PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENERAPKAN TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME MELALUI
SUPERVISI AKADEMIK PENDEKATAN DIRECT INSTRUCTION DI SMK PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRONIKA
SUB RAYON 01 KABUPATEN KARO
T E S I S
Oleh
ABDINISURA PURBA NIM. 8126132043
Diajukan untuk memenuhi persyaratan memeroleh
Gelar Magister Pendidikan Program Studi
Administrasi Pendidikan Konsentrasi Kepengawasan
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENERAPKAN TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME MELALUI
SUPERVISI AKADEMIK PENDEKATAN DIRECT INSTRUCTION DI SMK PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRONIKA
SUB RAYON 01 KABUPATEN KARO
T E S I S
Oleh
ABDINISURA PURBA NIM. 8126132043
Diajukan untuk memenuhi persyaratan memeroleh
Gelar Magister Pendidikan Program Studi
Administrasi Pendidikan Konsentrasi Kepengawasan
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i
ABSTRACT
Purba, Abdinisura. NIM. 8126132043. THE IMPROVEMENT OF
TEACHER’S ABILITY IN IMPLEMENTING CONSTRUCTIVISM OF
LEARNING THEORY THROUGH ACADEMIC SUPERVISION OF DIRECT INSTRUCTION APPROACH IN SMK OF ELECTRONIC TECHNICS OF SUB RAYON 01 OF KABUPATEN KARO. Thesis: Educational Administration Post Graduates Program, State University of Medan, 2014.
The type of this research is to improve of teacher’s ability in implementing
constructivism of learning theory. This research subject is six Electronic teachers in SMK Sub Rayon 01 Kabupaten Karo. The method used through academic supervision approach direct instruction which held by four step, that is: review, presentation, practice guided and self-supporting practice. The hypothesis of this research is to apply academic supervision of direct instruction approach to
increase teacher’s ability in implementing constructivism of learning theory. This
research was held in SMKN 1 Merdeka for two months that is January until February 2014. This research object is the implementation academic supervision
through direct instruction to increase teacher’s ability in implementing
constructivism learning theory. The result of data analysis is the average of
teacher’s ability in cycle I: test result is 72,04; writing lesson plan is 74,89 and
implementing contructivism learning is 70,36. While the analysis result in cycle II: test result is 87,78, writing lesson plan is 89,11 and implementing constructivism
learning is 86,66. The average score of teacher’s ability increase from cycle I to
cycle II. The result of questionnaire shows that electronic teacher’s of SMK Sub
Rayon 01 Kabupaten Karo is 33,33% strongly agree and 66,67% agree that
academic supervision through direct instruction create teacher’s comprehension
about constructivism learning. The implication of this research stated that academic supervison approach direct instruction can be used in wider scope in
education stakeholder to increase teacher’s ability. Thereby suggestion to
supervisor of school to executing academic supervision approach direct instruction to construct the quality of teachers performance; to head master shall do observation approach direct instructionto gain quality of study in the class; to
Electronic teacher’s that applying constructivism learning as one of the solution
alternative to study which centering to student; the result of this action research can be a source/reference in reseacrch hereinafter.
ii
ABSTRAK
Purba, Abdinisura. NIM. 8126132043. PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENERAPKAN TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME
MELALUI SUPERVISI AKADEMIK PENDEKATAN DIRECT
INSTRUCTION DI SMK PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRONIKA SUB RAYON 01 KABUPATEN KARO. Tesis: Program Studi Administrasi Pendidikan, Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2014.
Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan guru menerapkan teori belajar konstruktivisme. Subyek penelitian adalah guru Elektronika SMK Sub Rayon 01 Kabupaten Karo sebanyak enam orang. Metode yang digunakan adalah melalui supervisi akademik pendekatan direct instruction yang dilaksanakan dengan empat tahapan, yaitu: review, presentasi, latihan terbimbing dan latihan mandiri. Hipotesis tindakan pada penelitian ini adalah dengan melakukan supervisi akademik pendekatan direct instruction dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menerapkan teori belajar konstruktivisme. Penelitian dilaksanakan di SMKN 1 Merdeka selama dua bulan yaitu bulan Januari s.d Februari 2014. Hasil analisis data kemampuan rata-rata guru pada siklus I: hasil tes sebesar 72,04; membuat RPP sebesar 74,89 dan menerapkan pembelajaran konstruktivisme sebesar 70,36. Sedangkan hasil analisis data kemampuan rata-rata guru pada siklus II: hasil tes sebesar 87,78; membuat RPP sebesar 89,11 dan menerapkan pembelajaran konstruktivisme sebesar 86,66. Nilai rata-rata kemampuan guru meningkat dari siklus I sampai siklus II. Hasil analisis angket menunjukkan bahwa guru Elektronika SMK Sub Rayon 01 Kabupaten Karo 33,33% sangat setuju dan 66,67% setuju metode supervisi akademik pendekatan direct instruction dapat membangun pemahaman guru tentang pembelajaran konstruktivisme. Implikasi penelitian menyatakan bahwa supervisi akademik pendekatan direct instruction dapat diterapkan di ruang lingkup yang lebih luas dalam stakeholder pendidikan guna meningkatkan kemampuan guru. Dengan demikian disarankan kepada pengawas sekolah agar melaksanakan supervisi akademik pendekatan direct
instruction untuk membina kualitas kinerja guru; kepada kepala sekolah hendaknya
melakukan pengawasan pendekatan direct instruction untuk meningkatkan mutu pembelajaran di kelas; kepada guru Elektronika bahwa menerapkan strategi belajar konstruktivisme sebagai salah satu alternatif solusi terhadap pembelajaran yang berpusat kepada siswa; dan hasil penelitian ini menjadi sumber/rujukan dalam penelitian selanjutnya.
iii
KATA PENGANTAR
Salam Sejahtera,
Segala puji syukur penulis naikkan kepada Tuhan Yesus atas kekuatan,
harapan, kasih, dan setiaNya kepada penulis, sehingga penulis mampu
menyelesaikan karya ilmiah berbentuk tesis ini dengan baik. Dalam setiap proses
yang dialami penulis selama menyelesaikan tesis, tuntunan dan bimbinganNya
menjadi kekuatan yang begitu nyata bagi penulis. Ditinggikanlah nama Yesus!
Tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Magister Pendidikan di Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan
(UNIMED) Program Studi Adminsitrasi Pendidikan Konsentrasi Kepengawasan.
