• Tidak ada hasil yang ditemukan

E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 5, No. 5, 2016: ISSN :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 5, No. 5, 2016: ISSN :"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

2665 PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

DENGAN PENGUNGKAPAN CSR DAN GCG SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI

Kadek Budi Satria Utama1 I Putu Yadnya2

1,2Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, Bali, Indonesia e-mail: [email protected] / telp: +6285 739 917 300

ABSTRAK

Tujuankdari penelitiankini adalahkuntuk mengujikpengaruh kinerjakkeuangan yangkdiukur dengan returnkon assetskterhadap nilaikperusahaan dengankmelibatkan duakvariabel pemoderasi. kPenelitian inikmenggunakan 11kperusahaan gokpublic yangkterdaftar dikBursa Efek Indonesiakselama tahunk2010 - 2013ksebagai sampelnya, kdengan total 39kpengamatan.

Pengujiankhipotesis dilakukankdengan analisiskregresi untukkmengetahui pengaruhkinteraksi dari variabelkpemoderasi. Nilaikperusahaan diukurkmenggunakan rasio Tobin’s Q, ksedangkan pengungkapankCSR dan GCGkdiukur menggunakankCSR Indeks dankskor CGPI. Hasil pengujiankmenunjukkan bahwak (1) ROA berpengaruhkpositif terhadap nilaikperusahaan, (2) pengungkapankCSR mampu memperkuatkhubungan antara kinerjakkeuangan danknilai perusahaan, kdan (3) CGPIkmampu memperkuatkhubungan antarakkinerja keuangankdan nilai perusahaan. Masih sedikit penelitian sebelumnya mengenai nilai perusahaan yang menggunakan variabel kinerja keuangan sebagai variabel bebas, variabel CSR dan GCG sebagai variabel pemoderasi, terlebih penggunaan 2 variabel sebagai variabel pemoderasi masih jarang digunakan dalam penelitian-penelitian sebelumnya.

Kata Kunci: kinerja keuangan, nilai perusahaan, CSR, GCG.

ABSTRACT

The purpose of this study was to examine the influence of financial performance as measured by return on assets to the value of the company, involving two moderating variables. This study uses 11 publicly traded company listed on the Indonesia Stock Exchange during the years 2010- 2013 as the sample, with a total of 39 observations. Hypothesis testing is done by regression analysis to determine the effect of interaction of moderating variables. The company's value is measured using Tobin's Q ratio, while CSR and GCG measured using CSR Index and score CGPI. The results show that (1) ROA positive effect on the value of the company, (2) the disclosure of CSR is able to strengthen the relationship between financial performance and corporate value, and (3) CGPI able to strengthen the relationship between financial performance and corporate value. There’s still few prior research about firm value which use financial performance as independent variable, CSR and GCG as moderating variable, besides the used of two variables as moderating variables.

Keywords: financial performance, firm values, CSR, GCG.

(2)

2666 PENDAHULUAN

Dikera globalisasi ini, berkembangnyakdunia usaha semakinkcepat. Hal itu dapat terlihatkdari perkembangankpengetahuan, kteknologi dankinformasi yangkharus tersampaikankoleh perusahaankuntuk memenuhikkebutuhan informasikpengguna.

Pertumbuhankini diiringikdengan persaingankusaha yangkkompetitif. Kompetisi antarkusaha yangkada perlu diimbangikdengan suatukpemikiran yangkkritis dan pemanfaatan sumberkdaya perusahaan secarakpenuh. Dengan demikian, kentitas dapat bersaingkdengan entitas lain baik entitaskdalam negerikmaupun luarknegeri.

Menurut Setiani (2013) nilai perusahaan merupakan suatu hal yang penting bagi manajer dan investor. Bagi manajer, nilai perusahaan merupakan tolak ukur prestasi kerja yang telah dicapai, karena nilai perusahaan yang baik menunjukkan kinerja perusahaan yang baik pula, sedangkan bagi investor, peningkatan nilai perusahaan merupakan suatu persepsi investor terhadap perusahaan yang sering dikaitkan dengan harga saham (Hermuningsih dan Wardani, 2009). Harga saham perusahaan mencerminkan nilai dari suatu perusahaan. Semakin tinggi harga saham suatu perusahaan berarti semakin tinggi nilai saham perusahaan yang juga mencerminkan tingginya permintaan investor terhadap saham perusahaan tersebut.

Ketertarikan investor tersebut sangat beralasan karena nilai saham yang tinggi juga menunjukan tingkat kemakmuran pemegang saham yang tinggi.

Menurut Prasinta (2012) nilai perusahaan ditetapkan melalui kinerja keuangan perusahaan. Kinerja keuangan merupakan suatu analisis yang dilakukan untuk

(3)

2667 melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan tugasnya dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar (Fahmi, 2012:2). Menurut Mahendra, dkk. (2012) bagi perusahaan, menjaga dan meningkatkan kinerja keuangan adalah suatu keharusan agar saham tersebut tetap diminati oleh investor. Investor akan lebih tertarik untuk berinvestasi pada perusahaan yang memiliki kinerja keuangan yang tinggi, karena semakin tinggi kinerja keuangan yang dimiliki perusahaan, maka semakin tinggi pula return yang didapatkan atas investasi yang mereka tanamkan. Meningkatnya kinerja keuangan perusahaan akan menjadi sinyal positif bagi para investor untuk menanamkan modalnya, sehingga permintaan saham meningkat. Meningkatnya permintaan saham akan meningkatkan harga saham, sehingga nilai perusahaan juga meningkat.

Kinerja keuangan diukur dengan menganalisis laporan keuangan menggunakan berbagai rasio keuangan yang terdiri dari rasio profitabilitas, likuiditas, solvabilitas, aktivitas perusahaan dan pasar. Menurut Anggitasari dan Mutmainah (2012) untuk mengetahui seberapa besar nilai perusahaan, para investor dapat melakukan overview suatu perusahaan dengan melihat rasio keuangan sebagai alat evaluasi investasi. Melalui rasio keuangan tersebut dapat dilihat seberapa berhasilnya manajemen mengelola aset dan modal yang dimiliki perusahaan untuk memaksimalkan nilai perusahaan (Rahayu, 2010). Analisis profitabilitas dapat digunakan dalam mengukur kinerja keuangan karena berorientasi khusus pada efektivitas perusahaan dalam memaksimalkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimiliki.

(4)

2668 Rasio profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan memperoleh laba atau ukuran efektivitas pengelolaan manajemen perusahaan (Wiagustini, 2010:76).

