• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARAKTERISASI SCANNING ELECTRON MICROSCOPE (SEM) HIDROKSIAPATIT DARI GIPSUM ALAM CIKALONG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KARAKTERISASI SCANNING ELECTRON MICROSCOPE (SEM) HIDROKSIAPATIT DARI GIPSUM ALAM CIKALONG."

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penggunaan dan pemanfaatan bahan biokeramik dewasa ini

semakin berkembang, seiring dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat

akan bahan baku industri dan dalam bidang kesehatan khususnya

dalam dunia kedokteran tulang dan gigi, yaitu mengenai kebutuhan akan

bahan rehabilitasi cukup besar, sehingga upaya dikembangkan untuk

mencari alternatif bahan rehabilitasi yang baik, terjangkau

masyarakat serta dapat menggantikan struktur jaringan yang hilang

tanpa menimbulkan efek yang negatif (Kurniawan, Y.A., 2008).

Belakangan ini keramik tidak hanya digunakan sebagai komponen

kendaraan bermotor, peralatan rumah tangga, bahan bangunan dan

lain-lain. Namun teknologi keramik telah diarahkan sebagai bahan

penambahan dan rehabilitasi jaringan. Keramik yang dimaksud dari hal di

atas dikenal dengan istilah biokeramik (Hench, 1991).

Bahan biokeramik digunakan dalam bidang rehabilitasi jaringan

untuk memenuhi kebutuhan dalam dunia kedokteran tulang dan gigi

sangat banyak dan dalam mendapatkan bahan rehabilitasi tersebut

sangat sulit dan mahal. Karena untuk mendapatkan bahan

tersebut harus mengimpor dari luar negeri, bahan rehabilitasi

tersebut adalah hidroksiapatit [HAp ,Ca

10(PO4)6(OH)2] yang merupakan

(3)

respon biologis spesifik pada pertemuannya dengan jaringan yang akan

menimbulkan proses pembentukan tulang (osteogenesis) antara

bahan dengan jaringan tubuh, karena bahan hidroksiapatit (HAp)

ini merupakan komponen utama kandungan tulang dan gigi (Hench,

1991). Penggunaan hidroksiapatit sintetik berbasis koral dinilai sangat

memuaskan sebagai bahan rehabilitasi tulang pada operasi kaki dan

pergelangan kaki (Shah, 2004).

Endapan gipsum terdapat di Kecamatan Cikalong desa Cibeber;

Kecamatan Cipatujah desa Cidadap. Luas sebaran sekitar 53 ha dengan

sumber daya sebesar 161.115 ton. Di daerah Cidadap, gipsum masih

ditambang oleh PD Agrobisnis dan Pertambangan Jabar dimana rata–rata

per tahun 4.700 ton. Adapun contoh gipsum alam yang diambil dari

Cikalong dapat dilihat pada Gambar 1.1.

Gambar 1.1. Bongkahan gipsum alam Cikalong (Sedyono, J., 2009)

Dengan adanya kebutuhan yang tinggi akan bahan

hidroksiapatit (HAp) dalam mencukupi kebutuhan dunia kedokteran

tulang dan gigi sebagai bahan rehabilitasi tulang dan gigi, maka

(4)

sintetik, dimana harga dapat ditekan seminimum mungkin (jauh lebih

murah), mudah didapat namun memiliki kualitas yang sama dengan

hidroksiapatit sintetik komersial produk Jepang (Shah, 2004).

Dalam penelitian ini serbuk gipsum (CaSO4.2H2O) lokal

direaksikan dengan diammonium hydrogen phosphate [(NH4)2HPO4] pada

proses hydrothermal pada temperatur 100 °C untuk memperoleh serbuk

hidroksiapatit. Kemudian serbuk hidroksiapatit (HAp) tersebut dianalisis

dengan menggunakan mesin SEM JSM–6360LA untuk mengetahui

struktur mikro hidroksiapatit (HAp) Cikalong.

1.2. Perumusan Masalah

Penelitian yang dilaksanakan didasarkan pada suatu

rumusan masalah sebagai berikut:

“Bagaimanakah karakterisasi SEM hidroksiapatit (HAp) dari gipsum alam Cikalong ?”

Adapun variabel penelitian adalah serbuk gipsum alam yang

didapat dari daerah Cikalong (Cikalong Natural Gypsum / CNG),

butiran diammonium hydrogen phosphate (DHP), dan aquades.