Secara keseluruhan tesis ini membahas tentang kemampuan guru dalam
menerapkan teori belajar Konstruktivisme melalui Supervisi Akademik
Pendekatan Direct Instruction di SMK Program Studi Teknik Elektronika Sub
rayon 01 Kabupaten Karo.
Dalam menyelesaikan tesis ini penulis banyak mengucapkan terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis baik berupa nasehat, dukungan,
maupun doa. Kesempatan kali ini penulis menyampaikan terima kasih yang
sedalam-dalamnya kepada:
1. Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor UNIMED.
2. Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd selaku Direktur Pascasarjana
UNIMED yang telah memberikan motivasi kepada penulis dalam mengikuti
perkuliahan di Program Pascasarjana UNIMED.
3. Dr. Arif Rahman, M.Pd sebagai Dosen Pembimbing I dan Prof. Dr. H. Abdul
Muin Sibuea, M.Pd sebagai Pembimbing II yang telah banyak memberikan
masukan dan arahan kepada penulis dalam penyusunan tesis ini.
4. Dr. Ir. Darwin, M.Pd selaku Ketua Prodi Administrasi Pendidikan dan Dr.
Paningkat Siburian, M.Pd selaku Sekretaris Prodi Administrasi Pendidikan
atas motivasinya selama penulis mengikuti perkuliahan di Program
iv
5. Prof. Dr. H. Syaiful Sagala, M.Pd., Dr. Irsan Rangkuti, M.Pd, M.Si., dan Dr.
Yasaratodo Wau, M.Pd., selaku narasumber sekaligus penguji bagi peneliti
yang memberikan masukan dan saran dalam penulisan tesis ini.
6. Para Bapak/Ibu dosen yang telah memberikan berbagai ilmu pengetahuan
kepada penulis selama mengikuti perkuliahan.
7. Direktur P2TK Dikmen Kemdikbud Bapak Purwadi Sutanto, M.Si dan
jajarannya yang telah memberikan kesempatan kepada penulis mendapatkan
beasiswa penuh program Kepengawasan di Program Pascasarjana UNIMED.
8. Bupati Karo dan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Karo yang telah
memberi kesempatan tugas belajar kepada penulis untuk mengembangkan
kemampuan profesional sebagai abdi negara.
9. Bapak Drs. Horlem Sitanggang selaku pengawas sekolah yang telah bersedia
berkolaborasi dengan penulis dalam melaksanakan penelitian ini dari awal
hingga akhir selesainya pelaksanaan penelitian ini.
10.Bapak Sedek Ginting, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMKN 1 Merdeka dan
Bapak Johanis Ginting, S.Pd selaku Kepala SMKS Immanuel Kabanjahe yang
telah memberikan izin kepada penulis melakukan penelitian.
11.Guru-guru Program Studi Teknik Elektronika Sub Rayon 01 Kabupaten Karo
yang telah memberikan waktu dan tenaganya untuk ikut serta dalam proses
pelaksanaan penelitian ini.
12.Teristimewa kepada istriku terkasih Risni Gloria br Sembiring, SE dan anakku
Bredita Hana Cheria br Purba tersayang yang menjadi motivasi dan kekuatan
penulis selama mengikuti perkuliahan S-2, kepada orang tua (Alm. Ir. Posten
Linus Purba dan Rata br Sitepu, S.Pd) yang sangat saya hormati dan
banggakan, kepada young brother (Ezra Deardo Purba, S. Sn dan Eri Efraim
Purba) yang hebat, kepada boto Anni Racyta br Purba, S. Pd dan Lae Uafribin
Sianturi, S. Si., S. Pd serta bebere Gracia Ellona br Sianturi dan kepada
Mertua (Kongsi Sembiring dan Lot br Bangun) untuk segala kebaikan tak
terbalas yang telah diberikan kepada penulis, kiranya kasih Tuhan selalu
v
13.Kepada rekan-rekan mahasiswa seperjuangan Konsentrasi Kepengawasan
yang tidak terlupakan untuk semua kebersamaan dan kerjasamanya selama
mengikuti proses perkuliahan ini. Kita harus menjadi guru dan supervisor
yang berkarakter!
Akhir kata, semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi pendidikan di
masa kini dan masa yang akan datang.
Medan, Juni 2014
vi
B. Identifikasi Masalah ... 10
C. Pembatasan Masalah ... 11
D. Rumusan Masalah ... 11
E. Tujuan Penelitian ... 12
F. Manfaat Hasil Penelitian ... 12
BAB II KAJIAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR, HASIL PENELITIAN YANG RELEVAN DAN HIPOTESIS TINDAKAN ... 14
A. Teori Belajar Konstruktivisme ... 14
B. Tahapan Belajar Konstuktivisme dalam Pembelajaran... 19
C. Hakikat Supervisi Akademik ... 21
1. Konsep dan Makna Supervisi Akademik ... 21
2. Tujuan dan Fungsi Supervisi Akademik ... 22
3. Prinsip-prinsip Supervisi Akademik ... 24
4. Ruang Lingkup Supervisi Akademik ... 26
5. Pelaksanaan Supervisi Akademik ... 27
a. Menciptakan Hubungan yang Harmonis ... 27
b. Analisis Kebutuhan ... 27
vii
d. Penilaian Keberhasilan Supervisi Akademik ... 28
e. Perbaikan Program Supervisi Akademik ... 29
D. Pendekatan Direct Instruction... 29
1. Istilah dan Pengertian ... 29
2. Sintaks atau Pola Keseluruhan dan Alur Kegiatan Supervisi Akademik Pendekatan Direct Instruction ... 31
E. Hasil Penelitian yang Relevan ... 38
F. Kerangka Berpikir ... 39
G. Hipotesis Penelitian ... 41
BAB III METODE PENELITIAN ... 42
A. Jenis Penelitian ... 42
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 42
C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 43
D. Definisi Operasional Variabel ... 43
E. Desain Penelitian Tindakan... 44
F. Prosedur Penelitian Tindakan ... 46
1. Pelaksanaan Penelitian Siklus I (Pertama) ... 46
a. Perencanaan... 46
2. Pelaksanaan Penelitian Siklus II (Kedua) ... 51
a. Perencanaan... 51
b. Pelaksanaan ... 52
c. Observasi ... 52
d. Refleksi ... 52
viii
H. Instrumen Penelitian/Alat Pengumpulan Data ... 53
I. Teknik Analisis Data ... 54
BAB IV HASIL PENELITIAN ... 56
A. Hasil Penelitian ... 57
1. Hasil Observasi Pelaksanaan Supervisi Akademik Pendekatan Direct Instruction... 57
a. Pertemuan Satu (Siklus I)... 57
b. Pertemuan Dua (Siklus I) ... 59
c. Pertemuan Tiga (Siklus I) ... 62
