Siti Rustinah, 2014
Pengembangan Bahan Ajar Pokok Bahasan Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan Yang Diolah
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR POKOK BAHASAN KELARUTAN
DAN HASIL KALI KELARUTAN YANG DIOLAH DENGAN EMPAT
TAHAP PENGOLAHAN BAHAN AJAR (ETPBA)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Kimia
Oleh:
SITI RUSTINAH
0700462
JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Siti Rustinah, 2014
Pengembangan Bahan Ajar Pokok Bahasan Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan Yang Diolah
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR POKOK BAHASAN KELARUTAN
DAN HASIL KALI KELARUTAN YANG DIOLAH DENGAN EMPAT
TAHAP PENGOLAHAN BAHAN AJAR (ETPBA)
Oleh Siti Rustinah
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Kimia
© Siti Rustinah 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Siti Rustinah, 2014
Pengembangan Bahan Ajar Pokok Bahasan Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan Yang Diolah
LEMBAR PENGESAHAN
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR POKOK BAHASAN KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN YANG DIOLAH DENGAN EMPAT
TAHAP PENGOLAHAN BAHAN AJAR (ETPBA)
Oleh:
SITI RUSTINAH
0700462
Disetujui dan Disahkan oleh:
Dosen Pembimbing I :
Dr. H. Sjaeful Anwar
NIP. 196208201987031002
Dosen Pembimbing II :
Dr. Hendrawan, M.Si
NIP. 196309111989011001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Kimia
Dr. Ahmad Mudzakir, M.si
Siti Rustinah, 2014
Pengembangan Bahan Ajar Pokok Bahasan Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan Yang Diolah Abstract
This undergraduate thesis that entitle “The development of Teaching Materials of solubility and solubility product constants, Subjects that are Treated with Four Step Processing Teaching Materials (ETPBA)" aims to determine the response of the students and teacher towards teaching materials that are processed with Four Step Processing Teaching Materials (ETPBA). The methods that are used in this research are research and development methods. The subject of this research in the form of teaching materials from solubility and solubility product constants that has been processed with Four Step Processing Teaching Materials (ETPBA). The instruments that are used for instance, a questionnaire in the form of content eligibility of criterion test, presentation materials, graphics, language, and the readability of the teaching materials. The procedure of data collection is conducted by administering the teaching materials to students and teachers, and then the student filling the questionnaire form of the readability aspect and for the teacher is given the eligibility of the teaching materials and instruments. Overall, the results show the percentages of the student’ perception average to the questionnaire, that relatively the readability of teaching materials from solubility and solubility product constants has an easy criterion to understand by the student with 59,32%. And the teacher perception regarding this material has a good criterion.
Keywords: Teaching Materials, Four Stages Processing Teaching Materials
Siti Rustinah, 2014
Pengembangan Bahan Ajar Pokok Bahasan Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan Yang Diolah ABSTRAK
Skripsi yang berjudul “Pengembangan Bahan Ajar Pokok Bahasan Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan yang Diolah dengan Empat Tahap Pengolahan Bahan Ajar (ETPBA)” ini bertujuan untuk mengetahui tanggapan siswa dan guru terhadap bahan ajar yang diolah dengan Empat Tahap Pengolahan Bahan Ajar (ETPBA). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda Penelitian dan Pengembangan (Research and Development). Subjek penelitian berupa bahan ajar kelarutan dan hasil kali kelarutan yang telah diolah dengan Empat Tahap Pengolahan Bahan Ajar (ETPBA). Istrumen yang digunakan berupa angket format uji kriteria kelayakan isi, penyajian materi, grafika, bahasa, dan keterbacaan bahan ajar. Prosedur pengambilan data dilakukan dengan pemberian bahan ajar kepada siswa dan guru, kemudian pengisian angket berupa aspek keterbacaan untuk siswa dan instrumen kelayakan bahan ajar yang diberikan kepada guru. Secara keseluruhan keterbacaan bahan ajar kelarutan dan hasil kali kelarutan memiliki kriteria mudah dipahami siswa dengan presentase sebesar 59,32%. Tanggapan guru tentang kelayakan bahan ajar siswa pokok bahasan kelarutan dan hasil kali kelarutan yang diolah dengan Empat tahap Pengolahan Bahan Ajar, memiliki kriteria baik.