Menurut Prasinta (2012) kebijakan dan keputusan para investor dalam menginvestasikan modalnya kedalam perusahaan lebih dipengaruhi oleh rasio profitabilitas dibandingkan rasio keuangan lainnya, karena investor menganggap bahwa rasio profitabilitas dapat memberikan gambaran tentang tingkat pengembalian atau keuntungan yang akan diterima oleh para investor. Salah satu rasio profitabilitas adalah return on asset (ROA).

Return on asset merupakan rasio antara laba setelah pajak terhadap total aset.

Tinggi rendahnya nilai ROA tergantung pada bagaimana manajemen mengelola aset perusahaan. Semakin tinggi nilai ROA menggambarkan semakin tingginya efisiensi dari operasional suatu perusahaan, sedangkan semakin rendahnya ROA menunjukkan kurang efisiennya suatu perusahaan beroperasi, hal tersebut dapat disebabkan karena banyaknya aset perusahaan yang menganggur, investasi dalam persediaan terlalu banyak, aktiva tetap beroperasi dibawah normal, dan lain-lain (Prihaantini, 2009).

Kemampuan perusahaan dalam mengelola aset untuk menghasilkan keuntungan merupakan penilaian tersendiri bagi calon investor. Peningkatan ROA akan menambah daya tarik investor untuk berinvestasi pada suatu perusahaan karena semakin tinggi ROA menandakan semakin tinggi pembagian laba yang mampu dibagikan pada pemegang saham.

(5)

2669 Corporate social responsibility merupakan proses pengkomunikasian aktivitas-aktivitas yang dilakukan perusahaan yang berkaitan dengan kegiatan sosial dan lingkungan atas aktivitas perusahaan. Isu corporate social responsibility menjadi perhatian diberbagai pihak mulai dari konsumen, pemegang saham dan pemerintah.

Isu ini muncul dilandasi pemikiran bahwa keberadaan perusahaan tidak lepas dari lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, setiap tindakan yang diambil perusahaan akan berdampak terhadap lingkungan. Gagasan corporate social responsibility menekankan bahwa tanggung jawab perusahaan bukan sekedar kegiatan ekonomi, yaitu meningkatkan profit demi kelangsungan usaha, melainkan juga tanggung jawab sosial dan lingkungan. Perusahaan yang hanya mementingkan profit tidak menjamin perusahaan akan tumbuh secara berkelanjutan.

Corporate social responsibility harus berpijak pada triple bottom lines yaitu tanggung jawab perusahaan pada aspek sosial, lingkungan dan keuangan sehingga setiap perusahaan diwajibkan mengungkapkan informasi tentang corporate social responsibility. Corporate social responsibility demikian penting, sehingga pemerintah mengatur ketentuan mengenai kegiatan corporate social reponsibility di Indonesia dalam Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (UUPM) dan Undang-Undang No.40 Tahun 2007 tentan Perseroan Terbatas (UUPT) yang menyatakan bahwa setiap perseroan atau penanam modal berkewajiban untuk melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan apabila kegiatan usahanya berkaitan dengan sumber daya alam. Jika peraturan ini dilanggar maka perusahaan akan dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan berlaku. Dengan demikian corporate social

(6)

2670 responsibility merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh perusahaan, bukan kegiatan yang hanya bersifat sukarela (Wahyudi dan Azheri, 2008). Cheng et al.

(2011) dalam penelitiannya menyarankan manajer yang sukses dalam menjalankan strategi corporate social responsibility akan mampu meningkatkan kinerja keuangannya yang tentu saja akan berpengaruh pada nilai perusahaan.

Menurut Shleifer dan Vishny (1997) good corporate governance merupakan serangkaian mekanisme yang melindungi pihak minoritas atau investor atas tindakan manajer serta memberikan jaminan bahwa mereka akan mendapatkan laba atas investasi yang mereka tanamkan. Menurut Forum for Corporate Governance (FCGI) dalam Retno dan Priantinah (2012), good corporate governance merupakan seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham, pengelola perusahaan, pemerintah, pihak kreditur, karyawaran serta para pemegang kepentingan intern maupun ekstern lainnya yang berkaitan dengan hak dan kewajiban mereka.

Good corporate governance merupakan sistem pengendalian pengelolaan perusahaan demi tercapainya tujuan perusahaan.

Indonesia memiliki institut pemeringkat good corporate governance yang disebut dengan Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG). Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) menghasilkan corporate governance perception index (CGPI) yaitu merupakan indeks hasil riset dan pemeringkatan penerapan konsep good corporate governance pada perusahaan-perusahaan yang telah menerapkan good corporate governance yang telah diakui di Indonesia

(7)

2671 (Windah dan Andono, 2013). Nilai CGPI merupakan salah satu elemen yang dapat dijadikan acuan investor untuk memilih berinvestasi pada suatu saham. Nilai good corporate governance yang tinggi mencerminkan bagaimana manajemen mengelola perusahaan dengan baik, sehingga nilai ROA perusahaan dianggap mencerminkan nilai sesungguhnya perusahaan tersebut dalam mengefisienkan segala sumber daya yang ada. Menurut Khatab et al. (2011) perusahaan yang menerapkan good corporate governance memiliki kinerja yang baik. Semakin baik tata kelola perusahaan, semakin tinggi tingkat kepercayaan investor pada suatu perusahaan sehingga semakin banyak pula investor yang tertarik pada saham perusahaan bersangkutan dan pada akhirnya akan meningkatkan nilai perusahaannya.

Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan telah banyak dilakukan sampai saat ini. Puspitasari dan Sudiyatno (2010), Chen Li dan Chen Shun (2011), Masodah dan Anwar (2012), Pertiwi dan Pratama (2012), Abiodun dan Babalola (2012), Imron,dkk. (2013), serta Bulan dan Astika (2014) menemukan bahwa ROA berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, namun hasil yang berbeda diperoleh oleh Suranta dan Merdiastuty (2004), serta Maria dan Yasa (2013) dalam penelitiannya menemukan bahwa ROA justru berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan.

Dengan adanya perbedaan hasil penelitian, perlu untuk dikembangkan model pengujian yaitu pengujian terhadap pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan dengan menambahkan corporate social responsibility dan good corporate governance sebagai variabel pemoderasi. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa

(8)

2672 perusahaan yang bertanggung jawab akan lingkungan sekitar dan sudah menerapkan tata kelola perusahaan yang naik, maka akan memberikan pengaruh yang lebih kuat terhadap peningkatan nilai perusahaan.

