• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS TARBIYAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS TARBIYAH "

Copied!
143
0
0

Teks penuh

(1)

IAIN PAREPARE

OLEH :

ARDILLAH 18.1900.001

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PAREPARE

2022

(2)

ii SKRIPSI

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN MAHASISWA FAKULTAS TARBIYAH TERHADAP MUTU LAYANAN PERPUSTAKAAN

IAIN PAREPARE

OLEH

ARDILLAH NIM. 18.1900.001

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada program studi Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah Institut Agama

Islam Negeri Parepare

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PAREPARE

2022

(3)

iii

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN MAHASISWA FAKULTAS TARBIYAH TERHADAP MUTU LAYANAN PERPUSTAKAAN

IAIN PAREPARE Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Program Studi

Manajemen Pendidikan Islam

Disusun dan diajukan oleh

ARDILLAH NIM. 18.1900.001

Kepada

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS TARBYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PAREPARE

2022

(4)

iv

(5)

v

(6)

vi

KATA PENGANTAR

ِىَْ ِح هرناًَُِْح هرنا ِ هاللَّ ِىــــــــــــــــْطِب

ِه ِلِلُدًَْحْنا ِّب َر

ٍََْ ًَِناَعْنا ُةَلاهصنا َو

ُوَلاهطنا َو يَهَع

ِف َرْشَأ ٍََِْهَض ْرًُْنا َوِءاََِبََْلأْا

يَهَع َو ِِّنَا

ِِّبْحَص َو ٍََِْعًَْجَأ

اهيَأ دْعَب .

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt. berkat rahmat, taufik dan – hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tulisan ini sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi dan memperoleh gelar Manajemen Pendidikan Islam pada Fakultas Tarbiyah di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare.

Penulis menghaturkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada Ayahanda Sunusi dan Ibunda Junia dimana dengan pembinaan dan berkah doa tulusnya, penulis mendapatkan kemudahan dalam menyelesaikan tugas akademik tepat pada waktunya.

Penulis telah menerima banyak bimbingan dan bantuan dari bapak Drs.

Anwar, M.Pd. dan Rustan Efendy, M.Pd.I. selaku pembimbing I dan pembimbing II, atas segala bantuan dan bimbingan yang telah diberikan, penulis ucapkan terima kasih.

Selanjutnya, peneliti juga menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Hannani, M.Ag. sebagai Rektor IAIN Parepare yang telah bekerja keras mengelola lembaga pendidikan di IAIN Parepare.

2. Ibu Dr. Zulfah, M.Pd. sebagai “Dekan Fakultas Tarbiyah” atas pengabdiannya dalam menciptakan suasana pendidikan yang positif bagi mahasiswa.

3. Bapak Dr. Abdul Khalik, M.Pd.I. sebagai Kepala Prodi Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah.

4. Bapak dan Ibu Dosen pada Fakultas Tarbiyah yang telah meluangkan waktu mereka dalam mendidik penulis selama studi di IAIN Parepare.

(7)

vii

5. Jajaran staf administrasi Fakultas Tarbiyah serta staf akademik yang telah begitu banyak membantu mulai dari awal proses menjadi mahasiswa sampai pengurusan berkas ujian penyelesaian studi.

6. Bapak Sirajuddin, S.Pd. I., S. IPI., M.Pd. selaku kepala perpustakaan IAIN Parepare beserta jajarannya yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di Perpustakaan IAIN Parepare

7. Saudara kandung penulis, Ahmad S, Nur Liah, S.Pd. dan Asrullah yang senantiasa memberikan sumbangsi baik pemikiran, tenaga, materi, maupun semangat kepada penulis

8. Kepada sahabat seperjuangan yang setia menemani dan menyemangati dalam suka duka pembuatan skripsi ini, Muhammad Alfian, Eka Pitriana, Muhammad Ilham Jaya, Hafis, Ridha Anugrah Kahar, Ayu Afriani dan semua yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu

9. Kepada seluruh sahabat Program Studi Manajemen Pendidikan Islam yang telah membersamai dan memeberikan semangat dan motivasi sehingga penulis mampu menyelesaikan penelitian ini tepat pada waktunya.

Peneliti tak lupa mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, baik moril maupun material hingga tulisan ini dapat diselesaikan. Semoga Allah swt. berkenan menilai segala kebajikan sebagai amal jariyah dan memberikan rahmat dan pahala-Nya.

(8)

viii

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.

Oleh karena itu, penulis dengan sangat terbuka dan lapang dada mengharapkan adanya berbagai masukan dari berbagai pihak yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan tulisan ini.

Parepare, 30 Juli 2022 M 1 Muharram 1444 H Penulis,

Ardillah

NIM: 18.1900.001

(9)

ix

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Mahasiswa yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Ardillah

NIM : 18.1900.001

Tempat, Tgl. Lahir : Silu, 27 November 2001

Fakultas : Tarbiyah

Judul Penelitian : Analisis Tingkat Kepuasan Mahasiswa Fakultas Tarbiyah Terhadap Mutu Layanan Perpustakaan IAIN Parepare Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi ini benar merupakan hasil karya saya sendiri. Apabila dikemudian hari terbukti bahwa ia merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau seluruhnya, maka penulis bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Parepare, 30 Juli 2022 Penulis

Ardillah

NIM: 18.1900.001

(10)

x ABSTRAK

Ardillah. Analisis Tingkat Kepuasan Mahasiswa Fakultas Tarbiyah Terhadap Mutu Layanan Perpustakaan IAIN Parepare (Dibimbing oleh Anwar dan Rustan Efendy).

Suatu perpustakaan dianggap bermutu apabila perpustakaan tersebut mampu memberikan layanan yang cepat, tepat dan benar kepada penggunanya dan penggunanya merasa puas dengan apa yang diterimanya. hal ini menjadi suatu hal yang penting sebab perpustakaan termasuk kedalam unit pelayanan teknis yang tertera pada buku pedoman perpustakaan perguruan tinggi dan peraturan pemerintah No.5 tahun 1980 tentang pokok-pokok organisasi universitas atau institut yang mana perpustakaan sebagai sarana penunjang teknis kelengkapan universitas atau institut dibidang pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian kepaada masyarakat.

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji mengenai mutu layanan perpustakaan dan kepuasan mahasiswa Fakultas Tarbiyah terhadap mutu layanan yang diberikan oleh perpustakaan IAIN Parepare. jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survey dengan pendekatan kuantitatif deskriptif. Populasi pada penelitian ini sebanyak 2.127 mahasiswa Fakultas Tarbiyah dengan sampel 100 mahasiswa yang dipilih dengan menggunakan teknik simple random sampling. Adapun teknik pengumpulan data adalah dengan menggunakan angket/kuesioner yang dibagikan menggunakan google form. Data yang dikumpulkan kemudian dianalisis menggunakan statistik deskriptif.

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh kesimpulan bahwa: (1) mutu layanan perpustakaan IAIN Parepare berada pada kategori sedang (64%) dari kriteria yang telah ditetapkan. (2) tingkat kepuasan mahasiswa Fakultas Tarbiyah terhadap mutu layanan perpustakaan IAIN Parepare berada pada kategori sedang (70%) dari kriteria yang telah ditetapkan.

Kata kunci: Mutu layanan perpustakaan, kepuasan pemustaka

(11)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PENGAJUAN ... iii

PERSETUJUAN KOMISI PEMBIMBING ... iv

PENGESAHAN KOMISI PENGUJI ... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ... vi

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... ix

ABSTRAK ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

PEDOMAN TRANSLITERASI ... xix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Kegunaan Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Relevan ... 8

B. Tinjauan Teoritis ... 12

1. Mutu Layanan Perpustakaan ... 12

(12)

xii

2. Kepuasan pemustaka ... 26

C. Kerangka Pikir ... 30

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 32

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 33

C. Populasi dan Sampel... 33

1. Populasi ... 33

2. Sampel ... 34

D. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data ... 36

E. Definisi Operasional Variabel ... 37

F. Instrumen Penelitian ... 39

1. Kisi-kisi Instrumen ... 39

2. Pengukuran Instrumen ... 40

3. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 41

G. Teknik Analisis Data ... 46

1. Analisis Statistik Deskriptif ... 47

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 48

1. Analisis Deskriptif Mutu Layanan (X) ... 48

2. Analisis Deskriptif Kepuasan Pemustaka (Y) ... 60

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 72

1. Deskripsi Mutu Layanan Perpustakaan IAIN Parepare ... 73

2. Deskripsi Kepuasan Mahasiswa Fakultas Tarbiyah terhadap Mutu Layanan Perpustakaan IAIN Parepare ... 77

(13)

xiii BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 81 B. Saran ... 81 DAFTAR PUSTAKA ... I

