Gambar Lampiran 1b... 43

3. Gambar Lampiran 2a ... 44

4. Gambar Lampiran 2b ... 44

(11)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengembangan tanaman hortikultura khususnya sayur memiliki potensi yang cukup besar untuk pengembangan perekonomian, hal ini karena semakin hari permintaan akan sayuran semakin meningkat karena adanya kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi bagi kesehatan. Salah satu jenis sayuran yang mengalami peningkatan permintaan oleh konsumen adalah wortel (Daucus carrota L.). Peluang pasar wortel makin luas dan beragam, diantaranya adalah

dalam bentuk umbi segar, umbi beku segar dan umbi muda segar. Prospek pengembangan budidaya wortel di Indonesia amat cerah. Selain karena keadaan agroklimatologis wilayah nusantara yang cocok untuk wortel, juga karena dapat berdampak positif terhadap peningkatan pendapatan petani, perbaikan gizi masyarakat, perluasan kesempatan kerja dan pengembangan agribisnis.

Dalam program penelitian pengembangan hortikultura di Indonesia oleh Puslitbang Hortikultura tahun 2000-2005, wortel termasuk komoditas utama yang mendapat perhatian dari pemerintah. Wortel sangat diperlukan bagi kesehatan tubuh, karena wortel memiliki kandungan gizi terutama vitamin dan mineral.

Wortel banyak mengandung vitamin A dan nutrisi lainnya yang penting untuk kesehatan, setiap 100 gram bahan mengandung 12.000 S.I vitamin A (Anonima, 2011). Untuk itulah sayuran ini baik dikonsumsi dalam menu makanan sehari- hari guna mencukupi kebutuhan vitamin dan mineral yang esensial bagi tubuh.

(12)

Dalam penyajian untuk konsumsi sebagai bahan pangan, wortel dapat diolah menjadi masakan atau dimakan dalam bentuk segar. Dengan penganjuran peningkatan konsumsi wortel untuk alasan kesehatan maka diusahakan p ula peningkatan produksi wortel yang baik dan aman untuk dikonsumsi oleh masyarakat.

Sulawesi Selatan merupakan penghasil tanaman hortikultura yang cukup potensial, tetapi produksi dan produktivitasnya baik kualitas maupun kuantitas masih relatif rendah dibanding daerah lain. Produktivitas wortel di Sulawesi Selatan mencapai 8,68 ton ha-1, sedangkan di Sumatera Selatan sudah mencapai 21,20 ton ha-1 (BPS, 2010). Beberapa kasus yang dialami petani di lapangan adalah pemberian pupuk anorganik yang tidak berdasarkan anjuran dan rekomendasi pemupukan yang baik. Petani cenderung menggunakan pupuk dalam jumlah yang tinggi dan tidak berdasarkan pada analisis tanah setempat sehingga pemberian pupuk tidak efektif dan efesien, serta kurang sehat untuk dikonsumsi.

Wortel yang baik adalah wortel yang dapat memenuhi kebutuhan gizi masyarakat tidak mengandung bahan kimia yang dapat membahayakan kesehatan.

Pembudidayaan wortel sebaiknya tanpa atau mengurangi penggunaan pupuk anorganik dan bahan-bahan yang mengandung zat yang dapat membahayakan kesehatan. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan pupuk organik dengan kata lain pembudidayaan wortel dengan berbasis pertanian organik.

Pertanian secara organik yang ramah lingkungan dan menghasilkan pangan yang sehat (bebas dari zat-zat kimia yang dapat merugikan kesehatan) sebenarnya sudah menjadi pengetahuan tradisional yang banyak dipraktekkan

(13)

petani. Pertanian organik sangat bermanfaat bagi kesehatan, membebaskan konsumen untuk mengkonsumsi zat-zat kimia yang dapat merugikan kesehatan.

Selain itu, pertanian organik memudahkan petani dalam membudidayakan tanaman karena jika dibandingkan dengan pertanian konvensional, pertanian organik relatif lebih murah karena bahan-bahan yang digunakan juga relatif mudah ditemukan. Penggunaan pupuk kandang ayam dalam pertanian merupakan salah satu cara menuju pertanian ramah lingkungan yang memiliki banyak manfaat baik dari segi kesehatan, lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.

Pupuk organik dapat berupa pupuk organik cair, kompos dan pupuk kandang. Pupuk organik yang sering digunakan masyarakat yaitu pupuk kandang yang dapat didefinisikan sebagai semua produk buangan dari binatang peliharaan dapat digunakan untuk menambah hara, perbaikan sifat fisik, kimia dan biologi

tanah. Apabila dalam memelihara ternak tersebut diberi alas seperti sekam pada ayam, jerami pada sapi, kerbau dan kuda, maka alas tersebut akan tercampur menjadi satu kesatuan dan disebut sebagai pupuk kandang.

Pupuk kandang adalah sumber beberapa hara seperti nitrogen, fosfor, kalium dan lainnya. Bagaimanapun nitrogen adalah salah satu hara utama bagi sebagian besar tanaman yang dapat diperoleh dari pupuk kandang. Nitrogen dari pupuk kandang umumnya diubah menjadi bentuk nitrat tersedia. Nitra t mudah larut dan bergerak ke daerah perakaran tanaman. Penggunaan pupuk kandang sebagai pupuk tanaman merupakan suatu siklus unsur hara yang sangat bermanfaat dalam mengoptimalkan penggunaan sumber daya alam yang terbarukan. Disisi lain penggunaan pupuk kandang dapat mengurangi hara yang

(14)

bersifat racun bagi tanaman. Pupuk kandang ayam memiliki kadar hara yang tinggi dibanding dengan jumlah unit pupuk kandang yang lainnya, yaitu 1,5%

(N); 0,77% (P); dan 0,89% (K). Kadar hara ini sangat dipengaruhi oleh jenis konsentrat yang diberikan. Selain itu pula dalam kotoran ayam tersebut tercampur sisa-sisa makana ayam serta sekam sebagai alas kandang yang dapat menyumbangkan tambahan hara ke dalam pupuk kandang terhadap sayuran.

Secara umum penggunaan pupuk kandang ayam dikalangan petani yaitu 15 ton ha-1 (Setyorini et al., 2004).

Penggunaan pupuk kandang ayam sebagai pupuk bagi tanaman dapat bermanfaat dalam mengurangi pencemaran lingkungan karena pupuk kandang ayam tersebut tidak dibuang sembarang tempat yang dapat mengotori lingkungan dan badan pengairan umum. Selain itu, penggunaan pupuk kandang bermanfaat dapat mengurangi logam- logam berat yang bersifat racun bagi tanaman dan juga dapat digunakan dalam mereklamasi lahan yang tercemar, seperti lahan- lahan bekas tambang.

Berdasarkan uraian tersebut, dilakukan percobaan budidaya tanaman wortel dengan pertanian ramah lingkungan menggunakan pupuk kandang ayam, untuk memperoleh hasil kualitas tinggi tanpa merugikan dari segi kesehatan dan kerusakan pada lingkungan.

1.2 Hipotesis

Terdapat salah satu dosis pupuk kandang ayam yang memberikan pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman wortel.

(15)

1.3 Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dari percobaan ini yaitu untuk mengetahui dosis pupuk kandang ayam yang terbaik untuk pertumbuhan dan hasil tanaman wortel.

Kegunaannya yaitu sebagai bahan informasi tentang penggunaan pupuk kandang ayam dalam budidaya wortel.

