• Tidak ada hasil yang ditemukan

akan memiliki sampel yang lebih besar, maka sampel yang diambil berdasarkan masingmasing Kuantitatif dengan metode penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "akan memiliki sampel yang lebih besar, maka sampel yang diambil berdasarkan masingmasing Kuantitatif dengan metode penelitian"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

67

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINDAKAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA WANITA USIA SUBUR DI KELURAHAN LAHENDONG KECAMATAN TOMOHON SELATAN

Thirsa Olliva Mongi*, A. Joy M. Rattu**, Marjes Tumurang**,

*Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado

** Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

ABSTRAK

SADARI adalah pemeriksaan payudara sendiri yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya kanker payudara pada wanita. Pemeriksaan payudara sendiri (Sadari) adalah pengembangan kepedulian seorang wanita terhadap kondisi payudaranya sendiri. Tindakan ini dilengkapi dengan langkah-langkah khusus untuk mendeteksi secara awal penyakit kanker payudara. Pemeriksaan ini dapat dilakukan sendiri tanpa harus pergi ke petugas kesehatan dan tanpa harus mengeluarkan biaya.

American Cancer Society menganjurkan pemeriksaan Sadari walaupun tidak dijumpai keluhan.

Dengan melakukan deteksi dini dapat menekan angka kematian sebesar 25-30%. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, sikap dan peran petugas kesehatan dengan tindakan pemeriksaan payudara sendiri di Kelurahan Lahendong Kecamatan Tomohon Selatan Tahun 2016.

Jenis penelitian ini adalah penelitian Kuantitatif menggunakan metode deskriptif analitik dengan desain penelitian cross sectional . Populasi yaitu wanita usia subur di Kelurahan Lahendong Kecamatan Tomohon Selatan yang berjumlah 150 orang, dengan jumlah sampel 85 responden dipilih secara Proposional To Size. Instrumen penelitian ini adalah kuesioner yang sudah baku. Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer diperoleh langsung dari responden dan data sekunder dari pihak lain yang terkait. Analisis data menggunakan bantuan program SPSS (Statistical Package and Social Siences) meliputi tahap analisis secara univariat dan analisis bivariat dengan uji Chi –Square, serta analisis multivariat dengan analisis Regresi Logistik berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variable yang bermakna signifikan terhadap tindakan pemeriksaan payudara sendiri (Sadari) adalah pengetahuan, sikap dan peran petugas kesehatan untuk variable pendidikan dan pekerjaan tidak ada hubungan dengan tindakan pemeriksaan payudara sendiri (Sadari). Sikap dan peran petugas kesehatan merupakan variable dominan berhubungan dengan tindakan pemeriksaan payudara sendiri (Sadari).

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan, sikap dan peran petugas kesehatan dengan tindakan pemeriksaan payudara sendiri (Sadari), serta tidak terdapat hubungan antara pendidikan dan pekerjaan dengan tindakan pemeriksaan payudara sendiri (Sadari). Disarankan agar Dinas Kesehatan dan Sosial Kota Tomohon lewat Puskesmas memberikan penyuluhan sedini mungkin tentang manfaat tindakan pemeriksaan payudara sendiri (Sadari) kepada wanita usia subur dan keluarga, serta perlunya penelitian Kualitatif dengan variable yang sama.

ABSTRACT

BSE is a breast self-examination is intended to determine whether there is breast cancer in women.

Breast self-examination (BSE) is a development concern about the condition of a woman's breasts themselves. This action is equipped with special measures for the early detection of breast cancer.

These checks can be done without having to go to a health worker and without the cost. The American Cancer Society recommends checking BSE though not common complaints. With early detection can reduce the death rate by 25-30%. This study aimed to analyze the relationship between education, employment, knowledge, attitudes and the role of health workers with the actions of breast self-examination in the Village of South Tomohon sub district Lahendong 2016.

This research is a quantitative research using descriptive analytic method with cross sectional study design. Population, namely women of childbearing age in the Village of South Tomohon sub district Lahendong totaling 1,100 people, with a sample of 85 respondents selected Proportional To Size. The research instrument was a questionnaire that was raw. The data used in this study are primary data obtained directly from respondents and secondary data from other related parties. Data analysis using SPSS (Statistical Package and Social Sciences) includes the step of using univariate analysis and a bivariate analysis using Chi -Square, and multivariate analysis by multiple logistic regression analysis.

