• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PASAR MODAL INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PASAR MODAL INDONESIA"

Copied!
134
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PASAR MODAL INDONESIA

I.1 Sejarah dan Perkembangan Pasar Modal

Pasar Modal pada hakekatnya adalah pasar yang tidak berbeda jauh dengan pasar tradisional yang selama ini kita kenal, dimana ada pedagang, pembeli, dan juga tawar menawar harga. Pasar modal dapat juga diartikan sebagai sebuah wahana yang mempertemukan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang menyediakan dana sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.

Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal telah menggariskan bahwa Pasar Modal mempunyai posisi yang strategis dalam pembangunan ekonomi nasional. Pertumbuhan suatu Pasar Modal sangat tergantung pada dari kinerja perusahaan efek. Untuk mengkoordinasikan modal, dukungan teknis, dan sumber daya manusia dalam pengembangan Pasar Modal diperlukan suatu kepemimpinan yang efektif. Perusahaan-perusahaan harus menjalin kerjasama yang erat untuk menciptakan pasar yang mampu menyediakan berbagai jenis produk dan alternatif investasi bagi masyarakat.

Untuk mengenmbangkan prasarana industri Efek diperlukan investasi yang besar. Investasi tersebut tergantung pada keuntungan ekonomis yang dapat diperoleh para usahawan. Faktor-faktor yang dapat mengurangi jumlah investasi yang dapat diperlukan untuk membangun prasarana dan mengurangi biaya operasi perusahaan efek, akan mendorong perkembangan Pasar Modal melalui peningkatan kelangsungan hidup Perusahaan Efek. Perkembangan dimaksud dapat dicapai apabila faktor-faktor tersebut juga mampu menghasilkan layanan dan alternatif investasi yang aman dan berkualitas tinggi terutama dalam memberikan pelayanan yang optimal kepada para investor sehingga perkembangannya nanti akan sangat mempengaruhi minat dari para calon investor baru yang ingin coba-coba berinvestasi di Pasar Modal.

(2)

Dalam sejarah Pasar Modal Indonesia, kegiatan jual beli saham dan obligasi dimulai pada abad 19. Menurut buku Effectengids yang dikeluarkan oleh Verreniging voor den Effectenhandel pada tahun 1939, jual beli efek telah berlangsung sejak 1880.

Pada tanggal 14 Oktober 1912, Amaserdamse Effectenbueurs mendirikan cabang bursa efek di Batavia. Di tingkat Asia, bursa Batavia tersebut merupakan yang tertua keempat setelah Bombay, Hongkong dan Tokyo.

a. Zaman Penjajahan

Sekitar awal abad ke-19 pemerintah kolonial Belanda mulai membangun perkebunan secara besar-besaran di Indonesia. Sebagai salahsatu sumber dana adalah dari para penabung yang telah dikerahkan sebaik-baiknya. Para penabung tersebut terdiri dari orang-orang Belanda dan Eropa lainnya yang penghasilannya sangat jauh lebih tinggi dari penghasilan penduduk pribumi.

Atas dasar itulah, maka pemerintahan kolonial waktu itu mendirikan Pasar Modal. Setelah mengadakan persiapan, maka akhirnya berdiri secara resmi Pasar Modal di Indonesia yang terletak di batavia (Jakarta) pada tanggal 14 Desember 1912 dan bernama Verreniging voor den Effectenhandel (Bursa Efek), dan langsung memulai perdagangan.

Pada saat awal terdapat terdapat 13 anggota bursa yang aktif (makelar) yaitu:

Fa. Duniop & Kolf; Fa Gijselman & Steup; Fa. Monod & Co.; Fa. Adree Witansi &

Co; Fa. A.W. Deeleman; Fa. H. Jul Joostensz; Fa. Jeannette Walen; Fa.Wiekert

& V.D Linden; Fa. Walbrink & Co; Fa. Vermeys & Co; Fa. Cruyff dan Fa.

Gebroeders.

Sedangkan Efek yang diperjualbelikan adalah saham dan obligasi perusahaan/perkebunan Belanda yang beroperasi di Indonesia, obligasi yang diterbitkan pemerintah (propinsi dan kotapraja), sertifikat saham perusahaan- perusahaan Amerika yang diterbitkan oleh kantor administrasi di negeri Belanda serta efek perusahaan Belanda lainnya. Perkembangan Pasar Modal di Batavia tersebut begitu pesat sehingga menarij masyarakat kota lainnya. Untuk

(3)

menampung minat tersebut, pada tanggal 11 Januari 1925 di kota Surabaya dan 1 Agustus 1925 di Semarang resmi didirikan bursa.

Anggota bursa di Surabaya waktu itu adalah: Fa. Duniop & Kolf; Fa Gijselman

& Steup; Fa. Van Velsen; Fa. Beaukkerk & Co. Dan N. Koster. Sedangkan anggota bursa di Semarang waktu itu adalah: Fa. Dunlop & Koff; Fa Gijselman &

Steup; Fa. Monod & Co; Fa. Companien & Co; serta Fa. P.H. Soeters & Co.

Perkembangan Pasar Modal waktu itu cukup menggembirakan yang terlihat dari nilai efek yang tercatat mencapai NIF 1,4 milyar (jika di Indeks dengan harga beras yang disubsidi pada tahun 1982, nilainya adalah ± Rp. 7 Trilyun) yang berasal dari 250 macam efek.

b. Perang Dunia II

Pada permulaan tahun 1939 keadaan suhu politik di Eropa menghangat.

Melihat keadaan ini, pemerintah Hindia Belanda mengambil kebijaksanaan untuk memusatkan perdagangan Efek-nya di Batavia serta menutup Bursa Efek di Surabaya dan di Semarang.

Namun pada tanggal 17 Mei 1940 secara keseluruhan kegiatan perdagangan efek ditutup dan dikeluarkan peraturan yang menyatakan bahwa semua efek- efek harus disimpan dalam bank yang ditunjuk oleh Pemerintah Hindia Belanda.

Penutupan ketiga bursa efek tersebut sangat mengganggu likuiditas efek, menyulitkan para pemilik efek, dan berakibat pula pada penutupan kantor-kantor pialang serta pemutusan hubungan kerja. Selain itu juga mengakibatkan banyak perusahaan dan perseorangan enggan menanam modal di Indonesia. Dengan demikian, dapat dikatakan, pecahnya Perang Dunia II menandai berakhirnya aktivitas Pasar Modal pada zaman penjajahan Belanda.

c. Masa Tahun 1952-1958

Setahun setelah pemerintahan Belanda mengakui kedaulatan RI, tepatnya pada tahun 1950, obligasi Republik Indonesia dikeluarkan oleh pemerintah.

(4)

Peristiwa ini menandai mulai aktifnya kembali Pasar Modal Indonesia. Didahului dengan diterbitkannya Undang-undang Darurat No.13 tanggal 1 September 1951, yang kelak ditetapkan sebagai Undang-undang No.15 tahun 1952 tentang Bursa, pemerintah RI membuka kembali Bursa Efekdi Jakarta pada tanggal 31 Juni 1952, setelah terhenti selama 12 tahun. Adapun penyelenggaraannya diserahkan kepada Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek-efek (PPUE) yang terdiri dari 3 bank negara dan beberapa makelar efek lainnya dengan Bank Indonesia sebagai penasihat.

Sejak itu Bursa Efek berkembang dengan pesat, meskipun efek yang diperdagangkan adalah efek yang dikeluarkan sebelum Perang Dunia II.

Aktivitas ini semakin meningkat sejak Bank Industri Negara mengeluarkan pinjaman obligasi berturut-turut pada tahun 1954,1955, dan 1956. Para pembeli obligasi banyak warga negara belanda, baik perseorangan maupun Badan Hukum. Semua anggota diperbolehkan melakukan transaksi abitrase dengan luar negeri terutama dengan Amsterdam.

d. Masa Konfrontasi

Namun keadaan ini hanya berlangsung sampai pada tahun 1958, karena mulai saat itu terlihat kelesuan dan kemunduran perdagangan di Bursa. Hal ini diakibatkan politik konfrontasi yang dilancarkan pemerintah RI terhadap Belanda, sehingga mengganggu hubungan ekonomi kedua negara dan mengakibatkan banyak warga negara Belanda meninggalkan Indonesia. Perkembangan tersebut makin parah sejalan dengan memburuknya hubungan RI dengan Belanda mengenai sengketa Irian Jaya dan memuncaknya aksi pengambil-alihan semua perusahaan Belanda di Indonesia, sesuai dengan Undang-undang Nasionalisasi No. 86 Tahun 1958. Kemudian disusul dengan instruksi dari Badan Nasionalisasi Perusahaan Belanda (BANAS) pada tahun 1960, yaitu larangan bagi Bursa Efek Indonesia untuk memperdagangakan semua efek dari perusahaan Belanda yang beroperasi di Indonesia, termasuk semua Efek yang bernominasi mata uang Belanda, makin memperparah perdagangan efek di Indonesia.

(5)

Tingakat inflasi yang cukup tinggi pada waktu itu semakin menggoncang dan mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap Pasar Uang dan Pasar Modal, juga terhadap mata uang rupiah yang mencapai puncaknya pada tahun 1966.

Penurunan ini mengakibatkan nilai nominal saham dan obligasi menjadi rendah sehingga tidak menarik lagi bagi investor. Hal ini merupakan pasang surut Pasar Modal Indonesia pada zaman Orde Lama.

e. Babak Baru Pasar Modal Tahun 1977

Langkah demi langkah diambil oleh pemerintah Orde Baru untuk mengembalikan kepercayaan rakyat terhadap nilai mata uang Rupiah.

Disamping pengerahan dana dari masyarakat melalui tabungan dan deposito, pemerintah terus mengadakan persiapan khusus untuk membentuk Pasar Modal. Dengan Surat Keputusan Direksi BI No. 4/16 Keputusan Direktur tanggal 26 Juli 1968 di BI dibentuk Tim Persiapan Pasar Uang (PU)

Dan Pasar Modal (PM). Hasil penelitian tim menyatakan bahwa benih dari Pasar Modal di Indonesia sebenarnya sudah ditanam pemerintah sejak tahun 1952, tetapi karena situasi politik dan masyarakat masih awam tentang Pasar Modal, maka pertumbuhan efek di Indonesia sejak tahun 1958 s/d 1976 mengalami kemunduran.

