• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN PUSTAKAWAN DALAM MENGEMBANGKAN PERPUSTAKAAN BERBASIS OTOMASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PERAN PUSTAKAWAN DALAM MENGEMBANGKAN PERPUSTAKAAN BERBASIS OTOMASI"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

i

PERAN PUSTAKAWAN DALAM MENGEMBANGKAN PERPUSTAKAAN BERBASIS OTOMASI

KARYA ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menjadi Peserta Pemilihan Pustakawan Berprestasi Terbaik

Tingkat Propinsi Sulawesi Tengah

Oleh:

Rusdin, S.Sos.

PALU

SULAWESI TENGAH

TAHUN 2013

(2)

ii

PERAN PUSTAKAWAN DALAM MENGEMBANGKAN PERPUSTAKAAN BERBASIS OTOMASI

Oleh: Rusdin, S.Sos.

Abstrak

Pustakawan berperan penting dalam mengembangkan layanan perpustakaan berbasis otomasi, karena pustakawan merupakan ujung tombak dalam sebuah perpustakaan. Seorang pustakawan dituntut untuk bisa menguasai teknologi informasi sehingga dapat memelihara dan melakukan layanan berbasis otomasi.

Disamping itu pustakawan harus memiliki keahlian komunikasi yang baik untuk mengadakan kerjasama dengan pihak luar untuk menunjang keberlangsungan otomasi yang kita terapkan. Pustakawan dapat berperan sebagai pendorong pengembangan kebijakan otomasi perpustakaan. Oleh karena itu pustakawan diharuskan untuk memiliki pengetahuan yang luas, sehingga diharapkan dapat mengambil suatu keputusan yang tepat menyangkut dengan urusan pengembangan perpustakaan. Layanan perpustakaan perguruan tinggi yang berbasis pada internet yang berisi dengan konten-konten digital telah menjadi suatu keharusan bagi suatu perpustakaan karena pesatnya perkembangan dan penetrasi internet di dunia pendidikan dan perubahan pada pemakai. Layanan berbasis otomasi Perpustakaan Untad yang berbasis internet dimulai dengan membangun website perpustakaan, fasilitas hotspot yang didukung oleh kebijakan Universitas. Permasalahan dana, staff, dan kemampuan keterampilan teknologi informasi dari pengelola perpustakaan seharusnya dapat diatasi dengan infrastruktur, koneksi internet dan berkembangnya software open source yang semakin terjangkau. Hal lain yang perlu dilakukan perpustakaan untuk mengatasi rendahnya keterampilan pustakawan dibidang TI adalah dengan saling membagi ilmu antar pustakawan itu sendiri agar kemampuan bidang TI setiap pustakawan setara, melalui pendidikan dan pelatihan, perekrutan calon pustakawan yang memiliki kemampuan dalam bidang teknologi informasi dan membuka diri terhadap profesi lain misalnya merekrut tenaga-tenaga perpustakaan yang memiliki pendidikan formal dibidang komputer.

Kata kunci: Pustakawan, Otomasi Perpustakaan, Perpustakaan Berbasis Otomasi, Layanan Berbasis Otomasi

(3)

iii DAFTAR ISI

Halaman Judul i

Daftar isi ii

Abstrak iii

BAB I PENDAHULUAN 1

1. Latar Belakang 1

BAB II PEMBAHASAN 3

A. Peran Pustakawan 3

B. Perpustakaan Berbasis Otomasi 4

1. Pengertian 4

2. Manfaat Otomasi di Perpustakaan 5

3. Cakupan Otomasi 5

4. Komponen Otomasi Perpustakaan 6

C. Kendala Yang Dihadapi Dalam Otomasi 9

BAB III PENUTUP 10

DAFTAR PUSTAKA 11

(4)

