B
B
AB
A
B
I
I
P
PE
EN
ND
D
AH
A
H
UL
U
L
U
U
A
A
N
N
1.1 Latar Belakang
Penyusunan RPI2JM berfungsi untuk menstrukturisasi
program-program pembangunan infrastruktur ataupun program-program-program-program
investasi pembangunan infrastruktur, agar tahap investasi dan
pelaksanaan pembangunan infrastruktur menjadi lebih terarah dalam
berkesinambunagan. Penyusunan RPI2JM ini merupakan rangkaian
tahapan pekerjaan yang saling terkait dan melibatkan para pemangku
kepentingan, baik di pusat maupun di daerah. Dalam proses
penyusunan dokumen RPI2JM ini, dihasilkan rangkaian keterpaduan
antar dokumen dan sinkronitas antar program/kegiatan. Dokumen
acuan sebagai input untuk penyusun RPI2JM adalah RTR Kepulauan,
RTRWN, RTRW Provinsi, RTRW Kabupaten/Kota, RPJMN, RPJMD,
Renstra Kementrian/Lembaga dan Renstra SKPD.
Di dalam Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, dimana peraturan tersebut
menetapkan Kawasan Sorowako dan Sekitarnya sebagai Kawasan
Strategis Nasional dengan notasi (I/D/2). Notasi tersebut menunjukkan
bahwa pengembangan Kawasan Strategis Nasional Sorowako
dilakukan pada tahapan pengembangan I (2010-2014) dengan fokuspengembangan “Rehabilitasi dan Pengembangan Kawasan Strategis Nasional” dengan sudut kepentingan “Pendayagunaan
Sumberdaya Alam dan/atau Teknologi Tinggi”, khususnya
pengembangan/peningkatan kualitas kawasan.
Terkait dengan hal ini, maka dapat diketahui bahwa KSN Sorowako
dan Sekitarnya merupakan kawasan strategis dari sudut kepentingan
ini ditetapkan sebagai kawasan strategis nasional karena memiliki
sumber daya alam strategis nasional berupa sumber daya mineral
nikel yang keberadaannya mampu mendukung pertumbuhn
perekonomian nasional.
Fakta bahwa salah satu pertambangan yang berkontribusi besar
adalah pertambangan nikel, dan Indonesia saat ini merupakan pemilik
12% cadangan dunia nikel dan produsen nikel terbesar ke-4 dari 5
besar negara produsen nikel dunia yang bersama-sama menyumbang
lebih dari 60 persen produksi nikel dunia. Arahan perkembangan
pertambangan nikel ini pada tahun 2013 ditujukan untuk mendorong
berkembangnya industri hilir (dokumen MP3EI). Sementara, Sulawesi
merupakan daerah dengan produksi nikel paling maju di Indonesia
dengan memiliki 50 persen cadangan nikel se-Indonesia.
Pertambangan nikel di Sulawesi menyumbang sekitar 7 persen
terhadap PDRB Sulawesi. Untuk itu, penetapan Sorowako sebagai
Kawasan Strategis Nasional telah sesuai dengan kaidah-kaidah yang
digunakan terutama dalam hal pendayagunaan sumber daya alam
dan/atau teknologi tinggi guna mendukung pertumbuhan ekonomi
dengan tetap mempertahankan fungsi dan daya dukung lingkungan
hidup.
Seiring dengan penetapan Sorowako sebagai Kawasan Strategis
Nasional, maka saat ini sedang disusun Rencana Tata Ruang
Kawasan Strategis Nasional Sorowako dengan tujuan mewujudkan
kawasan pertambangan yang produktif, berdaya saing internasional,
dan berwawasan lingkungan berkelanjutan dalam rangka
pengembangan perekonomian nasional untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Terkait dengan tujuan pengembangan
kawasan ini dan sesuai dengan amanat Undang Undang No.32 tahun
2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup,
dimana pasal 15 ayat 1 menyatakan bahwa Pemerintah dan
prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan
terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan,
rencana, dan/atau program, maka Kajian Lingkungan Hidup Strategis
(KLHS) terhadap rencana pengembangan KSN Sorowako disusun.
Untuk mewujudkan bangsa yang mandiri, adil, dan makmur seperti
yang dicita-citakan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional (RPJPN) 2005-2025, salah satu caranya adalah dengan
mewujudkan pembangunan yang lebih merata dan berkeadilan melalui
perwujudan permukiman tanpa kumuh. Untuk menunjang lingkungan
permukiman di tanah air, perlu dibangun prasarana dan sarana
permukiman yang mencukupi dan berkualitas yang dikelola secara
profesional, kredibel, mandiri, dan efisien. Di samping itu, RPJPN juga
mengamanatkan bahwa pembangunan bidang air minum dan sanitasi
diarahkan pada upaya pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat serta
untuk menunjang pertumbuhan ekonomi. Hal ini ditekankan kembali
dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
2010-2014 yang menyatakan bahwa salah satu arahan kebijakan
dalam bidang pengembangan perumahan permukiman adalah
meningkatkan aksesibiltas masyarakat terhadap layanan air minum
dan sanitasi yang memadai.
