vii ABSTRAK
DESKRIPSI AKTUALISASI DIRI SISWA KELAS XII SMK YANG TINGGAL DI PANTI ASUHAN BINA PUTERA BANTUL TAHUN 2015
DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN PRIBADI-SOSIAL
Christina Dwi Ariningtyas Universitas Sanata Dharma
2015
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang aktualisasi diri siswa kelas XII SMK yang tinggal di panti asuhan Bina Putera Bantul tahun 2015 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan klasikal.
Subjek penelitian adalah siswa kelas XII SMK yang tinggal di panti asuhan Bina Putera Bantul tahun 2015 yang berjumlah 32 orang. Instrumen penelitian berupa kuesioner aktualisasi diri yang terbagi dalam 15 aspek berdasarkan teori Maslow (Schultz, 2010) yaitu mengamati realitas secara efisien; penerimaan umum atas kodrat, orang-orang lain dan diri sendiri; spontanitas, kesederhanaan dan kewajaran; fokus pada masalah-masalah di luar diri mereka; kebutuhan akan privasi dan independensi; berfungsi secara otonom; apresiasi yang senantiasa segar; pengalaman-pengalaman mistik atau “puncak”; minat sosial; hubungan antar pribadi; struktur watak demokratis; perbedaan antara sarana dan tujuan, antara baik dan buruk; perasaan humor yang tidak menimbulkan permusuhan; kreativitas; dan resistensi terhadap inkulturasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah kategorisasi tingkat aktualisasi diri siswa kelas XII SMK yang tinggal di panti asuhan Bina Putera Bantul tahun 2015 berdasarkan kriteria Azwar. Terdapat lima tingkat aktualisasi diri siswa kelas XII SMK yang tinggal di panti asuhan Bina Putera Bantul tahun 2015 yaitu: sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik dan sangat kurang baik.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa: ada 8 (25%) siswa yang memiliki aktualisasi diri sangat baik, 14 (43,75%) siswa yang memiliki aktualisasi diri baik, 10 (31,25%) siswa yang memiliki aktualisasi diri cukup baik, dan tidak ada (0%) siswa yang memiliki aktualisasi diri yang kurang baik dan sangat kurang baik.
viii ABSTRACT
DESCRIPTION OF SELF ACTUALIZATION AMONG THE TWELFTH GRADE VOCATIONAL SCHOOL STUDENTS LIVING IN BINA PUTERA ORPHANAGE IN BANTUL AND ITS
IMPLICATION ON PROPOSED TOPICS FOR SELF-SOCIAL COUNSELING IN THE 2015 ACADEMIC YEAR
Christina Dwi Ariningtyas Sanata Dharma University
2015
This study aims to get some pictures of Self Actualization among the twelfth grade vocational school students living in Bina Putera orphanage in Bantul and its implication on proposed topics for self-social counseling in the 2015 academic year.
The subjects of the study were 32 students of the twelfth grade vocational high school living in Bina Putera orphanage. The instruments of the research on self actualization were questionnaires consisting of 15 aspects according to Maslow (Schultz, 2010). They are efficient perception of reality; acceptance of self, others and nature; spontaneity, simplicity and naturalness; focused on problems outside of himself; the need for privacy and independence; autonomous; continued freshness or appreciation; mystic experience and peak experience; a feeling of togetherness; interpersonal relations; demographic character structures; discriminating between means and ends, between good and evil; philosophical and unhostile sense of humor; creativeness; resistance to inculturation. The data analysis technique used in this research was the categorization level of self actualization to measure the level of self actualization among the twelfth grade vocational high school students living in Bina Putera orphanage Bantul in 2015 academic year according to Azwar. There were five self actualization levels among the students, they are very good, good, average, not good and bad.
The study shows that: there were 8 (25%) students who had very good self actualization, 14 (43.75%) students had good self actualization, 10 (31.25%) students had average self actualization, and none of the students (0%) were not too good and had bad self actualization.
TINGGAL DI PANTI ASUHAN BINA PUTERA BANTUL TAHUN 2015 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK
BIMBINGAN PRIBADI-SOSIAL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
Disusun Oleh: Christina Dwi Ariningtyas
101114073
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
i
TINGGAL DI PANTI ASUHAN BINA PUTERA BANTUL TAHUN 2015 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK
BIMBINGAN PRIBADI-SOSIAL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
Disusun Oleh: Christina Dwi Ariningtyas
101114073
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Positive thinking and the courage to try will make you able to
achieve the goals faster than others”
-Anonim-
“Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang
memberi kekuatan kepadaku”
–
Filipi 4:13-
“
All our dreams can come true, if we have the courage to
pursue them.
”
-Walt Disney-
Karya ini Kupersembahkan untuk:
Kedua orang tuaku, Ignatius Suharna dan Subastiana
untuk kasih sayang tulus yang telah kalian
curahkan.
Sedikit persembahanku ini menjadi salah satu tanda
baktiku pada kalian
Kakak dan adikku, Oktavianus, Agnes dan Aloysius
Sahabat-sahabatku
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 19 Mei 2015
vi
LEMBAR PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Christina Dwi Ariningtyas
NIM : 101114073
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
Deskripsi Aktualisasi Diri Siswa Kelas XII yang Tinggal di SMK Panti Asuhan Bina Putera Bantul Tahun 2015 dan Implikasinya Terhadap Usulan Topik-Topik Bimbingan Pribadi-Sosial
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 19 Mei 2015
vii ABSTRAK
DESKRIPSI AKTUALISASI DIRI SISWA KELAS XII SMK YANG TINGGAL DI PANTI ASUHAN BINA PUTERA BANTUL TAHUN 2015
DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN PRIBADI-SOSIAL
Christina Dwi Ariningtyas Universitas Sanata Dharma
2015
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang aktualisasi diri siswa kelas XII SMK yang tinggal di panti asuhan Bina Putera Bantul tahun 2015 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan klasikal.
Subjek penelitian adalah siswa kelas XII SMK yang tinggal di panti asuhan Bina Putera Bantul tahun 2015 yang berjumlah 32 orang. Instrumen penelitian berupa kuesioner aktualisasi diri yang terbagi dalam 15 aspek berdasarkan teori Maslow (Schultz, 2010) yaitu mengamati realitas secara efisien; penerimaan umum atas kodrat, orang-orang lain dan diri sendiri; spontanitas, kesederhanaan dan kewajaran; fokus pada masalah-masalah di luar diri mereka; kebutuhan akan privasi dan independensi; berfungsi secara otonom; apresiasi yang senantiasa segar; pengalaman-pengalaman mistik atau “puncak”; minat sosial; hubungan antar pribadi; struktur watak demokratis; perbedaan antara sarana dan tujuan, antara baik dan buruk; perasaan humor yang tidak menimbulkan permusuhan; kreativitas; dan resistensi terhadap inkulturasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah kategorisasi tingkat aktualisasi diri siswa kelas XII SMK yang tinggal di panti asuhan Bina Putera Bantul tahun 2015 berdasarkan kriteria Azwar. Terdapat lima tingkat aktualisasi diri siswa kelas XII SMK yang tinggal di panti asuhan Bina Putera Bantul tahun 2015 yaitu: sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik dan sangat kurang baik.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa: ada 8 (25%) siswa yang memiliki aktualisasi diri sangat baik, 14 (43,75%) siswa yang memiliki aktualisasi diri baik, 10 (31,25%) siswa yang memiliki aktualisasi diri cukup baik, dan tidak ada (0%) siswa yang memiliki aktualisasi diri yang kurang baik dan sangat kurang baik.
viii ABSTRACT
DESCRIPTION OF SELF ACTUALIZATION AMONG THE TWELFTH GRADE VOCATIONAL SCHOOL STUDENTS LIVING IN BINA PUTERA ORPHANAGE IN BANTUL AND ITS
IMPLICATION ON PROPOSED TOPICS FOR SELF-SOCIAL COUNSELING IN THE 2015 ACADEMIC YEAR
Christina Dwi Ariningtyas Sanata Dharma University
2015
This study aims to get some pictures of Self Actualization among the twelfth grade vocational school students living in Bina Putera orphanage in Bantul and its implication on proposed topics for self-social counseling in the 2015 academic year.