Berdasarkan uraian mengenai latar belakang, maka dapat dirumuskan pokok permasalahan pada penelitian ini, antara lain : 1). Apakah kinerja keuangan berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan yang terdaftar di BEI periode 2010-2013 ?; 2). Apakah pengungkapan corporate social responsibility mampu memoderasi hubungan kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan yang terdaftar di BEI periode 2010-2013 ?; 3). Apakah good corporate governance mampu memoderasi hubungan kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan yang terdaftar di BEI periode 2010-2013 ? Berdasarkan rumusan masalah yang dipaparkan diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1). Untuk mengetahui signifikansi pengaruh kinerja keuangan berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan yang terdaftar di BEI periode 2010-2013; 2). Untuk mengetahui pengaruh pengungkapan corporate social responsibility dalam memoderasi hubungan kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan yang terdaftar di BEI periode 2010-2013; 3). Untuk mengetahui pengaruh good corporate governance dalam memoderasi hubungan kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan yang terdaftar di BEI periode 2010-2013.

(9)

2673 Tujuan utama perusahaan adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham (Wahidawati, 2002). Suatu perusahaan dikatakan mempunyai nilai yang baik jika kinerja perusahaan juga baik. Nilai perusahaan dapat tercermin dari harga-harga sahamnya.

Jika nilai sahamnya tinggi dapat dikatakan nilai perusahaannya juga tinggi. Tujuan utama perusahaan menurut theory of the firm adalah untuk memaksimumkan kekayaan atau nilai perusahaan (value of the firm) (Salvatore, 2005). Sukamulja (2004), menyatakan semakin besar nilai Tobin’s Q menunjukkan bahwa perusahaan memiliki prospek pertumbuhan yang baik. Hal ini dapat terjadi karena semakin besar nilai pasar aste perusahaan dibandingkan dengan nilai buku asset perusahan, maka semakin besar kerelaan investor untuk mengeluarkan pengorbanan yang lebih untuk memiliki perusahaan tersebut. Menurut Kohli dan Saha (2008), nilai perusahaan merupakan dampak dari tata kelola keseluruhan nilai perusahaan yang dinilai menggunakan kapitalisasi pasar. Nilai kapitalisasi pasar diperoleh dari perkalian dari harga ekuitas dengan jumlah saham beredar, dimana perhitungan tersebut juga menggambarkan persepsi eksternal harga perusahaan.

Return On Asset (ROA) digunakan sebagai indikator pengukur kinerja keuangan dalam penelitian ini, karena ROA sangat cocok digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan total asset (kekayaan) yang dimiliki perusahaan setelah disesuaikan dengan biaya – biaya untuk mendanai aset tersebut (Hanafi, 2009:159). Return On Asset (ROA) merupakan rasio antara laba setelah pajak terhadap total aset. Semakin besar ROA menunjukkan

(10)

2674 kinerja keuangan yang semakin baik, karena tingkat pengembalian (return) semakin besar.

Menurut Bayoud dan Kavanagh (2012), manfaat utama yang dirasakan dari pengungkapan CSR adalah meningkatkan reputasi perusahaan dan meningkatkan kinerja keuangan, selain itu pengungkapan aktivitas CSR dapat mempengaruhi kinerja masa depan perusahaan (Bachtiar dan Siregar, 2010). Sembiring (2005) memberikan rincian item-item pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan yang telah disesuaikan untuk dapat diaplikasikan di Indonesia berdasarkan peraturan BAPEPAM No. VIII. G.2 tentang laporan tahunan. Terdapat 78 item pengungkapan yang tergolong dalam tujuh kategori pengungkapan tanggung jawab perusahaan (CSR) yaitu lingkungan, energy, kesehatan, dan keselamatan tenaga kerja, lain-lain tenaga kerja, produk, keterlibatan masyarakat, dan umum.

Corporate Governance Perception Index (CGPI) adalah program riset dan pemeringkatan penerapan tata kelola perusahaan yang baik di Indonesia pada perusahaan publik yang diselenggarakan oleh The Indonesian Institute of Corporate Governance (IICG). Hasil riset CGPI adalah penilaian dan pemeringkatan penerapan good corporate governance pada perusahaan peserta dengan memberikan skor dan pembobotan nilai berdasarkan acuan yang telah dibuat. CGPI akan memberikan apresiasi dan pengakuan kepada perusahaan-perusahaan yang telah menerapkan good corporate governance melalui CGPI Award dan penobatan sebagai perusahaan terpercaya yang disajikan dalam majalah SWA sebagai liputan utama. Pemeringkatan

(11)

2675 CGPI terbagi kedalam 3 kategori berdasarkan skor penilaian CGPI antara 0-100.

Berikut 3 kategori pemeringkatan berdasarkan skor yang diperoleh dari hasil penilaian CGPI, yaitu: 1). Cukup Terpercaya, skor CGPI antara 55-69; 2).

Terpercaya, skor CGPI antara 70-84; 3). Sangat Terpercaya, skor CGPI antara 85-100 Menurut Kasmir (2008: 365) kinerja perusahaan yang diproksikan dengan rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencara keuntungan atau laba dalam suatu periode tertentu. Sebuah perusahaan akan dapat meningkatkan nilai perusahaannya apabila menghasilkan laba yang tinggi, ketika laba perusahaan tinggi akan mempengaruhi pembagian dividen kepada para pemegang saham dimana tingginya harga saham yang terlihat di publik yang akan menjadi salag satu indikator penilaian investor pada sebuah perusahaan. Penelitian Puspitasari dan Sudiyatno (2010) dan Rizqia, dkk (2013) menemukan bahwa kinerja keuangan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Masodah dan Anwar (2012) juga menyatakan terdapat pengaruh antara kinerja keuangan (ROA) terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan hasil-hasil penelitian tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut.

H1 : Kinerja keuangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.

Kemampuan perusahaan dalam memberikan harapan yang tinggi terhadap nilai dimasa datang menyebabkan perusahaan tersebut akan dinilai tinggi oleh masyarakat. Namun adanya research gap yang ditemukan pada beberapa penelitian terdahulu menunjukkan adanya faktor lain yang mempengaruhi investor dalam menilai perusahaan. Arsoy et al. (2012) menemukan bahwa perusahaan yang

(12)

2676 memiliki kinerja keuangan yang baik, juga memiliki nilai tanggungjawab sosial yang baik. Menurut Bhidari et al. (2013) pengungkapan corporate social responsibility dapat meningkatkan kinerja keuangan terutama profitabilitas. Corporate social responsibility diharapkan mampu mempengaruhi hubungan antara kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan. Untuk meningkatkan nilai secara berkelanjutan (sustainable), perusahaan harus memperhatikan dimensi ekonomi, sosial dan lingkungan (Kusumadilaga, 2010). Tingkat profitabilitas yang tinggi tidak selalu menjadi jaminan atas peningkatan nilai suatu perusahaan.