Setelah tim menyelesaikan tugasnya dengan baik, maka dengan surat keputusan Keu-Menkeu No. Kep-25/MK/IV/1/72 tanggal 13 Januari 1972 tim dibubarkan, dan pada tahun 1976 dibentuk Bapepam (Badan Pembina Pasar Modal) dan PT. Danareksa. Bapepam bertugas membantu Menteri Keuangan yang diketuai oleh Gubernur Bank Sentral. Dengan dibentuknya Bapepam, maka terlihat kesungguhan dan intensitas untuk membentuk kembali PU dan PM.

Selain sebagai pembantu menteri keuangan, Bapepam juga menjalankan fungsi ganda yaitu sebagai pengawas dan pengelola Bursa Efek.

Pada tanggal 10 Agustus 1977 berdasarkan kepres RI No. 52 tahun 1976 psar modal diaktifkan kembali dan go publiknya beberapa perusahaan. Pada zaman Orde Baru inilah perkembangan Pasar Modal dapat dibagi menjadi dua,

(6)

yaitu tahun 1977 s/d 1987 dan tahun 1987 s/d sekarang. Perkembangan Pasar Modal selama tahun 1977 s/d tahun 1987 mengalami kelesuan meskipun pemerintah telah memberikan fasilitas kepada perusahaan-perusahaan yang memanfaatkan dana dari Bursa Efek. Fasilitas-fasilitas yang diberikan antara lain fasilitas perpajakan untuk merangsang masyarakat agar mau terjun dan aktif di Pasar Modal.

Tersendatnya perkembangan Pasar Modal selama periode itu disebabkan oleh beberapa masalah antara lain mengenai prosedur emisi saham dan obligasi yang terlalu ketat, adanya batasan fluktuasi saham dan lain sebagainya. Untuk mengatasi masalah itu pemerintah mengeluarkan berbagai deregulasi yang berkaitan dengan perkembangan pasar modal, yaitu Paket Kebijaksanaan Desember 1987, Paket Kebijaksanaan Oktober 1988, Paket Kebijaksanaan Desember 1988.

- Pakdes 1987

Pakdes 1987 merupakan penyederhanaan persyaratan proses emisi saham dan obligasi, dihapuskannya biaya yang sebelumnya dipungut oleh Bapepam, seperti biaya pendaftaran emisi efek. Selain itu dibuka pula kesempatan bagi pemodal asing untuk membeli efek maksimal 49% dari total emisi. Pakdes 87 juga menghapus batasan fluktuasi harga sajam di bursa efek dan memperkenalkan bursa paralel. Sebagai pilihan bagi emiten yang belum memenuhi syarat untuk memasuki bursa efek.

- Pakto 88

Pakto 88 ditujukan pada sektor perbankan, nbamun mempunyai dampak terhadap perkembangan pasar modal. Pakto 88 berisikan tentang ketentuan 3 L (Legal, Lending, Limit), dan pengenaan pajak atas bunga deposito.Pengenaan pajak ini berdampak positif terhadap perkembangan pasar modal di Indonesia.

(7)

- Pakdes 88

Pakdes 88 pada dasarnya memberikan dorongan yang lebih jauh pada pasar modal dengan membuka peluang bagi swasta untuk menyelenggarakan bursa.

Karena ketiga kebijaksanaan inilah pasar modal menjadi aktif untuk periode 1988 hingga sekarang.

Adapun ringkasan dari sejarah diatas adalah sebagai berikut:

Masa Penjajahan

1912 Pendirian Bursa Efek di Jakarta oleh 13 Perusahaan Pialang Efek Belanda 1925 Pendirian Bursa diperluas ke Surabaya dan Semarang

1940 Bursa ditutup akibat PD II

Masa Orde Lama

1952 Bursa Efek dibuka kembali oleh PPUE

Tujuannnya untuk mencegah mengalirnya efek-efek ke luar negeri dan menampung emisi obligasi RI 1950

1958 Kegiatan Bursa terhenti akibat inflasi dan perekonomian yang tidak menentu Masa Orde Baru

1970 Pembentukan tim Pasar Uang dan Pasar Modal 1976 Lahirnya BAPEPAM dan PT. Dana Reksa 1977 Pasar Modal diaktifkan kembali

1987 Deregulasi di bidang Pasar Modal

1989 Pembentukan Bursa Paralel dan Bursa Efek Surabaya

1990 Lahirnya Keputusan Presiden Presiden No. 53/1990 dan Keputusan Menteri Keuangan No. 1548/KMK.013/1990

1992 Swastanisasi Bursa Efek Jakarta

Electronic Long Distance Trading (Eldistra) Market On Line Information System (Motions) 1993 Pembentukan:

PT. Kliring Deposit Efek Indonesia (KDEI) PT. Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO)

1995 Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) dengan Bursa Paralel Indonesia (BPI) menjadi Bursa Efek Surabaya

Pengoperasian sistem otomatisasi perdagangan di Bursa Efek Jakarta (Jakarta Automated Trading System-JATS)

1996 Undang-undang Pasar Modal berlaku efektif Dikeluarkannya Cetak Biru Pasar Modal

(8)

I.2 Perkembangan Bursa Efek

Bursa Efek terus berkembang seiring dengan bertambahnya usia, dan keadaanpun semakin menunjukkan bahwa efek semain banyak peminatnya.

Ramainya tanggapan publik dan selalu bertambahnya perusahaan yang Go Public adalah wujud dari kemajuan Bursa Efek. Perkembangan Bursa Efek yang terjadi kini adalah berkat perjuangan dari BAPEPAM, perusahaan yang memasyarakatkan sahamnya, Pemerintah, Lembaga Penunjang, dan masyarakat yang turut meramaikan perdagangan saham dan turut berpartisipasi menginvestasikan kelebihan dananya.

Dibandingkan dengan situasi bursa efek pada sekitar 10 tahun yang lalu, keadaan saat ini memang telah jauh berbeda. Perkembangan yang terjadi cukup pesat dan diluar dugaan. Tetapi bukan berarti bursa efek berjalan terus dengan mulus tanpa rintangan. Banyak hal yang terjadi yang mewarnai pasang-surut kehidupan bursa efek di Indonesia. Jika keadaan sosial, politik atau ekonomi bangsa kita sedang terganggu dan tidak stabil, tentu saja kondisi bursa efek amat terpengaruh.

Bangsa Indonesia sedang membangun, jelas bahwa berbagai tantangan untuk membenahi kondisi masyarakat akan turut membawa dampak terhadap pasar uang. Dahulu situasi intern di bursa-bursa di Indonesia dinilai masih sangat lemah, kapitalisasi bursa-bursa di negara kita termasuk kecil karena terbatasnya mobilisasi dana domestik yang dilakukan Manajer investasi. Ini jika diukur dari perbandingannya dengan bursa-bursa lain di kawasan Asia Pasifik.

Kondisi demikian terjadi akibat sistem kerja yang kurang mendukung, juga tujuan belum jelas terlebih dukungan publik sendiri yang kelihatan masih setengah- setengah akibat informasi yang tidak akurat dan pengetahuan tentang bursa efek belum memasyarakat. Semua itu akhirnya terus dibenahi sehingga terciptalah bursa efek dengan perkembangan yang pesat. Di masa perjalanan pesatnya pasar saham, terkadang diwarnai oleh keadaan Bullish dan Bearish.

Kondisi Bursa disebut Bullish yaitu indeks harga saham naik terus dalam jangka waktu tertentu, dan ini dapat timbul seiring dengan situasi perekonomian

(9)

yang sehat, pendapatan meningkat, industri dan perdagangan tumbuh dengan baik. Sedangkan kondisi bursa disebut Bearish jika indeks harga saham terus menerus mengalami penurunan. Semua ini juga akibat dari situasi perekonomian yang lesu dan kebijakan moneter yang mengakibatkan adanya krisis moneter, peredaran uang menjadi tersendat-sendat.

a. Bursa Efek Indonesia

Didirikan pada tanggal 13 Juli 1992, Bursa Efek Jakarta merupakan hasil swastanisasi Bursa efek yang sebelumnya dikelola oleh BAPEPAM. Sekarang namanya dikenal dengan Bursa Efek Indonesia.

• Tugas dan Fungsi :

Menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli Efek Pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan Efek diantara mereka.

• Keanggotaan

Anggota Bursa Efek Indonesia adalah Perantara Pedagang Efek yang telah mendapat izin usaha dari BAPEPAM dan telah menjadi pemegang saham PT Bursa Efek Indonesia.

• Sistem Perdagangan

Perdagangan di Bursa Efek Indonesia saat ini menggunakan sistem perdagangan dengan menggunakan komputer yang dikenal dengan Jakarta Automated Trading System (JATS).

(10)

• Kinerja Bursa Efek Jakarta

Adapun aktivitas perdagangan Bursa Efek Indonesia sampai tahun 1999 dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini:

Periode 1985 -1988

Tahun/Bulan 1985 1986 1987 1988

Rata-rata

*US$

1,125 1,641 1,650 1,729

Total volume

transaksi 1.886.601 1.431.921 2.523.374 6.944.592 Total Nilai

Transaksi 3.206.500.000 1.815.900.000 5.184.000.000 30.591.960.720 Rata-rata Vol.

Transaksi Harian

7.732 5.774 10.258 27.668

Rata-rata Nilai Transaksi Harian

13.141.393 7.322.177 21.073.171 121.880.322

Hari

Perdagangan 244 248 246 251

IHSG 66.350 66.690 82.580 305.120

Kapitalisasi Pasar

89.300.000.000 94.230.000.000 100.095.203.732 449.237.227.025

Jumlah emiten 24 24 24 24

Saham

Tercatat 57.827.872 58.349.872 58.569.311 72.844.043 Keterangan : *)Rata-rata kurs tengah BI, Sumber: Bursa Efek Indonesia

(11)

Periode 1989 -1992 Tahun/Bul

an

1989 1990 1991 1992

Rata-rata

*US$

1,800 1,901 1,994 2,062

Total volume transaksi

95.791.539 702.587.441 1.007.920.460 1.706.269.484

Total Nilai Transaksi

964.272.000.00 0

7.311.288.727.968 5.778.248.697.009 7.953.299.560.

350 Rata-rata

Vol.

Transaksi Harian

387.820 2.891.306 4.113.961 6.907.974

Rata-rata Nilai Transaksi Harian

3.903.935.223 30.087.607.934 23.584.688.559 32.199.593.362

Hari Perdaganga n

247 243 245 247

IHSG 399.690 417.790 247.390 274.335

Kapitalisasi

Pasar 4.309.444.1778.

950 14.186.633.982.250 16.435.891.904.650 24.839.446.042 .275 Jumlah

emiten

56 123 139 153

Saham Tercatat

432.839.874 1.779.936.594 3.729.481.279 6.253.916.082 Keterangan : *)Rata-rata kurs tengah BI, Sumber: Bursa Efek Indonesia

(12)

Periode 1993 -1995

Tahun/Bulan 1993 1994 1995 Perubahan

1994 -1995 Rata-rata

*US$

2,110 2,200 2,307

Total volume transaksi

3.844.031.699 5.292.580.825 10.646.444.247 101,16%

Total Nilai Transaksi

19.086.237.219.525 25.482.803.341.345 32.357.503.995.530 26,98%

Total Frek.

Transaksi 251.742 373.867 609.469 63,02%

Rata-rata Vol.

Transaksi Harian

15.626.145 21.602.371 43.278.229 100,34%

Rata-rata Nilai Transaksi Harian

77.586.330.161 104.011.442.210 131.534.569.088 26,46%

Rata-rata Frek.

Transaksi Harian

1.023 1.526 2.478 62,35%

Hari

Perdagangan 246 245 246 -

IHSG 588.765 469.640 513.847 9,41%

Kapitalisasi Pasar

69.299.599.701.000 103.835.241.141.600 152.246.463.300.675 46,62%

Jumlah emiten

172 217 238 46,62%

Saham

Tercatat 9.787.393.323 23.854.339.821 45.794.658.125 91,98%

Keterangan : *)Rata-rata kurs tengah BI, Sumber: Bursa Efek Indonesia

(13)

Periode 1996 -1997 Tahun/Bulan 1996 Perubahan

1995 - 1996

1997 Perubahan 1996 -1997

Rata-rata

*US$

2,382 2,392

Total Vol.

transaksi

29.527.727.838 177,3%5 76.599.170.013 159,41%

Total Nilai Transaksi

75.729.894.195.234 134,04% 120.385.166.174.829 58,97%

Total Frek.

Transaksi 1.758.608 188,55% 2.972.486 69,02%

Rata-rata Vol.

Transaksi Harian

118.585.252 174,01% 311.378.740 162,58%

Rata-rata Nilai Transaksi Harian

304.136.121.266 131,22% 489.370.594.207 60,91%

Rata-rata Frek.

Transaksi Harian

7.063 185,07% 12.083 71,09%

Hari

Perdagangan 249 - 246 -

IHSG 637.432 24,05% 401.712 (36,98) %

Kapitalisasi Pasar

215.026.098.082.950 41,24% 159.929.859.633.600 (25,62) % Jumlah

emiten

253 41,24% 282 11,46%

Saham

Tercatat 77.240.833.399 68,67% 135.668.883.612 75,64%

Keterangan : *)Rata-rata kurs tengah BI, Sumber: Bursa Efek Indonesia

(14)

Periode 1998 -1999 Tahun/Bulan 1998 Perubahan

1997 - 1998

1999 Perubahan 1998 -1999

Rata-rata

*US$

10,175 7,455

Total Vol.

transaksi 90.620.529.970 18,30% 174.486.582 92,55%

Total Nilai

Transaksi 99.684.703.142.460 (17,20) % 147.879.985.749.582 48,35%

Total Frek.

Transaksi

3.506.090 17,95% 4.549.254 29,75%

Rata-rata Vol.

Transaksi Harian

366.884.737 17,83% 722.617.744 96,96%

Rata-rata Nilai Transaksi Harian

403.581.794.099 (17,53) % 598.704.395.747 48,35%

Rata-rata Frek.

Transaksi Harian

14.195 17,47% 18.418 29,75%

Hari

Perdagangan

247 - 247 -

IHSG 398.038 (0,91) % 676.919 70,06%

Kapitalisasi 175.728.976.824.225 9,88% 451.914.924.003.875 157,17%

Jumlah emiten

288 2,13% 277 (3,82%)

Saham Tercatat

170.549.123.166 25,71% 846.131.138.504 396,12%

Keterangan : *)Rata-rata kurs tengah BI, Sumber: Bursa Efek Indonesia Tabel-tabel tersebut mencerminkan bahwa pasar modal memiliki daya tahan yang cukup tinggi terhadap risiko krisis yang terjadi.

b. Bursa Efek Surabaya

Didirikan 16 Juni 1989, Bursa Efek Surabaya merupakan Bursa Efek swasta pertama di Indonesia yang berkedudukan di Surabaya dan sejak tahun 1995

(15)

Bursa Paralel Indonesia menggabungkan diri dengan Bursa Efek Surabaya dengan nama PT. Bursa Efek Surabaya.

• Tugas dan fungsi:

Menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli Efek Pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan Efek diantara mereka.

• Keanggotaan

Anggota Bursa Efek Surabaya adalah Perantara Pedagang Efek yang telah mendapat izin usaha dari BAPEPAM dan telah menjadi pemegang saham PT Bursa Efek Surabaya.

• Sistem Perdagangan

Perdagangan di Bursa Efek Surabaya menggunakan New Eldistra (New Electronic Long Distance Trading).

• Kinerja Bursa Efek Surabaya

1994 1995 *1996

Pertumbuhan IHSG(%)

15,2 16,8 6,6 Jumlah emiten yang

terdaftar

217 238 243

Emiten baru 16 29 17

Kapitalisasi pasar (trilyun rupiah)

103,8 158,69 178,96 Nilai perdagangan

(milyar rupiah)

0,495 1,715 1,271 Jumlah transaksi

(trilyun rupiah)

1,78 5,25 3,59 Volume rata-rata

perdagangan harian (juta saham)

2,76 6,30 5,53

Nilai rata-rata perdagangan harian (milyar rupiah)

7,23 21,36 15,62

Jumlah saham tercatat (milyar saham)

23,9 45,8 63,5

* Sampai dengan 30 November 1996

(16)

I.3 Struktur Pasar Modal Indonesia

Struktur Pasar Modal Indonesia telah diatur oleh Undang-undang No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Berdasarkan Undang-undang ini, kebijakan dibidang pasar modal ditetapkan oleh menteri keuangan. Secara umum, struktur pasar modal Indonesia adalah sebagai berikut:

Menteri Keuangan

Badan Pengawas Pasar Modal BAPEPAM

Bursa Efek LKP LPP

Perusahaan Efek

Lembaga Penunjang

Profesi Penunjang

Pemodal - Penjamin Emisi

- Perantara Pedagang Efek - Manajer

Investasi

- Biro

Administrasi Efek

- Bank Kustodian - Wali Amanat - Penasihat

Investasi - Pemeringkat

Efek

- Akuntan - Konsultan

Hukum - Penilai - Notaris

- Domestik

- Asing Emiten, Perusahaan Publik, dan Reksa Dana

(17)

a. Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM)

Melakukan pembinaan, pengaturan, dan pengawasan sehari-hari dalam rangka mewujudkan terciptanya kegiatan Pasar Modal yang teratur, wajar, dan efesien serta melindungi kepentingan pemodal dan masyarakat. Dalam melaksanakan funngsi tersebut, BAPEPAM mempunyai kewenangan untuk memberikan izin, persetujuan dan pendaftaran kepada para pelaku Pasar Modal, memproses pendaftaran dalam rangka penawaran umum, menerbitkan peraturan pelaksanaan dari perundang-undangan di bidang pasar modal, dan melakukan penegakan hukum atas setiap pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal.

- Dalam bidang pembinaan, BAPEPAM mempunyai wewenang untuk memberikan, mencabut, menunda sementara,membekukan izin bagi seluruh lembaga yang terkait di Pasar Modal termasuk Bursa Efek, LKP dan LPP.

- Dalam bidang pengaturan, BAPEPAM mempunyai wewenang membuat peraturan di bidang pasar modal untuk memberikan penjelasan lebih lanjut yang bersifat teknis atas Undang-undang dan peraturan pelaksanaannya.

- Dalam bidang penegakan hukum, BAPEPAM mempunyai wewenang untuk melakukan penyidikan kepada para pelaku pasar modal dan pihak yang terlibat dalam pelanggaran ketentuan Pasar Modal.

b. Bursa Efek

Menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli Efek Pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan Efek diantara mereka. Dan harus mampu menciptakan kondisi yang dapat mendorong perusahaan efek yang menjadi anggotanya untuk melayani dan mendahulukan pemodal sehingga pada akhirnya dapat

(18)

merangsang minat pemodal untuk investasi dengan aman, efisien, dan terjangkau.

Bursa efek diwajibkan untuk mengembangkan sistem pengendalian intern, terutama dalam pengawasan perdagangan yang efektif, dengan tujuan menghindari tujuan manipulasi harga dan mendeteksi informasi orang dalam.

Disamping itu bursa efek diwajibkan untuk mengikuti praktek perdagangan yang wajar, khususnya dengan mempertimbangkan aturan tentang prioritas harga dan waktu dalam pelaksanaan perdagangan. Praktek perdagangan silang (crossing) perlu ditelaah, dengan maksud untuk membuka pasar kepada pemodal domestik perorangan. Direksi dan manajer bursa efek wajib mengkoordinasikan usaha- usaha yang dilakukan oleh Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP) dan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP). Manajemen bursa harus membentuk komite untuk bekerjasama dengan anggota yang aktif, bank kustodian dan pelaku pasar modal dengan tujuan untuk mengembangkan pasar modal. Selama proses penciptaan sistem baru, anggota dan pelaku pasar modal lainnya hendaknya diberi informasi detail tentang usaha-usaha tersebut dan dampaknya pada kegiatan usaha mereka. Disamping itu manajemen bursa efek wajib memperhatikan keahlian perusahaan efek dan bank kustodian dalam rangka perkembangan pasar modal dan menjalin hubungan yang erat dengan anggota bursa serta dengan bank kustodian. Dalam bidang pengembangan sistem, manajemen bursa wajib memperoleh dukungan teknis yang terbaik dan perhatian khusus harus diberikan terhadap pemilihan kontraktor yang memiliki kemampuan dalam menerapkan sistem yang memenuhi standar internasional.

c. Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP)

Pihak yang menyelenggarakan jasa kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi bursa. Menyediakan jasa kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi bursa yang teratur, wajar, dan efisen serta dapat memberikan jasa lain yang sesuai dengan ketentuan Bapepam. Contoh LKP adalah PT. Kliring dan Penjaminan Efek Indonesia (KPEI).

(19)

Transaksi yang terjadi di bursa efek dikliringkan oleh LKP secara terus menerus sehingga dapat ditentukan hak dan kewajiban anggota bursa yang melaksanakan transaksi. Disamping melaksanakan fungsi kliring, LKP juga menjamin penyelesaian transaksi di bursa yang pelaksanaannya dilakukan dengan menempatkan LKP sebagai counterpart dari anggota bursa yang melaksanakan transaksi. Jaminan tersebut dapat berupa dana, efek, dan jaminan bank kustodian untuk menyelesaikan transaksi tertentu. Dengan sistem penjaminan tersebut, pemesanan hanya dapat memasuki sistem perdagangan jika LKP menyetujui bahwa terdapat cukup jaminan untuk menyelesaikan transaksi. LKP harus secara terus menerus menyesuaikan nilai jaminan menurut nilai pasar, dan meminta jaminan tambahan apabila diperlukan. Anggota bursa wajib menyelesaikan transaksi dengan menyerahkan dana dan efek pada rekening efek di LPP. Dalam hal anggota bursa gagal menyelesaikan transaksi, LKP akan membeli atau menjual efek di pasar tunai. LKP sebagai kepanjangan tangan dari bursa efek perlu menyesuaikan diri dengan sistem yang dilaksanakan pada bursa efek. Fungsi penjaminan yang dilakukan oleh LKP berlaku setelah diterapkan penyelesaian transaksi melalui pemindahbukuan.

d. Lembaga Penyelesaian dan Penyimpanan (LPP)

Memberikan jasa penitipan kolektif yang aman dan efisien kepada Bank Kustodian, LKP, LPP, Perusahaan Efek, LKP dan LPP asing, serta pemodal institusional dalam rangka mengurangi biaya transaksi, menekan resiko, dan menurunkan biaya kustodian. Contoh LPP adalah PT. Kustodian Depositori Efek Indonesia (KDEI).

LPP pada dasarnya adalah pihak yang menyelenggarakan kegiatan kustodian sentral bagi bank kustodian, perusahaan efek, dan pihak lain. Jasa tersebut harus memenuhi standar bagi suatu penggunaan jasa. Jasa kustodian yang diberikan oleh LPP harus mampu memberikan pelayanan secara menyeluruh termasuk pembagian hak atas efek seperti dividen dan saham bonus, pemrosesan administrasi atas segala kegiatan yang dilakukan oleh emiten yang

(20)

terkait dengan kepentingan pemegang rekening seperti RUPS, penyerahan dana dan efek atas instruksi pengguna jasa, administrasi pinjam meminjam efek, dan pemindahan efek dari dan ke penitipan kolektif. LPP perlu memadukan keahlian teknis dan kemampuan keuangan dalam membangun sistem perdagangan tanpa warkat, penyelesaian transaksi melalui pemindahbukuan dan peminjaman atas penyelesaian transaksi.

Disamping hal tersebut, LPP juga perlu menyusun suatu sistem yang merupakan satu kesatuan yang terpadu dan saling mendukung dengan tetap memperhatikan aspek keamanan atas efek. Sistem yang diimplementasikan oleh LPP harus ditelaah secara cermat dan hati-hati mengingat LPP merupakan kustodian sentral yang mencatat seluruh aset pemegang rekening yang terdapat pada LPP. Mengingat LPP merupakan kustodian sentral, maka jasa kustodian yang tersedia di LPP harus lengkap, antara lain dalam bidang penatausahaan rekening efek untuk menyimpan dana dan efek, penerimaan dan distribusi dividen, bunga, pokok pinjaman, saham bonus dan hak-hak lainnya, pemindahan efek keluar dan masuk, pemindahan efek dari satu rekening ke rekening yang lain berdasarkan instruksi LKP. Oleh karena itu komputer LPP harus mempunyai jaringan langsung dengan sistem perdagangan bursa dan LKP, sehingga komputer-komputer tersebut dapat memverifikasikan jaminan sebelum sesuatu pesanan memasuki sistem perdagangan.

e. Perusahaan Efek

Pihak yang melakukan kegiatan usaha sebagai Penjamin emisi, Perantara Pedagang Efek dan/atau manajer investasi. Perusahaan efek harus dapat memastikan bahwa manajemennya harus memiliki kompetensi dan mampu memberikan fasilitas perdagangan dan penyelesaian sebagaimana yang dibutuhkan. Dalam hal ini, perusahaan efek bebas untuk mengembangkan sistem pendukung sendiri dan bebas memilih bursa yang sesuai dengan tujuannya dan memberikan pelayanan pada nasabahnya. Untuk melaksanakan

(21)

kegiatan tersebut, perusahaan efek harus memiliki orang perorangan yang telah memperoleh izin dari Bapepam sebagai berikut:

- Penjamin Emisi Efek

Pihak yang membuat kontrak dengan emiten untuk melakukan penawaran umum bagi kepentingan emiten dengan atau tanpa kewajiban untuk membeli sisa efek yang tidak terjual.

- Perantara Pedagang Efek (PPE)

Pihak yang melakukan kegiatan usaha jual beli efek untuk kepentingan sendiri atau pihak lain. PPE ini melaksanakan amanat (order) jual dan beli dari nasabah dengan memperoleh imbalan tertentu, namun dapat juga melakukan transaksi atas nama sendiri. Untuk dapat melakukan transaksi di Bursa Efek, PPE wajib menjadi anggota dan sekaligus pemegang saham dari bursa efek yang bersangkutan.

- Manajer Investasi

Pihak yang kegiatan usahanya mengelola portofolio efek untuk para nasabah atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk sekelompok nasabah, kecuali perusahaan asuransi, Dana Pensiun, dan Bank yang melakukan sendiri kegiatan usahanya berdasarkan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

f. Lembaga Penunjang

Mendukung keberhasilan pengembangan Pasar Modal.

- Biro Administrasi Efek (BAE)

Berperan dalam memberikan jasa berkaitan dengan kepemilikan efek yang disimpan dalam penitipan kolektif di LPP, sehingga dapat memberikan informasi kepada emiten mengenai perubahan kepemilikan.

BAE merupakan salahsatu lembaga penunjang pasar modal yang

(22)

memegang peranan penting di dalam menyelenggarakan administrasi perdagangan efek, baik pada saat pasar perdana maupun pada pasar sekunder. Sebagai lembaga penunjang, BAE menyediakan jasa kepada emiten dalam bentuk pencatatan dan pemindahkepemilikan efek-efek.

Penyerahan efek kepada yang berhak menerima efek untuk disimpan oleh BAE adalah merupakan kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh BAE, disamping penyampaian laporan tahunan kepada emiten tentang posisi efek yang ditangani. Khusus pada persiapan penawaran umum di pasar perdana, BAE juga membantu emiten dalam pencatatan efek. BAE membantu emiten untuk mengadministrasikan seluruh kegiatan yang berkaitan dengan efek yang dikeluarkan oleh emiten kepada masyarakat dengan biaya yang lebih rendah dan ekonomis daripada administrasi tersebut dilakukan sendiri oleh emiten.

- Bank Kustodian

Berperan dalam mengurangi resiko kegagalan dalam penyelesaian transaksi pada sistem yang sekarang, sehingga Bank Kustodian perlu bekerjasama dengan Bursa dan LKP dalam penyusunan sistem yang memberikan jaminan atas penyelesaian transaksi. Bank Kustodian hanya dapat diselenggarakan oleh LPP, perusahaan efek, atau bank umum yang telah mendapat persetujuan dari Bapepam. Kustodian adalah perusahaan yang memberikan jasa penitipan efek dan harta yang berkaitan dengan efek serta jasa lain termasuk menerima dividen, bunga dan hak-hak lain, menyelesaikan transaksi efek dan mewakili pemilik efek yang termasuk dalam penitipan kolektif.

- Wali Amanat

Dalam hal emiten menawarkan obligasi, maka emiten yang bersangkutan wajib menunjuk wali amanat. Wali amanat merupakan pihak yang dipercaya untuk mewakili kepentingan seluruh pemegang obligasi atau sekuritas kredit.

(23)

Pengembangan usaha Wali Amanat berkaitan erat dengan pertumbuhan pasar obligasi. Berdasarkan hal tersebut, BAPEPAM akan terus mendorong perkembangan pasar obligasi. Wali Amanat yang memiliki reputasi sebagai lembaga independen dalam melaksanakan tanggung jawabnya dan aktif dalam melakukan kegiatan perwaliamanatannya, dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan pasar atau efek yang memberikan penghasilan tetap.

Peranan wali amanat diperlukan dalam setiap emisi obligasi, karena para pemegang obligasi yang jumlahnya begitu banyak tidak mungkin dapat membuat kontrak dengan emiten secara terpisah.

- Penasihat Investasi

Pihak yang memberikan nasihat kepada pihak lain mengenai penjualan atau pembelian efek dengan memperoleh imbalan jasa.