(2)

68

The results showed that the significant variables significantly influence the actions breast self examination (BSE) is the knowledge, attitude and role of health workers for education and employment variables are not related to acts breast self examination (BSE). The attitude and the role of health workers is the dominant variable related measures breast self examination (BSE).

From the results of this study concluded that there is a relationship between knowledge, attitude and role of health workers with the actions of breast self-examination (BSE), and there is no relationship between education and work with the action breast self examination (BSE). It is recommended that the Department of Health and Social Tomohon through health centers provide counseling as early as possible about the benefits actions breast self examination (BSE) to women of childbearing age and family, as well as the need for qualitative research with the same variable.

PENDAHULUAN

Kanker merupakan penyakit dengan prevalensi cukup tinggi di dunia. Lima besar kanker di dunia adalah kanker paru-paru, kanker payudara, kanker usus besar, kanker lambung, dan kanker hati. Secara rinci, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa prevalensi kasus kanker sebagai berikut : kanker paru 1,59 juta kasus, kanker hati 745.000 kasus, kanker perut 723.000 kasus, kanker kolorektal 694. 000 kasus, kanker payudara 521.000 kasus, dan kanker esofagus 400.000 kasus. Estimasi prevalensi untuk 2012 menunjukkan bahwa ada 32,6 juta orang (di atas usia 15 tahun) hidup yang telah memiliki diagnosis kanker dalam lima tahun sebelumnya (IARC, 2013).

Hal ini menunjukkan bahwa pentingnya mendeteksi kanker lebih dini, untuk prognosis yang lebih baik.

Survei yang telah dilakukan WHO menyatakan bahwa 8-9 persen wanita mengalami kanker payudara. Menurut Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI, penyakit kanker merupakan salah satu penyebab kematian utama di seluruh dunia. Pada tahun 2012, sekitar 8,2 juta kematian disebabkan oleh kanker (Anonim, 2014).

Globocan International Agency for Research on Cancer (IARC) (2012) melaporkan terdapat 14,1 juta kasus kanker

baru, dimana 8,2 juta kematian akibat kanker dan 32,6 juta orang hidup dengan kanker (dalam waktu 5 tahun dari diagnosis) pada tahun 2012 di seluruh dunia. Kanker payudara merupakan kanker yang paling sering terjadi pada wanita dengan perkiraan 1,67 juta kasus kanker baru yang didiagnosis pada tahun 2012 merupakan 25 persen dari semua kanker.

Insiden kanker payudara di negara- negara Asia mencapai 20 per 100.000 penduduk (Anonim, 2002). Kanker payudara di Indonesia merupakan kanker kedua paling banyak diderita kaum wanita setelah kanker mulut/leher rahim (Mardiana, 2009). Data di Indonesia dari Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2007 diketahui bahwa kanker payudara menempati urutan pertama pasien rawat inap sebesar 16,85% dan pasien rawat jalan 21,69%. Kanker leher rahim urutan kedua pada pasien rawat inap sebesar 11,78%

dan pasien rawat jalan 17,00% (Anonim, 2010). Selain itu di Indonesia sendiri pada tahun 2008 ditemukan sebanyak 39.381 kasus baru kanker payudara dan 20.052 terjadi kematian (Nugroho, 2012).

Salah satu faktor tingginya angka kejadian adalah kurangnya edukasi kanker payudara sejak remaja dalam mendeteksi dan menangani kanker payudara secara dini (Frida, 2012). Salah satunya dengan

(3)

69 melakukan pemeriksaan payudara sendiri atau yang biasa disebut SADARI, ini akan menurunkan tingkat kematian akibat kanker payudara sampai 20%, namun kenyataannya wanita yang melakukan SADARI atau pemeriksaan payudara sendiri masih rendah (Sepriani & Suara, 2013). Kanker yang diketahui sejak dini memiliki kemungkinan untuk mendapatkan penanganan lebih baik.

Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya pencegahan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mengenali gejala dan risiko penyakit kanker sehingga dapat menentukan langkah-langkah pencegahan dan deteksi dini yang tepat. Pengenalan penyakit kanker menjadi penting karena untuk menurunkan kasus baru kanker diperlukan upaya pencegahan dan deteksi dini yang akan lebih mudah dilakukan ketika faktor risiko dan gejala kanker sudah dikenali.

Memperingati Hari Kanker Sedunia tahun 2015, Union for International Cancer Control (UICC) mengangkat tema “Not Beyond Us” yang bertujuan untuk meningkatkan kewaspadaan dan pengetahuan mengenai penyakit kanker, serta menggerakkan pemerintah dan individu di seluruh dunia untuk melakukan upaya pencegahan, deteksi dini dan pengobatan terhadap penyakit kanker.

Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) merupakan salah satu langkah awal deteksi dini untuk menemukan kanker payudara stadium awal yang akan lebih efektif jika dilakukan sedini mungkin.

Pemeriksaan payudara sendiri akan menurunkan tingkat kematian akibat kanker payudara sampai 20%, namun beberapa

penelitian menunjukkan bahwa wanita yang melakukan SADARI atau pemeriksaan payudara sendiri masih rendah.

Ekanita dan Khosidah (2013), meneliti hubungan antara pengetahuan dan sikap wanita usia subur (WUS) terhadap perilaku pemeriksaan payudara sendiri (SADARI).

Hasil penelitian didapatkan pengetahuan WUS tentang SADARI sebagian besar dengan kategori pengetahuan cukup baik yaitu sebanyak 40 responden (43%), sikap WUS dalam melakukan SADARI sebagian besar dengan kategori sikap tidak baik yaitu sebanyak 59 responden (63,44%), perilaku WUS dalam melakukan SADARI sebagian besar dengan kategori tidak pernah sebanyak 46 responden (49,5%), terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap WUS dengan perilaku SADARI. Demikian juga, Pamungkas dkk (2015) yang meneliti Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Tentang Kanker Payudara Dengan Perilaku Sadari Pada Kader Posyandu Kecamatan Delanggu menyimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang kanker payudara dengan perilaku SADARI pada kader posyandu Kecamatan Delanggu.

Data Dinas Kesehatan Dan Sosial Kota Tomohon sampai dengan bulan Oktober 2015 menyatakan terdapat 2 kasus kanker payudara dan satu penderita kanker payudara telah meninggal, juga terdapat 2 penderita tumor payudara di Kelurahan Lahendong Kecamatan Tomohon Selatan. Hasil studi pendahuluan di Kelurahan Lahendong mendapat hasil beberapa wanita dewasa awal yang belum mendapat informasi kesehatan tentang SADARI mengemukakan bahwa kurang mengerti tentang SADARI.

(4)

70 Kelurahan Lahendong belum pernah dilakukan kunjungan atau penyuluhan kesehatan dari PUSKESMAS atau petugas kesehatan lainnya tentang SADARI atau tentang penyakit kanker payudara.

METODE

Jenis penelitian menggunakan pendekatan Kuantitatif dengan metode penelitian deskriptif analitik, desain studi cross sectional. Pendekatan cross sectional dilakukan untuk mengobservasi variabel – variabel pada waktu yang sama, dan subjek yang diamati hanya diobservasi sekali saja.

Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Lahendong Kecamatan Tomohon Selatan pada bulan Januari sampai April 2016.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Wanita Usia Subur yang berdomisili di Kelurahan Lahendong Kecamatan Tomohon Selatan sebanyak 90 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian wanita usia subur Kelurahan Lahendong Kecamatan Tomohon Selatan, yang memenuhi kriteria inklusi penelitian yaitu bersedia menjadi sampel penelitian, serta berdomisili di Kelurahan Lahendong Kecamatan Tomohon Selatan.

Sampel dipilih secara proporsional to Size, merupakan prosedur penarikan sampel sebanding dengan proporsinya atau ukurannya mengingat besaran populasi dari satuan penarikan bervariasi sehingga anggota satuan penarikan ukuran yang lebih besar akan memiliki sampel yang lebih besar, maka sampel yang diambil berdasarkan masing- masing bagian dengan rumus n = (populasi kelas / jumlah populasi keseluruhan ) x jumlah sampel yang ditentukan berdasarkan perhitungan rumus. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Pendidikan, Pekerjaan, Pengetahuan, Sikap, dan Peran Petugas Kesehatan. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Tindakan Sadari

HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Hubungan Antara Pendidikan dengan Tindakan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Pada Wanita Usia Subur Di Kelurahan Lahendong Kecamatan Tomohon Selatan.

