• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kesulitan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Ditinjau Dari Kemampuan Verbal Pada Materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel Kelas XI MIPA 1 MAN 4 Banyuwangi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Analisis Kesulitan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Ditinjau Dari Kemampuan Verbal Pada Materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel Kelas XI MIPA 1 MAN 4 Banyuwangi"

Copied!
202
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA DITINJAU DARI

KEMAMPUAN VERBAL PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL KELAS XI MIPA 1

MAN 4 BANYUWANGI

SKRIPSI

Oleh:

Khafida Rahmatul Maulidah NIM : T20177052

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

DESEMBER 2022

(2)

i

ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA DITINJAU DARI

KEMAMPUAN VERBAL PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL KELAS XI MIPA 1

MAN 4 BANYUWANGI

SKRIPSI

diajukan kepada Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember

untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Program Studi Tadris Matematika

Oleh:

Khafida Rahmatul Maulidah NIM : T20177052

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

DESEMBER 2022

(3)

ii

ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA DITINJAU DARI

KEMAMPUAN VERBAL PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL KELAS XI MIPA 1

MAN 4 BANYUWANGI SKRIPSI

diajukan kepada Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember

untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Program Studi Tadris Matematika

Oleh:

Khafida Rahmatul Maulidah NIM : T20177052

Disetujui Pembimbing

ANAS MA’RUF ANNIZAR, M.Pd.

NIP. 199402162019031008

(4)

iii

ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA DITINJAU DARI

KEMAMPUAN VERBAL PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL KELAS XI MIPA 1

MAN 4 BANYUWANGI SKRIPSI

telah diuji dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Program Studi Tadris Matematika

Hari : Selasa

Tanggal : 20 Desember 2022

Tim Penguji

Ketua Sekretaris

Fikri Apriyono, S.Pd., M.Pd.

NUP.2001048802

Mohammad Mukhlis, M.Pd.

NIDN.2003019102

Anggota

1. Dr. Indah Wahyuni, M.Pd. ( )

2. Anas Ma’ruf Annizar, M.Pd. ( )

Mengetahui

Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Prof. Dr. Hj. Mukni’ah, M.Pd.I NIP. 196405111999032001

(5)

iv

MOTTO

( اًرْسُي ِرْسُعْلا َعَم َّنِا ( ْبَصْناَف َتْغَرَ فاَذِاَف ) ٦

( ْبَغْراَف َكِّبَر ىٰلِاَو ) ٧ ٨

)

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Allah lah hendaknya kamu berharap.” (QS. Al-Insyirah:6- 8)*

* Al-Quran al-Karim, Kementerian Agama R.I, (Surabaya: UD Halim, 2013).

(6)

v

PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat serta karunia-Nya, sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini saya persembahkan untuk:

1. Kedua orang tua penulis Bapak Mayar dan Ibu Siti Ropiah yang selalu memberikan kasih sayang, semangat, pengorbanan, dukungan, kesabaran, keikhlasan, serta lantunan-lantunan doa sehingga penulis sampai dititik ini.

2. Alivia Sifa’ul Jannah, Nur Lailatul Zuhro, dan semua keluargaku terimakasih telah mendukung, mendoakan, memberi semangat untuk terus maju sampai dapat menyelesaikan skripsi ini.

3. Yusuf sebagai support system terbaik, terimakasih untuk semua hal baik, yang memberi semangat dan dukungan untuk terus maju dan jangan menyerah dalam segala hal. A’thi Inayati Widyasma, Dea Nanda Ages Triptosari, Yuliana Lestari, tempat keluh kesah terbaik. Terimakasih atas dukungan, motivasi serta semangat dalam berbagai hal.

4. Putri, Shinta, Aina, Aini, Bilkis, Alvin, Maris, Neny. Teman yang menjadi tempat pulang saat banyak hal berat harus diselesaikan, menemani dalam banyak cerita dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Alisa dan Titis partner dibanyak susah senang dalam menyelesaikan skripsi ini.

Bapak Muhammad Wahyudi, yang memberi bimbingan dan pengarahan. Ayu, teman yang selalu memberi pengarahan sekaligus bimbingan. Firdaus Jumadi Putra teman yang juga banyak memberi pengarahan, motivasi dan membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Keluarga besar matematika 2 angkatan 17 yang selalu membersamai keluh kesah dan ramai canda disetiap kelasnya.

7. Orang-orang baik yang banyak memberi bantuan berupa pengarahan, semangat, dan banyak doa yang semoga juga akan menjadi jalan kemudahan padanya.

(7)

vi

KATA PENGANTAR

Segenap puji syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya, perencanaan, pelaksanaan, dan penyelesaian skripsi sebagai salah satu syarat menyelesaikan jenjang S1 di Universitas Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember, dapat terselesaikan dengan lancar. Kesuksesan ini dapat penulis peroleh karena dukungan banyak pihak. Oleh karena itu, penulis menyadari dan menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Babun Suharto, SE., MM selaku Rektor UIN KHAS Jember yang telah memfasilitasi semua kegiatan akademik.

2. Ibu Prof. Dr. Hj. Mukni’ah, M.Pd.I selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan yang memberikan izin dan fasilitas lainnya dalam menyelesaikan karya tulis ini.

3. Ibu Dr. Indah Wahyuni, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan dan Sains UIN KHAS Jember yang telah menerima judul skripsi ini dan memberi kemudahan dalam penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Fikri Apriyono, M.Pd.I selaku Koordinator Program Studi Tadris Matematika yang telah mendukung dan memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian.

5. Bapak Anas Ma’ruf Annizar, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu, pikiran dan tenaga untuk membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak Moh. Nur Hasan, S.Pd selaku guru matematika di MAN 4 Banyuwangi yang telah meluangkan waktu, pikiran, dan tenaganya untuk membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Segenap jajaran Bapak/Ibu dosen Tadris Matematika yang telah memberikan ilmu dan pengarahan dengan penuh kesabaran dan ketulusan.

8. Validator yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam proses validasi instrumen pada penelitian ini.

9. Segenap jajaran staf akademik yang telah meluangkan waktu dan mempermudah jalannya proses administrasi.

(8)

vii

10. Semua yang terlibat dalam pembuatan skripsi ini dari awal hingga akhir.

Akhirnya, semoga segala amal baik yang telah Bapak/Ibu berikan kepada penulis mendapat balasan yang baik dari Allah SWT. Kritik dan saran semua pihak sangat peneliti harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kemajuan ilmu pengetahuan khususnya di bidang pendidikan matematika dan juga bermanfaat bagi semua pembaca.

Jember, 20 Desember 2022

Penulis

(9)

viii

ABSTRAK

Khafida Rahmatul Maulidah, 2022: Analisis Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Ditinjau dari Kemampuan Verbal pada Materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel Kelas XI MIPA 1 MAN 4 Banyuwangi.

Kata kunci : Kesulitan siswa, soal cerita matematika, kemampuan verbal

Matematika yang abstrak merupakan salah satu faktor mengapa siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal cerita matematika. Oleh karena itu, siswa memerlukan kemampuan dalam memahami dan menyelesaikan soal cerita matematika. Dalam hal ini, kemampuan verbal sangat diperlukan dalam menelaah/menyelesaikan soal cerita yang berhubungan dengan matematika, utamanya pada materi SPLDV. Siswa kelas XI MIPA 1 MAN 4 Banyuwangi diketahui bahwa masih terdapat banyak siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal cerita matematika pada materi SPLDV.

Fokus penelitian dalam skripsi ini adalah 1) Bagaimana kesulitan siswa berkemampuan verbal baik dalam menyelesaikan soal cerita matematika pada materi SPLDV kelas XI MIPA 1 MAN 4 Banyuwangi? 2) Bagaimana kesulitan siswa berkemampuan verbal sedang dalam menyelesaikan soal cerita matematika pada materi SPLDV kelas XI MIPA 1 MAN 4 Banyuwangi? 3) Bagaimana kesulitan siswa berkemampuan verbal kurang dalam menyelesaikan soal cerita matematika pada materi SPLDV kelas XI MIPA 1 MAN 4 Banyuwangi?.

Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dengan mengambil 3 orang siswa kelas XI MIPA 1 MAN 4 Banyuwangi yang sesuai dengan kriteria pemilihan subjek penelitian. Sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan dengan angket, tes, wawancara dan dokumentasi. Setiap hasil tes dianalisis berdasarkan indikator kesulitan menurut Cooney dengan menggunakan teknik analisis data dari Miles dan Huberman. Data yang diperoleh dalam penelitian ini diperiksa keabsahannya menggunakan triangulasi teknik.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa 1) Subjek dengan kemampuan verbal baik dalam penelitian ini cenderung tidak mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal, diperlihatkan dari ketiga soal hanya mengalami kesulitan mempelajari konsep dan menyelesaikan masalah verbal pada soal nomor 3. 2) Subjek dengan kemampuan verbal sedang dalam penelitian ini cenderung mengalami kesulitan dalam menerapkan prinsip dan menyelesaikan masalah verbal, diperlihatkan pada soal nomor 1 dan 3. 3) Subjek dengan kemampuan verbal kurang dalam penelitian ini mengalami kesulitan mempelajari konsep, menerapkan prinsip, dan menyelesaikan masalah verbal, diperlihatkan pada ketiga soal mengalami kesulitan.

(10)

ix

DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN SAMPUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ...v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian ... 1

B. Fokus Penelitian ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Definisi Istilah ... 8

F. Sistematika Pembahasan... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu ... 11

B. Kajian Teori ... 16

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 25

B. Lokasi Penelitian ... 25

C. Subjek Penelitian ... 26

D. Teknik Pengumpulan Data ... 29

E. Analisis Data ... 31

F. Keabsahan Data ... 33

(11)

x

G. Tahap-tahap Penelitian ... 33

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. Gambaran Obyek Penelitian ... 37

B. Penyajian Data dan Analisis ... 52

C. Pembahasan Temuan ... 96

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 105

B. Saran ... 106

DAFTAR PUSTAKA ... 108

Pernyataan Keaslian Tulisan ... 112

Lampiran ... 113

(12)

xi

DAFTAR TABEL

Hal Tabel 2.1 Perbedaan dan Persamaan Peneliti Terdahulu dengan Penelitian

ini... 12

Tabel 2.2 Indikator Kesulitan dalam Menyelesaikan Soal... 20

Tabel 2.3 Indikator Kemampuan Verbal ... 23

Tabel 3.1 Kriteria Penilaian Kemampuan Verbal ... 26

Tabel 3.2 Skala Penilaian Validasi Ahli ... 34

Tabel 3.3 Kriteria Kevalidan ... 35

Tabel 4.1 Jurnal Kegiatan Pelaksanaan Penelitian Skripsi di MAN 4 Banyuwangi... 46

Tabel 4.2 Saran dan Revisi Validasi Tes atau Soal ... 48

Tabel 4.3 Saran dan Revisi Validasi Pedoman Wawancara ... 51

Tabel 4.4 Kemampuan Verbal Siswa Kelas XI MIPA 1 ... 53

Tabel 4.5 Daftar Nama Subjek Penelitian ... 54

Tabel 4.6 Kesulitan S1 dalam Menyelesaikan Soal Cerita Matematika ... 70

Tabel 4.7 Kesulitan S2 dalam Menyelesaikan Soal Cerita Matematika ... 83

Tabel 4.8 Kesulitan S3 dalam Menyelesaikan Soal Cerita Matematika ... 96

Tabel 4.9 Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita Matermatika ... 96

(13)

xii

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 3.1 Alur Pemilihan Subjek Penelitian ... 28

Gambar 3.2 Komponen pada Analisis Data ... 31

Gambar 4.1 S1 dalam Menyelesaikan Soal Nomor 1 ... 56

Gambar 4.2 S1 dalam Menyelesaikan Soal Nomor 2 ... 60

Gambar 4.3 S1 dalam Menyelesaikan Soal Nomor 3 ... 65

Gambar 4.4 S2 dalam Menyelesaikan Soal Nomor 1 ... 70

Gambar 4.5 S2 dalam Menyelesaikan Soal Nomor 2 ... 74

Gambar 4.6 S2 dalam Menyelesaikan Soal Nomor 3 ... 78

Gambar 4.7 S3 dalam Menyelesaikan Soal Nomor 1 ... 83

Gambar 4.8 S3 dalam Menyelesaikan Soal Nomor 2 ... 87

Gambar 4.9 S3 dalam Menyelesaikan Soal Nomor 3 ... 91

(14)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Hal

Lampiran 1 Matriks Penelitian ... 114

Lampiran 2 Kisi - Kisi Angket Kemampuan Verbal ... 115

Lampiran 3 Angket Kemampuan Verbal ... 117

Lampiran 4 Kisi – Kisi Tes Soal Cerita Matematika Materi SPLDV ... 119

Lampiran 5 Tes Soal Cerita Matematika Materi SPLDV ... 123

Lampiran 6 Kunci Jawaban Tes Soal Cerita Matematika Materi SPLDV.... 125

Lampiran 7 Kisi-Kisi Pedoman Wawancara ... 129

Lampiran 8 Instrumen Pedoman Wawancara ... 131

Lampiran 9 Lembar Validasi Angket Kemampuan Verbal Validator 1 ... 132

Lampiran 10 Lembar Validasi Angket Kemampuan Verbal Validator 2 ... 136

Lampiran 11 Lembar Validasi Angket Kemampuan Verbal Validator 3 ... 140

Lampiran 12 Lembar Validasi Tes Soal Cerita Matematika Materi SPLDV Validator 1 ... 144

Lampiran 13 Lembar Validasi Tes Soal Cerita Matematika Materi SPLDV Validator 2 ... 148

Lampiran 14 Lembar Validasi Tes Soal Cerita Matematika Materi SPLDV Validator 3 ... 152

Lampiran 15 Lembar Validasi Instrumen Pedoman Wawancara Validator 1 ... 156

Lampiran 16 Lembar Validasi Instrumen Pedoman Wawancara Validator 2 ... 160

Lampiran 17 Lembar Validasi Instrumen Pedoman Wawancara Validator 3 ... 163

Lampiran 18 Hasil Angket Kemampuan Verbal Siswa ... 166

Lampiran 19 Kemampuan Matematika Kelas XI Materi SPLDV ... 167

Lampiran 20 Hasil Tes Subjek Kemampuan Verbal Baik ... 168

Lampiran 21 Hasil Tes Subjek Kemampuan Verbal Sedang ... 170

Lampiran 22 Hasil Tes Subjek Kemampuan Verbal Kurang... 172

(15)

xiv

Lampiran 23 Transkip Wawancara ... 173

Lampiran 24 Dokumentasi Kegiatan Penelitian ... 182

Lampiran 25 Jurnal Kegiatan Penelitian ... 183

Lampiran 26 Surat Izin Penelitian... 184

Lampiran 27 Surat Keterangan Penerimaan Penelitian ... 185

Lampiran 28 Surat Keterangan Selesai Penelitian ... 186

Lampiran 29 Biodata Penulis ... 187

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian

Pada hakikatnya pendidikan merupakan suatu upaya mengembangkan potensi diri, baik itu dalam spiritual keagamaan, kepribadian, kecerdasan, pengendalian diri, akhlak mulia, dan keterampilan yang dibutuhkan bagi diri sendiri, masyarakat, bangsa, serta negara melalui proses belajar, dan hal tersebut telah tercantum dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 mengenai Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal I. 1 Oleh sebab itu pendidikan memiliki peran penting bagi kebutuhan manusia agar mencerdaskan kehidupan bangsa.

Selain itu, pendidikan juga memiliki tugas untuk mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) bagi pembangunan negara dan bangsa. 2 Maka pengembangan potensi manusia menjadi manusia yang kreatif, berakhlak, terampil serta cerdas menjadi tujuan dari pendidikan itu sendiri.

Pendidikan mempunyai keterkaitan yang erat dengan lembaga-lembaga pendidikan, terutama sekolah. Dalam pembelajaran di sekolah terdapat berbagai mata pelajaran wajib yang harus dipelajari oleh siswa dan salah satunya yaitu matematika. Pembelajaran matematika sangat perlu memberikan muatan/menjebantani antara matematika dalam dunia sehari-

1 Ayu Rizki Ana, “Analisis Kesulitan Menyelesaikan Soal Matematika Bentuk Cerita Materi Pengukuran Pada Siswa Kelas V SD Se-Gugus Hasanudin Kecamatan Margadana Kota Tegal”

(Semarang, Universitas Negeri Semarang, 2019).

2 Adi Kristianto, “Hubungan Lingkungan Pendidikan Dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas II Jurusan Teknik Mekanik Otomotif SMK Se-Kabupaten Sleman” (Universitas Negeri Yogyakarta, 2012).

