• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA KUNCI: ekspresi caspase 3, kanker serviks stadium IIA2 dan IIB, kemoterapi neoadjuvan, operabilitas. ABSTRACT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KATA KUNCI: ekspresi caspase 3, kanker serviks stadium IIA2 dan IIB, kemoterapi neoadjuvan, operabilitas. ABSTRACT"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

LATAR BELAKANG: Kanker serviks merupakan salah satu kanker pada perempuan yang memiliki angka kejadian dan kematian yang tinggi di Indonesia. Pada kanker serviks stadium IIA2 dan IIB dikenal modalitas kemoterapi neoadjuvan sebelum operasi radikal yang bertujuan untuk mengurangi massa tumor sehingga memudahkan pembedahan dan menghambat mikrometastasis. Infeksi Human Papilloma Virus (HPV) merupakan faktor penting penyebab kanker serviks. Protein caspase 3 yang berperan dalam proses apoptosis berkaitan dengan patogenesis kanker serviks. Sampai saat ini, belum ada prediktor yang dapat digunakan untuk memprediksi tingkat operabilitas kanker serviks stadium IIA2 dan IIB setelah pemberian kemoterapi neoadjuvan.

TUJUAN: Mengetahui hubungan antara ekspresi caspase 3 dengan operabilitas kanker serviks stadium IIA2 dan IIB post kemoterapi neoadjuvan di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.

MATERIAL DAN METODE: Penelitian ini menggunakan metode kohort retrospektif melibatkan 32 pasien yang memenuhi kriteria inklusi. Blok parafin jaringan serviks dilakukan pengecatan imunohistokimia dengan menggunakan antibodi caspase 3. Kelompok penelitian terdiri dari ekspresi caspase 3 positif dan negatif. Setelah dilakukan kemoterapi neoadjuvan dilakukan pemeriksaan secara klinis untuk menentukan operabilitas. Variabel luar yang dievaluasi adalah stadium kanker, jenis histopatologi, derajat diferensiasi dan regimen kemoterapi. Analisis data menggunakan uji Chi square dan uji regresi logistik.

HASIL: Dari 32 subyek penelitian didapatkan rerata usia pasien 53,06 tahun, seluruh subyek memiliki paritas ≥1 anak. Berdasarkan operabilitas terdapat 9 pasien (28,13%) operabel dan 23 pasien (71,88%) inoperabel, dimana 19 pasien (59,38%) menunjukkan ekspresi caspase 3 positif dan 13 pasien (40,3%) menunjukkan ekspresi caspase 3 negatif. Dari hasil analisis bivariat didapatkan ekspresi caspase 3 positif bermakna secara statistika dalam operabilitas kanker serviks post kemoterapi neoadjuvan. Ekspresi caspase 3 positif 5,47 kali lebih operabel dibandingkan dengan ekspresi caspase 3 negatif (p=0,050; RR 5,474; CI 95% 0,774-38,685).

Berdasarkan hasil analisis multivariat ekspresi caspase 3 tidak berbeda bermakna secara statistika dalam mempengaruhi operabilitas kanker serviks stadium IIA2 dan IIB terhadap kemoterapi neoadjuvan (p=0,268; RR 4,071; CI 95% 0,919-16,740), namun secara klinis ekspresi caspase 3 positif lebih operabe empat kali dibandingkan caspase 3 negatif.

Universitas Gadjah Mada, 2021 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

(2)

KESIMPULAN: Ekspresi caspase 3 positif empat kali lebih operabel dibandingkan dengan ekspresi caspase 3 negatif pada kanker serviks stadium IIA2 dan IIB post kemoterapi neoadjuvan.

KATA KUNCI: ekspresi caspase 3, kanker serviks stadium IIA2 dan IIB, kemoterapi neoadjuvan, operabilitas.

ABSTRACT

BACKGROUND: Cervical cancer is a cancer in women that has a high incidence and mortality in Indonesia. In stage IIA and IIB cervical cancer, neoadjuvant chemotherapy modality is known before radical surgery which aims to reduce tumor mass to facilitate surgery and inhibit micrometastatic. Human Papilloma Virus (HPV) infection is an important factor in causing cervical cancer. Caspase 3 protein which plays a role in the apoptosis process related to the pathogenesis of cervical cancer. Nowadays, there are no predictors that can be used to predict the operability rate of stage IIA2 and IIB cervical cancer after presenting neoadjuvant chemotherapy.