- Pemeringkat efek

Di dalam hal suatu emiten melakukan penawaran umum obligasi atau surat hutang lainnya, maka ketentuan pasar modal menetapkan bahwa obligasi yang dikeluarkan tersebut harus terlebih dahulu diperingkat oleh suatu lembaga yang independen yang bergerak sebagai pemeringkat efek. Pemeringkatan ini dilakukan untuk memberikan informasi kepada investor untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam mengembalikan pokok pinjaman dan bunganya. Contoh perusahaan pemeringkat efek adalah PT. Pemeringkat Efek Indonesia ( PT.

PEFINDO). Di dalam perkembangannya, peran pemeringkat efek tersebut tidak hanya terbatas atas efek-efek yang berada di pasar modal tetapi juga atas efek-efek yang berada di pasar uang.

(24)

g. Profesi Penunjang

Profesi Penunjang Pasar Modal telah diatur dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dan Peraturan Pelaksanaannya. Sebagai salah satu pelaku pasar modal, Profesi Penunjang Pasar Modal harus ikut membantu mengembangkan pasar modal. Tanggung jawab utama dari profesi penunjang pasar modal adalah membantu emiten dalam proses go public dan memenuhi persyaratan mengenai keterbukaan yang sifatmya terus menerus.

- Akuntan

Membantu perkembangan Standar Akuntansi Keuangan dan Standar Pemeriksaan Akuntan Publik yang ada, serta mendorong kepatuhan akuntan menerapkan standar tersebut. Hal itu dapat berupa pengembangan Standar Akuntansi Keuangan yang berkaitan dengan instrumen-instrumen pasar modal, seperti efek derivatif, Standar Pemeriksaan industri efek, dan lain sebagainya. Akuntan yang terdaftar di Bapepam dianjurkan untuk selalu meningkatkan pengetahuan mereka tentang akuntansi, pengendalian intern, dan pemeriksaan Perusahaan Efek.

- Konsultan Hukum

Konsultan Hukum merupakan ahli dalam bidang hukum yang memberikan pendapat hukum mengenai emisi dan emiten atau pihak lain yang terkait dengan kegiatan pasar modal. Peran konsultan hukum diperlukan dalam setiap emisi efek karena jasanya diperlukan dalam memberikan perlindungan hukum bagi pemodal. Untuk itu profesi ini mempunyai fungsi untuk memberikan pendapat dari segi hukum mengenai keadaan emiten.

Konsultasi hukum yang terdaftar di Bapepam harus memiliki keahlian dan memahami peraturan perundang-undangan dibidang pasar modal. Di samping itu konsultan hukum tersebut juga dituntut untuk mempelajari praktik yang terjadi di pasar modal negara lain, sehingga dapat digunakan

(25)

sebagai bahan dalam memberikan nasihat hukum kepada Perusahaan Efek dalam pengembangan produk-produk baru. Aspek hukum yang perlu dikembangkan antara lain mengenai standar kontrak antara Perantara Pedagang Efek dan nasabahnya, kontrak margin, dan kontrak pelayanan jasa kustodian.

- Penilai

Jasa penilai mempunyai peranan penting dalam penentuan nilai wajar atas suatu aktiva. Nilai ini diperlukan sebagai bahan informasi bagi investor di dalam mengambil keputusan investasi. Dalam proses go public maupun proses akuisisi, emiten memerlukan jasa penilai tersebut.

Keseragaman dalam metode penilaian merupakan salah satu hal yang terpenting pada penilaian atas mutu dari jasa profesi penilai. Oleh karena itu profesi penilai perlu menyusun standar kerja profesinya.

- Notaris

Peranan notaris di pasar modal diperlukan terutama dalam hubungan dengan penyusunan anggaran dasar para pelaku pasar modal, seperti emiten, perusahaan publik, Perusahaan Efek dan Reksa Dana, serta penyusunan kontrak-kontrak penting seperti kontrak Reksa Dana, kontrak penjaminan emisi dan perwaliamanatan. Untuk itu notaris perlu memahami peraturan Pasar Modal dan melaksanakan kegiatannya secara independen.

(26)

BAB II

INSTRUMEN PASAR MODAL DAN GO PUBLIC

II.1 Instrumen Pasar Modal

Instrumen atau surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal sering disebut efek. Pengertian efek adalah setiap surat berharga yang diterbitkan oleh perusahaan seperti surat pengakuan utang, surat berharga komersial (commercial paper), saham, obligasi, tanda bukti utang, bukti right (right issue), waran (warran), unit penyertaan kontrak, kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan setiap turunan (derivatif) dari efek. Berikut ini adalah penjelasan dari instrumen-instrumen Pasar Modal.

a. Saham Biasa

Diantara surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal, saham biasa (common stock) adalah yang paling dikenal masyarakat. Diantara emiten (perusahaan yang menerbitkan surat berharga), saham biasa juga merupakan yang paling banyak digunakan untuk menarik dana dari masyarakat. Jadi saham biasa paling menarik bagi pemodal maupun bagi emiten. Secara sederhana, saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan kertas tersebut. Jadi sama dengan menabung di bank. Setiap kali menabung, maka kita akan mendapat slip yang menjelaskan bahwa kita telah menyetor sejumlah uang. Bila kita membeli saham, maka kita akan menerima kertas yang menjelaskan bahwa kita memiliki bagian kepemilikan dari perusahaan penerbit saham tersebut. Adapun hasil yang dapat diperoleh dari investasi saham biasa berasal dari dua sumber, yaitu:

(27)

- Dividen, yaitu bagian laba yang diberikan emiten kepada para pemegang sahamnya.

- Capital gain, yaitu pendapatan yang timbul dari penjualan saham dengan harga jual diatas harga beli.

Klasifikasi saham biasa (common stock) terdiri dari:

1. Blue-chip stocks

Suatu saham dapat diklasifikasikan sebagai Blue-chip stocks bila perusahaan penerbitnya memiliki reputasi yang baik serta dari pengalaman jangka panjang emitennya mampu menghasilkan pendapatan yang tinggi dan konsisten membayar dividen tunai. Biasanya emitennya merupakan pemimpin dalam industrinya dan sudah dalam keadaan stabil.

2. Income Stocks

Jenis ini digunakan untuk saham yang emitennya mampu membayar dividen lebih tinggi dari rata-rata dividen yang dibayarkan tahun-tahun sebelumnya.

3. Growth Stocks (well-known)

Pengklasifikasian saham sebagai Growth Stocks adalah jika emitennya merupakan pemimpin dalam industrinya, dan dalam beberapa tahun terakhir berturut-turut mampu menghasilkan pendapatan di atas rata-rata. Disamping itu emiten saham ini biasanya mempunyai reputasi yang tinggi dan gaya publisitas yang nampak glamour dalam memperbaiki peningkatan atau penurunan harga sahamnya. Saham-saham jenis ini akan dipilih investor karena menawarkan dividen yang tinggi dan memberikan kesempatan untuk memperoleh capital gain.

4. Growth Stocks (lesser-known)

Emiten saham jenis ini umumnya tidak menjadi pemimpin dalam industrinya, namun demikian saham ini tetap memiliki seperti Growth Stocks, yaitu mampu mendapatkan hasil yang lebih tinggi dari penghasilan rata-rata tahun-tahun

(28)

terakhir. Emiten untuk saham jenis ini biasanya berasal dari daerah, yaitu perusahaan yang tidak menjadi pemimpin dalam skala nasional, tetapi memiliki kedudukan cukup kuat didaerahnya. Saham jenis ini kurang begitu populer di kalangan investor.

5. Saham spekulasi

Jenis saham ini digunakan untuk saham yang emitennya tidak bisa secara konsisten mendapatkan penghasilan dari tahun ke tahun, tapi emiten ini mempunyai potensi untuk mendapatkan penghasilan yang baik di masa- masa mendatang, meski pendapatan itu belum dapat direalisasi. Investor yang ingin mencoba memiliki saham ini dapat disamakan dengan berjudi, sebab dalam jangka pendek saham ini mungkin hanya bisa membagikan dividen yang kecil, atau bahkan tidak membayar dividen sama sekali. Namun dalam jangka panjang investor tetap memiliki harapan akan mendapatkan penghasilan yang besar. Penerbit saham ini biasanya perusahaan yang baru beroperasi atau juga perusahaan yang sedang melakukan penelitian dan penemuan produk-produk baru yang akan dipasarkan. Bisa juga perusahaan yang memiliki informasi penting, yang sewaktu-waktu jika dipublikasikan dapat meningkatkan harga saham.

6. Saham bersiklus (cyclical stocks)

Perkembangan saham-saham jenis ini mengikuti pergerakan situasi ekonomi makro atau kondisi bisnis secara umum. Selama kondisi ekonomi makro sedang mengalami ekspansi, emiten saham akan mendapatkan penghasilan yang tinggi, sehingga memungkinkannya untuk membayar dividen yang tinggi pula. Sebaliknya, dalam periode resesi emiten biasanya kurang memiliki kemampuan mendapatkan penghasilan yang tinggi. Penerbit saham jenis ini biasanya bergerak di bidang industri dasar, perumahan, otomotif, baja ataupun industri permesinan.

(29)

7. Saham bertahan (defensive/Countercyclical stocks)

Saham jenis ini tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro atau situasi bisnis secara umum. Pada saat resesi, harga saham ini tetap tinggi, sebab mampu memberikan dividen yang tinggi sebagai akibat kemampuan emitennya mendapatkan penghasilan yang tinggi pada kondisi resesi.