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Tabel Halaman

3.1 Data Populasi Mahasiswa Fakultas Tarbiyah IAIN Parepare

34

3.2 Biodata Sampel Responden pada tiap-tiap Program Studi Fakultas Tarbiyah IAIN Parepare

36

3.3 Kisi-kisi Instrumen Penelitian 39

3.4 Kriteria dan skor pada pengukuran angket 40 3.5 Hasil Uji Validitas Angket Variabel X (Mutu Layanan) 42 3.5 Hasil Uji Validitas Angket Variabel Y (Kepuasan

Pemustaka)

43

3.6 Hasil Uji Reliabilitas Angket Variabel X (Mutu Layanan)

45

3.7 Hasil Uji Reliabilitas Angket Variabel Y (Kepuasan Peemustaka)

45

4.1 Hasil Analisis Deskriptif Skor Total Variabel X 47

4.2 Distribusi Frekuensi Item X.1 48

4.3 Distribusi Frekuensi Item X.2 49

4.4 Distribusi Frekuensi Item X.3 50

4.5 Distribusi Frekuensi Item X.4 51

4.6 Distribusi Frekuensi Item X.5 52

4.7 Distribusi Frekuensi Item X.6 53

4.8 Distribusi Frekuensi Item X.7 54

(15)

xv

4.9 Distribusi Frekuensi Item X.8 55

4.10 Distribusi Frekuensi Item X.9 56

4.11 Distribusi Frekuensi Item X.10 57

4.12 Distribusi Frekuensi Item X.11 58

4.13 Hasil Analisis Deskriptif Skor Total Variabel Y 59

4.14 Distribusi Frekuensi Item Y.1 59

4.15 Distribusi Frekuensi Item Y.2 60

4.16 Distribusi Frekuensi Item Y.3 61

4.17 Distribusi Frekuensi Item Y.4 62

4.18 Distribusi Frekuensi Item Y.5 63

4.19 Distribusi Frekuensi Item Y.6 64

4.20 Distribusi Frekuensi Item Y.7 65

4.21 Distribusi Frekuensi Item Y.8 66

4.22 Distribusi Frekuensi Item Y.9 67

4.23 Distribusi Frekuensi Item Y.10 68

4.24 Distribusi Frekuensi Item Y.11 69

4.25 Distribusi Frekuensi Item Y.12 70

4.26 Penentuan Kriteria Kategorisasi Variabel X 71 4.27 Hasil Penentuan Kriteria Kategorisasi Variabel X 72 4.28 Penentuan Kriteria Kategorisasi Variabel Y 73 4.29 Hasil Penentuan Kriteria Kategorisasi Variabel Y 74

(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Gambar Halaman

2.1 Bagan Kerangka Pikir 30

4.1 Histogram Item X.1 48

4.2 Histogram Item X.2 49

4.3 Histogram Item X.3 50

4.4 Histogram Item X.4 51

4.5 Histogram Item X.5 52

4.6 Histogram Item X.6 53

4.7 Histogram Item X.7 54

4.8 Histogram Item X.8 55

4.9 Histogram Item X.9 56

4.10 Histogram Item X.10 57

4.11 Histogram Item X.11 58

4.12 Histogram Item Y.1 60

4.13 Histogram Item Y.2 61

4.14 Histogram Item Y.3 62

4.15 Histogram Item Y.4 63

4.16 Histogram Item Y.5 64

4.17 Histogram Item Y.6 65

4.18 Histogram Item Y.7 66

4.19 Histogram Item Y.8 67

4.20 Histogram Item Y.9 68

(17)

xvii

4.21 Histogram Item Y.10 69

4.22 Histogram Item Y.11 70

4.23 Histogram Item Y.12 71

4.24 Histogram Kategori Variabel X 73

4.25 Histogram Kategori Variabel Y 75

(18)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN No.

Lampiran

Judul Lampiran Halaman

Lampiran 1 Angket Penelitian Sebelum Uji Validitas VI

Lampiran 2

Tabulasi Data Hasil Uji Coba Instrumen Variabel X (Mutu Layanan)

XI

Lampiran 3

Tabulasi Data Hasil Uji Coba Instrumen Variabel Y (Kepuasan Pemustaka)

XII

Lampiran 4 Uji Validitas Instrumen Variabel X (Mutu Layanan) XIII

Lampiran 5 Uji Validitas Instrumen Variabel Y (Kepuasan Pemustaka)

XVII

Lampiran 6 Angket Penelitian Setelah Uji Validitas XX Lampiran 7 Tabulasi Data Hasil Penelitian Variabel X XXV Lampiran 8 Tabulasi Data Hasil Penelitian Variabel Y XXIX Lampiran 9 Surat Permohonan Rekomendasi Izin Penelitian XXV

Lampiran 10 Surat Izin Penelitian XXVI

Lampiran 11 Surat Keterangan Penelitian XXVII

(19)

xix

PEDOMAN TRANSLITERASI A. Transliterasi

1. Konsonan

Fonem konsonan bahasa Arab yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf, dalam transliterasi ini sebagian dilambangkan dengan huruf dan sebagian dilambangkan dengan tanda, dan sebagian lain lagi dilambangkn dengan huruf dan tanda.

Daftar huruf bahasa Arab dan transliterasinya ke dalam huruf Latin:

Huruf Nama Huruf Latin Nama

ا

Alif tidak dilambangkan tidak ditimbangkan

ب

Ba B Be

ث

Ta T Te

ث

Tha Th te dan ha

ج

Jim J Je

ح

Ha H ha (dengan titik di bawah)

خ

Kha Kh ka dan ha

د

Dal D De

ذ

Dhal Dh de dan ha

ر

Ra R Er

ز

Zai Z Zet

ش

Sin S Es

ظ

Syin Sy es dan ye

ص

Shad ṣ es (dengan titik di bawah)

ض

Dad de (dengan titik di bawah)

(20)

xx

ط

Ta te (dengan titik di bawah)

ظ

Za zet (dengan titik di bawah)

ع

„ain „ koma terbalik ke atas

غ

Gain G Ge

ف

Fa F Ef

ق

Qaf Q Qi

ك

Kaf K Ka

ل

Lam L El

و

Mim M Em

ٌ

Nun N En

و

Wau W We

ِ

Ha H Ha

ء

Hamzah Apostrof

ً

Ya Y Ya

Hamzah (ﺀ) yang di awal kata mengikuti vokalnya tanpa diberi tanda apapun. Jika terletak di tengah atau di akhir, ditulis dengan tanda („).

2. Vokal

a. Vokal tunggal (monoftong) bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda atau harakat, transliterasinya sebagai berikut:

Tanda Nama Huruf Latin Nama

َا

Fathah A A

ِا

Kasrah I I

ُا

Dammah U U

(21)

xxi

b. Vokal rangkap (diftong) bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antara harakat dan huruf, transliterasinya berupa gabungan huruf, yaitu:

Tanda Nama Huruf Latin Nama

ٌَْى

fathah dan ya Ai a dan i

ْوَى

fathah dan wau Au a dan u

Contoh:

َفََْك

: kaifa

ّل ْوَح

: ḥaula

c. Maddah

Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harkat dan huruf, transliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu:

Harkat Huruf

Nama Huruf dan

Tanda

Nama

ٌَى / اَى

Fathah dan alif atau ya Ā A dan garis di atas

ٌِْى

Kasrah dan ya Ī I dan garis di atas

ْوُى

Dammah dan wau Ū U dan garis di atas

َثاَي

: māta

يَي َر

: ramā

َمَِْل

: qīla

ُث ْوًٍَُ

: yamūtu

d. Ta Marbutah

Transliterasi untuk ta marbutah ada dua:

1) ta marbutah yang hidup atau mendapat harkat fathah, kasrah dan dammah, transliterasinya adalah [t].

(22)

xxii

2) ta marbutah yang mati atau mendapat harkat sukun, transliterasinya adalah [h].

Jika pada kata yang terakhir dengan ta marbutah diikuti oleh kata yang menggunakan kata sandang al- serta bacaan kedua kata itu terpisah, maka ta marbutah itu ditransliterasikan dengan ha (h).

Contoh:

ِتهُجنا ُتَض ْو َر

: rauḍah al-jannah atau rauḍatul jannah

ِتهه ِض اَفْنا ُتٍَُِْدًَْنَا

: al-madīnah al-fāḍilah atau almadīnatul fāḍilah

ُتًَْك ِحْنَا

: al-hikmah e. Syaddah )Tasydid(

Syaddah atau tasydid yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan sebuah tanda tasydid (

ّّ

), dalam transliterasi ini dilambangkan dengan perulangan huruf (konsonan ganda) yang diberi tanda syaddah.

