• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Maluku Tenggara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Maluku Tenggara"

Copied!
233
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Dasar Hukum Penyusunan ... 2

1.3. Hubungan Antar Dokumen ... 4

1.4. Sistematika Penulisan ... 5

1.5. Maksud dan Tujuan ... 7

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1. Aspek Geografis dan Demografi ... 9

2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat ... 16

2.3. Aspek Pelayanan Umum ... 31

2.4. Aspek Daya Saing Daerah ... 58

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu ... 67

3.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu ... 85

3.3. Kerangka Pendanaan ... 92

BAB IV ANALISIS PEMBANGUNAN DAN ISU STRATEGIS 4.1. Permasalahan Pembangunan ………. ... 111

4.2. Isu Strategis Pembangunan ………... 121

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi Pembangunan ... 129

5.2. Misi Pembangunan ... 130

5.3. Tujuan dan Sasaran Pembangunan ... 131

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 6.1. Strategi Umum... 139

6.2. Strategi dan Arah Kebijakan ... 148

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN DAERAH 10.1 Pedoman Transisi ... 219

10.2 Kaidah Pelaksanaan ... 220

(3)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Maluku Tenggara 2013 – 2018 1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 5 (lima) tahun yang memuat arah kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan umum, program Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), program lintas SKPD, program kewilayahan, rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.

RPJMD Kabupaten Maluku Tenggara Tahun 2013-2018 merupakan implementasi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Maluku Tenggara tahap ketiga (2013-2018). Sesuai visi pembangunan jangka panjang Kabupaten Maluku Tenggara Tahun 2005-2025 yaitu terwujudnya Maluku Tenggara yang maju, adil, dan demokratis dalam masyarakat yang religius kultural, maka pembangunan Kabupaten Maluku Tenggara pada tahap ketiga RPJPD ditekankan untuk pencapaian daya saing kompetitif perekonomian berlandaskan keunggulan sumber daya alam dan sumber daya manusia yang berkualitas serta kemampuan ilmu dan teknologi yang terus meningkat dengan didukung ketersediaan infrastruktur yang sesuai dengan arahan rencana tata ruang wilayah.

Penyusunan RPJMD Kabupaten Maluku Tenggara Tahun 2013-2018 dilakukan secara komprehensif, terpadu dan menyeluruh, serta mengedepankan keterlibatan masyarakat secara partisipatif dengan mempertimbangkan dan menampung aspirasi pemangku kepentingan. Penyusunan RPJMD Kabupaten Maluku Tenggara dilaksanakan sesuai mekanisme yang diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 yang meliputi proses persiapan penyusunan RPJMD, penyusunan rancangan awal RPJMD, penyusunan rancangan RPJMD, pelaksanaan musrenbang RPJMD, perumusan rancangan akhir RPJMD, dan penetapan Peraturan Daerah tentang RPJMD. Seluruh tahapan tersebut dilaksanakan dengan memperhatikan kaidah-kaidah aturan legal formal dan kaidah-kaidah akademik.

RPJMD merupakan media untuk mengimplementasikan janji Kepala Daerah terpilih yang telah disampaikan pada saat kampanye kepada seluruh masyarakat. RPJMD juga merupakan pedoman pembangunan selama 5 (lima) tahun kedepan dalam penyusunan rencana kerja tahunan (RKPD), serta sebagai alat atau instrumen pengendalian bagi satuan pengawasan internal (SPI), sekaligus untuk mengukur tingkat pencapaian kinerja kepala SKPD selama 5 tahun, dan pedoman penilaian keberhasilan Pemerintahan daerah sesuai amanat Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008.

(4)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Maluku Tenggara 2013 – 2018 2

RPJMD Kabupaten Maluku Tenggara Tahun 2013-2018 merupakan penjabaran visi, misi, dan program Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Maluku Tenggara periode 2013-2018 yang dilantik pada tanggal 31 Oktober 2013. Pasca pelantikan Kepala Daerah tersebut, Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara wajib menyusun RPJMD Kabupaten Maluku Tenggara Tahun 2013-2018 untuk memenuhi ketentuan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimanatelah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang Undang Nomor 12 Tahun 2008.

1.2 Dasar Hukum Penyusunan

Dasar hukum yang mengatur ketentuan penyusunan RPJMD Kabupaten Maluku Tenggara Tahun 2013-2018 adalah:

1) Undang-undang Nomor 60 Tahun 1958 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 23 Tahun 1957 Tentang Pembentukan Daerah-Daerah Swatantra Tingkat II Dalam Wilayah Daerah Swatantra Tingkat I Maluku (Lembaran-Negara Tahun 1957 Nomor 80) sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1645);

2) Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

3) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No. 1137), sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang–Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

4) Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

5) Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan JangkaPanjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

6) Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

(5)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Maluku Tenggara 2013 – 2018 3

7) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

8) Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tatacara Pengendaliandan Evaluasi Pelaksanaan Perencanaan Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663);

9) Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

10) Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);

11) Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815);

12) Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan Rancangan Awal, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

13) Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Tahun 2010–2014;

14) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310);

15) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan Rancangan Awal, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 517);

16) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2011 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 694);

(6)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Maluku Tenggara 2013 – 2018 4

17) Peraturan Daerah Provinsi Maluku Nomor 02 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Maluku;

18) Peraturan Daerah Provinsi Maluku Nomor 16 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Provinsi Maluku;

19) Peraturan Daerah Kabupaten Maluku Tenggara Nomor 02 Tahun 2004 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah;

20) Peraturan Daerah Kabupaten Maluku Tenggara Nomor 12 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)Kabupaten Maluku Tenggara Tahun 2005- 2025;

21) Peraturan Daerah Kabupaten Maluku Tenggara Nomor 13 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Maluku Tenggara Tahun 2012-2032.

1.3 Hubungan Antar Dokumen

Hubungan antar dokumen perencanaan pembangunan bersifat saling mengisi dan melengkapi dalam rangka pencapaian tujuan pembangunan nasional yang mencakup penyelenggaraan perencanaan makro semua fungsi pemerintahan sehingga seluruh dokumen perencanaan pembangunan yang disusun oleh pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara harus mengacu, memperhatikan, dan menserasikan dengan dokumen-dokumen perencanaan pembangunan pemerintah Provinsi Maluku dan pemerintah pusat. Secara diagramatis hubungan antar dokumen perencanaan dapat dilihat pada gambar 1.1.

Gambar 1.1 Keterkaitan RPJMD dengan Dokumen Perencanaan Lainnya

PEDOMA N

RPJPD RTRWK

PEDOMAN RPJM

NASIONAL

RPJM DAERAH PEDOMAN

DIJABARKAN

DIJABARKAN

PEDOMAN RENSTRA

SKPD

DIACU

DIACU DIACU/ DISERASIKA N

20 TAHUN 5 TAHUN 1 TAHUN

RKP

RENJA SKPD RPJPN

RTRWN

RKPD

DIPERHATIK AN MP3EI,

MP3KI, MDGs, RPJMD/RTR W Kab/Kota Lainnya, RAN PG, RAN PI

(7)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Maluku Tenggara 2013 – 2018 5

Hubungan keterkaitan antara dokumen RPJMD Kabupaten Maluku Tenggara Tahun 2013-2018 dengan dokumen perencanaan pembangunan lainnya seperti yang disajikan pada Gambar 1.1 dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. RPJMD Kabupaten Maluku Tenggara Tahun 2013-2018 sebagai dokumen perencanaan pembangunan disusun sebagai satu kesatuan utuh dengan Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional sehingga dalam penyusunannya harus memperhatikan RPJM Nasional Tahun 2010-2014.

2. RPJMD Kabupaten Maluku Tenggara Tahun 2013-2018 disusun dengan berpedoman pada visi, misi, dan arah kebijakan yang termuat dalamRPJPD Kabupaten Maluku Tenggara Tahun 2005-2025

3. RPJMD Kabupaten Maluku Tenggara Tahun 2013-2018 disusun dengan memperhatikan RTRW Kabupaten Maluku Tenggara Tahun 2012-2032 terutama dari sisi pola dan struktur tata ruang sebagai dasar untuk menetapkan lokasi program pembangunan yang berkaitan dengan pemanfaatan ruang di Kabupaten Maluku Tenggara.