Arahan dalam RPJPN dan RPJMN terkait pembangunan
infrastruktur permukiman merupakan amanat yang harus diemban
bersama oleh Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah
Kabupaten/Kota, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun
2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Dijelaskan
dalam PP 38 Tahun 2007 bahwa Pemerintah Kabupaten/Kota
berperan sebagai pelaksana pembangunan infrastruktur fisik bidang
Cipta Karya, sedangkan Pemerintah Pusat bertindak sebagai
pengatur, pembina, dan pengawas pembangunan infrastruktur
permukiman di Indonesia. Hal ini sesuai kebijakan desentralisasi yang
untuk lebih berperan aktif dalam melayani dan mensejahterakan
masyarakat. Agar dapat memberikan manfaat yang sebesarbesarnya
bagi masyarakat, pemerintah daerah perlu merencanakan
pembangunan infrastruktur Permukiman secara terpadu dengan
mendayagunakan sumber daya secara optimal, efisien, dan efektif
sesuai dengan kaidah pembangunan berkelanjutan.
Berdasarkan hal tersebut, Direktorat Jenderal Cipta Karya,
Kementerian Pekerjaan Umum, dalam mengemban tugasnya sebagai
perumus dan pelaksana kebijakan dan standar teknis bidang Cipta
Karya, mengambil inisiatif untuk mendukung pemerintah
kabupaten/kota dalam menyiapkan perencanaan program khusus
bidang Cipta Karya yang diberi nama Rencana Program Investasi
Jangka Menengah (RPIJM) bidang Cipta Karya. RPIJM ini
dikembangkan sebagai upaya Ditjen Cipta Karya dalam melaksanakan
pembangunan infrastruktur permukiman secara merata di seluruh
wilayah tanah air dengan cara yang lebih terpadu, efisien dan efektif
sehingga dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi
seluruh masyarakat.
RPI2JM mulai dirintis sejak tahun 2005 berdasarkan Surat Edaran
Direktur Jenderal Cipta Karya No. Pr. 02.03-Dc/496 perihal
Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya. Sebagai tindak lanjut dari
Surat Edaran tersebut, Ditjen Cipta Karya juga telah menyusun Buku
Pedoman Penyusunan RPI2JM bidang Cipta Karya sebagai panduan
bagi pemerintah kabupaten/kota dalam menyusun RPI2JM.
RPI2JM merupakan dasar pemrograman dan penganggaran di
lingkungan Ditjen Cipta Karya. Mengingat fungsinya yang cukup
penting, maka RPI2JM sudah sepatutnya memiliki kualitas yang baik
serta disiapkan secara rasional, inklusif, dan terpadu. Oleh karena itu,
dalam rangka peningkatan kualitas RPI2JM perlu dilakukan
penyempurnaan Pedoman Penyusunan RPI2JM. Dalam pedoman
dengan kebijakan baru dan perubahan pengaturan terkait bidang Cipta
Karya. Selain itu, penyusunan dokumen RPI2JM perlu
mempertimbangkan kemampuan keuangan, kelembagaan daerah,
serta dampak pembangunan infrastruktur permukiman terhadap
lingkungan dan kondisi sosial setempat. Dengan adanya Pedoman
RPI2JM yang baru, diharapkan Pemerintah Kabupaten/Kota dapat
menggerakkan semua sumber daya secara optimal dalam memenuhi
kebutuhan pembangunan infrastruktur permukiman, sekaligus
mendukung upaya percepatan pencapai sasaran nasional
pembangunan bidang Cipta Karya.
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2JM) Kabupaten/Kota merupakan dokumen rencana dan program
pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya dalam periode lima
tahun, yang dilaksanakan secara terpadu oleh Pemerintah, Pemerintah
Daerah, maupun oleh masyarakat/swasta, yang mengacu pada
rencana tata ruang, untuk menjamin keberlangsungan kehidupan
masyarakat yang berkualitas dan mewujudkan pembangunan
infrastruktur Cipta Karya yang berkelanjutan. RPI2JM telah diinisiasi
sejak tahun 2005 melalui Surat Edaran Direktur Jenderal Cipta Karya
No. Pr. 02.03-Dc/496 tanggal 9 Desember 2005 tentang Penyusunan
Program Investasi Jangka Menengah Pembangunan PU Bidang Cipta
Karya (Infrastruktur Permukiman) Kabupaten/Kota.
Pada era desentralisasi saat ini, Pemerintah Daerah perlu
meningkatkan komitmennya dalam pengembangan infrastruktur bidang
Cipta Karya. Sesuai dengan tugasnya, Direktorat Jenderal Cipta Karya
memfasilitasi pemerintah kabupaten/kota serta provinsi untuk
menyiapkan perencanaan program bidang Cipta Karya secara terpadu
melalui Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2JM) bidang Cipta Karya.
RPI2JM bidang Cipta Karya menjadi acuan bagi pemrograman dan
rencana tindak bagi pemerintah kabupaten/kota serta provinsi untuk
membangun infrastruktur bidang Cipta Karya secara terpadu, efisien,
dan efektif. Keterpaduan ini meliputi keterpaduan sektor
(pengembangan permukiman, penataan bangunan dan lingkungan,
pengembangan air minum, dan pengembangan penyehatan
lingkungan permukiman), serta keterpaduan pendanaan. RPI2JM
bidang Cipta Karya juga berfungsi untuk mengakomodasikan
kebutuhan infrastruktur permukiman di daerah serta menjawab isu
strategis terkini. Mengingat fungsinya yang penting, RPIJM bidang
Cipta Karya perlu disiapkan oleh setiap pemerintah kabupaten/kota
bersama pemerintah provinsi dengan kualitas yang baik.