(17)

hari.3 Matematika ialah ilmu dasar yang berguna bagi kehidupan manusia diantaranya yaitu matematika mendasari perkembangan teknologi modern, matematika mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan matematika memajukan daya pikir manusia.4 Tujuan pembelajaran matematika adalah melatih siswa dalam memecahkan masalah, yang terdiri dari merancang model, kemampuan untuk memahami masalah, menafsirkan solusi yang sudah diperoleh, dan menyelesaikan model.5 Pembelajaran matematika hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah sesuai dengan situasi agar peserta didik secara bertahap dibimbing untuk menguasai konsep matematika, serta siswa dapat belajar mencerna ide-ide baru, mampu menyesuaikan diri terhadap perubahan, mampu menangani ketidakpastian, mampu menemukan keteraturan, dan mampu memecahkan masalah yang tidak lazim.6 Matematika mempunyai objek dasar yang abstrak yaitu berupa prinsip, fakta, konsep, dan operasi. Proses pembelajaran matematika tidak hanya sekedar hafalan, tetapi juga memerlukan tingkat pemahaman yang tinggi hingga terkesan sulit. Pada dasarnya dalam diri siswa harus selalu

3 Indah Wahyuni, “Pemanfaatan ICT Dalam Pembelajaran Matematika Bagi Anak Usia Dini,”

Jurnal Al-Fitrah 8, no. 1 (2016).

4 Fikri Apriyono, “Profil Kemampuan Koneksi Matematis Siswa SMP Dalam Memecahkan Masalah Matematika Ditinjau Dari Gender,” Jurnal Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika, STKIP Garut 5, no. 2 (2016): 159–68.

5 Nurul Aini and Mohamad Mukhlis, “Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Pada Soal Cerita Matematika Berdasarkan Teori Polya Ditinjau Dari Adversity Quotient,” Jurnal Alifmatika: Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Matematika, Institut Agama Islam Negeri Jember 2, no. 1 (2020):

105–28; Made Pretty Ariestina SD and dkk, “Analisis Kesulitan Siswa Kelas VIII Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Matematika,” Jurnal Pendidikan Matematika Universitas Lampung 2, no. 2 (2014).

6 Indah Wahyuni, “Eksplorasi Etnomatematika Masyarakat Pesisir Selatan Kecamatan Puger Kabupaten Jember,” Jurnal Fenomena 15, no. 2 (2 Oktober 2016): 225-238; Mohammad Kholil and Fikri Apriyono, “Identifikasi Konsep Matematika Dalam Permainan Tradisional di Kampung Belajar Tanoker Ledokombo Jember,” Indonesian Journal of Islamic Teaching, Institut Agama Islam Negeri Jember 1, no. 1 (2018).

(18)

3

tertanam dan memiliki keyakinan bahwa dalam setiap kesusahan pasti akan ada kemudahan sebagaimana firman Allah dalam surah Al-Insyirah ayat 6 :7

اًرسُي ِرسُعلا َعَم َّنِا (

٦ )

“Sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan.”

Ayat tersebut menjelaskan bahwa sesungguhnya disetiap kesulitan atau kesempitan yang kita hadapi akan ada sebuah kelapangan yang diberikan.

Itulah bentuk nikmat yang diberikan oleh Allah SWT. Dengan adanya kelapangan yang diberikan, Allah SWT meminta nabi Muhammad agar tetap optimis dan selalu memohon pertolongan kepada Allah dalam hal apapun itu.

Konsep matematika yang abstrak serta memerlukan pemahaman yang tinggi inilah yang menjadikan alasan mengapa siswa menganggap matematika sulit, membingungkan, dan membosankan. Hal tersebut membuat siswa banyak mengalami kendala dalam pembelajaran ketika menuntaskan soal. Khususnya untuk soal cerita memiliki tingkat kesulitan untuk memahami secara mendalam. Menurut Abidin, soal cerita sendiri merupakan soal-soal yang disajikan berbentuk cerita pendek tentang suatu masalah atau fenomena kehidupan setiap harinya.8 Muncarno mengatakan kesusahan untuk mengerjakan soal cerita dikarenakan kurang telitinya siswa dalam memahami dan membaca setiap kalimat, apa yang sebenarnya ditanyakan, dan diketahui pada soal. 9

7 Al-Quran al-Karim, Kementerian Agama R.I, (Surabaya: UD Halim, 2013).

8 Ufi Dwidarti, Helti Lygia Mampouw, and Danang Setyadi, “Analisis Kesulitan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Pada Materi Himpunan,” Jurnal Cendekia : Jurnal Pendidikan Matematika 3, no. 2 (August 19, 2019): 315–22, https://doi.org/10.31004/cendekia.v3i2.110.

9 Dwidarti, Mampouw, and Setyadi.

(19)

Kemampuan verbal yang baik harus dimiliki siswa karena dalam menuntaskan soal cerita membutuhkan analisis yang tepat. Kemampuan verbal ialah kemampuan seseorang dalam menguasai bahasa baik itu secara tulisan maupun lisan, atau dapat didefinisikan sebagai kemampuan dalam memahami gagasan yang dapat diinterpretasikan dalam bentuk kata, sehingga kemampuan ini wajib dimiliki peserta didik sebagai potensi untuk mempengaruhi efektivitas belajar, maka dari itu aspek ini wajib mendapatkan perhatian dalam proses pembelajaran. Koyan menyatakan bahwa aspek-aspek kemampuan verbal suatu kata terdiri dari perbendaharan, analogi, dan hubungan.10 Kemampuan verbal ialah kemampuan yang wajib dimiliki seorang siswa sebagai potensi untuk mempengaruhi efektivitas belajar, maka dari itu aspek ini wajib mendapatkan perhatian dalam proses pembelajaran.

Kemampuan verbal sangat diperlukan dalam menelaah/menuntaskan berbagai soal matematika yang berhubungan dengan soal cerita, utamanya pada materi SPLDV. Materi perpadanan yang terdiri dari dua variabel dimana derajat paling tinggi variabelnya satu dan tidak memunculkan perkalian kedua variabel inilah yang disebut dengan sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV), serta dapat dikatakan linier jika pada bentuk persamaan ini digambarkan dalam grafik. Materi tersebut sangat penting dipelajari karena sistem persamaan linier memiliki konsep yang telah banyak dipakai untuk

10 Aini and Mukhlis, “Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Pada Soal Cerita Matematika Berdasarkan Teori Polya Ditinjau Dari Adversity Quotient”; Miftahul Khaera, “Deskripsi Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Berdasarkan Kemampuan Verbal Siswa”

(Universitas Negeri Makassar, 2018); I Wayan Koyan, “Pengaruh Metode Pembelajaran Kooperatif Dan Kemampuan Penalaran Verbal Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan,” Jurnal, IKIP Negeri Singaraja, 2003.

(20)

5

menyelesaikan persoalan dalam kehidupan. Dalam matematika sendiri sistem persamaan linier ialah suatu materi dalam aljabar linier yang merupakan bahasan penting untuk dipahami.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru matematika di MAN 4 Banyuwangi, beranggapan bahwa masih terdapat banyak siswa mengalami kesukaran dalam menuntaskan soal cerita matematika. Diketahui dalam ulangan harian yang diberikan oleh guru khususnya materi SPLDV, banyak siswa mengalami ketidakmampuan dalam menuntaskan soal-soal tersebut.

Hal ini dapat dilihat dari nilai yang didapatkan oleh siswa setelah dianalisis banyak yang menunjukkan nilai dibawah KKM.

Kesulitan siswa dalam menuntaskan soal cerita sebelumnya telah beberapa kali menjadi variabel penelitian oleh beberapa peneliti lain.

Diantaranya dilakukan oleh Muh. Yamin dengan hasil penelitian mengatakan bahwa kesusahan siswa dalam menuntaskan soal cerita matematika yaitu dalam kehirarkian konsep matematika, kesusahan dalam mengubah soal bentuk cerita ke dalam suatu model matematika, kesusahan dalam menggunakan operasi aljabar, persepsi jika matematika ialah pelajaran yang sukar, dan dalam hal menentukan rumus matematika yang akan dipakai cukup susah.11 Penelitian Muh. Yamin mendeskripsikan kesulitan menuntaskan soal cerita matematika siswa sedangkan penelitian ini menganalisis kesulitan siswa dalam menuntaskan soal cerita matematika ditinjau dari kemampuan

11 Muh Yamin, “Deskripsi Kesulitan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Tellusiattinge Kabupaten Bone” (Skripsi, Universitas Negeri Makassar, 2018).