1 BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perkembangan teknologi informasi dewasa ini sangat-sangat pesat, mendorong kemajuan dari berbagai bidang kehidupan. Perkembangan ini mewujudkan suatu dunia global yang tanpa batas ruang dan waktu. Peristiwa- peristiwa yang terjadi di belahan dunia lain dapat diketahui dan diperlihatkan pada saat itu juga kepada kita. Kolaborasi dan kerja sama dapat dilakukan oleh setiap orang, bahkan oleh orang yang belum mengenal secara fisik. Tumbuhnya era IT yang dipercepat melalui internet di Indonesia dipelopori oleh dunia pendidikan tinggi. Banyak bidang kajian yang berlomba-lomba menerapkan teknologi informasi untuk membantu mewujutkan kegiatan yang efektif dan efisien, tidak terkecuali dibidang perpustakaan.

Beberapa perpustakaan seperti perpustakaan perguruan tinggi, perpustakaan umum, perpustakaan khusus dan bahkan perpustakaan sekolah masing-masing berupaya memanfaatkan IT dengan berbagai software perpustakaan yang ditawarkan baik yang bersifat komersial maupun yang cuma-cuma. Hal ini juga diamanatkan oleh negara melaui undang-undang no.43 tahun 2007 tentang perpustakaan bahwa semua jenis perpustakaan didorong untung melalukan kegiatan layanan berbasis teknologi informasi. Maka, dengan demikian banyak perpustakaan berubah untuk memberikan layanan-layanan yang berbasis IT dan internet. Lewat teknologi informasi perpustakaan dapat mempublikasikan berbagai produk layanan yang dimilikinya kepada pemustaka.

Penerapan teknologi informasi dalam perpustakaan inilah yang sering disebut dengan otomasi perpustakaan. Bentuk penerapan dalam dalam otomasi perpustakaan meliputi: pembuatan daftar pengadaan bahan pustaka, pengolahan koleksi, pengklasifikasian, katalog online, administrasi perpustakaan, layanan sirkulasi dan referensi, layanan multimedia, bahkan untuk pembuatan laporan dan bahan evaluasi. Pemanfaatan IT, dapat mempermudah dan mempercepat semua

(5)

2

rutinitas kegiatan perpustakaan baik penelusuran informasi maupun dokumentasi secara akurat.

Pengguna perpustakaan juga telah banyak berubah ditandai dengan munculnya generasi digital (digital natives). Di Palu sendiri 5 tahun yang lalu belum banyak mahasiswa yang memiliki komputer dan laptop, para mahasiswa hanya membaca dan memcatat jika mengunjungi perpustakaan. Namun sekarang telah banyak berubah hampir sebagian besar mahasiswa yang masuk perpustakaan terutama di perpustakaan Universitas Tadulako masing-masing telah memiliki laptop. Para mahasiswa juga sudah lebih mudah mengakses informasi di Perpustakaan UNTAD, baik informasi dalam internal perpustakaan sendiri maupun informasi di internet, karena Perpustakaan UNTAD telah memiliki website dan database yang terkoneksi langsung dengan internet dan ditunjang dengan hotspot yang semakin memudahkan mahasiswa mengakses informasi. Banyak pengguna yang sekarang menjadi mahasiswa telah terbiasa dengan perangkat IT. Harga computer terutama laptop juga semakin terjangkau sehingga mengakibatkan mereka semakin mudah untuk mengakses internet untuk memenuhi kebutuhan informasinya.

Sebagai seseorang yang bergelut dengan informasi, pustakawan harus lebih menguasai tentang otomasi (komputer) dari pada orang lain diluar profesi pustakawan, minimal dalam hal pengoperasian komputer pustakawan seharusnya lebih terampil dan mampu. Namun kenyataan di lapangan tidak demikian. Kita lihat salah satu titik sudut teknologi informasi saja, yaitu sistem otomasi belum bisa diterapkan secara optimal di perpustakaan sebagai mitra pustakawan. Karena kalau kita lihat penyebab tidak berjalanannya pengembangan sistem otomasi perpustakaan yang paling dominan disebabkan oleh faktor manusia.

