• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Kurikulum Terpadu di Madrasah Berbasis Pesantren (Studi Kasus Kulliyatul Mu’allimin Wal Mu’allimat AlIslamiyah (KMI) Putri Tempurejo)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Implementasi Kurikulum Terpadu di Madrasah Berbasis Pesantren (Studi Kasus Kulliyatul Mu’allimin Wal Mu’allimat AlIslamiyah (KMI) Putri Tempurejo)"

Copied!
106
0
0

Teks penuh

(1)

Kata Kunci : Implementasi Kurikulum Terpadu

Kurikulum merupakan salah satu komponen utama dalam pendidikan.

Karena kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai pendidikan tertentu.

Anatar kurikulum dalam lembaga formal dengan lembaga non formal memiliki perbedaan baik dari muatan isi ataupun evaluasi. Namun di Kulliyatul Mu’allimin wal Mu’allimat Al-Islamiyah (KMI) Putri ini merupakan suatu lembaga yang didalamnya terdapat pendidikan pesantren dan pendidikan formal, begitu juga kurikulumnya yang merupakan kurikulum terpadu antara kurikulum KMI dengan kurikulum Tingkat satuan Pendidikan.

Fokus penelitian ini yaitu bagaimana implementasi kurikulum terpadu, muatan isi serta evaluasinya. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan implementasi kurikulum terpadu, muatan isi serta evaluasinya.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif karena merupakan penelitian yang bermaksud menggambarkan fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian. Sedangkan metode pengumpulan data menggunakan wawancara semiterstruktur, observasi partisipan, dan dokumentasi dengan teknik penentuan sampel yaitu purposive sampling. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif, sedangkan keabsahan data menggunakan Triangulasi sumber.

Adapun hasil dari penelitian ini adalah: 1) implementasi kurikulum terpadu dimadrasah berbasis pesantren yaitu diimplementasikan dalam pembelajaran yang dipadukan, namun hanya untuk mata pelajaran agama, jadi mata pelajaran agama dapat dipadukan dengan mata pelajaran agama yang lain, sedangkan untuk mata pelajaran umum tidak dipadukan dengan mata pelajaran agama dan juga dalam kegiatan religi. 2)muatan isi dari kurikulum terpadu yaitu terdiri dari mata pelajaran agama dan mata pelajaran umum yang mana jumlah mata pelajaran agama lebih banyak dari mata pelajaran umum. 3) Evaluasi model pembelajaran dalam kurikulum terpadu dimadrasah berbasis pesantren, yaitu proses evaluasinya terdiri dari dua tahap yaitu ujian lisan dan ujian tulis.

(2)

A. Latar Belakang Masalah

Setiap individu memiliki potensi yang akan berkembang melalui pendidikan. Pendidikan bisa terjadi dalam lingkungan keluarga, masyarakat ataupun dalam lembaga formal. Pendidikan adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh orang-orang yang diserahi tanggung jawab untuk mempengaruhi anak agar memiliki sifat dan tabiat sesuai dengan tujuan pendidikan.1 Manusia memiliki kesempurnaan dibanding dengan makhluk yang lain yaitu terletak pada akal. Akal berfungsi untuk menilai suatu perbuatan baik atau buruk. Sehingga manusia yang dapat mempergunakan akalnya dengan baik, ia akan dapat membedakan antar yang baik dan buruk, hal itu tentunya didukung oleh pengetahuan dia terhadap sesuatu.

Dalam membentuk moral atau akhlak peserta didik, menciptakan peserta didik yang religious, tidak hanya melewati pendidikan formal.

Pendidikan non-formal pun dapat mencetak generasi-generasi yang memiliki kemampuan intelektual yang tinggi dan akhlaq yang mulia atau akhlaqul karimah. Karena tri pusat pendidikan itu memiliki kaitan yang sangat erat dan saling berhubungan serta saling mempengaruhi. Untuk mencetak generasi yang berkualitas dari pendidikan keluarga ia harus dididik dalam keluarga yang baik, dan lingkungan yang mendukung serta pendidikan non-formal

1Siti Rodliyah, Pendidikan dan Ilmu Pendidikan (Mangli: Stainpress, 2013), 26.

(3)

yang juga mendukung. Salah satu lembaga non-formal yaitu pesantren.

Sebagian masyarakat beranggapan bahwa pendidikan pesantren dapat mendidik akhlaq anak, walaupun sebagian juga memandang sebelah mata terhadap dunia pesantren karena dianggap anak yang lulusan pesantren tidak dapat memiliki pekerjaan yang mapan, tidak bisa mengikuti perkembangan zaman dan tidak mengerti teknologi. Karena kurikulum pesantren yang hanya berpusat pada kajian keagamaan, materi-materi yang diajarkan yaitu pengembangan pengetahuan mengenai keislaman dan pembentukan akhlaq.

Untuk pembentukan akhlaq, pendidikan pesantren yang menjadi kepercayaan orang tua, karena dianggap paling berhasil dalam mendidik akhlaq.

Pembelajaran yang terjadi dalam pendidikan pesantren dengan pendidikan formal yang menggunakan kurikulum nasional. Dalam artian semua lembaga menggunakan kurikulum yang sama sesuai dengan yang telah ditetapkan, tentunya memiliki perbedaan dalam muatan isi dan evaluasinya. Sedangkan implementasi kurikulum berupa pembelajaran.

Pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu proses interaksi antara guru dengan siswa, baik interaksi langsung maupun interaksi secara tidak langsung, interaksi langsung melalui tatap muka, sedangkan interaksi yang terjadi secara tidak langsung yaitu dengan menggunakan berbagai media pembelajaran.2 Adanya perbedaan interaksi tersebut, maka kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai pola pembelajaran atau model pembelajaran.

2Rusman, Model-Model Pembelajaran (Jakarta:Raja Grafindopersada, 2014), 134.

(4)

Pendidikan memiliki berbagai komponen, Salah satu dari komponen pendidikan yaitu kurikulum dan pembelajaran, yang keduanya merupakan komponen yang strategis karena merupakan seperangkat rencana dan pengaturan, tujuan, isi dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman dalam penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan.3 Hal ini menujukkan bahwa kurikulum merupakan suatu yang sangat penting dan mutlak keberadaannya dalam proses pembelajaran.

Kurikulum ini harus mencakup seluruh aspek yang menjadi tujuan dari pendidikan. Yang mana tujuan dari pendidikan yaitu “berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggungjawab”.4

Dalam menyampaikan materi pelajaran diperlukan sebuah metode agar materi bisa diserap oleh peserta didik, dalam proses evaluasi pun di butuhkan cara-cara atau teknik tertentu untuk menilai ketercapaian belajar peserta didik dalam mengikuti pembelajaran. Hal tersebut merupakan komponen utama dalam kurikulum yaitu tujuan, bahan ajar, metode dan alat seta evaluasi.5

3Teguh Triwiyanto, Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2015), 3.

4Sekretariat Negara RI, Undang-Undang Sisdiknas UU RI No.20 Th.2003 (Jakarta:Sinar Grafika,2014),7.

5Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum teori dan Praktek (Bandung:PT Remaja Rosdakarya,2010), 3.

(5)

Dalam pelaksanaan kurikulum seorang guru/pendidik lah yang akan mengimplementasikan kurikulum dalam pembelajaran. Sehingga dalam implementasinya guru harus terampil dalam merealisasikan kurikulum yang sudah dirancang mulai dari pemilihan metode, penggunaan strategi dan penyampaian materi yang disesuaikan dengan kurikulum. Guru professional harus mempunyai empat kompetensi dasar salah satu dari kompetensi tersebut yaitu kompetensi paedagogik yang mana kemampuan ini salah satunya meliputi pengembangan terhadap kurikulum/silabus, perencanaan pembelajaran pelaksanaan pembelajaran serta evaluasi hasil belajar.6

Dalam pendidikan pesantren dengan pendidikan formal terdapat perbedaan kurikulum yang digunakan karena memiliki tujuan yang berbeda pula. Adanya perbedaan kurikulum, maka dalam muatan isi dan evaluasinya juga berbeda.

Namun saat ini terdapat pesantren modern yaitu selain ada pondok pesantren, didalamnya juga terdapat sekolah formal, jadi peserta didik menempuh dalam dua lembaga sekaligus yaitu formal dan non-formal. Hal ini sangat berbeda dengan pesantren-pesantren salaf yang hanya berpusat pada keagamaan, namun pondok modern berusaha memberi pengetahuan yang seimbang antara pengetahuan agama dengan pengetahuan umum. Seperti yang terjadi di Kulliyatul mu’allimin wal Mu’allimat Al-Islamiyah (KMI) putri Baitul Hikmah Tempurejo, KMI ini sederajat dengan Sekolah Menengah Pertama (SMP), KMI ini berdiri dikarenakan kurang efektifnya

6Zulaichah Ahmad, Perencanaan Pembelajaran PAI (Jember: Madania Center Press, 2008), 4.

