• Tidak ada hasil yang ditemukan

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI GURU BIOLOGI PADA MATERI RESPIRASI DAN FOTOSINTESIS DI SMA SE-KOTA MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IDENTIFIKASI MISKONSEPSI GURU BIOLOGI PADA MATERI RESPIRASI DAN FOTOSINTESIS DI SMA SE-KOTA MEDAN."

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI GURU BIOLOGI

PADA MATERI RESPIRASI DAN FOTOSINTESIS

DI SMA SE-KOTA MEDAN

Disusun

dan diajukan oleh :

IRENEBUKIT

NIM 081188910017

Telah Dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis

Pada Tanggal20 Mei 2011 dan Dinyatakan Telah Memenuhi

Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program

Studi Pendidikan Biologi

Pembimbing I

Menyetujui

Tim Pembimbing

Prot

2

Slpllhutar,

M.Si.,

M.Se

~.196106261987101001

Ketua

Program

Studi

Pendidikan Biologi

--Dr. Hasruddin, M.Pd.

M~20Mei

2011

/

(4)

PERSETUJUAN DEW AN PENGUJI

UJIAN TESIS MAGISTER PENDIDIKAN BIOLOGI

No.

NAMA

1.

Prof. Dr. Herbert Sipahutar, M.Si., M.Se

~.196106261987101001.

(Pembimbing

I)

2.

Dr. Syalmli Edi,

M.Si

~.19640710199031002

(Pembilllbing II)

3.

Dr. rer. nat. Binari Manuruag

~.196404041989031006

(Penguji)

4.

Dr. Fauiyah Harahap, M.Si.

~.196607281991032002

(Penguji)

5.

Dr. Hasruddin, M.Pd.

~.196404241989031027

(Penguji)

~

(5)

ABSTRAK

Irene Bukit. ldentifikasi Miskonsepsi Guru Biologi Pada Materi Respirasi dan

Fotosintesis di SMA se-kota Medan. Program Pascasarjana Universitas Negeri

Medan, 2011.

Pemahaman konsep sangat penting dalam pembelajaran biologi, namun sering

ditemukan pemahaman konsep yang salah, disebut sebagai miskonsepsi. Materi

respirasi dan fotosintesis merupakan materi yang kompleks dan abstrak, bila

pemahaman konsep kurang maka dapat memicu terjadinya miskonsepsi. Miskonsepsi

guru mempengaruhi miskonsepsi pada siswa. Penelitian ini bertujuan untuk

mengidentifikasi miskonsepsi guru biologi pada materi respirasi dan fotosintesis di

SMA se-kota Medan. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif

dengan desain penelitian cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

guru biologi SMA kota Medan yang berjumlah 338 orang. Pengambilan sampel

dilakukan secara accidental sampling dan untuk menentukan jumlah sampel guru

dengan teknik area probability sampling sebanyak 77 orang. Diperoleh data berupa

hasil tes diagnostik, lalu dianalisis dengan statistik deskriptif. Hasil penelitian

memperlihatkan guru biologi SMA se-kota Medan teridentifikasi memiliki

miskonsepsi kategori rendah. Hasil analisis miskonsepsi per item mengidentifikasi

miskonsepsi pada materi respirasi meliputi konsep tahapan reaksi respirasi dan hasil

respirasi sedangkan pada materi fotosintesis meliputi konsep proses reaksi

fotosintesis dan faktor-faktor yang mempengaruhi fotosintesis. Miskonsepsi guru

terdapat dalam bentuk hubungan antar konsep.

(6)

ABSTRACT

Irene Bukit. Identification of misconception among Biology Teacher on respiration

and photosynthesis in Senior high School (SMA) Medan city. Postgraduate School of

the State University ofMedan, 2011.

Understanding the concept is very important in learning biology, however the

misunderstanding of the concept is called misconception. The respiration and

photosynthesis are the abstract and complex subject, so that if less the understanding

happen, it will make the misconception on students. This research is a qualitative

study with the desain cross sectional to indentify profile of concept understanding and

misconception of biology teacher population of the study all the biology teacher in

Medan with 338 teachers. The sample is decided by accidental sampling and the

number of teachers as a sample is by using are probability sampling ie 77 teachers.

The which data is got as the instrument with include the diagnostic test. The aims of

this research is to identify the misconception of biology teachers on senior high

school in Medan. This research is qualititatif study, and all data were analized by

statistic descriptive method. The research identify that the misconception of by

biology teachers in Medan are classified low. Analysis of items test in identification

misconception, the misconception are got, is the phase concept _and reaction process

at respiration subject while in photosynthesis concept is in the aim of photosynthesis,

reaction process and photosynthesis factors. Misconception of the teachers are got in

relation of the concepts.

Key word : misconception, respiration, photosynthesis

(7)

KATAPENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatk:an kehadirat Tuhan yang telah memberikan

berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul

" Identifikasi Miskonsepsi Guru Biologi Pada Materi Respirasi dan Fotosintesis di

SMA se-Kota Medan".

Dalam penulisan tesis ini, penulis mendapatk:an banyak bimbingan dan

bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati dan

penghargaan yang tulus, penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada Bapak Prof.

Dr. Herbert Sipahutar, M.Sc., M.Si., selaku Pembimbing I dan Bapak Dr. Syahmi

Edi, M.Si. selaku Pembimbing II. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada

Bapak Dr. rer. nat. Binari Manurung, M.Si., dan lbu Dr. Fauziyah Harahap, M.Si.,

Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd., selaku narasumber yang telah memberikan masukan

dan saran untuk kesempurnaan tesis ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan

kepada Guru Biologi SMA Negeri dan Swasta se-kota Medan, serta seluruh Kepala

Sekolah SMA Negeri dan Swasta se-kota Medan yang menjadi sampel dalam

penelitian ini yang tak dapat penulis sebutk:an satu persatu atas bantuannya. Juga

kepada suami tercinta Ir. Petra J.P Sibero, yang selalu memberikan semangat dan

cinta kasih yang tulus,juga anak-anakku yang terkasih Lidya, Beltsazar dan Billy.

Menyadari akan keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki, maka saran

dan kritik sangat penulis harapkan.

Medan, Mei 2011 Penulis,

(8)

DAFTARISI

ABSTRAK ... .

