• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis penerapan metode demonstrasi berbantuan alat peraga pada materi Persamaan Linear Satu Variabel (PLSV) ditinjau dari hasil belajar siswa kelas VII A SMP Bopkri 1 Yogyakarta tahun ajaran 2016 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis penerapan metode demonstrasi berbantuan alat peraga pada materi Persamaan Linear Satu Variabel (PLSV) ditinjau dari hasil belajar siswa kelas VII A SMP Bopkri 1 Yogyakarta tahun ajaran 2016 2017"

Copied!
183
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENERAPAN METODE DEMONSTRASI BERBANTUAN ALAT PERAGA PADA MATERI PERSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL (PLSV)

DITINJAU DARI HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII-A SMP BOPKRI 1 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Matematika

Disusun oleh :

Franciska Vitriyanti (131414024)

PRORGAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)

i

ANALISIS PENERAPAN METODE DEMONSTRASI BERBANTUAN ALAT PERAGA PADA MATERI PERSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL (PLSV)

DITINJAU DARI HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII-A SMP BOPKRI 1 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Matematika

Disusun oleh :

Franciska Vitriyanti (131414024)

PRORGAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

iv

HALAMAN MOTTO

Dalam situasi apapun kita, baik susah dan senang, Allah

yang adalah sumber kehidupan tak akan sekali-kali

meninggalkan kita

(Ibrani 13:5)

Sekalinya kamu ingin mengerjakan sesuatu, jangan takut

gagal dan jangan tinggalkan itu. Jika dikerjakan dengan

ketulusan hati maka kamu akan mendapatkan

kebahagian. Jangan lupa bersyukur.

(6)

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan teruntuk:

Tuhan Yesus yang adalah sumber dari segala sumber yang telah

memberikan nafas kehidupan, berkat dari hikmat, kasih,

dan peguasaan diri.

Kedua orang tua yang saya banggakan dan cintai dengan penuh kasih

Bapak Ignatius Sugiyatno & Ibu Veronika Surtini

Semua orang yang saya kasihi yang telah memberikan dukungan,

perhatian dan doa dalam segala usaha yang saya lakukan.

(7)
(8)
(9)

viii ABSTRAK

Franciska Vitriyanti, 2017. Analisis Penerapan Metode Demonstrasi Berbantuan Alat Peraga Pada Materi Persamaan Linear Satu Variabel (PLSV) Ditinjau Dari Hasil Belajar Siswa Kelas VII-A SMP BOPKRI 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017. Skipsi. Program Studi Pendidikan Matematika. Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pembelajaran matematika dengan menerapkan metode demonstrasi berbantuan alat peraga Malabar guna mencapai keberhasilan belajar siswa kelas VII-A SMP BOPKRI 1 Yogyakarta pada materi Persamaan Linear Satu Variabel (PLSV).

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif-kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah 24 siswa kelas VII-A SMP BOPKRI 1 Yogyakarta. Objek dalam penelitian ini adalah penerapan metode demonstrasi pada materi Persamaan Linear Satu Variabel ditinjau dari hasil belajar siswa kelas VII-A SMP BOPKRI 1 Yogyakarta. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari-Maret 2017. Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1) instrumen test tertulis yang meliputi: soal pretest dan soal posttest (2) instrumen pembelajaran yang meliputi: RPP, materi pembelajaran, LKS, dan media pembelajaran berupa alat peraga (3) instrumen pendukung keberhasilan belajar siswa yang meliputi: pengisian kuesioner dan wawancara.

Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) siswa kelas VII-A telah berhasil mencapai keberhasilan dalam belajar terkait materi Persamaan Linear Satu Variabel. Diperoleh rata-rata nilai pretest 78 dan rata-rata nilai posttest 76. Dengan demikian, siswa kelas VII-A telah mencapai nilai KKM, yaitu 75 (2) pembelajaran matematika yang dilakukan oleh siswa kelas VII-A dengan menerapkan metode demonstrasi berbantuan alat peraga pada materi Persamaan Linear Satu Variabel dapat dikatakan cukup baik. Hal ini terlihat dari persentase minat belajar siswa kelas VII-A yaitu 58% dengan kriteria “SEDANG”.

(10)

ix ABSTRACT

Franciska Vitriyanti, 2017. The Analysis of Application of Demonstration Method Using Manipulative on Linear Equation In One Variable Material Was Seen from The Student’s Learning Result on Grade VII-A SMP BOPKRI 1 Yogyakarta Academic Year 2016/2017. Undergraduate Thesis. Mathematics Education Study Program. Mathematics Education and Science Department, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University Yogyakarta.

This research aims to analyze the learning process of mathematics by applying demonstration method using manipulative to reach a success on learning Linear Equation in One Variable at SMP BOPKRI 1 Yogyakarta grade VII-A.

This research applied descriptive quantitative -qualitative. The subject of this research were students from SMP BOPKRI 1 Yogyakarta grade VII-A which consist of 24 students. The object of this research was the implementation of demonstration method on Linear Equation in One Variable material was seen from the result of learning process of students grade VII-A SMP BOPKRI 1 Yogyakarta. This research was held on February-March 2017. The instruments of the data gathering procedure were (1) written test instrument which consists of: pretest and posttest, (2) learning instrument which consists of lesson plan, material learning, LKS, and learning media in the form of manipulative, (3) instrument that supports the success of students learning process which consist of: questionnaire and interview.

The result shows that: (1) students of grade VII-A are successful on reaching the learning’s goal related to Linear Equation in One Variable. The average of pretest

is 78 and the result of posttest is 76. Therefore, students of VII-A reaches the KKM score, which is 75; (2) learning mathematic by applying demonstration method using manipulative on Linear Equation in One Variable material is good enough. It can be seen through the percentage of student’s interest which reaches 58% with “MEDIUM” criteria.

(11)

x

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria untuk

kasih yang menuntun peneliti dapat menyelesaikan skripsi berjudul “Analisis

Penerapan Metode Demonstrasi Berbantuan Alat Peraga Pada Materi Persamaan

Linear Satu Variabel (PLSV) Ditinjau Dari Hasil Belajar Siswa Kelas VII-A SMP

BOPKRI 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017”

Penyelesaian skripsi ini tak lepas dari peran serta berbagai pihak yang telah

mendukung dan membantu. Oleh karena itu, saya ingin mengucapkan terima kasih

banyak kepada :

1. Tuhan Yesus yang telah memberikan nafas kehidupan, berkat dari hikmat, kasih,

dan peguasaan diri sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Semua yang

saya lakukan karena campur tangan dari Tuhan Yesus.

2. Bapak Sardjana, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah memberikan

bantuan dan bimbingan kepada penulis berupa saran dan solusi dalam pengerjaan

skripsi ini hingga selesai.

3. Kedua orang tua saya, yaitu Bapak Ignatius Sugiyatno dan Ibu Veronika Surtini

yang telah memberikan saya kasih sayang, cinta kasih, dukungan dan motivasi,

serta segala keperluan yang saya butuhkan selama proses perkuliahan hingga

akhirnya saya dapat menyelesaikan semua tugas dan tanggung jawab saya dalam

(12)

xi

4. Saudara dan saudari kandung saya, yaitu Fransiskus Xaverius Dwipura dan

Fransina Tri Megasara yang telah memberikan dukungan dan doa kepada saya

untuk tetap semangat dalam menghadapi segala problema.

5. Segenap keluarga besar dari bapak maupun ibu yang telah membantu dan

mendukung saya dalam proses menuntut ilmu di Kota Yogyakarta.

6. Teman-teman Kontrakan Cemara Ceria dan segala isinya, yaitu Kak Maria, Kak

Amel, Kak Gege, Kak Lea, Kak Dian, Kak Rhisty, Kak Mira, Kak Ratna, Kak

Dita, dan Feboy yang telah membantu, mendukung dan mendoakan saya dalam

lika-liku kehidupan di Kota Yogyakarta ini. Banyak kisah yang tak terlupakan di

antara kita hingga susah senangpun kita lalui bersama-sama.

7. Teman-teman Rakat P.mat 2013, yaitu Anansi, Frins, Icha, Mensi, Ria, Sri, Sttela,

Yuna, Vinny, Geni, Wulan, Yolan, dan Yoan yang telah memberikan segala

bantuan, dukungan serta doa kepada saya. Tetap dijaga kekompakkannya ya ,

gengs.

