• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of Pengembangan destinasi wisata Ayu Rezeki Park dan dampaknya terhadap perubahan sosial-ekonomi masyarakat lokal Kabupaten Probolinggo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "View of Pengembangan destinasi wisata Ayu Rezeki Park dan dampaknya terhadap perubahan sosial-ekonomi masyarakat lokal Kabupaten Probolinggo"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

SOSIOHUMANIORA, 9(1), February 2023, pp. 112-128 2579-4728 (ISSN Online) | 2443-180X (ISSN Print)

Pengembangan destinasi wisata Ayu Rezeki Park dan dampaknya terhadap perubahan sosial-ekonomi masyarakat lokal Kabupaten Probolinggo

Nourma Ulva Kumala Devi*, Supriyanto, Rr. Setyani Hidayati, Vadhea Nuraliza, Kristiyono, Moch.

Saifur Rizal, Uswatul Hasanah, Alisyia Putri Melani, MH Rizqi Ramadhani

Universitas Panca Marga, Jl. Raya Dringu, Krajan, Pabean, Jawa Timur 67216, Indonesia Correspondance: nourmaulva@gmail.com

Received: 26 October 2022; Reviewed: 9 December 2022; Accepted: 6 January 2023

Abstract: The development of the Ayu Rezeki Park Tourism Destination brought a breath of fresh air to the people's economy in Kerpangan Village, Probolinggo Regency because the true economic vibrancy of the people began to grow and experience changes after the presence of this tour. The village has attractive natural resources and potential for development. In addition, it is also supported by the social and cultural life of the local community which is very harmonious while maintaining noble values and local wisdom. The development of Ayu Rezeki Park tourism certainly has a positive impact and is able to improve the economic welfare of the community. This study aims to analyze the socio-economic changes in the people of Kerpangan Village both from the aspect of employment, community participation in tourism development, to aspects of increasing the community's economic welfare. The method used in this research is qualitative method. Data collection techniques used are interviews, observation and documentation. Data analysis techniques use a case study approach. The results of this study indicate that the developed Ayu Rezeki Park tourism has a significant positive impact on socio-economic changes in the community. Especially from opening job opportunities not only from the agricultural sector but now increasing in the tourism sector, an increase in the number of tourist visitors is able to open business opportunities for MSMEs, & the participation of local communities in supporting the optimization of tourism in order to create more empowered rural communities.

Keywords: Socio Economi Changes, Development of tourist destinations, empowered Village, Wisata Ayu Rezeki Park

Abstrak: Pengembangan Destinasi Wisata Ayu Rezeki Park membawa angin segar bagi perekonomian masyarakat di Desa Kerpangan Kabupaten Probolinggo karena sejatinya geliat ekonomi masyarakat mulai tumbuh dan mengalami perubahan pasca hadirnya wisata tesebut. Desa tersebut memiliki sumber daya alam yang menarik serta potensial untuk dikembangkan. Selain itu, juga didukung oleh kehidupan sosial budaya masyarakat setempat yang sangat harmonis dengan tetap mempertahankan nilai-nilai luhur dan kearifan lokal. Pengembangan wisata Ayu Rezeki Park tentu memberikan dampak positif dan mampu meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa perubahan sosial-ekonomi masyarakat Desa Kerpangan baik dari aspek keterserapan tenaga kerja, keikutsertaan masyarakat dalam pengembangan wisata, hingga aspek peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisa data menggunakan pendekatan studi kasus. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa wisata Ayu Rezeki Park yang dikembangkan memberikan dampak positif yang signifikan terhadap perubahan sosial-ekonomi masyarakat. Terutama dari membuka peluang kesempatan kerja tidak hanya dari sektor pertanian namun kini bertambah disektor pariwisata, peningkatan jumlah pengunjung wisata mampu membuka peluang usaha bagi UMKM, & keikutsertaan masyarakat lokal dalam mendukung optimalisasi pariwisata dalam rangka mewujudkan masyarakat desa yang lebih berdaya.

Kata Kunci: perubahan sosial-ekonomi, pengembangan destinasi wisata, Desa berdaya, Wisata Ayu Rezeki Park

© 2023 The Authors

https://doi.org/10.30738/sosio.v9i1.13370 This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License

(2)

PENDAHULUAN

Pengembangan wisata lokal yang dikembangkan di desa saat ini mulai didorong dengan menggali potensi alam, seperti sosial, pertanian, dan budaya lokal yang menjadi potensi unggulan bagi masyarakat sekitar sebagai pariwisata (Andini, 2013).

Pengembangan berbasis agro wisata menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi masyarakat untuk dijadikan destinasi wisata apalagi dalam pengelolaan juga mengikutsertakan partisipasi dan peran masyarakat pedesaan. Tentu untuk mewujudkan hal tersebut perlu daya dukung dari sumber daya manusia (SDM) dan sumber daya alam yang dimiliki. Upaya yang perlu dilakukan dan mendapat perhatian dari pengembangan tersebut yaitu bagaimana masyarakat didorong dan berdaya untuk bisa dikembangkan secara konsisten dan berkesinambungan, sehingga potensi yang dimiliki desa dapat dikembangkan secara optimal.

Hal tersebut dilakukan sebagai upaya meminimalisir ketimpangan pembangunan di daerah tertinggal dimana sering terjadi pemicu kesenjangan sosial- ekonomi antara Desa dan Kota. Menurut penelitian yang serupa mengenai pemberdayaan masyarakat bahwa pengembangan potensi lokal dapat berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat (Devi, 2021). Salah satunya melalui pengembangan wisata lokal yang terus berupaya menggali potensi desa dan masyarakat lokal secara berkesinambungan tentu akan berdampak pada kemajuan dan kesejahteraan masyarakat di desa. Salah satunya di Desa Kerpangan Kabupaten Probolinggo memiliki potensi alam yang potensial untuk dikembangkan yaitu geografi wilayah yang cukup subur dengan lahan persawahan yang luas sebagai salah satu penghidupan utama masyaraat desa setempat. Masyarakat mayoritas bermata pencaharian sebagai petani dengan sistem pertanian terasering (berteras). Sistem Terasering dibuat untuk memenuhi fungsi utama sebagai pengatur irigasi persawahan dimana hal tersebut juga cermin dari mempertahankan kearifan lokal.

Khususnya tentang sistem mata pencaharian dibidang pertanian serta didukung oleh kondisi alam Desa Kerpangan yang masih asri, persawahan yang tertata rapi menjadi daya tarik utama desa tersebut. Selain keindahan persawahan terasering sawah, sumber daya alam ada juga budaya lokal yang menjadi potensi wisata seperti kesenian khas daerah, wisata kuliner, pusat oleh-oleh khas desa Kerpangan yang menambah ciri khas desa Kerpangan sebagai salah satu desa wisata.