(16)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Karakteristik Wortel

Wortel (Daucus carota L.) bukan merupakan tanaman asli Indonesia, wortel berasal dari negeri yang beriklim sedang (sub-tropis) yaitu berasal dari Asia Timur Dekat dan Asia Tengah. Ditemukan tumbuh liar sekitar 6.500 tahun yang lalu. Di Indonesia tanaman wortel mayoritas diusahakan pada daerah dataran tinggi karena kondisi iklim pada lahan tersebut sangat mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman wortel (Rukmana, 1995).

Tanaman wortel menyimpan cadangan makanan dalam umbi. Mempunyai batang pendek, berakar tunggang yang mengalami modifikasi menjadi umbi yang bulat memanjang dan menyimpan cadangan makanan. Umbi berwarna kuning kemerah- merahan dan berkulit tipis. Bagian yang dapat dikonsumsi yaitu umbi, tanaman wortel memiliki bunga sempurna yang berbentuk payung berwarna putih (Anonimb, 2011).

Tanaman wortel banyak ragamnya, tetapi bila dilihat bentuk umbinya dapat dipisah menjadi 3 golongan, Soewito (1991) yakni :

a) Tipe Imperator, yaitu mempunyai umbi berbentuk bulat, panjang dan ujungnya runcing (berbentuk kerucut).

b) Tipe Chantenay, yaitu mempunyai umbi yang berbentuk bulat, panjang dan ujungnya tumpul. Yang tergolong ini biasanya tidak memiliki akar serabut.

c) Tipe Nantes, yaitu mempunyai umbi bentuk peralihan dari kedua bentuk tipe Imperator dan tipe Chantenay.

(17)

Wortel memiliki kandungan gizi yang banyak diperlukan oleh tubuh

terutama sebagai sumber vitamin A. Wortel banyak mengandung vitamin A yang disebabkan oleh tingginya kandungan karoten. Selain vitamin A wortel juga mengandung gizi yang lain (Tabel lampiran 9, Direktorat Gizi dan Kesehatan RI, 1997)

2.1.1 Lingkungan Tumbuh

2.1.1.1 Iklim

Tanaman wortel merupakan sayuran dataran tinggi. Tanaman wortel pada permulaan tumbuh menghendaki cuaca dingin dan le mbab. Tanaman ini bisa ditanam sepanjang tahun baik musim kemarau maupun musim hujan. Tanaman wortel membutuhkan lingkungan tumbuh dengan suhu udara yang dingin dan lembab. Untuk pertumbuhan dan produksi umbi dibutuhkan suhu udara optimal antara 15,6o-21,1oC. Suhu udara yang terlalu tinggi (panas) seringkali menyebabkan umbi kecil-kecil (abnormal) dan berwarna pucat/kusam. Bila suhu udara terlalu rendah (sangat dingin), maka umbi yang terbentuk menjadi panjang kecil (Anonima, 2011).

2.1.1.2 Media Tanam

Keadaan tanah yang cocok untuk tanaman wortel adalah tahan yang subur, gembur, banyak mengandung bahan organik (humus), tata udara dan tata airnya berjalan baik (tidak tergenang). Jenis tanah yang paling baik adalah andosol. Jenis tanah ini pada umumnya terdapat di daerah dataran tinggi (pegunungan). Tanaman ini dapat tumbuh baik pada keasaman tanah (pH) untuk hasil optimal diperlukan

(18)

pH 6,0-6,8. Pada tanah yang pH-nya kurang dari 5,0 tanaman wortel akan sulit membentuk umbi. Demikian pula tanah yang mudah becek atau mendapat perlakuan pupuk kandang yang berlebihan, sering menyebabkan umbi wortel berserat, bercabang dan berambut (Anonima, 2011).

2.1.1.3 Ketinggian Te mpat

Tanaman wortel umumnya ditanam di Indonesia pada daerah yaitu dataran tinggi pada ketinggian 1.000-1.200 m dpl, tetapi dapat pula ditanam di dataran medium (ketinggian lebih dari 500 m dpl.), tapi produksinya baik kualitas maupun kuantitas rendah (Anonima, 2011).

2.2 Pupuk Kandang

Unsur hara bagi pertumbuhan tanaman kadang-kadang tidak tersedia dalam jumlah yang cukup. Oleh karena itu untuk memperoleh hasil dan mutu tanaman yang maksimal perlu diadakan usaha untuk meningkatkan ketersediaan unsur hara dengan jalan melakukan pemupukan (Suriatna, 1988).

Penentuan kebutuhan unsur hara berdasarkan pemikiran jumlah hara yang terangkut bersama panen merupakan cara sederhana dan mudah. Unsur hara yang terbawa panen ini perlu dikembalikan ke dalam tanah melalui pemupukan supaya kesuburan tanah tetap terjaga dan produksi tanaman dapat bertahan. Tanaman wortel membawa hara pada saat panen dalam 1 ton yaitu N: 3,0 kg; P: 0,5 kg; dan K: 3,8 kg (Anonimg, 2012)

Pupuk adalah semua bahan yang diberikan kepada tanah dengan maksud untuk memperbaiki sifat-sifat fisika, kimia dan biologi tanah. Bahan yang

(19)

diberikan bermacam- macam misalnya berupa pupuk kandang, pupuk hijau, kompos, abu tanaman, kotoran hewan, bungkil, pupuk buatan pabrik dan sebagainya (Setyamidjaja, 1986).

Pupuk organik merupakan bahan penting dalam menciptakan kesuburan tanah baik secara fisik, kimia dan biologi yang bersumber dari bahan organik (Hakim et al, 1986).

Sumber utama bahan organik bagi tanah berasal dari jaringan tanaman, baik berupa sampah-sampah tanaman (serasah) ataupun sisa-sisa tanaman yang telah mati. Sumber bahan organik lainnya adalah limbah atau kotoran hewan atau bangkai hewan itu sendiri. Secara umum bahan organik di dalam tanah terakumulasi di lapisan atas. Jumlah bahan organik dan tebal lapisan atas tergantung pada proses yang terjadi seperti pelap ukan, penambahan, mineralisasi, erosi, pembongkaran, dan pencucian, serta pengaruh lain, disamping faktor lingkungan yang secara tidak langsung juga berpengaruh seperti drainase, kelembaban, suhu, ketinggian tempat, keadaan geologi tanah (Suharjo dkk, 1991).

Pupuk kandang ialah zat organik yang digunakan sebagai pupuk organik dalam pertanian. Pupuk kandang berperan dalam kesuburan tanah dengan menambahkan zat dan nutrisi, seperti nitrogen yang ditangkap bakteri dalam tanah. Organisme yang lebih tinggi kemudian hidup dari jamur dan bakteri dalam rantai kehidupan yang membantu jaring makanan tanah (Anonimb, 2011).

Beberapa petani di daerah memisahkan antara pupuk kandang padat dan cair yaitu pupuk kandang padat adalah kotoran ternak yang berupa padatan baik

belum dikompos maupun sudah dikompos sebagai sumber hara utama N

(20)

bagi tanaman dan dapat memperbaiki sifat kimia, biologi dan fisik tanah, sedangkan pupuk kandang cair yaitu merupakan pupuk kandang yang berasal dari kotoran hewan yang masih segar yang bercampur dengan urine hewan atau kotoran hewan yang dilarutkan dalam air dalam perbandingan tertentu (Widowati et al., 2005).

2.3 Pupuk Kandang Ayam

Pupuk kandang merupakan hasil sampingan yang cukup penting, terdiri dari kotoran padat dan cair dari hewan ternak yang tercampur sisa makanan.

Pupuk kandang ini dalam kenyataannya selain dapat menambah tersedianya unsur hara dalam tanah, juga dapat memperbaiki kualitas tanah, memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah ( Malherbe, 1994; Sanchez, 1976 dalam Marlina, 2011).