4. RPJMD Kabupaten Maluku Tenggara Tahun 2013-2018 disusun dengan memperhatikan 1)Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI); 2)Master Plan Percepatan dan Perluasan Pengurangan Kemiskinan (MP3KI); 3) Rencana Aksi Nasional (RAN)Millenium Development Goals (MDGs) Tahun 2011-2015 termasuk mengantisipasi pelaksanaan agenda pembangunan pasca 2015 (pembangunan berkelanjutan); 4) RPJMD dan RTRW Kabupaten/Kota lainnya; 5)RAN Pangan dan Gizi (PG) Tahun 2011-2015 dan RAN Perubahan Iklim (PI) Tahun 2007-2025.

5. RPJMD dijabarkan dalam RKPD setiap tahunnya dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2018 dan menjadi pedoman SKPD dalam menyusun Renstra SKPD Tahun 2014-2018 serta sebagai instrumen evaluasi penyelenggaraan pemerintahan daerah.

1.4 Sistematika Penulisan

RPJMD Kabupaten Maluku Tenggara Tahun 2013-2018 disusun dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan gambaran umum mengenai latar belakang, dasar hukum penyusunan, hubungan antar dokumen, sistematika penulisan, serta maksud dan tujuan penyusunan dokumen RPJMD agar substansi pada bab-bab berikutnya dapat dipahami dengan baik.

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

Bab ini menjelaskan dan menyajikan secara logis dasar-dasar analisis gambaran umum kondisi daerah yang meliputi aspek

(8)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Maluku Tenggara 2013 – 2018 6

geografi dan demografi serta indikator kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah.

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

Bab ini menyajikan gambaran hasil pengolahan data dan analisis terhadap pengelolaan keuangan daerah yang terdiri dari kinerja keuangan tahun 2008-2012, kebijakan pengelolaan keuangan tahun 2008-2012, kerangka pendanaan tahun 2013-2018.

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

Bab ini menyajikan isu-isu strategis yang meliputi permasalahan pada penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah yang relevan dan isu strategis yang berasal dari permasalahan pembangunan maupun yang berasal dari internasional, kebijakan nasional maupun regional yang dapat memberikan manfaat/pengaruh di masa datang terhadap Kabupaten Maluku Tenggara.

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

Bab ini menguraikan visi dan misi Bupati/Wakil Bupati periode 2013-2018 serta menguraikan hubungan setiap tujuan dan sasaran yang ditetapkan dengan isu strategis daerah.

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

Bab ini ini menguraikan hubungan setiap strategi dengan arah kebijakan dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran yang ditetapkan.

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

Bab ini menguraikan hubungan antara kebijakan umum yang berisi arah kebijakan pembangunan berdasarkan strategi yang dipilih dengan target capaian indikator kinerja serta menjelaskan hubungan antara program pembangunan daerah dengan indikator kinerja yang dipilih.

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

Bab ini menguraikan hubungan urusan pemerintah dengan SKPD terkait beserta program yang menjadi tanggung jawab SKPD serta menyajikan pencapaian target indikator kinerja pada akhir periode perencanaan yang dibandingkan dengan pencapaian indikator kinerja pada awal periode perencanaan.

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

Bab ini menggambarkan akumulasi pencapaian indikator outcome program pembangunan daerah atau indikator capaian yang bersifat mandiri sehingga kondisi kinerja yang diinginkan pada akhir periode RPJMD dapat dicapai.

(9)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Maluku Tenggara 2013 – 2018 7

BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN

Bab ini menguraikan RPJMD sebagai pedoman penyusunan RKPD dan RAPBD tahun pertama kepemimpinan Bupati periode berikutnya serta langkah-langkah pelaksanaan dari visi, misi, dan arah kebijakan pembangunan yang telah disusun dalam dokumen RPJMD 1.5 Maksud dan Tujuan

Maksud Penyusunan RPJMD Kabupaten Maluku Tenggara Tahun 2013-2018 adalah menjabarkan visi, misi, dan program Kepala Daerah periode 2013-2018 ke dalam perencanaan lima tahunan guna memberikan arah dalam melaksanakan pembangunan bagi seluruh pemangku kepentingan untuk mewujudkan cita-cita dan tujuan pembangunan Kabupaten Maluku Tenggara, sehingga seluruh upaya yang dilakukan oleh pelaku pembangunan bersifat sinergis, koordinatif, dan saling melengkapi satu dengan yang lainnya di dalam satu pola sikap dan pola tindak.

Tujuan penyusunan RPJMD Kabupaten Maluku Tenggara Tahun 2013-2018 adalah:

1. Mewujudkan visi dan misi Kepala Daerah periode 2013-2018 melalui program pembangunan yang dilaksanakan secara sinergis, terpadu, dan berkesinambungan dengan memanfaatkan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan;

2. Menjadi pedoman penyusunan RKPD dan Renstra SKPD;

3. Menjadi tolok ukur kinerja Kepala Daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah serta instrumen bagi DPRD dalam melaksanakan fungsi pengawasan;

4. Menjamin keterkaitan perencanaan, penganggaran, pelaksanaan serta pengendalian dan evaluasi pembangunan di Kabupaten Maluku Tenggara;

5. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi dan sinergi perencanaan pembangunan daerah antara Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara dengan kabupaten/kota sekitar dan pemerintah pusat.

(10)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Maluku Tenggara 2013 – 2018 9

BAB II GAMBARAN UMUM KONDIDI DAERAH

Pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Maluku Tenggara selama kurun waktu 2008-2013 yang bertujuan mewujudkan masyarakat Maluku Tenggara yang sejahtera melalui pemanfaatan sumberdaya alam serta jasa (lingkungan berbasis bahari, perdagangan, pendidikan) telah menunjukkan hasil yang dapat dinikmati masyarakat. Pencapaian pembangunan di Kabupaten Maluku Tenggara yang dilakukan selama ini dapat dijadikan pijakan dalam merencanakan pembangunan pada kurun waktu 2013-2018, baik dari aspek geografi dan demografi serta capaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah. Gambaran umum kondisi Kabupaten Maluku Tenggara tahun 2008- 2013 diuraikan sebagai berikut.

1.1. Aspek Geografi Dan Demografi 2.1.1. Karakteristik Lokasi dan Wilayah a. Luas dan Batas Wilayah Administrasi

Luas wilayah Kabupaten Maluku Tenggara 4.212.51km2 dengan luas lautan

3.180.73km2 dan luas daratan 1.031,81 km2. Luas 4.212.51km2 merupakan luas Kabupaten Maluku Tenggara setelah terjadi beberapa kali pemekaran, yaitu.

1) Luas wilayah Tahun 1953-1999 sesuai Undang-undang Nomor 60 Tahun 1953 sebesar 1.848.575,8 km2

2) Luas wilayah Tahun 1999-2003 sesuai Undang-undang Nomor 46 Tahun 1999 sebesar 119.880 km2

3) Luas wilayah Tahun 2003-2007 sesuai Undang-undang Nomor 40 Tahun 2003 sebesar 34.821 km2

4) Luas wilayah Tahun 2007 - saat ini sesuai Undang-undang Nomor 31 Tahun 2007 sebesar 4. 212.51 km2

Secara administrasi, batas Kabupaten Maluku Tenggara meliputi : 1) Sebelah Utara berbatasan Papua Barat Bagian Selatan

2) Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Arafura

3) Sebelah Barat berbatasan dengan Kota Tual dan Laut Banda 4) Sebelah Timur berbatasan dengan Perairan Kepulauan Aru

Secara administratif pemerintahan, Kabupaten Maluku Tenggara dengan ibukota di Langgur terbagi atas 6 (enam) kecamatan yang meliputi satu kelurahan dan 190 Ohoi (Desa). Wilayah administratif Pemerintahan Kabupaten Maluku Tenggara juga terbagi dalam beberapa wilayah pemerintahan adat atau Ratschap yang dipimpin seorang Raja (Rat). Setiap kepala Ratschap membawahi beberapa ohoi (desa/dusun) atau wilayah adat.

(11)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Maluku Tenggara 2013 – 2018 10 a. Letak dan kondisi geografis

Kabupaten Maluku Tenggara terletak di provinsi Maluku, yang secara Geografis terletak pada koordinat 131° - 133° 5 Bujur Timur dan 5° – 6,5°

Lintang Selatan.

Kondisi geografis Kabupaten Maluku Tenggara terdiri dari kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil yang memiliki banyak selat dan teluk serta garis pantai yang panjang.

