1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul
Perkembangan dunia industri Indonesia yang semakin tumbuh dan berkembang menuntut industri untuk saling bersaing dan memperebutkan pasar baik dari tingkat regional hingga internasional secara kompetitif.
Perkembangan tersebut tidak hanya terjadi pada industri besar melainkan juga pada industri berskala mikro. Sektor usaha mikro, kecil dan menengah merupakan salah satu penggerak perekonomian nasional yang terbukti tahan terhadap adanya krisis ekonomi. Hal ini dapat dipahami karena UMKM merupakan kegiatan ekonomi rakyat dengan skala kecil dan bukan kegiatan ekonomi yang dikuasai beberapa orang..
Makanan adalah kebutuhan pokok manusia yang diperlukan setiap saat dan memerlukan pengolahan yang baik dan benar agar bermanfaat bagi tubuh, karena makanan sangat diperlukan untuk oleh tubuh. Menurut Agustina (2014:53) Makanan adalah kebutuhan pokok manusia yang secara langsung berperan meningkatkan kesehatan sehingga mampu melakukan kegiatan sehari-hari secara baik, untuk itulah keamanan makanan menjadi sangat penting agar tidak menimbulkan gangguan kesehatan. Dewasa ini dengan berkembangnya gaya hidup dan pola pikir masyarakat yang semakin modern, makanan kini dapat dinilai sebagai gaya hidup masyarakat. Hal tersebut membuat jenis makanan yang ada sangat bervariatif dan memiliki fungsi yang berbeda-beda. Jika kita melihat dari segi kondisi, makanan dapat dibedakan menjadi makanan pembuka, makanan inti dan makanan penutup.
Selain itu, makanan juga dibedakan berdasarkan kapasitasnya, ada yang disebut sebagai jajanan atau makanan camilan dan makanan pokok.
Bermacam jenis makanan tersebut dikarenakan adanya permintaan yang beragam dari para konsumen. Data BPS (2021), permintaan masyarakat terhadap makanan cukup tinggi walapun dalam keadaan pandemi Covid-19
dengan rata-rata dari tahun 2019 sampai dengan tahun 2021 pengeluaran masyarakat Indonesia hampir mencapai 50 persen. Masyarakat pun mau mengeluarkan dana untuk memperoleh makanan yang sesuai dengan keinginan mereka. Berdasarkan data BPS (2021), pengeluaran konsumsi masyarakat Indonesia pada tahun 2018 sampai tahun 2021 adalah sebagai berikut:
Tabel 1.1
Data Pengeluaran Konsumsi Masyarakat Indonesia
No Tahun
Pengeluaran Konsumsi Masyarakat
Makanan Bukan Makanan
1. 2018 49,51% 50,49%,
2. 2019 49.14% 50,86%;
3. 2020 49,22% 50,78%;
4. 2021 (Update Maret) 49,25% 50,75%.
Sumber: Data BPS (2021)
Dilihat dari penjelasan diatas bawah konsumsi masyarakat untuk makanan tergolong sangat lah besar. Hal tersebut menunjukkan bahwa makanan sangat dibutuhkan oleh seluruh masyarakat. Sebagian masyarakat rela untuk mengeluarkan uang dengan jumlah yang tidak sedikit hanya untuk memperoleh makanan yang mereka inginkan. Satu harinya setiap orang biasa membeli dua sampai tiga kali makanan dibandingkan dengan barang atau kebutuhan lainnya. Makanan pun merupakan kebutuhan yang sangat penting bagaimanapun kondisi seseorang. Konsumsi masyarakat yang tinggi untuk makanan mengindikasikan bahwa peluang berbisnis di bidang makanan sangat potensial untuk dilakukan. Hal tersebut membuka peluang bisnis bagi para produsen yang bergerak dalam bidang makanan. Berdirinya rumah makan dan restoran yang ada dikarenakan tingginya permintaan masyarakat dalam pemenuhan makanan.