Kandungan hara dalam pupuk kandang sangat menentukan kualitas pupuk kandang. Kandungan unsur-unsur hara di dalam pupuk kandang tidak hanya tergantung pada jenis ternak, tetapi juga tergantung dari makanan dan air yang diberikan, umur, dan bentuk fisik ternak (Tabel Lampiran 10).

Berbagai jenis kotoran ternak, umumnya yang lebih sering digunakan petani adalah kotoran ayam, karena kandungan unsur haranya lebih tinggi dibanding kotoran ternak lainnya, seperti sapi, kerbau, kuda maupun kambing.

Kandungan unsur hara dari pupuk kandang ayam relatif lebih tinggi yaitu 2,6%

(N); 2,9% (P); dan 3,4% (K) , hal ini dikarenakan bagian cair (urine) tercampur dengan bagian padat. Dalam kenyataannya pupuk organik digunakan untuk berbagai komoditas, pupuk organik yang umum digunakan petani adalah pupuk kandang ayam dengan takaran 15-40 ton ha-1 (Hartatik et al., 2005).

(21)

Pupuk kandang ayam tidak mengandung biji-biji gulma yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman, pupuk kandang ayam juga mengandung zat koksidioksitas yang berfungsi sebagai herbisida. Apabila digunakan dalam dosis tinggi terus menerus maka dapat menjadi zat alelopati yang dapat menghambat pertumbuhan benih maupun biji (Susanto, 2002).

Pemanfaatan pupuk kandang ayam termasuk umum digunakan oleh petani sayuran dengan cara pengadaan dari luar wilayah. Pupuk kandang ayam mempunyai kadar hara yang relatif tinggi dari pupuk kandang lainnya. Kadar hara ini sangat dipengaruhi oleh jenis konsentrat yang diberikan. Selain itu pula dalam kotoran ayam tersebut tercampur sisa-sisa makanan ayam serta sekam sebagai alas kandang yang dapat menyumbangkan tambahan hara kedalam pupuk kandang terhadap sayuran (Setyorini et al., 2004).

Beberapa hasil penelitian menunjukkan aplikasi pupuk kandang ayam selalu memberikan respon baik terhadap tanaman. Hal ini terjadi karena pupuk kandang ayam lebih cepat terdekomposisi serta mempunyai kadar hara yang cukup pula jika dibandingkan dengan jumlah unit yang sama dengan pupuk kandang lainnya (Widowati et al., 2005).

Pada penelitian yang menggunakan pupuk kandang ayam menunjukkan bahwa pemberian pupuk sebanyak 5 ton ha-1 dan secara ekonomi lebih menguntungkan dan lebih ekonomis dibanding dengan dosis pupuk kandang ayam yang lebih tinggi (10-15 ton ha-1). Pemberian pupuk kandang kotoran ayam sampai dengan 10-20 ton ha-1 bagi tanaman sudah melebihi kebutuhan, sehingga menyebabkan gangguan untuk pertumbuhan vegetatifnya (Anonime, 2012).

(22)

III. METODOLOGI

3.1 Tempat dan Waktu

Percobaan dilaksanakan di Lingkungan Buluballea, Kelurahan Pattapang, Kecamatan Tinggimoncong, Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan. Tempat penelitian terletak pada ketinggian ± 1500 m dpl dengan temperatur rata-rata berkisar 18-26oC. Penelitian berlangsung mulai November 2011 hingga Februari 2012.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah cangkul, timbangan, mistar, kamera digital, kalkulator, papan perlakuan, timbangan analitik, jangka sorong, plastik cetik dan alat tulis menulis .

Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah benih wortel varietas Pusaka cap Panah Merah, air dan pupuk kandang ayam.

3.3 Metode Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan bentuk percobaan satu faktor (pupuk kandang ayam) dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok, yang terdiri dari 6 taraf dosis yaitu :

P0 = 0,0 kg m-2 (Tanpa pupuk kandang ayam) P1 = 0,4 kg m-2 (4 ton ha-1)

P2 = 0,8 kg m-2 (8 ton ha-1) P3 = 1,2 kg m-2 (12 ton ha-1)

(23)

P4 = 1,6 kg m-2 (16 ton ha-1) P5 = 2,0 kg m-2 (20 ton ha-1)

Setiap perlakuan terdiri dari satu petak percobaan yang berukuran 1 m x 2 m, yang masing- masing diulang sebanyak tiga kali, sehingga terdapat 18 petak sebagai unit percobaan.

3.4 Pelaksanaan Percobaan

3.4.1 Penyiapan Benih

Benih wortel varietas Pusaka cap panah merah terlebih dahulu direndam dalam air hangat selama 15 menit dengan tujuan agar dapat mempercepat proses perkecambahan. Sebaiknya benih wortel benih wortel yang telah direndam ditiriskan dalam talang, benih wortel siap disebar di lahan pertanaman.

3.4.2 Penyiapan Lahan

Lahan yang akan digunakan terlebih dahulu dibersihkan dari sisa pertanaman sebelumnya dan dari gulma yang tumbuh. Pembersihan dilakukan dengan menggunakan cangkul. Selanjutnya tanah diolah sedalam tanah diolah sedalam 50 cm dengan menggunakan cangkul hungga strukturnya menjadi gembur. Setelah pengolahan tanah yang pertama, tanah selanjutnya diolah untuk kedua kalinya dengan cangkul hingga struktur tanah bertambah gembur untuk dibuat bedengan. Setelah itu bedengan dibuat dengan ukuran lebar 100 cm x 200 cm dengan tinggi 30 cm, jarak antar bedengan 50 cm, dan jarak antar kelompok 50 cm.

(24)

3.4.3 Pemupukan

Pupuk kandang ayam yang telah matang dan siapkan disebar sesuai dosis perlakuan di permukaan bedengan, kemudian dicampurkan dengan lapisan tanah atas secara merata kemudian permukaan bedengan diratakan hingga tampak datar dan rapi.

3.4.4 Penanaman

Penanaman (penaburan) benih wortel dilakukan dengan cara menebar secara merata dalam alur-alur/garitan-garitan yang telah disiapkan pada bedengan dengan jarak alur/guritan 20 cm. Benih wortel selanjutnya ditutupi dengan tanah tipis sedalam 0,5-1 cm, tiap alir/guritan ditutupi dengan daun pisang selama 7-10 hari untuk mencegah hanyutnya benih wortel oleh percikan (guyuran) air sekaligus berfungsi menjaga kestabilan kelembaban tanah. Setelah benih wortel tumbuh di permukaan tanah,daun pisang segera dibuka kembali hilangkan.

3.4.5 Pemeliharaan Tanaman

3.4.5.1 Penjarangan dan Penyulaman

Penjarangan tanaman wortel dilakukan pada saat tanaman berumur 1 bulan setelah tanam dengan jarak menyisahkan tanaman dengan jarak 10 cm antar satu tanaman dengan tanaman lainnya. Tujuan penjarangan untuk mengatur jarak antar tanaman yang tumbuh rapat maka dilakukan penjarangan untuk menghindari perkembangan umbi wortel yang terganggu satu sama lain jika jaraknya terlalu dekat.

(25)

3.4.5.2 Penyiangan dan Penggemburan

Penyiangan dilakukan saat tanaman wortel berumur satu bulan.

Penyiangan dilakukan dengan cara membersihkan gulma dengan menggunakan cangkul dan tangan. Rumput liar yang tumbuh dalam paritnya dibersihkan agar tidak menjadi sarang hama dan penyakit. Tanah di sekitar barisan tanaman wortel digemburkan, kemudian ditimbunkan ke bagian pangkal batang wortel agar kelak umbinya tertutup oleh tanah.