Wisata Ayu Rezeki ialah wisata kolam renang yang terletak di desa Kerpangan Kabupaten Probolinggo, dimana dengan niat dan usaha dari pemilik wisata tersebut dikembangkani menjadi tempat wisata yang lebih besar sehingga wisata tersebut tidak hanya fokus ke objek wisata kolam renang saja akan tetapi terdapat beberapa objek wisata lainnya. Pada penelitian ini pengelolaan wisata di desa Kerpangan Kabupaten Probolinggo menjadi salah satuiupaya peningkatan sosial-ekonomi yang dapat dirasakan oleh masyarakat. Berbagai langkahi pengembangan yang telah dilakukan pengelola yaitu pembangunan fisik pada kawasan destinasi wisata Ayu Rezeki Park di Desa Kerpangan menjadi daya tarik wisata lokal. Pengelola mengembangkan wisata Ayu Rezeki Park sebagai objek wisata, dimana pada awalnya wisata Ayu Rezeki tersebut objeknya hanya berupa kolam renang hingga pada akhirnya seiring berjalannya waktu wisata Ayu Rezeki semakin berkembang dan mempunyai objek-objek wisata baru seperti taman bermain,

(3)

taman bunga, wahana prosotan kolam renang, kolam renang dewasa dan anak-anak.

Dengan pengembangan wisata tersebut membuat jam operasional buka dari pukul 08.00- 22.00 namun untuk kolam renang tutup pukul 17.00 WIB.

Dengan memanfaatkan Sumber daya alam di desa Kerpangan manager memanfaatkan sisa lahan tanah yang subur untuk dijadikan taman sehingga menjadi daya tarik tersendiri di wisata tersebut. Wisata Ayu Rezeki terkenal dengan tamannya yang indah di malam hari dimana pengunjung lebih banyak datang di malam hari karena wisatawan bisa menikmati keindahan taman yang disertai dengan lampu warna warni dan juga bisa dinikmati dengan bersantai di cafe wisata ayu rezeki. Sedangkan jika di pagi sampai sore hari pengunjung yang datang tidak bisa menikmati perpaduan taman serta lampu warna warni yang indah. Jadi yang menjadi minat pengunjung ialah perpaduan taman serta lampu warna-warni pada malam hari.

Pembangunan kawasan wisata Ayu Rezeki Park oleh pengelola juga didukung dengan fasilitas area parkir, tempat ibadah, akses jalan menuju lokasi yang menunjang pengembangan wisata tersebut. Selain itu pengelolaan wisata tersebut juga membuka peluang bagi masyarakat sekitar yaitu penyerapan tenaga kerja, peluang usaha bagi masyarakat sekitar seperti warung kuliner, kios dan kegiatan ekonomi lainnya. Sejalan dengan pengembangan wisata lokal tersebut memunculkan perubahan yang signifikan baik sosial-ekonomi masyarakat sekitar untuk dapat tumbuh secara perlahan menuju kesejahteraan yang diinginkan. Hal tersebut juga diuraikan dalam penelitian pemberdayaan oleh (Devi et al., 2022) bahwa pengembangan potensi daerah merupakan salah satu wujud program pemberdayaan masyarakat melalui mengembangkan kearifan lokal sehingga tujunnya agar masyarakat lebih berdaya dan optimal secara mandiri.

Dengan adanya wisata tersebut dapat membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar dan menambah penghasilan baik bagi pemilik wisata maupun pekerja wisata Ayu Rezeki. Seiring berjalannya waktu pengembangan terus dilakukan mulai dari tenaga kerja, sarana dan prasarana sehingga daya tarik wisatawan semakin meningkat dan semakin dikenal oleh masyarakat luas. Penumbuhan daya tarik tentunya membutuhkan partisipasi yang merupakan salah satu komponen pendukung dalam suksesnya sebuah program desa wisata.(Marwiyah et al., 2022).

Wisata Ayu Rezeki bertujuan untuk memperkenalkan, mendayagunakan, meningkatkan mutu objek, dan daya tarik wisata, serta memberdayakan masyarakat sekitar guna menguragi pengangguran dan menambah penghasilan. Pemberdayaan dikatakan sebagai “proses untuk menjadi”, bukan sebuah “proses instan” (Yunita et al., 2018). Dapat dikatakan bahwa pemberdayaan merupakan proses menyeluruh dari peran aktif motivator, fasilitator, dan kelompok masyarakat yang perlu untuk diberdayakan melalui peningkatan pengetahuan, keterampilan, pemberian berbagai kemudahan, serta peluang dalam mencapai akses untuk kesejahteraan sosial dalam kehidupan masa mendatang. Kelompok masyarakat diartikan sebagai manusia yang hidup bersama, yaitu hidup dalam suatu tatanan dan sistem pergaulan dalam keseharian adat istiadat serta keadaan ini akan tercipta ketika antar manusia berikteraksi dalam hubungan sosial (Maryani & Nainggolan, 2019).

Dalam pengembangan desa wisataiperlu dipahami kriterianya antara lain, pertama, Desa memiliki keunikan dan daya tarik wisata yang menjadi ciri khas (potensi) yang berupa

(4)

wujud fisiki sumber daya alam pedesaan maupun sosial budaya (kearifan lokal). Kedua, Desa perlu mendapat dukungan dari berbagai pihak serta kesiapan fasilitas pendukung kepariwisataan terkait dengan kegiatan wisata pedesaan. Ketiga, Desa menjalin kerjasama dan interaksi dengan para investor dalam pasar wisatawan yang tercermin dari kunjungan wisatawan. Keempat, masyarakat pro aktif dalam memberikan inisiatif yang inovatifidari kondisi setempat untuk dapat dikembangkan desa tersebut terkait program kepariwisataan.

Mewujudkan kemandirian desa melalui pemberdayaan dengan menggali potensi lokal telah diatur dalam pasal 1 ayat (12) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, dimana tentu harus didukung oleh peningkatan pengetahuan dan kompetensi sumber daya manusia setempat demi kesejahteraan masyarakat (Hadiwijoyo, 2012). Selain itu pemberdayaan juga menjelaskan bahwa konsep kemandirian masyarakat merupakan salah satu strategi dalam pembangunan kerakyatan. Hal tersebut tercermin dari program Desa Kerpangan untuk mewujudkan kemandirian desa melalui optimalisasi potensi alam dengan objek wisata Ayu Rezeki Park yang tentu bertujuan untuk peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat desa.

Upaya pengembangan masyarakat patut untuk dilestarikan karena memiliki potensi serta keunikan tersendiri yang mencirikan kearifan lokal tentu sangat sesuai dengan karakter masyarakat pedesaan yang masih memelihara nilai-nilai luhur (Kusniawati, et, 2017). Identitas masyarakat desa sangat melekat dari sisi tradisional yang biasa dilakukan sehari-hari dimana pembiasaan tersebut terlahir dari pembiasaan para leluhur yang berada di desa tersebut. Bentuk pembiasaan tersebut menjadi adat istiadat yang saat ini tetap dilestarikan dari tradisi dan budaya yang sudah ada sebelumnya. Hal ini merupakan wujud rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas potensi alam sebagai sumber penghidupan masyarakat.