d. Hasil Analisis Data Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran Konstruktivisme Siklus I ... 64
1) Analisis Aktivitas Pembelajaran Konstruktivisme Ibu DN ... 67
2) Analisis Aktivitas Pembelajaran Konstruktivitas Bapak FG ... 69
3) Analisis Aktivitas Pembelajaran Konstruktivisme Bapak JI ... 71
4) Analisis Aktivitas Pembelajaran Konstruktivisme Bapak RB ... 73
5) Analisis Aktivitas Pembelajaran Konstruktivisme Bapak ST ... 74
6) Analisis Aktivitas Pembelajaran Konstruktivisme Bapak TT ... 77
2. Refleksi Siklus I ... 79
a. Kemampuan Guru Menjawab Soal Tes Kognitif Teori Belajar Konstruktivisme dan Membuat RPP ... 79
b. Refleksi Aktivitas Pembelajaran Konstruktivisme Guru .... 80
3. Hasil Observasi Pelaksanaan Supervisi Akademik Pendekatan Direct Instruction Siklus II ... 83
a. Pertemuan Satu (Siklus II) ... 83
b. Pertemuan Dua (Siklus II) ... 86
c. Hasil Analisis Data Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran Konstruktivisme Siklus II ... 88
ix
2) Analisis Aktivitas Pembelajaran Konstruktivitas
Bapak FG ... 93
3) Analisis Aktivitas Pembelajaran Konstruktivisme Bapak JI ... 95
4) Analisis Aktivitas Pembelajaran Konstruktivisme Bapak RB ... 98
5) Analisis Aktivitas Pembelajaran Konstruktivisme Bapak ST ... 100
6) Analisis Aktivitas Pembelajaran Konstruktivisme Bapak TT ... 102
4. Refleksi Siklus II ... 104
a. Kemampuan Guru Menjawab Soal Tes Kognitif Teori Belajar Konstruktivisme dan Membuat RPP ... 104
b. Aktivitas Pembelajaran Konstruktivisme Guru ... 105
5. Persentase Peningkatan Kemampuan Masing-masing Guru (Tes, Telaah RPP dan Menerapkan Pembelajaran Konstruktivisme Siklus I dengan Siklus II ... 106
6. Hasil Respon Guru terhadap Supervisi Akademik Pendekatan Direct Instruction... 111
B. Pembahasan ... 112
1. Kemampuan Guru Menjawab Soal Tes Kognitif Teori Belajar Konstruktivisme dan Membuat RPP ... 112
2. Aktivitas Pembelajaran Konstruktivitas Guru ... 115
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 119
A. Simpulan ... 119
B. Implikasi ... 120
C. Saran ... 122
DAFTAR PUSTAKA ... 124
x
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1 Kompetensi Inti Guru SMA/SMK ... 3
2.1 Peranan Peserta Didik dan Guru dalam Pembelajaran Konstruktivisme ... 18
2.2 Kegiatan Supervisi Akademik ... 29
2.3 Fase dalam Menerapkan Direct Instruction ... 33
2.4 Sintaks Pendekatan Direct Instruction ... 36
3.1 Daftar Nama Subyek Penelitian... 43
3.2 Tahapan Pelaksanaan Supervisi Akademik Pendekatan Direct Instruction Pertemuan 1 ... 47
3.3 Tahapan Pelaksanaan Supervisi Akademik Pendekatan Direct Instruction Pertemuan 2 ... 48
3.4 Tahapan Pelaksanaan Supervisi Akademik Pendekatan Direct Instruction Pertemuan 3 ... 49
3.5 Indikator Keberhasilan... 53
3.6 Tabel Kategori Kompetensi Guru ... 54
4.1 Data Skor Perolehan Tes Guru Bagian Satu Siklus I ... 59
4.2 Data Skor Perolehan Tes Bagian Dua Siklus I ... 61
4.3 Skor Telaah RPP Guru oleh Pengawas Sekolah ... 63
4.4 Data Skor Perolehan Guru Tes Bagian Tiga Siklus I ... 63
4.5 Rekapitulasi Data Rata-rata Skor Perolehan Guru Siklus I ... 64
4.6 Hasil Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran Konstruktivisme ... 65
4.7 Data Kemampuan Guru Elektronika Sub Rayon 01 Kab. Karo Dalam Menerapkan Teori Belajar Konstruktivisme melalui Supervisi Akademik Pendekatan Direct Instruction Siklus I ... 81
4.8 Data Skor Perolehan Guru Tes Bagian Satu dan Dua Siklus II ... 85
4.9 Data Skor Perolehan Guru Tes Bagian Tiga dan RPP Siklus II ... 87
4.10 Rekapitulasi Data Rata-rata Perolehan Guru Siklus II ... 88
4.11 Hasil Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran Konstruktivisme (Siklus II) ... 89
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1.1 Persentase Hasil Angket dalam Menerapkan
Teori-teori Belajar ... 5
2.1 Pembelajaran Konstruktivisme ... 20
2.2 Tujuan Supervisi Akademik ... 23
3.1 Siklus Penelitian Tindakan Model Kemmis dan Taggart ... 45
4.1 Nilai Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran Konstruktivisme (Siklus I) ... 67
4.2 Kemampuan Guru Elektronika Sub Rayon 01 Kab. Karo Dalam Menerapkan Teori Belajar Konstruktivisme melalui Supervisi Akademik Pendekatan Direct Instruction Siklus I ... 82
4.3 Nilai Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran Konstruktivisme (Siklus II) ... 91
4.4 Kemampuan Guru Elektronika Sub Rayon 01 Kab. Karo Dalam Menerapkan Teori Belajar Konstruktivisme melalui Supervisi Akademik Pendekatan Direct Instruction Siklus II ... 107
4.5 Hasil Peningkatan Kemampuan Ibu DN... 108
4.6 Hasil Peningkatan Kemampuan Bapak FG ... 108
4.7 Hasil Peningkatan Kemampuan Bapak JI... 109
4.8 Hasil Peningkatan Kemampuan Bapak RB ... 109
4.9 Hasil Peningkatan Kemampuan Bapak ST ... 110
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Kegiatan Supervisi Akademik
Pendekatan Direct Instruction Siklus I ... 127
2. Kegiatan Supervisi Akademik Pendekatan Direct Instruction Siklus II ... 131
3. Kisi-kisi Instrumen Tes Teori Belajar Konstruktivisme ... 135
4. Instrumen Tes Teori Belajar Konstruktivisme Bagian 1 ... 136
5. Instrumen Tes Teori Belajar Konstruktivisme Bagian 2 ... 139
6. Instrumen Tes Teori Belajar Konstruktivisme Bagian 3 ... 142
7. Rekapitulasi Perolehan Nilai Tes Guru Siklus I ... 143
8. Rekapitulasi Perolehan Nilai Tes Guru Siklus II ... 144
9. Instrumen Telaah Kelengkapan Komponen RPP... 145
10. Rekapitulasi Penilaian RPP Guru Siklus I ... 147
11. Rekapitulasi Penilaian RPP Guru Siklus II ... 148
12. Lembar Observasi Penilaian Kemampuan Guru dalam Menerapkan Pembelajaran Konstruktivisme Siklus I ... 149