Contoh:

اَُهب َر

: Rabbanā

اََُْهجََ

: Najjainā

كَحْنَا

: al-haqq

جَحْنَا

: al-hajj

َىِّعَُ

: nuʻʻima

وُدَع

: ʻaduwwun

Jika huruf bertasydid diakhir sebuah kata dan didahului oleh huruf

ى

kasrah )

ٌِّى

(, maka ia litransliterasi seperti huruf maddah (i).

Contoh:

ٌِب َرَع

: „Arabi (bukan „Arabiyy atau „Araby)

(23)

xxiii

ٌِهَع

: „Ali (bukan „Alyy atau „Aly) f. Kata Sandang

Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf

لا

(alif lam ma‟arifah). Dalam pedoman transliterasi ini, kata sandang ditransliterasi seperti biasa, al-, baik ketika ia diikuti oleh huruf syamsiah maupun huruf qamariah. Kata sandang tidak mengikuti bunyi huruf langsung yang mengikutinya. Kata sandang ditulis terpisah dari kata mengikutinya dan dihubungkan dengan garis mendatar (-).

Contoh:

ُصًْهشْنَا

: al-syamsu (bukan asy- syamsu)

ُتَن َسْن ّسنَا

: al-zalzalah (bukan az-zalzalah)

ُتَفَطْهَفْنَا

: al-falsafah

ُد َلاِبْنَا

: al-biladu g. Hamzah

Aturan transliterasi huruf hamzah menjadi apostrof („) hanya berlaku bagi hamzah yang terletak di tengah dan akhir kata. Namun bila hamzah terletak diawal kata, ia tidak dilambangkan, karena dalam tulisan Arab ia berupa alif.

Contoh:

ٌَ ْو ُرُيأَت

: ta‟murūna

ُء ْوُّنَا

: al-nau

ءٌَْش :

syai‟un

ُث ْرِيأ

: umirtu

h. Kata Arab yang lazim digunakan dalam Bahasa Indonesia

(24)

xxiv

Kata, istilah atau kalimat Arab yang ditransliterasi adalah kata, istilah atau kalimat yang belum dibakukan dalam bahasa Indonesia. Kata, istilah atau kalimat yang sudah lazim dan menjadi bagian dari pembendaharaan bahasa Indonesia, atau sudah sering ditulis dalam tulisan bahasa Indonesia, tidak lagi ditulis menurut cara transliterasi di atas. Misalnya kata Al-Qur‟an (dar Qur‟an), Sunnah. Namun bila kata-kata tersebut menjadi bagian dari satu rangkaian teks Arab, maka mereka harus ditransliterasi secara utuh.

Contoh:

Fī ẓilāl al-qur‟an

Al-sunnah qabl al-tadwin

Al-ibārat bi „umum al-lafẓ lā bi khusus al-sabab i. Lafẓ al-Jalalah (

هاللَّ

)

Kata “Allah” yang didahului pertikel seperti huruf jar dan huruf lainnya atau kedudukan sebagai mudaf ilaih (frasa nominal), ditransliterasi tanpa huruf hamzah. Contoh:

ٍٍُِْد

ِهاللَّ : Dīnullah

ِهلِلاِب :

billah.

Adapun ta marbutah di akhir kata yang disandarkan kepada lafẓ al- jalālah, ditransliterasi dengan huruf [t]. Contoh:

ِهاللَّ ِتًَْح َر ٌِف ْىُْ

Hum fī rahmatillāh j. Huruf Kapital

Walau sistem tulisan Arab tidak mengenal huruf kapital, dalam transliterasi ini huruf tersebut digunakan juga berdasarkan pada pedoman ejaan Bahasa Indonesia yang berlaku (EYD). Huruf kapital, misalnya, digunakan untuk menuliskan huruf awal nama diri (orang, tempat, bulan) dan huruf

(25)

xxv

pertama pada permulaan kalimat. Bila nama diri didahului oleh kata sandang (al-), maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal kata sandangnya. Jika terletak pada awal kalimat, maka huruf A dari kata sandang tersebut menggunakan huruf kapital (Al-).

Contoh:

Wa mā Muhammadun illā rasūl

Inna awwala baitin wudi„a linnāsi lalladhī bi Bakkata mubārakan

Syahru Ramadan al-ladhī unzila fih al-Qur‟an Nasir al-Din al-Tusī

Abū Nasr al-Farabi

Jika nama resmi seseorang menggunakan kata Ibnu (anak dari) dan Abū (bapak dari) sebagai nama kedua terakhirnya, maka kedua nama terakhir itu harus disebutkan sebagai nama akhir dalam daftar pustaka atau daftar referensi.

Contoh:

Abū al-Walid Muhammad ibnu Rusyd, ditulis menjadi: Ibnu Rusyd, Abū al-Walīd Muhammad (bukan: Rusyd, Abū al-Walid Muhammad Ibnu).

Naṣr Ḥamīd Abū Zaid, ditulis menjadi: Abū Zaid, Naṣr Ḥamīd (bukan:Zaid, Naṣr Ḥamīd Abū).

B. Singkatan

Beberapa singkatan yang dibakukan adalah:

swt. = subḥānahū wa ta„āla

saw. = ṣallallāhu „alaihi wa sallam a.s. = „alaihi al- sallām

(26)

xxvi H = Hijriah

M = Masehi

SM = Sebelum Masehi l. = Lahir tahun

w. = Wafat tahun

QS …/…: 4 = QS al-Baqarah/2:187 atau QS Ibrahīm/ …, ayat 4 HR = Hadis Riwayat

Beberapa singkatan yang digunakan secara khusus dalam teks referensi perlu dijelaskan kepanjangannya, diantaranya sebagai berikut:

ed. : Editor (atau, eds. [dari kata editors] jika lebih dari satu orang editor).

Karena dalam bahasa Indonesia kata “editor” berlaku baik untuk satu atau lebih editor, maka ia bisa saja tetap disingkat ed. (tanpa s).

et al.: “Dan lain-lain” atau “dan kawan-kawan” (singkatan dari et alia). Ditulis dengan huruf miring. Alternatifnya, digunakan singkatan dkk. (“dan kawan-kawan”) yang ditulis dengan huruf biasa/tegak.

Cet. : Cetakan. Keterangan frekuensi cetakan buku atau literatur sejenis.

Terj.: Terjemahan (oleh). Singkatan ini juga digunakan untuk penulisan karya terjemahan yang tidak menyebutkan nama penerjemahnya.

Vol.: Volume. Dipakai untuk menunjukkan jumlah jilid sebuah buku atau ensiklopedi dalam bahasa Inggris. Untuk buku-buku berbahasa Arab biasanya digunakan kata juz.

No. : Nomor. Digunakan untuk menunjukkan jumlah nomor karya ilmiah berkala seperti jurnal, majalah, dan sebagainya

(27)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Abad ke 21 dikenal sebagai abad informasi, yakni dimana informasi dekenal sebagai hasil dari industri yang telah diproduksi secara besar-besaran kemudian didistribusikan secara meluas di seluruh penjuru sehingga mudah diakses baik melalui media cetak maupun media elektronik. Adapun mengenai media cetak dapat berupa koran, buku, majalah dan lain sebagainya yang dapat dengan mudah diakses melalui perpustakaan maupun melalui media elektronik seperti film, TV, komputer dll.

Di dalam kehidupan setiap orang akan selalu membutuhkan yang namanya informasi, entah orang itu berprofesi apapun seperti pekerja, pelajar, dokter, mahasiswa, maupun yang lainnya. Informasi sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari karena dapat mempermudah urusan manusia, itulah mengapa informasi saat ini menjadi hal yang sangat penting di tengah-tengah kehidupan. Di dalam perkembangan informasi tidak akan lepas dari yang namanya perangkat lunak, perangkat keras, komputer, jaringan informasi, internet dan lain sebagainya. Hal ini berguna untuk mengelolah informasi yang akan didistribusikan ke masyarakat luas.

Sumber informasi datang dari mana saja bahkan pada lembaga-lembaga atau organisasi komersial maupun di perpustakaan atau tempat-tempat lainnya.

Perpustakaan dapat diartikan sebagai suatu wadah yang didalamnya terdapat sebuah kegiatan penghimpunan, pengelolaan, penyebarluasan (pelayanan) berbagai macam

(28)

informasi, baik yang berbentuk cetak maupun terekam dalam berbagai media atau buku, majalah, surat kabar, film, kaset, dan lain sebagainya.1

Salah satu yang menjadi ciri dari masyarakat modern yang berbudaya dilihat dari bagaimana ia bersungguh-sungguh dalam membangun serta memajukan sumber daya informasi yang tentu saja tercermin dalam layanan perpustakaan. Masyarakat yang modern akan semaksimal mungkin berusaha dalam menciptakan pusat ilmu pengetahuan yang dapat mempermudah generasi yang membutuhkannya. Oleh karena itu, perpustakaan tentunya harus terus mampu berkembang dan memenuhi kepuasan para pelanggan atau pengunjung perpustakaan.