METODE

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalahikualitatifidengan pendekatan deskriptifi yang bertujuan untuk menggambarkan, mendeskripsikan, menarasikan berbagai kondisi, situasi yang timbul di masyarakat dan menjadi objek penelitian. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yakni hasil observasi dan wawancara dengan pemilik. Sebagai sumber pendukung peneliti menggunakan buku refrensi serta dokumentasi dalam penelitian mengenai pengembangan masyarakat desa wisata. (Pamungkas & Muktiali, 2015). Selanjutnya teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi dengan data yang diperoleh yaitu catatan sederhana mengenai dokumen pelaporan destinasi wisata Ayu Rezeki Park dan strategi pengembangan wisata sehingga membuat daya tarik wisatawan meningkat.

Pengumpulan data sekunder dalam penelitian ini meliputi data dokumen awal pengembangan destinasi wisata Ayu Rezeki Park serta hasil observasi kondisi masyarakat sekitar dikawasan objek wisata. Wawancara dilakukan oleh pihak pengembang wisata Ayu Rezeki Park, pihak pengelola, kepala Desa Kerpangan, sesepuh/ tokoh masyarakat, dan warga desa setempat. Observasi yang dilakukan dengan melakukan pengamatan atas sistem sosial, pola interaksi yang ada, kearifan lokal, aktifitas sosial, mekanisme dan kelembaagaan sosial di masyarakat setempat.

(5)

Dari hasil pengamatan terutama dari perubahan ekonomi bisa dilihat dari aktifitas ekonomi terutama mengamati dari pola hidup masyarakat, tingkat kesejahteraan dan kondisi lingkungan fisik di desa. Sedangkan untuk data sekunder bersumber dari studi dokumentasi, dimana dalam dokumentasi tersebut berisi tentang perencanaan awal pembangunan destinasi Wisata Ayu Rezeki Park yang dibaca oleh penulis dari sejumlah dokumen. Selain itu dengan memperbanyak informasi dengan mencari berbagai artikel yang memiliki keterkaitan dengan pengembangan wisata lokal. Selain itu, dari hasil wawancara dengan pihak pengelola wisata terkait mekanisme pengelolaan wisata, penyerapan tenaga kerja, dan upaya promosi yang dilakukan oleh pihak pengelola agar wisata tersebut bisa dikelnal oleh seluruh masyarakat. Kemudian dengan kepala desa dan tokoh masyarakat Desa Kerpangan dalam memberikan kontribusinya pada kemajuan desa.

Tentunya pengembangan ini tidak lepas dari eterlibatan partisipasi masyarakat sekitar unutk mendukung pengembangan wisata tersebut sebagai salah satu unggulan obyek wisata Desa. Data yang diperoleh oleh penulis disajikan dalam bentuk deskriptif-analisis.

Pada teknik analisis penulis menggunakan tiga komponen dimana komponen tersebut memiliki funsi masing-masing diantaranya yaitu reduksi data (data reduction) berfungsi untuk mereduksi data yang diperoleh dilapangan, penyajian data (data display) berfungsi untuk menyajikan data melalui analisa deskriptif dengan beberapa pendekatan yang relevan, dan penarikan kesimpulan (drawing consclusions) berfungsi untuk menarik kesimpulan untuk menjawab fokus masalah.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Perubahan Sosial-Ekonomi Pasca Pengembangan Desa Wisata Ayu Rezeki Park

Wisata Ayu Rezeki merupakan salah satu wisata kolam renang yang terletak di desa Kerpangan Kabupaten Probolinggo yang dibangun pada tahun 2016. Awal mula wisata tersebut dari kolam renang pribadi yang kemudian dikembangkan menjadi kolam renang untuk umum dimana dengan niat dan usaha dari pemilik wisata tersebut dikembangkani menjadi tempat wisata yang lebih besar sehingga wisata tersebut tidak hanya fokus ke objek wisata kolam renang saja akan tetapi terdapat beberapa objek wisata lainnya. Adanya wisata tersebut mendorong perubahan dan pertumbuhan pada aktifitas ekonomi, sosial-budaya pada masyarakat setempat. Apabila wisatawan yang datang ke sebuah destinasi wisata tersebut sangat banyak tentu berdampak pada aktifitas ekonomi daerah tersebut, baik langsung maupun tidak langsung (Ahmad Jumarding et al., 2021). Pengembangan desa melalui upaya membangun destinasi wisata merupakan salah satu cara dalam pemberdayaan. Hal ini perlu adanya dukungan dari sumber daya alam serta keterlibatan aktif masyarakat. Menurut (Nofitasari et al., 2016) peran aktif keterlibatan masyarakat sangat diperlukan karena berpengaruh pada perubahan sosial setempat seperti pola interaksi, kebiasaan, hingga nilai-nilai pola hidupnya. Pemberdayaan bukan berarti untuk mengeksploitasi, namun berupaya memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat sekitar terutama melalui pengembangan wisata lokal.

Berikut Upaya pengembangan obyek wisata pada wisata ayu rezeki, antara lain : Peningkatan Sumber Daya Alam

Lokasi wisata Ayu Rezeki mempunyai lahan yang luas, namun dengan luas lahan yang

(6)

dimiliki belum dapat dimanfaatkan secara maksimal. Untuk memaksimalkan lahan yang luas tersebut pihak pengelola wisata berinisiatif memodifikasi kondisi alam tersebut menjadi lokasi wisata Ayu Rezeki Parak yaitu dengan membuat taman yang dihiasi lampu warna-warni, wahana permainan anak, kolam renang dan cafe. Dari sisa lahan tersebut digunakan masyarakat sekitar untuk berdagang untuk meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar. Potensi alam merupakan salah satu aset lokal yang tak ternilai karena mampu menjadi sumber penghidupan. Salah satunya lahan yang subur, sumber mata air, cuaca, iklim, ekosistem (beragam fauna dan Flora) merupakan kearifan lokal yang patut dijaga kelestariannya. Menurut (Perdana, 2019) pengembangan pariwisata mampu berimplikasi besar pada perubahan perekonomian suatu daerah, namun pariwisata juga menjadi pemicu kerusakan utama ekosistem lingkungan yang menimbulkan degradasi menurunnya kualitas lingkungan hidup. Hal tersebut terjadi karena aktivitas eksplorasi dan eksploitasi yang berlebihan dan tidak terkontrol sehingga perlu pembangunan yang berbasiskan pada peduli lingkungan atau disebut ekowisata berkearifan lokal. Begitu pula bagi (Sunaryo, 2013) bahwa konsep pariwisata di Indonesia yang dikenal sebagai negara kepulauan dimana potensi alamnya sangat beraneka ragam seperti wilayah perairan, pegunungan, pertanian, dan perkebunan menjadi aset pendukung disektor pariwisata yang menonjolkan potensi alam sebagai keunggulan. Implementasinya diberbagai wilayah telah menerapkan konsep tersebut yaitu berbasis kearifan lokal alam.

Peningkatan Sumber Daya manusia

Pihak pengelola berupaya pengembangkan wisata ini tidak hanya menguntungkan satu pihak saja, namun bisa menguntungkan berbagai pihak terutama pemerintah daerah (desa) dan masyarakat lokal. Menurut penelitian (Kiwang & Arif, 2020) bahwa dari pengembangan pariwisata mampu mengubah orientasi berfikir masyarakat terutama pada sumber daya manusia yaitu berupa perubahan gaya hidup serta orientasi peningkatan pengetahuan masyarakat. Begitu pula menurut (Kusniawati, et, 2017) bahwa melalui program pembangunan wisata lokal merupakan bentuk pemberdayaan masyarakat dimana pariwisata dijadikan komoditi berbasis potensi lokal (kearifan daerah) sehingga masyarakat bisa berdaya.

Pada peningkatan sumber daya manusia pihak pengelola wisata juga memberikan kesempatan bagi masyarakat sekitar untuk bekerja di objek wisata tersebut. Memberikan arahan bagi tenaga kerja agar para pekerja memahami tugas dan tanggungjawabnya dalam mengelola wisata tersebut. Bentuk keterlibatan ini mampu memberikan pemahaman bagi masyarakat bahwa ada keterlibatan secara efektif (Andriyani & Husnita, 2012). Disamping itu pengembangan Wisata Ayu Rezeki dapat mendorong kegiatan usaha ekonomi masyarakat dengan berdagang disekitar lokasi wisata. Kegiatan ini tentu mempengaruhi perekonomian masyarakat. Geliat aktivitas ekonomi masyarakat seperti Terdapat pula yang memiliki ide untuk membuka usaha seperti usaha mebel, toko makanan oleh-oleh, dan lainnya.

Destinasi Wisata

Destinasi wisata lokal yang banyak diminati saat ini yaitu wisata yang berbasiskan kearifan lokal, hal ini juga dijelaskan oleh (Rantung, C. A. et al., 2020) bahwa kearifan lokal dengan suguhan potensi alam mampu menjadi daya tarik tersendiri untuk dieksplorasi

(7)

menjadi destinasi wisata. Tempat wisata ayu rezeki sudah strategis dan mudah dijangkau serta fasilitas-fasilitas sudah memadai. Terdapat beberapa wahana yang ada di wisata Ayu Rezeki Park yang dimana ketika pengunjung datang pada saat pagi dan sore hari dapat menikmati kolam renang mulai dari kolam renang anak-anak hingga dewasa dan taman.

Sedangkan di malam hari pengunjung juga bisa menikmati taman. Bedanya taman di pagi hari dengan malam hari yaitu untuk di malam hari bisa menikmati taman yang ada dihiasi lampu warna-warni dan bisa menikmati taman dengan bersantai di caffe. Selain itu, wisata Ayu Rezeki juga menyediakan wahana permainan khusus anak-anak untuk menarik minat pengunjung disaat musim libur sekolah.

Dari potensi yang dikembangkan tersebut, penulis berkesempatan mewawancarai manajer Wisata Ayu Rezeki dalam mengelola destinasi wisata tersebut, berikut petikan wawancara bersama bapak Afif,

mengenai pengembangan destinasi wisata saya berinovasi untuk mengembangkan kolam renang tersebut lebih menarik dan setiap bulannya selalu ada perubahan guna pengunjung yang datang tidak merasa bosan”. Perubahan pada setiap bulannya dilakukan secara bertahap dengan menyesuaikan dana yang ada. Mengenai ide perubahan dan pengembangan wisata tersebut saya biasanya melihat wisata-wisata yang ada di kota Batu, Jawa Timur. Menurut saya pribadi keunggulan dari wisata ayu rezeki ini bukan kolam renangnya, melainkan dari hiasan lampu warna-warni ditaman dan taman bermain anak anak. Alasannya karena pengunjung di malamhari lebih banyak dari pada pengunjung di pagi maupun sore hari. Oleh karena itu saya menambahkan pekerja di tempat parkir, cafe, tempat bermain, dan di area taman di malam hari demi keamanan dan kenyamanan pengunjung” (wawancara, 4/9/2022).

Dari informasi yang didapat oleh informan bahwa pengelola berupaya pengembangkan destinasi wisata Ayu Rezeki Park berawal dari ide dan terinspirasi dibeberapa daerah seperti kota Batu yang menonjolkan potensi alam yang dikemas unik menjadi taman wisata menarik yang ramah anak. Tentu kenyamanan pengunjung menjadi prioritas utama yang ditawarkan oleh pihak pengelola sebagai salah satu sarana penunjang objek wisata tersebut.

Selain itu, dampak positif pengembangan Wisata Ayu Rezeki Park mampu menarik minat pengunjung semakin banyak setiap tahun. Kebanyakan wisatawan lokal tidak bosan berkunjung ke wisata tersebut karena pihak pengelola selalu berupaya berinovasi mengembangkan wisata salah satunya menawarkan café didalam wisata. Hal ini membuat perubahan perekonomian bagi pihak pengelola (manager) wisata serta berdampak pada masyarakat sekitar dimana dengan adanya wisata tersebut kesempatan kerja semakin luas sehingga mengurangi angka pengangguran khususnya di desa Kerpangan. Disamping menyerap tenaga kerja diwilayah sekitar kegiatan ekonomi masyarakat juga mulai tumbuh mulai dari pedagang kaki lima, UMKM seperti pedagang pakaian, mebel, minuman segar, cinderamata, dan makanan khas oleh-oleh. Kondisi ini yang merubah struktur perekonomian masyarakat dimana sumber pendapatan masyarakat lokal tidak hanya bersumber dari sektor pertanian saja namun telah bertambah disektor pariwisata. Menurut (Iswadi et al., 2020) Sumber pendapatan dari sektor pariwisata manjadi salah satu cara alternatif pemulihan ekonomi rakyat terutama setelah masa pandemi yang dialami negara indonesia. Begitu pula dalam penelitian (Janah, 2020) bahwa adanya perubahan struktur

(8)

ekonomi pasca pembangunan wisata dari perubahan pola mata pencaharian, kesempatan kerja, penarikan retribusi kegiatan usaha hingga perubahan sosial budaya dari aspek nilai, tradisi, gaya hidup, hingga pemanfaataan teknologi. Ini menjadi efek sebab-akibat yang memunculkan simbosisme saling menguntungkan antar pihak dari pengembangan wisata terutama bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal.

Berdasarkan wawancara penulis dengan seorang pedagang toko makanan oleh-oleh, yaitu Ibu Yati:

dengan adanya Wisata Ayu Rezeki Park inimembuat usaha oleh-oleh saya alhamdulillah banyak laku karena wisatawan yang berkunjung setelah pulang dari tempat wisata biasanya membeli oleh-oleh untuk diberikan kepada keluarga di rumah. Oleh-oleh di sini cukup beragam seperti aneka keripik, asinan, manisan dan lain lain. Dengan begitu, pendapatan yang diperoleh dengan berjualan oleh-oleh bisa membuat perekonomian keluarga saya serta membantu UMKM setempat (wawancara, 4/9/2022) .