Penerbit saham jenis ini biasanya bergerak dalam industri yang produknya benar-benar dibutuhkan konsumen.

b. Right issue

Right issue diterjemahkan sebagai bukti right. Alat investasi ini merupakan produk turunan dari saham. Kebijakasanaan Right issue merupakan upaya emiten untuk menambah saham yang beredar, guna menambah modal perusahaan. Sebab dengan pengeluaran saham baru itu, berarti pemodal harus mengeluarkan uang untuk membeli right issue. Kemudian modal ini akan masuk ke modal perusahaan. Bagi pemodal, right issue berdampak positif kalau tidak berpengaruh terhadap harga saham. Sebaliknya, berdampak negatif kalau menyebabkan menurunnya harga. Secara umum dampak right issue bisa dirasakan oleh semua pemodal. Right issue merupakan hak bagi pemodal membeli saham baru yang dikeluarkan emiten. Karena merupakan hak maka investor tidak terikat harus membelinya. Ini berbeda dengan saham bonus atau dividen saham, yang otomatis diterima oleh pemegang saham.

c. Obligasi

Obligasi sudah lama dikenal di pasar modal Indonesia. Hanya saja kalah populer dengan saham. Ini disebabkan emiten obligasi kebanyakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Beberapa BUMN emiten obligasi adalah: Bapindo, Jasa Marga, Bank Tabungan Negara, dan masih banyak lagi. Kini perusahaan- perusahaan swasta mulai menggunakan obligasi untuk menghimpun modal.

Obligasi adalah surat berharga atau sertifikat yang berisi kontrak antara pemberi

(30)

pinjaman (dalam hal ini adalah pemodal) dengan yang diberi pinjaman (emiten).

Jadi surat obligasi adalah selembar kertas yang menyatakan bahwa pemili kertas tersebut memberikan pinjaman kepada perusahaan yang menerbitkan surat obligasi.

Obligasi digolongkan sebagai efek yang memberikan penghasilan tetap karena penerbit (issuer) menjanjikan kepada pemegang obligasi untuk:

- Membayar bunga periodik tetap

- Membayar jumlah prinsipal tetap pada atau sebelum jatuh waktu

Bunga obligasi umumnya dibayarkan setiap jumlah waktu yang tetap, misalnya setiap 3 bulan, 6 bulan, atau 1 tahun. Besarnya bunga tergantung dari kupon.

Selain itu seperti halnya saham biasa, obligasi juga mengenal penghasilan dari capital gain yang bisa terjadi apabila saat pemegang obligasi melakukan penjualan obligasinya, mendapatkan harga yang lebih tinggi dari harga ketika saat membelinya.

d. Obligasi Konversi

Obligasi Konversi (convertible bond), sudah dikenal di pasar modal Indonesia.

Untuk kalangan emiten swasta, sebenarnya obligasi konversi lebih dulu populer daripada obligasi. Kecenderungan melakukan emisi obligasi baru menunjukkan aktivitas yang meningkat sejak tahun 1992. Sedang obligasi konversi susah memasuki pasar menjelang berakhirnya tahun 1990. Obligasi konversi sekilas tidak ada bedanya dengan obligasi biasa, misalnya memberikan kupon tetap, memiliki jatuh tempo, dan memiliki nilai pari. Hanya saja obligasi konversi memiliki keunikan, yaitu bisa ditukar dengan saham biasa. Pada obligasi konversi selalu tercantum persyaratan untuk melakukan konversi. Misalnya, setiap obligasi konversi bisa dikonversi menjadi 3 lembar saham biasa setelah 1 Januari 1995. Persyaratan ini tidak sama diantara obligasi konversi yang satu dengan yang lainnya.

(31)

e. waran

Waran diterbitkan dengan tujuan agar pemodal tertarik membeli obligasi atau saham yang diterbitkan emiten. Pada keadaan tertentu, misalnya pada saat suku bunga bank tinggi, tentu pemodal lebih suka menginvestasikan dananya ke bank. Kalau emiten menerbitkan obligasi yang memberikan bunga lebih tinggi dari suku bunga bank, tentu memberatkan keuangan emiten. Sebaliknya, kalau menerbitkan obligasi dengan bunga rendah, mungkin tidak laku. Supaya obligasi berbunga rendah itu menarik pemodal, maka obligasi disertai waran.

Waran adalah hak untuk membeli saham biasa pada waktu dan harga yang sudah ditentukan. Biasanya waran dijual bersamaan dengan surat berharga lain, misalnya obligasi atau saham. Penerbit saham harus memiliki saham yang nantinya dikonversi oleh pemegang waran. Namun setelah obligasi atau saham yang disertai waran memasuki pasar, baik obligasi, saham maupun waran dapat diperdagangkan secara terpisah. Manfaat investasi dari waran antara lain:

- Memberikan alternatif cara untuk memperoleh capital gain melalui perilaku harga dari saham yang dapat dibeli dengan waran.

- Rendahnya biaya perunit waran dan potensi leverage yang ditimbulkannya menyebabkan rendahnya modal/dana yang diperlukan tanpa mempengaruhi hasil berupa capital gain dari investasi tersebut.

Adapun kerugian investasi dalam waran antara lain:

- Perlunya pengetahuan investasi khusus, karena waran merupakan jenis investasi yang tidak biasa.

- Waran tidak memberikan dividen, sehingga investor tidak menerima penghasilan berjalan.

- Waran memiliki masa berlaku, terutama untuk waran yang berjangka pendek (1 atau 2 tahun) sehingga membatasi peluang investor untuk memanfaatkan perilaku harga.

(32)

II.2 Penawaran Umum (Go Public)

Penawaran umum adalah kegiatan yang dilakukan emiten untuk menjual efek kepada masyarakat, berdasarkan tata cara yang diatur oleh Undang-undang dan peraturan pelaksanaannya. Kegiatan ini lebih populer disebut go public. Emiten adalah pihak (perusahaan) yang melakukan penawaran umum dengan tujuan untuk memperoleh dana melalui pasar modal. Sedangkan masyarakat yang memberikan dana kepada perusahaan dengan membeli saham atau obligasi yang diterbitkan dan dijual oleh perusahaan disebut sebagai pemodal (investor).

Adapun tujuan penggunaan dana dari hasil go public pada umumnya digunakan untuk:

1. Ekspansi

Dalam kehidupan suatu perusahaan akan diusahakan untuk melakukan perluasan dalam kegiatan operasinya. Perluasan ini dapat berupa peningkatan kapasitas produksi maupun diversifikasi jenis produk. Tentu saja hal-hal tersebut harus ditunjang oleh manajemen yang profesional, selain itu juga dibutuhkan modal yang akan digunakan bagi investasi dan juga modal kerja. Terkadang perusahaan tidak memungkinkan untuk memperoleh modal dari para pemegang saham yang berupa modal disetor, sehingga diputuskan untuk memperoleh modal dari luar perusahaan, yang dapat berupa pinjaman dari pihak lain atau dapat berupa penjualan saham baru kepada pihak lain diluar para pemegang saham yang sudah ada.

2. Memperbaiki struktur pemodalan

Modal suatu perusahaan terdiri dari modal sendiri (equity) dan modal pinjaman. Setiap pinjaman tentu saja harus membayar bunga. Terkadang perusahaan mengalami kerugian hanya karena beban pinjaman terutama pinjaman dari mata uang asing di masa-masa nilai rupiah terdepresiasi tajam.

Dengan demikian perusahaan akan dibebani pembayaran bunga yang meningkat. Bila hal ini berlangsung dalam jangka waktu lama, perusahaan

(33)

dapat mengalami kebangkrutan. Salah satu tindakan penyelamatan adalah dengan mengurangi jumlah hutang, yaitu dengan menggantikannya menjadi modal saham, yang berarti perusahaan akan menjual saham baru untuk membayar hutang yang sangat membebani tadi. Tindakan ini dikenal sebagai restrukturisasi modal.

3. Untuk melakukan pengalihan pemegang saham (divestasi).

Perusahaan yang melakukan go public adalah perusahaan yang secara hukum dan nyata sudah beroperasi/menjalankan usahanya, yang sudah tentu telah ada pemilik dan pemegang sahamnya. Dengan pertimbangan tertentu terkadang pemegang saham tadi ingin melepaskan/mengalihkan saham yang dimiliki ke pihak lain. Hal ini mudah dilakukan jika memang telah ada pula pihak yang bersedia membelinya, akan tetapi jika tidak maka pemilik saham dapat memilih pasar modal sebagai tempat untuk menawarkan sahamnya secara umum (public offering). Pengalihan saham dari pemegang saham lama kepada pemegang saham baru disebut sebagai divestasi (divesment).

Berikut ini adalah beberapa faktor yang harus dipertimbangkan oleh para perusahaan yang melakukan go public (emiten):

a. Manfaat Penawaran Umum Saham

• Dapat memperoleh dana yang relatif besar dan diterima sekaligus (tanpa termin)

• Biaya Go public relatif murah dengan proses yang relatif mudah

• Pembagian deviden berdasarkan keuntungan

• Penyertaan masyarakat biasanya tidak berminat masuk dalam manajemen

• Perusahaan dituntut lebih terbuka, sehingga hal ini dapat memacu perusahaan untuk membangkitkan profesionalisme

• Memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk turut serta memiliki saham perusahaan, sehingga dapat mengurangi kesenjangan sosial

(34)

• Memberikan kesempatan bagi koperasi dan karyawan perusahaan untuk membeli saham

b. Konsekuensi Penawaran Umum Saham

• Keharusan untuk keterbukaan (Full Disclosure)

• Keharusan untuk mengikuti peraturan-peraturan Pasar Modal mengenai kewajiban pelaporan

• Gaya manajemen perusahaan berubah dari informal menjadi formal

• Kewajiban membayar dividen

• Senantiasa berusaha meningkatkan tingkat pertumbuhan perusahaan

c. Keuntungan Penawaran Umum Obligasi

• Dapat memperoleh dana yang relatif besar dan diterima sekaligus (tidak dengan termin-termin).

• Biaya relatif murah

• Proses relatif mudah

• Dengan adanya keterbukaan berarti juga mengharuskan adanya peningkatan profesionalisme

• Emiten akan lebih dikenal oleh masyarakat

• Obligasi merupakan sumber pembiayaan jangka panjang bagi perusahaan, dengan jangka waktu sekurang-kurangnya 3 tahun.

• Bisa menggunakan jasa penanggung (Guarantor) apabila Debt to Equity Ratio (DER) emiten tinggi.

• Pembayaran tnkat bunga dapat dilakukan berdasarkan tingkat bunga tetap dan atau dengan tingkat bunga mengambang.

d. Konsekuensi Penawaran Umum Saham

• Harus menunjuk wali amanat yang akan mewakili kepentingan pemegang obligasi.