Menurut Bowman & Haire dalam Agustine (2014), semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka semakin besar pengungkapan informasi sosial yang dilakukan perusahaan. Hal ini disebabkan masyarakat saat ini akan memilih perusahaan yang bertanggung jawab dan peduli terhadap lingkungan sekitar karena dengan mendukung perusahaan tersebut secara tidak langsung masyarakat pun turut berpartisipasi dalam memelihara lingkungan sekitar (Susanti dan Santoso, 2011).

Perusahaan yang peduli terhadap lingkungan dianggap lebih memperhatikan prospek kinerja perusahaan di masa depan sehingga akan dinilai positif oleh investor.

Perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi akan selalu berusaha untuk meningkatkan pengungkapan kegiatan sosial yang dilakukan oleh perusahaan sebagai usaha untuk meyakinkan investor bahwa perusahaan tidak hanya memperhatikan tujuan jangka pendek (profit), namun juga jangka panjang yaitu berupa peningkatan nilai perusahaan (Nahda dan Harjito, 2012), sehingga dapat disimpulkan bahwa CSR

(13)

2677 meningkatkan nilai perusahaan saat kinerja keuangan perusahaan meningkat.

Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis penelitiannya adalah :

H2 : Pengungkapan Corporate Social Responsibility mampu memperkuat hubungan kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan.

Kemampuan perusahaan dalam memberikan harapan yang tinggi terhadap nilai dimasa datang menyebabkan perusahaan tersebut akan dinilai tinggi oleh masyarakat. Namun adanya research gap yang ditemukan pada beberapa penelitian terdahulu menunjukkan adanya faktor lain yang mempengaruhi investor dalam menilai perusahaan. Good corporate governance diharapkan mampu mempengaruhi hubungan antara kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan. Perusahaan yang memiliki tingkat good corporate governance yang tinggi akan memperkecil kemungkinan manajemen perusahaan tersebut mengambil keputusan yang mementingkan pribadi mereka, sehingga nilai ROA benar-benar menunjukkan tingkat kinerja yang optimal dari perusahaan tersebut.

Hadad et al. (2011) menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara profitabilitas perusahaan yang diukur dengan EPS dan ROA dengan good corporate governance sebagai variabel pemoderasi. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai good corporate governance suatu perusahaan, semakin tinggi pula kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Nilai good corporate governance yang tinggi mampu meyakinkan investor akan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dimasa mendatang yang juga berarti meningkatkan minat investor untuk membeli saham perusahaan yang bersangkutan. Meningkatnya permintaan suatu perusahaan akan

(14)

2678 meningkatkan harga saham perusahaan sehingga akan memberikan return yang lebih tinggi pula. Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis penelitiannya adalah :

H3 : Good Corporate Governance mampu memperkuat hubungan kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian ini adalah kuantitatif yang menggunakan 1 (satu) variabel bebas, 2 (dua) variabel pemoderasi dan 1 (satu) variabel terikat. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel terikat (dependent) yaitu Nilai Perusahaan, variabel pemoderasi (moderating) adalah Corporate Social Responsibility dan Good Corporate Governance, sedangkan variabel bebas (independent) yaitu Kinerja Keuangan. Jumlah sampel yang diambil adalah sebanyak 39 (tiga puluh sembilan) perusahaan. Sampel yang diambil berdasarkan teknik purposive sampling, dimana sampel penelitian ditentukan berdasarkan nonprobability purposive sampling yang berarti pemilihan sampel berdasarkan kriteria tertentu.

Adapun kriteria perusahaan yang dijadikan sampel antara lain : 1). Perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010 – 2013; 2).

Perusahaan sampel tidak mengalami delisting selama periode pengamatan; 3).

Perusahaan sampel merupakan partisipan ISRA pada tahun 2010 – 2013; 4).

Perusahaan sampel masuk dalam peringkat CGPI yang diberikan oleh IICG pada periode 2010 – 2013.

(15)

2679 Teknik Analisis Data yang digunakan pada penelitian ini adalah model regresi linier sederhana dan Moderated regression analysis. Teknik ini digunakan untuk menjelaskan hubungan antara variabel-variabel Kinerja Keuangan, Corporate Social Responsibility, Good Corporate Governanc, dan Nilai Perusahaan di Bursa Efek Indonesia Periode 2010 - 2013.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1.

Uji Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Tobins_Q 39 0,8904 6,3239 1,828356 1,0660851

ROA 39 0,0178 0,2684 0,093436 0,0709809

CSR 39 0,5128 0,7436 0,603141 0,0534730

GCG 39 0,7073 0,9191 0,857285 0,0492718

ROA*CSR 39 0,0096 0,1858 0,058415 0,0470852 ROA*GCG 39 0,0163 0,2263 0,079138 0,0597527 Valid N (listwise) 39

Sumber: Data diolah, 2016

Berdasarkan hasil statistik deskriptif pada Tabel 1, diperoleh nilai terendah (minimum) dari Tobin’s Q sebesar 0,8904 dan nilai tertinggi (maximum) sebesar 6,3239. Nilai rata-rata (mean) dari Tobin’s Q sebesar 1,828356 dan nilai standar deviasi (standar deviation) sebesar 1,0660851. Berdasarkan hasil statistik deskriptif pada Tabel 1, diperoleh nilai terendah (minimum) dari return on assets sebesar 0,0178 dan nilai tertinggi (maximum) sebesar 0,2684. Nilai rata-rata (mean) dari return on

(16)

2680 assets sebesar 0,093436 dan nilai standar deviasi (standar deviation) sebesar 0,0709809.

Berdasarkan hasil statistik deskriptif pada Tabel 1, diperoleh nilai terendah (minimum) dari corporate social responsibility sebesar 0,5128 dan nilai tertinggi (maximum) sebesar 0,7436. Nilai rata-rata (mean) dari corporate social responsibility sebesar 0,603141 dan nilai standar deviasi (standar deviation) sebesar 0,0534730.

Berdasarkan hasil statistik deskriptif pada Tabel 1, diperoleh nilai terendah (minimum) dari good corporate governance sebesar 0,7073 dan nilai tertinggi (maximum) sebesar 0,9191. Nilai rata-rata (mean) dari good corporate governance sebesar 0,857285 dan nilai standar deviasi (standar deviation) sebesar 0,492718.