Dari penjelasan informan diatas bahwa keberadaan wisata Ayu Rezeki Park merupakan salah satu sumber pendapatan warga dari kedatangan pengunjung wisata.

Wisata tersebut menjadi penopang ekonomi warga disamping mata pencaharian di sektor pertanian. Potensi alam apalagi didukung oleh fasilitas fisik yang memadai dalam menunjang keunggulan objek wisata perlu mendapat dukungan dari berbagai pihak, baik pengelola, pemerintah daerah, maupun masyarakat setempat. Ini merupakan dukungan kemitraan dari berbagai pihak untuk mengembangkan destinasi wisata tersebut.

Keterlibatan masyarakat setempat merupakan bentuk antusiame dan motivasi yang mengarah pada kemajuan Desa (Gautama. B.P et al., 2020)

Gambar 1: Gapura Wisata Ayu Rezeki Gambar 2: Taman Ayu Rezeki Park

(9)

Gambar 3: Kolam Renang Wisata Gambar 4: Wahana Permainan Anak

Gambar 5: Fasilitas Cafe

Aspek keikutsertaan rakyat Desa Kerpangan

Melalui pengembangan masyarakat dari sektor pariwisata buatan diharapkan mampu mengelola potensi lokal dengan baik dan optimal sehingga dapat memberi manfaat dalam jangka waktu yang panjang bagi generasi selanjutnya (Amerta et al., 2019).

Melibatkan masyarakat dalam pengembangan Wisata lokal merupakan bentuk pemberdayaan dimana secara optimal menggerakkan sumber daya manusia melalui pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki secara langsung (Riant Nugroho, 2021).

Mayoritas masyarakat setempat bermata pencaharian dibidang pertanian yang tentu bergantung pada potensi alam dalam memenuhi kebutuhan ekonomi. Bahkan masih ada yang belum mendapatkan pekerjaan karena keterbatasan lapangan kerja di Desa. Namun setelah adanya pengembangan wisata masyarakat sekitar merasakan manfaatnya berupa kesempatan kerja baru serta mengurangi pengangguran. Masyarakat mendapatkan kesempatan pekerjaan baru seperti pemanfaatan lahan parkir, warung kuliner, pusat oleh- oleh dan cinderamata. Perubahan tersebut merupakan bentuk keterlibatan masyarakat dalam mendukung dan mengoptimalkan Wisata Ayu rezeki Park bagi masyarakat desa Kerpangan Kabupaten Probolinggo. Pengembangan Wisata Ayu Rezeki membuat kunjungan semakin meningkat sehingga masyarakat sekitar desa Kerpangan membuka dagangan disekitar lokasi dan dapat membantu perekonomian masyarakat.

(10)

UMKM sekitar Wisata Ayu Rezeki Park

Gambar 6: UMKM penjual makanan oleh-oleh Gambar 7: UMKM Penjual Minuman segar

Gambar 8: UMKM Penjual Pakaian

Aspek Penyerapan Tenaga Kerja

Pengembangan wisata disuatu daerah tentu memiliki efek bagi masyarakat, baik efek positif maupun efek negatif (Prasetyo, 2017). Efek positif salah satunya memberikan sumbangsih, keuntungan dan memberi kesan positif pada orang lain, dengan tujuan agar masyarakat ikut mendukung program tersebut. Sedangkan efek negatif merupakan efek kemunduran yang tidak diharapkan kemunculannya karena berimplikasi buruk dan menimbulkan gejolak/konflik tertentu (Mustanir et al., 2022). Ada lima dimensi tolok ukur keberhasilan pemberdayaan masyarakat menurut (Rahman & Musadri, 2020) terdiri dari peningkatan kesejahteraan, kemudahan akses, peningkatan kesadaran masyarakat, partisipasi dan kontrol. Salah satu efek positif pengembangan wisata sebagai salah satu strategi dalam pemberdayaan masyarakat yaitu kesempatan kerja semakin luas sehingga angka pengangguran dapat menurun di Desa Kerpangan. Kehadiran wisata Ayu Rezeki Park semakin menambah beragam mata pencaharian masyarakat selain disektor pertanian.

Masyarakat yang tinggal disekitar wisata banyak terserap sebagai pekerja di objek wisata tersebut. Tidak hanya membuka kesempatan kerja bagi masyarakat sekitar desa Kerpangan saja, namun juga dari masyarakat di luar Desa Kerpangan. Menurut (Pongantung, 2018) wilayah yang dikembangkan menjadi kawasan wisata dari aspek sosial-ekonomi tersedianya peluang kerja dan kesempatan usaha bagi masyarakat lokal serta bertambahnya variasi mata pencaharian. Berikut porsentase kesempatan tenaga kerja di objek wisata Ayu Rezeki Park.

(11)

Sumber: Hasil analisa penulis, 2022

Gambar 9: Porsentase Kesempatan Tenaga Kerja pada Objek Wisata Ayu Rezeki Park Gambar 9 menjelaskan bahwa persebaran porsentase kesempatan tenaga kerja yang terserap semenjak dikembangkan Wisata Ayu Rezeki Park yaitu 70% dari masyarakat lokal yang tinggal di Desa Kerpangan, 15% dari masyarakat umum diluar Desa Kerpangan, dan sisanya sekitar 15% dari kerabat dan keluarga pemilik wisata. Berikut petikan wawancara bersama bapak Afif

Kebanyakan yang kerja disini warga Desa Kerpangan sekitar 70%, jadi banyak bantu warga sini yang sebelumnya tidak dapat pekerjaan, selebihnya dari pendatang sekitar 15% dan sisanya dari keluarga pemilik (manajer). Warga yang kerja disini dapat upah sesuai pekerjaannya (wawancara, 4/9/2022) ”.

Pengembangan Wisata Ayu Rezeki Park memberikan kontribusi yang signifikan terutama keterserapan tenaga kerja bagi masyarakat sekitar yang tinggal di Desa Kerpangan. Ada beberapa jenis lapangan kerja yang tumbuh setelah pengembangan wisata tersebut diantaranya yaitu petugas kantor pemasaran, petugas bagian loket masuk, petugas penanganan mesin (teknisi) wahana permainan, petugas keamanan, petugas pembersih kolam renang, petugas parkir, dan petugas kebersihan (lihat Tabel 1). Pihak pengelola wisata Ayu Rezeki Park berupaya memaksimalkan sumber daya manusia dengan merekrut masyarakat setempat menjadi karyawan di wisata tersebut. Tindakan ini merupakan salah satu upaya melibatkan masyarakat di sektor pembangunan Desa. Hal ini menjadi efek domino positif bagi masyarakat sekitar untuk merasakan manfaat dari pengembangan destinasi wisata Ayu Rezeki Park. Jika pengembangan wisata Ayu Rezeki Park terus dikembangkan secara maksimal tentu penyerapan tenaga kerja juga semakin bertambah seiring dengan jumlah pengunjung yang datang ke lokasi tersebut.

Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa pengembangan wisata Ayu Rezeki Park telah memberikan kontribusi keterserapan tenaga kerja yang cukup banyak, yakni 155 orang dan 4 kios. Berdasarkan hasil wawancara dari pengelola wisata bahwa masyarakat cukup merasakan dampaknya dari pengembangan wisata tersebut. Hal ini tentu mengurangi angka pengangguran serta meningkatkan aspek kesejahteraan masyarakat dibidang ekonomi dengan berdirinya wisata tersebut. Mobilitas ekonomi semakin tumbuh terbukti dari menurunnya angka pengganguran seiring dengan semakin luasnya lapangan kerja di Desa Kerpangan. Selaras dengan penelitian yang juga dilakukan oleh (Rinnanik R.,

70%

% 15%

%

15%

(12)

2021) bahwa melalui keberadaan wisata mampu meningkatkan penyerapan tenaga kerja melalui unit-unit usaha rakyat sebagai efek dari pengembangan wisata.

Table 1: Jenis Kesempatan Kerja di Objek Wisata Ayu Rezeki Park

Pekerja/ Usaha Jumlah

Karyawan Ayu Rezeki Park 112

Petugas Kebersihan 10

Petugas Pembersih Kolam Renang 9

Petugas Parkir 10

Satpam keamanan 9

Toko makanan khas oleh oleh 1

Warung makanan kuliner 6

Total 155 pekerja dan 4 toko

Sumber berdasarkan hasil survei tahun 2022 Aspek Kesejahteraan warga

Dari sisi kesejahteraan masyarakat dari adanya pengembangan wisata Ayu Rezeki Park bisa terlihat dari kemampunan ekonomi masyarakat yang mulai tumbuh stabil.

Masyarakat sekitar terlibat sebagai pelaku perubahan diantaranya menjadi pegawai maupun pelaku usaha di lokasi wisata tersebut. Tentu tujuan pengelola wisata juga berupaya memberikan dampak positif tidak hanya pihak pengembang wisata namun masyarakat sekitar juga perlu mendapatkan manfaatnya. Terutama peningkatan kesejahteraan ekonomi dan memperbaiki pola hidup yang lebih baik. Menurut Yusuf &

Agustang, (2020) adanya perubahan kesejahteraan warga terlihat dari perubahan sosial ekonomi meliputi stratifikasi sosial ekonomi yang semakin tinggi, gaya hidup, serta tuntutan pemenuhan kebutuhan. Selain itu menurut (Bahabol, Y. et al., 2022) bahwa alih fungsi lahan yang diperuntukkan untuk kesejahteraan masyarakat adalah aspek utama yang perlu didukung karena wisata lokal tentu tidak hanya menguntungkan satu pihak saja, namun berupaya menguntungkan kedua belah pihak. Aspek kesejahteraan warga dapat dilihat dari kondisi pemukiman warga yang tinggal di Desa Kerpangan yang telah mengalami kemajuan yang signifikan. Secara fisik pemukiman warga saat ini sudah sepenuhnya layak huni, beberapa struktur bangunan sudah menggunakan tembok permanen. Mayoritas rumah masyarakat telah memiliki instalasi listrik yang memadai serta telah memiliki saluran air bersih yang dibangun secara swadaya masyarakat untuk juga telah tersedia. Kategori kesejahteraan masyarakat sekitar, pada penelitian ini juga terlihat dari hasil observasi dilapangan yaitu aspek kepemilikan berupa barang-barang sekunder seperti peralatan elektronik dan barang tersier lain seperti kendaraan bermotor dan mobil.

Banyak masyarakat setempat mengaku bahwa ada perubahan peningkatan kesejahteraan dari segi ekonomi bertambah setelah adanya pengembangan wisata Ayu rezeki Park. Salah satu warga Dusun Kerpangan mengatakan, bahwa pemasukan pendapatan mengalami peningkatan sehingga mampu untuk memenuhi kebuhan sehari-hari serta mampu memenuhi keperluan sehari-hari dan ada sisa untuk ditabung dimasa mendatang.

(13)

Mekanisme pengelolaan destinasi wisata Ayu Rezeki Park Pemasaran Berbasis Digitalisasi

Untuk meningkatkan ekonomi wisata Ayu Rezeki, menurut Wahyuni, (2018) Solusi yang diberikan yakni bagaimana memberdayakan masyarakat kegiatan implementasi berbasis online dan pemasaran yang berbasis digitalisasi serta penyediaan alat pendukung kegiatan dan memfasilitasi kegiatan produksi serta terkait dengan pengembangan desa wisata. Program selanjutnya setelah diberikan pelatihan adalah pendampingan agar dana berjalan dengan baik. kegiatan implementasi berbasis onlinenya berupa mempromosikan tempat wisata Ayu Rezeki dalam bentuk video melalui media sosial seperti WhatsApp dan Instagram (Alyusi, 2019). Media sosial merupakan salah satu media instan yang saat ini memang memiliki berbagai fungsi dalam perannya. Selain berfungsi sebagai alat untuk berkomunikasi, media massa juga menjadi saranaiuntuk penggunanya dalam menggali berbagai informasi. Disamping itu promosi wisata yang disebarkan melalui media sosial dan website perlu mendapat perhatian terutama pengelolaan digitalisasi website yang mengemas informasi menarik terkait jasa yang ditawarkan serta fasilitas yang memadai agar peminatnya menjangkau sampai seluruh indonesia (Devi, N.U.K. et al., 2022)

Pengelolaan Pendapatan Destinasi Wisata

Wisata Ayu Rezeki adalah wisata kolam renang yang dibangun pada tahun 2016, awal mula wisata tersebut dari kolam renang pribadi yang kemudian dikembangkan menjadi kolam renang untuk umum dengan harga tiket masuk Rp 2.000. Sejak kolam renang dibuka untuk umum minat wisatawan mulai meningkat hingga pemilik mulai merenovasi wisata tersebut menjadi lebih menarik dengan menambahkan permainan didalam wisata ayu rezeki. Manager mendapatkan inovasi untuk mengembangkan kolam renang tersebut lebih menarik dan setiap bulannya selalu ada perubahan guna wisatawan yang datang tidak merasa bosan (Pamungkas & Muktiali, 2015). Selain itu menurut (Devi N.U.K., 2021) bahwa bentuk pemberdayaan masyarakat melalui program wisata lokal merupakan salah satu tanggungjawab sosial (corporate respon sibility) perusahaan swasta kepada masyarakat. Disamping itu, menurut (Miswanto, 2018) penggunaan alih fungsi lahan dalam rangka pengembangan wisata lokal perlu dikelola bersama-sama dan tetap dijaga kelestariannya agar kualitas lingkungan tetap terjaga. Perubahan setiap bulannya dilakukan secara bertahap dengan menyesuaikan dana yang ada. Pada tahun 2017 wisata ayu rezeki membangun seluncuran air dan permainan di kolam renang yang membuat wisatawan seperti anak-anak semakin gembira. Semakin meningkat wisatawan yang datang hingga modal yang dibutuhkan tersedia untuk pembangunan wisata.