The subjects of the study were 32 students of the twelfth grade vocational high school living in Bina Putera orphanage. The instruments of the research on self actualization were questionnaires consisting of 15 aspects according to Maslow (Schultz, 2010). They are efficient perception of reality; acceptance of self, others and nature; spontaneity, simplicity and naturalness; focused on problems outside of himself; the need for privacy and independence; autonomous; continued freshness or appreciation; mystic experience and peak experience; a feeling of togetherness; interpersonal relations; demographic character structures; discriminating between means and ends, between good and evil; philosophical and unhostile sense of humor; creativeness; resistance to inculturation. The data analysis technique used in this research was the categorization level of self actualization to measure the level of self actualization among the twelfth grade vocational high school students living in Bina Putera orphanage Bantul in 2015 academic year according to Azwar. There were five self actualization levels among the students, they are very good, good, average, not good and bad.
The study shows that: there were 8 (25%) students who had very good self actualization, 14 (43.75%) students had good self actualization, 10 (31.25%) students had average self actualization, and none of the students (0%) were not too good and had bad self actualization.
ix KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas pertolongan, hikmat, dan penyertaanNya dalam penyelesaian skripsi ini. Skripsi ini ditulis dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan dari program studi Bimbingan dan Konseling, Jurusan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Penulis menyadari bahwa terselesaikannya penulisan skripsi ini tidak lepas dari bimbingan dan dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih yang tulus kepada:
1. Dr. Gendon Barus, M.Si., sebagai Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma.
2. Drs. R. H. Dj. Sinurat, M. A., selaku dosen pembimbing yang dengan sabar dan tulus telah memberikan waktu, motivasi, masukan dan banyak pembelajaran berharga kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
3. Bapak dan Ibu Dosen di Program Studi Bimbingan dan Konseling
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah membekali penulis dengan berbagai ilmu pengetahuan yang berguna bagi penulis.
4. Bapak Simon selaku kepala panti asuhan Bina Putera Bantul yang telah
x
5. Adik-adik di panti asuhan Bina Putera Bantul, khususnya siswa kelas XII SMK yang telah meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner dan menjadi subjek dalam penelitian ini.
6. Orang tuaku tercinta bapak Ignatius Suharna dan Ibu Subastiana atas doa,
dukungan, perhatian, kasih sayang, dan biaya yang diberikan selama menempuh studi di Universitas Sanata Dharma.
7. Kakak dan kedua adikku tersayang, Oktavianus Saputra Eko Wibowo,
Agnes Trinitas Prasetyowati dan Aloysius Rabata Teguh Wicaksono yang selalu memberi semangat dan dukungan.
8. Sahabatku Wilibrorda Noe Ndemu, Steffani Tia Anjar Pratiwi, Marietha Lumban Gaol yang selalu membantu dan memberi semangat dalam proses penulisan skripsi ini, terimakasih selalu setia menemani.
9. Sahabat-sahabat SMA-ku (Sada, Ninda, Mas Imam, Aryani, Hana, Rizki) atas doa dan dukungannya.
10. Bapak St. Priyatmoko atas segala bantuan administrasinya selama perkuliahan hingga penyelesaian skripsi ini.
11. Teman-teman BK angkatan 2010, khususnya kelas B yang telah memberikan motivasi, doa, masukan dalam proses penyelesaian skripsi ini.
Semoga skripsi ini berguna khususnya bagi yang berminat dalam Bimbingan dan Konseling.
xi DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ………..
HALAMAN PERSETUJUAN ………...
HALAMAN PENGESAHAN ……….………
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ………
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……….
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ……….
ABSTRAK ………...
xii
G. Definisi Operasional ………...
BAB II KAJIAN PUSTAKA ………
A. Aktualisasi Diri ………... 1. Pengertian Aktualisasi Diri ...……….... 2. Sifat-Sifat dari Orang yang Mengaktualisasi Diri ... B. Remaja ………... 1. Pengertian Remaja ……….. 2. Ciri-Ciri masa Remaja ………. C. Panti Asuhan …………....………... D. Hasil Penelitian Lain ...………... E. Bimbingan Pribadi-Sosial ……….
1. Pengertian Bimbingan ………. 2. Pengertian Bimbingan Pribadi-Sosial ……….
BAB III METODE PENELITIAN ………..
xiii
BAB IV HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN DAN USULAN A. Tingkat Aktualisasi Diri Siswa Kelas XII SMK Panti
Asuhan Bina Putra Bantul Tahun 2015………...
B. Pembahasan ………... C. Usulan Topik-Topik Bimbingan Pribadi-Sosial yang Sesuai
untuk Meningkatkan Aktualisasi Diri Siswa Kelas XII SMK di Panti Asuhan Bina Putra Bantul yang Aktualisasi
Dirinya Masih Kurang Baik ……….……....
BAB V PENUTUP ……….
A. Simpulan ………... B. Saran ……...………...
DAFTAR PUSTAKA ………...
LAMPIRAN ………...
33
33 35
37
45 45 45
47
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1 : Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi Item Instrumen
Penelitian……….. 26
Tabel 2 : Kriteria Guilford ……….. 28 Tabel 3 : Kisi-Kisi Kuesioner Aktualisasi Diri Siswa Kelas XII
SMK Setelah Uji Coba………. 29
Tabel 4 : Norma Kategorisasi ………. 32 Tabel 5 : Tingkat Aktualisasi Diri Siswa Kelas XII SMK yang
Tinggal di Panti Asuhan Bina Putera Bantul Tahun 2015 34 Tabel 6 : Penggolongan Item Aktualisasi Diri Siswa Kelas XII
SMK Panti Asuhan Bina Putera Bantul Tahun 2015
Berdasarkan Tinggi Rendahnya Skor ……….. 38
Tabel 7 : Item-Item Kuesioner Aktualisasi Diri Siswa Kelas XII SMK di Panti Asuhan Bina Putera Bantul Tahun 2015 yang Menunjukkan Kurang Baiknya Aktualisasi Diri
Siswa ……… 40
Tabel 8 : Usulan Topik-Topik Bimbingan untuk Meningkatkan Aktualisasi Diri Siswa Kelas XII SMK Panti Asuhan Bina Putera Bantul yang Aktualisasi Dirinya Masih
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1 : Hasil Perhitungan Taraf Validitas dan Reliabilitas
Kuesioner Uji Coba ……… 49
1 BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini diuraikan latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan definisi operasional.
A.Latar Belakang Masalah
Masa remaja merupakan periode transisi dari masa anak menuju masa dewasa yang ditandai dengan proses pertumbuhan yang berkembang sangat cepat. Masa ini merupakan masa rawan dalam jenjang kehidupan manusia. Stanley Hall (Rifai, 1984) berpendapat bahwa dalam periode ini remaja
mengalami “stress and strain” (kegoncangan dan kebimbangan). Pengalaman
tersebut mengakibatkan mereka cenderung menolak kebiasaan di rumah, sekolah, mengasingkan diri dari kegiatan sosial, serta membentuk kelompok
“gang”. Pada masa ini remaja juga mengalami masa gejolak pencarian
identitas, labil dan mudah terpengaruh oleh hal-hal di sekitarnya.
hidupnya untuk menjadi lebih baik (Goble, 1987). Kehidupan orang-orang yang mengaktualisasikan diri terus berkembang. Mereka termotivasi untuk menjadi manusia yang utuh sesuai dengan potensinya. Orang-orang yang mengaktualisasikan diri telah cukup memuaskan kebutuhan-kebutuhan fisiologis, rasa aman, cinta dan memiliki, serta penghargaan yang memadai. Orang-orang seperti ini telah memahami dirinya dan mencapai tujuan hidupnya yang sebenarnya.
Faktor lingkungan sangat mempengaruhi remaja dalam memenuhi kebutuhan dan mengaktualisasikan potensinya. Proses perkembangan pengaktualisasian hanya mungkin apabila individu-individu hidup di lingkungan yang baik dan memungkinkannya memuaskan segenap kebutuhannya dengan baik (Koeswara, 1989).
Terbatasnya pengasuh pun menjadi kendala dalam mendampingi remaja memenuhi kebutuhan dan mengaktualisasikan dirinya. Remaja yang tinggal di panti asuhan dapat berkembang dengan maksimal jika dibimbing dengan baik. Namun pada kenyataannya tidak seperti yang diharapkan; banyak kebutuhan penghuni panti yang tidak terpenuhi dengan baik akibat terbatasnya tenaga pengasuh. Dikhawatirkan para remaja panti akan kekurangan perhatian, kasih sayang, merasa rendah diri, pasif, sehingga mereka mengalami kesulitan dalam mengaktualisasikan dirinya.
maka diusulkan topik-topik bimbingan pribadi-sosial yang sesuai untuk membantu remaja panti dalam mengaktualisasikan dirinya.