PURPOSE: To determine the relationship between caspase 3 expression and the operability of stage IIA2 and IIB cervical cancer after neoadjuvant chemotherapy at Dr. Sardjito Hospital Yogyakarta.

MATERIAL AND METHOD: This study used a retrospective cohort method involving 32 patients who met the inclusion criteria. The tissue paraffin block was stained immunohistochemistry using caspase 3 antibody. The research group consisted of positive and negative caspase 3 expressions. After chemotherapy, neoadjuvant is performed clinically to determine operability. The external variables that were evaluated were cancer stage, histopathology type, grade of differentiation and chemotherapy regimen. Data analysis used Chi square test and logistic regression test.

RESULTS: Of the 32 study subjects, the mean age of the patients was 53.06 years, all subjects had parity ≥1 child. Based on operability, there were 9 patients (28.13%) operable and 23 patients (71.88%) inoperable, where 19 patients (59.38%) showed positive caspase 3 expression

Universitas Gadjah Mada, 2021 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

(3)

was found that caspase 3 expression was statistically positive in cervical cancer operability after neoadjuvant chemotherapy. Positive caspase 3 expression was 5.47 times more operable than negative caspase 3 expression (p = 0.050; RR 5.474; 95% CI 0.774-38.685). Based on the results of multivariate analysis, caspase 3 expression did not differ statistically in affecting the operability of stage IIA2 and IIB cervical cancer against neoadjuvant chemotherapy (p=0,268;

RR 4,071; CI 95% 0,919-16,740), but clinically, caspase 3 was positive more operable four times than caspase 3 negative.

CONCLUSION: Positive caspase 3 expression is four times more operable than negative caspase 3 expression in stage IIA2 and IIB cervical cancer after neoadjuvant chemotherapy.

KEYWORDS: caspase 3 expression, stage IIA2 and IIB cervical cancer, neoadjuvant chemotherapy, operability.

Universitas Gadjah Mada, 2021 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

(4)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Penelitian tentang caspase 3 sebagai prediktor operabilitas

kanker serviks stadium II ... 5

Tabel 2. Lesi Ginekologi dan Subtipe HPV... 9

Tabel 3. Prevalensi kanker serviks di Indonesia ... 11

Tabel 4. Stadium kanker serviks berdasarkan FIGO 2018 ... 16

Tabel 5. Definisi Operasional ... 39

Tabel 6. Karakteristik Subyek ... 45

Tabel 7. Hubungan antara Ekspresi Caspase 3 dengan Operabilitas ... 46

Tabel 8. Hubungan Variabel Luar dengan Operabilitas ... 47

Tabel 9. Hubungan Variabel Luar dengan Ekspresi Caspase 3 ... 48

Tabel 10. Hubungan antara Ekspresi Caspase 3 dengan Progresivitas ... 49

Tabel 11. Analisis Multivariat ... 50

Universitas Gadjah Mada, 2021 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Anatomi serviks dan squamocolumnar junction ... 9

Gambar 2. Struktur genom HPV 16 dan aktivitas transformasi E6 dan E7 ... 13

Gambar 3. Patogenesis Kanker Serviks ... 13

Gambar 4. Mekanisme molekuler terjadinya apoptosis ... 29

Gambar 5. Jalur mekanisme molekuler terjadinya apoptosism ... 29

Gambar 6. Kerangka Teori ... 31

Gambar 7. Kerangka Konsep ... 32

Gambar 8. Rancangan Penelitian ... 33

Gambar 9. Tradisional HScore ... 37

Gambar 10. Metode skoring kuantitatif Hscore ... 38

Gambar 11. Alur Penelitian ... 42

Gambar 12. Populasi penelitian ... 44

Universitas Gadjah Mada, 2021 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

(6)

DAFTAR SINGKATAN

AIF Apoptosis inducing factor

APAF 1 Apoptotic Protease Activating Factor-1

ATM-ATR Ataxia-telangiectasia mutated, ATM and Rad3-related BAD Bcl-2 Antagonist of Cell Death

Bak Bcl-2 antagonist/ killer Bax Bcl-2 Associated X-protein Bcl-B Bcl-2 like protein 10