Pada tahun 2019 wisata ayu rezeki melakukan pembangunan taman serta cafe yang membutuhkan waktu cukup lama. Mengenai ide perubahan dan pengembangan wisata tersebut manager melihat wisata-wisata yang ada di kota Batu, Jawa Timur. Pembangunan taman di wisata ayu rezeki dengan menambahkan spot foto bagi anak muda zaman sekarang serta cafe yang dibangun dibuat modern guna menarik anak muda yang senang berselfi. Hingga wisata ayu rezeki dibuka dari jam 08.00 – 22.00 namun untuk kolam renang tutup di jam 17.00 dan untuk tiket masuk menjadi Rp 15.000.

(14)

KESIMPULAN

Pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan wisata lokal Ayu Rezeki Park merupakan salah satu upaya mengoptimalkan potensi desa yang dimiliki berupa sumber daya alam dan keterlibatan masyarakat secara langsung untuk dikembangkan. Melalui wisata lokal tentu kearifan didalam akan tetap dipertahankan baik dari sosial-budaya yang menjadi habitus masyarakat setempat secara turun-temurun. Tindakan ini menjadi tujuan dalam pelestarian budaya agar tidak hilang dan tetap dilestarikan. Pemberdayaan masyarakat dengan mengembangkan wisata lokal yang mengoptimalkan potensi alam akhirnya mampu mengubah struktur perekonomian masyarakat setempat. Masyarakat lebih bervariasi mata pencaharian yang digeluti dimana selain dibidang pertanian, masyarakat terserap oleh lapangan pekerjaan yang lain seperti petugas kebersihan wisata, petugas keamanan/ satpam, petugas parkir, petugas tiket masuk hingga tumbuhnya pelaku usaha lainnya yang memanfaat kondisi ini untuk berjualan di sekitar lokasi wisata. Selain itu lahan-lahan kosong juga dimanfaatkan untuk disewakan lahan parkir bagi pengunjung wisata. Pengembangan wisata lokal dengan melibatkan masyarakat setempat secara langsung mampu mengubah kondisi perekonomian masyarakat Desa Kerpangan jauh lebih baik dari sebelumnya. Selain itu masyarakat juga mampu membuka kesempatan kerja baru.

Pengembangan ini cukup dirasakan manfaatnya oleh masyarakat setempat karena dengan keterserapan tenaga kerja, masyarakat sekitar dapat memenuhi kebutuhan tidak hanya kebutuhan primer maupun kebutuhan sekunder dan tersier.

Selain itu pembangunan sarana desa juga mulai dibenahi seiring dengan wisata lokal yang terus meningkat guna mendukung kegiatan di desa. Hal ini juga dirasakan oleh pemerintah desa setempat yang mendapat pemasukan dari wisata lokal tersebut melalui Wisata Ayu rezeki Park. Oleh karena itu, perlunya perencanaan yang matang dan kerjasama yang baik antara keteribatan langsung dari warga dalam menyusun perencanaan pembangunan di Desa disamping oleh pihak pengembang dan pengelola wisata harus terus dilakukan agar kesejahreraan masyarakat juga ikut meningkat.

DAFTAR PUSTAKA

Alyusi, S. D. (2019). Media sosial : Interaksi, Identitas dan Modal Sosial. Prenada Media.

https://books.gole.co.id/books?id=z_nJDwAAQBAJ

Amerta, I. M. S., Pustaka, S. M., & 241/JTI/2019, A. I. N. (2019). PENGEMBANGAN

PARIWISATA ALTERNATIF. SCOPINDO MEDIA PUSTAKA.

https://books.google.co.id/books?id=kBy_DwAAQBAJ

Andini, N. (2013). Pengorganisasian komunitas dalam pengembangan agrowisata di desa wisata studi kasus: desa wisata Kembangarum, Kabupaten Sleman. Jurnal Perencanaan Wilayah Dan Kota, 24(3), 173–188. Google scholar

Andriyani, I., & Husnita, L. (2012). Perubahan sosial ekonomi masyarakat pasca pengembangan wisata bahari di kepulauan Sikakap, Kabupaten Mentawai. Jurnal

Ilmu Sosial Mamangan, 1(2), 95–101.

https://ejournal.upgrisba.ac.id/index.php/jurnal-mamangan/article/view/1355

(15)

Bahabol, Y., Suzana, B. O. L., & Memah, M. Y. (2022). Pemberdayaan Masyarakat Petani Nelayan Di Desa Tangkasi Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara. Agri-

Sosioekonomi, 17(3 MDK SE-Articles), 1007–1014.

https://doi.org/10.35791/agrsosek.17.3 MDK.2021.37512

Devi, N.U.K. (2021). Corporate sosial responsibility PT. PLTU Paiton pada kelompok swadaya masyarakat (KSM) berbasis kearifan lokal. Jurnal Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik (JISIP), 10(2), 143–152. https://doi.org/10.33366/JISIP.V10I2.2288

Devi, N. U. K., Oktafiyanto, O., Dewi, J. K., & Anam, A. (2022). Pemberdayaan Masyarakat Melalui Optimalisasi Ekonomi Kreatif Produk Abon Bawang Goreng Desa Randupitu, Kecamatan Gending, Kabupaten Probolinggo. Lumbung Inovasi: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat, 7(3), 352-359. https://doi.org/10.36312/linov.v7i3.832

Gautama, B. P., Yuliawati, A. K., Nurhayati, N. S., Fitriyani, E., & Pratiwi, I. I. (2020).

Pengembangan desa wisata melalui pendekatan pemberdayaan masyarakat.

BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(4), 355–369.

https://doi.org/10.31949/jb.v1i4.414

Hadiwijoyo, S. S. (2012). Perencanaan pariwisata perdesaan berbasis masyarakat: sebuah

pendekatan konsep. Graha Ilmu.

https://books.google.co.id/books?id=_ibmlAEACAAJ

Iswadi, H. (2020). Pemberdayaan masyarakat dalam mengelola desa wisata di masa pandemi: studi kasus desa Kedungudi. Direktorat Penerbitan & Publikasi Ilmiah Universitas Surabaya. https://books.google.co.id/books?id=2bHszgEACAAJ

Janah, M., & Legowo, M. (2020). Perubahan Sosial Masyarakat Pasca Revitalisasi Wisata Waduk Tanjungan. Paradigma, 8(1). 1-18. Google scholar

Jumarding, A Manne, A. A., Misbahuddin, & Karim, A., (2021). Desa wisata menunjang transformasi ekonomi nasional di kabupaten Enrekang. Nas Media Pustaka. Google Book

Kiwang, A. S., & Arif, F. M. (2020). Perubahan sosial ekonomi masyarakat Labuan Bajo akibat pembangunan pariwisata. Gulawentah: Jurnal Studi Sosial, 5(2), 87–97.

http://doi.org/10.25273/gulawentah.v5i2.7290

Kusniawati, D., Islami, N. P., Setyaningrum, B., & Prasetyawati, E. (2017). Pemberdayaan masyarakat berbasis potensi lokal melalui program desa wisata di Desa Bumiaji.