ABSTRACT . . . ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFT AR lSI ... iv

DAFT AR T ABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTARLAMPIRAN ... X BAB I PENDAHULUAN ... . 1.1. Latar Belakang Masalah .. ... ... .... ... .... .. 1

1.2. Identifikasi Masalah .. ... ... ... .... .... . 5

1.3. Pembatasan Penelitian ... 6

1.4. Rumusan Masalah ... 6

1.5. Tujuan Penelitian ... 6

1.6. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II. KAJIAN PUST AKA ... 8

2.1. Dasar Teoritis ... 8

2.1.1. Konsep .. .. .. .. .. .. . .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. . .. .. .. . .. .. .. .. 8

2.1.2.Konsepsi . . . .. . . .. . . .... . . 9

2.1.3. Prakonsepsi ... ~... 10

2.1.4. Miskonsepsi .. .. .. .. . .. . .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. ... 11

2.1.5. Sumber dan Penyebab Miskonsepsi ... 13

2.1.6. Pemahaman Konsep .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. 18

2.1.7. Tidak Tahu Konsep ... 19

2.1.8. Perkembangan Konsep Dalam Individu .. .. . .. .. ... 19

2.1.9. Pengkonstruksian Pengetahuan .. .. .. .. .. .. .. .. .. . . . .. . ... 20

2.1.1 0. Rekonstruksi Konsep .. .. .. . .. .. .. .. .. . .. . .. .. .. .. .. .. . 22

2.1.11. Perubahan Konsep . . . .. . . .. . . 25

(9)

2.1.12. Pencegahan Miskonsepsi . . . .. 25

2.1.13. Identifikasi Miskonsepsi . . . ... 27

2.1.14. Miskonsepsi Biologi ... 28

2.1.15. Konsep Respitasi dan Fotosintesis ... 30

2.1.16. Miskonsepsi Respirasi dan Fotosintesis ... 33

2.2. Kenmgka Konseptual ... 36

BAB III METODE PENELITIAN . . . .. . .. . ... . . ... 37

3 .1. Subj ek Penelitian . . . .. . . 3 7 3.1.1. Jenis Penelitian ... ... 37

3.1.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 37

3.1.3. Populasi dan Sampel ... 37

3.2. Teknik Pengumpulan Data ... 41

3.3. Teknik Analisis Data . . . ... . .. . ... -44

3.4. Keabsahan Penelitian ... 45

3.4.1. Validitas ... 45

3.4.2. Reliabilitas . . . . . . ... . . 46

3.4.3. TamfKesukaran ... 46

3.4.4. Daya Pembeda . . . ... . . .. . . .. . . .. . 46

BAB IV PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN ... 47

4.1. Paparan Data . . . • . . . ... 47

4.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian . . . .. 47

4.1.2. Deskripsi Responden .. . . .. . . 49

4.2. Hasil Penelitian ... ... ... ... .... ... ... 53

4.2.1. Identifikasi Miskonsepsi . . . .. . . 53

4.2.2. Analisis Miskonsepsi . . .. . . .. . . ... 55

4.2.3. Pemetaan Miskonsepsi ... 80

4.3. Pembahasan ... . 87

(10)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN . . . .. . .. . .. . . . .. . . .. . . .... 96

5.1.

5.2.

5.3.

Simpulan ... .

lmplikasi ... .

Saran ... ..

96

96

97

DAFTARPUSTAKA ... 98

LAMP IRAN . . . .. . . .. .. . .. . . .. 109

RIWAYAT HIDUP ... ..

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

Tabel2.1. Miskonsepsi Biologi pada Siswa Menengah ... 29

Tabel2.2. Daftar Miskonsepsi Respirasi dan Fotosintesis Pada Siswa SMA 34

Tabel3.1. Sebaran Populasi Guru SMA di Kota Medan ... 38

Tabel3.2. Sebaran Sam pel Guru SMA di Kota Medan ... .

Tabel3.3. Kisi-kisi Tes Diagnostik ... 41

Tabel3.4. Kemungkinan jawaban dan tingkat keyakinan terhadap jawaban yang diberikan serta bobot skor yang diberikan terhadap setiap kemungkinan kombinasi jawaban (Klymkowsky dkk.,

2006)... 43

Tabel3.5. Kemungkinan Kriteria Jawaban dan Bobot Skor ... .

Tabel3.6. Kategori Tingkat Miskonsepsi ... .

Tabel4.1. Sebaran SMA Negeri dan SMA Swasta di Kota Medan Tahun 2010

Tabel4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Sekolah ... .

Tabel 4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Akreditas Sekolah ... .

Tabel4.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... .

Tabel 4.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... .

Tabel 4.6. Karakteristik Responden Berdasarkan Kualifikasi Pendidikan ... .

Tabel4.7. Karakteristik Responden Berdasarkan Asal Perguruan Tinggi ... .

Tabel4.8. Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman Mengajar ... .

Tabel 4.9. Hasil Kategori Tingkat Miskonsepsi ... .

Tabel4.10. Rata-rata skor yang diperoleh responden terhadap tes diagnostik pada materi respirasi dan fotosintesis ... .

43

44

48

49

50

50

51

51

52

53

55

[image:11.516.38.479.56.513.2]
(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lamp

iran

1. Data SMA kota Medan 2009-2010 ... .

2. Instrumen Penelitian ... .

3. Data Penelitian ... .

4. Surat ljin Penelitian ... .

5. Surat Keterangan Melakukan Penelitian ... .

X

Halaman

109

113

122

155

(13)

DAFTAR GAMBAR

Gam bar

[image:13.516.34.484.48.628.2]

Gam bar 2.1. Tahap Pengkonstruksian Pengetahuan ... .

Gambar 2.2. Kerangka Konseptual. ... .

Gam bar 4.1. Rata-rata skor tes diagnostik semua sampel untuk

identi?kas! miskonsepsi pada materi Respirasi dan Fotos1ntes1s ... .

Gam bar 4.2. Rata-rata skor tes diagnostik dan rata-rata skor umum yang

diperoleh untuk pokok bahasan Respirasi dan Fotosintesis

Gambar 4.3. Rata-rata skor tes diagnostik yang diperoleh responden

untuk pokok bahasan Respirasi ... .

Gambar 4.4. Rata-rata skor tes diagnostik yang diperoleh responden

untuk pokok bahasan Fotosintesis ... .

Gambar 4.5. Rata-rata skor tes diagnostik yang diperoleh responden

untuk pokok bahasan Respirasi dan Fotosintesis ... .

Gam bar 4.6. Rata-rata skor tes diagnostik item I yang diperoleh

responden untuk materi Respirasi dan Fotosintesis ... .

Gambar 4.7. Rata-rata skor tes diagnostik item 2 yang diperoleh

responden untuk materi Respirasi dan Fotosintesis ... .

Gambar 4.8. Rata-rata skor tes diagnostik item 3 yang diperoleh

responden untuk materi Respirasi dan Fotosintesls ... .

Gambar 4.9. Rata-rata skor tes diagnostik item 4 yang diperoleh

responden untuk materi Respirasidan Fotosintesis ... .

Gambar 4.10. Rata-rata skor tes diagnostik item 5 yang diperoleh

responden untuk materi Respirasi dan Fotosintesis ... .

Gambar 4.11. Rata-rata skor tes diagnostik item 6 yang diperoleh

responden untuk materi Respirasi dan Fotosintesis ... .

Gam bar 4.12. Rata-rata skor tes diagnostik item 7 yang diperoleh

responden untuk materi Respirasi dan Fotosintesis ... .