Siti Rustinah, 2014
Pengembangan Bahan Ajar Pokok Bahasan Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan Yang Diolah
DAFTAR ISI
ABSTRAK……….. i
KATA PENGANTAR.……….. ii
DAFTAR ISI……….. iv
DAFTAR TABEL………. vii
DAFTAR GAMBAR………. viii
DAFTAR LAMPIRAN………... ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang……… 1
B. Rumusan Masalah………... 3
C. Batasan Masalah ………...………..… 4
D. Tujuan Penelitian ………..………. 4
E. Manfaat Penelitian………. 5
F. Definisi Operasional……….. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Belajar……….……...…. 8
B. Bahan Ajar………..……….………... 9
C. Empat tahap pengolahan Bahan Ajar……….. 10
D. Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan………. 17
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian……….. 21
Siti Rustinah, 2014
Pengembangan Bahan Ajar Pokok Bahasan Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan Yang Diolah
C. Alur Penelitian………... 23
D. Instrument Penelitian..………..….. 24
E. Prosedur Pengumpulan Data……….…….. 25
F. Teknik Pengumpulan Data………..……….. 27
G. Tahap Pengolahan Data……….. 28
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Proses Pengembangan Bahan Ajar dengan Empat Tahap Pengolahan Bahan Ajar... 30
1. Tahap Seleksi... 30
2. Tahap strukturisasi... 32
3. Tahap Karakterisasi... 34
4. Tahap Reduksi Didaktik... 36
B. Keterbacaan Bahan Ajar Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan ………..…….... 37
1. Pengertian Kelarutan……… 39
2. Satuan Kelarutan……….. 41
3. Kesetimbangan Zat Padat dengan Larutannya…… 42
4. Pengertian Ksp………. 44
5. Hubungan Ksp dengan Kelarutan……… 45
6. Menghitung Ksp dari Data Kelarutan……….. 46
7. Menghitung Kelarutan dari Data Ksp……….. 47
Siti Rustinah, 2014
Pengembangan Bahan Ajar Pokok Bahasan Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan Yang Diolah
9. Pengaruh Ion senama Terhadap Kelarutan………… 50
10.Pengaruh pH Terhadap Kelarutam……… 51
C. Uji Aspek Penyajian Bahan Ajar 1. Kriteria Kelayakan Isi.………...……….. 52
2. Kriteria Bahasa...……...……… 55
3. Kriteria Penyajian Materi...……….. 57
4. Kriteria grafika...………. 59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan………..……… 63
B. Saran……….... 65
DAFTAR PUSTAKA……… 66
LAMPIRAN………... 69
Siti Rustinah, 2014
Pengembangan Bahan Ajar Pokok Bahasan Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan Yang Diolah Dengan Empat Tahap Pengolahan Bahan Ajar (ETPBA)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan di Indonesia dapat dilakukan secara formal, non-formal,
maupun informal. Pendidikan mengacu pada tujuan yang sama yaitu membentuk
karakter sumber daya manusia yang berkualitas baik dari segi intelektual,
maupun keterampilan. Fungsi pendidikan adalah membimbing peserta didik ke
arah suatu tujuan. Pendidikan yang baik adalah usaha yang berhasil membawa
peserta didik kepada tujuan tersebut.
Pembelajaran merupakan kegiatan interaksi antara peserta didik dan
pendidik. Keberhasilan pembelajaran tidak terlepas dari tiga faktor utama proses
pembelajaran, yaitu pengajar (guru), pembelajar (siswa) dan bahan ajar (Anwar,
2010). Karena dalam menunjang tercapainya Proses Belajar Mengajar (PBM)
yang optimal, diperlukan bahan ajar (materi pengajaran) yang merupakan
komponen sangat penting. Kenyataannya, masih banyak materi pengajaran yang
tidak sesuai dengan tingkat perkembangan siswa sehingga tidak mudah untuk
diterima dan dipahami oleh siswa (Anwar, 2010).
Pada umumnya mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan
mata pelajaran yang kurang disukai oleh siswa, hal ini disebabkan oleh materi
pelajaran IPA yang disajikan dalam bentuk yang kurang menarik. Di samping itu
bahwa materi IPA yang harus diajarkan banyak yang bersifat abstrak. Hal inilah
yang menyebabkan sebagian besar siswa mengalami kesulitan untuk memahami
konsep-konsep materi ilmu pengetahuan alam (Anwar, 2010). Berdasarkan
kondisi diatas, perlu dicari solusi agar siswa lebih mudah memahami materi
kimia. Solusinya adalah dengan pengembangan bahan ajar melalui Empat Tahap
Pengolahan Bahan Ajar (ETPBA).
Kemampuan guru dalam mengembangkan bahan ajar terkait dengan
kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru seperti yang tercantum
2
Siti Rustinah, 2014
Pengembangan Bahan Ajar Pokok Bahasan Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan Yang Diolah Dengan Empat Tahap Pengolahan Bahan Ajar (ETPBA)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pendidik profesional diharapkan memiliki kemampuan mengembangkan bahan
ajar sesuai mekanisme yang ada dengan memperhatikan karakteristik dan
lingkungan sosial peserta didik.
Pada dasarnya setiap guru memiliki kemampuan untuk mengolah bahan
ajar sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Namun pengolahan yang di
dilakukan oleh guru, tidak sepenuhnya dapat dipahami oleh siswa. Berdasarkan
hasil evaluasi, supervisi dan evaluasi keterlaksanaan RSKM/RSSN, RPBKL,
RPSB dan KTSP Tahun 2009 yang diselenggarakan oleh Dit. Pembinaan SMA,
ditemukan bahwa masih banyak guru yang belum mampu mengembangkan bahan
ajar secara mandiri (Depdiknas, 2010). Guru lebih banyak mengandalkan buku
paket karena kurangnya kesadaran akan pentingnya menyusun bahan ajar yang
sesuai dengan kebutuhan. Oleh sebab itu, perlu dilakukan pengolahan bahan ajar
yang sistematis, sesuai antara keluasan dan kedalaman materi serta sesuai dengan
kurikulum yang telah ditetapkan.
Dalam Pengolahan bahan ajar, terdapat empat tahap yang harus
dilakukan. Tahapan tersebut adalah proses seleksi, strukturisasi, karakterisasi dan
reduksi didaktik (Anwar 2010). Pada proses seleksi, guru dituntut untuk cermat
dalam pemilihan berbagai informasi yang diperlukan. Selain itu, guru dituntut
untuk mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, sehingga informasi yang
diperoleh merupakan informasi yang terbaru. Proses ini diperlukan untuk
menyeleksi materi-materi yang esensial bagi siswa sesuai dengan kebutuhan dan
tahap perkembangan kognitif siswa. Proses strukturisasi membantu siswa dalam
memahami hubungan satu konsep dengan konsep lain. Karena pada proses ini,
hierarki konsep dapat digambarkan. Proses karakterisasi merupakan proses
pembagian karakter materi yang khas berupa mudah dan sulit (sukar).
Konsep-konsep yang sukar memiliki karakter abstrak, rumit dan kompleks. Proses reduksi
dilakukan agar materi yang memiliki karakter sulit, dapat lebih mudah dipahami
siswa dengan adanya pengurangan tingkat kesulitan suatu bahan ajar menjadi
3
Siti Rustinah, 2014
Pengembangan Bahan Ajar Pokok Bahasan Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan Yang Diolah Dengan Empat Tahap Pengolahan Bahan Ajar (ETPBA)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Mereduksi secara didaktis bahan ajar artinya meningkatkan pemahaman
siswa terhadap bahan ajar. Proses ini dikenal dengan istilah ”reduksi didaktik”. Secara sempit pengertian reduksi didaktik dapat disamakan dengan
”penyederhanaan”. Dalam arti luas, reduksi didaktik diartikan sebagai pengurangan tingkat kesulitan bahan ajar secara kualitatif maupun kuantitatif,
dengan cara membuat materi sesederhana mungkin sehingga lebih mudah
dipahami oleh tingkat tertentu peserta didik (Anwar, 2010).
Keberhasilan siswa didalam belajar sangat ditentukan oleh bagaimana
siswa menyimpan abstraksi bahan ajar tersebut di dalam struktur kognitif mereka
dengan baik. Oleh karena reduksi didaktik diolah sedemikian rupa sehingga dapat
dipahami dengan mudah oleh peserta didik. Mengingat demikian pentingnya
peran bahan ajar dalam pembelajaran, maka pengolahan bahan ajar yang bertujuan
agar diperoleh bahan ajar yang isinya tepat dan sesuai dengan kondisi kognitif
siswa, sehingga menentukan keberhasilan proses belajar mengajar. Oleh karena
itu, dengan adanya teori Empat Tahap Pengolahan Bahan Ajar (ETPBA) ini
diharapkan dapat membantu guru dalam mengolah bahan ajar untuk proses belajar
mengajar sehingga siswa tidak lagi mengalami kesulitan dalam memahami bahan
ajar yang telah dijelaskan. Selain itu, upaya ini dapat menentukan keberhasilan
proses belajar. Penggunaan empat tahap pengolahan bahan ajar tersebut sebagai
dasar pengolahan bahan ajar, diharapkan dapat memenuhi kepentingan proses
belajar mengajar.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti mencoba mengangkat masalah dalam
penelitian yang berjudul: ” Pengembangan Bahan Ajar Pokok Bahasan Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan yang Diolah dengan Empat Tahap Pengolahan Bahan
Ajar (ETPBA).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka masalah
4
Siti Rustinah, 2014
Pengembangan Bahan Ajar Pokok Bahasan Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan Yang Diolah Dengan Empat Tahap Pengolahan Bahan Ajar (ETPBA)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan yang Diolah dengan Empat Tahap Pengolahan
Bahan Ajar (ETPBA)?”
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, untuk memperjelas dan
mengarahkan penelitian yang dilakukan, maka dapat dijabarkan menjadi
sejumlah pertanyaan penelitian yaitu sebagai berikut:
1. Bagimanakah pengolahan bahan ajar dengan Empat Tahap Pengolahan
Bahan Ajar (ETPBA)?
2. Bagaimanakah aspek keterbacaan bahan ajar kelarutan dan hasil kali
kelarutan yang diolah dengan Empat Tahap Pengolahan Bahan Ajar
(ETPBA) terhadap sumber belajar siswa?
3. Bagaimanakah aspek kesesuaian isi dengan indikator belajar, penyajian
materi, bahasa dan grafika bahan ajar pada materi kelarutan dan hasil
kelarutan yang telah diolah dengan Empat Tahap Pengolahan Bahan Ajar
(ETPBA)?
C. Batasan Masalah
Agar masalah yang diteliti tidak terlalu meluas, maka masalah yang ada
perlu dibatasi. Batasan-batasan masalah yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Bahan ajar yang dimaksud pada penelitian ini adalah bahan ajar yang telah
diolah melalui Empat Tahap Pengolahan Bahan Ajar.
2. Bahan kajian terbatas pada materi pembelajaran kelarutan dan hasil kali
kelarutan yang merujuk pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) kelas XI IPA semester 2.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah penelitian yang telah dipaparkan, secara umum
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pendapat siswa dan guru
terhadap bahan ajar pokok bahasan kelarutan dan hasil kali kelarutan yang diolah
5
Siti Rustinah, 2014
Pengembangan Bahan Ajar Pokok Bahasan Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan Yang Diolah Dengan Empat Tahap Pengolahan Bahan Ajar (ETPBA)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sesuai dengan tujuan penelitian tersebut, maka secara khusus tujuan
penelitian dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Mengetahui proses pengembangan bahan ajar yang diolah dengan Empat
Tahap Pengolahan Bahan Ajar (ETPBA).
2. Mengetahui aspek keterbacaan bahan ajar siswa pokok bahasan kelarutan
dan hasil kali kelarutan yang diolah dengan Empat Tahap Pengolahan
Bahan Ajar (ETPBA) menurut pandangan siswa.
3. Mengetahui aspek kelayakan isi, penyajian materi, dan grafika bahan ajar
pada materi kelarutan dan hasil kelarutan yang telah diolah dengan Empat
Tahap Pengolahan Bahan Ajar (ETPBA) menurut pandangan guru.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi dunia pendidikan,
diantaranya sebagai berikut:
1. Bagi Siswa
Melatih siswa agar lebih aktif, dan mandiri dalam belajar menyelesaikan
masalah-masalah kimia sehingga dapat meningkatkan sikap positif pada siswa
untuk berfikir kritis, dan sistematis. Selain itu, merangsang siswa untuk lebih
berminat dengan pembelajaran kimia karena bahan ajar yang digunakan
diharapkan memberikan pemahaman yang lebih terstruktur.
2. Bagi Guru
Sebagai bahan pertimbangan bagi guru dan calon guru untuk memberikan
inovasi dalam penyampaian ilmu pengetahuan. Karena pengemasannya
diharapkan dapat membuat siswa lebih mudah berimajinasi dalam pemahaman
kimia. Serta sebagai motivasi dalam peningkatan profesionalitas.
3. Bagi Sekolah
Dapat membantu menciptakan panduan pembuatan bahan ajar dalam
6
Siti Rustinah, 2014
Pengembangan Bahan Ajar Pokok Bahasan Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan Yang Diolah Dengan Empat Tahap Pengolahan Bahan Ajar (ETPBA)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dalam memilih bahan ajar demi kemajuan proses pembelajaran di masa yang akan
datang.
4. Bagi Peneliti
Dapat menjadi bahan referensi ataupun dikembangkan lebih lanjut terhadap
penelitian yang relevan dengan permasalahan yang sejenis.
F. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi salah penafsiran terhadap istilah yang digunakan dalam
penelitian ini, maka penulis mengemukakan beberapa definisi operasional sebagai
berikut :
1. Keterbacaan bahan ajar dilihat dari aspek:
a. Kesesuaian isi dengan kurikulum : Prinsip relevansi atau keterkaitan
materi sesuai dengan tuntutan standar kompetensi/kompetensi dasar
(Depdiknas, 2010).
b. Penyajian materi : Aspek penyajian materi yang dimaksud adalah ruang
lingkup dan urutan bahan ajar yang akan dikembangkan (Depdiknas,
2010).
c. Grafika bahan ajar :Segala cara pengungkapan dan perwuju dan dalam
bentuk huruf, tanda, dan gambar yang diperbanyak melalui proses
percetakan guna disampaikan kepada khalayak (KBBI, 2011).
d. Keterbacaan : Perihal dapat dibacanya teks secara cepat, mudah dipahami
dan diingat (KBBI, 2011).
2. Bahan ajar adalah isi yang diberikan kepada siswa pada saat berlangsungnya
proses belajar mengajar (Sudjana, 2010).
3. Empat tahap pengolahan bahan ajar menurut Anwar (2010) meliputi proses
7
Siti Rustinah, 2014
Pengembangan Bahan Ajar Pokok Bahasan Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan Yang Diolah Dengan Empat Tahap Pengolahan Bahan Ajar (ETPBA)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Proses seleksi adalah proses memilih dan memilah berbagai informasi
yang diperlukan sehingga informasi yang diambil merupakan informasi
yang benar-benar diperlukan dan berhubungan langsung dengan materi
bahan ajar.
b. Proses strukturisasi adalah proses dimana informasi yang berhubungan
langsung dengan materi bahan ajar dibuat strukturnya, sesuai dengan
struktur bidang keilmuan masing-masing.
c. Proses karakterisasi adalah proses mengelompokan materi bahan ajar
dalam bentuk yang abstrak, konkret, kompleks, simpel, rumit dan
sederhana.
d. Proses reduksi (Reduksi Didaktik) adalah suatu proses penyederhanaan
atau pengurangan tingkat kesulitan materi pengajaran dengan kriteria
tertentu baik secara kualitatif maupun kuantitatif dengan cara membuat
materi sesederhana mungkin sehingga lebih mudah dipahami oleh
Siti Rustinah, 2014
Pengembangan Bahan Ajar Pokok Bahasan Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan Yang Diolah Dengan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian pendidikan diartikan sebagai cara ilmiah untuk
mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan
dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan
untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang
pendidikan (Sugiyono, 2009).
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan
pengembangan. Metode penelitian dan pengembangan atau disebut juga Research
and development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan
produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut (sugiyono, 2009). Produk
yang dihasilkan dalam penelitian Research and Development bermacam-macam.
Dalam bidang pendidikan, produk-produk yang dihasilkan misalnya kurikulum yang
spesifik untuk keperluan penidikan tertentu, metode mengajar, media pendidikan,
buku ajar, modul, sistem evaluasi, model uji kompetensi, dan lain-lain.
Tahapan proses penelitian dan pengembangan dilakukan secara bertahap.
Setiap langkah yang dikembangkan selalu mengacu kepada hasil langkah-langkah
sebelumnya sehingga pada akhirnya diperoleh suatu produk pendidian yang baru.
22
Siti Rustinah, 2014
Pengembangan Bahan Ajar Pokok Bahasan Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan Yang Diolah Dengan Gambar 3.1 Langkah-langkah penggunaan Metode Research and Development (R &
D) (Sugiyono, 2009)
Karena penelitian dengan menggunakan Metode Research and Development
memerlukan waktu yang lama, penulis membatasi penelitian hingga uji coba produk.
Produk yang dihasilkan berupa bahan ajar siswa.
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian merupakan sumber data yang diperoleh dalam suatu
penelitian. Subjek dalam penelitian ini adalah bahan ajar kelarutan dan hasil kali
kelarutan yang telah diolah dengan empat tahap pengolahan bahan ajar (ETPBA).
Potensi dan Masalah
Uji coba
produk Revisi desain Validasi desain Pengumpulan
data Desain Produk
Uji coba pemakaian
Revisi Produk
Revisi produk
Produksi
Masal
Produksi
Masal
Produksi Masal
23
Siti Rustinah, 2014
Pengembangan Bahan Ajar Pokok Bahasan Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan Yang Diolah Dengan
C. Alur Penelitian
Gambar 3.2. Alur Penelitian
Uji kelayakan bahan ajar Analisis SK dan KD, Buku Teks Kimia,
Buku penunjang
Revisi instrumen penelitian dan Bahan ajar
Merumuskan indikator
Mengolah bahan ajar kelarutan dan hasil kali kelarutan melalui empat tahap
pengolahan bahan ajar
Uji validitas Pembuatan instrumen
penelitian
Kesimpulan dan saran
Bahan ajar hasil revisi Instrumen penelitian hasil revisi
Uji keterbacaan bahan ajar
Analisis dan pembahasan Penentuan Materi yang akan diteliti
24
Siti Rustinah, 2014
Pengembangan Bahan Ajar Pokok Bahasan Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan Yang Diolah Dengan
D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara umum berupa
instrumen non-test:
1. Kuesioner
Kuesioner atau angket adalah suatu alat pengumpulan data berupa serangkaian
pertanyaan yang diajukan pada responden untuk mendapatkan jawaban.Dalam
penelitian ini, dilakukan penyebaran kuesioner yang bertujuan untuk mendapatkan
data primer. Penulis memberikan kuesioner berupa keterbacaan bahan ajar kepada
siswa yang harus diisi dan diserahkan kembali. Jenis kuesioner yang digunakan
adalah tertutup. Kuesioner tertutup yaitu seperangkat daftar pertanyaan dengan
kemungkinan jawaban yang tersedia, dan responden hanya memilih salah satu
kemungkinan jawaban tersebut. Kuesioner yang dilakukan meliputi beberapa aspek,
yaitu:
a) Aspek Keterbacaan.
Instrumen penelitian keterbacaan didasarkan pada bahan ajar hasil pengolahan
dengan teori Empat Tahap Pengolahan Bahan Ajar (ETPBA). Siswa memilih salah
satu kategori keterbacaan dengan cara menceklist (v).
Instrument mengenai angket keterbacaan bahan ajar materi kelarutan dan hasil
kali kelarutan yang telah diolah dengan empat tahap pengolahan bahan ajar dibagi
kedalam lima kategori, yaitu ; sangat mudah, mudah, sedang, sulit dan sangat sulit.
Angket keterbacaan bahan ajar ini diberikan kepada siswa agar peneliti meperoleh
informasi bahwa bahan ajar tersebut termasuk kedalam kategori sangat mudah,
mudah, sedang, sulit atau sangat sulit.
b) Aspek Kesesuaian Isi dengan Kurikulum
Instrument aspek kesesuain isi dengan kurikulum sesuai dengan prinsip relevansi
yang dikembangkan oleh Depdiknas tentang juknis pengembangan bahan ajar.Bahan
ajar yang dikembangkan disesuaikan dengan standar isi berupa standar kompetensi
25
Siti Rustinah, 2014
Pengembangan Bahan Ajar Pokok Bahasan Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan Yang Diolah Dengan c) Aspek Penyajian Materi
Aspek penyajian materi berupa sistematika materi dan teknik penyajian materi,
d) Aspek Grafika
Angket aspek grafika berisi konten teknis berupa ukuran font, kejelasan pemisahan
antar paragraph, keproporsinalan penggunaan variasi huruf (bold, italic, capital),
kemenarikan dan kombinasi warna, serta tata letak judul, teks, gambar, tabel, nomor
halaman,
e) Aspek Bahasa
Angket aspek bahasa meliputi ketepatan tata bahasa, ketepatan ejaan, kebakuan
istilah, konsistensi penggunaan istilah dan symbol, keefektifan kalimat, kemudahan
pesan atau informasi yang dipahami, kesesuaian bahasa dengan tingkat
perkembangan emosional siswa, kesesuaian bahasa denga perkembangan intelektual
siswa.
2. Wawancara
Wawancara atau interview adalah suatu metode atau cara yang digunakan
untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan tanya jawab
(Arikunto,1988). Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang
dilakukan penelitian ini. Wawancara dilaksanakan dengan tujuan untuk melengkapi
dan memperkuat hasil yang diperoleh dari tes tertulis.
E. Prosedur Penelitian
1. Tahap persiapan
a) Pengajuan dan pengesahan judul penelitian pada dosen pembimbing
b) Melakukan analisis standar isi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
kimia SMA.
c) Menetukan pokok bahasan kelarutan dan hasil kali kelarutan sebagai
materi pada pelaksanaan penelitian.
26
Siti Rustinah, 2014
Pengembangan Bahan Ajar Pokok Bahasan Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan Yang Diolah Dengan e) Pengolahan materi bahan ajar dengan teori empat tahap pengolahan
bahan ajar.
f) Melakukan validasi bahan ajar yang telah disusun.
g) Menyusun instrumen berupa angket yang diujikan kepada guru, yang
berisi uji aspek penyajian materi, dan uji aspek grafika bahan ajar materi
kelarutan dan hasil kali kelarutan
h) Menyusun instrument berupa angket yang diujikan kepada siswa, yang
berisi aspek keterbacaan bahan ajar pada materi kelarutan dan hasil kali
kelarutan.
i) Melakukan validasi instrument yang telah disusun.
j) Melakukan revisi istrumen
k) Melakukan revisi bahan ajar.
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
a) Siswa dan guru diberi bahan ajar yang telah diolah dengan empat tahap
pengolahan bahan ajar.
b) Siswa membaca dan mempelajari bahan ajar secara mandiri.
c) Siswa mengisi angket aspek keterbacaan setiap materi serta gambar dan
grafik pendukung materi pada bahan ajar yang diteliti.
d) Siswa diwawancara mengenai kriteria keterbacaan yang telah diisi.
e) Guru mengisi kuesioner mengenai aspek kelayakan isi, aspek penyajian
materi, aspek tata bahasa dan aspek kegrafikaan.
3. Tahap Penyelesaian
a) Melakukan analisis data hasil penelitian
b) Membahas hasil penelitian
c) Menyimpulkan data hasil penelitian
27
Siti Rustinah, 2014
Pengembangan Bahan Ajar Pokok Bahasan Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan Yang Diolah Dengan
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut.
1. Studi Pustaka
Studi Pustaka adalah segala usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk
menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang akan
atau sedang diteliti (Sugiyono, 2009). Informasi tersebut dapat diperoleh dari
buku-buku ilmiah, laporan penelitian, karangan-karangan ilmiah, ensiklopedia
dan sumber tertulis baik tercetak maupun elektronik lain. Tujuan dari studi
pustaka adalah untuk mendapatkan landasan teori serta menjawab masalah
yang diteliti oleh penulis.
2. Keterbacaan Bahan Ajar
Data hasil tingkat keterbacaan bahan ajar, dilakukan pengolahan
sebagai berikut:
a) Memeriksa angket keterbacaan bahan ajar.
b) Mengubah jumlah siswa yang mengisi angket keterbacaan setiap kategori
(sangat mudah, mudah, sedang, sulit, sangat sulit) dalam bentuk
persentase dengan rumus:
Q
Keterangan :
Q = persentase siswa yang mengisi angket setiap kategori
Y = jumlah siswa yang mengisi angket setiap kategori
N = Jumlah siswa
c) Membuat tabel yang berisi keterbacaan persentase jumlah siswa yang pada
setiap kategori.
28
Siti Rustinah, 2014
Pengembangan Bahan Ajar Pokok Bahasan Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan Yang Diolah Dengan
G. Tahap Pengolahan data
Pengumpulan data dilakukan dari data angket dan wawancara untuk
memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai tanggapan siswa. Langkah-langkah
pengolahan data tersebut adalah sebagai berikut:
1. Menganalisis angket aspek kesesuaian isi dengan kurikulum. Tujuannya
adalah untuk mengetahui kesesuaian bahan ajar yang telah disusun dengan
kurikulum.
2. Menganalisis angket aspek penyajian materi. Tujuannya adalah untuk
mengetahui koherensi dan keruntutan alur pikir, pendukung penyajian dan
teknik penyajian bahan ajar yang telah disusun.
3. Menganalisis angket aspek grafika. Tujuannya adalah untuk memperoleh
informasi mengenai bahan ajar dari aspek fisik.
