• Tidak ada hasil yang ditemukan

UJI PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK LIMBAH KULIT SINGKONG DAN LABU KUNING (Cucurbita moschata Durch.) DALAM Uji Protein Dan Organoleptik Limbah Kulit Singkong Dan Labu Kuning (Cucurbita moschata Durch.) Dalam Pembuatan Cake.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UJI PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK LIMBAH KULIT SINGKONG DAN LABU KUNING (Cucurbita moschata Durch.) DALAM Uji Protein Dan Organoleptik Limbah Kulit Singkong Dan Labu Kuning (Cucurbita moschata Durch.) Dalam Pembuatan Cake."

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

UJI PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK LIMBAH KULIT SINGKONG DAN LABU KUNING (Cucurbita moschata Durch.) DALAM

PEMBUATAN CAKE

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh :

ROFIATUN SOLEKHA A 420 090 131

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(2)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Jl. A. Yani Tromol Pos I – Pabelan, Kartasura Telp. (0271) 717417, Fax : 7151448 Surakarta 57102

Surat Persetujuan Artikel Publikasi Ilmiah

Yang bertanda tangan ini pembimbing/ skripsi/tugas akhir :

Nama : Dra. Sofyan Anif, M.Si.

NIP/NIK : 547

Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan

ringkasan skripsi/tugas akhir dari mahasiswa:

Nama : Rofiatun Solekha

NIM : A 420090131

Program Studi : Pendidikan Biologi

Judul Skripsi :

”UJI PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK LIMBAH KULIT SINGKONG DAN LABU KUNING (Cucurbita moschata Durch.) DALAM PEMBUATAN CAKE”

Naskah artikel tersebut, layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan.

Demikian persetujuan dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya.

(3)

UJI PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK LIMBAH KULIT SINGKONG DAN LABU KUNING (Cucurbita moschata Durch.) DALAM

PEMBUATAN CAKE

Rofiatun Solekha. A420090131. Program Studi Pendidikan Biologi, Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah

Surakarta, 2013.53 halaman.

ABSTRAK

Cake adalah adonan panggang dengan bahan dasar tepung terigu, gula, dan lemak. Kulit singkong merupakan limbah pangan yang hanya dimanfaatkan sebagai pupuk dan pakan ternak. Melalui proses penepungan, kulit singkong dapat dimanfaatkan sebagai bahan utama pembuatan cake. Kulit singkong mengandung protein, serat kasar, karbohidrat, pektin, lemak dan kalsium. Kandungan protein yang tinggi dapat membantu memenuhi asupan protein gizi dalam tubuh. Buah labu kuning (Cucurbita moschata Durch.) memiliki kadar protein, warna dan aroma yang khas. Labu kuning dapat dijadikan tepung yang bisa dimanfaatkan sebagai fortifikasi gizi dalam inovasi pembuatan cake. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh cake tepung kulit singkong dan tepung labu kuning terhadap uji organoleptik, daya terima masyarakat dan kadar protein. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan dengan satu faktor, yaitu tepung terigu 100 gram (K0), perbandingan kulit singkong 75

gram dan labu kuning 25 gram (K1), perbandingan kulit singkong 50 gram dan

labu kuning 50 gram (K2), perbandingan kulit singkong 25 gram dan labu kuning

75 gram (K3),dengan 3 kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada

pengaruh nyata dan interaksi antara tepung kulit singkong 25 gram dan tepung

labu kuning 75 gram (K3). Cake yang terbaik yaitu memiliki karakteristik protein

4, 49 gram dengan warna coklat kemerahan, aroma khas labu, rasa labu, tekstur lembut, dan daya terima masyarakat yang tinggi. Cake tepung kulit singkong dan tepung labu kuning sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI).

(4)

A. Pendahuluan

Cake merupakan adonan panggang dengan bahan dasar tepung terigu,

gula, telur, dan lemak. Selain itu cake dapat dibuat dengan bahan tambahan

yaitu garam, bahan pengembang, susu, dan bahan penambah aroma.

Bahan-bahan ini dikombinasikan untuk menghasilkan rempah yang halus, tekstur

yang lembut, dan aroma yang sedap. Cake mengandung protein, lemak,

karbohidrat, mineral dan vitamin.

Kulit singkong merupakan limbah organik produk tanaman singkong

(Manihot utilissima Pohl.) yang selama ini hanya dimanfaatkan sebagai

pupuk maupun penambah makanan ternak padahal kulit singkong dapat

diolah menjadi produk-produk makanan yang mampu menjadi peluang usaha

misalnya produk awetan kering kulit singkong yaitu keripik kulit singkong

dengan berbagai rasa, selain itu kulit singkong dapat dibuat menjadi tape kulit

singkong. Komponen kimia dan gizi pada 100 gram kulit singkong adalah

sebagai berikut: protein 8,11 gram, serat kasar 15,2 gram, pektin 0,22 gram,

lemak 1,29 gram, kalsium 0,63 gram, sedangkan komponen kimia dan gizi

daging singkong dalam 100 gram adalah protein 1 gram, kalori 154 gram,

karbohidrat 36,8 gram, lemak 0,1 gram sehingga dapat disimpulkan bahwa

kandungan protein singkong lebih rendah dibandingkan kulit singkong.