1.3. Pembatasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian tugas akhir ini adalah sebagai

berikut:

1. Bahan dasar yang digunakan adalah serbuk gipsum alam Cikalong,

(5)

Bahan yang diuji berupa hidroksiapatit (HAp) yang merupakan

campuran antara serbuk gipsum 5 gram dan larutan diamonium

hidrogen fosfat 0,5 molalitas (m) dengan perlakuan hydrothermal

microwave.

2. Pengujian yang dilakukan adalah pengujian Scanning Electron

Microscope (SEM) untuk mengetahui karakteristik struktur mikro

hidroksiapatit (HAp), mesin SEM ini menggunakan standar

American Society for Testing and Materials (ASTM) E 986–97.

1.4. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui cara pembuatan hidroksiapatit (HAp) dari gipsum alam

Cikalong (CNG).

2. Membandingkan karakterisasi Scanning Electron Microscope

(SEM) dari Cikalong Hydroxyapatite (CHAp) yang diperoleh dari

proses hydrothermal microwave dengan HAp Jepang.

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan ini

diantaranya:

• Akademik

1. Memberikan sumbangan bagi ilmu pengetahuan dan teknologi di

bidang biomaterial.

2. Meningkatkan ilmu pengetahuan umum dalam bidang metalurgi

(6)

• Industri

1. Mengurangi ketergantungan produk bahan rehabilitasi yang selama

ini masih menggantungkan pada negara lain.

2. Mengembangkan bahan alternatif yang murah dan mudah didapat

sebagai bahan pembuatan hidroksiapatit untuk digunakan sebagai

bahan rehabilitasi jaringan tulang dan gigi manusia.

1.6. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan Tugas Akhir secara garis besar adalah

sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah,

perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini membahas tentang kajian pustaka dan landasan teori

tentang gipsum, hidroksiapatit (HAp) dan Scanning Electron

Microscope (SEM).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini membahas tentang diagram alir penelitian, penyiapan

bahan dan alat penelitian, pembuatan serbuk hidroksiapatit

(HAp), pengujian Scanning Electron Microscope (SEM)

(7)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini meliputi serbuk hidroksiapatit dari hasil reaksi gipsum alam

Cikalong dengan diammonium hydrogen phosphate, hasil dari

data karakterisasi Scanning Electron Microscope (SEM) terhadap

serbuk hidroksiapatit (HAp) Jepang dan HAp dari gipsum alam

Cikalong.

BAB V PENUTUP

(8)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim., 2006, How the SEM Works. Diakses 2 Agustus 2009, htpp:/www.purdue.edu/REM/rs/sem.htm

Dita, 2009, Info Mineral. Diakses 1 Agustus 2009, htpp:/www.mineral-info.blogspot.com

Earl, J.S., Wood, D.J., and Milne, S.J., 2006, Hydrothermal Synthesis of

Hydroxyapatite, Journal of Physics: Conference Series 26, 268-271.

Furuta, S., Katsuki, H., Komarmeni, S., 1998, Porous Hydroxyapatite

Monoliths from Gypsum Waste, j mater chem. 8: 1803-6.

German, R., 1984, Powder Metallurgy Science, Second Edition, Princeton, New Jersey, USA.

Hench, L.L., 1991, Bioceramics: from concept to clinics, J. Am. Ceram. Soc. 74, pp. 1487–1510.

Katsuki, H., Furuta, S., and Komarmeni, S., 1999, Microwave Versus

Conventional-Hydrothermal Synthesis of Hydroxyapatite Crystals from Gypsum, j am ceram soc 87 (8) : 2257-9.

Khrisna, D.S.R., Chatanya, C.K., Seshadri, S.K., and Kumar, T.S.S., 2002,

Flourinated Hydroxyapatite by Hydrolysis Under Microwave Irradiation, Trends. Biomater. Artif. Organs, Vol. 16(1), pp 15-17.

Kurniawan, Y.A., 2008, Fabrikasi dan Karakterisasi SEM Biomaterial

Hidroksiapatit dari Gipsum Alam Kulon Progo dengan Tekanan 200 MPa yang Disinter pada Temperatur 200 oC, 800 oC, 1400 oC selama 3 Jam, Tugas Akhir, Teknik Mesin UMS, Surakarta.