(6)

pendidikan moral jika hanya melewati lembaga formal, dan juga terdapat peserta didik yang melanggar peraturan yang ditetapkan. Dilembaga tersebut peserta didik diwajibkan mondok. Kurikulum dalam lembaga tersebut banyak materi pelajaran keislaman namun tidak meninggalkan pengetahuan umum.

Disini terdapat integrasi kurikulum yaitu perpaduan kurikulum antara kurikulum KMI dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Karena kurikulum merupakan salah satu komponen utama dalam pendidikan, serta kurikulum merupakan pedoman penyelenggaraan proses pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan pendidikan, sehingga peneliti tertarik untuk meneliti implementasi kurikulum terpadu di madrasah berbasis pesantren.

B. Fokus Penelitian

Fokus Penelitian merupakan objek kajian yang akan diteliti dan akan dicari jawabannya melalui proses pengumpulan data.

Adapun fokus penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana implementasi kurikulum terpadu di Madrasah berbasis pesantren Kulliyatul Mu’allimin Wal Mu’allimat Al Islamiyah (KMI) putri Baitul Hikmah Tempurejo?

2. Bagaimana muatan isi kurikulum terpadu di Madrasah berbasis pesantren Kulliyatul Mu’allimin Wal Mu’allimat Al Islamiyah (KMI) putri Baitul Hikmah Tempurejo?

3. Bagaimana evaluasi kurikulum terpadu di Madrasah berbasis pesantren Kulliyatul Mu’allimin Wal Mu’allimat Al Islamiyah (KMI) putri Baitul Hikmah Tempurejo?

(7)

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan gambaran tentang arah yang akan dituju dalam melakukan penelitian.7 Dan tujuan ini mengacu kepada rumusan masalah atau fokus penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya.

Adapun tujuan penelitian dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mendeskripsikan implementasi kurikulum terpadu di Madrasah berbasis pesantren Kulliyatul Mu’allimin Wal Mu’allimat Al Islamiyah (KMI) putri Baitul Hikmah Tempurejo

2. Untuk mendeskripsikan muatan isi kurikulum terpadu di Madrasah berbasis pesantren Kulliyatul Mu’allimin Wal Mu’allimat Al Islamiyah (KMI) putri Baitul Hikmah Tempurejo

3. Untuk mendeskripsikan evaluasi kurikulum terpadu di Madrasah berbasis pesantren Kulliyatul Mu’allimin Wal Mu’allimat Al Islamiyah (KMI) putri Baitul Hikmah Tempurejo

D. Manfaat Penelitian

Setiap penelitian diharap mempunyai manfaat. Manfaat penelitian berisi tentang kontribusi apa yang dapat diberikan setelah penelitian selesai dilakukan.8 Manfaat tersebut bisa bersifat teoritis maupun praktis. Dalam penelitian kualitatif manfaat penelitian lebih bersifat teoritis, namun tidak menolak adanya manfaat praktis.9 Seperti manfaat bagi penulis, instansi dan masyarakat secara keseluruhan. Manfaat penelitian harus realistis.

7Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Jember:STAIN Press, 2015),45.

8Ibid.,45.

9Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung:Alfabeta CV,2014),291.

(8)

Berdasarkan dari tujuan penelitian yang telah dirumuskan, diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat yaitu sebagai berikut:

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk khazanah keilmuan khususnya tentang implementasi kurikulum terpadu.

2. Manfaat praktis a. Bagi peneliti

1) Sebagai tambahan wawasan keilmuan tentang implementasi kurikulum terpadu di madrasah berbasis pesantren

2) Sebagai proses belajar dalam melakukan penelitian dan menulis karya ilmiah, sehingga nantinya peneliti benar-benar mampu dalam menulis karya ilmiah sesuai dengan kaidah yang berlaku b. Bagi KMI Baitul Hikmah

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan kajian dan informasi tentang implementasi kurikulum terpadu dan kajian dalam melakukan evaluasi.

c. Bagi IAIN

Sebagai tambahan literatur untuk kepustakaan yang dapat dimanfaatkan oleh pembaca mengenai informasi implementasi kurikulum terpadu.

d. Bagi pembaca

(9)

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan keilmuan para pembaca khususnya studi mengenai implementasi kurikulum terpadu.

E. Definisi Istilah

Definisi istilah ini berisi tentang pengertian istilah-istilah penting yang menjadi titik perhatian dalam penelitian yang terdapat dalam judul penelitian.

Tujuannya agar tidak terjadi kesalahpahaman dan menghindari ambiguitas terhadap makna istilah yang dimaksud oleh peneliti.10 Berikut ini dijabarkan beberapa istilah yang menjadi pokok pembahasan dari penelitian ini, adalah sebagai berikut:

1. Implementasi

Implementasi berarti pelaksanaan.11 Yaitu pelaksanaan dari sesuatu yang sudah dirancang sebelumnya.

Implementasi merupakan suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi dalam bentuk tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan maupun nilai dan sikap.12

2. Kurikulum terpadu

10Tim Penyusun, Pedoman Penulisan, 45.

11Argo Wikanjati dan Tim Saujana Media, Kamus Bahasa Indonesia (Yogyakarta:Pustaka Widyatama,2012), 176.

12Omar Hamalik, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), 237.

(10)

Kurikulum merupakan kumpulan mata pelajaran yang harus disampaikan oleh pendidik kepada peserta didik atau yang dipelajari oleh peserta didik.13 Sedangkan terpadu yang mempuyai asal kata padu artinya sudah bercampur dan sudah menjadi satu.14

Kurikulum terpadu adalah menyatukan dan memusatkan kurikulum pada topik atau masalah tertentu.15 Pengertian lain menyebutkan bahwa kurikulum terpadu yaitu kurikulum yang memadukan seluruh aspek kompetensi atau tujuan menjadi satu kesatuan tanpa ada pemisahan-pemisahan baik kompetensi atau tujuan maupun implementasinya berupa muatan-muatan mata pelajaran yang dipadukan.16 Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan kurikulum terpadu yaitu kurikulum yang memadukan kurikulum KMI dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

Jadi yang dimaksud Implementasi Kurikulum terpadu di Madrasah berbasis pesantren dalam penelitian ini yaitu pelaksanaan dari kurikulum yang memadukan antara kurikulum KMI dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).

F. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan berisi tentang deskripsi alur pembahasan skripsi yang dimulai dari bab pendahuluan hingga bab penutup.17

13Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum,4.

14Argo Wikanjati dan Tim Saujana, Kamus Bahasa Indonesia,330.

15Omar hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum (Bandung:Rosda, t.t),137.

16Rusman, PembelajaranTematik Terpadu Teori Praktik dan Penilaian (Jakarta:PT RajaGrafindo Persada,2015),112.

17Tim Penyusun,Pedoman Penulisan,48.

(11)

Bab Satu yaitu pendahuluan, yang didalamnya dijelaskan mengenai latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah dan sistematika pembahasan.

Bab Dua yaitu Kajian kepustakaan yang terdiri dari penelitian terdahulu yaitu hasil-hasil penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian ini dan berisi tentang kajian teori yang erat kaitannya dengan masalah yang diteliti.

Bab Tiga yaitu metode penelitian, pada bab ini dijelaskan mengenai pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, subyek penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data, keabsahan data dan tahap-tahap penelitian.

Bab Empat yaitu penyajian data dan analisis yang berisi tentang gambaran objek penelitian, penyajian data dan analisis serta pembahasan temuan.

Bab Lima yaitu penutup atau kesimpulan dan saran.

Bagian akhir dari skripsi berisi daftar pustaka dan lampiran-lampiran.

