31 BAB III
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Pabrik Rokok PT. Rizky B.
1. Kedudukan dan Jenis Bidang Usaha Perusahaan
Berdasarkan hasil penelitian secara langsung penulis pada salah satu perusahaan yang berbentuk badan hokum Perseroan Terbatas (PT), yakni PT.
Rizky B yang beralamat di jalan Radengan, Desa Pangkemiri, Pampang, Kecamatan Tulangan, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. PT. Rizky B merupakan salah satu pabrik atau perusahaan yang bergerak pada industry rokok atau Indutri Hasil Tembakau (IHT) dalam memproduksi berbagai macam jenis rokok, yang mana wilayah pasar baik dalam negeri maupun luar negeri seperti Timor Leste, Singapura.1
Berdasarkan hasil penelitian bahwa Pemegang Saham PT. RIZKY B bernama Elyn dan Gibran, selaku anak dari pendiri yang membangun PR RIZKY B sebagai Perusahaan Perseorangan.
Sebelum beralih menjadi badan hukum berupa Perseoran Terbatas, ia berbentuk Perusahaan Perseorangan (PR) yang memproduksi rokok dalam negeri yang dikenal dengan PR.RIZKY B, dan dalam pererdaranya telah dikenal luas baik di dalam negeri sebagai penghasil rokok kretek berkualitas tinggi. Produk PR RIZKY B dapat ditemukan dalam berbagai variasi, mulai sigaret kretek tangan (SKT), hingga sigaret kretek mesin (SKM).2
PR. RIZKY B di dirikan pada tahun 2000, dan beroperasi dalam bentuk perusahaan perseorangan sampai pada tahun 2019, kemudian dilahikan dalam bentuk badan hukum Perseroan terbatas pada tahun 2019.3 PT. RIZKY B
1 Hasil Wawancara Dengan M Amin Wahyu Hidayat Jabatan Staff Umum, Unit Kerja Staff Kantor Pada tanggal 8 Februari 2021
2 https://www.eworldtrade.com/c/caesarcompany/, yang diakses pada 16 Februari 2021
3 Hasil Wawancara Dengan M Amin Wahyu Hidayat Jabatan Staff Umum, Unit Kerja Staff Kantor Pada tanggal 8 Februari 2021
32 memproduksi 5 (lima) jenis produk rokok yakni Moccacino Mild, Lotus Menthol, Lotus Bold, SM Filter, dan Marcell.4
2. Tenaga Kerja dan Jenis Pekerjaan
Adapun jumlah tenaga kerja yang berkerja pada PT. RIZKY B sebagaimana yang disampaikan oleh Staff Kantor Perusahaan yang dapat ditemui dalam penelitian lapangan penulis, mengatakan jumlah keseluruhan tenaga kerja sejumlah 150 orang tenaga kerja, yang berkerja mulai dari proses produksi hingga proses distribusi dan penjual. Sebagian dari jumlah tersebut terdapat 120 orang merupakan tenaga kerja perempuan. Jumlah 120 orang tenaga kerja perempuan ini terdapat dalam beberapa posisi kerja yang paling dominan yakni Admin, Produksi, dan Packing. Secara detail mengenai pembagian jumlah dan posisi kerja dalam tabel dibawah ini5
Tabel 1
Tentang Jumlah Pekerja Pada PT. RIZKY B
No Unit Bagian Kerja Jenis Pekerja Jumlah Laki-Laki Perempuan
1 Office 3 orang 22 orang 25 orang
2 SKM dan SKT --- 118 orang 118 orang
3 Security 7 orang --- 7 orang
Jumlah Keseluruhan
150 orang
Sumber Data: Wawancara Dengan Staff Kantor pada tanggal 18 Februari 2021.
4 Hasil Wawancara Dengan M Amin Wahyu Hidayat Jabatan Staff Umum, Unit Kerja Staff Kantor Pada tanggal 8 Februari 2021
5 Hasil Wawancara Dengan M Amin Wahyu Hidayat Jabatan Staff Umum, Unit Kerja Staff Kantor Pada tanggal 8 Februari 2021
33 Jenis pekerjaan yang ada dalam proses produksi pada perusahaan PT.
RIZKY B meliputi bagian Penggilingan yang menggiling tembakau dan cengkeh dan lain sebagainya, kemudian bagian Produksi dengan Tangan (SKT) yang dilakukan secara manual, dalam bagian SKT wilayah kerjanya meliputi membuat rokok, memotong atau menggunting dan membungkus (pucking), sedangkan Produksi dengan system Sigaret Kretek Mesin (SKM) yang mana setelah dilakukan penggilingan maka akan buat dalam bentuk rokok dalam bentuk mild dengan menggunakan mesin maupun linting dengan tangan, maupun dengan menggunakan alat manual atau tangan, sedangkan bagian Packing adalah setelah berbentuk rokok, maka dilakukan pembungkusan, dan Kantor (office) yang pekerjanya meliputi membuat laporan aktivita masuk dan keluarnya pekerja dalam setiap berkerja, administrasi surat menyurat, perizinan dalam hal distribusi, penjualan, dan lain sebagainya serta terdapat bagian keamanan (Security).
Dalam hal berkaitan dengan upah, pada PT. RIZKY B menerapkan dua system upah bila dikategorikan berdasarkan status kerja yakni upah tetap sesuai dengan upah minimum kota kabupaten sidoarjo, dan upah kontrak yang dibayar dengan system harian yakni rata-rata Rp. 100. 000 (seratus ribuh rupiah perhari).