Ada beberapa aspek yang perlu mendapat perhatian para pustakawan baik sebagai staf, pimpinan, maupun pengembang ilmu perpustakaan yaitu: (1) Sikap pustakawan,(2) Kemampuan pustakawan,(3) Perancangan program aplikasi dan (4) Materi Pelatihan atau pendidikan kepustakawanan. Dimasa mendatang diharapkan pustakawan akan lebih siap memanfaatkan komputer (sistem otomasi) atau teknologi informasi.

(6)

3 BAB II PEMBAHASAN

A. PERAN PUSTAKAWAN

Saat ini para pustakawan sibuk mengubah image mereka yang sebelumnya sebagai tenaga sosial yang hanya akrab dengan buku sekarang harus lebih komunikatif serta memaksa mereka untuk bergelut dengan dunia internet, serta peralatan dari dunia elektronik lainnya. Karena ditengah perkembangan zaman seperti saat ini memang dibutuhkan seorang ahli informasi yang lebih komunikatif dan mampu mengetahui apa saja keinginan dan apa saja yang dibutuhkan seseorang dalam memenuhi kebutuhan akan informasi, dan itu merupakan tugas pustakawan.

Oleh karena itu perpustakaan sebagai lembaga yang memiliki hubungan erat dengan informasi yaitu sebagai pusat informasi harus bisa mengatasi keadaan tersebut. Hal tersebut dilaksanakan agar perpustakaan dapat terus melayani kebutuhan pengguna dengan mengutamakan kepuasan pengguna dengan kemudahan-kemudahan akses informasi di perpustakaan. Untuk merealisasikan hal tersebut sebuah perpustakaan hendaknya telah mempersiapkan diri untuk mengadakan pelayanan berbasis otomasi. Hal yang pertama harus dilakukan adalah mencari staf yang benar-benar ahli dalam bidang ini, terutama pustakawannya, karena pustakawan merupakan ujung tombak dalam sebuah perpustakaan. Seorang pustakawan dituntut untuk bisa menguasai teknologi informasi untuk dapat mengurusi TI terutama yang terkait dengan otomasi perpustakaan. Disamping itu pustakawan harus memiliki keahlian komunikasi yang baik untuk mengadakan kerjasama dengan pihak luar untuk menunjang keberlangsungan otomasi yang kita terapkan.

Pustakawan dapat berperan sebagai pendorong pengembangan kebijakan otomasi perpustakaan. Oleh karena itu pustakawan diharuskan untuk memiliki pengetahuan yang luas, sehingga diharapkan dalam mengambil suatu keputusan yang menyangkut dengan urusan pengembangan perpustakaan, pustakawan telah memiliki banyak referensi yang tidak hanya menuntun perpustakaan

(7)

4

menuju kearah yang lebih baik, tetapi juga untuk pengembangan diri pustakawan itu sendiri. Sebagai seorang yang professional, pustakawan dituntut untuk dapat menunjukannya. Ciri-ciri profesionalisme seorang pustakawan dapat dilihat berdasarkan karakteristik-karakteristik sebagai berikut;

1. Memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan, kecakapan dan keahlian yang mumpuni dalam bidangnya

2. Memiliki tingkat kemandirian yang tinggi

3. Memiliki kemampuan untuk berkolaborasi dan bekerja sama

4. Senantiasa berorientasi pada jasa dan menjunjung tinggi kode etik pustakawan

5. Senantiasa melihat ke depan atau berorientasi pada masa depan .

6. Secara terus menerus meningkatkan jasa informasi untuk menjawab tantangan perkembangan.

B. PERPUSTAKAAN BERBASIS OTOMASI 1. Pengertian

Otomasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka (1990) diambil dari kata otomatis atau pengotomatisan yang artinya penggantian tenaga manusia dengan tenaga mesin yang secara otomatis melakukan dan mengatur pekerjaan sehingga tidak memerlukan pengawasan manusia.