13. Lembar Observasi Penilaian Kemampuan Guru dalam Menerapkan Pembelajaran Konstruktivisme Siklus II ... 151
14. Instrumen Angket Tanggapan Guru Pelaksanaan Supervisi Akademik Pendekatan Direct Instruction... 153
15. Data Angket Tanggapan Guru Pelaksanaan Supervisi Akademik Pendekatan Direct Instruction... 154
16. RPP Guru ... 155
17. Daftar Hadir Supervisi Akademik Pendekatan Direct Instruction Siklus I ... 171
18. Daftar Hadir Supervisi Akademik Pendekatan Direct Instruction Siklus II .. 174
xiii Administrasi
Surat Pengangkatan Komisi Pembimbing Tesis Undangan Seminar Proposal Tesis
Surat Izin Melakukan Penelitian Lapangan (Pascasarjana UNIMED) Surat Izin Penelitian (Dinas Pendidikan Karo)
Surat Izin Penelitian (Satuan Pendidikan)
Surat Keterangan telah Selesai Penelitian (Satuan Pendidikan) Surat Undangan Ujian Tesis
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Era teknologi informasi dan komunikasi (TIK) pada saat ini dinamika
perubahannya sangatlah cepat. Berbagai info dapat dengan mudah didapatkan
tanpa melihat jarak dan waktu, dimanapun dan kapan pun dapat mengakses berita
atau informasi yang dikehendaki. Bersamaan hal itu, perkembangan teknologi
juga semakin pesat seperti tiada henti. Dapat dilihat dari alat-alat teknologi yang
canggih dan modern selalu tercipta yang diperuntukkan bagi manusia untuk
memenuhi kebutuhannya dalam mendukung aktivitasnya. Penggunaannya tidak
akan menimbulkan sebuah gejolak permasalahan apabila digunakan untuk
kebaikan umat manusia dan bukan untuk keinginan yang tidak mulia. Karena
dampak positif dan negatif menggunakan TIK tersebut bagaikan dua sisi mata
uang yang selalu berdampingan.
Sekolah merupakan bagian dari dunia pendidikan juga terkena dampaknya
akibat dari perkembangan teknologi. Dengan berkembangnya zaman seperti
sekarang ini, sekolah juga mengalami perubahan. Hal ini dapat terlihat pada
tuntutan kebutuhan kemajuan pendidikan, seperti perubahan kurikulum yang
selalu disesuaikan dengan kebutuhan zaman, misalnya dapat dilihat melalui
keberadaan laboratorium komputer. Kini sekolah berupaya dalam mengadakan
laboratorium sekolah. Fenomena seperti ini biasa terjadi di sekolah-sekolah akibat
2
peserta didik yang membutuhkan sumber referensi belajar, dengan adanya internet
peserta didik dapat menggunakannya untuk memenuhi kebutuhannya. Pada
akhirnya, peserta didik harus lebih bijaksana dalam menggunakan keuntungan
yang didapat dengan adanya internet. Agar peserta didik tidak menyalahgunakan
kegunaan teknologi, diperlukan peran guru untuk menjaga perilaku peserta didik
agar tetap pada koridornya sebagai seorang pembelajar.
Peran guru semakin strategis dalam memajukan dunia pendidikan serta
dalam mengajar, mendidik dan pembentukan pengetahuan, perilaku, dan sikap
peserta didik. Mutu siswa dan pendidikan bergantung pada mutu guru. Karena itu,
guru harus memiliki kompetensi yang sesuai dengan tuntutan yang diberikan agar
ia dapat menjalankan tugas dan perannya dengan baik dan berhasil.
Guru berperan sebagai pengelola proses belajar mengajar, bertindak selaku
fasilitator yang berusaha menciptakan proses belajar mengajar yang efektif,
mengembangkan bahan pelajaran dengan baik dan meningkatkan kemampuan
peserta didik untuk menyimak pelajaran dan menguasai tujuan-tujuan pendidikan
yang harus mereka capai. Hal ini menuntut perubahan-perubahan dalam
pengorganisasian kelas, pengelolaan kelas, penggunaan metoda mengajar, strategi
belajar mengajar, maupun sikap dan karakteristik guru dalam mengelola proses
belajar mengajar. Untuk memenuhi hal tersebut di atas, guru harus mampu
mengelola proses belajar mengajar yang memberikan rangsangan kepada peserta
didik sehingga ia mau belajar karena memang peserta didiklah subjek utama
dalam belajar. Guru yang mampu melaksanakan perannya sesuai dengan yang
3
Menurut Undang-undang (UU) No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
Pasal 1: “Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, dasar, dan
menengah”. Sehingga, tidak dapat dipungkiri lagi bahwa seorang guru harus
memiliki kompetensi untuk dapat melaksanakan tugasnya. Dalam peraturan
Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) RI No. 16 Tahun 2007 tentang
Standar Kompetensi Akademik dan Kompetensi Guru dijelaskan bahwa:
“Kualifikasi akademik guru SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA minimun diploma
empat (D-4) atau sarjana (S-1)”. Dalam Permendiknas ini juga disebutkan bahwa:
“Guru harus menguasai empat kompetensi, yaitu: pedagogis, kepribadian, sosial,
dan profesional. Keempat kompetensi ini terintegrasi dalam kinerja guru (BSNP,
2007c: 8). Keempat kompetensi inti tersebut diuraikan lagi kedalam beberapa
aspek yang jumlah setiap aspek dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 1.1 Kompetensi Inti Guru SMA/SMK
No Kompetensi Inti Aspek Kompetensi
1 Kompetensi Pedagogis 10 Aspek
2 Kompetensi Kepribadian 5 Aspek
3 Kompetensi Sosial 4 Aspek
4 Kompetensi Profesional 5 Aspek
Sumber: Permendiknas RI No. 16 Tahun 2007
Pengelolaan pembelajaran tersebut mensyaratkan guru menguasai 24
kompetensi yang dikelompokkan ke dalam kompetensi pedagogik, kepribadian,
sosial, dan profesional. Empat kompetensi utama guru wajib dikembangkan guru
dan sudah tidak dapat ditawar-tawar lagi. Dapat dilihat juga dari tabel di atas
4
oleh seorang tenaga pendidik. Hal ini menandakan bahwa seorang guru harus
memahami dan dapat menerapkan aspek-aspek kompetensi pedagogis guru untuk
mencapai tujuan belajar yang dilakukan di dalam kegiatan belajar mengajar.
Guru bertanggung jawab kepada status yang disandangnya untuk diberi label
profesional. Kunci sukses yang menentukan keberhasilan implementasi kurikulum
2013 adalah kreativitas guru (Mulyasa, 2013: 41). Mulyasa juga menyatakan:
“Kurikulum 2013 akan sulit dilaksanakan di berbagai daerah karena sebagian
besar guru belum siap. Ketidaksiapan guru tidak hanya terkait dengan urusan
kompetensinya, tetapi berkaitan dengan dengan masalah kreativitasnya.
Pernyataan tersebut mengindikasikan bahwa kemampuan guru untuk meracik
pembelajaran haruslah membawa peserta didik kepada belajar yang
menyenangkan, gembira, penuh semangat, tidak cemas, dan berani
mengemukakan pendapat secara terbuka. Jadi, guru yang berkompetenlah yang
dapat melakukan pengajaran tersebut.
Melihat penting dan gentingnya penguasaan kompetensi utama seorang guru
dalam meningkatkan mutu pendidikan, sudah seharusnya guru cepat menyadari
perlunya peningkatan kapasitas dirinya. Terlepas itu guru yang sudah
berpengalaman, guru pemula, maupun seorang yang hendak mengabdikan
menjadi guru haruslah dengan penuh rasa tanggung jawab untuk meningkatkan
mutu dan kualitas profesionalismenya menjalankan tugas yang mulia sebagai
seorang guru.
Namun, kondisi saat ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran belum
5
mutu pendidikan melalui peningkatan kualitas proses belajar mengajar harus
diarahkan kepada peningkatan kemampuan guru yang banyak berhubungan
dengan usaha meningkatkan proses dan hasil belajar siswa. Hal ini terungkap
dalam hasil observasi awal melalui berdiskusi dengan guru bahwa yang
menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa adalah proses pembelajaran sarat
dengan materi, metode pembelajaran dengan ceramah, alat-alat praktek
pendidikan yang masih kurang mencukupi dengan jumlah siswa yang ada di
sekolah bahkan tidak ada sama sekali, dan kesiapan siswa sendiri dalam menerima
materi pelajaran serta rendahnya kemampuan berpikir siswa dalam memahami
konsep pelajaran.
Hal ini didukung dengan hasil angket kepada 25 guru di SMKN 1 Merdeka,
Kabupaten Karo bahwa diperoleh sebanyak 58% guru jarang menerapkan
teori-teori belajar untuk kegiatan proses belajar mengajar dan 14% tidak pernah
mengaplikasikannya. Persentasenya dapat dilihat melalui gambar 1.1 dibawah ini.
Gambar 1.1 Persentase Hasil Angket dalam Menerapkan Teori-teori Belajar
Tidak Pernah 14%
Jarang 58% Sering
14%
Selalu 14%
Tidak Pernah Jarang
6
Musfah (2011: 7) menyatakan ada empat hal yang membuat kompetensi guru
rendah yaitu:
Pertama, guru tidak memiliki pengetahuan dan keterampilan mengelola
peserta didik. Misalnya, banyak kasus guru memberikan hukuman yang berlebihan terhadap siswanya, bahkan sampai melukai. Kedua, keperibadian guru masih labil. Misalnya, guru menodai siswanya sendiri, sehingga guru semacam ini sulit dijadikan teladan para siswa dan masyarakat. Ketiga, kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat masih rendah. Misalnya, buruknya hubungan guru dan siswa serta masyarakat, sehingga guru tidak mengetahui problem yang dihadapi oleh muridnya, apalagi terhadap masyarakat sekitarya. Keempat, penguasaan guru terhadap materi pelajaran masih dangkal. Misalnya, guru kesulitan dalam menerapkan materi yang diajarkan dengan kehidupan siswanya sehari-hari.
Melihat fenomena yang terjadi di sekolah, perlu dilakukan sebuah upaya
langkah pengembangan kemampuan guru dalam menguasai teori belajar dan
penerapannya. Dalam upaya meningkatkan mutu proses belajar mengajar yang
optimal para praktisi pendidikan telah memperkenalkan dan menerapkan berbagai
pendekatan dan metode mengajar dalam suatu model pembelajaran. Untuk
mengatasi masalah tersebut, peneliti hendak mengembangkan sebuah strategi
pembelajaran. Strategi belajar yang diangkat ialah strategi belajar konstruktivisme
karena melihat masih rendahnya hasil belajar siswa, rendahnya aktivitas siswa
dalam pembelajaran, interaksi siswa dan guru cenderung satu arah, dan guru
kurang melakukan inovasi pembelajaran.
Teori belajar konstruktivisme berangkat dari pembentukan pengetahuan dan
perkembangan kognitif terbentuk melalui internalisasi/penguasaan proses sosial
(Sani, 2013:19). Selanjutnya Sani (2013: 19) mengatakan peserta didik
berpartisipasi dalam kegiatan sosial tanpa makna, kemudian internalisasi atau
7
(transformasi) pengetahuan. Keberhasilan pembelajaran diukur sejauh mana
peserta didik dapat menunjukkan bahwa mereka dapat mengungkapkan
pengetahuan yang diinginkan oleh guru. Guru sebagai fasilitator dalam
pembelajaran diharapkan mengubah teknik pengajaran dengan berpusat kepada
student center yang menekankan bahwa siswa sendirilah yang aktif membangun
atau mengkonstruksi pengalaman dan pengetahuan belajarnya. Konstruktivisme
juga memandang bahwa ketika siswa memasuki pembalajaran, siswa telah
memiliki konsepsi awal tentang konsep yang akan atau sedang dipelajari (Sani,
2013: 19).
Untuk dapat menerapkan teori belajar konstruktivisme, keberadaan seorang
guru haruslah menguasai teori belajar konstruktivisme dan bagaimana
menerapkannya dalam pembelajaran. Hal tersebut sesuai dengan Permendiknas RI
No. 16 Tahun 2007 bahwa salah satu karakteristik kompetensi pedagogis guru
adalah menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.
Untuk dapat meningkatkan kemampuan guru perlu dilakukan sebuah upaya agar
kemampuan guru dalam menguasai teori belajar khususnya teori belajar
konstruktivisme adalah dengan mendapatkan pelatihan. Senada dengan yang
diutarakan oleh Mahdiansyah (2010: 12) bahwa guru sebagai tenaga profesional
seharusnya secara terus-menerus mengembangkan profesionalitasnya melalui
keiukutsertaan dalam seminar/lokakarya kependidikan, kegiatan profesi guru-guru
mata pelajaran.
Hal itu sejalan dengan kebijakan pemerintah melalui UU No. 14 Tahun 2005
8
berkewajiban meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan
kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni. Sebelumnya, dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (Sisdiknas), Pasal 40 dinyatakan bahwa Pendidik dan Tenaga
Kependidikan berhak memperoleh pembinaan karier sesuai tuntutan
pengembangan kualitas, kesempatan untuk menggunakan sarana, prasarana dan
fasilitas pendidikan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas.
Dari ketetapan perundangan itu salah satu altenatif pemecahan masalah yang
diprogramkan oleh pemerintah adalah memberikan pelatihan kepada guru untuk
melatih dan mengembangkan kemampuan pribadi untuk kompetensi
profesionalnya. Bafadah (Musfah, 2011: 11) mengungkapkan peningkatan
kemampuan profesional guru dapat dikelompokkan menjadi dua macam
pembinaan, yaitu: pertama, pembinaan kemampuan pegawai melalui supervisi
pendidikan, program sertifikasi, dan tugas belajar, kedua, pembinaan komitmen
pegawai melalui pembinaan kesejahteraannya. Pelatihan (training) itu sendiri
berfungsi sebagai proses pemberian pengetahuan dan keterampilan yang
diperlukan guru, kepala sekolah, dan staf sekolah agar mereka lebih terampil dan
dapat memecahkan masalah yang sedang dihadapi dalam melaksanakan tugas
pokok dan tanggung jawabnya (Sudjana, 2011: 6).
Pelatihan pengembangan kompetensi tenaga pendidik dan kependidikan
dilaksanakan oleh pemerintah pusat melalui Pusat Pelatihan dan Pengembangan
Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P4TK), Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan
9
Kabupaten/Kotamadya. Selain itu satuan pendidikan dan juga pengawas sekolah
dapat memberikan pelatihan kepada guru, bahkan kelebihannya apabila pelatihan
diadakan oleh sekolah/pengawas sekolah adalah mengetahui lebih detail
kebutuhan-kebutuhan apa saja yang diperlukan guru, sehingga pelatihan lebih
efektif dan efisien.
Pengawas sekolah dalam mengembangkan kompetensi guru dan
meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan melakukan supervisi akademik.
Supervisi akademik merupakan upaya membantu guru-guru mengembangkan
kemampuannya mencapai tujuan pembelajaran (Sudjana, 2012: 54). Guru yang
diduga memiliki masalah atau kelemahan yang sama dikelompokkan menjadi
satu/bersama-sama. Kemudian kepada mereka diberikan layanan profesional
sesuai dengan permasalahan atau kebutuhan yang mereka hadapi di sekolah.
Supervisi akademik yang diaplikasikan dalam penelitian ini adalah
pendekatan direct instructional (instruksi langsung). Direct instruction adalah
satu strategi yang menggunakan peragaan dan penjelasan digabungkan dengan
latihan dan umpan balik untuk membantu mereka mendapatkan pengetahuan dan
keterampilan nyata yang dibutuhkan untuk pembelajaran lebih jauh (Kuhn, 2007;
Rosenshine & Stevens, 1986 dalam Eggen dan Kauchak, 2012: 363). Kegiatan
dalam direct instruction dilakukan untuk membantu peserta untuk memperoleh
ketrampilan dan penambahan pengetahuan deklaratif dan prosedural secara
bertahap dengan bantuan penjelasan guru digabungkan dengan latihan untuk
mendapatkan pengetahuan yang lebih. Melihat tahap-tahap atau sintaks
10
pendekatan ini diprediksi dapat meningkatkan kemampuan guru menerapkan teori
belajar konstruktivisme.
Untuk mengkaji hal tersebut, perlu dilakukan kajian ilmiah melalui penelitian
yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Guru dalam Menerapkan Teori Belajar
Konstruktivisme Melalui Supervisi Akademik Pendekatan Direct Instruction di
SMK Program Studi Teknik Elektronika Sub Rayon 01 Kabupaten Karo”.
Penelitian ini mengkaji bagaimana proses peningkatan kemampuan guru
menerapkan teori belajar konstruktivisme melalui supervisi akademik pendekatan
direct instruction, sehingga secara bertahap guru akan mencapai level guru yang
kompeten dan profesional. Selama melakukan penelitian peneliti menemukan
temuan-temuan baru yang tentunya bermanfaat untuk dikaji. Hingga akhirnya
memberikan manfaat bagi perkembangan proses belajar mengajar di sekolah.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasi
masalah-masalah yang berkaitan kepada peningkatan kemampuan guru
menerapkan teori belajar konstruktivisme, yakni: (1) Bagaimanakah
perkembangan TIK dapat mempengaruhi keadaan kultur sekolah? (2)
Bagaimanakah peran guru dalam menyikapi pesatnya perkembangan TIK
terhadap peserta didik? (3) Apakah penyebabnya standar kualifikasi dan
kompetensi pedagogis guru masih rendah? (4) Bagaimanakah kemampuan guru
menerapkan strategi pembelajaran konstruktivisme yang tepat dalam kegiatan
pembelajaran? (5) Bagaimanakah peran pemerintah dalam meningkatkan
11
dapat meningkatkan kemampuan guru? (7) Apakah supervisi akademik
pendekatan direct instruction dapat meningkatkan penguasaan guru terhadap
penerapan teori belajar konstruktivisme secara utuh?
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas menunjukkan luasnya permasalahan
yang ada. Oleh karena keterbatasan penulis, maka penelitian ini diberi batasan
masalah agar lebih fokus dan mencapai tujuan, maka penulis membatasi masalah
pada peningkatan kemampuan guru dalam menerapkan teori belajar
konstruktivisme melalui supervisi akademik pendekatan direct instruction di
SMK Program Studi Elektronika Sub Rayon 01 Kabupaten Karo.
D. Rumusan Masalah
Merujuk kepada pembatasan masalah, dapat ditentukan rumusan masalah
penelitian ini, yakni sebagai berikut:
1. Apakah penerapan supervisi akademik pendekatan direct instruction
dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menerapkan teori belajar
konstruktivisme di SMK Program Studi Teknik Elektronika Sub Rayon
01 Kabupaten Karo?
2. Bagaimanakah implementasi aktivitas kemampuan guru dalam
menerapkan teori belajar konstruktivisme di SMK Program Studi Teknik
Elektronika Sub Rayon 01 Kabupaten Karo?
3. Bagaimanakah respon guru terhadap pelaksanaan supervisi akademik
pendekatan direct instruction dalam upaya meningkatkan kemampuan
12
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menjawab rumusan masalah, yakni sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui penerapan supervisi akademik pendekatan direct
instruction dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menerapkan teori
belajar konstruktivisme di SMK Program Studi Teknik Elektronika Sub
Rayon 01 Kabupaten Karo.
2. Untuk mendeskripsikan aktivitas guru dalam penerapan supervisi
akademik pendekatan direct instruction guna meningkatkan kemampuan
guru dalam menerapkan teori belajar konstruktivisme di SMK Program
Studi Teknik Elektronika Sub Rayon 01 Kabupaten Karo.
3. Untuk mendeskripsikan respon guru terhadap pelaksanaan supervisi
akademik pendekatan direct instruction dalam upaya meningkatkan
kemampuan guru menerapkan teori belajar konstruktivisme di SMK
Program Studi Teknik Elektronika Sub Rayon 01 Kabupaten Karo.
F. Manfaat Hasil Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan tentang
pentingnya pengembangan teori belajar konstruktivisme, menambah khasanah
bacaan ilmiah dan rujukan bagi peneliti lain dalam menerapkan supervisi
13
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini dapat digunakan berbagai pihak, diantaranya:
a. Bagi pengawas sekolah, tindakan penelitian ini dapat digunakan
sebagai bahan referensi dalam melaksanakan program kepengawasan
supervisi akademik dalam meningkatkan kemampuan guru dalam
menerapkan teori belajar konstruktivisme di sekolah binaan.
b. Bagi kepala sekolah, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk
merancang program peningkatan kemampuan guru dalam
menerapkan teori belajar konstruktivisme untuk meningkatkan
kualitas mutu proses belajar mengajar di sekolah.
c. Bagi guru, tindakan penelitian ini dapat bermanfaat untuk
meningkatkan kemampuan dalam menerapkan pembelajaran
konstruktivisme kepada peserta didik dalam proses belajar mengajar
di kelas.
d. Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini sebagai bahan referensi untuk
119
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil temuan, analisis data pada reflektif setiap siklus dan
pembahasan dapat dikemukakan simpulan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Penerapan supervisi akademik pendekatan Direct Instruction (DI)
dilaksanakan dengan empat tahapan/fase, yaitu: review, presentasi,
latihan terbimbing dan latihan mandiri. Berdasarkan hasil penelitian
terhadap aktivitas guru selama tindakan supervisi akademik pendekatan
DI tentang konsep teori belajar konstruktivisme, kemampuan guru
mengalami peningkatan dalam hasil tes dan membuat Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Untuk siklus I rata-rata hasil tes guru
sebesar 72,04 dan membuat RPP sebesar 74,89. Tingkat pencapaian
kemampuan guru pada siklus II rata-rata hasil tes guru sebesar 87,78 dan
membuat RPP sebesar 89,11. Angka tersebut menggambarkan
peningkatan kemampuan guru Elektronika Sub Rayon 01 Kabupaten
Karo dalam menguasai teori belajar konstruktivisme melalui supervisi
akademik pendekatan DI.
2. Peran guru dalam pembelajaran konstruktivisme adalah sebagai mediator
dan fasilitator yang membantu agar proses belajar siswa berjalan dengan
baik. Tugas guru dalam pembelajaran lebih menjadi mitra yang aktif
120
membiarkan siswa mengungkapkan gagasan dan konsepnya. Berdasarkan
hasil penelitian terhadap kemampuan guru dalam menerapkan teori
belajar konstruktivisme mencapai nilai 70,36 pada siklus I dan 86,66
pada siklus II. Angka tersebut menunjukkan kemampuan guru
Elektronika Sub Rayon 01 Kabupaten Karo mengalami peningkatan
dalam menerapkan pembelajaran konstruktivisme.
3. Respon guru terhadap pelaksanaan supervisi akademik pendekatan DI
sangat positif. Sesuai dengan hasil angket yang disampaikan setelah
supervisi akademik pendekatan dilaksanakan bahwa guru Elektronika
SMK Sub Rayon 01 Kabupaten Karo 33,33% sangat setuju dan 66,67%
setuju supervisi akademik pendekatan direct instruction membangun
pemahaman guru tentang pembelajaran konstruktivisme.
B. Implikasi
Berdasarkan simpulan penelitian telah membuktikan bahwa supervisi
akademik pendekatan DI dapat meningkatkan kemampuan guru dalam
menerapkan teori belajar Konstruktivisme di Program Studi Elektronika SMK
Sub Rayon 01 Kabupaten Karo. Supervisi akademik pendekatan DI merupakan
aktivitas yang kondusif dan aktif bagi guru sehingga sangat membantu guru dalam
memahami pengetahuan dan keterampilan tahapan-tahapan dalam menerapkan
teori belajar konstruktivisme. Dengan meningkatnya kemampuan guru dalam
menerapkan teori belajar konstruktivisme, diharapkan guru dapat
mengaplikasinya di dalam pembelajaran untuk meningkatkan kualitas
121
meningkatkan kemampuan guru dengan menggunakan supervisi akademik
pendekatan DI.
Supervisi akademik pendekatan DI dapat diterapkan di ruang lingkup yang
lebih luas seperti dinas pendidikan, pengawas sekolah, kepala sekolah, tenaga
pendidik, dan lembaga-lembaga lainnya yang berfungsi untuk meningkatkan mutu
pendidikan. Penerapannya dapat dilaksanakan dengan membuat program supervisi
akademik di kalangan stakeholder pendidikan sehingga memberikan pengalaman
yang baru guna peningkatan kemampuan pengetahuan dan keterampilan.
Supervisi akademik pendekatan DI merupakan langkah efektif untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Melalui presentasi yang jelas
mengenai suatu pengetahuan dan unjuk kerja atau praktikum, maka proses
supervisi dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan tujuan. Disamping itu,
supervisi akademik pendekatan DI juga dapat diterapkan di rekan sekerja tenaga
pendidik untuk meningkatkan kompetensi profesional (misalnya, kemampuan
menerapkan pembelajaran konstruktivisme), maka dapat dilaksanakan dengan
mengikuti langkah-langkah pelaksanaan supervisi akademik pendekatan DI yang
telah teruji pada penelitian ini. Selain itu, penelitian ini juga dapat dimanfaatkan
sebagai bahan rujukan dan pembanding bagi peneliti lain dalam melakukan
penelitian dengan menerapkan supervisi akademik pendekatan DI untuk
122
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan di atas dan upaya untuk
menindaklanjuti supervisi akademik pendekatan DI dalam meningkatkan
kemampuan guru melalui penelitian tindakan sekolah (school action research)
dapat dikemukakan beberapa saran, yaitu:
1. Kepada pengawas sekolah sebagai salah satu alternatif solusi terhadap
bentuk supervisi akademik yaitu dengan melakukan pendekatan DI untuk
melatih /membina guru sebagai upaya peningkatan kualitas kinerja.
Bentuk pendekatan DI merupakan salah satu model yang dapat
diterapkan dalam model pelatihan kepada guru, karena model ini
menekankan pada pelatihan untuk mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan secara prosedural.
2. Kepada kepala sekolah sebagai pihak yang terlibat langsung dalam
pemantauan kinerja guru hendaknya berupaya untuk meningkatkan mutu
proses belajar mengajar di kelas dan agar selalu memberikan pengawasan
melalui kegiatan supervisi akademik pendekatan DI untuk kemajuan
guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar.
3. Kepada guru Elektronika sebagai salah satu alternatif solusi mengurangi
pembelajaran yang berpusat kepada guru (teacher center), maka
pembelajaran konstruktivisme merupakan strategi pembelajaran yang
dapat diterapkan dalam pembelajaran karena prinsip konstruktivisme
123
center), artinya siswa sendirilah yang aktif bertanggung jawab
membangun dan mengkonstruksi pengetahuannya.
4. Sebagai sumber informasi/rujukan dalam melakukan penelitian
selanjutnya, peneliti lain diharapkan dapat mengembangkan atau
memodifikasi bentuk supervisi akademik pendekatan DI ini untuk
124
DAFTAR PUSTAKA
BSNP. (2006). Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan. Jakarta
BSNP. (2007). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Jakarta
Chui Mi, Lili Ng. (2010). Meningkatkan Kemampuan Guru yang Telah Disertifikasi dalam Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Melalui Bimbingan Berkelanjutan pada Sekolah Binaan di Sambas.
Jurnal Visi Ilmu Pendidikan, Hal. 269 – 278
Eggen, P. & Kauchak, D. (2012). Strategi dan Model Pembelajaran. Jakarta: Indeks
Harahap, M. B. (____). Pengimplementasian Model-Model Pembelajaran Efektif dalam Pembelajaran untuk Pencapaian Kompetensi. Artikel (Tidak diterbitkan)
Joyce, B., Weil, M. dan Calhoun, E. (2009). Models of Teaching (Model-model
Pengajaran) Edisi Delapan. Yogyakarta: Pustaka Belajar
Lapono, N. (2008). Belajar dan Pembelajaran SD 2 SKS. Jakarta: Depdiknas
Mahdiansyah. (2010). Perilaku Profesional Guru Kejuruan (Hasil Penelitian di SMKN Jakarta). Jakarta: Jurnal Penelitian Kebijakan Pendidikan Edisi Sembilan Tahun ke- 3, Puslitjaknov Kemdikbud
Mulyasa, E. (2008). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya
________ (2010). Penelitian Tindakan Sekolah (Meningkatkan Produktivitas
Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya
________ (2013). Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Remaja Rosdakarya
125
Neagley, R. L., and Evans, N., D. (1980). Handbook for Effective Supervision of
Instruction. USA: Prentice-Hall, Inc
Prasojo, L. D., dan Sudiyono. (2011). Supervisi Pendidikan. Yogyakarta: Gava Media
Putu, P., Nyoman D., dan Nyoman, N. (2013). Implementasi Supervisi Akademik dalam Rangka Peningkatan Kemampuan Menyusun RPP pada Guru Matematika Sekolah Dasar Anggota KKG Gugus IV Kecamatan Sukasada. e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Dasar, Volume 3 Tahun 2013
Reynolds D. dan Muijs, D. (2008). Effective Teaching (Evidence and Practice). Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Sagala, S. (2011). Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung: Alfabeta
Sahertian, P. (2008). Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam
Rangka Pengembangan SDM. Jakarta: Rineka Cipta
Sani, Abdullah R. (2013). Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Sudjana, N. (1989). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo
_________ (2012). Supervisi Pendidikan. Konsep dan Aplikasinya bagi
Pengawas Sekolah. Bekasi: Binamitra-Publishing
_________ (2012). Pengawas dan Kepengawasan (Memahami Tugas Pokok,
Fungsi, Peran dan Tanggung Jawab Pengawas Sekolah. Bekasi:
Binamitra-Publishing
Sukmadinata, N. Sy. (2006). Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktik. Cetakan ke-8. Bandung: Rosdakarya
Suparno, P. (1997). Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius
Sutrisno, W. (2012). Pembelajaran Konsep Listrik Statis dengan Menggunakan Model Belajar Konstruktivisme untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SLTP. Tesis UPI Bandung: Tidak Diterbitkan
Trianto. (2011). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif (Konsep,
Landasan dan Implementasinya pada KTSP). Jakarta: Kencana
126
Undang-Undang Republik Indonesia. (2003). No. 20 tentang Sistim Pendidikan Nasional. Jakarta
______________________________. (2005). No. 14 Tentang Guru dan Dosen. Jakarta
Uno, H. B. dan Panjaitan, K. (2010). Membangun Profesionalismen Guru
melalui Penelitian Tindakan Kelas. Gorontalo: Nurul Jannah
Woolfolk, A. (2009). Educational Psychology Active Learning Edition (Edisi