3.4.5.3 Pembumbunan

Pembumbunan dilakukan pada saat umur tanaman satu bulan, yaitu pada saat tanaman akan membentuk umbi, terutama sehabis hujan.

3.4.5.4 Pengairan dan Penyiraman

Pengairan dan penyiraman tidak dilakukan karena waktu pelaksanaan percobaan bertepatan dengan musim hujan.

3.4.6 Panen

Panen dilakukan setelah tanaman berumur tiga bulan, panen dilakukan dengan cara mencabut dari dalam tanah, jika tanahnya ge mbur dapat dicabut dengan menarik bagian percabangan daunnya, tapi jika tanahnya keras maka dapat menggunakan alat bantu berupa cangkul atau garpu. Umbi wortel sebaiknya dipisahkan dengan daunnya dengan memotong pada bagian pertemuan antara batang dengan umbi. Setelah itu umbi wortel dicuci dengan menggunakan air mengalir untuk menghilangkan sisa tanah yang melengket pada umbi.

(26)

3.5 Parameter Pengamatan

Komponen yang menjadi parameter pengamatan adalah :

1. Tinggi tanaman (cm), pengukuran dilakukan pada saat tanaman telah berumur satu bulan, pengukuran dilakukan sekali dalam dua minggu, diukur mulai dari pangkal hingga ujung daun.

2. Jumlah daun (helai), dihitung semua jumlah daun yang terbentuk hingga akhir pengamatan, dilakukan setelah tanaman berumur satu bulan, pengamatan dilakukan sekali dalam dua minggu.

3. Panjang umbi (cm), diukur panjang umbi yang dihasilkan, dilakukan setelah panen.

4. Diameter umbi (mm), diukur diameter atas, tengah dan bawah menggunakan jangka sorong, dilakukan setelah panen.

5. Bobot per umbi (gram), ditimbang bobot setiap umbi yang dihasilkan, dilakukan setelah panen.

6. Bobot umbi per petak (kg), ditimbang bobot umbi yang dihasilkan per petak, dilakukan setelah panen.

7. Berat umbi per hektar (ton), bobot umbi per petak dikonversi dalam luasan hektar, dilakukan setelah panen.

8. Jumlah umbi normal (%) yaitu dengan menghitung persentase umbi yang tidak bercabang, dilakukan setelah panen.

(27)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Tinggi Tanaman

Pengamatan tinggi tanaman wortel dan sidik ragamnya disajikan pada Tabel Lampiran 1a dan 1b. Sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian dosis pupuk kandang ayam berpengaruh sangat nyata.

Tabel 1. Rata-rata tinggi tanaman wortel (cm) pada berbagai dosis pupuk kandang ayam

Pelakuan Rata-rata Tinggi

Tanaman (cm)

NP BNT α=0,01 P0 (0,0 kg m-2/ 0 ton ha-1) 13,41d

2,04 P1 (0,4 kg m-2/ 4 ton ha-1) 16,39c

P2 (0,8 kg m-2/ 8 ton ha-1) 19,73b P3 (1,2 kg m-2/ 12 ton ha-1) 22,43a P4 (1,6 kg m-2/ 16 ton ha-1) 21,76ab P5 (2,0 kg m-2/ 20 ton ha-1) 21,83a

Keterangan: angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama, berarti tidak berbeda nyata pada uji BNT taraf 1% .

Tabel 1 menunjukkan bahwa pupuk kandang ayam pada dosis 1,2 kg m-2 menghasilkan rata-rata tinggi tanaman tertinggi yakni 22,43 cm, tidak berbeda nyata dengan dosis 1,6 kg m-2 dan 2,0 kg m-2 tapi berbeda nyata dengan pemberian dosis 0,0 kg m-2; 0,4 kg m-2 dan 0,8 kg m-2.

(28)

4.1.2 Jumlah Daun

Pengamatan jumlah daun dan sidik ragamnya disajikan pada Tabel Lampiran 2a dan 2b. Sidik ragam menunjukkan pemberian dosis pupuk kandang ayam berpengaruh nyata.

Tabel 2. Rata-rata jumlah daun (helai) pada berbagai dosis pupuk kandang ayam.

Pelakuan Rata-rata Jumlah

Daun (helai)

NP BNT α=0,05 P0 (0,0 kg m-2/ 0 ton ha-1) 5,66e

0,51 P1 (0,4 kg m-2/ 4 ton ha-1) 6,00de

P2 (0,8 kg m-2/ 8 ton ha-1) 6,33cd P3 (1,2 kg m-2/ 12 ton ha-1) 7,33a P4 (1,6 kg m-2/ 16 ton ha-1) 7,00ab P5 (2,0 kg m-2/ 20 ton ha-1) 6,66bc

Keterangan: angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama,berarti tidak berbeda nyata pada uji BNT taraf 0,5%.

Tabel 2 menunjukkan bahwa pupuk kandang ayam pada dosis 1,2 kg m-2 menghasilkan rata-rata jumlah daun tertinggi yakni 7,33 helai, berbeda nyata dengan semua dosis perlakuan kecuali dosis 1,6 kg m-2 .

4.1.3 Panjang Umbi

Pengamatan panjang umbi dan sidik ragamnya disajikan pada Tabel Lampiran 3a dan 3b. Sidik ragam menunjukkan banyak pemberian dosis pupuk kandang ayam berpengaruh sangat nyata.

Tabel 3 menunjukkan bahwa pupuk kandang ayam pada dosis 1,2 kg m-2 menghasilkan rata-rata panjang umbi tertinggi yakni 12,12 cm tidak berbeda nyata dengan semua dosis perlakuan kecuali kontrol.

(29)

Tabel 3. Rata-rata panjang umbi (cm) pada berbagai dosis pupuk kandang ayam

Pelakuan Rata-rata Panjang

Umbi (cm)

NP BNT α=0,01 P0 (0,0 kg m-2/ 0 ton ha-1) 8,79b

1,04 P1 (0,4 kg m-2/ 4 ton ha-1) 11,13a

P2 (0,8 kg m-2/ 8 ton ha-1) 11,36a P3 (1,2 kg m-2/ 12 ton ha-1) 12,12a P4 (1,6 kg m-2/ 16 ton ha-1) 11,89a P5 (2,0 kg m-2/ 20 ton ha-1) 11,34a

Keterangan: angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama, berarti tidak berbeda nyata pada uji BNT taraf 1%

4.1.4 Diameter Umbi

Pengamatan diameter umbi dan sidik ragamnya disajikan pada Tabel Lampiran 4a dan 4b. Sidik ragam menunjukkan pemberian dosis pupuk kandang ayam berpengaruh sangat nyata.

Tabel 4. Rata-rata diameter umbi (mm) pada berbagai dosis pupuk kandang ayam.

Pelakuan Rata-rata Diameter

Umbi (mm)

NP BNT α=0,01 P0 (0,0 kg m-2/ 0 ton ha-1) 21,50d

3,52 P1 (0,4 kg m-2/ 4 ton ha-1) 24,13cd

P2 (0,8 kg m-2/ 8 ton ha-1) 27,04bc P3 (1,2 kg m-2/ 12 ton ha-1) 30,75a P4 (1,6 kg m-2/ 16 ton ha-1) 29,83ab P5 (2,0 kg m-2/ 20 ton ha-1) 30,22a

Keterangan: angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama, berarti tidak berbeda nyata pada uji BNT taraf 1% .

Tabel 4 menunjukkan bahwa pupuk kandang ayam pada dosis 1,2 kg m-2 menghasilkan rata-rata diameter tertinggi yakni 30,75 mm yang tidak berbeda nyata dengan pelakuan pupuk kandang ayam dengan dosis 1,6 kg m-2 dan

(30)

2,0 kg m-2 tapi berbeda nyata dengan pemberian dosis 0,0 kg m-2; 0,4 kg m-2 dan 0,8 kg m-2.