Gambar 4.13. Rata-rata skor tes diagnostik item 8 yang diperoleh

responden untuk materi Respirasi dan Fotosintesis

Gambar 4.14. Rata-rata skor tes diagnostik item 9 yang diperoleh

responden untuk materi Respirasi dan Fotosintesis ... .

Gam bar 4.15. Rata-rata skor tes diagnostik item 10 yang diperoleh

Halaman

20

36

54

56 57 58 59

60

61

62

63

64

65

66

67

68

(14)
[image:14.516.32.488.66.666.2]

Gambar 4.16. Rata-rata skor tes diagnostik item

11

yang diperoleh responden untuk materi Respirasi dan Fotosintesis ...

70

Gambar 4.17. Rata-rata skor tes diagnostik item 12 yang diperoleh

responden untuk materi Respirasi dan Fotosintesis ...

71

Gambar 4.18. Rata-rata skor tes diagnostik item 13 yang diperoleh

responden untuk materi Respirasi dan Fotosintesis ... 72

Gambar 4.19. Rata-rata skor tes diagnostik item

14

yang diperoleh

responden untuk materi Respirasi dan Fotosintesis ...

73

Gambar 4.20. Rata-rata skor tes diagnostik item

15

yang diperoleh

responden untuk materi Respirasi dan Fotosintesis ...

74

Gambar 4.21. Rata-rata skor tes diagnostik item

16

yang diperoleh

responden untuk materi Respirasi dan Fotosintesis ...

75

Gambar 4.22. Rata-rata skor tes diagnostik item

17

yang diperoleh

responden untuk materi Respirasi dan Fotosintesis ...

76

Gambar 4.23. Rata-rata skor tes diagnostik item

18

yang diperoleh

responden untuk maten Resp1ras1 dan Fotos1ntes1s ...

77

Gambar 4.24. Rata-rata skor tes diagnostik item

19

yang diperoleh

responden untuk materi Respirasi dan Fotosintesis ...

78

Gambar 4.25. Rata-rata skor tes diagnostik item 20 yang diperoleh

responden untuk materi Respirasi dan Fotosintesis ...

79

Gambar 4.26. Rata-rata skor tes diagnostik berdasarkanjenis sekolah

pada materi Respirasi dan Fotosintesis ...

80

Gambar 4.27. Rata-rata skor tes diagnostik berdasarkan akreditas

sekolah pada materi Respirasi dan Fotosintesis ...

81

Gambar 4.28. Rata-rata skor tes diagnostik berdasarkan umur pada

materi Respirasi dan Fotosintesis ...•... 82 Gambar 4.29. Rata-rata skor tes berdasarkan jenis kelamin pada materi

Respirasi dan F otosintesis ...

83

Gam bar 4.30. Rata-rata skor tes diagnostik berdasarkan kualifikasi

pend1d1kan pada maten Respirasi dan Fotosintes1s ...

84

Gambar 4.31. Rata-rata skor tes diagnostik berdasarkan asal perguruan

tinggi pada materi Respirasi dan Fotosintesis ...

85

Gambar 4.32. Rata-rata skor tes diagnostik berdasarkan pengalaman

mengajar pada materi Respirasi dan Fotosintesis ...

86

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pemahaman konsep yang bennakna merupakan hal penting dalam

pembelajaran biologi. Namun, dalam pembelajaran biologi pembelajar ditemukan

hanya menghafal konsep tanpa memahami maksud dan isinya secara mendalam,

padahal pemahaman konsep biologi sangat diperlukan da1am pengintegrasian a1am

dan tekno1ogi da1am kehidupan sehari-hari (Kara dan Yesilyurt, 2008; Kichin,

2010). Literatur te1ah menunjukkan, terjadi pemahaman konsep-konsep bio1ogi yang

salah atau tidak sesuai dengan literatur ilmiah (Blosser, 1987; Tekkaya, 2002), atau

pemahaman konsep yang berbeda dengan konsep ilmiah yang disebut miskonsepsi

(Kose, 2008).

Berbagai istilah yang digunakan untuk menunjukkan miskonsepsi antara lain

konsepsi awal, konsep naif, teori naif, konsepsi altematif, kesalahpahaman, dan

pemikiran keliru (Bell, 1981; Gilbert et al., 1982; Yip, 1998; Bahar et al, 1999).

Miskonsepsi dapat berbentuk pandangan yang sa1ah, kesa1ahan hubungan antara

konsep, ide yang keliru, menyesatkan, terdokumentasi dengan baik, dipercaya dan

faktual (Brown dan Crowder, 2000; MacGregor, 2004; Beaty, 2008). Bahkan adanya

mitos yang diturunkan dari orang tua, berasal dari budaya, adat istiadat, agama,

pengalaman sehari-hari, dan telah menjadi umum tersebar di masyarakat, tertulis

dalam buku pelajaran sebagai pengetahuan yang diajarkan di seko1ah sebagai fakta

(16)

2

Peranan guru dalam pembelajaran dituntut memiliki kompetensi profesional

yang baik. Guru yang memiliki kompetensi profesional yang baik, tentu tidak hanya

meng~ar dengan baik tetapi juga memberikan pemahaman konsep dengan baik

(Supamo, 2005). Suryanto (1997) menyatakan bahwa banyak guru mengalami

miskonsepsi. Hal ini dipengaruhi oleh guru yang tidak qualified, pola pembinaan

calon guru yang kurang terarah, silabus yang terlalu padat, jumlah mata pelajaran

yang banyak, fasilitas praktikum yang kurang memadai, dan kondisi buku pelajaran

(Berg, 1991). Bucher et al (2009) menyatakan bahwa miskonsepsi guru sangat

mempengaruhi miskonsepsi peserta didik, sehingga guru harus menunjukkan

kompetensi profesional sebagai tenaga pengajar, dan harus selalu mengikuti

perkembangan pengetahuan sesuai dengan kemajuan teknologi.

Miskonsepsi dapat berasal dari berbagai bersumber seperti (1) pengalaman

pribadi. Michael et al (1999) mengungkapkan miskonsepsi respirasi timbul dari

persepsi yang salah pada respon fisiologi. Mak et al (1999) melaporkan miskonsepsi

guru bersumber dari konsepsi awal, yang dibawa dari fakta kehidupan sehari-hari,

bukan merupakan konsep yang representatif sebagai pengetahuan ilmiah, kurang

memiliki pengalaman mengajar dan tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan.

Suryanto (2007) mengemukakan bahwa konsepsi awal sangat beragam, terdiri dari

konsepsi yang belum ilmiah dan sudah ilmiah; yang keduanya dipengaruhi oleh latar

belakang pengalaman pribadi, (2) bahasa. Pelaez et a/ (2005), mengemukakan

kesalahan bahasa yang terlanjur salah-kaprah dalam mendefinisikan sesuatu secara

ilmiah, (3) representasi visual. Adisendjaja (2003), menunjukkan buku teks SMA

memiliki kesalahan dan miskonsepsi yang paling banyak adalah metabolisme sel.

