• Tidak ada hasil yang ditemukan

13122014171001RTBL PASAR AMUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "13122014171001RTBL PASAR AMUR"

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)

i

KATA PENGANTAR

Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) merupakan suatu Pedoman Pengendalian Pertumbuhan Fisik Tata Bangunan dan Lingkungan serta Pedoman Investasi yang dilakukan pada kawasan-kawasan prioritas. Berdasarkan hal tersebut penyusunan RTBL diprioritaskan pada kawasan potensial berkembang dengan pertumbuhan fisik yang cepat. Kawasan Pasar Konveksi Amur merupakan salah satu kawasan potensial di Kabupaten Agam terutama di wilayah Agam Timur, dan merupakan kawasan pengembangan kegiatan ekonomi perdagangan dan jasa di Kabupaten Agam yang dapat menampung aktifitas perdagangan konveksi berskala regional dengan fasilitas pendukung dan memberikan pedoman pembangunan disepanjang kawasan.

Tahap akhir dari Penyusunan RTBL Pasar Konveksi Amur yaitu penyusunan Laporan Rencana. Laporan Rencana merupakan lanjutan dari Laporan Draft Rencana yang berisi tentang Rencana Pengembangan Kawasan Koridor Pasar Konveksi Amur, Rencana Pengembangan Kawasan Prioritas dan Rencana Tahapan dan Pelaksanaan Pembangunan yang berisi program investasi dan indikasi program pembangunan.

Laporan ini disusun atas kerjasama Bappeda Kabupaten Agam dengan CV. Harrisa Consultant selaku Konsultan Rencana. Dengan diselesaikannya laporan ini, CV. Harrisa Consultant mengucapkan terima kasih pada semua instansi yang terkait dalam proses penyusunan RTBL Kawasan Pasar Konveksi Amur. Semoga Buku Laporan ini menjadi dasar dalam pembangunan Kawasan Pasar Konveksi Amur saat ini dan dimasa yang akan datang.

Padang, Desember 2002

(2)

ii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ... i

Daftar Isi... ii

Daftar Gambar ... v

Daftar Tabel ... vii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1 – 1

1.1 Latar Belakang ... 1 – 1 1.2 Maksud dan Tujuan ... 1 – 2 1.3 Ruang Lingkup Pekerjaan ... 1 – 2

1.3.1 Ruang Lingkup Wilayah Kawasan Perencanaan ... 1 – 2 1.3.2 Ruang Lingkup Materi ... 1 – 5 1.4 Isu-isu Pengembangan Pasar Konveksi Amur ... 1 – 5 1.5 Metodologi Penyusunan Rencana ... 1 – 6 1.6 Sistematika Pembahasan ... 1 – 6

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERKEMBANGAN WILAYAH ... 2 – 1

(3)

iii BAB 3 GAMBARAN KAWASAN PENGEMBANGAN ... 3 – 1

3.1 Perkembangan Koridor ... 3 – 1 3.1.1 Kondisi Fisik ... 3 – 1 3.1.2 Pemanfaatan Lahan ... 3 – 1 3.1.3 Kondisi dan Fungsi Bangunan ... 3 – 1 3.1.4 Kondisi Visual ... 3 – 6 3.1.5 Transportasi ... 3 – 6 3.1.6 Kondisi Fasilitas Kawasan ... 3 – 12 3.1.7 Kondisi Utilitas ... 3 – 12 3.1.8 Kepemilikan Lahan ... 3 – 12 3.2 Pengembangan Kawasan Amur... 3 – 13

BAB 4 POTENSI DAN KEBUTUHAN PENGEMBANGAN KAWASAN ... 4 – 1

4.1 Potensi Pengembangan Kawasan ... 4 – 1 4.1.1 Potensi Kegiatan Ikutan dari Pasar Konveksi Amur ... 4 – 1 4.1.2 Potensi Koridor ... 4 – 1 4.1.3 Limpahan Kegiatan Komersil (Spill Over) Bukittinggi ... 4 – 1 4.1.4 Potensi Pasar ... 4 – 1 4.2 Kebutuhan Pengembangan Kawasan ... 4 – 2 4.2.1 Fungsi Pasar Konveksi Amur ... 4 – 2 4.2.2 Kebutuhan Pengembangan Kawasan ... 4 – 2 4.3 Potensi Lahan ... 4 – 3

BAB 5 KONSEP PENGEMBANGAN ... 5 – 1

5.1. Zonasi Pemanfaatan Lahan ... 5 – 1 5.2. Konsep Penataan Visual ... 5 – 1 5.3. Konsep Pengembangan Aktivitas Kawasan ... 5 – 3 5.4. Konsep Pengembangan Transportasi ... 5 – 6

BAB 6 RENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN ... 6 – 1

6.1. Rencana Pemanfaatan Lahan ... 6 – 1 6.1.1. Rencana Pemanfaatan Lahan Kawasan Budidaya ... 6 – 1 6.1.2. Rencana Pemanfaatan Lahan Kawasan Non Budidaya ... 6 – 1 6.2. Rencana Pengembangan Fasilitas ... 6 – 3

6.2.1. Rencana Fasilitas Perdagangan ... 6 – 3 6.2.2. Rencana Fasilitas Rekreasi ... 6 – 3 6.2.3. Rencana Fasilitas Pendukung Perjalanan ... 6 – 3 6.2.4. Rencana Fasilitas Pameran dan Promosi ... 6 – 3 6.2.5. Rencana Fasilitas Akomodasi ... 6 – 3 6.2.6. Rencana Fasilitas Sosial ... 6 – 3 6.2.7. Rencana Fasilitas Terminal... 6 – 3 6.3. Rencana Intensitas dan Pengendalian Pembangunan ... 6 – 3

(4)

iv 6.7.2. Listrik ... 6 – 22

6.7.3. Telepon ... 6 – 22 6.7.4. Drainase dan Air Kotor ... 6 – 22 6.7.5. Persampahan ... 6 – 23

BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN PRIORITAS ... 7 – 1

7.1. Pengembangan Kawasan Pasar Konveksi Amur ... 7 – 1 7.1.1. Konsep Pengembangan ... 7 – 1 7.1.2. Rencana Pengembangan Sarana dan Prasarana ... 7 – 1 7.1.3. Rencana Pengembangan Sistem Pergerakan ... 7 – 6 7.1.4. Rencana Penghijauan ... 7 – 6 7.1.5. Arahan Pengendalian Kawasan ... 7 – 11 7.2. Pengembangan Kawasan Rekreasi Telaga ... 7 – 11

7.2.1. Konsep Pengembangan ... 7 – 11 7.2.2. Rencana Pengembangan Sarana dan Prasarana ... 7 – 11 7.2.3. Arahan Pengendalian Pembangunan ... 7 – 16 7.3. Rencana Pengembangan Kawasan Pendukung Perjalanan... 7 – 16

7.3.1. Fungsi Kawasan ... 7 – 16 7.3.2. Rencana Pengembangan Fasilitas ... 7 – 16 7.3.3. Ketentuan Pembangunan ... 7 – 16

BAB 8 RENCANA TAHAPAN DAN PENGELOLAAN PEMBANGUNAN... 8 – 1

8.1. Rencana Tahapan Pelaksanaan Pembangunan dan Indikasi Program ... 8 – 1 8.1.1. Tahapan Pelaksanaan ... 8 – 1 8.1.2. Indikasi Program ... 8 – 1 8.2. Pengelolaan Pembagunan Kawasan ... 8 – 1

(5)

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Peta Orientasi Kawasan Perencanaan ... 1 – 3 Gambar 1.2 Peta Kawasan Perencanaan ... 1 – 4 Gambar 1.3 Diagram Keterkaitan Isu Pengembangan Kawasan ... 1 – 5 Gambar 1.4 Keterkaitan Aspek Perencanaan ... 1 – 6 Gambar 1.5 Bagan Alir Penyusunan RTBL Kawasan Pasar Konveksi Amur ... 1 – 7 Gambar 2.1 Peta Perwilayahan Sumatera Barat ... 2 – 2 Gambar 2.2 Pelayanan Antar Wilayah Hinterland ... 2 – 3 Gambar 2.3 Dominasi Industri Kecil Berdasarkan Bidang Usaha

Kabupaten Agam Terhadap Kab/Kota di Sumatera Barat ... 2 – 5 Gambar 2.4 Dominasi Jumlah Tenaga Kerja Industri Kecil Kabupaten

Agam Terhadap Kab/Kota di Sumatera Barat ... 2 – 5 Gambar 2.5 Dominasi Produksi Industri Kecil Kabupaten Agam Terhadap Kota/Kab di

Sumatera Barat ... 2 – 5 Gambar 2.6 Dominasi Industri Kecil Kabupaten Agam Terhadap

Sumatera Barat ... 2 – 5 Gambar 2.7 Persentase Unit Usaha Industri Konveksi Kabupaten

Agam Terhadap Kab/Kota di Sumatera Barat ... 2 – 6 Gambar 2.8 Persentase Jumlah Tenaga Kerja Industri Konveksi Kabupaten

Agam Terhadap Kab/Kota di Sumatera Barat ... ... 2 – 6 Gambar 2.9 Persentase Produksi Industri Konveksi Kabupaten Agam Terhadap

Kab/Kota di Sumatera Barat ... ... 2 – 6 Gambar 2.10 Dominasi Industri Konveksi Kabupaten Agam Terhadap Kab/Kota di

(6)

vi Gambar 3.3 Peta Kondisi Bangunan ... 3 – 4

Gambar 3.4 Peta Fungsi Bangunan ... 3 – 5 Gambar 3.5 Kondisi Visual Kawasan Perencanaan ... 3 – 7 Gambar 3.6 Kondisi Koridor Kawasan Perencanaan ... 3 – 8 Gambar 3.7 Peta Jaringan Listrik ... 3 – 14 Gambar 3.8 Peta Jaringan Telepon... 3 – 15 Gambar 4.1 Potensi Pengembangan wilayah Agam Timur

Sekitar Kota Bukittinggi... 4 – 2 Gambar 4.2 Area Potensial Pengembangan Kawasan Pasar Konveksi Amur ... 4 – 4 Gambar 5.1 Peta Zona Penataan Kawasan Pasar Konveksi Amur ... 5 – 2 Gambar 5.2 Peta Visual Koridor Pasar Konveksi Amur ... 5 – 4 Gambar 5.3 Konsep Penataan Bangunan Berdasarkan Kriteria Visual ... 5 – 5 Gambar 6.1 Rencana Pemanfaatan Lahan Kawasan Pasar Konveksi Amur ... 6 – 2 Gambar 6.2 Pengaturan Pengendalian Khusus dan Sempadan Bangunan... 6 – 5 Gambar 6.3 Peta Penataan Blok-blok Kawasan Perencanaan ... 6 – 8 Gambar 6.4 Peta Rencana Jaringan Jalan ... 6 – 9 Gambar 6.5 Rencana Penampang Jaringan Jalan ... 6 – 10 Gambar 6.6 Peta Rencana Jaringan Sirkulasi dan Sarana Pendukung ... 6 – 12 Gambar 6.7 Peta Rencana Jalur Sirkulasi Kawasan ... 6 – 13 Gambar 7.1 Peta Site Plan Kawasan Perencanaan ... 7 – 2 Gambar 7.2 Gambar Perspektif Kawasan Perencanaan ... 7 – 3 Gambar 7.3 Gambar Pandangan Mata Burung ... 7 – 4 Gambar 7.4 Peta Site Plan Kawasan Amur ... 7 – 7 Gambar 7.5 Gambar Land Mark Kawasan Amur ... 7 – 8 Gambar 7.6 Gambar Situasi Kawasan Amur ... 7 – 9 Gambar 7.7 Gambar Potongan Jalan Kawasan Amur ... 7 – 10 Gambar 7.8 Peta Site Plan Kawasan Telaga ... 7 – 12 Gambar 7.9 Gambar Perspektif Kawasan Telaga ... 7 – 13 Gambar 7.10 Foto/Gambar Situasi Kawasan Telaga ... 7 – 14 Gambar 7.11 Peta Site Plan Kawasan SPBU ... 7 – 18

Gambar 7.13 Foto/Gambar Situasi Kawasan SPBU ... 7 – 20

(7)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel I.1 Wilayah Administrasi Kawasan Perencanaan ... 1 – 5 Tabel II.1 Potensi Kecamatan Pada SWP IV (Agam Timur) ... 2 – 1 Tabel II.2 Potensi Kegiatan Kawasan Belakang Pasar Konveksi Amur ... 2 – 4 Tabel II.3 Rekapitulasi Data Industri Kecil Propinsi Sumatera Barat Tahun 1999 ... 2 – 5 Tabel II.4 Persentase Industri Konveksi di Propinsi Sumatera Barat ... 2 – 6 Tabel II.5 Jumlah Penduduk SWP IV Kabupaten Agam Tahun 1997 dan 2000 ... 2 – 7 Tabel II.6 Jumlah Penduduk Kabupaten Agam Tahun 1997 dan 2000 ... 2 – 8 Tabel II.7 Jumlah Kunjungan Wisata ke Kabupaten Agam ... 2 – 8 Tabel III.1 Volume Lalulintas Kawasan Pasar Konveksi Amur ... 3 – 6 Tabel III.2 Jumlah Angkutan Pedesaan Kawasan Perencanaan Tahun 2001 ... 3 – 11 Tabel III.3 Panjang Trayek, Kendaraan Operasi, Jumlah Penumpang Perhari

di Agam Timur ... 3 – 11 Tabel VI.1 Pengaturan Garis Sempadan Bangunan ... 6 – 4 Tabel VI.2 Rencana Tata letak Bangunan Pada Masing-masing Blok

Kawasan Perencanaan ... 6 – 7 Tabel VI.3 Jenis Tanaman Penghijauan ... 6 – 14 Tabel VI.4 Bentuk Tanaman Berdasarkan Fungsi Tanaman ... 6 – 21 Tabel VII.1 Program Ruang Kawasan Pasar Amur ... 7 – 6 Tabel VII.2 Program Ruang Kawasan Telaga Pasar Amur ... 7 – 15 Tabel VII.3 Program Ruang Kawasan SPBU ... 7 – 17 Tabel VIII.1 Indikasi Program Pembangunan RTBL Kawasan Pasar Amur ... 8 – 2 Tabel VIII.2 Program Investasi Pembangunan di Kawasan Perencanaan ... 8 – 3

(8)

L

Laappoorranan RReennccaannaa BaBabb 88 -- 11

TABEL VIII.1

INDIKASI PROGRAM PEMBANGUNAN RTBL KAWASAN PASAR KONVEKSI AMUR TAHUN 2003- 2012

KEGIATAN PEMBANGUNAN JENIS PROGRAM

TAHAPAN PELAKSANAAN PEMBANGUNAN

LOKASI PIHAK

TERKAIT

ALTERNATIF SUMBER

DANA TAHAP I (Tahun 2003 - 2008) TAHAP II (Tahun 2009 - 2012)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1

2

3 4 5 6

PROGRAM BANGUNAN

Kawasan Pasar Konveksi Amur

Bangunan Komersial  Pembangunan Ruko Blok A1 Pasar Amur Pemda, Swasta

dan Koperasi

Amur

APBD Kab. dan

swasta

 Pembangunan Kios sayur dan kios buah

 Pembangunan Los Pasar Konveksi Amur

 Pembangunan Pos Retribusi

 Pembangunan Tower DLLAJ (sedang dibangun)

Landmark  Pembuatan Landmark Blok A1 Kawasan Pasar amur Pemda dan

Swasta

Swasta dan Bantuan Pemda

Bangunan Cottage 6 Unit

 Pembangunan Ruang Tidur Zona A kawasan Pasar Amur Swasta Swasta

 Pembangunan Toilet Pribadi

 Pembangunan Ruang Bersama

 Pembangunan Pantry

 Pembangunan Toilet Tamu

 Pembangunan Teras

 Pembangunan Car port (2 kendaraan)

 Pembangunan Area Taman

Kawasan Telaga Taman Burung 1. Bangunan Kerangkeng (3 Unit) Zona A kawasan kawasan rekreasi

Pasar Amur

Swasta Swasa

 Kandang Burung (30 Unit)

 Jalur Penonton

 Ruang Habitat Burung (30 Unit)

 Taman Hijau

2. Bangunan Museum Burung

 Ruang Pamer / Galeri

 Ruang Informasi

 R. Pengawetan / Work Shop

 Perpustakaan Burung

 Ruang Pengelolaan Museum

 Diorama Burung Langka

 Lobby & Jalur Penonton 3. Bangunan Klinik Burung

 Ruang Dokter Hewan

 Ruang Periksa

 Ruang Perawatan Burung

 Ruang Obat

 Toilet Dokter

 Ruang Labor

 Ruang Karantina Burung 4. Bangunan Pengelola

(9)

L

Laappoorranan RReennccaannaa BaBabb 88 -- 22

 Ruang Informasi

 Ruang Administrasi

 Ruang Direktur

 Toilet Direktur

 Ruang Staf

 R. Tidur Penjaga/Staf

 Pantry / Dapur Kecil

 Gudang

 Toilet Staf

5. Bangunan Toilet Umum

 Toilet Pria & Wanita

 Tempat Shalat

Wisata Air Pengadaan sarana wisata air berupa : Zona A kawasan rekreasi Pasar

Amur

Swasta dan Pemda

Swasta, APBD Kabupaten

1. Bangunan Pengelola Wisata Air

 Ruang Penyewaan

 Ruang Karcis / Lobby

 Ruang Pengelola

 Work Shop Repairt 2. Tempat Pemancingan 3. Tempat Parkir Sepeda Air 4. Dermaga

Area Restoran 1. Bangunan Restoran 2 Unit Zona A kawasan rekreasi Pasar

Amur

Swasta, Mastyarakat

Swsta dan

masyarakat

 Ruang Makan

 Dapur Umum

 Pantry

 Ruang Cuci

 Gudang Bahan Makanan

 Gudang Alat

 Gudang Umum

 Kasir

 Ruang Pengelola Restoran

 Ruang Saji

 Toilet Umum Pengunjung

 Toilet Staf

 Ruang Istirahat Karyawan

 Kamar Penjaga 2. Café / Makanan Cepat Saji

 Ruang Makan

 Dapur Umum

 Counter Kasir

 Ruang Saji

 Ruang Istirahat Karyawan

 Gudang Makanan & Alat

 Ruang Cuci

 Ruang Penjaga

 Ruang Pengelolaan 3. Bangunan Pujasera

 Kios Makanan / Minuman

(10)

L

Laappoorranan RReennccaannaa BaBabb 88 -- 33

4. Mushalla & Tempat Wuduk 5. Bangunan Toilet Umum

Kawasan SPBU Bangunan SPBU 1. Bangunan SPBU Kawasan Pengembagan Fasilitas

Pendukung perjalanan (Zona A)

Swasta Swasta

 Ruang Administrasi

 Ruang Direktur

 Toilet Direktur

 Ruang Staf

 R. Tidur Penjaga/Staf

 Pantry / Dapur Kecil

 Gudang

 Toilet Staf 2. Bangunan Komersil

 Ruang Etalase

 Counter

 Kasir

 Gudang Stok Barang

 Ruang Istirahat Staf 3. Bangunan Genset

 Ruang Generator

 Ruang Kontrol Panel

 Work Shop

 Ruang Pompa Pengendali 4. Implasement SPBU

 SPBU Bensin

 SPBU Solar

 SPBU Sepeda Motor

 Unit Pemadam Kebakaran 5. Bangunan Toilet Umum

Toilet Pria & Wanita Tempat Shalat

PROGRAM LINGKUNGAN

Di Kawasan

Perencanaan Transportasi 1. Jalan Pelebaran jaringan jalan arteri

primer (jalan Padang – Bukittinggi)

Disepanjang jalan arteri (Jalur jalan Padang-Bukittinggi)

Dinas PU Cipta

Karya, Pemda,

Dinas

Pehubungan dan Pariwisata dan pihak swasta

APBN, APBD Kab. Loan dan swasta

 Peningkatan dan Perbaikan kondisi jalan lokal/lingkungan

 Pembangunan jalan akses dari utara

 Pelebaran jalan akses ke Sungai Pua

 Pembangunan jalan internal akses menuju Pasar Amur

 Pembangunan jalan internal akses menuju kawasan telaga

 Pembangunan jalan internal di kawasan SPBU Pasar Amur

 Traffic light

 Penyediaan zebra cross

(11)

L

Laappoorranan RReennccaannaa BaBabb 88 -- 44

 Perluasan terminal yang ada sekarang menjadi terminal tipe C (Luas lahan eksisting 4950 m2 menjadi 1 Ha)

3. Trotoar/Halte

 Pembangunan Trotoar

 Penyediaan Halte 4. Parkir

 Emplasemen Parkir Kendaraan Pribadi

 Parkir angkutan barang pasar sayur dan buah-buahan

Air Bersih  Penyediaan jaringan air bersih Di Kawasan Perencaaan PDAM Kab. Agam,

Dinas Kebakaran

APBD Kabupaten,

PDAM

 Penyediaan hidran kebakaran Pasar, Kawasan SPBU

Drainase  Pengembangan saluran drainase primer

Di sepanjang jalan arteri Padang - Bukittinggi

Dinas PU APBD Propinsi,

APBD Kab, Loan

dan Swadaya

masyarakat

 Pengembangan saluran sekunder Pada jaringan jalan kolektor

 Pengembangan dan peningkatan saluran drainase lokal/lingkungan

Pada kawasan prioritas dan

lingkungan perumahan

Listrik  Penambahan gardu dan jaringan pada kawasan pengembangan

Pada kawasan prioritas (kawasan SPBU dan Kawasan rekreasi

Pemda, PLN,

swasta

APBD Kab dan

swasta

 Pengadaan lampu jalan

Sepanjang jalan baru dan kawasan prioritas

 Pengadaan lampu taman Taman di kawasan pasar, kawasan SPBU dan Kawasan rekreasi

Telepon  Penambahan jaringan telepon pada kawasan pengembangan dan kawasan prioritas

Pada kawasan prioritas dan

kawasan pengembangan

Telkom swasta

 Penyediaan Telepon Umum (TU) berupa telepon koin dan telepon kartu

Kawasan perumahan, kawasan

pasar, kawasan rekreasi dan kawasan SPBU

Persampahan

 Penambahan Bak/tong sampah

Pada kawasan prioritas (pasar, SPBU dan kawasan rekreasi)

Pemda, swasta

dan masyarakat

APBN, APBD Kab.

 Penambahan TPS

Pada kawasan perumahan, pasar, rekreasi dan kawasan SPBU

 Program pengelolaan sampah oleh masyarakat

Fasilitas Tata Hijau  Pembuatan Ruang Terbuka Hijau Pada kawasan pasar, kawasan

rekreasi dan kawasan SPBU serta jalur hijau di sepanjang jalan utama

Pemda APBD Kab.

 Taman Bunga

 Jalur Hijau, pohon pelindung dan pengarah

Pengembangan Kegiatan Ekonomi

Perdagangan  Pemindahan pedagang ke Pasar Amur

Ke Pasar Konveksi Amur Pemda, Koperasi Amur

Industri  Pengembangan dan pembinaan industri kecil dan industri rumah tangga

Dinasi Koperindagtam, swasta dan masyarakat

Bantuan pemerintah, swasta dan masyarakat

Pembebasan Lahan  Pembebasan lahan untuk pembangunan

Sepanjang jalan arteri, kawasan pasar, kawasan SPBU dan kawasan sekitar ttelaga

Pemda bagian tata

pemerintahan, swasta dan masyarakat, Dinas PU Cipta Karya

APBN, APBD Propinsi, APBD kab, Swasta

(12)

L

Laappoorraann RReennccaannaa BaBabb 11 -- 11

Bab 1

Pendahuluan

1.1.

LATAR BELAKANG

untutan globalisasi telah membuat mekanisme desentralisasi menjadi pilihan utama sebagai asas pemerintahan daerah, sehingga otonomi menjadi prioritas utama. Hal ini dapat dilihat dari telah terwujudnya Undang-undang No. 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah, berupa kewenangan yang luas dan bertanggung jawab yang lebih besar. Pemerintah Daerah akan lebih banyak berperan dalam merencanakan aktifitas pembangunan di daerahnya, pada saat yang sama, fungsi pemerintah pusat semakin berkurang dan terbatas terutama pada kebijakan strategis dan makro.

Otonomi daerah umumnya dipandang sebagai sebuah pilihan yang rasional untuk memecah kekuasaan birokratik yang terpusat, yang menyebabkan lahirnya bermacam-macam masalah administratif dan pemerintahan. Otonomi daerah memberi kemungkinan yang lebih besar kepada warga negara untuk memiliki akses langsung ke pemerintah dan sebaliknya dari pemerintah ke masyarakat, yang merangsang munculnya partisipasi yang luas dalam membuat perencanaan, kebijakan dan pelaksanaan pembangunan.

Dengan telah diberikannya otonomi berarti pemerintah daerah memiliki kewenangan yang lebih besar dari apa yang sebelum ini dimiliki dalam melaksanakan tugas-tugas pemerintahan dan pelayanan. Tugas untuk melaksanakan otonomi daerah tetap saja merupakan pekerjaan sulit karena adanya sejumlah kendala, dari mulai penerapan batas-batas kewenangan antara level pemerintahan, arti pentingnya berbagai kebijakan, pendekatan yang digunakan untuk memecahkan masalah keuangan, pemikiran-pemikiran tentang hubungan pusat-daerah, sampai pada cara-cara yang digunakan dalam memecakan isu-isu lokal.

Berkenaan dengan hal diatas maka pembangunan perkotaan perlu dikembangkan secara terencana dan terpadu dengan memperhatikan pertumbuhan penduduk, urbanisasi, iklim berusaha dan kebutuhan fasilitas pelayanan sosial bagi warga kota dan sekitarnya. Disamping itu, untuk mewujudkan kondisi fisik kota yang teratur, rapi, efisien, nyaman, indah dan dapat memberikan kemudahan bergerak, maka pengaturan tata ruang kota, baik, tepat dan terarah akan sangat membantu dalam pengambilan kebijakan penanganan perkotaan. Kebijakan pembangunan wilayah perkotaan perlu memperhatikan pentingnya peranan fungsional dan finansial, mekanisme dan tanggung jawab dalam penyediaan dan pemeliharaan prasarana, mobilisasi sumber dana, penggunaan yang efisien serta kemampuan institusional.

Sejalan dengan pembangunan perkotaan diatas maka penataan ruang di Propinsi Sumatera Barat mempunyai peluang yang cukup besar dengan memperhatikan isu pokok pengembangan wilayah Propinsi Sumatera Barat yaitu peningkatan pertumbuhan ekonomi wilayah, dimana terdapat indikasi kuat bahwa pembangunan Propinsi Riau yang berbatasan langsung dengan Sumatera Barat akan memberi arti penting dalam mendukung sektor-sektor non migas dengan upaya menggalakan pengembangan agribisnis dan agroindustri pertanian tanaman pangan.

Penataan ruang Propinsi Sumatera Barat dilakukan dengan cara membuat perencanaan kawasan strategis, kawasan andalan, kawasan sentra produksi dan kawasan lainnya. Hal ini diusahakan agar menciptakan kesempatan pemerataan dan pertumbuhan wilayah dan antar wilayah. Adanya konsep pemberdayaan ekonomi kerakyatan melalui pengembangan usaha kecil, menengah dan koperasi baik diperkotaan dan diperdesaan, memerlukan penataan ruang yang strategis dan percepatan pembangunan infrastruktur di kawasan tertinggal, kawasan kurang berkembang, dan kawasan perbatasan antar propinsi, antar kota/kabupaten.

Untuk dapat mengendalikan pemanfaatan ruang, suatu rencana tata ruang seyogyanya ditindaklanjuti pula dengan pengaturan dibidang tata bangunan secara memadai, diantaranya melalui perangkat peraturan bangunan setempat.

Pada bagian-bagian lingkungan yang memiliki pertumbuhan fisik yang cepat, yang telah berkembang secara kurang tertib, kurang produktif, atau kurang serasi dengan lingkungannya, memerlukan pengaturan tata bangunan yang lebih khusus, yang juga sekaligus dapat lebih mengarahkan perwujudan arsitektur dan lingkungan.

(13)

L

Laappoorraann RReennccaannaa BaBabb 11 -- 22

Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan diperlukan tidak hanya untuk mengendalikan pertumbuhan fisik bangunan sejak dini dalam rangka memandu pembangunan, tetapi terutama untuk melengkapi peraturan bangunan setempat yang sudah ada yang biasanya masih bersifat umum, yaitu dengan memberikan arahan secara lebih khusus, spesifik, untuk menata bangunan yang kurang tertib, kurang produktif, dan agar lebih serasi dengan lingkungannya. Karena itu, Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan harus memuat pedoman rencana teknik dan program tata bangunan dan lingkungannya, serta berisi pedoman-pedoman untuk mengendalikan perwujudan bangunannya.

Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) adalah alat kendali perwujudan ruang kota, khususnya dari segi tata bangunan beserta lingkungannya. RTBL merupakan pengembangan dari materi panduan rancang kota (UDG/Urban Design Guidelines), karena tidak hanya memuat panduan disain tata bangunan, namun juga memuat arahan program dan pengendalian pelaksanaan (development guidelines).

Secara umum RTBL bertujuan untuk mengarahkan dan mengendalikan pembangunan pada kawasan-kawasan yang diprioritaskan tumbuh cepat, karena adanya pengembangan ekonomi, kawasan yang mempunyai permasalahan pengembangan karena memiliki permasalahan pengembangan yang kompleks seperti pusat kota dan kawasan yang memerlukan usaha konservasi dan preservasi seperti kawasan kota lama.

Berkenaan dengan itu maka kawasan yang diperkirakan memiliki pertumbuhan fisik yang cepat, akan berkembang secara kurang tertib, kurang produktif atau kurang serasi dengan lingkungannya perlu mendapat perhatian untuk dilaksanakan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungannya.

Salah satu yang akan disusun Rencana Tata Bangunan dan Lingkungannya di Kabupaten Agam adalah Kawasan Koridor Pasar Konveksi Amur. Namun jika dilihat dari segi fisik, Pasar Konveksi Amur ini telah selesai dalam tahap pembangunannya. Yang perlu untuk direncanakan yaitu lingkungan disekitar/kawasan koridor Pasar Konveksi Amur. Karena dari kegiatan Pasar Konveksi Amur itu akan menimbulkan aktivitas dan pertumbuhan fisik disekitar pasar/kawasan koridor dengan cepat. Sehingga perkembangan yang kurang tertib, kurang produktif, atau kurang serasi dengan lingkungannya dapat dihindari.

1.2.

MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud pekerjaan ini adalah menyusun Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Koridor (termasuk Pasar Konveksi Amur) yaitu :

1. Menciptakan suatu lingkungan Kawasan Koridor (termasuk Pasar Konveksi Amur) yang tertata dengan baik sesuai dengan kaidah perencanaan.

2. Menyusun kerangka kebijaksanaan yang aplikatif dan sesuai dengan kondisi daerah Kawasan Pasar Konveksi Amur.

3. Menyusun rencana yang sesuai dengan aspirasi masyarakat, pemerintah dan swasta.

Sedangkan tujuan pengembangan Kawasan Pasar Konveksi Amur yaitu :

1. Menciptakan kawasan pengembangan kegiatan ekonomi perdagangan dan jasa di Kabupaten Agam yang dapat menampung aktifitas perdagangan konveksi berskala regional dengan fasilitas pendukung yang mencukupi.

2. Mengembangkan berbagai kemungkinan kegiatan perdagangan dan jasa sepanjang koridor sebagai jalan arteri primer yang juga menjadi jalur wisata utama propinsi.

3. Memberikan pedoman pembangunan (development guidelines) disepanjang kawasan.

1.3.

RUANG LINGKUP PEKERJAAN

1.3.1. Lingkup Wilayah Kawasan Perencanaan

(14)

L

Laappoorraann RReennccaannaa BaBabb 11 -- 33

Gambar 1.1

(15)

L

Laappoorraann RReennccaannaa BaBabb 11 -- 44

Gambar 1.2

PETA KAWASAN PERENCANAAN

TABEL 1.1.

WILAYAH ADMINISTRASI KAWASAN PERENCANAAN

(16)

L

Laappoorraann RReennccaannaa BaBabb 11 -- 55

1 Banuhampu Cingkariang Cingkariang

2 Sungai Pua Batagak Batagak

Sei. Buluah Sawah Landai Batu Palano Giriang-giriang

Padang Laweh Talao

Sumber : Kecamatan Banuhampu dan Kecamatan Sungai Pua Tahun 2002

1.3.2.

Lingkup Materi

Lingkup materi akhir dalam Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Koridor Pasar Konveksi Amur meliputi pengarahan :

1. Rencana Umum

 Rencana peruntukan lahan

 Rencana tapak

 Rencana perpetakan

 Rencana tata letak bangunan

 Rencana sistem pergerakan

 Rencana penataan fasilitas lingkungan

 Rencana utilitas

2. Program Pembangunan dan Lingkungan

 Program bangunan

 Program lingkungan

 Pedoman Pengendalian Pembangunan dan Lingkungan (dalam bentuk PERDA)

 Pengaturan pemanfaatan lahan

 Pengaturan tata bangunan

1.4.

ISU-ISU MENGENAI PENGEMBANGAN PASAR KONVEKSI AMUR

Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Kawasan Pasar Konveksi Amur dimaksudkan untuk memberikan arahan lingkungan binaan pada kawasan ini dengan memanfaatkan sumber daya lingkungan yang ada secara optimal. Berdasarkan hal tersebut, maka isu utama pengembangan kawasan ini yaitu :

1. Pengembangan kawasan sentra perdagangan Pasar Konveksi Amur akan membawa dampak terhadap pengembangan kegiatan ikutan seperti terminal, pertokoan penunjang dan jasa-jasa penunjang lainnya.

2. Potensi koridor kawasan sebagai jalur regional untuk kegiatan perdagangan regional dan pariwisata yang dapat mendorong tumbuhnya berbagai kegiatan dan fasilitas-fasilitas pendukungnya.

3. Lokasi kawasan menguntungkan untuk menampung kegiatan limpahan (spill over) dari Kota Bukittinggi untuk berbagai kegiatan perdagangan dan jasa.

Gambar 1.3

DIAGRAM KETERKAITAN ISU PENGEMBANGAN KAWASAN

1.5. METODOLOGI PENYUSUNAN RENCANA

Pengembangan Investasi & Program

untuk Sarana dan Prasarana Kawasan

dan fisik kawasan

Potensi Jasa Perdagangan dan

Pariwisata

Potensi Lahan Kawasan Potensi Pengembangan

(17)

L

Laappoorraann RReennccaannaa BaBabb 11 -- 66

Perencanaan RTBL Pasar Konveksi Amur perlu mengkaji beberapa aspek yaitu aspek makro yang menyangkut faktor-faktor dalam lingkup lebih luas tetapi berpengaruh terhadap hasil perencanaan nantinya. Aspek tersebut meliputi kebijaksanaan pembangunan daerah, rencana tata ruang yang ada serta perkembangan ekonomi wilayah yang berdampak terhadap kawasan studi. Sedangkan aspek mikro yang menyangkut :

 Kondisi fisik kawasan yang meliputi : kondisi lahan, kondisi bangunan, kondisi sarana prasarana, sistem pergerakan.

 Kondisi kelembagaan sosial yang menyangkut kepemilikan lahan dan sistem pembangunan yang melibatkan masyarakat.

Aspek aspirasi masyarakat, merupakan aspirasi dunia usaha yang dipadukan dengan aspirasi pemda, serta masyarakat di dan sekitar kawasan. Dengan identifikasi keinginan dari setiap stakeholders maka dapat diantisipasi kemungkinan perkembangan dalam lingkup yang lebih luas dan didapatkannya arah perkembangan secara mikro di kawasan.

Gambar 1.4

KETERKAITAN ASPEK PERENCANAAN

Dengan memadukan ketiga aspek tersebut diperoleh kesepakatan antar stakeholders tentang rencana umum pengembangan, program pembangunan dan lingkungan yang akan dijalankan serta pedoman pengaturan berupa pengaturan pemanfaatan lahan (zoning code) dan pengaturan tata bangunan (building code).

Untuk melaksanakan kegiatan Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Pasar Konveksi Amur perlu disusun suatu alur berpikir yang dapat memudahkan pelaksanaan pekerjaan. Alur berpikir ini sesuai dengan metoda pendekatan yang dipakai seperti yang terlihat pada gambar 1.5.

1.6.

SISTEMATIKA PENYUSUNAN LAPORAN

Bab 1 : Pendahuluan

Berisikan latar belakang, maksud dan tujuan, ruang lingkup yang mencakup ruang lingkup wilayah dan ruang lingkup materi, metodologi perencanaan yang merupakan kerangka penyusunan rencana serta sistematika pembahasan.

Bab 2 : Gambaran Umum Perkembangan Wilayah

Memuat tentang kebijakan pengembangan Wilayah Kabupaten Agam yang mencakup tentang kebijaksanaan pengembangan wilayah dan kebijaksanaan pengembangan Kawasan Pasar Konveksi Amur sedangkan potensi perkembangan ekonomi kawasan meliputi lokasi kawasan, perkembangan ekonomi wilayah sekitar, perkembangan penduduk, perkembangan pariwisata dan perkembangan fasilitas ekonomi.

Bab 3 : Gambaran Kawasan Pengembangan

Meliputi perkembangan koridor yang terdiri dari kondisi fisik, pemanfaatan lahan, kondisi dan fungsi bangunan, kondisi visual, transportasi, kondisi fasilitas kawasan, kondisi utilitas dan kepemilikan lahan serta pengembangan Kawasan Amur.

Bab 4 : Potensi dan Kebutuhan Pengembangan Kawasan

Mencakup potensi pengembangan kawasan yang terdiri dari potensi kegiatan ikutan dari Pasar Konveksi Amur, potensi koridor, spill over Bukittinggi, kebutuhan pengembangan kawasan yang terdiri dari fungsi Pasar Konveksi Amur, kebutuhan pengembangan kawasan serta potensi lahan

Bab 5 : Konsep Pengembangan

Konsep Pengembangan yang mengemukakan tentang dasar pertimbangan pengembangan kawasan dan kebutuhan pengembangan sarana di kawasan,

Aspek Makro Aspek Mikro

Aspirasi Stake Holders

(18)

L

Laappoorraann RReennccaannaa BaBabb 11 -- 77

antara lain konsep penataan koridor, nilai intensitas dan pengendalian pembangunan fisik di kawasan perencanaan.

Bab 6 : Rencana Pengembangan Kawasan

Rencana Pengembangan yang mengemukakan tentang rencana pemanfaatan lahan, rencana pengembangan fasilitas, rencana intensitas dan pengendalian pembangunan, rencana penataan blok-blok kawasan, rencana tata hijau, rencana sistem pergerakan, dan rencana prasarana dan sarana lingkungan.

Bab 7 : Rencana Pengembangan Kawasan Prioritas

Berisikan rencana pengembangan yang mengemukakan tentang rencana pengembangan fasilitas rekreasi, dan rencana pengembangan fasilitas terminal dan pasar.

Bab 8 : Rencana Tahapan dan Pengelolaan Pembangunan

(19)

L

Laappoorraann RReennccaannaa BaBabb 11 -- 88

Gambar 1.5

(20)

L

Laappoorraann RReennccaannaa BBaabb 22 -- 11

Bab 2

Gambaran umum perkembangan wilayah

2.1.

KEBIJAKSANAAN PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN AGAM

2.1.1. Kebijaksanaan Pengembangan Wilayah

awasan perencanaan (Pasar Konveksi Amur) secara administrasi terletak di Kecamatan Banuhampu Sungai Pua. Dengan adanya kebijakan dari Pemda Kabupaten Agam yang baru sehingga kecamatan tersebut di bagi 2 (dua) yaitu Kecamatan Banuhampu dan Kecamatan Sungai Pua.

Berdasarkan RTRW Propinsi Sumatera Barat, Kabupaten Agam termasuk dalam Wilayah Pembangunan I dengan pusat pengembangan Bukittinggi. Sedangkan kebijaksanaan pengembangan Kabupaten Agam dalam RTRW Propinsi Sumatera Barat, dibagi menjadi 2 (dua) pusat pertumbuhan yaitu pusat pertumbuhan Agam Barat di Lubuk Basung dengan fungsi Pusat Pertumbuhan Lokal (PPL) dan pusat pertumbuhan Agam Timur adalah Bukittinggi yang berfungsi sebagai Pusat Pengembangan Regional (PPR) dengan potensi ekonomi wilayah belakang adalah pertanian dan pariwisata. Pengembangan wilayah prioritas adalah kawasan pariwisata, kawasan pertanian tanaman pangan dan penanganan lahan kritis. Untuk lebih jelasnya perwilayahan Sumatera Barat dapat dilihat pada gambar 2.1.

Adapun kaitannya dengan fungsi kota-kota di Sumatera Barat, Kawasan Pasar Konveksi Amur Kecamatan Banuhampu/Sungai Pua merupakan hinterland dari Kota Bukittinggi yang mempunyai efek langsung terhadap Kabupaten Agam terutama Agam Timur baik ekonomi maupun fisik.

Dalam Pola Dasar Kabupaten Agam yang dituangkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Agam, Kecamatan Banuhampu/Sungai Pua termasuk dalam Sub Wilayah

Pengembangan IV (SWP IV) yang terdiri dari Kecamatan Baso, Kecamatan IV Angkek Canduang, Tilatang Kamang, Palupuh dan Kecamatan Banuhampu/Sungai Pua dengan pusat pengembangan Bukittinggi. Kawasan Pasar Konveksi Amur merupakan hinterland Kota Bukittinggi, yang diharapkan dapat menampung kegiatan perdagangan terutama perdagangan yang berkaitan dengan industri kecil dan mendapatkan imbas dari kegiatan pariwisata Kota Bukittinggi. Sehingga fungsi-fungsi yang diemban oleh Kecamatan Banuhampu/Sungai Pua yaitu sebagai pusat pusat industri rumah tangga (kecil), pusat pemerintahan lokal, pelayanan sosial skala lokal, pusat distribusi dan koleksi skala lokal.

Komoditas unggulan yang terdapat pada SWP IV yaitu pertanian tanaman pangan dan pariwisata. Sebagai hinterland Kota Bukittinggi, diharapkan Kawasan Pasar Konveksi Amur di Kecamatan Banuhampu/Sungai Pua dapat berkembang. Berdasarkan hal tersebut, kegiatan ekonomi yang potensial untuk berkembang di sub wilayah pengembangan IV (SWP IV) di Agam Timur antara lain kegiatan industri kecil yang dapat mendukung kegiatan pariwisata. Untuk lebih jelasnya potensi fungsi kecamatan yang termasuk dalam SWP IV dapat dilihat pada tabel II.1.

TABEL II.1

POTENSI KECAMATAN PADA SWP IV (AGAM TIMUR)

No KECAMATAN POTENSI KAWASAN

1. Banuhampu Sei. Pua Pertanian tanaman pangan dan industri kecil 2. Baso Pertanian tanaman pangan dan pariwisata 3. IV. Angkek Canduang Pertanian tanaman pangan dan industri kecil

4. IV Koto Pertanian tanaman pangan, industri kecil dan pertambangan galian C

5. Tilatang Kamang Pertaian tanaman pangan, industri kecil dan pertambangan galian C

6. Palupuh Pertanian tanaman pangan, perkebunan

Sumber : Review RTRW Kabupaten Agam Propinsi Sumatera Barat Sampai Tahun 2005

Perkembangan ekonomi daerah belakang atau wilayah sekitar Kawasan Pasar Konveksi Amur akan membawa pengaruh yang cukup besar terhadap perkembangan ekonomi Agam Timur. Pengaruh ini akan memperkuat fungsi Kawasan Pasar Konveksi Amur sebagai pusat perdagangan dan pengembangan industri-industri yang berskala menengah dan kecil di Wilayah Agam terutama Agam Timur.

Gambar 2.1

(21)

L

Laappoorraann RReennccaannaa BBaabb 22 -- 22

Peta perwilayahan sumatera Barat

(22)

L

Laappoorraann RReennccaannaa BBaabb 22 -- 33 Pengembangan Kawasan Pasar Konveksi Amur didasarkan pada kebijakan

pengembangan wilayah Kabupaten Agam terutama untuk pengembangan Wilayah Agam Timur, hal ini didukung dengan dibangunnya Pasar Konveksi Amur. Pembangunan Pasar Konveksi Amur sebagai pusat perbelanjaan Agam merupakan program dan gagasan dari pendiri dan anggota koperasi Agam Timur dalam rangka pembinaan pengusaha kecil yang bergerak dibidang konveksi, sulaman dan bordir. Gagasan ini juga didasarkan pada keinginan pengusaha kecil yang mengharapkan tempat pemasaran yang aman, nyaman dan tertib serta harga terjangkau. Pengusaha kecil ini berasal dari beberapa kecamatan yaitu Kecamatan Banuhampu, Kecamatan Sungai Pua, Kecamatan IV Koto, Kecamatan IV Angkek Canduang dan Kecamatan Tilatang Kamang.

Pasar Konveksi Amur bertujuan menampung pengusaha kecil dan pedagang yang tidak tertampung di Pasar Aur Kuning. Pedagang yang diprioritaskan yaitu pedagang yang menjadi anggota koperasi Amur dan pedagang dari Wilayah Agam Timur. Untuk operasional pusat perbelanjaan Agam ini dipimpin langsung oleh pengurus koperasi dengan suatu tim managemen pasar yang saat ini telah dilakukan recruitment tenaga untuk pengurus pasar tersebut.

2.2.

POTENSI PERKEMBANGAN EKONOMI KAWASAN

2.2.1. Lokasi Kawasan

Dilihat dari konstalasi regional, maka lokasi Kawasan Pasar Konveksi Amur Kecamatan Banuhampu Sungai Pua dapat dianggap suatu titik diantara titik-titik yang menjadi pusat pelayanan sehingga, menurut Charles Gore (Tahun 1984) yang dikutip dalam Haggett (1965) elemen pembentuk ruang wilayah secara nodalitas titik-titik tersebut adalah :

1. Movement /Pergerakan

Pergerakan yang terjadi dilihat dari lingkup eksternal Kawasan Pasar Konveksi Amur Kecamatan Banuhampu/Sungai Pua yang berada pada jalur pengembangan jaringan jalan arteri primer yag menghubungkan :

 Payakumbuh - Bukittinggi – Banuhampu/Sungai Pua – Padang Panjang.

 Padang Panjang – Banuhampu/Sungai Pua – Palupuh – Lubuk Sikaping – Medan  Padang Panjang – Banuhampu/Sungai Pua – Matur – Maninjau – Lubuk Basung 2. Node/Simpul-simpul

Kecamatan Banuhampu/Sugai Pua merupakan Wilayah Agam Timur dengan pusat pengembangan di Kota Bukittinggi yang meliputi beberapa kecamatan yaitu Kecamatan Banuhampu/Sungai Puar, Baso, IV Angkek Candung, IV Koto, Palupuh dan Tilatang Kamang.

3. Hirarki Kota

Dilingkup eksternal Kecamatan Banuhampu Sei. Pua merupakan kota orde ke-IV di Kabupaten Agam berdasarkan skala pelayananannya.

4. Surfaces/Permukaan (Cakupan Wilayah Pelayanan)

Kecamatan Banuhampu/Sungai Pua merupakan wilayah Agam Timur yang mempunyai keterkaitan langsung dengan Kota Bukittinggi. Pasar Konveksi Amur merupakan Wilayah pengembangan untuk Agam Timur, selain sebagai pusat pelayanan bagi wilayah Agam Timur, juga sebagai pusat pelayanan bagi daerah sekitarnya yang terdiri dari beberapa kecamatan dengan skala pelayanan regional. Dengan adanya Pasar Konveksi Amur yang berfungsi sebagai pusat pemasaran produk-produk yang dihasilkan oleh pengusaha industri kecil (industri rumah tangga) yang tersebar dari 9 (sembilan) kecamatan yang ada di Kabupaten Agam dan juga dari daerah lain di sekitarnya seperti Bukittinggi, Tanah Datar, Padang Panjang dan Payakumbuh.

GAMBAR 2.2

PELAYANAN ANTAR WILAYAH HINTERLAND

Kec. IV

Koto

Kec. Tanjung

Mutiara

Kota Lubuk

Kec.

Tanjung

Kec. Matur

(Matur)

Kec. Tilatang

Kamang

Kec.

Banuhampu

Kec.

Palupuh

Kec. Baso

(Baso)

Kota

Kec. IV Angkek

Canduang

Pariaman -

Padang Panjang

Pasaman -

(23)

L

Laappoorraann RReennccaannaa BBaabb 22 -- 44 Potensi lokasi ini dapat juga dilihat dari aksesibilitas yang dimiliki kawasan perencanaan

yaitu berada di jalur jalan regional yang memudahkan pergerakan dan pemasaran hasil industri bagi daerah yang berada di sekitar kecamatan penghasil konveksi yang dipasarkan di Pasar Konveksi Amur dan sebagai pasar konveksi. Pasar Konveksi Amur mengkoleksi barang-barang dari kecamatan/kawasan belakang. Untuk lebih jelasnya mengenai kegiatan kawasan belakang Pasar Konveksi Amur dapat dilihat pada tabel II.2.

TABEL II.2

POTENSI KEGIATAN KAWASAN BELAKANG PASAR KONVEKSI AMUR

No KAWASAN BELAKANG POTENSI KEGIATAN

1 IV Angkat Candung Bordir/sulaman, Konveksi

2 Tilatang Kamang Bordir/sulaman

3 IV Koto Bordir/sulaman, Konveksi

4 Banuhampu Konveksi

5 Sungai Pua Konveksi

6 Bukittinggi Bordir/sulaman,Konveksi

7 Tanah Datar Songket

8 Padang Panjang Bordir/konveksi

9 Payakumbuh Konveksi

Sumber : Profil Komoditi Unggulan Kabupaten Agam Tahun 2000

2.2.2. Perkembangan Ekonomi Wilayah Sekitar

a. Perkembangan Ekonomi Kabupaten Agam

Pertumbuhan perekonomian Kabupaten Agam yang dilihat dari perkembangan PDRB telah mengalami perkembangan. Perekonomian Kabupaten Agam pada tahun 1999-2000 mengalami pertumbuhan yang cukup berarti. Hal ini disebabkan adanya berbagai kebijakan pada tiap sektor dalam rangka mengatasi krisis ekonomi yang terjadi sehingga mulai menunjukan arah perbaikan. Secara nominal kenaikan PDRB atas dasar harga berlaku sebesar 9,08% dari Rp1.645,96 milyar pada tahun 1999 menjadi Rp1.795,45 milyar pada tahun 2000.

Dalam perekonomian Kabupaten Agam, sektor pertanian merupakan sektor utama yang memberikan sumbangan terbesar terhadap PDRB Kabupaten Agam secara keseluruhan. Nilai PDRB Kabupaten Agam atas dasar harga konstan dan harga berlaku pada kurun waktu 4 tahun (1996 – 2000) terlihat bahwa sektor pertanian selalu mengalami peningkatan dimana sub sektor pertanian yang paling besar kontribusinya yaitu sub sektor tanam pangan.

Selain sektor pertanian, sektor industri juga merupakan sektor unggulan. Sektor industri pada umumnya didominasi oleh industri kecil atau industri rumah tangga yang memberikan kontribusi yang cukup penting dalam peningkatan ekonomi penduduk. Sektor industri ini seperti industri kerajinan tangan, industri konveksi, bordir dan sulaman yang tersebar hampir di semua kecamatan dengan jumlah tenaga kerja yang cukup besar. Sektor industri memiliki peluang yang sangat besar dalam penigkatan ekonomi Kabupaten Agam yang berbasiskan pemberdayaan masyarakat.

b. Perkembangan Ekonomi Wilayah Sekitar

Pertanian

Secara umum potensi ekonomi wilayah sekitar kawasan perencanaan yaitu pertanian tanaman pangan dan sayur-sayuran. Jenis sayuran yang banyak dihasilkan dan merupakan produktifitas tertinggi yaitu tomat, kentang, buncis, terung, kacang panjang, sawi, kol, ketimun, cabe, bawang merah dan bawang putih. Berdasarkan potensi pertanian wilayah belakang, maka potensi ini merupakan peluang yang cukup besar bagi pengembangan Kawasan Pasar Konveksi Amur. Karena di kawasan Pasar Konveksi Amur juga disediakan pasar sayuran.

Industri

Potensi ekonomi yang dapat berkembang pada Kawasan Pasar Konveksi Amur yaitu pusat koleksi dan distribusi barang-barang industri kecil terutama konveksi dari daerah hinterland baik dari Wilayah Agam Timur maupun dari kota/kab yang berbatasan langsung dengan Agam Timur. Selain itu juga sebagai pusat koleksi konveksi baru selain Pasar Aur Kuning Bukittinggi serta menangkap konsumen yang berada di daerah selatan dan pesisir serta dapat menampung pedagang yang tidak tertampung di Pasar Aur Kuning.

(24)

L

Laappoorraann RReennccaannaa BBaabb 22 -- 55 Untuk lebih jelasnya data industri kecil ini dapat dilihat pada tabel II.3 dan gambar

gambar 2.3, gambar 2.4, gambar 2.5 dan gambar 2.6.

TABEL II.3

REKAPITULASI DATA INDUSTRI KECIL PROPINSI SUMATERA BARAT TAHUN 1999

INDUSTRI KECIL

NO KOTA/KAB Unit Usaha Tenaga Kerja Produksi

Total % Total % Total %

I. KABUPATEN

1 Pesisir Selatan 2.328 4,92 6.487 4,44 35.741.560 4,12 2 Solok 2.492 5,27 10.731 7,34 15.787.202 1,82 3 Sawahlunto/Sijunjung 839 1,77 4116 2,82 9240322 1,06 4 Tanah Datar 7.680 16,23 16.848 11,53 51.287.168 5,91 5 Padang Pariaman 3.060 6,47 14.978 10,25 116.157.472 13,38 6 Agam 7.132 15,07 22.812 15,61 84.990.366 9,79 7 50 Kota 10.658 22,52 19.676 13,46 77.401.965 8,91 8 Pasaman 4.682 9,89 11.482 7,86 61.204.071 7,05

Total Kabupaten 38.871 82,15 107.130 73,29 451.810.126 52,03 II. KOTA

9 Padang 3.465 7,32 17.146 11,73 127.425.410 14,68

10 Solok 743 1,57 2.262 1,55 36.039.464 4,15

11 Sawahlunto 723 1,53 2.037 1,39 8.102.057 0,93 12 Padang Panjang 507 1,07 2.207 1,51 22.320.682 2,57 13 Bukittinggi 1.913 4,04 10.061 6,88 175.445.789 20,21

14 Payakumbuh 1.095 2,31 5.322 3,64 47.144.299 5,43

Total Kota 8.446 17,85 39.035 26,71 416.477.701 47,97

Sumbar 47.317 100,00 146.165 100,00 868.287.827 100,00

Sumber : Industri Sumatera Barat Dalam Angka Tahun 2000

GAMBAR 2.3

DOMINASI INDUSTRI KECIL BERDASARKAN BIDANG USAHA KABUPATEN AGAM TERHADAP KAB/KOTA

DI SUMATERA BARAT

Agam 15% Kota 18% Kabupaten 67% GAMBAR 2.4

DOMINASI JUMLAH TENAGA KERJA INDUSTRI KECIL KABUPATEN AGAM TERHADAP KAB/KOTA DI SUMATERA

BARAT Agam 16% Kota 27% Kabupaten 57% GAMBAR 2.5

DOMINASI PRODUKSI INDUSTRI KECIL KABUPATEN AGAM TERHADAP KABUPATEN/KOTA DI SUMATERA BARAT

Kota 48% Agam 10% Kabupaten 42% GAMBAR 2.6

DOMINASI INDUSTRI KECIL KABUPATEN AGAM TERHADAP SUMATERA BARAT 0 20 40 60 80 100 120

Unit Usaha Tenaga Kerja Produksi

INDUSTRI KECIL P E R S E N T A S

E Kab. Agam

Kab. Agam

Kab. Agam

(25)

L

Laappoorraann RReennccaannaa BBaabb 22 -- 66 Dari gambar diatas terlihat bahwa kontribusi industri kecil Kabupaten Agam terhadap

industri kecil Sumatera Barat masih kecil. Adanya Pasar Konveksi Amur diharapkan terjadi peningkatan baik unit usaha maupun produksi yang dapat menyerap tenaga kerja.

Dari data industri kecil yang ada di Kabupaten Agam, industri konveksi memiliki peranan yang cukup besar. Berdasarkan data terlihat bahwa persentase industri konveksi Kabupaten Agam dilihat dari unit usaha, jumlah tenaga kerja dan produksi industri konveksi lebih besar dibandingkan dengan kota/kabupaten lain di Sumatera Barat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel II.4 dan gambar 2.7, gambar 2.8, gambar 2.9 dan gambar 2.10.

TABEL II.4

PERSENTASE INDUSTRI KONVEKSI DI PROPINSI SUMATERA BARAT

INDUSTRI KONVEKSI

No KABUPATEN/KOTA UNIT USAHA TENAGA KERJA KAPASITAS PRODUKSI

JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

KABUPATEN

1 Agam 1859 30,12 7695 24,70 3466056 66,57

2 50 Kota 787 12,75 2574 8,26 168437 3,24

3 Pasaman 156 2,53 333 1,07 15910 0,31

4 Padang Pariaman 691 11,19 5280 16,94 139963 2,69

5 Solok 307 4,97 1762 5,65 116247 2,23

6 Sawahlunto/ SJJ 17 0,28 162 0,52 0 0,00

7 Pss. Selatan 279 4,52 837 2,69 0 0,00

8 Tanah Datar 732 11,86 821 2,63 1872 0,04

JUMLAH 4328 70,11 19464 62,46 3908485 75,07

KOTA

1 Padang 453 7,34 3431 11,01 0 0,00

2 Padang Panjang 97 1,57 759 2,44 84750 1,63

3 Bukittinggi 1135 18,39* 6315 20,27* 939005 18,04*

4 Payakumbuh 115 1,86 1108 3,56 108240 2,08

5 Solok 33 0,53 23 0,07 114579 2,20

6 Sawahlunto 12 0,19 60 0,19 51328 0,99

JUMLAH 1845 29,89 11696 37,54 1297902 24,93

TOTAL SUMBAR 6173 100,00 31160 100,00 5206387 100,00

Sumber : Industri Sumatera Barat Dalam Angka Tahun 2000

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa untuk industri konveksi dilihat dari jumlah unit usaha, jumlah produksi dan tenaga kerja terlihat bahwa Kabupaten Agam memiliki nilai presentase yang lebih besar dibandingkan kabupaten dan kota di Propinsi Sumatera Barat. Sedangkan untuk wilayah kota, Kota Bukittinggi memiliki persentase industri konveksi yang besar dibandingkan kota-kota lainnya di Sumatera Barat. Besarnya nilai presentase tersebut disebabkan oleh Bukittinggi merupakan pusat koleksi dan distribusi barang-barang konveksi tetapi Kota Bukittinggi bukan merupakan sentra produksi industri konveksi.

GAMBAR 2.7

PERSENTASE UNIT USAHA INDUSTRI KONVEKSI KAB. AGAM TERHADAP KAB/KOTA DI SUMATERA BARAT

Agam 28% Kota 28% Kabupaten Lain 44% GAMBAR 2.8

PERSENTASE TENAGA KERJA INDUSTRI KONVEKSI KAB. AGAM TERHADAP KAB/KOTA DI SUMATERA BARAT

Kabupaten Lain 37% Agam 25% Kota 38% GAMBAR 2.9

PERSENTASE PRODUKSI INDUSTRI KONVEKSI KAB. AGAM TERHADAP KAB/KOTA DI SUMATERA BARAT

(26)

L

Laappoorraann RReennccaannaa BBaabb 22 -- 77 GAMBAR 2.10

DOMINASI INDUSTRI KONVEKSI KAB. AGAM TERHADAP SUMATERA BARAT

0% 20% 40% 60% 80% 100% 120%

Unit Usaha Kapasitas Produksi Tenaga Kerja

INDUSTRI KONVEKSI P E R S E N T A S E Kab.

Dari gambar diatas terlihat bahwa industri konveksi memiliki kontribusi yang cukup besar terhadap industri konveksi di Sumatera Barat. Hal ini terlihat dari kapasitas produksi industri konveksi yang dihasilkan yaitu 66 % dari total produksi industri konveksi di Sumatera Barat. Dilihat dari persentase jumlah tenaga kerja sangat sedikit karena tenaga kerjanya tidak hanya dari Kabupaten Agam, tetapi juga datang dari daerah lainnya seperti Payakumbuh dan Tanah Datar. Pada umumnya pekerja dari luar daerah ini banyak dibutuhkan pada saat menjelang Hari Raya Idul Fitri dan kapasitas produksi juga terjadi peningkatan.

Jenis industri kecil di Kabupaten Agam sendiri juga beraneka ragam seperti industri pakaian, bordir dan sulaman. Dilihat dari presentase kapasitas produksi industri konveksi (pakaian jadi dari tekstil) sangat besar dibandngkan dengan industri kecil lainnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.11.

GAMBAR 2.11

PERSENTASE KAPASITAS PRODUKSI INDUSTRI KABUPATEN AGAM TAHUN 2000 2% 0% 28% 1% 66% 3% 0%

BARANG TEKSTIL JADI

BORDIR/SULAMAN

TEKSTIL LAINYA

KAIN RAJUTAN /RENDA

PAKAIAN JADI DARI TEKSTIL (KONVEKSI)

PAKAIAN JADI LAINNYA DARI TEKSTIL

PAKAIAN JADI (GARMEN) DARI KULIT & SEJENISNYA

2.2.3. Perkembangan Penduduk

Salah satu faktor pendorong perkembangan Kawasan Pasar Konveksi Amur sebagai pusat perbelanjaan di Kabupaten Agam yaitu pengaruh dari perkembangan daerah hinterland yang terdiri dari beberapa kecamatan disekitarnya (SWP IV) yaitu kecamatan-kecamatan : Banuhampu/Sei Pua, Palupuh, IV Koto, Tilatang Kamang dan Baso, serta wilayah pengaruh utama yaitu Kota Bukittinggi.

Jumlah penduduk pada SWP IV Kabupaten Agam pada tahun 2000 yang terbesar terdapat di Kecamatan IV Angkek Canduang yaitu 23,75% dari total jumlah penduduk SWP IV. Jumlah penduduk terendah terdapat pada Kecamatan Palupuh yaitu 5.38%. Pada umumnya pertumbuhan jumlah penduduk di SWP IV tahun 1997-2000 mengalami penurunan kecuali jumlah penduduk di Kecamatan Banuhampu/Sei. Pua. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel II.5 dan gambar 2.12.

TABEL II.5

JUMLAH PENDUDUK SWP IV KABUPATEN AGAM TAHUN 1997 DAN 2000

No KECAMATAN

JUMLAH PENDUDUK (Jiwa) PERTUMBUHAN (%)

1997 % 2000 %

1 Banuhampu/Sei. Pua 52574 20,92 27875 20,33 -0,47

2 IV Angkat Canduang 58153 23,14 32465 23,67 -0,44

3 Baso 32990 13,13 18651 13,60 -0,43

4 Tilatang Kamang 55303 22,01 31292 22,82 -0,43

5 IV Koto 37580 14,96 18890 13,77 -0,50

6 Palupuh 14683 5,84 7962 5,81 -0,46

Total SWP IV (Agam Timur) 251283 100,00 137135 100 -0,45 Sumber : Kantor BPS Kab. Agam, Kabupaten Agam Dalam Angka Tahun 1997 dan Rekapitulasi Data Penduduk Kabupaten Agam Tahun 2000

Sumbar Sumbar Sumbar

Kab. Agam

(27)

L

Laappoorraann RReennccaannaa BBaabb 22 -- 88

GAMBAR 2.12

JUMLAH PENDUDUK SWP IV KABUPATEN AGAM TAHUN 2000

23% 24% 13% 21% 14% 5% Banuhampu/Sei. Pua IV Angkat Canduang Baso

Tilatang Kamang IV Koto

Palupuh

Sedangkan jumlah penduduk Kabupaten Agam pada tahun 2000 adalah 235.860 jiwa, yang tersebar tidak merata di setiap kecamatan, dengan 58,14 % berada di SWP IV. Jumlah penduduk terbesar terdapat di Kecamatan Lubuk Basung dengan persebaran 17,45 % dari keseluruh jumlah penduduk Kabupaten Agam. Sedangkan jumlah penduduk terkecil terdapat pada Kecamatan Palupuh yaitu 3,38 % dari jumlah keseluruhan penduduk Kabupaten Agam. Pertumbuhan penduduk Kabupaten Agam dari tahun 1997 – 1999 mengalami penurunan yaitu -0.46 %. Hal ini disebabkan oleh banyaknya masyarakat yang bermigrasi ke kota lain, sehingga penduduk yang mendapat pelayanan dari Pasar Konveksi Amur sebagai pusat perbelanjaan di Kabupaten Agam adalah seluruh penduduk Kabupaten Agam yaitu sebesar 235.860 jiwa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel II.6.

TABEL II.6

JUMLAH PENDUDUK KABUPATEN AGAM TAHUN 1997 DAN 2000

No KECAMATAN JUMLAH PENDUDUK (Jiwa) PERTUMBUHAN

(%)

1997 % 2000 %

1 Tanjung Mutiara 22540 5,2 12465 5,28 -0,45

2 Lubuk Basung 76695 17,68 41155 17,45 -0,46

3 Tanjung Raya 33151 7,64 17440 7,39 -0,47

4 Matur 20900 4,82 10932 4,63 -0,48

5 Palembayan 29044 6,7 16733 7,09 -0,42

6 Banuhampu Sei. Puar 52574 12,12 27875 11,82 -0,47

7 IV Angkat Candung 58153 13,41 32465 13,76 -0,44

8 Baso 32990 7,61 18651 7,91 -0,43

9 Tilatang Kamang 55303 12,77 31292 13,27 -0,43

10 IV Koto 37580 8,67 18890 8,01 -0,50

11 Palupuh 14683 3,39 7962 3,38 -0,46

Total (Kab. Agam) 433613 100 235860 100,00 -0,46

Sumber : Kantor BPS Kab. Agam, Kabupaten Agam Dalam Angka Tahun 1997 dan Rekapitulasi Data Penduduk Kabupaten Agam Tahun 2000

2.2.4. Perkembangan Pariwisata

Dalam pembagian wilayah pengembangan pariwisata Sumatera Barat, Kabupaten Agam merupakan Lokasi Daya Tarik Unggulan I. Dalam rencana pengembangan produk dan daya tarik wisata Sumatera Barat, Kabupaten Agam termasuk dalam Wilayah Pengembangan Pariwisata I. Berdasarkan hal ini maka Kawasan Pasar Konveksi Amur memiliki potensi untuk di kembangkan sebagai kawasan pariwisata terutama wisata belanja yang mendapat pengaruh dari pariwisata Bukittinggi. Dilihat dari jumlah kunjungan wisatawan di Kabupaten Agam, setiap tahun selalu mengalami peningkatan. Jumlah kunjungan wisatawan terbesar yaitu wisatawan domestik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel II.7.

TABEL II.7

JUMLAH KUNJUNGAN WISATA KE KABUPATEN AGAM

TAHUN WISATAWAN JUMLAH PERSENTASE (%)

KENAIKAN Mancanegara Domestik

1993/1994 1994/1995 1995/1996 1996/1997 1997/1998 1998/1999 19.023 20.925 23.018 25.320 27.852 30.637 35.650 39.215 43.137 47.450 52.415 57.425 65.673 60.140 66.145 72.770 80.042 88.052 - -8,40 9,90 10,00 9,90 10,00

Sumber : Propeda Kabupaten Agam 2001

(28)

L

Laappoorraann RReennccaannaa BBaabb 22 -- 99 2.2.5. Perkembangan Fasilitas Ekonomi

Perkembangan fasilitas ekonomi dilihat dari fasilitas-fasilitas ekonomi (pasar) yang ada di kawasan sekitar Pasar Konveksi Amur. Fasilitas ekonomi tersebut seperti pasar-pasar yang berada di Kota Bukittinggi yaitu Pasar Atas, Pasar Bawah, dan Pasar Aur Kuning. Sedangkan pasar yang termasuk dalam wilayah Kabupaten Agam yaitu :

 Pasar Padang Luar dengan fungsi koleksi dan distribusi komoditi pertanian terutama sayuran dari daerah sekitarnya

 Pasar Koto Baru yang berfungsi sebagai koleksi dan distribusi komoditi pertanian terutama sayuran dari daerah sekitarnya

 Pasar Biaro berfungsi sebagai koleksi dan distribusi komoditi pertanian terutama sayuran dari daerah sekitarnya

 Pasar Atas dan Pasar Bawah Bukittinggi

 Pasar Aur Kuning Bukittinggi sebagai pusat distribusi dan koleksi produk konveksi dengan skala pelayanan regional.

Pasar-pasar yang berada di sekitar Kawasan Pasar Konveksi Amur ini pada umumnya berfungsi sebagai pusat distribusi dan koleksi barang-barang hasil pertanian. Dilihat dari skala pelayanan pasar, Pasar Padang Luar memiliki jangkauan pelayanan yang luas dibandingkan dengan pasar wilayah hinterland lainnya, tetapi belum mampu mendorong pertumbuhan keseluruhan hinterlandnya melalui fungsinya sebagai koleksi produksi pertanian.

Hal ini disebabkan karena adanya pasar pesaing yang jaraknya lebih dekat yaitu pasar-pasar Bukittinggi. Untuk saat ini Pasar Padang Luar hanya berperan penting bagi Kecamatan Banuhampu Sungai Pua yang juga merupakan sentra produksi pertanian, Kecamatan X Koto dan Kecamatan IV Koto. Dengan adanya pengembangan Kawasan Pasar Konveksi Amur, selain sebagai pasar yang menjual barang-barang konveksi, sulaman/bordir juga dikembangkan sebagai pasar yang dapat menampung produksi pertanian (sayuran) dari wilayah hinterlandnya.

(29)

L

Laappoorraann RReennccaannaa BBaabb 33 -- 11

Bab 3

Gambaran Kawasan Pengembangan

3.1. PERKEMBANGAN KORIDOR

3.1.1 Kondisi Fisik

awasan perencanaan secara administrasi termasuk dalam Kecamatan Banuhampu dan Kecamatan Sungai Pua Kabupaten Agam, yang terletak 88 Km dari Kota Padang dan 5 Km dari Kota Bukittinggi. Secara geografis kawasan perencanaan berada pada

100022’ – 1000 BT dan 0077’ – 0021’ LS, yang berbatasan dengan :

 Sebelah Utara berbatasan dengan Padang Luar

 Sebelah Selatan berbatasan dengan Kota Baru Kecamatan X Koto Kabupaten Tanah Datar.

 Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan IV Angkat Candung  Sebelah Barat berbatasan dengan Koto Tuo Kecamatan IV Koto.

Kawasan perencanaan terletak pada posisi strategis yang dapat memberikan akses/kemudahan dalam melakukan hubungan dengan kota-kota atau kawasan lainnya di lingkup regional. Kondisi ini akan membuat kawasan perencanaan memiliki peluang berkembang yang cukup besar yang di dukung oleh fungsinya sebagai Pasar Konveksi skala regional dan merupakan hinterland Kota Bukittinggi yang pada akhirnya akan memberikan dampak atau pengaruh yang cukup besar baik itu dalam aspek sosial, ekonomi maupun fisik.

Kondisi topografi kawasan perencanaan tergolong datar yang berkisar antara 0 - 40%. Kawasan datar ini umumnya terletak disepanjang Jalan Padang – Bukittingi, berada pada ketinggian 1150 meter diatas permukaan laut dan dekat dengan Gunung Singgalang. Proses perkembangan kawasan perencanaan akan terus meningkat hal ini dilihat dari keadaan topografi yang sangat mendukung serta tingkat kemiringan yang relatif datar. Untuk lebih jelasnya kondisi topografi kawasan perencanaan dapat dilihat pada gambar 3.1.

3.1.2 Pemanfaatan Lahan

Pemanfaatan lahan di kawasan perencanaan yang terletak pada jalur regional Kota Padang – kota Bukittinggi sebagian besar merupakan lahan tidak terbangun yang pada umumnya yaitu kawasan pertanian (sawah, kebun campuran), telaga dan pemanfaatan lahan terbangun yaitu permukiman, pasar (Pasar Konveksi Amur) yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana pendukung seperti terminal serta sarana dan prasarana lingkungan dan dan sebagian lain lahan yang bersifat konservasi karena terletak pada topografi yang curam.

Penggunaan lahan terbangun telah mengalami perkembangan dengan munculnya Pasar Konveksi Amur yang mengakibatkan berkembangnya bangunan-bangunan komersial di sepanjang jalan raya Padang – Bukittinggi. Perkembangan ini juga diikuti oleh bertambahnya sarana dan prasarana pendukung seperti fasilitas sosial dan jaringan jalan, meskipun perkembangannya masih sedikit.

Dengan berkembangnya Kawasan Pasar Konveksi Amur dan sebagai spill over dari Kota Bakittinggi, kawasan perencanaan dapat dikembangkan sebagai kawasan pariwisata terutama pariwisata belanja. Hal ini didukung lokasi kawasan yang dekat dengan Kota Bukittinggi dan wilayah pengembangan untuk Agam Timur, hal ini didukung oleh potensinya sebagai pasar konveksi dengan skala regional. Untuk lebih jelasnya pemanfaatan lahan di kawasan perencanaan dapat dilihat gambar 3.2.

3.1.3 Kondisi dan Fungsi Bangunan

Pada dasarnya kondisi dan fungsi bangunan yang berada pada kawasan perencanaan Pasar Konveksi Amur yaitu bangunan permanen, semi permanen dan non permanen dengan fungsi yang beragam seperti pemukiman penduduk dan sarana lingkungan, perdagangan, sarana perkantoran seperti kantor camat, polsek, wali nagari dan kantor lainnya serta bangunan untuk industri rumah tangga. Untuk lebih jelasnya kondisi dan fungsi bangunan di kawasan perencanaan dapat dilihat pada gambar 3.3 dan gambar 3.4.

(30)

L

Laappoorraann RReennccaannaa BBaabb 33 -- 22

Gambar 3.1

(31)

L

Laappoorraann RReennccaannaa BBaabb 33 -- 33

Gambar 3.2

(32)

L

Laappoorraann RReennccaannaa BBaabb 33 -- 44

Gambar 3.3

(33)

L

Laappoorraann RReennccaannaa BBaabb 33 -- 55

Gambar 3.4

Fungsi Bangunan

3.1.4 Kondisi Visual

(34)

L

Laappoorraann RReennccaannaa BBaabb 33 -- 66 perbatasan antara kawasan perencanaan dengan Pasar padang Luar. Dilihat secara umum

pemanfaatan lahan dikawasan perencanaan masih didominasi dengan kegiatan pertanian. Di kawasan perencanaan juga terdapat talago yang dapat dikembangkan sebagai objek wisata air seperti memancing. Untuk lebih jelasnya kondisi visual kawasan perencanaan dapat dilihat pada gambar 3.5 dan gambar 3.6.

3.1.5 Transportasi

a. Kondisi Jaringan Jalan

Ditinjau dari konstruksi permukaannya, jaringan jalan yang terdapat di kawasan perencanaan terdiri dari jalan aspal, jalan batu dan jalan tanah. Jaringan jalan yang konstruksinya terbuat dari aspal dengan kondisi baik adalah jalan arteri primer (jalan raya Padang – Bukittinggi) dengan lebar 6 meter dan jalan di Kawasan Pasar Konveksi Amur. Sedangkan untuk jalan batu dan tanah terdapat pada jalan lingkungan yang menghubungkan permukiman penduduk.

Seiring dengan terjadinya peningkatan aktivitas diharapkan jalan batu dan jalan tanah akan ditingkatkan kondisinya. Peningkatan kondisi jalan yang ada merupakan usaha untuk mengantisipasi perkembangan kawasan perencanaan saat ini maupun dimasa yang akan datang, selain itu dapat melancarkan pola pergerakan orang dan barang serta hubungan antara nagari yang ada. Dengan adanya Pasar Konveksi Amur perlu dilakukan pelebaran jalan terutama disekitar kawasan pasar.

Dari data survey lalu lintas yang dilakukan oleh Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah Direktorat Jenderal Prasarana Wilayah dalam Rekapitulasi Hasil Perhitungan Lalu Lintas yang dilakukan pada Bulan Juni yaitu jumlah kendaraan yang melewati jalan di kawasan perencanaan baik dari arah Padang-Bukitinggi dan Bukittinggi - Padang berjumlah 7632 unit kendaraan. Untuk lebih jelasnya jumlah kendaraan yang melewati kawasan perencanaan dapat dilihat pada tabel III.1.

TABEL III.1

VOLUME LALU LINTAS KAWASAN PASAR KONVEKSI AMUR

No JENIS KENDARAAN

ARAH PERGERAKAN

TOTAL PADANG -

BUKITTINGGI BUKITTINGGI - PADANG

1 Kendaraan Roda 2

(Sepeda Motor, Sekuter, Sepeda, Bemo)

531 627 1.158

2 Mobil Penumpang

a. Sedan, Jeep dan Station Wagon 1.142 1.003 2.145

b. Oplet, Pick Up, Oplet, Minibus 812 897 1.709

c. Pick Up, Micro Truk dan Mobil Hantaran

487 462 949

3 BUS

a. Bus Kecil 187 160 347

b. Bus Besar 135 115 250

4 TRUK

a. Truk 2 Sumbu 549 455 1.004

b. Truk 3 sumbu 30 34 64

c. Truk Gandengan - - -

d. truk Semi Trailer - - -

5 Kendaraan Tak Bermotor (Gerobak dll)

- 6 6

Sumber : Departemen Kimpraswil Dirjen Prasarana Wilayah Propinsi Sumatera Barat

Berdasarkan hasil analisis, dari 7.632 unit kendaraan yang melewati jalan di kawasan perencanaan baik dari arah Padang - Bukitinggi dan Bukittinggi - Padang sama dengan 636,99 SMP/jam. Untuk mengetahui kapasitas jalan digunakan formulasi :

SF = 3100 x (v/c) x fd x fw x fh

Dari perhitungan diperoleh hasil pada LOS C maka diperoleh SFC = 560,97 SMP. Dari hasil hitungan dapat disimpulkan bahwa berdasarkan standar tingkat pelayanan (LOS) jalan arteri Padang-Bukittinggi yang melewati kawasan Amur termasuk dalam klasifikasi C, dimana arus stabil dan kecepatan terbatas.

b. Angkutan Umum Pedesaan

(35)

L

Laappoorraann RReennccaannaa BBaabb 33 -- 77

Gambar 3.5

Kondisi Kawasan Amur

(36)

L

Laappoorraann RReennccaannaa BBaabb 33 -- 88

(37)

L

Laappoorraann RReennccaannaa BBaabb 33 -- 99

(38)

L

Laappoorraann RReennccaannaa BBaabb 33 -- 1100 TABEL III.2

JUMLAH ANGKUTAN PEDESAAN KAWASAN PERENCANAAN TAHUN 2001

No NAMA PERUSAHAAN JUMLAH ARMADA

(Unit)

(39)

L

Laappoorraann RReennccaannaa BBaabb 33 -- 1111

2 MERSI 174

3 CV. AGAM TUO 11

4 CV. PALB 22

5 PO. PELITA INDAH 49

6 PO. KAMANG JAYA 31

7 KUD. SEI. PUA 25

8 KUD. KOTO TUO 67

Sumber : Dinas Pariwisata dan Perhubungan Kab. Agam Tahun 2001

c. Trayek

Trayek kendaraan yang melewati kawasan perencanaan terdiri dari :

 Trayek yang langsung melewati kawasan perencanaan (pergerakan aktual) seperti bus yang menuju ke Bukittinggi, Payakumbuh, Pekan Baru, Matur, Maninjau, Medan dan daerah lainnya.

 Trayek angkutan umum (angkutan Pedesaan) ke Bukittinggi yaitu angkutan pedesaan dari daerah hinterland Bukittinggi. Untuk Lebih jelasnya trayek-trayek angkutan pedesaan yang dapat melayani masyarakat di kawasan perencanaan dan pedagang dan pembeli yang berbelanja ke Pasar Konveksi Amur dapat di lihat pada tabel II

Gambar

TABEL VIII.1
Gambar 1.3
Gambar 1.4 perkembangan fasilitas ekonomi.
TABEL II.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Jalan Raya Sukowati merupakan Jalan protokol di sepanjang Kabupaten Sragen, yang merupakan salah satu kawasan potensial dikarenakan banyak terdapat pertokoan,

ANALISIS KEBUTUHAN RUANG PARKIR DI KAWASAN PASAR KLANDASAN BALIKPAPAN, KALIMANTAN TIMUR, Indra Pramana Putra, NPM 110213992, Tahun 2016, PKS Transportasi, Program

Pasar Johar Semarang merupakan pasar tradisional terbesar di kota Semarang. Pasar yang merupakan warisan budaya peninggalan Belanda ini terletak di kawasan

 Besar ukuran pasar potensial produk multi tools mencakup tiga provinsi besar di Indonesia meliputi Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah dengan spesifikasi lanjutan

ANALISA Staphylococcus aureus PADA RUMPUT LAUT YANG DI JUAL DI PASAR WILAYAH

yang merupakan ciri khas Kota Surabaya yaitu Pasar Turi, Pasar Pabean,. Pasar Blauran, dan kawasan perdagangan onderdil kendraan

Di antara pasar – pasar tersebut ada yang merupakan pasar spesifik yang merupakan ciri khas Kota Surabaya yaitu Pasar Turi, Pasar Pabean, Pasar Blauran, dan kawasan

Potensi lahan di kawasan Timur Kota Jayapura, potensial untuk pengembangan agrowisata, terutama dengan adanya dukungan bendungan Muara Tami yang mempunyai potensi untuk