• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

4 BAB II

LANDASAN TEORI

Kajian Teori

Kebudayaan

Menurut Robert H Lowie kebudayaan adalah segala sesuatu yang diperoleh dari individua tau masyarakat, mencangkup kepercayaan, adat istiadat, norma-norma artistic, kebiasaan makan, keahlian, yang diperoleh bukan dari kreatifitasnya sendiri melainkan merupakan suatu warisan masalampau yang didapat melalui Pendidikan formal maupun informal.

Unsur unsur kebudayaan, meliputi:

• Peralatan dan Perlengkapan (pakaian , perumahan, alat alat produksi)

• Mata Pencaharian (pertanian, peternakan, system produksi, distribusi)

• System Kemasyarakatan (system kekerabatan, organisasi politik, system hokum, perkawinan)

• Bahasa

• Kesenian

• System Pengetahuan

• Religi

Pengertian Film Dokumenter

Menurut Junaedi (2011:3-6) film dokumenter merupakan realitas yang terjadi di dunia nyata yang di pindahkan melalui proses representasi kedalam bentuk visual atau film representasi yang di bangun dalam film dokumenter tergantung dari tujuan dan latar belakang pembuatan film. Film dokumenter bukan hanya mendokumentasikan lalu menggabungkan saja menjadi suatu film. Tetapi dokumenter di rancang dengan pendekatan subjektif dan dari film makernya. Dengan membuat film dokumenter, realitas yang terjadi dalam kehidupan nyata mampu di hadirkan kembali melalui visual berbentuk video, sehingga bisa di nikmati beragam kalangan.

Pendekatan dalam Film Dokumenter 1. Narasi

(2)

5

Pendekatan ini dilakukan secara naratif dengan menjelaskan atau menguraikan apa yang di angkat di film dokumenter

2. Reenacment/recreations

Pendekatan ini dilakukan dengan melakukan reka ulang atas peristiwa yang di angkat dalam film dokumenter. Pendeketan ini membutuhkan riset yang komperhensif sehingga tidak berbeda dengan apa yang sebenarnya terjadi.

3. Animasi

Pendekatan ini dilakukan dengan menggunakan animasi sebagai media untuk memvisualisasikan kejadian yang sudah lampau yang tidak memiliki stok gambar/videonya untuk di rangkai dan dijadikan film dokumenter.

4. Dokudrama

Pendekatan ini dilakukan untuk mengatasi kendala ketika tidak ada gambar visual yang bisa di gunakan. Pendektan ini membutuhkan naskah scenario yang di arahkan oleh sutradara untuk bisa di perankan oleh seseorang.

5. Cinema verite / kebenaran film

Pendekatan ini dilakukan dengan menggunakan teknik produksi melalui perekaman percakapan atau wawancara dengan orang biasa, kemudian mencari gambar untuk mengilustrasikan apa yang di ceritakan oleh narasumber.

6. Film maker menjadi bagian dari film

Pendekatan ini dilakukan dengan keterlibatan pembuatan film yang di angkat dalam film dokumenter, misal film dokumenter mengkangkat tentang perjuangan sebagai petani, maka pembuat film ikut dalam kehidupan sehari- hari petani tersebut.

7. Wawancara

Pendekatan ini dilakukan dengan wawancara terhadap subjek yang dipilih salah satu kekuatan dalam film dokumenter adalah eksplorasi terhadap narasumber sebagai sumber data. Hasil wawancara dapat digunakan sebagai Voice over yang akan membuat film dokumenter lebih hidup.

8. Arsip Footage

Pendekatan ini dilakukan dengan menggunakan arsip-arsip footage yang memiliki informasi penting. Video footage secara teknis memiliki kualitas video

(3)

6

yang tidak terlalu baik, namun hal itu tertutupi oleh informasi yang termuat dalam footage tersebut.

9. Arsip foto

Film dokumenter ini dilakukan dengan hanya menampilkan arsip-arsip foto, lalu di gabungkan dengan membangun sebuah jalan cerita. Dalam hal ini juga harus diperlihatkan unsur kontiti sehingga rangkaian foto tersebut dapat menyampaikan pesan kepada penonton.

Produksi Film Dokumenter 1. Sinematografi

Menurut (Junaedi 2011:49) Sinematografi secara entimologis berasal dari kata cinematography (Bahasa Inggris) yang bersumber dari Bahasa Yunani kinema yang berarti gerakan dan Graphoo, yang berarti menulis, maka dapat di artikan sinematografi merupakan ilmu terapan yang membahas teknik mengambil gambar dan kemudian menggabungkan gambar tersembut menjafi

rangkaian yang dapat menyampaikan ide atau cerita.

Berikut merupakan bagian penting dalam sinematografi : a. Shot

Shot merupakan bagian dari adegan atau bisa di artikan gambar yang di maksudkan untuk menceritakan peristiwa.

b. Scene

Scene dapat diartikan sebagai paragraf yang di gabungkan menjadi sesuatu yang logis yang dapat dipahami audien atau rangkaian shot yang di gabungkan.

c. Sequence

Merupakan gabungan atau rangkaian dari scene. Rangkaian ini dapat menjadi sequence karena, adanya kesatuan waktu dan kesatuan lokasi.

2. Camera Angle

Camera angle merupakan penempatan kamera atau sudut pandang dari penonton. Hal ini sangat di pengaruhi pesan yang akan di sampaikan pada sebuah film, jika sudut pengambilan gambar baik maka akan membuat kesinambungan cerita terjaga.

a. Penempatan Kamera dari sudut Pandang Objek

(4)

7

• Objective Camera Angle

Sudut pandang ini dilakukan seolah-olah kamera tersembuyi, kamera di tempatkan di suatu titik dengan tidak mewakili siapapun.

Sudut pandang penonton tidak dilibatkan dalam adegan shot ini.

• Subjectiv Camera Angle

Sudut pandang ini dilakukan seolah olah kamera di tempatkan pada suatu titik yang mewakili penonton. Sudut pandang penonton dilibatkan dalam adegan shot ini.

b. Penempatan Kamera dari Sudut Pandang Subjek

• Eye Level

Letak kamera di tempatkan sejajar dengan mata subjek. Sudut pandang ini dilakukan seolah-olah penonton sedang berhadapan langsung dengan objek.

• Low angle

Letak kamera di tempatkan lebih kebawah dari pada subjek.

Sudut pandang ini dilakukan seolah-olah penonton sedang berada di bawah objek.

• High angle

Letak kamera di tempatkan lebih tinggi dari pada subjek. Sudut pandang ini dilakukan seolah-olah penonton sedang berada di atas atau lebih tinggi dari objek.

3. Shot size

Berikut beberapa shot size yang dikenal dalam sinematografi : a. Extream Long Shot

Pengambilan gambar ini ditunjukan untuk menampilkan keseluruhan adegan atau lokasi, biasanya subjek utama tidak terlalu terlihat jelas pada shot ini.

b. Very Long Shot

Pengambilan gambar ini ditunjukan untuk menampilkan keadaan sekitar secara luas, tetapi shot ini diambil lebih sempit dari pada extream long shot.

(5)

8 c. Long shot

Pengambilan gambar ini di tunjukan untuk menampilkan atau memperkenalkan objek. Hal ini dilakukan agar seluruh bagian objek terlihat dengan tetap menampilkan background-nya.

d. Medium Long Shot

Pengambilan gambar ini ditujukan untuk menampilkan bagian dari kaki hingga kepala objek. Biasanya shot ini dilakukan untuk mengambil kegiatan atau aktivitas objek.

e. Medium shot

Pengambilan gambar ini ditunjukan untuk menampilkan bagian dari pinggang hingga kepala objek, biasanya shot ini dilakukan untuk saat wawancara.

f. Close up

Pengambilan gambar ini ditunjukan untuk menampilkan bagian pundak hingga kepala. Shot ini biasanya untuk memperlihatkan ekspresi seseorang.

g. Extream Close Up

Pengambilan gambar ini ditunjukan untuk menampilkan bagian detail dari suatu objek, biasanya shot ini untuk memperlihatkan detail mata pada seseorang.

h. Over shoulder shot

Pengambilan gambar ini ditunjukan untuk menampilkan 2 bagian objek, biasanya shot ini diperlihatkan saat dialog dimana shot tersebut diambil dari bagian belakang salah satu objek.

4. Gerakan Kamera

Berikut merupakan beberapa gerakan kamera : a. Panning

Panning merupakan teknik menggerakan kamera secara horizontal ke arah kanan atau ke kiri.

b. Tilling

Tilling merupakan teknik menggerakan kamera sacara vertical ke arah atas atau ke arah bawah.

(6)

9 c. Zoom

Zoom merupakan teknik menggerakan kamera pada bagian zoom dengan melakukan pengubahan terhadap panjang fokal lensa, biasanya disebut dengan zoom in dan zoom out.

d. Rack Focus

Rack Focus atau selektif fokus merupakan teknik menggerakan lensa kamera pada bagian focus untuk memilih bagian mana yang diinginkan untuk focus dan bagian mana yang diinginkan untuk blur.

e. Trucking

Trucking merupakan teknik menggerakan kamera dengan mengelilingi objek dari ke kanan atau sebaliknya.

5. Kontiniti

Kontiniti merupakan kesinambungan antara gambar yang ada pada film, dengan adanya kontiniti akan mampu mengendalikan alur cerita agar tetap pada konsep awal yang dibuat. Tujuan utama kontiniti pada produksi film dokumenter adalah agar konsep cerita terjaga dengan baik, sehingga penonton akan dapat merasakan kesinambungan logika yang akan dapat di terima akal sehat.