Bcl-2 B-Cell Lymphoma 2

Bcl-2 L1 Bcl-2 like protein 1

Bcl-xL B-Cell Lymphoma-extra Large Bcl-W Bcl-2 like protein 2

BCL2L2 Bcl-2 like protein 2 BFL-1 Bcl-2 related protein A1 BH Domain Bcl-2 homology domain

BID BH3-interacting domain death agonist BIK Bcl-2 interacting killer

BIM Bcl-2 interacting mediator of cell death

Caspase Cysteine dependent aspartate directed proteases CCRT Concurrent platinum based chemoradiation

CDC Centers for Disease Control

CDH1 Cadherin1

CDH2 Cadherin2

CDKN2A Cyclin dependent kinase inhibitor 2A CD95 Cluster of differentiation 95

CHK2 Checkpoint kinase 2

CI Confident Interval

C-IAP2 Cellular inhibitor of apoptosis 2 CIN Cervical intraepithelial neoplasma

CT Computed tomography

CYFRA 21-1 Cytokeratin-19 fragment

DAB Diamino Benzidine

DATP Deoxyadenosine triphosphate

DI Daerah Istimewa

DIC Disseminated intravascular coagulation DISC Death inducing signaling complex

DNA Deoxyribonucleic acid

E-cadherin Epithelial-cadherin

ERK1 Extracellular signal regulated kinases 1 ESMO European Society for Medical Oncology FADD Fas Associated protein with Death Domain

FasL Fas Ligand

FIGO The International Federation of Gynecology and Obstetrics

Universitas Gadjah Mada, 2021 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

(7)

HTR2 Human serotonin receptor HSCORE Histological Score

ICU Intensive Care Unit

IGF2 Insulin like growth factor 2

IHC Immunohistochemistry

IL Interleukin

IVP Intravenous pyelogram

Litbangkes Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

MDM2 Mouse double minute 2

MMP2 Metaloproteinase matriks 2

MOM Mitochondrial outer membrane

MOMP Mitochondrial outer membrane permeabilization

MRI Magnetic Resonance Imaging

MYC Myelocytomatosis

NACT Neoadjuvant Chemotherapy

NF-kappa-B Nuclear factor kappa B NK cell Natural Killer cell

Nm23-h1 Nucleoside diphosphate Kinase 1

OS Overall survival

PA Patologi anatomi

PAK-2 p21-activated kinase 2

PARP Poly ADP ribose polymerase

PBS Phosphate buffered saline

PET Positron Emission Tomography

PFS Progression free survival

PKC Protein kinase C

PRb Protein Rb

PUMA p53 upregulated modulator of apoptosis

P53 Tumor protein P53

P65 Tumor protein P65

RADD Receptor Associated Death Domain

RI Republik Indonesia

RSUP Rumah Sakit Umum Pusat

SAMC S-adenosylmethionine carrier

SCC Squamous cell carcinoma

USG Ultrasonografi

TIMP2 Tissue inhibitor of metalloproteinase 2 TRAIL TNF related apoptosis inducing ligand

TRADD TNF receptor 1 associated death domain protein VEGF-C Vascular endhotelial growth factor

WHO World Health Organization

XIAP X-linked inhibitor of apoptosis protein

Universitas Gadjah Mada, 2021 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Referensi

Dokumen terkait

Kanker serviks pada stadium lanjut merupakan penyakit yang seringkali tidak bisa disembuhkan dan mempunyai perjalanan penyakit kronik yang akhirnya mematikan. Penderitaan

Tujuan: Menganalisis perbedaan kadar serotonin dan tingkat depresi pada pasien kanker serviks stadium lanjut yang mendapatkan psikoterapi logoterapi dan terapi standar bila

Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara tingkat stadium kanker dengan tingkat asupan makan dan status gizi pada pasien kanker serviks

stadium kanker dengan tingkat asupan makan dan status gizi pada. pasien kanker serviks sehingga dapat menambah

Penelitian ini membuktikan adanya hubungan antara ekspresi CD44 dan ALDH1 sebagai penanda sel punca kanker dengan respons kemoterapi neoadjuvant cisplatin; dan terdapat

Adapun tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan ekspresi p53 pada stadium I, II, dan III kanker serviks tipe skuamosa.. Untuk

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa SEFT dapat menurunkan stres pasien kanker serviks yang menjalani kemoterapi. Meskipun penurunan

Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran klinik pada penderita kanker serviks berdasarkan stadium setelah mendapatkan kemoterapi selama tiga siklus sehingga dapat