Buah labu kuning (Cucurbita moschata Durch.) merupakan tanaman

dari famili Cucurbitaceae yang mengandung kalori, karbohidrat, protein,

lemak, mineral (kalsium, pospor, besi, natrium, tembaga dan seng), 

-karoten, tiamin, niacin, serat, dan vitamin C. Kandungan nutrisi yang lengkap

pada labu kuning dapat dijadikan fortifikasi gizi pada produk olahan pangan.

Kandungan -karoten dan glukosa menjadikan warna labu menjadi kuning

sampai orange dan beraroma khas labu yang manis dapat dijadikan inovasi

makanan yang menarik.

Tepung labu kuning yang dihasilkan mengandung karbohidrat 77,65%;

protein 5,04%; lemak 0,08%; serat kasar 2,90%; betakaroten 7,29 mg/100g;

air 11,14%; abu 5,89%. Protein tepung labu kuning mengandung protein jenis

(5)

produk makan lain yang memerlukan tingkat pengembangan volume. Tepung

labu kuning mempunyai kualitas tepung yang baik karena mempunyai sifat

gelatinisasi yang baik, sehingga akan dapat membentuk adonan dengan

konsistensi, kekenyalan, viskositas maupun elastisitas yang baik, sehingga

roti yang dihasilkan akan berkualitas baik pula kekenyalan antara granula pati

dan protein akan menimbulkan kontinuitas struktur adonan (Hendrasty,

2003).

B. Metode penelitian

Metode yang digunakan adalah metode eksperimen. Penelitian

dilakukan di Laboratorium Biologi Universitas Muhammadiyah Surakarta

pada bulan Maret 2013. Alat yang digunakan kompor gas, LPG, timbangan,

baskom, pisau, slicer, oven, loyang, sendok, mesin penggiling (blender),

pengayakan 60 mesh, mangkok, piring, micropipet, rak tabung reaksi,

fotometer, vacutainer, waterbath boehringer dan fotometer boehrinnger 1040

dan bahan sampel yang digunakan adalah kulit singkong. Bahan tambahan

yang digunakan adalah buah labu kuning (Cucurbita moschata Durch.) Bahan

kimia untuk analisis kadar protein adalah 90 ml aquades, 27 ml reagent

biuret.

Penelitian ini menggunakan Rancangan yang terdiri dari 1 faktor yaitu

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan dengan satu

faktor, yaitu tepung terigu 100 gram (K0), perbandingan kulit singkong 75

gram dan labu kuning 25 gram (K1), perbandingan kulit singkong 50 gram

dan labu kuning 50 gram (K2), perbandingan kulit singkong 25 gram dan labu

kuning 75 gram (K3),dengan 3 kali ulangan. Pelaksanaan penelitian sebagai

berikut : Kulit singkong bagian dalam yang terang di dipisahkan dengan

bagian luar. Kulit singkong dipotong kecil-kecil dengan ukuran sama ± 1 cm.

Kulit singkong yang bagian dalam dicuci air mengalir dan direndam selama

1-2 hari untuk menghilangkan kadar HCN. Kemudian dikeringkan dalam

sinar matahari sampai kering ditandai dengan sifatnya yang mudah

(6)

singkong digiling dengan alat penggiling. Hasil penggilingan diayak dengan

saringan 60 mesh. Bagian yang tertahan di ayakan digiling lagi. Buah labu

dibelah dan dipisahkan dari biji-bijinya. Belahan labu dibelah lagi, kemudian

diiris tipis-tipis menggunakan pisau tipis dengan ketebalan yang sama. Irisan

labu dikukus selama 1 menit. Irisan labu dijemur dibawah sinar matahari

sampai kering dengan ditandai dengan sifatnya yang mudah dipatahkan.

Dioven selama 10 menit dengan suhu 37oC. Labu kering kemudian disimpan

dalam plastik. Labu kering digiling dan diayak dengan saringan 60 mesh.

Membuat perlakuan I, perlakuan II, dan perlakuan III (tabel 1). Masukkan

gula dan telur dan ovalet pada baskom, kemudian mixer sampai

mengembang. Masukkan blue band cair pada adonan gula dan telur tadi,

setelah itu masukkan campuran tepung kulit singkong dengan tepung labu

sampai adonan tercampur rata. Adonan dimasukkan pada loyang yang sudah

diolesi blue band. Panaskan oven, kemudian masukkan loyang dan panggang

kurang lebih 20 menit. Cake dikeluarkan dari oven, dipotong-potong dan siap

untuk disajikan. Setelah itu melakukan uji organoleptik dan daya terima

masyarakat yang ditentukan oleh panelis sebanyak 20 orang. Panelis diminta

untuk mengamati, merasakan, mencium bau atau aroma, dan memberikan

penilaiannya terhadap hasil penelitian. Analisis uji protein: menimbang 1 gr

sampel cake dan mengencerkannya dengan 10 ml air. Mengambil 0,02 ml

sampel cake dengan menggunakan micropipet dan memasukkannya ke dalam

tabung reaksi. Menambahkan reagen biuret sebanyak 1 ml. Menginkubasi

campuran bahan tersebut selama 10 menit pada suhu kamar 37oC. Membaca

pada fotometer dengan panjang gelombang 1040. Analisis yang digunakan

adalah Deskripsi kualitatif. Deskripsi Kualitatif digunakan untuk menguji

(7)