1.2 Pengertian dan Kedudukan RPI2JM Bidang Cipta Karya
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka
Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya merupakan dokumen
perencanaan dan pemrograman pembangunan infrastruktur Bidang
Cipta Karya yang disusun oleh Pemerintah Kabupaten/Kota dengan
jangka waktu 5 (lima) tahun, dan dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat,
Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, masyarakat, dan
dunia usaha dengan mengacu pada rencana tata ruang dan kebijakan
skala nasional, provinsi, dan kabupaten kota, untuk mewujudkan
keterpaduan pembangunan permukiman yang layak huni dan
berkelanjutan.
RPI2JM Bidang Cipta Karya di susun dengan mengintegrasikan
berbagai dokumen perencanaan special maupun sektoral,mulai dari
tingkat pusat, provinsi, hingga kabupaten/kota. RPI2JM Bidang Cipta
Karya disusun sebagai dokumen teknis operasional pembangunan
infrastruktur Bidang Cipta Karya sesuai dengan dokumentasi rencana
yang ada, dengan perkuatan pada rencana investasi sesuai dengan
Gambar 1.1
Kedudukan RPI2-JM Bidang Cipta Karya pada Sistem Perencanaan Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya
1.3 Keterkaitan RPI2-JM Bidang Cipta Karya dengan RPI2JM
Bidang PU
Kementerian Pekerjaan Umum (PU) telah merumuskan Rencana
Pembangunan Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
kepada Provinsi Sulawesi Selatan yang merupakan pemenang
Penilaian Kinerja Perangkat Daerah (PKPD) Bidang Penataan Ruang Tahun 2011. “RPI2JM merupakan sintesa pengelelolaan pembangunan”. RPI2JM memiliki fungsi sebagai penjabaran implementatif dari Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi,
maka akan sangat penting untuk menangkap aspirasi dari
masing-masing provinsi supaya dapat mensinkronisasikan rencana
Perumusan konsep RPI2JM sebenarnya merupakan salah satu
keluaran dari bentuk kegiatan yang menjadi hadiah bagi
provinsi-provinsi yang menjadi pemenang PKPD Bidang Penataan Ruang
Tahun 2011, program kerja yang ditawarkan Kementerian Pekerjaan
Umum melalui Direktorat Jenderal Penataan Ruang adalah
Peningkatan Kelembagaan dan Kualitas Pelaksanaan Penataan
Ruang.
Perumusan RPI2JM melibatkan pemerintah daerah dan para
pemangku kepentingan pada bidang perencanaan pembangunan
nasional, pekerjaan umum, perhubungan, serta energi dan kelistrikan.
Diharapkan provinsi dapat meningkatkan kemampuan aparat
pemerintah daerah, khususnya dalam pemanfaatan dan pengendalian
rencana tata ruang, serta dapat menyusun RPI2JM pembangunan
wilayah yang aman, nyaman, dan berkelanjutan.
Penyelarasan program-program Pembangunan infrastruktur
Pekerjaan Umum dan permukiman hendaknya dilakukan dengan tetap
mengedepankan prinsip-prinsip yang mendorong tercapainya
keterpaduan, sinergitas, efektifitas dan efisiensi pemanfaatan sumber
pendanaan pembangunan, baik yang bersumber dari Pemerintah
Pusat maupun Pemerintah Daerah (Provinsi/Kabupaten/Kota).
Meningkatkan kemanfaatan infrastruktur PU dan permukiman yang
telah dan akan dibangun, beberapa hal perlu mendapat perhatian kita
semua, karena pembangunan infrastruktur tidak berhenti pada tahap
perencanaan, namun perlu ditindaklanjuti pada tahap pelaksanaan,
tahap pemeliharaan dan pemanfaatannya.
Dalam rangka pencapaian tersebut, perlu dilakukan upaya integrasi
dan sinkronisasi potensi sumber daya Pemerintah Pusat dengan
Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota agar rencana dan program
pembangunan yang akan dilaksanakan mencapai hasil yang maksimal
Tahun 2013 merupakan tahun empat pelaksanaan RPJMN
2010-2014 dan Rencana Strategis (Renstra) Kementerian PU 2010-2010-2014
sehingga pemenuhan target rencana pembangunan lima tahun
tersebut tinggal setahun yakni 2014. Prioritas dan fokus pembangunan
kedepan diarahkan untuk mempercepat dan menajamkan
pembangunan infrastruktur melalui pelaksanaan kebijakan umum
pembangunan nasional yaitu: pro growth, pro poor, pro job dan pro
environment, untuk memastikan tercapainya target pertumbuhan
ekonomi, peningkatan daya saing, penurunan pengangguran dan
kemiskinan, dan juga semakin terjaganya kelestarian lingkungan.