(12)

A. Kajian Terdahulu

Dalam penelitian terdahulu ini, diharapkan dapat menggambarkan sejauh mana keabsahan dan posisi peneliti serta untuk mengetahui orisinalitas dan keterkaitannya dengan penelitian yang sebelumnya. Adapun penelitian yang relevan atau terkait dengan penelitian ini yaitu:

1. Izzat Fahd, 2013 dalam tesisnya yang berjudul “Integrasi kurikulum pendidikan madrasah dan pesantren (Studi kasus di kulliyatul mu’allimin al- islamiyah (KMI) pondok modern Darussalam Gontor Ponorogo). Dengan fokus penelitian bagaimana integrasi kurikulum pendidikan madrasah dan pesantren, serta bagaimana implementasi kurikulum pendidikan madrasah dan pesantren yang integral. Metode penelitian dalam penelitian tersebut yaitu pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Hasil dari penelitian ini yaitu 1) Integrasi kurikulum di KMI pondok modern Gontor adalah integrasi ilmu-ilmu agama (relead knowledge) dan ilmu kawniyah (acquired knowledge) yang diintegrasikan dengan system madrasah/sekolah dengan

memilih sistem pendidikan pesantren. 2) Implementasi dari kurikulum yang terintergasi mengacu kepada nilai-nilai ideal dan operasional dipesantren ini yang meliputi sunnah dan tradisi pendidikan pesantren.

(13)

Madrasah Dan Pesantren Di Madrasah Terpadu Model Pondok Pesantren Madrasah Aliyah Negeri Lumajang”. Dengan fokus penelitian bagaimana perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi integrasi kurikulum madrasah dan pesantren. Metode yang digunakan dalam penelitian tersebut yaitu metode penelitian diskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian tersebut yaitu 1) Perencanaan kurikulum integrasi di Madrasah Terpadu Model Pondok Pesantren MAN Lumajang melibatkan beberapa stakeholder. 2) Implementasi kurikulum integrasi madrasah dan pesantren dilakukan dalam beberapa bentuk: kurikulum pembiasaan (hidden curriculum), kurikulum diniyah dengan materi kitab-kitab diajarkan dipondok pesantren, dan integrasi ilmu agama dan umum, untuk membangun siswa dengan keagungan Akhlaq, kedalaman spiritual, keluasan ilmu dan kematangan professional. 3) Evaluasi kurikulum integrasi dilakukan secara berkala disesuaikan dengan kebutuhan dan masukan warga madrasah. Adapun proses evaluasi kurikulum dilakukan melalui tahapan: 1) perencanaan evaluasi, 2) pelaksanaan evaluasi, 3) pengambilan keputusan. Adapun model evaluasi kurikulum yang dianut adalah model CIPP (context, input, process and product)

3. Agus Sriwanto, 2014 dalam skripsinya yang berjudul “Implementasi Kurikulum Terpadu di Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim Putra Bantul Yogyakarta”. Dengan fokus penelitian bagaimana persiapan, pelaksanaan

(14)

implentasi kurikulum terpadu di MTs. pondok pesantren Ibnul Qoyyim putra.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Hasil dari penelitian ini yaitu 1) penetapan kurikulum terpadu berangkat dari kebutuhan konsep yang seimbang antara pelajaran umum dan agama dalam satuan pendidikan. 2) pelaksanaan kurikulum terpadu mengacu pada kurikulum kemendikbud dikenal dengan istilah KTSP, Standar isi dan Standar Kompetensi Lulusan sebagai landasan penyusunan materi dalam setiap mata pelajaran. 3) evaluasi kurikulum terpadu dilaksanakan berdasarkan ketercapaian siswa terhadap hasil pembelajaran dikelas serta sikap dilakukan sistem moving class setiap tahunnya.

Dari ketiga penelitian terdahulu, maka persamaan dengan penelitian yang dilakukan yaitu sama-sama membahas tentang kurikulum terpadu, sedangkan perbedaannya selain lokasi penelitian juga terletak pada fokus penelitiannya, jika pada penelitian terdahulu lebih fokus perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi kurikulum terpadu, maka dalam penelitian ini lebih menekankan pada implementasi, muatan isi serta evaluasi kurikulum terpadu.

Secara lebih ringkas perbedaan dan persamaan dengan penelitian yang dilakukan yaitu dapat dilihat pada tabel berikut:

(15)

TABEL 2.1

PENELITIAN TERDAHULU

No. Penelitian Terdahulu

Hasil Penelitian Terdahulu Persamaan Perbedaan

1. Izzat Fahd, 2013

“Integrasi kurikulum pendidikan madrasah dan pesantren (Studi kasus di kulliyatul mu’allimin al- islamiyah (KMI) pondok modern Darussalam Gontor

1) Integrasi kurikulum di KMI pondok modern Gontor adalah integrasi ilmu-ilmu agama (relead knowledge) dan ilmu kawniyah (acquired knowledge) yang diintegrasikan dengan system madrasah/sekolah dengan memilih system pendidikan pesantren.

2) Implementasi dari kurikulum yang

terintergasi mengacu kepada nilai-nilai ideal dan operasional dipesantren ini yang

meliputi sunnah dan tradisi pendidikan pesantren.

Topik (integrasi kurikulum) dan jenis penelitian

Lokasi, fokus penelitian

(16)

Ponorogo)”.

2. Muhammad Toyib, 2012 “Integrasi Kurikulum Madrasah Dan Pesantren Di Madrasah Terpadu Model Pondok Pesantren

Madrasah Aliyah Negeri Lumajang”.

1) Perencanaan kurikulum integrasi di Madrasah Terpadu Model Pondok Pesantren MAN Lumajang melibatkan beberapa stakeholder. 2) Implementasi kurikulum

integrasi madrasah dan pesantren dilakukan dalam beberapa bentuk: kurikulum pembiasaan (hidden curriculum), kurikulum diniyah dengan materi kitab-kitab diajarkan dipondok

pesantren, dan integrasi ilmu agama dan umum, untuk membangun siswa dengan keagungan Akhlaq, kedalaman spiritual, keluasan ilmu dan kematangan professional. 3) Evaluasi

kurikulum integrasi dilakukan secara berkala

Topik (integrasi kurikulum), metode penelitian

Lokasi, fokus penelitian dan jenis penelitian

(17)

disesuaikan dengan kebutuhan dan masukan warga madrasah

3. Agus Sriwanto, 2014

“Implementasi Kurikulum

Terpadu di Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim Putra Bantul

Yogyakarta”.

1). penetapan kurikulum terpadu berangkat dari kebutuhan konsep yang seimbang antara

pelajaran umum dan agama dalam satuan pendidikan. 2) pelaksanaan kurikulum terpadu mengacu pada kurikulum kemendikbud dikenal dengan istilah KTSP, Standar isi dan Standar Kompetensi Lulusan sebagai landasan penyusunan materi dalam setiap mata pelajaran. 3) evaluasi kurikulum terpadu dilaksanakan berdasarkan ketercapaian siswa terhadap hasil pembelajaran dikelas serta sikap dilakukan sistem moving class setiap tahunnya.

Topik (integrasi kurikulum)

Lokasi, fokus penelitian, pendekatan dan jenis penelitian

(18)

B. Kajian Teori

Bagian ini berisi tentang pembahasan teori yang dijadikan sebagai dasar perspektif dalam melakukan penelitian. Pembahasan secara mendalam dan luas akan semakin memperdalam wawasan peneliti dalam mengkaji permasalahan yang akan dipecahkan sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian.1

1. Pengertian Kurikulum

Pada mulanya istilah kurikulum dijumpai dalam dunia statistik pada zaman Yunani kuno, yang berasal dari kata Curir yang artinya pelari, dan curere yang berarti tempat berpacu atau berlomba. Sedangkan curriculum mempunyai arti “jarak” yang harus ditempuh oleh pelari.

Pada perkembangan selanjutnya istilah kurikulum digunakan dalam dunia pendidikan dan pengajaran2, sehingga pengertian kurikulum dalam dunia pendidikan yaitu suatu program pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai sejumlah tujuan-tujuan pendidikan tertentu.3

Kurikulum juga diartikan sebagai garis-garis besar materi yang harus dipelajari oleh siswa di sekolah untuk mencapai tingkat tertentu atau ijazah atau sejumlah mata pelajaran dan kegiatan yang harus

1Tim Penyusun, Pedoman Penulisan, 46.

2Syafruddin Nurdin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum (Ciputat:PT Ciputat Press,2005),31.

3Zakiyah Drajat, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta:Bumi Aksara,2014),122.

(19)

dilakukan oleh siswa dibawah bimbingan dan pengawasan sekolah atau kampus.4

Sedangkan dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003, kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai pendidikan tertentu. Tujuan tersebut meliputi tujuan pendidikan nasional, kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan, dan peserta didik. Pengertian tersebut memperlihatkan bahwa kurikulum merupakan suatu program pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai sejumlah tujuan pendidikan tertentu.5

Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kurikulum merupakan sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam memperoleh ijazah serta merupakan pedoman dalam penyelenggaraan proses pendidikan.

