• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN KADER POS PELAYANAN TERPADU (POSYANDU)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN KADER POS PELAYANAN TERPADU (POSYANDU)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

93

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN KADER

POS PELAYANAN TERPADU (POSYANDU) DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS KEMA KECAMATAN KEMA KABUPATEN MINAHASA UTARA Nicolas Tirayoh*, Grace D. Kandou**, Tubagus D. E. Abeng**

*Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

ABSTRAK

Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan keaktifan kader posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kema Kecamatan Kema Kabupaten Minahasa Utara. Jenis penelitian survei analitik dengan rancangan cross-sectional study. Responden dari penelitian ini berjumlah 120 orang. Pengumpulan data melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner. Uji statistik yang digunakan untuk menganalisis hubungan antar variabel menggunakan fisher Exact. Hasil penelitian menunjukkan 88% kader Posyandu termasuk kategori aktif dalam pelaksanaan kegiatan Posyandu, 65% kader yang pernah mengikuti pelatihan kader Posyandu, 97% kader posyandu yang memiliki motivasi baik dan 97% kader posyandu yang mendapat dukungan dari keluarga dan masyarakat. Terdapat hubungan antara pelatihan dan keaktifan kader posyandu (p=0.003), terdapat hubungan antara motivasi dan keaktifan kader posyandu (p=0,037 dan terdapat hubungan antara sarana pendukung dengan keaktifan kader posyandu. Terdapat Hubungan yang bermakna antara pelatihan kader posyandu, motivasi dan sarana pengukung dengan keaktifan kader posyandu.

Kata Kunci: Pos Pelayanan Terpadu

ABSTRACT

Integrated Service Post (Posyandu) is one of form public health efforts which is managed and organized from, by, for and together with people in the implementation of health development to empower communities in obtaining basic health service to accelerate the reduction of maternal and infant mortality. The aim of this study is to analyze factors which are related to the activeness of the Posyandu cadres in the service (working) area of Kema Community Health Centre District of Kema, North Minahasa Regency. The study is, Analytical survey with cross-sectional study design. Respondents of the study are 120 people. Data collection was obtained from interview throught questioners the statistical test which been used to analyze the relationship of inter variables is fisher exact. The result of study showed that 88% of Posyandu cadres included into active category in the have ever followed the training of Posyandu cadres, 97% of Posyandu cadres have good motivation and 97% of Posyandu cadres have facilites. The relationship between training and the activeness of Posyandu cadres has p-value of 0.003 the relationship between motivation and family’s activeness of Posyandu cadres have p-value of 0.037. There are a significant relationship between training, motivation and facilities with the activeness of Posyandu cadres.

(2)

94 PENDAHULUAN

Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Setiap kegiatan dalam upaya memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dilaksanakan berdasarkan prinsip nondiskriminatif, partisipatif, dan berkelanjutan dalam rangka pembentukan sumber daya manusia Indonesia, serta peningkatan ketahanan dan daya saing bangsa bagi pembangunan nasional (Anonim, 2009). Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas merupakan fasilitas layanan kesehatan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajata kesehatan masyarakat setinggi-tingginya di wilayah kerjanya (Anonim, 2014).

Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) merupakan Upaya Pemberdayaan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang paling memasyarakat dewasa ini. Posyandu yang meliputi lima program prioritas yaitu : Keluarga Berencana

(KB), Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Gizi, Imunisasi, dan penanggulangan diare terbukti memiliki daya ungkit besar terhadap penurunan angka kematian bayi. Sebagai salah satu tempat pelayanan kesehatan masyarakat yang langsung bersentuhan dengan masyarakat di level bawah (Adisasmito, 2010).

Persentase kader aktif secara nasional adalah 69,2% dan angka drop-out kader sekitar 30,8% (Adisasmito, 2010). Penelitian oleh Syafei (2010) tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan partisipasi kader dalam kegiatan gizi di Posyandu di Kelurahan Rengas, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan memperoleh hasil bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan, pelatihan, sikap, motivasi dan insentif dengan partisipasi kader. Penelitian tentang lama menjadi kader, frekuensi pelatihan, pengetahuan gizi dan sikap kader Posyandu dengan perilaku penyampaian informasi tentang pesan gizi seimbang, oleh Sandiyani (2011) menunjukkan bahwa sikap kader berhubungan dengan perilaku kader menyampaikan pesan gizi seimbang.