Renstra Kementerian PU tahun 2010-2014 memiliki visi: “Tersedianya Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Permukiman yang Andal untuk Mendukung Indonesia Sejahtera 2025”, telah pula menetapkan target capaian 2014 dalam rangka mencapai tujuan (1)
meningkatkan kualitas penyelenggaraan penataan ruang untuk
terlaksananya pengembangan wilayah dan pembangunan nasional
serta daerah yang terpadu dan sinergis bagi terwujudnya ruang yang
aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan, (2) meningkatkan
keandalan sistem jaringan infrastruktur pekerjaan umum, dan
pengelolaan sumber daya air untuk meningkatkan daya saing melalui
pertumbuhan ekonomi nasional, ketahanan pangan, ketahanan air dan
ketahanan energi, (3) meningkatkan kualitas lingkungan permukiman
dan cakupan pelayanan infrastruktur dasar bidang permukiman untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, (4) meningkatkan kapasitas
pengawasan pengendalian pelaksanaan dan, dan akuntabilitas kinerja
untuk mencapai efektivitas dan efisiensi pelayanan publik bidang
pekerjaan umum dan (5) meningkatkan kapasitas kelembagaan dan
SDM aparatur dan jasa konstruksi serta penelitian dan pengembangan
bidang pekerjaan umum dan permukiman untuk meningkatkan kinerja
Pembangunan infrastruktur memerlukan waktu yang panjang dan
biaya yang relatif besar, sehingga pelaksanaan perencanaan
pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dan permukiman,
seyogyanya mengguakan mekanisme penyusunan program
infrastruktur jangka menengah yang terintegrasi dengan
memperhatikan potensi sumber daya yang ada di Pemerintahan Pusat,
Provinsi dan Kabupaten serta Kota agar rencana program
pembangunan yang akan dilaksanakan mendapatkan hasil yang
maksimal dan dapat memenuhi sasaran secara nasional.
Penyusunan program dan kegiatan tahun 2014 harus juga
mengacu pada arahan direktif presiden, yang meliputi beberapa
kebijakan khusus Pemerintah yang harus dituangkan dalam prioritas
program dengan dilengkapi target yang telah ditetapkan, diantaranya:
percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi pada koridor
ekonomi dengan membangun pusat-pusat pertumbuhan dan
mengembangkan cluster industri serta Kawasan Ekonomi Khusus
(KEK) yang berbasis sumber daya unggulan. Selain itu diperlukan pula
perkuatan domestic connectivity yaitu konektivitas intra dan inter
pusat-pusat pertumbuhan, intra koridor dan keterkaitan dengan pintu
perdagangan internasional (hub), seperti rencana percepatan penyediaan air minum, dalam rangka pencapaian target MDG’s. Terkait dengan bidang ke-PU-an, akan dilakukan pula peningkatan dan
perluasan program pro-rakyat antara lain meliputi; (a) Program rumah
murah dan sangat murah, (b) Program Air Bersih untuk Rakyat, (c)
Program Peningkatan Kehidupan Nelayan, (d) Program Peningkatan
Kehidupan Masyarakat Pinggir Perkotaan dan di bantaran kali.
Permasalahan tata ruang di Indonesia saat ini memang cukup
kompleks. Hal ini dapat dimengerti karena munculnya Undang-Undang
nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang yang mengatur
keterpaduan antar sektor dinilai cukup terlambat. Namun demikian kita
nasional yang sehat aman dan nyaman sehingga seluruh kepentingan
sektoral dapat terakomodir dengan baik.
Perda Penataan Ruang baik provinsi maupun kabupaten/kota
sebagai acuan utama dalam pelaksanaan program-program
pembangunan di Daerah agar sesuai dengan koridor yang sudah
ditetapkan dalam RTRW, yang memberikan kepastian bagi para
pelaku pembangunan dan bagi investor untuk menanam modalnya di
daerah, sekaligus berfungsi sebagai basis untuk melakukan
pembangunan secara tertib seperti di bidang jalan, sumber daya air,
maupun prasarana permukiman.
Prinsip penyusunan program/kegiatan pembangunan dalam tahun
2014 lebih realistis untuk dilaksanakan, yaitu dengan memprioritaskan
pada pekerjaan lanjutan kontrak tahun jamak yang sudah mengikat,
penuntasan dan penyelesaian pembangunan infrastruktur yang segera
dapat berfungsi (rounding up), serta melaksanakan penanganan
kegiatan operasi-pemeliharaan, rehabilitasi dan preservasi, dan
perawatan setelah pembangunan selesai (pasca konstruksi) yang perlu
diperhatikan sehingga dapat menghasilkan manfaat yang
sebesar-besarnya bagi masyarakat yang sangat mendambakan ketersediaan
infrastruk yang handal.
Dengan semakin baiknya proses perencanaan dan pemrograman
yang berbasis tata ruang yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah,
maka diharapkan tdak ada lagi bangunan infrastruktur yang tidak bisa
dimanfaatkan, tidak bisa diselesaikan karena terkendala masalah
sosial dan pengadaan tanah, tidak didukung secara berkelanjutan oleh
daerah, serta bertentangan dengan upaya kelestarian lingkungan.
Seluruh jajaran di daerah harus berkomitmen dalam mendukung
tercapainya target dan sasaran yang telah ditetapkan di dalam
RPJMN, RPJMD dan Renstra Kementerian PU tahun 2010-2014
dengan beberapa inisiatif baru untuk melaksanakan pembangunan
Kualitas perencanaan dan proses pembangunan yang berdampak
pada belum baiknya kemanfaatan infrastruktur pekerjaan umum dan
permukiman yang telah terbangun. Dalam perencanaan pembangunan
infrastruktur masih banyak kegiatan yang bersifat sektoral dan tidak
terpadu, bukan saja antara pusat dan daerah namun juga antar sektor
di darah, sehingga perlu dilaksanakan perencanaan dan
pembangunan yang lebih sinkron dan terintegrasi. Oleh karena itu
dalam tahun-tahun mendatang pemerintah akan menggunakan format
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka
Menengah Kementrian PU (RPI2JM) sebagai dokumen
perencanaan dan penganggaran yang mengintegrasikan Rencana
Strategis Kementrian dengan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Pemerintah Daerah maupun Renstra Kemenrterian dan
lembaga lainnya. RPI2JM digunakan sebagai landasan untuk
penyusunan program tahunan dalam rangka mengoptimalkan berbagai
sumber pendanaan baik dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah
maupun dunia usaha/masyarakat. Termasuk optimalisasi dana
dekonsentrasi dan tugas perbantuan, serta kegiatan yang
menggunakan anggaran DAK dan Otonomi Khusus.