Sementara bila kategorikan berdasarkan apa dan jumlah yang dikerjakan dibagi dalam dua system yakni system borongan yang dimana rata-rata upah yang diperolah dalam 1 (satu) bulan adalah Rp. 1. 700.000 (satu juta tujuh ratus ribuh rupiah). Tenaga kerja perempuan yang memproduksi rokok secara manual (SKT) menggunakan system borongan dengan memproduksi rata-rata 3.000 batang perhari. Jadi upah bagi tenaga kerja perempuan yang memproduksi rokok secara manual (SKT) sebesar Rp. 1. 700.000 (satu juta tujuh ratus ribuh rupiah), sedangkan bagi tenaga kerja yang berkerja dengan memproduksi rokok dengan menggunakan mesin (SKM) sebesar Rp. 1. 900.000 (satu juta sembilan ratus ribuh rupiah).
Gambaran pekerja atau tenaga kerja perempuan pada PT. RIZKY B rata-rata telah berkerja selama 5-20 tahun masa kerjanya, sehinga cukup lama dan mengerti akan bagaimana seharusnya posisi dan kedudukan mereka dalam berkerja pada
34 perusahaan dan tenaga kerja perempuan sangat dominan dalam pekerjaan produksi rokok adalah tenaga kerja perempuan. Dari segi pendidikan kecenderungan yang berkerja adalah lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) hampir 98% dari total populasi atau keseluruhan tenaga kerja, sedangkan yang lulusan sarjana sisanya. Dari segi usia rata-rata berusia 20-45 tahun.
Secara keseluruhan tenaga kerja perempuan sejumlah 120 orang, bila dibagi dalam segi penididkan terbagi dalam 3 kategori yakni tenaga kerja yang lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP) sejumlah 70 orang, tenaga kerja yang lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) sejumlah 43 orang, serta lulusan D1 dan Strata 1 sejumlah 7 orang.
B. Implementasi Pasal 82 Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Tentang Cuti Melahirkan Bagi Tenaga Kerja Perempuan di PT. RIZKY B.
Salah satu subjek yang paling rentan untuk mengalami penindasan adalah perempuan, dan anak, oleh karena itu ia menjadi penting untuk diberikan perlindungan hokum, termasuk bagi mereka (perempuan) yang menjadi pekerja/buruh kecederungan juga mengalami ketidakadilan dalam berkerja baik mendapatkan perlakuaan yang tidak layak, tidak mendapatkan upah maupun hak- hak lainya secara layak sehingga turut menambah beban mereka dalam berkerja.
Hal inilah yang menjadi urgensi dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis ini yang secara khusus membahas mengenai praktik dan aspek-aspek yang menghabat dalam implementasi aturan sebagaimana yang diperintah dalam ketentuan mengenai cuti hamil ini diatur dalam Pasal 82 ayat 1 UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan,yang isinya adalah Pekerja perempuan berhak memperoleh istirahat selama 1,5 (satu setengah) bulan sebelum saatnya melahirkan anak dan 1,5 (satu setengah) bulan sesudah melahirkan menurut perhitungan dokter kandungan atau bidan.
Berdasarkan ketentuan Pasal 82 ayat 1 dan ayat 2 UU Ketenegakerjan, penulis berpendapat bahwa terdapat 3 (tiga) hak yang melekat pada diri setiap pekerja/buruh perempuan yang berkerja pada setiap perusahaan, dan wajib
35 diberikan oleh perusahaan tersebut, termasuk perusahaan PT. RIZKY B yakni:
pertama, Hak pekerja/buruh perempuan untuk istirahat sebelum melahirkan selama 1, 5 (satu setengah) bulan menurut keterangan dokter kandungan atau bidan. Kedua, Hak pekerja/buruh perempuan untuk istirahat setelah melahirkan selama 1, 5 (satu setengah) bulan menurut keterangan dokter kandungan atau bidan. Ketiga, Hak pekerja/buruh perempuan untuk istirahat selama 1, 5 (satu setengah) bulan atau sepanjang waktu diperbolehkan oleh Dokter kandungan menurut keterangan dokter kandungan atau bidan.
Kesengajaan dan/atau kelalaian untuk tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 82 aquo akan berakibat hokum bagi pengusaha yang memperkerjakan pekerja perempuan, sebab hak tersebut merupakan salah satu hak dasar bagi pekerja/buruh perempuan, dan bila diabaikan maka ia akan memmbahayakan kesehatan dan keselamatan kandungan maupun dirinya sendiri, bahkan dapat berakibat pada kematian. Oleh sebab itu, pengusaha yang mengabaikan ketentuan itu, maka tidak hanya hanya melawan hokum melainkan juga dapat mengakibatkan hilangnya nyawa.
Pengusahan dapat dikenakan sanksi pidana berupa penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 4 (empat) tahun dan denda paling sedikit Rp.100.000.000 (seratus juta rupiah) dan paling banyak Rp. 400.000.000 (empat ratus juta rupiah), sebagaimana ketentuan Pasal 185 ayat 1 UU Ketenagakerjaan yang pada pokoknya mengatur bahwa siapapun yang melanggar ketentuan Pasal 82, maka dikenakan sanksi pidana penjara selama 1 sampai 4 tahun dan denda mulai dari Rp.100.000.000 (seratus juta rupiah) sampai dengan Rp. 400.000.000 (empat ratus juta rupiah).