Terdapatnya kesalahan dan miskonsepsi pada buku teks biologi (Biology Science

(17)

3

struktur sel, metabolisme sel, energetika sel dan fisiologi sel. (4) metode

pembelajaran. Tekkaya (2002) mengungkapkan pembelajaran tradisional memicu

munculnya miskonsepsi yang bersifat stabil dan resisten untuk diubah. Selain itu,

pembelajaran yang tidak memanfaatkan media teknologi ilmiah dapat memicu

terjadinya miskonsepsi (Treagust, 1986; Dikmenli dan Cardak, 2004). (5) latar

belakang pendidikan. Miskonsepsi berkembang melalui konsepsi yang dibawa

sebelum memasuki proses pembelajaran (Clement, 1987). Kwen (2005) menuliskan

bahwa miskonsepsi guru berasal dari 1atar pendidikan bukan sains atau hanya

mempunyai pengetahuan sains praktis untuk waktu yang pendek dan singkat, bahkan

ketertinggalan informasi terbaru menyebabkan konsep-konsep yang seharusnya

berubah atau diperbaiki menjadi salah dalam menyampaikan kepada pembe1ajar

sehingga memberikan peluang terjadinya miskonsepsi.

Miskonsepsi bersifat resisten (Odom, 1995), sehingga miskonsepsi dapat

memberikan dampak berbahaya. Muller dan Sharma (2007) menyatakan

miskonsepsi bersifat resisten karena memberikan pemikiran, rasa atau sense yang

salah sehingga terjadi interferensi antara konsep yang telah dipelajari (salah) dengan

yang sedang dipelajari (benar). Bahkan dapat menjadi Iaten karena resisten dalam

pemikiran, dan menetap saat tidak terbukti salah atau mendapat tantangan konsep

lain, dan keberadaannya secara umum tidak terdeteksi saat tidak mendapat

tantangan konsep lain (Simanek, 2001). Jika miskonsepsi tidak dihilangkan,

miskonsepsi akan berdampak negatif pada pembelajaran selanjutnya (Pabucu dan

Geban, 2006).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep metabolisme sel merupakan

konsep yang paling sulit karena meliputi proses reaksi kimia respirasi dan

(18)

4

(Adisendjaja, 2003) dan merupakan konsep yang abstrak dan sulit dipahami, yang

memberikan peluang terjadinya miskonsepsi (Eisen dan Stavy, 1992; Capa, 2000).

Amir dan Tamir (1994) menyatakan bahwa, konsep respirasi dan fotosintesis

merupakan konsep yang kompleks dan abstrak, sehingga sulit diajarkan di semua

tingkatan sekolah. Merupakan konsep yang sangat penting dalam pembelajaran

biologi karena kunci dalam proses kehidupan dan dasar dari keseluruhan fungsi

organisme hidup sehingga miskonsepsi sering terlihat pada proses terjadinya

respirasi yang merupakan prasyarat mendasar secara konseptual berkaitan dengan

materi lainnya seperti ekologi, biokimia, anatomi dan fisiologi serta aspek-aspek

perubahan energi serta merupakan konsep mendasar dari keseluruhan fungsi

organisme hidup (Anderson et al., 1986; Repi, 2004).

Park (2008) melakukan penelitian pada guru sekolah menengah meliputi

konsep respirasi dan fotosintesis yaitu konversi energi sinar matahari dan terdapat

miskonsepsi pada konsep fungsi cahaya matahari yaitu digunakan untuk

menghangatkan tanaman, dan menyediakan makananan. Kose (2008) mendiagnosis

miskonsepsi terhadap proses fotosintesis dan respirasi melalui gambar dan ·

wawancara, terlihat adanya miskonsepsi pada hubungan antara fotosintesis dengan

respirasi yang dikaitkan dengan nutrisi tumbuhan.

Tundugi (2008) mengemukakan bahwa untuk membangun pemahaman

konsep respirasi dan fotosintesis, tidak hanya terlihat pada penguasaan pengetahuan

deklaratif, juga pengetahuan prosedural dan kontekstual, sehingga sangat penting

dalam memilih metode mengajar untuk mengatasi timbulnya miskonsepsi.

Pendekatan berbasis teknologi dapat melihat langsung proses pertukaran gas di daun,

sehingga diketahui perbandingan antara karbon dioksida (C02) dan oksigen (02)

(19)

5

dari faktor lingkungan khususnya suhu dan kelembapan udara pada pertukaran gas,

sehingga memahami pengaruh lingkungan dalam berbagai proses biologi pada

organisme hidup khususnya respirasi dan fotosintesis (Storey, 1989; Bahar,

Johnstone dan Hansel, 1999).

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka peneliti melakukan

penelitian tentang "ldentifikasi Miskonsepsi Guru Biologi Pada Materi

Respirasi dan Fotosintesis di SMA se-Kota Medan".

1.2. ldentifikasi Masalah

Masalah yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut:

a. Secara umum miskonsepsi sebagai fakta yang terjadi di semua bidang, tidak

hanya terjadi pada siswa juga pada guru yang dapat mempengaruhi miskonsepsi

siswa.

b. Miskonsepsi dapat berasal dari pengalaman pribadi, penjelasan buku teks, bahasa,

representasi visual, metode atau strategi pembelajaran, dan latar belakang

pendidikan.

c. Materi respirasi dan fotosintesis meliputi konsep-konsep yang abstrak yang sulit

dipahami yang memicu terjadinya miskonsepsi.

d. Bel urn ada penelitian yang mengidentifikasi miskonsepsi guru biologi di SMA

se-kota Medan pada materi respirasi dan fotosintesis.

1.3. Pembatasan Penelitian

Penelitian ini dibatasi pada ;

a. Guru Biologi di SMA kota Medan pada tahun pelajaran 2010/2011.

(20)

6

1.4. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

a. Bagaimana kategori miskonsepsi guru biologi SMA se-kota Medan pada materi

respirasi dan fotosintesis?

b. Dalam hal apa saja dari materi respirasi dan fotosintesis, guru mengalami

miskonsepsi?

c. Bagaimana miskonsepsi guru biologi terhadap materi respirasi dan fotosintesis di

SMA se-kota Medan hila ditinjau dari jenis sekolah, akreditas sekolah, umur,

jenis kelamin, kualiftkasi pendidikan, asal perguruan tinggi, dan penglaman

mengajar?

d. Konsep apa saja dari materi respirasi dan fotosintesis guru biologi SMA

se-kota Medan mengalami miskonsepsi ?