8. Teman-teman seperjuangan selama proses perkuliahan (P.MAT USD 2013), yaitu

Fany, Hary, Dina, Tri, Dhevin, Dora, Emi, Cahyo, Gerar, Devor dan lain-lain yang

telah memberikan segala bantuan, dukungan serta doa kepada saya. Terimakasih

untuk masa-masa indah di bangku perkuliahan.

9. SMP BOPKRI 1 Yogyakarta, selaku sarana dan prasarana yang saya gunakan

(13)
(14)

xiii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii

ABSTRAK ... viii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 5

(15)

xiv

E. Batasan Istilah ... 6

F. Tujuan Penelitian ... 8

G. Manfaat Penelitian ... 8

H. Sistematika Penulisan ... 9

BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Analisis ... 10

B. Kerangka Berpikir ... 29

BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 31

BAB IV. DATA DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Pelaksanaan Kegiatan Penelitian ... 56

B. Tabulasi Data ... 66

(16)

xv

D. Pembahasan ... 87

E. Kelemahan Penelitian ... 91

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 93

B. Saran ... 95

DAFTAR PUSTAKA ... 96

(17)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Alat Peraga Malabar ... 16

Gambar 4.1 Pelaksanaan Pretest ... 55

Gambar 4.2 Pemberian Treatment 1 ... 57

Gambar 4.3 Pemberian Treatment 2 ... 58

Gambar 4.4 Pemberian Treatment 3 ... 58

Gambar 4.5 Pemberian Treatment 4 ... 58

Gambar 4.6 Pemberian Treatment 5 ... 59

(18)

xvii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Contoh PLSV ... 24

Tabel 2.2 Perbandingan Taksonomi Bloom dan Hasil Revisi ... 28

Tabel 3.1 Kisi-kisi Soal Hasil Belajar ... 35

Tabel 3.2 Soal Pretest ... 36

Tabel 3.3 Soal Posttest ... 38

Tabel 3.4 Soal LKS ... 39

Tabel 3.5 Kisi-kisi Kuesioner ... 40

Tabel 3.6 Kuesioner Minat Belajar Siswa ... 41

Tabel 3.7 Kisi-kisi Wawancara ... 43

Tabel 3.8 Wawancara Pembelajaran Matematika Siswa ... 44

Tabel 3.9 Interpretasi Koefisien Korelasi Validitas ... 46

Tabel 3.10 Interpretasi Koefisien Korelasi Reliabilitas ... 47

Tabel 3.11 Kategori Keterlaksanaan Pembelajaran ... 49

Tabel 3.12 Kategori Hasil Tes ... 50

Tabel 3.13 Pedoman Skor Kuesioner ... 51

Tabel 3.14 Kategori Kuesioner Minat Belajar Siswa ... 52

Tabel 3.15 Hasil Kategori Kuesioner Minat Belajar Siswa ... 53

Tabel 3.16 Kriteria Persentase Hasil Minat Belajar Siswa ... 53

Tabel 4.1 Kegiatan Pelaksanaan Pengambilan Data ... 56

(19)

xviii

Tabel 4.3 Hasil Validasi Posttest ... 64

Tabel 4.4 Hasil Reliabilitas Pretest dan Posttest ... 66

Tabel 4.5 Data Pengamatan Keterlaksanaan Pembelajaran ... 67

Tabel 4.6 Data Hasil Pretest ... 68

Tabel 4.7 Data Hasil Posttest ... 69

Tabel 4.8 Data Hasil Minat BelajarSiswa ... 70

Tabel 4.9 Data Hasil Wawancara 6 Siswa ... 71

Tabel 4.10 Kategori Data Hasil Pretest ... 80

Tabel 4.11 Perincian Data Hasil Pretest ... 81

Tabel 4.12 Kategori Data Hasil Posttest ... 82

Tabel 4.13 Perincian Data Hasil Posttest ... 83

Tabel 4.14 Kategori Data Hasil Minat Belajar Siswa ... 84

(20)

xix

DAFTAR GRAFIK

Halaman

(21)

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran I

Lampiran 1a Surat Ijin Observasi, Penelitian, dan Wawancara ... 99

Lampiran 1b Surat Keterlaksanaan Penelitian ... 100

Lampiran II Lampiran 2a Validasi Pakar RPP ... 101

Lampiran 2b Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 103

Lampiran 2c Lembar Keterlaksanaan Penelitian (Observer 1) ... 113

Lampiran 2d Lembar Keterlaksanaan Penelitian (Observer 2) ... 116

Lampiran III Lampiran 3 Validasi Pakar Alat Peraga ... 119

Lampiran IV Lampiran 4a Validasi Pakar Kuesioner ... 121

Lampiran 4b Lembar Kuesioner Minat Siswa yang Tertinggi ... 123

Lampiran 4c Lembar Kuesioner Minat Siswa yang Terendah ... 127

Lampiran V Lampiran 5 Validasi Pakar Wawancara ... 131

Lampiran VI Lampiran 6a Validasi Pakar Pretest ... 133

Lampiran 6b Kunci Jawaban Pretest ... 136

(22)

xxi

Lampiran 6d Nilai Pretest Terendah ... 139

Lampiran 6e Validasi Pakar Posttest ... 140

Lampiran 6f Kunci Jawaban Posttest ... 143

Lampiran 6g Nilai Posttest Tertinggi ... 145

Lampiran 6h Nilai Posttest Terendah ... 146

Lampiran 6i Kunci Jawaban LKS ... 147

Lampiran 6j Jawaban Siswa LKS ... 149

Lampiran VII

Lampiran 7a Data Perhitungan Uji Validasi Pretest ... 150

Lampiran 7b Data Perhitungan Uji Validasi Posttest ... 152

Lampiran VIII

Lampiran 8a Data Perhitungan Uji Reliabilitas Pretest ... 154

Lampiran 8b Data Perhitungan Uji Reliabilitas Posttest ... 155

Lampiran IX

Lampiran 9 Data Observasi PPL ... 156

Lampiran X

Lampiran 10a Daftar Kehadiran Siswa (Pelaksanaan Pretest) ... 158

Lampiran 10b Daftar Kehadiran Siswa (Pemberian Treatment) ... 159

Lampiran 10c Daftar Kehadiran Siswa (Pelaksanaan Posttest) ... 160

Lampiran XI

(23)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu usaha yang terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Hal ini disesuaikan dengan tujuan

pendidikan nasional menurut Undang-Undang No. 20, Tahun 2003 pasal 3,yaitu:

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa

yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan

untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung

jawab.

Proses pendidikan yang digunakan adalah dengan sistem evaluasi, akreditasi

dan sertifikasi untuk memantau perkembangan pendidikan. Evaluasi dilakukan

dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional sebagai bentuk

akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak yang

berkepentingan. Salah satu bentuk evaluasi pendidikan adalah Ujian Nasional

(24)

yang dilakukan pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan, yaitu dengan

kegiatan penilaian (asesment) secara sistematis dan komprehensif yang

diselenggarakan oleh pihak-pihak terkait. Hasilnya berupa tingkatan status, yaitu

terdaftar, diakui, dan disamakan. Upaya lain yang dilakukan oleh pemerintah

dalam memantau perkembangan pendidikan adalah sertifikasi. Sertifikasi

dilakukan untuk menyaring para pendidik pada kelayakannya dalam mendidik

atau mengajar. Sehingga dapat diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap

peningkatan mutu pendidikan.

Salah satu penentu utama bagi keberhasilan pendidikan adalah

membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar

(Sagala, 2009: 61). Pada hakikatnya pembelajaran merupakan penyediaan sistem

lingkungan yang mengakibatkan terjadinya proses belajar pada diri siswa dengan

mengoptimalkan pertumbuhan dan pengembangan potensi yang ada pada diri

siswa. Adapun faktor-faktor yang berpengaruh terhadap proses pembelajaran

adalah internal dan eksternal. Faktor internal yakni faktor yang bersumber dari

dalam diri siswa yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal

meliputi: kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, serta kondisi fisik

dan kesehatan. Faktor eksternal yakni faktor yang bersumber dari luar diri siswa

yang mempengaruhi hasil belajarnya, yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat

(25)

Dalam proses pembelajaran, peran guru sangat dibutuhkan sebagai tenaga

pengajar yang mampu melaksanakan misi pendidikan dan mewujudkan sistem

pendidikan yang bermutu. Tetapi keadaan selama ini sangat jauh berbeda,

dimana dalam pelaksanaannya guru masih belum menguasai materi, cara

mengajar guru yang monoton dan terpaku pada buku serta saat mengevaluasi

pembelajaran siswa dituntut untuk memberikan jawaban yang sama persis seperti

yang dijelaskan guru. Sehingga siswa tidak diberi peluang untuk berfikir kreatif.