Upaya yang lebih sistematis dengan instrumen RPI2JM untuk
koordinasi, pelaksanaan serta integrasi dan sinkronisasi perencanaan
seyogyanya dimulai dari tahap Musrenbangda di tingkat
Kabupaten/Kota, Provinsi sampai Musrenbangnas. Oleh karena itu
perlua upaya menuju kepada keterpaduan program dan keterpaduan
rencana pembangunan yang disusun, sehingga lebih cepat dan lebih
murah untuk dimanfaatkan masyarakat. Perbandingan antara RPIJM,
RPIIJM, SPPIP, RPKPP dan Penyelenggaraan Infrastruktur PU Dan
Tabel 1.1
Perbandingan Antara RPIJM, RPIIJM, SPPIP, RPKPP Dan Penyelenggaraan Infrastruktur PU Dan Permukiman
Aspek RPIJM RPI2JM SPPIP/ RPKPP Penyelenggaraan Infrastruktur PU dan Permukiman
Kumuh Infrastruktur PU dan Permukiman
Keluaran
Strategi Pembangunan Permukiman dan
Infrastruktur Perkotaan
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas
Strategi dan Rencana
Penyelenggaraan Infrastruktur PU dan Permukiman di Kawasan Strategis
Infrastruktur Energi dan Ketenagalistrikan
Cipta Karya-Permukiman Kumuh
Kementerian PU (Cipta Karya, Bina Marga, SDA)
Sifat Operasional Operasional Operasional Operasional
Batasan Kawasan
Batas
Administratif Batas Administratif
Batas Administratif dan
Kawasan Strategis Kawasan Strategis
Koordinator Gubernur Gubernur Gubernur Bappenas (KSN), Bappeprov
Skala Kabupaten, Kota Provinsi, Kabupaten,
Kawasan Strategis Kota
Kawasan Strategis (Nasional, Provinsi, Kabupaten, Kota) Sinergi Pusat Daerah Pusat Daerah Pusat Daerah Pusat Daerah
1.4 Maksud dan Tujuan
Maksud RPI2JM yaitu untuk mewujudkan kemandirian kabupaten/kota
dalam penyelenggaraan pembangunan infrastruktur permukiman yang
berkelanjutan, menciptakan kualitas kehidupan masyarakat yang sejahtera
selaras dengan tujuan pembangunan nasional.
Sedangkan tujuan RPI2JM adalah sebagai dokumen yang dijadikan acuan
dalam perencanaan program dan anggaran serta pembangunan infrastruktur
Bidang Cipta Karya yang berasal dari berbagai sumber pendanaan, baik
APBN, APBD Propinsi, APBD Kabupaten/Kota, maupun sumber pendanaan
lainnya. RPIJM memuat rencana program dan investasi dalam jangka waktu
lima tahun yang mencakup sektor-sektor yang ada di lingkungan Ditjen Cipta
Karya, yaitu Pengembangan Permukiman, Penataan Bangunan dan
Lingkungan, Sistem Penyediaan Air Minum, dan Penyehatan Lingkungan
Permukiman (air limbah permukiman, persampahan, dan drainase.
1.5 Prinsip Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Prinsip dasar RPI2-JM Bidang Cipta Karya secara sederhana adalah:
a. Multi Tahun, yang diwujudkan dalam kerangka waktu 5 (lima) tahun
untuk rencana investasi yang disusun.
b. Multi Sektor, yaitu mencakup sektor/bidang pengembangan sistem
penyediaan air minum, pengembangan sistem pelayanan persampahan,
pengembangan sistem pelayanan air limbah, pengembangan sistem
pematusan kota/drainase, peningkatan kualitas kawasan kumuh dan
peremajaan permukiman, penanganan kawasan kumuh, pengembangan
kawasan dan ruang terbuka hijau, serta penanggulangan kebakaran dan
penataan bangunan gedung.
c. Multi Sumber Pendanaan, yaitu memadukan sumber pendanaan
pemerintah, sumber pendanaan swasta, dan masyarakat. Sumber
Kabupaten/Kota, sedangkan dana swasta dapat berupa Kerjasama
Pemerintah Swasta (KPS) dan Coorporate Social Responsibility (CSR).
Masyarakat dapat berkontribusi dalam pemberdayaan masyarakat,
antara lain dalam bentuk barang dan jasa.
d. Multi Stakeholder, yaitu melibatkan masyarakat, pemerintah, dan
swasta sebagai pelaku pembangunan dalam proses penyusunan
RPI2-JM Bidang Cipta Karya maupun pada saat pelaksanaan program.
e. Partisipatif, yaitu memperhatikan kebutuhan dan kemampuan daerah
(kabupaten/kota dan provinsi) sesuai karakteristik setempat (bottom-up).