Survey pendahuluan yang diperoleh dari petugas gizi di Puskesmas Kema jumlah bayi tahun 2013 adalah 92 jiwa, tahun 2014 yaitu 103 jiwa dan tahun 2015 yaitu 132. Sedangkan jumlah balita

(3)

95 pada tahun 2013 yaitu 1366, tahun 2014 yaitu 1481 dan tahun 2015 yaitu 1424. Partisipasi masyarakat dalam pemanfaatan posyandu dapat dilihat pada banyaknya balita yang berkunjung atau D/S tahun 2013 sebanyak 73%, tahun 2014 sebanyak 79%, dan 2015 sebanyak 72%.

Data tentang pelaksanaan kegiatan Posyandu pada tahun 2015, jumlah kader yang terdaftar di wilayah kerja Puskesmas Kema ada 120 orang. Kader aktif dalam kegiatan Posyandu yang ada 78 orang untuk 10 desa. Dengan berkurangnya keaktifan kader pada kegiatan posyandu menurut pengelola program gizi dan imunisasi pada wawancara awal terdapat penurunan capaian kunjungan bayi dan balita. Berdasarkan uraian latar belakang diatas, peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian mengenai faktor-faktor apa yang berhubungan dengan keaktifan kader Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kema Kecamatan Kema Kabupaten Minahasa Utara.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini ialah penelitian survei analitik dengan rancangan cross-sectional study yang dilaksanakan pada bulan November 2016 sampai dengan bulan Januari 2017 di 10 Desa wilayah kerja Puskesmas Kema Kabupaten Minahasa Utara. Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh kader Posyandu yang terdaftar dalam data pelaksanaan kegiatan Posyandu di Puskesmas Kema Kecamatan Kema Kabupaten Minahasa Utara yaitu sebanyak 120 orang kader.

Analisa data akan dilakukan untuk menjawab permasalahan penelitian dengan menggunakan alat bantu SPSS (Statistical Packages for Servis

Solution) versi 22. Terdapat tiga analisis univariat, bivariat dan multivariat.

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Deskriptif Karakteristik Responden Hasil penelitian karakteristik responden menurut umur menunjukkan bahwa mayoritas responden umur responden berumur > 27 tahun sebanyak 62 responden (68,9%), sedangkan responden berumur < 27 tahun sebanyak 28 responden (31,1%) dan pendidikan menunjukkan bahwa mayoritas responden berpendidikan Diploma sebanyak 44 responden (48,9%), sedangkan responden paling sedikit berpendidikan SLTA sebanyak 22 responden (24,4%) Sarjana sebanyak 19 responden (21,1%) dan SLTP sebanyak 5 responden (5,6%), serta umur balita menunjukkan bahwa responden terbanyak memiliki bayi 0-12 bulan dan 13-36 bulan sebanyak masing-masing 41 responden (45,6%) sedangkan 37-60 bulan sebanyak 8 responden.

(4)

96 2. Faktor-Faktor Yang Berhubungan

Dengan Keaktifan Kader Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Kema Kecamatan Kema Kabupaten Minahasa Utara.

a. Hubungan Antara Pelatihan Kader Dengan Keaktifan Kader Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Kema Kecamatan Kema Kabupaten Minahasa Utara

Tabel 1. Hubungan Antara Pelatihan Kader Dengan Keaktifan Kader Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Kema Kecamatan Kema Kabupaten Minahasa Utara

Pelatihan Kader Keaktifan Kader Posyandu Nilai p Aktif Kurang Aktif Total

n % n % n %

Ada 39 36,1 24 22,2 63 58,3 0,019 Tidak 17 15,7 28 25,9 45 41,7

Total 56 51,9 52 48,1 108 100,0

Berdasarkan tabulasi silang yang dilakukan antara pelatihan kader dengan keaktifan kader Posyandu, diperoleh data bahwa jumlah responden yang berpengetahuan baik sebanyak 63 responden (58,3%) dengan baik dalam kunjungan posyandu baik sebanyak 39 responden (36,1%) dan yang kurang baik sebanyak 24 responden (22,2%); sedangkan jumlah responden yang berpengetahuan kurang baik sebanyak 45 responden (41,7%) dengan baik dalam kunjungan posyandu baik sebanyak 17 responden (15,7%) dan yang kurang baik sebanyak 28 responden (25,9%). Berdasarkan hasil analisis uji chi-square didapatkan hasil dengan nilai p=0,019>α=0,05 yang menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara pelatihan kader dengan