Bila ditinjau secara lebih spesifik seperti halnya perpustakaan dalam lingkup perguruan tinggi maka kepuasan mahasiswa terhadap mutu layanan perpustakaan serta kualitas dari perpustakaan itu sendiri menjadi hal yang perlu dan dijadikan suatu prioritas. Kepuasan dapat dimaknai sebagai kemampuan produk atau layanan guna memenuhi segala kebutuhan pelanggan. Dalam artian lain kepuasan merupakan evaluasi yang menggambarkan seseorang atas perasaan sikap senang atau tidak senang dalam melakukan suatu aktivitas2. Tingkat kepuasan konsumen sangat bergantung pada bagaimana mutu layanan yang diberikan oleh suatu produk. Jika dalam konsep perpustakaan maka mutu layanan perpustaaan sangat mempengaruhi kepuasan mahasiswa. Dengan kata lain, perpustakaan hendaknya memberikan pelayanan yang cepat dan tepat. Layanan secara cepat artinya layanan yang dikerjakan dalam waktu yang singkat sedangkan tepat artinya perpustakaan mampu memenuhi segala kebutuhan informasi penggunanya. Apabila fungsi layanan dapat

1Muhammad Jailani Anwar Sudirman, Said Maskur, Manajemen Perpustakaan, ed.

Kaamariah Syarifah (Riau: PT. Indragiri Dot Com, 2019). hlm. 7

2Nadira Martasubrata and Suwatno Suwatno, “Mutu Layanan Akademik Sebagai Determinan Kepuasan Mahasiswa,” Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran 1, no. 1 (2016): 136. hlm. 137

(29)

tecapai maka dengan itu pula perpustakaan dapat memenuhi fungsinya sebagai pusat infomasi, pusat pendidikan, pusat rekreasi, serta pusat referensi.

Seorang pustakawan yang berada di perpustakaan Princeton Univercity di Amerika Serikat mengemukakan bahwa suatu perpustakaan dianggap bermutu apabila perpustakaan tersebut mampu memberikan layanan yang cepat, tepat dan benar kepada penggunanya.3 Dengan adanya pelayanan yang baik, koleksi yang lengkap, tempat yang menarik, petugas yang ramah maka dapat memberikan citra yang baik terhadap perpustakaan karena dari mutu pelayanan pembaca bisa mendapatkan kesan serta memberikan komentar tentang baik atau tidaknya pelayanan perpustakaan tersebut.

Mutu layanan dapat dimaknai sebagai penilaian terhadap proses layanan dalam memenuhi tugasnya atau didefinisikan sebagai seberapa baik suatu layanan.

Mutu layanan merupakan derajat sejauh mana perbedaan antara kenyataan dan harapan pemakai atas layanan yang mereka terima dan dapat diketahui dengan cara membandingkan antara persepsi pemakai atas layanan yang mereka terima dengan layanan yang mereka harapkan. Dalam konteks perpustakaan mutu layanan adalah usaha dalam memenuhi segala kebutuhan pemakai, dan standar mutu beragam antara satu orang dengan orang lain dari satu situasi menuju situasi yang lain.4

Bahkan dalam ajaran Islam, Al-qur‟an telah menjelaskan bahwa memberikan pelayanan yang terbaik baik itu berupa pelayanan barang ataupun jasa jangan memberikan pelayanan yang buruk atau tidak berkualitas melainkan pelayanan yang terbaik. Sebagaimana dalam QS. Ali-Imran :159

3Soetminah, Perpustakaan Kepustakawanan Dan Pustakawan (Yogyakarta: Kanisius, 1992).

hlm. 129-130

4Muh Quraisy Mathar, Promosi, Pemustaka, Dan Mutu Layanan Perpustakaan (Makassar:

Alauddin Universitas Press, 2021), http://repositori.uin-alauddin.ac.id/19378/. hlm. 50-51

(30)

ِلَغ ا ًّظَف َتيُل موَلَو ۡۖممُه َل َتِلِ ِ هللَّٱ َوِّن ٖةَ محَۡر اَهِبَف مرِفمغَتمسٱَو ممُهميَع ُفمعٱَف ۡۖ َكِلموَح موِن ْاو ُّضَفى َلَ ِبملَقملٱ َظي

َوَتَف َتمنَزَع اَذِإَف ِِۖرمم َ م

لۡٱ ِفِ ممُهمرِواَشَو ممُه َل َينِ ِّكَّوَتُه م

لٱ ُّبِ ُيُ َ هللَّٱ هنِإ ِِۚ هللَّٱ َ َعَل م هكَّ

Terjemahannya:

“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka.Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari lingkunganmu.Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertakwakkallah kepada Allah.Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.”5

Ayat di atas menjelaskan bahwa setiap orang harusnya memiliki tutur kata yang baik dan lemah lembut terhadap sesamanya dan tidak bersikap keras dengan kata lain tidak bertutur kata yang kasar. Hal ini dimaksudkan bahwa berlaku lemah lembut kepada sesama merupakan akhlak dari Nabi Muhammad shallallahu „alaihi wasallam yang dimana beliau diutus dengan membawa akhlak yang mulia ini.

Perpustakaan perguruan tinggi adalah salah satu sarana penunjang yang didirikan untuk mendukung berbagai kegiatan civitas akademik suatu perguruan tinggi. Pada buku pedoman perpustakaan perguruan tinggi dan peraturan pemerintah (PP) No. 5 tahun 1980 tentang pokok-pokok organisasi universitas atau institute dijelaskan bahwasanya perpustakaan perguruan tinggi termasuk kedalam unit pelayanan teknis (UPT), yakni sarana penunjang teknis yang merupakan perangkat kelengkapan universitas atau institute dibidang pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.6

5Kementrian Agama RI, Al-Qur‟an Al-Karim Dan Terjemahannya (Surabaya: HALIM Publishing & Distributing, 2013). hlm. 71

6Rahayu Sri, “Mengenal Perpustakaan Perguruan Tinggi Lebih Dekat,” Buletin Perpustakaan No 57 (2017). hlm. 103

(31)

Perpustakaan yang terletak di IAIN Parepare termasuk perpustakaan yang cukup memberikan peningkatan minat pengunjung jika dilihat dari bangunannya yang megah. Bahkan saat ini Perpustakaan IAIN Parepare merupakan salah satu perpustakaan rujukan bagi perguruan tinggi yang ada di wilayah Ajatappareng dan menjadi trend Setter dalam pengembangan perpustakaan di wilayah tersebut.

Selain mendapatkan pengakuan dari pihak-pihak lain perpustakaan tentunya harus menjadi dambaan para civitas akademika di perguruan tinggi tak terkecuali perpustakaan yang ada di IAIN Parepare itu sendiri yang memiliki 3 misi yakni meningkatkan aksesbilitas sumber-sumber informasi kepustakaan, meningkatkan minat dan apresiasi civitas akademika dan masyarakat umum terhadap perpustakaan, dan menciptakan suasana belajar yang nyaman bagi pemustaka.7

Namun dari hasil observasi awal yang telah dilakukan oleh peneliti mulai dari tata tertib perpustakaan, layanan sirkulasi, layanan referensi sampai pada sarana dan prasarana hingga indikasi dari perpustakaan masih perlu untuk dikembangkan. Salah satunya merujuk pada peraturan jam buka dan jam tutup perpustakaan. Yang mana dibuka pada jam 08.00 WITA hingga jam 16.00 WITA namun pada jam 12.00 yang notabenenya memasuki jam istirahat para pengunjug perpustakaan harus meninggalkan perpustakaan dan kembali lagi pada jam 13.00, hal ini tentu saja menjadi salah satu alasan mengapa banyak pengunjung yang kurang berminat mengunjungi perpustakaan apalagi bagi mereka yang tidak memiliki kendaraan dan harus berjalan jauh.

Problematika lain bisa dilihat dari kurangnya referensi-referensi yang tersedia di perpustakaan utamanya bagi program studi yang baru. Perpustakaan tentunya harus

7Www.iainpare.ac.id, Buku Profil Perpustakaan IAIN Parepare, 2020.

(32)

selalu menambah referensi yang dimiliki guna memberikan kepuasan kepada pembaca mengenai referensi yang dibutuhkan.