Dengan 5 (lima) prinsip dasar tersebut, diharapkan kemandirian daerah
dapat terwujud, sehingga pembangunan yang efektif dan efisien dapat
tercapai. RPI2-JM Bidang Cipta Karya bersifat dinamis dan dapat dikaji
(review) setiap tahunnya dalam rangka penyesuaian dengan arahan
pembangunan yang ada sesuai dengan kebutuhan daerah.
1.6 Muatan Dokumen RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Secara substansi muatan RPI2-JM Bidang Cipta Karya terdiri 13
(Tiga Belas) bab yaitu:
BAB I Pendahuluan
Dalam bab ini berisi latar belakang, tujuan dan kedudukan RPI2JM Bidang
Cipta Karya serta cakupan kerja.
Bab II Konsep Perencanaan Bidang Cipta Karya
Dalam bab ini berisi tentang konsep perencanaan dan pelaksanaan program
ditjen cipta karya, amanat pembangunan nasional terkait bidang cipta karya,
peraturan perundangan terkait bidang PU/ CK, amanat internasional bidang
cipta karya.
Bab III Rencana Tata Ruang Wilayah Sebagai Arahan Spesial RPI2JM
Dalam bab ini berisi tentang RTRWN, RTRW kawasan strategis nasional,
Bab IV Arahan Strategis Nasional
Dalam bab ini berisi tentang kawasan strategis nasional (KSN), pusat
kegiatan strategis (KSN), pusat kegiatan nasional (PKN), masterplan
percepatan dan perluasan Indonesia (MP3EI), dan kawasan ekonomi
khusus.
Bab V Prioritas Kabupaten/Kota Bidang Cipta Karya
Dalam bab ini berisi tentang kabupaten/kota prioritas strategis nasional
klaster A, kabupaten/kota prioritas strategis nasional klaster B,
kabupaten/kota dalam rangka pemenuhan standar pelayanan (SPM),
Pemberdayaan Masyarakat( Klaster D), kabupaten/kota klaster E bagi
daerah dengan program dan inovasi yang kreatif.
Bab VI Profil Kabupaten Luwu Timur
Dalam bab ini berisi tentang gambaran geografis dan adminitrasi wilayah,
gambaran demografi, gambaran topografi, gambaran geohidrologi, gambaran
geologi, gambaran klimatologi, kondisi sosial dan ekonomi.
Bab Vll Keterpaduan Strategis Pengembangan Kabupaten Luwu Timur
Bab ini membahas tentang arahan rencana tata ruang wilayah Kabupaten
Luwu Timur, arahan rencana pembangunan jangka menengah daerah
(RPJMD), arahan peraturan daerah tentang bangunan gedung, arahan
rencana induk system penyediaan air minum kabupaten barru, arahan
strategis sanitasi kota (SSK), arahan rencana tata bangunan dan lingkungan,
arahan rencana pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman
(RP2KP) Kabupaten Luwu Timur, arahan rencana tata bangunan dan
lingkungan di kawasan strategis Kabupaten Barru (RTBL KSK), dan Integrasi
strategis pembangunan Kab/Kota dan sektor.
Bab Vlll Aspek Teknis Per Sektor
Dalam bab ini berisi tentang pengembangan permukiman, penataan
bangunan dan lingkungan, sistem penyediaan air minum, penyehatan
Bab lX Keterpaduan Program berdasarkan Entitas
Dalam bab ini berisi usulan program di entitas regional, usulan program di
entitas kabupaten/kota, usulan program di entitas kawasan, dan usulan
program di entitas lingkungan/komunitas.
Bab X Aspek Lingkungan Dan Sosial Dalam Pembangunan Bidang Cipta
Karya
Dalam bab ini berisi aspek lingkungan dan aspek sosial.
Bab Xl Aspek Pembiayaan Pembangunan Bidang Cipta Karya
Dalam bab ini berisi tentang arahan kebijakan pembiayaan bidang cipta
karya dan profil APBD kabupaten/kota,
Bab Xll Aspek Kelembagaan
Dalam bab ini berisi tentang arahan kebijakan kelembagaan cipta karya,
kondisi Kelembagaan saat Ini, anlisis kelembagaan, rencana pengembangan
kelembagaan.
BAB Xlll Matriks Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur
Jangka Menngah Bidang Cipta Karya (RPI2JM Bidang CK)
Dalam bab ini berisi matriks rencana terpadu dan program investasi
infrastruktur jangka menengah (RPI2-JM) bidang cipta karya Kabupaten
Barru, matriks rencana terpadu dan program investasi infrastruktur jangka
menengah (RPI2-JM) bidang cipta karya Kabupaten Barru di setiap Entitas.
1.7 Mekanisme Penyusunan dan Penilaian RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Mekanisme penyusunan dan penilaian RPI2-JM Bidang Cipta Karya
dipaparkan dalam 3 (tiga) bagian, yaitu hubungan kerja penyusunan RPI2-JM
Bidang Cipta Karya, langkah penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya, serta
Penilaian Kelayakan RPI2-JM Bidang Cipta Karya.
Penyusunan RPI2-JM bidang Cipta Karya kabupaten/kota pada
dasarnya melibatkan pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan
pemerintah kabupaten/kota. Pemerintah pusat, dalam hal ini Ditjen
Cipta Karya, bertindak sebagai pembina. Sedangkan, pemerintah provinsi
berperan sebagai fasilitator, dan pemerintah kabupaten/kota merupakan
penyusun dari dokumen RPI2-JM Bidang Cipta Karya.
Di dalam mekanisme penyusunan RPI2-JM Cipta Karya terdapat unit
pelaksanaan di Pusat dan Daerah. Pada tingkat pusat dibentuk Satgas
RPI2-JM/Randal, melalui Surat Keputusan Direktur Jenderal Cipta Karya,
yang terdiri dari pejabat yang mewakili Direktorat Bina Program, Direktorat
Pengembangan Permukiman, Direktorat Tata Bangunan dan Lingkungan,
Direktortat Pengembangan Air Minum, Direktorat Pengembangan PLP,
dan Sekretariat Ditjen Cipta Karya. Untuk kemudahan komunikasi dan
koordinasi, pada struktur Satgas terdapat juga Koordinator Wilayah
(Korwil) Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua-Maluku.
Pada tingkat provinsi, dibentuk satgas RPI2-JM yang berfungsi
memfasilitasi antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Kabupaten/Kota
dalam penyusunan RPI2-JM. Satgas Provinsi dapat dibentuk melalui SK
Gubernur/Sekda. Adapun anggotanya terdiri dari unsur Bappeda, Dinas
PU/CK/Permukiman, BPLHD, Dispenda, SKPD terkait pembangunan
Cipta Karya, dan Satker-Satker Cipta Karya Provinsi.
Sumber : Dit. Bina Program, DJCK 2014
Gambar 1.2
Hubungan Kerja Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Dengan melibatkan seluruh stakeholder pada penyusunan RPI2-JM
Bidang Cipta Karya, diharapkan pembangunan infrastruktur Bidang
Cipta Karya dapat berjalan dengan efisiendan efektif dalam rangka
mewujudkan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan.
1.7.2 Langkah Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Dalam penyusunannya, RPI2-JM Bidang Cipta Karya harus
mengacu pada dokumen perencanaan yang ada, baik dokumen
pembangunan nasional, perencanaan sektoral, maupun perencanaan
spasial. Gambar 1.3 memaparkan langkah-langkah penyusunan RPI2-JM
Gambar 1.3
Langkah Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Dari Gambar 1.3 dapat dilihat bahwa seluruh anggota Satgas, baik di
tingkat Pusat, Provinsi, maupun Kabupaten/Kota memiliki peran penting
dalam penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya. Prinsip bottom up
planning cukup kental pada penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya ini,
agar rencana yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan infrastruktur
Bidang Cipta Karya di daerah, dengan tetap mengacu pada kebijakan
nasional.
1.7.3 Penilaian Kelayakan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Kelayakan suatu dokumen RPI2-JM Bidang Cipta Karya perlu dinilai
untuk meningkatkan kualitas substansi dokumen tersebut. Penilaian
kelayakan tersebut menggunakan metode skoring, dimana masing –
masing kriteria kelayakan telah ditetapkan bobot/nilainya. Indikator
Penilaian Dokumen RPI2-JM dinilai dari beberapa kriteria yaitu:
a. Kelengkapan Dokumen
Penilaian kelengkapan dokumen dilihat dari legalisasi dokumen
RPI2-JM oleh Bupati/Walikota, dan outline dokumen yang sesuai
dengan buku pedoman penyusunan RPI2-JM.
b. Keterpaduan Strategi Pengembangan Kota dan Kawasan
Penilaian terhadap kelayakan rencana dilihat dari keterpaduan
strategi yang tertuang pada dokumen perencanaan pembangunan
nasional (RPJPN, RPJMN, peraturan perundangan Bidang Cipta
KSN, dan RTRW Kabupaten/Kota), dan perencanaan
pengembangan kawasan khusus (MP3EI dan KEK).
c. Kelayakan Program
Penilaian terhadap kelayakan program dalam rencana program
investasi sektor pengembangan permukiman, rencana program
investasi sektor PBL, rencana program investasi sektor PLP,
rencana program investasi sektor SPAM.
d. Kelayakan Lingkungan dan Sosial
Penilaian terkait aspek perlindungan sosial dan lingkungan dalam
pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya.
e. Kelayakan Pendanaan
Penilaian kelayakan dan kesesuaian anggaran untuk program
/kegiatan RPI2-JM serta pemanfaatan multi sumber pendanaan.
f. Kelayakan Kelembagaan
Penilaian kelayakan kelembagaan dilihat dari kesiapan kelembagaan
untuk menyusun dan mengelola implementasi RPI2- JM di daerah.
g. Matriks Program
h. Penilaian kelayakan kegiatan dilihat dari penetapan prioritas program
dan matriks program berdasarkan entitas yang tertuang dalam
RPI2-JM Bidang Cipta Karya.
Dalam melakukan revisi dokumen RPI2JM Kabupaten/Kota yang
dilakukan oleh RPI2JM Kabupaten/kota, Satgas RPI2JM Provinsi, dan
Satgas RPI2JM Pusat terdapat Standar Operasional Prosedur (SOP)
dalam melakukan review/revisi dokumen RPI2JM Bidang Cipta Karya.