B.Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, tampak beberapa masalah yang muncul pada siswa kelas XII SMK yang tinggal di panti asuhan, seperti: 1. Bagaimana hubungan antar pribadi di kalangan siswa kelas XII SMK yang
tinggal di panti asuhan Bina Putera Bantul?
2. Apa penyebab mereka tinggal di panti asuhan Bina Putera Bantul?
3. Bagaimana status sosial siswa kelas XII SMK yang tinggal di panti asuhan Bina Putera Bantul?
4. Apa masalah-masalah yang dialami siswa kelas XII SMK yang tinggal di panti asuhan Bina Putera Bantul?
5. Bagaimana aktualisasi diri siswa kelas XII SMK yang tinggal di panti
asuhan Bina Putera Bantul?
6. Hal-hal apa yang perlu dilakukan untuk membantu siswa semakin
mengaktualisasikan dirinya?
C.Pembatasan Masalah
relevan untuk meningkatkan aktualisasi diri berdasarkan item-item yang menunjukkan rendahnya aktualisasi diri anak panti.
D.Rumusan Masalah
Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran mengenai aktualisasi diri siswa kelas XII SMK yang tinggal di panti asuhan Bina Putera Bantul tahun 2015, dan membuat usulan topik-topik bimbingan klasikal yang sesuai untuk membantu siswa kelas XII SMK yang tinggal di panti dalam mengaktualisasikan dirinya khususnya untuk mereka yang aktualisasi dirinya ternyata masih rendah. Pertanyaan yang dicoba dijawab dalam penelitian ini adalah:
1. Seberapa baik para siswa kelas XII SMK yang tinggal di panti asuhan Bina Putera Bantul tahun 2015 dalam mengaktualisasikan dirinya?
2. Topik-topik bimbingan pribadi-sosial mana yang sesuai untuk membantu
siswa kelas XII SMK yang tinggal di panti asuhan Bina Putera Bantul mengaktualisasikan dirinya?
E.Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk:
1. Mengetahui seberapa baik siswa kelas XII SMK yang tinggal di panti asuhan Bina Putera Bantul tahun 2015 dalam mengaktualisasikan dirinya. 2. Membuat usulan tentang topik-topik bimbingan pribadi-sosial yang sesuai
Putera Bantul mengaktualisasikan dirinya khususnya untuk siswa kelas XII SMK di panti yang aktualisasi dirinya masih rendah.
F.Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat menambah informasi dan mengembangkan pengetahuan dalam bidang bimbingan dan konseling, khususnya yang berkaitan dengan aktualisasi diri.
2. Manfaat Praktis a. Bagi Panti Asuhan
Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber informasi mengenai aktualisasi diri siswa kelas XII SMK yang tinggal di panti asuhan Bina Putra Bantul.
b. Bagi peneliti
Peneliti memperoleh pengalaman dalam melakukan penelitian mengenai aktualisasi diri siswa kelas XII SMK yang tinggal di panti asuhan dan membuat usulan materi bimbingan pribadi-sosial.
c. Bagi peneliti lain
G.Definisi Operasional 1. Aktualisasi diri
Aktualisasi diri adalah kebutuhan manusia untuk menjadi pribadi yang mengamati realitas secara efisien, menerima kodrat, bersikap spontan, sederhana dan wajar, berfokus pada masalah-masalah di luar diri, memiliki privasi dan independensi, berfungsi secara otonom, memiliki apresiasi yang senantiasa segar, mengalami pengalaman mistik, mempunyai minat sosial, mampu membina hubungan antar pribadi, memiliki watak demokratis, mampu membedakan sarana dan tujuan, mampu membedakan yang baik dan yang buruk, memiliki perasaan humor yang tidak menimbulkan permusuhan, memiliki kreativitas, serta mampu melawan pengaruh-pengaruh sosial sehingga bisa menjadi pribadi yang sesuai dengan potensi yang dimilikinya, seperti yang dimaksudkan dalam butir-butir kuesioner yang digunakan.
2. Siswa kelas XII SMK sebagai remaja
Siswa kelas XII SMK yang tinggal di panti asuhan Bina Putera Bantul adalah mereka yang berusia sekitar 17-18 tahun yang sedang duduk di bangku Sekolah Menegah Kejuruan dan termasuk dalam masa remaja madya.
3. Topik-topik bimbingan pribadi-sosial
9 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Dalam bab ini diuraikan pengertian aktualisasi diri, remaja, panti asuhan, hasil penelitian lain, dan bimbingan pribadi-sosial.
A.Aktualisasi Diri
1. Pengertian Aktualisasi diri
Menurut Maslow (Koeswara, 1989), aktualisasi diri adalah kebutuhan manusia untuk dapat menjadi pribadi yang sesuai dengan kemampuan atau potensi yang dimilikinya. Kebutuhan akan aktualisasi diri itu akan tercapai jika orang menggunakan seluruh potensi yang dimilikinya dengan maksimal. Setiap orang memiliki kesempatan untuk memenuhi kebutuhan akan aktualisasi diri. Tetapi pemenuhan kebutuhan tersebut tergantung pada berbagai faktor seperti kekuatan individual dan sosialnya.
sehingga aktualisasi dari potensi pribadi yang sepenuhnya bisa terjadi (Reber & Reber, 2010).
Manusia didorong oleh kebutuhan-kebutuhan universal yang dibawa sejak lahir yang disusun dalam suatu tingkatan, dari yang paling tinggi sampai yang paling rendah. Aktualisasi diri berada pada tingkat tertinggi dalam hirarki kebutuhan manusia. Untuk mencapai aktualisasi diri, seseorang harus memuaskan empat kebutuhan yang berada dalam tingkat yang lebih rendah, yakni: (1) kebutuhan-kebutuhan fisiologis, (2) kebutuhan-kebutuhan akan rasa aman, (3) kebutuhan-kebutuhan akan memiliki dan cinta, (4) kebutuhan-kebutuhan akan penghargaan.
2. Sifat-sifat dari orang yang mengaktualisasi diri
Maslow (Schultz, 2010) menyebutkan lima belas sifat khusus dari orang yang mengaktualisasi diri sebagai berikut:
a. Mengamati realitas secara efisien
Orang-orang yang mengaktualisasi diri mengamati hal-hal di sekitarnya secara objektif. Mereka melihat kenyataan sebagaimana adanya, bukan seperti yang mereka inginkan atau butuhkan. Mereka adalah orang yang teliti dalam melihat ketidakjujuran.
b. Penerimaan umum atas kodrat, orang-orang lain dan diri sendiri
nyaman dengan diri mereka sehingga tidak perlu memalsukan diri atau bertindak dibuat-buat.
c. Spontanitas, kesederhanaan, dan kewajaran
Orang yang mengaktualisasi diri bertingkah laku terbuka dan langsung tanpa berpura-pura. Mereka bijaksana dan perhatian pada orang lain. Pada situasi dimana ungkapan perasaan yang wajar dan jujur dapat menyakitkan orang lain, untuk sementara mereka akan menahan perasaan itu, sehingga mampu memperlihatkan emosi-emosi mereka dengan wajar dan jujur tanpa menyakiti orang lain.
d. Fokus pada masalah-masalah di luar diri mereka
Orang yang mengaktualisasi diri memiliki dedikasi yang tinggi terhadap tugas dan pekerjaannya. Mereka mengerjakan pekerjaannya tidak semata-mata untuk mendapatkan penghasilan, namun karena pekerjaan itu bisa membuat mereka puas, pekerjaan tersebut menantang dan dapat mengembangkan kemampuan-kemampuan mereka, mereka dapat bertumbuh optimal sesuai dengan potensinya, dan membantu mereka dalam memahami dirinya.
e. Kebutuhan akan privasi dan independensi
f. Berfungsi secara otonom
Orang-orang yang mengaktualisasi diri adalah orang yang mandiri, serta berfungsi secara otonom dalam lingkungan sosial dan fisiknya. Mereka dapat diandalkan dan tingkat otonominya yang tinggi membuat mereka tidak mudah mengalami kegagalan.