Kepulauan Maluku Tenggara memiliki satu gugusan kepulauan yaitu Gugusan Kepulauan Kei yang terdiri atas Kepulauan Kei Kecil (Nuhu Roa) dengan luas 465,11 km2 dan Pulau Kei Besar (Nuhu Yut) dengan luas 545,63 km2.

b. Topografi

Topografi Pulau Kei Kecil lebih datar dengan ketinggian  100 m di atas permukaan laut. Beberapa bukit rendah di Tengah dan Utara mencapai 115 m.

Topografi Pulau Kei Besar berbukit dan bergunung yang membujur sepanjang pulau dengan ketinggian rata-rata 500-800 m dengan Gunung Dab sebagai Puncak tertinggi sementara dataran rendah merupakan jalur sempit sepanjang pantai.

Ohoi di Kabupaten Maluku Tenggara pada umumnya tersebar di ketinggian 0- 100 m. Sebaran rata-rata kedalaman (4 mil dari garis pantai. di Kei Kecil (Nuhu Roa) adalah ≤ 100 m atau rata-rata slop ≤ 1,5 persen yaitu di Pulau Kei Kecil Bagian Barat. Untuk Pulau Kei Besar (Nuhu Yut), sebaran rata-rata kedalaman

≤ 100 m berada di bagian Barat Laut sedangkan bagian Barat daya dan bagian Timur dengan rata-rata kedalaman  300 m.

Kemiringan daratan pulau (island flat) di Pulau Kei Kecil berkisar antara 0 persen-40 persen sedangkan untuk Pulau Kei Besar kemiringan daratan pulau adalah curam (15 persen-40 persen) sampai dengan sangat curam (> 40 persen).

c. Geologi

Berdasarkan Peta Geologi Indonesia (1965) Pulau/Kepulauan Maluku Tenggara terbentuk/tersusun dari jenis tanah meliputi Podzolik, Rensina dan Lithosol sedangkan jenis batuan meliputi Aluvium Undak, Terumbu Coral, Seklis Habluk, Paleogen dan Ulagan Paleozoikum.

d. Hidrologi

Kabupaten Maluku Tenggara memiliki Daerah Aliran Sungai (DAS) utama yang meliputi:

1. Sungai Nen Mas Il dan Sungai Warwut di Kecamatan Kei Kecil

2. Sungai Wear Semawi dan Sungai Wear Hoarten di Kecamatan Kei Kecil Timur

3. Sungai Jatwav di Kecamatan Kei Kecil Barat

(12)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Maluku Tenggara 2013 – 2018 11 4. Sungai Wear Renfaal dan Sungai Wetuar serta Sungai Erlarang di

Kecamatan Kei Besar

5. Sungai Weduar di Kecamatan Kei Besar Selatan

6. Sungai Wear Hollay dan Sungai Ur di Kecamatan Kei Besar Utara Timur Wilayah Kabupaten Maluku Tenggara juga memiliki satu buah danau yaitu Danau Ablel di Kecamatan Kei Kecil serta beberapa mata air yang berada di Kecamatan Kei Besar.

e. Klimatologi

Iklim di kawasan Kabupaten Maluku Tenggara dipengaruhi oleh Laut Banda, Laut Arafura, dan Samudra Indonesia serta dibayangi Pulau Irian di Bagian Timur dan Benua Australia di bagian Selatan sehingga sewaktu-waktu terjadi perubahan.

Keadaan musim di Kabupaten Maluku Tenggara adalah sebagai berikut:

1) Musim Timur atau musim kemarau berlangsung dari Bulan April-Oktober.

2) Musim Barat atau musim hujan berlangsung berlangsung dari Bulan Oktober-Februari dengan intensitas tertinggi pada Bulan Desember dan Februari.

3) Musim Pancaroba berlangsung dalam Bulan Maret/April dan Oktober/November

Angin kencang bertiup pada Bulan Januari dan Februari diikuti dengan hujan deras dan laut bergelora. Kondisi angin di Kabupaten Maluku Tenggara adalah sebagai berikut :

1) Bulan April-Oktober bertiup Angin Timur Tenggara.

2) Bulan April-September bertiup angin Timur Tenggara dan Selatan sebanyak 91 persen dimana dominasi angin Tenggara sebesar 61 persen.

3) Bulan Oktober-Maret bertiup Angin Barat Laut sebanyak 50 persen dimana dominasi angin Barat Laut sebesar 28 persen.

Curah Hujan antara 2.000-3.000 mm per tahun terdapat di Pulau Kei Kecil sedangkan di Pulau Kei Besar curah hujannya diatas 3.000 mm pertahun.

Tahun 2011 Curah hujan di Kabupaten Maluku Tenggara secara keseluruhan adalah 3.121 mm per tahun atau rata-rata 260,1 mm per bulan, dengan jumlah hari hujan sebanyak 211 hari atau rata-rata 17,58 hari hujan per bulan.

f. Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan di Kabupaten Maluku Tenggara meliputi permukiman sekitar 34 persen, tegalan 0,07 persen, hutan produktif 1,35 persen, hutan

(13)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Maluku Tenggara 2013 – 2018 12 sekunder 50,67 persen, hutan masyarakat 1,35 persen, tanah terbuka 5,20 persen serta penggunaan lainnya 6,45 persen.

Berdasarkan RTRW Kabupaten Maluku Tenggara Tahun 2012-2032, rencana peruntukan lahan dengan memperhatikan pola ruang terdiri dari :

1. Peruntukan lahan untuk kawasan budidaya seluas 70,963.10 Hektar untuk hutan produksi, pertanian, perikanan, industri, pariwisata, pertahanan dan keamanan, permukiman, serta jasa dan perdagangan.

2. Penggunaan lahan untuk kawasan lindung seluas 63,427.18 Hektar untuk hutan lindung, kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya, kawasan perlindungan setempat, sempadan pantai, sempadan sungai, kawasan sekitar danau, kawasan sekitar mata air, kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya, kawasan cagar alam, kawasan pantai berhutan bakau, kawasan rawan bencana, kawasan lindung geologi, serta kawasan lindung lainnya.

Tabel 2.1

Rencana Alokasi Pola Ruang Wilayah Kabupaten Maluku Tenggara Tahun 2012-2032

No Kawasan

Luas (Ha) Daratan Pesisir dan

Laut Jumlah

1 2 3 4 5

1 Kawasan Lindung 28.166,23 35.260,95 63.427,18

1.1 Hutan Lindung 7.547,19 - 7,547,19

1.2 Hutan Suaka Alam 14.161.23 - 14.161,23

1.3 Kawasan Sempadan Pantai 6.232,9 - 6.232,90

1.4 Kawasan Sempadan Sungai,

danau 224,91 - 224,91

1.5 Kawasan Konservasi Laut Daerah - 44,15 44,15 1.6 Kawasan Terumbu Karang - 29.743,30 29.743,30

1.7 Mangrove - 1.563,40 1.563,40

1.8 Konservasi Penyu - 3.910,10 3.910,10

2 Kawasan Budidaya 68.224,48 2.738,62 70.963,10

2.1 Hutan Produksi 4.265,8 - 4.265,80

2.2 Hutan Produksi Terbatas 3.240,37 - 3.240,37

2.3 Hutan Produksi Konversi 35.182,61 - 35.182,61

2.4 Kawasan Pertanian 6360,1 - 6.360,10

2.5 Kawasan Perkebunan 19.175,6 - 19.175,60

2.6 Kawasan Perkotaan Langgur-Ibra - -

Pemerintahan 215,34 - -

Komponen Lainnya 4.091,48 - -

2.7 Permukiman di Luar Perkotaan

langgur 1.845,78 - -

Total 96.390,71 37.999,57 134.390,28

Sumber : RTRW Kabupaten Maluku Tenggara, tahun 2012-2032

(14)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Maluku Tenggara 2013 – 2018 13 g. Potensi Pengembangan Wilayah

Berdasarkan deskripsi karakteristik wilayah di atas, wilayah yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai kawasan budidaya dengan berpedoman pada RTRW Kabupaten Maluku Tenggara Tahun 2012-2032 meliputi:

1. Kawasan peruntukan hutan produksi terdiri atas :

1) Kawasan hutan produksi terbatas terdapat di Kecamatan Kei besar Selatan di Ohoi Weduar, Tutrean, Sather, dan Tamangil

2) Kawasan hutan produksi tetap terdapat di Kei Besar di Ohoi Ohoinangan, Udar, Werka dan Waur; dan Kei Kecil di Ohoi Ibra, Ngabub, Semawi, Marfun Ohoinol, dan Warwut.