Dengan demikian, menjadi sangat penting untuk dilakukan pengawasan secara intesif oleh pemerintah pada bidang ketenagakerjaan terkait implementasi pelaksanaan hak normative buruh perempuan tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan dari keseluruhan pekerja/buruh yang berkerja pada perusahaan rokok PT. RIZKY B, setidaknya terdapat 120 orang yang merupakan pekerja perempuan. Berdasarkan jumlah keseluruhan tenaga kerja yang diperkerjakan, maka PT. RIZKY B dapat
36 dikategorikan sebagai perusahaan yang berskala menengah berdasarkan jumlah tenaga kerja.
Secara keseluruhan 150 orang tenaga kerja yang berada dalam PT. RIZKY B terdiri dari dua jenis status kerja yakni sebagian pekerja sebagai pekerja tetap dan sebagian lainya berstatus sebagai tenaga kerja kontrak. Jumlah keseluruhan tenaga kerja kontrak sejumlah 80 orang dan 70 orang tenaga kerja tetap dari total 150 orang tenaga kerja.
Secara khusus jumlah tenaga kerja perempuan 120 orang, yang dimana terdapat 80 orang diantaranya adalah tenaga kerja kontrak yang merupakan bagian unit penggilingan, linting, pengemasan, kecuali setiap kepala produksi di bagian unit-unit tersebut
Tabel 2
Tenaga Kerja /Pekerja Perempuan
No Responden Jumlah
1 Memenuhi Kriteria 84 orang
2 Tidak Memenuhi Kriteria 36 orang Jumlah Keseluruhan 120 orang
Sumber Data: Wawancara Dengan Staff Kantor Pada tanggal 8 Februari 2021.6
Berdasarkan jumlah keseluruhan tenaga kerja yakni 150 orang yang diperkerjakan dalam berbagai unit bidang kerja pada PT. RIZKY B mulai (1) Kantor/ Office, yang wilayah kerjanya meliputi laporan, mendata keluar masuk jumlah produksi rokok, mengatur aktivitas kerja pekerja, administrasi dan perizinan dalam setiap distribusi dan lain sebagainya (2) penggilingan, (3) produksi yang terdiri dari produksi dengan tangan (SKT) yang di dalamnya teradapat bagian linting dengan tangan dan produksi dengan mesin (SKM), (4) Packing atau packijing yang membungkus produk rokok dan (5) Distribusi.
6 Hasil Wawancara Dengan M Amin Wahyu Hidayat Jabatan Staff Umum, Unit Kerja Staff Kantor Pada tanggal 8 Februari 2021
37 Sehingga total populasi yang dipelajari dan diambil kesimpulan pada PT. RIZKY B dari berbagai bidang pekerjaan tersebut adalah 150 orang populasi.
Lima (5) bidang pekerjaan secara praktisnya dapat dibagi dalam dua kelompok tenaga kerja yang dapat dijadikan sebagai sasaran dalam melakukan penelitian hukum yakni (1) tenaga kerja yang memenuhi kriteria, yang dimaksud dialam hal ini adalah pekerja perempuan yang memenuhi syarat sebagai tenaga kerja yang dapat mengajukan cuti melahirkan berdasarkan ketentuan Undang- Undang Ketenagakerjaan yang mana syarat utamanya adalah (1) telah berkerja minimal selama 1 (satu) tahun, (2) telah menikah dan (3) pernah melahirkan anak.
Dengan demikian yang memenuhi 3 (tiga) syarat tersebut dapat dikategorikan sebagai tenaga kerja yang memenuhi syarat sebagai subjek dalam penelitian hukum ini yakni sejumlah 84 orang tenaga kerja perempuan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa 100% dari total populasi atau sekitar 150 orang tenaga kerja, hanya sekitar 60% yang memenuhi kriteria. Sedangkan (2) tenaga kerja tidak memenuhi kriteria adalah tenaga kerja yang tergolong belum memenuhi syarat atau tenaga kerja perempuan yang belum menikah atau masih bujangan dan belum pernah memiliki anak.
Namun perlu penulis jelaskan bahwa dari 60% yang memenuhi kriteria atau sekitar 84 orang tenaga kerja perempuan yang memenuhi syarat sebagai responden dalam penelitian hukum ini, akan tetapi yang dapat diperbolehkan oleh perusahaan untuk dilakukan penelitian hukum hanya sejumlah 10 orang tenaga kerja perempuan dan penelitian tambahan 2 orang dari bagian linting. Jika presentasikan dari 84 orang tenaga kerja perempuan, maka hanya sekitar 10, 6%
dari tenaga kerja yang memenuhi syarat, atau sekitar 6, 8% dari total populasi tenaga kerja pada PT. RIZKY B.
Dalam penelitian terhadap tenaga kerja perempuan pada PT. RIZKY B dalam kaitanya dengan studi pelaksanaan hak cuti melahirkan, penulis menggunakan metode purposiv sampling yaitu teknik pengambilan sampel dari populasi penelitian yang didasarkan atas ciri-ciri dan suatu karakteristik tertentu untuk mencapai tujuan penelitian yang dikehendaki oleh peneliti.dalam melakukan pengambilan data atau riset terhadap responden dengan menentukan
38 kriteria tertentu dari keseluruhan populasi. Dimana penulis, memilih tenaga kerja perempuan yang menjadi sasaran dilakukan secara acak berdasarkan kriteria dasar yang telah penulis tentukan dalam melakukan wawancara atau penelitian.