1.5. Tujuan Penelitian

· Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

a. Mengidentifikasi kategori miskonsepsi guru biologi tentang materi respirasi dan

fotosintesis pada SMA se-kota Medan.

b. Memetakan miskonsepsi guru biologi terhadap materi respirasi dan fotosintesis

pada SMA se-kota Medan.

c. Mendeskripsikan konsep-konsep yang mengalami miskonsepsi pada guru biologi

(21)

7

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian adalah :

a. Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan

pemikiran dan bahan acuan bagi guru, tenaga pengajar, pengelola lembaga

[image:21.519.36.477.53.589.2]

pendidikan dan peneliti selanjutnya, yang ingin mengetahui lebih lanjut tentang

gambaran mengenai miskonsepsi guru biologi SMA di kota Medan.

b. Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi input dan informasi

untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan melengkapi siswa dan guru

dengan pengetahuan konseptual yang diperlukan dalam pemecahan masalah

ilmiah. Selain itu, hasH penelitian ini juga diharapkan dapat ditindak lanjuti

(22)

BAB 5

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan pembahasan maka disimpulkan bahwa :

1. Guru biologi SMA se-kota Medan teridentifikasi mengalami miskonsepsi pada

materi respirasi dan fotosintesis dalam kategori rendah.

2. Analisis miskonsepsi berdasarkan item tes diagnostik maka guru biologi

teridentifikasi mengalami miskonsepsi pada konsep proses reaksi respirasi dan

konsep faktor-faktor yang mempengaruhi fotosintesis dan proses reak:si

fotosintesis.

3. Pemetaan miskonsepsi berdasarkan jenis sekolah, akreditas sekolah, umur, jenis

kelamin, kualifikasi pendidikan dan asal perguruan tinggi, maka guru biologi

SMA se-kota Medan teridentifikasi mengalami miskonsepsi dalam kategori

rendah.

4. Miskonsepsi teridentifikasi dalam bentuk hubungan antar konsep pada konsep

proses reaksi kimia respirasi dan fotosintesis, serta faktor-faktor yang

mempengaruhi terjadinya fotosintesis.

5.2. Implikasi

Hasil temuan analisis data menunjukkan bahwa

1. Perlunya guru biologi SMA se-kota Medan meningkatkan pengetahuan

konseptual meliputi konsep proses respirasi dan fotosintesis.

2. Perlunya guru biologi SMA se-kota Medan meningkatkan kemampuan

penggunaan teknologi untuk memberikan motivasi.

(23)

97

5.3. Saran

Berdasarkan basil penelitian disarankan untuk meningkatkan pengetahuan

konsep guru melalui pelatihan-pelatihan. Dalam pembelajaran juga sangat

diperlukan pemanfaatan teknologi dan komunikasi yang bersifat ilmiah, serta

mengintensifkan peran Perguruan Tinggi dalam membantu memecahkan masalah

miskonsepsi biologi yang dilakukan secara terprogram bekerjasama dengan sekolah

(24)

98

Daftar Pustaka

Abraham, M., R. Grzybowski, E. B., Renner, J.W., Marek, E.A. 1992. "Understanding and Misunderstanding of Eight Graders of Five Chemistry Consepts Found in Textbooks". Journal of Research in Science Teaching. 29

(2): 105-120.

Adisendjaja, H.Y. 2003. Kesalahan dan Miskonsepsi Buku Teks Biologi SMU, Jurusan Pendidikan Biologi, FPMIPA UPI, Laporan Penelitian, tidak diterbitkan.

AH, M. 1992. Penelition Kependidikon Prosedur don Strotegi. Bandung:Angkasa.

Amien, M. 1990. Pemetaan konsep: Suatu tehnik untuk meningkatkan belajar yang bermakna. Mimbar Pendidikan 2 : 55-69.

Atnir, R., Tamir, P. 1994. In-depth Analysis of Misconceptions as a Basis for Developing Research-based Remedial Instruction: the Case of Photosynthesis. The American Biology Teacher, 56(2), 94-100.

Anas, S.l996. Pengantar Evaluasi Pendidikan, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Anderson, C.W., Sheldon, T., Dubay. J., 1990. "The effects of instruction on college non-majors conception of respiration and photosynthesis", Journal of Research in Science Teaching. 27: 761-776

Arikunto, S., 2002, Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktek, Edisi Revisi V, Rineka Cipta, Jakarta

Arikunto, S., 2003, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Edisi Revisi, Bumi Aksara, Jakarta

Arnaudin, M. W., Mintzes. 1985. Student's alternative conceptions of the human circulatory system: A cross-age study. Science Education 69:5721-733.

Arnaudin, M., Mintzes, J. 1986. The cardiovascular system: children's conceptions and misconceptions. Science and Children, 23:48-51.

Bahar, M., Johnstone, A.H., Hansell, M.H. 1999. Revisiting Learning Difficulties in Biology. Journal of Biological Education, 33:84-86.

Barrass, R. 1984. "Some conceptions and misunderstandings perpetuated by teachers and textbooks of biology". Journal of Biological Education. 18: 201-206.

(25)

99

Beaty, W.J. 2008 "Recurring Science Misconceptions in K-6 Textbooks", lhttp://www.eskimo.com/ -billb/miscon/miscon4.htmlldiakses 2 Agustus 2010)

Beginning Teacher Training Center

-htto://www.soecialedprep.net/MSA 'fO/o20SCIENCE/cycleCO 1.html

Bell, B., 1981, Students' Ideas About Plant Nutrition: What are They?, Journal of .. Biological Education, 19:213-218

Berg, E. V. 1991. Miskonsepsi fisiko dan remidiasi. Universitas Kristen Satya

Wacana.Salatiga.

Bishop, B.A., Anderson, C.W., 1990. Student conceptions of the human circulatory system: A cross-age study", Science Education. 69: 734-7 44

Blosser, P. 1987. Secondary school students' comprehension of science concepts: Some fmdings from misconceptions research. SMEAC Science Education Digest No. 2. Columbus, Ohio. (ERIC Documentation Reproduction Service No. ED. 286 757).

Bma P. 2008. "Misconceptions References", lhttp://www.comp.lancs.ac.uk/computing/research/aiaied/oeople/paulb/misco nrs.html/ diakses 2 September 20 I 0).

Brown T., Crowder J. 2000. "Physics Misconception Center Homepage", (http://www.physics.montana.edu/physed/misconceptions/index.htmlldiakses 10 Agustus 2010)

Bucher, A. M., Burgoon, J., Duran. E. 2009. Exploring Elementary and Middle School in-Service Teacher Knowledge of Animal Classification : A Comparison Student and Teacher Misconception.

Caleon, 1., Subramaniam, R.. 2009. Development and Application of a Three-Tier Diagnostic Test to Assess Secondary Students' Understanding of Waves

International Journal ofScience Education, 32 : 939-961

Campbell, N.A. 2002. Biologi. Edisi kelima Jilid 1. Jakarta. Erlangga.

