PERINGKAT KORUPSI NEGARA-NEGARA
ASIA PASIFIK
Political & Economic Risk Consultancy (PERC)
Lembaga
Terkorup
di
KEJAKSAAN AGUNG
PARTAI POLITIK
BENCANA NASIONAL
Jika negara tidak berdaya
MOTIF KORUPSI
Pemenuhan Kebutuhan
Petty corruption/survival corruption/corruption by need
(Korupsi di tingkat bawah)
Pemuasan Hasrat Keinginan
Grand corruption/corruption by greed
BIROKRAT
Hasrat Kapitalis Hasrat Kekuasaan
KOLABORASI
Relasi Transaksional
BIROKRAT KORPORAT
KORPORAT BIROKRAT
OLIGARKI
logika tahta & harta, bukan logika
pengabdian
BIROKRAT
BIROKRAT KORPORAT
KORPORAT
Tahta saja belum cukup
Logika uang, bukan logika pengabdian
Logika Uang dalam Bentuk Kapitalisasi &
Komodifikasi
MODEL IDEAL MODUS VIVENDI
DEMOKRASI (Tiga Komponen
Kualifikasi)
Beberapa Model Kemungkinan
KOMPETENSI KONSTITUENSI INTEGRITAS
+ + +
+ +
-- +
LOGIKA UANG
INTEGRITAS
-KONSTITUENSI
+
KOMPETENSI
Transformasi Budaya Malu ke Budaya Pongah
Berkembangnya gaya hidup hedonis
Tidak perlu lagi merasa malu melakukan
perbuatan tercela
Korupsi berjemaah
Mengorbankan kepentingan umum untuk
kepentingan pribadi/kelompok
Kebudayaan Bali didominasi oleh nilai-nilai agama
Hindu
Nilai-nilai Budaya (Bali)
dalam Mencegah Fenomena Korupsi
Manusia Bali sebagai
homoreligius
Nilai Dasar : Panca Srada
• Brahman
• Atman • Samsara
• Karmapala
• Moksa
Nilai Dasar
Karma Pala (Hasil Perbuatan) : Hukum
Adikodrati
Sancita Karma Phala
Prarabdha Karma Phala
Kryamana Karma Phala
Mengontrol perilaku manusia agar senantiasa
• berpikir • berkata • berbuat kebajikan
Rame ing gawe sepi ing pamerih
Representasi dari semangat altruisme atau pengorbanan (yadnya)
Memandang pekerjaan sebagai tugas suci atau ibadah (ngayah)
Landasan Dharma
Melaksanakan tugas dan kewajiban berdasarkan azas kebajikan, kepatutan, dan kejujuran (dharma)
swadarma.
Tri Purusartha (dharma, artha, kama)
Problematika
Nilai-Nilai agama (budaya) tentang kebajikan hanya melekat
pada tataran kognitif, kurang teraktualisasikan pada tataran
behavior (perilaku).
Praktik religius tidak berorientasi memenuhi kebutuhan
spiritual, tetapi lebih
berorientasi pada pemenuhan
hasrat-hasrat duniawi :
Pencitraan di depan publik Misal medana punia untuk merebut simpati publik (kepentingan politik).
Azas Dramaturgi
Faktor yg mempengaruhi
Pergulatan antara nilai-nilai budaya berbasis agama (spiritualisme) dengan nilai-nilai budaya modern
(kapitalisme/materialisme).
Nilai Spiritualisme (Agama) Nilai
Kapitalisme/Materialisme
Rame ing gawe sepi ing pamerih
Sepi ing gawe rame ing pamerih
ngayah mabayah
Eda ngaden awak bisa Eda ngaden awak belog
Lek Juari (pongah)