g. Apresiasi yang senantiasa segar
Orang yang mengaktualisasi diri menghargai dan menikmati pengalaman-pengalaman yang sering dialaminya dengan perasaan yang segar. Mereka tidak bosan dengan rutinitas yang sering dilakukan, tetapi mereka mensyukuri apa yang mereka miliki dan dapat mereka alami.
h. Pengalaman-pengalaman mistik atau“puncak”
Orang yang mengaktualisasi diri memiliki kesempatan mengalami kebahagiaan dan perasaan terpesona yang hebat dan meluap-luap. Perasaan senang yang mendalam tersebut dapat terjadi misalnya ketika mereka bekerja, menikmati musik, menikmati kesenian, menikmati hubungan seksual dan kegiatan-kegiatan lainnya.
i. Minat sosial
mereka dengan cepat memahami dan memaafkan orang yang bersangkutan.
j. Hubungan antarpribadi
Orang yang mengaktualisasi diri mampu menjalin relasi yang kuat dan membangun persahabatan yang mendalam dengan orang lain. Namun mereka cenderung lebih suka membangun relasi dengan orang-orang yang memiliki sifat dan nilai yang sama dengan mereka, sehingga lingkup persahabatannya sedikit.
k. Struktur watak demokratis
Orang yang mengaktualisasi diri bisa menerima orang lain tanpa mempermasalahkan perbedaan-perbedaan seperti kelas sosial, tingkat pendidikan, agama, ras, atau warna kulit. Mereka mau mendengarkan atau belajar dari siapa saja untuk menambah pengetahuannya.
l. Perbedaan antara sarana dan tujuan, antara baik dan buruk
Bagi orang yang mengaktualisasi diri tujuan atau cita-cita jauh lebih penting daripada sarana untuk mencapainya. Mereka juga mampu membedakan hal-hal yang baik dan buruk, yang benar dan salah.
m. Perasaan humor yang tidak menimbulkan permusuhan
n. Kreativitas
Kreativitas merupakan suatu sifat yang diharapkan dari orang yang mengaktualisasikan diri. Kreativitas yang dimaksud tidak selalu dalam pengertian menghasilkan suatu karya seni, melainkan lebih mengenai cara bagaimana seseorang mengamati dan bereaksi terhadap dunia dan bukan mengenai hasil yang sudah selesai dari suatu karya seni. Jadi, orang-orang dalam pekerjaan apa saja dapat memperlihatkan kreativitas.
o. Resistensi terhadap inkulturasi
Orang yang mengaktualisasi diri dapat berdiri sendiri dan otonom, mampu melawan dengan baik pengaruh-pengaruh sosial, untuk berpikir atau bertindak menurut cara-cara tertentu. Mereka memiliki prinsip sendiri sehingga tidak terpengaruh oleh aturan-aturan atau norma-norma di masyarakat.
B.Remaja
1. Pengertian remaja
Masa remaja disebut juga masa “physiological learning” dan
“social learning”, artinya adalah bahwa pada masa ini individu mengalami
pematangan sosial remaja mengalami proses belajar menyesuaikan diri dengan kehidupan sosial orang dewasa secara tepat. Masa remaja menjadi
periode “eksperimentasi peran” di mana seseorang dapat mengeksplorasi
perilaku, minat dan ideologi alternatif (Atkinson, 2010).
Konopka (Yusuf, 2010) menjelaskan bahwa masa remaja meliputi : (1) masa remaja awal (12-15 tahun); (2) masa remaja madya (15-18 tahun); (3) masa remaja akhir (19-22 tahun). WHO (Sarwono, 2007) memberikan definisi remaja berdasarkan tiga kriteria, yaitu kriteria biologis, psikologis, dan sosial-ekonomis. Menurut kriteria biologis remaja adalah individu yang sudah menunjukkan tanda-tanda seksual sekunder sampai saat ia mencapai kematangan seksual. Menurut kriteria psikologis remaja adalah individu yang mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa. Menurut kriteria sosial-ekonomi remaja adalah individu yang mengalami peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomis yang penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri.
2. Ciri-ciri masa remaja
Masa remaja memiliki ciri-ciri yang membedakannya dengan periode sebelum dan sesudahnya (Hurlock, 1990). Ciri-ciri yang dimaksudkan adalah:
a. Masa remaja sebagai periode yang penting
memerlukan penyesuaian mental dan perlunya pembentukan sikap, nilai dan minat baru.
b. Masa remaja sebagai periode peralihan
Masa remaja merupakan sebuah peralihan dari satu tahap perkembangan ke tahap berikutnya. Apa yang terjadi pada masa sebelumnya akan meninggalkan bekas dan akan mempengaruhi pola perilaku dan sikap yang baru. Pada periode ini mereka diberi waktu untuk mencoba gaya hidup yang berbeda dan menentukan pola perilaku, nilai dan sifat yang paling sesuai bagi dirinya.
c. Masa remaja sebagai periode perubahan
Perubahan yang terjadi pada periode ini berlangsung secara cepat, baik secara fisik maupun psikologisnya. Perubahan tersebut yakni perubahan emosi, perubahan tubuh, minat dan peran, perubahan nilai-nilai, serta menginginkan kebebasan.
d. Masa remaja sebagai usia bermasalah
e. Masa remaja sebagai masa pencarian identitas
Pada awal masa remaja penyesuaian diri dengan kelompok penting. Namun pada akhirnya mereka mulai mencari identitas diri dan tidak puas lagi menjadi sama dalam segala hal dengan teman-temannya. f. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan
Banyak anggapan tentang remaja yang bersifat negatif, misalnya remaja dianggap sebagai anak-anak yang tidak rapi, tidak dapat dipercaya, berperilaku merusak, membuat orang dewasa yang harus membimbing dan mengawasinya takut bertanggung jawab dan tidak simpatik terhadap perilaku remaja yang bersangkutan.
g. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik
Remaja melihat dirinya sendiri dan orang lain seperti yang dia inginkan dan bukan apa adanya, terlebih dalam hal cita-cita. Cita-cita yang tidak realistik ini dapat menyebabkan emosinya meninggi.
h. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa
C.Panti Asuhan
Panti asuhan merupakan lembaga kesejahteraan sosial yang mempunyai tanggung jawab untuk memberikan pelayanan kesejahteraan sosial kepada anak terlantar melalui pelayanan pengganti atau perwalian anak dalam memenuhi kebutuhan fisik, mental dan sosial pada anak asuh sehingga memperoleh kesempatan yang luas, tepat dan memadai bagi perkembangan kepribadiannya sesuai dengan yang diharapkan sebagai bagian generasi cita-cita bangsa dan sebagai insan yang turut serta aktif di dalam bidang pembangun nasional (Departemen Sosial RI, 2004 diakses dari wikipedia.org).
D.Hasil Penelitian Lain
sebagian besar siswi asrama memiliki tingkat aktualisasi diri yang tinggi atau optimal, namun masih terdapat beberapa siswi yang tingkat aktualisasi dirinya sedang atau cukup optimal. Maka disusunlah topik-topik bimbingan yang sesuai untuk meningoptimalkan aktualisasi diri para siswi di asrama tersebut. Topik-topik bimbingan yang diusulkan antara lain: (1) menentukan tujuan hidup, (2) kekurangan dan kelebihan, (3) keterbukaan.
E.Bimbingan Pribadi-Sosial 1. Pengertian bimbingan
Rochman Natawidjaja (Winkel dan Sri Hastuti, 2006) mendefinisikan bimbingan sebagai proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu yang bersangkutan semakin memahami dirinya, sehingga ia sanggup mengarahkan diri dan dapat bertindak wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan keluarga serta masyarakat. Dengan demikian dia dapat mengecap kebahagiaan hidupnya serta dapat memberikan sumbangan yang berarti.
Moegandi (Winkel dan Sri Hastuti, 2006) mengartikan bimbingan sebagai
menyusun rencana yang realistis, sehingga mereka dapat menyesuaikan diri dengan memuaskan di dalam lingkungan di mana mereka hidup; (4) suatu proses pemberian bantuan atau pertolongan kepada individu dalam hal: memahami diri sendiri; menghubungkan pemahaman tentang dirinya sendiri dengan lingkungan; memilih, menentukan dan menyusun rencana sesuai dengan konsep dirinya sendiri dan tuntutan dari ligkungan.