Merujuk pada permasalahan di atas guna mendapatkan referensi dan sebagai salah satu cara dalam mengembangkan perpustakaan menjadi perpustakaan dambaan, perpustakaan IAIN Parepare sebagai pihak yang melayani semua pengunjung perpustakaan sangat perlu mengetahui apakah pengguna/mahasiswa yang dilayani merasa tidak puas atau merasa puas dari segala pelayanan yang dilakukan oleh pegawai perpustakaan atau pustakawan, termasuk pada lingkup layanan yang merujuk pada segala aspek yang menunjang kepuasan pemustaka. Dalam hal ini pernyataan dari pengguna perpustakaan itu sendiri sangat beragam tergantung dari bagaimana pengunjung saat dilayani. Sebab harapan pengguna perpustakaan merupakan penentu kepuasannya terhadap mutu layanan perpustakaan. Adapun mengenai respon yang diberikan oleh pemustaka mencakup layanan yang didapatkan sangat mempengaruhi perkembangan dan kemajuan dari perpustakaan itu sendiri kedepannya.

Berangkat dari pokok permasalahan di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian yang difokuskan pada dua variabel atau dua problematika dengan judul “Analisis Tingkat Kepuasan Mahasiswa Fakultas Tarbiyah Terhadap Mutu Layanan Perpustakaan IAIN Parepare”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah ditemukan di atas, maka peneliti merumuskan masalah yang akan menjadi objek pembahasan dalam penelitian.

Adapun rumusan masalah yang akan diteliti adalah:

(33)

1. Bagaimana mutu layanan perpustakaan IAIN Parepare?

2. Bagaimana tingkat kepuasan mahasiswa Fakultas Tarbiyah terhadap mutu layanan perpustakaan IAIN Parepare?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan maslaah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui mutu layanan perpustakaan IAIN Parepare.

2. Mengetahui tingkat kepuasan mahasiswa Fakultas Tarbiyah terhadap mutu layanan perpustakaan IAIN Parepare.

D. Kegunaan Penelitian

Setiap penelitian tentu saja akan memberikan kegunaan kepada pembaca baik itu teoritis maupun praktis, adapun kegunaan dari penelitian ini antara lain:

1. Kegunaan Teoritis dari penelitian ini yakni diharapkan mampu memberikan banyak sumbangsi pemikiran terhadap pelaksanaan manajemen dalam lingkup pendidikan khususnya pada pengelolaan mutu layanan perpustakaan di IAIN Parepare.

2. Kegunaan praktis penelitianini diharapkan bisa dijadikan sebagai bahan acuan bagi pegawai perpustakaan maupun administrator pendidikan dalam lingkup mutu pelayanan perpustakaan.

(34)

8 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Relevan

Dalam tinjauan hasil penelitian yang relevan digunakan sebagai pendukung terhadap penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Di lain sisi juga merupakan bahan yang digunakan sebagai perbandingan terhadap penelitian yang ada, baik melebihi segala kelebihan maupun kekurangan terhadap penelitian yang telah ada sebelumnya. Sehingga dalam hal ini penulis mengambil penelitian yang berkaitan dengan tema yang diangkat oleh peneliti. Berdasarkan hasil penelusuran yang telah dilakukan terdapat tiga penelitian yang relevan dengan judul penelitian yakni sebagai berikut:

Penelitian relevan pertama adalah laporan penelitian Elva Rahmah di Universitas Negeri Padang 2011 yang berjudul “Analisis Kepuasan Pemustaka Terhadap Layanan Perpustakaan Universitas Negeri Padang” jenis penelitan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan Kuantitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, kuesioner dan wawancara. Teknik analisis data berupa teknik analisis deskriptif. Hasil dari analisis data dan kajian variabel menunjukkan bahwa tingkat kepuasan pemustaka berkaitan dengan data fasilitas, koleksi, layanan, petugas layanan, peraturan, dan tata tertib perpustakaan, dapat diketahui bahwa 2,99% responden berpendapat sangat memuaskan, 19,86%

menyatakan memuaskan, 38,45% responden berpendapat cukup memuaskan, 27,47% menyatakan kurang memuaskan, dan 11,21% responden menyatakan tidak memuaskan. Dari data tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat kepuasan

(35)

pemustaka terhadap layanan Perpustakaan Universitas Negeri Padang adalah cukup memuaskan.1

Jika ditinjau dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti tersebut maka persamaan penelitian yang dilakukan oleh Elva Rahmah dan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah sama-sama menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif serta sama-sama mengkaji tentang kepuasan mahasiswa. Sedangkan perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Elva Rahmah terletak pada lokasi penelitian dan teknik pengumpulan data dimana Elva Rahma menggunakan teknik wawancara namun tidak pada penelitian yang lakukan oleh peneliti.

Penelitian selanjutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Mufid Mahasiswa Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Program Magister Ilmu Perpustakaan Depok dengan judul “Pengaruh Mutu Layanan Terhadap Kepuasan Pemustaka : Studi Kasus di Perpustakaan Pusat UIN Maulana Malik Ibrahim Malang”. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan menganalisis tingkat mutu layanan di perpustakaan pusat, tingkat kepuasan pemustaka serta pengaruh mutu layanan terhadap kepuasan pemustaka di perpustakaan pusat UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei berbasis kuoesioner.

Sampel sejumlah 99 responden diambil dari populasi dengan tehnik Simple Random Sampling. Variabel bebas penelitian adalah dimensi berwujud, reliabilitas, daya tangkap, jaminan dan empati, sedangkan variabel terikatnya adalah kepuasan pemustaka. Data penelitian diperoleh diperoleh dari responden menggunakan kuesioner berskala Likert. Analisis data menggunakan teknik analisis tregresi

1Marlini Rahma Elva, Malta Nelisa, Analisis Kepuasan Pemustaka Terhadap Layanan Perpustakaan Universitas Negeri Padang, Bidang Ilmu Sosial, Budaya, Seni Dan Humaniora (Laporan Penelitian Dosen Pemula Padang, 2012). hlm. 48

(36)

berganda dengan bantuan program SPSS Ver.16. Hasil penelitian ini menunjukkan tingkat mutu layanan perpustakaan lebih dominan pada penilaian baik, tingkat kepuasan pemustaka lebih dominan pada penilaian puas, serta memiliki pengaruh positif dan signifikan dimensi mutu layanan secara bersama-sama terhadap kepuasan pemustaka. Secara parsial, dimensi empati dapat diartikan sebagai dimensi mutu layanan yang paling berpengaruh terhadap kepuasan pemustaka dibandingkan dimensi mutu layanan lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa dimensi mutu layanan menjadi faktor penentu dalam kepuasan pemustaka.2

Adapun persamaan penelitian yang dilakukan Mufid dan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah sama-sama mengkaji tentang kepuasan pemustaka pada perpustakaan. Sedangkan perbedaan penelitian Mufid dengan penelitian ini adalah lokasi tempat penelitian, perbedaan lain terletak pada pendekatan penelitian dimana penulis hanya menggunakan satu pendekatan yakni kuantitatif namun pada penelitian yang dilakukan oleh Mufid menggunakan dua jenis pendekatan yakni pendekatan kuantitatif sebagai data utama dan pendekatan kualitatif sebagai data penunjang, perbedaan lain terletak pada fokus penelitian di mana Mufid mengkaji terkait pengaruh sedangkan peneliti meneliti pada bagaian mutu layanan dan kepuasan mahasiswa terhadap mutu layanan perpustakaan .

Penelitian selanjutnya adalah yang dilakukan oleh Raihan Zaharani dan Yona Primadesi mahasiswa program studi Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan FBS Universitas Negeri Padang dengan judul “Pengaruh Layanan Perpustakaan Terhadap Kepuasan Pemustaka di Perpustakaan Universitas Negeri Padang”. Jenis penelitian

2Mufid, “Pengaruh Mutu Layanan Terhadap Kepuasan Pemustaka : Studi Kasus Di Perpustakaan Pusat UIN Maulana Malik Ibrahim Malang” (UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, 2011).

(37)

yang digunakan oleh peneliti adalah metode deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan peristiwa yang sebenarnya terjadi yang akan diseleksi dengan menggunakan observasi langsung, wawancara, dan angket (Kuesioner). Populasi yang digunakan sebagai sumber dalam penelitian ini adalah seluruh pemustaka yang ada di perpustakaan. Adapun sampel yang digunakan oleh peneliti yakni beberapa orang dari pemustaka yang berkunjung ke perpustakaan. Penelitian ini menggunakan metode sampling Accidental. Adapun hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa a) layanan pada Perpustakaan Universitas Negeri Padang telah memberikan pengaruh positif terhadap kepuasan pemustaka. Namun layanan yang diberikan dalam memberikan kepuasan pemustaka belum maksimal; b) suasana perpustakaan di Universitas Negeri Padang belum mampu memuaskan pemustaka saat berkunjung; c) pustakawan Universitas Negeri Padang kurang membimbing pemustaka yang ada saat pemustaka membutuhkan informasi dari pustakawan sehingga tujuan dalam memberikan kepuasan terhadap pemustaka belum tercapai secara maksimal; d) terdapat pengaruh positif oleh pemustaka terhadap layanan yang diberikan perpustakaan. Namun, belum optimal dalam pencapaian tujuan dalam memberikan kepuasan terhadap pemustaka.3

Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Raihan Zaharani dan Yona Primadesi dan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah sama-sama mengkaji tentang kepuasan pemustaka dan yang membedakan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah terdapat pada lokasi penelitian. Perbedaan lain terdapat pada metode yang digunakan dalam pengambilan sampel dimana metode yang digunakan dalam penelitian penulis adalah teknik random sampling sedangkan

3Reihan Zaharani and Yona Primadesi, “Pengaruh Layanan Perpustakaan Terhadap Kepuasan Pemustaka Di Perpustakaan Universitas Negeri Padang,” no. September (2014): 152–158.