Abd. Rahman Saleh, berpendat bahwa penerapan teknologi komputer di bidang perpustakaan dan informasi menjadi semakin penting, karena teknologi ini menjanjikan peningkatan mutu layanan perpustakaan terutama kecepatan dan efisiensi kerja.

Otomasi perpustakaan atau Library Automation adalah penerapan mesin- mesin komputer untuk semua kegiatan perpustakaan mulai dari pengadaan, pengolahan sampai ke layanan sirkulasi. Otomasi perpustakaan sudah sangat diperlukan oleh perpustakaan yang telah memiliki koleksi mencapai ribuan bahkan puluhan ribu dan peminjaman sudah mencapai ratusan orang perhari.

perpustakaan akan meringankan pekerjaan staf perpustakaan dan memudahkan pemustaka dalam memamfaatkan perpustakaan. Singkat kata otomasi

(8)

5

perpustakaan akan menjadikan pekerjaan dan layanan perpustakaan dapat dilaksanakan secara cepat, tepat dan akurat. Penerapan otomasi perpustakaan di Indonesia pada umumnya hanya mempunyai tiga modul yaitu katalogisasi, sirkulasi, dan OPAC.

2.Manfaat Otomasi Di Perpustakaan

Diantara manfaat yang dapat diambil dari penerapan teknologi informasi bagi perpustakaan adalah :

1.Menyediakan akses yang cepat dan mudah akan kebutuhan informasi ; 2.Menyediakan akses jarak jauh bagi pemakai ;

3.Menyediakan akses 24 jam (bila sudah online di internet) ; 4.Menyediakan informasi yang lebih mutakhir.

3.Cakupan Otomasi

Adapun kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan secara otomasi di perpustakaan diantaranya yaitu :

1.Pengadaan koleksi

Dengan otomasi akan diketahui koleksi yang belum dan sudah dimiliki.

Sehingga dalam pengadaan tidak akan terjadi penumpukan koleksi di satu sisi, dan kekurangan bahkan belum adanya koleksi di sisi lain.

2.Katalogisasi, inventarisasi

Dengan otomasi akan mempermudah dalam mengelompokkan jenis koleksi baik dari segi pengarang, judul, dan subyek. Termasuk dalam hal statistik, dengan otomasi akan dengan mudah dapat diketahui jumlah jenis koleksi yang dimiliki sekaligus yang sedang dalam peminjaman.

3.Pengelolaan penerbitan berkala

Termasuk penerbitan berkala adalah majalah, buletin, dan jurnal ilmiah.

4.Pengelolaan anggota

Pengguna/pemustaka dapat dikelompokkan sesuai dengan jenisnya.

Misalnya jenis siswa, guru, dan karyawan. Masing-masing dari kelompok ini memiliki ketentuan, baik dalam jumlah dan lama masa pinjaman.

(9)

6 5.Sirkulasi

Sirkulasi merupakan kegiatan transaksi keluar dan masuknya bahan pustaka atau dengan kata lain peminjaman, pengembalian , denda, tagihan, dan pendaftaran anggota perpustakaan secara terintegrasi secara cepat. Di samping kecepatan transaksi peminjaman dan pengembalian buku, komputer dapat membantu pustakawan pada bagian sirkulasi dalam hal-hal sbb :

a.Menentukan judul buku yang tersedia dan dimana lokasi buku tersebut di simpan ;

b. Menentukan apakah seseorang pemustaka dapat meminjam atau tidak ; c. Menyiapkan surat peringatan pada peminjam buku-buku yang sudah

melampaui batas-batas pengembaliannya ;

d. Memungkinkan seseorang pemustaka dapat memesan bahan pustaka tertentu yang sedang tidak berada di perpustakaan ;

e. Dapat menghitung denda apabila seseorang terlambat mengembalikan buku.

6.Online Access Public Catalog (OPAC)

Dengan adanya OPAC, pemustaka tidak harus hadir secara fisik di perpustakaan. Cukup dengan tersedianya komputer yang terkoneksi internet, maka dapat diperoleh informasi tentang koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan, termasuk data koleksi yang dipinjam oleh pemustaka.

4.Komponen Otomasi Perpustakaan

Ada tiga (3) komponen yang diperlukan dalam otomasi perpustakaan, yaitu pangkalan data, User/pengguna, dan perangkat otomasi.

1.Pangkalan Data

Data merupakan bahan baku informasi, dapat didefinisikan sebagai kelompok teratur simbol-simbol yang mewakili kuantitas, fakta, tindakan, benda, dan sebagainya. Data terbentuk dari karakter, dapat berupa alfabet, angka, maupun simbol khusus seperti *, $ dan /. Data disusun mulai dari bits, bytes, fields, records, file dan database. Sistem informasi menerima masukan data dan instruksi, mengolah data tersebut sesuai instruksi, dan

(10)

7

mengeluarkan hasilnya. Fungsi pengolahan informasi sering membutuhkan data yang telah dikumpulkan dan diolah dalam periode waktu sebelumnya, karena itu ditambahkan sebuah penyimpanan data file (data file storage) ke dalam model system informasi; dengan begitu, kegiatan pengolahan tersedia baik bagi data baru maupun data yang telah dikumpulkan dan disimpan sebelumnya.

2.User/Pemustaka

Dalam sistem otomasi perpustakaan terdapat beberapa tingkatan operator tergantung dari tanggung jawabnya, yaitu :

a.Supervisor.

Merupakan operator dengan wewenang tertinggi. Supervisor dapat mengakses dan mengatur beberapa konfigurasi dari sistem sekaligus dapat pula melakukan proses auditing.

b.Operator Administrasi

Beberapa proses pendaftaran anggota, pelaporan dan beberapa proses yang digunakan untuk urusan administrasi dapat ditangani oleh operator ini.

c.Operator Pengadaan dan Pengolahan.

Untuk urusan pengolahan koleksi buku dapat ditangani oleh operator dengan wewenang ini, dari proses pemasukan data hingga proses finishing seperti cetak barcode dan label punggung.

d.Operator Sirkulasi.

Operator ini bertugas untuk melayani pemustaka yang hendak peminjam/memperpanjang/mengembalikan koleksi ataupun yang hendak membayar tanggungan denda.

3.Perangkat Otomasi

Ada dua perangkat yang digunakan dalam proses otomasi perpustakaan, yaitu :

a.Perangkat Keras

Perangkat keras adalah sebuah komputer dan alat bantunya seperti Printer, Barcode, Scanner, kertas, dan sebagainya. Sebuah komputer

(11)

8

sudah cukup digunakan dalam memulai proses otomasi pada kalangan instansi perpustakaan kecil. Sedangkan untuk perpustakaan besar maka pasti diperlukan beberapa komputer dan pelengkapnya agar pelayanan kepada pemustaka menjadi lancar, misalnya :

1)LAN Card.

Digunakan untuk mengintegrasikan banyak komputer. Sehingga semua kegiatan otomasi yang dilakukan bisa terpusat pada pusat data (Server) Aplikasi perangkat lunak otomasinya biasanya berjenis klien-server.

2)Sistem Security Gateway.

Digunakan untuk melakukan sensor terhadap buku yang keluar masuk perpustakaan. Sensor akan berbunyi jika buku yang dibawa pengguna tidak melewati proses sirkulasi dengan benar.

b.Perangkat Lunak Otomasi / Software

Perangkat lunak ini mutlak keberadaannya karena digunakan sebagai alat pembantu mengefisienkan dan mengefektifkan proses. Pemilihan software ini bisa dibangun/dibuat sendiri, menggunakan opensource/software gratisan, atau membeli secara komersial.