4.1.5 Bobot per Umbi

Pengamatan bobot per umbi dan sidik ragamnya disajikan pada Tabel Lampiran 5a dan 5b. Sidik ragam menunjukkan pemberian dosis pupuk kandang ayam berpengaruh sangat nyata.

Tabel 5. Rata-rata bobot per umbi (g) pada berbagai dosis pupuk kandang ayam.

Pelakuan Rata-rata Bobot

Umbi (g)

NP BNT α=0,01 P0 (0,0 kg m-2/ 0 ton ha-1) 34,29d

15,36 P1 (0,4 kg m-2/ 4 ton ha-1) 55,65c

P2 (0,8 kg m-2/ 8 ton ha-1) 74,42b P3 (1,2 kg m-2/ 12 ton ha-1) 96,67a P4 (1,6 kg m-2/ 16 ton ha-1) 90,13a P5 (2,0 kg m-2/ 20 ton ha-1) 92,12a

Keterangan: angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama, berarti tidak berbeda nyata pada uji BNT taraf 1% .

Tabel 5 menunjukkan bahwa pupuk kandang ayam pada dosis 1,2 kg m-2 menghasilkan rata-rata bobot umbi tertinggi yakni 96,67 g, tidak berbeda nyata dengan pelakuan pupuk kandang ayam dengan sosis 1,6 kg m-2 dan 2,0 kg m-2 tapi berbeda nyata dengan dosis 0,0 kg m-2; 0,4 kg m-2 dan 0,8 kg m-2.

4.1.6 Bobot Umbi per Petak

Pengamatan bobot umbi per petak untuk sidik ragamnya disajikan pada Tabel Lampiran 6a dan 6b. Sidik ragam menunjukkan pemberian dosis pupuk kandang ayam berpengaruh sangat nyata.

(31)

Tabel 6. Rata-rata bobot umbi per petak (kg) pada berbagai dosis pupuk kandang ayam.

Pelakuan Rata-rata Bobot

Umbi Per Petak (kg)

NP BNT α=0,01 P0 (0,0 kg m-2/ 0 ton ha-1) 3,17b

1,49 P1 (0,4 kg m-2/ 4 ton ha-1) 4,29b

P2 (0,8 kg m-2/ 8 ton ha-1) 5,81a P3 (1,2 kg m-2/ 12 ton ha-1) 6,07a P4 (1,6 kg m-2/ 16 ton ha-1) 7,20a P5 (2,0 kg m-2/ 20 ton ha-1) 6,08a

Keterangan: angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama, berarti tidak berbeda nyata pada uji BNT taraf 1% .

Tabel 6 menunjukkan bahwa pupuk kandang ayam pada dosis 1,6 kg m-2 menghasilkan rata-rata bobot umbi per petak tertinggi yakni 7,20 kg tidak berbeda nyata dengan pelakuan lain kecuali dengan dosis 0,0 kg m-2 dan 0,4 kg m-2.

4.1.7 Bobot Umbi per Hektar

Pengamatan bobot umbi per hektar untuk sidik ragamnya disajikan pada Tabel Lampiran 7a dan 7b. Sidik ragam menunjukkan pemberian dosis pupuk kandang ayam berpengaruh sangat nyata.

Tabel 7. Rata-rata bobot umbi per hektar (ton) pada berbagai dosis pupuk kandang ayam.

Pelakuan Rata-rata Bobot

Umbi Per Ha (ton)

NP BNT α=0,01 P0 (0,0 kg m-2/ 0 ton ha-1) 15,87b

7,49 P1 (0,4 kg m-2/ 4 ton ha-1)

P2 (0,8 kg m-2/ 8 ton ha-1)

21,43b

,

29,05a P3 (1,2 kg m-2/ 12 ton ha-1) 30,33a P4 (1,6 kg m-2/ 16 ton ha-1) 36,02a P5 (2,0 kg m-2/ 20 ton ha-1) 30,42a

Keterangan: angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama, berarti tidak berbeda nyata pada uji BNT taraf 1% .

(32)

Tabel 7 menunjukkan bahwa pupuk kandang ayam pada dosis 1,6 kg m-2 menghasilkan rata-rata bobot umbi per hektar tertinggi yakni 36,02 ton namun tidak berbeda nyata dengan pelakuan lainnya kecuali dengan kontrol (0,0 kg m2) dan 0,4 kg m-2.

4.1.8 Jumlah Bentuk Umbi Normal

Pengamatan jumlah umbi normal dan sidik ragamnya disajikan pada Tabel Lampiran 8a dan 8b. Sidik ragam menunjukkan pemberian dosis pupuk kandang ayam berpengaruh sangat nyata.

Tabel 8. Rata-rata jumlah umbi normal (%) pada berbagai dosis pupuk kandang ayam.

Pelakuan Rata-rata

Umbi Normal (%)

NP BNT α=0,05 P0 (0,0 kg m-2/ 0 ton ha-1) 92,33a

6,49 P1 (0,4 kg m-2/ 4 ton ha-1) 85,33b

P2 (0,8 kg m-2/ 8 ton ha-1) 87,67ab P3 (1,2 kg m-2/ 12 ton ha-1) 76,33c P4 (1,6 kg m-2/ 16 ton ha-1) 71,33c P5 (2,0 kg m-2/ 20 ton ha-1) 77,33c

Keterangan: angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama, berarti tidak berbeda nyata pada uji BNT taraf 1%

Tabel 8 menunjukkan rata-rata jumlah umbi normal tertinggi terdapat pada P0 yakni 92,33% yang berbeda nyata dengan semua dosis perlakuan kecuali pada dosis 0,8 kg m-2.

(33)

4.2 Pembahasan

Pemberian berbagai dosis pupuk kandang ayam pada tanaman wortel untuk tinggi tanaman memiliki pengaruh yang nyata dengan hasil rata-rata tertinggi terdapat pada dosis 1,2 kg m-2/12 ton ha-1. Pupuk kandang ayam memberikan pengaruh yang baik pada tinggi tanaman, dimana pemberian pupuk kandang ayam membantu tersedianya unsur hara dalam tanah yang menjadi sumber energi dalam kerja jaringan meristem untuk berkembang. Unsur hara berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman mulai dari perkembangan daun, mempercepat pertumbuhan akar, mempercepat pendewasaan tanaman, dan meningkatkan produksi.

Pemberian pupuk kandang ayam selain menambah unsur hara juga memperbaiki agregat tanah, sehingga tanah menjadi gembur dan dapat memudahkan perakaran tanaman menembus tanah serta menyerap unsur hara dalam memenuhi kebutuhannya. Unsur hara yang berperan dalam pertumbuhan tinggi tanaman yaitu N yang dibutuhkan dalam pertumbuhan vegetative (pertumbuhan daun dan batang), meningkatkan kadar protein, juga untuk perkembangan mikroogranisme dalam tanah. Tanaman akan tumbuh dan berkembang dengan baik jika kebutuhannya terpenuhi, semakin baik pertumbuhan tinggi tanaman maka semakin tinggi proses fotosintesis yang terjadi. Menurut Gardner et al., (1991), daun berfungsi sebagai organ utama fotosintesis pada tumbuhan, efektif dalam penyerapan cahaya, dan cepat dalam pengambilan CO2. Proses fotosintesis juga tergantung pada ketersediaan unsur ha ra yang menunjang pertumbuhan tanaman, dapat dilihat dari hasil perlakuan 0,0 kg m-2/0 ton ha-1

(34)

(tanpa pemberian pupuk kandang ayam) memiliki tinggi tanaman yang terendah yaitu 13,41 cm. Hal ini disebabkan karena kebutuhan unsur hara yang dibutuhkan kurang terpenuhi sehingga proses fotosintesis menghasilkan lebih sedikit zat makanan dibanding tanaman yang memiliki nilai tinggi tanaman yang lebih tinggi.