2. Pengertian bimbingan pribadi-sosial
Winkel dan Sri Hastuti (2006) mendefinisikan bimbingan pribadi-sosial sebagai bimbingan dalam menghadapi keadaan batinnya sendiri dan mengatasi berbagai pergumulan dalam batinnya sendiri, dalam mengatur diri sendiri di bidang kerohanian, perawatan jasmani, pengisian waktu luang, penyaluran nafsu seksual, serta bimbingan dalam membina hubungan kemanusiaan dengan sesama di berbagai lingkungan (pergaulan sosial).
Nurihsan (2006) menjelaskan bahwa bimbingan pribadi-sosial adalah bimbingan untuk membantu para individu dalam menyelesaikan masalah-masalah sosial-pribadi. Masalah-masalah yang tergolong dalam masalah pribadi-sosial antara lain masalah hubungan dengan sesama teman, dosen, serta staf, pemahaman sifat dan kemampuan diri, penyesuaian diri dengan lingkungan pendidikan dan masyarakat tempat mereka tinggal, serta penyelesaian konflik.
mengarah pada pembentukan pribadi yang seimbang dengan memperhatikan keunikan karakteristik pribadi serta ragam permasalahan yang dialami oleh individu. Bimbingan pribadi-sosial diberikan dengan cara menciptakan lingkungan yang kondusif, interaksi pendidikan yang akrab, meningkatkan pemahaman diri, dan sikap-sikap yang positif, serta keterampilan-keterampilan pribadi-sosial yang tepat.
22 BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam bab ini diuraikan jenis penelitian, subjek penelitian, alat pengumpul data, dan teknik analisis data yang digunakan.
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan metode survei. Best (Sukardi, 2008) menjelaskan bahwa penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya. Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran mengenai aktualisasi diri siswa kelas XII SMK yang tinggal di panti asuhan Bina Putera Bantul tahun 2015.
B. Subjek Penelitian
Putera Bantul mengijinkan untuk mengadakan penelitian dan topik-topik bimbingan yang diusulkan akan digunakan sebagai referensi dalam memberikan bimbingan pada siswa kelas XII yang tinggal di panti tersebut.
C. Instrumen Penelitian 1. Alat Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kuesioner Aktualisasi Diri. Kuesioner berisi pernyataan-pernyataan dan pilihan jawaban yang akan diisi oleh responden. Kuesioner ini menggunakan 4 alternatif jawaban yaitu “Sangat Tepat” (ST), “Tepat” (T), “Cukup Tepat” (CT), dan “Kurang/Tidak Tepat” (KTT).
2. Pemberian Skor
Pemberian skor untuk setiap alternatif jawaban untuk masing-masing pernyataan adalah sebagai berikut:
a. Untuk item pernyataan yang bersifat positif ( favorable): alternatif jawaban Sangat Tepat: 4, Tepat: 3, Cukup Tepat: 2, dan Kurang/Tidak Tepat: 1.
3. Validitas
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar, 2011).
Validitas instrumen yang diuji dalam penelitian ini adalah validitas isi, yaitu validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi instrumen dengan analisis rasional atau lewat professional judgement (Azwar, 2011). Dalam penelitian ini, instrumen penelitian dikonsultasikan pada dosen pembimbing.
Teknik statistik yang digunakan untuk menguji validitas instrumen adalah rumus korelasi Product Moment dari Pearson. Rumus teknik korelasi product moment adalah sebagai berikut (Arikunto, 2004):
√
Keterangan:
= Koefisien korelasi antara skor item dengan skor total
= jumlah perkalian antara skor item dengan skor total
= jumlah skor item
= jumlah skor total
= jumlah subjek
Science) versi 15. Hasil perhitungan koefisiensi korelasi item
Tabel 1
Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi Item Instrumen Penelitian
Memandang sekitarnya secara objektif 4,5 4 5
Bersikap jujur 6,7 6,7 -
Penerimaan umum atas kodrat, orang-orang lain, dan diri sendiri Memperlihatkan emosi dengan wajar 24, 25 25 24 Fokus pada
masalah-masalah di luar diri mereka
Tidak menghindari masalah 26,27,28 26, 27, 28 - Bertanggung jawab pada pekerjaan 29, 30, 31, 32, 33 29, 30, 31,
32, 33
Menikmati rutinitas yang dilakukan 48,49,50 48,49,50 - Mengalami
pengalaman mistik
Merasakan kepuasan yang mendalam 51, 52, 53, 54 51, 52, 53, 54 Mempunyai sikap toleran pada orang
lain Mampu mengungkapkan pendapat 76, 77, 78, 79, 80 76, 78, 79,
80
77
Mampu membedakan sarana, dan tujuan, antara baik dan buruk
Memiliki tujuan hidup/ cita-cita 81, 82 81, 82 - Mampu membedakan mana yang baik
dan mana yang buruk
83, 84 84 83
4. Reliabilitas
Reliabilitas adalah tingkat kepercayaan hasil pengukuran. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi yaitu yang mampu memberikan hasil ukur yang terpercaya atau reliabel (Azwar, 2009). Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan teknik belah dua. Perhitungan indeks reliabilitas pada penelitian ini menggunakan pendekatan koefisien Alpha Cronbach (a) dengan rumus sebagai berikut:
[ ]
Keterangan:
a : koefisien reliabilitas Alpha Cronbach
: varians skor belahan 1 dan varians skor belahan 2
: varians skor skala
Tabel 2 Kriteria Guilford
Koefisien Korelasi Kualifikasi 0,91 – 1,00 Sangat Tinggi 0,71 – 0,90 Tinggi 0,41 – 0,70 Cukup Tinggi 1,21 – 0,40 Rendah Negatif – 0,20 Sangat Rendah
Tabel 3
Kisi-Kisi Kuesioner Aktualisasi Diri Siswa Kelas XII SMK Setelah Uji Coba
Memandang sekitarnya secara objektif 3
Bersikap jujur 4 5
Penerimaan umum atas kodrat, orang-orang lain, dan diri sendiri
Menyadari kekurangan diri 8 6,7
Menyadari kelebihan diri 9 10
Menyadari kekuarangan orang lain 12 11
Menyadari kelebihan orang lain 14 13
Bersikap spontan, sederhana dan wajar
Ekspresif 15, 16
Bersikap tidak dibuat-buat 17 Memperlihatkan emosi dengan wajar 18 Fokus pada
masalah-masalah di luar diri mereka
Tidak menghindari masalah 19, 21 20
Bertanggung jawab pada pekerjaan 22, 25 23, 24, 26
Memiliki privasi dan independensi
Mampu mengambil keputusan sendiri 27 28
Membutuhkan waktu untuk sendiri 29 30
Tidak bergantung pada orang lain 31
Berfungsi secara otonom Dapat diandalkan 32 33
Bersikap tenang 34 35
Memiliki apresiasi yang senantiasa segar
Senantiasa bersyukur 36 37, 38, 39
Menikmati rutinitas yang dilakukan 40 41, 42 Mengalami pengalaman
mistik
Merasakan kepuasan yang mendalam 43, 44, 46 45
Mempunyai minat sosial Mampu berempati 47 48
Memiliki ketertarikan sosial 50 49
Mempunyai sikap toleran pada orang lain 51 52, 53 Mampu membina
hubungan antar pribadi
Menjalin persahabatan yang erat 54, 56 55
Perhatian pada orang lain 57, 58 59
Memiliki watak demokratis
Tidak membedakan RAS 60, 61 62
Belajar dari orang lain 63, 65 64
Mampu mengungkapkan pendapat 69 66, 67, 68 Mampu membedakan
sarana, dan tujuan, antara baik dan buruk
Memiliki tujuan hidup/ cita-cita 71 70 Mampu membedakan mana yang baik dan
mana yang buruk
Memiliki kreatifitas Mampu mengembangkan talenta 76 75
Terlibat dalam kegiatan positif 77 78
Resistensi terhadap inkulturasi
Memiliki prinsip 79 80
Tidak mudah terpengaruh 81 82
D. Teknik Pengumpulan Data
Berikut ini adalah tahap-tahap yang ditempuh dalam pengumpulan data: 1. Persiapan dan Pelaksanaan
a. Mempelajari buku-buku tentang aktualisasi diri.
b. Menyusun kuesioner tentang aktualisasi diri dengan mengikuti beberapa langkah, yaitu:
1) Menetapkan dan mendefinisikan variabel penelitian.