keaktifan kader Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Kema Kecamatan Kema Kabupaten Minahasa Utara. Penelitiaan Mandagi (2014) menyatakan terdapat hubungan antara pelatihan dan keaktifan kader posyandu. Penelitian Prang (2013) juga menyatakan bahwa faktor pengetahuan dan motivasi kader merupakan faktor yang bisa berpengaruh terhadap keaktifan kader Posyandu.

(5)

97

b. Hubungan Antara Pendampingan Dan Pembinaan Oleh Tenaga Profesional Dengan Keaktifan Kader Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Kema Kecamatan Kema Kabupaten Minahasa Utara.

Tabel 1. Hubungan Antara Pendampingan Dan Pembinaan Oleh Tenaga Profesional Dengan Keaktifan Kader Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Kema Kecamatan

Kema Kabupaten Minahasa Utara

Pendampingan Dan Pembinaan

Keaktifan Kader Posyandu Nilai p Aktif Kurang Aktif Total

n % n % n %

Ada 44 40,7 16 14,8 60 55,6 0,000 Tidak Ada 12 11,1 36 33,3 48 44,4

Total 56 51,9 52 48,1 108 100,0

Berdasarkan tabulasi silang yang dilakukan antara pendampingan dan pembinaan oleh tenaga profesional dengan keaktifan kader Posyandu, diperoleh data bahwa jumlah responden yang berpengetahuan baik sebanyak 60 responden (55,6%) dengan baik dalam kunjungan posyandu baik sebanyak 44 responden (40,7%) dan yang kurang baik sebanyak 16 responden (14,8%); sedangkan jumlah responden yang berpengetahuan kurang baik sebanyak 48 responden (44,4%) dengan baik dalam kunjungan posyandu baik sebanyak 12 responden (11,1%) dan yang kurang baik sebanyak 36

responden (33,3%). Berdasarkan hasil analisis uji chi-square didapatkan hasil dengan nilai p=0,000>α=0,05 yang menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara pendampingan dan pembinaan oleh tenaga profesional dengan keaktifan kader posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kema Kecamatan Kema Kabupaten Minahasa Utara.

c. Hubungan Antara Sarana Prasarana Dengan Keaktifan Kader Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Kema Kecamatan Kema Kabupaten Minahasa Utara.

Tabel 2. Hubungan Antara Sarana Prasarana Dengan Keaktifan Kader Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Kema Kecamatan Kema Kabupaten Minahasa Utara Sarana Prasarana Keaktifan Kader Posyandu Nilai p

Aktif Kurang Aktif Total

n % n % n %

Baik 33 30,6 31 28,7 64 59,3 1,000 Kurang Baik 23 21,3 21 19,4 44 40,7

Total 56 51,9 52 48,1 108 100,0

Berdasarkan tabulasi silang yang dilakukan antara sarana prasarana

dengan keaktifan kader Posyandu diperoleh data bahwa jumlah responden

(6)

98 yang berpengetahuan baik sebanyak 64 responden (59,3%) dengan baik dalam kunjungan posyandu baik sebanyak 33 responden (30,6%) dan yang kurang baik sebanyak 31 responden (28,7%); sedangkan jumlah responden yang berpengetahuan kurang baik sebanyak 44 responden (40,7%) dengan baik dalam kunjungan posyandu baik sebanyak 23 responden (21,3%) dan

yang kurang baik sebanyak 21 responden (19,4%). Berdasarkan hasil analisis uji chi-square didapatkan hasil dengan nilai p=1,000>α=0,05 yang menunjukkan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara sarana prasarana dengan keaktifan kader posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kema Kecamatan Kema Kabupaten Minahasa Utara.

d. Hubungan Antara Pengetahuan Kader Dengan Keaktifan Kader Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Kema Kecamatan Kema Kabupaten Minahasa Utara.