(21)

verbal pada materi SPLDV.12 Penelitian lain dilakukan oleh Sutisna menyatakan bahwa kesusahan siswa ketika menuntaskan soal cerita matematika ialah kesusahan dalam penguasaan, pemahaman, serta penggunaan konsep dan materi. Penelitian Sutisna menganalisis kesusahan menuntaskan soal cerita matematika pada siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah, sedangkan penelitian ini menganalisis kesusahan siswa dalam menuntaskan soal cerita matematika ditinjau dari kemampuan verbal pada materi SPLDV.13

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti merasa penting untuk mengetahui secara mendalam sejauh mana kesusahan siswa dalam menuntaskan soal- soal berbentuk cerita pada matematika dalam materi SPLDV ditinjau dari kemampuan verbal. Untuk itu peneliti akan melaksanakan suatu penelitian dengan judul “Analisis Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Ditinjau dari Kemampuan Verbal pada Materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel (SPLDV) Kelas XI MIPA 1 MAN 4 Banyuwangi”.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah diungkapkan, maka fokus dalam penelitian ini yakni:

1. Bagaimana kesulitan siswa berkemampuan verbal baik dalam menyelesaikan soal cerita matematika pada materi SPLDV kelas XI MIPA 1 MAN 4 Banyuwangi?

12 Yamin.

13 Sutisna, “Analisis Kesulitan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Pada Siswa Kelas IV MI Yapia Parung-Bogor” (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010).

(22)

7

2. Bagaimana kesulitan siswa berkemampuan verbal sedang dalam menyelesaikan soal cerita matematika pada materi SPLDV kelas XI MIPA 1 MAN 4 Banyuwangi?

3. Bagaimana kesulitan siswa berkemampuan verbal kurang dalam menyelesaikan soal cerita matematika pada materi SPLDV kelas XI MIPA 1 MAN 4 Banyuwangi?

C. Tujuan Penelitian

Berlandaskan fokus penelitian sebelumnya, maka tujuan dari penelitian ini ialah untuk:

1. Mengetahui kesulitan siswa berkemampuan verbal baik dalam menyelesaikan soal cerita matematika pada materi SPLDV kelas XI MIPA 1 MAN 4 Banyuwangi.

2. Mengetahui kesulitan siswa berkemampuan verbal sedang dalam menyelesaikan soal cerita matematika pada materi SPLDV kelas XI MIPA 1 MAN 4 Banyuwangi.

3. Mengetahui kesulitan siswa berkemampuan verbal kurang dalam menyelesaikan soal cerita matematika pada materi SPLDV kelas XI MIPA 1 MAN 4 Banyuwangi.

D. Manfaat Penelitian

Berikut secara rinci manfaat dari penelitian ini, yakni:

1. Manfaat Teoritis

Diharapkan bisa mengetahui kemampuan siswa dalam mempelajari matematika khususnya dalam menuntaskan soal cerita materi SPLDV.

(23)

2. Manfaat Praktis a. Untuk Siswa

Diharapkan mampu mengetahui kemampuan verbal dalam menuntaskan soal matematika berbentuk cerita.

b. Untuk Guru

Bisa memberikan informasi terkait kesulitan siswa dalam menuntaskan soal cerita matematika ditinjau dari kemampuan verbal.

c. Untuk Lembaga Bersangkutan

Bisa menjadi bahan informasi bagi warga sekolah untuk mengetahui kesulitan yang dihadapi siswa dalam menuntaskan soal cerita matematika.

d. Untuk Peneliti Lain

Dapat menambah pengetahuan, pengalaman, dan wawasan bagi peneliti selanjutnya. Selain itu dapat menjadi bekal bagi peneliti lain ketika mengadakan penelitian di kemudian hari. Selain itu diharapkan dapat meningkatkan kualitas pemahaman peneliti terhadap kesusahan siswa dalam menuntaskan soal cerita matematika.

E. Definisi Istilah

1. Kesulitan Belajar ialah kondisi tertentu pada siswa yang dapat ditandai dengan adanya gangguan, yaitu kesusahan dalam mempelajari konsep, menuntaskan masalah verbal, dan menerapkan prinsip.

(24)

9

2. Soal Cerita Matematika ialah suatu soal SPLDV yang diungkapkan berbentuk cerita yang dikaitkan dengan permasalahan aktivitas keseharian atau lainnya.

3. Kemampuan Verbal ialah kemampuan seseorang dalam penguasaan analogi, sinonim, antonim dan padanan dalam suatu kata.

4. Materi SPLDV ialah sebuah perpadanan yang terdiri dari dua variabel dimana derajat paling tinggi variabelnya satu dan tidak memunculkan perkalian kedua variabelnya.

F. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan berisi tentang deskripsi alur pembahasan skripsi yang dimulai dari bab pendahuluan hingga bab penutup. Format penulisan sistematika pembahasan yaitu dalam bentuk deskriptif naratif. Pembahasan dalam penelitian ini terdiri dari lima bab dengan sistematika pembahasan sebagai berikut:

Bab satu pendahuluan, membahas tentang latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah dan sistematika pembahasan.

Bab dua kajian pustaka, berisi tentang penelitian terdahulu yang dapat dijadikan rujukan dengan penelitian ini dan kajian teori yang dijadikan untuk pegangan dalam melaksanakan penelitian.

Bab tiga metode penelitian, membahas tentang pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, subjek penelitian, teknik pengumpulan data, keabsahan data dan diakhiri dengan tahapan penelitian.

(25)

Bab empat penyajian data dan analisis, memuat gambaran objek penelitian, penyajian data analisis dan pembahasan temuan.

Bab lima penutup, bab ini adalah bab terakhir dari penelitian yang berisi kesimpulan dan saran-saran.

(26)

11 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Berikut adalah beberapa hasil penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti terdahulu yang dapat dijadikan rujukan terhadap penelitian ini.

1. Muh. Yamin tahun 2018 dengan judul “Deskripsi Kesulitan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Tellusiattinge Kabupaten Bone”. Hasil penelitian tersebut yaitu siswa menghadapi kesulitan dalam memecahkan konsep hirarki matematika, soal cerita yang telah diubah ke dalam soal matematika, pendapat siswa bahwa matematika adalah materi yang sulit dalam operasi aljabar dan penentuan rumus matematika yang sesuai untuk diaplikasikan.15

2. Sutisna tahun 2010 dengan judul “Analisis Kesulitan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika pada Siswa Kelas IV MI Yapia Parung-Bogor”. Hasil penelitian tersebut yaitu terdapat banyak responden yang melakukan kesalahan dalam menggunakan operasi hitung dan mengubah soal cerita ke dalam kalimat matematika.16

3. Risna Rahman tahun 2015 dengan judul “Analisis Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita pada Materi KPK dan FPB di Kelas VII SMP Negeri 1 Batudaa”. Hasil penelitian tersebut yaitu siswa kesusahan untuk

15 Yamin, “Deskripsi Kesulitan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Tellusiattinge Kabupaten Bone.”

16 Sutisna, “Analisis Kesulitan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Pada Siswa Kelas IV MI Yapia Parung-Bogor.”

(27)

menyelesaikan soal cerita karena kurang memahami prosedur penyelesaian dan materinya.17

4. Ayu Rizki Ana tahun 2019 dengan judul “Analisis Kesulitan Menyelesaikan Soal Matematika Bentuk Cerita Materi Pengukuran pada Siswa Kelas V SD Se-gugus Hasanudin Kecamatan Margadana Kota Tegal”. Hasil penelitian tersebut yaitu kesusahan mengidentifikasi kata kunci soal, perhitungan, transformasi kalimat soal menjadi model matematika, dan membuat kesimpulan.18

5. Sasmita tahun 2019 dengan judul “Analisis Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan Soal-soal Sistem Persamaan Linear Dua Variabel pada Kelas IX1 SMP Negeri 1 Bontomarannu”. Hasil penelitian tersebut yaitu siswa mengalami kesusahan terhadap konsep, prinsip, dan keterampilan dalam menyelesaikan soal materi SPLDV.19

Tabel 2.1

Perbedaan dan Persamaan Peneliti Terdahulu dengan Penelitian ini

No. Judul Perbedaan Persamaan

1. Penelitian Muh. Yamin tahun 2018 dengan judul “Deskripsi Kesulitan

Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Tellusiattinge

a. Pada penelitian terdahulu

menganalisis kesulitan siswa dilihat dari faktor psikologis dan epistemologis, sedangkan penelitian ini dari kemampuan

a. Membahas kesulitan matematika dalam menyelesaikan soal berbentuk cerita.