Untuk rata-rata jumlah percabangan daun (batang), panjang umbi (cm), diameter umbi (mm), bobot per umbi (g), diperoleh hasil rata-rata tertinggi pada dosis 1,2 kg m-2/12 ton ha-1. Untuk perkembangan umbi wortel dipengaruhi oleh keadaan tanah yang memiliki ketersediaan unsur hara yang cukup dalam memenuhi kebutuhannya. Dengan ketersediaan unsur hara yang cukup untuk tanaman wortel akan memacu kerja jaringan meristem, dimana kandungan pada pupuk kandang ayam yaitu 1,5% (N); 0,77% (P); dan 0,89% (K) dapat mencukupi kebutuhan jaringan meristem membelah secara cepat sehingga terbentuk tanaman yang memiliki pertumbuhan baik dan menghasilkan produksi yang baik pula.

Berdasarkan analisis tanah yang dilakukan persentase nilai N, P dan K pada lahan pertanaman tergolong rendah sehingga dibutuhkan pemberian pupuk atau dilakukan pemupukan untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Dimana, jika kebutuhan hara pada tanaman tidak terpenuhi maka akan menghambat pertumbuhan tanaman sehingga ukurannya menjadi kecil. Sesuai pendapat Rusdanti (2011), yang mengemukakan bahwa pengaruh defisiensi unsur hara yang nyata adalah menghambat pertumbuhan tanaman sehingga ukuran tanaman menjadi relatif kecil. Begitu pula pendapat Isnaini (2006) bahwa pertumbuhan dan perkembangan tanaman itu sangat

(35)

bergantung pada ketersediaan unsur hara, artinya untuk memperoleh perkembangan dan hasil tanaman yang baik maka perlu dilakukan pemupukan yang sesuai dengan kebutuhan tanaman.

Pemupukan dengan menggunakan pupuk organik selain memberikan kebutuhan unsur hara bagi tanaman juga dapat memperbaiki sifat tanah. Menurut Hakim (1986), pupuk organik merupakan bahan penting dalam menciptakan kesuburan tanah baik secara fisik, kimia, dan biologi yang bersumber dari bahan organik, dimana dengan perbaikan sifat tanah maka akan memudahkan umbi wortel menembus tanah, dilakukannya pemupukan dengan pupuk kandang ayam tepat dosis maka akan membantu dalam proses penggemburan tanah sehingga mempermudah tanaman wortel dalam pertumbuhan dan perkembangannya.

Parameter pengamatan yaitu tinggi tanaman (cm), jumlah percabangan daun (batang), panjang umbi (cm), diameter umbi (mm), bobot per umbi (g), diperoleh hasil terbaik yaitu pada perlakuan dengan dosis 1,2 kg m-2/12 ton ha-1. Hal ini disebabkan karena pupuk kandang ayam tepat dosis memberikan pengaruh yang baik pada pertumbuhan dan produksi tanaman wortel. Widowati (2005), yang menyatakan bahwa aplikasi pupuk kandang ayam yang sesuai dosis selalu memberikan respon terbaik pada tanaman, dimana pupuk kandang ayam dapat memenuhi kebutuhan unsur hara pada pertumbuhan tanaman yang tidak tersedia dalam jumlah yang cukup dalam tanah. Oleh karena itu, untuk memperoleh hasil dan mutu tanaman yang maksimal perlu diadakan usaha untuk meningkatkan ketersediaan unsur hara dengan jalan melakukan pemupukan (Suriatna, 1988).

(36)

Pemupukan dilakukan dengan memperhatikan lingkungan tumbuh dari wortel yaitu dengan melakukan analisis tanah untuk mengetahui keadaan atau ketersediaan unsur hara agar dalam area yang akan ditanami memiliki ketersediaan unsur hara yang mencukupi pertumbuhan dan menghasilkan produksi yang tinggi. Ketersediaan unsur hara yang cukup akan direspon dengan pertumbuhan yang baik pada tanaman yaitu mulai dari pertumbuhan dan perkembangan daun, memperkuat batang, perkembangan perakaran, sampai pada terbentuknya umbi, hal ini dikarenakan jaringan meristem bekerja dengan cepat karena kebutuhan akan unsur hara yang dibutuhkan dalam aktivitasnya tercukupi.

Rata-rata bobot umbi per petak dan rata-rata bobot umbi per hektar tertinggi terdapat pada dosis 1,6 kg m-2/16 ton ha-1, secara kuantitas memang memiliki bobot tertinggi tetapi secara kualitasnya rendah karena pada perlakuan ini banyak terdapat umbi abnormal (bercabang). Ini dapat dilihat dari jumlah umbi normal yang dihasilkan rata-rata tertinggi terdapat pada dosis 0 kg m-2 sedangkan terendah terdapat pada dosis 1,6 kg m-2/16 ton ha-1. Umbi normal terbentuk karena unsur hara yang dibutuhkan tercukupi dapat dilihat pada Gambar Lampiran 2a , sedangkan umbi abnormal terbentuk akibat kelebihan unsur hara yang dapat menyebabkan tanaman mengalami toksisitas dapat dilihat pada Gambar Lampiran 2b. Kelebihan unsur hara dapat menyebabkan aktivitas titik tumbuh menjadi semakin meningkat sehingga umbi menjadi bercabang. Selain itu juga dapat menyebabkan umbi menjadi tidak seragam, perlakuan pupuk kandang yang berlebihan, sering menyebabkan umbi wortel berserat, bercabang, dan berambut (Anonima 2012).

(37)

Produksi dan kualitas yang tinggi atau rendah dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan tumbuh, dimana wortel dapat tumbuh dengan baik pada cuaca dingin dan lembab dengan suhu optimal yang baik untuk pertumbuhan dan produksi umbi yaitu 15,6oC – 21,1oC. Selain itu, keadaan tanah juga sangat berpengaruh yaitu seperti pH tanah. Wortel dapat tumbuh dengan baik pada pH hasil optimal diperlukan pH 6,0-6,8. Pada tanah yang memiliki pH kurang dari 5,0 tanaman akan sulit membentuk umbi karena keasaman tanah juga berpengaruh pada jumlah unsur hara yang bisa diserap tanah, juga berakibat hidrolisasi mineral atau ketersediaan unsur hara kurang, bahkan dapat meningkatkan unsur seperti Al, Fe, Mn, dan Bo yang terlepas dari tanah yang besifat racun bagi tanaman. Untuk itu perlu dilakukan pemupukan tepat dosis, dapat diketahui pada hasil pemberian pupuk kandang ayam yang pengaruh terbaik yaitu berada pada dosis 1,2 kg m-2/ 12 ton ha-1 dimana pada perlakuan ini memberikan pengaruh terbaik untuk beberapa parameter pengamatan, dapat pula dilihat bahwa pemberian pupuk

kurang atau lebih dari dosis 1,2 kg m-2/12 ton ha-1 produksi dan kualitas akan lebih rendah. Ini disebabkan karena jika pemberian pupuk ka ndang yang kurang maka produktivitasnya akan rendah karena adanya kebutuhan hara

yang tidak tercukupi.