Tabel 3. Hubungan Antara Pengetahuan Kader Dengan Keaktifan Kader Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Kema Kecamatan Kema Kabupaten Minahasa Utara

Pengetahuan Kader Keaktifan Kader Posyandu Nilai p Aktif Kurang Aktif Total

n % n % n %

Baik 48 44,4 13 12,0 61 56,5 0,000 Kurang Baik 8 7,4 39 36,1 47 43,5

Total 56 51,9 52 48,1 108 100,0

Berdasarkan tabulasi silang yang dilakukan antara pengetahuan kader dengan keaktifan kader Posyandu, diperoleh data bahwa jumlah responden yang berpengetahuan baik sebanyak 61 responden (56,5%) dengan baik dalam kunjungan posyandu baik sebanyak 48 responden (44,4%) dan yang kurang baik sebanyak 13 responden (12,0%); sedangkan jumlah responden yang berpengetahuan kurang baik sebanyak 47 responden (43,5%) dengan baik dalam kunjungan posyandu baik sebanyak 8 responden (7,4%) dan yang kurang baik sebanyak 39 responden

(36,1%). Berdasarkan hasil analisis uji chi-square didapatkan hasil dengan nilai p=0,000>α=0,05 yang menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan kader dengan keaktifan kader posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kema Kecamatan Kema Kabupaten Minahasa Utara.. Beberapa penelitian tentang pengetahuan yang berkaitan dengan kurangnya keaktifan kader Posyandu, diantaranya penelitian Isaura (2011) menyatakan ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan dengan kinerja kader posyandu, semakin

(7)

99 rendah tingkat pengetahuan maka semakin rendah pula kinerja kader posyandu. Harisman (2012) menyatakan faktor yang mempengaruhi keaktifan kader Posyandu diantaranya tingkat pendidikan, pengetahuan, penghargaan kader dan dukungan keluarga.

Wahyuni, dan Tawi (2013) meneliti Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Keaktifan Kader Dalam Kegiatan Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Peukan Baro Kabupaten Pidie Tahun 2013. Jumlah populasi 340 dan sampel penelitian adalah sebanyak 77 orang kader posyandu. Hasil uji bivariat didapatkan pengetahuan berhubungan secara bermakna (p value = 0,033) dengan keaktifan kader.

Saputro, (2013) meneliti Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Keaktifan Kader Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Rau, Kota Serang, Provinsi Banten. Populasi adalah kader posyandu dan sampel adalah seluruh kader posyandu di wilayah kerja Puskesmas Rau sebanyak 156 orang. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan kader dengan keaktifan kader.

Pengetahuan kader tentang Posyandu merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keaktifan kader. Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku seseorang. Pengetahuan kader tentang manajemen posyandu sangat penting dimilki kader Posyandu. Pengetahuan kader tentang manajemen posyandu akan berpengaruh terhadap kemauan, motivasi dan perilaku kader untuk mengaktifkan kegiatan posyandu, sehingga akan mempengaruhi terlaksananya program kerja posyandu (Harisman, 2012).

Kegiatan posyandu yang didasari oleh pengetahuan kader akan mendapat hasil kinerja yang maksimal. Kader yang sudah mengetahui manajemen posyandu akan lebih aktif dan menguasai tugasnya dalam menjalankan posyandu. Pengetahuan kader tentang posyandu akan berpengaruh terhadap kemauan dan perilaku kader untuk mengaktifkan kegiatan posyandu, sehingga akan mempengaruhi terlaksananya program kerja posyandu. Perilaku yang didasari pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2003).

(8)

100

e. Hubungan Antara Motivasi Dengan Keaktifan Kader Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Kema Kecamatan Kema Kabupaten Minahasa Utara.