Tabel 3
Tenaga Kerja /Pekerja Perempuan
No Nama Usia Jabatan Masa Kerja
Pendidikan Terakhir
Jumlah Anak 1 Asmaniah 44 Tahun Admin 20 Tahun SMA 2 2 Sri Rahayu 45 Tahun Mandor
Giling
10 Tahun SMA 2
3 Dian 37 Tahun Kepala Produksi
16 Tahun S1 1
4 Sudartik Resmi Sari
38 Tahun Admin 5 Tahun S1 3
5 Serly 27 Tahun Bagian Packing
5 Tahun SMA 2
6 Yanti 34 Tahun Bagian Packing
7 Tahun SMA 1
7 Rismayanti 40 Tahun Admin 7 Tahun SMA 2 8 Nurlaila 30 Tahun Bagian
Packing
6 Tahun SMA 2
9 Dela Sari 28 Tahun Bagian Packing
5 Tahun SMA 2
10 Armanita 31 Tahun Bagian Packing
6 Tahun SMA 3
11 Sri
Wulandari
30 Tahun Bagian Linting
5 Tahun SMA 2
12 Winda 29 Tahun Bagian Linting
3 Tahun SMA 1
39 Sumber Data: Wawancara Dengan Staff Kantor Pada tanggal 8 Februari
20217 wawancara tambahan pada tanggal 21 April 2021.
Berdasarkan data pada Table 3 diatas menunjukan bahwa tenaga kerja perempuan yang berkerja pada PT. RIZKY B rata-rata berpendidikan Sekolah Menengah Atas dan telah berkeluarga dengan jumlah anak rata-rata 2 orang, serta masa kerja yang cukup lama yakni mulai dari 5-20 tahun. Sehingga dapat berpendapat (1). Rata-rata sudah memiliki pengamalam kerja yang cukup lama, dan (2) berpendidikan.
Bila di presentsekan tenaga kerja yang berkerja pada PT. RIZKY B sebanyak 150 orang, sedangkan yang dapat dilakukan penelitian hanya 12 orang tenaga kerja perempuan, maka bila dipresentasekan sekitar 8% dari total populasi yang atau tenaga kerja atau sekitar 10% dari total keseluruhan tenaga kerja perempuan.
Akan tetapi berbicara mengenai bagaimana perusahaan menerapkan ketentuan mengenai hak cuti melahirkan bagi tenaga kerja perempuan pada PT.
RIZKY B, berdasarkan hasil pengolahan data yang penulis dari kuisioner yang penulis bagikan terhadap 10 orang tenaga kerja dan 1 tenaga kerja yang mewakili pihak perusahaan penulis mengemukakan sebagai berikut:
Pertama, pihak perusahaan PT. RIZKY B pernah melakuan sosialisasi mengenai cuti melahirkan pada lingkungan perusahaan. Bahkan dalam kurung waktu 2 (dua) tahun terkahir terdapat 27 (dua puluh tujuh) orang tenaga kerja yang mengajukan cuti melahirkan.
Prosedur dalam pengajuan cuti melahirkan secara normative tidak diatur secara jelas mengenai mekanismenya, akan tetapi lebih kepada praktik masing- masing perusahaan yang mengacu pada Peraturan Perusahaan (PP) dan atau Perjanjian Kerja/Kontrak Kerja antara Perusahaan dengan Tenaga Kerja. Namun praktik pengajuan cuti melahirkan PT. RIZKY B dapat terbilang mudah, sebab setiap tenaga kerjanya hanya menyampaian secara lisan pada pihak kantor, maka akan di proses lebih lanjut oleh Personalia dan akan diterbitkan oleh Kepala
7 Hasil Wawancara Dengan M Amin Wahyu Hidayat Jabatan Staff Umum, Unit Kerja Staff Kantor Pada tanggal 8 Februari 2021
40 Produksi. Disamping itu, pihak perusahaan juga memberikan pemberitahuan mengenai lamanya waktu cuti melahirkan bagi mereka yang akan mengajukan cuti hamil maupun akan melahirkan.
Sementara mengenai pelaksanaan cuti melahirkan pada perusahaan PT.
RIZKY B, apakah telah melaksanakannya sebagaimana ketentuan Pasal 82 Undang-Undang Ketenagakerjaan. Terutama berkaitan dengan memberikan hak dan kesempatan bagi tenaga kerja perempuan termasuk memberikan pemahaman atas hak-haknya. Pihak PT. RIZKY B dalam penjelasnya memang sejauh ini sudah melaksanakan dan memberikan hak cuti melahirkan bagi karyawan atau tenaga kerja yang sedang hamil atau proses melahirkan, dengan memberikan sosialisasi. Bahkan perusahaan memberikan uang santunan bagi karyawan yang cuti melahirkan sebesar 50% dari Gaji Pokok.