3) Kawasan hutan produksi yang dapat dikonversi terdapat di Kecamatan Kei Kecil Timur, Kecamatan Kei Kecil, serta Pulau Kei Besar Bagian Tengah dan Utara.

2. Kawasan peruntukan pertanian terdiri atas :

1) Kawasan budidaya tanaman pangan dan hortikultura meliputi kawasan pertanian lahan kering untuk pengembangan budidaya padi ladang, palawija dan hortikultura, dan kawasan pertanian lahan kering terdapat di beberapa kecamatan di Pulau Kei Kecil dan Kei Besar.

2) Kawasan budidaya perkebunan

(1) Perkebunan pala, jambu mete dan kelapa serta holtikultura di Kecamatan Kei Besar Selatan, Kecamatan Kei Besar Utara dan Kecamatan Kei Besar.

(2) Perkebunan kelapa, jambu mete dan holtikultura di Kecamatan Kei Kecil dan Kei Kecil Timur.

3) Kawasan peternakan meliputi:

(1) Peternakan sapi, kerbau, kambing, babi dan unggas berada dikawasan padang rumput dan semak;

(2) Kawasan pengolahan hasil ternak, pengolah kulit, dan sebagainya berada di Kecamatan Kei Kecil Timur.

3. Kawasan peruntukan perikanan terdiri atas

1) Kawasan perikanan tangkap meliputi hampir seluruh wilayah pesisir dan perairan yang ada di Kabupaten.

2) Kawasan budidaya perikanan laut meliputi wilayah bagian Barat Kei Kecil dan Selatan Kei Besar.

4. Kawasan peruntukan industri diutamakan pada pengembangan industri yang mengolah hasil perikanan, pertanian dan perkebunan dengan mengacu pada pengembangan kawasan perindustrian ramah lingkungan

(15)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Maluku Tenggara 2013 – 2018 14 yang terdapat di kawasan perkotaan Langgur, Rumat, Letvuan, Danar dan Elat.

5. Kawasan peruntukan pariwisata terdiri atas : 1) Kawasan pariwisata alam meliputi:

(1) kawasan pariwisata bahari di perairan pantai Barat Kei Kecil (Pantai Ngurbloat, Pantai Ohoililir, Pantai Ohoidertawun), Perairan Nuhufit dan perairan pantai Barat Kei Besar (Pantai Daftel, Pantai Ler Ohoilim), serta perairan Selatan Kei Besar (pantai dan perairan Weduar Feer).

(2) kawasan pariwisata alam lainnya di pegunungan Daab Kei Besar, kawasan hutan mangrove dan pemandian alam di Ohoi Evu dan Warwut.

2) Kawasan pariwisata budaya meliputi Kota Langgur, Ohoi Tanimbar Kei, Ohoi Elaar, Ohoi Semawi, Ohoi Sathean di Kei Kecil serta Ohoi Banda Ely dan Ohoiwait di Kei Besar.

3) Kawasan pariwisata agro meliputi kawasan pariwisata agro mangga dan rambutan di Ohoi Ohoinol dan pariwisata agro salak di Ohoi Namar serta pariwisata agro mangga di Ohoi Mun.

6. Kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan meliputi kawasan Angkatan Udara dan bandara yang berlokasi di Pulau Kei Kecil.

7. Kawasan peruntukan permukiman terdiri atas :

1) Pengembangan kawasan peruntukan permukiman perkotaan melalui optimalisasi pemanfaatan ruang kawasan permukiman yang telah ada dan pengembangan permukiman baru di Kecamatan Kei Kecil terutama di kawasan segitiga Langgur-Kolser-Faan, kawasan bandara di Ohoi Ibra dan kawasan pelabuhan penumpang barang di Uf (Danar).

2) Pengembangan permukiman perdesaan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan pusat-pusat kegiatan.

8. Kawasan jasa dan perdagangan dikembangkan di sepanjang koridor Watdek-Sathean meliputi:

1) kawasan perdagangan dengan skala pelayanan regional dan lokal di perkotaan Langgur dan beberapa ibukota kecamatan

2) kawasan pusat perbelanjaan atau pertokoan yang merupakan fasilitas pelayanan regional dan lokal terdapat di perkotaanLanggur.

h. Wilayah Rawan Bencana

Berdasarkan kondisi- kondisi geologis, topografis, klimatologis, hidrologis dan letak geografis, wilayah Kabupaten Maluku Tenggara dikategorikan sebagai wilayah rawan bencana yang dapat berakibat timbulnya korban jiwa dan dampak psikologis serta timbulnya kerusakan lingkungan. Potensi bencana yang terjadi di wilayah ini, yaitu:

(16)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Maluku Tenggara 2013 – 2018 15 1. Gempa Bumi dan Tsunami

Kepulauan Maluku Tenggara berada tepat diatas pertemuan lempeng besar Eurasia di Barat dengan lempeng Sirkum Pasifik dari Timur dan lempeng Indo-Australia dari Selatan dengan pergerakan kerak bumi 6 cm per tahun, sehingga rawan terhadap bencana gempa yang berpotensi tsunami. Dalam kurun waktu 1600-2000 telah terjadi 32 tsunami dimana 28 kejadian tsunami disebabkan gempa tektonik dan 4 kejadian tsunami disebabkan gempa vulkanik (gunung berapi) bawah laut.

Tabel 2.2

Banyaknya Gempa Bumi Yang Tercatat Pada Stasion Geofisika Tual, tahun 2009-2012.

Tahun Gempa Lokal Magnitude Gempa yang

Dirasakan Lokal Jauh M≥4 M<4

2009 161 332 60 41 2

2010 447 47 141 306 3

2011 1.041 229 308 732 1

2012 1.035 188 544 697 3

Jumlah 2.684 796 1.053 1.776 9

Sumber :BPS, Kabupaten Maluku Tenggara, 2013

2. Banjir Rob dan Abrasi Pantai

Kenaikan permukaan muka air laut (rob) dan ancaman badai pada musim tertentu memberi ancaman serius pada permukiman wilayah pesisir . 3. Kekeringan dan Kebakaran

Kekeringan menyebabkan kelangkaan air bersih terutama di pulau-pulau kecil yang sangat rendah daerah tangkapan airnya sementara kebakaran hutan dan lahan yang terjadi pada musim kemarau telah menimbulkan kerusakan ekologis, menurunnya keanekaragaman hayati, serta merosotnya nilai ekonomi hutan dan produktivitas lahan.

i. Demografi

Jumlah penduduk di Kabupaten Maluku Tenggara selama kurun waktu 2010- 2012 menunjukkan perkembangan yang meningkat. Pada tahun 2010 berdasarkan sensus penduduk, jumlah penduduk Kabupaten Maluku Tenggara sebanyak 96.441 jiwa. Angka ini diperkirakan mengalami peningkatan sesuai hasil prediksi BPS tahun 2012 sebanyak 101.492 jiwa.

Selain itu berdasarkan catatan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Maluku Tenggara, pada tahun 2010 jumlah penduduk sebanyak 128.278 jiwa. Angka ini mengalami penurunan pada tahun 2012 sebanyak 127.592 jiwa, sesuai hasil pemutahiran data Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Maluku Tenggara. Sementara itu, sex ratio pada

(17)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Maluku Tenggara 2013 – 2018 16 tahun 2012 adalah 98, yang berarti setiap 100 penduduk perempuan terdapat 98 penduduk laki-laki. Rata-rata kepadatan penduduk pada tahun 2008-2011 adalah 21,5 jiwa per km².

Komposisi penduduk Kabupaten Maluku Tenggara menurut jenis kelamin dalam kurun waktu 2010-2012 relatif seimbang dimana pada tahun 2010 persentase penduduk laki-laki 49,21 persen dan wanita sebesar 50,79 persen serta di tahun 2012 persentase penduduk pria sebesar 49,21 persen dan wanita sebesar 50,79 persen.