Seiring bertambahnya jumlah penduduk dan berkembangnya era globalisasi yang ditandai oleh pesatnya perdagangan, industri pengolahan pangan, jasa dan informasi menyebabkan terjadinya perubahan gaya hidup
dan pola konsumsi masyarakat. Pola pergerakan tersebut dapat mempengaruhi kebiasaan seseorang untuk mengkonsumsi makanan ke arah yang lebih baik dan praktis serta menginginkan nilai lebih dari sekedar memenuhi kebutuhan fisiologis saja. Salah satu jasa penyediaan makanan terus berkembang di Kota Palembang adalah usaha restoran atau warung makan.
Restoran atau warung makan merupakan tempat atau bangunan yang menyediakan makanan atau minuman siap saji mulai dari awal proses pengolahan sampai penyajian kepada konsumen. Restoran menyajikan makanan dan minuman sebagai produk dan jasa berupa pelayanan yang baik dalam penyajian hidangan kepada pelanggan. Alasan masyarakat makan di luar rumah atau di suatu restoran karena adanya pelayanan yang baik, variasi menu, citarasa yang beragam, kelezatan dan kecepatan dalam menyajikan sesuatu. Selain itu, restoran juga dapat memberikan kemudahan bagi masyarakat yang tidak mempunyai waktu untuk menyediakan makanan sendiri di rumah apalagi ditambah kondisi pandemi covid 19 kemarin yang mengharuskan kita untuk melakukan kegiatan di rumah saja.
Strategi pemasaran merupakan rencana yang menjabarkan ekspektasi perusahaan akan dampak dari berbagai aktivitas atau program pemasaran terhadap permintaan produk atau lini produknya di pasar sasaran tertentu. Penelitian Suhartini (2018) menyatakan bahwa suatu strategi pemasaran sehingga nantinya diharapkan perusahaan memperoleh keuntungan yang maksimal. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa strategi yang akan digunakan perusahaan adalah dengan memperbaiki sistem dan meningkatkan promosi sehingga dapat memperluas target pasar dan juga mempertahankan dan meningkatkan kualitas pelayanan terhadap pelanggan dengan tetap mempertahankan hubungan baik kepada konsumen dan relasi bisnisnya. Perusahaan harus dapat memikirkan tindakan apa yang sebaiknya dilakukan sebagai usaha untuk menjaga stabilitas perusahaan. Perusahaan yang menjalankan pemasaran membutuhkan lebih dari sekedar mengembangkan produk dengan kualitas yang baik, ataupun memberikan
harga yang menarik serta terjangkau oleh pelanggan sasaran (target market), tetapi juga yang harus dipikirkan adalah aspek lain oleh perusahaan agar dapat bertahan dan memenangkan persaingan.
Menuruti Lubis dalam peneltian Oktaviana (2017:2) menyatakan bahwa strategi untuk menghadapi lingkungan eksternal dapat ditetapkan dengan mengetahui apa yang menjadi ancaman (Threats) dan apa yang menjadi peluang (Opportunities) bagi perusahaan. Sesudah mengetahui lingkungan eksternal yang dihadapi, maka analisis lingkungan internal perlu dilakukan guna mengetahui apa yang menjadi kekuatan (Strengts) dan apa yang menjadi kelemahan (Weaknesseses) dari perusahaan. Selanjutnya perusahaan selalu dapat beradaptasi dengan lingkungannya sehingga upaya untuk mencapai tujuan perusahaan senantiasa akan dapat dicapai. Penentuan strategi pemasaran dapat dilakukan oleh manajer pemasaran dengan memperhatikan konsumen dan marketing mix yang dipakai dalam memasarkan produk. Marketing mix ini terdiri dari variabel-variabel seperti Product (Produk), Price (Harga), Place (Tempat), Promotion (Promosi), People (Orang), Process (Proses), dan Physical Evidence (Sarana Fisik).
Setiap variabel yang terdapat dalam marketing mix saling berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama lainnya dan harus dikembangkan oleh suatu perusahaan agar saling mendukung dalam mencapai tujuan yang diinginkan perusahaan.