Namun apapun jenis software yang dipilih, hendaknya memperhatikan beberapa hal, diantaranya sebagai berikut :

1)Kegunaan : fasilitas dan laporan yang ada sesuai dengan kebutuhan dan menghasilkan informasi tepat pada waktu (realtime) dan relevan untuk proses pengambilan keputusan.

2)Ekonomis : biaya yang dikeluarkan sebanding untuk mengaplikasikan software sesuai dengan hasil yang didapatkan.

3)Keandalan : mampu menangani operasi pekerjaan dengan frekuensi besar dan terus-menerus.

4) Kapasitas : mampu menyimpan data dengan jumlah besar dengan kemampuan temu kembali yang cepat.

5) Sederhana : menu-menu yang disediakan dapat dijalankan dengan mudah dan interaktif dengan pengguna

(12)

9

6)Fleksibel : dapat diaplikasikan di beberapa jenis sistem operasi dan institusi serta maupun memiliki potensi untuk dikembangkan lebih lanjut.

C.KENDALA YANG DIHADAPI DALAM OTOMASI

Disamping berbagai macam keunggulannya, otomasi tentu memiliki kendala- kendala yang dihadapi baik dari segi sumber daya manusianya maupun program yang digunakan. Adapun kendala-kendala yang dihadapi secara garis besar adalah sebagai berikut :

1. Kurangnya pengetahuan pustakawan Indonesia akan komputer dan aplikasinya, banyak kalangan pustakawan yang masih gagap teknologi (Gaptek) khususnya pemahaman tentang Otomasi dan Teknlogi Informasi.

2.Kurangnya SDM yang menguasai komputer sekaligus menguasai masalah perpustakaan

3. Belum adanya format baku sehingga masing-masing perpustakaan menggunakan format berlainan. Akibatnya pertukaran data tidak bisa dilakukan karena format tidak seragam. Indomarc telah membahas dari awal tahun 1990-an namun sampai saat ini belum ada kesepakatan tentang keseragaman sistem yang dipakai. Hal ini yang mengakibatkan perpustakaan membuat data sesuai dengan keinginan masing-masing.

4. Belum adanya peraturan pengkatalogan yang berstandar nasional yang diterima oleh semua pihak. Otomasi perpustakaan khususnya otomasi katalog, bertujuan antara lain memudahkan pertukaran data antar perpustakan. Pertukaran data ini memerlukan keseragaman peraturan pengkatalogan. Namun praktik pengkatalogan di Indonesia belumlah seragam (khususnya untuk penentuan tajuk entri utama nama pengarang) 5. Keterbatasan dana untuk pengadaan software. Lazimnya perpustakaan

menyediakan dana khusus untuk software, seperti halnya dana yang disediakan untuk perangkat kerasnya (membeli komputer, ATK, bahan habis pakai dll.) akibatnya perpustakaan membeli software di pasaran yang belum tentu cocok untuk aplikasi yang dibutuhkan.

(13)

10 BAB III PENUTUP

Meskipun sistem otomasi perpustakaan banyak memberikan manfaat, namun tidak semua jenis perpustakaan dapat menerapkannya. Keterbatasan dana menjadi alasan utama atau kendala bagi perpustakaan untuk menerapkan teknologi informasi, terutama dalam mengaplikasikan otomasi perpustakaan.

Harga software perpustakaan yang sangat mahal tidak mampu dijangkau oleh perpustakaan, terutama perpustakaan-perpustakaan yang skala kecil seperti perpustakaan khusus dan perpustakaan sekolah bahkan perpustakaan perguruan tinggi. Inilah fenomena yang ada di perpustakaan sehingga dari tahun ke tahun keadaan perpustakaan tetap memprihatinkan dan kurang mendapat sambutan dari para pemustakanya. Namun demikian, ada juga software gratis seperti SliMS (Senayan Library and informasi management system) yang bisa menjadi solusi dari keterbatasan dana yang dimiliki perpustakaan.