Hubungan antara pendidikan dengan tindakan Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada wanita usia subur di kelurahan Lahendong Kecamatan Tomohon Selatan dapat dilihat pada tabel 13.

Tabel 13. Hubungan Antara Pendidikan Dengan Tindakan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Pada Wanita Usia Subur Di Kelurahan Lahendong Kecamatan Tomohon Selatan

Pendidikan Tindakan SADARI Nilai p

Kurang Baik Baik Total

n % n % N %

Tinggi 3 3,5 44 51,8 47 55,3 0,417

Rendah 1 1,2 37 43,5 38 44,7

Total 4 4,7 82 95,3 85 100

Berdasarkan tabulasi silang yang dilakukan antara pendidikan dengan

tindakan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada wanita usia subur,

(5)

71 diperoleh data bahwa jumlah responden yang memiliki pendidikan tinggi sebanyak 47 responden (55,3%) dengan tindakan SADARI yang kurang baik sebanyak 3responden (3,5%) dan yang baik sebanyak 44 responden (51,8%);

sedangkan jumlah responden yang berpendidikan rendah kerja sebanyak 38 responden (44,7%) dengan tindakan SADARI yang kurang baik sebanyak 1 responden (1,2%) dan yang baik sebanyak 37 responden (43,5%).

Berdasarkan hasil analisis uji Chi- Square didapatkan hasil dengan nilai p=

0,417> 0,05 yang menunjukkan tidak terdapat hubungan bermakna yang signifikan antara pendidikan dengan

tindakan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada wanita usia subur di Kelurahan Lahendong Kecamatan Tomohon Selatan.

b. Hubungan Antara Pekerjaan dengan Tindakan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Pada Wanita Usia Subur Di Kelurahan Lahendong Kecamatan Tomohon Selatan

Hubungan antara pekerjaan dengan tindakan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada wanita usia subur di Kelurahan Lahendong Kecamatan Tomohon Selatan dapat dilihat pada tabel 14.

Tabel 14. Hubungan Antara Pekerjaan Dengan Tindakan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Pada Wanita Usia Subur Di Kelurahan Lahendong Kecamatan Tomohon

Selatan

Pekerjaan Tindakan SADARI Nilai p

Kurang Baik Baik Total

n % n % n %

Tidak Bekerja 1 1,2 15 17,6 16 18,8

0,746

Bekerja 3 3,5 66 77,6 68 81,2

Total 4 4,7 81 95,3 85 100

Berdasarkan tabulasi silang yang dilakukan antara pekerjaan dengan tindakan SADARI, diperoleh data bahwa jumlah responden yang tidak bekerja sebanyak 16 responden (18,8%) dengan tindakan SADARI yang kurang baik sebanyak 1 responden (1,2%) dan yang baik sebanyak 15 responden (17,6%); sedangkan jumlah responden yang bekerja sebanyak 68 responden (81,2%) dengan tindakan SADARI yang kurang baik sebanyak 3 responden (3,5%) dan yang baik sebanyak 66

responden (77,6%). Berdasarkan hasil analisis uji Chi-Square didapatkan hasil dengan nilai p= 0,746>0,05 yang menunjukkan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan tindakan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada wanita usia subur di Kelurahan Lahendong Kecamatan Tomohon Selatan.

c. Hubungan Antara Pengetahuan Dengan Tindakan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Pada Wanita Usia Subur Di Kelurahan

(6)

72 Lahendong Kecamatan Tomohon Selatan

Hubungan antara pengetahuan dengan tindakan pemeriksaan payudara

sendiri (SADARI) pada wanita usia subur di Kelurahan Lahendong Kecamatan Tomohon Selatan dapat dilihat pada tabel 15.