17 Risna Rahman, “Analisis Kesulitan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Pada Materi KPK Dan FPB Di Kelas VII SMP Negeri 1 Batuda” (Universitas Negeri Gorontalo, 2015).

18 Ana, “Analisis Kesulitan Menyelesaikan Soal Matematika Bentuk Cerita Materi Pengukuran Pada Siswa Kelas V SD Se-Gugus Hasanudin Kecamatan Margadana Kota Tegal.”

19 Sasmita, “Analisis Kesulitan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal-Soal Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Pada Kelas IX1 SMP Negeri 1 Bontomarannu” (Universitas Muhammadiyah Makassar, 2019).

(28)

13

Kabupaten Bone” verbal siswa.

b. Pada penelitian terdahulu subjek penelitian yang digunakan adalah 2 siswa sedangkan penelitian ini memakai 3 siswa.

c. Pada penelitian terdahulu indikator yang dipakai kesulitan konsep dan kesulitan prinsip sedangkan penelitian ini kesulitan mempelajari konsep, kesulitan menerapkan prinsip, dan kesulitan menyelesaikan masalah verbal.

2. Penelitian Sutisna tahun 2010 dengan judul “Analisis Kesulitan

Menyelesaikan Soal Cerita Matematika pada Siswa Kelas IV MI Yapia Parung- Bogor”

a. Pada penelitian terdahulu menganalisis kesusahan dalam menuntaskan soal cerita matematika secara umum,

sedangkan penelitian ini menganalisis kesusahan dalam menuntaskan soal cerita matematika dilihat dari

kemampuan verbal siswa.

b. Pada penelitian terdahulu

pengambilan sampel menggunakan random sampling sedangkan penelitian ini menggunakan purposive sampling.

c. Pada penelitian terdahulu subjek penelitian yang digunakan berjumlah

a. Menganalisis kesulitan siswa dalam

menuntaskan soal matematika berbentuk cerita.

(29)

30 siswa, sedangkan penelitian ini 3 siswa.

d. Pada penelitian terdahulu indikator yang dipakai adalah kesulitan pada penggunaan operasi hitung, kesulitan dalam memahami maksud soal, dan kesulitan dalam menyelesaikan materi pengerjaan operasi hitung campuran sedangkan penelitian ini kesulitan

mempelajari konsep, kesulitan menerapkan prinsip, dan kesulitan menyelesaikan masalah verbal.

3. Penelitian Risna Rahman tahun 2015 dengan judul “Analisis Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita pada Materi KPK dan FPB di Kelas VII SMP Negeri 1 Batudaa”

a. Pada penelitian terdahulu menganalisis

kesulitan siswa secara umum sedangkan penelitian ini dilihat dari kemampuan verbal siswa.

b. Pada penelitian terdahulu indikator yang dipakai adalah kesulitan belajar konsep, kesulitan belajar prinsip, dan kesulitan belajar operasi sedangkan penelitian ini memakai indikator kesulitan mempelajari konsep, kesulitan menerapkan prinsip, dan kesulitan

menyelesaikan masalah verbal.

a. Menganalisis kesusahan siswa dalam

menuntaskan soal cerita matematika.

(30)

15

4. Penelitian Ayu Rizki Ana tahun 2019

dengan judul “Analisis Kesulitan

Menyelesaikan Soal Bentuk Cerita Materi Pengukuran Kelas V SD Se-gugus

Hasanudin Kecamatan Margadana Kota Tegal”

a. Pada penelitian terdahulu menganalisis kesusahan dalam menuntaskan soal cerita matematika secara umum,

sedangkan penelitian ini menganalisis kesusahan dalam menuntaskan soal cerita matematika dilihat dari

kemampuan verbal siswa.

b. Pada penelitian terdahulu menggunakan penelitian kualitatif metode studi kasus sedangkan penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif metode deskriptif.

c. Pada penelitian terdahulu memakai teori Newman sedangkan penelitian ini memakai teori Cooney.

a. Menganalisis kesusahan

siswa dalam

menuntaskan soal cerita matematika.

5. Penelitian Sasmita tahun 2019 dengan judul “Analisis

Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan Soal- soal Sistem Persamaan Linear Dua Variabel pada Kelas IX1 SMP Negeri 1

Bontomarannu”

a. Pada penelitian terdahulu menganalisis kesusahan dalam menuntaskan soal matematika secara umum, sedangkan penelitian ini menganalisis kesusahan dalam menuntaskan soal cerita matematika dilihat dari

kemampuan verbal siswa.

a. Menganalisis kesusahan

siswa dalam

menuntaskan soal matematika.

(31)

b. Pada penelitian terdahulu indikator yang dipakai adalah kesulitan memahami konsep, kesulitan memahami dan menggunakan prinsip, serta keterampilan melakukan manipulasi matematika

sedangkan penelitian ini memakai

indikator kesulitan mempelajari konsep, kesulitan

menerapkan prinsip, dan kesulitan

menyelesaikan masalah verbal.

c. Pada penelitian terdahulu subjek penelitian ada 6 siswa sedangkan penelitian ini ada 3 siswa.

B. Kajian Teori

1. Kesulitan Belajar

Kesulitan belajar berdasarkan bahasa terdiri atas dua kata, yaitu

“kesulitan” dan “belajar”. Kesulitan merupakan sesuatu yang sulit atau keadaan pada kesukaran dan kesusahan. Belajar merupakan kegiatan yang wajib diikuti oleh warga negara Indonesia. Torndike menyampaikan dalam teorinya bahwa belajar merupakan suatu proses hubungan antara respons

(32)

17

(yang dapat berupa gerakan, perasaan, pikiran,) dan stimulus (yang juga dapat berupa gerakan, perasaan, pikiran).20

Kesulitan belajar ditandai menggunakan adanya kendala-kendala, dan diperlukan upaya yang lebih besar untuk menyelesaikannya. Menurut Prayitno dalam modul psikologi pendidikan, mengungkapkan kesulitan belajar yaitu suatu keadaan pada proses belajar mengajar yang ditandai adanya kendala-kendala untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal. 21 Supartini juga mengemukakan kesulitan belajar sebagai suatu kegagalan untuk tercapainya tujuan pembelajaran, dengan ditandai tidak dapat mendapatkan prestasi yang seharusnya, tidak menguasai tingkatan penguasaan minimal, tidak bisa menyelesaikan tugas-tugas pengembangan, dan tidak bisa mencapai tingkat penguasaan yang diharapkan untuk melanjutkan prasyarat agar dapat belajar pada jenjang berikutnya.22

Dari pemaparan kesulitan belajar tersebut, bisa disimpulkan bahwa kesulitan belajar yaitu kondisi tertentu pada siswa yang dapat ditandai dengan adanya gangguan, yaitu kesusahan dalam mempelajari konsep, menuntaskan masalah verbal, dan menerapkan prinsip.

2. Soal Cerita Matematika

Soal cerita matematika yaitu permasalahan matematika yang diungkapkan dengan bentuk cerita tentang permasalahan aktivitas sehari-

20 Halim Purnomo, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: LP3M UMY, 2019).

21 Juitaning Mustika, “Psikologi Pendidikan,” (MODUL, STKIP Kumala Lampung Metro, 2016).

22 Januari Eva, “Kesulitan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Luas Permukaan Bangun Ruang Di SMP Kristen Maranatha Pontianak,” Artikel Penelitian, Universitas Tanjungpura Pontianak, 2017.

(33)

hari atau lainnya. Dalam matematika, soal cerita sangat diperlukan untuk mengembangkan proses berpikir siswa. Menurut Abdul Malik, soal cerita matematika yaitu soal yang disebutkan pada kalimat sehari-hari berbentuk cerita dengan memakai rangkaian kalimat atau kata-kata bermakna dan sederhana yang harus diterjemahkan ke dalam persamaan matematika atau kalimat matematika.23 Sedangkan Sugondo mengungkapkan, soal cerita dalam matematika yaitu soal matematika dengan penggunaan bahasa verbal dan biasanya berkaitan pada aktivitas sehari-hari.24

Soal matematika berbentuk cerita merupakan pelajaran matematika berbentuk tes yang digunakan agar dapat mengukur kemampuan siswa dengan jawaban siswa berbentuk uraian. Soal cerita bisa membantu siswa berlatih agar dapat menuntaskan permasalahan. Karakteristik soal cerita yaitu:

a. Soal berupa uraian yang meliputi konsep-konsep matematika, dalam hal ini siswa diminta untuk menguraikan secara rinci konsep-konsep yang terdapat pada soal.

b. Secara umum, uraian soal berupa penerapan konsep matematika pada aktivitas sehari-hari/ dunia nyata/ keadaan nyata, sehingga siswa seolah-olah dihadapkan pada kenyataan yang sebenarnya.