Capa, Y. 2000. An Analysis of 9th Grade Student's Misconceptions Concerning Photosynthesis and Respiration in Plants. Unpublished Master Dissertation,

Middle East Technical University, Turkey.

(26)

100

<;epni, S., Keles, E. 2006. Turkish students' conceptions about the simple electric circuits. International Journal of Science and Mathematics Education, 4: 269-291.

Clement, J. 1982. Students' preconceptions in introductory mechanics. American

Journal of Physics, 50:66-71.

Clement, J. 1987. Students' preconceptions in introductory mechanics. American

Journal of Physics, 50:66-71.

Dahar, R. W. 1985, Kesiapan Guru Mengajarkan Sains di Sekolah Dasar Ditinjau Dari Pengembangan Keterampialan Proses Sains, Disertai Doktor FPS IKIP, IKIP Bandung.

Dahar, R. W., 1996. Teori-teori Belajar, Erlangga, Jakarta: Proyek Pembangunan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.

Darsono, M. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press. Depdiknas, 2003. Pedoman pengembangan tes diagnostik sains SMP. Jakarta:

Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.

Depdiknas, 2007. Tes Diagnostik. Jakarta: Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.

Depdiknas., 2003, Standar Kompetensi Mata Pelajaran Biologi SMA dan MA, Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas, Jakarta

Depdiknas. 2003. Pedoman pengembangan tes diagnostik sains SMP. Jakarta: Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.

Depdiknas. 2002a. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas.

_ _ _ .. 2002b. Kurikulum Berbasis Selcolah. Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas.

---::-:-::· 2003a. "Kurikulum 2004". http://www.puskur.or.id/data/2004/Standar %20Kompetensi/Stan<farO/oKomoetensi20SMA-MA/14.%20Biologi.pdf.

_ _ _ . 2003b. Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata

Pelajaran Biologi. Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Umum,

Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar, Departemen Pendidikan Nasional.

_ _ _ _ . 2004. lmplementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK

(27)

101

Dikmenli. M. 20 I 0. Misconceptions of cell division held by student teachers in biology: A drawing analysis. Scientific Research and Essays Vol. 5 :

235-247,

Dikmen1~ M., ~ardak, 0. 2004. A study on misconceptions in the 9th grade high school biology textbooks. Eurasian Journal of Educational Research, 17,

130-141.

Donald E. Simanek, 2007. "Didaktikogenic Physics Misconceptions", http://www.lhup.edu/-dsimanek/scenario/miscon.html

Douglas MacGregor, 2004. "Popular Physics Misconceptions", http://www .physics.gla.ac.uk /-ianm!howlers.html

Dreyfus, A., Jungwirth, E. 1988. The Cell Concept of 1Oth graders: curricular expectations and reality. International Journal of Seience Edueation, 10:

221-229

Driver, R., Oldham, V. 1985. A constructivist approach to curriculum development in science. Studies in Science Education, 13, 105-122.

Driver, R. 1989. Students' conceptions and the learning of science. International Journal ofScience Education, 11:481-490.

Engel C, E., Driver, R. 1986. A study of consistency in the use of students'

Eisen, Y., Stavy, R. 1992. Material Cycles in Nature, a New Approach to Teaching Photosynthesis in Junior High School. The American Biology Teacher, 54:

339-342.

Ekici, F., Aydin, F. 2007: Utility of concept cartoons in diagnosing and overcoming misconception related to photosynthesis. International Journal of Environmental & Science Education, 2:111-124.

Elizabeth B. H. L,. 1999. Psikologis Perkembangan, Jakarta: Erlangga,

Eyidogan, F., GOneysu, S. 2000. Eyltll. IikOgretim 8. smiffen bilgisi kitaplarmdaki kavram yanllgllanmn incelenmesi. V. Fen Bilimleri ve Matematik Egitimi Kongresi, Ankara, Tnrkiye.

Fisher, K. 1985. "A Misconception in Biology: Amino Acids and Translation."

Journal of Research In Science Teaching, 22 : 53-62

Gonen. S., Kocakaya S. 2006. Physics Teachers' Opinions On Physics Instructional Activities And The Content Of Physics Textbooks, Journal Turkish Science Education, 3.

(28)

102

Griffard. P. B., Wandersee, J. H. 2001. The Two-Tier Instrument on Photosynthesis: What Does It Diagnose? International Journal of Science Education, 23 :

1039-52.

Haslam, F., Treaguest, D., 1987. "Diagnosing secondary student's misconception of photosynthesis and respiration in plants using a two-tier diagnostic instrument", Journal of Biological Education. 21:203-211

Helm, H., Joseph D. N. 1983. Proceedings of The Intenational Seminar on Misconceptions in Science and Mathematics. Ithaca, NY: Cornell University,

ED242- 553.

Hershey, D. R 2004. Avoid Misconceptions When Teaching About Plants.

American Institute of Biological &iences.

htto://www.actionbioscience.org/educationlhershey.html.

Hershey, D.R 2005 Avoid misconceptions when teaching about plants.

(from.actionbioscience.org.hhtp://www.actionbioscience.org/educationlhershe ylhtmV diakses 25 Agustus 2010)

Hewindati Y.T., Suryanto A., 2004. Pemahaman Konsep IPA di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan, Vol.5, No.1, 61-72

Hirca, N., Calik, Z.F. 2008. Investigating grade 8 students" conceptions of"energy" and related concepts. Journal of Turkish Science Education. Volume 5. Issue I.A.

Ibrahim, M, Prof. DR H. M.Pd, Pralwnsepsi dan Miskonsepsi Pada Konsep IP A,

Program Studi Pendidika.rl Sains. Program Pascasarjana Unesa

Johnston, A.H., Mahmound, N.A., 1980. "Pupils problems with water potential",

Journal of Biological Education. 14:325-328.

Kara, Y., Yesilyurt. 2008. Comparing the impact tutorial and edutainment siftware program on students' achievement, misconception, and attitudes toward bioloy. Journal &ience Education and Technology, 17:32-41.

Keles, E., Kefeli. P. 2010. Detennination of student misconceptions in "photosynthesis and respiration" unit and correcting them with the help of cai material., Procedia Social and Behavioral Sciences 2 ;3111-3118

Kichin, I. M. 2010. Solving Cordelia's Dilemma: threshold concepts within a punctuated model of learning. Journal of Biological Education

(29)

103

Kumaz, M.A., Calik, 2008. Using different Conceptual chang methods embedded within the SE Nodel : A Sample Teaching Heat and Temperatur. Journal

Physics Teacher Education. Volume 5:3-7

Kwen, B.H., Ang, K. C. 2004. Teachers' misconceptions of science as revealed in science examination papers. Annual Conference of the Educational Research

Association,, Singapore.

Lewis, J., Leach,-J. Wood-Robinson, C. 2000. All in the genes? Young people's understanding of the nature of gene. Journal of Biological Education, 34 : 74-80.