2. Pengertian Kurikulum Terpadu

Kurikulum terpadu yaitu kurikulum yang memadukan seluruh aspek kompetensi atau tujuan menjadi satu kesatuan tanpa ada pemisahan-pemisahan baik kompetensi atau tujuan maupun implementasinya berupa muatan-muatan mata pelajaran yang dipadukan.6Dalam kurikulum ini meniadakan batas-batas antar berbagai

4Muhammad Zaini, Pengembangan Kurikulum konsep Implementasi Evaluasi dan Inovasi, (Surabaya: Elkaf, 2006), 1-2.

5Triwiyanto, Manajemen Kurikulum, 22-23.

6Rusman, Pembelajaran,112.

(20)

mata pelajaran dan menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk unit atau keseluruhan7 kurikulum ini cenderung lebih memandang bahwa dalam suatu pokok bahasan atau tema harus terpadu secara menyeluruh.

3. Komponen Kurikulum

Kurikulum sebagai suatu sistem memiliki komponen-komponen yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya sehingga mencerminkan satu kesatuan utuh sebagai program pendidikan, komponen utama dari kurikulum yaitu tujuan, isi dan struktur monogram, strategi pelaksanaan dan komponen evaluasi.8 Adapun komponen-komponen tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Tujuan kurikulum

Tujuan kurikulum pada hakikatnya adalah tujuan dari setiap program pendidikan yang akan diberikan kepada anak didik.

Mengingat kurikulum adalah suatu alat untuk mencapai tujuan pendidikan, maka kurikulum harus dijabarkan dari tujuan umum pendidikan. Dalam sistem pendidikan nasional, tujuan umum pendidikan dijabarkan dari falsafah bangsa, yaitu pancasila.

Pendidikan nasional berdasarkan pancasila bertujuan meningkatkan kualitas manusia Indonesia yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan rohani.

7S,Nasution, Asas-Asas Kurikulum (Jakarta:Bumi Aksara,2011),196.

8 Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah (Bandung: Sinar Baru, 1989), 21-50.

(21)

Makna tujuan umum pendidikan tersebut pada hakikatnya membentuk manusia Indonesia yang bisa mandiri dalam konteks kehidupan pribadinya, kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta berkehidupan sebagai makhluk yang berketuhanan yang Maha Esa. Sehingga yang diharapkan yaitu manusia yang bermoral, berilmu, berkepribadian dan beramal bagi kepentingan manusia, masyarakat, bangsa dan Negara. Berdasarkan hakikat tujuan tersebut dapat dijabarkan sejumlah tujuan kurikulum mulai dari tujuan kelembagaan pendidikan, tujuan setiap mata pelajaran atau bidang studi sampai kepada tujuan pengajaran. Rumusan tujuan kurikulum ini harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum menyusun dan menetukan isi kurikulum, strategi pelaksanaan kurikulum dan penilaian/evaluasi kurikulum.

b. Isi dan Struktur Kurikulum

Isi kurikulum berkenaan dengan pengetahuan ilmiah dan pengalaman belajar yang harus diberikan kepada peserta didik untuk dapat mencapai tujuan pendidikan. Dalam menentukan isi kurikulum baik yang berkenaan dengan pengetahuan ilmiah maupun pengalaman belajar disesuaikan dengan tingkat dan jenjang pendidikan, perkembangan yang terjadi dalam masyarakat yang meliputi kebutuhan masyarakat, perkembangan ilmu pengetahuan, dan teknologi.

1) Kriteria dalam memilih isi kurikulum

(22)

Dalam memilih isi kurikulum ada beberapa pertanyaan mendasar yang harus diperhatikan yakni:

a. Untuk tingkat pendidikan mana kurikulum itu disusun?

b. Untuk jenis pendidikan apa kurikulum itu diberikan?

Pertanyaan pertama berkenaan dengan tingkat dan jenis pendidikan yang secara umum dibedakan menjadi pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. setiap jenis dan jenjang pendidikan tersebut mempunyai tujuan yang berbeda satu sama lain, akan tetapi harus mencerminkan adanya suatu kesinambungan dari ketiganya. Hal ini berarti dalam memilih isi kurikulum faktor kesinambungan dari ketiga jenis pendidikan harus diutamakan. Pertanyaan kedua berkenaan dengan jenis sekolah yang secara umum ada yang berorientasi kepada pendidikan akademis seperti SMP dan SMA dan ada pula yang berorientasi kepada pekerjaan, yaitu sekolah kejuruan. Meskipun demikian kenyataan yang terjadi tidak sedikit lulusan SMP dan SMA yang bisa langsung bekerja dan sebaliknya tidak jarang pula lulusan sekolah kejuruan yang melanjutkan studi ketingkat yang lebih tinggi. Adanya hal ini mengakibatkan isi kurikulum harus betul- betul bisa menjawab tantangan ini. Ada beberapa kriteria yang dapat membantu para perancang kurikulum dalam menentukan isi kurikulum, kriteria tersebut antara lain:

(23)

1) Isi kurikulum harus sesuai, tepat dan bermakna bagi perkembangan peserta didik. Artinya sejalan dengan tahap perkembangan anak.

2) Isi kurikulum harus mencerminkan kenyataan sosial, artinya sesuai dengan tuntutan hidup nyata dalam masyarakat.

3) Isi kurikulum dapat mencapai tujuan yang komprehensif, artinya mengandung aspek intelektual, moral, sosial secara seimbang.

4) Isi kurikulum harus mengandung pengetahuan ilmiah yang tahan uji, artinya tidak cepat lapuk hanya karena tuntutan hidup sehari-hari.

5) Isi kurikulum mengandung bahan pelajaran yang jelas, teori, prinsip, konsep sehingga didalamnya tidak hanya sekedar informasi faktual.

6) Isi kurikulum harus dapat menunjang tercapainya tujuan pendidikan. Isi kurikulum disusun dalam bentuk program pendidikan yang nantinya dijabarkan dan dilaksanakan melalui proses pembelajaran sesuai dengan makna yang terkandung dalam pengertian kurikulum maka isi kurikulum bukan hanya pengetahuan ilmiah yang terorganisasikan dalam bentuk mata pelajaran/bidang studi saja tetapi juga kegiatan dan pengalaman yang diberikan

(24)

kepada peserta didik sebagai bagian yang integral dari proses pendidikan dan pengajaran di sekolah.

2) Mata pelajaran sebagai Isi kurikulum

Mata pelajaran termasuk sebagian dari kebudayaan manusia yang merupakan pengetahuan bagi manusia itu sendiri untuk mempermudah kehidupannya. Pada umumnya pengetahuan dapat dibagi menjadi tiga kategori besar, yaitu pengetahuan benar salah (logika/ilmu), pengetahuan baik-buruk (etika) dan pengetahuan indah-jelek (estetika/seni).

Pengetahuan benar-salah atau ilmu dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu ilmu pengetahuan alam, ilmu-ilmu sosial dan ilmu kemanusiaan. Mata pelajaran yang diberikan disekolah pada umumnya dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori tersebut. Misalnya mata pelajaran sejarah, ekonomi, sosiologi, antropologi termasuk kelompok Humaniora. Dalam menentukan mata pelajaran yang sesuai dengan kebutuhan hidup manusia, dibawah ini terdapat beberpa kriteria dalam memilih mata pelajaran, antara lain:

a. Pentingnya mata pelajaran dalam kerangka pengetahuan keilmuan. Artinya mata pelajaran yang dipilih sebagai isi kurikulum harus jelas kedudukannya dalam konteks pengetahuan ilmiah sehingga jelas apa yang harus dipelajari,

(25)

jelas bagaimana harus mempelajari serta jelas manfaatnya bagi peserta didik.

b. Mata pelajaran harus tahan uji. Artinya mata pelajaran tersebut diperkirakan bisa bertahan sebagai pengetahuan ilmiah dalam kurun waktu tertentu sehingga kelangsungannya relatif lama tidak cepat berubah dan diganti oleh pengetahuan lain.

c. Kegunaan bagi peserta didik dan masyarakat pada umumnya.

artinya mata pelajaran yang dipilih bermanfaat dan memiliki kontribusi tinggi terhadap perkembangan peserta didik dan perkembangan masyarakat.