2) Menjabarkan variabel penelitian ke dalam aspek-aspek dan indikator-indikatornya.
3) Menyusun item-item pernyataan sesuai dengan aspek dan indikator yang sudah dibuat.
4) Memperoleh expert judgment.
5) Bertemu dengan Kepala Panti Asuhan Bina Putera Bantul untuk meminta ijin mengadakan uji coba alat penelitian dan melaksanakan penelitian.
6) Melaksanakan uji coba penelitian di Panti Asuhan Bina Putera
Bantul pada siswa kelas X dan XI SMK.
7) Pengumpulan data uji empirik terhadap validitas dan reliabilitas kuesioner uji coba.
8) Merevisi kuesioner dan mengkonsultasikan kepada dosen pembimbing.
2. Tahap Pengumpulan Data
Kuesioner yang telah diujicobakan dan direvisi kemudian dipergunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Pengumpulan data dilaksanakan pada siswa kelas XII SMK yang tinggal di panti asuhan Bina Putera Bantul pada tanggal 16 Maret 2015. Jumlah siswa yang menjadi subjek penelitian sebanyak 32 orang.
Kuesioner penelitian disebarkan oleh peneliti sendiri. Peneliti mendampingi para siswa di panti selama pengisian kuesioner sehingga jika ada butir kuesioner yang kurang dipahami oleh siswa, mereka dapat bertanya pada peneliti.
Suasana pada saat pengisian kuesioner cukup tenang. Para siswa di panti nampak serius mengisi kuesioner yang peneliti berikan; sebelumnya peneliti telah menjelaskan petunjuk dalam pengisian kuesioner.
E. Teknik Analisis Data
Langkah-langkah yang ditempuh dalam melakukan analisis data, yaitu: 1. Memberi skor pada setiap alternatif jawaban yang dipilih. Norma
2. Membuat tabulasi data, menghitung skor total masing-masing responden maupun item kuesioner dan skor rata-rata butir. Tabulasi penelitian terdapat pada lampiran3.
3. Mengkategorisasikan tingkat aktualisasi diri siswa kelas XII SMK
yang tinggal di panti asuhan Bina Putra Bantul dengan menggunakan kategorisasi jenjang ordinal. Norma yang digunakan dalam pengkategorisasian adalah yang dikemukakan oleh Azwar (2007). Terdapat lima kategori dalam penelitian ini yaitu sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik dan sangat kurang baik. Norma kategorisasi dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4 Norma Kategorisasi
Skor Kategorisasi
X≤µ-1,5σ Sangat Kurang Baik µ-1,5σ<X≤µ-0,5σ Kurang Baik
µ-0,5σ<X≤µ+0,5σ Cukup Baik
µ+0,5σ<X≤µ+1,5σ Baik
µ+1,5σ<X Sangat Baik
Keterangan:
Skor maksimum teoritik : Skor tertinggi yang diperoleh subjek penelitian berdasarkan perhitungan skala Skor minimum teoritik : Skor terendah yang diperoleh subjek
penelitian menurut perhitungan skala Standar deviasi (σ/sd) : Luas jarak rentangan yang dibagi dalam 6
satuan deviasi
33 BAB IV
HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN DAN
USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN PRIBADI-SOSIAL
Dalam bab ini disajikan hasil penelitian yang merupakan jawaban terhadap pertanyaan mengenai seberapa baik aktualisasi diri siswa kelas XII SMK yang tinggal di panti asuhan Bina Putera Bantul dan topik-topik bimbingan pribadi-sosial mana yang sesuai untuk membantu siswa kelas XII SMK yang tinggal di panti asuhan Bina Puetra Bantul mengaktualisasikan dirinya. Penyajian hasil penelitian dilanjutkan dengan pembahasan dan usulan topik-topik bimbingan pribadi-sosial.
A. Tingkat Aktualisasi Diri Siswa Kelas XII SMK yang Tinggal di Panti
Asuhan Bina Putera Bantul Tahun 2015
Tujuan dilakukannya kategorisasi skor subjek penelitian yaitu untuk memetakan tingkat aktualisasi diri subjek penelitian. Norma kategorisasinya adalah sebagai berikut:
X maksimum teoritik : 4 x 82 = 328 X minimum teoritik : 1 x 82 = 82 Luas jarak : 328 – 82 = 246 σ (standar deviasi) : 246 : 6 = 41
Setelah dilakukan perhitungan, diketahuilah bahwa tingkat aktualisasi diri siswa kelas XII SMK yang tinggal di panti asuhan Bina Putera Bantul tahun 2015 adalah seperti yang disajikan pada tabel 5.
Tabel 5
Tingkat Aktualisasi Diri Siswa Kelas XII SMK yang Tinggal di Panti Asuhan Bina Putera Bantul Tahun 2015
Norma/Kriteria Skor Jumlah
Subjek
Prosentase Kategori X≤µ-1,5σ <143 - - Sangat Kurang
Baik µ-1,5σ<X≤µ-0,5σ 144-163 - - Kurang Baik µ-0,5σ<X≤µ+0,5σ 164-245 10 31,25% Cukup Baik µ+0,5σ<X≤µ+1,5σ 246-266 14 43,75% Baik
µ+1,5σ<X > 267 8 25% Sangat Baik
Dari tabel 5 tampak bahwa:
a. Ada 8 (25%) siswa yang memiliki aktualisasi diri yang sangat baik.
b. Ada 14 (43,75%) siswa yang memiliki aktualisasi diri yang baik. c. Ada 10 (31,25%) siswa yang memiliki aktualisasi diri yang cukup
baik.
d. Tidak ada (0%) siswa yang memiliki aktualisasi kurang baik dan sangat kurang baik.
B. Pembahasan
Untuk membatasi pembahasan agar tidak terjadi pengulangan, aktualisasi diri yang baik dan sangat baik disatukan menjadi baik. Aktualisasi diri yang cukup baik peneliti anggap sebagai aktualisasi diri yang kurang baik.
Pada awal penelitian, peneliti menduga bahwa aktualisasi diri siswa kelas XII SMK yang tinggal di panti asuhan Bina Putera Bantul tahun 2015 memiliki aktualisasi diri yang kurang baik. Namun setelah diadakan penelitian, ternyata hasil penelitian tidak sejalan dugaan semula. Hal ini bisa jadi disebabkan karena pada saat peneliti melakukan observasi, beberapa siswa mengungkapkan bahwa mereka tidak betah berada di panti serta kesulitan dalam menjalin relasi dan beradaptasi dengan lingkungan panti.
Siswa yang aktualisasi dirinya baik memiliki tiga keuntungan, yaitu: pertama, ia mampu menjadi pribadi yang independen. Kedua, mereka
terbuka dalam menerima setiap pengalaman hidup yang dialaminya. Ketiga, mereka juga bisa bersikap fleksibel dan mampu membangun sikap
percaya diri yang baik.
Dari hasil penelitian terdapat 10 siswa yang aktualisasi dirinya kurang baik. Menurut peneliti, ada beberapa hal yang menyebabkan aktualisasi diri siswa kurang baik. Berikut ini dikemukakan tiga hal. Pertama, siswa kurang mampu menjalin komunikasi yang baik dengan
pengasuh dan teman-teman. Kedua, kurangnya tenggang rasa di antara sesama anggota panti. Ketiga, ada beberapa siswa yang belum mandiri dan masih tergantung pada orang-orang di sekitarnya. Hal-hal tersebut perlu segera ditangani agar tidak menghambat proses aktualisasi diri.