(38)

yang digunakan oleh Raihan Zaharani dan Yona Primadesi adalah metode sampling accidental.

B. Tinjauan Teoritis

1. Mutu Layanan Perpustakaan a. Pengertian Mutu Layanan

Mutu atau yang biasanya juga disebut sebagai kualitas adalah suatu proses penilaian dengan standar yang telah ditetapkan untuk menilai hasil dari suatu kegiatan. Tjiptono menjelaskan bahwa ada 5 dimensi pokok mutu antara lain:

1) Bukti, meliputi fasilitas fisik, perlengkapan pegawai dan sarana komunikasi.

2) Keandalan, yaitu kemampuan memberikan layanan yang cepat, akurat, dan memuaskan.

3) Daya tangkap, yaitu keinginan para staf untuk membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap.

4) Jaminan, mencangkup pengetahuan, kemampuan, kesopanan dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari bahaya, resiko atau keragu-raguan.

5) Empati, meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik, perhatian pribadi dan memahami kebutuhan pelanggan.4

Mutu adalah suatu proses penilaian dengan standar yang sudah ditetapkan untuk menilai hasil dari suatu kegiatan. Dalam lingkup organisasi jasa layanan seperti halnya perpustakaan proses tersebut dilakukan dengan menentukan persamaan beberapa elemen mutu seperti bukti, keandalan, daya tangkap, jaminan dan empati.

Menurut Crosby dalam buku yang berjudul Konsep Pengenalan Mutu menjelaskan bahwa mutu adalah kesesuaian terhadap persyaratan-persyaratan.

Persyaratan-perstaratan yang di maksud di sini adalah perlunya

4Mathar Muh. Quraisy, Promosi, Pemustaka, Dan Mutu Layanan Perpustakaan (Makassar:

Alauddin University Press, 2021). hlm. 42

(39)

dispesifikasikan secara jelas sehingga semua orang tahu apa yang di harapkannya.5

Selanjutnya ditarik pula kesimpulan mengenai pengertian dari mutu, yakni:

berorientasi kepada pengguna atau pelanggan, partisipasi aktif yang dipimpin oleh manajemen puncak, pemahaman dari setiap orang terhadap tanggung jawab spesifik untuk kualitas, beriorentasi kepada tindakan pencegahan kerusakan.6

Pelayanan pada hakikatnya merupakan serangkaian kegiatan dalam proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain, oleh karena itu pelayanan merupakan proses. Sebagai proses, pelayanan berlangsung secara rutin dan berkesinambungan. Ini berarti bahwa pelayanan berlangsung tidak hanya sekali tetapi berkali-kali, sehingga pengguna dapat merasakan perbedaan antara pelayanan ketika pertama datang dan pelayanan kedua dan seterusnya.7

Layanan merupakan suatu aktivitas yang tidak berwujud dan yang memberikan suatu tingkat kepuasan bagi pemakai jasa tersebut tetapi tidak dapat disimpan atau dipindahkan.Kepuasan pengguna merupakan respon setelah pengguna membandingkan pelayanan yang dirasakan dengan pelayanan yang diharapkan.

Setelah mengkaji konsep mutu dan layanan secara persial maka selanjutnya yang akan dilakukan adalah mengkaji konsep dari mutu layanan sebagai satu konsep.

Mutu layanan merupakan persepsi pengguna terhadap keunggulan suatu layanan.

Mutu pelayanan menurut Yusuf dalam Abdul Karim Batubara dapat dibagi menjadi lima dimensi yaitu:

5Prihantoro Rudy, Konsep Pengendalian Mutu (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012).

hlm. 3

6 Muhammad Quraisy Mathar, Promosi, Pemustaka, Dan Mutu Layanan Perpustakaan) hlm.

44

7Rhoni Rodin, “Urgensi Kualitas Pelayanan Perpustakaan Perguruan Tinggi,” Jurnal Kajian Informasi dan Perpustakaan 3, no. 1 (2015): 101. hlm 3

(40)

1) Tangibles (bentuk fasilitas fisik/bukti langsung) yakni penampilan dan kemampuan sarana prasarana fisik harus dapat diandalkan. Semua hal yang memiliki bentuk fisik dalam artian bisa dilihat secara langsung adalah bukti nyata dari pelayanan yang diberikan oleh staf atau pemberi jasa. Adapun yang menjadi contoh dari Tangibles seperti gedung, perlengkapan yang bisa digunakan dan juga penampilan dari pegawai.

2) Reliabilitas (kehandalan). Yakni kemampuan memberikan pelayanan sesuai dengan yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya. Semua kinerja yang dilakukan sepatutnya sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pelanggan baik itu dalam bentuk ketepatan dalam melakukan tugas, sifat yang simpatik serta pelayanan yang sama kepada semua orang tanpa memandang derajat.

3) Responsivitas (tanggapan/daya tanggap) yakni keinginan pustakawan untuk membantu pengguna dan memberikan pelayanan dengan cepat serta mampu mengatasi masalah yang timbul secara profesional.

4) Jaminan yakni pengetahuan dan kemampuan pustakawan serta keramahan dalam melaksanakan tugas dapat menjamin pelayanan yang baik, sehingga menimbulkankepercayaan dan keyakinan pengguna.

5) Empati. Memberikan perhatian yang bersifat individual kepada pengguna dan berusaha untuk memahami keinginan dan kebutuhan pemakai.8

Layanan yang berkualitas sangat penting dalam suatu perpustakaan agar pemustaka dapat merasakan kepuasan. Sehingga secara tidak langsung hal tersebut akan berpengaruh pada tingkat minat baca di masyarakat.9

8Nafisa Asma and Nurul Aulia, “Analisis Peningkatan Mutu Layanan Perpustakaan Pada Minat Baca Pemustaka” 11, no. 2 (2019): 233–240. hlm. 234

9Nafisa Asma and Nurul Aulia, “Analisis Peningkatan Mutu Layanan Perpustakaan Pada Minat Baca Pemustaka” hlm. 234-235

(41)

b. Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi

Perpustakaan dalam istilah bahasa inggris adalah Library, maktabah jika dalam bahasa arab, biblioteca dalam bahasa italia dan bibliothek dalam bahasa jerman.

Perpustakaan dapat diartikan sebagai kumpulan bahan informasi yang terdiri dari bahan buku/book materials dan bahan non buku/non book materials yang disusun menggunakan sistem tertentu yang dipersiapkan untuk diambil manfaatnya ataupun pengertiannya tapi tidak untuk dimiliki sebagian maupun keseluruahnnya.

Menurut surat edaran bersama (SEB) Kepala Perpustakaan Nasional RI dan Kepala BAKN nomor 53649/MPK/1998 dan nomor 15/SE/1998 tentang jabatan fungsional pustakawan. Menjelaskan bahwa pengertian perpustakaan merupakan lembaga, kantor, atau unit kerja lain yang sekurang-kurangnya memiliki 1000 (seribu) judul bahan pustaka yang terdiri dari sekurang- kurangnya 2.500 (dua ribu lima ratus) eksamplar dan dibentuk dengan keputusan pejabat yang berwenang.10

Menurut Random House Dictionary of the English Language, perpustakaan merupakan suatu wadah atau tempat, berupa sebuah ruangan atau gedung yang berisi buku-buku dan bahan-bahan lain untuk bacaan, studi maupun rujukan. Pengertian menurut Encyclopedia Britannica adalah sebagai berikut: sebuah perpustakaan (dari kata liber book) adalah himpunan bahan-bahan tertulis atau tercetak yang diatur dan diorganisasikan untuk tujuan studi dan penelitian atau pembacaan umum atau kedua- duanya, sedangkan menurut istilah kamus perpustakaan dan dokumentasi yang diterbitkan oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, perpustakaan diartikan sebagai (1) Koleksi buku, majalah, serta bahan kepustakaan lainnya yang disimpan untuk dibaca, dipelajari, serta dibicarakan. (2) Tempat, gedung, atau ruangan, yang disediakan untuk pemeliharaan dan penggunaan koleksi buku.11

10Sri, “Mengenal Perpustakaan Perguruan Tinggi Lebih Dekat.” hlm. 104

11Abdul Rahman Saleh, “Modul 1 Manajemen Perpustakaan” (2014): 1–45. hlm. 1.5

(42)

Bila di tinjau dalam konteks ilmu manajemen perpustakaan dapat diartikan sebagai sebuah organisasi yang bergerak dalam bidang layanan. Salah satu yang menjadi unsur penting dalam manajemen adalah sebuah produk yang akan dijual.