Namun dalam penerapan strategi pemasaran kita juga akan menemui permasalahan-permasalan yang ada di lapangan, oleh karena itu strategi pemasaran yang diterapkan oleh sauatu perusahaan atau usaha harus disesuaikan tidak hanya pada sasaran konsumen saja yang sama. Peneltian Oktaviana (2017) menyatakan bahwa sebelum perusahaan menetapkan dan menjalankan strateginya hendaklah terlebih dahulu melakukan analisa SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity and Treath) yaitu melihat dan menganalisa kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dimilikinya sendiri dan juga yang dimiliki oleh para pesaingnya. Perusahaan memerlukan strategi pemasaran yang baik dengan menggunakan analisa SWOT untuk
meminimalisasi kelemahan maupun ancaman dan memaksimalkan kekuatan maupun peluang dari perusahaan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik Warung Ayam Judes Palembang, beliau ingin memfokuskan agar usaha Warung Ayam Judes Palembang ini tetap selalu tetap eksis walaupun dalam keaadan yang sulit seperti di masa pandemi ini, dan mampu bersaing dari segi cita rasa maupun harga dengan pesaing yang ada, dan recana kedepannya ingin memperluas usaha dengan mendirikan beberapa cabang. Salah satu masalah yang juga masih menghambat perkembangan UMKM ini adalah pemasaran. Strategi pemasaran yang kurang seringkali menghambat perkembangan suatu usaha yang pada akhirnya berujung pada kebangkrutan/ collapse. Oleh karena itu, perlu dilakukan sebuah pengembangan agar dapat tetap eksis ditengah persaingan industri yang semakin ketat.
Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan dengan owner Ayam Judes Palembang mengenai strategi pemasaran, serta dari 7 bauran pemasaran Ayam Judes Palembang menerapkan 4 strategi bauran pemasaran jasa yaitu:
a. Produk (Product),
Adalah upaya pengelolaan unsur produk. Mulai dari perencanaan hingga pengembangan produk atau jasa untuk dipasarkan. Ada beberapa faktor keputusan dalam mempertimbangkan elemen produk di marketing mix, seperti :
1. Fitur 2. Kualitas
3. Merek atau logo
4. Perbedaan dengan competitor 5. Variasi Produk
6. Pengemasan b. Harga (Price)
Adalah penentuan harga dasar yang tepat bagi produk atau jasa. Hal ini termasuk penentuan strategi, seperti kebijakan potongan harga dan potongan biaya jasa
pengiriman. Untuk melakukan penetapan harga, kamu perlu mempertimbangkan hal berikut ini:
1. Nilai produk atau jasa
2. Perbandingan harga dengan competitor 3. Promo atau pemberian diskon
4. Keuntungan c. Promosi (Promotion)
Adalah unsur yang digunakan untuk memberi tahu serta membujuk masyarakat agar membeli produk atau menggunakan jasa yang dipasarkan perusahaan. Untuk menentukan kegiatan promosi yang tepat kamu bisa memperhatikan hal berikut ini;
1. Waktu melaksanakan promosi 2. Media promosi yang digunakan
3. Pelajari pesaing saat melakukan promosi d. Tempat (Place).
Adalah penentuan dan pengelolaan berbagai saluran perdagangan yang dipakai untuk menyalurkan produk atau jasa. Contohnya pemilihan lokasi yang strategis serta pengembangan sistem distribusi. Tapi selain tempat bisnis yang strategis, ada beberapa komponen yang mesti kamu perhatikan untuk memilih marketing mix 4p ini, yaitu :
1. Jenis tempat
2. Saluran distribusi
3. Penangan produk
4. Logistik
5. Pelajari dari competitor
Penulis melakukan analisis dengan menggunakan matrik IFAS & EFAS dan dengan matrik SWOT yang akan menhasilkan faktor lingkungan internal dan eksternal perusahaan dalam kekuatan (Strenght), Kelemahan (Weakness), Peluang (Opportunities), dan Ancaman (Threats) Warung Ayam Judes Palembang. Maka berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk meneliti
dan mengakat permasalahan mengenai “STRATEGI PEMASARAN PADA WARUNG AYAM JUDES PALEMBANG BERBASIS ANALISIS SWOT, IFAS, DAN EFAS”
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang pemilihan judul yang telah diuraikan diatas, maka identifikasi permasalahan yang akan penulis bahas yaitu:
1. Bagaimana penerapan strategi pemasaran yang tepat dalam marketing mix yang meliputi (Product, People, Promotion, dan Physical Evidence) pada Ayam Judes Palembang?
2. Bagaimana analisis SWOT terhadap faktor lingkungan internal dan eksternal perusahaan yang mempengaruhi strategi pemasaran pada Ayam Judes Palembang?”
1.3 Ruang Lingkup Pembahasan
Pada kesempatan ini, penulis membatasi lingkup pembahasan agar laporan ini tidak menyimpang dari permasalahan yang telah dikonsep oleh penulis. Adapun ruang lingkup pembahasan Laporan Akhir ini yaitu:
“Strategi Pemasaran Pada Warung Ayam Judes Palembang Berbasis Analisis SWOT”
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai penulis dalam penulisaan ini yaitu:
1. Untuk mengetahui strategi pemasaran yang tepat dalam marketing mix yang meliputi (Product, Price, Promotion, Place, People) pada Warung Ayam Judes Palembang.
2. Untuk mengetahui analisis SWOT (Strenght, Weakness, Opportunities, Threat) pada Warung Ayam Judes Palembang.
1.4.2 Manfaat Penelitian
Adapaun manfaat yang diperoleh dari penulisan laporan akhir ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Penulis
Sebagai sarana untuk menambah pengetahuan dan wawasan dalam penelitian mengenai strategi bauran pemasaran pada usaha Warung Ayam Judes Palembang dalam upaya meingkatkan omset penjualan usaha.
2. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan dan memberikan tambahan informasi bagi perusahaan untuk meningkatkan omset usaha melalui strategi bauran pemasaran produk pada Warung Ayam Judes Palembang.
3. Bagi Pihak Lain
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi rekan-rekan mahasiswa dan pihak lainnya dalam melakukan penelitian lebih lanjut dan sebagai tambahan informasi untuk penelitian selanjutnya.
1.5 Metodologi Penelitian
1.5.1 Ruang Lingkup Pembahasan
Penelitian ini dilakukan di Warung Ayam Judes Palembang yang berlokasi di Jl. Puncak Sekuning 26 Ilir, D.1 Kec. Ilir Barat 1, Kota Palembang. Adapun yang akan penulis tinjau adalah strategi pemasaran yang tepat dalam marketing mix yang meliputi: Product, Price, Promotion, People, dan Place pada Warung Ayam Judes Palembang melalui analisis SWOT, IFAS, DAN EFAS.
1.5.2 Jenis dan Sumber Data
Menurut Sugiyono (2020:159) berdasarkan cara memperoleh data ada dua, yaitu sebagai berikut:
1. Data Primer
Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, pada penelitian penulis memperoleh data dari wawancara langung dengan owner dan pegawai Warung Ayam Judes Palembang.
2. Data Skunder
Sumber sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau dokumen, Adapun data sekunder yang penulis peroleh yaitu dokumen-dokumen yang diperoleh dari Warung Ayam Judes Palembang melalui sumber-sember pustaka lainnya yang berhubungan dengan bidang yang akan diteliti. Selain itu, penulis juga mengumpulkan inforamasi dengan membaca literatur-literatur, jurnal, buku-buku dan penelitian sebelumnya.
1.5.3 Metode Pengumpulan Data
Penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data dalam penulisan laporan ini untuk dapat menyelesaikan permasalahan yang diteliti. Adapun metode pengumpulan data yang penulis gunakan dalam mengumpulkan data dan informasi untuk penulisan laporan ini yaitu:
1. Riset Lapangan (Field Research)
Merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung ke perusahaan yang menjadi objek penelitian yaitu Warung Ayam Judes Palembang, misalnya dengan wawancara dan menggunakan kuesioner. Dalam hal ini penulis mewawancarai karyawan dan membagikan kuesioner kepada responden yang berasal dari dalam dan luar Warung Ayam Judes
Palembang. Responden dari dalam adalah karyawan Warung Ayam Judes Palembang, sedangkan responden dari luar adalah para pelanggan Warung Ayam Judes Palembang yang membeli produk untuk memperoleh data secara langsung.
2. Studi Kepustakaan (Library Research)
Yaitu teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku, literatur, catatan, dan laporan yang ada baik dalam bentuk cetak maupun elektronik. Menurut Sugiyono (2018:15), “penelitian kepustakaan adalah penelitian di mana data tidak diperoleh dari lapangan tetapi dari perpustakaan atau tempat lain yang menyimpan referensi, dokumen-dokumen yang berisi data yang telah teruji validitasnya. Data hasil penelitian kepustakaan disebut data sekunder karena data tidak diperoleh secara langsung dari sumbernya”. Pada metode ini penulis melakukan pengumpulan data dengan dengan cara membaca buku- buku yang berkaitan dengan strategi pemasaran dan juga anlisis SWOT, mencari dan membaca jurnal-jurnal yang berkaitan dengan penelitian yang akan penulis laksanakan dan untuk jurnal-jurnal tersebut penulis dapat dari Website penyedia jurnal, selanjutnya penulis juga membaca laporan peneltian dahulu yang bisa dijadikan sebagai referensi dan acuan untuk melakukan peneltian.
3. Dokumentasi (Documentation)
Yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan dokumen- dokumen atau bukti tertulis atau catatan-catatan tertulis perusahaan guna melengkapi Laporan Akhir ini.
1.6 Skala Pengukuran
Sugiyono (2020:107) Menjelaskan Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut dengan
variabel penelitian. Adapun rating scale dalam penelitian ini menggunakan skala likert, yaitu:
Tabel 1.2 Skala Likert
No. Keterangan Skala
1. Sangat Setuju (SS) 5
2. Setuju (S) 4
3. Kurang Setuju (KS) 3
4. Tidak Setuju (TS) 2
5. Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Sumber: Sugiyono (2020:107)
1.7 Metode Analisis Data
Analisis data yang dilakukan pada penulisan Laporan Akhir ini yaitu deksriptif kualitatif. Dimana karakteristik objek penelitian dijelaskan dalam bentuk angka kemudian diinterprestasikan ke dalam pengertian kualitatif.
Dalam penelitian ini analisis SWOT dengan menggunakan matrik IFAS ,matrik EFAS, dan matrik SWOT merupakan alat yang digunakan untuk menganalisis data berupa kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan Warung Ayam Judes Palembang.
1.7.1 Analisis Matrik IFE dan matrik EFE
1. Internal Strategic Faktor Summary (IFAS)
Hasil Penelitian Oktaviana (2017) menyatakan bahwa setelah faktor-faktor strategis internal suatu perusahaan diidentifikasi, suatu tabel IFAS (Internal Strategic Factors Analysis Summary) disusun untuk merumuskan faktor-faktor strategis internal tersebut dalam kerangka Strength dan Weakness perusahaan.
Tabel 1.3
Internal Strategic Factors Analysis Summary (IFAS)
No. Faktor-faktor Internal Bobot Rating Skor S (Strenght) Kekuatan
1. A 0,113 4,7 0,5311
2. B 0,099 4,1 0,4059
3. C 0,102 4,25 0,4335
4. D 0,099 4,1 0,4059
5. E 0,093 3,85 0,35805
W (Weakness) Kelemahan
6. A 0,099 4,1 0,4059
7. B 0,090 3,75 0,3375
8. C 0,089 3,7 0,3293
9. D 0,11 4,7 0,517
10. E 0,099 4,1 0,4059
TOTAL 1 41,35 4,13005
Sumber: Peneltian Sri Okataviana (2017)
2. Eksternal Strategic Analysis Summary (EFAS)
Hasil Penelitian Oktaviana (2017) menyatakan bahwa EFAS merupakan suatu alat analisa yang menyajikan kondisi eksternal perusahaan untuk menentukan faktor peluang dan ancaman yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Langkah yang perlu dilakukan yakni dengan memperhitungkan terlebih dahulu kesesuaian antara penilaian internal dan eksternal yang dilihat dari hasil kuesioner yang telah dibagikan kepada responden.
Tabel 1.4
Eksternal Strategic Analysis Summary (EFAS) No. Faktor-faktor Eksternal Bobot Rating Skor
O (Opportunities) Peluang
1. A 0,095 3,9 0,3705
2. B 0,102 4,2 0,4284
3. C 0,095 3,9 0,3705
Lanjutan tabel 1.3
4. D 0,106 4,35 0,4611
5. E 0,106 4,35 0,4611
T (Threats) Ancaman
6. A 0,091 3,75 0,34125
7. B 0,090 3,7 0,333
8. C 0,094 3,85 0,3619
9. D 0,106 4,35 0,4611
10. E 0,111 4,55 0,50505
TOTAL 1 40,85 4,0939
Sumber: Penelitian Sri Oktaviana (2017)
3. Cara perhitungan Bobot, Rating, dan Skor IFAS & EFAS a. Berikut ini cara perhitungan bobot untuk IFAS dan EFAS
dalam Peneletian Laporan Akhir Sri Oktaviana (2017)
Bobot = I + E
Jumlah I + E (S dan W)
Bobot = I + E
Jumlah I + E (O dan T)
b. Berikut ini cara perhitungan rating menurut peneltian Oktavia (10:2017):
Rating = Jumlah total setiap masing-masing pertanyaan Jumlah Responden
c. Berikut ini cara perhitungan skor menurut peneltian Oktavia (10:2017):
Skor = Bobot x Rating
Untuk IFAS
Untuk EFAS
1.7.2 Matrik Analisis SWOT
Menurut Istiqomah & Andriyanto (2017:12) Matriks SWOT dapat digunakan untuk menggambarkan secara jelas peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan, dan disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya.
Tabel 1.5 Matrik SWOT
IFE
EFE
STRENGHTS (S) Tentukan 5-10 faktor
kekuatan internal
WEAKNESSES (W) Tentukan 5-10 faktor
kelemahan internal OPPORTUNITIES (O)
Tentukan 5-10 faktor peluang eksternal
STRATEGI SO Ciptakan strategi yang menggunakan
kekuatan untuk memanfaatkan
peluang
STRATEGI WO Ciptakan strategi yang
meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang
THREATS (T) Tentukan 5-10 faktor
ancaman eksternal
STRATEGI ST Ciptakan strategi yang menggunakan
kekuatan untuk mangatasi ancaman
STRATEGI WT Ciptakan strategi yang
meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman
Sumber : Peneltian Oktaviana (2017:12)
1.7.3 Proses Analisis Data
Gambar 1.1 Proses Analisis Data Sumber: Peneltian Oktaviana (2017)
Berdasarkan hasil penggambaran tentang teknik analisis data yang digunakan, peneliti memaparkan proses atau alur yang nantinya
Pengumpulan Data (Wawancara dan
kuisioner)
Hasil Pengumpulan Data (Rangkuman)
Analisis SWOT Faktor Internal &
Eksternal
Perumusan Strategi dengan Matrik IFE, EFE, dan Matrik
SWOT Deskripsi Hasil
Penelitian Tentang Pelaksanaan Strategi
Pemasaran
Kesimpulan
akan dilakukan dalam memproses data penelitian. Untuk mendapatkan hasil strategi yang baik, peneliti menggunakan analisis SWOT (Strenght, Weakness, Opportunities, Threats) untuk membedah strategi pemasaran jasa yang diterapkan melalui Product, Price, Promotion, Place, dan People. Tujuannya selain sebagai data dalam merumuskan strategi tetapi juga untuk membangun keunggulan megembangkan strategi pada Warung Ayam Judes Palembang dalam memasarkan produknya.