C. Hasil Dan Pembahasan

1. Uji Protein

Tabel 1 Pengamatan Hasil Uji Kadar Protein cake

Perlakuan Ulangan [Kadar Protein

Keterangan : ** Kadar glukosa tertinggi, * kadar glukosa terendah

Hasil uji protein menunjukkan bahwa kadar protein tertinggi

dapat dilihat pada perlakuan tepung kulit singkong 25 gram dan tepung

labu 75 gram (K3) dengan kadar protein sebesar 4,49 gram dan kadar

protein terendah sebesar 2,56 gram pada perlakuan tepung kulit

singkong 50 gram dan tepung labu 50 gram (K2). Berdasarkan analisis

tepung kulit singkong dan tepung labu kuning ada pengaruh nyata

terhadap kadar protein cake. Adanya perbedaan kadar protein pada tiap

sampel juga bisa dikarenakan adanya kurang efektifnya dalam

pencampuran sampel dengan aquades sehingga dalam penghitungan

sampel tidak efektif, perbedaan waktu dalam pengendapan protein di

waterbath juga mempengaruhi kadar protein dalam cake dan

penambahan protein oleh telur dalam pembuatan cake juga

(8)

mendenaturasi protein yang dikandung supaya memudahkan enzim

pencernaan dalam mencerna protein tersebut (Ophart, C.E., 2003).

Adapun pengaruh lain yang dapat mempengaruhi tinggi atau

rendahnya kadar protein pada cake yang dibuat dapat dikarenakan oleh

proses pemanasan yang terlalu lama, proses pemanasan yang terlalu

lama juga dapat mengakibatkan denaturasi protein yang terkandung

didalam cake.

2. Uji Organoleptik dan Daya Terima Masyarakat

Tabel 2 Hasil Uji Organoleptik Cake

Perlakuan Penilaian

Secara garis besar setelah dilakukan uji organoleptik terhadap 20

panelis, sampel cake memiliki karakteristik warna coklat kemerahan,

aroma khas labu, rasa labu dan tekstur lembut yaitu terdapat pada (K3)

yaitu tepung kulit singkong 25 gram dan tepung labu kuning 75 gram..

Karakteristik ini yang menjadikan dari beberapa panelis suka terhadap

inovasi cake dengan bahan dasar tepung kulit singkong. Berdasarkan hasil

yang diperoleh ternyata pemanfaatan buah sukun dalam pembuatan cake

(9)

D. SIMPULAN

Berdasarkan analisis data dan pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut :.

1. Ada pengaruh secara nyata terhadap cake dengan uji organoleptik pada

perlakuan tepung kulit singkong 25 gram dan tepung labu kuning 75 gram

(K3) warna coklat kemerahan, rasa manis, aroma khas labu, tekstur lembut

dan daya terima masyarakat.

2. Ada pengaruh yang signifikan pada cake terhadap kadar protein tertinggi

dengan perlakuan tepung kulit singkong 25 gram dan tepung labu kuning

75 gram (K3) 4,49 gram.

E. UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih penulis sampaikan yang terhormat Ibu Drs. H.

Sofyan Hanif, M.Si atas kesediaannya membantu dan member masukan yang

sangat berharga selama penelitian ini berlangsung sampai selesai.

DAFTAR PUSTAKA

Hendrasty, H, K. 2007. Tepung Labu Kuning, Pembuatan dan

Pemanfaatannya. Yogyakarta: Kanisius.

Ophart, C.E., 2003. Virtual Chembook. Elmhurst Collenge.

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Alloh SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

Trauma tumpul merupakan trauma pada mata yang diakibatkan benda yang keras atau benda tidak keras dengan ujung tumpul, dimana benda tersebut dapat mengenai mata dengan kencang

Adapun tujuan dari penyebaran kuesioner ini adalah untuk menentukan kriteria yang akan digunakan dalam pengukuran kinerja pemasok (supplier) bahan baku.. Peneliti mengharapkan

Penelitianinibermaksuduntukmengetahui faktor – faktor yang mempengaruhiperilakumerokok remaja di SMANegeri 1 Padang Bolak Julu.Saya sangat mengharapkan siswa memberikanjawaban

Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa: (a) Pengelolaan emosi anggota Sabhara (Samapta Bhayangkara) pada saat menangani

Hasil ini menunjukkan penurunan yang sangat signifikan tingkat persepsi kedisiplinan dalam berlalu lintas antara sebelum ( pre test ) dan sesudah ( post test ) kampanye keselamatan

[r]

Dalam Poktan-Poktan (Kelompok Tani) anggota Gapoktan Bersaudara, diselenggarakan kegiatan-kegiatan pelatihan yang dapat meningkatkan kompetensi petani. Hal ini sesuai dengan