Tabel 15. Hubungan Antara Pengetahuan Dengan Tindakan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Pada Wanita Usia Subur Di Kelurahan Lahendong Kecamatan Tomohon

Selatan

Pengetahuan Tindakan SADARI Nilai p

Kurang Baik Baik Total

n % n % n %

Kurang Baik 1 1,2 3 3,5 4 4,7

0,050

Baik 3 3,5 78 91,8 81 95,3

Total 4 4,7 81 95,3 85 100

Berdasarkan tabulasi silang yang dilakukan antara pengetahuan dengan tindakan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada wanita usia subur di Kelurahan Lahendong Kecamatan Tomohon, diperoleh data bahwa jumlah responden yang kurang baik mendapat pengetahuan sebanyak 4 responden (4,7%) dengan tindakan SADARI kurang baik sebanyak 1 responden (1,2%) dan yang baik sebanyak 3 responden (3,5%); sedangkan jumlah responden yang baik sebanyak 81 responden (95,3%) dengan tindakan SADARI kurang baik sebanyak 3 responden 3,5%) dan yang baik sebanyak 78 responden (91,8%).

Berdasarkan hasil analisis uji Chi- Square didapatkan hasil dengan nilai p=

0,050<0,05 yang menunjukkan terdapat

hubungan yang bermakna hubungan antara pengetahuan dengan tindakan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada wanita usia subur di Kelurahan Lahendong Kecamatan Tomohon Selatan.

d. Hubungan Antara Sikap Dengan Tindakan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Pada Wanita Usia Subur Di Kelurahan Lahendong Kecamatan Tomohon Selatan

Hubungan antara sikap dengan dengan tindakan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada wanita usia subur di Kelurahan Lahendong Kecamatan Tomohon Selatan dapat dilihat pada tabel 16.

(7)

73

Tabel 16. Hubungan Antara Sikap Dengan Tindakan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Pada Wanita Usia Subur Di Kelurahan Lahendong Kecamatan Tomohon Selatan

Sikap Tindakan SADARI Nilai p

Kurang Baik Baik Total

n % n % n %

Kurang Baik 2 2,4 2 2,4 4 4,7

0,000

Baik 2 2,4 79 92,9 81 95,3

Total 4 4.7 81 95,3 85 100

Berdasarkan tabulasi silang yang dilakukan antara sikap dengan tindakan SADARI, diperoleh data bahwa jumlah responden yang sikap kurang baik sebanyak 4 responden (4,7%) dengan tindakan SADARI kurang baik sebanyak 2 responden (2,4%) dan yang baik sebanyak 2 responden (2,4%);

sedangkan jumlah responden yang baik sebanyak 81 responden (95,3%) dengan tindakan SADARI kurang baik sebanyak 2 responden (2,4%) dan yang baik sebanyak 79 responden (92,9%).

Berdasarkan hasil analisis uji Chi- Square didapatkan hasil dengan nilai p=

0,000<0,05 yang menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara sikap dengan tindakan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada wanita usia subur di Kelurahan Lahendong Kecamatan Tomohon Selatan.

e. Hubungan Antara Peran Petugas Dengan Tindakan Pemeriksaan

Payudara Sendiri (SADARI) Pada Wanita Usia Subur Di Kelurahan Lahendong Kecamatan Tomohon Selatan.

Hubungan antara peran petugas dengan tindakan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada wanita usia subur di Kelurahan Lahendong Kecamatan Tomohon Selatan dapat dilihat pada tabel 17.

(8)

74

Tabel 17. Hubungan Antara Peran Petugas DenganTindakan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Pada Wanita Usia Subur Di Kelurahan Lahendong Kecamatan Tomohon

Selatan

Peran Petugas Tindakan SADARI Nilai p

Kurang Baik Baik Total

n % n % n %

Kurang Baik 2 2,4 3 3,5 5 5,9

0,000

Baik 2 2,4 78 91,8 80 94,1

Total 4 4.7 81 95,3 85 100

Berdasarkan tabulasi silang yang dilakukan antara peran petugas dengan tindakan SADARI, diperoleh data bahwa jumlah responden yang peran petugas kurang baik mendapat sebanyak 5 responden (5,9%) dengan tindakan SADARI yang tidak kurang baik sebanyak 2 responden (2,4%) dan yang baik sebanyak 3 responden (3,5%);

sedangkan jumlah responden yang baik sebanyak 81 responden (95,3%) dengan tindakan SADARI yang kurang baiksebanyak 2 responden (2,4%) dan yang baik sebanyak 78 responden (95,3%). Berdasarkan hasil analisis uji Chi-Square didapatkan hasil dengan nilai p= 0,000<0,05 yang menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara peran petugas dengan tindakan pemeriksaan payudara sendiri

(SADARI) pada wanita usia subur di Kelurahan Lahendong Kecamatan Tomohon Selatan.