Tabel 4
Pemberian Santunan Cuti Melahirkan Bagi Tenaga Kerja Perempuan
No Nama Jabatan Status
Kerja
Pemberian Santunan
Besaran
Ya Tidak
1 Asmaniah Admin Tetap 50%
2 Sri Rahayu Mandor
Giling/Penggilingan
Tetap 50%
3 Dian Kepala Produksi Tetap 50%
4 Sudartik Resmi Sari
Admin Tetap 50%
5 Serly Bagian Packing Tetap 50%
6 Yanti Bagian Packing Tetap 50%
7 Rismayanti Admin Tetap 50%
8 Nurlaila Bagian Packing Tetap 50%
9 Dela Sari Bagian Packing Kontrak 50%
41
10 Armanita Bagian Packing Tetap 50%
11 Sri
Wulandari
Bagian Linting Tetap 50%
12 Winda Bagian Linting Kontrak 50%
Sumber Data: Hasil Wawancara Dengan Staff Kantor Pada tanggal 8 Februari 2021 dan wawancara tambahan pada tanggal 21 April 2021.
Berdasarkan data atau keterangan yang diperoleh dari pihak perusahaan yang melalui Staff Kantor PT. RIZKY B diatas, dalam segi prespektif perusahaan dapat disimpulkan bahwa perusahaan telah mengimplementasikan amanat Pasal 82 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan untuk dapat menggunakan hak-haknya atas cuti melahirkan bagi tenaga kerja perempuan, hal itu dapat dilihat dari adanya upaya sosialisasi dari perusahaan terkait cuti melahirkan kepada tenaga kerja, bahkan pemberian santunan sebesar 50% dari upah pokok perbulan, yang diberikan selama mereka menjalani cuti melahirkan dalam kurung waktu 3 (tiga) bulan.
Apabila ditinjau dari tujuan hukum ketenagakerjaan yang salah satunya adalah “Memberikan perlindungan kepada tenaga kerja dalam mewujudkan kesejahteraan” sebagaimana yang diatur dalam Pasal 4 UU Ketenagakerjaan, maupun kewajiban perusahaan untuk memberikan keselamatan dan kesehatan bagi tenaga kerjanya. Pemberian izin cuti melahirkan dan memberikan upah serta santunan sebesar 50% dari upah pokok dari PT. RIZKY B, menurut penulis merupakan upaya perlindungan keselamatan dan kesehatan bagi pekerja/buruh dalam berkerja, sebelum maupun setelah berkerja, yang merupakan salah satunya hak-hak normative pekerja/buruh perempuan atas kebutuhan dan kondisi khususnya sebagai perempuan.
Akan tetapi untuk dapat menyimpulkan secara seimbang terhadap penerapan hak cuti melahirkan bagi tenaga kerja perempuan pada PT. RIZKY B, harus juga menilai pendapat atau prespektif tenaga kerja khususnya tenaga kerja perempuan pada perusahaan tersebut. Berdasarkan hasil penelitian penulis terhadap 10 orang
42 tenaga kerja perempuan pada PT. RIZKY B, dalam hal ini penulis uraikan sebagai berikut:
Pertama, hasil penelitian terhadap 12 orang tenaga kerja menunjukan bahwa dari 12 orang tersebut sebagaimana yang telah diuraikan dalam tabel 3 diatas, secara keluruhan pernah mengajukan permohonan cuti melahirkan secara lisan kepada pihak kantor PT. RIZKY B, dan disetujui oleh pihak Personalian melalui Kepala Produksi. Adapun jangka waktu cuti melahirkan yang berikan oleh Perusahaan adalah rata-rata 3 (tiga) bulan, bahkan ada juga yang melebihi 3 bulan lamanya. Sebagai satu contoh seperti yang dialami oleh Dian selaku salah satu Kepala Produksi PT. RIZKY B mengemukakan bahwa lama waktu cuti melahirkan yang diberikan kepadanya 4 bulan cuti, karena mengalami sakit tipes setelah melahirkan.8 Namun pemberian tambahan waktu cuti melahirkan harus didukung dengan bukti surat dari Dokter, sekalipun telah melahirkan anak sepanjang mampu ditunjukan dengan surat, maka pihak perusahaan akan memberikan hak dan kesempata kepada pekerja, walaupun melebihi jangka waktu 3 (tiga) bulan.
Kedua, rata-rata mereka tidak mengetahui Undang-Undang apa yang mengatur tentang hak cuti melahirkan bagi mereka sebagai tenaga kerja perempuan, 8 (delapan) orang diantaranya mengatakan tidak pernah mengetahui undang-undang yang mengatur cuti melahirkan,9 disamping itu, menurut mereka tidak ada sosialisasi dari perusahaan mengenai hak-hak tenaga kerja perempuan yang salah satunya hak cuti melahirkan. Akan tetapi menurut salah satu tenaga kerja, Sudartik Resmi Sari menyatakan tidak ada sosialisasi, akan tetapi ada pemberitahuan tentang cuti melahirkan berapa lama waktu cutinya.10
Atas keterangan tenaga kerja tersebut dapat penulis jadikan sebagai dasar untuk berpandangan bahwa pada prinsipnya perusahaan belum melakukan sosialisasi melainkan hanya memberitahukan secara non formal, yang kecenderungan tidak komprehensif mengenai hak-hak normatifnya tenaga kerja
8 Hasil Wawancara Dengan Dian Selaku Kepala Produksi pada tanggal 10 Februari 2021
9 Hasil Data Wawancara Tenaga Kerja Perempuan pada tanggal 10 Februari 2021
10 Hasil Wawancara Dengan Sudartik Resmi Sari Selaku Admin pada tanggal 10 Februari 2021.
43 perempuan termasuk cuti melahirkan, dan jangka waktu dan lain sebagianya.