Tabel 4. Hubungan Antara Motivasi Dengan Keaktifan Kader Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Kema Kecamatan Kema Kabupaten Minahasa Utara Motivasi Keaktifan Kader Posyandu Nilai p

Aktif Kurang Aktif Total

n % n % n %

Tinggi 39 36,1 16 14,8 55 50,9 0,000 Rendah 17 15,7 36 33,3 53 49,1

Total 56 51,9 52 48,1 108 100,0

Berdasarkan tabulasi silang yang dilakukan antara motivasi dengan keaktifan kader Posyandu diperoleh data bahwa jumlah responden yang motivasi baik sebanyak 55 responden (50,9%) dengan baik dalam kunjungan posyandu baik sebanyak 39 responden (36,1%) dan yang kurang baik sebanyak 16 responden (14,8%); sedangkan jumlah responden yang berpengetahuan kurang baik sebanyak 53 responden (49,1%) dengan baik dalam kunjungan posyandu baik sebanyak 17 responden (15,7%) dan yang kurang baik sebanyak 36 responden (33,3%). Berdasarkan hasil analisis uji chi-square didapatkan hasil dengan nilai p=0,000>α=0,05 yang menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara motivasi dengan keaktifan kader posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kema Kecamatan Kema Kabupaten Minahasa Utara.. Menurut Djuhaeni (2010), motivasi kader merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keaktifan kader. Motivasi merupakan faktor paling dominan, baik yang berasal dari dalam

diri mereka sendiri ataupun yang berasal dari luar/lingkungannya. Sering kali ditemukan motivasi kader rendah karena disibukan dengan pekerjaan sehari-hari. Penelitian Prang (2013) menyatakan bahwa faktor motivasi kader merupakan faktor yang bisa berpengaruh terhadap keaktifan kader Posyandu. Penelitian Sanusi (2006) menyatakan sebagian besar motivasi kader yang rendah karena merasaterganggu aktivitas kerjanya oleh kegiatan posyandu, sedangkan kader aktif termotivasi melaksanakan kegiatan Posyandu karena merasa mendapatkan manfaat serta insentif darikegiatan posyandu.

Motivasi kader sangat berpengaruh pada keaktifan kader dalam menjalankan kegiatan Posyandu. Bila motivasi kader rendah maka kehadiran kader dalam kegiatan Posyandu akan berkurang sehingga dapat berdampak pada menurunnya keaktifan kader dan kinerja dari Posyandu Tersebut. Djuhaeni (2010) menyatakan pengaruh motivasi terhadap peran serta kader dan

(9)

101 masyarakat menentukan keberhasilan kegiatan Posyandu. Nugroho (2008) menyatakan ada hubungan antara

motivasi dengan keaktifan kader posyandu.

3. Analsis multivariat

Tabel 5. Hasil Analisis Regresi Logistik

Variabel B Wald Sig. Exp.(B) Pelatihan Kader .623 1.443 .230 1.864 Pendampingan dan pembinaan 1.051 3.697 .055 2.861 Pengetahuan 2.234 15.982 .000 9.337 Motivasi .454 .683 .408 1.575

Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui bahwa pelatihan kader, pendampingan dan pembinaan oleh tenaga profesional, pengetahuan kader, dan motivasi kader berhubungan secara bermakna dengan keaktifan kader Posyandu. Berdasarkan nilai statistik variabel pengetahuan menjadi faktor yang paling dominan dari beberapa faktor yang berhubungan dengan keaktifan kader posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kema Kecamatan Kema Kabupaten Minahasa Utara.

KESIMPULAN

1. Terdapat hubungan antara pelatihan kader dengan keaktifan kader Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Kema Kecamatan Kema Kabupaten Minahasa Utara.

2. Terdapat hubungan antara pendampingan dan pembinaan oleh tenaga profesional kepada kader dengan keaktifan kader Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Kema

Kecamatan Kema Kabupaten Minahasa Utara.

3. Tidak terdapat hubungan antara sarana pendukung dengan keaktifan kader Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Kema Kecamatan Kema Kabupaten Minahasa Utara.

4. Terdapat hubungan antara pengetahuan kader dengan keaktifan kader Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Kema Kecamatan Kema Kabupaten Minahasa Utara.

5. Terdapat hubungan antara motivasi kader dengan keaktifan kader Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Kema Kecamatan Kema Kabupaten Minahasa Utara.

6. Pengetahuan kader merupakan variabel yang paling dominan berhubungan dengan keaktifan kader Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Kema Kecamatan Kema Kabupaten Minahasa Utara

(10)

102 SARAN

Untuk Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara untuk perlu peningkatan advokasi kepada DPR tentang pentingnya mendapatkan tambahan anggaran yang lebih bagi Puskesmas dan untuk Puskesmas perlu dilaksanakan pelatihan berkala bagi kader. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan agar meneliti dengan ruang lingkup yang sama tetapi variabel yang berbeda sebagai salah satu variabel penelitian dan menggunakan metode penelitian kualitatif.