5. Analisis Multivariat

Analisis multivariat dilakukan dengan menggunakan uji regresi logistik. Tahap sebelum dilakukan uji regresi logistik adalah menentukan variabel bebas yang mempunyai p≤0,05 dalam uji hubungan dengan variabel terikat (uji Chi Square) dalam uji bivariat tersebut diatas.

Berdasarkan uji bivariat dari kelima variabel bebas (pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, sikap dan peran petugas) variabel sikap dan peran petugas memiliki nilai p≤0,05 sehingga kedua variabel tersebut dimasukkan dalam analisis selanjutnya. Hasil analisis regresi logistik seperti terlihat pada tabel 18.

Tabel 18. Hasil analisis regresi logistik

Variabel B Wald Sig. Exp.(B)

Sikap 3,787 6,402 ,011 44,122

(9)

75

Peran Petugas 3,371 5,401 ,020 29,118

Berdasarkan tabel 18 dapat diketahui bahwa sikap dan peran petugas berhubungan secara signifikan dengan tindakan SADARI, yang ditunjukkan oleh nilai signifikansi 0,011< 0,05 dan 0,020< 0,05. Berdasarkan nilai statistik Wald sikap sebesar 3,787> nilai statistik

Wald peran petugas sebesar 3,371, maka sikap berpengaruh dominan terhadap tindakan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada wanita usia subur di Kelurahan Lahendong Kecamatan Tomohon Selatan.

KESIMPULAN

1. Terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan, sikap dan peran petugas kesehatan dengan tindakan pemeriksaan payudara sendiri (Sadari) di Kelurahan Lahendong Kecamatan Tomohon Selatan Tahun 2016, dan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara sikap dengan tindakan pemeriksaan payudara sendiri (Sadari) di Kelurahan Lahendong Kecamatan Tomohon Selatan Tahun 2016.

2. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan tindakan pemeriksaan payudara sendiri (Sadari) di Kelurahan Lahendong Kecamatan Tomohon Selatan Tahun 2016.

3. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan tindakan pemeriksaan payudara sendiri (Sadari) di Kelurahan Lahendong Kecamatan Tomohon Selatan Tahun 2016.

4. Terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan tindakan pemeriksaan payudara sendiri (Sadari)

di Kelurahan Lahendong Kecamatan Tomohon Selatan Tahun 2016.

5. Terdapat hubungan yang bermakna antara sikap dengan tindakan pemeriksaan payudara sendiri (Sadari) di Kelurahan Lahendong Kecamatan Tomohon Selatan Tahun 2016.

6. Terdapat hubungan yang bermakna antara peran petugas kesehatan dengan tindakan pemeriksaan payudara sendiri (Sadari) di Kelurahan Lahendong Kecamatan Tomohon Selatan Tahun 2016.

1. Faktor paling dominan adalah sikap dan peran petugas kesehatan berhubungan dengan tindakan pemeriksaan payudara sendiri (Sadari) di Kelurahan Lahendong Kecamatan Tomohon Selatan Tahun 2016.