Sebab menurut penulis, langkah perushaan untuk memberikan sosialisasi merupakan langkah penting karena memberikan pengetahuan akan hak-hak dan memberdayakan mereka secara hukum utnuk menggunakan hak dan kepentingan hukumnya sebagai tenaga kerja.
Ketiga, secara keseluruhan dari 12 tenaga kerja menyatakan bahwa prosedur dalam mengajukan cuti melahirkan pada perusahaan PT. RIZKY B sangat cepat dan tidak membutuhkan prosedur yang lama dan langsung dibuatkan oleh Kepala Produksi setelah mendapat persetujuan dari Personalia. Serly bagian Packing dalam wawancaranya dengan penulis menjelaskan bahwa mekanisme pengajuan cuti pada PT. RIZKY B ini cukup sederhana dengan cara saya melapor kepada kantor, setelah itu kantor akan memproses dan mebuatkan izin cuti bagi siapapun yang sedang hamil da nada gejala melahirkan.11 Disamping itu tidak ada yang pernah ditolak, walapun terdapat seseorang tenaga kerja yang bernama Sri Rahayu yang menjabat sebagai Mandor Giling, pernah mengajukan cuti melahirkan pada tahun 2018 lalu dan mengalami kendala karena pekerjaan yang susah digantikan orang lain, maka dari itu susah untuk mencari orang pengganti.12 Namun, demikian PT.RIZKY B tetap memberikan izin cutinya setelah mendapatkan pengganti sementara selema 3 (tiga) bulan dalam melakukan pengawasan dan mengkoordinir proses penggilingan tembakau.
Dalam kondisi ini, menurut penulis, alasan pihak perusahan sedikit mempersulit tenaga kerjanya seperti Sri Rahayu bukanlah karena pimpinan PT.
RIZKY B tidak memberikan kesempatan dan hak cuti melahirkan baginya, melainkan karena sifat pekerjaanya yang sangat urgen dan startegis, sehingga bernar-benar membutuhkan pekerja yang berpengalaman dan mengetahui kondisi, sebelum mendapatkan penggantinya sementara.
Tabel 5
Prespektif Mekanisme Pengajuan Cuti Melahirkan dan Sosialisasi Hak Cuti Melahirkan
11 Hasil Wawancara dengan Serly Selaku Bagian Packing pada tanggal 10 Februari 2021
12 Hasil Wawancara dengan Sri Rahayu Selaku Mandor Giling pada tanggal 10 Februari 2021
44
No Nama Sosialisasi Hak
Cuti Melahirkan
Pengajuan Cuti Melahirkan Ada Tidak Mudah Tidak
1 Asmaniah
2 Sri Rahayu
3 Dian
4 Sudartik Resmi Sari
5 Serly
6 Yanti
7 Rismayanti
8 Nurlaila
9 Dela Sari
10 Armanita
11 Sri Wulandari
12 Winda
Sumber Data: Hasil Wawancara Dengan Tenaga Kerja Perempuan PT.
RIZKY B Pada
tanggal 8 Februari 2021 dan wawancara tambahan pada tanggal 21 April 2021.
Dengan demikian, pada pokoknya dalam kaitanya dengan hak normative tenaga kerja perempuan atas cuti melahirkan, sejauh ini mereka tidak pernah diberikan pemamahan secara jelas dan komprehensif melalui sosialisasi dari perusahaan. Hal itu dapat dilihat dari 12 orang tenaga kerja perempuanya hanya 1 orang yang menyatakan pernah ada pemberitahuan soal cuti melahirkan.
Pemberitahuan mengenai hak cuti melahirkan ini, bukanlah dalam rangka sosialisasi, melainkan sekedar memberitahukan, karena sesuatu yang sifatnya sosialisasi akan dilaksanak secara komprehensif kepada seluruh tenaga kerja perempuan. Sehingga tidak ada sosialisasi yang dilakukan oleh PT. RIZKY B kepada tenaga kerjanya.
45 Mengenai pengajuan cuti melahirkan, rata-rata dari 12 orang orang tenaga kerja perempuan yang dapat diteliti merasakan kemudahan dalam proses pengajuan cuti melahirkan, dan tidak pernah ada yang ditolak oleh pihak perusahaan.
Disamping itu, hasil penelitian terhadap tenaga kerja tersebut rata-rata menunjukan bahwa penerapan hak cuti melahirkan pada perusahaan tempat saya berkerja sudah sesuai dengan undang-undang.13 Dalam hal ini, penulis berpendapat bahwa penilaian tenaga kerja perempuan yang merasa pelaksanaan cuti melahirkan pada perusahaan PT. RIZKY B ini telah dilaksanakan sesuai dengan amanat undang-undang ini, hanya dinilai dari adanya atau diberikan cuti melahirkan kepada mereka dan kemudahan dalam proses pengajuan dan penerbitan izin cuti selama 3 bulan sebelum dan setelah melahirkan. Sebab, disatu sisi secara kesluruhan mereka sendiri juga menyatakan tidak mengetahui undang- undang bahkan tidak memahami aturan yang mengatur tentang hak-haknya maupun hak cuti melahirkan baginya. Bahkan ada salah satu tenaga kerja yang pada pokoknya menjelaskan pelaksanaan cuti melahirkan sudah sesuai, namum tidak mengerti dan paham hukum yang mengaturnya.14 Sehingga menurut penulis, bagaimana tolak ukur mereka untuk dapat menilai apakah pemberian hak cuti melahirkan tersebut telah sesuai atau tidak dengan aturan hukum, sedangkan mereka sendiri tidak tahu undang-undang atau hukum yang mengatur cuti melahirkan itu sendiri. Hal ini tentu disebbakan oleh, tidak adanya sosialisasi dari perusahaan terkait hak-hak normatifnya buruh atau tenaga kerja perempuan selama, sebelum maupun sesudah berkerja.
C. Apa Faktor Pendukung dan Penghambat Tenaga Kerja Perempuan di PT.
RIZKY B Untuk Mengambil Hak Cuti Melahirkan.
Berdasarkan hasil penelitian penulis, adapun beberapa factor yang mendukung maupun yang menghambat tenaga kerja perempuan yang berkerja pada PT. RIZKY B untuk mengambil hak cutinya pada sebelum maupun setelah melahirkan selama 3 (tiga) bulan.
13 Hasil Pengolahan Data Wawancara Tenaga Kerja Perempuan pada tanggal 10 Februari 2021
14Hasil Wawancara dengan Yanti Selaku Bagian Packing pada tanggal 10 Februari 2021
46 Adapun beberapa factor pendukung bagi tenaga kerja perempuan pada PT.
RIZKY B untuk mengambil hak cuti melahirkan diantaranya adalah pertama, adanya kemudahan prosedur dalam mengajukan dan jangka waktu untuk menerbitkan surat izin cuti melahirkan bagi tenaga kerja yang hamil dan akan melahirkan. Sebab memang secara hukum tidak ada aturan yang mengatur secara jelas mengenai syarat, prosedur, dan jangka waktu dalam mengajukan izin cuti melahirkan bagi tenaga kerja perempuan. Sementara praktik dalam PT. RIZKY B proses pengajuan cuti melahirkan oleh tenaga kerja cukup dengan melapor atau menyampaikan secara lisan kepada kantor, kemudian diproses dan apabilan disetujui oleh Personalia perusahaan, maka Kepala Produksi PT. RIZKY B akan menerbitkan izin cuti melahirkan. Bahkan salah pekerja menyatakan kemudahan dalam proses pengajuan cuti, karena sudah saling mengenal dekat dengan pihak perusahaan.15 Dengan demikian dapat dinilai bahwa, pihak perusahaan mampu membangun kedekatan emosional yang baik terhadap para tenaga kerjanya, yang dapat mendorong akvititas kinerja pekerjanya dan mempermudah dalam pemenuhan hak-hak tenaga kerjanya.
Kedua, adanya pemberitahuan kepada setiap tenaga kerja yang mengajukan cuti melahirkan mengenai jangka waktu lamanya cuti melahirkan. Walapun tidak ada sosialisasi secara massif dan komprehensif, akan tetapi pihak perusahaan tetap memberitahukan hak mereka walaupun sekedar mengenai jangka waktu lamnya cuti melahirkan.
Ketiga, adanya pemberian santuan berupa uang senilai 50% dari jumlah gaji pokoknya atau upah pokoknya. Santunan tersebut diberikan kepada setiap mereka yang menjalani cuti melahirkan. Mengacu pada Surat Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 188/538/KPTS/013/2020,16 yang menentukan nilai UMK Kabupaten Sidoarjo pada tahun 2021 yakni sebesar Rp. 4.297.030,51. Sehingga 50% dari UMK tersebut adalah sebesar Rp. 2.148.515. mengenai ketentuan pemberian santuan ini tidak diatur secara jelas dalam undang-undang, melainkan
15 Hasil Wawancara dengan Dian Selaku Kepala Produksi dan Yanti selaku Admin pada tanggal 10 Februari 2021
16 Surat Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 188/538/KPTS/013/2020 tentang Upah Minimum Kabupaten Kota Provisin Jawa Timur Tahun 2021
47 hanya diatur menganai kewajiban perusahaan untuk membayar upah tenaga kerja walaupun tidak berkerja dengan alasan yang diperbolehkan oleh Undang-Undang seperti sakit, menjalani tugas perusahaan, tugas atau pendidikan Serikat, dan lain- lain, termasuk cuti melahirkan. Wajib dibayar upahnya sebesar 100% untuk 4 (empat) bulan pertama, 75% untuk untuk 4 (empat) bulan kedua, 50% untuk 4 (empat) ketiga, dan 25% untuk 4 (empat) bulan keempat.
Sementara dilain sisi, factor-faktor yang menghambat bagi tenaga kerja perempuan pada PT. RIZKY B dalam mengajukan cuti melahirkan adalah pertama, Minimnya pemahaman hukum tenaga kerja perempuan yang berkerja pada PT. RIZKY B tentang hak-hak normatinya. Kelemahan buruh atau tenaga kerja akan hukum yang seharusnya menjadi sandaran bagi mereka dalam berkerja dan termasuk memperjuangkan hak-haknya bagi penulis merupakan salah satu permasalahan pokok bagi buruh. Sebab bagaimana mungkin mereka mampu berjuang untuk mempertahankan hak-haknya atau menuntut perusahaan untuk memperhatikan hak-hak atas kesehatan dan keselamatan kerja, apabila mereka sendiri tidak mengerti akan aturan hukum mana yang seharusnya wajib patuhi oleh Perusahaan dalam melindungi dan memberikan hak-haknya buruh. Bahkan terdapat salah satu buruh menjawab dalam kuisioner penelitian yang menyatakan penilaianya atas pelaksanaan hak cuti melahirkan apakah sudah sesuai dengan undang-undang, ataukah sebaliknya. Salah satunya menjawab “mungkin sudah sesuai sepertinya, karena saya juga tidak paham dengan undang-undang”.17 Padahal secara hukum ini manjadi keharusan bagi mereka untuk mengetahui dalam rangka untuk mempertahankan hak dan kepentingan hukumnya. Disamping itu, hasil penelitian penulis memang rata-rata tenaga kerja perempuan yang berkerja pada PT. RIZKY B adalah berlatar belakang lulusan Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas.
Kedua, factor penghambatnya adalah kurangnya sosialisasi dari perusahaan kepada tenaga kerja maupun pada tenaga kerja perempuan mengenai peraturan perundang-undangan yang mengatur hak-hak normatifnya, termasuk hak dalam aspek reproduksi seperti cuti hamil dan cuti melahirkan. Sebab 11 orang
17Hasil wawancara dengan Yanti Selaku Bagian Packing pada tanggal 10 Februari 2021
48 menyatakan tidak tahu undang-undang yang mengatur hak cuti melahirkan yang merupakan kewajiban bagi perusahaan. Hal ini menurut penulis menjadi salah satu penghambat, karena meskipun pihak perusahaan tetap memberikan hak cuti melahirkan bagi mereka yang mengajukan. Akan tetapi setiap pekerja harus mengerti hukum terutama hukum yang menjadi payung hukum baginya dalam berkerja, berjuang mempertahankan dan menuntut hak-hak normatinya.
Factor-faktor penghambat dalam pemberian hak cuti melahirkan bagi tenaga kerja perempuan pada PT. RIZKY B diatas, apabila ditinjau dari teori dan/atau doktrin efektivitas hukum menurut Soerjono Soekanto maupun Lawrence M.
Friedman, pada pokoknya penulis berpendapat bahwa faktor-faktor tersebut telah dijalankan, walaupun pada aspek masyarakat dan kebudayaan yang bersamasalaha karena minimnya pengetahuan tentang hukum ketenagakerjaan. sebagai suatu ukuran jalanya sistem hukum ketenagakerjaan yang diantaranya :
1) Faktor Hukum.
Secara subtansial dan kepastian hukum ketentuan yang mengatur tentang hak-hak normatif tenaga kerja perempuan dalam aspek reproduksi telah diatur jelas dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan dan perubahanya dalam UU Cipta Kerja. Sehingga sangat mendukung kepentingan dan hak-hak pekerja perempuan apabila ingin meminta dan memertahankan hak-haknya. Akan tetapi dalam praktinya di PT. RIZKY B ketentuan undang-undang tersebut tidak berikan pemahaman mengenai isi dan hubungan dengan pekerja.
2) Faktor Penegak Hukum.
Penegak hukum utama dalam pelaksanaan suatu ketentuan hukum maupun undang-undang adalah pemberi kerja itu sendiri, disamping aparat pemerintahan dalam bidang ketenagakerjaan seperti Pengawas Disnakertrans. Sebab pemberi kerja atau pengusaha (PT. RIZKY B) memiliki kewajiban untuk tunduk dan taat atas perintah dan larangan dalam memberikan hak dan kewajiban kepada penerima kerja yang salah satunya tenaga kerja perempuan atas hak cuti melahirkan atau hak reproduksi lainya. Dalam praktiknya penerapan hak cuti melahirkan sudah dilaksanakan dengan baik oleh PT. RIZKY B, akan tetap tidak masif karena tidak adanya sosialisasi yang jelas dari perusahaan. Dalam
49 penegakan hukum yang dibutuhkan adalah mentalitas seseorang yang memiliki perilaku yang baik dan taat pada aturan hukum yang ada, dan yang menjadi kunci utama keberhasilan penegakan hukum harus berbuat jujur. Jika hal ini salah disalah gunakan akan berdampak buruk terhadap penegak hukum.
3) Faktor Sarana atau fasilitas Pendukung.
Dalam faktor sarana atau fasilitas ini, tidak hanya terbatas pada transportasi, alat komunikasi, alat kantor, dan sumber daya manusia, akan tetapi juga adanya dukungan secara finansial merupakan bagian dari pendukung terpenuhinya hak cuti melahirkan dengan baik. Pada PT. RIZKY B, dalam prkatiknya memberikan uang santuan kepada pekerja perempuan yang cuti melahirkan sebesar 50% dari total upah pokok bulananya sebanyak 1 (satu) kali. Hal ini sangat membantu dan mendorong tercapaianya hak normatif mereka.
4) Faktor Masyarakat dan kebudayaan
Budaya Hukum (legal culture) yakni perilaku masyarakat atau manusia mendukung sistem hukum berjalan dengan baik di masyarakat. Dalam praktik pada pekerja perempuan yang berkerja pda PT. RIZKY B yang menjadi permasalahan bagi penulis adalah ketidakhuan mereka akan payung hukum mereka mengenai undang-undang yang mengatur tentang hak-hak atas pekerjaan mereka, termasuh hak cuti melahirkan. Seharusnya ini menjadi pondasi awal yang di miliki setiap pekerja guna memperjuangkan hak-haknya secara layak dan adil.
Akan tetapi praktiknya, kebanyakan dari mereka tidak mengetahui tentang undang –undang tersebut.