Sedangkan untuk memperbaiki mutu pendidikan, guru dituntut lebih kreatif

menyampaikan bahan pembelajaran sehingga mampu menciptakan

inovasi-inovasi yang baru. SMP BOPKRI 1 Yogyakarta adalah sasaran penelitian yang

akan dilakukan oleh peneliti. Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan

sewaktu PPL, siswa SMP BOPKRI 1 Yogyakarta merasa kurang tertarik dan

menganggap sulit pelajaran matematika dikarenakan pembelajaran yang bersifat

abstrak. Penyampaian materi yang disampaikan oleh guru terkadang sulit untuk

dipahami, terlalu berbelit-belit dan tidak sistematis sehingga dapat membuat

siswa SMP BOPKRI 1 Yogyakarta merasa kesulitan dalam menerima “pesan”

yang ingin disampaikan oleh guru. Salah satu materi yang dianggap sulit oleh

siswa kelas VII-A SMP BOPKRI 1 Yogyakarta adalah Persamaan Linear Satu

Variabel (PLSV), dimana siswa kesulitan mengoperasikan dan kurang teliti

(26)

Sebagai guru, kita harus tahu bagaimana cara membantu kesulitan siswa

ketika menyampaikan materi PLSV. Upaya yang ingin dilakukan peneliti untuk

membantu siswa adalah menggunakan sebuah alat peraga dalam menyelesaikan

PLSV. Metode yang digunakan di SMP BOPKRI 1 Yogyakarta adalah metode

ceramah, diskusi, tanya jawab, dan pemberian tugas. Sedangkan metode yang

mendukung pemanfaatan alat peraga untuk siswa kelas VII-A SMP BOPKRI 1

Yogyakarta belum dimunculkan secara optimal oleh guru. Hal ini membuat

peneliti ingin menerapkan metode Demonstrasi berbantuan alat peraga yang

bernama MALABAR guna membantu siswa menyelesaikan materi PLSV dan

menumbuhkan minat siswa kelas VII-A SMP BOPKRI 1 Yogyakarta dalam

pembelajaran. Sehingga peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan

judul “Analisis Penerapan Metode Demonstrasi Berbantuan Alat Peraga Pada

Materi Persamaan Linear Satu Variabel (PLSV) Ditinjau Dari Hasil Belajar

(27)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang, diidentifikasi beberapa masalah yang lebih

spesifik antara lain sebagai berikut:

1. Pembelajaran masih berpusat pada aktifitas guru.

2. Siswa masih kesulitan dalam memahami maupun mengerti materi

pembelajaran disampaikan guru.

3. Guru masih belum menguasai materi pembelajaran.

4. Pemanfaatan alat peraga belum dimunculkan oleh guru secara optimal.

C. Pembatasan Masalah

Mengingat identifikasi di atas, peneliti membatasi masalah terhadap

pembelajaran matematika pada materi Persamaan Linear Satu Variabel (PLSV)

dengan menerapkan metode Demonstrasi berbantuan alat peraga guna mencapai

keberhasilan belajar siswa agar menjadi lebih fokus.

D. Rumusan Masalah

Berikut adalah permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini.

1. Bagaimana penerapan pembelajaran menggunakan metode Demonstrasi

berbantuan alat peraga dalam menyelesaikan soal persamaan linear satu

(28)

2. Apakah penggunaan metode Demonstrasi berbantuan alat peraga pada

materi Persamaan Linear Satu Variabel (PLSV) dapat mencapai keberhasilan

belajar siswa kelas VII-A SMP BOPKRI 1 Yogyakarta?

E. Batasan Istilah

Adapun beberapa pengertian dari judul penelitian ini adalah:

1. Analisis

Analisis adalah kegiatan dalam mengamati suatu hal secara detail dengan

cara menguraikan komponen-komponen pembentuknya untuk dikaji lebih

lanjut.

2. Penerapan

Penerapan adalah menerapkan suatu metode pembelajaran yaitu metode

Demonstrasi berbantuan alat peraga Malabar pada materi PLSV.

3. Metode

Metode adalah berbagai cara atau seperangkat cara atau jalan yang dilakukan

dan ditempuh guru secara sistematis dalam melakukan upaya pembelajaran

yang telah diolah.

4. Metode Demonstrasi

Metode Demonstrasi adalah salah satu metode dalam pembelajaran yang

pelaksanaannya dilakukan melalui penyajian bahan pelajaran dengan

(29)

satunya adalah alat peraga kepada siswa. Alat peraga yang digunakan pada

penelitian ini adalah Malabar.

5. Hasil Belajar.

Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku (kognitif, afektif dan

psikomotorik) setelah selesai melaksanakan proses pembelajaran dengan

strategi pembelajaran kemudian dibuktikan dengan hasil evaluasi berupa

nilai.

6. Persamaan Linear Satu Variabel (PLSV)

Persamaan Linear Satu Variabel (PLSV) adalah kalimat terbuka yang

dihubungkan dengan tanda sama dengan (=) dan hanya mempunyai satu

variabel (peubah) berpangkat paling tinggi satu. Bentuk umum Persamaan

Linear Satu Variabel adalah ax + b = 0, dengan a ≠ 0.

Arti dalam judul “Analisis Penerapan Metode Demonstrasi Berbantuan Alat

Peraga Pada Materi Persamaan Linear Satu Variabel (PLSV) Ditinjau Dari Hasil

Belajar Siswa Kelas VII-A SMP BOPKRI 1 Yogyakarta Tahun Ajaran

2016/2017” adalah menganalisis suatu pembelajaran matematika dengan

menerapkan metode Demonstrasi berbantuan alat peraga Malabar dalam

menyelesaikan materi PLSV. Keberhasilan belajar siswa kelas VII-A SMP

(30)

F. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pembelajaran matematika dengan

menerapkan metode Demonstrasi berbantuan alat peraga guna mencapai

keberhasilan belajar siswa kelas VII-A SMP BOPKRI 1 Yogyakarta pada materi

Persamaan Linear Satu Variabel (PLSV).

G. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis

Penelitian ini berguna untuk memperdalam pengetahuan tentang

pembelajaran matematika dengan menerapkan metode Demonstrasi

berbantuan alat peraga serta mengetahui keberhasilan belajar siswa.

2. Secara praktis

Penelitian ini dapat menjadikan metode Demonstrasi berbantuan alat peraga

(31)

H. Sistematis Penulisan 1. Bab I Pendahuluan

Memuat latar belakang dilaksanakannya penelitian ini, identifikasi masalah,

pembatasan masalah yang akan diteliti, rumusan masalah, penjelasan

istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian, tujuan penelitian, manfaat

penelitian dan sistematika penulisan.

2. Bab II Kajian pustaka

Memuat landasan teori yang berkaitan dengan judul skripsi kemudian

dikutip dari beberapa sumber, antara lain: analisis, metode, metode

demonstrasi berbantuan alat peraga Malabar, hasil belajar, dan materi

Persamaan Linear Satu Variabel (PLSV).

3. Bab III Metode penelitian

Memuat jenis penelitian, subjek penelitian, objek penelitian, waktu dan

tempat penelitian, perumusan variabel, bentuk data, metode dan instumen

pengumpulan data, validitas dan reliabilitas, metode atau teknik analisis

data, serta prosedur pelaksanaan penelitian.

4. Bab IV Data dan Analisis Data

Memuat deskripsi pelaksanaan kegiatan penelitian, tabulasi data, analisis

data, pembahasan, dan kelemahan penelitian.