4. Menganalisis angket aspek tata bahasa. Tujuannya adalah untuk
memperoleh informasi dari kesesuaian tata bahasa yang digunakan dengan
tata bahasa Indonesia yang baik dan benar.
5. Menganalisis angket keterbacaan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Memeriksa pandangan siswa mengenai keterbacaan materi dan gambar
yang disajikan dalam bahan ajar dengan memilih kategori sangat
mudah, mudah, sedang, sulit dan sangat sulit.
b. Mengubah jumlah siswa yang memilih kategori sangat mudah, mudah,
sedang, sulit dan sangat sulit ke dalam bentuk persentase.
c. Penafsiran data hasil persentase siswa yang diperoleh, ditafsirkan
29
Siti Rustinah, 2014
Pengembangan Bahan Ajar Pokok Bahasan Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan Yang Diolah Dengan
Tabel 3.1. Tafsiran Persentase
Persentase Tafsiran
0% Tidak ada
1% - 25% Sebagian Kecil
26% - 49% Hampir Setengahnya
50% Setengahnya
51% - 75% Sebagian besar
76% - 99% Hampir seluruhnya
100% Seluruhnya
(Koentjaraningrat, 1997)
6. Pengolahan Data Hasil Wawancara
Dari data hasil wawancara yang telah didapat, selanjutnya
dianalisis penyebab siswa menilai sulit pada instrumen keterbacaan. Data
tersebut kemudian dibandingkan dengan data hasil hasil uji keterbacaan,
selanjutnya data yang bersesuaian digabungkan untuk menghasilkan
Siti Rustinah, 2014
Pengembangan Bahan Ajar Pokok Bahasan Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan Yang Diolah
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan data hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengolahan bahan ajar pokok bahasan kelarutan dan hasil kali
kelarutan yang diolah dengan Empat Tahap Pengolahan Bahan Ajar
(ETPBA) yaitu proses seleksi, proses strukturisasi, proses karakterisasi
dan proses reduksi didaktik.
a) Tahap seleksi meliputi seleksi terhadap buku teks kimia
umum/dasar dan analisis standar isi serta mengembangkan
indikator.
b) Tahap strukturisasi meliputi strukturisasi materi dengan membuat
peta konsep materi kelarutan dan hasil kali kelarutan serta struktur
makro.
c) Tahap karakterisasi meliputi karakter materi bahan ajar memiliki
kriteria mudah, sulit, abstrak dan konkrit.
d) Tahap reduksi didaktik yang dilakukan meliputi reduksi analogi,
gambar percobaan, gambar, kembali ke tahap kualitatif serta
contoh soal.
2. Aspek keterbacaan bahan ajar kelarutan dan hasil kali kelarutan yang
diolah dengan empat tahap pengolahan bahan ajar terhadap sumber
belajar siswa memiliki kategori mudah dipahami dengan rata-rata
persentase sebesar 59,31 %, dengan rincinan:
a) Rata-rata keterbacaan materi pengertian kelarutan dan hasil kali
kelarutan sebesar 51,85% siswa berpandangan bahan ajar materi
pengertian kelarutan dan hasil kali kelarutan mudah untuk
dipahami.
b) Rata-rata keterbacaan materi satuan kelarutan sebesar 59,26%
64
Siti Rustinah, 2014
Pengembangan Bahan Ajar Pokok Bahasan Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan Yang Diolah c) Rata-rata keterbacaan materi kesetimbangan zat padat dengan
larutannya sebesar 67,59% siswa berpandangan bahan ajar mudah
untuk dipahami.
d) Rata-rata keterbacaan materi pengertian Ksp sebesar 59,26% siswa
berpandangan bahan ajar mudah untuk dipahami.
e) Rata-rata keterbacaan materi hubungan Ksp dengan kelarutan
sebesar 51,85% siswa berpandangan bahan ajar mudah untuk
dipahami.
f) Rata-rata keterbacaan materi menghitung Ksp dari kelarutan
sebesar 58,52% siswa berpandangan bahan ajar mudah untuk
dipahami.
g) Rata-rata keterbacaan materi menghitung kelrutan dari data Ksp
66,67% siswa berpandangan bahan ajar mudah untuk dipahami.
h) Rata-rata keterbacaan materi memperkirakan terbentuknya endapan
dalam suatu larutan sebesar 59,26% siswa berpandangan bahan ajar
mudah untuk dipahami.
i) Rata-rata keterbacaan materi pengaruh ion senama terhadap
kelarutan sebesar 62,64% siswa berpandangan bahan ajar mudah
untuk dipahami.
j) Rata-rata keterbacaan materi menghitung harga kelarutan yang
dipengaruhi oleh pH sebesar 56,79% siswa berpandangan bahan
ajar mudah untuk dipahami.