Tabel 2.3

Jumlah dan Komposisi Penduduk Kabupaten Maluku Tenggara Tahun 2010 – 2012

No URAIAN Tahun

2010* 2011 2012 1 Jumlah Penduduk (jiwa) 96.442 99.112 101.492 2 Rata-rata Kepadatan

Penduduk (jiwa/Km2) 20 21 22

3 Laju Pertumbuhan Penduduk (persen)

1,55 2,77 2,40 4 Komposisi Penduduk, menurut Jenis Kelamin

- Laki – Laki (org) 49,21 49,63 49,21 - Perempuan (org) 50,79 50,37 50,79 Keterangan : * Hasil Sensus Penduduk

Sumber : BPS Kab. Maluku Tenggara Tahun 2013

Berdasarkan tingkat penyebaran dan perkembangan penduduk, Kecamatan yang memiliki penduduk terbanyak dengan perkembangan yang relatif lebih tinggi adalah Kecamatan Kei Kecil, dan kecamatan yang memiliki jumlah penduduk yang tersedikit dan lambat perkembangannya adalah kecematan Kei Kecil barat. Keadaan ini dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.4

Distribusi Penduduk Kabupaten Maluku Tenggara Menurut Kecamatan Tahun 2010 – 2012

No Kecamatan Tahun

2010 2011 2012*

1 Kei Kecil 40.336 41.453 42.906

2 Kei Kecil Timur 10.674 10.970 11.142

3 Kei Kecil Barat 5.728 5.888 5.926

4 Kei Besar 22.489 23.110 23.700

5 Kei Besar Selatan 7.589 7.798 7.843 6 Kei Besar Utara Timur 9.626 9.893 9.975

Jumlah 96.442 99.112 101.492

Sumber : BPS Kab. Maluku Tenggara Tahun 2013 1.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat

Kondisi kesejahteraan masyarakat suatu daerah atau negara merupakan gambaran keberhasilan pembangunan yang dicapai dalam kurun waktu

(18)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Maluku Tenggara 2013 – 2018 17 tertentu. Keberhasilan pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dapat dilihat dari capaian indikator kinerja pembangunan, antara lain kesejahteraan dan pemerataan ekonomi, kesejahteraan sosial serta seni budaya dan olahraga.

2.2.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

Untuk mengetahui tingkat kesejahteraan masyarakat suatu daerah dari sisi ekonomi dapat dilihat dari perkembangan beberapa variabel makro ekonomi yaitu PDRB yang terus mengalami pertumbuhan positif, inflasi yang moderat, angka kriminalitas yang cenderung menurun, persentase penduduk di atas garis kemiskinan yang meningkat, ketimpangan regional yang cenderung menurun dan PDRB per kapita yang terus mengalami peningkatan.

a. Pertumbuhan Ekonomi (PDRB)

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator ekonomi makro yang menggambarkan pertumbuhan produksi barang dan jasa, di suatu wilayah perekonomian dalam selang waktu tertentu. Produksi tersebut diukur dalam nilai tambah (value added) yang diciptakan oleh sektor-sektor ekonomi di wilayah bersangkutan yang secara total dikenal sebagai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Nilai tambah juga merupakan balas jasa faktor produksi—tenaga kerja, tanah, modal, dan entrepreneurship yang digunakan untuk memproduksi barang dan jasa. Penghitungan PDRB mempertimbangkan produksi domestik tanpa memperhatikan kepemilikan faktor produksi.

PDRB disajikan dalam dua konsep harga, yaitu harga berlaku dan harga konstan. Penghitungan pertumbuhan ekonomi menggunakan konsep harga konstan (constant prices) dengan tahun dasar tertentu untuk mengeliminasi faktor kenaikan harga. Perkembangan PDRB Kabupaten Maluku Tenggara selama kurun waktu 2009-2012 dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 2.1

Perkembangan Nilai PDRB Kabupaten Maluku Tenggara Tahun 2009-2012

Sumber : BPS Kab. Maluku Tenggara, beberapa publikasi, diolah.

(19)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Maluku Tenggara 2013 – 2018 18 Berdasarkan Nilai PDRB ADHK diatas, diketahui pertumbuhan PDRB Kabupaten Maluku Tenggara yang mengalami peningkatan cukup signifikan selama kurun waktu 2009-2012. Pada tahun 2009 pertumbuhan PDRB Kabupaten Maluku Tenggara berada angka 5,06 persen meningkat menjadi 7,21 persen pada tahun 2012, atau naik sebesar 2,15 persen, dengan rerata pertumbuhan sebesar 6,03 persen per tahun. Pertumbuhan PDRB Kabupaten Maluku Tenggara tahun 2009-2012 dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 2.2

Pertumbuhan Ekonomi (PDRB) Kabupaten Maluku Tenggara Tahun 2009-2012

Sumber : BPS Kab. Maluku Tenggara, beberapa publikasi, diolah.

Jika dibandingkan dengan angka pertumbuhan PDRB Provinsi Maluku, pertumbuhan PDRB Kabupaten Maluku Tenggara relatif rendah, namun apabila dibandingkan dengan pertumbuhan PDB Nasional, maka pertumbuhan PDRB Kabupaten Maluku Tenggara relatif lebih tinggi. Perbandingan pertumbuhan PDRB/PDB Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku dan Nasional dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 2.3

Perbandingan Pertumbuhan PDRB Kabupaten Maluku Tenggara, PDRB Provinsi Maluku dan PDB Nasional Tahun 2009-2012

Sumber : BPS Kab. Maluku Tenggara, beberapa publikasi, diolah.

4.5 6.1 6.5 6.23

5.06

5.71 6.12 7.23

5.43

6.47 6.5 7.81

0 5 10 15 20 25

2009 2010 2011 2012

PDB NASIONAL PDRB MALUKU TENGGARA PDRB PROVINSI MALUKU

(20)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Maluku Tenggara 2013 – 2018 19 Pertumbuhan PDRB Kabupaten Maluku Tenggara merupakan agregasi pertumbuhan PDRB sektoral. Pada tahun 2009, pertumbuhan PDRB sektoral Kabupaten Maluku Tenggara berada pada kisaran 1,85-8,07 persen meningkat menjadi 2,84-11,04 pada tahun 2012. Kisaran pertumbuhan yang cukup besar ini menunjukkan terdapat beberapa sektor yang tumbuh cukup pesat sementara ada sektor lain yang pertumbuhannya lambat meskipun secara agregat pertumbuhan ekonominya relatif stabil.

Sektor-sektor yang pertumbuhannya cukup pesat antara lain sektor jasa-jasa serta sektor pertambangan dan penggalian. Sektor Jasa-jasa pada tahun 2009 bertumbuh sebesar 6,69 persen naik menjadi 11,71 persen atau naik sebesar 5,02 persen pada tahun 2012. Sementara sektor pertambangan dan penggalian pada tahun 2009 sebesar 6,27 naik menjadi 10,17 persen atau naik sebesar 3,9 persen pada tahun 2012.

Sementara itu, sektor-sektor yang pertumbuhannnya lambat antara lain sektor listrik dan air bersih, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor industri pengolahan, sektor pengangkutan dan komunikasi serta sektor pertanian.

Kelima sektor ini bertumbuh pada kisaran 1,85-6,68 persen pada tahun 2009 menjadi 4,44 – 8,97 persen pada tahun 2012 atau naik sebesar 1,16 - 2,29 persen.

Dari sisi kontribusi, kontribusi terbesar terhadap PDRB Kabupaten Maluku Tenggara Atas Dasar Harga Konstan masih ditempati sektor pertanian, meskipun cenderung menurun, yaitu sebesar 40,92 persen pada tahun 2009 menjadi 38,55 persen pada tahun 2012 atau turun sebesar 2,37 persen.

Kontribusi terbesar kedua adalah sektor perdagangan hotel dan restoran dengan nilai kontribusi yang cenderung meningkat yaitu dari 30,67 persen pada tahun 2009 naik menjadi 31,63 persen pada tahun 2012. Kontribusi terbesar ketiga ditempati sektor jasa-jasa dengan angka kontribusi sebesar 18,30 persen pada tahun 2009 meningkat menjadi 19,50 persen pada tahun 2012.

Sektor angkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, serta sektor bangunan memberikan kontribusi berkisar 1,37-3,85 persen pada tahun 2009 menjadi 1,87-3,89 persen pada tahun 2012.

Sedangkan sektor-sektor yang memberikan kontribusi yang paling sedikit adalah sektor industri pengolahan sebesar 0,26 persen pada tahun 2009 menjadi 0,28 persen pada tahun 2012, sektor pertambangan dan penggalian berkontribusi pada tahun 2009 sebesar 0,36 menjadi 0,39 pada tahun 2012 dan sektor listrik dan air bersih rata-rata berkonstribusi sepanjang 2009-2012 sebesar 0,72 persen. Pertumbuhan dan Kontribusi PDRB sektoral Kabupaten Maluku Tenggara tahun 2009-2012 dapat disimak pada tabel berikut.

(21)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Maluku Tenggara 2013 – 2018 20 Tabel 2.6

Pertumbuhan dan Kontribusi PDRB Sektoral Kabupaten Maluku Tenggara

Tahun 2009-2012

No Lapangan Usaha

Pertumbuhan dan Kontribusi PDRB Sektoral ADHK

2009 2010 2011 2012

Prtmb

(%) Kontr

(%) Prtmb

(%) Kontr

(%) Prtmb

(%) Kontr

(%) Prtmb

(%) Kontr (%) 1 Pertanian 3.28 40.92 5.39 40.79 2.94 39.57 4.44 38.55 2 Industri Pengolahan 6.46 0.26 10.86 0.26 8.28 0.27 8.51 0.28 3 Pertambangan dan

Penggalian 6.27 0.36 6.08 0.39 9.26 0.39 10.17 0.39 4 Listrik dan Air Bersih 1.85 0.72 6.56 0.72 7.75 0.73 5.65 0.72 5 Bangunan/

Konstruksi 8.07 1.37 42.55 1.84 7.94 1.87 7.08 1.87 6 Perdagangan, Hotel

dan Restoran 6.68 30.67 5.28 30.54 8.13 31.12 8.97 31.63 7 Pengangkutan dan

Komunikasi 5.03 3.85 6.84 3.89 6.44 3.90 7.02 3.89 8 Keuangan, Persewaan

dan Jasa Perusahaan 3.16 3.56 2.04 3.44 1.98 3.30 2.84 3.17 9 Jasa-Jasa 6.69 18.30 4.73 18.13 10.21 18.83 11.71 19.50

Total 5,06 100 5,71 100 6,11 100 7,23 100 Sumber : BPS Kab. Maluku Tenggara, beberapa publikasi, diolah.

b. Inflasi

Inflasi adalah persentase tingkat kenaikan harga sejumlah barang dan jasa yang secara umum dikonsumsi rumah tangga dan berlangsung dalam kurun waktu tertentu. Tujuan penyusunan inflasi adalah untuk memperoleh indikator yang menggambarkan kecenderungan umum tentang perkembangan harga. Indikator tersebut dapat dipakai sebagai informasi dasar untuk pengambilan keputusan baik di tingkat ekonomi mikro, ekonomi makro, fiskal maupun moneter. Pada tingkat mikro, rumah tangga/masyarakat misalnya, dapat memanfaatkan angka inflasi untuk dasar penyesuaian nilai pengeluaran kebutuhan sehari-hari dengan pendapatan mereka yang relatif tetap.

Pada tingkat korporasi angka inflasi dapat dipakai untuk perencanaan pembelanjaan dan kontrak bisnis. Dalam lingkup yang lebih luas (makro), angka inflasi menggambarkan kondisi/stabilitas moneter dan perekonomian.

Inflasi yang tinggi dapat menurunkan tingkat kesejahteraan masyarakat karena pendapatan riil masyarakat menurun, memperburuk distribusi pendapatan dan terganggunya stabilitas ekonomi.

Kabupaten Maluku Tenggara mengalami Inflasi yang berfluktuasi sepanjang kurun waktu 2009-2012. Pada awal periode analisis, tingkat inflasi Kabupaten Maluku Tenggara masih 1 digit. Pada 2011 melonjak tajam hingga

(22)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Maluku Tenggara 2013 – 2018 21 double digit. Pada tahun 2012, meskipun masih berada pada kisaran doble digit namun mengalami penurunan menjadi 10,03 persen. Gambar berikut memperlihatkan perkembangan inflasi Kabupaten Maluku Tenggara tahun 2009-2012.

Gambar 2.4

Perkembangan inflasi Kabupaten Maluku Tenggara Tahun 2009-2012

Sumber : BPS Kab. Maluku Tenggara, tahun 2013, diolah.

Inflasi Kabupaten Maluku Tenggara selain disebabkan oleh naiknya harga BBM, secara umum dipicu oleh 2 hal, yaitu terjadi kondisi iklim ekstrim dan keterbatasan prasarana dan sarana perhubungan di daerah. Kondisi iklim ekstrim menyebabkan pasokan sembilan bahan pokok dari daerah pemasok (Jawa dan Sulawesi) ke Langgur Ibu Kota Kabupaten Maluku Tenggara mengalami kesulitan. Selain kesulitan pasokan dari daerah pemasok, kondisi ekstrim juga menyulitkan kesulitan distribusi barang ke ohoi-ohoi terutama ohoi-ohoi di Pulau Kei Besar dan beberapa ohoi di Pulau Kei Kecil Barat. Inflasi juga disebabkan oleh keterbatasan prasarana dan sarana perhubungan di daerah. Ketersediaan jalan dan jembatan yang belum memadai terutama di pulau kei besar berdampak pada transportasi biaya tinggi sehingga memicu naiknya harga-harga sembako di ohoi-ohoi.

c. PDRB per Kapita

PDRB per kapita atau pendapatan perkapita penduduk suatu daerah menggambarkan tingkat kesejahteraan penduduk daerah tersebut. Semakin tinggi angka PDRB perkapita penduduk suatu daerah, maka semakin tinggi pula tingkat kesejahteraan penduduk daerah tersebut.

Angka rata-rata peningkatan PDRB per kapita ADHK Kabupaten Maluku Tenggara selama kurun waktu 2009-2012 sebesar 5,28 persen per tahun jika dibandingkan dengan tingkat kemakmuran ekonomi daerah (PDRB per kapita) dengan angka rata-rata 4,5 persen sesuai target RPJMD Kabupaten Maluku Tenggara 2008-2013, maka rata-rata peningkatan PDRB per kapita ADHK Kabupaten Maluku Tenggara telah melampaui target yang ditetapkan. Gambar berikut memperlihatkan perkembangan PDRB Perkapita Kabupaten Maluku Tenggara tahun 2009-2012.

(23)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Maluku Tenggara 2013 – 2018 22 Gambar 2.5

Perkembangan PDRB per kapita Kabupaten Maluku Tenggara Tahun 2009-2012

Sumber : BPS Kab. Maluku Tenggara, beberapa publikasi, diolah.

PDRB per kapita kecamatan memberikan gambaran tentang tingkat kesejahteraan penduduk kecamatan. Selama kurun waktu 2009-2012 kecamatan yang memiliki nilai PDRB per kapita yang paling tinggi adalah Kecamatan Kei Kecil yaitu rata-rata Rp5.544.097,09 per tahun dan kecamatan yang memiliki nilai PDRB per kapita terendah adalah Kecamatan Kei Kecil Timur dengan nilai rata-rata Rp2.813.364,33 per tahun. PDRB per kapita penduduk menurut kecamatan tersaji melalui tabel berikut.

Tabel 2.7

PDRB per kapita penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Maluku Tenggara Tahun 2009-2012

No Kecamatan Tahun

2009 2010 2011 2012

1 Kei Kecil 5,071,992 5,299,589.42 5,723,686.11 6,081,124.07 2 Kei Kecil Barat 2,394,242 2,695,668.27 2,914,644.45 3,248,902.60 3 Kei Kecil Timur 2,306,277 2,431,395.72 2,599,994.89 2,760,666.70 4 Kei Besar 2,742,775 3,268,386.12 3,674,499.49 4,254,867.96 5 Kei Besar Utara

Timur 2,355,516 2,912,656.52 3,309,612.02 3,926,544.06 6 Kei Besar Selatan 2,333,334 2,890,743.68 3,277,914.96 3,888,958.68 Sumber : BPS Kab. Maluku Tenggara, beberapa publikasi, diolah.

d. Indeks Ketimpangan Regional (Indeks Williamson)

Indeks Williamson (IW) merupakan angka yang menunjukkan tingkat ketimpangan pembangunan antarwilayah di daerah perencanaan yang dianalisis. Semakin tinggi angka IW atau mendekati 1, menunjukkan tingkat kesenjangan pembangunan antara satu wilayah dengan wilayah lain semakin lebar. Sebaliknya jika angka IW rendah mendekati 0, menunjukkan tingkat kesenjangan atau ketimpangan antar wilayah semakin kecil.

Angka IW antarkecamatan di Kabupaten Maluku Tenggara dari tahun ke tahun menunjukkan tren menurun. Pada tahun 2009 Angka IW sebesar 0,48

(24)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Maluku Tenggara 2013 – 2018 23 menurun hingga 0,35 pada tahun 2012. Angka ini menggambarkan pelaksanaan program pembangunan oleh pemerintah daerah di seluruh wilayah kecamatan semakin merata sesuai permasalahan pembangunan yang dihadapi dan karakteristik wilayah serta potensi yang dimiliki. Tingkat Ketimpangan antarkecamatan (IW) Kabupaten Maluku Tenggara dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 2.6

Tingkat Ketimpangan Antarkecamatan (IW) Kabupaten Maluku Tenggara Tahun 2009-2012

Sumber : BPS Kab. Maluku Tenggara, beberapa publikasi, diolah.

e. Persentase Penduduk di atas garis kemiskinan

Penduduk miskin didefinisikan sebagai penduduk yang pendapatannya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup secara layak di wilayah tempat tinggalnya. Kebutuhan untuk hidup layak tersebut diterjemahkan sebagai suatu jumlah rupiah yang dapat memenuhi kebutuhan konsumsi makanan setara 2100 kalori sehari, perumahan, pakaian, kesehatan, transportasi, dan lain-lain. Jumlah rupiah tersebut kemudian disebut sebagai garis kemiskinan.

Persentase penduduk yang hidup di atas garis kemiskinan adalah indeks yang menunjukkan jumlah penduduk yang hidup di atas garis kemiskinan terhadap total penduduk di suatu negara atau daerah dikalikan 100 persen. Angka persentase yang tinggi menggambarkan kesejahteraan masyarakat semakin meningkat.

Berdasarkan angka BPS, garis kemiskinan Kabupaten Maluku Tenggara tahun 2012 sebesar Rp248.737 perkapita dalam sebulan. Artinya jika pengeluaran 1 orang penduduk per bulan di atas Rp248.737 untuk memenuhi kebutuhan konsumsi makanan 63000 kalori sebulan (2100 kalori x 30 hari) ditambah kebutuhan pakaian, perumahan, pendidikan, kesehatan, transportasi dan lain-lain, maka penduduk tersebut dikatakan telah hidup diatas garis kemiskinan atau sudah tidak miskin lagi. Sesuai garis kemiskinan tersebut di atas, menurut BPS, pada tahun 2012 jumlah penduduk Kabupaten Maluku

(25)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Maluku Tenggara 2013 – 2018 24

46,04 30,06 29,6 26,4 25,9

32,90 30,71 30,70

27,41 26,00

0 10 20 30 40 50

2008 2009 2010 2011 2012

Jumlah Penduduk Miskin Persentase Penduduk Miskin

Tenggara yang hidup di atas garis kemiskinan(tidak miskin lagi) sebanyak 73.920 jiwa atau sebesar 74 persen dari 99.892 jiwa dan sisanya sebanyak 25.972 jiwa atau sebesar 26 persen masih hidup di bawah garis kemiskinan alias masih miskin. Angka ini masih lebih baik dibandingkan pada tahun 2009 dengan jumlah penduduk miskin sebanyak 30.060 jiwa atau sebesar 30,71 persen. Perkembangan jumlah dan persentase penduduk miskin di Kabupaten Maluku Tenggara selama kurun waktu 2009-2012 dapat dilihat pada gambar berikut.

Gbr 1.1

Perkembangan Jumlah Penduduk (000) dan Persentase Penduduk Miskin (%) Kabupaten Maluku Tenggara

Tahun 2008-2012

Sumber : BPS Kab. Maluku Tenggara, 2013, diolah.

Meningkatnya persentase penduduk yang hidup di atas garis kemiskinan tak terlepas dari upaya pengentasan kemiskinan yang dilaksanakan dengan berbagai program/kegiatan, diantaranya program raskin, program keluarga harapan, program bantuan sosial, Pendidikan gratis, kesehatan gratis, bedah rumah layak huni untuk keluarga tak mampu (RTM) dan program pemberdayaan lainnya.

f. Angka Kriminalitas yang Tertangani

Angka kriminalitas merupakan indikator tingkat keamanan suatu daerah atau negara. Angka kriminalitas yang rendah menunjukkan tingginya tingkat kesejahteraan masyarakat di suatu daerah/negara. Meskipun kondisi ekonomi masyarakat bukanlah merupakan satu-satunya penyebab munculnya tindakan kriminalitas di tengah masyarakat, namun secara umum diakui bahwa faktor inilah yang paling dominan memicu munculnya tindakan pembunuhan, penganiayaan, perampokan, pencurian, kekerasan dalam rumah tangga dan

(26)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Maluku Tenggara 2013 – 2018 25 tindakan kriminalitas lainnya. Angka kriminalitas yang rendah dapat meningkatkan animo investor untuk berinvestasi di daerah.

Angka kriminalitas yang terjadi di Kabupaten Maluku Tenggara dan tertangani selama kurun waktu 2009-2012 menunjukkan kondisi yang cukup baik. Pada tahun 2009 jumlah kasus tertangani sebanyak 11,94 kasus per 10.000 penduduk mengalami penurunan hingga 10,81 kasus per 10.000 penduduk pada tahun 2012. Kondisi ini menunjukkan bahwa selama kurun waktu 2009- 2012 rata-rata kasus kriminalitas tertangani di Kabupaten Maluku Tenggara sebanyak 12,48 kasus per 10.000 penduduk per tahun. Perkembangan angka kriminalitas tertangani di Kabupaten Maluku Tenggara selama kurun waktu 2009-2012 dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 2.8

Perkembangan Angka Kriminalitas Tertangani di Kabupaten Maluku Tenggara Tahun 2009-2012

Sumber : BPS Kab. Maluku Tenggara, diolah.

2.2.2. Fokus Kesejahteraan Sosial

Analisis capaian kinerja fokus kesejahteraan sosial dilakukan terhadap pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, seni, budaya dan olahraga.

1) Pendidikan

Analisis capaian kinerja bidang pendidikan meliputi Angka Melek Huruf, Angka Rata-rata Lama Sekolah, Angka Pendidikan yang Ditamatkan dan Angka Partispasi Murni.

(1) Angka Melek Huruf (AMH)

AMH adalah indeks yang menunjukkan seberapa besar penduduk suatu daerah yang berusia 10 tahun ke atas dapat membaca dan menulis dalam huruf latin. AMH penduduk Kabupaten Maluku Tenggara selama periode 2009-2012 cenderung menurun. Pada tahun 2009 AMH sebesar 99,54 persen menurun jadi 97,96 persen pada tahun 2012. Angka ini menunjukkan bahwa pada tahun 2012, masih ada sekitar 2,04 persen penduduk di atas usia 10 tahun yang belum bisa menulis dan membaca huruf latin.

(27)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Maluku Tenggara 2013 – 2018 26 (2) Angka Rata-rata Lama Sekolah (ARLS)

ARLS adalah indeks yang menunjukkan seberapa lama rata-rata penduduk suatu daerah bersekolah. Semakin besar ARLS, menunjukkan semakin tinggi tingkat pendidikan yang dikenyam penduduk. ARLS penduduk Kabupaten Maluku Tenggara selama periode 2009-2012 terus mengalami peningkatan.

Pada tahun 2009 ARLS Kabupaten Maluku sebesar 8,75 tahun naik menjadi 8,79 tahun pada tahun 2012. Meskipun angka ini mengalami kenaikan, namun pada dasarnya masih berada pada tingkatan yang sama. Artinya bahwa sejak tahun 2009 hingga 2012 rata-rata penduduk Kabupaten Maluku Tenggara mengenyam pendidikan baru sampai pada kelas 3 SMP.

(3) Angka Partisipasi Kasar (APK)

APK tingkat SD sederajat tahun 2009 hingga tahun 2012 rata-rata sebesar 111,99 persen, APK tingkat SMP sederajat pada tahun 2009 sebesar 75,60 persen meningkat menjadi 91,62 persen pada tahun 2012 dan APK SMA sederajat sebesar 75,22 persen meningkat menjadi 80,63 persen pada tahun 2012. Angka angka ini menunjukkan bahwa akses pendidikan di Kabupaten Maluku Tenggara semakin baik, dengan indikasi daya tampung yang cukup tinggi terutama pada tingkat SD.

(4) Angka Pendidikan yang Ditamatkan

Indikator angka pendidikan yang ditamatkan menunjukkan bahwa pada tahun 2012 sebagian besar penduduk Kabupaten Maluku Tenggara, atau sebanyak 34,79 persen hanya menamatkan pendidikan setingkat SD sedarajat, 20,30 persen tamat pendidikan SMP dan 24,36 persen tamat SMA sederajat. Angka terkecil adalah tamatan D IV/S1 yang hanya sebesar 6,31 persen. Keadaan ini menunjukkan rendahnya kualitas pasar tenaga kerja di kabupaten Maluku Tenggara, karena rata-rata hanya menamatkan pendidikan dasar.