• Menyisihkan dana pelunasan obligasi (sinking fund).

(35)

• Kewajiban melunasi pinjaman pokok dan bunga obligasi dalam waktu yang telah ditentukan oleh Emiten dan Wali Amanat.

• Memberitahukan kepada Wali Amanat setiap perusahaan mengenai hal yang terjadi yang dapat mempengaruhi perkembangan perusahaan emiten.

e. Dampak Psikologis Go Public Bagi Emiten

• Perubahan perilaku manajemen kearah keterbukaan dan profesionalisme

• Dorongan untuk meningkatkan pertumbuhan yang tinggi justru akan memajukan perusahaan

III.3 Proses Penawaran Umum

Berikut adalah tahapan-tahapan yang harus dipersiapkan dan dilakukan oleh emiten dalam rangka penawaran umum:

a. Persiapan

1. Manajemen perusahaan menetapkan rencana mencari dana melalui go public.

2. Rencana go public tersebut dimintakan persetujuan kepada para pemegang sahm dan perubahan Anggaran Dasar dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham).

3. Emiten mencari Profesi Penunjang dan Lembaga Penunjang untuk membantu menyiapkan kelengkapan dokumen:

• Penjamin emisi (underwriter) untuk menjamin dan membantu emiten dalam proses emisi.

• Profesi Penunjang :

o Akuntan Publik (Auditor Independen) untu melakukan audit atas laporan keuangan emiten untuk dua tahun terakhir.

(36)

o Notaris untuk melakukan perubahan atas Anggaran Dasar, membuat akta perjanjian-perjanjian dalam rangka penawarn umum dan juga notulen-notulen rapat.

o Konsultan hukum untuk memberikan pendapat dari segi hukum (legal option)

• Lembaga Penunjang :

o Wali Amanat akan bertindak selaku wakil bagi kepentingan pemegang obligasi (untuk emisi obligasi)

o Penanggung (guarantor) o Biro Administrasi Efek (BAE)

o Tempat Penitipan Harta (Kustodian)

4. Mempersiapkan kelengkapan dokumentasi emisi.

5. Kontrak pendahuluan dengan Bursa Efek.

6. Penandatanganan perjanjian-perjanjian emisi.

7. Khusus penawaran obligasi atau efek lainnya bersifat hutang, terlebih dahulu harus memperoleh peringkat yang dikeluarkan oleh Lembaga Pemeringkat Efek.

8. Menyampaikan pernyataan pendaftaran beserta dokumen-dokumennya kepada BAPEPAM, sekaligus melakukan ekspos terbatasdi BAPEPAM.

b. Ketentuan yang harus dipenuhi

1. Tata cara pendaftaran dalam rangka penawaran umum.

2. Pedoman mengenai bentuk dan isi pernyataan pendaftaran dalam rangka penawaran umum.

3. Pedoman mengenai bentuk dan isi prospektus dan prospektus singkat dalam rangka penawaran umum.

Prospektus adalah setiap informasi tertulis sehubungan dengan penawaran umum yang dimaksudkan agar pihak lain membeli efek yang ditawarkan.

4. Pedoman mengenai bentuk dan isi pernyataan dalam rangka penawaran umum.

(37)

c. Proses Pengajuan Pernyataan Pendaftaran di BAPEPAM

1. Pernyataan Pendaftaran yang disampaikan oleh emiten bersama Penjamin Emisi diterima BAPEPAM

2. Emiten melakukan ekspose terbatas di BAPEPAM

3. Emiten melakukan penelaahan atas kelengkapan dokumen emisi, yang terdiri dari:

• Surat Pengantar Pernyataan Pendaftaran.

• Prospektus lengkap.

• Iklan, brosur, edaran.

• Dokumen lain yang diwajibkan:

o Rencana Jadwal Emisi.

o Konsep Surat Efek

o Rencana Penggunaan Dana (dirinci per tahun).

o Proyeksi jika dicantumkan dalam Prospektus.

o Legal Audit o Legal Option

o Riwayat hidup Komisaris dan Direksi o Perjanjian Penjamin Emisi

o Perjanjian Agen Penjualan.

o Perjanjian Penanggungan (untuk emiten obligasi).

o Perjanjian perwaliamanatan (untuk emiten obligasi).

o Perjanjian dengan bursa efek.

o Kontrak pengelolaan saham

o Kesanggupan calon emiten untuk menyerahkan semua laporan yang diwajibkan oleh ketentuan perundang-undangan yang berlaku di bidang pasar modal.

o BAPEPAM dapat meminta keterangan lain yang bukan merupakan bagian dari Pernyataan Pendaftaran, seperti: NPWP, KTP Komisaris dan Direksi.

(38)

4. Evaluasi atas:

• Kelengkapan dokumen.

• Kecukupan dan kejelasan informasi.

• Keterbukaan.

• Aspek Hukum, Akuntansi, Keuangan dan Manajemen 5. Menanggapi dalam 45 hari.

6. Pernyataan Pendaftaran dinyatakan efektif.

(39)

BAB III

PENCATATAN DAN SISTEM PERDAGANGAN EFEK DI BURSA EFEK JAKARTA

III. 1. Persyaratan Pencatatan Efek

Proses pencatatan Efek di BEJ dilakukan setelah pernyataan efektif oleh BAPEPAM dan Emiten bersama dengan penjamin Emisi telah melakukan penawaran umum, maka :

1. Emiten mengajukan permohonan pencatatan ke bursa sesuai dengan ketentuan pencatatan Efek di BEJ.

2. BEJ melakukan evaluasi berdasarkan persyaratan pencatatan.

3. Jika memnuhi persayaratan pencatatan, BEJ memberikan surat persetujuan pencatatan.

4. Emiten membayar biaya pencatatan.

5. BEJ mengumumkan pencatatn Efek tersebut di Bursa.

6. Efek tersebut mulai tercatat dan dapat diperdagangkan di Bursa.

Berikut adalah beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh emiten atas penerbitan jenis-jenis efek :

a. Persyaratan Pencatatan Saham

1. Pernyatan pendaftaran Emisi telah dinyatakan efektif oleh BAPEPAM.

2. Laporan keuangan di-audit akuntan terdaftar di BAPEPAM dengan pendapat Wajar Tanpa Kualifikasi (WTK) tahun buku terakhir.

3. Minimal jumlah saham yang dicatatkan 1 juta lembar.

4. Jumlah pemegang saham minimal 200 pemodal (1 pemodal memiliki sekurang-kurangnya 500 saham).

5. Wajib memcatatkan seluruh sahamnya yang telah ditempatkan dan disetor penuh (company listing) sepnjang tidak bertentangan dengan kepemilikan asing (maksimal 49% dari jumlah saham yang tercatat di Bursa).

(40)

6. Telah berdiri dan beroperasi sekurang-kurangnya 3 tahun.

• Pengertian berdiri adalah telah berdiri pada suatu tahun buku apabila anggaran dasarnya telah memperoleh pengesahan dari Departemen Kehakiman.

• Pengertian beroperasi adalah perusahaan dianggap telah beroperasi apabila memenuhi salah satu :

- Telah memperoleh ijin/persetujuan tetap dari BKPM.

- Telah memperoleh ijin operasional dari Departemen Teknis.

- Secara akuntansi telah mencatat laba/rugi operasional.

- Secara ekonomis telah memperoleh pendapatan/biaya yang berhubungan dengan operasi pokok.

7. Dalam dua tahun buku terakhir memperoleh laba Bersih dan operasional.

8. Memiliki minimal kekayaan (aktiva) Rp. 20 milyar, modal sendiri Rp.7,5 milyar dan modal disetor 2 milyar.

9. Kapitalisasi bagi perusahaan yang telah melakukan penawaran umum sekurang-kurangnya Rp. 4 milyar.

10. Anggota Direksi dan Komisaris memiliki reputasi yang baik.

b. Persyaratan Pencatatan Obligasi

1. Pernyatan pendaftaran telah dinyatakan efektif oleh BAPEPAM.

2. Laporan Keuangan diaudit akuntan terdaftar di BAPEPAM dengan pendapat Wajar Tanpa Kualifikasi (WTK) tahun buku terakhir.

3. Nilai nominal obligasi yang dicatatkan minimal Rp. 25 milyar.

4. Rentang waktu efektif dengan permohonan pencatatan tidak lebih dari 6 (enam) bulan dan sisa jangka waktu jatuh tempo obligasi sekurang- kurangnya 4 (Empat) tahun.

5. Telah berdiri dan beroperasi sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun.

6. Dua tahun terakhir memperoleh laba operasional dan tidak ada saldo rugi tahun terakhir.

7. Anggota Direksi dan komisaris memiliki reputasi yang baik.

(41)

c. Persyaratan Reksa Dana

1. Reksa Dana tersebut telah memperoleh ijin usaha dari Menteri Keuangan.

2. Pernyataan pendaftarannya telah dinyatakan efektif oleh BAPEPAM.

3. Nilai nominal reksa dana yang ditawarkan minimal Rp. 10 milyar.

4. Jumlah pemegang saham orang/badan minimal 200 pemodal (1 pemodal minimal memiliki 500 saham).

5. Direksi dan Menajer investasi memiliki reputasi baik.

d. Persyaratan Pencatatan Waran

1. Waran harus diterbitkan oleh emiten yang sahamnya telah tercatat di bursa.

2. Pernyataan pendaftaran atas waran telah dinyatakan efektif.

3. Setiap waran harus memberikan hak kepada pemegang waran untuk membeli satu saham atau kelipatannya.

4. Waran yang dicatatkan memiliki masa berlaku minimal 3 tahun dan pelaksanaan hak (konversi) minimal 6 bulan setelah waran diterbitkan.

5. Harga pelaksanaan hak (konversi) atas waran maksimal 125% dari harga saham terakhir pada hari saat diputuskannya penerbitan waran oleh RUPS (Rapar Umum Pemegang Saham) Emiten.

6. Perjanjian penerbiatan waran memuat ketentuan tentang :

• Perlakuan untuk waran yang tidak dikonversi sampai jatuh tempo.

• Perlindungan pemegang waran dari dilusi karena turunnya harga saham akibat keputusan perusahaan.

7. harga pelaksanaan waran tidak menyimpang dari yang ditetapkan dalam perjanjian penerbitan waran.

8. Sertifikat waran diterbitkan atas nama.

e. Biaya Pencatatan awal

1. Untuk pencatatan saham pertama, minimal Rp. 10 juta dan maksimal Rp. 100 juta.

(42)

2. Untuk pencatatan saham tambahan, minimal Rp. 5 juta dan maksimal Rp. 100 juta.

3. Dihitung dari nilai kapitalisasi dengan tarif berjenjang.

• Biaya pencatatan tahunan (Annual Listing Fee), minimal Rp. 5 juta dan maksimal Rp. 50 juta. Dihitung berdasarkan nilai niminal.

• Biaya tersebut belum termasuk PPN sebesar 10 %.

f. Kewajiban Pelaporan Emiten

Setelah perusahaan go public dan mencatatkan efeknya dibursa, maka Emiten sebagai perusahaan public wajib menyampaikan laporan secara rutin maupun laporan lain jika ada kejadian penting kepada BAPEPAM dan BEJ.

Seluruh laporan yang disampaikan oleh Emiten kepada Bursa, yaitu laporan adanya kegiatan penting, secepatnya akan dipublikasikan oleh bursa kepada masyarakat pemodal melalui pengumuman di lantai Bursa maupun melalui papan informasi. Masyarakat dapat memperoleh langsung informasi tersebut ataupun melalui perusahaan pialang. Hal penting karena sebagian pemodal terutama pemodal public tidak memiliki akses informasi langsung kepada emiten.

Untuk mengetahui kinerja perusahaan, pemodal sangat tergantung pada informasi tersebut. oleh karena itu kewajiban pelaporan dimaksudkan untuk membantu penyebaran informasi agar dapat sampai secara tepat waktu dan tepat guna kepada pemodal.

III.2. Sistem Perdagangan Efek

Saham, bukti right, waran, obligasi konversi adalah jenis-jenis efek yang diperdagangkan di BEJ. Kegiatan perdagangan atau transaksi efek dilakukan dilantai Gedung Bursa Efek Jakarta, Jl. Jendral Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12190. kantor manajemen PT BEJ terdapat dilantai 4 gedung yang sama. Bagi para pengunjung yang ingin mengamati langsung kegiatan transaksi dilantai bursa dapat mengunjungi Galeri di lantai 1. Pemodal dapat mengikuti langsung transaksi yang terjadi dilantai bursa melalui layar monitor yang menampilkan

(43)

data seketika BEJ (Real Time Information) di kantor-kantor perusahaan pialang atau melalui Pusat Informasi Pasar Modal (PIPM) yang ada.

Transaksi Di BEJ dilakukan pada hari-hari yang disebut dengan Hari Bursa, yaitu:

Senin – Kamis Sesi I Sesi II

Jam 09.30 – 12.00 WIB Jam 13.30 – 16.00 WIB

Jum’at Sesi I

Sesi II

Jam 09.30 – 11.30 WIB Jam 14.00 – 16.00 WIB

Sistem perdagangan efek otomatis di bursa Efek Jakarta adalah JATS (Jakarta Automated Trading System). Berikut adalah hal-hal yang perlu diketahui dalam proses perdagangan efek :

a. Pemodal Di Bursa

Tidak hanya pemodal lembaga/ institusi saja, pemodal individu juga banyak yang melakukan investasi dibursa. Bila dilihat dari status kewarganegaraan pemodal, ada pemodal Indonesia dan pemodal Asing.

Pemodal asing baik perorangan maupun Badan Hukum hanya dapat memiliki maksimun 49% dan junlah saham yang dicatatkan di bursa. Sebagai pemegang saham, investasi berhak memperoleh deviden, hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), dan mendapat bagian jika perusahaan (karena suatu sebab) dilikuidasi.

b. Pelaku Bursa

Kegiatan perdagangan Efek tidak berbeda dengan kegiatan pasar pada umumnya yang melibatkan pembeli dan penjual. Jika anda ingin membeli atau menjual Efek, anda tidak dapat langsung membeli dan menjual Efek dilantai Bursa, melainkan harus melalui Perusahaan Pialang atau Broker (Anggota Bursa). Perusahaan pialang akan bertindak sebagai pembeli dan penjual.

(44)

Aktivitas jual dan beli saham dilantai bursa dilakukan perusahaan pialang melalui orang yang ditunjuk sebagai Wakil Perantara Pedagang Efek (WPPE).

c. Perusahaan Pialang

Perusahaan Pialang akan membeli dan menjual (menawarkan)efek dilantai bursa atas perintah atau permintaan (order) pemodal. Perusahaan Pialang juga dapat melakukan jual beli atas nama perusahaan mereka sendiri.

Untuik Perusahaan Pialang yang cukup besar umumnya memiliki bagian riset yang memantau pergerakan pasar dan perkembangan Emiten, serta dapat memberikan nasihat investasi kepada nasabah.

d. Pembagian pasar Di Bursa

Dilihat dari pembentukan harga efek yang terjadi dipasar pembagian pasar terdiri dari pasar rguler dan pasar negosiasi. Pembentukan harga dipasar regular dilakukan dengan cara tawar menawar (auction market) secara terus menerus berdasarkan kekuatan pasar. JATS akan menerima order jual dan beli.

Oeder yang telah masuk akan tersusun dalam antrian berdasarkan harga dan waktu terbaik (prioritas harga dan waktu). Transaksi yang terjadi akan menentukan indeks harga saham.

Pembentukan harga efek di pasar negosiasi dilakukan dengan negosiasi antara pihak penjual dan pihak pembeli (bukan lelang). Harga dari transaksi yang terjadi tidak akan menentukan indeks harga saham meskipun transaksi tadi tetap harus dimasukkan kedalam JATS.

1. Pasar negosiasi terdiri dari :

• Perdagangan dalam jumlah besar (Blok Trading) untuk jumlah saham minimal 200 ribu saham.

• Perdagangan di bawah standar lot (Odd Lot) untuk jumlah saham kurang dari standar lot (dibawah 500 saham).

• Perdagangan tutup sendiri (Crossing) untuk transaksi jual beli yang dilakukan oleh satu anggota Bursa.

(45)

• Perdagangan saham pemodal asing untuk saham yang tercatat (Foreign Board)

2. Transaksi di Pasar Reguler

• Perdagangan di Pasar Reguler dan Pasar Tunai harus dalam satuan perdagangan efek (round lot) atau kelipatannya.Satu lot ditetapkan 500 efek.

• Satuan perubahan harga (fraksi):

- Berdasarkan Keputusan Direksi PT.BEJ Nomor: Kep- 307/BEJ/12-2006 tentang Perubahan/Penambahan Peraturan nomor II-A tentang Perdagangan Efek:

Untuk saham dengan harga previous kurang dari Rp 200,- ditetapkan fraksi sebesar Rp 1,- dan untuk setiap jenjang perubahan harga, maksimum yang diperkenankan adalah Rp 10,-.

Untuk saham dengan harga previous berada dalam rentang Rp 200,- sampai dengan kurang dari Rp 500,- ditetapkan fraksi sebesar Rp 5,- dan untuk setiap jenjang perubahan harga, maksimum yang diperkenankan adalah Rp 50,-.

Untuk saham dengan harga previous berada dalam rentang Rp 500,- sampai dengan kurang dari Rp 2000,- ditetapkan fraksi sebesar Rp 10,- dan untuk setiap jenjang perubahan harga, maksimum yang diperkenankan adalah Rp 100,-.

Untuk saham dengan harga previous berada dalam rentang Rp 2000,- sampai dengan kurang dari Rp 5000,- ditetapkan fraksi sebesar Rp 25,- dan untuk setiap jenjang perubahan harga, maksimum yang diperkenankan adalah Rp 250,-.

Untuk saham dengan harga previous Rp 5000,- atau lebih ditetapkan fraksi sebesar Rp 50,- dan untuk setiap jenjang perubahan harga, maksimum yang diperkenankan adalah Rp 500,-.

Gambar

Ilustrasi siklus harga saham turun :
Tabel 1. Distribusi probabilitas untuk return saham XYZ

Referensi

Dokumen terkait

Pertanyaan yang muncul dari penerapan sistem satu arah terhadap suatu ruas jalan kota adalah sejauh mana efektifitas terhadap pencapaian tujuan dari penerapan

lzin Usaha Niaga Minyak Bumi dan Gas Bumi sebagaimana dimaksud pada Dikturn Kesatu diberikan untuk kegiatan usaha Niaga Minyak Bumi, Gas Bumi, Bahan Bakar Minyak,

Alasan mengapa penelitian ini penting dilakukan karena kualitas strategi aliansi baik antara pembeli-pemasok beserta faktor-faktor yang mendukung kualitas strategi aliansi

Dalam Acara RUPS Tahunan dapat juga dimasukkan usul yang diajukan oleh Dewan Komisaris dan/atau seorang atau lebih Pemegang Saham yang mewakili paling sedikit

Transformasi Gubahan Masa Site Plan transformasi Landscape ttansformasi Interior Denah Lantai 1 Denah Lantai 2 Denah Lantai 3 Sirkulasi Lantai 1 Sirkulasi Lantai 2

Dari program dan kegi at an yang t el ah di l aksanakan ol ehKecamat an Rat at ot ok sehi ngga i mpl i kasiyang t i mbuldaripel aksanaanprogr am dan kegi at an t er hadap t ar get

Kerusakan sel pasca induksi Cyclosporine-A dikonfirmasi dengan pengamatan histologi organ ginjal melalui metode pewarnaan Hematoxylen-Eosin (HE).Pewarnaan HE dilakukan

Kebijakan dividen adalah suatu keputusan untuk menentukan seberapa besar persentase dari pendapatan perusahaan atau laba saat ini yang akan dibayarkan sebagai dividen