C. Usulan Topik-Topik Bimbingan Pribadi-Sosial yang Sesuai untuk
Meningkatkan Aktualisasi Diri Siswa Kelas XII SMK yang tinggal di Panti Asuhan Bina Putera Bantul yang Aktualisasi Dirinya Masih
Kurang Baik
Kategorisasi item kuesioner penelitian dilakukan berdasarkan perhitungan (dengan subjek 32) sebagai berikut:
X maksimum teoritik : 4 x 32 = 128 X minimum teoritik : 1 x 32 = 32 Luas Jarak : 128 – 32 = 98
σ (standar deviasi) : 98 : 6 = 16,33 dibulatkan menjadi 16 µ (mean teoritik) : (128 + 32) : 2 = 80
Tabel 6
Penggolongan Item Aktualisasi Diri Siswa Kelas XII SMK yang Tinggal di Panti Asuhan Bina Putera Bantul Tahun 2015
Berdasarkan Tinggi Rendahnya Skor Norma/Kriteria
Kategori Nomor Item X≤µ-1,5σ <55 - - Sangat
Dari tabel 6 tampak bahwa item-item aktualisasi diri siswa kelas XII SMK yang tinggal di panti asuhan Bina Putra Bantul tahun 2015 menurut tinggi rendahnya skor adalah sebagai berikut:
a. Ada 37 (45, 12%) item yang menunjukkan aktualisasi diri sangat baik.
c. Ada 23 (28, 04%) item yang menunjukkan aktualisasi diri cukup baik.
d. Ada 4 (4, 87%) item yang menunjukkan aktualisasi diri kurang baik.
Item-item Kuesioner Aktualisasi Diri Siswa Kelas XII SMK yang Tinggal di Panti Asuhan Bina Putera Bantul Tahun 2015 yang Menunjukkan Aktualisasi Diri Siswa yang Cukup Baik dan Kurang Baik
Aspek Indikator Item Skor
Mengamati realitas secara efisien
Bersikap realistis Saya sering berkhayal/melamun (2) 82
Penerimaan umum atas kodrat, orang-orang lain, dan diri sendiri
Menyadari kekurangan orang lain
Saya membicarakan tentang kelemahan pengasuh/teman ketika saya merasa kesal (11)
85 Saya menghargai pa yang orang lain berikan, meskipun tidak sesuai dengan
harapan saya (12)
61 Bersikap spontan,
sederhana dan wajar
Ekspresif Saya tidak segan untuk mengungkapkan emosi saya baik kepada pengasuh maupun teman-teman (15)
80 Memperlihatkan emosi
dengan wajar
Saya berusaha mengungkapkan isi hati saya kepada orang lain apa adanya (18)
90 Fokus pada
masalah-masalah di luar diri mereka
Tidak menghindari masalah
Saya tidak betah berada dip anti karena memiliki masalah dengan beberapa teman (20)
93 Bertanggung jawab pada
pekerjaan
Saya cenderung mengulur-ulur waktu dalam mengerjakan tugas (26) 60
Memiliki privasi dan independensi
Mampu mengambil keputusan sendiri
Saya sulit mengambil keputusan (28) 85
Membutuhkan waktu untuk sendiri
Saya merasa nyaman sendirian melakukan hal yang saya suka lakukan tanpa dicampuri oleh orang lain (29)
94 Saya tidak suka jika teman/pengasuh terlalu ikut campur dengan kehidupan
saya (30)
81 Memiliki apresiasi yang
senantiasa segar
Senantiasa bersyukur Saya selalu mengeluh mengenai pengasuh dan teman-teman di panti (38) 88 Menikmati rutinitas yang
dilakukan
Mampu membina hubungan antar pribadi
Menjalin persahabatan yang erat
Dengan memiliki teman dekat saya merasa diterima di panti ini (54) 90 Memiliki watak
demokratis
Belajar dari orang lain Saya belajar dari pengalaman hidup orang lain (65) 90 Mampu mengungkapkan
pendapat
Saya mudah tersinggung kalau pendapat saya tidak didengarkan oleh teman-teman atau pengasuh (67)
88
Saya takut mengungkapkan pendapat saya (68) 92 Saya berani berbicara di depan umum (69) 62 Mampu membedakan
sarana dan tujuan, antara baik dan buruk
Mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk
Saya mudah melanggar tata tertib yang ada di panti meskipun saya tahu bahwa perbuatan itu salah (72)
72
Memiliki perasaan humor yang tidak menimbulkan permusuhan
Humor yang positif Saya rasa lelucon yang saya buat kadang-kadang membuat teman tersinggung atau malu (73)
59
Ketika sedang bercanda dengan teman-teman, saya berusaha untuk tidak menggunakan kata-kata atau melakukan hal yang dapat membuat teman malu atau tersinggung (74)
82
Memiliki kreatifitas Mampu mengembangkan talenta
Saya belum mengetahui bakat saya yang sebenarnya (75) 88
Terlibat dalam kegiatan positif
Saya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan bakat saya (77)
85 Resistensi terhadap
inkulturasi
Memiliki prinsip Saya cenderung mengabaikan kata hati saya (80) 93 Tidak mudah terpengaruh Saya mudah terpengaruh mengikuti ajakan teman (81) 91
Saya berani menolak ajakan teman untuk melakukan hal yang kurang baik (82)
Tabel 8
Usulan Topik-Topik Bimbingan untuk Meningkatkan Aktualisasi Diri Siswa Kelas XII SMK Panti Asuhan Bina Putera Bantul yang Aktualisasi Dirinya Masih Kurang Baik
No. Item Topik Materi Tujuan Metode Sumber
1. Saya menghargai apa yang orang lain berikan, meskipun
First Things First : Dahulukan yang b. Pengaruh dari rasa
45 BAB V PENUTUP
Bab ini berisi simpulan hasil penelitian dan saran-saran untuk pihak sekolah dan peneliti lain.
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat ditarik simpulan bahwa kebanyakan siswa kelas XII SMK yang tinggal di panti asuhan Bina Putera Bantul tahun 2015 termasuk baik dalam mengaktualisasikan dirinya.
B. Saran
Berikut ini dikemukakan saran bagi beberapa pihak: 1. Bagi pengasuh di panti asuhan Bina Putera Bantul
a. Pengasuh diharapkan dapat membuat program-program yang relevan untuk mengoptimalkan aktualisasi diri anak asuh. b. Pengasuh diharapkan mencoba melaksanakan usulan yang
disajikan dalam skripsi ini.
c. Satuan Pelayanan Bimbingan Pribadi-Sosial yang disajikan
dalam skripsi ini masih perlu direvisi supaya ada konsistensi antar komponen-komponennya.
2. Bagi peneliti lain
a. Berusaha menyusun instrumen yang dapat mengungkapkan aktualisasi diri secara lebih tepat
b. Dalam menyusun kuesioner hendaknya digunakan bahasa yang mudah dipahami oleh subjek penelitian
DAFTAR PUSTAKA
Albil, Rochelle Shemmel. 1986. Emosi: Bagaimana Mengenal, Menerima dan Mengarahkannya. Yogyakarta: Kanisius
Atkinson, R.L. Atkinson, R.C. And Hilgard, E.R. 2010. Pengantar Psikologi. Jakarta: Erlangga.
Arikunto, Suharsimi. 2004. Prosedur Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rieneka Cipta.
Azwar, Saifuddin. 2007. Penyusunan Skala Psikologis (Ed. 1). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
______. 2009. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
______. 2011. Reliabilitas dan Validitas (Ed. 3). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Covey, S.R. 2000. 7 Kebiasaan Remaja yang Sangat Efektif. Mitra Media. Sanur.
Covey, S.R. 2000. First Things First : Dahulukan yang Utama. Gramedia Pustaka.
Departemen Sosial RI. 2004. Dalam http://id.wikipedia.org/wiki/Panti_asuhan diunduh pada tanggal 2 Desember 2014 pada pukul 10.00 wib.
Feist, Jess & Gregory. J. 2010. Teori Kepribadian: Theoris of Personality.Jakarta: Salemba Humanika.
Goble, F.G. 1987. Mahzab Ketiga: Psikologi Humanistik Abraham Maslow.Yogyakarta: Kanisius.
http://blog.uad.ac.id/eytti11001268/etika-pergaulan-dengan-teman-sebaya/. diunduh pada tanggal 25 April 2015 pada pukul 09.40 wib.
http://ujibatique.wordpress.com/manfaat-luar-biasa-dengan-menghargai-orang-lain/. diunduh pada tanggal 25 April pada pukul 13.10 wib.
Hurlock, E.B. 1990. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan SepanjangRentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.
Koeswara, E. 1989. Motivasi: Teori dan Penelitiannya. Bandung: Angkasa
Reber, Emily S. & Arthur S. Reber. 2010. KAMUS PSIKOLOGI. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rifai, Sulastri. 1984. Psikologi Perkembangan Remaja dari Segi Kehidupan Sosial. Jakarta: Bina Aksara.