3) Silabus pelajaran

Setelah mata pelajaran sebagai isi kurikulum telah ditetapkan, termasuk garis-garis besar isinya, selanjutnya yaitu menetapkan uraian atau pokok-pokok bahan pengajaran atau dikenal dengan silabus mata pelajaran. Silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran dalam setiap bahan kajian mata pelajaran. Silabus ini digunakan sebagai acuan dalam pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran. Hal-hal yang harus ada dalam silabus yaitu sebagai berikut:

a. Identitas Mata pelajaran

b. Identitas sekolah yang meliputi nama satuan pendidikan dan kelas

(26)

c. Kompetensi inti, yang merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran.

d. Kompetensi dasar, merupakan kemampuan spesifik yang meliputi sikap, pengetahuan dan keterampilan yang terkait dalam muatan atau mata pelajaran

e. Tema

f. Materi pokok, yang memuat fakta, konsep, prinsip dan prosedur yang relevan yang ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapai kompetensi

g. Pembelajaran yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan

h. Penilaian yang merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik.

i. Alokasi waktu yang disesuaikan dengan jumlah jam mata pelajaran dalam struktur kurikulum untuk satu semester atau satu tahun.

j. Sumber belajar dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar atau sumber belajar yang lain dan relevan.

(27)

Silabus ini digunakan sebagai acuan dalam pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran.9

c. Strategi Pelaksanaan Kurikulum

Komponen strategi kurikulum memberi petunjuk bagaimana kurikulum tersebut dilaksanakan di sekolah. Kurikulum dalam pengertian program pendidikan masih dalam taraf niat/harapan/rencana yang harus diiwujudkan secara nyata di sekolah sehingga mempengaruhi dan mengantarkan peserta didik kepada tujuan pendidikan. Oleh karena itu komponen strategi pelaksanaannya memegang peranan penting, karena bagaimanapun baiknya kurikulum sebagai rencana, tanpa dapat diwujudkan pelaksanaannya tidak akan membawa hasil yang diharapkan. Ada beberapa unsur dalam strategi pelaksanaan kurikulum yaitu sebagai berikut:

1) Tingkat dan jenjang pendidikan

Dalam sistem pendidikan ada tiga kategori pendidikan formal yaitu pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan tinggi. pendidikan menengah terutama menengah atas dibedakan ada dua kategori yaitu pendidikan umum seperti SMA dan pendidikan menengah kejuruan seperti STM, SMEA, SPG dan lain sebagainya.

9Rusman, Pembelajaran, 76

(28)

Adanya perbedaan kategori jenis sekolah tersebut, terdapat perbedaan pula dalam hal komponen kurikulum.

Misalnya, perbedaan dalam hal tujuan institusional, perbedaan isi, dan struktur pendidikan, perbedaan strategi pelaksanaan kurikulum, perbedaan sarana kurikulum, perbedaan sistem evaluasi dan lain-lain. Sekolah menengah kejuruan sifatnya terminal artinya setelah tamat diharapkan langsung bekerja tidak melanjutkan ke perguruan tinggi. Oleh karena itu hal-hal yang sifatnya praktis lebih diutamakan dari pada hal-hal yang bersifat teoritis. Sebaliknya untuk sekolah menengah umum seperti SMA tekanan yang lebih diutamakan untuk melanjutkan studi keperguruan tinggi bukan untuk bekerja sehingga kurikulum lebih bersifat teoritis akademis daripada praktis.

2) Proses belajar mengajar

Pelaksanaan kurikulum pada hakikatnya mewujudkan program pendidikan agar berfungsi mempengaruhi peserta didik/siswa menuju tercapainya tujuan pendidikan.

Bagaimanapun baiknya program pendidikan (kurikulum) tanpa dapat diwujudkan dan diupayakan mempengaruhi pribadi peserta didik, maka nilai-nilai yang terkandung didalamnya akan sia-sia. Salah satu wujud nyata dari pelaksanaan kurikulum adalah proses belajar mengajar.

(29)

Dengan pengertian lain proses belajar mengajar adalah operasionalisasi dari kurikulum. Proses belajar mengajar merupakan kegiatan nyata dalam mempengaruhi peserta didik dalam situasi yang memungkinkan terjadinya interaksi antara guru dan siswa, siswa dengan siswa maupun siswa dengan lingkungan belajarnya. Oleh karena itu fungsi kurikulum sebagi alat untuk mencapai tujuan pendidikan esensinya ada dalam proses belajar mengajar. Belajar mengajar sebagai suatu proses merupakan suatu sistem selalu mempunyai tujuan. Artinya, proses belajar mengajar sebagai suatu sistem selalu mempunyai tujuan yang disebut dengan tujuan pengajaran atau tujuan instruksional. Tujuan tersebut tidak lain adalah perubahan yang dikehendaki pada diri siswa setelah menempuh pengalaman belajar atau proses belajar mengajar.

Sedangkan komponen yang harus terdapat dalam proses belajar mengajar untuk digerakkan supaya peserta didik mencapai tujuan pengajaran yaitu sebagai berikut:

a) Bahan pengajaran atau isi pengajaran yang berfungsi memberikan isi terhadap tujuan pengajaran.

b) Metode mengajar atau alat bantu pengajaran berfungsi sebagai alat untuk mengantarkan bahan pengajaran menuju tujuan pengajaran.

(30)

c) Penilaian atau evaluasi berfungsi untuk mengetahui tercapai atau tidaknya suatu tujuan pengajaran.

Proses belajar mengajar menjadi tugas dan tanggung jawab guru, karena guru/pendidik adalah pelaksana dari kurikulum, guru yang mengaplikasikan kurikulum kedalam proses belajar mengajar, sehingga guru yang dapat mempengaruhi dan mengubah pribadi anak melalui nilai-nilai yang terkandung dalam kurikulum. Oleh karena itu seorang guru professional harus memiliki empat kompetensi dasar yang salah satunya yaitu kompetensi paedagogik yaitu seorang guru harus mempunyai pemahaman dalam pengembangan kurikulum dan pelaksanaan pembelajaran.10 Selain berperan sebagai pelaksana kurikulum, guru juga sebagai Pembina kurikulum dalam bidang studi yang dipegangnya.

3) Bimbingan penyuluhan

Proses belajar mengajar sebagai operasionalisasi dari kurikulum tidak selamanya berjalan seperti yang diharapkan.

Bahkan sering kali mengalami kegagalan, dalam arti peserta didik tidak dapat menguasai dan mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Kegagalan tersebut bisa saja terjadi karena disebabkan oleh keadaan ynag terdapat dalam pribadi peserta

10Ahmad, Perencanaan Pembelajaran, 4.

(31)

didik, atau keadaan yang terjadi dari luar diri peserta didik.

Kendala tersebut dapat diatasi dengan bimbingan ynag dilakukan oleh konselor sekolah.

4) Administrasi dan supervisi

Pelaksanaan kurikulum menuntut adanya upaya bersama yang terencana dan terprogram agar tujuan pendidikan dapat dicapai secara maksimal. Upaya tersebut berkenaan dengan administrasi yaitu usaha mendaya gunakan semua sumber baik material maupun personal secara efektif dan efisien. Wujud operasional kegiatan administrasi di sekolah mencakup bidang pengajaran, bidang kesiswaan, bidang ketenagaan, bidang keuangan, bidang peralatan pengajaran, bidang perlengkapan sekolah dan bidang hubungan sekolah dan masyarakat. Sisi lain yang erat kaitannya dengan administrasi adalah supervisi.

Supervisi adalah bantuan yang diberikan kepada semua staf sekolah, khususnya guru untuk mengembangkan proses belajar mengajar agar lebih efektif dan efisien.

5) Sarana kurikuler

Sarana kurikulur ini mencakup tiga aspek yaitu sebagai berikut:

a) Sarana instruksional yang mencakup alat-alat laboratorium, alat pengajaran, buku-buku pelajaran.

Sarana ini diperlukan untuk guru dan peserta didik, bagi

(32)

guru perlu dalam kegiatan mengajar, sedangkan bagi peserta didik perlu dalam belajar.

b) Saran personil, artinya tercukupinya staf sekolah, terutama tenaga guru, tenaga adminstrasi dan tenaga non guru.

bukan hanya dari segi jumlah yang dibutuhkan tapi juga dalam segi keahliannya.

c) Sarana material, yang meliputi kebutuhan alat-alat, fasilitas seperti ruangan kelas, ruang laboratorium, ruang rapat, ruang bimbingan dan lain sebagainya.

6) Penilaian hasil belajar

Untuk menetapkan berhasil atau tidaknya peserta didik dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan maka diperlukan evaluasi. Dengan tindakan penilaian dapat diketahui tingkat penguasaan tujuan pengajaran oleh siswa dalam bentuk hasil belajar yang dicapainya dan dapat memberikan umpan balik kepada guru sebagai dasar untuk memperbaiki proses belajar mengajar atau untuk remedial program bagi siswa.

Alat penilaian yang digunakan dalam penilaian hasil belajar umumnya adalah tes, dan bukan tes (non tes) seperti observasi, wawancara, angket. Alat bukan tes pada umumnya digunakan untuk menilai proses belajar. Sedangkan hasil

(33)

belajar pada umumnya menggunakan tes baik tes lisan, tes tulis maupun tes tindakan.

d. Evaluasi Kurikulum

Evaluasi kurikulum dimaksudkan menilai suatu kurikulum sebagai program pendidikan untuk menentukan efisiensi, efektifitas, relevansi dan produktivitas program dalam mencapai tujuan pendidikan.

Efisiensi berkenaan dengan penggunaan waktu, tenaga, sarana dan sumber-sumber lainnya secara optimal. Efektifitas berkenaan dengan pemilihan atau penggunaan cara atau jalan utama yang paling tepat dalam mencapai sutu tujuan.

Relevansi berkenaan dengan kesesuaian suatu program dan pelaksanaannya dengan tuntutan dan kebutuhan baik dari kepentingan masyarakat maupun peserta didik. Produktivitas berkenaan dengan optimalnya hasil yang dicapai dari suatu program.

Objek atau ruang lingkup dari evaluasi kurikulum yaitu sebagai berikut:

1) Evaluasi terhadap input kurikulum mencakup evaluasi semua sumber daya yang dapat menunjang program pendidikan seperti dana, sarana, tenaga, konteks sosial dan penilaian terhadap siswa sebelum menempuh program.

(34)

2) Evaluasi proses mencakup penilaian terhadap strategi pelaksanaan kurikulum mencakup proses belajar mengajar, bimbingan penyuluhan, administrasi supervisi, sarana instruksional, penilaian hasil belajar. Evaluasi hasil belajar dibedakan menjadi dua yaitu sebagai berikut:

a) Evaluasi formatif ditujukan untuk menilai penguasaan siswa terhadap tujuan-tujuan belajar atau kompetensi dasar dalam jangka waktu yang relatif pendek. Dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah evaluasi formatif digunakan untuk menilai penguasaan siswa setelah siswa mempelajari satu pokok bahasan.

Menurut Scriven dalam zainal Arifin11 evaluasi formatif berfungsi untuk perbaikan dan pengembangan bagian tertentu atau sebagian besar dari kurikulum yang sedang dikembangkan.

b) Evaluasi sumatif ditujukan untuk menilai penguasaan siswa terhadap tujuan-tujuan atau kompetensi yang lebih luas, sebagai hasil usaha belajar dalam jangka waktu yang cukup lama. Seperti satu semester, satu tahun atau selama jenjang pendidikan.

11Zainal Arifin, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014), 268-269.

(35)

3) Evaluasi output/outcome adalah penilaian terhadap lulusan pendidikan baik secara kualitatif maupun kuantitatif sesuai dengan program yang ditempuhnya.

4) Evaluasi dampak kurikulum artinya penilaian terhadap kemampuan lulusan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya sesuai dengan profesi yang disandangnya. Lebih jauhnya yaitu menilai kompetensi lulusan dari sudut pribadi, profesi dan sebagai anggota masyarakat.

Dalam melakukan evaluasi kurikulum harus memperhatikan beberapa prinsip diantaranya sebagai berikut:12

1) Kontinuitas, artinya evaluasi tidak boleh dilakukan secara insidental, karena kurikulum itu sendiri adalah suatu proses yang kontinu.

2) Komprehensif, objek evaluasi harus diambil secara menyeluruh sebagai bahan evaluasi. Misalnya jika mengambil objek evaluasi peserta didik, maka seluruh aspek kepribadian peserta didik itu perlu dievaluasi.

3) Adil dan objektif, artinya proses evaluasi dan pengambilan keputusan hasil evaluasi harus dilakukan secara adil, yaitu keseimbangan antara teori dan praktik,

12Arifin, Konsep dan Model, 273-274

(36)

keseimbangan proses dan hasil, dan keseimbangan dimensi-dimensi kurikulum itu sendiri. Semua peserta didik harus mendapat perlakuan yang sama. Guru juga hendaknya bertindak secara objektif yaitu menilai apa adanya sesuai dengan fakta yang ada, sesuai dengan kemampuan peserta didik dan tanpa pilih kasih.

4) Kooperatif, artinya kegiatan evaluasi harus dilakukan atas kerja sama dengan semua pihak seperti orang tua, guru, kepala sekolah, pengawas termasuk dengan peserta didik itu sendiri. Hal ini dimaksudkan agar semua pihak merasa puas dengan hasil evaluasi, dan pihak-pihak tersebut merasa dihargai.

4. Fungsi Kurikulum dalam pendidikan

Kurikulum memiliki beberapa fungsi didalam pendidikan yaitu sebagai berikut:13

a. Kurikulum sebagai rencana

b. Kurikulum sebagai pengaturan. Pengaturan dalam kurikulum dapat diartikan sebagai pengorganisasian materi (isi) pelajaran pada arah horizontal dan vertikal. Pengorganisasian pada arah horizontal berkaitan dengan lingkup dan integrasi. Sedangkan pengorganisasian pada arah vertikal berkaitan dengan arah dan kontinuitas.

13Tedjo Narsoyo Reksoatmojo, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (Bandung:PT Refika Adimata,2010),4-5

(37)

c. Kurikulum sebagai cara. Pengorganisasian kurikulum mengisyaratkan penggunaan metode pembelajaran yang efektif berdasarkan konteks pembelajaran.

d. Kurikulum sebagai pedoman. Kurikulum sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran harus memiliki kejelasan tentang gagasan-gagasan dan tujuan yang hendak dicapai melalui penerapan kurikulum. Perumusan tujuan yang jelas akan meningkatkan efektifitas penerapan kurikulum.

5. Kedudukan kurikulum dalam pendidikan

Kurikulum mempunyai kedudukan sentral dalam seluruh proses pendidikan. Kurikulum mengarahkan seluruh bentuk aktivitas pendidikan demi tercapainya tujuan-tujuan pendidikan. Karena setiap praktik pendidikan diarahkan pada pencapaian tujuan-tujuan tertentu.14 Tujuan dari kurikulum pada hakikatnya merupakan tujuan dari setiap program pendidikan yang akan diberikan kepada peserta didik. Mengingat bahwa kurikulum adalah alat untuk mencapai tujuan pendidikan, maka tujuan kurikulum harus dijabarkan dari tujuan umum pendidikan.15

6. Peranan Kurikulum

Sebagai program pendidikan ynag telah direncanakan secara sistematis, kurikulum mengemban peranan yang sangat penting bagi pendidikan peserta didik. Apabila dianalisis sifat dari masyarakat dan kebudayaan, dengan sekolah sebagai institusi sosial dalam pelaksanaan operasinya, maka

14Sukmadinata,Pengembangan Kurikulum, 3-4.

15Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan, 21.

(38)

kurikulum memiliki beberapa peranan yang perlu dilakukan secara seimbang.

Adapun peranan kurikulum yaitu sebagai berikut:16 a. Peranan Konservatif

Salah satu tanggung jawab kurikulum adalah mentransmisikan dan menafsirkan warisan sosial pada generasi muda. Dengan demikian sekolah sebagai lembaga sosial dapat mempengaruhi dan membina tingkah laku peserta didik sesuai dengan nilai yang ada di masyarakat, sejalan dengan peranan pendidikan sebagai suatu proses sosial. Hal ini sejalan dengan hakikat pendidikan itu sendiri, yang berfungsi sebagai jembatan antara peserta didik dengan orang dewasa, dalam suatu proses pembudayaan yang semakin berkembang menjadi lebih kompleks. Oleh Karena itu dalam kerangka ini fungsi kurikulum menjadi penting karena ikut membantu proses tersebut.

b. Peranan kritis atau evaluatif

Kurikulum turut aktif berpartisipasi dalam kontrol sosial dan memberi penekanan pada unsur berpikir kritis, dalam menghadapi kebudayaan yang senantiasa berubah dan bertambah, yang mana sekolah tidak hanya mewariskan kebudayaan yang ada, melainkan juga menilai dan memilih berbagai unsure kebudayaan yang akan diwariskan. Nilai-nilai yang tidak lagi sesuai dengan keadaan di masa mendatang dihilangkan, serta diadakan modifikasi dan perbaikan.

c. Peranan kreatif

16Hamalik, Dasar-dasar Pengembangan,11-13.

(39)

Kurikulum berperan dalam melakukan berbagai kegiatan kreatif dan konstruktif yaitu menciptakan dan menyusun suatu hal yang baru dengan kebutuhan masyarakat di masa sekarang dan masa mendatang. Untuk membantu setiap individu dalam mengembangkan semua potensi yang ada padanya, maka kurikulum menciptakan pelajaran, pengalaman, cara berpikir, kemampuan dan keterampilan yang baru, yang memberikan manfaat bagi masyarakat.

(40)

Pendekatan yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu kualitatif deskriptif, disebut kualitatif karena merupakan penelitian yang bermaksud menggambarkan fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan secara holistik.1 Dan dikatakan deskriptif karena penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan implementasi kurikulum terpadu.

Jenis penelitian dalam penelitian ini yaitu studi kasus, studi kasus menurut Maxfield dalam Andi Prastowo merupakan penelitian mengenai subjek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas. Menurut Surakhaman dalam Andi Prastowo, studi kasus memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan mendetail.

Subjek penelitian untuk jenis penelitian studi kasus yaitu dapat berupa individu, kelompok, lembaga maupun masyarakat.2 Alasan peneliti menggunakan jenis penelitian studi kasus karena di madrasah yang dijadikan tempat penelitian merupakan satu-satunya sekolah di kabupaten Jember yang menerapkan kurikulum terpadu yang mana nama dari lembaga tersebut Kulliyatul Mu’allimin wal Mu’allimat Al-Islamiyah (KMI), baru ada satu lembaga ini yang memberikan porsi pendidikan agama yang lebih banyak namun tidak melupakan pengetahuan agama.

1Lexy J.Moleong,Metodologi Penelitian Kualitatif(Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2011),6.

2Andi Prastowo, Memahami Metode-Metode Penelitian(Malang:Ar-Ruz Media,2011), 127-128.

(41)

B. Lokasi Penelitian

Lokasi yang akan dijadikan tempat penelitian yaitu Kulliyatul Mu’allimin wal Mu’allimat Al-Islamiyah Putri Baitul Hikmah Tempurejo kabupaten Jember. Alasan peneliti memilih lokasi tersebut, karena terdapat keunikan tersendiri, pertama dari nama lembaganya yaitu Kulliyatul Mu’allimin wal Mu’allimat Al-Islamiyah (KMI) yang mana sekolah ini setara dengan Madrasah Tsanawiyah (MTs), yang kedua dalam lembaga ini memberikan porsi pendidikan agama yang lebih banyak, hal ini dapat diketahui dari jumlah mata pelajaran pendidikan agama yang jumlahnya jauh lebih banyak dari pendidikan umum, mata pelajaran umum hanya merupakan materi yang diujikan dalam ujian nasional seperti bahasa Indonesia, IPA terpadu, English Course. Dan yang ketiga sekolah atau lembaga ini, mewajibkan peserta didik yang ada dilembaga tersebut harus bersedia tinggal di pondok, dan antara siswa dan siswi bertempat tinggal ditempat yang berbeda begitu juga ketika di sekolah/madrasah, sehingga guru yang mengajar di KMI putri yaitu guru-guru putri, begitu juga di KMI putra, maka yang mengajar pun juga guru-guru putra.

C. Subyek Penelitian

Subyek penelitian yang dimaksudkan yaitu melaporkan jenis data dan sumber data, uraian tersebut meliputi data apa saja yang ingin diperoleh, siapa yang hendak dijadikan informan atau subyek penelitian, bagaimana data akan dicari dan dijaring sehingga validitasnya dapat dijamin.3

3Tim Penyusun, Pedoman Penulisan, 47.

(42)

Penentuan subyek penelitian atau informan yaitu dengan menggunakan purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.

Pertimbangan tertentu ini misalnya orang tersebut dianggap paling tahu tentang apa yang hendak diperoleh (data yang akan diperoleh), ataupun mungkin ia sebagai pengusaha sehingga akan memudahkan peneliti dalam meneliti suatu objek/situasi sosial.4

Dalam penelitian ini subyek penelitian atau informan yang terlibat dan mengetahui permasalahan yang akan dikaji diantaranya sebagai berikut:

1. Pengasuh yayasan Baitul Hikmah

2. Direktur KMI (Kulliyatul Mu’allimin wal Mu’allimat Al-Islamiyah) 3. Waka Kurikulum

4. Guru.

D. Teknik Pengumpulan Data

Data merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian, karena dengan adanya data dapat mempermudah peneliti dalam mengkaji suatu permasalahan. Untuk itu diperlukan teknik pengumpulan data, dalam penelitian ini teknik pengumpulan data menggunakan:

1. Observasi

4Sugiyono, Metode Penelitian, 218-219.

(43)

Menurut Ngalim Purwanto dalam Basrowi dan Suwandi, mengemukakan bahwa metode observasi adalah suatu metode atau cara- cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung. Dari pengertian ini dapat dipahami bahwa observasi merupakan salah satu metode pengumpulan data dimana peneliti mengamati secara visual sehingga validitas data sangat tergantung pada kemampuan observer/peneliti.5

Dari segi proses pelaksanaannya metode ini dapat diklasifikasikan menjadi:6

a. Observasi Partisipan (observasi berperan serta)

Dalam observasi ini, peneliti terlibat dalam kegiatan sehari- hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan penelitian peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data, dan ikut merasakan suka dukanya. Dengan observasi ini akan diperoleh data yang lebih lengkap dan tajam sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang tampak.

b. Observasi nonpartisipan

Dalam metode observasi nonpartisipan ini, peneliti tidak terlibat langsung dalam kegiatan yang dilakukan oleh sumber data, peneliti hanya sebagai pengamat independen, jadi peneliti hanya

5Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif(Jakarta:Rineka Cipta,2008),93-94.

6Ibid.,106-110.

(44)

sekedar mengamati tanpa ikut serta kedalam kegiatan yang sedang berlangsung.

c. Observasi tidak terstruktur

Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis observasi partisipan, peneliti ikut serta dalam kegiatan yang dilakukan oleh sumber data. Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai:

1) Letak Geografis Kulliyatul Mu’allimin wal Mu’allimat Al- Islamiyah Putri

2) implementasi kurikulum terpadu di madrasah berbasis pesantren tepatnya di Kulliyatul Mu’allimin wal Mu’allimat Al-Islamiyah Putri

2. Wawancara

Menurut Esterberg dalam sugiyono mengemukakan bahwa wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.7 Jadi metode ini peneliti mengajukan pertanyaan kepada sumber data terkait dengan data yang ingin diperoleh.

7Sugiyono, Metode Penelitian,231.

(45)

Esterberg dalam sugiyono membagi metode wawancara ini menjadi beberapa macam, diantaranya:8

a. Wawancara terstruktur

Wawancara terstruktur yaitu teknik pengumpulan data bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang apa yang akan diperoleh.

b. Wawancara semiterstruktur

Wawancara semi terstuktur ini didalam pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Dalam wawancara jenis ini peneliti mempersiapkan apa yang akan ditanyakan, namun hal itu tidak hanya terpaku pada pedoman wawancara yang telah ditentukan dalam artian pertanyaan yang akan ditanyakan dapat berkembang.

c. Wawancara tak berstruktur

Wawancara tak berstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah ditentukan secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan wawancara semiterstruktur karena pertanyaan dapat berkembang seiring dengan

8Ibid.,233.

(46)

jawaban dari sumber data, sehingga diharapkan data yang diperoleh lebih mendalam.

Adapun data yang ingin diperoleh melalui wawancara ini yaitu sebagai berikut:

1. Pengintegrasian kurikulum di madrasah berbasis pesantren Kulliyatul Mu’allimin wal Mu’allimat Al-Islamiyah Putri Baitul Hikmah Tempurejo.

2. Implementasi kurikulum terpadu di madrasah berbasis pesantren Kulliyatul Mu’allimin wal Mu’allimat Al-Islamiyah Putri Baitul Hikmah Tempurejo.

3. Muatan isi dalam kurikulum terpadu di madrasah berbasis pesantren Kulliyatul Mu’allimin wal Mu’allimat Al-Islamiyah Putri Baitul Hikmah Tempurejo.

4. Evaluasi kurikulum terpadu di madrasah berbasis pesantren Kulliyatul Mu’allimin wal Mu’allimat Al-Islamiyah Putri Baitul Hikmah Tempurejo.

3. Dokumentasi

Metode ini merupakan suatu cara dalam pengumpulan data yang menghasilkan catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, sehingga dapat diperoleh data yang lengkap dan bukan berdasarkan perkiraan. Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data yang sudah tersedia dalam catatan dokumen.9 Dokumen ini bisa

9Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian,158.

(47)

berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang.10 Data yang ingin diperoleh melalui metode ini yaitu sebagai berikut:

a. Sejarah Berdirinya Kulliyatul Mu’allimin wal Mu’allimat Al- Islamiyah Putri Baitul Hikmah Tempurejo.

b. Jumlah Guru

c. Jumlah Siswa atau peserta didik d. Struktur Organisasi.

E. Analisis Data

Analisis data menurut Bogdan Dan Biklen dalam Lexy Moleong menyebutkan bahwa analisis data merupakan upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilih dan memilahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.11

Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Miles and Hubermen dalam Sugiyono mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sampai datanya jenuh.12 Adapun aktivitas dalam analisis data yaitu sebagai berikut:

1. Reduksi Data

10Sugiyono,Metode Penelitian,240.

11Moleong,Metodologi, 248.

12Sugiyono,Metode Penelitian, 246.

(48)

Mereduksi data adalah merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.

Karena data yang diperoleh dilapangan sangat banyak dan kompleks, untuk itu perlu dicatat secara teliti dan rinci. Sehingga perlu untuk melakukan reduksi data. Data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.13

2. Penyajian Data

Menurut Miles dan Huberman dalam Etta Mamang dan Sopiah menyebutkan bahwa penyajian data adalah menyajikan sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.14

Penyajian data ini dilakukan setelah selesai mereduksi data.

Penyajian data dalam penelitian kualitatif yaitu dengan teks yang bersifat naratif. Penyajian data ini befungsi untuk mempermudah dan memahami apa yang terjadi serta merencanakan apa yang akan dilakukan selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami.15

3. Verifikasi atau penarikan kesimpulan

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin data menjawab rumusan masalah yang telah dirumuskan sejak awal, mungkin juga tidak, karena masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif

13Ibid., 247.

14Etta Mamang dan Sopiah,Metodologi Penelitian pendekatan Praktis dalam Penelitian (Yogyakarta:CV.Andi Offset,2010),200.

15Sugiyono, Metode Penelitian,249.

(49)

masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian dilapangan.

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif ini merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada .temuan ini dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek dan sebelumnya masih belum jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori.16

F. Keabsahan Data

Untuk menuju kepada kevalidan data yang diperoleh melalui metode pengumpulan data maka dilakukan uji validitas data, dalam penelitian ini pengujian keabsahan data dilakukan dengan menggunakan triangulasi sumber. Triangulasi dapat diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan demikian triangulasi ini dibagi menjadi:

1. Triangulasi sumber

Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.

2. Triangulasi teknik

Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya data yang diperoleh dari hasil wawancara dicek dengan data hasil observasi

16Ibid.,252-253.

(50)

3. Triangulasi waktu

Waktu juga mempengaruhi kredibilitas data. Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara pada waktu pagi hari saat kondisi dari narasumber masih segar, belum banyak masalah, akan memberikan data yang lebih valid sehingga lebih kredibel. Untuk itu dalam rangka pengecekan data dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu dan situasi yang berbeda.17

G. Tahap-Tahap Penelitian

Dalam penelitian ini ada beberapa tahap, adapun tahap-tahap dalam penelitian ini terdiri dari tahap Pra lapangan, tahap pekerjaan lapangan dan tahap analisis data.

1. Tahap pra lapangan

a. Menyusun Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian ini berisi beberapa hal yaitu judul penelitian, latar belakang penelitian, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode pengumpulan data yang akan digunakan.

b. Mengurus perizinan

Dengan surat pengantar dari program studi, peneliti memohon izin kepada pengasuh yayasan Baitul Hikmah Tempurejo. Dengan

17Sugiyono, Metode Penelitian,274.

(51)

demikian peneliti telah mendapat izin untuk melakukan penelitian di lembaga tersebut.

c. Menjajaki dan menilai keadaan lapangan

Penjajakan dan penilaian lapangan akan terlaksana dengan baik apabila peneliti telah membaca kepustakaan atau mengetahui dari orang mengenai situasi dan kondisi tempat penelitian.

d. Memilih dan memanfaatkan informan

Informan adalah seseorang yang dapat memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian.

e. Menyiapkan Perlengkapan Penelitian

Peneliti menyiapkan surat izin penelitian dan instrument pengumpulan data yang akan digunakan untuk menggali informasi mengenai model pembelajaran dalam kurikulum terpadu di Madrasah berbasis pesantren (Kulliyatul Mu’allimin wal Mu’allimat Al- Islamiyah Putri)

2. Tahap Pekerjaan lapangan

Setelah persiapan penelitian telah matang, maka langkah selanjutnya yaitu pekerjaan lapangan. Pada tahap ini peneliti mengumpulkan data-data yang diperlukan dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang telah ditentukan.

3. Tahap analisis data

(52)

Setelah semua data terkumpul, peneliti menganalisis keseluruhan data yang diperoleh dilapangan dengan teknis analisis data yang telah ditentukan kemudian mendeskripsikan dalam bentuk sebuah laporan.

(53)

1. Sejarah Singkat Berdirinya Kulliyatul Mu’allimin wal Mu’allimat Al-Islamiyah (KMI) Putri Baitul Hikmah Tempurejo

Kulliyyatul Mu’allimin wal Mu’allimat Al-Islamiyyah (KMI) yang

berarti Persemaian Guru-Guru Islam jenjang pendidikan Islam tingkat menengah yang berbasis dan berbentuk “Pondok Pesantren” dengan masa belajar 6 tahun untuk tamatan Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (Program Reguler) dan 4 tahun untuk tamatan SLTP/Madrasah Tsanawiyah (Program Intensif). KMI yang berdiri di Tempurejo yang berdiri hampir 3 tahun yaitu sekitar tahun 2013, KMI ini berdiri karena inisiatif dari para guru dan juga pengasuh pondok pesantren yang dilatar belakangi oleh kurang efektifnya dalam pendidikan moral, karena siswa yang sekolah di Madrasah Tsanawiyah sekaligus mondok dipesantren.

Pesantren hanya sebagai sampingan saja, jika santri yang sekolah, kemudian tidak betah tinggal dipondok, maka ia boleh keluar dan masih diperbolehkan untuk tetap belajar di Madrasah Tsanawiyah. Hal ini dirasa kurang efektif dalam pendidikan agama jika anak dibiarkan hanya sekolah saja. Sehingga muncul program KMI yang mana siswa yang ingin mengikuti program tersebut, harus bersedia tinggal dipondok.

Sistem pembelajaran dalam program KMI ini lebih menekankan pada pendidikan agama terutama Bahasa Arab agar siswa mampu memahami

Referensi

Dokumen terkait

Namun, ia juga percaya dengan Alin dan Aryo ,yang dengan yakin menjelaskan bahwa mereka ketika terbangun, tiba-tiba sudah berada di rumah amak!. Karena sudah paham kalau Aryo

Vladimir Ilyiç Lenin - Seçme Eserler Cilt II Vladimir Ilyiç Lenin - Seçme Eserler Cilt III Vladimir Ilyiç Lenin - Seçme Eserler Cilt IV Vladimir Ilyiç Lenin - Seçme Eserler Cilt

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan lama rawat inap dan besar biaya perawatan dari terapi teknik konvensional dengan

3% bulan setelah dipanen ( 4 ). Di pabrik minyak kacang, mungkin sekali kacang tanah telah disimpan berminggu-minggu sebelumnya. Bungkilnya tidak segera habis

Seperti yang telah dikemukakan dalam Pendahuluan dan Rumusan Masalah, bahwa penelitian ini bermaksud untuk meneliti dan mendeskripsikan strategi komunikasi integrasi interkoneksi

Perancangan Website Untuk menjadi media dalam mendukung tahap aksi action kampanye sosial bisnis online untuk UMKM perempuan, media website dipilih karena target audiens dapat

Abstrak : Penerapan metode inkuiri dalam proses pembelajaran IPA siswa kelas IV sekolah dasar, penelitian ini bertujuan untuk : (1) Meningkatkan Rencana Pelaksanaan

Dari keterangan tersebut, maka didapati bahwa perjanjian BOT adalah suatu perjanjian campuran dengan karakteristik sebagai berikut (1) Perjanjian terjadi antara