23 Abdul Malik, “Analisis Kesalahan Menyelesaikan Soal Cerita Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) Pada Sistem Kelas VIII SMP Negeri 1 Orong Telu” (TAPM, Universitas Terbuka Jakarta, 2017).

24 Istiqomah, Nurul, and Endah Budi Rahaju, “Proses Berpikir Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Berdasarkan Gaya Kognitif Pada Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung,” Mathedunesa: Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika, Universitas Negeri Surabaya 3, no. 2 (2014): 144–49.

(34)

19

c. Siswa harus mempunyai penguasaan pada materi tes dan mampu mengutarakannya dengan bahasa tulisan secara benar dan baik.

d. Baik untuk membangun relasi antara materi yang sedang siswa pikirkan dengan pengetahuan yang sudah diketahui.25

Dalam memecahkan soal cerita, siswa bisa memakai langkah-langkah dalam mengerjakan soal. Subaidah mengatakan langkah-langkah penyelesaian soal cerita adalah :

a. menentukan arti kata dari kata kunci pada soal, b. menentukan apa yang ditanyakan dan diketahui, c. menentukan metode yang akan dipakai,

d. menuntaskan soal cerita dengan aturan matematika, dan e. menulis jawaban akhir.26

Mekle juga mengatakan langkah untuk memecahkan soal cerita matematika adalah:

a. identifikasi masalah,

b. menetapkan yang diketahui dan ditanyakan,

c. merencanakan penyelesaian masalah yang sudah diketahui.27

Dari pemaparan soal cerita matematika tersebut, bisa disimpulkan jika soal cerita matematika yaitu soal matematika yang diungkapkan dalam

25 Rifan Ayarsha, “Analisis Kesalahan Siswa dalam Mengerjakan Soal Matematika Berdasarkan Kriteria Watson,” (Skripsi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016).

26 Malik, “Analisis Kesalahan Menyelesaikan Soal Cerita Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) Pada Sistem Kelas VIII SMP Negeri 1 Orong Telu”.

27 Maret’atush Sholihah, “Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Kelas VII MTs Laboratorium UIN-SU T.P 2017/2018” (Skripsi, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan, 2018).

(35)

bentuk cerita yang berhubungan tentang masalah aktivitas sehari-hari atau lainnya.

3. Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita

Menurut Paridjo, kesusahan yang dihadapi peserta didik untuk bisa menuntaskan soal berbentuk cerita yaitu siswa kesulitan memahami cerita, mengidentifikasi besaran-besaran dan hubungannya untuk memperoleh model matematika serta menyelesaikan model matematika secara matematis.28 Muncarno mengatakan kesusahan untuk mengerjakan soal cerita dikarenakan kurang telitinya siswa dalam memahami dan membaca setiap kalimat serta memahami apa yang ditanyakan dan diketahui pada soal.29

Cooney mengungkapkan kesulitan siswa mempelajari matematika dikategorikan menjadi tiga jenis kesulitan, yaitu kesulitan menyelesaikan masalah verbal, menerapkan prinsip, dan mempelajari konsep.30 Indikator kesulitan menurut Cooney dijelaskan pada tabel 2.2 berikut ini:

Tabel 2.2

Indikator Kesulitan dalam Menyelesaikan Soal

No. Indikator Sub Indikator

1. Kesulitan mempelajari konsep

a. Siswa melakukan kesalahan

dalam menerjemahkan

bentuk/ilustrasi dari soal.

b. Siswa melakukan kesalahan

dalam menggunakan

28 Paridjo, Sebuah Solusi Mengatasi Kesulitan Belajar Matematika (Universitas Terbuka Semarang, 2008).

29 Dwidarti, Mampouw, and Setyadi, “Analisis Kesulitan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Pada Materi Himpunan.”

30 Lailli Ma'atus Sholekah, Dewi Anggreini, and Adi Waluyo, “Analisis Kesulitan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Matematika Ditinjau Dari Koneksi Matematis Materi Limit Fungsi,” Wacana Akademika 1, no. 2 (2017): 151–164, https://www.researchgate.net/publication/325294377.

(36)

21

rumus/langkah yang sesuai dengan kondisi dari soal.

2. Kesulitan menerapkan prinsip

a. Siswa melakukan kesalahan dalam kegiatan perhitungan.

b. Siswa tidak dapat menyelesaikan perhitungan.

3. Kesulitan menyelesaikan masalah verbal

a. Siswa melakukan kesalahan dalam menerjemahkan ke dalam model matematika.

b. Siswa melakukan kesalahan dalam menggunakan data yang akan dipakai.

c. Siswa melakukan kesalahan dalam memeriksa jawaban yang diperoleh.

Sumber : Yati Rabni, 2021.

Dari pemaparan kesulitan siswa dalam menuntaskan soal cerita tersebut, dapat disimpulkan bahwa kesulitan siswa dalam menuntaskan soal cerita yaitu suatu kondisi tertentu yang dialami siswa dengan ditandai adanya kendala-kendala untuk menyelesaikan soal cerita.

4. Kemampuan Verbal

Dalam pendidikan matematika di sekolah, kerap ditemukan keluhan siswa tentang sulitnya menuntaskan soal, salah satunya terhadap soal berbentuk cerita. Hal tersebut disebabkan karena matematika banyak terdapat simbol dan kurangnya kemampuan dasar siswa dalam memahami konsep matematika. Salah satu kemampuan dasar siswa adalah kemampuan verbal. Menurut Gardner, kemampuan verbal yaitu kemampuan dengan penggunaan dan pengolahan kata-kata secara efektif dalam tulisan maupun lisan.31 Lwin juga mengatakan bahwa kemampuan verbal merupakan kemampuan menyusun pikiran secara jelas, dan dapat

31 Khaera, “Deskripsi Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Berdasarkan Kemampuan Verbal Siswa.”

(37)

memakai kemampuan tersebut dengan kompeten melalui kata-kata agar bisa mengungkapkan pikiran saat menulis, membaca, serta berbicara.32

Ciri utama seseorang yang mempunyai kemampuan verbal yaitu terdapatnya kecakapan berbicara dengan teratur, lancar, jelas, dan mempunyai pembendaharaan kata-kata yang baik. Seseorang dengan kemampuan verbal yang besar mempunyai ciri-ciri khusus, yaitu :

a. mempunyai kosakata yang baik,

b. ingin tahu secara intelektual sesuatu yang dipelajari, c. membaca dengan penuh pemahaman, dan

d. menunjukkan keingintahuan.33

Koyan mengatakan kemampuan verbal yaitu kemampuan yang berkaitan dengan penafsiran gagasan yang diungkapkan dalam wujud kata- kata.34 Dalam soal matematika memerlukan kecakapan dalam menuntaskan masalah dan menafsirkan soal yang banyak menimbulkan penafsiran secara verbal, sehingga dapat dikatakan siswa yang memiliki kemampuan verbal yang baik akan semakin mudah untuk menuntaskan masalah dalam soal. Dalam penelitian ini, indikator kemampuan verbal yang digunakan dijelaskan pada tabel 2.3 berikut ini:

32 Khaera.

33 Hidayah Muhammad, “Pengaruh Kemampuan Verbal, Kemampuan Numerik, Dan Minat Belajar Matematika Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X SMA Negeri 8 Makassar.”

34 Daniyati, Nadzifah Ajeng, and Sugiman, “Hubungan Antara Kemampuan Verbal, Kemampuan Interpersonal, Dan Minat Belajar Dengan Prestasi Belajar Matematika,” Pythagoras: Jurnal Pendidikan Matematika, Universitas Negeri Yogyakarta 1, no. 1 (2015): 50–60.

(38)

23

Tabel 2.3

Indikator Kemampuan Verbal

No. Indikator Sub Indikator

1. Analogi Kata a. Mampu mengklarifikasi suatu peristiwa.

b. Mampu memahami persamaan dari dua hal berbeda.

c. Mampu mendefinisikan atau memberi pengertian.

d. Mampu menyederhanakan kerumitan.

e. Mampu menerangkan sebuah pesan.

2. Sinonim Kata a. Mampu memilih kata atau diksi dengan tepat.

b. Mampu memahami dan mengidentifikasi kata-kata sinonim dengan teliti.

3. Antonim Kata Mampu memahami dan mengidentifikasi kata-kata antonim dengan teliti

4. Padanan Kata a. Mampu memahami kata yang memiliki makna sepadan atau sekelompok dengan kata yang ada.

b. Mampu mengetahui kata baru yang memiliki padanan kata dengan kata yang dipersoalkan

c. Mampu menggunakan kata yang sesuai dengan fungsinya

Sumber : Retno Ajeng Kartini.

Dari pemaparan kemampuan verbal yang sudah dikemukakan tersebut, bisa disimpulkan bahwa kemampuan verbal yaitu kemampuan seseorang dalam penguasaan analogi, sinonim, antonim dan padanan dalam suatu kata.

5. Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel a. Definisi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Persamaan linear dua variabel merupakan sebuah perpadanan yang terdiri dari dua variabel dimana derajat paling tinggi variabelnya satu dan tidak memunculkan perkalian kedua variabelnya.35 Secara

35 Muklis dkk, Matematika Mata Pelajaran Wajib, (Klaten: Intan Pariwara, 2014).

(39)

universal sistem persamaan linear dua variabel dengan variabel x dan y adalah sebagai berikut :

{

Dengan , , , , , R

b. Menyelesaikan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Metode atau cara agar dapat menuntaskan sistem persamaan linear dua variabel yaitu:

1) Metode Grafik

Metode grafik ialah cara melukis dengan menentukan titik potong terhadap sumbu x dan y untuk menemukan jawaban dari permasalahan.

2) Metode Substitusi

Metode substitusi ialah metode agar dapat mengubah nilai suatu variabel di suatu persamaan dari persamaan yang lain.

3) Metode Eliminasi

Metode eliminasi ialah metode untuk mengeliminasi salah satu variabel untuk menemukan nilai variabel yang lain.

4) Metode Gabungan

Metode gabungan adalah pemakaian secara bersama antara metode substitusi dan eliminasi dalam menyelesaikan masalah.

(40)

25 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini memakai pendekatan kualitatif sedangkan jenis penelitian menggunakan deskriptif. Creswell dan Clark mengungkapkan jika penelitian kualitatif adalah metode untuk memahami dan menemukan makna yang dianggap oleh beberapa orang atau sekelompok orang berasal dari permasalahan sosial.36 Penelitian ini memakai jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, karena ingin mendeskripsikan kesusahan siswa menuntaskan soal cerita matematika ditinjau dari kemampuan verbal terhadap materi sistem persamaan linier.

B. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yaitu tempat yang akan dipakai penelitian agar memperoleh informasi atau data yang dibutuhkan dalam penelitian. Lokasi penelitian ini yaitu di MAN 4 Banyuwangi. Alamat lokasi penelitian berada di Jln. H. Ichsan desa Kesilir kecamatan Siliragung kabupaten Banyuwangi.

Alasan peneliti melakukan penelitian di MAN 4 Banyuwangi ini adalah : 1. Siswa di sekolah MAN 4 Banyuwangi banyak yang mengalami kesusahan

dalam menuntaskan soal cerita matematika, terutama pada materi SPLDV.

2. MAN 4 Banyuwangi bersedia untuk ditetapkan sebagai tempat penelitian.

36 Karunia Eka Lestari and Mokhammad Yudhanegara, Penelitian Pendidikan Matematika, (Bandumg: PT Refika Aditma, 2017).

(41)

3. Belum ada penelitian tentang analisis kesusahan siswa dalam menuntaskan soal cerita matematika ditinjau dari kemampuan verbal pada materi SPLDV.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian memakai purposive sampling, yang berarti mengambil sumber data dengan pertimbangan tertentu.37 Subjek penelitian ditujukan pada kelas XI MIPA 1 di MAN 4 Banyuwangi. Alasan mengambil kelas ini karena kelas XI MIPA 1 di MAN 4 Banyuwangi banyak mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal cerita matematika. Untuk mengetahui kemampuan verbal siswa peneliti mengelompokkan siswa menjadi 3 kriteria, diantaranya siswa berkemampuan verbal baik, siswa berkemampuan verbal sedang, dan siswa berkemampuan verbal kurang. Pengelompokan siswa menjadi 3 kriteria tersebut dipilih berdasarkan hasil tes kemampuan verbal siswa. Hasil tes kemampuan verbal siswa akan diberi skor sesuai dengan kriteria penilaian kemampuan verbal siswa yang terdapat pada tabel 3 berikut:

Tabel 3.1

Kriteria Penilaian Kemampuan Verbal Siswa

Skor Kriteria

75-100 Baik

55-74 Sedang

0-54 Kurang

Sumber : Wahyuddin, 2017

Setelah melakukan tes kemampuan verbal, siswa dipilih untuk mengerjakan tes soal cerita dengan ketentuan untuk setiap siswa yang

37 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2016).

(42)

27

berkemampuan verbal baik, sedang dan kurang diambil 1 siswa. Pengambilan siswa disesuaikan dengan kriteria pemilihan subjek penelitian antara lain : 1. Siswa sudah melakukan tes kemampuan verbal siswa.

2. Siswa mempunyai kemampuan matematika yang sama.

3. Siswa bersedia untuk berpartisipasi dalam pengambilan data selama penelitian.

4. Siswa dimungkinkan bisa mengungkapkan pemikirannya berdasarkan saran guru mata pelajaran matematika.

(43)

Berikut adalah alur pemilihan subjek penelitian:

jika tidak sesuai

jika sesuai

Keterangan :

: Kegiatan

: Urutan Kegiatan : Hasil Kegiatan : Jika diperlukan : Pertanyaan

Gambar 3.1

Alur Pemilihan Subjek Penelitian Siswa Kelas XI MIPA

Pengelompokan siswa berdasarkan kriteria memakai instrumen tes kemampuan verbal siswa

Analisis sesuai kriteria Kemampuan

Verbal Baik

Kemampuan

Verbal Sedang Kemampuan

Verbal Kurang

Subjek Penelitian

1 Kemampuan Verbal Baik

1 Kemampuan

Verbal Sedang 1 Kemampuan

Verbal Kurang

(44)

29

D. Teknik Pengumpulan Data

Tujuan utama teknik pengumpulan data yaitu memperoleh data. Untuk memperoleh data yang sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan, peneliti harus mengerti teknik pengumpulan data.38 Penelitian ini memakai lima teknik pengumpulan data, yaitu :

1. Angket

Pengumpulan data menggunakan angket dilaksanakan oleh peneliti dengan cara pemberian lembar angket pada responden. Dalam penelitian ini, angket diberikan kepada siswa untuk mengukur kemampuan verbal yang dimiliki siswa.

2. Tes

Pengumpulan data menggunakan tes terdiri dari seperangkat soal dan dilaksanakan dengan pemberian instrumen tes serta dipakai untuk mendapatkan data tentang kemampuan peserta didik terutama pada aspek kognitif.39 Penelitian ini memakai tes tulis berbentuk soal cerita matematika materi SPLDV.

Tes soal cerita yang diberikan kepada siswa terdiri dari 3 soal cerita, yang tujuannya untuk mengukur kesulitan siswa. Dalam hal ini peneliti membuat sendiri soal tes tersebut dan perlu divalidasi oleh validator.

3. Wawancara

Esterberg mengungkapkan, wawancara yaitu dua orang bertemu untuk berbagi ide dan informasi menggunakan pertanyaan serta tanggapan,

38 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D.

39 Karunia Eka Lestari and Mokhammad Ridwan Yudhanegara, Penelitian Pendidikan Matematika (Bandung: PT Refika Aditama, 2017).

(45)

sehingga bisa dikonstruksikan makna tentang topik tertentu.40 Pengumpulan data menggunakan wawancara dilaksanakan oleh peneliti pada responden dengan pemberian serangkaian pertanyaan yang diajukan secara langsung. Penelitian ini memakai jenis wawancara semiterstruktur.

Tujuan wawancara semiterstruktur ialah agar mendapatkan konflik secara terbuka, serta memperoleh ide dan pendapat dari pihak yang diwawancarai. Peneliti memakai pedoman wawancara yang berisi garis besar pertanyaan mengenai hal-hal yang akan diperoleh dari subjek penelitian.

Pedoman wawancara diperlukan agar pertanyaan yang diberikan tidak melenceng dari topik yang dibahas. Wawancara dilakukan setelah siswa yang merupakan subjek penelitian telah menyelesaikan tes soal cerita yang sudah diberikan. Tujuan wawancara pada penelitian ini agar mendapat informasi/data tentang penyebab siswa kesusahan dalam menuntaskan soal yang sudah diberikan.