5. Bab V Penutup

(32)

10 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Analisis

1. Pengertian Analisis

Terdapat beberapa definisi mengenai analisis, antara lain sebagai berikut:

a. Analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan

penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk

memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan

(KBBI, 2002: 43)

b. Analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan

penelaahan bagian itu sendiri, serta hubungan antar bagian untuk

memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan

(Darminto & Julianty, 2002: 52)

Dari beberapa pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa analisis

adalah kegiatan dalam mengamati suatu hal secara detail dengan cara

(33)

2. Metode

Terdapat beberapa definisi mengenai metode, antara lain sebagai berikut:

a. Metode adalah suatu model yang dapat dilakukan untuk menggelar

aktivitas belajar-mengajar agar berjalan dengan baik (Rahyubi, 2012:

236)

b. Metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu

tujuan (Darmadi, 2013: 42)

c. Metode adalah suatu cara yang teratur atau yang telah dipikirkan secara

mendalam untuk digunakan dalam mencapai sesuatu (Anitah dan

Supriyati, 2008: 43)

Dari beberapa pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa metode

adalah suatu cara dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa.

Pemilihan metode dapat mempengaruhi keberhasilan belajar siswa. Dalam proses

pembelajaran, peran guru yang pokok adalah menciptakan situasi, menyediakan

kemudahan, merancang kegiatan, dan membimbing siswa agar terlibat dalam

(34)

3. Metode Demonstrasi

a. Pengertian metode Demonstrasi

Terdapat beberapa definisi mengenai metode Demonstrasi, antara lain

sebagai berikut:

1) Metode Demonstrasi adalah pertunjukan tentang proses terjadinya

suatu peristiwa, pada sampai penampilan tingkah laku yang

dicontohkan agar dapat dipahami siswa baik secara nyata maupun

tiruan (Rusminiati, 2007 : 2)

2) Metode Demonstrasi adalah cara pembelajaran dengan

memeragakan, mempertunjukkan atau memperlihatkan sesuatu di

hadapan murid di kelas atau di luar kela (Rasyad, 2006 : 8)

3) Metode Demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara

memperagakan barang, kejadian, aturan dan urutan melakukan

kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media

pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang

sedang disajikan (Syah, 2006 : 208)

Dari beberapa pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa metode

Demonstrasi adalah salah satu metode dalam pembelajaran yang pelaksanaannya

dilakukan melalui penyajian bahan pembelajaran dengan memperagakan dan

(35)

b. Penerapan Metode Demonstrasi

Pada metode Demonstrasi guru atau sekelompok siswa

menunjukkan sesuatu kepada orang atau sekelompok lain (Budi

2001:48). Hal ini dilakukan guru untuk melakukan pembelajaran dengan

menerapkan metode Demonstrasi yang berarti menunjukkan,

mengerjakan dan menjelaskan suatu objek, benda atau proses dari suatu

kejadian atau perisitiwa.

Hal-hal yang perlu diperhatikan guru, dalam menerapkan metode

Demontrasi:

1) Metode Demonstrasi akan menjadi metode yang tidak wajar apabila

alat yang didemonstrasikan tidak bisa di amati dengan seksama oleh

siswa. Misalnya alatnya terlalu kecil atau penjelasannya tidak jelas.

2) Metode Demonstrasi menjadi kurang efektif bila tidak diikuti oleh

aktivitas di mana siswa sendiri dapat ikut memperhatikan dan

menjadi aktivitas mereka sebagai pengalaman yang berharga.

3) Tidak semua hal dapat di demonstrasikan di kelas karena alat-alat

yang terlalu besar atau yang berada di tempat lain yang tempatnya

jauh dari kelas.

4) Hendaknya dilakukan dalam hal-hal yang bersifat praktis. Sebagai

pendahuluan, berilah pengertian dan landasan teori dari apa yang

(36)

Sebaiknya dalam mendemonstrasikan pelajaran tersebut guru harus

terlebih dulu mendemonstrasikan dengan sebaik-baiknya agar dapat

melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran (Budi, 2001:

48).

Kelebihan metode Demonstrasi:

i. Perhatian anak didik dapat di pusatkan, dan titik berat yang di anggap

penting oleh guru dapat diamati.

ii. Perhatian anak didik akan lebih terpusat pada apa yang di

demonstrasikan, jadi proses anak didik akan lebih terarah dan akan

mengurangi perhatian anak didik kepada masalah lain.

iii. Dapat merangsang siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti proses

belajar.

iv. Dapat menambah pengalaman anak didik.

v. Bisa membantu siswa ingat lebih lama tentang materi yang di

sampaikan.

vi. Dapat mengurangi kesalahpahaman karena pengajaran lebih jelas dan

konkret.

vii. Dapat menjawab semua masalah yang timbul di dalam pikiran setiap

(37)

Kekurangan Metode Demonstrasi:

i. Memerlukan waktu yang cukup banyak.

ii. Apabila terjadi kekurangan media, metode Demonstrasi kurang

efisien.

iii. Memerlukan biaya yang tidak sedikit untuk membeli

bahan-bahannya.

iv. Memerlukan banyak tenaga.

v. Apabila siswa tidak aktif maka metode Demonstrasi menjadi tidak

efektif.

Penerapan metode Demonstrasi pada materi PLSV menggunakan alat

peraga dapat menunjang suatu pembelajaran. Alat peraga tersebut terinspirasi

pada alat peraga yang bernama Kenik Aljabar yang ditemukan melalui

Workshop Matematika FKIP UHAMKA tahun 2004, yang dipelopori oleh

Slamet Soro (Sumarno: 2004). Kemudian nama alat peraga Kenik Aljabar

dimodifikasi oleh peneliti yang bernama Malabar yang mempunyai arti Mari

Belajar Aljabar. Tujuan peneliti membuat alat peraga adalah agar peneliti

dapat mengajak siswa memperagakan dan menggunakan Malabar dalam

menyelesaikan PLSV serta dapat menarik perhatian siswa dalam proses

(38)

Penggunaan alat peraga Malabar pada materi PLSV didasari oleh materi

Himpunan pada sub-bab Korespondensi Satu-satu, dimana dalam memperoleh

nilai suatu variabel akan dikelompokkan ke dalam kelompok yang sama.

Sehingga ketika menentukan penyelesaian PLSV antara variabel dan

konstanta haruslah dipisahkan terlebih dahulu.

Langkah-langkah penggunaan alat peraga Malabar:

i. Dengan memperhatikan tanda bilangan pada PLSV, letakkan stik-stik

pada wadah yang sudah ditentukan variabel dan konstantanya.

Keterangan:

 Stik berwarna merah untuk variabel bertanda positif.

 Stik berwarna ungu untuk variabel bertanda negatif.

 Stik berwarna hijau untuk konstanta bertanda positif.  Stik berwarna kuning untuk konstanta bertanda negatif

(39)

ii. Pisahkan variabel dan konstanta pada ruas yang berbeda di mana sudah

ditentukan pada ruas kiri khusus untuk variabel x dan ruas kanan khusus

untuk konstanta.

iii. Untuk menjadikan variabel pada ruas kiri bernilai x, maka variabel pada

ruas kanan kita jadikan nol (0) yaitu dengan cara mengurangkan atau

menambahkan sebanyak jumlah stik yang ada pada variabel di ruas

kanan.

iv. Apabila ruas kanan telah dikurangkan atau dijumlahkan sebanyak stik

yang ada pada wadah, maka lakukan hal yang sama dengan ruas kiri.

v. Untuk konstanta yang hanya dikhususkan pada ruas kanan, maka

konstanta pada ruas kiri kita jadikan nol (0) yaitu dengan cara

mengurangkan atau menambahkan sebanyak jumlah stik yang ada pada

konstanta di ruas kiri.

vi. Apabila ruas kiri telah dikurangkan atau dijumlahkan sebanyak stik yang

ada pada wadah, maka lakukan hal yang sama dengan ruas kanan.

vii. Untuk menyatakan penyelesaian dari suatu persamaan yang ditentukan,

maka dapat dibaca dari ruas kiri yang dikhusus untuk variabel x dan ruas

(40)

Misalkan dengan contoh soal:

Tentukan penyelesaian dari persamaan x − = x + .

Maka langkah-langkah dengan menggunakan alat peraga Malabar adalah

sebagai berikut:

i. Dengan memperhatikan tanda bilangan pada persamaan

x − = x + , letakkan stik-stik pada wadah yang sudah ditentukan

variabel dan konstantanya.

Penjabaran peletakkan stik-stik untuk variabel dan konstanta:

 3x diletakkan pada wadah variabel bertanda positif di ruas kiri

sebanyak 3 stik berwarna merah.

 -2 diletakkan pada wadah konstanta bertanda negatif di ruas kiri

sebanyak 2 stik berwarna kuning.