Produk tersebut dapat tidak terbentuk namun dapat juga terbentuk. Adapun yang dimaksud dengan produk terbentuk adalah produk yang dapat disentuh atau dapat dilihat secara kasat mata, contohnya buku, pakaian, makanan dan sebagainya.

Sedangkan produk tidak berbentuk dalam ilmu manajemen adalah sebuah produk yang tidak kasat mata dan lebih mengarah kepada penyediaan sebuah jasa atau layanan.12

Pendirian perpustakaan didasarkan pada tujuan tertentu dan dilandasi oleh visi-misi tertentu pula. Oleh karena itu, setiap perpustakaan mempunyai anggota yang berbeda, dikelola dengan sistem organisasi yang berbeda, dan melakukan kegiatan- kegiatan yang berbeda pula. Perbedaan ini menyebabkan timbulnya berbagai jenis perpustakaan dengan fungsinya yang berbeda-beda.

Ada banyak faktor yang mempengaruhi timbulnya berbagai jenis perpustakaan antara lain:

1) Munculnya berbagai jenis media informasi, seperti media tercetak (buku, majalah, laporan, surat kabar) dan media grafis/ elektronik, seperti film, foto, mikrofilm, dan video.

2) Tanggapan terhadap keperluan informasi dari berbagai kelompok pembaca dalam masyarakat, misalnya anak-anak, pelajar, mahasiswa, ibu rumahtangga, remaja putus sekolah dan yang lainnya.

12Quraisy, Promosi, Pemustaka, Dan Mutu Layanan Perpustakaan. hlm. 2

(43)

3) Tanggapan yang berlainan terhadap spesialisasi subyek, termasuk ruang lingkup subyek serta rincian subyek yang bersangkutan.

4) Adanya ledakan informasi, yakni pertumbuhan literatur yang cepat dan sangat banyak sehingga tidak memungkinkan sebuah perpustakaan memiliki semuanya13

Berdasarkan faktor-faktor di atas maka muncul berbagai jenis perpustakaan diantaranya : (1) Perpustakaan Nasional; (b) Perpustakaan Umum; (c) Perpustakaan Khusus; (d) Perpustakaan Sekolah; (e) Perpustakaan Perguruan Tinggi; (f) Perpustakaan Kelembagaan, dan (g) Perpustakaan Pribadi. Adapun yang akan lebih di kaji pada landasan teori ini yakni Perpustakaan pada Perguruan Tinggi.

Perpustakaan perguruan tinggi merupakan sebuah sarana penunjang yang didirikan guna mendukung kegiatan civitas akademik dimana perguruan tinggi itu berada. Dalam buku pedoman perpustakaan perguruan tinggi dijelaskan bahwa perpustakaan perguruan tinggi merupakan unsur penunjang perguruan tinggi dalam kegiatan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.14

Sulistyo Basuki menjelaskan bahwa perpustakaan perguruan tinggi dapat diartikan sebagai perpustakaan yang terdapat di perguruan tinggi, badan bawahannya maupun lembaga yang berafiliasi dengan perguruan tinggi, yang memiliki tujuan utama untuk membantu perguruan tinggi mencapai tujuannya.15

Menurut Sulistyo Basuki, tujuan perpustakaan perguruan tinggi secara umum antara lain:

13Tri Septiyantono, Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan Dan Informasi (Yogyakarta: Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Adab, 2007). hlm. 13

14Berawi Imran, “Mengenal Lebih Dekat Perpustakaan Perguruan Tinggi,” jurnal Iqra‟ 06 No.01 (2012): hlm. 49.

15Acta Diurna and Volume V No, “Pemanfaatan Jasa Layanan Sirkulasi UPT Perpustakaan Oleh Mahasiswa UNSRAT” V, no. 5 (2016).

(44)

a) Memenuhi keperluan informasi masyarakat perguruan tinggi yakni staf pengajar maupun mahasiswa. Biasanya mencangkup juga tenaga administrasi perguruan tinggi.

b) Menyediakan berbagai macam bahan pustaka rujukan (referensi) pada semua tingkat akademis, artinya mulai dari mahasiswa tahun pertama hingga mencangkup mahasiswa pascasarjana maupun staf pengajar.

c) Menyediakan ruangan mengajar bagi pemakai atau pengunjung perpustakaan.

d) Menyediakan jasa peminjaman yang tepat baga semua jenis pemakai.

e) Menyediakan jasa informassi aktif yang tidak hanya terbatas pada lingkungan perguruan tinggi tetapi juga pada lembaga industri lokal16

Beberapa fungsi perpustakaan perguruan tinggi antara lain sebagai berikut:

a) Fungsi edukasi

Perpustakaan merupakan sumber belajar bagi civitas akademika, oleh karena itu koleksi yang mendukung pencapaian tujuan pembelajaran, pengorganisasian bahan pembelajaran setiap program studi, koleksi tentang strategi belajar mengajar dan materi pendukung evaluasi pembelajaran. Dalam hal ini jelas, bahwa tugas pokok Perpustakaan Perguruan Tinggi ialah menunjang program Perguruan Tinggi yang salah satunya adalah bersifat edukasi.17

Cara belajar mahasiswa pada sebuah perguruan tinggi lebih bersifat serba aktif, hal ini terlihat dengan adanya kegiatan belajar terstruktur dan belajar mandiri sebagai tuntutan dari sistem SKS ( Sistem Kredit Semester ). Peranan dosen dalam hal ini bukan “mengajar” mahasiswa lagi, tetapi lebih tepat “membelajarkan”

mahasiswa. Seorang mahasiswa lebih dituntut untuk membaca sebanyak mungkin

16Rodin, “Urgensi Kualitas Pelayanan Perpustakaan Perguruan Tinggi.” hlm. 12

17Sri, “Mengenal Perpustakaan Perguruan Tinggi Lebih Dekat.” hlm. 105

(45)

bahan bacaan yang ada di perpustakaan, terutama bahan bacaan yang berhubungan dengan mata kuliah yang sedang ditempuh. Terkadang tidak mengherankan bila ada mahasiswa yang lebih banyak tahu dari dosennya. Ini sering terjadi dan merupakan kenyataan dimana seorang dosen terkadang kewalahan menghadapi mahasiswa yang bertipe agresif karena banyak membaca.

b) Fungsi informasi

Peranan perpustakaan dalam hal ini perpustakaan berfungsi sebagai sarana pendidikan yakni sebagai pusat informasi. Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya.18. diharapkan perpustakaan mampu memenuhi kebutuhan para pemakai. Terkadang memang semua informasi yang dibutuhkan oleh pengguna tidak dapat terpenuhi karena memang pada dasarnya tidak ada perpustakaan yang mampu memenuhi semua kebutuhan pemakai. Untuk itu dibutuhkan peran pustakawan yang bisa memberikan arahan kepada pengguna kemana sebaiknya mencari informasi yang dibutuhkan. Misalnya dengan menggunakan layanan rujukan dari internet.

c) Fungsi Riset (Penelitian)

Salah satu fungsi dari Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah mendukung pelaksanaan riset yang dilakukan oleh civitas akademika melalui penyediaan informasi dan sumber-sumber informasi untuk keperluan penelitian pengguna.Informasi yang di peroleh melalui perpustakaan dapat mencegah terjadinya duplikasi penelitian. Kecuali penelitian yang akan dilakukan merupakan penelitian yang berkelanjutan. Oleh karena itu, melalui fungsi riset diharapkan

18Triyani Budyastuti Syryadharma, Sistem Informasi Manajemen (Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia, 2019). hlm. 3

(46)

karya-karya penelitian yang dilakukan oleh civitas akademik akan semakin berkembang19

d) Fungsi Rekreasi

Perpustakaan disamping berfungsi sebagai sarana pendidikan, juga berfungsi sebagai tempat rekreasi. Tentunya rekreasi yang dimaksud disini bukan berarti jalan-jalan untuk liburan, tetapi lebih berhubungan dengan ilmu pengetahuan. Seperti dengan cara menyajikan koleksi yang menghibur pembaca misalnya bacaan humor, cerita perjalanan hidup seseorang, novel, dan membuat kreasi keterampilan.20

Setelah mengetahui pengertian dari mutu layanan serta pengertian dari perpustakaan perguruan tinggi, maka yang harus di kaji selanjutnya adalah pengertian dari mutu layanan perpustakaan Perguruan tinggi.