4. Dokumentasi

Dokumentasi dipakai untuk pelengkap penelitian. Pengumpulan data pada penelitian ini memakai dokumentasi berupa foto kegiatan penelitian, hasil tes kemampuan verbal siswa, hasil tes siswa dan hasil wawancara.

5. Instrumen Lembar Validasi

Pada tahap ini peneliti membuat instrumen. Instrumen yang dipakai dalam penelitian ini adalah angket kemampuan verbal, dipakai untuk

40 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D.

(46)

31

mengetahui kemampuan verbal yang dimiliki siswa. Instrumen selanjutnya ialah tes soal cerita berupa soal matematika materi SPLDV. Instrumen tes dipakai untuk mengukur kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal cerita matematika. Dalam penelitian ini, peneliti juga menyusun pedoman wawancara. Pedoman wawancara dipakai sebagai panduan pertanyaan mengenai hal-hal yang akan diperoleh dari siswa.

Lembar validasi dalam penelitian ini dipakai untuk menguji kevalidan angket, tes soal cerita, serta kevalidan pedoman wawancara yang telah dibuat.

E. Analisis Data

Dalam penelitian ini, peneliti memakai analisis data dari Miles dan Huberman yang melalui beberapa tahapan seperti pada gambar 2 berikut ini.41

Sumber : Sugiyono, 2016

Gambar 3.2

Komponen pada Analisis Data 1. Data Collection (Pengumpulan Data)

Dalam melakukan analisis data, aktivitas pertama yang dilakukan adalah mengumpulkan data di lapangan. Pengumpulan data dalam

41 Sugiyono.

Data display

Conclusions:drawing/

verifying Data

reduction Data Collection

(47)

penelitian ini, meliputi hasil dari angket siswa, tes soal siswa dan wawancara kepada subjek penelitian.

2. Data reduction (Reduksi Data)

Data yang didapat di lapangan semakin lama jumlah data akan menjadi rumit dan banyak, karena hal ini dibutuhkan analisis data menggunakan reduksi data. Reduksi data yaitu memilih hal-hal pokok, mencari tema dan pola, memfokuskan hal-hal penting, serta merangkumnya.42 Penelitian ini mereduksi data yang sudah diperoleh dari hasil wawancara dan tes dengan kriteria yang sudah ditetapkan. Tahap ini melibatkan transkip wawancara dengan mengkoding dan selanjutnya diresume agar memudahkan penelitian.

3. Data display (Penyajian Data)

Tahap berikutnya yaitu penyajian data. Dengan menyajikan data dapat memudahkan untuk mengetahui yang terjadi dan membuat rencana kerja berikutnya didasarkan yang sudah diketahui.43 Pada penelitian ini penyajian data berupa tabel dan uraian deskriptif. Tabel dalam penelitian ini digunakan pada penulisan laporan hasil penelitian agar memudahkan untuk memperoleh gambaran secara rinci mengenai hasil penelitian kesusahan siswa dalam menuntaskan soal cerita. Sedangkan uraian deskriptif merupakan gambaran umum mengenai kesimpulan hasil penelitian dalam bentuk kalimat untuk mengetahui kesusahan siswa dalam menuntaskan soal cerita. Peneliti menyajikan data dengan

42 Sugiyono.

43 Sugiyono.

(48)

33

mengidentifikasi data hasil angket, tes dan wawancara secara detail mengenai kesusahan siswa dalam menuntaskan soal cerita matematika ditinjau dari kemampuan verbal.

4. Conclusion Drawing/verification

Setelah penyajian data, langkah berikutnya yaitu verification atau menarik kesimpulan. Kesimpulan penelitian ini didasarkan pada data yang sudah didapatkan di lapangan, yakni dari hasil analisis kesusahan siswa dalam menuntaskan soal cerita matematika yang didukung dengan wawancara dan dokumentasi.

F. Keabsahan Data

Pengujian keabsahan data memakai triangulasi. Triangulasi ialah mengecek data dari berbagai sumber dengan berbagai waktu, dan berbagai cara.44 Penelitian ini memakai triangulasi teknik, yang artinya mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Data diperoleh dengan tes, lalu dicek menggunakan wawancara dan dokumentasi.

G. Tahap Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian diperlukan adanya tahapan-tahapan untuk perencanaan sebelum terjun ke lapangan, berikut adalah tahap-tahap penelitian yang akan dilakukan:

44 Sugiyono.

(49)

1. Pendahuluan

Pada tahap pendahuluan yang dilaksanakan peneliti adalah:

a. studi pendahuluan

b. menyusun rencana penelitian c. menentukan lokasi penelitian d. mengurus perizinan

e. menyiapkan perlengkapan penelitian f. pembuatan instrumen.

2. Uji validasi tes

Angket, tes atau soal, serta pedoman wawancara yang sudah dibuat, sebelum diujikan kepada siswa terlebih dahulu diuji kevalidannya. Validasi tes dilakukan dengan memberikan lembar validasi kepada validator. Skala pengukuran yang digunakan yaitu skala likert 1-4.

Tabel 3.2

Skala Penilaian Validasi Ahli

Skor Keterangan

4 Sangat Baik (SB)

3 Baik (B)

2 Kurang Baik (KB)

1 Tidak Baik (TB)

Sumber : Reskiani, 2018

Rumus yang dipakai untuk mengetahui kevalidan tes yaitu :45

Keterangan :

= Angka Presentase

= Jumlah skor yang diperoleh = Jumlah skor maksimum.

45 Riduwan, Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian, ed. Warsiman (Alfabeta, 2010).

(50)

35

Presentase yang diperoleh kemudian ditentukan dengan kriteria kevalidan sesuai dengan tabel berikut:

Tabel 3.3 Kriteria Kevalidan

Presentase Kriteria Kevalidan 81% ≤ P ≤ 100% Sangat Valid

61% ≤ P < 81% Valid

41% ≤ P < 61% Cukup Valid 21% ≤ P < 41% Kurang Valid

0% ≤ P < 21% Tidak Valid Sumber : Ika Septiana, 2018

Angket, Tes atau soal serta pedoman wawancara dinyatakan valid apabila setiap indikator dalam lembar validasi memperoleh nilai minimal 3.

Apabila uji validasi dinyatakan belum valid maka peneliti melakukan revisi dan uji validitas kembali, tetapi jika valid maka dilanjutkan tahap selanjutnya.

3. Pengumpulan data

Dalam tahap pengumpulan data, peneliti memperoleh data kemampuan verbal yang dimiliki siswa dari angket kemampuan verbal. Sedangkan data kesulitan siswa diperoleh dari soal tes dan wawancara pada subjek penelitian.

4. Analisis data

Pada tahap analisis data, hasil tes soal yang telah dikerjakan siswa serta hasil wawancara yang sudah didapat akan dianalisis. Hasil tes soal yang sudah dikerjakan siswa akan dianalisis untuk mendeskripsikan kesulitan siswa dalam menuntaskan soal cerita matematika. Selanjutnya dilakukan wawancara kepada siswa yang terpilih. Hasil yang didapatkan dalam

Referensi

Dokumen terkait

tanggapan masyarakat dusun Bandungan terhadap kesenian Jepin, banyak masyarakat yang mendukung tetapi ada juga masyarakat yang tidak terlalu mendukung kesenian

Tujuan penelitian untuk mengetahui keanekaragaman fitoplankton dan kondisi kualitas perairan danau Situ Gunung, Sukabumi Jawa Barat berdasarkan nilai indeks saprobik..

Seperti yang telah diceritakan di atas bahwa pada saat kita berdiri maka berat badan yang ditopang kaki akan merata yaitu setengah pada tumit dan setengah lagi oleh tulang

Model IGP dikembangkan untuk manajemen kualitas perairan Kali Surabaya, yaitu dengan pengalokasian beban limbah dari tiap industri pada unit pengolahan yang direncanakan.. Setiap

Sehubungan dengan telah dilakukannya evaluasi administrasi, evaluasi teknis, evaluasi harga dan evaluasi kualifikasi serta formulir isian Dokumen Kualifikasi untuk

Saat ini Sistem informasi yang ada sudah dapat memberikan layanan kepada mahasiswa untuk layanan akademik dan keuangan akademik menggunakan aplikasi dan infrastruktur

Dilakukan exclude dari sumber asli dan dari publikasi yang sama, kemudian diperoleh similarity index 34%, seperti gambar berikut:.. Diperoleh similarity 34% dan merah pada semua teks

mL aquades disinari UV dapat meningkatkan penurunan konsentrasi methylene blue lebih besar, penambahan katalis meningkatkan degradasi lebih besar dari penambahan