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmito, W. 2010. Sistem Kesehatan, Raja Grafindo Persada, Jakarta. Anonimous. 2016 Profil Puskesmas Kema

Kecamatan Kema Kabupaten Minahasa Utara.

__________. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI Jakarta.

__________.2009. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tentang Kesehatan, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.

Djuahaeni, H., S. Gondodiputro, dan R. Suparman. 2010. Motivasi Kader Meningkatkan Keberhasilan Kegiatan Posyandu di Kabupaten Kuningan Jawa Barat. MKB, vol. 42, no. 4, hh.140-148 (diakses 24 Oktober 2016).

Happinasari, O. dan A. E. Suryandari. 2016. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kinerja Kader Dalam Pelaksanaan Posyandu Di Kecamatan Purwokerto Selatan Kabupaten Banyumas. Jurnal Ilmu Kebidanan dan Kesehatan Akbid Bakti Utama Pati Vol. 7 No. 2 – Juli

Mandagi, M., Ch. R. Tilaar, dan F. R. R Maramis. 2015. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keaktifan Kader Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Talawaan Kecamatan Talawaan Kabupaten Minahasa Utara. Skripsi. Universitas Sam Ratulangi Fakultas Kesehatan Masyarakat Manado.

Notoatmodjo, S. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan (Edisi Revisi 2012). Rineka Cipta. Jakarta

Rewanti, P. 2013. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keaktifan Kader Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Tareran Kecamatan Tareran Kabupaten Minahasa Selatan. Skripsi. Universitas Sam Ratulangi Fakultas Kesehatan Masyarakat Manado.

Gambar

Tabel 1. Hubungan Antara Pelatihan Kader Dengan Keaktifan Kader Posyandu Di  Wilayah Kerja Puskesmas Kema Kecamatan Kema Kabupaten Minahasa Utara
Tabel 1. Hubungan Antara Pendampingan Dan Pembinaan Oleh Tenaga Profesional  Dengan Keaktifan Kader Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Kema Kecamatan
Tabel 3. Hubungan Antara Pengetahuan Kader Dengan Keaktifan Kader Posyandu Di  Wilayah Kerja Puskesmas Kema Kecamatan Kema Kabupaten Minahasa Utara  Pengetahuan Kader  Keaktifan Kader Posyandu  Nilai p
Tabel 4. Hubungan Antara Motivasi Dengan Keaktifan Kader Posyandu Di Wilayah  Kerja Puskesmas Kema Kecamatan Kema Kabupaten Minahasa Utara

Referensi

Dokumen terkait

Acute Kidney Injury Following Cardiac Surgery - Incidence, Risk Factors, Association With Other Perioperative Complications, Survival, and Renal Recovery..

Pengaruh Partisipasi Masyarakat dan Transparasi Kebijakan Publik Terhadap Hubungan antara Pengetahuan Dewan tentang Anggaran dengan Pengawasan Keuangan Daerah

Hasil penelitian : Skor rata-rata kualitas tidur lansia sebelum dilakukan terapi musik klasik 30,19, musik tradisional 30,33 dan sesudah dilakukan terapi musik klasik 41,57,

Masalah yang ada saat ini adalah bagaimana cara untuk mengefisiensikan sumber air yang ada.Sebuah negara yang kelebihan sumber daya air akan melakukan ekspor pada

Hasil studi menunjukkan bahwa, dengan variabel lain sama, skenario dengan suhu injektat yang lebih tinggi dari normalnya memiliki performa produksi yang lebih

Perhitungan debit bulanan ini bertujuan untuk mendapatkan taksiran besarnya debit andalan sungai, yaitu banyaknya air yang tersedia yang diperkirakan terus-menerus ada dalam

Berdasarkan data yang ada, mereka yang bekerja sebagai kusir andong yang berada di Kelurahan Kutowinangun Lor, kebanyakan mereka berasal dari luar kecamatan tempat

Dalam kepentingan yang lebih teknis, banjir dapat di sebut sebagai genangan air yang terjadi di suatu lokasi yang diakibatkan oleh : (1) perubahan tata guna lahan di Daerah