Sistem otomasi perpustakaan akan menjawab kebutuhan pemakai, karena pelayanan dapat dilakukan dengan cepat, tepat dan akurat sehingga terwujud efektivitas dan efisiensi dalam pelayanan. Dalam penelusuran informasi, hanya dengan menggunakan kata kunci tertentu akan ditemukan sejumlah informasi yang diinginkan. Disisi lain, otomasi juga dimaksudkan untuk mengubah paradigma bahwa perpustakaan bukan hanya merupakan pelengkap sarana pembelajaran saja, melainkan sebagai jantung dari sebuah lembaga pendidikan.

Oleh karenanya, suatu keniscayaan jika sumber daya manusia untuk keperluan program otomasi perlu disiapkan oleh perpustakaan melalui pendidikan dan pelatihan, perekrutan calon pustakawan yang memiliki kemampuan dalam bidang teknologi informasi dan membuka diri terhadap profesi lain misalnya merekrut tenaga-tenaga perpustakaan yang memiliki pendidikan formal dibidang komputer.

(14)

11

DAFTAR PUSTAKA

Daryono Teknologi Informasi dan Kesiapan Pustakawan Jumat, 5 Juni 2013 by | Artikel Perpustakaan

Indrawan WS. 2002. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Jombang: Lintas Media.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1990. Jakarta: Balai Pustaka

Kusumaningrum, Indrati. (1998). "Keberhasilan penerapan otomasi perpustakaan sebagai suatu inovasi di perguruan tinggi." Forum Pendidikan. Nomor 02, Tahun XXIII-1998. pp. 117-139.

Martinus, Surawan. 2001. Kamus Kata Serapan, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Nashihuddin,Wahid.http://pustaka1987.wordpress.com/2011/02/21/menumbuh kan-kompetensi-dan-profesionalisme-pustakawan-sebuah-catatan/

Perpustakaan Nasional R.I. 2010. Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional R.I.

Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya.

Priyanto, Sugeng. http://sugengpri.blog.undip.ac.id/2010/07/19/membangun-layanan- digital-perpustakaan-yang-komprehensip-dan-integrated-dengan-open-source- software/

Tholib, H. Ujang, 2006. Layanan Perpustakaan: bahan ajar pendidikan dan pelatihan pustakawan tingkat ahli (alih jalur), Jakarta: Perpustakaan Nasional R.I.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan.

Referensi

Dokumen terkait

Mahasiswa mampu mengambil minyak kenanga dari rimpang kenanga Mahasiswa mampu mengambil minyak kenanga dari rimpang kenanga dengan metode ekstraksi pelarut mudah

Dengan ditetapkannya standar Tegangan Menengah sebagai tegangan operasi yang digunakan di Indonesia adalah 20 kV, konstruksi JTM wajib memenuhi kriteria enjinering keamanan

Tujuan dilakukan praktikum ini yaitu : untuk mengetahui berbagai cara sterilisasi ruang kerja atau laboratorium dan peralatan serta media pertumbuhan

lingkungannya maka free body diagramnya hanya menunjukkan 2 gaya saja yang bekerja pada. ujungnya Yaitu

 BEST  Targetkan  Marketing  Sales  Rp1  Triliun.  Emiten  pengembang  kawasan  industri  PT 

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Bank BCA masih mengacu pada PSAK 60 revisi 2010 namun dari pembahasan dapat disimpulkan bahwa pengungkapan mengenai aset

Tempat penelitian dilaksanakan di kelas V Sekolah Dasar Negeri 06 Sungai Pinyuh Kabupaten Pontianak, pelaksanaan penelitian ini dilakukan dengan dua siklus yang bertujuan

Lapisan akuifer dangkal (unconfined aquifer) pada titik pengukuran geolistrik 1 (GL.1) berada pada kedalaman 1,41-4,69 m di bawah permukaan tanah (bmt) dengan ketebalan 3,28 m