Tabel 2.

Uji Normalitas

No Persamaan Regresi Asymp. Sig. (2-tailed)

1 0,053

2 0,149

3 0,103

Sumber: Data diolah, 2016

Pada tabel 2 menunjukkan bahwa ketiga model uji tersebut memiliki nilai Asymp. Sig.

(2-tailed) lebih besar dari α = 0.05. Jadi, dapat disimpulkan bahwa ketiga persamaan regresi tersebut telah berdistribusi normal.

(17)

2681 Tabel 3.

Uji Autokorelasi

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of

the Estimate Durbin-Watson

1 0,773a 0,598 0,587 0,6851520 1,630

2 0,817a 0,667 0,639 0,6408292 1,799

3 0,779a 0,607 0,573 0,6963684 1,735

Sumber: Data diolah, 2016

Pada Tampilan Tabel 3 menunjukkan besarnya nilai Durbin Watson sebesar 1,630;

1,799 dan 1,735. Nilai D-W menurut tabel dengn n = 39 dan k = 3 didapat nilai dl = 1,3283 dan nilai du = 1,6575. Oleh karena nilai du<d<(4-du) (1,6575<1,630<2,3425), (1,6575<1,799<2,3425) dan (1,6575<1,735<2,3425), sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat autokorelasi pada model.

Tabel 4.

Uji Multikolinearitas

Model

Collinearity Statistics Tolerance VIF

2 ROA 0,662 1,511

CSR 0,691 1,447

ROA*CSR 0,939 1,065

3 ROA

GCG 0,777 1,287

ROA*GCG 0,751 1,332

Sumber: Data diolah, 2016

Tabel 4 menunjukkan bahwa nilai tolerance dari masing-masing variabel lebih besar dari 0,10 dan VIF kurang dari 10. Jadi, dapat disimpulkan bahwa model regresi tersebut tidak ditemukan adanya gejala multikolinearitas

(18)

2682 Tabel 5.

Uji Heterokedastisitas

No Persamaan Regresi Variabel Sig

1 ROA 0,304

2 ROA 0,147

CSR 0,190

ROA*CSR 0,213

3 ROA 0,720

GCG 0,525

ROA*GCG 0,612

Sumber: Data diolah, 2016

Tabel 5 menunjukkan bahwa nilai signifikansi masing-masing variabel bebas dari ketiga model uji tersebut lebih besar dari α = 0,05. Jadi, dapat disimpulkan bahwa ketiga persamaan regresi tersebut tidak terjadi heteroskedastisitas

Tabel 6.

Uji Analisis Linier Sederhana

Model Koefisien Regresi (β) T Sig.

(Constant) 0,743 4,065 0,000

ROA 11,613 7,416 0,000

R = 0,773a

R Square = 0,598

Adjusted R Square = 0,587

F Hitung = 55,002

Signifikansi F = 0,000b Sumber: Data diolah, 2016

Berdasarkan Tabel 6 dapat dibuat suatu model persamaan regresi linier sederhana sebagai berikut.

………(1) Persamaan regresi tersebut dapat diinterpretasikan sebagai berikut:

(19)

2683 Nilai konstanta (α) sebesar 0,743 dapat diartikan bahwa apabila variabel return on assets dianggap konstan atau nol, maka rasio Tobin’s Q yang dicapai akan naik (+) sebesar 0,743 satuan.

Nilai koefesien X11) sebesar 11,613 dapat diartikan bahwa apabila variabel return on assets naik (+) sebesar 1 satuan dengan asumsi variabel lain dianggap konstan atau nol, maka variabel Tobin’s Q diharapkan akan meningkat sebesar 11,613 satuan.

Tabel 6 menunjukkan bahwa variabel return on assets memiliki t hitung sebesar 7,416 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Oleh karena nilai t hitung bernilai positif dan tingkat signifikansi lebih kecil dari α = 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa return on assets memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap Tobin’s Q.

Adanya pengaruh yang positif dan signifikan kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan go public yang terdaftar di BEI menunjukkan bahwa kinerja keuangan memiliki pengaruh yang cukup kuat terhadap nilai perusahaan.

Kinerja keuangan yang tinggi mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan yang tinggi bagi pemegang saham, sehingga semakin besar keuntungan yang diperoleh semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membayarkan dividennya dan hal ini berdampak pada kenaikan nilai perusahaan.

Dengan demikian hipotesis pertama dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa kinerja keuangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan go public yang terdaftar di BEI dapat diterima. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Naceur dan goaied (2002), Puspitasari dan Sudiyatno (2010), Chen Li dan Chen Shun (2011), Gill dan

(20)

2684 Obradovich (2012) Masodah dan Anwar (2012), Pertiwi dan Pratama (2012), Abiodun dan Babalola (2012), Imron,dkk. (2013), serta Bulan dan Astika (2014), namun bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Maria dan Yasa (2013).

Menurut Ghozali (2012:87) secarakumum koefisienkdaterminasi (R2) untuk dataksilang (crossection) relatifkrendah karenakvariasi yangkbesar antaraksetiap pengamatan, kuntuk dataktime series biasanyakmempunyai nilaikkoefisien determinasikyang tinggi. Kelemahankpenggunaan koefisienkdeterminasi (R2) adalah biaskpadakjumlah variabelkbebas yangkdimasukkan kekdalam model. kSetiap tambahan satukvariabel bebas, kmaka R2 pasti meningkatktidak pedulikapakah variabelktersebut berpengaruhksecara signifikan terhadapkvariabel terikat. kOleh karenakitu, banyak penuliskmenganjurkan untukkmenggunakan nilaikAdjusted R2 padaksaat menilaikmana modelkregresi terbaik. Tidakkseperti R2, knilaikAdjustedkR2 dapatknaik ataukturunkapabila salahksatukvariabelkbebas ditambahkankke dalam model. kBerdasarkan Tabel 6, besarnya Adjusted R2 adalah 0,587. Hal ini berarti bahwa 58,7 % variasi variabel Tobin’s Q dapat dijelaskan oleh return on assets, sedangkan sisanya 41,3% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar model.

(21)

2685 Tabel 7.

Uji Moderated Regression Analysis 1

Model Koefisien Regresi (β) Std.

Error T Sig.

(Constant) 0,957 3,224 0,297 0,768

ROA -0,553 4,353 -0,127 0,900

CSR -2,609 5,654 -0,461 0,647

ROA*CSR 1,159 0,441 2,627 0,013

R = 0,817a

R Square = ,0667

Adjusted R Square = 0,639

F Hitung = 23,390

Signifikansi F = 0,000b Sumber: Data diolah, 2016

Berdasarkan Tabel 7 dapat dibuat suatu model persamaan regresi linier berganda sebagai berikut.