Martua R.P., Labaik, G., Permana, D., dan Sunardi, A., 2002, Inventarisasi

dan Evaluasi Mineral Non Logam di Kabupaten Ciamis dan Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat. Diakses 9 Juni 2009,

htpp:/www.dim.estm.go.id

Nasution, D.A., 2006, Fabrikasi serta Studi Sifat Mekanis dan Fisis

biokeramik Hidroksiapatit (HAp) dari Kalsit Gunung Kidul, Tesis,

Sekolah Pasca Sarjana UGM, Jogjakarta.

Nath, S., Basu, B., and Sinha, A., 2006, A Comparative Study of

(9)

Synthesized by Chemical Route, Trends. Biomater. Artif. Organs,

Vol. 19 (2), pp 93-98.

Pujiastono, H., 2009, Studi Morphology Campuran Plastik PET dengan

Ban Bekas (RR), Plastik PET dengan Kompon (NR) dan Ban Bekas (RR) dengan Kompon (NR) dengan Metode HPHTS, Tugas Akhir,

Teknik Mesin UMS, Surakarta.

Sasikumar, S. and Vijayaraghavan, R. , 2006, Effect of metal-ion-to-fuel

ratio on the phase formation of bioceramic phosphates synthesized by self-propagating combustion,Trends. Biomater. Artif. Organs, 19

70.

Sedyono, J., 2008, Proses Sintesa dan Studi Sifat Fisis dan Mekanis

Biokeramik Hidroksiapatit dari Gipsum Alam Kulon Progo, Tesis S2,

UGM, Jogjakarta.

Shah, 2004, The synthesis of hydroxyapatite through the precipitation

method, The Medical journal of Malaysia 59 Suppl B:75-6.

Silberberg, 2003, Material Safety Data Sheet. Diakses 1 Agustus 2009, htpp:/www.koboproductsinc.com/MSDSs/HYDROXYAPATITEMSD S.pdf

Suchanek, W., and Yoshimura, M., 1998, Processing and Properties of

– based Biomaterials for use as Hard Tissue Replacement Implants, Journal of Material Research, Vol. 13, No. 1, Pp 94-115.

Suzuki, S., Fuzita, T., Maruyana, T., and Takashi, J., 1993, Journal

American Ceramic Society, Vol. 76, p 1638.

Thamareiselvi, T.V., and Rajeswari, S., 2004, Biological Evaluation of

Bioceramic Materials-A Review, Trends. Biomaterial. Artif. Organs,

Vol. 18 (1), pp 9-17.

Wawan, 2009, Prosedur Pemotretan Scanning Electron Microscope (SEM)

JSM–35C, PPGL, Bandung.

Wildan, W., 2006, Bahan Perkuliahan S2, Fakultas Teknik Mesin, UGM, Jogjakarta.

Gambar

Gambar 1.1. Bongkahan gipsum alam Cikalong (Sedyono, J., 2009)

Referensi

Dokumen terkait

Bagaimana peran Direktorat Jenderal Bea dan Cukai hukum kepabeanan terhadap kawasan berikat dilakukan PT Lundin Industry Invest dan kendala-kendala apa saja yang

Dumasar kana hasil analisis data kapanggih hiji kalimah panyeluk nu miboga. subpola kalimah kecap panyeluk, jejer, jejer, jeung

Judul Populer: Pengembangan Cross Laminated Lumber dari Limbah Batang Kelapa Sawit dalam Rangka Penciptaan Lapangan Kerja Masyarakat Sekitar Perkebunan Sawit di Indonesia

Permasalahan yang ditemukan adalah banyak anak belum menunjukkan rasa percaya diri dalam mengkreasikan sesuatu sesuai dengan idenya sendiri, belum bisa menunjukkan sikap

seberapa tinggi atau rendah aspek-aspek kesejahteraan yang dirasakan responden dinilai berdasarkan nilai-nilai ekonomi dan keberadaan aset fisik yang berharga bagi

[r]

Kendala dalam Model Pengembangan Modal Sosial melalui Peran dan Partisipasi POT ( Paguyupan Orang Tua) untuk Meningkatkan Kualitas Pendidikan di SDI

Anak autis adalah anak yang mengalami gangguan perkembangan yang sangat kompleks dan berat, gangguan perkembangan mencakup bidang kognitif, bahasa, perilaku (pola perilaku