Berikut merupakan sisi kontinti dalam pembuatan film documenter:

a. Kontiniti waktu

• Masa Sekarang

Kontiniti masa sekarang maksudnya menggambarkan apa yang terjadi saat ini.

a. Masa Lampau

Kontiniti masa lampau maksudnya menjelaskan apa yang terjadi masa lalu/lampau atau menjelaskan tentang sejarah zaman dahulu, jadi penonton disuguhkan stok-stok gambar yang terjadi masa lalu.

b. Menurut kondisi waktu

Kontiniti ini dibuat secara imajinatif atau tidak sesuai kenyataan yang terjadi, biasanya menceritakan tentang mimpi buruk, perenungan atau sifatnya khayalan.

b. Kontiniti Ruang

Kontinti ini menggambarkan perpindahan dari tempat ke satu tempat yang lain. Hal ini membutuhkan penempatan yang pas agar transisi bisa

(7)

10

diterima dengan logis agar penonton menyadari tempat mana yang akan dituju dan tempat mana yang akan ditinggalkan.

6. Editing

Editing merupakan proses akhir dalam pembuatan film dokumenter.

Editing sangat penting dilakukan karena proses ini merupakan tahap dimana gambar dan suara yang telah diambil akan dirangkai sesuai konsep awal yang ditentukan dan membentuk suatu cerita yang dapat dinikmati dan dimengerti oleh penonton. Berikut merupakan hal penting yang wajib dilakukan editor.

a. Memilih Shot

Editor harus mampu memilih dan menentukan secara cermat shot mana yang terbaik yang telah diambil oleh sutradara, karena dalam hal ini editor harus mempertimbangkan aspek sinematografi, estetika, dan visual yang diinginkan oleh sutradara.

b. Mempertimbangkan Kontiniti

Editor harus mampu memilih dan menentukan secara cermat shot mana yang akan di potong dan akan di sambungkan dengan shot lain agar memiliki keterkaitan dan keterpaduan. Dalam hal ini editor harus memperhatikan efek estetik, dramatik, dan psikologi dari perangkaian yang telah di tentukan.

c. Memilih Transisi

Transisi merupakan perpindahan shot satu ke shot yang selanjutnya.

Dalam transisi ini editor harus mampu memilih transisi yang tepat agar tidak jumping dan memiliki kesinambungan shot selanjutnya, ada banyak sekali jenis transisi yang bisa di pakai editor misal dissolve, fade in dan fade out, flip-frame, dan masih banyak lagi.

d. Membentuk Irama dan Tempo

Irama dan tempo akan sangat mendukung shot yang telah dirangkai. Irama dalam film berarti hasil akumulatif gerakan kamera, irama musik, dan tempo harus pas dengan shot dan transisi, agar menciptakan kesinambungan visual yang baik.

(8)

11 KERANGKA PIKIR

Seni kerajinan Ukir merupakan kesenian khas kabupaten jepara yang biasanya terbuat dari kayu jati dan kayu

Kalimantan.

Minimnya generasi muda yang tertarik dalam seni ukir khas Jepara.

Film Dokumenter “Natah Ati”.

Penulis ingin membuat film dokumenter yang menceritakan sejarah, perkembangan kerajinan ukir di jepara, dan mengapa kerajinan ukir pelu di lestarikan di Kabupaten

Jepara.

Film Dokumenter ini dibuat agar generasi muda di Kabupaten Jepara dapat tergugah untuk belajar mengukir dan dapat melestarikan seni ukir di

Kabupaten Jepara.

Youtube menjadi pilihan untuk menyebarkan film dokumenter ini.

Referensi

Dokumen terkait

Pupuk organik cair (NASA) merupakan pupuk organik yang berasal dari bahan organik murni berbentuk cair dari limbah ternak dan unggas, limbah alam dan tanaman,

berkat dan rahmat-Nya yang berlimpah, maka Penulis dapat menyelesaikan Laporan Skripsi yang berjudul “ STUDI KESTABILAN PEWARNA BUBUK ALAMI FIKOSIANIN DARI

Saat upacara berlangsung, jumlah pemirsa TV berusia di atas 5 tahun di ketujuh stasiun TV tersebut mencapai rata-rata 521.000 orang, lebih tinggi 59% daripada jumlah penonton

sedang dan jalur panjang. Kegiatan praktik lapangan, yaitu memberikan kesempatan kepada peserta untuk secara langsung mengambil data koordinat jalur treking dengan

Keuntungan dan kerugian actuarial diakui sebagai penghasilan atau beban apabila akumulasi keuntungan dan kerugian actuarial bersih yang belum diakui pada akhir periode

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa “Pengkajian Fisik Kepala dan Leher” meliputi pemeriksaan pada kepala, mata , telinga, hidung dan sinus-sinus, mulut dan paring, serta

Kesimpulan ini di dukung pada setiap komponen yang terdiri untuk dikatakan terbentuknya suatu sistem yang harus dimiliki dan telah dimiliki oleh Yamaha bima Motor Toli-Toli

pimpinan dapat memotivasi pegawai dengan motivasi positif yang merupakan pemberian motivasi atau usaha membangkitkan motif, dimana hal ini diarahkan pada usaha