Kekurangan unsur hara akan memberikan pengaruh pada keadaan tanaman yaitu pertumbuhan akan terganggu sehingga memperoleh hasil yang kurang (Anonimc,2012). Sedangkan untuk pemberian pupuk kandang ayam ya ng berlebih juga akan memberikan pengaruh yang kurang baik bagi tanaman karena jika tanaman kelebihan unsur hara maka akan mengalami toksisitas yang dapat

(38)

berpengaruh pada hasil dan kualitas produksi tanaman. Menurut Susanto (2002), pupuk kandang ayam juga mengandung zat koksidiostat yang berfungsi sebagai herbisida. Apabila digunakan dalam dosis tinggi terus-menerus maka dapat menjadi zat alelopati yang dapat menghambat pertumbuhan benih maupun biji.

Pemberian pupuk kandang dengan dosis yang tepat pada tanaman wortel dapat memberikan hasil yang baik pula. Dapat dilihat dari hasil yaitu pada tanaman yang diberikan pupuk kandang sedikit memperoleh hasil yang kurang sedangkan tanaman yang diberikan dosis tertinggi memperoleh hasil yang kualitasnya menurun yaitu banyak yang abnormal.

(39)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang telah diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa pemberian pupuk kandang ayam dengan dosis 1,2 kg m-2 / 12 ton ha-1 memberikan hasil terbaik pada pertumbuhan dan hasil tanaman wortel dengan produksi 30,33 ton ha-1.

5.2 Saran

Sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut untuk pemberian pupuk kandang ayam pada tanaman wortel untuk musim berbeda yaitu musim kemarau dimana penelitian ini dilakukan pada musim penghujan, untuk membandingkan pertumbuhan dan hasil tanaman wortel pada musim yang berbeda.

(40)

DAFTAR PUSTAKA

Anonima,2011. Budidaya Wortel. http://blog.ub.ac.id/zackyzhif. Diakses tanggal 25-10-2011, Makassar.

Anonimb, 2011. Wortel. http://id.wikipedia.org/wiki/Wortel. Diakses tanggal 25-10-2011,Makassar.

Anonimc, 2012. Uns ur-Hara-Dalam-Tanaman http://edukasi.kompasiana.com.

Diakses Tanggal 12-03-2012, Makassar.

Anonimd, 2012. Kotoran Terak http://az-tanjung.blogspot.com. Diakses Tanggal 12-03-2012, Makassar

Anonime, 2012. Budidaya-Wortel http://epetani.deptan.go.id/budidaya/sejarah- budidaya-wortel-873. Diakses Tanggal 12-03-2012, Makassar.

Anonimf, 2012. Data. Produksi. Wortel. Sulawesi Selatan & Disain. Model.

Pengembangan. Tanaman. Hortikultura. Berbasis. Agroekologi.

Pada. Lahan. Berle reng. Hulu. Jeneberang. pdf http://www.google.co.id/. Diakses pada Tanggal 03-04-2012 Makassar Anonimg, 2012. Penentuan Kebutuhan hara. http://www.google.co.id. Diakses

Tanggal 19-052012, Makassar.

Ali, B.N 1994. Wortel dan Lobak. Penebar Swadaya, Jakarta.

Berlian, N . E. Rahayu, Drs. H. Hendro Sunaryo 2001 . Wortel dan Lobak.

penebar swadaya, Jakarta.

Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI, 1997. Daftar Komposisi Bahan Makanan. Bhratara Karya Aksara. Jakarta

Gardner, EP., Pearce, R.B., and Mitchell. 1991. Physiology of crop plant. The Lowa state University, Press.

Hakiem, N.M.Y. Nyataka., A.M. Lubis, S.G. Nugroho, M.R. Saul M.A. Diha.

G.B. Hong, H.H Bayle. 1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Penerbit Universitas Lampung, Lampung.

(41)

Hartatik, W., d. Setyrini, L. R Widowati, san S. Widati. 2005. Laporan Akrir penelitian Teknologi Pengolahan Hara pada Budidaya Pe rtanian Organik. Laporan Bagian Proyek Penelitian Sumber Tanah dan Proyek Pengkajian Teknologi Penelitian Partisipatif (Tidak dipublikasikan).

Insani, M. 2006. Pertanian Organik. Kreasi Wacana. Yogyakarta.

Marlina, M, 2011. Pertumbuhan dan Produksi Dua VArietas Shorgum Terhadap Pemberian Berbagai Dosis Pupuk Kandang Ayam.

Makassar.

Rumana, R, 1995. Bertanam Wortel. Kasinius. Jakarta.

Setyamidjaja, D. 1986. Pupuk dan Pe mupukan. CV. Simplex. Jakarta.

Setyorini, D.,W.Hartatik, L.R. Widowati, dan S. Widati. 2004. Laporan Akhir Penelitian Teknologi pengolahan Hara pada Budidaya Pe rtanian Organik. Laporan Bagian Proyek Penelitian Sumberdaya Tanah dan Proyek Pengkajian Teknologi Partisipatif. Jakarta.

Soewito M, DS. 1991. Bercocok Tanam Wortel. CV. Titik Terang. Jakarta Suharjo, H. ; Supartini, M.; Kurnia, Undang; 1991 Pedoman Umum dan

Spesifikasi Standar Rekayasa Lahan Ke ring : Model Usaha Tani Lahan Kering Berorientasi Pangan di Daerah Trans migrasi; Farm management – Indonesia

Suriatna, 1988. Pengaruh Pe mbe rian Pupuk Organiak Green Giant. Sarana Perkasa. Jakarta

Susanto dan Saneto, 1994. Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian. PT. Bina Ilmu, Surabaya

Susanto, R, 2002. Pertanian organik. Kanius Yogyakarta

Tan, K. H. 1994. Environmental Soil Science. Manual Dekker INC. New York 10016.USA

widowati, L.R., Sri Widati, U.Jaenudin, dan W. Hartatik. 2005. Pengaruh Kompos Pupuk Organik yang Diperkaya dengan Bahan Mineral dan pupuk Hayati terhadap sifat-sifat Tanah, serapan Hara dan Pengembangan Agribis nis, Balai Penelitian. Jakarta.

(42)

DENAH PERCOBAAN

ULANGAN I ULANGAN II ULANGAN III

P5 P4 P3

P4 P3 P2

P3 P2 P1

P2 P1 P0

P1 P0 P5

P0 P5 P4

50 cm

50 cm

U

(43)

TABEL LAMPIRAN

Tabel 1a. Rata-rata tinggi tanaman wortel (cm) pada berbagai dosis pupuk kandang ayam

Pelakuan Ulangan

TOTAL RATA

I II III

P0 12.32 14.67 13.27 40.26 13.42

P1 14.67 16.14 18.39 49.19 16.39

P2 18.45 20.52 20.24 59.20 19.74

P3 21.74 22.93 22.63 67.29 22.43

P4 22.04 23.64 19.60 65.28 21.76

P5 22.83 21.22 21.47 65.52 21.84

TOTAL 112.05 119.12 115.60 346.74 19.26

Tabel 1b. Sidik ragam tinggi tanaman wortel pada berbagai dosis pupuk kandang ayam

SK Db JK KT F.hit F.Tabel

0.05 0.01 Kelompok 2 4.1733 2.0866 1.115tn 4.103 7.559 Perlakuan 5 196.5270 39.3053 21.011** 3.326 5.636

Galat 10 18.7068 1.8707

Total 17 219.4071

KK = 7%

Keterangan : tn : Tidak nyata ** : Sangat nyata

(44)

Tabel 2a. Rata-rata jumlah daun (helai) pada berbagai dosis pupuk kandang ayam

Pelakuan Ulangan

TOTAL RATA

I II III

P0 6.00 5.00 6.00 17.00 5.67

P1 6.00 6.00 6.00 18.00 6.00

P2 6.00 6.00 7.00 19.00 6.33

P3 7.00 7.00 8.00 22.00 7.33

P4 6.00 7.00 8.00 21.00 7.00

P5 7.00 6.00 7.00 20.00 6.67

TOTAL 38.00 37.00 42.00 117.00 6.50

Tabel 2b. Sidik ragam jumlah daun wortel pada berbagai dosis pupuk kandang ayam

SK Db JK KT F.hit F.Tabel

0.05 0.01 Kelompok 2 2.3333 1.1667 5.000* 4.103 7.559 Perlakuan 5 5.8333 1.1667 5.000* 3.326 5.636

Galat 10 2.3333 0.2333

Total 17 10.4999

KK : 7 %

Keterangan : * : nyata

(45)

Tabel 3a. Rata-rata panjang umbi wortel (cm) pada berbagai dosis pupuk kandang ayam

Pelakuan Ulangan

TOTAL RATA

I II III

P0 7.72 9.71 8.95 26.38 8.79

P1 11.00 10.66 11.74 33.40 11.13

P2 12.02 11.47 10.59 34.08 11.36

P3 10.97 12.69 12.69 36.35 12.12

P4 11.82 11.77 12.08 35.67 11.89

P5 10.83 11.72 11.48 34.03 11.34

TOTAL 64.36 68.02 67.53 199.91 11.13

Tabel 3b. Sidik ragam panjang umbi wortel pada berbagai dosis pupuk kandang ayam

SK Db JK KT F.hit F.Tabel

0.05 0.01 Kelompok 2 1.3158 0.6579 1.369tn 4.103 7.559 Perlakuan 5 21.318 4.2637 8.877** 3.326 5.636

Galat 10 4.8033 0.4803

Total 17 27.4374

KK = 6%

Keterangan : tn : Tidak nyata ** : Sangat nyata

(46)

Tabel 4a. Rata-rata diameter umbi wortel (mm) pada berbagai dosis pupuk kandang ayam

Pelakuan Ulangan

TOTAL RATA

I II III

P0 21.15 21.39 21.96 64.50 21.50

P1 21.45 24.88 26.06 72.39 24.13

P2 24.79 27.66 28.66 81.11 27.04

P3 31.72 28.65 31.87 92.24 30.75

P4 29.03 32.91 27.54 89.48 29.83

P5 33.69 28.00 31.96 93.65 31.22

TOTAL 161.83 163.48 168.04 493.36 27.47

Tabel 4b. Sidik ragam diameter umbi wortel pada berbagai dosis pupuk kandang ayam

SK db JK KT F.hit F.Tabel

0.05 0.01 Kelompok 2 3.4386 1.7193 0.309tn 4.103 7.559 Perlakuan 5 231.7660 46.3533 8.354** 3.326 5.636

Galat 10 55.4876 5.5487

Total 17 290.6932

KK = 9%

Keterangan : tn : Tidak nyata ** : Sangat nyata

(47)

Tabel 5a. Rata-rata bobot per umbi wortel (g) pada berbagai dosis pupuk kandang ayam

Pelakuan Ulangan

TOTAL RATA

I II III

P0 29.40 38.46 35.02 102.88 34.29

P1 39.27 57.46 70.23 166.96 55.65

P2 68.35 74.51 80.40 223.26 74.42

P3 91.65 88.76 109.60 290.00 96.66

P4 87.52 104.00 78.88 270.39 90.13

P5 96.59 81.32 98.44 276.35 92.11

TOTAL 412.78 444.51 472.57 1329.84 73.86

Tabel 5b. Sidik ragam bobot per umbi wortel pada berbagai dosis pupuk kandang ayam

SK db JK KT F.hit F.Tabel

0.05 0.01 Kelompok 2 298.4690 149.2350 1.411tn 4.103 7.559 Perlakuan 5 9046.9200 1809.3800 17.108** 3.326 5.636

Galat 10 1057.6100 105.7610

Total 17 10403.9990

KK = 14%

Keterangan : tn : Tidak nyata ** : Sangat nyata

(48)

Tabel 6a. Rata-rata bobot umbi per petak wortel (kg) pada berbagai dosis pupuk kandang ayam

Pelakuan Ulangan

TOTAL RATA

I II III

P0 2.09 4.68 2.75 9.52 3.17

P1 3.49 3.77 5.60 12.86 4.28

P2 4.88 6.35 6.20 17.43 5.81

P3 6.62 6.69 4.89 18.20 6.06

P4 7.38 7.65 6.58 21.61 7.20

P5 6.96 6.01 5.28 18.25 6.08

TOTAL 31.42 35.15 31.30 97.87 5.43

Tabel 6b. Sidik ragam bobot umbi per petak wortel pada berbagai dosis pupuk kandang ayam

SK db JK KT F.hit F.Tabel

0.05 0.01 Kelompok 2 1.5972 0.7986 0.792tn 4.103 7.559 Perlakuan 5 31.5620 6.3124 6.263** 3.326 5.636

Galat 10 10.0785 1.0078

Total 17 43.2389

KK = 18%

Keterangan : tn : Tidak nyata ** : Sangat nyata

(49)

Tabel 7a. Rata-rata bobot umbi per hektar wortel (ton) pada berbagai dosis pupuk kandang ayam

Pelakuan Ulangan

TOTAL RATA

I II III

P0 10.45 23.40 13.75 47.60 15.86

P1 17.45 18.85 28.00 64.30 21.43

P2 24.40 31.75 31.00 87.15 29.05

P3 33.10 33.45 24.45 91.00 30.33

P4 36.90 38.25 32.90 108.05 36.01

P5 34.80 30.05 26.40 91.25 30.41

TOTAL 157.10 175.75 156.50 489.35 27.18

Tabel 7b. Sidik ragam bobot umbi per hektar wortel pada berbagai dosis pupuk kandang ayam

SK db JK KT F.hit F.Tabel

0.05 0.01 Kelompok 2 39.9303 19.9651 0.792tn 4.103 7.559 Perlakuan 5 789.0560 157.8110 6.263** 3.326 5.636

Galat 10 251.9630 25.1963

Total 17 1080.9493

KK = 18%

Keterangan : tn : Tidak nyata ** : Sangat nyata

Referensi

Dokumen terkait

Menyiapkan bahan dan menyusun laporan kinerja pelaksanaan kegiatan pengembangan pelayanan kesehatan rujukan, peningkatan mutu dan akreditasi rumah sakit,

Mantawa (dalam kotak jingga) nilai impedansi akustik relatif kecil (defleksi kekiri) kemudian diapit dengan nilai impedansi akusik yang besar di atas dan bawah atau pada

Fenomena ini disebabkan oleh semakin meningkatnya beban panas (Q*) yang menyebabkan gradient temperatur pelat rerata semakin meningkat dengan temperatur sekeliling yang

Untuk itu maka perlu diteliti aktifitas lain dari turunan 4 - alkil kurkumin, dan pada penelitian ini akan diteliti potensi penangkap radikal bebas dari senyawa turunan

Dari berbagai bentuk perjanjian internasional yang berhubungan dengan flora dan fauna tersebut, tetap berpegang pada ketentuan yang diatur dalam Vienna Convention

Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh ketika melakukan pra observasi menunjukkan bahwa di TK abc123 pada saat ini masih jarang dilaksanakan gerak irama

Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode eksperimen untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung ulat sagu pada pakan buatan terhadap pertumbuhan dan

Berdasarkan surat perintah tersebut Kelurahan Pulau Karam Kecamatan Sukajadi melaksanakan tugas inventarisasi aset tanah milik pemerintah Kota Pekanbaru dengan