3. Berdasarkan tanggapan guru, bahan ajar mandiri siswa yang telah
diolah dengan Empat Tahap Pengolahan Bahan Ajar,telah sesuai
dengan aspek-aspek berikut ini:
a. Aspek Kelayakan isi dengan indikator belajar, guru berpandangan
telah sesuai. Aspek ini mencakup uraian materi yang telah sesuai
dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar, keakuratan
materi, serta kesesuaian konteks, kasus dan iliustrasi
65
Siti Rustinah, 2014
Pengembangan Bahan Ajar Pokok Bahasan Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan Yang Diolah b. Aspek Bahasa bahan ajar telah sesuai. Aspek bahasa mencakup
ketepatan tata bahasa, ejaan, istilah dan konsistensi, keakuratan
simbol, kemutakhiran pustaka, mendorong keingintahuan,
kesesuaian konteks, kasus dan ilustrasi.
c. Aspek penyajian materi bahan ajar telah sesuai. Dalam hal ini,
materi yang terdapat dalam bahan ajar, telah disajikan secara
sistematis antara ketertautan materi, keutuhan makna, serta
membangkitkan motivasi belajar siswa.
d. Secara umum, Aspek Grafika bahan ajar telah sesuai. Namun,
dalam desain sampul, 66,7% guru yang menyatakan bahwa desain
sampul kurang menarik dalam kriteria warna gambar.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dikemukakan saran
sebagai berikut:
1. Empat tahap pengolahan bahan ajar pada bahan ajar kelarutan dan
hasil kali kelarutan, hendaknya dikembangkan lebih lanjut, baik dalam
pokok bahasan yang sama maupun dalam pokok bahasan yang lainnya
sesusi dengan perkembangan ilmu dan teknologi.
2. Guru hendaknya memberikan konsep secara sistematis dan
menyeluruh sehingga tidak ada materi prasyarat yang terlewat/kurang
Siti Rustinah, 2014
Pengembangan Bahan Ajar Pokok Bahasan Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan Yang Diolah
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, S. (2010). Reduksi Didaktik (Didaktische Reduction). Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia
Arifin, Mulyati, dkk.(2003). Strategi Belajar Mengajar Kimia. Bandung: Jurusan
Pendidikan Kimia Universitas Pendidikan Indonesia.
Arikunto, Suharsimi. (1999). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Edisi revisi.
Jakarta: Bumi Aksara.
Belawati, Tian, dkk .(2002). Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh. [Tersedia online
: http://www.pustaka.ut.ac.id/dev25/ebook/290/290.html]
Brady, E James . (1999). Kimia Universitas Asas dan Struktur Jilid dua Edisi
Kelima. Jakarta: Binarupa aksara.
Chang, Raymond.(2004). Kimia Dasar Konsep-Konsep inti Jilid II/Edisi Ketiga.
Jakarta : Erlangga.
Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Kurikulum 2004 SMA Standar
Kompetensi Mata Pelajaran Kimia, Jakarta: Direktorat Pendidikan
Menengah Umum.
Departemen Pendidikan Nasional. (2010). Juknis Pengembangan Bahan Ajar
SMA. Jakarta: Direktorat Pembinaan SMA
Firman, H. (2000). Penilaian Hasil Belajar Siswa dalam Pengajaran Kimia.
Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.
Hamalik, Oemar. (1994). Sistem pembelajaran jarak jauh dan pembinaan
67
Siti Rustinah, 2014
Pengembangan Bahan Ajar Pokok Bahasan Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan Yang Diolah Ibrahim, Nurdin (2012). hubungan antara belajar mandiri dan motivasi
berprestasi dengan hasil belajar pendidikan agama islam di smp terbuka.
Lentera Pendidikan, vol 15 No 1, Juni 2012 1-17. [Tersedia :
http://www.uin-alauddin.ac.id/download-01%20HUBUNGAN%20ANTARA%20BELAJAR%20MANDIRI.pdf]
Ibrahim, Nurdin .(2010). Perspektif Pendidikan Terbuka Jarak Jauh; Kajian
Teoritis dan Aplikasi, Jakarta. Bumi Aksara
Koentjaraningrat, (1997). Metode- Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta :
Gramedia
Mudjiono, dkk. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Muslich, Masnur. (2010). Textbook Writing, Dasar-dasar Pemahaman,
Penulisan, dan Pemakaian Buku Teks. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
Nasution. Prof., Dr. (2009). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar
Mengajar. Bandung: Bumi Aksara
Panen, P. & Sekarwinahyu. (1997). Belajar mandiri dalam mengajar di
perguruan tinggi. Program Applied Approach. Bagian 2. Jakarta:
PAU-PPAI, Universitas Terbuka.
Purba, Michael. (2006). Kimia Untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
Purwanto. (2008).Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya Offset
Rakhmat, Jalalludin. (2011). Psikologi komunikasi. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset
Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
68
Siti Rustinah, 2014
Pengembangan Bahan Ajar Pokok Bahasan Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan Yang Diolah Sudjana, N. (2010). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algensindo
Sugiyono, Prof, Dr. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : CV
Alfabeta
Whitten, et al (2008). General Chemistry 7th edition. [tersedia :
http://www.amazon.com/General-Chemistry-Edition-Text-Only/dp/0005519152]
Winardi, Prof, Dr. (2004). Manajemen Perilaku Organisasi. Jakarta: Prenada
Media Group
Wijaya, dkk. (1991). Upaya Pembaharuan dalam Pendidikan dan Pengajaran.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Zuriah, N. (2009). Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Malang: Bumi