• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENDALAMI KONSEP DASAR TENTANG PENDIDIKAN INKLUSIF

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "MENDALAMI KONSEP DASAR TENTANG PENDIDIKAN INKLUSIF"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

MENDALAMI KONSEP DASAR

TENTANG PENDIDIKAN INKLUSIF

(2)

PERTANYAAN DASAR

1. APA ITU PENDIDIKAN INKLUSIF

2. MENGAPA PENDIDIKAN INKLUSIF DIKEMBANGKAN

3. APA LANDASAN UTAMA DALAM PENYEL. PENDIDIKAN INKLUSIF 4. BAGAIMANA PEND. INKLUSIF DI DUNIA

5. APA PARADIGMA PEND. BAGI PENY. DISABILITAS

6. APA BEDANYA PENDEKATAN SEGREGTIF, INTEGRATIF, DAN INKLUSIF 7. BAGAIMANA BENTUK-BENTUK PENEMPATAN ATAU PELAYANAN ABK

DALAM LINGKUNGAN SEKOLAH

8. APA ITU INKLUSI SEBAGIAN DAN INKLUSI PENUH, berikan contoh

9. APKAH PEND. INKLUSIF DAPAT DITERAPKAN DI SEMUA JALUR, JENIS DAN JENJANG PENDIDIKAN. BAGAIMANA MENGATASI KESULITANNYA?

10. DUKUNGAN APA SAJA YANG DIPERLUKAN AGAR PEND. INKLUSIF DAPAT DITERAPKAN DI SEKOLAH

11. APA ITU INDEKS INKLUSI?

(3)

NO. 1 : PENDIDIKAN INKLUSIF (Permendiknas 70 Tahun 2009

Pasal 1 :

• Dalam Peraturan ini, yang dimaksud dengan pendidikan inklusif adalah

• sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam satu lingkungan pendidikan secara bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya.

Pasal 2

• Pendidikan inklusif bertujuan :

(1) memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, dan sosial atau memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa untuk memperoleh pendidikan yang

bermutu sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya;

• (2) mewujudkan penyelenggaraan pendidikan yang menghargai keanekaragaman, dan tidak diskriminatif bagi semua peserta didik sebagaimana yang dimaksud

pada huruf a.

(4)

NO. 1 : PENDIDIKAN INKLUSIF

Menurut UNESCO :

“Pendidikan inklusif : sebuah pendekatan untuk mencari cara bagaimana mengubah sistem pendidikan guna menghilangkan hambatan yang

menghalangi siswa untuk terlibat secara penuh dalam pendidikan. Hambatan tersebut dapat berhubungan dengan latar belakang suku, jender, status sosial, kemiskinan, kecacatan, dan lain-lain...

Sekolah dan penyelenggara pendidikan lain harus menerapkan sistem yang fleksibel dan sesuai dengan kebutuhan serta kemampuan anak...”

Sumber:

http://www.unescobkk.org/education/appeal/topic08.htm

4

(5)

No. 2 : MENGAPA PI?

1. MENINGKATKAN ANGKA PARTISIPASI PENDIDIKAN BAGI ABK 2. MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN

3. MENJAMIN HAK PENDIDIKAN YANG BERMUTU BAGI SEMUA

(6)

No. 3 : landasan penyel. PI

• LANDASAN FILOSOFIS

• LANDASAN SOSIOLOGIS

• LANDASAN PSIKOLOGIS

• LANDASAN PEDAGOGIS

• LANDASAN EMPIRIS

• LANDASAN YURIDIS

(7)

LANDASAN FILOSOFIS

• PANCASILA (DENGAN LIMA DASAR)

• BHINEKA TUNGGAL IKA (DENGAN KERAGAMAN BUDAYA, BAHASA,

AGAMA, SERTA KONDISI ALAM YANG TERFRAGMENTASI SECARA

GEOLOGIS DAN GEOGRAFIS KEINDONESIAAN

(8)

LANDASAN YURIDIS

• Landasan yuridis internasional penerapan pendidikan inklusif adalah Deklarasi Salamanca (UNESCO, 1994) oleh para menteri pendidikan se dunia. Sebagai

penagasan kembali Deklarasi PBB tentang HAM tahun 1948 dan berbagai deklarasi lanjutan yang berujung pada Peraturan Standar PBB tahun 1993 tentang

kesempatan yang sama bagi setiap individu memperoleh pendidikan sebagai bagian integral dari sistem pendidikan yang ada

• Deklarasi Salamanca menekankan bahwa selama memungkinkan, semua anak seyogyanya belajar bersama-sama tanpa memandang kesulitan ataupun

perbedaan yang mungkin ada pada peserta didik sebagai bagian dari umat manusia

• Di Indonesia, penerapan pendidikan inklusif dijamin oleh Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang dalam penjelasannya menyebutkan bahwa penyelenggaraan pendidikan untuk peserta didik

berkekurangan atau memiliki kecerdasan luar biasa diselenggarakan secara inklusif

(9)

LANDASAN PEDAGOGIS

• Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003, Pasal 3 menyebutkan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warganegara yang demokratis dan bertanggungjawab.

• Seluruh peserta didik harus dibentuk menjadi warganegara yang demokratis dan bertanggungjawab, yaitu individu yang mampu menghargai perbedaan dan

berpartisipasi dalam masyarakat. Tujuan ini mustahil tercapai jika sejak awal, ada

anak bangsa diisolasikan dari teman sebayanya di lembaga pendidikan

(10)

LANDASAN EMPIRIS

• Penelitian pendidikan inklusif telah banyak dilakukan di negara-negara barat sejak 1980-an, namun penelitian yang berskala besar dipelopori oleh the National Academy of Sciences – NaoS (Amerika Serikat). Hasilnya

menunjukkan bahwa klasifikasi dan penempatan anak di sekolah, kelas atau tempat khusus tidak efektif dan diskriminatif

• Layanan ini merekomendasikan agar pendidikan khusus secara segregatif hanya diberikan terbatas berdasarkan hasil identifikasi yang tepat (Heller, Holtzman & Messick, 1982). Beberapa pakar bahkan mengemukakan bahwa sangat sulit untuk melakukan identifikasi dan penempatan anak secara tepat, karena karakteristik mereka yang sangat heterogen (Baker, Wang, dan

Walberg, 1994/1995).

• Beberapa peneliti kemudian melakukan metaanalisis (analisis lanjut) atas hasil banyak penelitian sejenis. Hasil analisis yang dilakukan oleh Carlberg dan Kavale (1980) terhadap 50 buah penelitian, Wang dan Baker (1985/1986) terhadap 11 buah penelitian, dan Baker (1994) terhadap 13 buah penelitian menunjukkan bahwa pendidikan inklusif berdampak positif, baik terhadap perkembangan akademik maupun sosial anak dan teman sebayanya.

(11)

UU 12/2012, Pendidikan Tinggi

UU 19/2011 : Pengesahan Konvensi Hak-hak Penyandang Disabilitas

Adanya Peraturan Menteri yang mengatur pelaksanaan pendidikan bagi mahasiswa berkebutuhan khusus : 1. Mahasiswa penyandang disabilitas

2. Mahasiswa memiliki potensi kecerdasan istimewa 3. Mahasiswa memiliki bakat istimewa

4. Mahasiswa dari daerah 3T

5. Mahasiswa korban bencana alam/social 6. Mahasiswa tidak mampu secara ekonomi

PERATURAN MENTERI:

1. Standar Nasional Pendidikan Tinggi (44/2015)

2. PK, PLK dan/atau Pembelajaran Layanan Khusus (46/2014)

UU 20/2003 : SISDIKNAS,

Pasal 5 ayat (1) sd (5); Pasal 6 ; Pasal 32 ayat (1) sd (3)

Dasar Hukum

UU 08 thn 2016 – Penyandang Disabilitas

(12)

UU 12/2012, Pendidikan Tinggi

UU 19/2011 : Pengesahan Konvensi Hak-hak Penyandang Disabilitas

Adanya Peraturan Menteri yang mengatur pelaksanaan pendidikan bagi mahasiswa berkebutuhan khusus : 1. Mahasiswa penyandang disabilitas

2. Mahasiswa memiliki potensi kecerdasan istimewa 3. Mahasiswa memiliki bakat istimewa

4. Mahasiswa dari daerah 3T

5. Mahasiswa korban bencana alam/social 6. Mahasiswa tidak mampu secara ekonomi

PERATURAN MENTERI:

1. Standar Nasional Pendidikan Tinggi (44/2015)

2. PK, PLK dan/atau Pembelajaran Layanan Khusus (46/2014)

UU 20/2003 : SISDIKNAS,

Pasal 5 ayat (1) sd (5); Pasal 6 ; Pasal 32 ayat (1) sd (3)

Dasar Hukum

UU 08 thn 2016 – Penyandang Disabilitas

1. Ada 15 hal yang perlu diatur dengan PP;

2. Perlu 1 Kepres; dan 3. Perlu 1 Permen.

(13)

No. 4 : PEND. INKLUSIF DI DUNIA

• Berbagai deklarasi dunia

• MDG’s ke SDG’s

• Praktik PI di Negara-negara maju dan berkembang

(14)

No. 5 : PARADIGMA PENDIDIKAN BAGI PENYD. DISABILITAS

• Label

• Obyek/masalah

• segregatif

PARADIGMA MEDIS

• label

• Obyek/masalah

• Integrasi fisik dan sosial

MENUJU

• hambatan

• Kebutuhan khusus

• Subyek

• inklusif

PARADIGMA SOSIAL

14

(15)

No. 6 : PENDEKATAN PENDIDIKAN

SEGREGATIF

INTEGRATIF

INKLUSIF

MASY.

INKLUSIF

(16)

Kelas biasa penuh

Kelas biasa dengan tambahan bimb. Di dalam kelas

Kelas biasa dengan tambahan bimb. di luar kelas

Kelas khusus dengan kesempatan bergabung di

kelas biasa Kelas Khusus Penuh

di sekolah reguler

sekolah khusus No. 7 : BENTUK-

BENTUK PENEMPATAN ABK DALAM SETTING PENDIDIKAN

(17)

16/03/2021 munawir yusuf 17

(18)

18

9. MODIFIKASI KURIKULUM DALAM SETTING PENDIDIKAN INKLUSIF

DUPLIKASI

MODIFIKASI

SUBSTITUSI

OMISI

KURIKULUM UNTUK ABK DISAMAKAN DENGAN KURIKULUM UMUM.

KURIKULUM UMUM DIRUBAH UNTUK DISESUAIKAN DENGAN KEBUTUHAN DAN KEMAMPUAN SISWA ABK

BEBERAPA BAGIAN DARI KURIKULUM UMUM DITIADAKAN TETAPI DIGANTI DENGAN SESUATU YANG KURANG LEBIH SETARA.

BEBERAPA BAGIAN DARI KURIKULUM UMUM DITIADAKAN SAMA SEKALI

KARENA TIDAK MEMUNGKINKAN BAGI ABK

(19)

9. MODIFIKASI PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN

• MODIFIKASI TUJUAN

• MODIFIKASI ISI/MATERI

• MODIFIKASI PROSES

• MODIFIKASI PENILAIAN

(20)

9. MODIFIKASI PENILAIAN

• JENIS PENILAIAN (tulis pensil, tulis komputer, portofolio, authentic, wawancara, penugasan, dll)

• MATERI PENILAIAN (misal ada 10 kompetensi, diambil beberapa yang memungkinkan bisa dinilai)

• WAKTU PENILAIAN (penambahan waktu)

• TEMPAT PENILAIAN (fleksibel bisa di kelas, kantor, perpustakaan, atau di rumah)

• CARA PENILAIAN (obyektif, esay, menggunakan wa, email, dll)

(21)

10. SISTEM DUKUNGAN

• DUKUNGAN KEBIJAKAN

• DUKUNGAN SDM

• DUKUNGAN SARPRAS/FASILITAS

• DUKUNGAN LINGKUNGAN/KOMUNITAS

• DUKUNGAN PROFESSIONAL

(22)

KEBIJAKAN PENDIDIKAN INKLUSIF DI INDONESIA

Tahun 2002

Tahun 2004

Tahun 2005

Undang – Undang R.I No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung Deklarasi Bandung “Indonesia Menuju Pendidikan Inklusif.

PP. No. 19 Tahun 2005 tentang SNP, Pasal 41

Seminar Internasional PI di Bukitinggi

Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang – Undang No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung

▪ Permendiknas No. 32 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi dan

Kompetensi Guru Pendidikan Khusus

▪ PP. No.74 Tahun 2008

Tahun 2008

Tahun

2003 ▪ Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas

▪ Surat Edaran Dirjen Dikdasmen Nomor 380/C.C6/MN/2003.

(23)

KEBIJAKAN PENDIDIKAN INKLUSIF DI INDONESIA

Tahun

2009 ▪ Permendiknas No.70 Tahun 2009 ttg Pendidikan Inklusif

▪ Permeneg PAN RB No. 16/2009

▪ Permendiknas No.39/2009-30/2011

Tahun

2010 o PP.No.17 Tahun 2010 - PP. No. 66 Tahun 2010 o Permendiknas No. 35 Tahun 2010

Tahun 2011

UU No. 19 Tahun 2011 tentang Pengesahan Convention on The Right Of Persons With Disabilities (Konvensi

Mengenai Hak-hak Penyandang Disabilitas)

Tahun

2012 Mulai Penganugerahan Provinsi/Kabupaten/Kota Penerima Inclusive Award

Tahun 2014

o UU No. 23 Th 2014 ; UU No. 09 Th 2015

o UU No. 35 Th 2014 ttg UU

Perubahan No. 23 Tahun 2002 Perlindungan Anak

(24)

Tahun 2016

Tahun 2017

UU No. 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas

o PP.19 tahun 2017 ttg Perubahan PP. 74/2008

o Permendikkbud No. 3 Tahun 2017 ttg Penilaian Hasil Belajar oleh Pemerintah dan Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan Pendidkan

o Permendikbud No. 14 Tahun 2017 ttg Ijazah dan SHUN o Permendikbud No. 17 Tahun 2017 ttg PPDB

Tahun 2018

PERMENDIKBUD NO. 4/2018 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan Pendidikan dan Penilaian Hasil

Belajar oleh Pemerintah

KEBIJAKAN PENDIDIKAN INKLUSIF

DI INDONESIA

(25)

No. 11 : INDEX INKLUSI

• ASPEK BUDAYA

• ASPEK KEBIJAKAN

• ASPEK PRAKTIK

(26)

INDEX PENDIDIKAN INKLUSIF

• Index for inclusion (Booth dan Ainscow, 2000). Indeks inklusi ini

dikembangkan oleh penulisnya dengan tiga dimensi, yaitu (1) dimensi Budaya atau creating inclusive cultures, (2) dimensi Kebijakan/Policy atau producing inclusive policies, dan (3) dimensi Praktik Inklusi atau evolving inclusive practices. Setiap dimensi dibagi menjadi dua seksi, yaitu: dimensi budaya terdiri atas seksi membangun komunitas

(building community) dan seksi membangun nilai-nilai inklusif

(establishing inclusive values). Dimensi kebijakan terdiri atas seksi pengembangan tempat untuk semua (developing setting for all) dan seksi melaksanakan dukungan untuk keberagaman (organizing

support for diversity). Sedangkan dimensi praktik terdiri atas seksi

belajar dan bermain bersama (orchestrating play and learning) dan

seksi mobilisasi sumber-sumber (mobilizing resources)

Referensi

Dokumen terkait

Merencanakan, mengkoordinasikan, melaksanakan dan mengawasi kegiatan koordinasi dengan Asisten Manajer Administrasi dan Pengembangan SDM dalam penyelesaian masalah yang

Menurut para pakar sejarah, tulisan sebagai sarana komunikasi telah distandardisasikan ratusan tahun sebelum masehi dan kemudian secara bertahap berkembang

terdapat batu pasir atau terletak pada kedalaman 5 - > 15 m di bawah permukaan tanah setempat Kondisi geologi baik vertikal-horizontal di permukaan di rencana tapak

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan non keuangan yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2009-2011. Total sampel penelitian

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dengan menggunakan metode regresi data panel mengenai pengaruh PDRB Perkapita, Jumlah Wajib Pajak dan Inflasi terhadap

Penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu terdapat beberapa perusahaan sampel memberikan keterangan yang tidak lengkap sesuai dengan variabel – variabel yang akan di uji

Analisis uji coba modul dan CD pembelajaran oleh pengkaji materi, bahasa, dan media serta guru dan siswa baik skala kecil maupun besar untuk semua indikator

Aqua Golden Mississipi dalam menerima tenaga kerja dari Desa Babakan Pari yaitu Sumber Daya Manusianya yang rendah, karena sebagian besar hanya lulusan pendidikan dasar (SD