Hubungan Pola Komunikasi Dalam Keluarga
Dengan Keterampilan Sosial Remaja
Usia 12-18 Tahun
(Studi Kasus di Jalan Kuali Kelurahan Sei Putih Tengah Kecamatan
Medan Petisah)
SKRIPSI
Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan Luar Sekolah
OLEH :
NOVITA HUTAGALUNG 108 141 023
JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
atas berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “ Hubungan Pola Komunikasi Dalam Keluarga Dengan Keterampilan sosial Remaja Usia 12-18 Tahun di Jl. Kuali Kelurahan Sei Putih Tengah Kecamatan Medan Petisah ”
Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi sebagian syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP)
Universitas Negeri Medan. Pada Kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima
kasih kepada semua pihak atas bantuan moril, materil maupun doa dalam penulisan
skripsi ini khusus kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan.
2. Bapak Drs. Nasrun, M.S selaku Dekan FIP UNIMED.
3. Bapak Prof. Dr. Yusnardi, M.S selaku pembantu Dekan I FIP UNIMED juga
Guru besar Jurusan Pendidikan Luar Sekolah, yang banyak membimbing penulis
selama dalam perkuliahan.
4. Ibu Dra. Hj. Rosdiana, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah FIP
UNIMED yang telah memberikan bimbingan kepada penulis selama
5. Bapak Dr. Sudirman, SE, M.Pd selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Luar
Sekolah FIP UNIMED yang telah membimbing dalam perkuliahan terlebih
dalam memfasilitasi penulis pada pelaksanaan seminar dan terlebih pada saat
ujian mempertahankan skripsi.
6. Bapak Drs. Faber Simorangkir, M.S selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang
selama dalam penulisan telah memberikan bimbingan, saran dan koreksian juga
dorongan yang sangat berharga dalam proses penyelesaian skripsi ini.
7. Ibu Dra. Nasriah, M.Pd selaku dosen Pembimbing Akademik, yang selama ini
membimbing penulis dalam perkuliahan.
8. Dosen-dosen penguji penulis yakni Bapak Prof. Dr. Yusnadi, M.S, Drs. Elizon
Nainggolan, M.Pd dan Bapak Dr. Sudirman, SE, M.Pd yang telah memberikan
bimbingan, saran dan koreksian juga dorongan yang sangat berharga dalam
proses penyelesaian skripsi.
9. Bapak dan Ibu dosen jurusan PLS yang telah membekali berbagai pengetahuan
dan pengalaman yang mendukung penyusunan skripsi ini, serta pegawai di
lingkungan FIP UNIMED yang telah membantu dalam penyelesaian surat-surat.
10. Teristimewa kepada orang tua penulis P. Hutagalaung dan Ibunda R. Br. Sagala,
serta saudara-saudara saya Johan Hutagalung dan Rosita Hutagalung yang
memberikan motivasi selama menjalani perkuliahan.
11. Kawan-kawan Jurusan Pendidikan Luar Sekolah (PLS) stambuk 2008, yang akan
12. Buat orang yang sangat spesial Leonardo Panjaitan, yang selalu mendukung dan
member motivasi untuk aku sehingga skripsi ini dapat aku selesaikan dengan
baik.
13. Sahabat-sahabat penulis di kampus Chris Natalia Simanungkalit, Johnfery
Simbolon, Devi Arista Harahap, Faisal Reza dan adik-adik stambuk 2009 dan
2010 Mariva Pasaribu, Lamria Saripela Bancin, Mery Novita Siboro, junjung
panjaitan dan Rika Ginting dan teman-teman lain yang tidak dapat disebut
namanya satu persatu, semoga persaudaraan kita tetap untuk selamanya.
14. Untuk Kakak Surya Indra wati, S.Pd yang telah banyak membantu penulis dalam
administrasi selama kuliah, terlebih pada saat penulisan skripsi.
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua
dan menjadi bahan masukan bagi pengembangan dunia pendidikan
Medan, Agustus 2014
Penulis
ABSTRAK
Novita Hutagalung. NIM. 108141023. Hubungan Pola Komunikasi Dalam Keluarga Dengan Keterampilan Sosial Remaja di Jalan. Kuali Kelurahan Sei Putih Tengah Kecamatan Medan Petisah.
Masalah dalam penelitian ini yaitu terdapat kesenjangan antara keterampilan sosial remaja dengan keterampilan sosial remaja di Jl. Kuali Keluarahan Sei Putih Tengah Kecamatan Medan Petisah terkhusus remaja usia 12-18 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa kuat hubungan yang terdapat antara Komunikasi dalam keluarga dengan keterampilan sosial remaja pada usia 12-18 tahun di Jl. Kuali Kelurahan Sei Putih Tengah Kecamatan Medan Petisah.
Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif korelasional. Dengan mencari seberapa besar hubungan antara komunikasi dalam keluarga dengan keterampilan sosial remaja usia 12-18 tahun. Sedangkan alat pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi dan angket. Objek dalam penelitian ini adalah remaja usia 12-18 tahun yang berjumlah 106 orang, namun sesuai pendapat Notoajmodjo dengan menggunakan rumus maka sampel yang diambil 81 orang. Penelitian ini dilaksanakan pada remaja usia 12-18 tahun di Jl. Kuali Kelurahan Sei Putih Tengah Kecamatan Medan Petisah.
Dari hasil pengolahan dan analisis data kecenderungan variabel komunikasi dalam keluarga (X) rendah yang dibuktikan 48% responden masuk dalam kategori rendah, sedangkan kecenderungan variabel keterampilan sosial remaja (Y) adalah tinggi yang dibuktikan dengan 40% responden masuk dalam kategori tinggi. Hasil perhitungan korelasi antar variabel diperoleh rXYsebesar
t a b e h i t u n gt
vi 1.1. Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2. Identifikasi Masalah ... 5
1.6. Batasan Masalah... 6
1.4. Rumusan Masalah ... 6
1.5. Tujuan Penelitian ... 7
1.3. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1. Konsep Remaja ... 8
vii
2.6 Konsep Keterampilan Sosial………... ... 21
2.6.1 Defenisi Keterampilan……….. .. 21
2.6.2Defenisi Keterampilan Sosial……… ... 22
2.6.3 Model Keterampilan Sosial……….. ... 23
2.6.3.1 Social expressivity………. .. 23
2.6.3.2 Social Sensitivity………... ... 23
2.6.3.3 Social Control……… .. 24
2.6.4Faktor Yang Mempengaruhi Keterampilan sosial remaja…… ... 24
2.7Kerangka Konseptual……… ... 28
3.3 Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional………..………… . 33
3.3.1 Variabel Penelitian……… .. 33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian……… . 44
4.1.1 Variabel Pola Komunikasi Dalam Keluarga………. .. 44
4.1.2 Variabel Ketrampilan Sosial Remaja……… .. 46
4.2. Pengujian Persyaratan Analisis………... .. 48
viii
4.3 Pengujian Hipotesis………. ... 49
4.4 Pembahasan………. ... 50
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan………. ... 55
5.2 Saran ... 56
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3. 6 Kisi-Kisi Angket……… 35
Tabel 3.8 Waktu Penelitian……… 43
Tabel 4.1 Skala Nilai Pola Komunikasi Dalam Keluarga………. 44
Tabel 4.2 Kecenderungan Pola Komunikasi Dalam Keluarga……….. 45
Tabel 4.3 Skala Nilai Keterampilan Sosial Remaja………... 46
Tabel 4.4 Kecenderungan Ketrampilan Sosial Remaja……….. 47
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.6 ParadigmaPenelitian………... 27
Gambar 4.1 Diagram Batang Variabel Pola Komunikasi Dalam Keluarga………… 45
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Daftar Angket Pola Komunikasi Dalam Keluarga………. 60
Lampiran 2 Angket Kegiatan Pola Komunikasi Dalam Keluarga………. 59
Lampiran 3 Perhitungan Validitas Angket Pola Komunikasi Dalam Keluarga….. 66
Lampiran 4 Perhitungan Reliabiltas Angket Pola Komunikasi Keluarga……... 69
Lampiran 5 Daftar Angket Keterampilan Sosial Remaja……… 72
Lampiran 6 Angket Kegiatan Keterampilan Sosial………... 74
Lampiran 7 Perhitungan Validitas Angket Keterampilan Sosial Remaja…………. 77
Lampiran 8 Perhitungan Reliabiltas Angket Keterampilan Sosial Remaja………. 79
Lampiran 9 Tabulasi Data Masing-masing Variabel Penelitian……….. 82
Lampiran 10 Perhitungan Harga Rata-rata, Standar deviasi Variabel X………… 83
Lampiran 11 Perhitungan Harga Rata-rata, Standar Deviasi Variabel Y………... 85
Lampiran 12 Uji Kecenderungan Variabel Pola Komunikasi……….... 87
Lampiran 13 Perhitungan Persamaan Regresi Sederhana dan Uji Kelinieran…… 90
Lampiran 14 Perhitungan Koefisien Korelasi Antar Variabel………... 95
Lampiran 15 Pengujian Hipotesis……….. 96
Lampiran 16 Tabel Harga Kritik dari r Product Moment……….. 97
Lampiran 17 Nilai- Nilai Dalam Distribusi t………. 99
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa kanak-kanak berakhir,
ditandai oleh pertumbuhan fisik yang begitu cepat.Pertumbuhan cepat yang terjadi
pada tubuh remaja luar dan dalam itu membawa akibat yang tidak sedikit terhadap
sikap, perilaku, kesehatan serta keprbadian remaja.Hurlock (1991) mengatakan bahwa
“remaja adalah suatu usia dimana individu menjadi terintegrasi ke dalam masyarakat
dewasa”. Menurut Mappiare dalam Psikologi Remaja (1982:9), “masa remaja
berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 atahun bagi wanita dan 13 tahun
sampai 22 tahun bagi pria”. Rentang usia remaja dapat dibagi menjadi dua bagian,
yaitu usia 12-18 tahun adalah remaja awal dan usia 18-22 adalah remaja akhir. Masa
remaja sebenarnya adalah sebuah fase rawan bagi seorang remaja karena kelabilan
jiwanya yang sering membuatnya berpikir dan bertindak secara naïf. Disinilah peran
orang tua dan keluarga sangat penting bagi remaja. Lalu bagaimana proses pencarian
identitass remaja? Salah satunya dengan mulai berinteraksi dengan kelompok sebaya
(peer group).
Keterampilan sosial adalah kemampuan individu untuk berkomunikasi efektif
dengan orang lain baik secara verbal maupun nonverbal sesuai dengan situasi dan
kondisi yang ada pada saat itu, di mana keterampilan ini merupakan perilaku yang
dipelajari. “Remaja dengan keterampilan sosial akan mampu mengungkapkan
perasaan baik positif maupun negatif dalam hubungan interpersonal, tanpa harus
melukai orang lain” (Hargie, Saunders, & Dickson dalam Gimpel & Merrell, 1998).
2
terhadap segala sesuatu yang ada di dunia sekitarnya. Dalam perkembangannya,
setiap individu ingin tahu bagaimanakah cara melakukan komunikasi yang baik dan
aman dengan lingkungan sekitarnya, baik yang bersifat fisik maupun sosial.
Keterampilan sosial diartikan sebagai “cara-cara individu berinteraksi terhadap
orang-orang disekitarnya dan bagaimana pengaruh hubungan itu terhadap dirinya” (Anna
Alisyahbana, dkk. 1984). Keterampilan sosial ini menyangkut juga penyesuaian diri
terhadap lingkungannya. Karena sebagai makhluk sosial, remaja dituntut untuk
mampu mengatasi segala permasalahan yang timbul sebagai hasil dari interaksi
dengan lingkungan sosial dan mampu menampilkan diri sesuai dengan aturan atau
norma yang berlaku.
Keterampilan sosial dan kemampuan penyesuaian diri menjadi semakin
penting dan menentukan manakala anak sudah menginjak masa remaja. Hal ini
disebabkan pada masa remaja, remaja sudah memasuki dunia pergaulan yang masih
luas yang pengaruh teman-teman dan lingkungan sosial akan sangat menentukan.
Berdasarkan kondisi tersebut amatlah penting bagi remaja untuk mengembangkan
keterampilan-keterampilan sosial dan kemampuan untuk menyesuaikan diri. Dimana
faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan keterampilan sosial remaja yaitu:
“1). Keluarga, 2). Lingkungan sekolah, dan 3). Lingkungan Masyarakat” (Mohammad
Ali, dkk. 2008). Dari beberapa faktor di atas faktor dari lingkungan keluarga paling
penting karena remaja hidup dalam suatu kelompok individu yang disebut keluarga.
Keluarga merupakan salah satu aspek penting yang dapat mempengaruhi perilaku
remaja baik dalam lingkungan sosialnya. Harmonis tidaknya interaksi antar anggota
keluarga akan mempengaruhi perkembangan sosial remaja, oleh sebab itu faktor
keluarga merupakan faktor yang paling mempengaruhi keterampilan sosial remaja
3
Permasalahan yang dialami remaja yang didapat dari masyarakat di lokasi
penelitian pada umumnya dikarenakan adanya krisis identitas tanpa adanya faktor
pendukung dari dalam keluarga remaja sehingga remaja tidak dapat memecahkan
masa krisis identitas remaja tersebut. Permasalahan yang terjadi dalam lingkungan
remaja tersebut mencakup masalah merokok, mengkonsumsi alkohol, cara berpakaian
yang kurang rapi, cara berbicara dengan orang lain tidak sopan, lebih mempercayai
temannya daripada orang tuanya dan bolos dalam jam pelajaran. Sehingga remaja
tidak memiliki dan tidak dapat mengembangkan keterampilan sosialnya
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan peneliti dari permasalahan diatas
pada awal bulan Maret 2013 sebanyak 10 orang remaja dengan kasus penyimpangan
masalah merokok, bolos dari jam pelajaran sekolah, cara berpakaian, cara bahasanya
untuk berkomunikasi dengan lawan bicara dan cara berperilaku yang kurang baik
dantidak mematuhi tata tertib sekolah. Peneliti melakukan wawancara kepada remaja
tersebut sebanyak 5 orang, hasil yang didapatkan sebanyak 100% remaja memiliki
komunikasi yang kurang baik (tidak efektif) dengan keluarganya khususnya orang tua
sehingga hubungan remaja dengan teman sebayanya lebih dekat daripada keluarga
mereka.
Dengan terjalinnya pola komunikasi yang baik antara remaja dan keluarga
diharapkan tercipta pula keterampilan sosial yang baik pada remaja yang didasarkan
atas cinta dan kasih sayang dengan memposisikan remaja sebagai objek yang harus
dibina, dibimbing dan dididik. Terjadinya keterampilan sosial yang baik pada remaja
diawali dalam keluarga dan cara orang tua mengekspresikan dirinya, kemudian cara
tersebut diidentifikasikan menjadi peran dan sikapnya dan akhirnya terbentuklah self
yang diawali dari dalam keluarga, remaja yang berkembang melalui proses sosialisasi
4
remaja diawali dari rumahnya sendiri yang kemudian berkembang dalam ruang
lingkup yang lebih luas, seperti sekolah dan teman sebaya. Akan tetapi, pada
kenyataannya tidak semua remaja mampu mencapai keterampilan sosial yang baik
dalam lingkungan sekitarnya karena orang tua tidak memiliki waktu untuk
berkomunikasi dengan anaknya oleh karena sibuk dengan pekerjaannya, seperti:
kurangnya rasa saling menghargai antara remaja yang satu dengan yang lain, kurang
peduli dengan remaja lainnya, kurang mendengarkan pembicaraan teman yang sedang
berbicara, suka membicarakan keburukan teman, dan memilih-milih teman dalam
bergaul.
Oleh karena itu kurangnya komunikasi dalam keluarga yang dialami pada
masa remaja, dapat mempengaruhi aspek sosial remaja dalam menjalani kehidupan
sehari-hari. Akibat kurangnya komunikasi pada remaja mengakibatkan kurang
berinteraksi dengan orang lain. Hal ini tentunya mempengaruhi keterampilan sosial
yang dimiliki oleh seorang remaja. “Keterampilan sosial merupakan kemampuan
seseorang dalam berinteraksi secara baik dengan lingkungan dan menghindari konflik
secara fisik maupun verbal” (Matson, Ollendick dan Afiati, 2006).
Komunikasi antara orang tua dengan remaja mempengaruhi pertumbuhan
kepribadiannya. Di samping itu komunikasi juga erat hubungannya dengan perilaku
dan pengalaman dalam keluarga. Melalui komunikasi remaja dapat menemukan
dirinya sendiri, mengembangkan konsep diri, dan dapat menetapkan hubungan remja
dengan lingkungan. Hubungan antara orang tua dengan anak/remaja akan menentukan
intelektualitas dan kualitas hidup orang tersebut. Jika orang tua tidak memahami
gagasan anak remaja dan pesan dari remaja itu menjengkelkan mereka, ini berarti ada
problema yang tidak berhasil diatasi. Jika remaja menentang pendapat orang tua,
5
orang tua berkomunikasi namun semakin jauh jaraknya dengan mereka, dan jika
orang tua selalu gagal untuk memotivasi remaja untuk bertindak, berarti orang tua
telah gagal berkomunikasi. Dengan kata lain komunikasi antara orang tua dengan
remaja tidak efektif.
Penelitian mengenai pola komunikasi dalam keluarga yang dihubungkan
dengan keterampilan sosial remaja di Indonesia masih sangant terbatas. Berdasarkan
hasil penelitian, hal tersebut dinilai penting oleh peneliti guna memberikan informasi
mengenai hubungan komunikasi dalam keluarga dengan keterampilan sosial
masyarakat di Indonesia, khususnya remaja. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian guna melihat “Hubungan Antara Komunikasi Dalam Keluarga
Dengan Keterampilan Sosial Pada Remaja 12-18 Tahun Di Jalan Kuali Kelurahan Sei
Putih Tengah Kecamatan Medan Petisah”.
1.2 Identifikasi Masalah
Sebagaimana diterangkan dalam latar belakang diatas agar tidak terjadi
kesalahpahaman pengertian tentang masalah yang diteliti, maka perlu identifikasi
masalah terkait dengan judul diatas yaitu :
1. Remaja berperilaku menyimpang di Jln. Kuali Kelurahan Sei Putih Tengah
Kecamatan Medan Petisah
2. Orang tua yang tidak punya waktu untuk anaknya di Jln. Kuali Kelurahan
Sei Putih Tengah Kecamatan Medan Petisah
3. Faktor dari lingkungan keluarga yang mempengaruhi berkembangnya
6
4. Remaja lebih dekat dengan teman sebayanya dibandingkan keluarganya
sendiri, sehingga remaja lebih mendengar apa yang dikatakan teman
sebayanya.
5. Kurangnya penerapan pola komunikasi efektif yang dilakukan orang tua
pada remaja
1.3 Batasan Masalah
Masalah keterampilan remaja dapat disebabkan oleh banyak hal seperti yang
diutarakan di latar belakang. Namun faktor orang tua dipandang sebagai faktor yang
sangat mempengaruhi, sebab anak tersebut masih dalam taraf pengawasan orang tua.
Sementara faktor-faktor lain dianggap masih dapat dikendalikan apabila orang tua
dapat memberi pola komunikasi yang cukup terhadap anak. Oleh karena itu penulis
mencoba membatasi masalahnya hanya pada “Hubungan Pola Komunikasi Dalam Keluarga Dapat Berhubungan Dengan Keterampilan Sosial Remaja 12-18 Tahun Di Jalan Kuali Kelurahan Sei Putih Tengah Kecamatan Medan Petisah”. Maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian berdasarkan hal-hal di atas.
1.4 Rumusan Masalah
Untuk lebih memperkaya batasan masalah di atas peneliti mencoba
merumuskan masalah yang akan diteliti yaitu
“Apakah terdapat hubungan antara Pola Komunikasi dalam keluarga
7
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Untuk mengetahui pola komunikasi yang terjadi dalam keluarga remaja di
Jln Kuali Kelurahan Sei Putih Tengah Kecamatan Medan Petisah
2. Untuk mengetahui keterampilan sosial remaja di Jln Kuali Kelurahan Sei
Putih Tengah Kecamatan Medan Petisah
3. Untuk mengetahui hubungan antara Pola komunikasi dalam keluarga
dengan keterampilan sosial remaja di Jln Kuali Kelurahan Sei Putih
Tengah Kecamatan Medan Petisah.
1.6 Manfaat Penelitian
1.6.1 Keluarga
1. Sebagai masukan bagi orang tua betapa pentingnya penerapan komunikasi
yang efektif dalam keluarga khusunya pada remaja, untuk dapat
Meningkatkan keterampilan sosial pada remaja.
1.6.2 Jurusan PLS – FIP Unimed
a. Sebagai bahan tambahan tentang karakteristik remaja dan pola komunikasi
dalam keluarga dengan keterampilan sosial remaja.
b. Diharapkan pendidikan mampu menciptakan remaja yang mampu
55 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari deskripsi data, analisis hipotesis dan pembahasan, serta
temuan-temuan maka kesimpulan penelitian ini dapat diuraikan yaitu:
1. Komunikasi yang dapat dilakukan dalam keluarga dengan remaja adalah
komunikasi dua arah, supaya pesan yang disampaikan oleh orang tua dapat
diterima oleh remaja, maka komunikasi antara orang tua dan remaja dapat terjalin
dengan baik.Sehingga remaja dapat mengembangkan keterampilan sosialnya
2. Kecenderungan variabel Keterampilan Sosial Remaja adalah cenderung tinggi yang
dilihat dari hasil angket yang diberikan kepada responden pada saat penelitian.
Pada penjumlahan nilai-nilai angket tersebut terlihat hasil yang tinggi mengenai
keterampilan sosial mereka.
3. Terdapat hubungan antara Pola Komunikasi Dalam Keluarga dengan Keterampilan
Sosial Remaja di Jln. Kuali Kelurahan Sei Putih Tengah Kecamatan Medan Petisah
dilihat dari penjumlahan dan pengolahan data yang dilakukan berdasarkan hasil
angket yang telah diperoleh dari responden. ini juga sesuai dengan hasil pengujian
hipotesis menyatakan bila rhitungrtabel dan hitung
tabel maka dalam penelitiantentang hubungan Pola Komunikasi Dalam Keluarga dengan Keterampilan Sosial
Remaja terdapat hubungan positif, namun berdasarkan fakta yang ada bahwa di Jl.
Kuali Kelurahan Sei Putih Tengah Kecamatan Medan Petisah Komunikasi dalam
keluarga sangat rendah karena kurangnya komunikasi dalam keluarga dengan
Bila orang tua menerapkan pola komunikasi efektif kepada remaja, maka
remaja akan lebih percaya diri terhadap kemampuan dirinya sendiri serta
meningkatkan keterampilan sosial yang baik pula dalam lingkungan keluarga, sekolah
maupun lingkungan masyarakat.
5.2 Saran
1. Saran untuk sekolah
Pihak sekolah dapat memberikan bimbingan terhadap remaja yang memiliki
keterampilan yang kurang baik
2. Saran untuk keluarga
Untuk orang tua, apapun kegiatan orang tua dan sesibuk-sibuknya otang tua
tua sebaiknya meluangkan waktu yang cukup untuk berkomunikasi kepada remaja
melalui komunikasi, apa saja yang dibicarakan, bertukar pikiran, bahkan melalui
komunikasi persepsi anak terhadap sesuatu yang negatif bisa berubah menjadi yang
positif.Sehingga orang tua tahu perkembangan remaja.Karena Komunikasi dalam
keluarga sangat penting dalam meningkatkan keterampilan sosial remaja.
3. Saran Untuk Peneliti Yang Lain
Kepada peneliti yang lain agar lebih memperhitungkan faktor-faktor lain yang
memiliki hubungan dengan keterampilan sosial remaja seperti kurangnya kasih
sayang orang tua dan perlakuan orang tua yang keras terhadap remaja.
4. Saran Untuk Peneliti
Diharapkan bagi peneliti lain yang mengkaji masalah-masalah yang relevan
dengan penelitian ini kiranya untuk hasil penelitian ini sebagai bahan masukan yang
57
DAFTAR PUSTAKA
Agoes. 2012. Kontrol Sosial dan Pengendalian Sosial, (Online), dalam
http://agoes.blog.fisip.uns.ac.id/2012/07/29/kontrol-sosial-atau-pengendalian-sosial,
diakses 29 July 2012
Ali, M. & Asrori. 2008. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik. Jakarta;
Bumi Aksara
Effendy, Onong Uchajana. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung;
Penerbit PT. Citra Aditya Bakti.
Gunarsa, Singgih. 1990. Dasar & Teori Perkembangan Anak. Jakarta; PT BPK
Gunung mulia
Harmoko. 2012. Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta; Pustaka Pelajar
Hurlock, Elizabeth. 2006. Psikologi Perkembangan, Jakarta: Erlangga
Husain, Ilmaddin. 2013. Kepekaan Sosial itu Penting, (Online), dalam
http://edukasi.kompasiana.com/2013/02/03/kepekaan-sosial-itu-penting-530503.html,
diakses 03 February 2013
Lestari, S. 2012. Psikologi Remaja, Penanaman Nilai dan Penanganan Konflik dalam
keluarga. Jakarta; Kencana
Muhlisin, Abi. 2012. Keperawatan Keluarga. Yogyakarta; Gosyen Publishing
Permata, S. I. 2011. Hubungan Antara Keberfungsian Keluarga dengan Kematangan
Emosi Remaja Laki-Laki. Skripsi. USU
58
Septiyani, A & Sukarti. 2007. Hubungan Antara Persepsi Remaja Awal Terhadap
Peran Ayah Dalam keluarga dengan Keterampilan Sosial. Naskah disajikan pada
Seminar Nasional diselenggarakan Universitas Islam Indonesia,Yogyakarta
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung; Alfabeta
Sunarto,Prof. Dr. H.dan Dra.Ny.B. Agung Hartono,1999.Perkembangan Peserta
Didik. Jakarta : PT.Rineka Cipta
Wahyuningsih, S. 2009. Hambatan dan Kegagalan Komunikasi antara Orang Tua
dan Anak, (Online), dalam