• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR BALITA USIA 2-5 TAHUN DI POSYANDU DESA BENTARSARI, KECAMATAN SALEM, KABUPATEN BREBES.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR BALITA USIA 2-5 TAHUN DI POSYANDU DESA BENTARSARI, KECAMATAN SALEM, KABUPATEN BREBES."

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR BALITA USIA 2-5 TAHUN DI POSYANDU DESA BENTARSARI,

KECAMATAN SALEM, KABUPATEN BREBES

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1

Diajukan oleh:

Nency Irma Indriana Sylvia J. 500. 060. 059

FAKULTAS KEDOKTERAN

(2)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tujuan utama pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas sumber

daya manusia (SDM) yang dilakukan secara berkelanjutan. Upaya peningkatan

kualitas sumber daya manusia ini dimulai melalui pemenuhan kebutuhan dasar

manusia. Perhatian utamanya terletak pada proses tumbuh kembang anak sejak

pembuahan sampai mencapai dewasa muda (Handayani, dkk., 2008).

Faktor yang berpengaruh terhadap proses tumbuh kembang anak adalah

faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Sebagai contohnya adalah tinggi badan yang

merupakan fungsi antara faktor genetik, kebiasaan makan dan terpenuhinya

makanan bergizi pada anak. Penyimpangan tumbuh kembang anak dapat terjadi

apabila terdapat gangguan dalam prosesnya sejak intra uterin hingga dewasa.

Penyimpangan tersebut dapat memberikan manifestasi klinis baik kelainan dalam

pertumbuhan dengan atau tanpa kelainan perkembangan (Narendra, 2006).

Kelainan pertumbuhan balita yang dapat dijumpai antara lain, perawakan

pendek (short stature), perawakan tinggi (tall stature) yang diklasifikasikan

sebagai variasi normal dan patologis, malnutrisi dan obesitas, sehingga diperlukan

pengukuran antropometri sebagai salah satu cara penilaiannya. Sedangkan

manifestasi klinik yang ditimbulkan akibat adanya gangguan perkembangan

diantaranya adalah gangguan gerak kasar (Narendra, 2006).

Prevalensi status gizi (BB/U) Indonesia berdasarkan Riskesdas 2007

adalah 5,40% untuk gizi buruk, 13,00% untuk gizi kurang, 77,20 % gizi baik dan

4,30% gizi lebih. Jadi, dari tahun ke tahun kondisi gizi balita di Indonesia

mengalami perbaikan dengan semakin menurunnya prevalensi gizi kurang

(Riskesdas, 2007).

Data bulanan perbaikan gizi di Jawa Tengah pada tahun 2008 dengan

jumlah balita 16.500 anak antara lain sebagai berikut: anak yang berada di bawah

garis merah pada bulan juni sebanyak 488 anak atau 1,5%, bulan juli 488 anak

(3)

2

atau 1,3%, bulan agustus 412 anak atau 1,2% dan bulan September sebanyak 414

anak atau1,4% (Direktorat Bina Gizi Masyarakat, 2008).

Status gizi dan konsumsi makanan berpengaruh terhadap penyimpanan zat

gizi dalam tubuh. Penyimpanan ini selanjutnya menghasilkan tingkatan

pertumbuhan fisik dan kemampuan imunologik. Tingkatan pertumbuhan yang

baik dan kemampuan imunologik yang memadai akan menghasilkan tingkat

kesehatan yang baik pula. Sebaliknya, pertumbuhan fisik yang terhambat biasanya

disertai dengan kemampuan imunologik yang rendah sehingga balita mudah

terkena penyakit yang akan menimbulkan kelainan terhadap organ-organ tubuh

seperti otak yang akhirnya dapat menghambat perkembangan tingkah

laku/motorik balita (Aritonang, 2007).

Balita yang kurang gizi mempunyai risiko meninggal lebih tinggi

dibandingkan balita yang tidak kurang gizi. Masa balita menjadi lebih penting lagi

oleh karena merupakan masa yang kritis dalam upaya menciptakan sumber daya

manusia yang berkualitas. Gagal tumbuh yang terjadi akibat kurang gizi pada

masa-masa emas ini akan berakibat buruk pada kehidupan berikutnya yang sulit

diperbaiki (Hadi, 2005).

Bertolak dari uraian di atas, peneliti ingin mengetahui hubungan antara

status gizi dengan perkembangan motorik kasar balita usia 2-5 tahun di Posyandu

Desa Bentarsari, Kecamatan Salem Kabupaten Brebes.

B. Rumusan Masalah

Dengan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka dapat di

rumuskan masalah sebagai berikut: adakah hubungan antara status gizi dengan

perkembangan motorik kasar balita usia 2-5 tahun di Posyandu Desa Bentarsari,

Kecamatan Salem Kabupaten Brebes.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan status gizi

dengan perkembangan motorik kasar balita usia 2-5 tahun di Posyandu Desa

(4)

3

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Sebagai sumbangan pemikiran untuk penelitian yang berhubungan dengan

status gizi dan perkembangan motorik balita.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengalaman dan wawasan

ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang ilmu gizi, serta dapat

menyampaikan kepada masyarakat tentang pentingnya gizi untuk

pertumbuhan dan perkembangan balita, khususnya perkembangan

motorik.

b. Bagi petugas kesehatan

Sebagai referensi untuk dapat memberikan informasi tentang pentingnya

gizi untuk perkembangan motorik balita kepada masyarakat khususnya

Referensi

Dokumen terkait

Karena memiliki hak untuk membentuk angkatan perang sendiri dan melakukan peperangan, maka VOC berupaya meemperluas daerah – daerah di Nusantara sebagai wilayah kekuasaan

Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN - PENGENDALIAN DAN PEMBINAAN PROGRAM DIPLOMA, SARJANA, DAN PASCASARJANA DI PERGURUAN TINGGI..

Awan yang bentuknya aneh itu terjadi karena adanya gelombang elektromagnetis berkekuatan hebat dari dasar bumi, sehingga gelombang elektromagnetis

Hasil analisis dari data observasi, wawancara dan hasil angket menunjukkan bahwa salah satu faktor yang dapat mempengaruhi jalannya kegiatan pembelajaran membaca

Penulisan skripsi dengan judul ANALISIS TOP-DOWN DALAM MENILAI HARGA WAJAR SAHAM PT ASTRA AGRO LESTARI TBK (AALI) PERIODE JANUARI 2007—DESEMBER 2007 ini merupakan karya ilmiah

Pokok bahasan utama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah motif followers account @Jazztraffic Surabaya dalam menggunakan media sosial Twitter. Terdapat sepuluh

between pre-test and post-test after conducting the treatment by using comic visual narrative through vocabulary learning to the eighth grade student of MTs

Sasaran utama yang diharapkan sebagai tujuan dari kegiatan Penelitian Tindakan Kelas ini adalah meningkatnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA di Kelas V Sekolah