Lewis, 1., Leach, J., Wood-Robinson, C. 2000. Chromosomes: The missing link-Young people's understanding ofinitosis, meiosis, and fertilization. Journal of

Biological Education, 34(4),189-200.

Liliawati. W. 2006 Ana/isis dan Usulan perbaikan materi Astronomi dalam

Kurilculum 2004 untuk Selrolah Menengah (SMP dan SMA) serta Penyusunan

Materi Pengajaran Astronomi. Tesis pada Departemen Astronomi FMIPA

ITB : tidak diterbitkan.

Liliawati. W., Ramlan, T. 2008. Identifikasi Mislwnsepsi Materi IPBA di SMA dengan Menggunakan CRI (Certainly of Respons Index) dalam Upaya

Perbaikan dan Pengembangan Materi IPBA Pada KTSP. Laporan

Pembinaan 2008 UPI

MacGregor D. 2004 "Popular Physics Misconceptions", (http://www.physics.gla.ac.ukl-ianm/howlers.htmV diakses 1 September 2010

Mak S. Y., Yip Y. D., Chung C.M., 1999. Alternative Conceptions in Biology-Related Topics of Integrated Science Teachers and Implications for Teacher Education. JournalofScience Education and Technology, Vol. 8, No.2.

Marek, E. A., Cowan, C. C., Cavallo, A. M. L. 1994. Student's misconceptions about diffusion: How can they be eliminated? The American Biology

Teacher, 56(2), 74-77.

Mayer, W.V. 1978. Biologi Teachers' Handbook. BSCS. Wiley & Sons, N.Y.

Michael, J.A., Richardson, D., Rovic, A. 1999. Undergraduate student's misconception about respiratory physiology. Advances in Physiology Education, 22:1

(30)

104

Mohapatra R.N., O'Hara P. J., Rodriguez R., 1988. Simple Proofs of Bernstein -Type Inequalities, Proceedings of American Math Soc. 102, 629-631

Muller, D.S., Sharma M. D. 2007 "Tackling misconceptions in introductory physics using multimedia presentation", UniServe &ience Teaching and Learning Research Proceedings 14, 58-64

htto://science.universe.edu.aul pubs/orocfl007/14.odf/ diakses 25 Agustus 2010

Nakhleh, M. B. 1992. Why some students don't learn chemistry. Journal of Chemical Education 69, 191-196.

Nakhleh, M. B., Samarapungavan, A. {1999). Elementary school children's beliefs about matter. Journal of Research in &ience Teaching, 36: 777-805.

Nakhleh, M. B., Samarapungavan, A., Saglam, Y. (2005). Middle school students' beliefs about matter. Journal of Research in &ience Teaching, 42: 581-612. Nakhleh, M. B., Samarapungavan. A., Saglam, Y., & Duru, E. (2006). A

cross-cultural study: Middle school students' beliefs about matter. Proceedings of the Annual Conference of the National Association of Research In Sciei'ii:e Teaching (NARS1), San Francisco, CA.

Nehm, Ross H., Leah Reilly. (2007). Biology majors' knowledge and misconceptions of natural selection. BioScience, 57(3): 263-272

National Research Council, 1990. "Fulfilling the promise: Biology education in the nation's school, Washington, DC.

Novak, J. D. 1990. Concept mapping: a useful tool for science education. Journal of Research in Science Teaching, 27: 937-949

Novak, J.D., Wandersee, J.D., (Eds.), 1990. Perspectives on concept mapping.

Journal of Research in &ience Teaching, 20 :Special Issue.

Odum, E.P., 1989. "Ecology and endangered life support system", MA: Sinauer, Sunderland.

Odom, A. L., Barrow, L. H. 1995. Development and Application of a Two-Tier Diagnostic Test Measuring College Biology Students' Understanding 89 of Diffusion and Osmosis after a Course of Instruction. Journal of Research in Science Teaching, 32 : 45-61.

Osborne, R., Cosgrove, M. 1983. Students' conceptions of the changes of states of water. Journal of Research in Science Teaching, 20: 825-838.

(31)

105

Park, S. 2007. Teacher efficacy as an affective affiliate of pedagogical content knowledge. Journal of the Korean Association for Science Education, 27: 773-784.

Park, S. 2008. Development of Measures of Teachers' Pedagogical Content Knowledge (PCK) for Teaching High School Biology Assistant Professor,

Science Education, University of Iowa.

Park, S., Oliver, J. S. 2008. Revisiting the conceptualisation of pedagogical content knowledge (PCK): PCK as a conceptual tool to understand teachers as professionals. Research in Science Education, 38: 261-284.

Park, S., Oliver, J. S. (in press a). National Board Certification (NBC) as a catalyst for teachers' learning about teaching: The effects of the NBC process on candidate Teachers' PCK development, Journal of Research in Science Teaching.

Pelaez, N. J., Boyd, D.O., Rojas, J.B., Hoover, M.A. 2005. Prevalence of blood circulation misconception among prospective elementary teachers. Advances in Physiology Education, 29:172-181.

Pendley, B.D., Bretz, R.L., Novak, J.D. 1994. Concept maps as a tool to assess learning in chemistry. Journal ofChemical Education, 71 (1): 9-15.

Pfundt, H., Duit, R. 1991. Bibliography: Students' Alternative Frameworks and Science Education. 3rd ed. Kiel, Institute for Science Education, University of Kiel Institute for Science Education.

Pfund, H., Duit, R. 2004. Bibliography: Students' alternative frameworks and science education Kiel: University of Kiel Institute for Science Education.

Posner, G.J., Strike, K.A., Hewson, P. W., Gertzog, W.A. 1982. Accomodation of a sciencetific conception: toward a theory of conceptual change. Science Education 66(2), 211-227.

Redhana, I W., Kima, I M. 2004. Identifikasi miskonsepsi siswa SMA Negeri di kota Singaraja terhadap konsep-konsep kimia yang dilakukan setelah pembelajaran. /Aporan penelitian (fidak Dipublikasikan). IKIPN Singaraja.

Reis. M.J.,Tunnicliffe S.D., 2001. Student understandingabout human organ and system organ, Reis. Science Education, 31:383-399

(32)

106

Russell, A W, Netherwood, G.M.A., Robinson, S A. 2004. Photosynthesis In Silico. Overcoming the Challenges of Photosynthesis Education Using a Multimedia CD-ROM. Bioscience Education Journa/3.

Sadia, dkk.., 1996. Pengaruh Prior Knowledge dan Strategi Coceptual Change Dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Menengah Pertama (SMP),

Laporan Penelitian Basic Science.

Simanek D.E., 2007. "Didaktikogenic Physics Misconceptions", 2007 http://www.lhup.edu/-dsimaneklscenario/miscon.htm

Suastra, I W., Sadia, I W., Wirta., I M., Santyasa, I W., Lidyastuti, N M.D., Reta, N., dan Sarini, K. 1998. Pengembangan strategi perubahan konseptual (conceptual change) dalam pembelajaran IP A di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. Laporan Penelitian. Dik.ti Depdiknas.