…….. (2) Persamaan regresi tersebut dapat diinterpretasikan sebagai berikut:

Nilai konstanta (α) sebesar 0,957 dapat diartikan bahwa apabila variabel return on assets, corporate social responsibility, dan interaksi antara return on assets dan corporate social responsibility dianggap konstan atau nol, maka rasio Tobin’s Q yang dicapai akan naik (+) sebesar 0,957 satuan.

Nilai koefesien X11) sebesar 0,553 dapat diartikan bahwa apabila variabel return on assets naik (+) sebesar 1 satuan dengan asumsi variabel lain dianggap konstan atau nol, maka variabel Tobin’s Q diharapkan akan menurun sebesar 0,553 satuan.

Nilai koefesien X22) sebesar 2,609 dapat diartikan bahwa apabila variabel corporate social responsibility naik (+) sebesar 1 satuan dengan asumsi variabel lain

(22)

2686 dianggap konstan atau nol, maka variabel Tobin’s Q diharapkan akan menurun sebesar 2,609 satuan.

Nilai koefesien X33) sebesar 1,159 dapat diartikan bahwa apabila variabel interaksi antara return on assets dan corporate social responsibility naik (+) sebesar 1 satuan dengan asumsi variabel lain dianggap konstan atau nol, maka variabel Tobin’s Q diharapkan akan meningkat sebesar 1,159 satuan.

Tabel 7 menunjukkan bahwa interaksi antara variabel return on assets dan corporate social responsibility memiliki t hitung sebesar 2,627 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,013. Oleh karena tingkat signifikansi lebih kecil dari α = 0,05, hal ini berarti bahwa corporate social responsibility mampu memoderasi hubungan antara return on assets dan Tobin’s Q. Dengan demikian, hipotesis kedua dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa corporate social responsibility mampu memoderasi hubungan antara return on assets dan Tobin’s Q pada perusahaan go public di BEI periode 2010 – 2013 dapat diterima. Nilai t hitung yang dimiliki bernilai positif, hal ini berarti bahwa corporate social responsibility mampu memoderasi dalam artian mampu memperkuat hubungan antara return on assets dan Tobin’s Q pada perusahaan go public di BEI periode 2010 – 2013.

Corporate social responsibility mampu memoderasi hubungan antara kinerja keuangan dan nilai perusahaan pada perusahaan go public yang terdaftar di BEI karena selain memperhatikan profit, perusahaan juga harus memperhatikan dimensi ekonomi, sosial dan lingkungan untuk meningkatkan nilai perusahaannya. Tingkat

(23)

2687 profitabilitas yang tinggi belum tentu menjadi jaminan atas meningkatnya nilai perusahaan. Perusahaan yang bertanggung jawab dan peduli terhadap lingkungan sekitar akan dianggap lebih memperhatikan prospek kinerja perusahaan di masa mendatang, sehingga dinilai positif oleh investor dan ketertarikan investor terhadap saham perusahaan tersebut mampu untuk meningkatkan nilai perusahaan. Selaras dengan hasil penelitian Zumrotun (2013) yang menyatakan peningkatan permintaan akan saham suatu perusahaan menjadi penyebab atas naiknya harga saham perusahaan di pasar modal yang berujung pada kenaikan nilai perusahaan. Dengan demikian, semakin besar nilai CSR sebuah perusahaan, maka semakin besar pula pengaruh yang ditimbulkan terhadap hubungan kinerja keuangan dan nilai perusahaan, sehingga dapat memperkuat hubungan antara kinerja keuangan dan nilai perusahaan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Anggitasari dan Mutmainah (2012), Maria dan Yasa (2013), serta Bulan dan Astika (2014). Berdasarkan Tabel 7, besarnya Adjusted R2 adalah 0,639. Hal ini berarti bahwa 63,9 % variasi variabel Tobin’s Q dapat dijelaskan oleh return on assets dan corporate social responsibility, sedangkan sisanya 36,1% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar model

(24)

2688 Tabel 8.

Uji Moderated Regression Analysis 2

Model Koefisien Regresi (β) Std.

Error T Sig.

(Constant) 9,717 4,910 1,979 0,056

ROA -5,212 3,737 -1,395 0,172

GCG -11,407 5,477 -2,083 0,045

ROA*GCG 1,824 ,499 3,654 0,001

R = 0,779a

R Square = 0,607

Adjusted R Square = 0,573

F Hitung = 18,021

Signifikansi F = 0,000b Sumber: Data diolah, 2016

Berdasarkan Tabel 8 dapat dibuat suatu model persamaan regresi linier berganda sebagai berikut.

……….(3) Persamaan regresi tersebut dapat diinterpretasikan sebagai berikut.

Nilai konstanta (α) sebesar 9,717 dapat diartikan bahwa apabila variabel return on assets, good corporate governance, dan interaksi antara return on assets dan good corporate governance dianggap konstan atau nol, maka rasio Tobin’s Q yang dicapai akan naik (+) sebesar 9,717 satuan.

Nilai koefesien X11) sebesar 5,212 dapat diartikan bahwa apabila variabel return on assets naik (+) sebesar 1 satuan dengan asumsi variabel lain dianggap konstan atau nol, maka variabel Tobin’s Q diharapkan akan menurun sebesar 5,212 satuan.

(25)

2689 Nilai koefesien X22) sebesar 11,407 dapat diartikan bahwa apabila variabel good corporate governance naik (+) sebesar 1 satuan dengan asumsi variabel lain dianggap konstan atau nol, maka variabel Tobin’s Q diharapkan akan menurun sebesar 11,407 satuan.

Nilai koefesien X33) sebesar 1,824 dapat diartikan bahwa apabila variabel interaksi antara return on assets dan good corporate governance naik (+) sebesar 1 satuan dengan asumsi variabel lain dianggap konstan atau nol, maka variabel Tobin’s Q diharapkan akan menurun sebesar 1,824 satuan.

Tabel 8 menunjukkan bahwa interaksi antara variabel return on assets dan good corporate governance memiliki t hitung sebesar 3,602 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,001. Oleh karena tingkat signifikansi lebih kecil dari α = 0,05, hal ini berarti bahwa good corporate governance mampu memoderasi hubungan antara return on assets dan Tobin’s Q. Dengan demikian, hipotesis ketiga dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa good corporate governance mampu memoderasi hubungan antara return on assets dan Tobin’s Q pada perusahaan go public di BEI periode 2010 – 2013 dapat diterima. Nilai t hitung yang dimiliki bernilai positif, hal ini berarti bahwa good corporate governance mampu memoderasi dalam artian mampu memperkuat hubungan antara return on assets dan Tobin’s Q pada perusahaan go public di BEI periode 2010 – 2013.

Good corporate governance mampu memoderasi hubungan antara kinerja keuangan dan nilai perusahaan pada perusahaan go public yang terdaftar di BEI karena selain memperhatikan profit, perusahaan juga harus memperhatikan tata

(26)

2690 kelolanya untuk meningkatkan nilai perusahaannya. Tingkat profitabilitas yang tinggi belum tentu menjadi jaminan atas meningkatnya nilai perusahaan. Perusahaan yang memiliki tata kelola yang baik merupakan salah satu bentuk dari perlindungan investor akan membuat investor merasa terlindungi ,sehingga dinilai positif oleh investor dan ketertarikan investor terhadap saham perusahaan tersebut mampu untuk meningkatkan nilai perusahaan. Selaras dengan hasil penelitian Zumrotun (2013) yang menyatakan peningkatan permintaan akan saham suatu perusahaan menjadi penyebab atas naiknya harga saham perusahaan di pasar modal yang berujung pada kenaikan nilai perusahaan. Dengan demikian, semakin besar nilai GCG sebuah perusahaan, maka semakin besar pula pengaruh yang ditimbulkan terhadap hubungan kinerja keuangan dan nilai perusahaan, sehingga dapat memperkuat hubungan antara kinerja keuangan dan nilai perusahaan. Hasil penelitian ini konsisten dengan agency theory serta penelitian yang dilakukan oleh Handoko (2010), namun bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Muliani, dkk (2012). Berdasarkan Tabel 8, besarnya Adjusted R2 adalah 0,573. Hal ini berarti bahwa 57,3 % variasi variabel Tobin’s Q dapat dijelaskan oleh return on assets dan corporate social responsibility, sedangkan sisanya 42,7% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar model.

(27)

2691 SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan pada hasil analisis data dan pembahasan yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1). Kinerja keuangan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan go public yang terdaftar di BEI periode 2010 – 2013, sehingga hipotesis pertama dalam penelitian ini diterima. Ini berarti setiap peningkatan kinerja keuangan akan mengakibatkan peningkatan nilai perusahaan; 2). Corporate social responsibility mampu memoderasi pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan go public yang terdaftar di BEI periode 2010 – 2013, sehingga hipotesis kedua dalam penelitian ini diterima; 3). Good corporate governance mampu memoderasi pengaruh Kinerja Keuangan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan go public yang terdaftar di BEI periode 2010 – 2013, sehingga hipotesis ketiga dalam penelitian ini diterima.

Berdasarkan pada simpulan diatas,maka saran yang dapat saya berikan sebagai berikut: 1). Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan refrensi untuk menambah bukti empiris pada manajemen keuangan mengenai pengaruh kinerja keuangan, terhadap nilai perusahaan dengan corporate social responsibility dan good corporate governance sebagai variabel moderasi; 2). Emiten diharapkan memperhatikan corporate social responsibility (CSR) dan good corporate governance (GCG) yang mampu memoderasi pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan. Selain itu

(28)

2692 diharapkan juga untuk memperhatikan return on assets sebagai proksi dari kinerja keuangan karena mampu memberikan pengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

REFERENSI

Abiodun, Yisau. and Babalola. 2012. The Impact of Corporate Social Responsibility on Firms’ Profitability in Nigeria. European Journal of Economics, Finance and Administrative Sciences. 45

Anggitasari, Niyanti dan Siti Mutmainah. 2012. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan dengan Pengungkapan Corporate Social Responsibility dan Struktur Corporate Governance Sebagai Variabel Pemoderasi. Diponegoro Journal of Accounting, 1(2): h: 1-15.

Anggraini, Fr Reni Retno. 2006. Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor-faktor yang mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan Keuangan Tahunan (Studi Empiris pada Perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta). Makalah yang disampaikan dalam Simposium Nasional Akuntansi IX.

Arsoy, Poroy Arlin, Ozer Arabaci, dan Aydem Ciftcioglu. 2012. Corporate Social Responsibility And Financial Performance Relationship: The Case Of Turkey.

The Journal of Accounting and Finance.

Bachtiar, Yanivi dan Sylvia Veronica Siregar. 2010. Corporate Social Reporting:

Empirical Evidence From Indonesia Stock Exchange. International Journal of Islamic and Middle Eastern Finance and Management. 3(3): h: 241 – 252.

Bayoud, Nagib Salem dan Marie Kavanagh. 2012. Corporate Social Responsibility Disclosure: Evidence From Libyan Managers. Global Journal Of Business Research. 6(5): h: 73 – 83.

Bhidari, Sandhika, Ubud Salim, dan Siti Aisjah. 2013. Effect of Corporate Social Responsibility Information Disclosure on Financial Performance and Firm Value in Bangking Industry Listed at Indonesia Stock Exchange. European Journal of Business and Management, 5(18).

Bulan, AA Ayu Trisna dan Ida Bagus Putra Astika. 2014. Moderasi Corporate Social Responsibility terhadap Pengaruh Kinerja Keuangan pada Nilai Perusahaan.

Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 8(2): h: 136-151.

Cheng, Beiting., Ioannis Ioannou and George Serafeim. 2011. Corporate Social Responsibility and Access to Finance. Strategic Management Journal, 35(1):

h: 1 – 23.

(29)

2693 Gill, Amarjit dan John D. Obradovich. 2012. The Impact of Corporate Governance and Financial Leverage on the Value of American Firms. International Research Journal of Finance and Economics. 91

Hermuningsih, Sri dan Dewi Kusuma Wardani. 2009. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan pada Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Malaysia dan Bursa Efek Indonesia. Jurnal Siasat Bisnis, 13(2): h: 173 – 183.

Imron, Galih Syaiful., Riskin Hidayat dan Siti Alliyah. 2013. Pengaruh Kinerja Keuangan dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan dengan Corporate Social Responsibility dan Good Corporate Governance Sebagai Variabel Moderasi. Jurnal Potensio, 18(2): h: 82-93.

Jensen, MC and Meckling. 1976.“Theory of the Firm: Managerial Behavior, Agency Costs and Ownership Structur”. Journal of Financial Economics. Volume 3, Halaman 305-360.

Kaihatu, Thomas S. 2006. Good Corporate Governance dan penerapannya di Indonesia. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, 8(1): h: 1-9

Kasmir, Dr. 2008. Analisis laporan keuangan. Edisi1-5, Jakarta: Rajawali Pers.

Khatab, et al. 2011. Corporate Governance and Firm Performance: A Case Study of Karachi Stock Market. International Journal of Trade, Economics and Finance, 2(1).

Kohli, Nisha and Saha. 2008. Corporate Governance and Valuation : Evidence from elected Indian Companies. International Journal of Disclosure and Governance, 5(3): h: 226 – 251.

Lasfer, Meziane and Mara faccio. 1999. Managerial Ownership Board Structure and Firm Value : The UK Evidence, http://ssrn.com/abstract:179008

Mahendra, Alfredo, Luh Gede Sri Artini dan A.A Gede Suarjaya. 2012. Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur di BEI. Jurnal Manajemen Strategi Bisnis dan Kewirausahaan, 6(2).

Maria, Ni Luh Susianti dan Gerianta Wirawan Yasa. 2013. Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Nilai Perusahaan dengan Pemoderasi Good Corporate Governance dan Corporate Social Responsibility. Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 3(1): h: 73 – 91.

Naceur, Samy Ben. and Goaied, Mohamed. 2002. The relationship between dividend policy, financial structure, profitability and firm value. Applied Financial Economics. 12: 843-849

(30)

2694 Nahda, Karjito dan D. Agus Harjito. 2011. Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan dengan Corporate Governance Sebagai Variabel Moderasi. Journal Siasat Bisnis, 15(1): h: 1 – 12.

Nuswandari, Cahyani. 2009. Pengungkapan Pelaporan Keuangan Dalam Perspektif Signalling Theory. Jurnal Ilmiah Kajian Akuntansi. 1(1): h: 47 – 50.

Permanasari, Wien Ika. 2010. Pengaruh Kepemilikan Manajemen, Kepemilikan Institusional dan Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan.

Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang.

Pertiwi, Tri Kartika dan Ferry Madi Ika Pratama. 2012. Pengaruh Kinerja Keuangan, Good Corporate Governance terhadap Nilai Perusahaan Food and Beverage.

Jurnal Manajemen dan Keirausahaan. Surabaya: Petra Christian University, 14(2): h: 118 – 127.

Prasinta, Dian. 2012. Pengaruh Corporate Governance terhadap Kinerja Keuangan.

Accounting Analysis Journal, 1(2).

Puspitasari, Elen dan Bambang Sudiyatno. 2010. Tobin’s Q dan Alman Z-score sebagai indikator pengukuran Kinerja Perusahaan. ISSN: 1979-4886, Jurnal Kajian Akuntansi, 2 : h: 9 – 21

Retno, R Dyah dan Denies Priantinah. 2012. Pengaruh Good Corporate Governance dan pengungkapan Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Nominal, 1(1): h: 84 – 103.

Rizqia, Dwita Ayu., Siti Aisjah dan Sumiati. 2013. Efect of Managerial Ownership, Financial Leverage, Profitability, Firm Size and Investment Opportunity on Dividend Policy and Firm Value. Research Journal of Finance and Accounting. 4(11): h: 1 – 11.

Ruan, Wenjuan ; Gary Tian and Shiguang Ma. 2011. Managerial Ownership Capital Structure and Firm Value : Evidence from Chinas Civilian-run Firms.

Australasian Accounting Business and Finance Journal, 5(3): h: 73 - 91.

Setiani, Rury. 2013. Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, dan Tingkat Suku Bunga terhadap Nilai perusahaan pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen, 2(1). Tersedia pada http://ejournal.unp.ac.id. Diunduh pada tanggal 20 November 2015.

Shleifer, A. and R.W. Vishny. 1997. A survey of Corporate Governance. Journal of Finance, 52(2): h: 107-108.

Supatmi. 2007. Corporate Governance dan Kinerja Keuangan. Jurnal Bisnis dan Ekonomi, 14 : h: 183 – 199.

(31)

2695 Wahidawati. 2002. Pengaruh Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan Institusional pada Kebijakan Hutang Perusahaan: Sebuah Perspektif Agency Theory. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, 5(1): h: 1 – 1.

Windah, G. Cynthia dan F.A. Andono. 2013. Pengaruh Penerapan Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Hasil Survey The Indonesian Institute Peception Index Periode 2008 – 2011. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, 2(1): h: 1 – 20

Zumrotun, Nafi’ah. 2013. Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Deviden dan Dampaknya Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal STIE Semarang ISSN 2252-7826. 5(3)

Gambar

Tabel 4.  Uji Multikolinearitas  Model  Collinearity Statistics Tolerance VIF   2  ROA  0,662  1,511  CSR  0,691  1,447  ROA*CSR  0,939  1,065   3  ROA  GCG  0,777  1,287  ROA*GCG  0,751  1,332
Tabel  5  menunjukkan  bahwa  nilai  signifikansi  masing-masing  variabel  bebas  dari  ketiga  model  uji  tersebut  lebih  besar  dari  α  =  0,05

Referensi

Dokumen terkait

Gerak pada dasarnya merupakan fungsionalisasi dari tubuh manusia (anggota gerak bagian kepala, badan, tangan, dan kaki), ruang secara umum (ruang gerak yang terdiri dari

Pada model akhir (Tabel 2) menunjukkan bahwa pengaruh pemberian umpan balik oleh tutor kepada mahasiswa selama tutorial lebih dominan daripada faktor mengklarifikasi

Pergerakan seperti ini adalah Pola Penerusan harga dimana harga bergerak sempit dengan garis atas (resistance) dan garis bawah (support), Pola channels yang naik

Mengingat pentingnya upaya dalam mengatasi permasalahan stress kerja dikalangan perawat khususnya yang bekerja di Qatar, maka diperlukan langkah-langkah pencegahan,

Terhadap hak gadai atas saham sebagai benda bergerak tidak berwujud dapat dibebankan hak gadai atau dapat mengadakan hak gadai dengan syarat- syarat antara lain harus ada

Bayi yang tidak mendapat ASI Eksklusif mempunyai risiko lebih tinggi mengalami gizi kurang daripada bayi yang mendapat ASI Eksklusif dan pemberian ASI eksklusif

71 tahun 2010 Pada Laporan Keuangan Badan Layanan Umum (Studi Kasus: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang). Pembimbing : Yona Octiani Lestari,

kamar mandi” karya Gusmel Riyald, ald, dapat diketahui bahwa d dapat diketahui bahwa drama ini menggunakan rama ini menggunakan alur maju yaitu dari pertama terjadi suatu