Sosioglobal: Jurnal Pemikiran Dan Penelitian Sosiologi, 2(1), 59–72.

https://doi.org/10.24198/jsg.v2i1.15282

Marwiyah, S., Devi, N. U. K., & Jailani, M. (2022). Implementasi Program Welijo Peduli Stunting Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat Di Wilayah Kerja Puskesmas Tongas (Studi Pada Desa Sumendi Kecamatan Tongas Kabupaten Probolinggo).

JISIP (Jurnal Ilmu Sosial Dan Pendidikan), 6(3). 10374-10379.

http://dx.doi.org/10.58258/jisip.v6i3.3410

Maryani, D., & Nainggolan, R. R. E. (2019). Pemberdayaan Masyarakat. Deepublish.

https://books.google.co.id/books?id=67nHDwAAQBAJ

(16)

Miswanto, S. (2018). Dampak Pembangunan Industri Pariwisata Terhadap Alih Fungsi

Lahan. Nasional Pariwisata, 10(April), 14–21.

https://doi.org/https://doi.org/10.22146/jnp.59463

Mustanir, A., Hamid, H., & Syarifuddin, R. N. (2022). Perencanaan Partisipatif Dalam Pemberdayaan Masyarakat Kelompok Wanita Tani. Qiara Media. Pasuruan..

https://books.google.co.id/books?id=5qxaEAAAQBAJ

Nofitasari, A. (2016). Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Bejiharjo Pasca Berkembangnya Objek Wisata Goa Pindul. E-Societas, 5(4). 1-13. Google scholar Pamungkas, I. T. D., & Muktiali, M. (2015). Pengaruh keberadaan Desa Wisata

Karangbanjar terhadap perubahan penggunaan lahan, ekonomi dan sosial masyarakat. Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota), 4(3), 361–372. Google scholar Perdana, F. R. (2019). Ketahanan keluarga berbasis kearifan lokal penunjang industri

kreatif pariwisata. SOSIOHUMANIORA: Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial Dan Humaniora, 5(2). 1-13. https://doi.org/10.30738/sosio.v5i2.4730

Pongantung, N. V. (2018). Perubahan Sosial Budaya dan Ekonomi Masyarakat Kampung Arborek Kabupaten Raja Ampat Setelah Menjadi Kawasan Wisata. AGRI- SOSIOEKONOMI, 14(1), 109–116. https://doi.org/10.35791/agrsosek.14.1.2018.19008 Prasetyo, R. A. (2016). Peranan BUMDES dalam Pembangunan dan Pemberdayaan

Masyarakat di Desa Pejambon Kecamatan Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro.

Jurnal Dialektika, 11(1), 86– 100. Google scholar

Rantung, C. A., Tambas, J. S., & Sagay, B. A. B. (2020). PERUBAHAN KEARIFAN LOKAL MAPALUS TANI DI KELURAHAN RURUKAN SATU KECAMATAN TOMOHON TIMUR.

AGRI-SOSIOEKONOMI, 16(3 SE-Articles), 359–368.

https://doi.org/10.35791/agrsosek.16.3.2020.31091

Riant Nugroho, F. A. S. S. A. P. M. P. (2021). Membangun Desa Wisata Bagian 4: Praktik

Membangun Desa Wisata. Elex Media Komputindo.

https://books.google.co.id/books?id=V1ssEAAAQBAJ

Rinnanik, R., & Mustofa, A. (2021). Dampak sosial ekonomi masyarakat pasca pengembangan Wisata Hutan Mangroove Kabupaten Lampung Timur. Derivatif:

Jurnal Manajemen, 15(2), 203–212. Google Scholar

Sunaryo, B. (2013). Kebijakan pembangunan destinasi pariwisata: konsep dan aplikasinya di Indonesia. Gava Media. https://books.google.co.id/books?id=ikfbnQEACAAJ Wahyuni, D. (2018). Strategi pemberdayaan masyarakat dalam pengembangan desa

wisata Nglanggeran, Kabupaten Gunung Kidul. Jurnal Masalah-Masalah Sosial, 9(1), 83–100. Google Scholar

Yunita, R. A. A., Penelitian, Indonesia. D. P. Rakyat. P., & Publishing, I. I. (2018).

Pengembangan pariwisata berkelanjutan melalui ekowisata. Diterbitkan oleh Pusat Penelitian Badan Keahlian, DPR RI bekerjasama dengan Intelegensia Intrans Publishing. https://books.google.co.id/books?id=pbNTxAEACAAJ

(17)

Yusuf, M., & Agustang, A. (2020). Dinamika perubahan sosial ekonomi pada masyarakat Kindang kabupaten Bulukumba. Jurnal Sosialisasi: Jurnal Hasil Pemikiran, Penelitian Dan Pengembangan Keilmuan Sosiologi Pendidikan, 7(3), 31–37.

http://dx.doi.org/10.26858/sosialisasi.v0i2.14137

Referensi

Dokumen terkait

Anda akan membaca atau mengulangi Janji Kewarganegaraan Australia keras-keras bersama orang lain yang telah memilih menjadi warga negara Australia.. Ini merupakan bagian

Pasal ini jelas mengandung komitmen dan tekad bahwa negara Republik Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar 945, akan tetap berbentuk Negara Kesatuan selamanya, kecuali tentunya

Kegiatan pengawasan Komoditi Karantina Pertanian melalui Impor, Ekspor, Domestik Masuk maupun Domestik Keluar terhadap media pembawa Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK)

Menentukan dan menganalisis jenis tindak tutur ilokusi yang terdapat dalam wacana baliho dan spanduk kampanye politik cagub - cawagub Bali tahun 2013 serta

Tanggung Jawab Sosial Dan Lingkungan Perusahaan yang selanjutnya disingkat TJSLP adalah Komitmen perusahaan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi

o Dengan menggunakan LKS non eksperimen (animasi percobaan Melde), melakukan diskusi informasi tentang panjag gelombang yang terjadi pada tali jika massa tali diubaha. o

2. mensosialisasikan Pedoman dan Tatalaksana Penanganan KIPI. yaitu menyebarluaskan informasi kepada petugas kesehatan di lapangan termasuk petugas Rumah Sakit tentang

Pada industri destinasi wisata ini ada beberapa pedoman yang menjadi norma-norma untuk menyelenggarakan destinasi wisata syariah diantaranya Undang – Undang