Pembagaian tugas Satgas RPI2JM Kabupaten/Kota, Satgas RPI2JM
Provinsi, Satker Perencanaan dan Pengendalian Provinsi serta Satgas
RPI2JM pusat dalam proses review/revisi dokumen RPI2JM
1. Penyusunan Dokumen RPI2JM Kabupaten/Kota dilakukan oleh
Satgas RPI2JM Kab/Kota, Satgas RPI2JM Provinsi, dan Satker
Perencanaan dan Pengendalian Provinsi;
2. Pembahasan Progress Dokumen RPI2JM Kabupaten/Kota dilakukan
oleh Satgas RPI2JM Kab/Kota, Satgas RPI2JM Provinsi, Satker
Perencanaan dan Pengendalian Provinsi, Satgas RPI2JM Pusat
yaitu Direktorat Bina Program yang terdiri dari Korwil dan Satker
Perencanaan dan Pengendalian, Direktorat Pengembangan
Permukiman, Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan,
Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman,
dan Direktorat Pengembangan Air Minum. Pembahasan progress
dokumen RPI2JM Kab/Kota ini dilakukan secara berkala;
3. inalisasi Dokumen RPI2JM Kab/Kota dilakukan oleh Satgas RPI2JM
Kab/Kota, Satgas RPI2JM Provinsi, dan Satker Perencanaan dan
Pengendalian Provinsi;
4. Evaluasi Penilaian Dokumen RPI2JM Kab/Kota dilakukan oleh
Satgas RPI2JM Pusat yaitu Direktorat Bina Program yang terdiri dari
Korwil dan Satker Perencanaan dan Pengendalian, Dorektorat
Pengembangan Permukiman, Direktorat Penataan Bangunan dan
Lingkungan, Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan
Permukiman, dan Direktorat Pengembangan Air Minum; dan
5. Revisi Final Dokumen RPI2JM Kab/Kota yang dilakukan oleh Satgas
RPI2JM Kab/Kota, Satgas RPI2JM Provinsi, dan Satker
Perencanaan dan Pengendalian Provinsi.
Dalam kegiatan penilaian dokumen RPI2JM peran Satgas Provinsi
yaitu :
• Memberikan masukan dan arahan pada kegiatan mereview outline dokumen RPI2JM terhadap buku pedoman RPI2JM dimana semua
• Review strategi / skenario pengembangan wilayah dengan melihat dokumen SPPIP;
• Mengkaji dokumen SPPIP dan RPKPP serta mengkaji rencana program investasi pengembangan permukiman;
• Mengkaji dokumen RTBL dengan melihat kesesuaian rencana program investasi penataan bangunan dan lingkungan yang ada
pada dokumen RPI2JM Kab/Kota;
• Mengkaji dokumen SSK dan Masterplan Drainase lalu mereview rencana program investasi penyehatan lingkungan permukiman; • Mengkaji RI-SPAM lalu mereview rencana program investasi
sistem penyediaan air minum;
• Mengkaji dokumen perencanaan yang ada untuk mereview aspek sosial dan lingkungan;
• Melakukan sinkronisasi, optimalisasi dan skala prioritas untuk mereview terhadap penetapan prioritas program investasi; serta • Berkoordinasi dengan Satgas RPI2JM Pusat dan Satgas RPI2JM
Kabupaten/Kota untuk aspek legalisasi.
Untuk Satgas RPI2JM Pusat yaitu Direktorat Bina Program yang
terdiri dari Koordinasi Wilayah (Korwil), Satker Perencanaan dan
Pengendalian, Direktorat Pengembangan Permukiman, Direktorat
Penataan Bangunan dan Lingkungan, Direktorat Pengembangan
Penyehatan Lingkungan Permukiman, Direktorat Pengembangan Air
Minum, dan Setditjen CK, kegiatan yang dilakukan dalam review RPI2JM
adalah :
• Mengkaji strategi pengembangan Bidang Cipta Karya untuk memberikan masukan terhadap review strategi/ skenario
pengembangan wilayah terhadap kesesuaian dengan RTRW
Nasional, Provinsi, dan Kabupaten/Kota dengan dokumen strategi
• Satker Perencanaan dan Pengendalian berkoordinasi dengan Direktorat Pengembangan Permukiman pada kegiatan review
terhadap rencana program investasi pengembangan permukiman
terhadap kesesuaian dengan dokumen rencana pembangunan
kawasan permukiman prioritas (RPKPP);
• Satker Perencanaan dan Pengendaliaan berkoordinasi dengan Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan untuk mengecek
dokumen RTBL dan mereview rencana program investasi
penataan bangunan dan lingkungan terhadap kesesuaian dengan
dokumen RTBL;
• Satker Perencanaan dan Pengendalian berkoordinasi dengan Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman
untuk mengecek kesesuaian dokumen SSK dan Masterplan
Drainase dan mereview rencana program investasi penyehatan
lingkungan permukiman;
• Satker Perencanaan dan Pengendaliaan berkoordinasi dengan Direktorat Pengembangan Air Minum untuk mengecek kesesuaian
terhadap RI-SPAM dan mereview Rencana Program Investasi Air
Minum;
• Satker Perencanaan dan Pengendalian dan semua komponen yang termasuk dalam Satgas RPI2JM Pusat berkoordinasi dengan
Satgas Provinsi dalam kegiatan sinkronisasi, optimalisasi dan skala
prioritas untuk penetapan prioritas program investasi; dan
• Direktorat Bina Program yang terdiri dari Koordinator Wilayah dan Satker Perencanaan dan Pengendalian beserta Bagian Hukum
(Setditjen CK) berkoordinasi dengan Satgas Provinsi dalam aspek