Pelayanan perpustakaan merupakan kegiatan perpustakaan yang memberikan jasa informasi kepada masyarakat yang memerlukan. Baik dalam lingkup pelayanan teknis maupun pelayanan pemustaka. Apabila dilihat dari dasar pelayanan, maka perpustakaan merupakan pelayanan yang berbasis pada benda yang maujud goods.

Apabila ditinjau dari tujuan maka layanan perpustakaan tidak beriorentasi untuk memaksimalkan keuntungan. Pelayanan perpustakaan yang baik adalah layanan yang sesuai dengan standar, sesuai dengan yang dijanjikan, sesuai dengan yang diharapkan serta sesuai dengan permintaan. Sedangkan untuk mendapatkan kualitas pelayanan perpustakaan, maka perlu adanya sikap dan pandangan sebagai berikut : a) pemustaka merasa puas setelah meninggalkan meja layanan; b) memberikan pelayanan dengan

19Sri, “Mengenal Perpustakaan Perguruan Tinggi Lebih Dekat.” hlm 106

20Iwan Sopwandin, Manajemen Perpustakaan Perguruan Tinggi (Transformasi Perpustakaan Menuju Pelayanan Berbasis Digital) (Guepedia, 2021). hlm. 38

(47)

tepat, ramah, cepat, penuh kemitraan; c) petugas harus bisa memberikan solusi atas informasi yang dibutuhkan atau diminta pemustaka; d) Berperilaku profesional.21

Layanan perpustakaan perguruan tinggi merupakan kepentingan pokok yang harus dilaksanakan oleh pustakawan perpustakaan dalam memberikan pengarahan terhadap pemustaka, dengan memanfaatkan semua sarana dan prasarana dalam mengoptimalkan layanan perpustakaan tersebut. Layanan perpustakaan merupakan unit penting dalam kegiatan pencapaian tujuan bersama di perpustakaan. Aktifitas kegiatan pada layanan perpustakaan bersifat rutin dan membutuhkan sistem yang baik dalam memperlancar kegiatan layanan perpustakaan.22

c. Sistem Layanan Perpustakaan Perguruan Tinggi

Sistem pelayanan perpustakaan terbagi menjadi dua yakni layanan terbuka (open acces) dan layanan tertutup (close acces).

1) Layanan terbuka dapat dimaknai sebagai sistem pelayanan yang mengizinkan pengguna langsung bersinggungan dengan koleksi perpustakaan. Dengan artian lain, setiap pengunjung atau pengguna perpustakaan diizinkan melakukan penelusuran langsung ke ruang koleksi dan berhak mengambil sendiri buku atau bahan-bahan yang dibutuhkannya. Apabila pemustaka ingin meminjam buku tersebut maka membawanya ke petugas bagian sirkulasi. Dengan demikian, sistem ini memberikan kebebasan kepada pengunjung untuk memasuki ruang koleksi dan memilih sendiri koleksi yang dibutuhkannya. Dalam hal ini petugas hanya bertugas mengawasi dari jauh dan mencatat peminjamannya.23

21Iwan Sopwandin, Manajemen Perpustakaan Perguruan Tinggi (Transformasi Perpustakaan Menuju Pelayanan Berbasis Digital) hlm. 44

22Zaharani and Primadesi, “Pengaruh Layanan Perpustakaan Terhadap Kepuasan Pemustaka Di Perpustakaan Universitas Negeri Padang.” hlm. 155

23Rahma Elva, Akses Dan Layanan Perpustakaan (Teori Dan Aplikasi) (jakarta:

Prenadamedia Group, 2018).hlm. 12

(48)

2) Sistem layanan tertutup merupakan sistem layanan perpustakaan yang anggota atau pengunjungnya tidak diperkenankan menelusuri dan mengambil sendiri buku-buku yang dibutuhkannya ke ruang koleksi, tetapi harus diambilkan oleh petugas karena pengunjung tidak boleh memasuki ruangan koleksi, pemustaka harus memesan koleksi yang dibutuhkan melalui petugas perpustakaan di bagian peminjaman atau sirkulasi.24

d. Jenis Layanan Perpustakaan Perguruan Tinggi

Secara umum layanan perpustakaan terbagi menjadi beberapa jenis layanan antara lain sebagai berikut:

1) Layanan sirkulasi

Layanan sirkulasi yang ada di perpustakaan dapat diartikan sebagai salah satu kegiatan yang berkaitan dengan pengguna perpustakaan. Menurut Rahayuningsih layanan sirkulasi merupakan layanan pengguna yang berkaitan dengan peminjaman, pengembalian, serta perpanjangan koleksi. Namun layanan sirkulasi perpustakaan bukan hanya sekedar pekerjaan dalam konsep peminjaman, pengembalian, serta perpanjangan koleksi saja, melainkan juga suatu kegiatan yang menyeluruh dalam proses pemenuhan kebutuhan pengguna melalui jasa sirkulasi. Hal ini karena pada bagian layanan sirkulasi masih memiliki tugas dalam penagihan koleksi buku yang belum dikembalikan, penagihan denda, memberikan surat bebas perpustakaaan, serta mencatat jumlah pengunjung dan peminjam. Pada layanan ini biasanya digunakan sistem tertentu, dengan aturan peminjaman yang disesuaikan dengan kondisi perpustakaan.25

24Rahma Elva, Akses Dan Layanan Perpustakaan (Teori Dan Aplikasi) hlm. 14

(49)

Layanan sirkulasi disediakan bagi pengguna perpustakaan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan. Menurut Lasa Hs layanan sirkulasi memiliki tujuan sebagai berikut:

a) Pengunjung bisa memanfaatkan koleksi yang terdapat di perpustakaan.

b) Petugas perpustakaan bisa mengetahui pengguna perpustakaan yang meminjam koleksi perpustakaan, alamat pengguna perpustakaan, serta kapan koleksi perpustakaan tersebut dikembalikan.

c) Waktu dalam penggembalian buku dapat ditentukan dengan jelas sehingga bahan pustaka dapat terjaga dengan baik.

d) Data-data buku diperoleh dalam kegiatan perpustakaan. Contohnya pemanfaatan koleksi perpustakaan oleh pengguna perpustakaan.

e) Pelanggaran yang dilakukan oleh pemustaka seperti keterlambatan dalam pengembalian buku, dan hilangnya buku dapat segera diketahui.26

2) Layanan Referensi

Layanan referensi merupakan salah satu jenis layanan yang digunakan dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan masalah pendidikan yang disediakan oleh perpustakaan. Pelayanan ini merupakan proses komunikasi yang terjadi di perpustakaan yang berujung ditemukannya informasi yang sering kali dijadikan jawaban oleh pengunjung perpustakaan.27

Menurut Darmono dalam buku yang berjudul Organisasi Informasi Perpustakaan tentang layanan koleksi referensi menjelaskan bahwa:

Layanan referensi merupakan layanan yang diberikan oleh perpustakaan untuk semua koleksi-koleksi khusus contohnya kamus, ensiklopedi

26Ni Ketut Evarini et al., “Evaluasi Layanan Sirkulasi Perpustakaan Politeknik Negeri Bali”

(2004): 2–6. hlm. 2

27Jailani Muhammad Anwar, Sudirman, Said Mskur, Manajemen Perpustakaan (Riau: PT.

Indragiri Dot Com, 2019). hlm. 221

Referensi

Dokumen terkait

• Bahwa saksi mengetahui pemohon dan termohon adalah suami istri yang telah menikah sekitar bulan Desember 2006 di Kabupaten Lombok Barat karena saksi turut

• Secara prinsip: tiap atom yang berbeda secara kimia di dalam molekul akan memiliki frekuensi absorpsi (resonansi) jika inti berada dalam momen magnet.. • Bidang analitik

pemikiran di atas dapat disimpulkan bahwa peran Agama dalam Antropologi sebagai panduan untuk membimbing manusia untuk memiliki moral dan perilaku sesuai dengan

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran menulis teks berita pada siswa kelas VIII B SMP N 1 Banyudono melalui

Aturan-aturan telah menjadi landasan bagi KJRI Davao City dalam mengeluarkan kebijakan dan upaya-upaya untuk menyelesaikan permasalahan masyarakat keturunan Indonesia di

Dalam studi manajemen, kehadiran konflik pendidikan tidak bisa terlepas dari permasalahan keseharian yang dirasakan oleh pengelola lembaga pendidikan. Konflik tersebut

direkomendasikan : Jika produk ini mengandung komponen dengan batas pemaparan, atmosfir tempat kerja pribadi atau pemantauan biologis mungkin akan diperlukan untuk

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Mojokerto Nomor 8 Tahun 2016 Tentang Pembentukan Perangkat Daerah Kota Mojokerto, Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Mojokerto merupakan Dinas