Suparno, P. 2005. Mislronsepsi & Perubahan Konsep Pendidikan Fisilw. Jakarta :Grasindo.

Sciencenetlinks - htto:/lwww .sciencenetlinks.comllessons printable.cfin?DociD=65 (diakses tanggal30 Agustus 2010)

Selahattin, G., Kocakaya, S. 2006. "Physics teachers' opinions on physics instructional activities and the content of physics textbooks", Journal of

Turkish Science Education, 3 40-42

http://www .tused.orglinternet/tusedlarchiveN3/i 1/text/ tusedv3 i I s7 ,pdf

Setiadi, H. 2006. Penilaian kinerja: Performance assessment. Jakarta Pusat Penilaian Pendidikan, Balitbang. Depdiknas.

Storey, R., 1990. ''Textbook errors and misconception in biology: Cell structure",

The American Biology Teacher. 51:271-274

Sungur, S., Tekaya, C. Geban, 0. 200 I. The Contrbution of conceptual change texts accompained by concept mapping to students' understanding of the human circulatory system. &hoof &ience and Mathematics. 101:91-101

Susanti, R. 2010, Pengembangan Program Pembelajaran Fotosintesis dan Respirasi Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Generik Sains (KGS) Caton Guru Biologi, Lembaga Penelitian UPI.

Suryanto, A., dkk. 1997. Pemahaman guru Sekolah Dasar (SD) terhadap konsep konsep Ilmu Pengetahuan Alam (IPA): Suatu diagnosis adanya miskonsepsi. Laporan Penelitian. Tidak diterbitkan. Jakarta: Pusat Penelitian-UT.

(33)

107

Tanner and Allen, 2005. Tanner K., Allen D. Approaches to biology teaching and learning: understanding the wrong answers-teaching toward conceptual change. Cell Biology Eduation. 2005;4:112-117.

Tekkaya, C. 2002. Misconception as barier to understanding biology. Hacettepe Universitesi Egilim Fokultesi Dergisi, 15: 84-93.

Toto. T. 2002. Kinerja Profesional Guru. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Treagust, D. F. 1986. Evaluating students' misconceptions by means of diagnostic multiple choice items. A paper presented at the 17th Annual Coriference the Australian &ience Education Research Association, Adelaido, South Australia.

Treagust, D. F., Haslam, F. 1986. Evaluating secondary student' misconceptions of photosynthesis and respiration in plants using a two-tier diagnostic instrument. A paper presented at the 59th Annual Meeting of the National Association for Research in &ience Teaching, San Francisco, CA.

Treagust, 1988. Treagust D. F. Development and use of diagnostic tests to evaluate students' misconceptions in science. International Journal Science Education; 10:159-169.

Trowbridge, John E., and Joel L. Mintzes. 1985. "Students' Alternative Conceptions of Animals and Animal Classification." School Science and Mathematics 85: 304-316

Usman, M.U. 1995. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Wandersee, J. H., Mintzes, J. J. 1987. Childrens' biology: A content analysis of conceptual development in the life sciences.-In J. Novak (Ed.) Proceedings of the Second International Seminar on Misconceptions and Educational Strategies in &ience and Mathematics, Vol. 1 : 522-534. Ithaca, Cornell University.

Wandersee J. H.1985. Can the history of science help science educators anticipate students' misconceptions? Journal &ience Teacher. 1985;23:581-597.

Wandersee, J. H. 1983. Student misconceptions about photosynthesis. Proceedings of the International Seminar: Misconception in Science and Mathematics

(pp. 441-466). Ithaca: Department of Education, Cornell University, Ithaca, New York, U.S.A

(34)

108

Wilson et al., 2007. Wilson C. D., Anderson C. W., Heidemann M., Merrill J. E., Merritt B. W., Richmond G., Sibley D. F., Parker J. M. Assessing students' ability to trace matter in dynamic systems in cell biology. CBE Life &ience Education 2007,5:323-331.

Yip D.P., 1998. Identification of misconceptions in novice biology teachers and remedial strategies for improving biology learning. International Journal of Science Education, 20: 461-477

Yip D.P., 1998. Teachers' misconceptions of the circulatory system. Journal of Biological Education, 32: 207-216.

Zuckerman, J.T., 1993, "Accurate and inaccurate conception about osmosis that accompanied meaningful problem solving", Paper presented at the annual meeting of the National Association for Research in &ience Teaching,

Atlanta.

Peraturan-peraturan

Departemen Pendidikan Nasional, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

---, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2004 tentang Guru dan Dosen

---, 2003, Pedoman Penyelenggaraan Program Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skills), Bidang Kepemudaan Melalui Lembaga Kepemudaan. Jakarta: Direktorat Kepemudaan.

---, Peraturan Pemerintah 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidilcan.

---, Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar lsi Satuan

Pendidilcan Dasar dan Menengah.

---, Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi

Lulusan Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

---, Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifilcasi

Alcademik dan Kompetensi Guru.

---, Permeniknas Nomor 18 Tahun 2007 tentang Sertifilcasi Guru dalam

Jab at an.

Gambar

Tabel Halaman
gambaran mengenai miskonsepsi guru biologi SMA di kota Medan.

Referensi

Dokumen terkait

Setelah diketahui bahwa berdasarkan MANOVA, dan diketahui data prestasi akademik mahasiswa memiliki perbedaan pengaruh yang signifikan menurut PTN dan menurut jalur seleksi

Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) merupakan salah satu fakultas yang menciptakan lulusan yang memiliki wawasan, pengetahuan, teknologi dan seni. Salah satu jurusan

–Dokumen/maklumat/bahan rasmi yang mesti diberi perlindungan untuk kepentingan keselamatan dan bertanda dengan suatu peringkat keselamatan Buangan Terperingkat... –Semua

Penyusunan Rencana Strategis Dinas Perhubungan Kota Banjarbaru mempunyai maksud sebagai dokumen perencanaan pembangunan yang memberikan rumusan strategi, arah kebijakan

Sebagai gambaran interaksi pelaksanaan tugas berbasis teknologi informasi dan komunikasi maka pelaksanaan tugas pada Bagian Rumah Tangga Biro Umum Sekretariat Jenderal Kementerian

Apabila pada akhir tahapan sebelumnya pada Simulator Tool kita klik tombol Start , maka simulasi bisa terjadi dengan bentuk input default yang biasanya tidak sesuai dengan

Mengetahui kesenjangan antara kinerja penerapan dan harapan pengguna jasa konstruksi terhadap setiap faktor dalam hal penerapan SMM ISO 9001:2008 di perusahaan

Sedangkan dua faktor berpengaruh nyata, kombinasi pektin dengan lama waktu pengeringan berpengaruh nyata yang mempunyai nilai korelasi negatif yang artinya semakin