SARAN

1. Bagi Dinas Kesehatan

a. Mensosialisasikan dan melaksanakan penyuluhan atau pendidikan kesehatan khususnya tentang tindakan pemeriksaan payudara sendiri (Sadari) wanita usia subur di Kelurahan

(10)

76 Lahendong Kecamatan Tomohon Selatan.

b. Melakukan monitoring dan evaluasi ke setiap Puskesmas secara berkala agar memfasilitasi wanita usia subur dan keluarga sejak dini agar mereka memiliki sikap yang positif tentang tindakan pemeriksaan payudara sendiri (Sadari).

c. Memberikan tindakan yang tegas bagi tenaga kesehatan yang tidak memberikan informasi tentang tindakan pemeriksaan payudara sendiri (Sadari) kepada wanita usia subur dan keluarga.

d. Meningkatkan kerja sama lintas sektor terkait untuk bekerja sama dalam memberikan informasi dan motivasi kepada wanita usia subur dan keluarga tentang tindakan pemeriksaan payudara sendiri (Sadari).

e. Menyediakan fasilitas sarana dan prasarana kesehatan sesuai

dengan kebutuhan yang dibutuhkan oleh wanita usia subur dan keluarga.

2. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini dapat memotivasi masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam memberikan informasi yang tepat dan benar kepada WUS dan keluarga tentang tindakan pemeriksaan payudara sendiri (Sadari), sehingga memiliki pengetahuan yang cukup dan sikap positif tentang Sadari.

3. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini meningkatkan pengetahuan dalam memberikan pendidikan kesehatan tentang pentingnya tindakan pemeriksaan payudara sendiri (Sadari) wanita usia subur dengan melihat variable- variabel yang berhubungan, serta perlu dilakukan penelitian lanjut dengan variable lain dan penelitian kualitatif dengan variable yang sama untuk lebih mendapatkan informasi yang lebih dalam tentan tindakan pemeriksaan payudara sendiri (Sadari).

DAFTAR PUSTAKA

Anonimous. 2007. Riset Kesehatan Dasar, Balitbangkes RI. Diakses 11 Januari 2016

---. 2008. Kanker Payudara di Indonesia. http:/www.depkes.com.

Diakses 11 Januari 2016

---. 2007. Profil kesehatan. Depkes RI. http://www.depkes.go.id/profil kesehatan 2007/. diakses 23 februari 2016

---. 2007. Prevention. Cancer Control: Knowledge Into Action:

WHO Guide For Effective Programmes: Module 2). Geneva:

World Health Organization.diakses 2 februari 2016

---. 2008. GLOBOCAN. Cancer Fact Sheet : Breast cancer incidence and mortality worldwide Summary [Online].2010 Available from: URL:

(11)

77 http://globocan.iarc.fr/factsheets/can cers/breast.asp. Diakses 23 Februari 2016.

---. 2011. Breast Cancer Prevention and Control. WHO. [Online]. [cited 2016 january 28]; Available from:

URL:

http://www.who.int/healthinfo/global _burden_disease/GBD_report_2004u pdate_full.pdf .Diakses 2 februari 2016

---. 2012. International Agency for Research on Cancer (IARC) / WHO.

(2012). GLOBOCAN: Estimated cancer incidence, mortality, and prevalence worldwide in 2012.

Diakses melalui

http://globocan.iarc.fr/Pages/fact_sh eets_population.aspx pada tanggal 16 April 2016

---. 2015. Situasi Penyakit Kanker.

Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan Edisi Semester I Tahun 2015 Kemenkes RI. diakses 2 februari 2016

Bambang. 2008. Kanker Payudara.

http:///www.info-kespro.com.Diakses tanggal 10 Februari 2016

Bustan, M.N, 2007. Epidemiologi penyakit tidak menular cet.2. Jakarta: Rineka Cipta.

Chan, S.C. 1999. Practice Of Breast Self- Examination Amongst Women attending A Malaysian, Well Person’s Clinic.Med J Malaysia. 1999 Dec;54(4):433-7. Diakses tanggal 10 Februari 2016

Coleman, E.A., Practice And Effectiveness Of Breast Self Examination: A

Selective Review Of The Literature (1977-1989), J.Cancer Educ.

1991;6(2):83-92. Diakses tanggal 12 Desember 2015.

Dixon, J.M. dan R.C.F Leonard, 2006.

Kelainan Payudara. Jakarta: Dian Rakyat

Doshi, D., B. S. R.S. Kulkarni, and P.

Karunakar. 2012. Breast Self Examination: Knowledge, Attitude, and Practice among Female Dental Students in Hyderabad City, India.

Indian J. Palliat Care. 2012 Jan-Apr;

18(1): 68-73. Diakses tanggal 12 Desember 2015.