(5) Angka Partisipasi Murni (APM)

Angka Partisipasi Murni SD sederajat mengalami penurunan dari 96,07 persen pada tahun 2009 menjadi 93,25 persen pada tahun 2012, sedangkan Angka Partisipasi Murni SMP dan SMA cenderung meningkat dari tahun 2009 masing-masing sebesar 63,43 persen dan 49,36 persen menjadi 64,15 persen dan 56,92 persen pada tahun 2012. Angka-angka ini menggambarkan bahwa penduduk usia SMP dan SMA, setelah menamatkan SD atau SMP, mereka cenderung melanjutkan studinya di Kota Tual.

Perkembangan Angka Melek Huruf, Angka Rata-rata Lama Sekolah, Angka Partisipasi Kasar, Angka Pendidikan yang Ditamatkan, dan Angka Partisipasi Murni Kabupaten Maluku Tenggara tahun 2009 – 2012 dapat disajikan pada tabel berikut.

(28)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Maluku Tenggara 2013 – 2018 27 Tabel 2.8

Indikator Pendidikan Kabupaten Maluku Tenggara Tahun 2009 - 2012

No Indikator 2009 2010 2011 2012

1 2 3 4 5 6

1 Angka Melek Huruf 99,54 97,71 98,15 97,96

2 Angka Rata-Rata Lama Sekolah

(thn) 8,75 8,75 8,77 8,79

3 Angka Partisipasi Kasar ( persen)

a. SD Sederajat 122,73 103,34 110,95 110,95

b. SMP Sederajat 75,60 84,01 87,17 91,62

c. SMA Sederajat 75,22 74,95 80,56 80,63

4 Angka Pendidikan yang Ditamatkan

a. SD Sederajat 33,66 32,47 36,87 34,79

b. SMP Sederajat 16,30 18,06 20,70 20,30

c. SMA Sederajat 18,08 29,09 23,54 24,36

d. D-IV / S-1 7,26 7,35 3,59 6,31

5 Angka Partisipasi Murni ( persen)

a. SD Sederajat 96,07 94,73 90,12 93,25

b. SMP Sederajat 63,43 58,79 62,19 64,11

c. SMA Sederajat 49,36 44,30 56,71 56,92

Sumber : BPS Kab. Maluku Tenggara, beberapa publikasi, diolah.

2) Kesehatan

Analisis capaian kinerja bidang Kesehatan Kabupaten Maluku Tenggara antara lain mengenai Usia Harapan Hidup, Angka Kelangsungan Hidup Bayi, Angka Kematian Ibu melahirkan, dan persentase gizi buruk.

(1) Angka Usia Harapan Hidup (UHH)

Angka UHH merupakan salah satu indikator untuk mengukur kinerja pembangunan dalam meningkatkan derajat kesehatan penduduk suatu daerah. Semakin tinggi angka UHH, menunjukkan semakin membaiknya derajat kesehatan penduduk daerah setempat. Angka UHH yang rendah di suatu daerah harus diikuti dengan program pembangunan kesehatan, dan program sosial lainnya termasuk kesehatan lingkungan, kecukupan gizi dan kalori termasuk program pemberantasan kemiskinan.

UHH Kabupaten Maluku Tenggara selama periode 2009 – 2012 terus meningkat. Pada tahun 2009 UHH Kabupaten Maluku Tengara sebesar 67,79 persen meningkat menjadi 69,58 persen pada tahun 2012. Artinya dengan pola kematian yang tidak berubah, maka pada tahun 2009 rata-rata setiap anak yang lahir mempunyai usia di atas 67 tahun sedangkan pada tahun 2012 usia anak yang lahir bisa mencapai di atas 69 tahun.

(2) Angka Kelangsungan Hidup Bayi (AKHB)

Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah bayi lahir sampai bayi belum berusia tepat satu tahun. Banyak faktor yang dikaitkan dengan kematian bayi. Secara garis besar, dari sisi penyebabnya, kematian bayi ada dua macam yaitu endogen dan eksogen.

(29)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Maluku Tenggara 2013 – 2018 28 Kematian bayi endogen atau yang umum disebut dengan kematian neo-natal adalah kematian bayi yang terjadi pada bulan pertama setelah dilahirkan, dan umumnya disebabkan oleh faktor-faktor yang dibawa anak sejak lahir, yang diperoleh dari orang tuanya pada saat konsepsi atau didapat selama kehamilan.

Kematian bayi eksogen atau kematian post neo-natal, adalah kematian bayi yang terjadi setelah usia satu bulan sampai menjelang usia satu tahun yang disebabkan oleh faktor-faktor yang bertalian dengan pengaruh lingkungan luar. Angka kematian bayi (AKB) menggambarkan keadaan sosial ekonomi masyarakat dimana angka kematian itu dihitung.

Kegunaan AKB untuk pengembangan perencanaan berbeda antara kematian neo-natal dan kematian bayi yang lain. Karena kematian neo-natal disebabkan oleh faktor endogen yang berhubungan dengan kehamilan maka program- program untuk mengurangi angka kematian neo-natal adalah yang bersangkutan dengan program pelayanan kesehatan ibu hamil, misalnya program pemberian pil besi dan suntikan anti tetanus.

Sedangkan angka kematian Post-Neo Natal dan angka kematian anak serta kematian balita dapat berguna untuk mengembangkan program imunisasi, serta program-program pencegahan penyakit menular terutama pada anak- anak, program penerangan tentang gizi dan pemberian makanan sehat untuk anak dibawah usia 5 tahun.

Angka kelangsungan hidup bayi (AKHB) adalah probabilitas bayi hidup sampai dengan usia 1 tahun. Angka kelangsungan hidup bayi = (1-angka kematian bayi). AKB dihitung dengan jumlah kematian bayi usia dibawah 1 tahun dalam kurun waktu setahun per 1.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama.

AKHB di Kabupaten Maluku Tenggara mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2009 AKHB sebanyak 959 bayi per 1000 kelahiran hidup meningkat menjadi 985 bayi per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2012.

Kondisi ini menunjukkan keadaan sosial ekonomi masyarakat yang semakin baik yang ditunjang dengan pelaksanaan program-program untuk mengurangi angka kematian neo natal dan post neo natal.

(3) Angka Kematian ibu melahirkan per 100.000 kelahiran hidup (AKI)

Angka kematian ibu melahirkan merupakan indikator capaian kinerja pelayanan penanganan ibu melahirkan hingga selesai masa nifas. AKI per 100.000 kelahiran hidup menunjukkan bahwa setiap 100.000 kelahiran hidup terdapat berapa jumlah kematian ibu dalam periode 1 tahun tertentu.

AKI per 100.000 kelahiran hidup di Kabupaten Maluku Tenggara mengalami penurunan pada tahun 2009-2010, namun pada tahun 2011-2012 kembali naik. Hal ini mengindikasikan masih tingginya kepercayaan masyarakat terhadap dukun kampung untuk menangani proses persalinan dibanding pertolongan oleh bidan terlatih.

Referensi

Dokumen terkait

Yaitu suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga ( pihak selain pemerintah dan wajib pajak) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang.. Pemungutan

Bursa Indonesia hari ini diperkirakan dapat kembali rebound mengikuti positifnya burs Wallstreet tadi malam, investor diperkirakan akan kembali masuk pada

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan aktivitas dan hasil belajar matematika pada siswa kelas VII dengan menggunakan strategi pembelajaran Role

Pada hari ini Rabu tanggal Enam Belas bulan April Tahun Dua Ribu Empat Belas, dapat kami sampaikan bahwa telah terjadi kesalahan dalam menggunakan menu upload pada

Kementerian Perdagangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), kelas jabatan ditetapkan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perdagangan setelah

SMelalui media daring (group whatsapp) guru mengucapkan salam, mengecek kesehatan siswa, memotivasi pentingnya belajar di rumah. Guru mengingatkan siswa untuk melakukan

Wooden Sheet for Packaging Box Veneer kering kayu sengon yang telah dihaluskan pada kedua sisi lebar dengan ukuran tebal tidak lebih dari 5 mm, lebar tidak lebih dari 300

The Seventh International Conference on the Juvenile Hormones (JH VII) convened on the Mount Scopus Campus of the Hebrew University of Jerusalem from August 28 to September 3,