• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA PENINGKATAN HASIL LATIHAN HEADING MELALUI LATIHAN MOVEMENT COORDINATION PADA ATLET USIA 16-17 TAHUN SSB PATRIOT MEDAN TAHUN 2012.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA PENINGKATAN HASIL LATIHAN HEADING MELALUI LATIHAN MOVEMENT COORDINATION PADA ATLET USIA 16-17 TAHUN SSB PATRIOT MEDAN TAHUN 2012."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

PERSETUJUAN

Proposal yang diajukan oleh Jespin Fentha Sidabutar. NIM. 071266210044 Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Program Studi S-1 FIK

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji dalam seminar proposal

Medan, Mei 2012 Dosen Pembimbing Skripsi

(2)

PERSETUJUAN

Skripsi Yang Diajukan Oleh Jespin Fentha Sidabutar, Nim 071266210044 Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Telah Diperiksa dan Disetujui

Untuk Diujiankan Dalam Mempertahankan Skripsi

Medan, Agustus 2012 Dosen Pembimbing

(3)

ABSTRAK

JESPIN FENTHA SIDABUTAR, NIM : 071266210044. “Upaya Peningkatan Hasil Latihan Heading Melalui Latihan Movement Coordination Pada Atlet Usia 16-17 Tahun SSB Patriot Medan Tahun 2012”.

(Pembimbing Skripsi : NONO HARDINOTO)

Skripsi Medan : Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan, 2012.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil latihan heading melalui latihan movement coordination pada atlet usia 16-17 tahun SSB Patriot Medan tahun 2012. Subjek dalam penelitian ini adalah atlet usia 16-17 tahun SSB Patriot Medan berjumlah sebanyak 22 orang yang akan diberikan tindakan bentuk latihan berupa latihan heading melalui latihan movement coordination. Untuk memperoleh data dalam penelitian ini adalah lembar observasi teknik heading.

Berdasarkan hasil data observasi pre-test ternyata dari 22 atlet SSB Patriot Medan usia 16-17 tahun belum mencapai nilai ketuntasan klasikal atlet yang telah ditetapkan peneliti yaitu pada angka 70%, dengan perincian ternyata hanya 3 atlet (13,63,%) yang mencapai nilai target, dan 19 atlet (86,36%) yang belum mencapai nilai ketercapaian. Dengan nilai rata-rata klasikal atlet 61,08%.

Selanjutnya dilaksanakan tes observasi siklus I. Dari hasil observasi siklus I, ternyata telah mencapai nilai ketuntasan klasikal dengan perincian 19 atlet (86,36%) yang telah mencapai nilai target, dan 3 atlet (13,63%) yang belum mencapai nilai ketercapaian. Dengan nilai rata-rata klasikal atlet 86,17%.

Berdasarkan hasil penelitian setelah penerapan bentuk latihan movement coordination pada siklus I nilai ketuntasan klasikal rata-rata yang diperoleh atlet

adalah 86,17% dengan peningkatan hasil observasi heading siklus I dilihat dari hasil pre-test sebelumnya, yaitu sebesar 25,09% = hasil observasi siklus I (86,17%) – hasil observasi pre-test (61,08%).

Dalam hal ini dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan nilai rata-rata yang signifikan dari hasil latihan atlet antara pre-test ke siklus I. Berdasarkan hasil analisis data dapat dikatakan bahwa melalui penerapan bentuk latihan movement coordination dapat meningkatkan hasil latihan heading bola pada atlet usia 16-17

(4)

DAFTAR ISI

1. Hakikat Permainan Sepakbola ... 8

2. Hakikat Latihan ... 11

3. Hakikat Heading ... 14

4. Hakikat Latihan Movement Coordination ... 17

B. Kerangka Berpikir ... 18

C. Hipotesis Tindakan ... 19

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 20

(5)

ii

DAFTAR TABEL

Gambar 2.1 Lapangan Sepakbola ... 10

Gambar 2.2 Bola ... 10

Gambar 2.3 Penambahan Beban Latihan Secara Bertahap ... 13

Gambar 2.4 Menyundul Bola Sambil Berdiri ... 16

Gambar 2.5 Menyundul Bola Sambil Melompat ... 17

Gambar 2.6 Bentuk Latihan Movement Coordination (F) ... 18

Gambar 3.1 Satu Siklus PTK Sebagai Prosedur Mikro ... 22

(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Lapangan Sepakbola ... 10

Gambar 2.2 Bola ... 10

Gambar 2.3 Penambahan Beban Latihan Secara Bertahap ... 13

Gambar 2.4 Menyundul Bola Sambil Berdiri ... 16

Gambar 2.5 Menyundul Bola Sambil Melompat ... 17

Gambar 2.6 Bentuk Latihan Movement Coordination (F) ... 18

Gambar 3.1 Satu Siklus PTK Sebagai Prosedur Mikro ... 22

(7)

iv

DAFTAR LAMPIRAN

Gambar 2.1 Lapangan Sepakbola ... 10

Gambar 2.2 Bola ... 10

Gambar 2.3 Penambahan Beban Latihan Secara Bertahap ... 13

Gambar 2.4 Menyundul Bola Sambil Berdiri ... 16

Gambar 2.5 Menyundul Bola Sambil Melompat ... 17

Gambar 2.6 Bentuk Latihan Movement Coordination (F) ... 18

Gambar 3.1 Satu Siklus PTK Sebagai Prosedur Mikro ... 22

(8)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Olahraga sekarang ini telah menjadi kebutuhan setiap individu, karena melakukan kegiatan olahraga yang baik dan benar serta berkesinambungan dapat meningkatkan derajat kebugaran jasmani. Hal ini dapat kita lihat dari antusias masyarakat disetiap kegiatan-kegiatan olahraga.

Melalui olahraga diharapkan mampu menciptakan manusia Indonesia yang produktif, jujur, sportif, memiliki semangat dan daya juang serta daya saing yang tinggi. Olahraga muncul karena adanya dorongan dari diri manusia untuk melakukan aktifitas fisik, ketangkasan, mengembangkan keterampilan dan kemampuan fungsional tubuh, salah satunya adalah cabang olahraga bola voli.

(9)

2

kebanyakan pelatih di klub olahraga kurang kreatif dalam memberikan model latihannya. Kebanyakan pelatih hanya menekankan hasil akhir tanpa memperhatikan proses pembelajarannya. Hal ini akan berdampak buruk bagi atlet karena kurangnya pengetahuan yang diberikan oleh pelatih dan secara tidak langsung akan mempengaruhi kinerja pelatih tersebut serta tujuan olahraga tidak akan tercapai, hal itu akan merusak citra pelatih dimata atlet.

Gaya melatih yang dilakukan oleh pelatih dalam praktek olahraga cenderung tradisional, atau hanya menggunakan satu gaya melatih saja, sehingga membuat situasi latihan monoton dan membuat atlet jenuh untuk mengikuti latihan tersebut.

(10)

3

dituntut harus lebih kreatif, inovatif dalam menciptakan bentuk latihan yang akan diberikan kepada atlet sehingga tercipta latihan yang aktif bagi atlet, atau menyenangkan tanpa meninggalkan tujuan latihan tersebut.

Sepakbola merupakan cabang olahraga yang sangat populer hampir diseluruh belahan dunia, demikian juga di Indonesia, sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang paling digemari masyarakat, terbukti dengan adanya klub-klub sepakbola yang memiliki pemain-pemain berkualitas. Tentunya harus dilakukan pembinaan secara terus-menerus. Pembinaan sejak dini harus dilakukan guna menciptakan bibit-bibit pemain profesional yang nantinya dapat diharapkan dimasa mendatang. Banyak klub-klub sepakbola dan sekolah sepakbola (SSB) sekarang ini terasa manfaatnya, ditempat latihan para pemain diberikan teknik-teknik dasar sepakbola yang baik dan benar.

Untuk menguasai teknik sepakbola dengan baik dan benar, para pemain sebaiknya berlatih secara rutin dengan penuh kedisiplinan, oleh karena itu penguasaan teknik dasar diharapkan mendapat perhatian serius dari pembinaan dan pelatih sepakbola sejak dini. Pembinaan sepakbola usia dini merupakan tenggung jawab kita bersama, terutama para pengurus dan pembina sepakbola serta para pelatih sepakbola diseluruh Indonesia. Berkaitan pembinaan sepakbola usia dini, maka SSB Patriot merupakan salah satu klub sepakbola yang memiliki andil didalamnya.

(11)

4

proses latihan kurang menarik bagi atlet sehingga tercipta kegiatan latihan yang membosankan buat atlet.

Berdasarkan hasil diskusi dengan pelatih Bapak Syahril WP selaku pelatih di lapangan sepakbola Sekolah Sepakbola (SSB) Patriot Medan pada tanggal 18 Februari 2012, SSB Patriot Medan berdiri pada tanggal 4 Juni 2006. Lahirnya SSB Patriot Medan berawal dari bentuk kepedulian para mantan pemain Persatuan Sepakbola Medan Sekitarnya (PSMS) di tahun 70-an dan pemerhati sepakbola khususnya daerah Medan Kota, diantaranya Parlin, Agam, Sakirman, Badiaraja, Zulkifli, Syahril WP, dan Hendra DS. Adapun asal kata dari SSB Patriot Medan adalah ”patriot” yang artinya ”satria”.

Dari sekian banyak sekolah sepakbola di Sumatera Utara, salah satunya adalah SSB Patriot Medan dengan prestasi yang bagus dalam pembinaan atlet sepakbola. SSB Patriot Medan merupakan sekolah sepakbola yang cukup terkenal di Sumatera Utara, bahkan tidak sedikit atlet sepakbola binaan SSB Patriot Medan merupakan pemain yang berkualitas sehingga direkrut untuk bergabung ke Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) Sumut, diantaranya adalah Madia Siregar (PSSI U-16 di Kazakstan tahun 2008), Fadlan Nasution (Yamaha Sumut U-13), M. Abiagi Panggabean (Yamaha Sumut U-13), Romy Alamsyah (Yamaha Sumut U-13), Fadlan Nasution dan M. Abiagi Panggabean (Tim Nasional U-13).

(12)

5

rekan satu tim, sehingga pemain tidak memiliki keberanian untuk lebih banyak melakukan heading. Hal ini dikarenakan oleh terbatasnya sumber-sumber yang digunakan pelatih untuk mendukung metode latihan serta variasi bentuk-bentuk latihan tentang heading yang diterapkan pada saat latihan.

Berdasarkan wawancara dengan pelatih dan dari pengamatan peneliti, rata-rata kemampuan heading setiap pemain belum sempurna. Dari pernyataan pelatih di atas, peneliti mencari tahu penyebabnya sehingga peneliti berinisiatif untuk berdiskusi tentang program latihan yang diterapkan oleh pelatih. Dari program tersebut dapat terlihat bahwa pelatih hanya menerapkan bentuk latihan heading tanpa ada unsur kordinasi gerak antar atlet didalam program latihannya dan juga tidak adanya dilakukan refleksi pada gerakan yang telah dilakukan atlet serta metode latihan yang diberikan pelatih cenderung monoton tanpa ada bentuk bentuk atau model latihan yang baru. Dari fakta di atas, ternyata yang diduga peneliti sesuai dengan kenyataan, yaitu para pemain belum menguasai sepenuhnya teknik melakukan heading yang baik dan benar. Dengan demikian pokok permasalahan adalah kemampuan teknik heading masih butuh peningkatan.

Banyak cara atau metode untuk meningkatkan kemampuan teknik heading diantaranya adalah latihan movement coordination. Untuk itulah peneliti mencoba untuk memberikan bentuk latihan movement coordination yang akan difokuskan dalam penelitian ini dengan harapan untuk meningkatkan hasil latihan heading pada atlet Sekolah Sepakbola (SSB) Patriot Medan Usia 16-17 Tahun.

(13)

6

Dalam satu kelompok terdiri dari 2 orang pemain atau lebih dengan menyatukan antara koordinasi gerakan pada saat heading dengan pergerakan tubuh.

Kemudian untuk lebih mempertegas dengan hal tersebut, peneliti melakukan tes pendahuluan berupa tes kemampuan heading terhadap atlet Sekolah Sepakbola (SSB) Patriot Medan Usia 16-17 Tahun. Untuk keterangannya lebih jelas dapat dilihat pada lampiran.

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil tes pendahuluan atlet, dapat diketahui bahwa nilai rata-rata yang diperoleh atlet Sekolah Sepakbola (SSB) Patriot Medan Usia 16-17 Tahun masih dalam kategori kurang dan kurang sekali. Besar jumlah nilai rata-rata atlet yang mendapat nilai kategori kurang (K) pada angka 37-45 dan kurang sekali (KS) dibawah angka 36 menjadi bukti nyata bahwa hasil latihan atlet di Sekolah Sepakbola (SSB) Patriot Medan Usia 16-17 Tahun belum mencapai batas kategori atlet yang dipatok oleh peneliti pada kategori Sedang (S) yaitu pada angka 46-52 dan dapat disimpulkan bahwa kemampuan heading atlet Sekolah Sepakbola (SSB) Patriot Medan masih perlu ditingkatkan

lagi agar kemampuan heading menjadi lebih baik sehingga untuk menciptakan peluang melalui heading bisa dimaksimalkan terutama dalam mencetak gol.

Dalam melatih meningkatkan kemampuan heading, maka penggunaan bentuk atau metode unsur yang penting, maka untuk meningkatkan efektifitas latihan menjadi masalah yang harus ditemukan pemecahannya. Dalam rangka mencari jawaban untuk meningkatkan kemampuan heading, peneliti mencoba

mengadakan penelitian tentang: ”Upaya Peningkatan Hasil Latihan Heading

(14)

7

B. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari masalah yang lebih luas dan interpretasi yang berbeda diperlukan pembatasan masalah. Maka pembatasan masalah dalam penelitian tindakan ini adalah : “upaya peningkatan hasil latihan heading melalui latihan movement coordination pada atlet usia 16-17 Tahun SSB Patriot Medan Tahun

2012.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: Bagaimanakah penerapan latihan movement coordination dapat meningkatkan hasil heading pada atlet usia 16-17 tahun SSB Patriot Medan Tahun 2012?

D. Tujuan Penelitian

Mengingat betapa pentingnya tujuan dalam suatu kegiatan, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah : untuk meningkatkan kemampuan heading melalui latihan movement coordination pada atlet usia 16-17 tahun SSB Patriot Medan Tahun 2012.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah :

1. Melalui penelitian ini pelatih dapat bahan masukan olahraga khususnya untuk atlet usia 16-17 Tahun SSB Patriot Medan Tahun 2012.

(15)

8

(16)

40

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan dan temuan penelitian maka diperoleh beberapa kesimpulan, yaitu :

1. Berdasarkan hasil latihan atlet pada siklus I setelah tes hasil heading I dapat dilihat bahwa kemampuan hasil heading secara klasikal sudah meningkat. Dari 22 atlet terdapat 19 atlet (86,36%) yang telah mencapai ketuntasan belajar sedangankan 3 atlet (3,63%) belum mencapai ketuntaasan belajar. Dengan nilai-rata hasil belajar atlet adalah 86,17%.

2. Berdasarkan hal itu maka dapat ditarik kesimpulan bahwa “Latihan Heading

Melalui Latihan Movement Coordination Dapat Meningkatkan Hasil Heading Pada Atlet Usia 16-17 Tahun SSB Patriot Medan Tahun 2012.

B. Saran

Sebagai saran yang dapat diberikan peneliti adalah sebagai berikut :

1. Disarankan pada Pelatih SSB Patriot Medan untuk mempertimbangkan penggunaan metode latihan Movement Coordination pada materi latihan heading karena hal ini dapat meningkatkan kemampuan heading atlet .

(17)

41

coordination, karena bentuk latihan ini dapat meningkatkan kemampuan

heading atlet .

3. Kepada para teman-teman mahasiswa FIK UNIMED agar dapat mencoba melakukan Penelitian Tindakan Olahraga (PTO) melalui latihan Movement Coordination.

(18)

DAFTAR PUSTAKA

A. Sarumpaet, (1992), Permainan Besar. Departemen Pendidikan Kebudayaan Agus Kristiyanto (2010), Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Dalam Pendidikan

Jasmani & Kepelatihan Olahraga. Cetakan 1. Surakarta. UNS Press.

Bompa, Tudor O. (1983). Power Training For Speed. Canada, York Univercity Toronto Ontario, Second Prainting

Harsono. (1988). Choaching dan Aspek-aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan.

Koger, Robert. 2007. Latihan Dasar Andal Sepak Bola Remaja. Klaten: PT. Saka Mitra Kompetensi

Laws Of The Game (2012). Peraturan Permainan Sepakbola. Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Medan

Mielke, Danny. (2007), Dasar-Dasar Sepakbola. Bandung, Pakar Raya. Nusri, Ardi. 2009. Sepak Bola. Medan: FIK Unimed

Rius, J. Segura. 2001. Teaching The Skill of Soccer, 900 + Exercises and Games. Published by Reedswain Publishing

Sajoto, M. (1988). Pembinaan Kondisi Fisik dalam Olahraga. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Said, Hasnan. (1977). Tes Keterampilan Bermain Sepakbola. Jakarta: DepDikBud

Sucipto, dkk. (1999/2000). Sepakbola, Jakarta: Direktoral Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Gambar

Gambar 2.1 Lapangan Sepakbola .............................................................
Gambar 2.1 Lapangan Sepakbola .............................................................
Gambar 2.1 Lapangan Sepakbola .............................................................

Referensi

Dokumen terkait

Dengan memanjatkan Puji Syukur atas kehadirat Allah swt, yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pemberian sinbiotik dengan dosis berbeda pada pakan udang vaname untuk pencegahan infeksi IMNV ( Infectious Myonecrosis

Simpulan Penelitian : Terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara kualitas tidur dengan kejadian dan derajat dismenore primer pada mahasiswi Fakultas

Sedangkan variabel prestasi kewirausahaan siswa memberikan sumbangan relatif sebesar 44,3% dan sumbangan efektif 7,8%, maka dapat disimpulkan bahwa prestasi praktik

The problems are: (1) What lexical categories are there in derivational process, and (2) What are the phonological conditions in the derivation process of English nouns.

Secara keseluruhan hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara partisipasi dalam penyusunan anggaran dengan motivasi, komitmen organisasi, dan desentralisasi

Perhitungan sistem alat penukar panas didasarkan pada aliran metanol, semakin meningkatnya laju alir metanol yang digunakan maka produk yang direaksikan dan keluar dari

Kacang hijau yang ditanam pada serasah jerami yang telah didekomposisi dengan isolat bakteri C11-1+H+K bukan merupakan tanaman dengan batang tertinggi, walaupun memiliki