Etwiory, J., F. J. O. Pelealu, dan A.T Tucunan, 2015. Hubungan Antara Sumber Informasi Dan Pengetahuan Dengan Sikap Pemeriksaan Payudara Sendiri (Sadari) Siswa Putri Sma Negeri 9 Manado. Bidang Minat Administrasi Kebijakan Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado.

Gunawan, A., 2000. Sosiologi Pendidikan.

Jakarta: PT Rineka Cipta.

Handayani, D. S. 2008. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan dan Sikap Dengan Perilaku Para Wanita Dewasa Awal Dalam Melakukan Pemeriksaan Payudara Sendiri Di Kelurahan Kalangan Kecamatan Pedan Klaten.

FK UNDIP. Journal Nursing Studies, Volume 1, Nomor 2 Tahun 2008, Halaman 50–62. Diakses 2 Februari 2016

Hawari, H.D. 2004. Kanker Payudara Dimensi Psikoreligi. Jakarta; FKUI.

(12)

78 Keputusan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor

796/Menkes/SK/VII/2010 Tentang Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim.http://www.depkes.go.id/inde x.php/berita/press-release/1060-jika- tidakdikendalikan-26-juta-orang-di-dunia-

menderita-kanker-.html Diakses 5 Februari 2016

Lemeshow.S., D.W. Hosmer., J. Klar and S.K. Lwanga.1997. Besar Sampel Dalam Penelitian Kesehatan.

Terjemahan edisi Indonesia. Gajah Mada University Press, Jogjakarta.

Nirmala. 2007. Kesehatan Reproduksi Remaja. Jakarta: EGC

Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

---. 2007. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT Rineka Cipta.

---. 2010. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Riyanto, A. 2011. Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Nuha Medika Salika. 2010. Permasalahan Kanker

Payudara. Jogyakarta: Dian Press.

Santoso, I. 2013. Manajemen Data Untuk Analisis Data Penelitian Kesehatan.

Jogyakarta: Gosyen Publishing.

Nugraheni, A. 2010. Hubungan Tingkat Pengetahuan tentang SADARI dengan Perilaku SADARI Sebagai Deteksi Dini Kanker Payudara pada Mahasiswi DIV Kebidanan FK UNS [skripsi]. Solo: Jurnal, FK UNS Vol 10, No.2 hal 80-92. Diakses 2 Februari 2016

Rasjidi, I. 2010. Epidemiologi Kanker Pada Wanita. Jakarta: Sagung Seto.

Rianti. 2011. Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Tentang SADARI Dengan Perilaku SADARI Sebagai Deteksi Dini Kanker Payudara Pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran UPN

“Veteran” Jakarta. Jurnal Kedokteran.Vol 2, No.2 tahun 2011 Halaman 31-36. Diakses 24 Februari 2016

Referensi

Dokumen terkait

digabungkan dalam tingkat diskonto pada metode DCF, dimana risiko atas ketidakpastian suatu proyek akan diaplikasikan ke sumber parameter yang menyebabkan

Nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat satu orang pemohon SKCK dalam sistem, baik permohon dalam antrian maupun dalam pelayanan atau sedang

Setelah pengobatan tahap awal, tanpa memperhatikan hasil pemeriksaan ulang dahak apakah masih tetap BTA positif atau sudah menjadi BTA negatif, pasien harus

Dalam kepentingan yang lebih teknis, banjir dapat di sebut sebagai genangan air yang terjadi di suatu lokasi yang diakibatkan oleh : (1) perubahan tata guna lahan di Daerah

Dari rekonstruksi sejarah mikro tersebut, penulis menggambarkan sebuah fragmen sejara keluarga yang juga merupakan bagian dari sejarah yang lebih besar, yaitu sejarah

Acute Kidney Injury Following Cardiac Surgery - Incidence, Risk Factors, Association With Other Perioperative Complications, Survival, and Renal Recovery..

Dari hasil penelitian menunjukkan pengetahuan suami sesudah diberikan pendidikan kesehatan MOP paling paling banyak adalah kategori baik yaitu sejumlah 13

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif, sehingga peneliti menempatkan diri sebagai human instrument yang memegang peranan kunci (Biklen dan Bogdan,1982: