PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING BERBANTUAN MEDIA PHET TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI
POKOK FLUIDA STATIS DI KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 5 BINJAI T.P 2014/2015
Oleh :
Devi Permata Sari NIM 4111121006 Program Studi Fisika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang memberikan kekuatan kepada penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan.
Skripsi berjudul “Pengaruh Model Discovery Learning Berbantuan Media
PhET terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Fluida Statis di Kelas X Semester II SMA Negeri 5 Binjai T.P. 2014/2015”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengeahuan Alam, Universitas Negeri Medan.
Sari), yang senantiasa mendampingi dan memberi motivasi kepada penulis. Kepada rekan-rekan seperjuangan Mahasiswa Fisika Dik C 2011, terima kasih atas saran-saran dan masukkannya. Kepada para sahabat Emelia Rosa, Ageng Prasetiawati, Puteri Lestari, Erlina Dewi, Ayu Syahputri, Arivatussaqdiyah, Afrini Hidayati, terima kasih untuk masukan dan motivasinya.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini. Namun penulis menyadari, masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik konstruktif dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Medan, Juni 2015 Penulis,
iii
PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING BERBANTUAN MEDIA PHET TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
PADA MATERI POKOK FLUIDA STATIS DI KELAS X SEMESTER II
SMA NEGERI 5 BINJAI T.P 2014/2015
Devi Permata Sari (NIM 4111121006)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model
discovery learning berbantuan media PhET terhadap hasil belajar siswa pada
materi fluida statis di kelas X semester II SMA Negeri 5 Binjai T.P. 2014/2015. Jenis penelitian ini adalah quasi eksperiment dengan desain control group
pretest-posttest. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster random sampling
dengan mengambil dua kelas dari enam kelas yaitu kelas X-1 sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 38 orang dan kelas X-3 sebagai kelas kontrol yang berjumlah 37 orang. Instrumen yang digunakan berupa tes hasil belajar dalam aspek pengetahuan berbentuk pilihan berganda yang terdiri dari 20 soal yang sudah divalidasi dan lembar observasi untuk mengukur aktivitas, sikap dan keterampilan. Berdasarkan hasil penelitian di kelas eksperimen diperoleh rata-rata persentase perkembangan aktivitas, sikap dan keterampilan masing-masing dalam kategori baik sedangkan di kelas kontrol rata-rata persentase perkembangan sikap termasuk dalam kategori cukup baik. Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan uji beda (uji-t) diperoleh ada pengaruh yang signifikan penerapan model learning berbantuan media PhET terhadap hasil belajar siswa pada materi fluida statis di kelas X semester II SMA Negeri 5 Binjai T.P. 2014/2015.
DAFTAR ISI
2.2.3 Hasil-hasil Penelitian Penerapan Model Discovery Learning 19 2.3 PhET (Physics Educaticion and Technology) 202.4 Pembelajaran Konvensional 21
2.5 Materi Pembelajaran 23
2.5.1 Fluida Statis 23
vii
3.6.4 Tes Hasil Belajar (Aspek Pengetahuan) 34
3.6.5 Validitas Tes 34
3.7.3 Observasi Aktivitas, Sikap dan Keterampilan 37
3.7.4 Tes Hasil Belajar 38
3.7.4.1 Menghitung Mean dan Standar Deviasi 38
3.7.4.2 Uji Normalitas 38
3.7.4.3 Uji Homogenitas 39
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 43
4.1 Uji Coba Instrumen Penelitian 43
4.1.1 Validitas Tes 43
4.1.2 Reliabilitas Tes 45
4.1.3 Taraf Kesukaran Tes 45
4.1.4 Daya Pembeda Tes 46
4.2 Hasil Penelitian 47
4.2.1 Deskripsi Hasil Penelitian 47
4.2.1.1 Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 47
4.2.2 Analisi Data Pretes 48
4.2.2.1 Uji Normalitas 48
4.2.2.2 Uji Homogenitas 49
4.2.3 Analisi Data Postes 50
4.2.3.1 Uji Normalitas 51
4.2.3.2 Uji Homogenitas 52
4.2.3.3 Uji Hipotesis 52
4.2.4 Observasi 53
4.2.4.1 Penilaian Aktivitas Siswa 53
4.2.4.2 Penilaian Sikap 54
4.2.4.3 Penilaian Keterampilan 55
4.3 Pembahasan 56
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 61
5.1 Kesimpulan 61
5.2 Saran 62
x
Tabel 2.4 Aspek Keterampilan dan Indikator 14
Tabel 2.5 Sintak Model Discovery Learning 17
Tabel 2.6. Beberapa hasil penelitian terdahulu 19 Tabel 3.1 Control Group Pretest-Posttest Design 30 Tabel 3.5 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Materi Fluida Statis 34
Tabel 3.6 Kriteria Nilai Reliabilitas 36
Tabel 3.7 Kriteria Nilai Taraf Kesukaran 36
Tabel 3.8 Kriteria Nilai Daya Pembeda 37
Tabel 4.1 Kriteria Validitas Tes 44
Tabel 4.2 Kriteria Taraf Kesukaran Tes 45
Tabel 4.3 Kriteria Daya Pembeda Tes 46
Tabel 4.4 Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 47 Tabel 4.5 Uji Normalitas Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 49 Tabel 4.6 Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Data Pretes 49
Tabel 4.7 Ringkasan Perhitungan Uji t Pretes 49
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Contoh Tekanan Hidrostatis 23
Gambar 2.2 Titik-titik pada ketinggian yang sama dalam
zat cair sejenis akan mengalami tekanan yang sama 24
Gambar 2.3 Dasar Kerja Mesin Hidrolik 24
Gambar 2.4 Terapung 25 Gambar 2.5 Tenggelam 25 Gambar 2.6 Melayang 26
Gambar 2.7 Tegangan Permukaan Zat Cair 26
Gambar 3.1 Skema Rancangan Penelitian 32
Gambar 4.1 Diagram Batang Data Pretes Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol 48
Gambar 4.2 Diagram Batang Data Postes Kelas Eksperimen 51 Gambar 4.3 Rata-rata Persentase Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol 54
Gambar 4.4 Perkembangan Sikap Siswa Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol 55
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 64
Lampiran 2 Lembar Kerja Siswa 126
Lampiran 3 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian 137
Lampiran 4 Tes Hasil Belajar 158
Lampiran 5 Pedoman Penilaian Aktivitas 168
Lampiran 6 Validitas Perangkat Instrumen oleh Validator 169
Lampiran 7 Tabel Persiapan Validitas Tes 178
Lampiran 8 Perhitungan Validitas Tes 179
Lampiran 9 Tabel Validitas Tes 180
Lampiran 10 Tabel Persiapan Reliabilitas Tes 181
Lampiran 11 Perhitungan Reliabilitas Tes 183
Lampiran 12 Tabel Persiapan Tingkat Kesukaran Tes 185
Lampiran 13 Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes 187
Lampiran 14 Tabel Persiapan Daya Pembeda Tes 188
Lampiran 15 Perhitungan Daya Pembeda Tes 191
Lampiran 16 Distribusi Hasil Pretes Kelas Eksperimen 193 Lampiran 17 Distribusi Hasil Postes Kelas Eksperimen 195 Lampiran 18 Distribusi Hasil Pretes Kelas Kontrol 197 Lampiran 19 Distribusi Hasil Postes Kelas Kontrol 199 Lampiran 20 Perhitungan Rata-Rata, Varians, dan Standar Deviasi 201
Lampiran 21 Perhitungan Uji Normalitas 204
Lampiran 22 Perhitungan Uji Homogenitas 207
Lampiran 23 Perhitungan Uji Hipotesis 210
Lampiran 24 Dokumentasi Penelitian 215
Lampiran 25 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen 223 Lampiran 26 Lembar Penilaian Sikap Siswa Kelas Eksperimen 231 Lampiran 27 Lembar Penilaian Sikap Siswa Kelas Kontrol 239 Lampiran 28 Lembar Penilaian Keterampilan Siswa Kelas Eksperimen 247 Lampiran 29 Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Liliefors 255 Lampiran 30 Tabel Wilayah Luas di Dawah Kurva Normal 0 Ke z 256 Lampiran 31 Daftar Nilai presentil Untuk Distribusi F 258 Lampiran 32 Daftar Nilai presentil Untuk Distribusi t 260
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan memiliki peranan penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dalam mewujudkan tujuan kehidupan berbangsa yang aman, damai dan sejahtera. Pendidikan merupakan peran yang sangat strategis dalam rangka menghasilkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia seutuhnya, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Istilah pendidikan berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa. Dewasa di sini maksudnya adalah dapat bertanggung-jawab terhadap diri sendiri secara biologis, psikologis, pedagogik dan sosiologis. Kemajuan suatu negara dapat diukur dari kemajuan pendidikan di negara tersebut. Dalam berbagai media massa dan elektronik sering dikemukakan mutu pendidikan Indonesia tergolong rendah. Berdasarkan data dari Education For All Global Monitoring yang dikeluarkan oleh UNESCO setiap tahunnya, pendidikan
Indonesia berada di peringkat ke-64 untuk pendidikan di seluruh dunia dari 120 negara. Data Education Development Index (EDI) Indonesia, pada 2011 Indonesia
berada di peringkat ke-69 dari 127 negara (Education Development Index, 2011).
2
pelajaran fisika, 33,33 % siswa mengatakan fisika sulit, 83,33 % siswa mengatakan guru selalu berceramah pada saat pembelajaran fisika, 19,44 % siswa mengatakan guru tidak membuat percobaan atau eksperimen ketika pelajaran fisika dan 30,56 % siswa mengatakan guru membuat soal tidak berdasarkan permasalahan kehidupan sehari-hari. Data diatas sejalan dengan kurang memuaskannya hasil belajar yang diperoleh siswa di kelas tersebut, hanya 22,22 % siswa yang lulus Ujian Tengah Semester T.A. 2014/2015 yang mendapatkan nilai di bawah KKM. Diperoleh data hasil belajar fisika siswa yang pada umumnya masih rendah yaitu rata-rata 50, sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang akan dicapai adalah 70 kalau dalam kurikulum 2013 sama dengan 2,66 atau B-. Berdasarkan hasil wawancara kepada salah satu guru fisika bahwa rendahnya hasil belajar fisika yang diperoleh siswa disebabkan karena guru selalu menerapkan metode belajar yang tidak bervariasi yaitu memakai model konvensional atau model pembelajaran langsung (direct instruction) yaitu metode
ceramah dalam menyampaikan materi dan penugasan, meskipun kurikulum sudah berganti menjadi kurikulum 2013 dengan pendekatan saintifik namun guru selalu memakai pola pengajaran yang sama yaitu guru sebagai pusat segalanya (teacher centered learning) sehingga menimbulkan kejenuhan pada diri siswa. Selain itu
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah di atas adalah dengan menggunakan model pembelajaran yang berpusat pada siswa (student center learning) yaitu salah satunya dengan model discovery learning.
Aktifnya siswa dalam pembelajaran maka diharapkan pembelajaran akan lebih bermakna karena siswa secara langsung diajak untuk mengkonstruksi pengetahuannya dan dengan siswa menemukan sendiri konsepnya maka materi pelajaran fisika akan lebih lama untuk diingat oleh siswa. Menurut Hosnan (2014) model discovery learning adalah suatu model pembelajaran penemuan, siswa
didorong untuk belajar sebagian besar melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dengan konsep-konsep, prinsip-prinsip dan guru mendorong siswa untuk memiliki pengalaman melakukan percobaan yang memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri. Kelebihan dari model discovery learning adalah dapat membuat pelajaran fisika lebih mudah dan kreatif karena
pada model ini siswa dituntut untuk menemukan atau membuktikan sebuah konsep yaitu melalui praktikum yang membuat rasa ingin tahu siswa dalam menemukan sebuah konsep pada percobaan praktikum di sekolah (Hosnan, 2014). Model discovery learning sangat efektif untuk diimplementasikan pada
proses belajar mengajar di dalam kelas terutama pada kegiatan eksperimen atau percobaan sains di laboratorium. Dalam kegiatan eksperimen model discovery learning dapat melatih siswa untuk belajar aktif menemukan pengetahuan sendiri
dan dapat menambah pengetahuan dan keterampilan siswa secara simultan. Sehingga dengan megimplementasikan model discovery learning ini siswa dapat
dengan cepat menemukan sebuah konsep dan mempermudah guru dalam kegiatan belajar mengajar (Dahar, 2011).
Berdasarkan uraian masalah di atas, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Model Discovery Learning
4
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Pembelajaran yang digunakan guru masih konvensional yang mana
pembelajarannya berfokus pada guru (teacher centered).
2. Siswa malas dan tidak tertarik untuk belajar fisika serta menganggap bahwa fisika merupakan mata pelajaran yang sulit.
3. Penggunaan fasilitas sekolah seperti laboratorium yang kurang maksimal dalam menunjang proses pembelajaran.
1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penulis membatasi masalah ini yaitu :
1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model discovery learning
2. Materi pokok yang akan diberikan adalah materi pokok Fluida Statis
3. Subjek yang diteliti adalah siswa kelas X SMA Negeri 5 Binjai Semester II Tahun Pembelajaran 2014/2015
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana hasil belajar siswa (aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan) dengan menggunakan model discovery learning berbantuan media PhET
pada materi pokok Fluida Statis di kelas X semester II SMA Negeri 5 Binjai?
2. Bagaimana hasil belajar siswa (aspek pengetahuan dan sikap) dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada materi pokok Fluida Statis di kelas X semester II SMA Negeri 5 Binjai?
3. Bagaimana aktivitas siswa dengan menggunakan model discovery learning
4. Apakah ada pengaruh dari penerapan model discovery learning terhadap
hasil belajar siswa (aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan) ?
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa (aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan) dengan menggunakan model discovery learning pada materi
pokok Fluida Statis di kelas X semester II SMA Negeri 5 Binjai
2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa (aspek pengetahuan dan sikap) dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada materi pokok Fluida Statis di kelas X semester II SMA Negeri 5 Binjai
3. Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa menggunakan model discovery
learning pada materi pokok Fluida Statis di kelas X semester II SMA
Negeri 5 Binjai.
4. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh dari penerapan model discovery
learning terhadap hasil belajar siswa (aspek pengetahuan, sikap dan
keterampilan).
1.6 Manfaat Penelitian
Setelah penelitian ini selesai dilaksanakan, maka manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Menambah pengetahuan dan memperluas wawasan penulis tentang model
discovery learning yang dapat digunakan nantinya dalam mengajar.
2. Bahan referensi yang dapat digunakan untuk melakukan penelitian
lanjutan bagi peneliti selanjutnya.
3. Sebagai bahan informasi bagi guru fisika untuk memilih model
6
1.7 Definisi Operasional
1. Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya termasuk buku-buku, film, komputer, kurikulum dan lain-lain (Joyce, et all., 2009)
2. Model discovery learning adalah suatu model pembelajaran penemuan,
siswa didorong untuk belajar sebagian besar melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dengan konsep-konsep, prinsip-prinsip dan guru mendorong siswa untuk memiliki pengalaman melakukan percobaan yang memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri (Hosnan, 2014).
3. Hasil belajar adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan atau diciptakan baik secara individual atau kelompok (Djamarah, 2006).
4. Hasil belajar (aspek penilaian sikap) adalah penilaian hasil belajar peserta didik yang mencakup penilaian kompetensi sikap melalui observasi, penilaian diri (self assessment), penilaian teman sejawat” (peer assessment)
dan jurnal (Syawal, 2014).
5. Hasil belajar (aspek penilaian pengetahuan) adalah penilaian pengetahuan hasil belajar dapat berupa tes tulis dan lisan. Instrumen tes tulis umumnya menggunakan soal pilihan ganda soal uraian (Syawal, 2014).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan data hasil penelitian yang diperoleh dan analisa data serta pengujian hipotesis maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Hasil belajar siswa dalam aspek pengetahuan di kelas eksperimen yang dengan model discovery learning berbantuan media PhET dengan nilai rata-rata adalah 71,71. Kemudian hasil belajar pada penilaian sikap di kelas eksperimen pada setiap pertemuanya mengalami perkembangan dengan rata-rata persentasenya adalah 62,35 dengan kategori baik. Selanjutnya hasil belajar pada penilaian keterampilan di kelas eksperimen pada setiap pertemuanya juga mengalami perkembangan dengan rata-rata persentasenya adalah 65,48 dengan kriteria baik.
2. Hasil belajar siswa dalam aspek pengetahuan di kelas kontrol dengan menggunakan pembelajaran konvensional dengan nilai rata-rata adalah 65,67. Kemudian hasil belajar pada penilaian sikap di kelas kontrol pada setiap pertemuanya mengalami perkembangan dengan rata-rata persentasenya adalah 51,16 dengan kategori cukup baik.
3. Aktivitas belajar siswa selama mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran discovery learning berbantuan media PhET pada materi pokok fluida statis di kelas X semester II SMA Negeri 5 Binjai T.P. 2014/2015 adalah lebih aktif dengan rata-rat persentasenya adalah 70,65 dengan kategori aktif.
61
5.2. Saran
Berdasarkan hasil dan kesimpulan dalam penelitian ini, maka peneliti mempunyai beberapa saran, yaitu :
1. Bagi para peneliti yang ingin menggunakan model discovery learning berbantuan medai PhET, agar mendapatkan hasil yang lebih baik, disarankan untuk memastikan bahwa sekolah memiliki sarana dan prasarana yang mendukung.