Sarwono, Sarlito. 1989. Psikologi Remaja. Jakarta: Rajawali Pers.
Schultz Duane. 2010. Psikologi Perkembangan: Model-model Kepribadian Sehat.Yogyakarta: Kanisius.
Sukardi. 2008. Metodologi Penelitian Tindakan. Jakarta: Bumi Aksara.
Winkel, W.S & Sri Hastuti, M.M. 2006. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: Grasindo.
Wulandari, Susana Stella. 2014. Diskripsi Aktualisasi Diri Siswi Remaja AsramaStella Duce Samirono Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014 dan Implikasinya Terhadap Usulan Topik-Topik Bimbingan Pribadi Sosial. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Hasil Perhitungan Taraf Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Uji Coba
no. item parameter hasil hitung keterangan
VAR00001 Pearson Correlation 0,324 valid
Sig. (2-tailed) 0,011
N 60
VAR00002 Pearson Correlation 0,326 valid
Sig. (2-tailed) 0,01
N 60
VAR00003 Pearson Correlation 0,235 tidak valid
Sig. (2-tailed) 0,07
N 60
VAR00004 Pearson Correlation 0,383 valid
Sig. (2-tailed) 0,002
N 60
VAR00005 Pearson Correlation 0,109 tidak valid
Sig. (2-tailed) 0,405
N 60
VAR00006 Pearson Correlation 0,314 valid
Sig. (2-tailed) 0,014
N 60
VAR00007 Pearson Correlation 0,318 valid
Sig. (2-tailed) 0,013
N 60
VAR00008 Pearson Correlation 0,314 valid
Sig. (2-tailed) 0,014
N 60
VAR00009 Pearson Correlation 0,304 valid
Sig. (2-tailed) 0,017
N 60
VAR00010 Pearson Correlation 0,306 valid
Sig. (2-tailed) 0,017
N 60
VAR00011 Pearson Correlation 0,206 tidak valid
Sig. (2-tailed) 0,112
N 60
VAR00012 Pearson Correlation 0,306 valid
Sig. (2-tailed) 0,017
N 60
VAR00013 Pearson Correlation 0,315 valid
Sig. (2-tailed) 0,014
N 60
VAR00014 Pearson Correlation 0,017 tidak valid
Sig. (2-tailed) 0,011
N 60
VAR00016 Pearson Correlation 0,351 valid
Sig. (2-tailed) 0,005
N 60
VAR00017 Pearson Correlation 0,319 valid
Sig. (2-tailed) 0,012
N 60
VAR00018 Pearson Correlation 0,313 valid
Sig. (2-tailed) 0,014
N 60
VAR00019 Pearson Correlation 0,348 valid
Sig. (2-tailed) 0,006
N 60
VAR00020 Pearson Correlation 0,273 tidak valid
Sig. (2-tailed) 0,034
N 60
VAR00021 Pearson Correlation 0,432 valid
Sig. (2-tailed) 0,0005
N 60
VAR00022 Pearson Correlation 0,315 valid
Sig. (2-tailed) 0,014
N 60
VAR00023 Pearson Correlation 0,159 tidak valid
Sig. (2-tailed) 0,224
N 60
VAR00024 Pearson Correlation 0,214 tidak valid
Sig. (2-tailed) 0,1003
N 60
VAR00025 Pearson Correlation 0,432 valid
Sig. (2-tailed) 0,0005
N 60
VAR00026 Pearson Correlation 0,515 valid
Sig. (2-tailed) 0,000
N 60
VAR00027 Pearson Correlation 0,358 valid
Sig. (2-tailed) 0,004
N 60
VAR00028 Pearson Correlation 0,376 valid
Sig. (2-tailed) 0,003
N 60
VAR00029 Pearson Correlation 0,343 valid
Sig. (2-tailed) 0,007
N 60
VAR00031 Pearson Correlation 0,475 valid
Sig. (2-tailed) 0,0001
N 60
VAR00032 Pearson Correlation 0,351 valid
Sig. (2-tailed) 0,005
N 60
VAR00033 Pearson Correlation 0,474 valid
Sig. (2-tailed) 0,0001
N 60
VAR00034 Pearson Correlation 0,432 valid
Sig. (2-tailed) 0,0005
N 60
VAR00035 Pearson Correlation 0,457 valid
Sig. (2-tailed) 0,0002
N 60
VAR00036 Pearson Correlation 0,365 valid
Sig. (2-tailed) 0,004
N 60
VAR00037 Pearson Correlation 0,502 valid
Sig. (2-tailed) 0,000
N 60
VAR00038 Pearson Correlation 0,045 tidak valid
Sig. (2-tailed) 0,728
N 60
VAR00039 Pearson Correlation 0,394 valid
Sig. (2-tailed) 0,001
N 60
VAR00040 Pearson Correlation 0,411 valid
Sig. (2-tailed) 0,001
N 60
VAR00041 Pearson Correlation 0,51 valid
Sig. (2-tailed) 0
N 60
VAR00042 Pearson Correlation 0,421 valid
Sig. (2-tailed) 0,0007
N 60
VAR00043 Pearson Correlation 0,353 valid
Sig. (2-tailed) 0,005
N 60
VAR00044 Pearson Correlation 0,506 valid
Sig. (2-tailed) 0
N 60
VAR00046 Pearson Correlation 0,304 valid
Sig. (2-tailed) 0,017
N 60
VAR00047 Pearson Correlation 0,4 valid
Sig. (2-tailed) 0,001
N 60
VAR00048 Pearson Correlation 0,315 valid
Sig. (2-tailed) 0,013
N 60
VAR00049 Pearson Correlation 0,458 valid
Sig. (2-tailed) 0,0002
N 60
VAR00050 Pearson Correlation 0,312 valid
Sig. (2-tailed) 0,014
N 60
VAR00051 Pearson Correlation 0,472 valid
Sig. (2-tailed) 0,0001
N 60
VAR00052 Pearson Correlation 0,327 valid
Sig. (2-tailed) 0,01
N 60
VAR00053 Pearson Correlation 0,427 valid
Sig. (2-tailed) 0,0006
N 60
VAR00054 Pearson Correlation 0,337 valid
Sig. (2-tailed) 0,008
N 60
VAR00055 Pearson Correlation 0,316 valid
Sig. (2-tailed) 0,013
N 60
VAR00056 Pearson Correlation 0,527 valid
Sig. (2-tailed) 0,000
N 60
VAR00057 Pearson Correlation 0,115 tidak valid
Sig. (2-tailed) 0,379
N 60
VAR00058 Pearson Correlation 0,361 valid
Sig. (2-tailed) 0,004
N 60
VAR00059 Pearson Correlation 0,326 tidak valid
Sig. (2-tailed) 0,01
N 60
VAR00060 Pearson Correlation 0,35 valid
Sig. (2-tailed) 0
N 60
VAR00062 Pearson Correlation 0,329 valid
Sig. (2-tailed) 0,01
N 60
VAR00063 Pearson Correlation 0,349 tidak valid
Sig. (2-tailed) 0,006
N 60
VAR00064 Pearson Correlation 0,206 tidak valid
Sig. (2-tailed) 0,113
N 60
VAR00065 Pearson Correlation 0,467 valid
Sig. (2-tailed) 0,0001
N 60
VAR00066 Pearson Correlation 0,348 tidak valid
Sig. (2-tailed) 0,006
N 60
VAR00067 Pearson Correlation 0,489 valid
Sig. (2-tailed) 0
N 60
VAR00068 Pearson Correlation 0,54 valid
Sig. (2-tailed) 0
N 60
VAR00069 Pearson Correlation 0,358 valid
Sig. (2-tailed) 0,004
N 60
VAR00070 Pearson Correlation 0,341 valid
Sig. (2-tailed) 0,007
N 60
VAR00071 Pearson Correlation 0,357 valid
Sig. (2-tailed) 0,005
N 60
VAR00072 Pearson Correlation 0,343 valid
Sig. (2-tailed) 0,007
N 60
VAR00073 Pearson Correlation 0,525 valid
Sig. (2-tailed) 0
N 60
VAR00074 Pearson Correlation 0,396 valid
Sig. (2-tailed) 0,001
N 60
VAR00075 Pearson Correlation 0,365 valid
Sig. (2-tailed) 0,004