 2x diletakkan pada wadah variabel bertanda positif di ruas kanan

sebanyak 2 stik berwarna merah.

 4 diletakkan pada wadah konstanta bertanda positif di ruas kanan

(41)

ii. Ingat: Pada ruas kiri khusus untuk variabel x dan ruas kanan khusus untuk

konstanta.

atau

iii. Karena akan menjadikan variabel pada ruas kiri bernilai x, maka variabel

pada ruas kanan kita jadikan nol (0) yaitu dengan cara mengurangkan 2x

(letakkan 2 stik pada wadah variabel bertanda negatif di ruas kanan).

(42)

iv. Lakukan hal yang sama dengan ruas kanan, sehingga kita kurangkan 3x

dengan 2x (kita letakkan 2 stik pada wadah variabel bertanda negatif pada

ruas kiri). Aturan 3 + (-2) = 1

v. Untuk konstanta yang hanya dikhususkan pada ruas kanan, maka

konstanta pada ruas kiri kita jadikan nol (0) yaitu dengan cara

menambahkan 2 (letakkan 2 stik pada wadah variabel bertanda positif di

(43)

vi. Lakukan hal yang sama dengan ruas kiri, sehingga kita tambahkan 4

dengan 2 (letakkan 2 stik pada wadah variabel bertanda positif pada ruas

kanan). Aturan 4 + 2 = 6

vii. Dilihat dari alat peraga Malabar, maka kita peroleh untuk penyelesaian

dari persamaan x − = x + adalah x = 6

Adapun kelebihan dan kekurangan dari alat peraga Malabar antara lain

sebagai berikut:

Kelebihan alat peraga Malabar

 Perhatian siswa akan terpusatkan ke Malabar sebagai alat peraga yang

menjadi media pembelajaran.

 Merangsang siswa menjadi kondusif dengan adanya pengetahuan baru

(44)

Kekurangan alat peraga Malabar

 Apabila dalam menjelaskan tidak tepat, maka Malabar menjadi kurang

menarik dan efisien.

 Hasil pada penerapan metode Demonstrasi berbantuan alat peraga

Malabar berupa bilangan bulat.

Penerapkan metode Demonstrasi pada sebuah pembelajaran dapat dibuat

menjadi pembelajaran menyenangkan. Tetapi perlu diperhatikan ketika guru

menjelaskan suatu materi kepada siswa haruslah jelas cara penggunaannya

agar tidak membuat siswa menjadi kebingungan.

4. Materi PLSV

Persamaan Linear Satu Variabel adalah kalimat terbuka yang

dihubungkan dengan tanda sama dengan (=) dan hanya mempunyai satu

variabel (peubah) berpangkat paling tinggi satu. Bentuk umum Persamaan

Linear Satu Variabel adalah ax + b = 0, dengan a ≠ 0.

Contoh:

1. x + =

2. m – =

3. p – =

(45)

Masing-masing persamaan di atas hanya memiliki satu variabel

(peubah) yaitu x, m, dan p. Tiap-tiap variabelnya hanya berpangkat satu.

Menyelesaikan PLSV adalah menentukan nilai variabel yang memenuhi

persamaan agar kalimat terbuka menjadi sebuah pernyataan dan bernilai

benar. Untuk menentukan penyelesaian PLSV dapat dilakukan dengan

menjumlahkan, mengurangkan, mengalikan atau membagi kedua ruas

dengan bilangan yang sama dan bukan nol agar menjadi seimbang.

Perhatikan bahwa dalam menyelesaikan PLSV, Lawan (invers jumlah)

sangat diperlukan. Dimana lawan dari a adalah -a. Untuk sembarang

bilangan bulat a selalu berlaku: a + (-a) = -a + a = 0. Artinya, penjumlahan

(46)

Tabel 2.1 Contoh PLSV

Soal Penyelesaian menggunakan konsep Penyelesaian menggunakan Malabar

x − = x +

x + − x – = x + – x +

(47)

Soal Penyelesaian menggunakan konsep Penyelesaian menggunakan Malabar

x – + = +

(48)

KONTROL

Variabel x = 6, disubstitusikan ke soal.

− = + .

− = + .

= .

Jadi, nilai variabel x = 6 memenuhi persamaan x − = x + .

5. Hasil Belajar

Terdapat beberapa definisi mengenai metode, antara lain sebagai berikut:

a. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah

menerima pengalaman belajarnya, sedangkan menurut Gagne hasil belajar

harus harus didasarkan pada pengamatan tingkah laku melalui stimulus

respon (Sudjana, 2005 : 19)

b. Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian,

sikap-sikap, apresiasi, ablititas dan keterampilan (Hamalik, 2007 : 31)

Hasil belajar tampak sebagai perubahan tingkah laku pada diri siswa yang

dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan, sikap dan

keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan

pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya, misalnya

dari tidak tahu menjadi tahu, sikap kurang sopan menjadi sopan dan

(49)

Penilaian proses serta hasil belajar dan pembelajaran merupakan

implementasi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar

Nasional pendidikan (SNP). Penetapan SNP membawa implikasi terhadap

model dan teknik penilaian pembelajaran yang mendidik.

Langkah perencanaan penilaian proses serta hasil belajar dan pembelajaran

mencakup rencana penilaian proses pembelajaran dan rencana penilaian hasil

belajar siswa. Rencana penilaian proses serta hasil belajar dan pembelajaran

merupakan rencana penilaian yang akan dilakukan oleh guru untuk memantau

proses kemajuan perkembangan hasil belajar siswa sesuai dengan potensi yang

dimiliki dan kemampuan yang diharapkan secara berkesinambungan.

Hasil belajar (berdasarkan Taksonomi Bloom hasil revisi) dalam rangka

pembelajaran meliputi tiga kategori ranah, yaitu:

1) Ranah kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari

enam aspek, yaitu:

i. Mengingat

ii. Memahami

iii. Menerapkan

iv. Menganalisis

v. Mengevaluasi

(50)

Perbandingan Taksonomi Bloom dan Hasil revisinya untuk ranah kognitif dapat

dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 2.2

Perbandingan Taksonomi Bloom dan Hasil Revisi

2) Ranah afektif, berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima

jenjang kemampuan, yaitu:

i. Menerima

ii. Menjawab/ Reaksi

iii. Menilai Organisasi

iv. Karakteristik dengan suatu nilai

(51)

3) Ranah psikomotor, meliputi:

i. Keterampilan motorik

ii. Manipulasi benda-benda

iii. Koordinasi neuromuscular (menghubungkan, mengintai)

Dari beberapa teori di atas tentang pengertian hasil belajar, maka peneliti

menyimpulkan hasil belajar adalah perubahan tingkah laku (kognitif, afektif dan

psikomotorik) setelah selesai melaksanakan proses pembelajaran dengan strategi

pembelajaran kemudian dibuktikan dengan hasil evaluasi berupa nilai.

B. Kerangka Berpikir

Pembelajaran matematika merupakan pembelajaran dengan mengembangkan

kemampuan siswa berpikir kritis matematis yang dapat bernalar dan memecahkan

suatu masalah. Dalam pembelajaran matematika siswa harus dilibatkan penuh

secara aktif dalam proses pembelajaran. Pentingnya pemilihan suatu metode dalam

pembelajaran sangat membantu dalam mengarahkan pemahaman konsep siswa

sehingga dapat membuat suatu pembelajaran menjadi bermakna. Pemilihan suatu

metode yang kurang tepat dalam pembelajaran khususnya pembelajaran matematika

akan membuat siswa merasa tidak nyaman dalam mengikuti proses pembelajaran,

dan pada akhirnya akan berdampak pada rendahnya penguasaan konsep dan hasil

belajar siswa. Salah satu pemilihan metode yang terkait dengan penelitian ini adalah

dengan menggunakan metode Demonstrasi. Metode Demonstrasi ini mengarah pada

(52)

kepada siswa. Peran guru juga sangat penting dalam proses pembelajaran, yaitu

guru sebagai fasilitator. Metode Demonstrasi dalam pembelajaran matematika

memberikan pengalaman langsung kepada siswa melalui dunia nyata. Siswa

memperoleh pengalaman atau pengatahuan yang baru agar dapat menambah

konsep-konsep dan ide-ide ke dalam memori siswa. Untuk memberikan

pengetahuan yang lebih bermakna, siswa dilibatkan secara aktif dalam proses

pembelajaran agar dapat melihat minat siswa dan mencapai keberhasilan belajar

sehingga akan meningkatkan kemampuan matematika siswa menjadi baik.

Adapun kerangka berpikir dapat dilihat pada bagan berikut:

Pembelajaran Matematika

(PLSV)

Metode Demonstrasi

Berbantuan Alat Peraga

Melihat hasil belajar siswa

Melihat minat belajar siswa

(53)

31 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan digunakan peneliti bersifat deskriptif kualitatif dan

kuantitatif. Dikatakan penelitian kualitatif karena peneliti menjelaskan gambaran

keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran secara deskriptif dan data yang

diperoleh dianalisis secara kualitatif. Sedangkan dikatakan penelitian kuantitatif

karena data yang diperoleh untuk mencapai keberhasilan belajar siswa dalam bentuk

skor atau angka yang dianalisa secara statistik.

B. Subjek Penelitian

Subjek yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah 24 siswa kelas VII-A SMP

BOPKRI 1 Yogyakarta. 24 siswa kelas VII-A tersebut diantaranya 9 siswa laki-laki

dan 15 siswa perempuan.

C. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah penerapan metode Demonstrasi pada materi

(54)

D. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Februari-Maret 2017 pada tahun

ajaran 2016/2017 dan tempatnya di SMP BOPKRI 1 Yogyakarta.

E. Perumusan Variabel

Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penerapan metode Demonstrasi

berbantuan alat peraga Malabar yang digunakan pada proses pembelajaran

dengan materi Persamaan Linear Satu Variabel (PLSV)

2. Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah keberhasilan belajar dari 24 siswa

kelas VIIA SMP BOPKRI 1 Yogyakarta sebagai subjek penelitian.

F. Bentuk Data

Data yang dibutuhkan dari penelitian adalah:

1. Data Hasil Belajar Siswa (Pretest dan Posttest)

Data hasil belajar siswa diperoleh dari jawaban yang diberikan siswa terhadap

pertanyaan yang termuat dalam tes hasil belajar sebelum (pretest) dan sesudah

(posttest) dilakukan dengan menerapkan metode Demonstrasi berbantuan alat

(55)

2. Kuesioner

Data minat belajar siswa diperoleh dari jawaban yang diberikan siswa terhadap

pernyataan yang termuat dalam kuesioner.

3. Wawancara

Data tanggapan siswa diperoleh melalui wawancara yang dilakukan peneliti

dengan beberpa siswa. Wawancara dilakukan untuk memperkuat data tentang

minta siswa yang diperoleh melalui kuesioner.

G. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data 1. Metode Pengumpulan Data.

a. Tes Hasil Belajar

Metode pengumpulan data ini bertujuan untuk mengukur pencapaian

keberhasilan siswa dalam belajar dengan menerapkan metode Demonstrasi

berbantuan alat peraga Malabar. Tes yang digunakan berupa bentuk uraian

yang dibuat oleh peneliti berdasarkan materi yang disampaikan. Tes ini

menunjang kemampuan siswa dalam merumuskan jawaban siswa dengan

menggunakan kata-kata sendiri. Tes ini digunakan untuk mengetahui

kemampuan awal siswa (pretest) dan mengetahui kemampuan siswa

setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran (posttest). Hasil dari pretest

dan posttest ini akan dianalisis sebagai data akhir dari kesimpulan

(56)

b. Kuesioner

Metode pengumpulan data ini berisikan pernyataan-pernyataan

mengenai minat belajar siswa selama mengikuti proses pembelajaran

dengan menerapkan metode Demonstrasi berbantuan alat peraga Malabar.

Lembar kuesioner diberikan kepada siswa setelah proses pembelajaran

berlangsung.

c. Wawancara

Metode pengumpulan data ini merupakan tindak lanjut dari

diadakannya kuesioner yang bertujuan untuk mendapatkan informasi yang

jelas. Isi dari informasi adalah diharapkan seputar pemahaman materi

PLSV dengan menerapkan metode Demonstrasi berbantuan alat peraga

Malabar yang telah dilaksanakan. Wawancara dilakukan dengan

mengambil beberapa siswa, yaitu 2 siswa memperoleh nilai tertinggi, 2

siswa memperoleh nilai terendah, dan 2 siswa memperoleh nilai rata-rata.

2. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data.

Data yang diperoleh harus sesuai dengan tujuan dan pokok masalah penelitian.

Instrument pengumpulan data dari penelitian ini adalah:

a. Instrumen Tes Hasil Belajar

Berikut ini adalah tabel kisi-kisi yang dibuat oleh peneliti untuk membuat

(57)

Tabel 3.1

Kisi-kisi Soal Hasil Belajar

No Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Materi Jumlah Soal Bentuk Soal

1 2. Memahami bentuk

1. Menentukan bentuk setara dari PLSV dengan cara kedua ruas ditambah,dikurangi, dikalikan atau dibagi dengan bilangan yang sama.

2. Menentukan penyelesaian PLSV. 3. Menyelesaikan masalah

(58)

1) Pretest

Dalam penelitian ini, peneliti membuat soal pretest yang terdiri 5

soal, yaitu 2 model soal cerita dan 3 soal menentukan nilai variabel

dari PLSV. Soal pretest dibuat berdasarkan indikator yang dibuat

oleh peneliti melalui kisi-kisi. Pretest bertujuan untuk mengetahui

sejauh mana tingkat penguasaan materi PLSV pada siswa kelas

VII-A SMP BOPKRI 1 Yogyakarta. Berikut adalah soal pretest yang

disajikan pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.2 Soal Pretest

No Soal Pretest

1a

Tentukan penyelesaian dari Persamaan Linear Satu Variabel

– = +

1b

Tentukan penyelesaian dari Persamaan Linear Satu Variabel

x = x −

1c

Tentukan penyelesaian dari Persamaan Linear Satu Variabel

3x – 4 = 2x – 2

2

Ipo melakukan perjalanan dengan sepeda motor dari kota A ke kota B dengan jarak 40 km. Ipo berangkat pukul 07.00 dan tiba pukul 09.00. Berapa kecepatan rata-rata sepeda motor?

3

Sebuah pabrik roti menggaji seluruh karyawannya Rp 100.000,00 tiap hari. Biaya bahan baku untuk tiap roti adalah Rp 600,00. Harga tiap roti Rp 1.100,00.

(59)

2) Perlakuan/treatment

Perlakuan/treatment bertujuan untuk memberikan materi PLSV

kepada siswa kelas VII SMP BOPKRI 1 Yogyakarta dengan

menerapkan metode Demonstrasi berbantuan alat peraga Malabar.

3) Posttest

Dalam penelitian ini, peneliti membuat soal posttest yang terdiri 5

soal, yaitu 1 model soal cerita dan 4 soal menentukan nilai

variabel dari PLSV. Soal posttest dibuat berdasarkan indikator

yang dibuat oleh peneliti melalui kisi-kisi. Soal posttest bertujuan

untuk mengetahui keberhasilan belajar siswa kelas VII SMP

BOPKRI 1 Yogyakarta setelah diberikan treatment. Soal pretest

dan posttest dibuat berbeda (pretest berisi 2 model soal cerita dan

posttest berisi 1 model soal cerita) oleh peneliti karena setelah

mengoreksi hasilnya ternyata salah satu soal cerita (nomor 4)

siswa dengan mudah menjawab pertanyaan. Hal ini terjadi karena

siswa salah konsep. Peneliti mengharapkan siswa menjawab

pertanyaan berdasarkan konsep PLSV tetapi siswa menjawab

dengan konsep lain. Sehingga peneliti tidak menggunakan model

soal nomor 4 pretest dan membuat soal posttest hanya memuat 1

(60)

Tabel 3.3 Soal Posttest

No Soal Posttest

Dengan menggunakan langkah-langkah penggunanan pada alat peraga Malabar, tentukan penyelesaian dari Persamaan Linear Satu Variabel.

1 + =

peneliti membuat instrumen pembelajaran yang meliputi:

i. Menyusun Satuan Pembelajaran (RPP)

Penyusunan satuan pembelajaran ini bertujuan agar peneliti

dapat menyampaikan materi dengan runtut dan terencana

sehingga dapat diterima oleh siswa dengan mudah.

ii. Menyusun Materi Pembelajaran

Penyusunan materi pembelajaran bertujuan agar peneliti

menyampaikan materi sesuai dengan konsep secara terperinci.

Materi dapat diperoleh dari berbagai sumber sesuai dengan

(61)

iii. Menyusun Media Pembelajaran

Penyusunan media pembelajaran bertujuan agar pembelajaran

yang diajarkan oleh peneliti tidak membuat siswa menjadi

bosan melainkan membuat siswa menjadi tertarik terhadap

pembelajaran. Media pembelajaran berupa alat peraga yaitu

Malabar.

iv. Menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS)

Penyusunan Lembar Kerja Siswa (LKS) ini bertujuan agar

membantu dan mempermudah para siswa dalam proses

pembelajaran menjadi efektif serta dapat mencapai

keberhasilan siswa.

Berikut ini adalah soal-soal yang akan diberikan siswa pada waktu

pemberian treatment.

Tabel 3.4 Soal LKS

No Soal LKS

(62)

b. Instrumen pendukung keberhasilan belajar siswa.

1) Instrumen Minat Belajar Siswa

Pernyataan-pernyataan yang akan diberikan berdasarkan

indikator-indikator minat belajar siswa. Berikut ini adalah tabel kisi-kisi yang

dibuat oleh peneliti untuk membuat kuesioner.

Tabel 3.5

pembelajaran matematika 1,5 3,8

2

Penguasaan Materi siswa dalam pembelajaran matematika

2,6 4,7

3 Ketertarikan siswa dalam

pembelajaran matematika 9,14 11,16

4 Keseriusan siswa dalam

pembelajaran matematika 10,13 12,15

5 Partisipasi siswa dalam

pembelajaran matematika 17,22 19,24

6

Dampak penggunaan alat peraga Malabar pada materi PLSV

18,21 20,23

(63)

Berikut ini adalah tabel kuesioner minat belajar siswa.

Tabel 3.6

Kuesioner Minat Belajar Siswa

No Pernyataan STS TS S SS

1 Materi pelajaran Matematika menarik bagi saya

2

Saya selalu percaya diri dan berani mengemukakan pendapat saya di depan kelas

3

Saya tidak menyiapkan catatan saya selama proses pembelajaran Matematika

4

Saya selalu takut bertanya kepada guru jika materi yang diajarkan belum jelas

5 Saya belajar Matematika tanpa ada paksaan dari siapapun tidak tau saat guru bertanya selama proses pembelajaran.

8

Saya mengajak teman mengobrol ketika proses pembelajaran Matematika

9

Saya akan bertanya kepada guru, teman dan orang tua saya ketika saya mengalami kesulitan dalam belajar Matematika

10 Saya belajar dengan tekun agar mendapatkan nilai yang baik

11

Saya merasa tidak perlu mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru

12

(64)

No Pernyataan STS TS S SS

mengerjakan tugas ataupun soal-soal ujian Matematika

13

Saya selalu rajin mencatat materi pembelajaran Matematika yang diberikan oleh guru

14

Saya membaca Koran, majalah, menonton berita di TV,

mendengarkan radio,

memanfaatkan alam sekitar dan internet untuk menambah informasi ketika belajar Matematika

15

Tugas yang diberikan oleh guru selalu saya kerjakan dengan menyalin dari tugas teman saya

16

Saya membaca buku pelajaran Matematika hanya saat akan ada ulangan harian

17

Saya menjadi lebih mengerti mengenai pelajaran Matematika saat berdiskusi dengan teman kelompok

18

Saya dapat menggunakan alat peraga MALABAR dengan baik sesuai yang diajarkan

19

Saya selalu takut menyampaikan pendapat pada saat berdiskusi dengan teman kelompok

20

Saya tidak paham dengan penggunaan alat peraga Malabar yang diajarkan

21

Alat peraga Malabar dapat membantu saya dalam memahami materi PLSV

22

Saat berdiskusi dengan teman kelompok saya menyampaikan pendapat saya

(65)

No Pernyataan STS TS S SS

alat peraga Malabar

24

Saat berdiskusi saya asyik sendiri dengan kegiatan lain di luar materi Matematika

Instrumen dalam wawancara ini sebagai tindak lanjut dari

kuesioner yang telah dikerjakan oleh siswa. Instrumen ini bertujuan

untuk mengetahui keberhasilan penerapan metode Demonstrasi

berbantuan alat peraga pada materi PLSV. Berikut ini adalah tabel

kisi-kisi wawancara yang dibuat oleh peneliti untuk membuat

pertanyaan.

Tabel 3.7 Kisi-Kisi Wawancara

No Indikator Nomor Soal

1 Pembelajaran yang dilakukan siswa dalam

bidang matematika 1,2

2 Kesulitan yang dihadapi siswa dalam

pembelajaran matematika 3,4

3 Hasil belajar yang diperoleh siswa 5,6

(66)

5 Cara belajar yang dilakukan siswa di

rumahnya 9,10

6 Dampak penggunaan alat peraga MALABAR

pada materi PLSV 11,12

Berikut ini adalah tabel pertanyaan untuk mewawancarai

pembelajaran matematika siswa.

Tabel 3.8

Wawancara Pembelajaran Matematika Siswa

No Pertanyaan

1. Bagaimana pendapatmu tentang pelajaran matematika?

2. Pembelajaran seperti apa yang kamu inginkan dari pelajaran matematika?

3. Kesulitan apa yang kamu temui pada saat pembelajaran matematika?

4. Apa yang akan kamu lakukan ketika mengalami kesulitan yang kamu hadapi pada saat pembelajaran matematika?

5. Bagaimana perolehan hasil tes yang akan kamu dapatkan dalam pembelajaran matematika?

6. Usaha apa yang kamu lakukan dalam meningkatkan hasil belajarmu?

7. Bagaimana hubunganmu dengan setiap teman?

8. Bagaimana kamu menanggapi temanmu yang ribut atau berteriak pada saat pembelajaran berlangsung?

9. Kapan dan berapa lama kamu belajar di rumah?

10. Bagaimana cara kamu mempersiapkan diri untuk belajar yang baik ketika berada di rumahmu?

11. Apakah penggunaan alat peraga Malabar dapat membantu kamu memahami materi PLSV?

(67)

H. Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas

Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan kevalidan suatu

instrumen. Jadi pengujian validitas itu mengacu pada sejauh mana suatu

instrument dalam menjalankan fungsi. Instrumen dikatakan valid jika

instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak

diukur (Sugiyono, 2008: 363).

Teknik pengujian yang sering digunakan para peneliti untuk uji validitas

adalah menggunakan korelasi Bivariate Pearson (Produk Momen Pearson).

Analisis ini dengan cara mengkorelasikan masing-masing skor item dengan

skor total.

Rumus Korelasi Product Moment:

= �∑� − ∑� ∑

∑� − ∑� �∑ − ∑

Keterangan :

N = Banyaknya subjek

= Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

X = Skor Butir Soal

(68)

Dalam hal ini, suatu tes dikatakan valid jika ≥ . Jika <

� maka tes tersebut tidak valid. Berikut adalah interpretasi koefisien

korelasi validitasyang disajikan dalam tabel.

Tabel 3.9

Interpretasi Koefisien Korelasi Validitas

Koefisien Korelasi Interpretasi Validitas 0,81 – 1,00 Sangat Tinggi

0,61 – 0,80 Tinggi

0,41 – 0,60 Cukup

0,21 – 0,40 Rendah

0,00 – 0,20 Sangat Rendah

Arikunto, 1991: 2

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas alat ukur adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam

mengukur apa yang diukurnya. Artinya, kapan pun alat ukur tersebut

digunakan akan memberikan hasil ukur yang sama.

Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini adalah menggunakan rumus

Alpha Cronbach. Rumus Alpha Cronbach sebagai berikut.

= −∑�

(69)

Keterangan:

= Koefisien reliabilitas suatu tes

k = Jumlah item pertanyaan

∑� = Jumlah varians skor tiap-tiap item

� = Varians keseluruhan

Dalam hal ini, jika nilai > maka soal-soal tersebut reliabel.

Adapun tolak ukur untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas

instrument yang disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 3.10

Interpretasi Koefisien Korelasi Reliabilitas

Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas 0,81 < ≤ 1,00 Sangat Tinggi

0,61 < ≤ 0,80 Tinggi

0,41 < ≤ 0,60 Cukup

0,21 < ≤ 0,40 Rendah

0,00 < ≤ 0,21 Sangat Rendah

(70)

I. Metode atau Teknik Analisis Data

1. Analisis Data Pengamatan Keterlaksanaan Pembelajaran

Analisis data keterlaksanaan pembelajaran dimulai dengan mengkonversikan

pilihan pada lembar keterlaksanaan pembelajaran dalam bentuk skor.

Apabila diberi tanda centang pada kolom “Terlaksana” maka skornya 1 dan

apabila diberi tanda centang pada kolom “Tisak Terlaksana” maka skornya

0. Rumus untuk mendapatkan persentase keterlaksanaan pembelajaran dapat

ditulis sebagai berikut:

� = x %

Keterangan:

� : Persentase keterlaksanaan pembelajaran

: Jumlah indicator yang terlaksana

: Jumlah indicator seluruhnya

Persentase keterlaksanaan pembelajaran yang diperoleh akan digolongkan

dengan kategori keterlaksanaan pembelajaran berdasarkan tabel berikut

(71)

Tabel 3.11

Kategori Keterlaksanaan Pembelajaran

Skor Akhir (%) Kategori

81%-100% Sangat Baik

61%-80% Baik

41%-60% Cukup

21%-40% Kurang

0%-20% Gagal

2. Analisis Data Hasil Belajar

Data-data yang telah diperoleh melalui instrumen pretest dan posttest

akan dianalisis sesuai dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang

sudah ditetapkan oleh pihak sekolah yaitu 75. Rumus untuk mendapatkan

nilai pretest dan posttest dapat dilihat sebagai berikut:

Nilai Akhir = � � ℎx

Skor yang diperoleh siswa kemudian digolongkan berdasarkan tingkat

penguasaan materi yaitu sangat baik, baik, cukup, kurang, dan sangat

kurang. Penggolongan tersebut dibuat berdasarkan nilai tertinggi, yaitu 100.

(72)

keseluruhannya adalah 100% (Budi 2001:55) Berikut ini adalah tabel

kategori hasil tes.

Tabel 3.12 Kategori Hasil Tes

Skor Akhir (%) Kategori Hasil Tes

80-100 Sangat Baik

66-79 Baik

56-65 Cukup

40-55 Kurang

Gagal

Berdasarkan data hasil pretest dan posttest akan dilihat hasil belajar

siswa kelas VII-A SMP BOPKRI 1 Yogyakarta dalam mencapai nilai

KKM yang sudah ditetapkan.

3. Analisis Data Minat Belajar Siswa

Perolehan hasil data minat belajar siswa digunakan untuk menganalisis

tingkat pemahaman siswa dalam materi PLSV serta mengetahui minat siswa

dengan menerapkan metode Demonstrasi berbantuan alat peraga Malabar.

Pernyataan-pernyataan tersebut bersifat negatif dan positif di mana

(73)

(SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS).

Pedoman skor kuesiner apat dilihat dari tabel di bawah ini.

Tabel 3.13

Pedoman Skor Kuesioner

No Jenis Pilihan Jawaban

Skor Pernyataan

Positif

Pernyataan Negatif

1 Sangat Setuju

(SS) 4 1

2 Setuju

(S) 3 2

3 Tidak Setuju

(TS) 2 3

4 Sangat Tidak Setuju

(STS) 1 4

Skor 96

Keterangan:

Pedoman tersebut digunakan untuk menghitung hasil minat siswa.

(74)

Kategori kuesioner dari jawaban siswa akan disajikan pada tabel di bawah

ini.

Tabel 3.14

Kategori Kuesioner Minat Belajar Siswa

Skor Siswa Kategori Sikap atau Minat

� ≥ �̅ + . �� Sangat positif/sangat tinggi

�̅ + . �� > � ≥ �̅ Positif/tinggi

�̅ > � ≥ �̅− . �� Negatif/rendah

� < �̅ − . �� Sangat negatif/sangat rendah

(Mardapi, 2008)

Keterangan.

�̅ = Rata-rata skor keseluruhan siswa dalam satu kelas

SBx = Simpangan baku skor keseluruhan siswa dalam satu kelas

X = Skor yang dicapai siswa

Dengan melakukan perhitungan, diperoleh:

Sehingga menurut Kategori Penskoran Kuesioner Minat Siswa, diperoleh:

73.91667

SBx

8.037503

(75)

Tabel 3.15

Hasil Kategori Kuesioner Minat Belajar Siswa Skor Siswa Kategori sikap atau Minat

� ≥ , Sangat positif/sangat tinggi

, > � ≥ , Positif/tinggi

, > � ≥ , Negatif/rendah

� < , Sangat negatif/sangat rendah

Untuk mengetahui persentase hasil minat belajar siswa dalam satu kelas

dapat menggunakan rumus:

% � =∑ � ∑ �� � � � � � �ℎ�

Kriteria persentase minat siswa disajikan pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.16

Kriteria Persentase Hasil Minat Belajar Siswa

Skor (%) Kriteria Skor

0 – 20 Sangat Rendah

21 – 40 Rendah

41 – 60 Sedang

(76)

81 – 100 Sangat Tinggi

4. Analisis Wawancara

Data wawancara digunakan untuk memperkuat data minat belajar siswa yang

diperoleh melalui pembagian lembar kuesioner pada siswa. Data analisis

wawancara akan dianalisis secara deskriptif berdasarkan jawaban yang

diberikan siswa dalam wawancara yang dilakukan.

J. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Adapun tahapan-tahapan yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah:

1. Perencanaan Penelitian

Perencanaan penelitian adalah mengembangkan rencana secara kritis untuk

meningkatkan apa yang terjadi selama proses penelitian. Pada tahap

perencanaan penelitian ini, peneliti merancang kegiatan penelitian, yaitu

a. Peneliti mengajukan perijinan ke sekolah.

b. Peneliti menyusun instrumen pretest dan posttest.

c. Peneliti menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

(77)

2. Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian adalah kegiatan yang akan dilakukan secara sadar

dan terkendali, yang merupakan variasi peneliti yang cermat dan bijaksana.

Pada tahap pelaksanaan penelitian ini, peneliti merancang rencana kegiatan

penelitian, yaitu:

a. Peneliti memberikan soal pretest.

b. Peneliti menyampaikan rancangan penelitian yang akan disampaikan

selama penelitian dengan materi PLSV.

c. Peneliti memberikan treatment/perlakuan dengan menerapkan metode

Demonstrasi berbantuan alat peraga Malabar.

d. Peneliti memberikan posstest.

e. Peneliti memberikan kuesioner.

f. Peneliti melakukan wawancara dengan beberapa siswa.

3. Hasil belajar

Pada tahap ini peneliti menganalisis atau mengolah data yang telah

dikumpulkan dengan metode yang telah ditentukan. Sehingga hasilnya dapat

diperoleh sesuai dengan yang diharapkan.

4. Penyusunan Laporan Penelitian

Pada tahap ini peneliti menyusun dan melaporkan hasil-hasil penelitian yang

Gambar

Gambar 2.1 Alat Peraga Malabar
Tabel 2.1 Contoh PLSV
Tabel 2.2 Perbandingan Taksonomi Bloom dan Hasil Revisi
Tabel 3.1 Kisi-kisi Soal Hasil Belajar
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meneliti pemrosesan citra dengan metode Hough Cir cle, pada sistem Automatic High Beam/ Low Beam dan Automatic

3. DNA melakukan transkripsi membentuk dRNA 4. dRNA meninggalkan inti menuju sitoplasma 5. tRNA membawa asam amino yang sesuai kodon Urutan tahap sintesis protein yang tepat adalah…

Aktivitas Pendakian Gunung Merbabu Sebagai Olahraga Rekreasi Masyarakat (Studi Fenomenologis tentang Kelompok Masyarakat Pendaki dan Masyarakat Sekitar di Taman

[r]

amen dan rnelakukan kontekstualisasi pernikirannvn mengenai persoalan hubungan antanrnan yang bersumber dari Al-Quran.&#34;.. -Michael

Adalah pendapat yang diberikan ketika audit telah dilaksanakan sesuai dengan Standar Auditing (SPAP), auditor tidak menemukan kesalahan material secara keseluruhan laporan

Dalam penelitian ini, hasil tersebut dapat diartikan bahwa jarak nilai manajemen laba akrualdengan pengukuran Modified Jones sesudah implementasi IFRS pada